Kemuliaan kepada kemuliaan · 2019. 5. 1. · dalam gereja, ada berkat diperintahkan. Meskipun kita...

68
1 Kemuliaan kepada kemuliaan Вав 5 MENGGAPAI TUJUAN ANDA Dave and Frances van den Berg

Transcript of Kemuliaan kepada kemuliaan · 2019. 5. 1. · dalam gereja, ada berkat diperintahkan. Meskipun kita...

  • 1

    Kemuliaan kepada

    kemuliaan

    Вав 5

    MENGGAPAI TUJUAN ANDA

    Dave and Frances van den Berg

  • 2

  • 3

    DAFTAR ISI

    Halaman

    BAB IV MENGGAPAI TUJUAN ANDA

    A. Pentingnya Kesatuan 3

    B. Kekudusan dan kemurnian 11

    C. Prinsip-prinsip kehormatan 18

    D. Bagaimana untuk menaklukkan kegagalan 31

    E. Bagaimana membuat keputusan 38

    F. Panggilan dan visi - bagian satu 47

    G. Panggilan dan visi - bagian dua 59

    H. Masa tunggu 68

  • 4

    PENTINGNYA KESATUAN

    Kesatuan adalah salah satu kunci paling penting dalam Kerajaan

    Allah untuk berkat dan terobosan. Oleh karena itu, taktik terbesar

    musuh, adalah untuk menghancurkan Kesatuan kita, terutama di

    gereja dan keluarga. Kesatuan adalah hukum universal, karena di

    mana ada kesatuan, ada kekuatan. Kita bisa melihat prinsip ini

    bekerja dalam kisah Menara Babel. Kita membaca dalam Kejadian,

    "Dan TUHAN berkata,“Mereka ini satu bangsa dengan satu bahasa

    untuk semuanya. Ini barulah permulaan usaha mereka; mulai dari

    sekarang apapun juga yang mereka rencanakan, tidak ada yang

    tidak akan dapat terlaksana" (Kejadian 11:6)

    Karena Kesatuan mereka, tidak ada batasan untuk apa yang bisa

    mereka capai. Karena itu Allah membuat kebingungan dengan

    memberi mereka bahasa yang berbeda untuk menghancurkan

    Kesatuan mereka. Jika ini benar dalam situasi negatif ini, berapa

    banyak lagi yang benar bila ada Kesatuan di antara kita dalam

    Kerajaan Allah. Dalam Mazmur 133 kita membaca, "Sungguh,

    alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam

    bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala

    meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher

    jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas

    gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan

    berkat, kehidupan untuk selama-lamanya" Ketika ada kesatuan

    dalam gereja, ada berkat diperintahkan. Meskipun kita diberkati,

    karena kita ada di dalam Kristus, kesatuan menempatkan kita

    dalam posisi untuk mengalami berkat-Nya. Ketika ada kesatuan

    dalam keluarga, terutama antara suami dan istri, ada berkat

    diperintahkan. Hal ini dapat berlaku untuk setiap situasi tim.

    Ada beberapa hal yang hanya Tuhan akan memberi kita dalam

    konteks tim dan bukan sebagai individu. Dalam Mazmur 36: 8 kita

    membaca, "Mereka mengenyangkan dirinya dengan lemak di

    rumah-Mu; Engkau memberi mereka minum dari sungai

    kesenangan-Mu." Hal ini di rumah Allah,yaitu gereja, dimana Allah

    memberkati kita. disitulah di mana sumber-Nya berada. Mereka

    yang memutuskan hubungan dari gereja yang hidup, memutuskan

    diri dari ketentuan Allah! Dalam Kejadian 28:17 kita membaca

    bahwa "rumah Allah" juga merupakan "pintu gerbang surga."

    Karena itu, ketika ada kesatuan di dalam rumah Allah, kita

  • 5

    membuka portal ke surga untuk mengalami kehadiran, Allah,

    urapan Roh Kudus dan mengaktifkan malaikat.

    Dalam Kisah Para Rasul 2: 1, kita membaca bahwa " Ketika tiba

    hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat"

    ketika Allah mencurahkan Roh-Nya pada hari Pentakosta. Kita

    memiliki situasi yang sama kembali terjadi dalam Kisah Para

    Rasul 2: 44-47 kita membaca, Dan semua orang yang telah

    menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka

    adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang

    menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua

    orang sesuai dengan keperluan masing-masing. Dengan bertekun

    dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait

    Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara

    bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan

    tulus hati, sambil memuji Allah. Dan mereka disukai semua orang.

    Dan tiap-tiap hari Tuhan menambah jumlah mereka dengan orang

    yang diselamatkan. "Selanjutnya kita membaca dalam Kisah para

    rasul 4: 32-33 kita baca "Adapun kumpulan orang yang telah

    percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorangpun yang

    berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri,

    tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama. Dan

    dengan kuasa yang besar rasul-rasul memberi kesaksian tentang

    kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua hidup dalam kasih

    karunia yang melimpah-limpah."

    Banyak kebangunan rohani dimulai sebagai hasil dari kesatuan.

    Misalnya, kebangkitan di Kepulauan Hebrides di tahun 1940-an.

    Sejumlah orang datang bersama-sama untuk berdoa untuk

    kebangunan rohani. Setelah berdoa untuk waktu yang lama, tidak

    ada yang terjadi. Mereka kemudian bertanya kepada Tuhan

    mengapa Dia tidak menjawab doa-doa mereka. Tuhan mengatakan

    kepada mereka bahwa mereka pertama-tama harus bertobat dari

    perpecahan mereka dan ketidak mengampuni. Ketika mereka

    melakukannya, Allah mengatakan kepada mereka untuk mengirim

    seorang pria bernama Duncan Campbell dari Skotlandia. Ketika

    Duncan Campbell tiba, kebangunan rohani tersebar dan hampir

    seluruh pulau diselamatkan. Orang-orang berbaris di kantor polisi

    mengaku dosa mereka karena tidak ada cukup pendeta untuk

    membantu mereka. Kebangunan ini tersebar, karena Kesatuan

    mereka.

  • 6

    Ketika ada kesatuan dalam gereja, akan ada manifestasi dari

    berkat dan kemurahan. Di sisi lain, banyak gereja dihancurkan dan

    dilemahkan oleh perpecahan dan konflik. Saya sering

    memperhatikan bahwa ketika orang yg suka berdebat

    meninggalkan gereja, gereja akan tumbuh dan diberkati. Dalam 2

    Korintus 2:10 Paulus mengatakan, "kita tidak tahu tentang taktik

    Setan". Dalam konteks bab ini, taktik yang ia maksud, adalah

    ketidak mengampuni yang menyebabkan perpecahan di dalam

    gereja.

    Yesus berdoa di Yohanes 17:21supaya mereka semua menjadi

    satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di

    dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia

    percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." Perhatikan

    ia mengatakan, "mereka juga di dalam kita." Hal ini kesatuan

    dalam Kristus dan bukan tidak kesatuan dalam manusia atau

    doktrin. Kesatuan di luar Kristus tidak melepaskan berkat Allah.

    Namun, Kesatuan di antara orang-orang Kristen, adalah kunci

    terbesar yang kita miliki untuk mempengaruhi bangsa-bangsa bagi

    Yesus.

    Efesus 4: 3, “Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh oleh

    ikatan damai sejahtera.” Dalam Amplified Bible kita membaca,

    “Lakukanlah segala upaya untuk menjaga kesatuan roh.”

    Perhatikan, pertama-tama ia mengatakan, "kesatuan Roh. " Hal ini

    bukan karena kita semua setuju bersama-sama atau kita semua

    harus tunduk kepada beberapa pemimpin. Ini merupakan satu

    kesatuan yang datang ketika kita serahkan kepada Roh Kudus!

    Kedua hal itu mengatakan "dalam ikatan damai sejahtera." Ini

    berarti bahwa kita memiliki hubungan yang tepat yang bebas dari

    perselisihan dan konflik. Bahkan jika kita tidak semua setuju, kita

    bisa menjaga perdamaian dalam hubungan kita.

    Kesatuan adalah manifestasi dari kerendahan hati bersama! Dalam

    Filipi 2: 2-4 kita membaca, "karena itu sempurnakanlah

    sukacitaku dengan ini: hendaklah kamu sehati sepikir, dalam satu

    kasih, satu jiwa, satu tujuan, dengan tidak mencari kepentingan

    sendiri atau puji-pujian yang sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan

    rendah hati yang seorang menganggap yang lain lebih utama dari

    pada dirinya sendiri; dan janganlah tiap-tiap orang hanya

  • 7

    memperhatikan kepentingannya sendiri, tetapi kepentingan orang

    lain juga."

    Kerendahan hati, yang menempatkan orang lain terlebih dahulu,

    adalah suatu kondisi untuk memiliki "persekutuan Roh." Oleh

    karena itu, akar penyebab semua perpecahan adalah kesombongan

    dan keegoisan. Dalam Amsal 13:10 kita membaca bahwa

    "Keangkuhan hanya menimbulkan pertengkaran, tetapi mereka

    yang mendengarkan nasihat mempunyai hikmat." Oleh karena itu,

    hanya melalui kerendahan hati kita bisa bebas dari perselisihan dan

    perpecahan dan jika kita ingin memiliki kesatuan, kita harus

    memiliki kerendahan hati!

    Daftar langkah-langkah praktis untuk membangun kesatuan

    dalam tim:

    1) Komitmen diri Anda untuk menjadi bagian dari tim: Agar bisa

    melakukannya, kita harus mengutamakan kepentingan orang

    lain terlebih dahulu. Alkitab mengatakan dalam Filipi 2:4,

    "dengan tidak mencari kepentingan sendiri atau puji-pujian yang

    sia-sia. Sebaliknya hendaklah dengan rendah hati yang seorang

    menganggap yang lain lebih utama dari pada dirinya sendiri."

    Sebagai contoh, kita tidak hanya pergi ke Gereja, kita terlibat

    dalam gereja. Beberapa tahun yang lalu, saya berdoa dan

    meminta Tuhan untuk memberkati hidup saya. Saya mendengar

    Roh Kudus berkata kepada saya, bahwa saya tidak akan pernah

    masuk ke dalam berkat yang penuh dari Allah sampai saya

    bagian dari sebuah tim. Alkitab mengatakan dalam Mazmur 92:

    "ditanam di rumah Tuhan" 13-14 Jika pohon ditanam, tidak

    berpindah (bergerak) ketika angin bertiup. Ketika kita adalah

    bagian dari tim, kita tetap di sana bahkan ketika kita melewati

    'badai'.

    2) Berdoa untuk satu sama lain: Lebih baik berdoa daripada

    mengkritik! Melalui doa kasih karunia Allah sering dilepaskan

    untuk membawa Kesatuan. Kita tidak bisa melanjutkan

    perpecahan dan perselisihan jika kita terus saling mendoakan.

    Berdoa untuk satu sama lain, membawa kesatuan Roh!

    3) Penting untuk menyelesaikan konflik sesegera mungkin. Semakin

    lama kita membiarkan konflik terus, akan semakin menjadi

  • 8

    buruk. Amsal 17:14 "Memulai pertengkaran adalah seperti

    membuka pintu air, Jadi berhentilah sebelum terjadi

    perselisihan." (NLT) Jika kita tidak cepat menangani konflik,

    dapat menimbulkan konsekuensi bencana kemudian.

    4) Berbicara secara langsung kepada orang-orang dan tidak dari

    belakang. Dalam Matius 18:15 kita membaca, "Apabila

    saudaramu berbuat dosa, tegorlah dia di bawah empat mata.

    Jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatnya

    kembali:" Oleh karena itu Buatlah komitmen, tidak pernah

    menerima atau memberikan laporan jahat tentang anggota tim

    lain. Dalam Titus 3: 2 mengatakan, "Berbicaralah kejahatan

    tidak ada orang!"

    5) Buatlah komitmen untuk menerima koreksi kasih dari satu sama

    lain. Hal ini akan membutuhkan kerendahan hati, yang

    merupakan dasar Kesatuan. Dalam Amsal 9:8 "Janganlah

    mengecam seorang pencemooh, supaya engkau jangan

    dibencinya, kecamlah orang bijak, maka engkau akan

    dikasihinya." Kemampuan untuk menerima teguran atau celaan

    adalah salah satu cara tercepat untuk bertumbuh secara rohani.

