Kelompok 5 Penulisan Ilmiah
-
Upload
siti-khotijah -
Category
Documents
-
view
250 -
download
6
Transcript of Kelompok 5 Penulisan Ilmiah
Kelompok 5 Prodi Fisika dan Kimia
Nama : Ruspa rusman
Kurnia Bakrie
Kiki Nurmala Maha Putri
Maya Pratiwi Lomo
Nurhalima
Siti Khotijah
Charisma Y.R
Materi 1
Kelas kata atau partikel leksikal adalah pengulangan kata menurut bentuk, fungsi dan
maknanya. Kelas kata dalam bahasa Indonesia dibagi menjadi beberapa golongan besar,
yaitu:
1.Verba
Verba atau kata kerja adalah kelas kata yang menyatakan suatu tindakan, keberadaan,
pengalaman atau penertian dinamis lainnya. Jenis kata ini biasanya menjadi predikat dalam
suatu kalimat. Berdasarkan objeknya, kelas kata dapat dibagi dua, yakni kata kerja transitif
yang membutuhkan pelengkap atau objek, seperti memukul bola, serta kata kerja yang tidak
membutuhkan pelengkap,seperti lari.
2.Adjectiva
Adjektif atau kata kerja adalah kelas kata yang mengubah kata benda atau kata ganti,
biasanya dengan menjelaskan atau membuatnya menjadi lebih spesifik. Kelas kata ini dapat
menerangkan kuantitas, kecukupan, urutan, kualitas maupun penekanan suatu kata.
Misalnya: jauh, kaya dan keras.
3.Pronomia
Pronomia atau kata ganti adalah jenis kata yang menggantikan nomina atau frasa nomina.
Contohnya adalah:
a.Kata ganti pemilik, misalnya: -ku, -mu dan nya.
b. Kata ganti penanya, misalnya: apa, kapan, di mana, mengapa, siapa, bagaimana dan ke
mana.
c. Kata ganti petunjuk, misalnya: ini dan itu.
d. Kata ganti penghubung, misalnya: yang.
e. Kata ganti tak tentu, misalnya: barang siapa.
4.Numeralia
Numeralia atau bilangan kata adalah kata yang menyatakan jumlah benda atau urutannya
dalam suatu deretan. Kata bilangan dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu: kata bilangan tentu
(takrif), misalnya: satu, setengah dan ketujuh. Serta kata bilangan tak tentu, misalnya:
beberapa, seluruh dan banyak.
5.Adverbial
Adverbial atau kata keterangan (Bahasa Latin: ad untuk dan verbum kata) adalah kelas kata
yang memberikan keterangan kepada kata lain, seperti verba (kata kerja) dan adjectiva (kata
sifat), yang bukan nomina (kata benda). Contoh: sangat, amat dan tidak.
6.Artikula
Artikula atau artikel atau kata sandang adalah kata yang tidak memiliki arti tapi menjelaskan
nomina, contoh: si, sang dan kaum. Kata sandang bisa digunakan untuk mendampingi kata
benda dasar.
7.Preposisi
Preposisi (Bahasa Latin: prae sebelum dan ponere menempatkan, tempat) atau kata depan
adalah kata yang merangkaikan kata-kata atau kalimat dan biasanya diikuti oleh nomina atau
pronominal. Preposisi bisa berbentuk kata, misalnya did an untuk, atau gabungan kata,
misalnya bersama atau sampai dengan.
8.Konjungsi
Konjungsi atau kata sambung adalah kata-kata yang menghubungkan bagian-bagian kalimat,
menghubunkan antarkalimat, antarklausa, antarkata dan antarparagraf.
a. Konjungsi antarklausa: yang sederajat yaitu dan, atau, tetapi, lalu, kemudian serta yang
tidak sederjat yaituketika, bahwa, karena, meskipun, jika, apabila.
b. Konjungsi antakalimat: akan tetapi, oleh karena itu, jadi, dengan demikian.
c. Konjungsi antarparagraf: selain itu, adapun, namun.
9. Nomina(kata benda) adalah kelompok kata yang menyatakan suatu nama .
Materi 2
Pengertian Frasa
Frasa atau kelompok kata adalah Himpunan kata yang membentuk suatu kesatuan serta berfungsi sebagai unsur langsung dari susunan yang lebih besar.Selain itu, frasa juga diartikan sebagai kata atau kelompok kata yang mendukung suatu kesatuan makna atau merupakan satuan yang terdiri atas dua kata atau lebih yang menduduki satu fungsi kalimat.
Ciri-ciri Frasa :
Sebuah frasa memiliki ciri-ciri tertentu yaitu
1. Menduduki satu unsur, yaitu subjek,predikat,objek,pelengkap atau keterangansaja misalnya Adik belajar di meja hijau. Gabungan kata di meja hijau pada kalimat tersebut merupakan frasa yang menduduki pola keterangan.
2. Tidak membentuk makna baru,misalnya Adik belajar di meja hijau. Meja hijau adalah meja yang berwarna hijau.
Contoh lain Frasa : Dua orang mahasiswa baru itu sedang membaca buku di perpustakaan.Kalimat diatas terdiri atas 3 frasa yaitu dua orang mahasiswa sedang membaca dan di perpustakaan.Jadi Frasa memiliki sifat sebagai berikut :
1. Terdiri atas dua kata atu lebih 2. Frasa selalu menduduki satu fungsi kalimat
Kelas Frasa Frasa dibagi menjadi 7 kelas :
1. Frasa Nomina yaitu Frasa yang distribusinya sama dengan kata benda.Unsur pusat frasa benda yaitu kata benda.Contoh : Dita menerima hadiah ulang tahun
Dita menerima Hadiah Frasa hadiah ulang tahun dalam kalimat distribusi sama dengan kata benda hadiah. Oleh karenanya, frasa hadiah ulang tahun termasuk frasa benda atau frasa nomina.
