Kerajaan singasari

52
Kerajaan Singasari Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.

Transcript of Kerajaan singasari

Kerajaan Singasari

Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222. Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang.

Ibu Kota Kerajaan Singhasari Berdasarkan prasasti kudadu, nama resmi Kerajaan Singhasari

yang sesungguhnya ialah Kerajaan Tumapel. Menurut Nagarakertagama, ketika pertama kali didirikan tahun 1222, ibu kota Kerajaan Tumapel bernama Kutaraja.

Pada tahun 1253, Raja Wisnuwardhana mengangkat putranya yang bernama Kertanagara sebagai vuwaraia dan mengganti nama ibu kota menjadi Singhasari. Nama Singhasari yang merupakan nama ibu kota kemudian justru lebih terkenal daripada nama Tumapel. Maka, Kerajaan Tumapel pun terkenal pula dengan nama Kerajaan Singhasari.

Nama Tumapel juga muncul dalam kronik Cina dari Dinasti Yuan dengan ejaan Tu-ma-pan.

Awal Mula Berdirinya…Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjabat sebagai akuwu (setara camat) Tumapel saat itu adalah Tunggul Ametung. Ia mati dibunuh dengan cara tipu muslihat oleh pengawalnya sendiri yang bernama Ken Arok, yang kemudian menjadi akuwu baru. Ken Arok juga yang mengawini istri Tunggul Ametung yang bernama Ken Dedes. Ken Arok kemudian berniat melepaskan Tumapel dari kekuasaan Kadiri.

Pada tahun 1254 terjadi perseteruan antara Kertajaya raja Kadiri melawan kaum brahmana. Para brahmana lalu menggabungkan diri dengan Ken Arok yang mengangkat dirinya menjadi raja pertama Tumapel bergelar Sri Rajasa Sang Amurwabhumi. Perang melawan Kadiri meletus di desa Ganter yang dimenangkan oleh pihak Tumapel.

DAERAH KEKUASAAN SINGASARI

Kitab Pararaton Kitab Negarakertagama Prasasti Mula Malurung

Sumber sejarah

Kitab PararatonPararaton adalah salah satu historiografi Indonesia pada tahap

tradisional yang ditulis pada akhir abad ke XV, dalam bentuk prosa (gancaran). (Poesponegoro, 1993:397) Pararaton adalah satu-satunya

karya tentang sejarah Singasari dan Majapahit yang benar-benar dimaksudkan sebagai karya sejarah. Namun uraiannya dibatasi sampai kepada para raja di Singasari dan Majapahit saja (raja-

sentris). Tidak menyajikan uraian tentang apa yang terjadi di luar istana raja. Pararaton menyajikan uraian tentang alur keluarga para raja, tanggal wafatnya masing-masing dan tempat candi makamnya, serta disana sini ditambah dengan kisah pribadi para pelaku dan raja yang bersangkutan. (Slamet Muljana, 1983: 35-36) Selain itu, tentu

saja Pararaton yang termasuk historiografi tradisional banyak terkandung unsur-unsur yang menurut Sartono adalah unsur religio-magis dan kosmogonis yang berdasarkan dari ajaran agama Hindu-

Budha yang berkembang pada waktu itu.

Kitab pararaton

Dalam kitab negarakertagama disitu disebutkan dengan jelas jika Raden Wijaya pendiri kerajaan Majapahit adalah masih keturunan Ken Arok dan Ken Dedes, dari Mahisa Wong Ateling yang merupakan putra kedua Kendedes — karena putra pertama Kendedes yakni Anusapati adalah anaknya Ken Dedes dengan Tunggulametung. Sebab, Kendedes waktu dikawini Ken Arok masih hamil 3 bulan — dan Mahisa Wong Ateling punya anak Mahisa Cempaka atau yang bergelar Narasinga. kemudian, Mahisa Cempaka mempunyai putra Dyah Lembu Tal yang merupakan ayahnya Raden Wijaya. Sedangkan Kertanegara sendiri Raja terakhir Singasari itu adalah anak dari Ranggawuni yang bergelar Wisnuwardhana. Rangga wuni sendiri cucu Ken Dedes dan Tunggul Ametung, yang ayahnya Anusapati.

Kitab negarakertagama

Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan atas desa Mula dan Malurung sebagai anugerah untuk tokoh bernama Pranaraja.

Prasasti ini diterbitkan Kertanagara tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya, Wisnuwardhana raja Singhasari.