    6) Mengampuni satu sama lain. Pengampunan tidak diperoleh tapi

    diberikan. Kita tidak memaafkan orang karena mereka layak

    mendapatkannya. Hal ini diberikan sebagai hadiah. Alkitab

    berkata, "Ampunilah satu sama lain sebagaimana Allah di dalam

    Kristus telah mengampuni kamu." (Efesus 4:32) Pengampunan,

    menghancurkan benteng iblis yang menyebabkan perpecahan.

    statistik menunjukkan bahwa penyebab terbesar dari perceraian

    bukanlah perzinahan, atau masalah keuangan, tapi ketidak

    mengampuni. Agar memiliki kesatuan, kita harus terus-menerus

    mengampuni satu sama lain. Pengampunan, melepaskan

    anugrah bagi kita untuk memiliki kesatuan.

    7) Jadilah setia pada pemimpin tim. Ini tidak berarti bahwa kita

    setuju dengan semua yang mereka katakan atau lakukan, tetapi

    mereka tahu bahwa kita ada untuk selalu mendukung mereka.

    Dalam Lukas 16:12 kita membaca, bahwa "Dan jikalau kamu

    tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan

    menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? " Jika kita harus

    mencari pemimpin tim yang baru, maka kita harus

  • 9

    melakukannya dengan sikap rendah hati. Adalah salah untuk

    hanya bangun dan pergi tanpa memberitahu para pemimpin

    Anda mengapa Anda melakukannya. Kita tidak hanya

    "meninggalkan" tanpa memberitahu siapa pun! Itu adalah

    kurangnya takut akan Tuhan!

    8) Buatlah komitmen untuk suci dan kudus. Dalam Yudas 1:19

    dikatakan bahwa "Mereka adalah pemecah belah yang dikuasai

    hanya oleh keinginan-keinginan dunia ini dan yang hidup tanpa

    Roh Kudus!" Dosa dan kompromi memberikan iblis hak untuk

    menghancurkan kesatuan kita dan akan menghancurkan gereja.

    Oleh karena itu, penting untuk berusaha menuju kekudusan dan

    kemurnian dalam hati dan pikiran kita sendiri. Ini adalah fakta

    bahwa mereka yang menyebabkan perpecahan sering memiliki

    masalah moral

    9) Memiliki tujuan dalam hidup Anda. Kita memiliki contoh

    Nehemia. Ada kesatuan karena ada tujuan bersama untuk

    membangun tembok Yerusalem. Kita tidak akan pernah memiliki

    kesatuan jika tujuan kita adalah kesatuan. Untuk Kesatuan

    bukanlah tujuan, tapi sarana untuk mencapai tujuan itu! Sebagai

    contoh, kita bisa menjangkau orang-orang bagi Kristus atau

    melakukan sesuatu bersama-sama untuk Tuhan. Hanya air yang

    tergenang melahirkan penyakit, sehingga kehidupan yang

    stagnasi akan berkembang perselisihan dan dosa dan

    menyebabkan perpecahan.

    Di Johannesburg, Afrika Selatan, itu kebiasaan bagi para

    penambang untuk berkumpul di lapangan pada hari Minggu untuk

    persekutuan dan untuk mengambil anjing mereka untuk berjalan-

    jalan. Suatu hari seorang laki-laki melihat sesuatu yang

    menarik.Sementara para penambang hanya ngobrol dan tidak ada

    melakukan apa-apa, anjing-anjing mulai melawan dan

    mengonggong satu sama lain. Tiba-tiba, kelinci melompat keluar

    dari lubang, semua anjing berhenti melawan dan mulai mengejar

    kelinci. Secara otomatis ada kesatuan, karena mereka memiliki

    tujuan yang sama. Kita semua perlu "kelinci untuk dikejar", kita

    perlu memiliki tujuan bersama!

    Tingkatan Kesatuan: Prinsip dinding, pagar dan taman.

  • 10

    a) Prinsip dinding: Ada dinding antara kita dan mereka yang

    menolak kebenaran dasar firman Allah. Sebagai contoh, Lahir

    Baru, Salib, Keilahian Yesus, kehidupan setelah kematian dan

    Trinitas. Jadi tidak mungkin untuk memiliki kesatuan yang tepat

    dengan mereka yang memiliki perbedaan doktrinal yang serius.

    Dalam 1 Yohanes 1: 3, kita membaca, “persekutuan kita adalah

    dengan Bapa dan Putra-Nya, Tuhan Yesus Kristus." Sumber

    utama Kesatuan kita adalah Allah sendiri, dan bukan alasan yang

    bagus dalam 1Korintus 3:11 kita! membaca, “Karena tidak ada

    seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar

    yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus." Kita bisa mengasihi

    mereka, memberkati mereka, tapi kita tidak bisa memiliki

    persekutuan rohani dengan mereka!

    b) Pagar pagar: Ada pagar antara kita dan orang-orang yang

    percaya pada doktrin-doktrin mendasar namun memiliki nilai

    yang berbeda dari kita. Misalnya, mereka percaya pada keilahian

    Kristus, kelahiran baru dan hidup kekal melalui iman di dalam

    Kristus, dll Namun, mereka memiliki perbedaan dalam doktrin-

    doktrin yang tidak mempengaruhi keselamatan kita seperti,

    baptisan air, baptisan dalam Roh Kudus, karunia Roh,

    penyembuhan, mukjizat dll). Kita dapat memiliki persekutuan,

    "pagar," kita bisa pergi ke gereja mereka, berdoa bersama,

    bekerja sama tapi kita tidak bisa menikmati persekutuan spiritual

    dekat dengan mereka, persekutuan kita akan terbatas. Ini akan

    sulit bagi kita untuk beribadah bersama dan menikmati

    pengurapan dan kehadiran Roh Kudus bersama-sama.

    c) Prinsip taman (halaman) : Kita bisa mengundang mereka ke

    halaman Rohani kita yang percaya pada doktrin-doktrin dasar

    yang sama dan memiliki nilai yang sama dengan kita. Kita

    memiliki semangat yang sama dengan mereka, kita bisa

    beribadah bersama-sama, berdoa bersama dan bekerja sama

    dengan mereka. Kesatuan kita adalah di dalam Roh! Dengan ini

    kita melakukan segala upaya untuk menjaga kesatuan Roh,

    dalam ikatan damai sejahtera. (Efesus 4: 3) Kita dapat bertemu

    bersama di taman kita dan menikmati kehadiran dan

    persekutuan Roh Kudus.

  • 11

    Akhirnya: Yesus berdoa dalam Yohanes 17: 21-23 "supaya

    mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di

    dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam

    Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus

    Aku. Dan Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang

    Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama

    seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam

    Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu,

    bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau

    mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku."

    Dia telah memberi kita kemuliaan-Nya, bahwa kita dapat menjadi

    salah satu. Kita memiliki pengurapan dan kehadiran Roh Kudus.

    Oleh karena itu terserah kepada kita untuk “Menjaga kesatuan Roh

    dalam ikatan damai sejahtera.” Amin

    KEKUDUSAN DAN KEMURNIAN 1. Kekudusan adalah salah satu atribut Allah: Para malaikat berseru

    “Kudus, kudus, kudus.” Imamat 11:44. “Kuduslah kamu sebab Aku kudus.”

    2. Ketika kita menerima Yesus, kita menerima karunia kekudusan-Nya. Ibrani 10:10. “Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan tubuh Yesus Kristus.” Bapa melihat kita melalui darah Yesus, dan melihat kita suci dan murni. Itulah sebabnya kita bisa bebas

    masuk ke hadirat-Nya. Oleh karena itu ketika kita percaya bahwa kita adalah kudus, akan menjadi pengalaman kita.

    3. Lebih dari itu, kita memiliki Yesus, sumber kekudusan yang hidup di dalam kita. Dalam Galatia 2:20 dikatakan “Kristus hidup di dalam aku.” Dalam 1 Korintus 1:30, ia mengatakan bahwa “Tetapi oleh Dia kamu berada dalam Kristus Yesus, yang oleh Allah telah menjadi hikmat bagi kita. Ia membenarkan dan menguduskan(atau menyucikan) dan menebus kita.” Yesus tidak hanya Tuhanku, Ia juga kekudusanku. Seperti kita mempersilahkan kehidupan Yesus hidup melalui kita, maka kita

    akan mewujudkan buah kekudusan. 4. Kekudusan adalah kekuatan positif yang hidup di dalam saya,

    yang mengubah hidup saya dan kehidupan orang-orang di

  • 12

    sekitar saya. Di bawah perjanjian Lama mereka harus menarik

    diri dari dunia karena mereka bisa terkontaminasi. Misalnya jika mereka menyentuh penderita kusta mereka menjadi najis. Di bawah Perjanjian Lama, lingkungan kita mempengaruhi kita. Di bawah Perjanjian Baru kita mempengaruhi lingkungan kita. Di bawah Perjanjian Baru, kita masuk ke dunia (dimana terdapat orang-orang non kristen) dan menularkan kehidupan Yesus. Yesus mengatakan kepada kita untuk pergi ke dunia dan tidak menarik diri dari dunia. Ketika Yesus menyentuh orang kusta, kusta menjadi bersih. Kita adalah garam dunia dan kita harus mempengaruhi dunia bagi Yesus. 1 Yohanes 4: 4 mengatakan,

    “sebab Roh yang ada di dalam kamu, lebih besar dari pada roh yang ada di dalam dunia. ”Oleh karena itu kita tidak perlu takut pengaruh dunia (orang-orang yang tidak mengenal Yesus) karena yang paling besar hidup di dalam kita. Yesus tidak menarik diri dari orang-orang berdosa, tetapi duduk dengan mereka dan mempengaruhi mereka.

    5. Kekudusan adalah bukan daftar dari hal-hal yang tidak bisa kita lakukan,“Saya tidak merokok, minum, dll, tapi artinya dipisahkan untuk Allah. Kekudusan adalah hidup yang menyenangkan

    Tuhan. Ini adalah keputusan untuk mencintai-Nya, menaati-Nya dan melayani-Nya dengan segenap hati kita. Ini berarti bahwa kita tidak akan melakukan apa pun yang mendukakan Roh Kudus. Roma 14:17: “Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus.” Ini bukanlah hal apa yang kita tidak harus dilakukan, tetapi kehidupan Yesus, diwujudkan melalui kita.