2. Frasa Adjectiva yaitu Frasa yang distribusinya sama dengan kata sifat.Frasa sifat mempunyai inti berupa kata sifat, kesamaan distribusi itu dapat dilihat pada jajaran berikut. Contoh : Lukisan yang di pamerkan itu memang bagus-bagus
Lukisan yang di pamerkan itu bagus-bagus3. Frasa Verba yaitu Frasa yang distribusinya sama dengan kata kerja atau verba.
Contoh : Adik sejak tadi akan menulis dengan pensil. Frasa akan menulis adalah frasa kerja , karena distribusinya sama dengan kata kerja menulis dan unsur pusatnya kata kerja,yaitu menulis.
4. Frasa Numeralia yaitu Frasa yang distribusinya sama dengan kata bilangan. Pada umumnya frasa bilangan atau frasa numeralia dibentuk dengan menambahkan kata penggolong atau kata bantu bilangan. Contoh : Dua orang serdadu menghampirinya ke tempat itu.
5. Frasa Adverbia yaitu Frasa distribusi sama dengan kata keterangan. Biasanya inti frasa keterangan dan dalam kalimat sering menduduki fungsi sebagai keterangan.Dibagi menjadi 2 bagian :
a) Frasa keterangan sebagai keterangan a. Frasa keterangan biasanya mempunyai keleluasaan berpindah. Karena
berfungsi sebagai keterangan. Oleh karena itu, frasa keterangan dapat terletak di depan atau di belakang subjek atau di awal dan di akhir kalimat.
b. Contoh : Tidak biasanya dia pulang larut malam 1. Dia tidak biasanya pulang larut malam 2. Dia pulang larut malam tidak biasanya
c. Frasa keterangan sebagai keterangan pada kata kerja. Contoh : Saya tidak hanya bertanya tetapi juga mengusulkan sesuatu.
6. Frasa Preposisional yaitu Frasa yang terdiri atas kata depan dengan kata lain sebagai unsur penjelas. Contoh : Laki-laki di depan itu mengajukan pertanyaan kepada pembicara.
7. Frasa Pronominal yaitu Frasa yang dibentuk dengan kata ganti.Frasa ini terdiri atas 3 jenis , yaitu :a) Modifikatif , misalnya : Kalian semua, anda semua,mereka semua,mereka
itu,mereka berdua.b) Koordinatif, misalnya : Engkau dan aku,kamu dan mereka,saya dan dia.c) Apositif, misalnya : Kami,putra putri Indonesia,menyatakan perang melawan
narkotika.
Materi 3
Kalimat Majemuk Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa atau lebih.
1. Kalimat Majemuk Setara Kalimat majemuk setara ditandai dengan bahwa antarklausanya memiliki kedudukan sederajat. Ada tiga jenis kalimat majemuk setara, yaitu: (1) Setara hubungan penjumlahan atau penggabungan Konjungtor yang digunakan: dan, serta, baik.........maupun........, lalu, kemudian, dan sebagainya. Contoh: Tini berbelanja sayuran dan ibu memasaknya.
(2) Setara hubungan pertentangan Konjungtor yang digunakan: tetapi, namun, sedangkan, bukan..........melainkan, tidak........tetapi, dan sebagainya. Contoh: Adiknya rajin, tetapi ia sendiri malas. Cerita itu bukan khayalan, melainkan kenyataan.
(3) Setara hubungan pemilihan Konjungtor yang digunakan: atau Contoh: Engkau menunggu di sini atau pergi bersama kami.
2. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat mengandung dua klausa atau lebih yang tidak sederajat. Salah satu menduduki fungsi utama kalimat yang lazim disebut sebagai induk kalimat, sedangkan klausa yang lebih rendah kedudukannya disebut anak kalimat. pada bagian berikut disajikan beberapa contoh anak kalimat (klausa anak). a. Anak kalimat pengganti subjek
Contoh: Anak berbaju merah itu, adikku. S P S-P b. Anak kalimat pengganti predikat
Contoh: Ayahku orangnya gemuk. S P S-P c. Anak kalimat pengganti objek
Contoh: Ia tidak mengetahui S P bahwa kami telah menikah. O S-P d. Anak kalimat pengganti keterangan tujuan
3. Kalimat Efektif Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan dengan tepat ditinjau dari segi struktur, diksi, dan logikanya. Dengan kata lain, kalimat efektif selalu berterima secara tata bahasa dan makna.
4. Prinsip-prinsip efektifitas suatu kalimat.1. tidak kontaminasi 2. tidak pleonasme 3. tidak ambiguitas 4. jelasnya unsur subjek 5. tidak kemubaziran preposisi 6. menghindari kesalahan logika 7.ketepatan bentuk kata 8. ketepatan makna kata
Materi 4
1. Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau rangkainan yang dapat terdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat juga berarti satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengancaraa lisan maupun tulisan. Dalm wujud, kalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat dimuali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.).
2. Unsur-unsur kalimat terdiri dari :
SubjekDisebut juga pokok kalimat, merupakan unsur inti dari kalimaT, biasanya berupa kata benda atau kata lain yang dibendakan, untuk mencari subjek dalam kalimat dapat diajukan pertanyaan dengan kata “ siapa” dan “apa”.Contoh: melukis itu melatih kreativitas
PredikatMerupakan unsur inti pada kalimat yang berfungsi ujntuk menerangkan subjek biasanya berupa kata kerja tatau kata sifat, untuk mencari predikat dalam kalimat dapat diaukan pertanyaan dengan kata tanya “mengapa” dan “bagaimana”Contoh : Anto menyanyi dengan merdu
ObjekMerupakan keterangan predikat yang erat hubungannya dengan predikat, biasanya terletak dibelakang predikat. Dala kalimta pasif, objek menduduki fungsi subjek. Terditi dari dua macam yaitu :
Objek penderita, adalah kata benda atau yang dibendakan baik berupa kata atau kelompok kata yang merupakan sasaran langsung dari perbuatan tau tindakan yang dinyataka oleh subjek. Contoh : Pak Ali membajak sawah
Objek penyerta, adalah objek yang menyertai subjek dalam melakukan atau mengalami sesuatu.Contoh : penjahit itu membuatkan ibu baju
Keterangan Mempunyai hubungan yang renggang dengan predikat . Jenis – jenis keterangan :
Keterangan tempat. Contoh : ayah akan pergi ke Surabaya
Keterangan alatContoh : Ibu memotong sayuran dengan pisau
Keterangan waktu Contoh : Saya tidur pukul 10 malam
3. Struktur Kalimat Kalimat dassar, adalah kalimat yang berisi informasi pokok dalam sturktur
inti, belum mengalami perubahan. Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur seperti penambahan ketrangan kalimta ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap. Ciri –ciri kalimat dasar yaitu :a. Kalimat dasar berpola SPOKb. Kalimat dasar berpola SPOPelc. Kalimat dasar berpola SPOd. Kalimat dasar berpola SPPele. Kalimat dasar berpola SPKf. Kalimat dasasr berpola SP(P.Verbal)g. Kalimat dasar berpola SP(P.Nomina)
h. Kalimat dasar berpola SP(P.Adjektiva)
Kalimat majemuk adalah struktur kalimat yang didalamnya terdapat dua kalimat dasar atau lebih.Kalimat majemuk dibedakan menjadi 3 yaitu:a. Kalimat majemuk setara
Kaliamta yang didalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal.
