Kel.1 - Letak Sungsang.doc

42
Persalinan Letak Sungsang REFERENSI DASAR TEORI A. Pengertian Letak Sungsang Letak sungsang adalah jika kondisi letak janin memanjang didalam rahim dengan kepala sebelah atas dan bokong sebelah bawah, belum atau sudah masuk kedalam pintu atas panggul. Letak sungsang ada bermacam-macam dan tidak semua ahli kebidanan memberi sebutan yang sama terhadap letak sungsang tersebut. Dalam penjelasan ini akan dibahas beberapa istilah yang lazim dipakai Akademi Kebidanan Kutai Husada Tenggarong Angkatan.VII – Tahun 2015 1 JOB/KEGIATAN : Persalinan Letak Sungsang UNIT : Asuhan Kebidanan II (Persalinan) DOSEN : Annisa Sali Pinaremas, SST., M.Kes OPS : Setelah mengikuti demonstrasi ini mahasiswa mampu sungsang 1. Khumaira, Marsha. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Citra Pustaka. 2. Prawihardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawihardjo. 3. Yulia, Dwi. 2009. Buku Ajar Bidan Myles Edisi 14.

Transcript of Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Page 1: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

REFERENSI

DASAR TEORIA. Pengertian Letak Sungsang

Letak sungsang adalah jika kondisi letak janin memanjang didalam rahim

dengan kepala sebelah atas dan bokong sebelah bawah, belum atau sudah masuk

kedalam pintu atas panggul. Letak sungsang ada bermacam-macam dan tidak

semua ahli kebidanan memberi sebutan yang sama terhadap letak sungsang

tersebut. Dalam penjelasan ini akan dibahas beberapa istilah yang lazim dipakai

1. Letak Bokong

Letak ini terjadi apabila kedua tungkai kaki terangkat keatas dimuka

perut anak, jadi tidak terdapat kaki disamping bokong. Presentasi bokong

dengan pinggul fleksi dan tungkai ekstensi pada abdomen 70% presentasi

bokong adalah jenis ini dan banyak terjadi terutama pada primigravida yang

tonus otot uterusnya yang baik mengahmbat fleksi tungkai dan putaran

bebas janin.

2. Letak Bokong Kaki

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 1

JOB/KEGIATAN : Persalinan Letak Sungsang

UNIT : Asuhan Kebidanan II (Persalinan)

DOSEN : Annisa Sali Pinaremas, SST., M.Kes

OPS : Setelah mengikuti

demonstrasi ini mahasiswa

mampu

mendemonstrasikan kembali pelaksanaan

pertolongan

persalinan letak sungsang

1. Khumaira, Marsha. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Citra Pustaka.

2. Prawihardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawihardjo.

3. Yulia, Dwi. 2009. Buku Ajar Bidan Myles Edisi 14. Jakarta: Buku

Kedokteran EGC.

Page 2: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

Apabila letak kaki disamping bokong dan masih terbagi dalam 2 macam :

a. Kedua kaki terdapat disamping bokong (letak bokong sempurna atau

complete breech). Sikap janin pada posisi ini fleksi sempurna, dengan

pinggul dan lutut fleksi dan kaki terlipat kedalam di samping bokong.

b. Hanya satu kaki yang terdapat di samping bokong (kaki yang lain naik

keatas). Hal ini jarang terjadi, satu atau kedua kaki menjadi bagian

presentasi karena baik pinggul atau lutut tidak sepenuhnya fleksi. Kaki

lebih rendah dari bokong, yang membedakannya dari presentasi bokong

sempurna.

3. Letak Kaki

Kondisi letak ini terjadi jika posisi letak tungkai seperti biasa terlihat

dimuka perut, akan tetapi jauh dari badan anak hingga melewati bokong dan

terletak paling rendah. Letak kaki ini mempunyai 2 macam :

a. Kedua kaki terletak dibawah (letak kaki sempurna)

b. Hanya satu kaki yang terletak dibawah (letak kaki tidak sempurna)

4. Letak Lutut

Jika tungkai bertekuk dilutut dan lutut tersebut terletak paling rendah.

Hal ini sangat jarang terjadi, satu atau kedua pinggul mengalami ekstensi

dengan lutut fleksi. Letak lutut ini juga ada 2 macam :

a. Kedua lutut terletak paling rendah (letak lutut sempurna)

b. Hanya satu lutut yang terletak paling rendah (letak lutut tak sempurna)

Frekuensi letak sungsang antara 2,5 – 3% yang paling bnayak terjadi

adalah letak bokong dan letak bokong kaki (75% dari semua kelainan letak

sungsang), setelah itu letak kaki (24%), kemudian dan jarang sekali adalah

letak lutut (1%).

B. Penyebab SungsangSering kali tidak ada penyebab yang bisa di identifikasi, tetapi berbagai

kondisi berikut ini mendorong terjadinya presentasi bokong :

1. Tungkai ekstesi.

Sefalik spontan dapat terhambat jika tungkai janin mengalami ekstensi dan

membelit punggung.

2. Persalinan premature

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 2

Page 3: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

Presentasi bokong relatif banyak terjadi sebelum usia gestasi 34 minggu

sehingga presentasi bokong lebih sering terjadi pada persalinan premature

3. Kehamilan kembar

Kehamilan kembar membatasi ruang yang tersedia untuk perputaran janin,

yang dapat menyebabkan salah satu janin atau lebih memiliki presentasi

bokong.

4. Polihidramnion

Distensi rongga uterus oleh cairan amnion yang berlebihan dapat

menyebabkan presentasi bokong.

5. Hidrosephalus

Peningkatan ukuran kepala janin lebih cenderung terakomodasi didalam

fundus.

6. Abnormalitas uterus

Distorsi rongga uterus oleh septum dan jaringan fibroid dapat menyebabkan

presentasi bokong.

7. Plasenta previa

Sebagian penulis meyakini bahwa hal ini dapat menyebabkan presentasi

bokong, tetapi sebagian lain.