Pranaraja yang mendapat hadiah desa Mula dan Malurung disebutkan sebagai seorang pegawai kerajaan Kadiri yang setia dan rajin. Ia

mengabdi pada tiga raja sebelum Kertanagara yaitu Bhatara Parameswara, Guningbhaya, dan Tohjaya. Adapun Kertanagara saat itu (1255) baru menjadi raja bawahan di Kadiri, belum menjadi raja

Singhasari. Hadiah untuk Pranaraja telah dijanjikan oleh Seminingrat raja Tumapel. Seminingrat lalu memerintahkan putranya, Kertanagara

untuk melaksanakannya. Seminingrat di sini merupakan nama lain dari Raja Wisnuwardhana.

Prasasti Mula Malurung diperkirakan terdiri atas sepuluh lempeng, namun lempengan kedua, keempat, dan keenam tidak ditemukan.

Lempengan pertama berisi perintah Kertanagara untuk menerbitkan prasasti sebagai piagam pengesahan anugerah Bhatara Parameswara dan Seminingrat penguasa Jawa.

Lempengan ketiga berisi pengabdian Pranaraja terhadap raja-raja sebelumnya. Kertanagara disebut sebagai putra Seminingrat dan Waning Hyun. Waning Hyun adalah putri Parameswara. Pengganti Parameswara adalah Guningbhaya lalu Tohjaya. Sepeninggal Tohjaya, Seminingrat menyatukan kembali kerajaan Tumapel.Lempengan kelima berisi kesetiaan Pranaraja terhadap Seminingrat. Juga berisi puji-pujian untuk Seminingrat.Lempengan ketujuh berisi lanjutan nama-nama raja bawahan yang diangkat Seminingrat, antara lain Kertanagara di Kadiri dan Jayakatwang di Gelang-Gelang.Lempengan kedelapan berisi ungkapan terima kasih para abdi yang dipimpin Ramapati atas anugerah raja.Lempengan kesembilan berisi anugerah untuk Pranaraja adalah desa Mula dan Malurung. Disebutkan pula Seminingrat adalah cucu Bhatara Siwa pendiri kerajaan.Lempengan kesepuluh berisi perintah Seminingrat melalui Ramapati supaya Kertanagara mengesahkan anugerah tersebut untuk Pranaraja.

Kerajaan Singasari berada di Jawa Timur

yang didir ikan oleh Ken Arok pada tahun 1222.

Lokasi kerajaan ini sekarang diperkirakan

berada di daerah Singosari, Malang, Ibu

Kota KutarajaSumber sejarah

Nagarakretagama juga menyebut tahun yang sama untuk pendirian Kerajaan Tumapel, namun tidak menyebutkan adanya nama Ken Arok. Dalam naskah itu, pendiri kerajaan Tumapel bernama Ranggah Rajasa Sang Girinathaputra yang berhasil mengalahkan Kertajaya raja Kadiri.

Prasasti Mula Malurung atas nama Kertanagara tahun 1255, menyebutkan kalau pendiri Kerajaan Tumapel adalah Bhatara Siwa. Mungkin nama ini adalah gelar anumerta dari Ranggah Rajasa, karena dalam Nagarakretagama arwah pendiri kerajaan Tumapel tersebut dipuja sebagai Siwa. Selain itu, Pararaton juga menyebutkan bahwa, sebelum maju perang melawan Kadiri, Ken Arok lebih dulu menggunakan julukan Bhatara Siwa.

Silsilah Raja Singasari

Hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara yang menerbitkan prasasti

Di antara para raja kerajaan Singasari hanya Wisnuwardhana dan Kertanagara saja yang didapati menerbitkan prasasti sebagai bukti kesejarahan mereka. Dalam Prasasti Mula Malurung (yang dikeluarkan Kertanagara atas perintah Wisnuwardhana) ternyata menyebut Tohjaya sebagai raja Kadiri, bukan raja Tumapel. Hal ini memperkuat kebenaran berita dalam Nagarakretagama. Prasasti tersebut dikeluarkan oleh Kertanagara tahun 1255 selaku raja bawahan di Kadiri. Dengan demikian, pemberitaan kalau Kertanagara naik takhta tahun 1254 dapat diperdebatkan. Kemungkinannya adalah bahwa Kertanagara menjadi raja muda di Kadiri dahulu, baru pada tahun 1268 ia bertakhta di Singhasari. Diagram silsilah di samping ini adalah urutan penguasa dari Wangsa Rajasa, yang bersumber dari Pararaton.