    6. Memanifestasikan kekudusan itu sendiri dalam kemurnian, pikiran yang bersih, motivasi yang bersih dan tindakan yang

    bersih. Ini adalah kehidupan yang indah dari Yesus. Ini adalah kehidupan yang bebas dari nafsu seksual dan hasrat dan keinginan yang najis. Ini dimulai dengan keinginan batin untuk menyenangkan Allah dari rasa syukur atas siapa Dia dan apa yang ia telah lakukan bagi kita. Hal ini terutama mengenai jantung dan karena itu tidak dapat hanya diukur dengan tindakan lahiriah. 1 Samuel 16: 7 “karena Tuhan tidak melihat sebagai manusia melihat, pria terlihat di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati”

    7. Kekudusan adalah proses atau perjalanan. Ini bukanlah tujuan,

    tapi jalan untuk membawa kita ke tujuan, yaitu untuk memiliki hubungan yang indah dengan Tuhan dan mempengaruhi dunia ini bagi Yesus. Kita harus bertumbuh dalam kekudusan selama

  • 13

    sisa hidup kita. Kita tidak akan pernah mencapai titik di mana

    kita cukup kudus. Hanya Yesus cukup kudus di hadapan Bapa. Mengapa kekudusan penting? Pertama-tama, itu adalah kehendak Allah bagi hidup kita. 1

    Tesalonika 4: 3. “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan” 1 Petrus 1: 14-15 kita membaca, “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu

    pada waktu kebodohanmu, tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, karena ada tertulis, “Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” Jika kita ingin mencari kehendak Allah, kemudian tumbuh dalam kekudusan! Kehendak Allah tidak hanya apa yang bisa kita lakukan untuk Tuhan, tapi siapa kita di dalam Kristus. Ketika kita berjalan dalam kekudusan, kita akan menemukan kehendak Allah! Kekudusan akan membawa kita kepada kehendak Allah. (Yesaya 35)

    Kedua, Kekudusan membuat kita berbuah dan berguna untuk Allah.Tuhan akan lebih memakai kita ketika kita berjalan dalam kekudusan. 2 Timotius 2: 20-21: “Dalam rumah yang besar bukan hanya terdapat perabot dari emas dan perak , melainkan juga dari kayu dan tanah; yang pertama dipakai untuk maksud yang mulia dan yang terakhir untuk maksud yang kurang mulia. Jika seorang menyucikan dirinya dari hal-hal yang jahat, ia akan menjadi perabot rumah untuk maksud yang mulia, ia dikuduskan, dipandang layak untuk dipakai tuannya dan disediakan untuk setiap pekerjaan yang mulia.” Saat kita

    membersihkan hati kita, kita menjadi berguna kepada Allah. Tuhan memakai bejana yang suci. Sebuah gaya hidup suci dan murni akan mengijinkan kita untuk mengalir dalam kuasa Roh Kudus dan akan memungkinkan kita untuk mempertahankan urapan Roh Kudus. Dalam Roma 12:2 mengatakan bahwa “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Kehendak-Nya menyingkapkan pembaharuan budi. Banyak kali kita meminta

    Tuhan, “Tunjukkan kehendak-Mu!” Dia mungkin berkata kepada kita, “Baharuilah pikiranmu dan engkau akan secara otomatis mengetahui kehendak-Ku.”

  • 14

    Ketiga: Ini mempengaruhi hubungan kita dengan Tuhan. Matius

    5:8. “Berbahagialah orang yang suci hatinya karena mereka akan melihat Allah.” Kata, 'melihat' dalam bahasa Yunani juga bisa berarti untuk memahami atau memiliki pewahyuan akan Allah. Dengan kata lain, Allah menjadi nyata untuk mereka yang memiliki hati yang murni. pikiran dan tindakan yang tidak bersih menyebabkan hati akan mengeras dan kehilangan keinginan untuk hal-hal yang dari Allah. Ibrani 12:14: “Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan, sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan:” Kekudusan bisa juga memengaruhi tujuan kekal kita. Kekudusan

    di bumi akan menghasilkan keintiman dengan Yesus di surga. Keempat: membuat kita lebih efektif dalam doa-doa kita. Dalam

    Mazmur 66:18 mengatakan, “Seandainya ada niat jahat dalam hatiku, Tuhan tidak akan mendengar.” 1 Yohanes 3:22 kita membaca, “dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.”Ketika gaya hidup kita menyenangkan Tuhan, kita akan lebih efektif dalam doa-doa kita. Namun, kita tidak menerima karena kita kudus, tetapi

    karena kita percaya. Kekudusan membuat lebih mudah untuk percaya.

    Kelima: Ini memberi kita kemenangan atas iblis. Roma 16: 19-20: “Dikatakan supaya kamu bijaksana terhadap apa yang baik, dan bersih terhadap apa yang jahat. Semoga Allah, sumber damai sejahtera, segera akan menghancurkan Iblis di bawah kakimu. Kasih karunia Yesus, Tuhan kita, menyertai kamu” Kekudusan adalah bentuk perlindungan. Paulus mengatakan dalam Roma 13:12 bahwa kita harus memakai “baju besi cahaya. Yesus berkata bahwa iblis datang kepada-Nya dan

    menemukan apa-apa di dalam Dia. Kekudusan menghilangkan hak hukum iblis menimpa dan menyiksa kita.

    Bagaimana kita bisa Kudus - apakah prosesnya? Kita harus menyadari bahwa Yesus adalah kekudusan kita, tetapi ketika hidup-Nya dimanifestasikan melalui kita, adalah buah dari kekudusan. Jadi ketika kita berbicara tentang kekudusan, kita berbicara tentang manifestasi dari kekudusan dalam hidup kita.

    1. Kita harus percaya apa yang Alkitab katakan tentang kita: Ibrani 10:10. “Dan karena kehendak-Nya inilah kita telah dikuduskan satu kali untuk selama-lamanya oleh persembahan

  • 15

    tubuh Yesus Kristus.” Kita perlu mengubah gambaran yang kita

    miliki tentang diri kita sendiri. Alkitab mengatakan dalam Ibrani 13:12 bahwa kita dikuduskan oleh Darah Yesus. Ketika kita menerima Yesus, kita dibuat kudus oleh Darah Yesus. Banyak ayat dalam Perjanjian Baru yang mengatakan kita orang-orang kudus. (Untuk Contoh Roma 1: 7mengatakan kita dipanggil untuk menjadi orang-orang kudus). Kita tidak pendosa yang diselamatkan oleh kasih karunia! Tapi kita orang-orang kudus yang dulunya orang-orang berdosa. Oleh karena itu untuk mewujudkan buah kekudusan, kita harus bebas dari kompleks berdosa!

    2. Pertobatan Regular: Mendalam, pertobatan yang tulus melepaskan kasih karunia dan kemampuan bagi kita untuk hidup dalam kekudusan Allah. 1 Yohanes 1: 9 “Jika kita mengaku dosa kita, Allah setia mengampuni kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.” 2 Korintus 7:10: “Sebab dukacita menurut kehendak Allah menghasilkan pertobatan yang membawa keselamatan dan yang tidak akan disesalkan, tetapi dukacita yang dari dunia ini menghasilkan kematian.”

    3. Baca firman Tuhan: Ibrani 4:12 “Sebab firman Allah hidup dan

    kuat ...” (kata "kuat” berasal dari kata Yunani ‘energes’ dari mana kita mendapatkan energi) Ketika kita membaca firman Allah, energi spiritual mengalir ke dalam hidup kita. hasrat dan keinginan Kudus diimpartasikan kepada kita jika kita rutin meresapi firman Allah. Tidak hanya aliran energi ke dalam diri kita, tetapi Roh Kudus akan menginsafkan kita dari dosa ketika kita membaca Alkitab.

    4. Doa dan menghabiskan waktu di hadirat Allah: Matius 26:41“Berdoalah engkau tidak jatuh ke dalam pencobaan.” Ini adalah latihan spiritual yang baik yang memungkinkan kita untuk

    berjalan dalam Roh. Semakin banyak kita berdoa, semakin banyak buah kekudusan akan terwujud dalam hidup kita. Semakin banyak kita berdoa, semakin mudah untuk menjadi kudus. Doa menghabiskan waktu di hadirat Allah dan kehadiran-Nya akan membuat kita menjadi kudus.

    5. Persekutuan dengan orang Kristen lainnya: Allah telah menempatkan orang percaya lainnya di sekitar kita untuk melindungi kita dan menginspirasi kita. Kehidupan Roh Kudus sering mengalir kepada kita melalui orang percaya lainnya. Dalam Ibrani 3:12 mengatakan, “Tetapi nasihatilah seorang

    akan yang lain setiap hari, selama masih dapat dikatakan "hari ini", supaya jangan ada di antara kamu yang menjadi tegar hatinya karena tipu daya dosa.” Komitmen dan persekutuan

  • 16

    dengan orang percaya adalah penting jika kita ingin hidup kudus.

    Saat kita menyembah, berdoa dan memiliki persekutuan dengan orang Kristen yang lain.

    6. Terlibat dalam panggilan kita:Mengalir dalam panggilan dan tujuanmu akan memotivasi kita untuk gaya hidup yang kudus. Kita memiliki contoh Raja Daud. Ia dipanggil untuk memimpin pasukan. standar-Nya kekudusan jatuh ketika kita menarik diri dari pertempuran dan tinggal di rumah. (2 Samuel 11: 1) Fokus pada apa yang Tuhan panggil kita untuk melakukannya akan mencegah kita terganggu oleh hal-hal kedagingan.

    7. Waspadalah terhadap kekudusan legalistik.Telah ada banyak

    kesalahpahaman berkaitan dengan subjek kekudusan. Banyak kelompok Kristen mulai dengan keinginan yang tulus untuk menyenangkan Allah melalui gaya hidup yang kudus. Allah kemudian memberkati mereka dengan kehadiran-Nya dan dengan kebangkitan. Namun, mereka mencoba untuk mempertahankan gerakan Roh Kudus melalui aturan dan Apa yang dulunya berkah menjadi legalisme yang mati. (Suatu keinginan yang tulus untuk menyenangkan Tuhan dapat berkembang menjadi legalisme.) Ini menyebabkan mereka

    kehilangan sukacita mereka dan membawa mereka kedalam kemalangan dan perbudakan. Masalahnya adalah bahwa mereka menjauhkan pandangan mereka dari Yesus, sumber kekudusan dan menempatkan mereka pada aturan dan peraturan luar.

    8. Jalan raya kekudusan:Yesaya 35: 8-10: “Di situ akan ada jalan raya, yang akan disebutkan Jalan Kudus; orang yang tidak tahir tidak akan melintasinya, dan orang-orang pandir tidak akan mengembara di atasnya. Di situ tidak akan ada singa, binatang buas tidak akan menjalaninya dan tidak akan terdapat di sana; orang-orang yang diselamatkan akan berjalan di situ, dan orang-

    orang yang dibebaskan TUHAN akan pulang dan masuk ke Sion dengan bersorak-sorai, sedang sukacita abadi meliputi mereka; kegirangan dan sukacita akan memenuhi mereka, kedukaan dan keluh kesah akan menjauh. (Adalah sukacita saat kita mengembangkan buah kekudusan dalam hidup kita)

    Akhirnya: Kekudusan adalah kehidupan yang indah dari Yesus,

    diwujudkan melalui kita. Dalam Roma 8:29 dikatakan bahwa “kita

    telah dipanggil untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.”

    Amin

  • 17

    PRINSIP PENGHORMATAN:

    Hormat adalah pokok yang sangat penting dalam Kerajaan Allah.

    Kata Yunani untuk pengormatan, “waktu” yang berarti, memberi

    nilai, untuk menghargai dan untuk menunjukkan rasa hormat dan

    martabat. Hormat berasal dari hati dan ditunjukkan melalui

    tindakan rendah hati dan perbuatan. Dalam Kitab Samuel, ia

    mengatakan, “Orang-orang yang memuliakan Aku, Aku akan

    menghormatinya.”(1 Samual 02:30) memberikan penghormatan

    kepada Allah, adalah salah satu kunci terbesar untuk berkat Allah.

    Berkaitan dengan menghormati kita perlu untuk menjawab

    pertanyaan-pertanyaan berikut: Pertama, Siapa yang harus kita

    hormati, kedua, bagaimana kita menghormati mereka dan ketiga,

    apa yang bisa kita harapkan ketika kita menunjukkan

    pengormatan?

    1. OTORITAS SIPIL DAN PEMERINTAH: (Ini dapat termasuk

    polisi, presiden, pemerintah, walikota kota kita dan setiap

    pemimpin dalam kepemerintahan)

    Paulus menulis dalam kitab Roma dan mengatakan, “Tiap-tiap

    orang harus takluk kepada pemerintah yang di atasnya sebab tidak

    ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-

    pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah ... Itulah juga

    sebabnya maka kamu membayar pajak. Karena mereka yang

    mengurus hal itu adalah pelayan-pelayan Allah... hormat kepada

    orang yang berhak menerima hormat “. (Roma 13: 1-7)

    Meskipun kita mungkin tidak menyukai mereka atau setuju dengan

    mereka, kita masih bisa menghormati mereka! Kita bukan

    menghormati orangnya tetapi posisi yang mereka tempati!

    Bagaimana kita menghormati mereka?

