Kerja sama antarperpustakaan

16
KERJA SAMA ANTAR PERPUSTAKAAN Mata Kuliah : Pengantar Ilmu Perpustakaan dan Informasi OLEH : KELOMPOK II 14081105002 Dewi Tigauw 14081105007 Thyas Lapagau 14081105013 Merrcy Matheos 14081105018 Ternovela. A Karawan 14081105023 Arham 14081105029 Aditya Tewal 14081105034 James Longdong 14081105039 Veky Lamahan 14081105044 Natalia Shandy Sumirah 14081105049 Michelle. C Tutuhatunewa 14081105059 Stenly Watupongoh 14081105065 Kevia Van Bone 14081105071 Baladewa S 14081105077 Novlita Viena 14081105089 Bahrul Ulum PRODI ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS SAM RATULANGI MANADO 2015

Transcript of Kerja sama antarperpustakaan

KERJA SAMA ANTAR PERPUSTAKAAN

Mata Kuliah :

Pengantar Ilmu Perpustakaan

dan Informasi

OLEH :

KELOMPOK II

14081105002 Dewi Tigauw

14081105007 Thyas Lapagau

14081105013 Merrcy Matheos

14081105018 Ternovela. A Karawan

14081105023 Arham

14081105029 Aditya Tewal

14081105034 James Longdong

14081105039 Veky Lamahan

14081105044 Natalia Shandy Sumirah

14081105049 Michelle. C Tutuhatunewa

14081105059 Stenly Watupongoh

14081105065 Kevia Van Bone

14081105071 Baladewa S

14081105077 Novlita Viena

14081105089 Bahrul Ulum

PRODI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS SAM RATULANGI

MANADO

2015

KATA PENGANTAR

Salam...

Puji syukur kita panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Rahmat dan

Hidayat-Nya Paper ini terselasaikan tepat waktu, adapun judul paper ini ialah “Kerja Sama

Antarperpustakaan” . tentunya kami team penulis mengucapkan Terimakasih yang sebesar-

besarnya pada team Dosen yang telah memberika kesempatan kepada kami dalam beberapa

hari ini dalam menyelesaikan Paper ini, tak lupa kami juga berterimakasih kepada teman-

teman satu angkatan di Prodi Komunikasi Fispol_UNSRAT khususnya pada kelompok II di

Mata Kuliah Pengantar Ilmu Perpustakaan & Informasi.

Dalam Paper ini memuat pembahasan tentang bentuk-bentuk kerja sama

Perpustakaan, serta komponen-komponen yang ikut terlibat didalamnya. Dan tak lupa kami

memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kata atau kalimat yang kurang berkenang

di hati karena apa yang di muat dalam paper ini masih begitu banyak kekurangan karena

kami juga team penulis diciptakan tidak luput dari kesalahan, jadi kami memohon sangat

kepada Pembaca turut berkenang memberikan kritik dan saran kepada kami yang tentunya

bersifat membangun agar kedepannya apabila masih diberikan umur panjang kami team

penulis bisa lebih baik dari sebelumnya. Terimakasih.

Salam...

Manado, 17 Maret 2015

Kelompok II

Penyusun,

ii

DAFTAR ISI

SAMPUL....................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR.............................................................................................................ii

DAFTAR ISI............................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................1

A. Latar Belakang Penulisan......................................................................................1

B. Tujuan Penulisan....................................................................................................2

BAB II PENDAHULUAN...................................................................................................3

A. Bentuk-bentuk Kerja Sama...................................................................................3

1. Kerja sama Pengadaan ...................................................................................4

2. Pemusatan Pengadaan dan Penyimpanan.....................................................5

3. Kerja Sama Pertukaran dan Redistribusi.....................................................5

4. Kerja Sama Pengolahan...................................................................................6

5. Kerja Sama Penyediaan Fasilitas....................................................................6

6. Kerja Sama Peminjam Antarperpustkaan....................................................6

7. Kerja Sama Antarpustakawaan......................................................................6

8. Kerja Sama Penyusunan Katalog Induk........................................................6

9. Kerja Sama Pemberian Jasa Informasi.........................................................7

10. Perangkat Kerja Sama.....................................................................................7

11. Kawasan Kerja Sama.......................................................................................8

B. Syarat-Syarat Mengadakan Kerja Sama.............................................................8

C. Faktor-Faktor Penting...........................................................................................9

D. Hambatan dan Usaha Penanggulangan...............................................................9

BAB III PENUTUP.............................................................................................................11

