Kel.1 - Letak Sungsang.doc
Transcript of Kel.1 - Letak Sungsang.doc
Persalinan Letak Sungsang
REFERENSI
DASAR TEORIA. Pengertian Letak Sungsang
Letak sungsang adalah jika kondisi letak janin memanjang didalam rahim
dengan kepala sebelah atas dan bokong sebelah bawah, belum atau sudah masuk
kedalam pintu atas panggul. Letak sungsang ada bermacam-macam dan tidak
semua ahli kebidanan memberi sebutan yang sama terhadap letak sungsang
tersebut. Dalam penjelasan ini akan dibahas beberapa istilah yang lazim dipakai
1. Letak Bokong
Letak ini terjadi apabila kedua tungkai kaki terangkat keatas dimuka
perut anak, jadi tidak terdapat kaki disamping bokong. Presentasi bokong
dengan pinggul fleksi dan tungkai ekstensi pada abdomen 70% presentasi
bokong adalah jenis ini dan banyak terjadi terutama pada primigravida yang
tonus otot uterusnya yang baik mengahmbat fleksi tungkai dan putaran
bebas janin.
2. Letak Bokong Kaki
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 1
JOB/KEGIATAN : Persalinan Letak Sungsang
UNIT : Asuhan Kebidanan II (Persalinan)
DOSEN : Annisa Sali Pinaremas, SST., M.Kes
OPS : Setelah mengikuti
demonstrasi ini mahasiswa
mampu
mendemonstrasikan kembali pelaksanaan
pertolongan
persalinan letak sungsang
1. Khumaira, Marsha. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Citra Pustaka.
2. Prawihardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo.
3. Yulia, Dwi. 2009. Buku Ajar Bidan Myles Edisi 14. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Persalinan Letak Sungsang
Apabila letak kaki disamping bokong dan masih terbagi dalam 2 macam :
a. Kedua kaki terdapat disamping bokong (letak bokong sempurna atau
complete breech). Sikap janin pada posisi ini fleksi sempurna, dengan
pinggul dan lutut fleksi dan kaki terlipat kedalam di samping bokong.
b. Hanya satu kaki yang terdapat di samping bokong (kaki yang lain naik
keatas). Hal ini jarang terjadi, satu atau kedua kaki menjadi bagian
presentasi karena baik pinggul atau lutut tidak sepenuhnya fleksi. Kaki
lebih rendah dari bokong, yang membedakannya dari presentasi bokong
sempurna.
3. Letak Kaki
Kondisi letak ini terjadi jika posisi letak tungkai seperti biasa terlihat
dimuka perut, akan tetapi jauh dari badan anak hingga melewati bokong dan
terletak paling rendah. Letak kaki ini mempunyai 2 macam :
a. Kedua kaki terletak dibawah (letak kaki sempurna)
b. Hanya satu kaki yang terletak dibawah (letak kaki tidak sempurna)
4. Letak Lutut
Jika tungkai bertekuk dilutut dan lutut tersebut terletak paling rendah.
Hal ini sangat jarang terjadi, satu atau kedua pinggul mengalami ekstensi
dengan lutut fleksi. Letak lutut ini juga ada 2 macam :
a. Kedua lutut terletak paling rendah (letak lutut sempurna)
b. Hanya satu lutut yang terletak paling rendah (letak lutut tak sempurna)
Frekuensi letak sungsang antara 2,5 – 3% yang paling bnayak terjadi
adalah letak bokong dan letak bokong kaki (75% dari semua kelainan letak
sungsang), setelah itu letak kaki (24%), kemudian dan jarang sekali adalah
letak lutut (1%).
B. Penyebab SungsangSering kali tidak ada penyebab yang bisa di identifikasi, tetapi berbagai
kondisi berikut ini mendorong terjadinya presentasi bokong :
1. Tungkai ekstesi.
Sefalik spontan dapat terhambat jika tungkai janin mengalami ekstensi dan
membelit punggung.
2. Persalinan premature
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 2
Persalinan Letak Sungsang
Presentasi bokong relatif banyak terjadi sebelum usia gestasi 34 minggu
sehingga presentasi bokong lebih sering terjadi pada persalinan premature
3. Kehamilan kembar
Kehamilan kembar membatasi ruang yang tersedia untuk perputaran janin,
yang dapat menyebabkan salah satu janin atau lebih memiliki presentasi
bokong.
4. Polihidramnion
Distensi rongga uterus oleh cairan amnion yang berlebihan dapat
menyebabkan presentasi bokong.
5. Hidrosephalus
Peningkatan ukuran kepala janin lebih cenderung terakomodasi didalam
fundus.
6. Abnormalitas uterus
Distorsi rongga uterus oleh septum dan jaringan fibroid dapat menyebabkan
presentasi bokong.
7. Plasenta previa
Sebagian penulis meyakini bahwa hal ini dapat menyebabkan presentasi
bokong, tetapi sebagian lain.
C. Diagnosa1. Periksa Luar
Palpasi tidak menyatakan suatu benda yang berupa kepala diatas pintu atas
panggul, akan tetapi disini teraba bokong yang tidak begitu bundar dan
keras, lagi pula tidak menunjukkan tanda ballotemen. Kepala anak dapat
diraba disebelah atas fundus uteri. Pada auskultasi bunyi jantung bayi dalam
letak sungsang umumnya terdengar lebih tinggi pada perut ibu dari pada
dalam letak kepala.
2. Periksa Dalam
Dengan periksa dalam biasanya keadaan letak sungsang menjadi lebih jelas,
meskipun terkadang sulit juga bilamana bokong belum turun kedalam
rongga panggul. Untuk mengetahui bokong dengan pasti, kita dapat meraba
suatu benda yang keras, yaitu tulang kelangkang (os sacrum), bentuknya
segitiga di tengah-tengahnya terasa benjolan dari crista sacralis media.