    Pertama-tama, kita bisa berdoa untuk mereka: Paulus menulis kepada Timotius dan berkata, “Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.”(1 Timotius 2: 1-2)Lebih baik untuk berdoa

    bagi mereka daripada mengkritik mereka. karena Allah adalah otoritas pemerintah tertinggi dan Dia memiliki kemampuan untuk mengubah hati para pemimpin atau menyingkirkan. Alkitab

  • 18

    mengatakan, "Hati raja seperti batang air di dalam tangan

    TUHAN, dialirkan-Nya ke mana Ia ingini. (Amsal 21:1)

    Perhatikan dikatakan bahwa "hati raja ada didalamdi tangan

    Tuhan."(Amsal 21: 1)Jika kita berdoa untuk mereka kita

    menempatkan hati mereka ke dalam tangan Tuhan. Sejarah

    telah menunjukkan bahwa dalam beberapa kasus, penganiayaan

    bisa dihindari jika umat Kristen berdoa bagi para pemimpin

    mereka bukannya mengucapkan yang jahat tentang mereka.

    Kedua kita dapat menunjukkan hormat: Bahkan jika kita tidak

    menyukai pemimpin kita, atau setuju dengan mereka, kita masih bisa menunjukkan kepada mereka rasa hormat! Kurangnya rasa hormat adalah dosa! Ada contoh dalam kitab Kisah Para Rasul di mana Paulus menunjukkan rasa hormat kepada otoritas yang mengatur. Misalnya dalam Pasal 24 ia meminta maaf karena Mencerca imam besar. Ini bukan berarti bahwa kita tidak boleh protes, atau berdiri untuk mereka, tapi kita harus melakukannya dengan sikap hormat kekristenan.

    Ketiga kita harus memiliki sikap taat terhadap mereka: "Bayarlah kepada semua orang apa yang harus kamu bayar: pajak kepada

    orang yang berhak menerima pajak, cukai kepada orang yang berhak menerima cukai; rasa takut kepada orang yang berhak menerima rasa takut dan hormat kepada orang yang berhak menerima hormat.” (Roma 13: 7) Ini berarti bahwa kita mematuhi hukum negara dan membayar pajak selama itu tidak bertentangan dengan firman Allah. Kita membaca dalam Kisah Para Rasul, “Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah.” (Kisah Para

    Rasul 4:19) Kita tidak selalu harus mematuhi, tapi kita dapat menunjukkan rasa hormat dan menghargai.

    Keempat, kita tidak berkata-kata yang jahat tentang mereka: Alkitab mengatakan “Janganlah engkau berkata jahat tentang seorang pemimpin bangsamu.”(Kisah Para Rasul 23: 6) Kita tidak menghormati orang karena karakter mereka, atau karena kita setuju dengan mereka, tetapi karena posisi mereka. Kita perhatikan bagaimana Daud menghormati Saul meskipun Saul berusaha membunuhnya. Dia menyebutkat Saul, 'yang diurapi Tuhan'(1 Samuel 01:14) meskipun Saul tidak diurapi. Itu

    posisinya yang diurapi, bukan karakternya!

  • 19

    Apa yang bisa kita harapkan ketika kita menghormati

    otoritas ini?

    Kita membaca sebelumnya dalam Timotius, "Pertama-tama aku

    menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan

    syukur untuk semua orang,2 untuk raja-raja dan untuk semua

    pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam

    segala kesalehan dan kehormatan.3 Itulah yang baik dan yang

    berkenan kepada Allah, Juruselamat kita, 4 yang menghendaki

    supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan

    akan kebenaran.5 Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang

    menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia

    Kristus Yesus." (1 Timotius 2: 1-5)

    pertama, akan meningkatkan kualitas hidup kita! Mungkin akan

    kurang kejahatan dan berkat keuangan yang lebih di tanah kita!

    Kedua, menyenangkan Tuhan, dan jika demikian, maka gereja

    akan diberkati. Ketiga, akan menciptakan suasana yang kondusif

    bagi orang untuk diselamatkan! Kita membaca, "Allah

    menginginkan semua orang diselamatkan." Saya membaca tentang

    sebuah gereja tertentu di Amerika Serikat di mana anggotanya

    selalu mengkritik walikota kota itu. Tuhan menghukum pendeta

    tentang hal ini, gereja bertobat dan memutuskan untuk

    memberkati walikota. Mereka mengambil hadiah tanda cinta dan

    memberikannya kepada walikota. Dalam waktu singkat Allah telah

    begitu memberkati gereja itu tiga kali lipat dalam ukuran!

    2. OTORITAS DALAM SOSIAL: (Ini adalah pengusaha, guru,

    pemimpin tim kita dan mereka yang memiliki otoritas sosial atas

    kita)

    Bagaimana kita menghormati mereka?

    Dalam Kolose kita membaca, "Hai hamba-hamba, taatilah tuanmu

    yang di dunia ini dalam segala hal, jangan hanya di hadapan

    mereka saja untuk menyenangkan mereka, melainkan dengan tulus

    hati karena takut akan Tuhan. Apapun juga yang kamu perbuat,

    perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan

    untuk manusia. Kamu tahu, bahwa dari Tuhanlah kamu akan

    menerima bagian yang ditentukan bagimu sebagai upah. Kristus

    adalah tuan dan kamu hamba-Nya."(Kolose 3: 22-24)

  • 20

    Pertama-tama, kita menghormati mereka dengan melakukan apa

    yang mereka katakan kita lakukan. Kedua, apa pun yang kita

    lakukan untuk mereka, kita melakukannya yang terbaik dari

    kemampuan kita. Jika kita bekerja di sebuah toko, kita akan

    menjadi petugas took yang terbaik. Jika Anda seorang mahasiswa

    di sekolah, kita akan rajin, dll Ketiga, apapun yang kita lakukan,

    kita melakukannya seperti untuk Tuhan! Dialah CEO kita, dan

    promosi datang dari-Nya! Oleh karena itu, bahkan jika kita tidak

    suka majikan kita, kita melakukannya untuk Yesus! Kita memiliki

    contoh bagaimana Yusuf melayani Potifar dengan baik, bahkan

    ketika ia adalah seorang budak. Keempat, kita menghormati

    mereka dengan memiliki integritas, kita tidak mencuri dari mereka,

    kita tepat waktu ketika kita datang untuk bekerja dan tepat waktu

    untuk bekerja, pertemuan dan janji kita.

    Apa yang bisa kita harapkan?

    Dikatakan dalam bagian yang baru saja kita baca, bahwa "Tuhan

    akan membalaskan engkau." Ini bisa menjadi hadiah rohani, hadiah

    keuangan, atau bahkan promosi. Allah dapat memberi kita

    kemurahan dengan majikan kita, atau Dia bahkan dapat memberi

    kita pekerjaan yang lebih baik di tempat lain. Karena kesetiaan

    Yusuf pada Potifar, ia kemudian dipromosikan menjadi

    administrator Mesir.

    3. PENGORMATAN DALAM KELUARGA.

    Bagaimana kita menghormati mereka dalam keluarga?

    Anak-anak harus menghormati orang tua mereka: “Hai anak-anak, taatilah orang tuamu di dalam Tuhan, karena haruslah demikian. Hormatilah ayahmu dan ibumu--ini adalah suatu perintah yang penting, seperti yang nyata dari janji ini: supaya kamu berbahagia dan panjang umurmu di bumi”(Efesus 6: 1-3)

    Istri harus menghormati suami mereka:“isteri hendaklah menghormati suaminya.”(Efesus 5:33) Mereka tidak menghormati suami mereka karena mereka adalah suami yang baik, tetapi karena posisi suami sebagai kepala rumah. Ini tidak berarti bahwa istri harus selalu mematuhi suami mereka, tetapi mereka dapat memperlakukan mereka dengan hormat.

    Pria harus menghormati orang yang lebih lemah: Hal ini dapat berlaku pada suami menghormati istri-istri mereka dan juga untuk laki-laki pada umumnya. Alkitab mengatakan kepada suami,“berikanlah penghormatan untuk istri sebagai kaum yang

  • 21

    lebih lemah ... menjadi ahli waris bersama-sama dari kasih

    karunia kehidupan, supaya doamu tidak terhalang.”(1 Petrus 3: 7) Suami harus menyadari bahwa istrinya sebenarnya adalah putri seorang raja dan memperlakukannya dengan bermartabat dan hormat. laki-laki yang belum menikah juga harus menghormati lawan jenisnya. Mereka dapat melakukannya dengan melayani mereka, membiarkan mereka pergi lebih dulu

    melalui pintu dan dengan menjadi sopan dan hormat.

    Beberapa mungkin keberatan dan mengatakan, 'ini bukan dalam

    budaya kami'! Faktanya adalah, bahwa sekarang telah lahir baru,

    dan kita sekarang hidup di Budaya Kerajaan Allah dan tidak lagi di

    Afrika, budaya Eropa atau Asia! Iblis berusaha untuk menjatuhkan

    wanita sejak zaman Adam dan Hawa, karena apa yang terjadi di

    taman Eden. Oleh karena itu lebih banyak orang menyalahgunakan

    dan menganiaya wanita, semakin mereka berada di bawah

    pengaruh setan. Seringkali, tingkat kasih karunia Allah di gereja

    dapat diukur dengan cara mereka memperlakukan wanita mereka.

    Apa yang bisa kita harapkan?

    Pertama-tama, kita bisa mengharapkan lebih jawaban atas doa-doa

    kita. Kita membaca bagaimana Petrus berbicara kepada suami-

    suami dan mengatakan kepada mereka untuk menghormati yang

    lebih lemah, "sehingga doa mereka tidak akan terhalang." Kedua,

    istri dapat mengharapkan tingkat perlindungan yang lebih besar

    terhadap setan ketika mereka menghormati dan tunduk kepada

    suami mereka. Ketiga, anak-anak dapat mengharapkan kesehatan

    dan panjang umur di bumi jika mereka menghormati orang tua

    mereka. Kita membaca di Efesus, "bahwa mereka dapat hidup lama

    di bumi!" Keempat, ketika pemuda menghormati 'kaum hawa',

    Allah mungkin memberi mereka patner pernikahan yang baik.

    Akhirnya, hubungan keluarga yang baik akan mempengaruhi

    masyarakat kita dan menarik banyak orang bagi Kristus!

    4. OTORITAS ROHANI: (Hal ini berlaku untuk para pemimpin di

    gereja, di kelompok rumah dan orang-orang di lima Karunia

    Pelayanan.)

    Bagaimana kita menghormati mereka?

    Paulus menulis kepada Timotius dan berkata, “Penatua-penatua

    yang baik pimpinannya patut dihormati dua kali lipat, terutama

    mereka yang dengan jerih payah berkhotbah dan mengajar.

  • 22

    Bukankah Kitab Suci berkata: "Janganlah engkau memberangus

    mulut lembu yang sedang mengirik," dan lagi "seorang pekerja

    patut mendapat upahnya." Janganlah engkau menerima tuduhan

    atas seorang penatua kecuali kalau didukung dua atau tiga orang

    saksi."(1 Timotius 5: 17-19)

    Pertama, kita menghormati mereka dengan mendukung mereka secara finansial. Dikatakan bahwa "Seorang buruh layak mendapat upahnya." Paulus menulis kepada jemaat Filipi dan mengatakan kepada mereka dalam menanggapi dukungan keuangan mereka kepadanya, bahwa "Tuhan akan menyediakan semua kebutuhan mereka menurut kekayaan-Nya dalam Kristus."(Filipi 4:19)

    Kedua, kita juga menghormati mereka dengan tidak mengkritik dan berkata-kata yang jahat tentang mereka. Alkitab mengatakan, "Jangan mengusik orang-orang yang Kuurapi, dan jangan berbuat jahat kepada nabi-nabi-Ku! "(Mazmur 105: 15) Ini adalah pelanggaran yang sangat serius di hadapan Allah dan kurangnya takut akan Allah ketika kita berkata-kata yang jahat kepada mereka yang memiliki otoritas rohani.

    Ketiga, kita harus memiliki sikap tunduk terhadap mereka: Alkitab mengatakan, “Taatilah pemimpin-pemimpinmu dan tunduklah kepada mereka, sebab mereka berjaga-jaga atas jiwamu, sebagai orang-orang yang harus bertanggung jawab atasnya. Dengan jalan itu mereka akan melakukannya dengan gembira, bukan dengan keluh kesah, sebab hal itu tidak akan membawa keuntungan bagimu.”(Ibrani 13:17) Ini bukan berarti bahwa kita harus melakukan segala sesuatu yang mereka suruh kita lakukan, dan mengontrol kita, tapi kita memiliki kerendahan hati dan sikap tunduk terhadap mereka. Jika kita

    tidak setuju, kita melakukannya dengan hormat! Kita tidak harus melakukan apa pun yang menyebabkan mereka bersedih!