A. Kesimpulan...........................................................................................................11

B. Saran .....................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................iv

iii

6

1

1

2

3

3

4

5

5

6

6

6

6

7

7

8

8

9

9

11

12

12

i

ii

iii

iv

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penulisan

Perkembangan perpustakaan tidak dapat dilepaskan dari sejarah manusia karena

perpustakaan merupakan produk manusia (Sulistyi Basuki, 1993: 19). Jauh sebelum buku

di kenal banyak orang, istilah-istilah perpustakaan juga belum banyak diketahui orang.

Pada awal perkembangan berfikir manusia, hidup yang nomadem (berpindah-pindah)

tempat, mencari makan dari alam berangsur-angsur berubah menjadi kehidupan yang

berbudaya, memiliki tempat yang tetap untuk tinggal dan bermata pencaharian. Mereka

juga membutuhkan informasi lalu mereka berfikir dan merekayasa cara menyampaikan

pesan agar diterima kerabatnya. Mereka memilih cara menulis pesan tersebut diatas batu,

daun-daun lontar serta batu dan pohon yang dipahat. Kemudia mereka berkomunikasi

dengan kelompok lain dengan menggunakan bahasa tulisan dan lisan. (Wiji

Suawarno,2010: 19-20)

Tanda ataupun tulisan yang dipahat pada pohon dan batu atau benda yang lainnya

dapat digunakan cantuman (rcord) mengenai apa yang dikatakan manusia dan apa yang

perlu diketahui oleh seseorang. “catatan” yang pada benda-benda tersebut diteruskan

tidak lain menyimpan dan mengumpulkan “catatan”. Pada tahun 2500 SM manusia

menemukan bahan tulisan papyrus dibuat dari rumput yang tumbuh di sepanjang sungai

nill, menulis dengan menggunakan pahatan dan tinta. (Herlina, 2010: 4). Penemuan kertas

dari rumput papyrus ini dianggap penting oleh manusia karena menjadi landasan kimiawi

bagi pembuatan kertas zaman modern hingga sekitar 700-an dan terus berkembang

hingga saat ini.

Tujuan perpustakaan selalu identik dengan tujuan masyarakat. Hal itu terjadi karena

perpustakaan merupakan hasil ciptaan masyarakat yang saling bekerja sama dalam

membangunnya. Ada banyak keuntungan yang dapat diperoleh melalui kerjasama

antarperpustakaan dari pada melalui usaha sendiri-sendiri. Kelemahan tak terkecuali di

antara perpustakaan di Indonesia. Istilah pinjam antar perpustakaan, silang layan.

"resource sharing" (pemakaian sumber informasi bersama) serta jaringan informasi yang

banyak dipakai orang setelah teknologi komputer masuk ke dunia perpustakaan, sudah

banyak dikenal bahkan diterapkan oleh perpustakaan, baik di tingkat lokal, regional,

nasional maupun internasional.

Kerja Sama Antarperpustakaan Halaman 1

Informasi yang semakin melimpah dalam jumlah, jenis maupun media

penyampaiannya, serta kebutuhan akan informasi yang semakin meningkat di satu pihak,

kemudian dana yang semakin terbatas di pihak lain, membuat perpustakaan tak akan

pernah dapat mencukupi kebutuhan pengguna dengan hanya menyuguhkan koleksi

pustaka yang dihimpun masing-masing perpustakaan. Dari sanalah timbul gagasan

perlunya kerjasama antar perpustakaan dalam berbagai bentuk agar dapat memenuhi

kebutuhan pengguna akan informasi semaksimal mungkin.

Jadi pada kesempatan ini kami team penulis akan menguraikan bentuk kerjasama

perpustakaan yang umum dilakukan khususnya di Indonesia.

B. Tujuan Penulisan

1) Agar kiranya dapat mengetahui faktor-faktor yang mendorong Perpustakaan untuk

saling bekerjasama.

2) Mengetahui bentuk-bentuk kerjasama antarperpustakaan.