Bagian tulang yang keras juga adalah kedua benjolan tuber ossis ischi
(bagian bawah dari os ischi). Lebih jelas lagi jika kita dapat meraba didepan
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 3
Persalinan Letak Sungsang
sacrum liang dubur. Didekat ini terdapat alat kelamin luar bayi (labia
mayora pada bayi perempuan dan scrotum pada bayi laki laki). Akan tetapi
bagian ini tidak jelas jika diraba dan sulit membedakan dengan muka bayi
sebagai petunjuk mungkin diselidiki perbedaan antara :
a. Anus
1) Lubang kecil tidak dapat dimasuki ujung jari kedalamnya
2) Oleh jari kadang terbawa mekonium
b. Mulut
1) Dapat dimasuki ujung jari kedalamnya dan terasa pinggir rahang
atas dan bawah. Terkadang lidah bayi terasa menghisap jari
tersebut.
2) Jari-jari yang masuk kedalam mulut kelihatan bersih.
c. Kaki
Teraba tumit sebagian besar yang runcing. Kaki ini bersudut kurang
lebih 900 dengan tungkai bawah. Jari-jari sejajar dan lebih pendek dari
jari tangan.
d. Tangan
Jari-jari tangan ada lebih panjang dari jari-jari kaki, dibandingkan
dengan telapak kaki.
D. Fase-Fase Kelahiran Letak Sungsang1. Fase Lambat Pertama
Tahapan persalinan dari bokong sampai umbilicus (skapula depan)
disebut fase lambat oleh karena pada fase ini umumnya tidak terdapat hal-
hal yang membahayakan jalannya persalinan. Pada fase ini, penolong
bersikap pasif menunggu jalannya persalinan.
2. Fase Cepat
Tahapan persalinan dari umbilikus sampai mulut disebut fase cepat oleh
karena dalam waktu < 8 menit (1 – 2 kali kontraksi uterus) fase ini harus
sudah berakhir. Pada fase ini, tali pusat berada diantara kepala janin dengan
PAP sehingga kemungkinan tali pusat terjepit, oleh karena itu fase ini harus
segera diselesaikan dan tali pusat harus dilonggarkan. Pada fase ini
penolong bersikap aktif dalam pertolongan persalinan.
3. Fase Lambat Kedua
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 4
Persalinan Letak Sungsang
Tahapan persalinan dari mulut sampai seluruh kepala. Disebut fase
lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi
(uterus) ke dunia luar yang bertekanan rendah, sehingga kepala harus
dilahirkan secara perlahan-lahan karena persalinan kepala yang terlalu cepat
pada presentasi sungsang dapat menyebabkan terjadinya dekompresi kepala
sehingga dapat menyebabkan perdarahan intrakranial (adanya ruptura
tentorium serebelli).
E. Cara Kelahiran Bayi dengan Letak SungsangBiasanya pada hamil sulung, waktu akhir hamil bokong bayi sudah masuk di
PAP, sedangkan pada hamil ulang hal ini berlaku jika persalinan sudah mulai
dengan datangnya his. Bokong turun melalui Pintu Atas Panggul ialah dengan
garis pangkal paha dalam ukuran melintang atau miring terhadap Pintu Atas
Panggul, kadang-kadang juga dalam ukuran memanjang. Jika bokong bayi sudah
sampai atau hampir sampai didasar panggul, maka atas pengaruh dasar panggul
ini disertai pengaruh paksi panggul, bokong bayi jadi berputar, hingga garis
pangkal paha terletak dalam ukuran muka belakang.
Sekarang bokong sebelah depan mulai terlihat dibelakang symphisis dan
selanjutnya diikuti oleh bagian trochanter. Dengan daerah trochanter ini
dibawah symphisis sebagai hypomoclion lahirnya pada bokong sebelah belakang
melewati perineum, hingga dengan demikian lahirlah seluruh pantat bayi. Mulai
dari dasar panggul sampai lahirnya pantat dan seluruhnya, yang jelas terlihat
adalah tulang belakang pinggang dari bayi membengkok kearah luar
(laterofleksi).
Berlakunya ialah karena ada beberapa sebab :
1. Garis pangkal paha ialah ukuran yang paling panjang dan harus keluar dari
Pintu Bawah Panggul dalam ukuran muka belakang (sebab pada pintu
bawah panggul ukuran inilah yang paling panjang).
2. Pergerakan tulang belakang didaerah pinggang bayi yang paling mudah
hanya kesamping (lateral).
3. Pada letak sungsang dengan kaki keatas gerakan kebelakang dihalangi oleh
kaki, sehingga hanya ada kemungkinan gerakan laterofleksi.
Setelah seluruh pantat lahir gerakan laterofleksi berlaku terus, akan tetapi
lambat laun berangsur-angsur punggung anak berputar keatas, hingga badan bayi
tersebut menjadi mengedik (artinya terjadi lordose), terlebih lagi jika kaki sudah
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 5
Persalinan Letak Sungsang
lahir. Lebih banyak bagian badan bayi yang lahir, gerakan itu menjadi lebih
bebas dan tulang belakang anak lebih suka mengadakan lordose.
Selain itu, faktor yang menyebabkna punggung anak berputar kemuka ialah
bahu anak masuk Pintu Atas Panggul, dalam ukuran melintang. Jika bahu akan
melewati Pintu Bawah Panggul, maka punggung anak berputar terlebih dahulu
hingga bahu depan lahir dibawah symphisis dan setelah itu diikuti oleh bahu
belakang dengan melewati perineum.
Pada letak sungsang lahirnya lengan bayi bersamaan dengan dada dan bahu.