Prasasti Mula MalurungPenemuan prasasti Mula Malurung memberikan pandangan lain yang berbeda dengan versi Pararaton yang selama ini dikenal mengenai sejarah Tumapel.

Kerajaan Tumapel disebutkan didirikan oleh Rajasa yang dijuluki "Bhatara Siwa", setelah menaklukkan Kadiri. Sepeninggalnya, kerajaan terpecah menjadi dua, Tumapel dipimpin Anusapati sedangkan Kadiri dipimpin Bhatara Parameswara (alias Mahisa Wonga Teleng). Parameswara digantikan oleh Guningbhaya, kemudian Tohjaya. Sementara itu, Anusapati digantikan oleh Seminingrat yang bergelar Wisnuwardhana. Prasasti Mula Malurung juga menyebutkan bahwa sepeninggal Tohjaya, Kerajaan Tumapel dan Kadiri dipersatukan kembali oleh Seminingrat. Kadiri kemudian menjadi kerajaan bawahan yang dipimpin oleh putranya, yaitu Kertanagara.

Pemerintahan Bersama

Pararaton dan Nagarakretagama menyebutkan adanya pemerintahan bersama antara Wisnuwardhana dan Narasingamurti. Dalam Pararaton disebutkan nama asli Narasingamurti adalah Mahisa Campaka.

Apabila kisah kudeta berdarah dalam Pararaton benar-benar terjadi, maka dapat dipahami maksud dari pemerintahan bersama ini adalah suatu upaya rekonsiliasi antara kedua kelompok yang bersaing. Wisnuwardhana merupakan cucu Tunggul Ametung sedangkan Narasingamurti adalah cucu Ken Arok.

KejayaanKertanagara adalah raja terakhir dan raja terbesar dalam sejarah Singhasari (

1268 - 1292). Ia adalah raja pertama yang mengalihkan wawasannya ke luar Jawa. Pada tahun 1275 ia mengirim pasukan Ekspedisi Pamalayu untuk menjadikan Sumatra sebagai benteng pertahanan dalam menghadapi ekspansi bangsa Mongol. Saat itu penguasa Sumatra adalah Kerajaan Dharmasraya (kelanjutan dari Kerajaan Malayu). Kerajaan ini akhirnya dianggap telah ditundukkan, dengan dikirimkannya bukti arca Amoghapasa yang dari Kertanagara, sebagai tanda persahabatan kedua negara.

Pada tahun 1284, Kertanagara juga mengadakan ekspedisi menaklukkan Bali. Pada tahun 1289 Kaisar Kubilai Khan mengirim utusan ke Singhasari meminta agar Jawa mengakui kedaulatan Mongol. Namun permintaan itu ditolak tegas oleh Kertanagara. Nagarakretagama menyebutkan daerah-daerah bawahan Singhasari di luar Jawa pada masa Kertanagara antara lain, Melayu, Bali, Pahang, Gurun, dan Bakulapura.

Keruntuhan

Candi Singhasari dibangun sebagai tempat pemuliaan Kertanegara, raja terakhir Singhasari.

Kerajaan Singhasari yang sibuk mengirimkan angkatan perangnya ke luar Jawa akhirnya mengalami keropos di bagian dalam. Pada tahun 1292 terjadi pemberontakan Jayakatwang bupati Gelang-Gelang, yang merupakan sepupu, sekaligus ipar, sekaligus besan dari Kertanagara sendiri. Dalam serangan itu Kertanagara mati terbunuh.

Setelah runtuhnya Singhasari, Jayakatwang menjadi raja dan membangun ibu kota baru di Kadiri. Riwayat Kerajaan Tumapel-Singhasari pun berakhir.

Hubungan dengan MajapahitPararaton, Nagarakretagama, dan prasasti Kudadu mengisahkan Raden Wijaya cucu Narasingamurti yang menjadi menantu Kertanagara lolos dari maut. Berkat bantuan Aria Wiraraja (penentang politik Kertanagara), ia kemudian diampuni oleh Jayakatwang dan diberi hak mendirikan desa Majapahit.

Pada tahun 1293 datang pasukan Mongol yang dipimpin Ike Mese untuk menaklukkan Jawa. Mereka dimanfaatkan Raden Wijaya untuk mengalahkan Jayakatwang di Kadiri. Setelah Kadiri runtuh, Raden Wijaya dengan siasat cerdik ganti mengusir tentara Mongol keluar dari tanah Jawa.