3) Mengetahui syarat-syarat yang harus dipenuhi perpustakaan untuk dapat bisa saling

bekerjasama serta hambatan-hambatan apa saja yang akan di hadapi nantinya.

Kerja Sama Antarperpustakaan Halaman 2

BAB II

PEMBAHASAN

A. Bentuk-bentuk Kerja Sama

Pengertian kerjasama antarperpustakaan artinya kerjasama yang melibatkan dua

perpustakaan atau lebih. Kerjasama ini diperlakukan karena tidak satupun perpustakaan

dapat berdiri sendiri dalam arti koleksinya mampu memenuhi kebutuhan informasi

pemakainya. Dengan demikian bagi perpustakaan yang lebih kecil koleksinya, kerjasama

antarperpustakaan merupakan syarat mutlak untuk memenuhi kebutuhan informasi

pemakainya. Adapun faktor yang mendorong kerjasama antarperpustakaan ialah :

1) Adanya peningkatan luar biasa dalam pengetahuan dan membawa pengaruh semakin

banyak buku yang ditulis tentang pengetahuan tersebut. Maka tidak ada satupun

perpustakaan yang mampu melayani keperluan informasi pemakainya bila hanya

mengandalkan koleksi perpustakaan tersebut. Perpustakaan besar masih memerlukan

bantuan perpustakaan yang lain.

2) Meluasnya kegiatan pendidikan. Pengetahuan yang berkembang pesat memaksa

mereka yang telah meninggalkan bangku sekolah untuk belajar kembali.

3) Kemajuan dalam bidang teknologi dengan berbagai dampaknya terhadap industri dan

perdagangan serta perlunya pimpinan serta karyawan mengembangkan keterampilan

dan teknik baru.

4) Berkembangnya kesempatan dan peluang bagi kerjasama internasional dan lalu lintas

internasional; kedua hal tersebut mendorong informasi mutakhir mengenai Negara

asing.

5) Berkembangnya teknologi informasi, terutama dalam bidang komputer dan

telekomunikasi, memungkinkan pelakasanaan kerjasama berjalan lebih cepat dan

lebih mudah dan mungkin lebih murah.

6) Tuntutan masyarakat untuk memperoleh layananan informasi yang sama.

7) Kerjasama memungkinkan penghematan fasilitas, biaya, tenaga manusia dan waktu.

Berbagi faktor tersebut mengubah dan meningkatkan permintaan akan jasa

perpustakaan. Perpustakaan tidak dapat berdiri sendiri karena tidak satupun perpustakaan

mampu memenuhi kebutuhan informasi pemakainya dan untuk memenuhi kebutuhan

informasi pemakainya maka perlu dilakukan kerjasama antarperpustakaan. Berikut

merupakan bentuk-bentuk kerja sama antar perpustakaan.

Kerja Sama Antarperpustakaan Halaman 3

1. Kerja sama Pengadaan

Dalam bentuk ini, Perpustakaan bekerja sama dalam pengadaan buku. Ini

merupakan awal bentuk kerja sama. Dalam bentuk ini, masing-masing perpustakaan

bertanggung jawab atas kebutuhan informasi pemakainya.

Dorongan kerjasama ini berasal dari bertambah banyaknya buku yang diterbitkan

dalam berbagai lapangan ilmu pengetahuan, perluasan jenis terbitan mulai dari buku

dan majalah hingga ke laporan tak diterbitkan yang semuanya ini berfungsi sebagai

sumber informasi, hubungan yang makin kompleks antara berbagai subjek, dan

keterbatasan perpustakaan.

Ada dua metode untuk melaksanakan kerjasama pengadaan dan simpan bersama

ini. Adapun kedua metode itu adalah spesialisasi subjek dan pengadaan khusus untuk

pustaka tertentu. Dalam metode pertama, masing-masing perpustakaan mengharuskan

diri dalam subjek pilihan masing-masing. Pada metode kedua, perpustakaan peserta

meninjau buku yang belum di pesan oleh kelompok perpustakaan atau bersepakat

untuk menetukan perpustakaan yang bersedia membeli buku yang mahal namun

sedikit digunakan untuk kepentingan bersama. Keuntungan spesialisasi subjek ialah

penentuan lokasi subjek yang dimiliki masing-masing perpustakaan menjadi amat

mudah, dan bila perpustakaan mentaaati ketentuan spesialisasi subjek maka dalam

subjek kawasan kerjasama, masing-masing perpustkaan telah menunjuk dirinya

sebagai lokasi subjek tertentu. Namun, ada keberatan terhada sistem ini yaitu alokasi

bidang subjek yang kurang jelas, serta banyak perpustakaan kurang menggunakan

akses ke subjek yang ada di perpustakaan lain karena subjek tersebut kurang menarik

bagi perpustakaan lain.