b. Kalimat majemuk bertingkatKalimta yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah satu unsur kalimat inti itu misalnya keterangan, subjek atau objek.
c. Kalimat majemuk campuranGabungan antara kalimat majemuk setara dan kalimat mejemuk bertingkat sekurang-kurangnya terdiri dari tiga kalimat.
Materi 5
A. Pengertian paragraf
Paragraf adalah Rangkaian atau seperangkat kalimat yang saling berhubungan atau terjalin secara utuh dan membentuk satu kesatuan pokokpembahasan atau membahas satu topik pembahasan atau satu permasalahan pokok.
1. Syarat-syarat paragraf yang baik a. Mengandung satu pikiran atau topik b. Pikiran utama didukung oleh pikiran penjelasan,baik dengan
penjelasan,uraian,maupun contoh-contoh.c. Kohorensi antar kalimat dalam satu paragraf dan antar paragraf dalam satu
karangan yang lebih dari satu paragraf. Antar kalimat dan paragraf terjalin hubungan saling mendukung.
d. Unity : karangan merupakan satu kesatuan yang padu.e. Harmonis semantis,gramatis dan normatif.
2. Jenis-jenis paragraf a. Paragraf narasi, yaitu jenis paragraf yang menceritakan suatu kejadian atau
peristiwa berdasarkan urutan waktu sehingga pembaca bisa merasakan kejadian tersebut.
b. Paragraf deskripsi, yaitu paragraf yang menggambarkan suatu objek dengan kata- kata yang mampu merangsang indera pembaca.
c. Pargraf eksposisi, yaitu aragraf yang bertujuan untuk memaparkan,menjelaskan,menyampaikan informasi,mengajarkan dan menerangkan suatu topik kepada pembaca dengan tujuan untuk memberikan informasi sehingga memperluas pengetahuan pembaca.
d. Paragraf argumentasi, yaitu jenis paragraf yang mengungkapkan ide,gagasan,atau pendapat penulis dengan disertai bukti dan fakta(benar-benar terjadi).
e. Paragraf persuasi, yaitu suatu bentuk karangan yang bertujuan membujuk pembaca agar mau berbuat sesuatu sesuai dengnan keinginan penulisnya.
B. Ide pokok dan kalimat utama paragraf
Ide pokok memiliki nama lain yang semakna,diantaranya adalah ide utama,gagasan pokok,gagasan utama,dan pokok pikiran.1. Pengertian ide pokok
Ide pokok mengacu kepada maksud,masalah,atau informasi utama yang ingin di sampaikan penulis melalui paragraf tertentu.Sebagaimana ruh yang terdapat di dalam tubuh,ide pokok juga terdapat di dalam kalimat.Umumnya,ide pokok berada dalam kalimat utama meskipun ada juga paragraf yang menempatkan ide pokoknya secara tersebar diseluruh kalimatnya.
2. Pengertian kalimat utama Kalimat utama merupakan kalimat yang mengandung ide pokok.Secara lebih rinci,kalimat utama adalah kalimat yang mengandung maksud,masalah,atau informasi utama yang ingin di sampaikan penulis melalui paragraf tersebut.
a. Ciri-ciri kalimat utama a) Posisinya berada di awal,diakhir,atau di awal – di akhir paragraf.b) Mengandung maksud,masalah,atau informasi utama paragraf.c) Paling banyak dijelaskan oleh kalimat lainnya.d) Paling potensial menjadi simpulan paragraf.e) Bisa berdiri sendiri atau makna dan maksudnya jelas tanpa kehadiran
kalimat-kalimat yang lain.b. Berdasarkan letak kalimat utamanya,jenis paragraf secara umum dibedakan
menjadi tiga,yaitu :a) Paragraf deduktif,paragraf yang menempatkan kalimat utama di awal
paragraf.Pargrafnya dikembangkan dengan pola umum – khusus.b) Paragraf Induktif,paragraf yang menempatkan kalimat utamanya di
akhir paragraf.Paragrafnya di kembangkan dengan pola khusus – umum .
c) Paragraf campuran,paragraf yang menempatkan kalimat utamanya di awal dan di akhir paragraf.
C. Kalimat penjelasKalimat penjelas adalah kalimat-kalimat yang isinya merupakan penjelasan,uraian,atau berupa rincian-rincian detail tentang kalimat utama suatu paragraf.
1) Kalimat mayorKalimat mayor adalah kalimat yang sekurang-kurangnya memiliki fungsi subyek atau predikat.Unsur O dan K bersifat fakultatif(manasuka).
Contoh : 1. Si Doel Sudah tidur S P
2. Mereka Pergi ke Surabaya S P K
3.Ia Mencintai Zaenab dan Sara S P O
2) Kalimat Minor Kalimat minor adalah kalimat yang terdiri atas satu fungsi gramatikal.a. Bentuk kalimat minor
a) Kalimat tambahan Contoh : Saya akan pergi ke Jakarta.Minggu depan.Selama sebulan.Bersama istri saya.b) Kalimat jawaban
Contoh : (Siapa namamu?) Ani.
