Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

158
Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid Bulan Januari 2008 1 Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Tauhiid Bulan Januari 2008 Sarana Menjadi Ahli Dzikir, Fikir dan Ikhtiar Di Publikasikan melalui : [email protected]

description

Kumpulan Artikel yang di distribusikan melalui mailing list daarut tauhiid selama bulan Januari 2008

Transcript of Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Page 1: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 1

Kumpulan Artikel Mailing List Daarut-Tauhiid Bulan Januari 2008

Sarana Menjadi Ahli Dzikir, Fikir dan Ikhtiar Di Publikasikan melalui : [email protected]

Page 2: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 2

Kata Pengantar Alhamdulillahirobbil ‘Alamiin. Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, tuhan semesta alam atas segala kuasa-Nya pada segala sesuatu, Shalawat dan salam semoga senantiasa di limpahkan kepada Rasulullah Shalallohu ‘Alaihi Wasalam. Ebook kumpulan artikel dari Mailing List Daarut-Tauhiid ini merupakan kumpulan artikel dan cerita Mailing List Daarut-Tauhiid. Semoga ebook ini dapat memeberikan manfaat untuk siapa saja yang membacanya. Ebook ini disusun selain sebagai dokumentasi juga ditujukan bagi saudara-saudara kita yang baru bergabung atau kehilangan dokumentasi email dimasa lalu, selain itu pula ebook ini diharapkan dapat bermanfaat bagi saudara-saudara kita yang belum dapat memanfaatkan internet sebagai salah satu media pembelajaran alternative. Tidak semua email yang dipublikasikan di mailing list saya masukan dalam ebook ini, email yang saya masukan adalah email yang berisi artikel atau cerita tertentu yang dapat dijadikan pelajaran atau kita ambil hikmahnya. Saya tidak merubah isi atau teks dalam artikel ini, secara tekstual saya usahakan sama dengan body email yang dipublikasikan melalui mailing list, kecuali pemformatan dokumen yang saya lakukan sehingga sedikit merubah bentuk namun tidak dengan isinya, hal ini saya lakukan untuk kerapihan dokumen. Judul artikel saya ambil dari judul sesuai dengan judul pada body email, sedangkan artikel yang tidak terdapat judulnya dalam email, maka saya jadikan subjek email sebagai judul artikel dalam ebook ini. Tanggung jawab atas isi atau materi artikel atau cerita, berada pada masing-masing nama pengirim email atau sumber lain yang disebutkan pada artikel atau cerita tersebut. Bila diperlukan sahabat dapat menghubungi pengirim email melalui alamat email yang tercantum pada setiap awal artikel. Nama pengirim email, alamat email serta tanggal email saya ambil dari email yang memuat artikel atau cerita tersebut. Saya sampaikan terimakasih kepada sahabat sekalian yang telah memberikan saran-saran kepada saya atas ebook edisi sebelumnya, saya mohon untuk tidak berhenti memberikan saran-saran kreatif atas ebook ini. Semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat ganda serta memberikan kemudahan atas segala sesuatu urusan. Saran-saran saya tunggu di alamat atau melalui Yahoo!Messenger pada ID isnt08, ataupun melalui GoogleTalk dengan terlebih dahulu Invite saya di [email protected] Semoga Allah SWT memberikan balasan atas hamba-hamba-Nya yang telah memberikan ilmunya, dan semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa kedua orang tua kita serta dosa guru-guru kita dan dosa kita semua. Amiiin........

Penyusun

Page 3: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 3

Daftar Isi

Pintu Jannah Yang Paling Tengah 5 Nyalakan Lentera Ilmu Di Rumahmu 6 Tujuh (7) Faktor Kehancuran Keluarga 8 Tenang Dalam Setiap Masalah 9 Ganti Itu Dari Allah 10 10 Amal Jariyah 12 Shabar Bukan Sifat, Melainkan Akibat 13 Awali Segala Aktifitas Kita Dengan “Bismillahirrahmanirrohiim” 16 Hijrahnya Sang Pembunuh 18 Psikofitrah & Kualitas Hidup 20 Syafiah Marketing 21 Membentuk Keluarga Sakinah Wa Rahmah 24 Penjejak Peradaban 27 Andalah Sang Penguat Itu ! 28 Berhaji Diluar Arafah dan Bulan Haji 29 Kualitas Hidup 31 Nyalakan Cahaya Di Dalam Diri 32 Defenisi Jihad Dan Hukum Jihad 33 Tuhan Tidak Murka 38 Awas Pencuri Waktu 41 Rahmat Dibalik Cobaan (Ridho Menerima Ketetapan Ilahi) 44 Jangan Mengeluh, Pertolongan Allah Pasti Datang 47 Arjuna dan Sang Bidadari 50 Kekuatan Membangun 54 Masih Malas…? Just Do IT 55 Cukupkah Berpikir Positif..? 58 Mursyid Kamul Mukammil 63 Tidak Ada Kata Terlambat 71 Ketka Shalat Berjama’ah, HP Berbunyi..? 75 Wajib Mentaati Rasul 76 17 Dalil Nabi Muhammad Adalah Nabi Dan Rasul Terakhir 79 Salah Paham Tentang Kristolog 82 Yang Teristmewa Dihari Ini 85 Diantara Hukum Bulan Muharam 86 Strategi Syetan Menjerumuskan Manusia 93 Apa Yang Harus Dilakukan Untuk Dapat Menafsirkan Al-Qur’an 95 Kisah Indah Sang Khalifah 100 Tiga Jenis Keceradasan 103 Pembagian Harta Gono Gini Dalam Islam 104 Manajemen Kekayaan Tuntunan Rasulullah SAW 106 100 Step Menuju Kesempurnaan Iman 109 Kesulitan Sebagai Bagian Dari Sistem Hidup 112 Meluruskan Kekeliruan Iman 113 Awali Segala Aktifitas Kita dengan Bacaan “Bismillahirrahmanirrahim” 120

Page 4: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 4

Tawajuh Dan Talkin Dzikir 122 Jangan Biarkan Dirimu Hancur 123 Dualisme Dan Monoisme 124 Mencari Keberadaan Allah 127 Pengertian As-sunah 136 Cinta Menurut Al-Qur’an 141 Fenomena-Fenomena Cinta 142 Tenang Dalam Setiap Masalah 144 Setengah Sajadah 145 Hukum Menguburkan Jenazah Berikut Petimati 147 Ajari Diri Berlaku Adil 148 8 Pengertian Cinta Menurut Alquran 151 Istihadhah Dan Hukum-Hukumnya 154

------------------------oOo------------------------

Page 5: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 5

Pengirim : Aris [email protected] Tgl. Email : 03-01-2008

Pintu Jannah yang Paling Tengah Ketika ibu dari Iyas bin Muawiyah wafat, Iyas meneteskan air mata tanpa meratap (niyahah), lalu beliau ditanya tentang sebab tangisannya, jawabnya, “Allah bukakan untukku dua pintu masuk jannah, sekarang, satu pintu telah ditutup.” Begitulah, orangtua adalah pintu jannah, bahkan pintu yang paling tengah di antara pintu-pintu yang lain. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Orangtua adalah pintu jannah yang paling tengah, terserah kamu, hendak kamu terlantarkan ia, atau kamu hendak menjaganya.” (HR Tirmidzi) Al-Qadhi berkata, “ Maksud pintu jannah yang paling tengah adalah pintu yang paling bagus dan paling tinggi. Dengan kata lain, sebaik-baik sarana yang bisa mengantarkan seseorang ke dalam jannah dan meraih derajat yang tinggi adalah dengan mentaati orangtua dan menjaganya.” Bersyukurlah jika kita masih memiliki orangtua, karena di depan kita ada pintu jannah yang lebar menganga. Terlebih bila orangtua telah berusia lanjut. Dalam kondisi tak berdaya, atau mungkin sudah pelupa, pikun atau tak mampu lagi merawat dan menjaga dirinya sendiri, persis seperti bayi yang baru lahir. Rata-rata manusia begitu antusias dan bersuka cita tatkala memandikan bayinya, mencebokinya dan merawatnya dengan wajah ceria. Berbeda halnya dengan sikapnya terhadap orangtuanya yang kembali menjadi seperti bayi. Rasa malas, bosan dan kadang kesal seringkali terungkap dalam kata dan perilaku. Mengapa? Mungkin karena ia hanya berorientasi kepada dunia, si bayi bisa diharapkan nantinya produktif, sedangkan orang yang tua renta, tak lagi diharapkan kontribusinya. Andai saja kita berorientasi akhirat, sungguh kita akan memperlakukan orangtua kita yang tua renta dengan baik, karena hasil yang kita panen lebih banyak dan lebih kekal. Sungguh terlalu, orang yang mendapatkan orangtuanya berusia lanjut, tapi ia tidak masuk jannah, padahal kesempatan begitu mudah baginya. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, “Sungguh celaka... sungguh celaka… sungguh celaka..”, lalu dikatakan, “Siapakah itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, “Yakni orang yang mendapatkan salah satu orangtuanya, atau kedua orangtuanya berusia lanjut, namun ia tidak masuk jannah.” (HR Muslim) Ia tidak masuk jannah karena tak berbakti, tidak mentaati perintahnya, tidak berusaha membuat senang hatinya, tidak meringankan kesusahannya, tidak menjaga kata-katanya, dan tidak merawatnya saat mereka tak lagi mampu hidup mandiri. Saatnya kita berkaca diri, sudahkah layak kita disebut sebagai anak berbakti? (Abu Umar A)

-----------------------------oOo----------------------------------

Page 6: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 6

Pengirim : Aris [email protected] Tgl. Email : 03-01-2008

Nyalakan Lentera Ilmu di Rumahmu

Jika Allah menghendaki kebaikan seseorang, maka Allah akan menjadikan ia sebagai orang yang mau belajar ilmu syar’i. Begitupun dengan sebuah keluarga, jika Allah menghendaki suatu keluarga menjadi baik, maka Allah akan jadikan para penghuninya mau belajar ilmusyar’i. Karena ilmu adalah cahaya. Ia adalah penerang di tengah kegelapan, benteng dari serangan syubhat dan sesatnya pemikiran. Apalagi di saat syubhat membanjiri media dan televisi, sementara hal itu menjadi menu yang setiap hari disantap dan ditelan oleh semua anggota keluarga. Apapun posisi Anda dalam keluarga, bertanggung jawab untuk menyalakan cahaya ilmu di rumah Anda. Apalagi, jika Anda sebagai kepala keluarga. Allah Ta’ala berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu dan keluargamu dari api Neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu”.(At-Tahrim : 6) Qatadah menafsirkan ayat tersebut, “Hendaknya ia memerintah mereka berbuat taat kepada Allah, mencegah mereka dari maksiat kepada-Nya, hendaknya menjaga mereka untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh Allah dan membantu mereka di dalamnya. Maka apabila kamu melihat kemaksiatan, hendaknya engkau menjauhkan mereka darinya dan memperingatkan untuk tidak melakukan-nya”. Namun, untuk membedakan mana yang taat dan mana maksiat, hanya dengan ilmu. Karena itu, adh-Dhahhak dan Muqatil menafsirkan ayat tersebut, “Wajib bagi setiap muslim, mengajarkan keluarganya, kerabat dan hamba sahayanya akan apa yang diwajibkan oleh Allah atas mereka, dan apa yang dilarang-Nya.” Hal senada dikatakan oleh At-Thabari, “Hendaknya kita mengajari anak-anak dan keluarga kita masalah agama dan kebaikan, serta apa-apa yang penting dan dibutuhkan dalam persoalan adab dan akhlak.” emang benar, ilmu sains dan teknologi, ilmu tentang bisnis, ilmu tentang hal-hal yang mendatangkan maslahat dan kemapanan hidup itu penting. Tapi, sesungguhnya ilmu syar’i jauh lebih penting. Karena ilmu duniawi yang berada di tangan orang yang tak memiliki ilmu syar’i, mengandung potensi yang berbahaya. Begitupun segala ke-maslahatan yang bersifat duniawi, hanya bersifat semu jika tidak dilandasi ibadah. Sedangkan pintu dari segala bentuk ibadah adalah ilmu syar’i. Yang patut disayangkan, sebagian aktivis yang bersemangat untuk berdakwah di luar, mengajarkan ilmu syar’i kepada masyarakat, atau menjadi guru ngaji untuk anak-anak dan semisalnya, tidak berpikir untuk menerangi rumahnya dengan cahaya ilmu, menyampai-kan ilmu syar’i kepada anggota keluarganya. Mungkin tidak punya nyali, pesimis dan memvonis bahwa anggota keluarga ‘susah’ untuk diajak baik. Padahal, kesungguhannya untuk mendakwahi keluarga belum segigih perjuangannya dalam mendakwahi masyarakat.