    Keempat, kita perlu mengerti masalah gelar (Pangkat). Kita dapat melihat setiap contoh di dalam Alkitab, terutama dalam kitab Kisah Para Rasul di mana ada orang yang pernah diberikan gelar. Sebagai contoh, ketika Paulus menulis kepada jemaat, ia menyebut dirinya sebagai Paulus, tetapi ia disebut dalam pelayanannya sebagai seorang rasul. Selanjutnya, Yesus berkata, “Dan janganlah kamu menyebut siapapun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara

  • 23

    kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu" (Matius 23: 9-

    11)Bahkan Yesus memperingatkan masalah gelar!

    Saat ini kita memiliki dua perbedaan besar (ekstrim) di gereja:

    yang satu ada orang-orang, yang begitu ekstrim mengenai gelar.

    Mereka menuntut bahwa para pemimpin mereka disebutkan

    dengan beberapa gelar seperti Bishop, Nabi, Pastor (gembala),

    Firstlady, Rasul dll di sisi yang lain kita juga memiliki gereja yang

    kasual, bahwa mereka memperlakukan para pemimpin mereka

    seperti kurangnya rasa hormat dan memanggil semua orang

    dengan nama pertama mereka.

    Namun, ada keseimbangan. Pertama-tama kita harus peka

    terhadap tipe orang yang kita hadapi. Jika pemimpin adalah sangat

    dihormati dan lebih tua dari kita, kita dapat menunjukkan

    kepadanya penghormatan dengan memanggil dia dengan beberapa

    gelar, misalnya, pendeta. Kedua, jika kita menyebutkan mereka di

    muka umum, selayaknya memakai gelar di depan nama mereka.

    contoh, jika saya berbicara dengan pendeta senior saya pribadi,

    saya akan memanggilnya dengan nama depannya. Tetapi jika saya

    menyebutkan dia di muka umum, saya akan menempatkan gelar

    'pendeta' di depan namanya untuk menghormati posisinya.

    Apa yang bisa kita harapkan jika kita menghormati mereka

    yang memiliki otoritas rohani?

    pertama, Ia mengatakan bahwa hal itu akan menguntungkan bagi kita jika kita melakukannya. Kita bisa menerima berkat keuangan, kesembuhan bagi tubuh kita, perlindungan bagi

    kehidupan kita dan berkat Tuhan atas keluarga kita. Bahkan bisa mempengaruhi nasib kekekalan kita ketika kita suatu hari harus menghadap takhta pengadilan Kristus.

    Kedua, bisa menjadi kunci untuk menemukan panggilan kita, meningkatkan urapan kita dan bahkan mempengaruhi hubungan kita dengan Allah. Yesus berkata, "Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi."(Matius 10:41) Upah Seorang nabi bisa menjadi pengurapan mereka, berkat rohani atau melepaskan kita ke

    dalam pelayanan. Sebagai contoh, jika kita menghormati seseorang yang memiliki urapan kesembuhan, kita menuai mendapatkan keuntungan kesehatan yang baik. Tuhan bahkan

  • 24

    mungkin memberi pengurapan mereka kepada kita. Ketika Yosua

    menghormati Musa, Allah mengangkatnya ke posisi Musa.

    5. MENGHORMATI SATU SAMA LAIN:

    Bagaimana kita menghormati satu sama lain?

    Paulus menulis, “Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun

    menurut ukuran manusiaJadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia

    adalah ciptaan baru.” (2 Korintus 5: 16-17)Paulus mengatakan

    bahwa kita tidak lagi menganggap satu sama lain sesuai dengan

    kedudukan kita, kaya atau miskin, hitam atau putih, laki-laki atau

    perempuan, tua atau muda, dll Kita adalah ciptaan baru di dalam

    Kristus! Kita adalah raja dan ratu, pangeran dan putri, diurapi dan

    anak-anak Bapa Surgawi terkasih.

    Selain itu, kita tidak lagi fokus pada kelemahan orang, tapi potensi

    rohani mereka. Paulus mengatakan, "Aku telah disalibkan bersama

    Kristus; bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang

    hidup di dalam aku.” (Galatia 2:20)Kita harus memperhatikan,

    satu sama lain sebagaimana Allah memperhatikan kita! Dia melihat

    Putra-Nya Yesus yang hidup di dalam kita! Oleh karena itu kita

    semua berharga dan bernilai bagi-Nya.

    Ada beberapa cara praktis untuk menunjukkan rasa hormat

    satu sama lain:

    Kita akan tepat waktu untuk janji dan pertemuan kita. Sebagai contoh, kita datang tepat waktu untuk gereja untuk menunjukkan penghormatan pendeta pendeta dan jemaat lainnya! .Jika kita membuat janji untuk berada di suatu tempat pada waktu tertentu, kita harus berkomitmen untuk berada di

    sana tepat waktu atau bahkan sedikit lebih awal. Jika kita sepakat untuk bertemu di 7:00, adalah kurangnya penghormatan dengan datang 10 menit terlambat. Oleh karena itu, jika kita tidak bisa tepat waktu, kita harus membiarkan pihak lain tahu bahwa kita akan terlambat. Ini juga berlaku pada kebaktian di Gereja. Jika gereja mulai pada pukul 10, maka kita harus berada di sana pada pukul 10!

    Kita akan bersikap sopan satu sama lain. Kita bisa melakukannya dengan membiarkan mereka lebih dulu melalui pintu dari kita,

    dengan membuka pintu mobil untuk mereka dan dengan menggunakan bahasa yang sopan ketika kita berbicara dengan mereka. Alkitab mengatakan bahwa pakailah perkataan yang

  • 25

    baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang

    mendengarnya, beroleh kasih karunia."(Efesus 4:29) Kita menghormati orang dengan cara kita berpakaian. Ini tidak

    berarti bahwa kita memakai setelan dan dasi kemana pun kita pergi, tapi pakaian kita rapi dan bersih. Hal ini tergantung pada kesempatan tersebut, jika kesempatan kasual, berpakaianlah yang santai. Ketika kita harus bertemu dengan seseorang, kita menanyakan diri kita pertanyaan, "berapa banyak pengormatan yang harus saya tunjukkan kepada mereka", kemudian kita berpakaian yang sesuai. Jika kita menangani sekelompok orang, itu adalah aturan yang baik untuk berpakaian sedikit lebih baik

    dari rata-rata orang dalam kelompok. Cara kita berpakaian sering menujukan kepada kelompok kita, seberapa besar kita menghormati mereka.

    Kita akan lebih banyak mendengar dari pada kita berbicara. Alkitab mengatakan, “lambat untuk berbicara dan cepat untuk mendengar.”(Yakobus 1:19) Tuhan telah memberi kita dua telinga dan satu mulut, karena itu kita harus mendengarkan dua kali lebih banyak dari pada kita berbicara! Berbicara sepanjang waktu dan tidak membiarkan orang lain berbicara kasar dan

    kurang mendapat kehormatan. Kita akan memegang perkataan kita: Jika kita mengatakan

    bahwa kita akan telepon seseorang, mengirim mereka e mail atau melakukan sesuatu untuk mereka, maka kita harus melakukannya. Kita tidak akan memberitahu orang-orang bahwa kita akan berdoa untuk mereka jika kita tidak punya niat untuk melakukannya! Orang-orang perlu tahu bahwa kata-kata kita adalah pekataan kita! tidak menepati janji adalah sangat kurang menghormati.

    Akhirnya kita menghormati satu sama lain dengan melayani satu

    sama lain. Carilah kesempatan untuk melayani, membantu, mencuci piring, menuangkan teh, membantu membersihkan sesudahnya. Dikatakan dalam Kolose bahwa ketika kita melayani

    satu sama lain seolah-olah kita melayani Yesus. (Kolose 3:23)

    Apa yang bisa kita harapkan jika kita menghormati satu

    sama lain?

    pertama, Jika kita percaya bahwa Kristus ada di dalam mereka, kita

    akan mampu mendapatkan dari kehidupan itu. Kita tidak akan

    selalu harus menunggu beberapa orang yang beriman dan bekuasa

    untuk datang ke kota untuk berdoa bagi kita, kita dapat menerima

    mujizat kita dari orang terlemah di grup jika kita menghormati

  • 26

    mereka. Kedua, kita akan menuai apa yang kita tabur.(Galatia 6:

    7)Jika kita menabur pengormatan, suatu hari kita akan menuai

    pengormatan. Selain itu, kita selalu menuai lebih dari yang kita

    tabur! Ketiga, ketika kita menghormati satu sama lain, kita

    menghormati Kristus di dalam mereka. Jika kita melakukannya,

    kita akan menerima pengormatan Allah.

    6. MENGHORMATI TUHAN

    Bagaimana kita menghormati Allah?

    Kita menghormati Allah ketika kita memberikan kepada-Nya

    yang terbaik: Seorang anak menghormati bapanya dan seorang hamba menghormati tuannya. Jika Aku ini bapa, di manakah hormat yang kepada-Ku itu? Jika Aku ini tuan, di manakah takut yang kepada-Ku itu? firman TUHAN semesta alam kepada kamu, hai para imam yang menghina nama-Ku. Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menghina nama-Mu?" Kamu membawa roti cemar ke atas mezbah-Ku, tetapi berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami mencemarkannya?" Dengan cara menyangka: "Meja TUHAN

    boleh dihinakan!.”(Maleakhi 1: 6 -7)Kita juga membaca di Kolose, “Dan apa pun yang engkau lakukan, perbuatlah dengan segenap hatimu seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia ... sebab engkau melayani Yesus Kristus.” (Kolose 3:23) Kita menghormati Allah ketika kita melayani Dia dengan segenap hati kita dan memberikan kepada-Nya bagian terbaik dari waktu kita, sumber dan bakat kita. Itulah sebabnya menghormati Tuhan, ketika kita memberikan kepada-Nya bagian pertama dari setiap hari dalam doa dan membaca Alkitab.

    Kita menghormati Allah dengan ibadah kita. Yesus berkata, "Mereka yang menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam Roh dan kebenaran." (Yohanes 4:24) Kata Yunani untuk kebenaran di sini berarti 'menjadi asli'. Ini berarti bahwa kiat menerti apa yang kita katakan dan tidak hanya mengatakan omong kosong. Ketika kita menyembah Tuhan, kita melakukannya dengan segenap hati kita. Sama seperti kita sujud untuk menghormati seorang raja atau pemimpin, jadi kita sujud di dalam hati kita 'di hadapan Allah ketika kita menyembah-Nya.

    Kita menghormati Allah melalui persepuluhan dan persembahan kita. Alkitab mengatakan, “Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala

  • 27

    penghasilanmu, maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh

    sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya” (Amsal 3: 9-10) perpuluhan kita adalah buah pertama dari keuangan kita, yang merupakan bagian terbaik dari keuangan kita. Oleh karena itu kita menghormati Tuhan dengan memberikannya. Dengan memberikan dengan murah hati kita berkata kepada Tuhan, "Engkau lebih penting bagiku bahkan dari uang ku!"

    Kita menghormati Allah ketika kita percaya firman-Nya. Ketika kita percaya firman-Nya, kita menyatakan bahwa Dia setia. Alkitab mengatakan, "Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang

    berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia." (Ibrani 11: 6) Oleh karena itu, ketika kita percaya dan

    bertindak atas firman-Nya, kita menghormati karakter-Nya.

    Apa yang bisa kita harapkan jika kita menghormati Allah?

    Pertama, pengormatan menciptakan atsmosfir mukjizat untuk

    bekerja. Ini adalah salah satu kunci untuk memiliki iman yang kuat.

    Misalnya Perwira Romawi menghormati Yesus ketika ia berkata,

    “aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja

    sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”(Matius 8: 8) Dia

    benar-benar berkata, “aku tidak layak menerima Tuan.” Yesus

    berkata kepadanya, “"Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman

    sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorangpun di antara

    orang Israel." (Matius 08:10) Dia memiliki sikap rendah hati dan

    memberi hormat kepada Yesus oleh karena itu menerima sebuah

    mujizat besar.