Sementara itu kepala bayi turun kedalam rongga panggul dengan sutura sagitalis
dalam ukuran melintang. Sesampainya dalam rongga panggul, kepala bayi agak
fleksi berputar hingga dagu berada dibelakang. Selanjutnya bagain belakang
kepala bayi (subocciput) lahir dibawah symphisis dan dengan bagian ini sebagai
hypomuchlion lahirnya berturut-turut dagu, muka dan kening melewati
perineum.
F. Persalinan Letak SungsangPelahiran pervaginam harus disampaikan kepada ibu sebagai hal yang
normal, untuk presentasi bokong selama tidak ada komplikasi, tetapi harus
dijelaskan juga kepada ibu bahwa terdapat resiko pelahiran dengan secsio
secaria. Pada studi restrospektif tentang kelahiran pada presentasi bokong,
prognosis presentasi bokong yang terdiagnosis dalam persalinan telah terbukti
baik, yang juga meliputi mereka yang sesuai untuk kelahiran pervaginam, jika
dipilih kelahiran pervaginam dengan presentasi bokong, terdapat rata rata 50%
kemungkinan keberhasilan kelahiran pervaginam. Pengkajian yang seksama
harus dilakukan diawal persalinan dan penatalaksanaan persalinan yang sudah
dibuat sebelumnya harus ditinjau kembali dan konsultan obstetri diberitau
tentang presentasi bokong pada persalinan.
1. Kala I
Asuhan dasar selama kala 1 sama dengan persalinan normal. Meskipun
presentasi bokong dengan tungkai ekstensi dapat masuk dengan cukup tepat
pada serviks, tidak begitu halnya dengan presentasi bokong sempurna dan
selaput ketuban cenderung untuk pecah secara dini oleh karena itu,terdapat
peningkatan resiko prolaps tali pusat, dan pemeriksaan vagina dilakukan
untuk menyingkirkan kemungkinan ini segera setelah ketuban pecah. Jika
ketuban tidak pecah secara spontan pada tahap awal akan lebih aman jika
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 6
Persalinan Letak Sungsang
selaput ketuban tersebut dibiarkan tetap utuh sampai terjadi persalinan dan
posisi bokong sejajar dengan spina iskium. Cairan bercampur mekonium
terkadang ditemukan akibat kompresi abdomen janin dan tidak selalu
menjadi tanda-tanda gangguan kondisi janin.
Analgesia, blok epidural dapat disampaikan kepada ibu yang memiliki
presentasi bokong karena dapat menghambat dorongan mengejan yang
prematur. Namun demikian, tidak ada data yang menunjukan bahwa hal ini
di indikasikan. Analgesia epidural dapat menyebabkan memanjangnya Kala
II persalinan dan tidak memiliki manfaat khusus bagi ibu yang melahirkan
presentasi bokong pada saat cukup bulan.
2. Kala III
Dilatasi lengkap pada serviks harus selalu dipastikan dengan
pemeriksaan vagina sebelum ibu mulai mengejan aktif. Hal ini karena pada
presentasi kaki dapat terlihat pada vulva ketika serviks hanya berdilatasi
sebagian atau jika tungkai mengalami ekstensi, terutama jika janin kecil,
bokong dapat masuk ke dalam serviks yang belum berdilatasi sempurna.
Pada kasus lain, kepala dapat terperangkap didalam serviks ketika janin baru
dilahirkan sebagian. Jika persalinan terjadi di Rumah Sakit, biasanya Dokter
Spesialis Obstretic diberitahu tentang awitan Kala II ; Dokter Spesialis
Pediatrik harus hadir ketika kelahiran dan Dokter Spesialis Anastesi juga
diberitahu untuk berjaga-jaga seandainya anastesi umum diperlukan.
Mengejan aktif tidak dimulai sampai bokong dan mendistensi vulva.
Kegagalan bokong untuk turun ke perineum pada Kala II, walaupun
kontraksi uterus baik dapat mengindikasikan diperlukan seksio sesaria.
Setelah dipertimbangkan syarat-syarat dan kontraindikasi yang telah
diuraikan diatas, jika putaran luar tidak dapat dilakukan lagi maka untuk
sementara waktu hanya menunggu dan mengawasi jalannya persalinan.
Dengan cara kelahiran seperti yang telah dijelaskan diawal, bayi dalam letak
sungsang dapat juga lahir spontan, akan tetapi kemungkinan besar bayi pada
suatu saat terancam bahaya. Pada umumnya keadaan mulai berbahaya bagi
bayi adalah setelah pantat lahir. Sebelum itu biasanya tidak ada alasan untuk
bertindak atau berbuat apa-apa. Sekali-kali kelihatan dengan lahirnya
bokong, tali pusat terdapat diantara dua tungkai. Dalam hal ini sebaiknya
bagian tali pusat yang berada di punggung bayi ditarik sedikit dengan ringan
supaya agak longgar dan nanti pada lahirnya kaki belakang diusahakan
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 7
Persalinan Letak Sungsang
supaya kaki belakang tersebut bisa melewati jerat (lus) tali pusat yang sudah
longgat tersebut.
Cara berbaring, supaya lebih mudah melakukan pertolongan pada letak
sungsang maka perempuan bersalin harus berbaring melintang pada tempat
tidur. Hal ini tentu tidak dilakukan sejak awal mulai persalinan, akan tetapi
saat yang baik untuk menidurkan adalah jika bokong atau anus sudah mulai
tampak sedikit didalam vulva. Terlebih jika menolong di Rumah Sakit
sendiri, tentu hal ini sudah dipikirkan terlebih dahulu, sehingga ada tempo
untuk mengadakan persediaan (letak tempat tersebut dan sebagainya).
Selanjutnya bidan siap sedia menunggu dengan tangan yang steril.