Page 7: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 7

Mestinya, keluargalah yang lebih berhak untuk lebih dahulu menikmati indahnya ilmu syar’i yang kita sajikan. Bukankah kita ingin agar mereka berkeluarga dengan kita di jannah sebagaimana mereka menjadi keluarga kita di dunia? Bukankah kita tidak tega tatkala melihat seorang anggota keluarga kita sakit parah dan menderita? Sedangkan penderitaan di akhirat jauh lebih menyakitkan dan tak ada ujung habisnya, kecuali jika ia memiliki sesuatu yang membuatnya bisa terangkat dari neraka. Untuk itu, nyalakan pelita ilmu di rumahmu. (Abu Umar A) www.ar-risalah.co.id

----------------------------oOo------------------------------

Page 8: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 8

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 03-01-2008

7 Faktor Kehancuran Keluarga Di dalam rumah tangga selalu memiliki rintangan dan penyebab kehancuran, dalam pandangan Psikofitrah ada 7 penyebab kehancuran keluarga. Kehancuran keluarga ditengah masyarakat berarti juga kehancuran satu bangsa sebab keluarga adalah cermin dari satu bangsa.

1. Akidah yang keliru atau sesat, misalnya mempercayai kekuatan dukun, magic dan sebangsanya. Bimbingan dukun dan sebangsanya bukan saja membuat langkah hidup tidak rationil, tetapi juga bisa menyesatkan pada bencana yang fatal.

2. Makanan yang tidak halalan thayyiba. Menurut hadis Nabi, sepotong daging dalam tubuh manusia yang berasal dari makanan haram, cenderung mendorong pada perbuatan yang haram juga (qith at al lahmi min al haram ahaqqu ila an nar). Semakna dengan makanan, juga rumah, mobil, pakaian dan lain-lainnya.

3. Kemewahan. Menurut al Qur'an, kehancuran suatu bangsa dimulai dengan kecenderungan hidup mewah, mutrafin (Q/17:16), sebaliknya kesederhanaan akan menjadi benteng kebenaran. Keluarga yang memiliki pola hidup mewah mudah terjerumus pada keserakahan dan perilaku manyimpang yang ujungnya menghancurkan keindahan hidup berkeluarga.

4. Pergaulan yang tidak terjaga kesopanannya (dapat mendatangkan WIL dan PIL). Oleh karena itu suami atau isteri harus menjauhi "berduaan" dengan yang bukan muhrim, sebab meskipun pada mulanya tidak ada maksud apa-apa atau bahkan bermaksud baik, tetapi suasana psikologis "berduaan" akan dapat menggiring pada perselingkuhan.

5. Kebodohan. Kebodohan ada yang bersifat matematis, logis dan ada juga kebodohan sosial. Pertimbangan hidup tidak selamanya matematis dan logis, tetapi juga ada pertimbangan logika sosial dan matematika sosial.

6. Akhlak yang rendah. Akhlak adalah keadaan batin yang menjadi penggerak tingkah laku. Orang yang kualitas batinnya rendah mudah terjerumus pada perilaku rendah yang sangat merugikan.

7. Jauh dari agama. Agama dalah tuntunan hidup. Orang yang mematuhi agama meski tidak pandai, dijamin perjalanan hidupnya tidak menyimpang terlalu jauh dari rel kebenaran. Orang yang jauh dari agama mudah tertipu oleh sesuatu yang seakan-akan "menjanjikan" padahal palsu.

Wassalam, Agussyafii

------------------------oOo------------------------

Page 9: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 9

Pengirim : suryati [email protected] Tgl. Email : 03-01-2008

Tenang Dalam Setiap Masalah

Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar

Saudaraku yang baik, ketenangan menjadi sesuatu yang dibutuhkan setiap orang. Terutama ketika sedang menghadapi masalah atau saat hendak mengambil keputusan. Orang yang tenang tidak pernah galau, panik tergesa-gesa, tidak emosional, tidak overacting. Orang tenang akan bisa menerima informasi lebih banyak, hingga dia bisa lebih memahami. Sedangkan orang yang emosional pendek kemampuan memahaminya, akibatnya kalau merespon akan tidak bagus karena keterbatasan pemahamannya. Ketenangan pun akan membawa kewibawaan, atau karisma tersendiri bagi pemiliknya. Ia akan disegani oleh teman dan lingkungannya. Sebaliknya, orang yang overacting tidak akan memiliki kharisma. Terutama, kepada para calon pemimpin dalam skala apapun, ia harus berlatih mengendalikan diri, tetap tenang dalam kondisi bagaimanapun sulitnya. Dan, tenang bukan berarti lamban. Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling tenang, tetapi berjalannya sangat gesit. Karena ketenangan tidak ada kaitannya dengan waktu, melainkan dengan pengendalian diri, artinya dia tetap gesit, tangkas tidak ada gurau berlebih, atau berteriak-teriak. Pribadi yang kalem senyum berukir jernih, tidak pula banyak bicara kalau memang tidak perlu bicara. Akibatnya, orang yang tenang mendapat ilmu yang lebih banyak, mendapatkan kemampuan memilih keputusan lebih baik. Namun, ketenangan harus diupayakan agar tidak berujung menjadi sombong. Cirinya adalah ketika ia tidak peduli kepada orang lain. Dia diam tapi tidak mau mendengarkan. Malah mungkin asyik melakukan kegiatan yang lain (saat orang lain berbicara padanya). Atau, ada orang yang diam karena dia tengah memikirkan bantahan kepada orang lain, bukannya mengemas manfaat dari pembicaraan yang didengarnya. Sehingga, tenangya kita responsif, tidak justru pelit. Reponsif seseorang memang bisa dipengaruhi oleh banyaknya keinginan, demografi (asal tempat menetapnya), lingkungan, tekanan kesulitan. Namun itu bisa diubah kalau memang ingin berubah. Nabi Muhammad SAW sendiri tertawa bila orang lain tengah melucu. Demikian pula bagi seorang pemimpin, keputusan terbaik adalah ketika ia memang memiliki akses informasi lengkap. Makin lengkap informasi makin akurat keputusannya. Dan informasi itu sendiri tidak boleh diambil hanya dari satu pihak. Kita harus belajar dari kedua belah pihak, baru mengambil keputusan. Dan yang harus kita sadari adalah tidak ada keputusan tanpa resiko, semua keputusan ada resikonya. Kita hanya perlu menghitung resiko yang paling minimal. Wallahu a’lam. [Mata adalah penuntun, dan hati adalah pendorong dan penuntut. Mata memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian. Keduanya merupakan sekutu yang mesra dalam setiap tindakan dan amal perbuatan manusia, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain] **YATHIE**

Page 10: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 10

Pengirim : suryati [email protected] Tgl. Email : 03-01-2008

Ganti Itu Dari Allah

Oleh : Dadan

Allah tidak pernah mencabut sesuatu dari anda kecuali Dia menggantinya dengan yang lebih baik. Tetapi, itu bila anda bersabar dan tetap ridha dengan segala ketetapanNya. Barangsiapa Kuambil dua kekasihnya (matanya) tetap bersabar maka Aku akan mengganti kedua (mata)nya dengan surga (Al Hadist). Barangsiapa Kuambil orang yang dicintainya didunia tetap mengharapkan ridhaKu niscaya Aku akan menggantinya dengan surga (Al Hadist). Yakni, barangsiapa kehilangan anaknya tetap berusaha untuk bersabar maka di alam keabadian kelak akan dibangunkan untuknya sebuah Baitul Hamd (Istana Pujian). Maka Anda tak usah terlalu bersedih dengan musibah yang menimpa Anda sebab yang menentukan semua itu memiliki surga, balasan, pengganti dan ganjaran yang besar. Para Waliyullah yang pernah tertimpa musibah, ujian dan cobaan akan mendapatkan penghormatan di yang agung di surga Firdaus. Itu tersirat dalam firmanNya. Selamat atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu. (QS Ar Rad 24) Betapapun kita selalu harus melihat dan yakin bahwa dibalik musibah terdapat ganti dan balasan dari Allah yang akan selalu berujung pada kebaikan kita. Dengan begitu kita akan termasuk. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka dan mereka itulah orang orang yang mendpata petunjuk. (QS Al Baqarah 157) Ini merupakan ucapan selamat bagi orang orang yang mendapat musibah dan kabar gembira bagi orang-orang yang mendapat bencana. Umur dunia ini sangat pendek dan gudang kenikmatannya pun sangat miskin. Adapun akhirat lebih baik dan kekal. Sehingga barangsiapa di dunia mendapat musibah ia akan mendapat kesenangan di akhirat kelak dan barangsiapa hidup sengsara didunia ia akan hidup bahagia di akhirat. Lain halnya dengan mereka yang memang lebih mencintai dunia hanya mendambakan kenikmatan dunia saja dan lebih senang pada keindahan dunia. Hati mereka akan selalu gundah gulana, cemas tidak mendapatkan kenikmatan dunia dan takut tidak nyaman hidupnya di dunia. Mereka ini hanya mengingnkan kenikmatan dunia saja sehingga mereka selalu memandang musibah sebagai petaka besar yang mematikan.

Page 11: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 11

Mereka juga akan memandang cobaan sebagai sesuatu yang gelap gulita selamanya. Ini adalah karena mereka selalu memandang kearah bawah telapak kakinya dan hanya mengagunggakn dunia yang sangat fana dan tidak berharga ini. Wahai orang-orang yang tertimpa musibah, sesungguhnya tak ada sesuatu pun yang hilang dari kalian. Kalian justru beruntung karena Allah selalu menurunkan sesuatu kepada para hamba hamba nya dengan “surat ketetapan” yang disela sela huruf kalimatnya terdapat suatu kelembutan, empati, pahala, ada balasan dan juga pilihan. Maka dari itu, siapa saja yang tertimpa musibah yang hebat, ia harus menghadapinya dengan sabar, mata jernih dan pola pikir yang panjang. Dengan begitu ia akan menyaksikan bahwa buah manis dari musibah itu adalah Lalu diadakan diantara mereka dinding yang mempunyai pintu. Disebelah dalamnya ada rahmat dan disebelah luarnya dari situ ada siksa (QS Al Hadid 13). Dan sesungguhnya apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik lebih abadi lebih utama dan lebih mulia. Dikutip dari buku : La Tahzan (Jangan Bersedih) karya DR Aidh Al-Qarni p. 23-24 **YATHIE**

