KOMPAS, MINGGU, 30 APRIL 2 01 7 Gaya Hidup Figur...perempuan koko u t s p o ke n ba - ng et, 7t a m...
Transcript of KOMPAS, MINGGU, 30 APRIL 2 01 7 Gaya Hidup Figur...perempuan koko u t s p o ke n ba - ng et, 7t a m...
18 KO M PA S, M I N G G U, 3 0 A P R I L 2 01 7
Gaya Hidup Figur
P ublikasiinternasional telah
dilahirkan.
20
DuaKa k i
L i n ca hS a st i a
Hermione, perempuan cantikdalam buku ”Harry Potter” kar ya
JK Rowling, cocok dengankarakter Dr Sastia Prama Putri,SSi, MEng. Ia mendeskripsikan
dirinya serupa dengan Hermione:gadis pintar, banyak bertanya, dan
tak takut berpendapat. KarakterHermione itu pula yang
membawanya menjadi penelitiyang diakui dunia internasional
dalam studi aplikasim et a b o l o m i k .
Metabolomik merupakanstudi tentang metabolit,senyawa kimia yang ter-
libat dalam proses metabolisme.Hingga kini, ahli metabolomikmasih sangat jarang. Di Indone-sia bahkan belum ada laborato-rium metabolomik ini. Mengajarsebagai satu dari segelintir pe-rempuan dosen penuh waktu diUniversitas Osaka sekaligus do-sen luar biasa di Institut Tek-nologi Bandung (ITB), ia berpijakpada dua negara untuk setiapp e n e l i t i a n ny a .
Jumat (28/4), Sastia baru se-malam tiba di Tanah Air dansegera mengajar kuliah pagi mik-robiologi untuk mahasiswa S-1. Iajuga mengajar Aplikasi Omicsuntuk mahasiswa S-2. Dalam sa-tu bulan, Sastia paling lama ber-ada di Indonesia selama satu pe-kan untuk mengajar hingga ber-kolaborasi dengan dosen sertapeneliti dari sejumlah perguruantinggi.
Seusai memberi kuliah, banyakdari peneliti di ITB yang ke-mudian menitipkan tabung-ta-bung berisi metabolit untuk di-analisis di Jepang. Metabolit yangbiasanya berasal dari ekstrakaneka tanaman pangan lokal In-donesia itu ditentengnya dalamtermos-termos yang dilapisi ba-han pelindung dingin. ”Saya eng-gak mau bawa dalam wujud plas-ma nutfah, itu kekayaan Indo-nesia yang sangat saya lindungi.Hanya dibawa ekstraknya ke Je-pang untuk diuji,” kata Sastia.
Aplikasi metabolomik tergo-long sangat luas di berbagai bi-dang dan lintas disiplin ilmu.Seluruh bidang penelitian yangdigelutinya selalu melibatkanmahasiswa Jepang ataupun In-donesia. Ia sudah meluluskandua mahasiswa S-3 di Jepang dan
10 mahasiswa S-2. ”Dalam waktulima tahun ke depan, penginnyabisa meluluskan 10-15 doktor da-lam bidang metabolomik,” tam -b a h ny a .
Kemampuan adaptasiBidang ilmu yang digeluti Sas-
tia tergolong ilmu murni denganpekerjaan di laboratorium yangmembutuhkan ketekunan tinggikarena bekerja dengan benda-benda berukuran mikro, sepertibakteri. Namun, pribadi Sastiatak lantas menjadi seserius bi-dang ilmu yang digelutinya yangmemang terasa sangat asing bagimasyarakat umum. Kemampu-annya beradaptasi dalam segalasituasi pulalah yang membuatnyabetah menjadi peneliti di Je-pang.
Saat ini, universitas di Jepangmemang sedang getol mendong-krak jumlah dosen asing. Akantetapi, peningkatan kuota dosenasing itu sulit terwujud karenakultur masyarakatnya yang sa-ngat homogen dan sangat Timur.”Harus adaptasi dengan kulturjuga. Orang Jepang punya thecertain way of doing thing. Orang-nya sangat i n d i re c t sangat ter-sirat,” kata Sastia.
Dengan selalu berusaha jadidiri sendiri, Sastia ternyata bisamembaur dengan kehidupan kul-tural masyarakat Jepang. Apalagi,Sastia tergolong ”makhluk lang-ka”, karena hanya ada kurangdari 1 persen perempuan penelitidi bidang engineering di Jepang.”Mereka awalnya anggap saya iniperempuan kok o u t s p o ke n ba -ng et,” t a m b a h ny a .
Dalam setiap kesempatan, Sas-tia tak pernah takut mengemu-kakan pendapat dan tak takutberekspresi. ”Enggak cuma nu -rut, diam saja, saya enggak mau
jadi the only woman in the roomwho serve coffee. Tapi tetap harusbisa baca situasi. Percaya diri,tapi jangan sampai arogan,” tam -b a h ny a .
Ketika kebanyakan rekan ker-janya bersosialisasi dengan mi-num hingga mabuk, ia memilihpulang ke rumah dan merawatputri semata wayangnya yang ba-ru berusia enam tahun. ”Enggakperlu takut berusaha menye-nangkan mereka. Mereka re s p e c t .Mereka hargai karena saya punyaprinsip sendiri,” ujar Sastia.
Sebagai ibu, Sastia juga selalumembawa putrinya ketika be-pergian dinas ke luar kota atau-pun luar negeri. Seperti kali ini, iamembawa putrinya turut sertapulang ke Indonesia. Karena si-buk mengajar di ITB, putrinyalantas dititipkan ke rumah orang-tuanya di Jakarta. Tak jarang,putrinya turut seminar interna-sional dan segera berdiri berte-puk tangan ketika sang ibu selesaimemaparkan hasil risetnya.