Setelah pantat anak lahir, maka sebaiknya kita berikhtiar supaya anak
dapat lahir dengan segera dan diteruskan pertolongan dengan tangan
(manualhilfe atau manual-aid) yang tidak begitu sulit dalam
mengerjakannya. Cara melakukan pertolongan bantuan dengan tangan ini
adalah sebagai berikut :
a. Cara Lama (Klasik)
Setelah bokong bayi lahir seluruhnya, maka dengan kedua tangan si
penolong memegang panggul bayi sedemikian rupa hingga kedua ibu
jari terletak berdampingan didaerah tulang kelangkang (sacrum) bayi,
sedangkan kedua jari telunjuk masing-masing terletak didaerah lipat
paha bayi. Dengan pegangan demikian, tubuh bayi ditarik ke arah
bawah, hingga daerah ujung tulang belikat (scapula) kelihatan dibawah
symphisis.
Selanjutnya harus dilahirkan terlebih dahulu lengan belakang bayi,
sebab disinilah ada ruangan (cekung sacrum) yang agak lebih luas.
Dalam hal ini harus kita ketahui lengan apakah yang terletak sebelah
belakang tersebut, lengan kiri atau lengan kanan. Jika lengan belakang
tersebut misalnya lengan kiri maka lengan tersebut harus dikeluarkan
dengan tangan kiri pula. Untuk mengerjakan ini tangan kanan
memegang kedua kaki bayi dan menaikkan keatas setinggi tingginya
yaitu agak kesamping kiri. Tindakan ini dimaksudkan agar lengan tetap
tinggal dimuka dada bayi.
Apabila lengan belakang tersebut terletak sebelah belakang kiri
terhadap si penolong (sebelah kanan bawah dari badan sang ibu), maka
kaki bayi tersebut dinaikkan kesamping kanan sipenolong. Sebaliknya
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 8
Persalinan Letak Sungsang
jika lengan tersebut terletak sebalah belakang kanan dari si penolong,
kaki bayi dinaikkan kesamping kiri. Selanjutnya seperti hal diatas
lengan belakang tersebut harus dikeluarkan dengan tangan kiri si
penolong.
Caranya adalah 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) si penolong
dimasukkan kedalam vagina pada punggung bayi digerakkan keatas
melewati bahu atas bayi dan diturunkan melewati lengan atas sebelah
depan sampai pada lipatan siku bayi, (plica cubiti). Jika ini sedikit
ditekan maka bersama lengan atas keluar pula lengan bawah karena
bersama melewati dada dan dikeluarkan seluruh lengan tersebut
disamping perut bayi. Setelah lengan belakang tersebut lahir, maka
harus dikeluarakan lengan depan. Untuk melakukan ini tangan si
penolong ditukarkan, artinya selanjutnya kedua kaki bayi dipegang
dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan akan mengeluarkan lengan
depan yaitu lengan tangan bayi. Menurut prinsip diatas selanjutnya kaki
bayi tersebut dengan menggunakan tangan kiri si penolong diturunkan
kesamping kiri si penolong dan dengan bantuan tangan kanannya yang
melahirkan lengan depan bayi, caranya ialah dengan dua jari mencari
plica cubbiti seperti diuraikan diatas. Demikianlah cara melahirkan
lengan anak secara klasik.
b. Melahirkan kepala bayi (Mauriceau Veit-smellie dari jerman)
Setelah kedua lengan dan bahu bayi lahir, maka selanjutnya
melahirkan bagian kepala disini harus ditegakkan yaitu kepala bayi
yang sudah berada di dalam rongga panggul. Cara melakukan ini yang
di namakan menurut Mauriceau (Veit-smellie dari jerman) adalah
sebagai berikut : Satu atau dua jari (jari telunjuk, jari tengah)
ditempatkan kedalam vagina dan prosedur melahirkan kepala (Manuver
Mauriceau Smellie Veit) dimasukkan ke dalam mulut bayi.jari tangan
mana yang akan di pakai tergantung pada kedudukan kepala bayi, jika
muka memaling kekiri (sebelah kanan si saki), maka sebaiknya si
penolong memasukkan jari tangan kirinya. Sebaliknya si penolong
memakai tangan kanan jika muka bayi memaling kekanan.
Jari tangan kiri di masukkan kedalam mulut bayi, sedangkan tangan
kiri serta lengan bawah kiri menopang badan bayi tersebut pada dada
dan perut. Dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan si
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 9
Persalinan Letak Sungsang
penolong memegang leher bayi.sementara itu tangan kiri membawa
muka bayi ke tengah kedaerah tulang tungging (os coccygis) dan
menekan ke bawah, hingga dagu anak mendekati dada anak. Setelah ini
di lakukan, barulah tangan luar mencekam leher bayi diatas bahu lebih
luas. Bersamaan dengan tangan dalam selanjutnya di lakukan tarikan
kearah bawah sampai batas rambut pada kuduk bayi (atau bagian sub
oksiput) kelihatan di vulva di bawah simpisis. Dari mulai saat ini
dengan kedua tangan sipenolong, tubuh bayi di naikkan keatas
berangsur-angsur sambil muka bayi tertekan pada dadanya oleh tangan
dalam, hingga berturut-turut lahir melewati perineum dagu, muka dan
akhirnya makin tinggi badan tersebut dibengkokkan di ikuti oleh
kelahiran dahi, puncak kepala dan belakang kepala melewati perineum.
Pastikan tidak ada lilitan tali pusat dileher janin. Kalau ada tali
pusat dipotong dulu dekat pusat janin.
1) Janin dalam posisi telungkup menghadap kebawah, letakkan
tubuhnya ditangan dan lengan penolong sehingga kaki bayi berada
di kiri dan kanan tangan tersebut (atau bila bayi belum dalam posisi
telungkup), gunakan tangan yang menghadap wajah bayi.
2) Tempatkan jari telunjuk dan jari manis di tulang pipi bayi.