3. kaliamat Salam
4. kalimat panggilan
5. Kalimat seruan
6. Kalimat judul
Untuk lebih jelas perhatiak tabel :
KALIMAT MINOR KALIMAT MAYORSudah tidur Si Doel sudah tidurPergi Kamu pergi dari siniMau mandi Zaenab mau mandiZaenab dan Zarah Ia mencinytai Zaenab dan ZarahKe Surabaya Mereka pergi ke Surabaya
D. Kalimat penegas
Kehadiran kalimat penegas dalam suatu paragraf tidak mutlak. Artinya, boleh ada boleh tidak. Kadang – kadng kalimta penegas aditulis bukan untuk memperjelas informasi atau untuk menyimpulkan, melainan hanya untuk variasi paragraph.
Contoh : Gedung yang dibangun 18 yaun yang lalu itu, kini keadaannya rusak berat. Tembok bagian depan mengelupas dibeberapa tempat dan bagian belakang retak –retak . gentingnya banyak yang pecah dan tentu saja bocor kalau hujan turun. Kayu penyangga genting banyak yang patah sehinga atap bangunan tampak bergelombang. Platfon sudah tidakmutuh, lantai hancur, dan beberapa jendela kaca pecah. Bahkan sejumlah pintunya keropos dimakan rayap. Gedung itu memang sudah tidak layak dihuni.
Materi 6
A. Pengait paragraf adalah sesuatu yang di gunakan agar paragraf menjadi padu. Agar paragraf menjadi padupengait pargraf, berupa :
1. Ungkapan penghubung transisi 2. Kata Ganti 3. Kata kunci(pengulangan kata yang dipentingkan )
1. Pengait berupa konjungsi intrakalimat
Konjungsi intrakalimat pada kalimat-kalimat sebuah paragraf dapat menandai atau
mengaitkan hubungan-hubungan berikut ini.
a. Hubungan aditif (penjumlahan) : dan, bersama, serta
b. Hubungan adversatif (pertentangan) : tetapi, tapi, melainkan
c. Hubungan alternatif (pemilihan): atau, ataukah
d. Hubungan sebab : sebab, karena, lantara, gara-gara
e. Hubungan akibat : hasilnya, akibatnya, akibat
f. Hubungan tujuan : untuk, demi, agar, biar, upaya
g. Hubungan syarat : asalkan, jika, kalau, jikalau
h. Hubungan waktu: sejak, sedari, ketika, sewaktu, waktu, saat, takkala, selagi, selama,
seraya,setelah, sesudah, seusai, begitu, hingga
i. Hubungan konsesif : sungguhpun, biarpun, meskipun, walaupun, sekalipun,
kendatipun, betapapun
j. Hubungan cara : tanpa, dengan
2. Pengait berupa konjungsi antarkalimat
Konjungsi antar kalimat secara tegas dibedakan dari konjungsi intrakalimat. Di dalam
konjungsi intrakalimat terdapat konjungsi kordinatif dan konjungsi subordinatif seperti yang
sudah dijelaskan terperinci pada bagian di depan tadi. Konjungsi intrakalimat beroperasi di
dalam tataran kalimat itu. Nah, berbeda dengan semuanya itu, konjungsi antarkalimat
beroperasi pada tataran yang berada diluar kalimat itu sendiri.
Dengan demikian harus dikatakan bahwa yang dihubungkan atau dikaitkan itu adalah
ide atau pikiran yang berada di dalam kalimat itu dengan ide atau pkiran yang beada di luar
kalimat tersebut. Karena konjungsi tersebut menghubungkan antara ide yang ada dalam
sebuah kalimat danide yang berada di dalam kalimat yang lain. Konjungsi demikian itu
disebut sebagai konjungsi antarkalimat.
Adapun konjungsi antarkalimat yang mengemban hubungan-hubungan makna
tertentu tersebut adalah sebagai berikut : biarpun demikian, biarpun begitu, sekalipun
demikian, sekalipun begitu, walaupun demikian, walaupun begitu, meskipun demikian,
meskipun begitu, sungguhpun demikian, sungguhpun begitu, kemudan, sesudah itu, setelah
itu, selanjutnya, tambahan pula, lagi pula, selain itu, sebaliknya, sesungguhnya,
bahwasannya, malahan, malah, bahkan, akan tetapi, namun , kecuali itu, dengan demikian,
oleh karena itu, oleh sebab itu, sebelum itu.
Lebih lanjut dapat ditegaskan bahwa konjungsi-konjungsi yang disebutkan di depan
itu dapat menandai hubungan-hubungan makna berikut ini
a. hubungan makna pertentangan dengan dinyatakan pada kalimat sebelumya. Biarpun
begitu, biarpun demikian, sekalipun demikian, sekalipun begitu, walaupun demikian,
walaupun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu, sungguhpun demikian,
walaupun begitu, meskipun demikian, meskipun begitu, sungguhpun demikian,
sungguhpun begitu, namun, akan tetapi.
b. Hubungan makna kelanjutan dari kalimat yang dinyatakan pada kalimat sebelumnya :
kemudian,sesudah itu, setelah itu, selanjutnya.
c. Hubungan makna bahwa terdapat peristiwa, hal, keadaan di luar dari yang dinyatakan
sebelumnya:tambahan pla, lagi pula, selain itu.
d. Hubungan makna kebalikan dari yang dinyatkan pada kalimat sebelumbya.
Sebaliknya, berbeda dari itu, kebalikannya.
e. Hubungan makna kenyataan yang sesungguhnya: sesungguhnya, bahwasannya,
sebenarnya.
f. Hubungan makna yang menguatkan keadaan yang disampaikan sebelumya : malah,
malahan, bahkan.
g. Hubungan makna yang menyatakan keesklusifan dan keinklusifan : kecuali itu,
h. Hubungan makna yang menyatakan konsekuensi : dengan demikian.
i. Hubungan makna yang menyatakan kejadian yang mendahului hal yang di nyatakan
sebelumnya : sebelum itu.