    Kita membaca tentang kurangnya pengormatan orang-orang

    Nazaret. "Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara

    Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-

    saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka

    kecewa dan menolak Dia. Maka Yesus berkata kepada mereka:

    "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya

    sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." Ia tidak

    dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali

    menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-

    Nya atas mereka."(Markus 6: 3-5)Ia tidak mengatakan, “Dia tidak

  • 28

    akan melakukan sesuatu pekerjaan yang besar disana sana,

    tapi‘Dia tidak bisa.’Oleh karena itu ketika kita menghormati Yesus,

    Dia akan melakukan mujizat di antara kita!

    Kedua, kita menerima pengormatan-Nya ketika kita menghormati

    Dia: Tuhan berkata, “Orang-orang yang memuliakan Aku, Aku

    akan menghormati.” (1 Samual 02:30) Hal ini dapat berarti

    banyak hal. Kita dapat menerima kemurahannya dan hal-hal mulai

    terjadi kepada kita walaupun kita tidak layak. Kita bisa menerima

    promosi dalam pelayanan dan panggilan kita. Kita bisa menerima

    peningkatan kuasa dan urapan Tuhan dan akhirnya, kita bisa

    menikmati hubungan intim yang indah dengan-Nya.

    Memberi dan Menerima pengormatan merupakan salah satu kunci

    terbesar untuk Kerajaan Allah. Oleh karena itu, kita bisa

    mengharapkan berkat besar sebuah terobosan saat kita

    mengunakan kunci ini. Amin

    BAGAIMANA MENAKLUKKAN KEGAGALAN

    Kegagalan adalah hal yang umum untuk kita karena kita adalah

    manusia. Oleh karena itu jika kita ingin melayani Allah dan berada

    dalam pelayanan kita perlu tahu bagaimana menaklukkan

    kegagalan. Ada banyak orang yang tidak lagi dalam pelayanan

    karena mereka telah gagal dalam beberapa bidang kehidupan

    mereka. Oleh karena itu salah satu senjata iblis terhadap kita

    adalah senjata keputusasaan. Dia sering menyerang kita dengan ini

    ketika kita telah gagal, ketika kita telah mencoba untuk melakukan

    sesuatu yang berjalan dengan baik. Ada banyak pendeta yang

    pernah memiliki gereja yang kuat, tetapi telah gagal dalam

    beberapa daerah, menjadi berkecil hati dan ingin meninggalkan

    pelayanan.

    Kegagalan adalah umum untuk kita semua, ada orang bahkan di

    dalam Alkitab yang gagal. Beberapa mengatasi kegagalan mereka,

    dan yang lainnya tidak. Misalnya, Musa gagal ketika ia membunuh

    seorang Mesir, tetapi Allah memulihkankan dan dia menjadi

    pemimpin yang kuat. Dapatkah Kita bayangkan bahwa Allah

    dipulihkan pembunuh! Daud gagal ketika ia jatuh dalam perzinahan

  • 29

    dengan Batsyeba, tetapi Allah memulihkan dia. Petrus gagal ketika

    ia menyangkal Yesus, tetapi menjadi rasul yang paling diurapi. Ada

    banyak contoh lainnya.

    Ada beberapa hal penting yang perlu Kita ketahui tentang

    kegagalan:

    Pertama, Tuhan ingin kita sukses: Kita membaca dalam kitab

    Mikha, “Janganlah bersukacita atas aku, hai musuhku! Sekalipun

    aku jatuh aku akan bangun pula, sekalipun aku duduk dalam gelap,

    Tuhan akan menjadi terang atasku.”(Mikha 7:8) Dalam Amsal kita

    membaca, "Sebab tujuh kali orang benar jatuh, namun ia bangun

    kembali." (Amsal 24:16)Namun, Tuhan ingin kita untuk sukses,

    bahkan jika kita telah gagal di masa lalu. Dalam Wahyu kita

    membaca, “Barang siapa menang, dia akan kuberi makan dari

    pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus."(Wahyu 2: 7)Oleh

    karena itu, itu adalah kehendak Allah bagi kita untuk berhasil dan

    bukan kehendak-Nya bagi kita untuk gagal.

    Kita membaca tentang Yesus dan orang yang telah mencoba

    selama tiga puluh delapan tahun untuk masuk ke kolam Betesda

    untuk disembuhkan. Namun, suatu hari ia bertemu Yesus, dan

    kegagalannya berubah menjadi kesuksesan dan ia sembuh. Oleh

    karena itu, salah satu kunci terbesar untuk sukses, adalah untuk

    membawa Yesus ke dalam persamaan, tidak peduli seberapa sering

    kita gagal namun bagi Tuhan adalah Tuhan pemulih! Tuhan

    berkata dalam Kitab Joel, "Aku akan mengembalikan."(Joel 2:25)

    Dalam Perjanjian Baru kita membaca kata-kata mengagumkan,

    "Tuhan selalu, memimpin kita dalam kemenangan di dalam Kristus

    ..." (2 Korintus 2:14) Allah tidak memimpin kita dalam

    kegagalan, tetapi dalam kemenangan. Oleh karena itu jika kita

    mengikut Yesus, dan Kita mengijinkan Roh Kudus memimpin kita,

    kita akan selalu berhasil dan menang!

    Kedua, Tuhan mampu memulihkan kita dengan cepat:Allah dapat

    memberikan kita sebuah Firman, mimpi atau visi dan dapat

    mengubah situasi Kita seluruhnya dalam waktu yang singkat. Kita

    mungkin satu hari, atau berdoa atau langkah ketaatan jauh dari

    terobosan Kita. Dalam Perjanjian Lama, kita membaca tentang

    Gideon. Dia gagal sehingga ia harus bersembunyi dari musuh.

    Suatu hari seorang malaikat menampakkan diri kepadanya,

    memberikan Dia Firman dan tiba-tiba ia menjadi pemimpin yang

  • 30

    sangat sukses.(Hakim 6)Kita memiliki contoh Petrus, yang menjadi

    sangat gagal ketika ia menyangkal Yesus di kayu salib. Yesus

    memulihkan dia dan tiba-tiba ia menjadi rasul besar.

    Ketiga, Hal ini tidak begitu penting apa yang terjadi pada kita, tapi

    bagaimana kita menyikapinya: Kita bisa belajar dari kegagalan dan

    kesalahan kita dan membuat keputusan yang baik di masa depan.

    Ketika Daud berdosa dengan Batsyeba dan ia melahirkan bayi yang

    sakit. Dia berdoa, bayinya meninggal dan ia gagal. Daripada

    menangis dan putus asa, ia pergi ke Bait Allah dan menyembah

    Tuhan. Kemudian Tuhan memberinya seorang bayi lagi, dan nama

    bayi itu adalah Salomo.(2 Samuel 12)Salah satu hal terbaik yang

    dapat kita lakukan setelah kita telah gagal adalah untuk

    menyembah dan memuji Tuhan. Ketika kita memiliki reaksi positif

    terhadap kegagalan dan kesalahan kita, maka Tuhan bisa

    mengubah kegagalan kita menjadi batu loncatan untuk kesuksesan

    yang lebih besar di masa depan. Kita bisa belajar dari kegagalan

    kita dan membuat keputusan bijaksana di masa depan.

    Keempat kegagalan bukanlah akhir: Ketika kita tidak berhasil

    bukan berarti bahwa kita sudah kegagalan, tetapi kita belum

    berhasil. Allah berkata kepada orang Israel, “Sebab Aku ini

    mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai

    kamu, demikianlah Firman Tuhan, yaitu rancangan damai sejahtera

    dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu

    hari depan yang penuh harapan.”(Yeremia 29:11). Allah adalah

    Allah yang penuh harapan! Kata Harapan berarti , “ekspetasi

    sukacita yang akan datang.” Tidak peduli berapa kali kita telah

    gagal, Tuhan selalu memiliki masa depan bagi kita. Selalu ada

    harapan, karena Allah adalah Allah harapan. Gagal bukan berarti

    bahwa Allah telah meninggalkan Kita, tetapi bahwa Dia memiliki

    rencana yang lebih baik. Alkitab mengatakan bahwa, “Allah dapat

    melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau

    pikirkan.”(Efesus 3:20)

    Kelima, jika kita gagal, adalah penting bahwa kita mencoba lagi:

    Kita membaca bagaimana Daud mencoba untuk membawa tabut

    kembali ke Yerusalem. Pertama kali ia mencoba ia gagal, tetapi ia

    mempelajari firman Allah dan belajar bagaimana melakukannya

    dengan benar. Dia mencoba lagi dan tabut itu dibawa kembali ke

    Yerusalem dengan sukses.(2 Samuel 6) Dalam Perjanjian Baru

  • 31

    kita membaca, “Janganlah kita jemu-jemu berbuat baik, karena

    pada waktunya kita akan menuai, jika kita tidak menyerah.”

    (Galatia 5: 9)Oleh karena itu, kita tidak boleh menyerah bahkan

    jika tampaknya begitu sulit. Ada banyak contoh lain dalam Alkitab

    dari orang-orang yang gagal dan mencoba lagi. Misalnya, Tuhan

    memberikan Yunus kesempatan lain untuk berkhotbah setelah ia

    gagal pertama kalinya. Yosua merebut kota Ai ketika ia mencoba

    lagi. Dalam Ibrani kita memiliki instruksi penting: “sebab itu

    kuatkanlah tangan yang tangan yang lemah dan lutut yang goyah

    ...” (Ibrani 12.12) Oleh karena itu, bangun dan coba lagi!

    Keenam, penting bagaimana reaksi kita terhadap kegagalan orang

    lain: Kita memiliki peringatan dalam Kitab Amsal, “Jangan

    bersukacita kalau musuhmu jatuh, jangan hatimu beria-ria kalau ia

    terperosok, supaya TUHAN tidak melihatnya dan menganggapnya

    jahat, lalu memalingkan murkanya terhadap orang itu.” (Amsal

    24: 17-18) tidak membuat Allah senang ketika kita bersukacita

    ketika orang lain gagal. Sangat mudah untuk merasa baik ketika

    seseorang yang tidak kita sukai atau yang dalam kompetisi untuk

    kita gagal. Hal ini terutama terjadi ketika anak-anak Allah gagal.

    Kita memiliki contoh Daud. Ketika Raja Saul, musuhnya, gagal dan

    meninggal dalam pertempuran, ia menghormatinya dan tidak

    memiliki satu kata negatif untuk mengatakan tentang dia.(1 Raja-

    raja 1)

    Kunci untuk menaklukkan kegagalan:

    Kita tidak harus membenci diri kita ketika kita gagal: Ketika kita

    gagal itu bukan berarti bahwa kita lebih rendah tetapi itu berarti

    bahwa kita belum sempurna. Ini tidak berarti bahwa kita gagal, tapi

    Kita belum berhasil! Allah mengasihi kita, pikiran-Nya terhadap kita

    baik ...(Yeremia 29:11)Kita bernilai dan berharga di mata-Nya

    karena Dia telah menebus dengan darah Yesus yang berharga.

    karena itu, kita harus mengasihi dan menerima diri kita sendiri.

    Kita harus memperkatakan perkataan yang positif: Alkitab

    mengatakan, “Dia yang mau mencintai hidup dan melihat hari-hari

    baik, dia harus menjaga lidahnya terhadap yang jahat.” (1 Petrus

    3:10)Dalam Amsal kita membaca bahwa kekuatan hidup dan mati

    ada di lidah. (Amsal 18:21)Oleh karena itu, kita tidak harus

    berbicara kata-kata negatif tentang diri kita sendiri dan mengutuki

    diri kita sendiri. Dalam Yosua kita membaca, “Kata hukum tidak

  • 32

    akan beranjak keluar dari mulut Kita ... maka Kita akan membuat

    jalan makmur dan sukses baik.”(Yosua 1:18) Dengan kata lain,

    daripada berbicara kata-kata yang negatif, kita harus mengatakan

    firman Allah atas hidup kita. Ini adalah salah satu kunci untuk

    mengatasi kegagalan dan sukses. Kita dapat mengatakan, “Jika

    Allah dipihakku, siapakah yang akan melawanku.”(Roma 8:31)

    "Tuhan selalu membawa kemenangan, dan menyebarkan

    keharuman pengenalan akan Kristus melalui kita di setiap tempat.