3) Gunakan tangan yang lain untuk memegang bahu dari arah
punggung dan dipergunakan untuk melakukan traksi
4) Buatlah kepala bayi fleksi dengan cara menekan tulang pipi janin
kearah dadanya
5) Bila belum terjadi putar paksi dalam, penolong melakukan gerakan
putar paksi dengan tetap menjaga kepala tetap fleksi dan traksi
bahu mengikuti arah sumbu panggul
6) Bila sudah terjadi putar paksi dalam, lakukan traksi kebawah
dengan mempertahankan fleksi kepala bayi dan mintalah asisten
untuk menekan daerah suprasimphisis.
7) Setelah sub oksiput lahir dibawah simpihisis, badan bayi sedikit
demi sedikit dielevasi keatas (kearah perut ibu) dengan sub oksiput
sebagai hipomoklion. Berturut-turut akan lahir dagu mulut dan
seluruh kepala.
c. Cara melahirkan lengan anak dengan perasat menurut Muller
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 10
Persalinan Letak Sungsang
Tekniknya setelah pantat bayi lahir seluruhnya maka panggul
tersebut dipegang dengan kedua tangan si penolong seperti pada cara
klasik. Kemudian tubuh bayi ditarik lurus kebawah (vertical). Maksud
tindakan ini ialah supaya seluruh gelang-bahu bayi masuk ke dalam
rongga panggul sampai ke Pintu Bawah Panggul, oleh karena itu
tindakan ini sebetulnya disebut ekstraksi bahu. Penarikan dilakukan
terus sampai bahu depan anak terlihat di vulva di bawah simpisis.
Biasanya (jika lengan bayi letaknya normal bersilang di depan
dada), maka siku dan tangan (lengan) keluar bersama-sama, jika tidak
maka tangan tersebut mudah juga dilahirkan dengan mengait dengan
satu jari atau memberikan sedikit tekanan dengan satu jari.
Buat melahirkan lengan belakang maka selanjutnya kedua kaki
bayi dipegang (seperti cara klasik) dan dinaikkan setinggi-tingginya,
dengan demikian bahu dan lengan belakang bayi lahir dengan mudah.
Akhirnya kepala dapat dilahirkan secara Mauriceau seperti yang telah
dijelaskan diatas.
d. Usaha menurut Bracht
Setelah bokong bayi lahir dan sedang memutar supaya punggung
terletak sebelah depan, maka dengan kedua tangan kita memegang
bagian yang telah lahir tersebut. Caranya adalah :
1) Dalam hal kaki bayi masih tersangkut diatas, maka tangan kita
mencekap bokong dan paha.
2) Pada letak kaki yang dipegang terutama paha bayi, supaya tidak
memberikan tekanan pada perut bayi.
Selanjutnya, seorang asisten melakukan dorongan (ekspressi)
menurut Kristeller, maka kedua tangan yang memegang bokong dan
paha tersebut memutar badan bayi keatas (tidak melakukan tarikan),
artinya ikut serata menyempurnakan gerakan lengkung (lordose) oleh
badan bayi mengelilingi simpisis. Dengan demikian perlahan-lahan
lahirnya perut bayi melewati perineum, diikuti oleh dada dan kedua
tangan yang terletak bersilang di depan dada bayi tersebut. Bahu bayi
lahir dalam ukuran melintang dan akhirnya kepala dengan berturut-turut
dagu, muka dan dahi melewati perineum.
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 11
Persalinan Letak Sungsang
Usaha yang dijelaskan diatas mula-mula diajukan oleh Bracht dari
Berlin tahun 1935. Sebagai keuntungan dari usahanya tersebut ia
mengemukakan beberapa alasan sebagai berikut:
1) Tindakan tersebut ialah yang paling mendekati keadaan fisiologis
dari persalinan letak sungsang.
2) Si penolong tidak perlu memasukkan jarinya ke dalam vagina
sehingga bahaya infeksi dapat dihindari atau diminimalisir,
pertolongan dilakukan semata-mata dengan tangan luar (auszere
Manualhilfe).
3) Lengan bayi tidak berubah letaknya, tetap tinggal bersilang di
depan dada
4) Mungkin juga dengan tindakan tersebut tali pusat kurang terjepit.
Meskipun demikian, usaha menurut Bracht tersebut ada pula
keberatannya, yaitu sukar dijalankan pada primipara. Selain dari itu
tindakan hanya akan berhasil jika lengan bayi letaknya normal didepan
dada dan berbahaya sekali jika lengan bayi tinggi letaknya dan naik
keatas.
e. Prosedur melahirkan lengan diatas kepala atau dibelakang leher
(maneuver Lovset)
1) Pegang janin pada pinggulnya (perhatikan cara pegang yang benar).
2) Putarlah badan bayi setengah lingkaran dengan arah putaran
mengupayakan punggung yang berada di atas (anterior)
3) Sambil melakukan gerakan memutar, lakukan traksi ke bawah
sehingga lengan porterior berubah menjadi anterior dan
melahirkannya dengan menggunakan dua jari penolong dilengan
atas bayi.
4) Putar kembali badan bayi kerah berlawanan (punggung tetap
berada di atas) sambil melakukan traksi kearah bawah. Dengan
demikian, lengan yang awalnya adalah anterior kembali lagi ke
posisi anterior untuk dilahirkan dengan cara yang sama.
f. Manualhilfe
Jika dilihat dari yang telah dijelaskan diatas maka dapat
disimpulkan sebagai berikut : Cara klasik bisa dikatakan dapat
digunakan dalam hal apapun hanya disini diawali dengan memasukkan
tangan kedalam vagina yang dapat menimbulkan infeksi. Jika panggul
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 12
Persalinan Letak Sungsang
berukuran biasa dan letak lengan bayi normal bersilang didepan dada
maka dapatlah dilakukan perasat menurut Muller atau usaha Bracht
karena kemungkinan lengan bayi naik ketas jarang sekali. Dalam hal
penarikan (ekstrasi) tubuh bayi dilakukan setelah pemutaran (versi),
lebih baik jika kita menjalankan cara klasik karena kemungkinan lengan
bayi naik keatas jauh lebih besar.