3. Pengait berupa konjungsi korelatif
Konjungsi korelatif terdiri atas dua unsur yang dipakai berpasangan. Bentuk berpasangan
demikian itu besifat idiomatis, jadi tidka bisa dimodifikasi dengan begitu saja. Adapun
contoh konjungsi korelatif tersebut adalah sebagai berikut: antara. dan, dari hingga, dari
sampai dengan, dari sampai ke, dari sampai, dari ke, baikmapun, tidka hanya tetapi juga,
bukan hanya melainkan juga, demikian sehingga, sedemikian rupa sehingga, apakahatau,
entah entah, jangakan pun.
4. Pengait berupa proposisi
Preposisi atau kata depan dapat dikatakan sebagai kelas kata dalam sebuah bahasa yagn
sifatnya tertutup. Dikatakan tertutup karena jumlahnya terbatas dan tidak berkembang seperti
kelas-kelas kata yang lainnya. Berbeda dengan konjungsi yang lazimnya diikuti oleh klausa,
preposisi atau kata depan selalu diikuti oleh katau atau frasa. Nah, preposisi atau kata depan
itu juga menandai hubungan makna antara kata atau frasa yang mengikutinya, dengan kata
atau frasa lain yang ada di dalam kalimat itu.
Dengan demikian, hubungan makna demikan itu perlu pula dicermati dan diperhatikand alam
kerangka penyusunan paragraf yang efektif ini. Berikut ini hubungan-hubungan makna yang
dinyatakan oleh preposisi atau kata depan.
a. Hubungan makna keberadaan: di, pada, di dalam, di atas, di tengah, di bawah
b. Hubungan makna asa:dari, dari dlam, dari luar, dari atas, dari bawah, dari samping,
dari belakang, dari muka
c. Hubungan makna arah : ke, menuju, ke dalam, ke luar, ke samping, ke atas, ke muka,
kepada.
d. Hubungan makna alat: dengan, tanpa dengan
e. Hubungan makna kepesertaan:dengan, bersama
f. Hubungan makna cara: secara, dengan
g. Hubungan makna peruntukan: untuk, bagi, demi
h. Hubungan makna sebab atau alasan: karena, sebab
i. Hubungan makna perbandingan:daripada, ketimbang
j. Hubungan makna pelau perbuatan atau agentif:oleh
k. Hubungan makna batas:hingga,sampai
l. Hubungan makna perihwalan:tentang, mengenai, perihal, ihwal
5. Perihal berupa konjungsi pengacuan
Selain konjungsi intralimat dan konjungsi antarkalimat serta preposisi atau kata depan, yang
masing-masing juga menandai hubungan makna tertentu. Teknik-teknik pengacuan tertentu
juga dapat digunakan sebagai peranti pengait. Pengacuan pengacuan dimaksud dapat bersifat
endoforis, tetapi juga dapat bersifa eksoforis. Pengacuan endoforis menunjuk pada bentuk
kebahasaan yang berada di luar kalimat itu, sedangkan pengacuan eksoforis menunjuk pada
bentuk yang berada di luar kebahasan.
Jadi yang disebut terakhir ini harus dikaitkan dengan konteks luar kebahasannya.
Berikut ini pengacuan-pengacuan yang bersifat endoforis itu disampaikan satu demi satu.
a. Hubungan pencauan dengan kata itu
b. Hubungan pengacuan dengan kata begitu.
c. Hubungan pengacuan dengan begitu itu
d. Hubunganpencauan dengan demikian itu
e. Hubungan pencauan dengan tersebut
f. Hubungan pencauan dengan tersebut itu
g. Hubungan pencauan dengan pronomina nya
Materi 7
JENIS PARAGRAF DAN PENGEMBANGANNYA
A. Jenis Paragraf
1.Paragraf Deduksi
Deduksi berarti paragraf dari umum ke khusus. Paragraf ini penempatan kalimat topiknya
selalu diawal.
Contoh:
Janji-janji yang disampaikan oleh calon presiden pada waktu kampanye pilkada (pemilihan
kepala daerah) amat menarik. Pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme dikalangan
pejabat daerah merupaan prioritas utama yang akan segera dilaksanakan untuk menjamin
terselenggaranya pemerintahan daerah yang bersih dan berwibawa. Kesejahteraan petani,
nelayan, dan buruh serta karyawan baik negeri maupun swasta akan ditingkatkan. Anggaran
pendidikan pun akan dinaikkan sampai dua kali lebih besar dari pada anggaran sebelumnya.
Gedung-gedung sekolah dan peralatannya akan diperbaharui dan ditambah. Selain itu, tidak
akan ada lagi anak yang tidak mampu bersekolah karena SPP dan buku murid-murid SD/MI
sampai SMA/MA yang berasal dari keluarga kurang mampu akan ditanggung oleh
pemerintah daerah.
2. Paragraf Induksi
Paragraf yang pengembangannya dimulai dari pemaparan bagian-bagian kecil atau hal-hal
yang konkret hingga sampai kepada suatu simpulan yang bersifat umum disebut paragraf
induksi. Induksi berarti cara berfiikir dari khusus ke yang umum. Pada paragraf seperti ini
penempatan kalimat topiknya berada diakhir paragraf.
Contoh:
Budi tinggal bersama ibunya yang telah menjanda disebuah rumah dekat masjid. Setelah
ibunya meninggal, dia diajak ke rumah pamannya di sebuah perkampungan kumuh yang
sangat jauh dari masjid. Anak-anak muda di kampung itu terkenal dengan kenakalannya dan
mereka senang bergerombol di mulut-mulut gang sambil menenggak minuman keras dan
mengganggu orang-orang yang lewat. Akhirnya Budi pun terpengaruh menjadi pemabuk dan
suka berkelahi. Dia tidak segan-segan melukai seseorang ketika mabuk dan sering terlibat
aksi tawuran antarkelompok remaja kampung itu. Kini Budi meringkuk dalam tahanan polisi,
padahal dahulu ia seorang anak yang baik dan rajin shalat.