    (2 Kor. 2:14) Kita dapat mengatakan, "Saya lebih dari pemenang

    melalui Dia yang mengasihi kita ..." (Roma 8:37) Bagaimana kita

    bisa kegagalan ketika Allah dipihak kita, Dia bersama Kita dan

    Yesus hidup di dalam kita! Oleh karena itu, “Mari kita teguh

    berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita, sebab Ia

    yang menjanjikan setia.”(Ibr. 10:23) Kita dapat mengubah

    kegagalan kita menjadi keberhasilan dengan mengubah cara kita

    berbicara.

    Pertobatan adalah penting: Pertobatan adalah lebih dari meminta

    Tuhan untuk mengampuni kita, juga keputusan untuk melakukan

    hal yang benar. Misalnya, ketika Daud gagal membawa tabut ke

    Yerusalem, ia mempelajari firman Allah dan menemukan cara yang

    benar untuk melakukannya. Ketika ia melakukannya, kegagalannya

    berubah menjadi kesuksesan. Kita sering gagal karena

    kesombingan Alkitab mengatakan, “Kecongkakan mendahului

    kehancuran dan tinggi hati mendahului kehancuran.”(Amsal

    16,18)Oleh karena itu akar kegagalan sering adalah kesombongan!

    Semakin kita merendahkan diri dan bertobat, semakin sedikit kita

    akan gagal di masa depan.

    Kita tidak harus selalu menyalahkan diri kita sendiri ketika kita

    gagal: Seringkali tidak selalu kesalahan kita ketika sesuatu salah,

    tetapi kesalahan orang lain atau keadaan yang tidak di bawah

    kendali Kita. Misalnya, alasan mengapa Kita kehilangan uang itu

    bukan karena Kita gagal, tetapi karena krisis keuangan di seluruh

    dunia. Oleh karena itu, kita tidak boleh membiarkan musuh

    membuat kita merasa bersalah ketika kita tidak bersalah. Iblis

    adalah “pendakwa saudara-saudara.”(Wahyu 12:10) dan tahu

    bagaimana untuk membuat kita merasa bersalah, ketika kita tidak

    benar-benar bersalah!

  • 33

    Kita tidak harus fokus pada kegagalan Kita: Kita tidak harus

    menyerah pada godaan untuk berpikir tentang kegagalan kita

    sepanjang waktu! Misalnya, saat anak Daud meninggal, ia

    mengalihkan perhatiannya jauh dari mayat anaknya, masuk ke Bait

    Allah, dan menyembah Tuhan.(2 Samuel 00:20) Kita memiliki

    contoh anak yang hilang, dia membuat keputusan untuk

    meninggalkan babi, bangun dan kembali ke ayahnya. banyak dari

    kita perlu "untuk meninggalkan babi di belakang!" Allah berkata

    kepada orang Israel, “Kamu sudah cukup lama tinggal di gunung

    ini!”(Ulangan 1: 6) Beberapa dari kita sudah cukup lama tinggal di

    gunung kegagalan kita dan perlu untuk bangun dan meninggalkan

    kegagalan Kita di belakang. Paulus mengatakan bahwa kita perlu,

    “Lupakan hal-hal yang berada di belakang!”(Filipi 3:13)

    Biarkan Roh Kudus memimpin kita: Alkitab mengatakan, “semua

    orang yang dipimpin oleh Roh Kudus, adalah anak-anak Allah.

    (Roma 8:14) Jika kita membiarkan Roh Kudus memimpin kita, Dia

    akan selalu membawa kita kepada kemenangan. (2 Kor. 2:14)Oleh

    karena itu penting untuk peka terhadap Roh Kudus dan

    mendengarkan suara-Nya. Hal ini penting, “Hendaklah damai

    sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu.”(Kolose 3:15)Ketika

    kita memiliki ketenangan Roh Kudus di dalam hati kita, kita

    biasanya membuat keputusan yang tepat. Misalnya, dalam kitab

    Kisah Para Rasul Roh Kudus mengatakan kepada para pemimpin di

    Antiokhia, “Khususkanlah Paulus dan Barnabas untuk tugas yang

    telah kutentukan bagi mereka!”(Kisah Para Rasul 13: 2)

    Sebagai hasil dari ketaatan mereka, Paulus dan Barnabas berhasil

    dalam pelayanan mereka.

    Hal ini penting untuk melakukan hal-hal yang kita baik dalam

    melakukannya: Kita perlu bertanya pada diri sendiri pertanyaan,

    “Apakah karunia dan talenta saya?” Biasanya kita akan berhasil

    ketika kita melakukan hal-hal yang bisa. Saya menemukan ini

    dalam pelayanan. Ketika saya berkhotbah yang benar dan nyata

    dalam hidup saya, itu biasanya berhasil. Sebagai contoh, kita tidak

    harus mengajarkan tentang doa ketika kita tidak tahu bagaimana

    untuk berdoa! Alkitab mengatakan, “demikianlah kita mempunyai

    karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang

    dianugrahkan kepada kita.”(Roma 12: 6) Kita tidak seharusnya

    tidak menggunakan karunia yang Tuhan tidak berikan kita!

  • 34

    Misalnya, jika Allah tidak memberi kita karunia untuk berkhotbah,

    maka kita harus tidak memberitakan!

    Kita harus melakukan apa yang menjadi panggilan kita: Beberapa

    orang gagal karena mereka melakukan hal-hal yang tidak Tuhan

    suruh mereka lakukan. Ada banyak orang yang gagal dalam

    pelayanan karena Allah tidak memanggil mereka ke dalam

    pelayanan. Hal ini dapat berlaku untuk setiap area dalam hidup

    kita. Jika Allah telah memanggil kita untuk menjadi seorang guru,

    maka kita tidak harus menjadi seorang dokter, hanya karena

    masalah keuangan! Allah berkata kepada Ishak, “Diamlah di negeri

    ini dan Aku akan menyertai engkau dan memberkati

    engkau.”(Kejadian 26: 3) Ketika kita melakukan apa yang Tuhan

    suruh kita lakukan, maka berkat akan otomatis, Ada banyak orang

    melakukan hal-hal untuk Allah karena keuntungan finansial atau

    karena mereka ingin citra yang baik dan bukan karena Allah

    memanggil mereka untuk melakukannya.

    Akhirnya: Jika kita telah gagal dalam setiap bidang kehidupan

    kita, dalam pelayanan, pernikahan kita, pekerjaan kita atau dalam

    keluarga Kita, Tuhan ingin memberi kita kesempatan kedua. Allah

    adalah Allah yang penuh harapan dan Tuhan Pemulih! Dia yang

    memberi Petrus dan Yunus kesempatan kedua, juga akan

    memberikan kita kesempatan lain! Oleh karena itu, “Semoga Allah

    sumber pengharapan, memenuhi kamu dengan segala sukacita dan

    damai sejahtera dalam iman kamu, supaya oleh kekuatan Roh

    Kudus kamu berlimpah-limpah dalam pengharapan.”(Roma

    15:13) Amin

    BAGAIMANA MEMBUAT KEPUTUSAN YANG

    TEPAT

    Kita memiliki kemampuan untuk membuat keputusan yang tepat

    Ulangan 30: 19-20, " Aku memanggil langit dan bumi menjadi

    saksi terhadap kamu pada hari ini: kepadamu kuperhadapkan

    kehidupan dan kematian, berkat dan kutuk. Pilihlah kehidupan,

    supaya engkau hidup, baik engkau maupun keturunanmu, dengan

    mengasihi TUHAN, Allahmu, mendengarkan suara-Nya dan berpaut

  • 35

    pada-Nya, sebab hal itu berarti hidupmu dan lanjut umurmu untuk

    tinggal di tanah yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada

    nenek moyangmu, yakni kepada Abraham, Ishak dan Yakub, untuk

    memberikannya kepada mereka.;

    Hidup dan mati, berkat dan kutuk merupakan hasil keputusan yang

    kita buat. Kita adalah produk dari keputusan kita dan bukan latar

    belakang atau keadaan kita. Banyak orang yang keluar dari latar

    belakang yang mengerikan diberkati hari ini karena keputusan yang

    telah mereka buat.

    Karunia yang paling kuat yang Tuhan berikan kepada kita, adalah

    kehendak bebas kita. Ini sangat kuat, sehingga baik Tuhan maupun

    iblis tidak bisa lagi naik atau menghentikan kita membuat

    keputusan. Kita memiliki teladan Adam dan Hawa, mereka memilih

    untuk tidak taat kepada Tuhan di taman Eden, dan Tuhan tidak bisa

    menghentikan mereka! Tuhan dan iblis bisa mempengaruhi

    keputusan yang kita buat, namun keputusan terakhir mengatakan,

    ya atau tidak masih menjadi milik kita.

    Dalam 1 Korintus 10:13 kita membaca, " Pencobaan-pencobaan

    yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak

    melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia

    tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu.

    Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke

    luar, sehingga kamu dapat menanggungnya "Tuhan tidak akan

    pernah membiarkan Kita dicobai melebihi kemampuan kita untuk

    melawan godaan iblis. Jika Dia tahu bahwa kita terlalu lemah, Dia

    tidak akan membiarkan kita dicobai. Dia akan memberi kita

    kekuatan untuk melawan godaan, atau Dia akan memberi kita jalan

    keluar.

    Pertama, kita bisa berdoa saat kita dicobai. Doa memberi kita

    kekuatan untuk mengatakan "tidak" pada godaan! Yesus berkata

    kepada Petrus dan murid-muridnya pada malam sebelum

    penyaliban-Nya, "berdoalah supaya kamu jatuh ke dalam

    pencobaan." (Matius 26:41) Sayangnya, Petrus tidur dan

    bukannya berdoa dan dia menyangkal Yesus. Jika dia telah berdoa,

    mungkin dia tidak akan menyangkal Yesus.

    Kedua, kita bisa melawan iblis. Dalam 1 Petrus 5: 8-9, kita

    membaca, " Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si Iblis,

    berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan

  • 36

    mencari orang yang dapat ditelannya. Lawanlah dia dengan iman

    yang teguh, sebab kamu tahu, bahwa semua saudaramu di seluruh

    dunia menanggung penderitaan yang sama" Ini adalah Apa yang

    Yesus lakukan di padang gurun saat Iblis mencobai Dia. Dia

    berkata, "enyahlah iblis!" (Matius 4:10)

    Ketiga, kita bisa menjauh dari godaan. Paulus berkata kepada

    Timotius, dalam 2 Timotius 2:22, " Sebab itu jauhilah nafsu orang

    muda!" Ini adalah nasihat yang baik terutama untuk kaum muda.

    Kita tidak hanya harus menjauh dari orang yang menggoda kita,

    tapi kita bisa "pergi" dan mematikan godaan yang datang dari

    media elektronik.

    Keempat, kita bisa menerapkan prinsip-prinsip salib dan

    mengganggap diri kita mati terhadap dosa. Dalam Roma 6:11 kita

    membaca, " Demikian juga kamu sendiri mengira bahwa kamu

    benar-benar mati untuk dosa, tetapi hidup bagi Allah dalam Kristus

    Yesus, Tuhan kita." Kita dapat percaya dan menyatakan bahwa

    dosa tidak lagi memiliki kuasa atas kita karena kita telah mati di

    dalam Kristus. Ketika Iblis mencobai kita, kita dapat dengan mudah

    mengatakan, "Ini tidak berkuasa atas saya, karena saya telah mati

    untuk dosa, dan orang-orang mati terbebas dari dosa!