Keuntungan perasat menurut Muller ialah tangan baru dimasukkan
kedalam vagina waktu hendak melahirkan kepala akan tetapi
keberatannya perasat tersebut tidak selalu mungkin dijalankan dan yang
lebih penting lagi ialah apabila sudah dijalankan dan kemudian ternyata
lengan bayi tidak mudah keluar dan kita hendak menukar dengan cara
klasik, tindakan ini sangat sulit karena ujung tulang belikat sebelah
bawah sudah keluar.
g. Ekstraksi pada kaki atau bokong
Berbeda dengan bantuan manualhilfe pada letak sungsang yang
dilakukan setelah pantat bayi lahir, harusnya kita membedakan tindakan
lain yang dilakukan sebelum pantat bayi lahir, yaitu penarikan
(ekstraksi) pada kaki atau bokong. Tindakan yang akhir ini adalah lebih
sulit dan hanya bisa dijalankan jika ada indikasi yang nyata, baik
terhadap ibu maupun bayi. Satu syarat yang sangat penting dalam hal
ini adalah pembukaan harus lengkap.
Meskipun ekstraksi pada kaki tidak begitu mudah, akan tetapi pada
umumnya dapat dikerjakan. Lain hal dengan ekstraksi pada bokong.
Kekuatan jari yang menarik untuk melahirkan pantat bayi biasanya
tidak mencukupi, sehingga pekerjaan tersebut sangat sulit dilakukan.
Oleh sebab itu pada letak sungsang apabila bokong belum begitu turun
dalam rongga panggul (artinya turunnya kurang dari setengah), lebih
baik dicoba dulu mendorong pantat bayi keatas supaya tangan dapat
dimasukkan untuk mencari kaki dan diturunkan kaki ini untuk
menjalankan ekstrasi pada kaki.
h. Ekstraksi pada yang bersifat prophylactis
Dengan uraian diatas tentang sulitnya ekstraksi pada bokong, maka
suatu peristiwa dimana kita menjalankan ekstraksi pada kaki padahal
belum ada indikasi dari ibu atau bayi. Peristiwa tersebut adalah
pembukaan sudah lengkap, sedangkan bokong belum turun. Dalam hal
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 13
Persalinan Letak Sungsang
semacam ini kemungkinan besar persalinan akan berlangsung lambat
dan jika nanti bokong sudah turun di rongga panggul ada indikasi untuk
menyelesaikan partus dengan segera, maka kita tidak dapat lagi
menjalankan ekstraksi pada kaki yang jauh lebih mudah. Jadi ekstraksi
kaki ini dilakukan jika ada indikasi dari keadaan ibu atau bayi.
G. KomplikasiSelain berbagai kesulitan yang disebutkan, komplikasi lainnya dapat terjadi,
yang sebagian besar mempengaruhi bayi. Banyak komplikasi tersebut yang
dihindari apabila persalinan ditangani oleh operator yang berpengalaman, atau
pelajar yang diawasi dengan ketat, untuk melahirkan bayi tersebut.
1. Impaksi bokong
Persalinan menjadi macet jika janin berukuran terlalu besar untuk pelvis
maternal.
2. Prolaps tali pusat
Hal ini lebih sering terjadi pada presentasi bokong fleksi atau bokong kaki
karena presentasi ini memiliki bagian presentasi yang tidak pas.
3. Cedera lahir
Kerusakan jaringan superfisial. Bidan harus memperingatkan ibu dan
pasangannya tentang memar yang mungkin trjadi setelah persalinan.
Oedema dan memar pada genetalia bayi dapat terjadi akibat tekanan pada
serviks. Pada presentasi bokong kaki, kaki yang keluar pada vagina atau
vulva untuk waktu yang lama dapat menagalmi oedema berat dan pucat.
Jika persalinan dilakukan dengan benar, hal-hal berikut ini cenderung
terjadi:
a. Fraktur humerus, klavikula atau femur atau dislokasi bahu atau pinggul.
Hal tersebut dapat terjadi selama pelahiran lengan atau tungkai yang
terekstensi.
b. Palsi Erb. Hal ini dapat terjadi jika fleksus brachialis rusak. Fleksus
brachialis dapat rusak saat pelahiran akibat berputarnya leher bayi.
c. Trauma organ internal dapat terjadi ruptur hati atau limfa akbiat
genggaman pada abdomen.
d. Kerusakan adrenal. Hal ini dapat disebabkan oleh genggaman abdomen
bayi yang menyebabkan syok akibat pelepasan adrenalin.
e. Kerusakan medula spinalis atau frkatur tulang belakang. Hal ini dapat
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 14
Persalinan Letak Sungsang
terjadi akibat penekukan badan ke arah belakang di atas simpisis pubis
saat melahirkan kepala.
f. Perdarahan intrakranial. Hal ini dapat terjadi akibat pelahiran kepala
yang terlalu cepat, yang tidak memberikan kesempatan untuk molase.
Hipoksia juga dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.
4. Hipoksia janin
Hal ini dapat terjadi akibat prolaps tali pusat atau kompresi tali pusat atau
plasenta terlepas sebelum waktunya.
5. Plasenta terlepas sebelum waktunya
Retraksi yang cukup kuat pada uterus terjadi pada saat kepala masih berada
didalam vagina dan plasenta mulai terlepas. Keterlambatan pelahiran kepala
yang lama dapat menyebabkan hipoksia berat pada janin.
6. Trauma maternal
Komplikasi maternal akibat pelahiran presentasi bokong sama dengan
komplikasi pelahiran pervagina operatif lainnya.