Pada metode kedua, perpustakaan peserta bersepakat untuk menyimpan buku

yang kurang digunakan pada tempat simpan bersama.

Kerjasama penyimpanan ini didasarkan atas pertimbangan bahwa penyimpanan

buku yang kurang digunakan dapat dibenarkan, tersedia buku yang dapat dipinjamkan

untuk keperluan mendatang serta memungkinkan pengembangan koleksi yang

komprehensif atas dasar basis nasional. Kerjasama simpan ini sering kali terpisah dari

kerjasama pengadaan.

2. Pemusatan Pengadaan dan Penyimpanan

Pada bentuk kerjasama nomor 1, sering sekali terjadi keributan mengenai ruang

simpan yang terbatas serta ketidakjelasan batas subjek dan keterkaitan satu subjek

dengan subjek lain serta penyebaran berbagai perpustakaan dalam kawasan yang luas.

Kerja Sama Antarperpustakaan Halaman 4

Maka pendekatan yang digunakan ialah menunjuk perpustakaan penyimpan yang

melayani kelompok perpustakaan peserta. Biasanya bentuk kerjasama ini diikuti

dengan pengadaan bersama, perpustakaan pusat penyimpan dapat mengurangi

masalah ruang yang dihadapi perpustakaan anggota.

3. Kerja Sama Pertukaran dan Redistribusi

Tujuan kerjasama ini adalah meningkatkan dan memperluas sumber koleksi yang

telah ada dengan biaya sekecil mungkin.

Cara pertukaran maupun redistribusi yang dapat digunakan sebagai cara untuk

menambah koleksi pepustkaan dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, adalah

pertukaran publikasi badan induk dengan badan lain yang bergerak dibidang yang

sama tanpa perlu membeli dan juga untuk memperoleh publikasi yang tidak dijual

untuk umum atau untuk memperoleh publiaksi yang tidak dijual untuk umum atau

untuk memperoleh bahan pustaka yang sulit dilacak atau sulit dibeli melalui toko

buku. Yang paling akhir disebut ini terutama terjadi dengan karya yang sangat khusus

atau buku terbitan luar negeri. Pertukaran dengan pihak luar negeri dapat dilakukan

secara langsung ataupun melalui pepustakaan nasional. Cara kedua, perpustakaan

dapat menambah koleksinya ialah dengan cara menukar atau mendistribusi kembali

buku-buku yang sudah tidak di cetak lagi atau buku yang tidak lagi diperlukan oleh

perpustakaan lain. Cara tersebut membantu memecahkan masalah penyiaan buku dan

penyimpanan buku yang dihadapi oleh banyak perpustakaan.

4. Kerja Sama Pengolahan

Dalam bentuk kerjasama ini, Perpustkaan bekerja sama untuk mengolah bahan

pustaka. Caranya ialah memusatkan semua pengolah bahan pustaka ke perpustkaan

yang ditunjuk, biasanya perpustakaan pusat, baik untuk perpustakaan universitas

maupun perpustakaan umum. Dalam tingkat nasional, pengoalahan dilakukan oleh

perpustkaan nasional dengan hasil pengolahan diterbitkan dalam bibliografi nasional

ataupun diwujudkan dalam bentuk katalog terbitan (KDT).

5. Kerja Sama Penyediaan Fasilitas

Bentuk kerjasama ini mungkin terasa janggal bagi pustakawan Negara maju

karena umumnya perpustakaan mereka selalu terbuka untuk umum. Dalam bentuk ini,

perpustakaan bersepakat bahwa koleksi mereka terbuka bagi anggota perpustakaan

lain. Biasanya penyediaan fasilitas berupa kesempatan menggunakan koleksi,

mengguankan jasa lain seperti penelusuran, informasi kilat, penggunaan mesin

fotocopy, namun tidak terbuka kesempatan untuk meminjam.