C. Diagnosa1. Periksa Luar

Palpasi tidak menyatakan suatu benda yang berupa kepala diatas pintu atas

panggul, akan tetapi disini teraba bokong yang tidak begitu bundar dan

keras, lagi pula tidak menunjukkan tanda ballotemen. Kepala anak dapat

diraba disebelah atas fundus uteri. Pada auskultasi bunyi jantung bayi dalam

letak sungsang umumnya terdengar lebih tinggi pada perut ibu dari pada

dalam letak kepala.

2. Periksa Dalam

Dengan periksa dalam biasanya keadaan letak sungsang menjadi lebih jelas,

meskipun terkadang sulit juga bilamana bokong belum turun kedalam

rongga panggul. Untuk mengetahui bokong dengan pasti, kita dapat meraba

suatu benda yang keras, yaitu tulang kelangkang (os sacrum), bentuknya

segitiga di tengah-tengahnya terasa benjolan dari crista sacralis media.

Bagian tulang yang keras juga adalah kedua benjolan tuber ossis ischi

(bagian bawah dari os ischi). Lebih jelas lagi jika kita dapat meraba didepan

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 3

Page 4: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

sacrum liang dubur. Didekat ini terdapat alat kelamin luar bayi (labia

mayora pada bayi perempuan dan scrotum pada bayi laki laki). Akan tetapi

bagian ini tidak jelas jika diraba dan sulit membedakan dengan muka bayi

sebagai petunjuk mungkin diselidiki perbedaan antara :

a. Anus

1) Lubang kecil tidak dapat dimasuki ujung jari kedalamnya

2) Oleh jari kadang terbawa mekonium

b. Mulut

1) Dapat dimasuki ujung jari kedalamnya dan terasa pinggir rahang

atas dan bawah. Terkadang lidah bayi terasa menghisap jari

tersebut.

2) Jari-jari yang masuk kedalam mulut kelihatan bersih.

c. Kaki

Teraba tumit sebagian besar yang runcing. Kaki ini bersudut kurang

lebih 900 dengan tungkai bawah. Jari-jari sejajar dan lebih pendek dari

jari tangan.

d. Tangan

Jari-jari tangan ada lebih panjang dari jari-jari kaki, dibandingkan

dengan telapak kaki.

D. Fase-Fase Kelahiran Letak Sungsang1. Fase Lambat Pertama

Tahapan persalinan dari bokong sampai umbilicus (skapula depan)

disebut fase lambat oleh karena pada fase ini umumnya tidak terdapat hal-

hal yang membahayakan jalannya persalinan. Pada fase ini, penolong

bersikap pasif menunggu jalannya persalinan.

2. Fase Cepat

Tahapan persalinan dari umbilikus sampai mulut disebut fase cepat oleh

karena dalam waktu < 8 menit (1 – 2 kali kontraksi uterus) fase ini harus

sudah berakhir. Pada fase ini, tali pusat berada diantara kepala janin dengan

PAP sehingga kemungkinan tali pusat terjepit, oleh karena itu fase ini harus

segera diselesaikan dan tali pusat harus dilonggarkan. Pada fase ini

penolong bersikap aktif dalam pertolongan persalinan.

3. Fase Lambat Kedua

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 4

Page 5: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

Tahapan persalinan dari mulut sampai seluruh kepala. Disebut fase

lambat karena kepala akan keluar dari ruangan yang bertekanan tinggi

(uterus) ke dunia luar yang bertekanan rendah, sehingga kepala harus

dilahirkan secara perlahan-lahan karena persalinan kepala yang terlalu cepat

pada presentasi sungsang dapat menyebabkan terjadinya dekompresi kepala

sehingga dapat menyebabkan perdarahan intrakranial (adanya ruptura

tentorium serebelli).

E. Cara Kelahiran Bayi dengan Letak SungsangBiasanya pada hamil sulung, waktu akhir hamil bokong bayi sudah masuk di

PAP, sedangkan pada hamil ulang hal ini berlaku jika persalinan sudah mulai

dengan datangnya his. Bokong turun melalui Pintu Atas Panggul ialah dengan

garis pangkal paha dalam ukuran melintang atau miring terhadap Pintu Atas

Panggul, kadang-kadang juga dalam ukuran memanjang. Jika bokong bayi sudah

sampai atau hampir sampai didasar panggul, maka atas pengaruh dasar panggul

ini disertai pengaruh paksi panggul, bokong bayi jadi berputar, hingga garis

pangkal paha terletak dalam ukuran muka belakang.

Sekarang bokong sebelah depan mulai terlihat dibelakang symphisis dan

selanjutnya diikuti oleh bagian trochanter. Dengan daerah trochanter ini

dibawah symphisis sebagai hypomoclion lahirnya pada bokong sebelah belakang

melewati perineum, hingga dengan demikian lahirlah seluruh pantat bayi. Mulai

dari dasar panggul sampai lahirnya pantat dan seluruhnya, yang jelas terlihat

adalah tulang belakang pinggang dari bayi membengkok kearah luar

(laterofleksi).

Berlakunya ialah karena ada beberapa sebab :

1. Garis pangkal paha ialah ukuran yang paling panjang dan harus keluar dari

Pintu Bawah Panggul dalam ukuran muka belakang (sebab pada pintu

bawah panggul ukuran inilah yang paling panjang).

2. Pergerakan tulang belakang didaerah pinggang bayi yang paling mudah

hanya kesamping (lateral).

3. Pada letak sungsang dengan kaki keatas gerakan kebelakang dihalangi oleh

kaki, sehingga hanya ada kemungkinan gerakan laterofleksi.

Setelah seluruh pantat lahir gerakan laterofleksi berlaku terus, akan tetapi

lambat laun berangsur-angsur punggung anak berputar keatas, hingga badan bayi

tersebut menjadi mengedik (artinya terjadi lordose), terlebih lagi jika kaki sudah

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 5

Page 6: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

lahir. Lebih banyak bagian badan bayi yang lahir, gerakan itu menjadi lebih

bebas dan tulang belakang anak lebih suka mengadakan lordose.