-----------------------oOo-----------------------

Page 12: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 12

Pengirim : seismic_yuni [email protected] Tgl. Email : 03-01-2008

10 Amal Jariyah

Jika anak Adam meninggal, maka amalnya terputus kecuali dari tiga perkara, sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang berdoa kepadanya.'' (HR Muslim). Hadis di atas menjelaskan amal perbuatan seorang Muslim akan terputus ketika ia meninggal dunia, sehingga ia tidak bisa lagi mendapatkan pahala. Namun, ada tiga hal yang pahalanya terus mengalir walau pelakunya sudah meninggal dunia, yaitu sedekah jariyah (wakaf), ilmu yang bermanfaat, dan doa anak shaleh. Dalam riwayat Ibn Majah, Rasulullah SAW menambahkan tiga amal di atas, Rasulullah SAW bersabda, ''Sesungguhnya amal dan kebaikan yang terus mengiringi seseorang ketika meninggal dunia adalah ilmu yang bermanfaat, anak yang dididik agar menjadi orang shaleh, mewakafkan Alquran, membangun masjid, membangun tempat penginapan bagi para musafir, membuat irigasi, dan bersedekah.'' (HR Ibn Majah). Menurut Imam al-Suyuti (911 H), bila semua hadis mengenai amal yang pahalanya terus mengalir walau pelakunya sudah meninggal dunia dikumpulkan, semuanya berjumlah 10 amal. Yaitu ilmu yang bermanfaat, doa anak shaleh, sedekah jariyah (wakaf), menanam pohon kurma atau pohon-pohon yang buahnya bisa dimanfaatkan, mewakafkan buku, kitab atau Alquran, berjuang dan membela Tanah Air, membuat sumur, membuat irigasi, membangun tempat penginapan bagi para musafir, membangun tempat ibadah dan belajar. Kesepuluh hal di atas menjadi amal yang pahalanya terus mengalir, karena orang yang masih hidup akan terus mengambil manfaat dari ke-10 hal tersebut. Manfaat yang dirasakan orang yang masih hidup inilah yang menyebabkannya terus mendapatkan pahala walau ia sudah meninggal dunia. Dari pemaparan di atas, sudah seharusnya kita berusaha mengamalkan 10 hal tersebut atau paling tidak mengamalkan salah satunya, agar kita mendapatkan tambahan pahala di akhirat kelak, sehingga timbangan amal kebaikan kita lebih berat dari pada timbangan amal buruk. Allah SWT berfirman, ''Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), maka barang siapa berat timbangan kebaikannya, mereka itulah orang-orang yang beruntung.'' (QS al-A'raf [7]: 8). (Asep Sulhadi , Republika, Hikmah)

Page 13: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 13

Pengirim : Syarif Niskala [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Shabar Bukan Sifat, Melainkan Akibat Dan mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) salat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) orang-orang yang meyakini, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya. (QS 2 : 45 - 46). Sahabat-sahabat milis yang budiman. Saya tidak mampu menangkap hakikat yang tersembunyi dari makna ayat di atas. Keterbatasan ilmu pendukung tafsir yang dikuasai, mengkebiri keinginan mengupas, apa sebenarnya yang dimaksud oleh ayat paling fenomenal tersebut. Saya hanya melihat, pasti ada sesuatu yang sangat besar pada ayat tersebut, dimana terdapat 4 kata yang sangat penting dalam kehidupan manusia, yaitu pertolongan, meminta, berat dan khusyuk. Shalat, kedudukannya sangat vital dan krusial dalam keimanan dan keislaman. Posisinya sebagai nomor dua, menunjukkan keutamaan yang sangat besar. Telah berpuluh, beratus, beribu buku dan jutaan lembar dokumen dari para ulama untuk melengkapkan sudut pandang tentang shalat, agar kaum muslimin tertarik untuk menekuninya dengan sungguh-sungguh dan fokus (khusyuk) sebagai ketaatan yang utama. Tapi entah mengapa dan apa yang ada dalam benak kaum muslimin, karena jumlah sajadah yang terbentang dan ruang shaf di masjid, tidak sebanding dengan keharusan ruang yang ditempati oleh kaum muslimin. Sajadah tetap saja jarang disujudi. Masjid-masjid tetap saja sepi dari jamaah. Bagaimana dengan shabar? Sejujurnya nasibnya tidak jauh berbeda dengan shalat. Memang buku-buku, nasehat dan ajakan untuk bershabar tidak segencar menegakkan shalat. Jika syariah telah menggariskan minimal 5 kali sehari panggilan shalat, tidak demikian dengan panggilan untuk shabar. Tetapi jika kita melihat kedudukan shabar dalam ayat di atas, sesungguhnya pasti ada keutamaan yang besar padanya, walau tidak sebanding dengan keutamaan shalat. Tapi pasti sangat besar. Sahabat-sahabat milis yang rendah hati. Saya tidak bermaksud membahas shabar dari sisi normatif, apatah lagi teori yang rumit dan seringkali soliter itu. Saya ingin berbagi sudut pandang yang terdekat dengan keseharian kita, sebagai salah satu bentuk terkini wajah keshabaran kita, Anda dan saya. Saya mengundang Anda untuk memahami shabar dari kalimat-kalimat berikut: Apakah dapat disebut seorang penyabar, sebuah pribadi yang membaca bacaan sholatnya menafikan semua ketentuan tajwid dalam melantunkan ayat-ayat suci? Seberapa sering

Page 14: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 14

kita cukup bershabar untuk berpanjang harokat membaca surat Al Ma'un pada kalimat 'yuroo un' atau 'ida jaa' pada surat An Nashr. Apakah dapat disebut seorang penyabar, banyak pribadi yang membaca surah Yasin tiap pekan, yang berbangga hati bila selesai duluan dengan mengenyampingkan perintah-Nya untuk membaca dengan tartil? Apakah dapat disebut seorang penyabar, apabila seorang hamba berdoa di akhir shalatnya dengan doa yang tidak jelas harokat mad thabi'i, mad jaidz, tidak taat waqaf, tidak peduli idgham? Apakah dapat disebut seorang penyabar, sebuah pribadi yang tidak mampu menahan diri untuk diam selama 5 detik agar tercapai rukun shalat tumaninah pada setiap shalat sunatnya? Apakah dapat disebut seorang penyabar, seseorang yang tidak mampu melengkapkan huruf pada setiap kata dalam SMS yang dia kirimkan? Tidakkah kita sering menemukan, sebuah sms yang hanya berisi deretan huruf mati, padahal masih tersisa banyak jatah karakter yang walau kosong, tetap harus dibayarnya? Apakah dapat disebut seorang penyabar, seorang pengendara motor yang tidak mampu menahan diri sekitar 3 detik saja, saat lampu kuning masih menyala? Sahabat-sahabat milist yang baik, Jika kita semua mencermati hal-hal di atas, keshabaran itu bukan sifat, melainkan ekspresi dari:

1. kualitas taat asas kita pada peraturan-peraturan 2. kualitas hormat kita pada orang lain 3. kualitas hormat kita pada diri sendiri 4. kualitas hormat kita pada waktu proses sebagai sunatullah - bukankah Yang Maha

Kuasa saja menciptakan alam ini melalui 6 massa, padahal kun fayakun. Sahabat-sahabat, shabar itu bukan sifat, melainkan akibat. Kita yang harus merancang respon, menakar hormat, menapaki tahapan, menaati aturan; sehingga keseluruhan hidup kita teratur, terukur, terpikirkan, terhormat. Dan atas kualitas hidup kita yang seperti ini, kita disebut sebuah pribadi yang PENYABAR. Penyabar bukan hanya tidak mendidih perasaan ketika dihardik dan dianiaya. Lebih dari itu, penyabar adalah kualitas diri dari pribadi yang mulia. Itulah sebabnya, shabar sangat dengat dengan shalat, yaitu sarana permintaan tolong kepada-Nya. Sedekat persaudaraan huruf sha yang menjadi awal dua kata itu.

Page 15: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 15

Sahabat-sahabat milis yang budiman, Terima kasih atas perkenan Anda untuk membaca sudut pandang yang mudah-mudahan melengkapi sudut pandang Anda sebelumnya. Wassalam Syarif Niskala

------------------------oOo------------------------

Page 16: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 16

Pengirim : abuluthfia [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Awali Segala Aktivitas Kita

Dengan “Bismillaahirrahmaanirrahiim” Mengawali segala aktivitas dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim berarti telah mengawali segala aktivitasnya dengan sesuatu yang baik, sehingga ada nilai plusnya di hadapan Allah SWT. Jadi, ada nilai ibadahnya, kalau orientasinya benar-benar kepada Allah SWT. Dan perlu kita ketahui bahwa Rasulullah SAW sendiri menganjurkan untuk memulai seluruh aktivitas yang baik dengan ucapan Bismillaahirrahmaanirrahiim, sebagaimana sabdanya, “Setiap urusan (perbuatan) yang tidak diawali dengan Bismillahirrahmanirrahim, maka cacat (terputus dari rahmat Allah).” (H.R. Ahmad dan Ashhab Sunan) Membaca Bismillaahirrahmaanirrahiim dengan benar, dengan penuh keikhlasan (kekhusyuan) karena Allah ketika akan melakukan suatu aktivitas, maka setan tidak akan mendekati kita. Dalam sebuah hadits dikatakan, "Jika seseorang hendak memasuki rumahnya dan membaca nama Allah ketika ia memasukinya dan ketika ia makan, maka setan berkata kepada sesama setan lainnya, ‘tidak ada tempat tinggal bagi kalian dan tidak ada makan'. Jika ia masuk dan tidak menyebut nama Allah, setan berkata kepada kawan-kawannya, ‘Kalian menemukan tempat tinggal dan makan’.” Kita perlu menyiasati jebakan setan dengan mekanisme yang efektif, sehingga setan yang menjalari kita menjadi kurus, pucat dan lunglai. “Bahwa orang-orang mukmin itu bisa menguruskan setannya, sebagaimana salah seorang diantara kamu membuat kurus untanya dalam bepergian.” (al-hadits) Sudahkah kita mengawali segala aktivitas kita dengan membaca Bismillaahirrahmaanirrahiim? Kalau belum, awali dari sekarang. Sebab, segala aktivitas kita akan penuh dengan keberkahan kalau di awali dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim dengan ikhlas (khusyu) karena Allah SWT. "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam”, (QS. Al-Anam (6): 162) Saya sertakan dalam artikel sederhana ini sebuah lirik lagu yang dinyanyikan oleh Opick yang berjudul “Bismillah”. Mudah-mudahan memotivasi lagi diri kita untuk selalu mengawali segala aktivitas kita dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim. Bismillah yaa rohman yaa rohiim 2x

Page 17: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 17

Bismillah mula-mula Bismillah yang mengawali Bismillah akan membuatmu bahagia Dengan Bismillah hati kan terjaga Lalu keberkahan menaungi kita Bismillah dan melangkah Bismillah lalu bekerja Bismillah di dalam hatiku tenang Karena semua hanyalah milikNya Bahkan nafas adalah kemurahanNya Bismillah yaa rahman yaa rahiim 4x Terkadang hidup dalam sepi hati Karena jiwa yang rindu tuk kembali pada Allah Bismillah mula-mula Bismillah yang mengawali Bismillah akan membuatmu bahagia Dengan Bismillah hati kan terjaga Lalu keberkahan menaungi kita Bismillah dan melangkah Bismillah lalu bekerja Bismillah di dalam hatiku tenang Karena semua adalah milikNya Bahkan nafas adalah kemurahanNya (Bismillah yaa rahman yaa rahiim) Dengan namaMu ya Allah Dengan namaMu ya Rahman Dengan namaMu ya Rabbi Dengan namaMu..namaMu..ya Rabbi..ya Rabbi Dengan namaMu melangkah Dengan namaMu di hati Dengan namaMu melangkah Dengan namaMu Allah.. Allah.. Allah.. Wallahu A’lam

Page 18: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 18

Pengirim : abuluthfia [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Hijrahnya Sang Pembunuh