Kerja Sama Antarperpustakaan Halaman 5

6. Kerja Sama Peminjam Antarperpustkaan

Dalam bentuk ini, perpustakaan boleh meminjam dan meminjamkan koleksinya

ke perpustakaan lain. Bentuk ini merupakan bentuk kerjasama perpustakaan yang

paling dikenal masyarakat. Dalam hal ini, peminjam dilakukan oleh perpustakaan

serta atas nama perpustakaan.

7. Kerja Sama Antarpustakawaan

Sebenarnya kerjasama jenis ini lebih merupakan kerjasama antara pustakawan

untuk menerbitkan berbagai masalah yang dihadapi pustakawan. Bentuk kerjasama ini

dapat berupa penerbitan buku panduan untuk pustakawan, pertemuan

antarperpustakawan, atau kursus penyegaran untuk pustakawan.

8. Kerja Sama Penyusunan Katalog Induk

Katalog induk merupakan katalog dari dua perpustakaan atau lebih, karena

melibatkan paling sedikit dua perpustakaan, maka dua atau lebih perpustakaan

tersebut harus bersama-sama menyusun katalog induk. Katalog induk berisi

keterangan tentang buku yang dimiliki perpustakaan peserta disertai keterangan lokasi

buku.

Kerjasama sejenis ini bukanlah hal baru bagi indonesia. Pada tahun 1847,

perpustakaan Bataviaasch Genootschap van Kusten on Wetenschap telah menyusun

Katalog induk dari koleksi perpustakaan yang ada di Jakarta. Sesudah Indonesia

merdeka, kegiatan itu dilakuakan lagi pada tahun 1952 dengan pembentukan Union

catalogue of periodical holdings of the main science libraries in Indonesian

diterbitkan oleh Unesco Science Coopration Office of southeast Asia di Jakarta pada

tahun 1952. Katalog induk tersebut mendaftar majalah yang dimiliki enam

perpustakaan dibidang ilmu pengetahuan dan teknlogi di Jakarta, Bogor dan Bandung.

Masing-masing lema (entri) ditandai dengan lokasi perpustakaan. Pembaharuan dan

pemutakhiran data dilakuakan oleh Biro Perpustakaan Departemen Pendidikan Dasar

dan Kebudayaan pada tahun 1962 Tahun 1971, PDIN-LIPI menerbitkan Katalog

induk majalah pada perpustakaan khusus di Indonesia. Revisi dan perbaikan

dilakukan pada tahun 1974 dan 1980.

9. Kerja Sama Pemberian Jasa Informasi

Banyak Pustakawan Indonesia salah kaprah dalam penggunaan istilah silang

layan. Menurut anggapan mereka, silang layan sinonim dengan peminjam

antarperpustakaan (interlibrary loan). Sebenarnya istilah silang layan berlainan

dengan peminjam antarperpustakaan. Silang layan merupakan kerjasama antar dua

Kerja Sama Antarperpustakaan Halaman 6

perpustakaan atau lebih dalam pemberian jasa informasi. Salah satu hasil jasa

informasi ini akan muncul dalam peminjaman antarperpustakaan. Kerjasama ini

melibatkan semua sumber daya yang ada diperpustakaan. Jadi, tidak terbatas pada

pinjaman antarperpustakaan saja.

10. Perangkat Kerja Sama

Keberhasilan Kerja sama antarperpustakaan tergantung pada seberapa jauh

organisasi dan administrasi perpustakaan mampu mengguanakan fasilitas yang ada

dengan biaya sekecil mungkin, dalam arti tenaga, waktu dan peralatan. Peralatan yang

diperlukan untuk kerjasama antarperpustakaan adalah bibliografi, katalog induk,

indeks, abstrak, dan direktori. Secara tradisional, bibliografi digunakan sebagai

panduan informasi. Bibilografi menyajikan informasi tentang bahan pustaka apa saja

yang telah diterbitkan di sebuah Negara atau dalam sebuah subjek.

Bibliografi dapat membantu pemakai dalam penelusuran informasi. Penyusunan

bibliografi nasional sering kali dikaitakan dengan pembentukan katalog induk.