Selain itu, faktor yang menyebabkna punggung anak berputar kemuka ialah

bahu anak masuk Pintu Atas Panggul, dalam ukuran melintang. Jika bahu akan

melewati Pintu Bawah Panggul, maka punggung anak berputar terlebih dahulu

hingga bahu depan lahir dibawah symphisis dan setelah itu diikuti oleh bahu

belakang dengan melewati perineum.

Pada letak sungsang lahirnya lengan bayi bersamaan dengan dada dan bahu.

Sementara itu kepala bayi turun kedalam rongga panggul dengan sutura sagitalis

dalam ukuran melintang. Sesampainya dalam rongga panggul, kepala bayi agak

fleksi berputar hingga dagu berada dibelakang. Selanjutnya bagain belakang

kepala bayi (subocciput) lahir dibawah symphisis dan dengan bagian ini sebagai

hypomuchlion lahirnya berturut-turut dagu, muka dan kening melewati

perineum.

F. Persalinan Letak SungsangPelahiran pervaginam harus disampaikan kepada ibu sebagai hal yang

normal, untuk presentasi bokong selama tidak ada komplikasi, tetapi harus

dijelaskan juga kepada ibu bahwa terdapat resiko pelahiran dengan secsio

secaria. Pada studi restrospektif tentang kelahiran pada presentasi bokong,

prognosis presentasi bokong yang terdiagnosis dalam persalinan telah terbukti

baik, yang juga meliputi mereka yang sesuai untuk kelahiran pervaginam, jika

dipilih kelahiran pervaginam dengan presentasi bokong, terdapat rata rata 50%

kemungkinan keberhasilan kelahiran pervaginam. Pengkajian yang seksama

harus dilakukan diawal persalinan dan penatalaksanaan persalinan yang sudah

dibuat sebelumnya harus ditinjau kembali dan konsultan obstetri diberitau

tentang presentasi bokong pada persalinan.

1. Kala I

Asuhan dasar selama kala 1 sama dengan persalinan normal. Meskipun

presentasi bokong dengan tungkai ekstensi dapat masuk dengan cukup tepat

pada serviks, tidak begitu halnya dengan presentasi bokong sempurna dan

selaput ketuban cenderung untuk pecah secara dini oleh karena itu,terdapat

peningkatan resiko prolaps tali pusat, dan pemeriksaan vagina dilakukan

untuk menyingkirkan kemungkinan ini segera setelah ketuban pecah. Jika

ketuban tidak pecah secara spontan pada tahap awal akan lebih aman jika

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 6

Page 7: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

selaput ketuban tersebut dibiarkan tetap utuh sampai terjadi persalinan dan

posisi bokong sejajar dengan spina iskium. Cairan bercampur mekonium

terkadang ditemukan akibat kompresi abdomen janin dan tidak selalu

menjadi tanda-tanda gangguan kondisi janin.

Analgesia, blok epidural dapat disampaikan kepada ibu yang memiliki

presentasi bokong karena dapat menghambat dorongan mengejan yang

prematur. Namun demikian, tidak ada data yang menunjukan bahwa hal ini

di indikasikan. Analgesia epidural dapat menyebabkan memanjangnya Kala

II persalinan dan tidak memiliki manfaat khusus bagi ibu yang melahirkan

presentasi bokong pada saat cukup bulan.

2. Kala III

Dilatasi lengkap pada serviks harus selalu dipastikan dengan

pemeriksaan vagina sebelum ibu mulai mengejan aktif. Hal ini karena pada

presentasi kaki dapat terlihat pada vulva ketika serviks hanya berdilatasi

sebagian atau jika tungkai mengalami ekstensi, terutama jika janin kecil,

bokong dapat masuk ke dalam serviks yang belum berdilatasi sempurna.

Pada kasus lain, kepala dapat terperangkap didalam serviks ketika janin baru

dilahirkan sebagian. Jika persalinan terjadi di Rumah Sakit, biasanya Dokter

Spesialis Obstretic diberitahu tentang awitan Kala II ; Dokter Spesialis

Pediatrik harus hadir ketika kelahiran dan Dokter Spesialis Anastesi juga

diberitahu untuk berjaga-jaga seandainya anastesi umum diperlukan.

Mengejan aktif tidak dimulai sampai bokong dan mendistensi vulva.

Kegagalan bokong untuk turun ke perineum pada Kala II, walaupun

kontraksi uterus baik dapat mengindikasikan diperlukan seksio sesaria.

Setelah dipertimbangkan syarat-syarat dan kontraindikasi yang telah

diuraikan diatas, jika putaran luar tidak dapat dilakukan lagi maka untuk

sementara waktu hanya menunggu dan mengawasi jalannya persalinan.

Dengan cara kelahiran seperti yang telah dijelaskan diawal, bayi dalam letak

sungsang dapat juga lahir spontan, akan tetapi kemungkinan besar bayi pada

suatu saat terancam bahaya. Pada umumnya keadaan mulai berbahaya bagi

bayi adalah setelah pantat lahir. Sebelum itu biasanya tidak ada alasan untuk

bertindak atau berbuat apa-apa. Sekali-kali kelihatan dengan lahirnya

bokong, tali pusat terdapat diantara dua tungkai. Dalam hal ini sebaiknya

bagian tali pusat yang berada di punggung bayi ditarik sedikit dengan ringan

supaya agak longgar dan nanti pada lahirnya kaki belakang diusahakan

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 7

Page 8: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

supaya kaki belakang tersebut bisa melewati jerat (lus) tali pusat yang sudah

longgat tersebut.