PETUNJUK UMUM
KESELAMATAN KERJA
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 15
1. Baca dan fahami petunjuk pada lembar kerja (job
sheet)
2. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan
3. Laporkan hasil kerja setelah pekerjaan selesai
1. Petugas kesehatan menggunakan
APD (Alat Pelindung Diri)
2. Bekerja secara terstruktur
3. Bekerja sesuai dengan Standar
Operasional Prosedur
Persalinan Letak Sungsang
PERTOLONGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANGPeralatan dan Bahan :1. Partus set
2. Heacting set
3. Uterotonika
4. Episiotomy set
5. Infus set, Needle No.23
Prosedur Pelaksanaan :
No Langkah-langkah Gambar
A. SIKAP atau PERILAKU
1. Memberi salam
Key Point
Bersikap sopan dan gunakan bahasa
yang baik
2. Menjelaskan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
Key Point
Gunakanlah bahasa yang mudah
dimengerti oleh ibu
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 16
Persalinan Letak Sungsang
3. Menanyakan gerakan janin
Key Point
Tanyakan gerakan janin yang dirasakan
ibu
B. CONTENT
4. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan
untuk pertolongan persalinan.
Mendekatkan ke tempat yang mudah
dijangkau
Key Point
Siapkan dan susun alat secara
ergonomis
a. Partus set
Key Point
Siapkan dan susun alat secara
ergonomis
b. Heacting set
Key Point
Siapkan dan susun alat secara
ergonomis
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 17
Persalinan Letak Sungsang
c. Uterotonika
Key Point
Lihat label cairan suntikan, dosis
dan kadaluarsa.
d. Episiotomy set
Key Point Pastikan peralatan
steril
e. Infus set, Needle No.23
Key Point
Siapkan dan susun alat secara
ergonomis
5. Memastikan kandung kemih ibu kosong
dan bersih pada daerah perineum
Key Point
Pastikan kandung Kemih ibu kosong
dengan bertanya kepada ibu sudah BAK
atau belum
6. Mengatur posisi ibu dan mengusahakan
dalam posisi litotomi
Key Point
Bantu ibu untuk ke posisi yang nyaman
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 18
Persalinan Letak Sungsang
7. Memakai celemek atau schort.
Mencuci tangan dengan sabun, air
mengalir, sebelumnya perhiasan dilepas
(cincin, jam tangan, dan gelang)
Key Point
Menggunakan teknik cuci tangan 7
langkah
8. Memakai sarung tangan DTT atau steril
dengan benar, sebelumnya memeriksa
mengeringkan terlebih dahulu dengan
handuk, kemudian memilih sarung
tangan yang pas dengan tangan yg pas
dengan ukuran.
Key Point
Perhatikan teknik steril dan pilih sarung
tangan yg sesuai
9. Melakukan pemeriksaan dalam untuk
menentukan presentasi, posisi dan
dilatasi
Key Point
Menjaga selalu privasi pasien dan
pastikan setiap tindakan yang dilakukan
menggunakan teknik steril
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 19
Persalinan Letak Sungsang
10. Mengatakan pada klien untuk mengejan
dengan benar bila ada kontraksi uterus.
Key Point
Gunakan bahasa yang mudah dipahami
oleh ibu
11. Melakukan episiotomy secukupnya
Key Point
Lakukan episiotomy sesuai dengan
indikasi episiotomy dan dilakukan
sesuai prosedur.
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 20
Persalinan Letak Sungsang
12. Melakukan manual AID (sebagian
tenaga ibu dan penolong)
Prosedur “Bracht”Setelah bokong bayi lahir, dengan kedua
tangan kita memegan bagian yang telah
lahir tersebut. Caranya adalah :
Jika bayi masih tersangkut diatas,
maka tangan kita mencekap bokong
dan paha
Pada letak kaki yang dipegang
terutama paha anak, supaya tidak
memberikan tekanan pada perut
anak.
Selanjutnya asisten melakukan
dorongan pada supra pubic dan
kedua tangan yang memegang
bokong dan paha mengarahkan
badan bayi keatas (tidak melakukan
tarikan), artinya ikut serata
menyempurnakan gerakan
lengkung (lordose) oleh badan anak
mengelilingi simpisis
Dengan demikian perlahan-lahan
lahirkan perut bayi melewati
perineum, diikuti oleh dada dan
kedua tangan yang terletak
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 21
Persalinan Letak Sungsang
bersilang di depan dada bayi
tersebut.
Bahu anak lahir dalam ukuran
melintang dan akhirnya kepala
dengan berturut-turut dagu, muka
dan dahi melewati perineum
Key Point
Prosedur bracht penolong pasif karena
bayi spontan lahir penolong aktif saat
membantu melahirkan kepala.
Prosedur Klasik
(Melahirkan Bahu Posterior) Melahirkan bahu dan lengan dengan
tenaga penolong, ini dikerjakan jika
tangan tidak dapa
Caranya setelah bokong dan kaki
dilahirkan, longgarkan tali pusat,
kedua pergelangan kaki janin
dipegang dengan tangan yang
bertentangan dengan lengan yang
akan dilahirkan
Tubuh janin diarahkan ke atas
sehingga perut janin mendekati
paha ibu.
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 22
Persalinan Letak Sungsang
Bersamaan dengan itu tangan
penolong yang satu dimasukkan
kedalam jalan lahir dan dengan jari
tengah dan jari telunjuk menelusuri
bahu janin sampai pada fosacubiti.
2 jari tangan tersebut ditempatkan
sejajar dengan humerus dan lengan
belakang janin dilahirkan dengan
gerakan seolah-olah lengan bawah
mengusap muka janin.
Untuk melahirkan lengan depan,
pegang kedua pergelangan kaki
janin dengan tangan yang
bertentangan dengan lengan depan,
tarik cunam ke bawah sehingga
punggung janin mengarah ke
bokong ibu.