3.Paragraf Campuran
Dalam paragraf campuran penempatan kalimat topiknya di tengah paragraf. Paragraf ini di
mulai oleh kalimat pengembang setelah kalimat atau kata transisi kalau ada. Setelah itu,
kalimat topik di kembangkan lagi dan diakhiri oleh kalimat penegas kalau diperlukan.
Contoh:
Dia pandai bergaul dan menyesuaikan diri sehingga setiap orang amat suka bersahabat
dengannya. Dalam berpakaian, dia tidak pernah mencari perhatian orang lain dan selalu
menyesuaikan dengan lingkungan tempat dia tinggal. Dia pandai berhias diri tetapi tidak
pernah memakai make up yang berlebihan. Pantas laila menjadi idaman setiap jejaka. Di
samping itu,dia pun rajin mengaji dan tidak pernah meninggalkan shalat yang lima waktu
atau tes yang sesuai dengan anjuran gurunya, prestasi setiap semesternya selalu meningkat
dan sampai sekarang dia bertahan pada peringkat pertama dikelasnya.
4.Paragraf Perbandingan
Pengembangan Paragraf perbandingan dilakukan dengan cara membanding-bandingkan
kalimat topik. Misalnya, kalimat topik mengenai hal yang bersifat abstrak dibandingkan
dengan hal yang bersifat konkret dengan cara merinci perbandingan tersebut dalam bentuk
yang konkret atau bagian bagian kecil.
Contoh:
Sifat orang jahat sama halnya dengan lalat. Lalat biasa hinggap di tempat-tempat yang kotor
dan selalu makan makanan yang menjijikan. Kemana saja dia pergi pasti pasti membawa
penyakit. Begitu juga orang jahat biasa tinggal di tempat-tempat maksiat dan biasa makan
makanan yang diharamkan. Kemana pun dia pergi pasti bikin membuat keonaran yang
meresahkan warga.
5.Paragraf Pertanyaan
Kalimat topik dalam paragraf pertanyaan berbentuk kalimat tanya dan kalimat-kalimat
pengembangan dalam paragraf jenis ini juga biasa merupakan jawaban-jawaban atas
pertanyaan tersebut.
Contoh:
Siapakah Osama Bin Laden itu? Dia seorang bangsa Arab anak pengusaha terkenal di negeri
tersebut. Dia seorang politis Muslim yang menentang pemerintahan kerajaan yang di Arab,
akibat pertentangannya dengan pemerintah negeri itu, dia lari ke Afganistan dan memimpin
sebuah organisasi yang bernama Al-Qaeda. Selanjutnya, Dia dituduh Amerika Srikat sebagai
dalang teroris Internasional yang menyerang dan menghancurkan Petagon dan WTC. Oleh
karena itu , dia menjadi salah seorang daftar pencarian orang di Negara Amerika Serikat.
6.Paragraf Sebab-Akibat
Kalimat topik paragraf sebab-akibat merupakan sebab atau akibat peristiwa-peristiwa atau
sifat objek yang dipaparkan dalam kalimat pengembang. Jika kalimat topiknya berupa sebab
maka kalimat pengembangnya harus merupakan akibat dari sebab itu. Sebaliknya jika kalimat
topiknya berupa akibat, kalimat pengembangnya harus merupakan sebab-sebab dari akibat
itu.
Contoh :
Pak Ahmad sangat telaten merawat tanamannya. Setiap petak sawah yang akan ditanami padi
selalu diperiksa tingkat keasamannya. Kalau sudah diketahui tingkat keasamannya, beliau
taburi kapur atau kalsit secukupnya dan dibiarkan beberapa hari sebelum diaduk. Ketika
menanam, beliau selalu mengikuti aturan dari PPL (Penyuluhan pertanian) baik jarak dari
rumpun ke rumpun maupun jumlah pohon yang ditanam pada setiap rumpun. Dalam hal
pemupukan, selain menggunakan pupuk organik buatan sendiri, beliau juga menggunakan
pupuk Urea,TSP,dan KCL dengan dosis sesuai dangan aturan. Setiap pagi beliau pergi ke
sawah untuk mengairi tanaman padinya dengan air yang dialirkan dari irigasi. Hama-
hamanya, baik hama tikus maupun ulat penggerek batang selalu diberantas. Selain itu, Pa
Ahmad selalu berdoa agar hasil panennya melimpah. Maka tak mengherankan apabila panen
padi pak Ahmad tahun ini sangat melimpah.
7. Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah pengembangan kalimat topik dalam sebuah paragraf dengan
menggunakan contoh-contoh. Contoh-contoh itu dipakai untuk memperjelas maksud dalam
kalimat topik.
Contoh :
Proses pengurusan surat-surat yang paling mudah ialah dengan cara “Menembak” atau
”Lewat belakang” (Tidak melalui prosedur yang berlaku). Contohnya waktu membayar pajak
mobil, saya tidak mengurus sendiri, tetapi menyuruh calo yang biasa mangkal disana.
Beresnya cepat sekali. Contoh lain waktu adik saya akan membuat SIM. Dia hanya
memberikan uang da salinan KTP kepada calo lalu dia dipanggil untuk dipotret. Beberapa
menit kemudian, SIM pun selesai. Selain itu waktu membuat akta kelahiran anak, saya hanya
memerlukan waktu menunggu satu jam dengan cara memberi uang pelicin alakadarnya.
Sementara itu, orang lain harus menunggu akta kelahiran anaknya beberapa jam setelah
menyerahkan formulir karena tidak memberi uang pelicin.
8. Paragraf Perulangan
Pengembangan paragraf perulangan dilakukan dengan cara mengulang kata atau kelompok
kata. Pengembangan paragraf perulangan juga bisa dilakukan dengan cara mengulang bagian-
bagian kalimat yang penting.