Cara berbaring, supaya lebih mudah melakukan pertolongan pada letak

sungsang maka perempuan bersalin harus berbaring melintang pada tempat

tidur. Hal ini tentu tidak dilakukan sejak awal mulai persalinan, akan tetapi

saat yang baik untuk menidurkan adalah jika bokong atau anus sudah mulai

tampak sedikit didalam vulva. Terlebih jika menolong di Rumah Sakit

sendiri, tentu hal ini sudah dipikirkan terlebih dahulu, sehingga ada tempo

untuk mengadakan persediaan (letak tempat tersebut dan sebagainya).

Selanjutnya bidan siap sedia menunggu dengan tangan yang steril.

Setelah pantat anak lahir, maka sebaiknya kita berikhtiar supaya anak

dapat lahir dengan segera dan diteruskan pertolongan dengan tangan

(manualhilfe atau manual-aid) yang tidak begitu sulit dalam

mengerjakannya. Cara melakukan pertolongan bantuan dengan tangan ini

adalah sebagai berikut :

a. Cara Lama (Klasik)

Setelah bokong bayi lahir seluruhnya, maka dengan kedua tangan si

penolong memegang panggul bayi sedemikian rupa hingga kedua ibu

jari terletak berdampingan didaerah tulang kelangkang (sacrum) bayi,

sedangkan kedua jari telunjuk masing-masing terletak didaerah lipat

paha bayi. Dengan pegangan demikian, tubuh bayi ditarik ke arah

bawah, hingga daerah ujung tulang belikat (scapula) kelihatan dibawah

symphisis.

Selanjutnya harus dilahirkan terlebih dahulu lengan belakang bayi,

sebab disinilah ada ruangan (cekung sacrum) yang agak lebih luas.

Dalam hal ini harus kita ketahui lengan apakah yang terletak sebelah

belakang tersebut, lengan kiri atau lengan kanan. Jika lengan belakang

tersebut misalnya lengan kiri maka lengan tersebut harus dikeluarkan

dengan tangan kiri pula. Untuk mengerjakan ini tangan kanan

memegang kedua kaki bayi dan menaikkan keatas setinggi tingginya

yaitu agak kesamping kiri. Tindakan ini dimaksudkan agar lengan tetap

tinggal dimuka dada bayi.

Apabila lengan belakang tersebut terletak sebelah belakang kiri

terhadap si penolong (sebelah kanan bawah dari badan sang ibu), maka

kaki bayi tersebut dinaikkan kesamping kanan sipenolong. Sebaliknya

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 8

Page 9: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

jika lengan tersebut terletak sebalah belakang kanan dari si penolong,

kaki bayi dinaikkan kesamping kiri. Selanjutnya seperti hal diatas

lengan belakang tersebut harus dikeluarkan dengan tangan kiri si

penolong.

Caranya adalah 2 jari (jari telunjuk dan jari tengah) si penolong

dimasukkan kedalam vagina pada punggung bayi digerakkan keatas

melewati bahu atas bayi dan diturunkan melewati lengan atas sebelah

depan sampai pada lipatan siku bayi, (plica cubiti). Jika ini sedikit

ditekan maka bersama lengan atas keluar pula lengan bawah karena

bersama melewati dada dan dikeluarkan seluruh lengan tersebut

disamping perut bayi. Setelah lengan belakang tersebut lahir, maka

harus dikeluarakan lengan depan. Untuk melakukan ini tangan si

penolong ditukarkan, artinya selanjutnya kedua kaki bayi dipegang

dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan akan mengeluarkan lengan

depan yaitu lengan tangan bayi. Menurut prinsip diatas selanjutnya kaki

bayi tersebut dengan menggunakan tangan kiri si penolong diturunkan

kesamping kiri si penolong dan dengan bantuan tangan kanannya yang

melahirkan lengan depan bayi, caranya ialah dengan dua jari mencari

plica cubbiti seperti diuraikan diatas. Demikianlah cara melahirkan

lengan anak secara klasik.

b. Melahirkan kepala bayi (Mauriceau Veit-smellie dari jerman)

Setelah kedua lengan dan bahu bayi lahir, maka selanjutnya

melahirkan bagian kepala disini harus ditegakkan yaitu kepala bayi

yang sudah berada di dalam rongga panggul. Cara melakukan ini yang

di namakan menurut Mauriceau (Veit-smellie dari jerman) adalah

sebagai berikut : Satu atau dua jari (jari telunjuk, jari tengah)

ditempatkan kedalam vagina dan prosedur melahirkan kepala (Manuver

Mauriceau Smellie Veit) dimasukkan ke dalam mulut bayi.jari tangan

mana yang akan di pakai tergantung pada kedudukan kepala bayi, jika

muka memaling kekiri (sebelah kanan si saki), maka sebaiknya si

penolong memasukkan jari tangan kirinya. Sebaliknya si penolong

memakai tangan kanan jika muka bayi memaling kekanan.

Jari tangan kiri di masukkan kedalam mulut bayi, sedangkan tangan

kiri serta lengan bawah kiri menopang badan bayi tersebut pada dada

dan perut. Dengan jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan si

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 9

Page 10: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

penolong memegang leher bayi.sementara itu tangan kiri membawa

muka bayi ke tengah kedaerah tulang tungging (os coccygis) dan

menekan ke bawah, hingga dagu anak mendekati dada anak. Setelah ini

di lakukan, barulah tangan luar mencekam leher bayi diatas bahu lebih

luas. Bersamaan dengan tangan dalam selanjutnya di lakukan tarikan

kearah bawah sampai batas rambut pada kuduk bayi (atau bagian sub

oksiput) kelihatan di vulva di bawah simpisis. Dari mulai saat ini

dengan kedua tangan sipenolong, tubuh bayi di naikkan keatas

berangsur-angsur sambil muka bayi tertekan pada dadanya oleh tangan

dalam, hingga berturut-turut lahir melewati perineum dagu, muka dan

akhirnya makin tinggi badan tersebut dibengkokkan di ikuti oleh

kelahiran dahi, puncak kepala dan belakang kepala melewati perineum.