Pengertian katalog induk adalah katalog dari dua Perpustskaan atau lebih,

sedangkan pengertian Katalog adalah daftar koleksi yang terbatas pada sebuah

tempat. Sering kali dibedakan pengertian katalog induk dengan katalog induk

majalah. Katalog induk adalah sebagai ahli bahasa yang diistilahkan dengan kata

union catalogue yang lazimnya hanya terbatas pada buku saja, disusun menurut abjad

dengan penunjukkan loksai tempat buku disimpan. Katalog induk majalah disebut

pula union list atau union list of serials mencatat majalah yang dimiliki dua

peprustakaan atau lebih, lazimnya disusun menurut judul majalah dengan penunjukan

lokasi perpustakaan.

11. Kawasan Kerja Sama

Berdasarkan luas sempitnya cakupan kerjasama maka terdapat beberapa jenis

kawasan Kerjasama. Yang pertama, adalah kerjasama Lokal artinya kerjasama yang

terbatas pada suatu wilayah dalam sebuah negara, provinsi atau bahkan hanya terbatas

pada sebauah kota, Contohnya yang pernah ada di indonesia ialah kerjasama pinjam

antarperpustakaan. Kedua, ialah kerjasama Nasional artinya kerjasama yang

melibatkan berbagai perpustakaan yang terdapat dalam sebuah Negara. Misalanya

kerjasma penelusuran informasi yang dilakukan oleh berbagai perpustakaan di

Indonesia. Ketiga, kerjasama Regional artinya kerjasama yang terdapat pada suatu

kawasan yang mencakup beberapa negara, misalnya dengan bertatap muka antar

negara untuk membahas berbagai masalah bersama pertuakaran data.

Kerja Sama Antarperpustakaan Halaman 7

Keempat, kerjasama Internasional yang melibatakan dua negara atau lebih

sehingga sebenarnya kerjasama regional adalah juga kerjasama internasional, hanya

terbatas pada kawasan tertentu.

B. Syarat-Syarat mengadakan Kerja Sama

Dalam mengadakan kerjasama ada beberapa syarat yang perlu diperhatikan oleh

masing-masing anggota kerjasama agar kerjasama dapat berjalan dengan langgeng dan

membawa manfaat yang maksimal bagi semua pihak yang terlibat, yaitu antara lain:

1) Kesadaran, kesediaan dan tanggungjawab untuk memberi maupun menerima

permintaan serta mentaati setiap peraturan , mekanisme maupun harga yang dibuat

bersama, yang dituangkan baik dalam bentuk perjanjian tertulis maupun lisan.

2) Memiliki koleksi pustaka yang terorganisir dengan baik dan siap pakai.

3) Memiliki katalog perpustakaan

4) Memiliki penanggung jawab dan tenaga yang dapat membimbing pengguna dalam

mendaya gunakan pustaka secara bersama.

5) Memiliki peraturan/tata tertib perpustakaan.

6) Memiliki mesin fotocopy maupun peralatan lain yang dibutuhkan sebagai sarana

dalam reproduksi dan telekomunikasi.

C. Faktor-Faktor Penting

Dalam menuangkan kesepakatan-kesepakatan baik tertulis maupun lisan perlu

diperhatikan faktor-faktor sbb:

1) Alasan dan tujuan kerjasama,

2) Ruang Lingkup kerjasama,

3) Siapa saja yang ikut terjaring,

4) Kapan kerjasama mulai dilaksanakan dan diakhiri,

5) Bagaimana hubungan antar anggota yang ikut dalam kerjasama,

6) Bagaimana pembagian kerjanya supaya tidak terjadi duplikasi,

7) Bagaimana prosedur kerjanya serta perlengkapan apa saja yang diperlukan,

8) Bagaimana Pembiayaannya, dan

9) Kemungkinan penggunaan teknologi canggih.