Raden Wijaya kemudian mendirikan Kerajaan Majapahit sebagai kelanjutan Singhasari, dan menyatakan dirinya sebagai anggota Wangsa Rajasa, yaitu dinasti yang didirikan oleh Ken Arok.

Perincian Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugrahan desa Mula dan desa Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini berupa lempengan-lempengan tembaga yang diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja muda di Kadiri, atas perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari.Kumpulan lempengan Prasasti Mula Malurung ditemukan pada dua waktu yang berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga lempeng di lapak penjual barang loak, tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya. Keseluruhan lempeng prasasti saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia, Jakarta.

Ringkasan Isi-> Lempengan pertama berisi perintah

Kertanagara untuk menerbitkan prasasti sebagai piagam pengesahan anugerah Bhatara Parameswara dan Seminingrat, sebagai penguasa Jawa.

-> Lempengan ketiga berisi pengabdian Pranaraja terhadap raja-raja sebelumnya. Kertanagara disebut sebagai putra Seminingrat dan Waning Hyun. Waning Hyun adalah putri Parameswara. Pengganti Parameswara adalah Guningbhaya lalu Tohjaya. Sepeninggal Tohjaya, Seminingrat menyatukan kembali kerajaan Tumapel.

-> Lempengan kelima berisi kesetiaan Pranaraja terhadap Seminingrat. Juga berisi puji-pujian untuk Seminingrat.

Naskah prasasti pada 10 lempeng pertama telah diterjemahkan dan dianalis oleh Slamet Muljana dan dimuat dalam bukunya, Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya (1979). Dari uraiannya, naskah prasasti tersebut diperkirakan terdiri atas sepuluh lempeng, namun lempengan kedua, keempat, dan keenam tidak ditemukan. Isinya adalah sebagai berikut:

->Lempengan ketujuh berisi lanjutan nama-nama raja bawahan yang diangkat Seminingrat, antara lain Kertanagara di Kadiri dan Jayakatwang di Gelang-Gelang.

->Lempengan kedelapan berisi ungkapan terima kasih para abdi yang dipimpin Ramapati atas anugerah raja.

->Lempengan kesembilan berisi anugerah untuk Pranaraja adalah desa Mula dan desa Malurung. Disebutkan pula bahwa Seminingrat adalah cucu Bhatara Siwa pendiri kerajaan.

->Lempengan kesepuluh berisi perintah Seminingrat melalui Ramapati supaya Kertanagara mengesahkan anugerah tersebut untuk Pranaraja.

Tokoh Pranaraja

Pranaraja yang mendapat hadiah desa Mula dan desa Malurung disebutkan sebagai seorang pegawai kerajaan Kadiri yang setia dan rajin. Ia mengabdi pada tiga raja sebelum Kertanagara, yaitu Bhatara Parameswara, Guningbhaya, dan Tohjaya. Adapun Kertanagara saat itu (1255) baru menjadi raja bawahan di Kadiri, belum menjadi raja Singhasari. Hadiah untuk Pranaraja telah dijanjikan oleh Seminingrat raja Tumapel. Seminingrat lalu memerintahkan putranya, Kertanagara untuk melaksanakannya. Seminingrat merupakan nama lain dari Raja Wisnuwardhana.

Tokoh bernama Pranaraja juga ditemukan dalam Pararaton, yaitu nama seorang pembantu Tohjaya yang mengusulkan supaya Ranggawuni dan Mahisa Campaka dibunuh. Namun pengarang Pararaton mengisahkan Pranaraja sebagai seorang penghasut.

Fakta baru SingasariNaskah prasasti Mula Malurung yang dianggap lebih akurat dibandingkan Pararaton ataupun Nagarakretagama, telah menampilkan fakta-fakta baru antara lain:

• Pendiri Kerajaan Tumapel bernama Bhatara Siwa. Bhatara Siwa adalah nama lain Sang Rajasa alias Ken Arok.

• Setelah ditaklukkan Tumapel, Kadiri kemudian diperintah oleh Bhatara Parameswara putra Bhatara Siwa. Hal ini berbeda dengan keterangan menurut Nagarakretagama yang menyatakan bahwa Kadiri diserahkan pada Jayasabha, putra Kertajaya.