Pastikan tidak ada lilitan tali pusat dileher janin. Kalau ada tali

pusat dipotong dulu dekat pusat janin.

1) Janin dalam posisi telungkup menghadap kebawah, letakkan

tubuhnya ditangan dan lengan penolong sehingga kaki bayi berada

di kiri dan kanan tangan tersebut (atau bila bayi belum dalam posisi

telungkup), gunakan tangan yang menghadap wajah bayi.

2) Tempatkan jari telunjuk dan jari manis di tulang pipi bayi.

3) Gunakan tangan yang lain untuk memegang bahu dari arah

punggung dan dipergunakan untuk melakukan traksi

4) Buatlah kepala bayi fleksi dengan cara menekan tulang pipi janin

kearah dadanya

5) Bila belum terjadi putar paksi dalam, penolong melakukan gerakan

putar paksi dengan tetap menjaga kepala tetap fleksi dan traksi

bahu mengikuti arah sumbu panggul

6) Bila sudah terjadi putar paksi dalam, lakukan traksi kebawah

dengan mempertahankan fleksi kepala bayi dan mintalah asisten

untuk menekan daerah suprasimphisis.

7) Setelah sub oksiput lahir dibawah simpihisis, badan bayi sedikit

demi sedikit dielevasi keatas (kearah perut ibu) dengan sub oksiput

sebagai hipomoklion. Berturut-turut akan lahir dagu mulut dan

seluruh kepala.

c. Cara melahirkan lengan anak dengan perasat menurut Muller

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 10

Page 11: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

Tekniknya setelah pantat bayi lahir seluruhnya maka panggul

tersebut dipegang dengan kedua tangan si penolong seperti pada cara

klasik. Kemudian tubuh bayi ditarik lurus kebawah (vertical). Maksud

tindakan ini ialah supaya seluruh gelang-bahu bayi masuk ke dalam

rongga panggul sampai ke Pintu Bawah Panggul, oleh karena itu

tindakan ini sebetulnya disebut ekstraksi bahu. Penarikan dilakukan

terus sampai bahu depan anak terlihat di vulva di bawah simpisis.

Biasanya (jika lengan bayi letaknya normal bersilang di depan

dada), maka siku dan tangan (lengan) keluar bersama-sama, jika tidak

maka tangan tersebut mudah juga dilahirkan dengan mengait dengan

satu jari atau memberikan sedikit tekanan dengan satu jari.

Buat melahirkan lengan belakang maka selanjutnya kedua kaki

bayi dipegang (seperti cara klasik) dan dinaikkan setinggi-tingginya,

dengan demikian bahu dan lengan belakang bayi lahir dengan mudah.

Akhirnya kepala dapat dilahirkan secara Mauriceau seperti yang telah

dijelaskan diatas.

d. Usaha menurut Bracht

Setelah bokong bayi lahir dan sedang memutar supaya punggung

terletak sebelah depan, maka dengan kedua tangan kita memegang

bagian yang telah lahir tersebut. Caranya adalah :

1) Dalam hal kaki bayi masih tersangkut diatas, maka tangan kita

mencekap bokong dan paha.

2) Pada letak kaki yang dipegang terutama paha bayi, supaya tidak

memberikan tekanan pada perut bayi.

Selanjutnya, seorang asisten melakukan dorongan (ekspressi)

menurut Kristeller, maka kedua tangan yang memegang bokong dan

paha tersebut memutar badan bayi keatas (tidak melakukan tarikan),

artinya ikut serata menyempurnakan gerakan lengkung (lordose) oleh

badan bayi mengelilingi simpisis. Dengan demikian perlahan-lahan

lahirnya perut bayi melewati perineum, diikuti oleh dada dan kedua

tangan yang terletak bersilang di depan dada bayi tersebut. Bahu bayi

lahir dalam ukuran melintang dan akhirnya kepala dengan berturut-turut

dagu, muka dan dahi melewati perineum.

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 11

Page 12: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

Usaha yang dijelaskan diatas mula-mula diajukan oleh Bracht dari

Berlin tahun 1935. Sebagai keuntungan dari usahanya tersebut ia

mengemukakan beberapa alasan sebagai berikut:

1) Tindakan tersebut ialah yang paling mendekati keadaan fisiologis

dari persalinan letak sungsang.

2) Si penolong tidak perlu memasukkan jarinya ke dalam vagina

sehingga bahaya infeksi dapat dihindari atau diminimalisir,

pertolongan dilakukan semata-mata dengan tangan luar (auszere

Manualhilfe).

3) Lengan bayi tidak berubah letaknya, tetap tinggal bersilang di

depan dada

4) Mungkin juga dengan tindakan tersebut tali pusat kurang terjepit.

Meskipun demikian, usaha menurut Bracht tersebut ada pula

keberatannya, yaitu sukar dijalankan pada primipara. Selain dari itu

tindakan hanya akan berhasil jika lengan bayi letaknya normal didepan

dada dan berbahaya sekali jika lengan bayi tinggi letaknya dan naik

keatas.

e. Prosedur melahirkan lengan diatas kepala atau dibelakang leher

(maneuver Lovset)

1) Pegang janin pada pinggulnya (perhatikan cara pegang yang benar).

2) Putarlah badan bayi setengah lingkaran dengan arah putaran

mengupayakan punggung yang berada di atas (anterior)

3) Sambil melakukan gerakan memutar, lakukan traksi ke bawah

sehingga lengan porterior berubah menjadi anterior dan

melahirkannya dengan menggunakan dua jari penolong dilengan

atas bayi.