Kerja Sama Antarperpustakaan Halaman 8

D. Hambatan dan Usaha Penanggulangan

Beberapa hambatan yang dihadapi oleh perpustakaan dalam usaha mengadakan

kerjasama adalah sbb:

1. Lemah sarana dan prasarana

Salah satu kelemahan dalam perpustakaan adalah kurang tersedianya sarana dan

prasarana yang baik yang dapat menunjang kelancaran komunikasi diantara anggota

peserta kerjasama. Dianjurkan bagi tiap perpustakaan anggota kerjasama dapat

meyakinkan pimpinan lembaga induk masing-masing untuk secara bertahap

melengkapi perpustakaan dengan sarana komunikasi seperti tilpun, komputer,

facsimile, mesin fotocopy , modem dsb. Bila belum ada, untuk sementara waktu,

perpustakaan dapat mencari jalan untuk ikut menggunakan fasilitas dari unit lain yang

memiliki

2. Lemah Koleksi

Dana yang terbatas dari perpustakaan, membuat perpustakaan tak dapat

membangun koleksi yang memadai. Beberapa usaha yang dapat dilakukan dalam

mengatasi masalah ini adalah dengan jalan menggalakkan sumbangan alumni, atau

mendesak pimpinan lembaga induk untuk mengeluarkan peraturan wajib simpan

karya cetak di lingkungan sendiri. Lalu secara bertahap, perpustakaan dapat

meyakinkan pimpinan untuk, paling tidak menyediakan anggaran untuk dapat

memenuhi kebutuhan koleksi pustaka inti dari lembaga yang bersangkutan.

3. Lemah ketenagaan

Kurangnya tenaga profesional baik dalam keahlian maupun sikap mental, dapat

menghambat lancarnya kerjasama. Untuk mengatasi hal ini, perlu adanya program-

program pembinaan kualitas tenaga perpustakaan melalui pengiriman tenaga untuk

mengikuti pendidikan formal, magang, studi banding, pertemuan-pertemuan ilmiah

dsb.

4. Kurang dipahaminya manfaat kerjasama

Banyak perpustakaan maupun pimpinan lembaga induk yang kurang menyadari

manfaat kerjasama sehingga kurang memberi dukungan dalam pelaksanaan

kerjasama. Menjadi kewajiban pustakawan untuk dapat memberikan informasi dan

menunjukkan keuntungan dari kerjasama, sehingga dapat memperoleh dukungan dari

pimpinan.

Kerja Sama Antarperpustakaan Halaman 9

5. Dana

Dana yang terbatas dan tidak menentu menjadi suatu masalah yang umum

diantara banyak perpustakaan, terutama di Indonesia, sehingga perpustakaan tak dapat

mengembangkan perpustakaan, termasuk pelayanan dan koleksi pustaka yang dapat

menunjang program lembaga induknya. Dengan meyakinkan pimpinan lembaga

induk untuk dapat diikutsertakan dalam penyusunan anggaran, diharapkan

perpustakaan dapat memperoleh jaminan adanya dana yang cukup untuk

pengembangan perpustakaannya.

6. Kurang adanya informasi antar perpustakaan

Walaupun perpustakaan adalah lembaga yang bergerak di bidang informasi,

justru seringkali pertukaran informasi jarang terlaksana sehingga masing-masing

perpustakaan tidak mengetahui keadaan dan perkembangan perpustakaan lain,

sehingga kurang dapat memanfaatkan potensi dari perpustakaan- perpustakaan lain.

Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya pertemuan-pertemuan berkala secara

rutin, agar dapat membina hubungan, serta berbagi pengalaman dan informasi.

Penerbitan publikasi resmi seperti majalah, buletin, daftar perolehan pustaka baru,

katalog induk pustaka, baik yang diterbitkan secara bersama ataupun diterbitkan dan

disebarkan oleh masing-masing perpustakaan juga dapat membantu meningkatkan

komunikasi dan pertukaran informasi antar perpustakaan.

7. Perbedaan peraturan tentang fotocopy yang berkaitan dengan hak cipta

Ketidak-jelasan tentang peraturan hak cipta, banyak menimbulkan perbedaan

penafsiran dalam memberikan ijin fotocopy. Perlu adanya seminar khusus untuk

membahas hal ini, sehingga ada keseragaman dalam memberikan pelayanan yang

menyangkut reproduksi pustaka yang dibutuhkan.

8. Kurang adanya sinkronisasi peraturan/sistem

Kecenderungan perpustakaan untuk membuat peraturan-peraturan serta sistem

sendiri dalam pengelolaan perpustakaan, sering menimbulkan kesulitan dalam

melaksanakan kerjasama. Untuk itu perlu diadakan usaha-usaha sinkronisasi baik

melalui pertemuan-pertemuan ilmiah secara rutin maupun pembuatan pedoman

standarisasi agar dapat diikuti oleh masingmasing peserta kerjasama.