Sekali dalam setahun, umat Islam menyambut Tahun Baru Hijriyah. Sistem penanggalan Islam itu ditetapkan Khalifah Umar ibn Khaththab ra., yang perhitungannya dimulai dari hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah. Memperingati hijrah berarti juga memperingati pergantian nama Kota Yatsrib menjadi Madinah. Semangat hijrah yang harus diteladani saat ini tentu bukan lagi dalam pengertian fisik seperti yang dilakukan Nabi Muhammad SAW. Tetapi, hijrah secara kontekstual dengan meninggalkan segala kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman) yang diridai Allah SWT. Maka, kita harus benar-benar melakukan hijrah dengan memperbaiki kebiasaan buruk yang menyelimuti diri kita. Kalau mau jujur, setiap hari kita selalu melakukan kesalahan, baik yang terasa maupun yang tidak terasa. Dan kesalahan-kesalahan itu mengakibatkan semakin menumpuknya lumbung dosa, dan itu semua kadang tidak kita rasakan atau malah tidak kita hiraukan karena begitulah kita. Astaghfirullah. Benar apa yang dikatakan oleh Abdullah bin Mas’ud ra., “Orang yang benar-benar beriman, ketika melihat dosa-dosanya, seperti ia sedang duduk dibawah gunung. Ia kuatir kalau-kalau puncak gunung itu jatuh menimpanya. Adapun orang munafik, ia memandang dosa-dosanya seperti menghalau lalat di ujung hidungnya.” Tapi mudah-mudahan kita tidak berpandangan seperti seorang yang munafik, yang memandang dosa-dosanya seperti menghalau lalat di ujung hidungnya. Tetapi, kita adalah seseorang yang dengan sigap memperbaiki kesalahan-kesalahan yang di perbuatnya dengan amal baik atau dengan taubat kepada Allah SWT. Sebagaimana yang di sabdakan oleh Rasulullah SAW “Bertakwalah kamu kepada Allah di mana pun kamu berada, iringilah kesalahanmu dengan kebaikan niscaya ia dapat menghapuskannya dan pergaulilah semua manusia dengan budi pekerti yang baik.” Dengan begitu kita pun sudah melakukan hijrah. Ada yang lebih dahsyat lagi, yaitu hijrahnya seorang pembunuh yang telah membunuh 100 orang, yang mana kisahnya dapat kita baca dalam sebuah hadits yang saya ambil dari Bukunya Muhammad Khalil Al-Khatib yang berjudul “Khuthbah-Khutbah Rasulullah “ seperti di bawah ini, Dari Abdullah bin Amr, dia berkata, “Suatu hari Rasulullah SAW. keluar, lalu bersabda, “Sesungguhnya tidak ada dosa yang terlalu besar bagi Allah untuk diampuni. Sesungguhnya ada seseorang di antara orang-orang sebelum kalian yang pernah membunuh sembilan puluh delapan orang. Dia menemui seorang rahib dan berkata, “Aku sudah membunuh sembilan puluh delapan orang. Apakah menurut pendapatmu, masihkah terbuka kesempatan bagiku untuk bertaubat?”

Page 19: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 19

Rahib itu menjawab, “Engkau sudah kelewatan.” Orang itu bangkit dan membunuhnya. Lalu dia menemui Rahib lain dan berkata, “Sesungguhnya aku sudah membunuh sembilan puluh sembilan orang. Maka menurut pendapatmu, masihkah terbuka kesempatan bagiku untuk bertaubat?” “Tidak ada, karena engkau sudah kelewatan,” jawab Rahib. Maka orang itu bangkit dan membunuhnya. Lalu dia menemui Rahib yang lain lagi dan berkata, “Sesungguhnya aku sudah membunuh seratus orang. Maka menurut pendapatmu, masihkah terbuka kesempatan bagiku untuk bertaubat?” Rahib itu menjawab, “Engkau sudah kelewatan. Aku tidak tahu, tapi disana ada dua negeri, yang satu disebut Bashrah yang satu lagi disebut Kufrah. Penduduk Basrah melakukan amalan para penghuni surga. Selain mereka tidak ada yang tinggal betah tinggal disana. Sedangkan penduduk Kufrah melakukan amalan para penghuni neraka. Selain mereka tidak betah tinggal disana. Datanglah ke penduduk Bashrah. Jika engkau betah tinggal disana, dan melakukan seperti yang mereka lakukan, maka tidak akan diragukan, taubatmu akan diterima.” Maka orang itu pergi ke Bashrah. Ketika ditengah perjalanan antara tempatnya dan Bashrah, dia meninggal dunia. Para malaikat bertanya kepada Allah tentang orang ini. Maka Allah berfirman, “Ukurlah mana jarak yang paling dekat dari kedua tempat itu, lalu tulislah baginya bersama penduduknya.” Mereka mendapatkan lebih dekat dengan Bashrah, dengan selisih jarak hanya sepanjang semut. Maka dituliskan baginya sama dengan penduduk Bashrah.” (Diriwayatkan Ath-tahbrani, rijalnya shahih. Majma ‘Az-zawa’id,10/11) Lihat, alangkah kuatnya keinginannya untuk bertaubat, wlaupun rahib pertama sudah mengatakan “Engkau sudah kelewatan”, tapi dia terus mencari dan mencari untuk satu keinginan yaitu bertaubat. Dan perlu kita ketahui bahwa proses taubatnya itu adalah hijrahnya sang pembunuh itu. Bagaimana dengan kita? “Barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka mendapati di muka bumi ini tempat hijrah yang luas dan rezki yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya, Kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh telah tetap pahalanya disisi Allah. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. An-Nisa’ (4): 100) Wallahu A’lam

Page 20: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 20

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Psikofitrah & Kualitas Hidup Istilah Psikofitrah terdiri dari kata "Psyche" berasal dari bahasa Yunani, artinya napas, sumber dari semua aktifitas, jiwa dan Fitrah artinya suci. Jadi Psikofitrah adalah proses penyucian jiwa sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup manusia. Itulah sebabnya Psikofitrah lebih pada usaha preventif, cara hidup sehat dengan membangun emosi positif. Saat ini Psikofitrah mengkonsentrasikan pada penelitian berbagai bentuk emosi positif yang ada pada jiwa fitrah manusia untuk meningkatkan kualitas hidup. Berlimpahnya materi pada diri seseorang tidak bisa disebut dengan meningkatnya kualitas hidup jika dirinya dipenuhi dengan problem kejiwaan seperti depresi, alienasi maupun gangguan mental. Berbagai penelitian menunjukkan manusia membutuhkan pertolongan agar dirinya bisa menemukan kebahagiaan sebab individu yang merasa hidupnya bahagia lebih optimis hidupnya, pekerja keras, kreatif, tidak mudah putus asa, murah senyum daripada yang menyebut dirinya tidak bahagia. Hal inilah yang juga mempengaruhi diri mereka yang merasa bahagia secara jasmani lebih sehat, cepat sembuh dari penyakit, tahan lama dalam menghadapi tekanan hidup dan lebih tahan lama menghadapi penyakit dan cenderung melihat orang lain tidak sebagai ancaman hidup sekalipun berbeda paham. Bagi Psikofitrah jika kehidupan manusia dipenuhi dengan murah senyum, mudah tertawa, suka bernyanyi, gambaran diri sebagai lentera, penjejak peradaban, sang penguat kehidupan akan menghasilkan perilaku- perilaku yang positif seperti gembira, optimis, pemaaf, aktif menolong orang lain, bersyukur sehingga aktifitas ini memiliki kontribusi terhadap dalam peningkatan kualitas individu. Ketika kualitas hidup individu meningkat maka kualitas hidup masyarakat juga meningkat, sebab masyarakat manapun adalah cerminan dari individu-individu didalamnya. Bila anda ingin menciptakan masyarakat yang sehat maka anda harus menemukan cara untuk menjadikan sehat bagi setiap individu. Wassalam, Agussyafii

Page 21: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 21

Pengirim : Naillas [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Syariah Marketing Oleh : Dwi Hardianto

Kalo hati sama-sama enak, keuntungan jadi nomor kesekian, karena berkah yang didamba. Seorang sales wanita mempersentasikan produk pada klien dari beberapa perusahaan. Setelah berjalan beberapa saat, sepertinya customer kurang meresponnya. Maka, sang sales mulai menerapkan jurus jitunya. Tanpa ragu, ia?maaf?membuka kancing baju atas sambil presentasi. Begitu seterusnya, tanpa canggung, satu persatu kancingnya pun dibuka. Akhirnya, bersamaan dengan dibukanya kancing baju ketiga, produk yang ditawarkan pun ludes. Anda seorang marketer? Tentu pernah mendengar cerita di atas. Atau, cerita lain yang berbeda 180 derajad. Cerita ini dialami oleh Sekjen Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), Muhammad Syakir Sula, saat menunaikan ibadah haji tahun lalu. Saat di Madinah, ia mengunjungi percetakan al-Qur'an terbesar di dunia. Percetakan yang biasa membagikan al-Qur'an gratis ke seluruh dunia ini, merupakan wakaf Kerajaan Saudi Arabia. Di percetakan ini, Ketua Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) ini, membeli beberapa al-Qur'an. Salah satunya, al-Qur'an saku cetakan terbaru yang dihiasi kaligrafi indah. Harganya 9 riyal (1 riyal sekitar Rp 2.700). Sayang, percetakan ini hanya membolehkan pembelian maksimal 10. Karenanya, ia pun keliling toko buku mencari al-Qur'an yang sama. Sampailah di dua toko buku yang berdekatan. Yang satu menjual 12 riyal, tapi persediannya hanya 5. Sedangkan satunya yang masih banyak persediannya, menjual 35 rial. Ia pun membeli di toko yang menawarkan harga 12 riyal tanpa menawar, karena harganya masih wajar. Ketika ia menawar di toko yang memasang harga 35 rial, si penjual tak mau menurunkan harga. Sampai pada harga 20 rial, Arab ini tetap tak mau. Pokoknya, ia keukeuh pada harga 35 rial. Ia lantas protes. "Syekh, antum jualannya yang benar dong. Di sebelah hanya 12 riyal, masa di sini 35 riyal." Dengan santai, ia menjawab, "Naam di sebelah 12 riyal, tapi di sini 35 riyal baru halal. Akhirnya, ia meninggalkan toko sambil berbisik pada istrinya, "Dasar pelit ni Arab." Rupanya, si penjual mengerti bahasa Indonesia. Lantas bilang, "Saya tidak bakhil, tapi saat ini saya tidak ikhlas jual 12 riyal." Sambil tersenyum, Syakir berbalik, salaman, kenalan, dan minta maaf. Karena penasaran, CEO Batasa Tazkia Consulting (BTC) ini, dua hari kemudian mendatangi toko yang sama. Tapi, kali ini ia datang dengan sikap sok akrab, karena sudah kenalan sebelumnya. "Assalamu'alaikum syekh, kaifa haluk ?," Ia mencoba basa-basi dalam bahasa Arab. Setelah suasana menjadi akrab, ia bertanya, "Syekh, ana mau beli al- Qur'an ini 30, antum jual berapa?" Arab itu bilang, "Antum shahib ana, 10 riyal halal." Karuan saja, Syakir pun kaget. "Kemarin antum kasih 35 riyal, sekarang 10 riyal. Ana tau harga dipercetakan 9 riyal, jadi antum cuma untung 1 riyal." Arab ini ketawa sambil memeluk dan berkata, "Akhi ana cuma perlu berkahnya. Hari ini ana jual 10 riyal tapi ikhlas. Kalo antum senang, ana dapat berkahnya. Kemarin, meski ana jual dengan untung besar, tapi ana tak ikhlas, antum pun tak ikhlas, jadi tidak berkah." Itulah cerita yang mengemuka saat Seminar dan Peluncuran Buku Syariah Marketing yang diselenggarakan MarkPlus&Co di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa (18/4). Selain Muhammad Syakir Sula, seminar ini menghadirkan Staf Ahli Kementrian BUMN Aries Mufti, Presiden MarkPlus&Co Hermawan Kertajaya, Pakar Ekonomi