• Bhatara Parameswara digantikan adiknya yang bernama Guningbhaya.• Guningbhaya digantikan kakaknya yang bernama Tohjaya.• Tohjaya dengan demikian adalah seorang raja Kadiri. Hal ini berbeda dengan Pararaton,

yang menyatakan bahwa Tohjaya adalah raja Singhasari.• Sepeninggal Tohjaya, Kadiri disatukan dengan Tumapel oleh Seminingrat (alias

Wisnuwardhana).• Kertanagara putra Seminingrat diangkat sebagai raja bawahan di Kadiri karena ia lahir dari

Waning Hyun, putri Bhatara Parameswara.• Jayakatwang menantu Seminingrat diangkat sebagai raja bawahan di Gelang-Gelang

(sekarang adalah daerah di selatan Madiun).

• Kerajaan Singasari didirikan oleh Ken Arok. • Menurut kitab Pararaton, diceritakan Ken Arok

adalah anak dari Ken Endok dari desa Pangkur, sebelah timur Gunung Kawi, Malang.

• Ken Arok digambarkan sebagai seorang pencuri dan perampok yang sakti, sehingga menjadi buronan tentara Tumapel.

• Akan tetapi setelah mendapatkan bantuan dari seorang Brahmana (Lohgawe), Ken Arok dapat mengabdi kepada Akuwu (bupati) di Tumapel bernama Tunggul Ametung.

• Setelah berhasil membunuh Tunggul Ametung, Ken Arok menggantikannya sebagai penguasa Tumapel.

• Ia juga menjadikan Ken Dedes, istri Tunggul Ametung, sebagai permaisurinya.

• Pada waktu itu Tumapel masih berada di bawah kekuasaan Kerajaan Kadiri.

KEN AROK MENGALAHKAN KADIRI

• Setelah merasa memiliki kekuatan yang cukup, Ken Arok berusaha untuk melepaskan diri dari Kadiri.

• Pada tahun 1222 Ken Arok berhasil membunuh Kertajaya, raja Kadiri terakhir.

• Ia kemudian naik tahta sebagai raja Singasari dan mendirikan dinasti baru yaitu Dinasti Girinda.

• Sebagai raja Ken Arok sendiri bergelar Sri Rangga Rajasa Sang Amurwabhumi.

ANUSAPATI DAN TOHJAYA

• Ken Dedes melahirkan seorang putra bernama Anusapati hasil pernikahannya dengan Tunggul Ametung.

• Dari pernikahannya dengan Ken Arok, Ken Dedes melahirkan seorang putra bernama Mahisa Wonga Teleng.

• Sedangkan dari istri yang lain, yaitu Ken Umang, Ken Arok mempunyai seorang putra bernama Tohjaya.

KEN UMANG + KEN AROK + KEN DEDES + TUNGGUL AMETUNG

TOHJAYA M. WONGA TELENG ANUSAPATI

ANUSAPATI• Pada tahun 1227, Ken Arok dibunuh oleh

Anusapati. Hal ini dilakukan sebagai balas dendam atas kematian ayahnya, Tunggul Ametung.

• Ken Arok kemudian dimakamkan di Kagenengan dalam bangunan suci agama Siwa dan Buddha.

• Anusapati menggantikan berkuasa di Singasari. • Ia memerintah selama 21 tahun. Masa

pemerintahannya berlangsung dengan aman dan tenteram.

• Akhirnya ia dibunuh oleh Tohjaya, putra Ken Arok dengan Ken Umang juga sebagai balas dendam atas kematian ayahnya.

• Anusapati disemayamkan di Candi Kidal, di sebelah tenggara kota Malang.

TOHJAYA

• Tohjaya naik tahta. Ia memerintah dalam waktu sangat singkat, yaitu hanya beberapa bulan saja.

• Ia kemudian terbunuh oleh Ranggawuni (putra Anusapati) yang dibantu Mahesa Cempaka di Katang Lumbang (Pasuruan).

WISNUWARDHANA

• Pada tahun 1248 Ranggawuni naik tahta dengan gelar Srijaya Wisnuwardhana.

• Ia didampingi Mahesa Cempaka sebagai Ratu Angabhaya dengan gelar Narasingamurti.

• Pada tahun 1254 Wisnuwardhana mengangkat putranya Kertanegara sebagai Yuwaraja atau Raja Muda.

• Wisnuwardana wafat pada tahun 1268 di Mandragiri.

KERTANEGARA• Pada tahun 1268 Kertanegara naik tahta

dengan gelar Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara.

• la merupakan raja terbesar kerajaan Singasari. • Beberapa daerah dapat ditaklukkan, misalnya :

Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, Sunda dan Pahang.

• Kertanegara merupakan raja pertama yang bercita-cita menyatukan Nusantara.

• Pada tahun 1275, Kertanegara mengirimkan Ekspedisi Pamalayu ke Sumatera (Jambi) dipimpin oleh Kebo Anabrang.