Kerja Sama Antarperpustakaan Halaman 10

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Faktor-faktor yang mendorong Perpustakaan untuk saling bekerjasama :

a) Adanya peningkatan luar biasa dalam pengetahuan dan membawa pengaruh

semakin banyak buku yang ditulis tentang pengetahuan tersebut. Maka tidak ada

satupun perpustakaan yang mampu melayani keperluan informasi pemakainya bila

hanya mengandalkan koleksi perpustakaan tersebut. Perpustakaan besar masih

memerlukan bantuan perpustakaan yang lain.

b) Meluasnya kegiatan pendidikan. Pengetahuan yang berkembang pesat memaksa

mereka yang telah meninggalkan bangku sekolah untuk belajar kembali.

c) Kemajuan dalam bidang teknologi dengan berbagai dampaknya terhadap industri

dan perdagangan serta perlunya pimpinan serta karyawan mengembangkan

keterampilan dan teknik baru.

d) Berkembangnya kesempatan dan peluang bagi kerjasama internasional dan lalu

lintas internasional; kedua hal tersebut mendorong informasi mutakhir mengenai

Negara asing.

e) Berkembangnya teknologi informasi, terutama dalam bidang komputer dan

telekomunikasi, memungkinkan pelakasanaan kerjasama berjalan lebih cepat dan

lebih mudah dan mungkin lebih murah.

f) Tuntutan masyarakat untuk memperoleh layananan informasi yang sama.

g) Kerjasama memungkinkan penghematan fasilitas, biaya, tenaga manusia dan

waktu.

2. Bentuk-bentuk Kerja Sama diantaranya adalah Kerja sama Pengadaan,Pemusatan

Pengadaan dan Penyimpanan, Kerja Sama Pertukaran dan Redistribusi, Kerja Sama

Pengolahan, Kerja Sama Penyediaan Fasilitas, Kerja Sama Peminjam

Antarperpustkaan, Kerja Sama Antarpustakawaan, Kerja Sama Penyusunan Katalog

Induk, Kerja Sama Pemberian Jasa Informasi, Perangkat Kerja Sama, dan Kawasan

Kerja Sama.

Kerja Sama Antarperpustakaan Halaman 11

3. Syarat dan Hambatan

a) Syarat-syarat yang harus dipenuhi perpustakaan untuk dapat bisa saling

bekerjasama adalah :

Kesadaran, kesediaan dan tanggungjawab untuk memberi maupun menerima

permintaan serta mentaati setiap peraturan , mekanisme maupun harga yang

dibuat bersama, yang dituangkan baik dalam bentuk perjanjian tertulis maupun

lisan, Memiliki koleksi pustaka yang terorganisir dengan baik dan siap pakai,

Memiliki katalog perpustakaan, Memiliki penanggung jawab dan tenaga yang

dapat membimbing pengguna dalam mendayagunakan pustaka secara bersama,

Memiliki peraturan/tata tertib perpustakaan serta memiliki mesin fotocopy

maupun peralatan lain yang dibutuhkan sebagai sarana dalam reproduksi dan

telekomunikasi.

b) Hambatan-hambatan apa saja yang akan di hadapi :

1) Lemah sarana dan prasarana,

2) Lemah Koleksi,

3) Lemah ketenagaan,

4) Kurang dipahaminya manfaat kerjasama,

5) Dana,

6) Kurang adanya informasi antar perpustakaan,

7) Perbedaan peraturan tentang fotocopy yang berkaitan dengan hak cipta,

8) Kurang adanya sinkronisasi peraturan/sistem.

B. Saran

-

Kerja Sama Antarperpustakaan Halaman 12

DAFTAR PUSTAKA

Materi dari Dosen pada MK : Pengantar Ilmu Perpustakaan dan Informasi,

Fispol_Unsrat : 2015

Arlinah I.R. Karya Ilmiah : Manajemen kerja sama antarperpustakaan : 2015

Asmarani : Sejarah Perpustakaan : 2015

http://blogspot.asmirani.com

Wikipedia : Sejarah Perpustakaan

http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_perpustakaan

********

Terimakasih 2015

Silahkan kunjungi :

http://www.slideshare.com/arhamgani

iv