Page 22: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 22

Syariah Muhammad Syafii Antonio, dan praktisi bisnis syariah. Selanjutnya, Syakir menjelaskan, cara penjualan seperti cerita pertama di atas, sama sekali tak dibenarkan. Nilai-nilai universal, apalagi agama, apapun agamanya, juga tidak membenarkannya. Karenanya, diperlukan pelurusan terhadap penyimpangan praktik marketing. Salah satu caranya, menggunakan pendekatan syariah. Berdasarkan konsep inilah, Syakir Sula dan Hermawan Kertajaya menyusun buku "Syariah Marketing." Dalam buku ini dipaparkan empat karakteristik syariah marketing, yakni teistis (religius), etis (beretika), realistis (fleksibel), dan humanistis (manusiawi). Dua dari empat karakteristik ini dijelaskan Syakir sebagai berikut. Pertama, teistis berarti marketer syariah harus membentengi diri dengan nilai-nilai spiritual, karena marketing memang "akrab" dengan riswah (suap), korupsi, kolusi, dan wanita. Untuk itu, ia harus memiliki ketahanan moral, selalu mendekatkan diri pada Allah, dan meyakini jika gerak-geriknya diawasi Sang Khalik. Kedua, etis, artinya perilaku marketer syariah harus mengedepankan akhlak, etika, dan moral. Ia harus mampu menjemput nilai-nilai moral, agar mewarnai budaya marketing yang bermoral, beretika, manusiawi, menjunjung tinggi harkat dan martabat wanita. Tidak menjadikan wanita sebagai obyek pemuas nafsu atau asesoris untuk melariskan produk dan bisnis. Apalagi, Rasul saw "melaknat penyuap dan orang yang disuap" (HR Ahmad, at-Tarmidzi dan Ibn Majah). Dalam hadist lain, Rasul mengatakan, termasuk orang yang dilaknat adalah ar-ra'isy, yakni perantara terjadinya perbuatan maksiat antara keduanya. Pada cerita yang kedua, Syakir menilai, pedagang Arab menerapkan strategi bisnis dengan hati. Ia langsung menghujam ke jantungnya pemasaran. How to win the heart share (bagaimana memenangkan hati pelanggan). Prinsipnya berlandaskan ukhuwah Islamiyah baik pada customer dan competitor. Sehingga, ketika hati sama-sama enak, sama-sama suka, keuntungan menjadi nomor kesekian, karena berkah yang didamba. "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu," (Qs. An-Nisa 29). Di dunia marketing, dikenal tiga medan pertempuran yang harus dimenangkan. Pertama, strategi. Di sini, aspek segmentasi, targeting, dan positioning harus lebih baik dari competitor, untuk memenangkan perang pemikiran, how to win the mind share (bagaimana menang di benak nasabah). Kedua, taktik. Dalam bisnis harus mengenal dan memperhatikan aspek diferensiasi (keunikan) dari produk kita. Ketiga, marketing mix atau 4P (product, price, place, promotion) dan selling. Kelima aspek ini merupakan kekuatan utama untuk memenangkan persaingan di pasar. How to win the market share (bagaimana memenangkan pasar). Pedagang Arab itu mengetahui bagaimana caranya merayu, menarik hati dan memberikan service yang langsung menyentuh hati para pembelinya. Sehingga tercipta brand dirinya yang selalu diingat pelangganya. Secara tak langsung, ia mempraktikkan marketing critical moment of truth (suatu kesan yang sangat membekas dan tak akan terlupakan). Tak heran jika beberapa hari kemudian, Syakir mengajak beberapa kawannya yang kebetulan juga ingin membeli al-Qur'an, ke toko itu. Secara tak sadar, ia telah menjadi agen pedagang Arab itu, tanpa komisi dan sejenisnya. Sementara itu, Hermawan Kertajaya mengatakan, secara umum pangsa pasar syariah tergabi dua, yakni pasar rasional dan emosional. Pasar rasional adalah pasar yang didasarkan pada nilai-nilai rasional, seperti tingkat profit, kualitas layanan dan produk. Pangsa pasar ini disebut pasar mengambang. Sedangkan pasar emosional adalah pasar yang memilih bisnis berbasis syariah karena pertimbangan halal haram dan

Page 23: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 23

kekhawatiran terhadap riba. Tapi, persepsi ini sering dianggap salah oleh praktisi bisnis syariah. Sesungguhnya, pasar emosional ini justru yang rasional, karena mereka menghitung untung rugi di setiap hal yang mereka lakukan. Bukankah al-Qur'an memerintahkan, setiap manusia wajib mewujudkan kebahagiaan akhirat tanpa melupakan kebahagiaan dunia. Karenanya, meski pasar emosional sangat concern terhadap nilai-nilai syariah dalam bisnis, bukan berarti mereka melupakan aspek rasional, seperti untung rugi, kenyamanan, service, dan lainnya. Jika begitu, ngapain buka kancing baju segala? taken fron www.tazkia.ac.id Wassalamu'alaykum Wr.Wb Arita Witanti www.naillas.indonetwork.co.id

Page 24: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 24

Pengirim : sumarah wahyudi [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Membentuk Keluarga Sakinah wa Rahmah

Memasuki dunia baru bagi pasangan baru, atau lebih dikenal dengan pengantin baru memang merupakan suatu yang membahagiakan. Tetapi bukan berarti tanpa kesulitan. Dari pertama kali melangkah ke pelaminan, semuanya sudah akan terasa lain. Lepas dari ketergantungan terhadap orang tua, teman, saudara, untuk kemudian mencoba hidup bersama orang – yang mungkin – belum pernah kenal sebelumnya. Semua ini memerlukan persiapan khusus (walaupun sebelumnya sudah kenal), agar tidak terjebak dalam sebuah dilema rumah tangga yang dapat mendatangkan penyesalan di kemudian hari. Diantara persiapan yang harus dilakukan oleh pasangan baru yang akan mengarungi bahtera rumah tangga:

� Persiapan mental. Perpindahan dari dunia remaja memasuki fase dewasa – di bawah naungan perkawinan – akan sangat berpengaruh terhadap psikologis, sehingga diperlukan persiapan mental dalam menyandang jabatan baru, sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga. Kalaupun sekarang anda telah terlanjur menyandang predikat tersebut sebelum anda sempat berpikir sebelumnya, anda belum terlambat. Anda bisa memulainya dari sekarang, menyiapkan mental anda lewat buku-buku bacaan tentang cara-cara berumah tangga, atau anda dapat belajar dari orang-orang terdekat, yang dapat memberikan nasehat bagi rumah tangga anda

� engenali Pasangan. Kalau dulu orang dekat anda adalah ibu, teman, atau saudara anda yang telah anda kenal sejak kecil, tetapi sekarang orang yang nomor satu bagi anda adalah pasangan anda. Walaupun pasangan anda adalah orang yang telah anda kenal sebelumnya, katakanlah dalam masa pacaran, tetapi hal ini belumlah menjamin bahwa anda telah benar-benar mengenal kepribadiannya. Keadaannya lain. Masa pacaran dengan lingkungan rumah tangga jauh berbeda. Apalagi jika pasangan anda adalah orang yang belum pernah anda kenal sebelumnya. Disini perlu adanya penyesuaian-penyesuaian. Anda harus mengenal lebih jauh bagi pasangan anda, segala kekurangan dan kelebihannya, untuk kemudian anda pahami bagaimana sebaiknya anda bersikap, tanpa harus mempersoalkan semuanya. Karena sesungguhnya anda bersama pasangan anda hidup dalam rumah tangga untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya, sehingga tercipta keharmonisan.

� Menyusun agenda Kegiatan. Kesibukan anda sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga tentunya akan lebih banyak menyita waktu di banding ketika anda masih sendiri. Hari-hari kemarin bisa saja anda mengikuti segala macam kegiatan yang anda sukai kapan saja anda mau. Persoalannya sekarang adalah anda tidak sendiri, kehadiran pasangan anda disamping anda tidak boleh anda abaikan. Tetapi anda tak perlu menarik diri dari aktifitas atau kegiatan yang anda butuhkan. Anda dapat membuat agenda untuk efektifitas kerja, anda pilah, dan anda pilih kegiatan apa yang sekiranya dapat anda ikuti sesuai dengan waktu yang anda miliki dengan tanpa mengganggu tugas anda sebagai ibu rumah tangga atau kepala rumah tangga.

Page 25: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 25

� Mempelajari kesenangan pasangan. Perhatian-perhatian kecil akan mempunyai nilai tersendiri bagi pasangan anda, apalagi di awal perkawinan anda. Anda dapat melakukannya dengan mempelajari kesenangan pasangan anda, mulai dari selera makan, kebiasaan, hobi yang tersimpan dan lainnya. Tidak menjadi masalah jika ternyata apa yang disenanginya tidak anda senangi. Anda bisa mempersiapkan kopi dan makanan kesukaannya disaat pasangan anda yang punya hobi membaca sedang membuka-buka buku. Atau anda bisa sekali-kali menyisihkan waktu untuk sekedar mengantar pasangan anda berbelanja, untuk menyenangkan hatinya. Atau kalau mungkin anda bisa memadukan hobi anda yang ternyata sama, dengan demikian anda telah memasang saham kasih sayang di hati pasangan anda sebagai kesan pertama, karena kesan pertama akan selalu diingatnya. Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda (kayak iklan saja). Dan anda bisa menjadikannya sebagai kebiasaan yang istimewa dalam rumah tangga anda.

� Adaptasi lingkungan. Lingkungan keluarga, famili dan masyarakat baru sudah pasti akan anda hadapi. Anda harus bisa membawa diri untuk masuk dalam kebiasaan-kebiasaan (adat) yang ada di dalamnya. Kalau anda siap menerima kehadiran pasangan anda, berarti pula anda harus siap menerimanya bersama keluarga dan masyarakat disekitarnya. Awalnya mungkin anda akan merasa asing, kaku, tapi semuanya akan terbiasa jika anda mau membuka diri untuk bergaul dengan mereka, mengikuti adat yang ada, walaupun anda kurang menyukainya. Sehingga akan terjalin keakraban antara anda dengan keluarga, famili dan lingkungan masyarakat yang baru. Karena hakekat pernikahan bukan perkawinan antara anda dan pasangan anda, tetapi, lebih luas lagi antara keluarga anda dan keluarga pasangan anda, antara desa anda dengan desa pasangan anda, antara bahasa anda dengan bahasa pasangan anda, antara kebiasaan (adat) anda dengan kebiasaan pasangan anda. Dst.

� Menanamkan rasa saling percaya. Tidak salah jika suatu saat anda merasa curiga dan cemburu. Tetapi harus anda ingat, faktor apa yang membuat anda cemburu dan seberapa besar porsinya. Tidak lucu jika anda melakukannya hanya dengan berdasar perasaan. Hal itu boleh saja untuk sekedar mengungkapkan rasa cinta, tetapi tidak baik juga kalau terlalu berlebihan. Sebaiknya anda menanamkan sikap saling percaya, sehingga anda akan merasa tenang, tidak diperbudak oleh perasaan sendiri. Yakinkan, bahwa pasangan anda adalah orang terbaik yang anda kenal, yang sangat anda cintai dan buktikan juga bahwa anda sangat membutuhkan kehadirannya, kemudian bersikaplah secara terbuka.

� Musyawarah. Persoalan-persoalan yang timbul dalam rumah tangga harus dihadapi secara dewasa. Upayakan dalam memecahkan persoalan anda mengajak pasangan anda untuk bermusyawarah. Demikian juga dalam mengatur perencanaan-perencanaan dalam rumah tangga, sekecil apapun masalah yang anda hadapi, semudah apapun rencana yang anda susun. Anda bisa memilih waktu-waktu yang tepat untuk saling tukar pikiran, bisa di saat santai, nonton atau dimana saja sekiranya pasangan anda sedang dalam keadaan bugar.

� Menciptakan suasana Islami. Suasana Islami ini bisa anda bentuk melalui penataan ruang, gerak, tingkah laku keseharian anda dan lain-lain. Sholat berjama’ah bersama pasangan anda, ngaji bersama (tidak perlu setiap waktu, cukup habis maghrib atau shubuh), mendatangi majlis ta’lim bersama dan

Page 26: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 26

memnbuat kegiatan yang Islami dalam rumah tangga anda. Hal ini akan menambah eratnya ikatan bathin antara anda dan pasangan anda. Dari sini akan terbentuk suasana Islami, Sakinah, Mawaddah wa Rahmah. Insya’allah.