”Kalau lagi manja, pasti sayabawa ke mana-mana. Hampir se-mua kolega sudah tahu. Kadangsedang konferensi, ada suaraanak nangis jerit-jerit pasti anakSastia. Presentasi pun pernahsambil nggendong anak,” tam -b a h ny a .
Rekor tercepatAnak pula yang menjadi alasan
utamanya ketika pertama kalimemutuskan bekerja di Jepang.Lulus S-2 dan S-3 dengan rekortercepat 3,5 tahun dari target 5tahun, Sastia membuat para pro-fesornya di Jepang jatuh hati.Ketika harus pulang ke Tanah Airkarena terlalu cepat lulus se-hingga kehilangan jatah beasis-wanya, profesor di UniversitasOsaka pun siap memberinya pe-kerjaan agar izin tinggalnya bisadiperpanjang.
Uniknya, sang sensei, ProfesorFukusaki, mempekerjakannyasebagai peneliti paruh waktu tan-pa membebaninya dengan tugaspenelitian. Bahkan, menegaskanbahwa tugasnya yang utama kalaitu adalah mengurus anak. Taklantas bersantai, Sastia benar-be-nar tekun dalam menjalankantugasnya sebagai peneliti seka-ligus dosen.
”Kenapa saya memilih men-jadi peneliti metabolomik? Ja-waban kerennya: metabolomikadalah ilmu yang berkembang.Tapi sebenarnya, saat itu, sayaenggak ada pilihan. Suami masihbelum lulus S-3 dan saya butuhpekerjaan karena lulus terlalu ce-pat sehingga tak lagi dapat be-asiswa. Ini masalah survival, bu-kan ambisi pribadi,” t a m b a h ny a .
Begitu memperoleh pekerjaanpertamanya sebagai peneliti pa-ruh waktu di Laboratorium Me-tabolomik Profesor Fukusaki,
FOTO -FOTO: KOMPAS/YUNIADHI AGUNG
OLEH MAWAR KUSUMA
Sastia benar-benar memberikanyang terbaik dari dirinya. Ia lan-tas berinisiatif membuat risettentang kopi termahal di dunia,kopi luwak asal Indonesia. Prosespencernaan luwak ternyatamengubah komponen dalamko p i .
Dengan menganalisis perbeda-an kopi yang dimakan luwak danyang tidak, Sastia menemukanotentikasi m a rke r yang hanya di-temukan di kopi luwak, sepertihadirnya asam malat dan ino-sitol. ”Fungsi laboratorium kitauntuk edukasi, jadi penginnyametode otentikasi kopi luwak inidipakainya di Indonesia saja,” ka -ta Sastia yang telah melahirkansekitar 20 publikasi internasi-onal.
Keberhasilannya menciptakanmetode otentikasi kopi luwak un-tuk menghindari penipuan ataupencampuran kopi luwak, Sastia
sempat diwawancarai oleh ber-bagai media massa internasional.Ia juga menjadi orang pertamayang meneliti metode otentikasi18 kopi lokal andalan Indonesiadari Aceh hingga Papua. Darihasil pengujian metabolomik, di-ketahui senyawa-senyawa isti-mewa yang menentukan karak-ter setiap kopi.
Kopi aceh gayo, misalnya, me-ngandung asam organik dan ka-fein rendah. Untuk setiap kopi, iamembuat p ro f i l i n g pengukuran60-100 metabolit dalam satu kalianalisis. ”Ternyata ada penge-lompokan tertentu berdasarkangeografis. Kopi jawa barat lebihdekat dengan karakter kopi su-matera. Jatim lebih dekat kebali,” tambah Sastia yang akansegera memublikasikan hasil pe-nelitian kopi ini di jurnal food andagriculture chemistry.
Di bidang pangan lokal, Sastia
juga meneliti aplikasi metabo-lomik pada proses modernisasitempe yang ternyata mengubahrasa hingga penelitian tentangterasi, oncom, pisang, dan mang-gis. Selain itu, Sastia juga sedangmenjalani riset aplikasi metabo-lomik untuk synthetic biologyatau metabolic engineering de -ngan penggunaan mikroba seba-gai cell factory untuk produksibiofuel dan industrial chemicalserta menggunakan metabolo-mik untuk strain improvement.
”Saya c o re -nya di metabolo-mik. Itu kata kunci saya. Keku-atan saya di teknologinya. Jualanteknologi driven research. Jadi,problem solver lewat teknologi dimasyarakat ataupun industri.Berbasis teknologi dan terapan.Kami memberi solusi aplikatifdengan teknologi metabolomik.Bisa ex p a n d ke mana saja,” tam -b a h ny a .
SASTIA PRAMA PUTRI
Lahir: Tangerang, 8 Desember1982
Pe ke r j a a n :- Assistant Professor
Department of Biotechno-logy, Graduate School ofEngineering, OsakaUniversity (2016-sekarang)
- S p e c i a l l y- a p p o i nte dassistant professor, Centerfor the Advancement ofResearch and Educationexchange Network (CAREN)Osaka University(2014-2016)
- Postdoctoral researcher,Department of Biotechno-logy, Graduate School ofEngineering, OsakaUniversity (2011-2014)
- Dosen Luar Biasa di InstitutTeknologi Bandung
Pe n d i d i ka n :- S-1 Biologi-Mikrobiologi
Institut Teknologi Bandung(lulus 2004)
- Master Osaka University,Jepang (lulus 2008)
- Doctoral Osaka University,Jepang (lulus 2010)
Pe n g h a rg a a n : Highly citedresearch (Top 5 most citedresearch in 5 years) 2016.