• Ekspedisi ini bertujuan menuntut pengakuan Sriwijaya dan Malayu atas kekuasaan Singasari.

• Ekspedisi Pamalayu juga bertujuan untuk mengurangi pengaruh Kubilai Khan dari Cina di Nusantara.

KERTANEGARA VS KHUBILAI KHAN

• Ekspedisi ini menimbulkan rasa khawatir raja Mongol tersebut.

• Oleh karena itu pada tahun 1289 Kubilai Khan mengirimkan utusan bernama Meng-chi menuntut Singasari mengakui kekuasaan Kekaisaran Mongol atas Singasari.

• Kertanegara menolak tegas tuntutan tersebut, bahkan utusan Cina tersebut, Mengchi dilukai mukanya.

• Perlakukan Kertanegara tersebut dianggap sebagai penghinaan dan tantangan perang.

KERTANEGARA• Untuk menghadapi kemungkinan

serangan dari tentara Mongol pasukan Singasari disiagakan dan dikirim ke berbagai tempat di Laut Jawa dan di Laut Cina Selatan.

• Akibatnya pertahanan di ibukota lemah.

• Hal ini dimanfaatkan oleh Jayakatwang penguasa Kadiri dan Arya Wiraraja (bupati Madura).

• Pada saat Kertanegara sedang melakukan upacara Tantrayana. Pasukan Kadiri berhasil menduduki istana dan membunuh Kertanegara.

• Jenazah Kertanegara dicandikan di dua tempat, yaitu : di Candi Jawi, Pandaan sebagai Siwa dan buddha, di Sagala bersama permaisurinya, Bajradewi sebagai Wairocana dan di Candi Singasari, Malang sebagai Siwa Bhairawa.

Peninggalan

Kerajaan Singosari

KITAB PARARATON

ISI

Kitab ini diawali dengan cerita mengenai inkarnasi Ken Arok, yaitu tokoh pendiri kerajaan Singosari (1222–1292). Selanjutnya hampir setengah kitab membahas bagaimana Ken Arok meniti perjalanan hidupnya, sampai ia menjadi raja pada tahun 1222. Penggambaran pada naskah bagian ini cenderung bersifat mitologis. Cerita kemudian dilanjutkan dengan bagian-bagian naratif pendek, yang diatur dalam urutan kronologis. Banyak kejadian yang tercatat di sini diberikan penanggalan. Mendekati bagian akhir, penjelasan mengenai sejarah menjadi semakin pendek dan bercampur dengan informasi mengenai silsilah berbagai anggota keluarga kerajaan Majapahit.

KITAB NEGARAKERTAGAMA

ISI

Kitab ini berisikan silsilah raja – raja Singosari yang memiliki hubungan erat dengan raja –

raja Majapahit.

SILSILAH

BERITA DARI CHINA

KEJADIAN

Pasukan Pamalayu dipersiapkan Kertanegara untuk menghadapi serangan kaisar Mongol, Kubilai Khan, yang berkuasa di Cina. Utusan Kubilai Khan beberapa kali datang ke Singasari untuk meminta Kertanegara tunduk di bawah Kubilai Khan. Apabila menolak maka Singasari akan diserang. Permintaan ini menimbulkan kemarahan Kertanegara dengan melukai utusan khusus Kubilai Khan, Meng Ki, pada 1289. Kertanegara menyadari tindakannya ini akan dibalas oleh pasukan Mongol. la kemudian memperkuat pasukannya di Sumatera. Pada 1293 pasukan Mongol menyerang Kerajaan Singasari. Namun Kertanegara telah dibunuh oleh raja Kediri, Jayakatwang, setahun sebelumnya. Singasari kemudian dikuasai oleh Jayakatwang

CANDI - CANDI

CANDI JAGO

Candi Jago terletak di Malang, Jawa Timur, merupakan peninggalan Kerajaan Singasari yang dibangun untuk Raja Wisnuwardhana, raja Singasari, pada pertengahan abad ke-13. Dalam Negarakertagama, candi ini merupakan salah satu tempat yang dikunjungi Hayam Wuruk pada 1359

CANDI KIDAL

Candi Kidal dibangun di Rejokidal, Tumpang, Malang, yang dipersembahkan kepada Anusapati, raja kedua dan anak tiri Ken Arok

CANDI SINGOSARI

Candi Singasari disebut juga Candi Tumapel berupa kuil Syiwa yang besar dan tinggi.