(assyarif/mus) Sumber : http://suara-santri.tripod.com/files/muslimah/muslimah3.htm

Page 27: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 27

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Penjejak Peradaban Penjejak peradaban adalah mereka yang diragukan apa yang dilakukan sesuatu hal yang mustahil terwujud. Hal-hal yang mustahil itulah yang ingin dibuktikan oleh para penjejak peradaban sebagai sesuatu yang bisa terwujud. Hari ini, tantanglah diri anda untuk melakukan satu hal yang mustahil menurut orang lain hal itu akan terwujud. Hari ini, tantanglah diri anda untuk membuktikan bahwa anggapan mereka yang mustahil terwujud itu adalah tidak benar. Hari ini, tantanglah diri anda bahwa andalah sebenarnya sang penjejak peradaban itu. Hal-hal yang mustahil itu adalah sekat-sekat yang menghalangi kita agar bisa saling memahami bahwa dunia ini satu untuk semua. Hal-hal yang mustahil itu adalah meletakkan mereka orang-orang yang berbeda dengan kita juga orang-orang yang patut kita muliakan hidupnya. Hal-hal yang mustahil itu adalah kemampuan kita memenangkan setiap peperangan dengan memenangkan musuh-musuh kita. Wassalam, Agussyafii

Page 28: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 28

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Andalah Sang Penguat Itu! Jika anda hari ini melemah, maka kuatkanlah mereka sekalipun musuh-musuh anda. Sebab dengan menguatkan mereka berarti juga menguatkan diri anda. Jika ada yang bertanya dimana letak kekuatan yang sesungguhnya? Kekuatan itu terletak pada kecintaan anda pada sesama. Kebencian adalah penghancurnya. Menguatkan musuh berarti menyingkirkan kelemahan diri anda. Sebab musuh-musuh anda adalah kekuatan-kekuatan anda. Jika anda menghancurkannya berarti anda juga menghancurkan diri anda sendiri. Hanya mereka orang-orang yang kuatlah, yang mampu menghancurkan kebenciannya. Kekuatan-kekuatan itulah yang membuat anda dihargai oleh musuh-musuh anda karena menunjukkan betapa mulianya diri anda dan sampai mereka mengharuskan dirinya sendiri dengan mencantumkan nama anda pada pintu gerbang kota dimana musuh-musuh anda berada. Itulah anda sang penguat kehidupan. Wassalam, Agussyafii

Page 29: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 29

Pengirim : nas_zakaria [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Berhaji di Luar Arafah dan Bulan Haji Tanya: Jadi, singkat saja pertanyaan saya begini:

1. Boleh tidak pelaksanaan haji khususnya wukuf dilakukan pada bulan-bulan yang lain serta tempat lain selain Arafah?

2. Apakah prosesi ibadah haji seperti yang dilakukan selama ini hasil ijtihad Rasulullah semata ataukah dari wahyu Ilahiyah?

Jawab: Untuk pertanyaan nomor 1, ada baiknya saya jawab dalam beberapa poin: Penentuan tanggal 9 Zulhijjah sebagai waktu pelaksanaan wukuf adalah berdasarkan praktik haji Rasulullah. Beliau wukuf pada tanggal tersebut dan bertolak dari Arafah menuju Muzdalifah pada malam harinya (setelah matahari terbenam). Disamping itu ijma' (konsensus) ulama tentang hal ini juga menjadi bukti bahwa tanggal 9 Zulhijjah adalah waktu resmi pelaksanaan wukuf yang tidak mungkin lagi diganggu gugat. Wukuf wajib dilakukan di Arafah dan tidak boleh dilakukan di tempat lain. Siapa saja yang berhaji tetapi tidak melakukan wukuf di Arafah, maka ia dianggap tidak berhaji. Dasar hukumnya adalah Al-Quran, Hadits dan Ijma' (konsensus) ulama. Allah berfirman: " …Dan apabila kamu telah bertolak dari Arafah, berzikirlah kepada Allah di Masy'aril Haram (Muzdalifah). Dan berzikirlah (dengan menyebut) Allah sebagaimana yang ditunjukkan-Nya kepadamu; sesungguhnya kamu sebelum ini benar-benar termasuk orang yang sesat." (QS.al-Baqarah [2]:198) Nabi telah menegaskan dalam banyak Hadits bahwa Arafah adalah satu-satunya tempat untuk wukuf dan berwukuf di tempat tersebut merupakan puncak dari prosesi ibadah haji. Hadits tersebut antara lain yang diriwayatkan oleh an-Nasai dari Abdurrahman bin Ya'mar ad-Dailamiy, bahwa Rasulullah Saw bersabda: "Haji itu (wukuf di) Arafah. Barangsiapa yang mendatanginya sebelum terbit fajar (10 Zulhijjah) di Muzdalifah, maka sempurnalah hajinya". Begitu juga yang dijelaskan dalam hadits Shahih, bahwa Rasulullah Saw. Bersabda: "Siapa saja yang shalat Shubuh bersama kami di Jama' (Muzdalifah) sedang sebelumnya ia sudah mendatangi Arafah, baik pada waktu malam ataupun siang hari (9 Zulhijjah), maka ia telah melaksanakan manasiknya dan sempurnalah hajinya." Hadits "Khuzu Anni Manasikakum" (Ambillah dariku tatacara ibadah [haji] kalian), menjadi bukti bahwa segala sesuatu yang berkaitan dengan ibadah haji telah jelas adanya dan tidak mungkin dirubah ataupun diperdebatkan lagi. Belum pernah ada sepanjang sejarah pelaksanaan wukuf yang dilakukan di tempat lain selain Arafah dan waktu lain selain tanggal 9 Zulhijjah.

Page 30: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 30

Jika pelaksanaan wukuf dilakukan di lebih dari satu waktu dan tempat, maka akan hilanglah hikmah dari pelaksanaan haji itu sendiri, yaitu pertemuan akbar umat Islam di satu tempat, pada waktu yang bersamaan dan dengan pakaian yang sama pula. Semuanya bermunajah untuk mendapatkan rahmat dan maghfirah-Nya. Adakah ada hal yang lebih indah bagi umat Islam selain itu? Banyak hal yang bisa dijadikan solusi untuk menyelesaikan problematika pelaksanaan ibadah haji tanpa harus menggugat apa yang sudah menjadi ketentuan agama dari dulu sampai sekarang. Fasilitas bisa ditambah atau diperbaiki. Misalnya, lantai thawaf yang dulunya hanya satu sekarang sudah dijadikan tiga. Jumarat yang dulunya lobang kecil sekarang sudah dilebarkan puluhan kali lipat. Banyak hal-hal lain lagi yang telah dan insya Allah terus dilakukan sebagai solusi. Dari uraian sebelumnya, untuk menjawab pertanyaan nomor 2, jelas bahwa seluruh tatacara ibadah haji bukan hasil ijtihad Rasulullah, tetapi berdasarkan wahyu Ilahiyah. Memang Al-Quran hanya menjelaskan secara global tentang manasik (tatacara ibadah) haji, tetapi Sunnah Nabi telah menjelaskan hal tersebut secara terperinci, baik dengan perkataan (Sunnah Qauliyah, praktik (Sunnah Amaliyah), maupun pengakuan Nabi (Sunnah Taqririyah) akan praktik haji yang sebelumnya telah dilakukan oleh beberapa sahabat. Seandainya sebagian manasik itu adalah hasil ijtihad dari Rasulullah pun, maka seluruhnya wajib kita terima. Tidak ada ruang untuk menggugat. Setiap penjelasan dan perkataan yang berasal dari Nabi adalah kebenaran yang wajib diikuti dan diamalkan, Allah berfirman: "..Dan apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia, dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah sangat keras hukumannya"."Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)". Kalau kita ingin menjadi muslim seutuhnya, berpeganglah pada apa yang telah diwariskan Rasulullah kepada kita tanpa perlu merubah ataupun menggantikan hal-hal yang telah menjadi ketentuan umat Islam tersebut dari dulu sampai sekarang. Ada hal-hal yang terkadang tidak bisa diterima secara logika tetapi kita sebagai hamba Allah tidak diberikan wewenang untuk mengugat ataupun mengusiknya. Ijtihad orang-orang terkemudian memang diperbolehkan tapi tidak untuk hal-hal yang bersifat ta'abbudiyah. Semoga penjelasan ini dapat menjadi renungan bagi kita semua, dan semoga Allah selalu memberikan taufik dan inayahnya pada setiap tindakan dan perbuatan kita. Amin. Rusli Hasbi Lebih banyak fatwa Dr. Rusli Hasbi, MA di http://www.ruslihasbi.com

Page 31: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 31

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Kualitas Hidup Kualitas hidup anda tidak ditentukan oleh berapa banyak kekayaan yang anda miliki tetapi sangat ditentukan oleh apa yang anda lakukan hari ini dan seberapa besar dampaknya sehingga orang lain tidak percaya bahwa anda yang telah lakukan semua itu. Kualitas hidup anda ditentukan oleh kekuatan anda untuk mencintai sekalipun anda dibenci. Kualitas hidup anda juga ditentukan oleh keberanian anda untuk tetap memuliakan orang lain sekalipun orang itu merendahkan anda. Kualitas hidup anda sangat ditentukan dengan keteguhan anda memegang prinsip yang anda yakini benar sekalipun keyakinan itu hendak dibeli dengan harga yang begitu tinggi. Itulah sebabnya didalam sejarah peradaban umat manusia selalu mencatat nama orang-orang yang berkualitas adalah mereka, orang-orang yang kuat, pemberani dan berpegang teguh terhadap pendirian yang diyakininya benar. Nama mereka menginspirasi banyak orang dari masa ke masa karena yang dilakukannya membawa kebaikan. Nama mereka disebut-sebut karena tindakan-tindakan kecilnya memiliki dampak yang luar biasa pada kehidupan umat manusia. Tidakkah sudah sepatutnya nama anda juga menginspirasi banyak orang karena yang anda lakukan hari ini adalah langkah-langkah kecil untuk membangun peradaban umat manusia dimasa depan? Wassalam, Agussyafii

Page 32: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 32

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Nyalakan Cahaya di Dalam Diri Ketika anda hidup dalam kegelapan itu pertanda anda diminta menyalakan cahaya di dalam diri anda. Semakin gelap jalan yang anda telusuri dalam hidup ini semakin terang cahaya yang ada pada diri anda sehingga orang-orang disekeliling anda yang hidup dalam kegelapan juga merasakan terangnya cahaya itu. Bila ada ungkapan "Kenalilah dirimu maka engkau akan mengenal Penciptamu" itu berarti anda diminta mengenali yang mana diri anda yang sejati sebab dengan mengenali diri yang sejati, anda juga mengenali, diri anda yang palsu. Hanya diri anda yang sejatilah yang akan mengetahui dimana letak sumber cahaya yang akan menerangi jalan hidup yang penuh kegelapan. Bagi orang-orang yang lemah, hidup dalam kegelapan adalah beban. berbeda bagi mereka, orang-orang yang kuat dan pemberani itu pertanda meningkatnya kualitas hidup yang ada pada dirinya. Sebab dengan kehidupan yang penuh kegelapan sudah tiba bagi dirinya untuk menyalakan cahaya agar menerangi jalan hidup umat manusia. Kini sudah saatnya bagi anda menyalakan cahaya di dalam diri anda. Tunggu apa lagi? Nyalakan cahaya itu sekarang juga! Cepaat! Wassalam, Agussyafii ============================================== Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 0888 176 48 72

Page 33: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 33

Pengirim : Aris [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

DEFENISI JIHAD DAN HUKUM JIHAD Oleh : Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Jihad adalah salah satu syi’ar Islam yang terpenting dan me-rupakan puncak keagungannya. Kedudukan jihad dalam agama sangat penting dan senantiasa tetap terjaga. Jihad fii sabiilillaah tetap ada sampai hari Kiamat. Secara bahasa (etimologi) kata jihad berarti kekuatan usaha, susah payah dan kemampuan. [1] Menurut ar-Raghib al-Ashfahani (wafat th. 425 H) rahimahullahu: berarti kesulitan dan kemampuan. [2] Menurut istilah syar’i (terminologi): “Al-Jihad artinya memerangi orang kafir, yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh mencurahkan kekuatan dan kemampuan baik berupa perkataan atau perbuatan.” [3] “Jihad artinya mencurahkan segala kemampuan untuk memerangi musuh.” Jihad ada tiga macam:

� Jihad melawan musuh yang nyata. � Jihad melawan syaithan. � Jihad melawan hawa nafsu.