Contoh :
Ada kaitan yang kuat antara makan, hidup dan berpikir pada manusia. Setiap manusia perlu
makan, makan untuk hidup. Hidup tidak hanya unuk makan. Akan tetapi hidup manusia
mempunyai tujuan. Tujuan hidup berbeda-beda antara yang satu dengan yang lainya, tetapi
ada persamaannya yakni salah satu diantaranya melangsungkan keturunan. Keturunan
merupakan penerus bangsa yaitu generasi yang lebih baik dan tangguh. Tangguh menghadap
segala tantangan dan rintangan. Rintangan dan tantangan membuat manusia berpikir. Berpikir
bukan sembarang berpikir tetapi berpikir jernih utuk memecahkan berbagai persoalan hidup
dan kehidupan (Taringan,1981:34).
9. Paragraf Definisi
Dalam paragraf definisi kalimat topiknya merupakan sesuatu pengertian atau istilah yang
memerlukan penjelasan secara panjang lebar agar maknanya mudah dipahami oleh pembaca.
Alat untuk memperjelas pengertian itu ialah kalimat pengembang.
Contoh :
Sosiolinguistik adalah ilmu antardisipliner yakni sosiologi dan lingustik. Sosiologi adalah
kajian yang objektif dan ilmiah bagi manusia didalam masyarakat. Linguistik adalah ilmu
tentang bahasa. Sosiolinguistik merupakan subdisiplin ilmu bahasa yang mempelajari faktor-
faktor sosial yang berperan dalam penggunaan bahasa dalam pergaulan sosial. Sosiolinguistik
mengkaji bahasa dan pemakaiannya dalam sosial budaya. Selain itu, sosiolinguistik dalam
pengembangan subsidang linguistik memfokuskan penelitian pada variasi ujaran dalam
konteks sosial. Berdasarkan keterangan diatas, dapat disimpulkan bahwa: “Sosiolinguistik
adalah cabang ilmu linguistik yang bersifat interdisipliner dengan sosiologi dengan penelitian
hubungan antara bahasa dengan faktor-faktor sosial didalam suatu masyarakat”.
10. Paragraf Deskriptif
Kalimat topik dalam paragraf deskriptif tidak tersurat seperti pada paragraf-paragraf yang
lain. Kalimat topik paragraf ini tersirat pada semua kalimat pengembang. Kita akan
mengetahui kallimat topik setelah selesai membaca paragraf karena kalimat topik paragraf
deskriptif merupakan simpulan semua paparan dalam paragraf.
Contoh :
Waktu itu jam 16.00, wasit mulai membunyikan peluitnya tanda pertandingan dimulai. Kedua
kesebelasan sibuk mengatur strategi untuk menyerang dan mempertahankan gawangnya dari
serangan lawan. Permainan cukup seru karena kedua keebelasan kekuatan dan semangatnya
cukup seimbang. Penonton bersorak-sorai mendukung kesebelasan kesayangannya masing-
masing. Tidak lama kemudian, salah satu kesebelasan ada yang “merobek gawang”
lawannya. Pendukung yang menang mengejek habis-habisan kesebelasan yang kalah sampai
mengeluarkan kata-kata “kotor”. Pendukung yang kalah merasa tidak enak sehingga
terjadilah pertengkaran antarpendukung kesebelasan. Bukan hanya berperang mulut,
melainkan juga mereka saling melempar dan berkelahi. Akhirnya, sebelum pertandingan
selesai, wasit terpaksa membunyikan peluit panjangnya tanda pertandingan berakhir.
B.Teknik Berlatih Mengembangkan Paragraf
1.Pengembangan Paragraf
Pengarang itu adalah usaha mengembangkan beberapa kallimat topik. Dengan demikian,
dalam karangan itu kita harus mengembangkan beberapa paragraf demi paragraf. Oleh karena
itu, kita harus hemat menempatkan kalimat topik. Satu paragraf hanya mengandung sebuah
kalimat topik.
Contoh dibawah ini memperlihatkan perbedaan paragraf yang tidak hemat dan paragraf yang
hemat akan kalimat topik. Paragraf yang tidak hemat ini mengandung tiga buah kalimat
topik.
Penggemar seruling buatan Frederik Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal
memperoleh sebuah seruling buatan Morgan. Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan
pemesanan seruling karena terlalu banyak pihak yang memesan seruling buatannya. Memang
dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup ahli dunia.
Perhatikan Paragraf berikut yang merupakan hasil pengembangan kalimat-kalimat di atas.
Penggemar seruling buatan Frederick Morgan bersedia menunggu lima belas tahun asal
memperoleh seruling buatan Morgan. Pernyataan tersebut dikemukakan oleh beberapa
penggemar seruling Eropa. Hal ini terjadi setelah Morgan mengumumkan bahwa pemesanan
serulingnya ditutup.
Pada Pertengahan bulan Juli Morgan menghentikan pemesanan seruling karena terlalu
banyak pihak yang memesan seruling buatannya. Jika seruling dibuat terus menerus Morgan
harus bekerja selama 14 tahun guna memenuhi pesanan tersebut. Seruling buatan Morgan
sangat berperan pada musik di dunia Eropa sejak tahun 1950.
Memang dewasa ini Morgan tergolong ahli pembuat instrumen tiup ahli dunia. Beberapa ahli
lainnya adalah Hans Caolsma (Utrecht), Mortin Skovroneck (Bremen), Fredrick Van Huene
(Amerika Serikat),Klaus Scheele (Jerman), serta Shigchoru Yamaoka dan Kuito Kinoshito
(Jepang).
Kalau kita amati, ternyata paragraf-paragraf yang terakhir lebih ”berbicara” dari pada
paragraf sebelumnya, yang mengandung tiga buah kalimat topik. Paragraf terakhir hemat
akan kalimat topik, tetapi kreatif dengan kalimat-kalimat penjelas.
2.Teknik Pengembangan Paragraf
Teknik pengembangan paragraf secara garis besar ada dua macam. Pertama, dengan
menggunakan “ilustrasi”. Apa yang dikatakan kalimat topik itu dilukiskan dan digambarkan
dengan kalimat-kalimat penjelas sehingga di depan pembaca tergambar dengan nyata apa
yang dimaksud oleh penulis. Kedua, dengan “analisis”. Apa yang dinyatakan kalimat topik
dianalisis secara logis sehingga pernyataan tadi merupakan sesuatu yang meyakinkan.