4) Putar kembali badan bayi kerah berlawanan (punggung tetap

berada di atas) sambil melakukan traksi kearah bawah. Dengan

demikian, lengan yang awalnya adalah anterior kembali lagi ke

posisi anterior untuk dilahirkan dengan cara yang sama.

f. Manualhilfe

Jika dilihat dari yang telah dijelaskan diatas maka dapat

disimpulkan sebagai berikut : Cara klasik bisa dikatakan dapat

digunakan dalam hal apapun hanya disini diawali dengan memasukkan

tangan kedalam vagina yang dapat menimbulkan infeksi. Jika panggul

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 12

Page 13: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

berukuran biasa dan letak lengan bayi normal bersilang didepan dada

maka dapatlah dilakukan perasat menurut Muller atau usaha Bracht

karena kemungkinan lengan bayi naik ketas jarang sekali. Dalam hal

penarikan (ekstrasi) tubuh bayi dilakukan setelah pemutaran (versi),

lebih baik jika kita menjalankan cara klasik karena kemungkinan lengan

bayi naik keatas jauh lebih besar.

Keuntungan perasat menurut Muller ialah tangan baru dimasukkan

kedalam vagina waktu hendak melahirkan kepala akan tetapi

keberatannya perasat tersebut tidak selalu mungkin dijalankan dan yang

lebih penting lagi ialah apabila sudah dijalankan dan kemudian ternyata

lengan bayi tidak mudah keluar dan kita hendak menukar dengan cara

klasik, tindakan ini sangat sulit karena ujung tulang belikat sebelah

bawah sudah keluar.

g. Ekstraksi pada kaki atau bokong

Berbeda dengan bantuan manualhilfe pada letak sungsang yang

dilakukan setelah pantat bayi lahir, harusnya kita membedakan tindakan

lain yang dilakukan sebelum pantat bayi lahir, yaitu penarikan

(ekstraksi) pada kaki atau bokong. Tindakan yang akhir ini adalah lebih

sulit dan hanya bisa dijalankan jika ada indikasi yang nyata, baik

terhadap ibu maupun bayi. Satu syarat yang sangat penting dalam hal

ini adalah pembukaan harus lengkap.

Meskipun ekstraksi pada kaki tidak begitu mudah, akan tetapi pada

umumnya dapat dikerjakan. Lain hal dengan ekstraksi pada bokong.

Kekuatan jari yang menarik untuk melahirkan pantat bayi biasanya

tidak mencukupi, sehingga pekerjaan tersebut sangat sulit dilakukan.

Oleh sebab itu pada letak sungsang apabila bokong belum begitu turun

dalam rongga panggul (artinya turunnya kurang dari setengah), lebih

baik dicoba dulu mendorong pantat bayi keatas supaya tangan dapat

dimasukkan untuk mencari kaki dan diturunkan kaki ini untuk

menjalankan ekstrasi pada kaki.

h. Ekstraksi pada yang bersifat prophylactis

Dengan uraian diatas tentang sulitnya ekstraksi pada bokong, maka

suatu peristiwa dimana kita menjalankan ekstraksi pada kaki padahal

belum ada indikasi dari ibu atau bayi. Peristiwa tersebut adalah

pembukaan sudah lengkap, sedangkan bokong belum turun. Dalam hal

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 13

Page 14: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

semacam ini kemungkinan besar persalinan akan berlangsung lambat

dan jika nanti bokong sudah turun di rongga panggul ada indikasi untuk

menyelesaikan partus dengan segera, maka kita tidak dapat lagi

menjalankan ekstraksi pada kaki yang jauh lebih mudah. Jadi ekstraksi

kaki ini dilakukan jika ada indikasi dari keadaan ibu atau bayi.

G. KomplikasiSelain berbagai kesulitan yang disebutkan, komplikasi lainnya dapat terjadi,

yang sebagian besar mempengaruhi bayi. Banyak komplikasi tersebut yang

dihindari apabila persalinan ditangani oleh operator yang berpengalaman, atau

pelajar yang diawasi dengan ketat, untuk melahirkan bayi tersebut.

1. Impaksi bokong

Persalinan menjadi macet jika janin berukuran terlalu besar untuk pelvis

maternal.

2. Prolaps tali pusat

Hal ini lebih sering terjadi pada presentasi bokong fleksi atau bokong kaki

karena presentasi ini memiliki bagian presentasi yang tidak pas.

3. Cedera lahir

Kerusakan jaringan superfisial. Bidan harus memperingatkan ibu dan

pasangannya tentang memar yang mungkin trjadi setelah persalinan.

Oedema dan memar pada genetalia bayi dapat terjadi akibat tekanan pada

serviks. Pada presentasi bokong kaki, kaki yang keluar pada vagina atau

vulva untuk waktu yang lama dapat menagalmi oedema berat dan pucat.

Jika persalinan dilakukan dengan benar, hal-hal berikut ini cenderung

terjadi:

a. Fraktur humerus, klavikula atau femur atau dislokasi bahu atau pinggul.

Hal tersebut dapat terjadi selama pelahiran lengan atau tungkai yang

terekstensi.

b. Palsi Erb. Hal ini dapat terjadi jika fleksus brachialis rusak. Fleksus

brachialis dapat rusak saat pelahiran akibat berputarnya leher bayi.

c. Trauma organ internal dapat terjadi ruptur hati atau limfa akbiat

genggaman pada abdomen.

d. Kerusakan adrenal. Hal ini dapat disebabkan oleh genggaman abdomen

bayi yang menyebabkan syok akibat pelepasan adrenalin.

e. Kerusakan medula spinalis atau frkatur tulang belakang. Hal ini dapat

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 14

Page 15: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

terjadi akibat penekukan badan ke arah belakang di atas simpisis pubis

saat melahirkan kepala.

f. Perdarahan intrakranial. Hal ini dapat terjadi akibat pelahiran kepala

yang terlalu cepat, yang tidak memberikan kesempatan untuk molase.

Hipoksia juga dapat menyebabkan perdarahan intrakranial.

4. Hipoksia janin

Hal ini dapat terjadi akibat prolaps tali pusat atau kompresi tali pusat atau

plasenta terlepas sebelum waktunya.

5. Plasenta terlepas sebelum waktunya

Retraksi yang cukup kuat pada uterus terjadi pada saat kepala masih berada

didalam vagina dan plasenta mulai terlepas. Keterlambatan pelahiran kepala

yang lama dapat menyebabkan hipoksia berat pada janin.