Tiga macam jihad ini termaktub di dalam Al-Qur-an surat al-Hajj: 78, at-Taubah: 41, al-Anfaal: 72. [4] Menurut al-Hafizh Ahmad bin ‘Ali bin Hajar al-Asqalani (yang terkenal dengan al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalany, wafat th. 852 H) rahimahullahu: “Jihad menurut syar’i adalah mencurahkan seluruh kemampuan untuk memerangi orang-orang kafir.” [5] Istilah Jihad digunakan juga untuk melawan hawa nafsu, syaithan, dan orang-orang fasiq. Adapun melawan hawa nafsu yaitu dengan belajar agama Islam (belajar dengan benar), lalu mengamalkannya kemudian mengajarkannya. Adapun jihad melawan syaithan dengan menolak segala bentuk syubhat dan syahwat yang selalu dihiasi oleh syaithan. Jihad melawan orang kafir dengan tangan, harta, lisan, dan hati. Adapun jihad melawan orang-orang fasiq dengan tangan, lisan dan hati. [6] Perkataan al-Hafizh Ibnu Hajar tersebut sesuai dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Berjihadlah melawan orang-orang musyrikin dengan harta, jiwa, dan lisan kalian.” [7]

Page 34: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 34

Jihad menurut Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu adalah: “Mencurahkan segenap kemampuan untuk mencapai apa yang dicintai Allah Azza wa Jalla dan menolak semua yang dibenci Allah.” [8] Kata beliau: “Bahwasanya jihad pada hakikatnya adalah mencapai (meraih) apa yang dicintai oleh Allah berupa iman dan amal shalih, dan menolak apa yang dibenci oleh Allah berupa kekufuran, kefasikan, dan maksiyat.” [9] Definisi ini mencakup setiap macam jihad yang dilaksanakan oleh seorang Muslim, yaitu meliputi ketaatannya kepada Allah Azza wa Jalla dengan melaksanakan perintah-perintah Allah dan menjauhkan larangan-larangan-Nya. Kesungguhan mengajak (mendakwahkan) orang lain untuk melaksanakan ketaatan, yang dekat maupun jauh, muslim atau orang kafir dan bersungguh-sungguh memerangi orang-orang kafir dalam rangka menegakkan kalimat Allah dan selain itu. [10] Jihad tidak dikatakan jihad yang sebenarnya melainkan apabila jihad itu ditujukan untuk mencari wajah Allah, menegakkan kalimat-Nya, mengibarkan panji kebenaran, menyingkirkan kebathilan dan menyerahkan segenap jiwa raga untuk mencari keridhaan Allah. Akan tetapi bila seseorang berjihad untuk mencari dunia, maka tidak dikatakan jihad yang sebenarnya. Barangsiapa yang berperang untuk mendapatkan kedudukan, memperoleh harta rampasan, menunjukkan keberanian, mencari ketenaran (kehebatan), maka ia tidak akan mendapatkan ganjaran dan tidak akan mendapat pahala. [11] Jihad dalam Islam merupakan seutama-utama amal. Allah memerintahkan jihad yang termaktub di dalam Al-Qur-an, yaitu pada surat al-Baqarah: 190, 193, 216, Ali ‘Imran: 142, an-Nisaa’: 95, at-Taubah: 73, al-Anfaal: 74, al-Hajj: 78, al-Furqaan: 52 dan ash-Shaaf: 11. Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: ‘Amal apa yang paling utama?’ Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Shalat pada waktunya.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Berbakti kepada kedua orang tua.’ Aku bertanya lagi: ‘Kemudian apa lagi?’ Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Jihad fii sabiilil-laah.’” [12] Abu Dzarr Radhiyallahu ‘anhu pernah bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Amal apa saja yang paling utama?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Beriman kepada Allah dan berjihad fii sabiilillaah...” [13] ‘Abdullah bin ‘Umar Radhiyallahu ‘anhuma berkata: “Sesungguhnya seutama-utama amal sesudah shalat adalah jihad fii sabilillaah.” [14] Ada seseorang bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, ada seseorang yang berperang karena mengharap ghani-mah (harta rampasan perang), ada yang lain berperang supaya disebut namanya, dan yang lain berperang supaya dapat dilihat kedudukannya, siapakah yang dimaksud berperang di jalan Allah?”

Page 35: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 35

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang berperang supaya kalimat Allah tinggi, maka ia fii sabiilillaah (di jalan Allah).” [15] HUKUM JIHAD Hukum jihad adalah fardhu (wajib) dengan dasar firman Allah al-Qaahir: “Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci se-suatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui.” [Al-Baqarah: 216] Ayat ini merupakan penetapan kewajiban jihad dari Allah Azza wa Jalla bagi kaum Muslimin, agar mereka menghentikan kejahatan musuh dari wilayah Islam. Muhammad bin Syihab az-Zuhri (wafat th. 124 H) rahimahullahu berkata: ‘Jihad itu wajib bagi setiap individu, baik yang dalam keadaan berperang maupun yang sedang duduk (tidak ikut berperang). Orang yang sedang duduk, apabila dimintai bantuan, maka ia harus memberikan bantuan, jika diminta untuk maju berperang, maka ia harus maju perang, dan jika tidak dibutuh-kan, maka hendaklah ia tetap di tempat (tidak ikut).’” [16] Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pada waktu Fat-hu Makkah (pembebasan kota Makkah): “Tidak ada hijrah setelah Fat-hu Makkah (pembebasan kota Makkah), akan tetapi yang ada adalah jihad dan niat baik. Bila kalian diminta untuk maju perang, maka majulah!” [17] Hukum jihad adalah fardhu kifayah [18] dengan dalil-dalil dari Al-Qur'an dan As-Sunnah yang shahih serta penjelasan ulama Ahlus Sunnah antara lain dari Al-Qur’an surat an-Nisaa’: 95-96, at-Taubah: 122, al-Muzzamil: 20, dan beberapa hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang shahih. Empat Imam Madzhab dan lainnya telah sepakat bahwa jihad fii sabiilillaah hukumnya adalah fardhu kifayah, apabila sebagian kaum Muslimin melaksanakannya, maka gugur (kewajiban) atas yang lainnya. Kalau tidak ada yang melaksanakan-nya maka berdosa semuanya. [19] Para ulama menyebutkan bahwa jihad menjadi fardhu ‘ain pada tiga kondisi: Pertama: Apabila pasukan Muslimin dan kafirin (orang-orang kafir) bertemu dan sudah saling berhadapan di medan perang, maka tidak boleh seseorang mundur atau berbalik. Kedua: Apabila musuh menyerang negeri Muslim yang aman dan mengepungnya, maka wajib bagi penduduk negeri untuk keluar memerangi musuh (dalam rangka mempertahankan tanah air), kecuali wanita dan anak-anak. etiga: Apabila Imam meminta satu kaum atau menentukan beberapa orang untuk berangkat perang, maka wajib berangkat. Dalilnya adalah surat at-Taubah: 38-39. [20]

Page 36: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 36

Jihad diwajibkan atas: 1. Setiap Muslim. 2. Baligh. 3. Berakal. 4. Merdeka. 5. Laki-laki. 6. Mempunyai kemampuan untuk berperang. 7. Mempunyai harta yang mencukupi baginya dan keluarganya selamakepergiannya

dalam berjihad. [21] Bagi kaum wanita tidak ada jihad, jihad mereka adalah haji dan ‘umrah. Hal ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘anha, ketika beliau bertanya kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, apakah kaum wanita wajib berjihad? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: ‘Ya, kaum wanita wajib berjihad (meskipun) tidak ada peperangan di dalamnya, yaitu (ibadah) haji dan ‘umrah ’” [22] [Disalin dari kitab Syarah Aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, Pasal "Ahlus Sunnah Wal Jama'ah Menegakkan Jihad Fii Sabiilillaah Bersama Ulil Amri". Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Imam Asy-Syafi'i, PO BOX 7803/JACC 13340A. Cetakan Ketiga Jumadil Awwal 1427H/Juni 2006M] Foote Note [1]. Lisaanul ‘Arab (II/395-396), Mu’jamul Wasiith (I/142). [2]. Mufradaat Alfaazhil Qur-aan (hal. 208). [3]. Lihat an-Nihaayah fii Ghariibil Hadiits (I/319) Ibnul Atsir. [4]. Mufradaat Alfaazhil Qur-aan (hal. 208) oleh al-‘Allamah ar-Raghib al-Ashfahani (wafat th. 425 H) t. [5]. Fat-hul Baari (VI/3) oleh al-Hafizh Ibnu Hajar al-‘Asqalani. [6]. Ibid. [7]. HR. Ahmad (III/124), an-Nasa-i (VI/7) dan al-Hakim (II/81) dari Sahabat Anas bin Malikz, dengan sanad yang shahih. [8]. Majmuu’ Fataawaa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah (X/192-193). [9]. Ibid, (X/191). [10]. Lihat al-Jihaad fii Sabiilillaah Haqiiqatuhu wa Ghaayatuhu (I/50) oleh Syaikh ‘Abdullah bin Ahmad Qadiry, cet. II/Darul Manarah-Jeddah, th. 1413 H. [11]. Fiq-hus Sunnah oleh Sayyid Sabiq (III/40) dan al-Wajiiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitaabil ‘Aziiz (hal. 481) oleh ‘Abdul ‘Azhim Badawi. [12]. HR. Al-Bukhari (no. 527) dan Muslim (no. 85 (137)) dari Sahabat ‘Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'anhu [13]. HR. Muslim (no. 84 (136)). [14]. HR. Ahmad (II/32) sanadnya shahih. Lihat Musnad Ahmad (no. 4873) dan Silsilatul Ahaadiits ash-Shahiihah (III/477). [15]. HR. Al-Bukhari (no. 2810, 3126), Muslim (no. 1904) dan Ahmad (IV/392, 397, 402, 405, 417) dari Sahabat Abu Musa al-Asy’ari Radhiyallahu 'ahu

Page 37: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 37

[16]. Tafsir Ibnu Katsir (I/270). [17]. HR. Al-Bukhari (no. 2783, 2825, 3077), Muslim (no. 1353), Abu Dawud (no. 2480), at-Tirmidzi (no. 1590), an-Nasa'i (VII/146) dan Ahmad (I/266) dari Sahabat Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu 'anhuma, dan juga oleh Muslim (no. 1864) dari ‘Aisyah Radhiyallahu 'anha. [18]. Risaalatul Irsyaad ilaa Bayaanil Haqq fii Hukmil Jihaad (hal. 44-73) oleh Syaikh Ahmad bin Yahya an-Najmi, cet. II/Daar Ulama' Salaf, th. 1414 H. [19]. Lihat al-Jihad fii Sabiilillaah Haqiiqatuhu wa Ghaayatuhu (I/56) oleh Syaikh ‘Abdullah bin Ahmad Qadir. [20]. Lihat Risaalatul Irsyaad ilaa Bayaanil Haqq fii Hukmil Jihaad (hal. 89-90) oleh Syaikh Ahmad bin Yahya an-Najmi, Taudhiihul Ahkaam Syarah Bulughul Maram (VI/331-332) syarah ‘Abdullah bin ‘Abdirrahman al-Bassam, cet V/Maktabah al-Asadi, th. 1423 H. [21]. Lihat al-Wajiiz fii Fiqhis Sunnah wal Kitaabil ‘Aziiz (hal. 487) oleh ‘Abdul ‘Azhim bin Badawi al-Khalafi, cet. III/Daar Ibnu Rajab, th. 1421 H. [22]. HR. Al-Bukhari (no. 1520), Ibnu Majah (no. 2901) dan Ahmad (VI/165), lafazh ini miliki Ibnu Majah. Aris Priyanto Sugity Creatives, PT MM2100 Industrial Town Blok J 17 Ganda Mekar, Cikarang Barat, Cibitung, Bekasi Telp. 021 8980307 Fax. 021 8980270 / 0511 Hp. 085281854951