    Bukan setan di neraka yang bisa memaksa kita melakukan sesuatu

    melawan kehendak kita, karena kuasa keputusan lebih kuat

    daripada kuasa godaan. Pernah ada seorang penyihir terkenal

    bernama Doreen Irvine, yang tinggal di Inggris. Dia adalah seorang

    pelacur dan penyihir. Dia menjadi penyihir paling kuat di dunia dan

    dipanggil, ratu dari penyihir hitam. Dia bisa membangun cahaya

    dengan kata-katanya dan bahkan membunuh burung-burung di

    udara dengan sebuah kutukan. Dia memiliki hubungan dekat

    dengan iblis dan biasa berjalan melalui api, memegang tangan iblis.

    Suatu hari dia berjalan melewati sebuah gereja dan membaca

    sebuah pemberitahuan bahwa seorang penginjil terkenal sedang

    berkhotbah. Dia memutuskan untuk pergi ke gereja dan

    mendengarkan pesannya. Ketika penginjil mengundang orang

    untuk maju dan menerima Yesus, dia memutuskan untuk

    menyerahkan hidupnya kepada Yesus. Dia mengatakan bahwa

    setan-setan di dalam dirinya berteriak, "tidak, tidak, tidak," tapi

    mereka tidak bisa menghentikannya. Dia menyerahkan hidupnya

    kepada Yesus dan menjadi seorang pengkhotbah. Jika iblis tidak

  • 37

    bisa menghentikannya, mereka juga tidak bisa menghentikan kita.

    Contoh terbaik dalam Alkitab adalah demoniac Gadarine. Enam ribu

    setan tidak bisa menghentikannya datang kepada Yesus, jatuh ke

    kakiNya, dan mengikuti Yesus. Dia menjadi misionaris pertama

    dalam Perjanjian Baru. Karena itu, tidak ada yang bisa

    menghentikan kita membuat keputusan yang tepat.

    Tuhan juga mempengaruhi keputusan kita dengan kasih

    karuniaNya. Kita membaca dalam Titus 2: 11-12, " Karena kasih

    karunia Allah yang menyelamatkan semua manusia sudah nyata,

    12 mengajar kita bahwa, menyangkal kefasikan dan duniawi, kita

    harus hidup dengan tenang, benar, dan saleh di zaman sekarang."

    Alkitab juga mengatakan dalam Filipi 2:13 bahwa " karena

    Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun

    pekerjaan menurut kerelaan-Nya."

    Kasih karunia Tuhan dapat mempengaruhi hati kita dan membuat

    lebih mudah bagi kita untuk mengatakan "ya" kepada Yesus,

    namun keputusan terakhir masih menjadi milik kita. Inilah yang

    terjadi ketika kita berdoa untuk orang-orang, Tuhan akan

    mempengaruhi hati mereka dengan kasih karunia-Nya, tapi Dia

    tidak akan memaksa mereka untuk mengatakan "ya". Itulah

    sebabnya beberapa orang tidak akan pernah berpaling kepada

    Tuhan, karena mereka telah membuat keputusan untuk berpaling

    dari Dia.

    Setiap cobaan yang kita hadapi adalah kesempatan untuk berkat

    dan terobosan, jika kita membuat keputusan yang tepat. Kita

    membaca dalam Yakobus 1:12 " Berbahagialah orang yang

    bertahan dalam pencobaan, sebab apabila ia sudah tahan uji, ia

    akan menerima mahkota kehidupan yang dijanjikan Allah kepada

    barangsiapa yang mengasihi Dia." Kita tidak hanya akan diberkati

    di bumi, tapi juga dalam kekekalan. Dalam ayat 2 dari pasal yang

    sama, kita diberi nasehat yang sangat baik, " anggaplah sebagai

    suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai

    pencobaan." Karena itu, kita bersukacita, di saat codaan, kita akan

    menerima kuasa untuk menaklukkan cobaan.

    Beberapa hal yang akan membantu kita membuat keputusan yang

    tepat:

    1. Alkitab. Kita membaca dalam 2 Timotius 3: 16-17, " Segala

    tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar,

  • 38

    untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan

    untuk mendidik orang dalam kebenaran. Dengan demikian tiap-tiap

    manusia kepunyaan Allah diperlengkapi untuk setiap perbuatan

    baik " Semakin kita membaca Alkitab, semakin mudah untuk

    membuat keputusan yang tepat. Dalam Yosua 1:8 kita membaca,

    "Kitab Hukum ini tidak akan keluar dari mulutmu, tetapi kamu

    harus bermeditasi di siang dan malam, supaya kamu melakukan

    sesuatu sesuai dengan semua yang ada tertulis di dalamnya.

    Jadikan jalanmu makmur, dan kemudian kamu akan sukses dengan

    baik. "

    2. Roh Kudus. Kita membaca dalam Yohanes 16:13, " Tetapi

    apabila Ia datang, yaitu Roh Kebenaran, Ia akan memimpin kamu

    ke dalam seluruh kebenaran." Saat kita membiarkan Roh Kudus

    menuntun kita, kita akan selalu membuat pilihan yang baik.

    3. Saran Tuhan: Amsal 11:14, "Jika tidak ada nasihat, orang-

    orang akan jatuh, tetapi di dalam banyak penasihat ada

    keselamatan." Tuhan telah menempatkan orang-orang rohani yang

    bijak di gereja untuk membantu kita membuat keputusan yang

    tepat. Karena itu, kita seharusnya tidak membuat keputusan

    penting tanpa membahasnya dengan pemimpin rohani kita.

    4. Puasa. Kita membaca dalam Kisah Para Rasul 13: 2, "Ketika

    mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh

    Kudus..." Kita memiliki contoh lain dalam Ezra 8:21, " Kemudian di

    sana, di tepi sungai Ahawa itu, aku memaklumkan puasa supaya

    kami merendahkan diri di hadapan Allah kami dan memohon

    kepada-Nya jalan yang aman bagi kami, bagi anak-anak kami dan

    segala harta benda kami" dalam ayat 23 kita membaca," ... dan Dia

    menjawab doa-doa kami." Adalah bijaksana untuk berpuasa

    sebelum kita membuat keputusan yang sangat penting.

    5. Pentingnya kesan (pemikiran) pertama. Jika kita harus

    membuat keputusan, dan kita memiliki beberapa pilihan, kita bisa

    bertanya pada diri sendiri pertanyaan, "apa hal pertama yang

    datang ke pikiran saya." Kita memiliki contoh dari nabi muda di 1

    Raja-raja 13: 9. Tuhan menyuruh anak muda itu untuk tidak

    makan roti atau minum air putih. Dia kemudian bertemu dengan

    nabi tua yang memberinya instruksi yang berbeda. Dia tidak

    menaati instruksi pertama dan dibunuh oleh seekor singa.

    Seringkali ketika kita meminta Tuhan untuk memimpin kita, pikiran

  • 39

    pertama yang datang ke dalam pikiran kita biasanya dari Tuhan,

    pikiran berikutnya sering dari musuh. Misalnya, saya berdoa dan

    bertanya kepada Tuhan apa kotbah yang harus saya khotbahkan

    pada hari Minggu. Saya menerima sebuah pemikiran atau

    keinginan. Kemudian setelah itu banyak pilihan lain muncul di

    pikiran saya. Sudah menjadi pengalaman saya, kesan pertama itu

    seringkali kesan yang tepat.

    Kita harus berhati-hati untuk tidak membuat keputusan saat

    ...

    1. Bila keputusan didasarkan pada emosi negatif: Misalnya,

    marah, tersinggung, frustrasi, cemburu atau depresi. Jika kita

    mengalami salah satu emosi negatif ini, kita harus berhati-hati dan

    menunggu sampai kita memiliki damai. Kita memiliki contoh

    Naaman di 2 Raja-raja 5. Ia hampir kehilangan mukjizatnya dan

    membuat keputusan yang buruk, karena ia tersinggung dengan

    Elisa. Kita memiliki contoh bagaimana Daud hampir membunuh

    orang yang tidak bersalah karena ia marah dengan suami Abigail.

    Pertama-tama kita harus disembuhkan, atau terbebas dari emosi

    negatif sebelum kita membuat keputusan penting. Misalnya, kita

    marah dengan mobil motor kita, jadi kita putuskan untuk

    menjualnya. Atau istri tersinggung dengan suaminya dan

    memutuskan untuk menceraikannya. Atau seseorang tersinggung

    dengan seseorang di gereja dan memutuskan untuk meninggalkan

    gereja.

    2. Bila keputusan dimotivasi oleh rasa takut. Alkitab

    mengatakan bahwa Tuhan tidak memberi kita roh ketakutan. (2

    Timotius 1: 7) Ketakutan berasal dari iblis, dan ketakutan akan

    membuat kita membuat keputusan yang buruk. Kita seharusnya

    hanya membuat keputusan, karena kita percaya itu adalah

    kehendak Tuhan. Misalnya, kita ingin tinggal di negara lain karena

    kita takut dengan situasi ekonomi di negara kita. Salah satu

    ketakutan terburuk yang menyebabkan kita membuat keputusan

    yang buruk, adalah takut pada orang. Kita takut pada saudara kita,

    orang tua kita dan apa yang orang pikirkan. Beberapa orang takut

    untuk meninggalkan gereja, karena mereka takut kepada pendeta.

    Kita memiliki teladan bagaimana Saul, membuat keputusan yang

    buruk dan tidak menaati Tuhan, karena ia takut kepada orang-

    orang di dalam tentaranya.

  • 40

    3. Kita seharusnya tidak termotivasi oleh harapan orang. Kita

    memiliki teladan tentang Yesus. Mereka mengatakan kepadaNya

    bahwa Lazarus sakit dan mereka mengharapkan Dia datang segera.

    Namun, Dia menunggu dua hari lagi karena Dia tahu bukan

    kehendak Bapa bagi Dia untuk segera pergi. Kita harus sangat

    berhati-hati dalam hal harapan keluarga dan keluarga kita. Yesus

    adalah Tuhan kita, dan itulah yang Dia inginkan yang seharusnya

    mempengaruhi keputusan kita.

    4. Kita seharusnya tidak membuat keputusan saat kita

    berada dalam tekanan: Terkadang orang mencoba memaksa kita

    membuat keputusan cepat. "Saya butuh uang sekarang, jika Anda

    tidak memberi saya uang, saya akan kehilangan mobil saya, saya

    berjanji akan mengembalikannya dalam seminggu!" Kapan pun

    saya dipaksa membuat keputusan cepat, keputusan itu selalu

    salah. Lebih baik menunggu, berdoalah dan buat keputusan saat

    kita memiliki kedamaian di dalam hati kita. Hal ini kadang terjadi

    ketika beberapa pengkhotbah memaksa orang untuk memberi.

    Paulus mengatakan, Hendaklah masing-masing memberikan

    menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena

    paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan

    sukacita. (2 Korintus 9: 7) Hal ini bisa terjadi di sebuah toko, ada

    tawar menawar, dan jika kita tidak membelinya sekarang, kita akan

    kehilangan tawarannya. Pengalaman saya adalah, seringkali ada

    tawaran yang lebih baik nanti! Dalam Yesaya 55:12 dikatakan,

    kita akan dipimpin dengan damai.

    Pemikiran selanjutnya tentang keputusan

    Satu atau dua keputusan baik bisa membatalkan banyak keputusan

    buruk di masa lalu. Kita memiliki contoh anak yang hilang. Dia

    membuat banyak keputusan buruk saat dia meninggalkan ayahnya.

    Kemudian suatu hari dia membuat keputusan yang sangat baik, dia

    berkata, "Aku akan pergi dan kembali kepada ayahku ..." (Lukas

    15:18) Ketika dia membuat keputusan itu, semuanya berjalan

    dengan benar di dalam hidupnya. Ada beberapa keputusan yang

    mengubah hidup yang akan membatalkan banyak keputusan buruk

    yang telah kita buat di masa lalu. Misalnya, kita bisa pergi ke

    gereja, kita bisa mengampuni, kita bisa bertobat, kita bisa memberi

    perpuluhan atau kita bisa dengan mudah mematuhi firman Tuhan.

  • 41

    Anugrah besar dilepaskan saat kita membuat keputusan radikal

    yang jelas. Kita memiliki teladan Yosua. Pada hari terakhir

    kehidupan Yosua, dia berkata, " pilihlah pada hari ini kepada siapa

    kamu akan beribadah; allah yang kepadanya nenek moyangmu