6. Trauma maternal

Komplikasi maternal akibat pelahiran presentasi bokong sama dengan

komplikasi pelahiran pervagina operatif lainnya.

PETUNJUK UMUM

KESELAMATAN KERJA

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 15

1. Baca dan fahami petunjuk pada lembar kerja (job

sheet)

2. Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan

3. Laporkan hasil kerja setelah pekerjaan selesai

1. Petugas kesehatan menggunakan

APD (Alat Pelindung Diri)

2. Bekerja secara terstruktur

3. Bekerja sesuai dengan Standar

Operasional Prosedur

Page 16: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

PERTOLONGAN PERSALINAN LETAK SUNGSANGPeralatan dan Bahan :1. Partus set

2. Heacting set

3. Uterotonika

4. Episiotomy set

5. Infus set, Needle No.23

Prosedur Pelaksanaan :

No Langkah-langkah Gambar

A. SIKAP atau PERILAKU

1. Memberi salam

Key Point

Bersikap sopan dan gunakan bahasa

yang baik

2. Menjelaskan prosedur tindakan yang

akan dilakukan

Key Point

Gunakanlah bahasa yang mudah

dimengerti oleh ibu

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 16

Page 17: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

3. Menanyakan gerakan janin

Key Point

Tanyakan gerakan janin yang dirasakan

ibu

B. CONTENT

4. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan

untuk pertolongan persalinan.

Mendekatkan ke tempat yang mudah

dijangkau

Key Point

Siapkan dan susun alat secara

ergonomis

a. Partus set

Key Point

Siapkan dan susun alat secara

ergonomis

b. Heacting set

Key Point

Siapkan dan susun alat secara

ergonomis

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 17

Page 18: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

c. Uterotonika

Key Point

Lihat label cairan suntikan, dosis

dan kadaluarsa.

d. Episiotomy set

Key Point Pastikan peralatan

steril

e. Infus set, Needle No.23

Key Point

Siapkan dan susun alat secara

ergonomis

5. Memastikan kandung kemih ibu kosong

dan bersih pada daerah perineum

Key Point

Pastikan kandung Kemih ibu kosong

dengan bertanya kepada ibu sudah BAK

atau belum

6. Mengatur posisi ibu dan mengusahakan

dalam posisi litotomi

Key Point

Bantu ibu untuk ke posisi yang nyaman

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 18

Page 19: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

7. Memakai celemek atau schort.

Mencuci tangan dengan sabun, air

mengalir, sebelumnya perhiasan dilepas

(cincin, jam tangan, dan gelang)

Key Point

Menggunakan teknik cuci tangan 7

langkah

8. Memakai sarung tangan DTT atau steril

dengan benar, sebelumnya memeriksa

mengeringkan terlebih dahulu dengan

handuk, kemudian memilih sarung

tangan yang pas dengan tangan yg pas

dengan ukuran.

Key Point

Perhatikan teknik steril dan pilih sarung

tangan yg sesuai

9. Melakukan pemeriksaan dalam untuk

menentukan presentasi, posisi dan

dilatasi

Key Point

Menjaga selalu privasi pasien dan

pastikan setiap tindakan yang dilakukan

menggunakan teknik steril

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 19

Page 20: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

10. Mengatakan pada klien untuk mengejan

dengan benar bila ada kontraksi uterus.

Key Point

Gunakan bahasa yang mudah dipahami

oleh ibu

11. Melakukan episiotomy secukupnya

Key Point

Lakukan episiotomy sesuai dengan

indikasi episiotomy dan dilakukan

sesuai prosedur.

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 20

Page 21: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

12. Melakukan manual AID (sebagian

tenaga ibu dan penolong)

Prosedur “Bracht”Setelah bokong bayi lahir, dengan kedua

tangan kita memegan bagian yang telah

lahir tersebut. Caranya adalah :

Jika bayi masih tersangkut diatas,

maka tangan kita mencekap bokong

dan paha

Pada letak kaki yang dipegang

terutama paha anak, supaya tidak

memberikan tekanan pada perut

anak.

Selanjutnya asisten melakukan

dorongan pada supra pubic dan

kedua tangan yang memegang

bokong dan paha mengarahkan

badan bayi keatas (tidak melakukan

tarikan), artinya ikut serata

menyempurnakan gerakan

lengkung (lordose) oleh badan anak

mengelilingi simpisis

Dengan demikian perlahan-lahan

lahirkan perut bayi melewati

perineum, diikuti oleh dada dan

kedua tangan yang terletak

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 21

Page 22: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

bersilang di depan dada bayi

tersebut.

Bahu anak lahir dalam ukuran

melintang dan akhirnya kepala

dengan berturut-turut dagu, muka

dan dahi melewati perineum

Key Point

Prosedur bracht penolong pasif karena

bayi spontan lahir penolong aktif saat

membantu melahirkan kepala.

Prosedur Klasik

(Melahirkan Bahu Posterior) Melahirkan bahu dan lengan dengan

tenaga penolong, ini dikerjakan jika

tangan tidak dapa

Caranya setelah bokong dan kaki

dilahirkan, longgarkan tali pusat,

kedua pergelangan kaki janin

dipegang dengan tangan yang

bertentangan dengan lengan yang

akan dilahirkan

Tubuh janin diarahkan ke atas

sehingga perut janin mendekati

paha ibu.

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 22

Page 23: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

Bersamaan dengan itu tangan

penolong yang satu dimasukkan

kedalam jalan lahir dan dengan jari

tengah dan jari telunjuk menelusuri

bahu janin sampai pada fosacubiti.

2 jari tangan tersebut ditempatkan

sejajar dengan humerus dan lengan

belakang janin dilahirkan dengan

gerakan seolah-olah lengan bawah

mengusap muka janin.