Tangan yang lain menelusuri
punggung janin menuju ke lengan
depan sampai fosacubiti dan lengan
depan dikeluarkan seolah-olah
mengusap wajah dengan 2 jari
penolong sejajar dengan humerus
Key Point
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 23
Persalinan Letak Sungsang
Melahirkan lengan belakang terlebih
dahulu karena karena sacrum relatif
lebih luas.
Prosedur Mueller
(Melahirkan Bahu Anterior) Melahirkan bahu dan lengan depan
lebih dahulu
Kedua tangan penolong pada bokong
dan pangkal paha dipegang secara
femuro pelvic (kedua ibu jari
penolong diletakkan sejajar spina
sakralis media dan jari telunjuk pada
krista iliaka dan jari-jari lain
mencekap paha bagian depan)
Tubuh janin diarahkan ke bawah
sejauh mungkin sampai bahu depan
dibawah simpisis dan lengan depan
lahir.
Tubuh janin masih dipegang secara
femur pelvic arahkan ke atas sampai
bahu belakang lahir.
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 24
Persalinan Letak Sungsang
Bila bahu depan atau belakang tidak
lahir, lengan dilahirkan dengan cara
jari tengah dan telunjuk menelusuri
bahu janin sampai pada fosa cubiti,
dua jari tangan tersebut ditempatkan
sejajar dengan humerus dan lengan
depan atau belakang janin dilahirkan
dengan gerakan seolah-olah lengan
bawah mengusap muka.
Key Point
Melahirkan bahu depan terlebih dahulu
karena bagian yang tersangkut adalah
bahu belakang
Prosedur Loevset(Melahirkan Tangan Terjungkit)
Ketika lengan janin tidak ditinggikan
kembali dari kepala atau lengan
(Nuchal)
Setelah kaki dan bokong lahir
pegang dengan kedua tangan
penolong, tubuh janin diarahkan
kebawah sampai ujung bawah
scapula depan terlihat di bawah
simpisis.
Kemudian geser kedua tangan
penolong dengan memegang dada
dan punggung janin, lalu tubuh janin
diputar 1800 kearah berlawanan,
sehingga bahu belakang menjadi
bahu depan dan lengan dapat
dilahirkan dengan mudah.
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 25
Persalinan Letak Sungsang
Bila bahu dan lengan belum lahir
dapat dilakukan kombinasi dengan
teknik Klasik atau Mueller.
Key Point
Memutar badan janin setengah
lingkaran (1800) searah dan
berlawanan arah jarum jam sambil
melakukan traksi curam kebawah
sehingga bahu yang semula dibelakang
lahir didepan.
Teknik MouriceauProsedur Melahirkan Kepala Bayi
Jari telunjuk dan jari tengah dari
salah satu tangan penolong,
diletakkan pada maksila janin untuk
memfleksikan kepala
Sementara badan janin disandarkan
diatas telapak tangan dan lengan
penolong (lengan penolong
ditunggangi seolah-olah janin
menunggang kuda).
Dengan tangan yang lain penolong
mengait leher bayi dengan dua jari
tangan dari arah punggung.
Dengan memegang kedua bahu
dilakukan traksi ke bawah sampai
bagian sub oksipitalis terlihat
dibawah simpisis
Penekanan suprapubik ringan oleh
asisten akan membantu kepala janin
tetap fleksi sub oksiput.
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 26
Persalinan Letak Sungsang
Kemudian sesuai dengan jalan lahir,
badan janin diangkat kearah
abdomen ibu sehingga berturut-turut
lahirlah dagu, mulut, hidung, mata,
dahi, ubun-ubun besar dan seluruh
kepala janin.
Key Point
Dilakukan setelah suboksiput terlihat
dan posisi janin seperti menunggang
diatas tangan penolong dan jari jari
penolong (telunjuk dan jari tengah)
diletakkan pada maksila janin
13. Pertolongan persalinan selanjutnya
seperti biasa
a. Penanganan bayi baru lahir
Key Point
Pastikan menjaga kehangatan bayi
agar suhu tetap stabil.
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 27
Persalinan Letak Sungsang
b. Penatalaksanaan aktif kala III
(pengeluaran plasenta, rangsang
taktil)
Key Point
Pastikan tidak ada sisa plasenta
c. Menilai perdarahan
Key Point
Menilai pengeluaran darah, warna
darah dan sisa-sisa jaringan
d. Melakukan prosedur pasca
persalinan
Key Point
Lakukan prosedur pasca persalinan
sesuai APN
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 28
Persalinan Letak Sungsang
e. Evaluasi
Key Point
Pastikan kontraksi uterus, dan
personal hygine
14. Memberi tahu ibu atau keluarga bahwa
tindakan sudah selesai dilakukan
Key Point
Jelaskan pada keluarga tindakan yang
sudah dilakukan
15. Membereskan alat
Key Point
Pastikan alat-alat yang sudah dipakai
dimasukkan dalam tempatnya untuk
diproses
16. Mencuci tangan dengan sabun dan air
mengalir dan mengeringkan dengan
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 29
Persalinan Letak Sungsang
handuk bersih
Key Point
Cuci tangan 7 langkah
17. Membuat catatan mengenai keadaan
dari pasien setelah dilakukan tindakan
dan melaporkan kegiatan-kegiatan di
kolom yang tersedia (medical record)
Key Point
Catat tindakan yang telah dilakukan
dan hasil yang di temui
C. TEKNIK
18. Melaksanakan tindakan secara
sistematis dan berurutan
19. Memberikan perhatikan terhadap respon
pasien
20. Melaksanakan tindakan dengan percaya
diri dan tidak ragu-ragu
21. Mendokumentasikan hasil tindakan
Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 30