Di dalam praktik, kedua teknik diatas dapat di rinci lagi menjadi beberapa cara yang lebih
praktis, di antaranya (a) dengan memberikan contoh, (b) dengan menampilkan fakta-fakta, (c)
dengan memberikan alasan-alasan dan (d) dengan bercerita.
a. Dengan memberikan Contoh/Fakta
Perhatikan paragraf berikut:
Kegiatan KUD di desa-desa yang belum dewasa sering di campuri oleh tengkulak-tengkulak,
seperti di Desa Kioro. Semua kegiatan KUD selalu di pantau oleh tengkulak-tengkulak.
Kadang-kadang bukan memantau lagi namanya, tetapi langsung ikut serta menentukan harga
gabah penduduk yang akan di jual ke koperasi. Tengkulak itulah yang mengatur pembagian
uang yang ditangani oleh ketua koperasi,mengatur pembelian padi, dan sebagainya.
Demikian pula halnya dalam menjual kembali ke masyarakat. Harga padi selalu ditentukan
oleh tengkulak itu. Dari hasil penjualan ini tengkulak meminta upah yang cukup besar dari
ketua koprasi.
Dalam mengunakan cara ini, penulis hendaknya pandai memilih contoh-contoh yang umum,
contoh yang representatif, yang dapat mewakili keadaan yang sebenarnya, dan bukan contoh
yang dicari-cari.
b. Dengan Memberi Alasan-Alasan
Dalam cara ini, apa yang dinyatakan oleh kalimat topik dianalisis berdasarkan logika,
dibuktikan denga uraian-uraian yang logis dengan menjelasakan sebab-sebab mengapa
demikian .
Perhatikan paragraf berikut.
Membiasakan diri berolahraga setiap pagi banyak manfaatnya bagi seorang pegawai.
Olahraga itu sangat perlu untuk mengimbangi kegiatan duduk berjam-jam dibelakang meja
kantor. Kalau tidak demikian, pegawai iu akan menderita beberapa penyakit karena tidak ada
keseimbangan kerja otak dan kerja fisik. Kalau pegawai itu menderita sakit, berarti
membengkalaikan pekerjaan kantor yang berarti pula melumpuhkan kegiatan negara.
c. Dengan Bercerita
Biasanya pengarang mengungkapkan kembali peristiwa-peristiwa yang sedang atau sudah
berlalu apabila ia mengembangkan paragraf dengan cara ini. Dengan paragraf itu, pengarang
berusaha membuat lukisannya itu hidup kembali.Perhatikan paragraf berikut :
Kota Wonosobo telah mereka lalui. Kini jalan lebih menanjak dan sempit berliku-liku. Bus
meraung-raung ke dataran tinggi Dieng. Di samping kanan jurang menganga, tetapi
pemandangan di kejauhan adalah hutan pinus menyelimuti punggung bukit bekas-bekas
kawah yang memutih. Pemandangan itu melalaikan goncangan bus yang tak henti-hentiya
berkelak-kelok. Sesekali atap rumah berderet kelihatan di kejauhan.
Bagian paragraf menurut teknik pemaparannya:
Paragraf menurut teknik pemaparannya dapat dibagi dalam empat macam, yaitu deskriptif,
ekspositoris, agumentatif, dan naratif.
a.Deskriptif
Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini melukiskan apa
yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak.
Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri kekanan. Dengan kata lain,
deskriptif berurusan dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh pancaindra.
Contoh sebuah paragraf deskriptif:
Pasar tanah abang adalah sebuah pasar yang sempurna. Semua barang ada di sana. Di toko
yang paling depan berderet toko sepatu dalam dan luar negeri. Di lantai dasar terdapat toko
kain yang lengkap dan berderet-deret. Di samping kanan pasar terdapat warung-warung kecil
penjual sayur dan bahan dapur. Disamping kiri ada pula berjenis-jenis buah-buahan pada
bagian belakang kita dapat berpuluh-puluh pedagang daging. Belum lagi kita harus melihat
lantai satu, dua, dan tiga.
b. Ekspositoris
Paragraf Ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampilkan suatu objek.
Tertuju pada satu unsur saja. Penyampainnya dapat menggunakan perkembangan analisis
atau keruangan.
Contoh Paragraf Ekspositoris:
Pasar Tanah Abang adalah pasar yang kompleks. Di lantai dasar terdapat sembilan puluh kios
penjual kain dasar. Setiap hari rata-rata terjual tiga ratus meter untuk setiap kios. Dari data ini
dapat diperkirakan berapa besarnya uang yang masuk ke kas DKI dari Pasar Tanah Abang.
c. Argumentatif
Paragraf argumentatif sebenarnya dapat dimasukkan ke dalam ekspositoris. Paragraf
argumentatif disebut juga persuasi. Paragraf ini lebih brsifat membujuk atau menyakinkan
pembaca terhadap suatu hal atau objek. Biasanya, paragraf ini menggunakan perkembangan
analisis.
Contoh Paragraf Argumentatif:
Dua tahun terakhir, terhitung sejak Boeing B-737 milik maskapai penerbangan Aloha
Airlines celaka, isu pesawat tua mencuat ke permukaan. Ini bisa dimaklumi sebab pesawat
yang badannya koyak sepanjang 4 meter itu sudah dioperasikan lebih dari 19 tahun. Oleh
karena itu, cukup beralasan jika orang menjadi cemas terbang dengan pesawat berusia tua.
Amankan? kalo memang aman, lalu bagaimana cara merawatnya dan berapa biayanya
sehingga ia tetap nyaman di naiki?
d. Naratif
Karangan narasi biasanya dihubung-hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah
karangan narasi atau paragraf narasi haya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat.
Contoh Paragraf Naratif:
Malam itu ayah kelihatan benar-benar marah. Aku sama sekali dilarang berteman dengan
Syairun. Bahkan ayah mengatakan bahwa aku akan dia antar dan dijemput ke sekolah. Itu
semua gara-gara Selamat yang telah memperkenalkan aku dengan Siti.