Untuk melahirkan lengan depan,

pegang kedua pergelangan kaki

janin dengan tangan yang

bertentangan dengan lengan depan,

tarik cunam ke bawah sehingga

punggung janin mengarah ke

bokong ibu.

Tangan yang lain menelusuri

punggung janin menuju ke lengan

depan sampai fosacubiti dan lengan

depan dikeluarkan seolah-olah

mengusap wajah dengan 2 jari

penolong sejajar dengan humerus

Key Point

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 23

Page 24: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

Melahirkan lengan belakang terlebih

dahulu karena karena sacrum relatif

lebih luas.

Prosedur Mueller

(Melahirkan Bahu Anterior) Melahirkan bahu dan lengan depan

lebih dahulu

Kedua tangan penolong pada bokong

dan pangkal paha dipegang secara

femuro pelvic (kedua ibu jari

penolong diletakkan sejajar spina

sakralis media dan jari telunjuk pada

krista iliaka dan jari-jari lain

mencekap paha bagian depan)

Tubuh janin diarahkan ke bawah

sejauh mungkin sampai bahu depan

dibawah simpisis dan lengan depan

lahir.

Tubuh janin masih dipegang secara

femur pelvic arahkan ke atas sampai

bahu belakang lahir.

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 24

Page 25: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

Bila bahu depan atau belakang tidak

lahir, lengan dilahirkan dengan cara

jari tengah dan telunjuk menelusuri

bahu janin sampai pada fosa cubiti,

dua jari tangan tersebut ditempatkan

sejajar dengan humerus dan lengan

depan atau belakang janin dilahirkan

dengan gerakan seolah-olah lengan

bawah mengusap muka.

Key Point

Melahirkan bahu depan terlebih dahulu

karena bagian yang tersangkut adalah

bahu belakang

Prosedur Loevset(Melahirkan Tangan Terjungkit)

Ketika lengan janin tidak ditinggikan

kembali dari kepala atau lengan

(Nuchal)

Setelah kaki dan bokong lahir

pegang dengan kedua tangan

penolong, tubuh janin diarahkan

kebawah sampai ujung bawah

scapula depan terlihat di bawah

simpisis.

Kemudian geser kedua tangan

penolong dengan memegang dada

dan punggung janin, lalu tubuh janin

diputar 1800 kearah berlawanan,

sehingga bahu belakang menjadi

bahu depan dan lengan dapat

dilahirkan dengan mudah.

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 25

Page 26: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

Bila bahu dan lengan belum lahir

dapat dilakukan kombinasi dengan

teknik Klasik atau Mueller.

Key Point

Memutar badan janin setengah

lingkaran (1800) searah dan

berlawanan arah jarum jam sambil

melakukan traksi curam kebawah

sehingga bahu yang semula dibelakang

lahir didepan.

Teknik MouriceauProsedur Melahirkan Kepala Bayi

Jari telunjuk dan jari tengah dari

salah satu tangan penolong,

diletakkan pada maksila janin untuk

memfleksikan kepala

Sementara badan janin disandarkan

diatas telapak tangan dan lengan

penolong (lengan penolong

ditunggangi seolah-olah janin

menunggang kuda).

Dengan tangan yang lain penolong

mengait leher bayi dengan dua jari

tangan dari arah punggung.

Dengan memegang kedua bahu

dilakukan traksi ke bawah sampai

bagian sub oksipitalis terlihat

dibawah simpisis

Penekanan suprapubik ringan oleh

asisten akan membantu kepala janin

tetap fleksi sub oksiput.

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 26

Page 27: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

Kemudian sesuai dengan jalan lahir,

badan janin diangkat kearah

abdomen ibu sehingga berturut-turut

lahirlah dagu, mulut, hidung, mata,

dahi, ubun-ubun besar dan seluruh

kepala janin.

Key Point

Dilakukan setelah suboksiput terlihat

dan posisi janin seperti menunggang

diatas tangan penolong dan jari jari

penolong (telunjuk dan jari tengah)

diletakkan pada maksila janin

13. Pertolongan persalinan selanjutnya

seperti biasa

a. Penanganan bayi baru lahir

Key Point

Pastikan menjaga kehangatan bayi

agar suhu tetap stabil.

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 27

Page 28: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

b. Penatalaksanaan aktif kala III

(pengeluaran plasenta, rangsang

taktil)

Key Point

Pastikan tidak ada sisa plasenta

c. Menilai perdarahan

Key Point

Menilai pengeluaran darah, warna

darah dan sisa-sisa jaringan

d. Melakukan prosedur pasca

persalinan

Key Point

Lakukan prosedur pasca persalinan

sesuai APN

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 28

Page 29: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

e. Evaluasi

Key Point

Pastikan kontraksi uterus, dan

personal hygine

14. Memberi tahu ibu atau keluarga bahwa

tindakan sudah selesai dilakukan

Key Point

Jelaskan pada keluarga tindakan yang

sudah dilakukan

15. Membereskan alat

Key Point

Pastikan alat-alat yang sudah dipakai

dimasukkan dalam tempatnya untuk

diproses

16. Mencuci tangan dengan sabun dan air

mengalir dan mengeringkan dengan

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 29

Page 30: Kel.1 - Letak Sungsang.doc

Persalinan Letak Sungsang

handuk bersih

Key Point

Cuci tangan 7 langkah

17. Membuat catatan mengenai keadaan

dari pasien setelah dilakukan tindakan

dan melaporkan kegiatan-kegiatan di

kolom yang tersedia (medical record)

Key Point

Catat tindakan yang telah dilakukan

dan hasil yang di temui

C. TEKNIK

18. Melaksanakan tindakan secara

sistematis dan berurutan

19. Memberikan perhatikan terhadap respon

pasien

20. Melaksanakan tindakan dengan percaya

diri dan tidak ragu-ragu

21. Mendokumentasikan hasil tindakan

Akademi Kebidanan Kutai Husada TenggarongAngkatan.VII – Tahun 2015 30