Page 38: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 38

Pengirim : firliana putri [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Tuhan Tidak Murka Kondisi yang akhir-akhir ini menyelimuti negeri kita tercinta Indonesia yang bagaimana pun keadaannya tidak bisa kita ingkari bahwa kita lahir di bumi ini, makan minum dari hasil bumi ini dan mungkin nanti meninggal juga dikubur di bumi ini. Semoga ke depan, dari bumi Indonesia inilah terjadinya kebangkitan dan kejayaan Islam yang sebenar-benarnya Islam. Aamiin. Seandainya skala waktu kehidupan ini hanya dunia, seandainya hidup kita ini sekadar sepanjang jatah usia kita, maka yang rumahnya kena banjir dan longsor adalah para koruptor, pengkhianat-pengkhianat amanat rakyat, para pendusta masyarakat, serta orang-orang yang kelakuannya menyakiti ’hati’ Tuhan. Tapi, tidak demikian yang terjadi. Banyak orang kecil, yang selama ini hidupnya sengsara, sekarang disiksa banjir dan diusir longsor. Sebaliknya, lebih banyak lagi pencoleng dan penjahat politik ekonomi kenegaraan yang tidak tersentuh musibah. Untung ada ilmu hikmah dari Allah. Seorang anak fakir dengan susah payah bekerja sejak kecil untuk membiayai sekolahnya sendiri, sampai akhirnya bukan hanya menjadi sarjana, bahkan sukses jadi doktor. Menjelang hari wisuda kedoktorannya sekaligus menjelang hari pernikahannya, Tuhan mengambil nyawanya. Keluarganya nangis nggero-nggero, tetapi tangis mereka mungkin segera mereda jika telinga rohani mereka mendengar kata-kata Tuhan : "Anakmu itu hamba teladan di pandangan mata-KU. Ia lulus cumlaude, jadi Indonesia yang kotor tidak berhak mengotorinya sedikitpun. Maka, KU ambil ia untuk menjadi salah satu kekasih-KU...". Kaya tidak berarti jaya di mata Tuhan atau di skala dunia akhirat. Miskin tidak berarti kehinaan. Selamat dari longsor dan banjir tidak sama dengan diselamatkan Tuhan. Yang menderita karena banjir justru mungkin sedang ditagih utangnya oleh Allah, supaya halal bihalal dengan Tuhan, sehingga kalau mereka mengikhlaskan keadaan karena banjir itu, maka karamah dan surga Allah menantinya. Sementara, yang seakan-akan selamat, oleh Allah justru dibiarkan menumpuk utang-utang kepada-Nya. Allah melakukan istidraj, mbombong, nglulu. Maka, manusia jengkel; orang yang diharapkan njlungup nang sumur karena pekerjaannya nglarani atine wong cilik malah leha-leha dengan jas dan dasinya. Yang diharapkan selamat di dunia malah oleh Tuhan diberi ujian untuk membuka derajat tinggi di surga-Nya kelak. Kesimpulannya sederhana. Yang tidak terkena banjir dan langsor jangan GR dan takabur. Yang terkena jangan merasa menderita. Jangan sakiti ’hati’ Tuhan dengan ngersulo atas kehendak-Nya.

Page 39: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 39

Tuhan tidak sedang murka kepada kita. Tuhan terlalu besar dan agung untuk terganggu oleh pengkhianatan kita. Kalau Tuhan murka, alangkah sepelenya kadar kemurkaannya: sekadar banjir, longsor, api membakar di sejumlah tempat. Ukuran kesalahan kita semua ini, dari sudut akidah dan akhlak di wilayah-wilayah politik ekonomi kebudayaan, sama sekali tidak lebih rendah dibanding kedurhakaan kaum Nuh AS yang kemudian ditelan oleh air bah raksasa. Jadi, kalau Tuhan murka, Jakarta seluruhnya ditelan bumi supaya kaum intelektual berpikir tentang ibu kota baru Indonesia. Jawa Timur dilindas air bah merata dan sisanya dihanguskan oleh api supaya penduduknya mulai belajar berpikir adil dan rendah hati. Penderitaan yang kita alami seminggu terakhir ini sama sekali belum sepadan sebagai imbalan bagi kebusukan hati, kepincangan akal, dan kebobrokan moral yang kita selenggarakan beramai-ramai beberapa tahun terakhir ini. Itu pun siapa yang sungguh-sungguh menderita ? Lihatlah ke jalanan, mal-mal, plaza, siaran TV, berita koran... hampir semuanya masih senang-senang saja, masih cengengesan dan pencilakan. Maka, silakan meneliti sendiri apa sebenarnya yang engkau alami hari-hari ini. Baik engkau sebagai individu,engkau sebagai anggota masyarakat, engkau sebagai warganegara, engkau sekeluarga, engkau sebagai hamba Allah. Apakah Tuhan sedang memberimu peringatan, ujian, ataukah hukuman, atau semua unsur itu ada sekaligus dalam pengalaman kita. Syukur kalau engkau diperingatkan, berarti masih di­sayang dan dibukakan kemungkinan untuk selamat. Silakan teliti mana reformasimu ? Sudan empat tahun, ternyata bohong ya. Mana demokrasimu. Mana kinerja amanah wakil-wakilmu. Ulangi lagi kutukan-kutukanmu dan sesekali ucapkan kepada dirimu sendiri : jangan-jangan kau kandung Suharto di sel-sel. darahmu. Jangan-jangan kau bekerja di perusahaan hasil money laundering-nya Cendana. Siang hari kau teriak-teriak demo, sambil bawa handphone dan fasilitas uang cipratan hasil penjualan senjata internasional yang memerlukan pasar konflik di Timur Tengah dan Indonesia Raya dengan kamuflase demokratisasi, HAM, dan otonomi daerah. Kalau engkau dan para aktivis pahlawan-pahlawanmu itu berteriak : "Adili Suharto!", "Berantas KKN!" dan seterusnya, apakah karena engkau berpikir hukum, ataukah karena diam-diam engkau menyimpan ucapan, "Mestinya aku dong yang kaya raya seperti Suharto.... Bukankah pemerintah dan wakil-wakilmu sekarang melakukan hal yang sama persis, bahkan lebih parah, dibanding pelaku-pelaku era yang mereka kutuk? Sebagian dari kita mungkin diuji oleh Allah. Kalau diuji, berarti disediakan derajat yang lebih tinggi. Atau mungkin di banyak konteks, kita memang dihukum oleh Tuhan. Di-adzab. Tetapi, adakah orang yang keberatan dengan adzab Allah ? Bukankah engkau masih terus bergembira ria dengan proyek-proyek dulinan, produk-produk picisan main-main, tayangan-tayangan senang-senang, pemuatan gambar dan berita celelekan ?

Page 40: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 40

Tetapi, sementara ini bergembiralah karena rahmat Tuhan memang berbeda dengan barokah-Nya. Rahmat itu universal. Silakan maling dan korupsi, Anda tidak dihalangi oleh Allah untuk tetap merasakan enaknya makan sate, nikmatnya memangku hostes dan nyamannya mengambil uang rakyat di kas kantor. Rahmat itu diperuntukkan bagi siapa saja, kiai, maling, pengojek, pencopet, mubalig, pelacur. Siapa pun. Barokah tidak demikian. Silakan, sukses kaya raya berkuasa di muka bumi dan saya tidak akan mengatakan kepada Anda "belum tentu hidup Anda barokah" karena Anda toh tidak membutuhkan barokah. Bahkan, Anda belum tentu butuh Tuhan. Ngaku saja : kalau Tuhan membebaskan Anda dari shalat, puasa, berbuat baik dan seterusnya, Anda senang kan ? Shalat dan ibadah itu tidak enak bagi kebanyakan kita. Maka, kalau Tuhan kasih tulisan di langit "Mulai hari ini Kubebaskan kalian dari kewajiban shalat ! ", kita akan bersorak-sorai dan pesta-pora. Bahkan, kalau Tuhan tidak ada, malaikat tidak ada, surga tidak ada, Nabi dan Agama tidak ada asalkan Anda punya uang banyak : Anda mau kan? Tolong sebut beberapa jenis perilaku pemerintah, wakil rakyat, dan masyarakat kita dewasa ini yang bisa dijadikan Allah alasan untuk menyelamatkan kita. Bahkan, persyaratan untuk hancur lebur sudah sempurna kita miliki. Al'afwu minkum.

Page 41: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 41

Pengirim : Aris [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Awas Pencuri Waktu ! KH Abdullah Gymnastiar

"Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan terlena oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)." [Q.S. Al Hijr(15): 3] Beruntunglah bagi siapapun yang menyadari bahwa waktu adalah modal kita dalam mengarungi kehidupan di dunia ini. Dan lebih beruntung lagi bagi siapapun yang dikaruniakan kemampuan oleh-Nya menjaga dan mengoptimalkan waktu untuk kepentingan dunianya sehingga menjadi manusia unggul, dan akhiratnya sehingga memperoleh jannah. Sungguh, orang-orang yang bodoh, yang rugi, yang celaka adalah orang yang diberi modal hidup berupa waktu, kemudian dengan modal itu sia-siakan tiada guna, naudzubillah. Dalam keseharian kehidupan kita, terkadang kita ini memang lucu, lebih sibuk menjaga sendal jepit karena takut hilang dicuri orang daripada sibuk menjaga amanah waktu. Kita juga sering kecewa berat dengan hilangnya barang yang kita miliki, dan anehnya jarang merintih sedih karena kehilangan waktu. Padahal uang ataupun barang yang hilang selain akan mudah dicari , juga akan dengan mudah didapatkan kembali. Semahal apapun harganya, tidak seberapa bila dibandingkan dengan harga waktu yang tidak ternilai harganya dan tidak akan pernah kembali lagi. Sungguh seringkali kita secara sadar atau tidak, membiarkan waktu yang sangat berharga dicuri oleh hal-hal, kejadian, atau barang yang remeh tak berharga. Padahal Alloh SWT berfirman, "Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, Yaitu …orangf-orang yang berjuang menjauhkan diri dari (perbutan dan perkataan) yang tiada berguna." [Q.S. Al Mukminun (23):1 3]. Berikut ini adalah beberapa hal yang seringkali mencuri waktu kita. Obrolan Sia-sia Berbincang-bincang adalah bagian dari nikmat Alloh yang harus kita syukuri sepanjang dipergunakan untuk hal-hal yang bermanfaat bgai dunia dan akhirat. Tapi sebaliknya akan sangat mencelakakan andaikata tidak dengan niat yang benar, cara yang benar , dan isi yang benar. Oleh karena itu, setiap kita berbicara harus terkendali dengan baik, penuh kesadaran , dan harus berani menghentikannya tatkla obrolan sudah tidak bermutu dan tidak bermanfaat. Kapanpun dan dimana pun , termasuk ketika kita sedang nikmat-nikmatnya berbicara. Cut dan segera hentikan semua obrolan sia-sia kita. Ingat dan waspadalah pada jebakan kenikmatan yang bisa membuat lupa diri dan lalai Rasullulah mengingatkan kita bahwa , "Baiknya Islam seseorang adalah manakala ia meniggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat" (Al Hadis) Artinya, kualitas Islam seseorang itu terletak sejuh mana kemampuan ia meninggalkan hal yang sia-sia. Acara TV dan Radio Tidak ada salahnya kita menonton TV atau menyimak acara radio. Yang salah adalah andaikata kita ditipu mentah-mentah oleh acara murahan dan tak bernilai, yang pada akhirnya akan menguras waktu produktif dan waktu potensial untuk masa depan kita.

Page 42: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 42

Oleh karena itu berpikirlah , dan hitunglah untung ruginya, manfaat serta madharatnya, janagn terbius oleh sru, tegang, dan menarinya jalan cerita. Berdisiplinlah dalam menonton TV atau menyimak acara radio. Pastikan bahwa kita sudah memprogramnya terlebih dahulu, pilihlah hanya yang benar-benar bermanfaat dan dapat dipertanggungjawabkan di hadapan Alloh SWT. Percayalah bahwa tidak akan pernah ada habisnya kalau kita sekedar mengejar dan memuaskan kesenangan dengan menonton TV dan menyimak acara radio yangn kurang bermanfaat. Tampaknya memang seperti yang menyenangkan, tapi sesungguhnya kerugian akibat waktu yang tercuri sungguh sangat menyedihkan. Hobby Tiada Arti Andaikata kita sedang melakukan hal-hal yang kita senangi niscaya tak akan terasa lelah, malas ataupun bosan. Selalu saja energi dan semangat kita begitu melimpah-ruah, meluap-luap, dan berkobar-kobar sehingga bisa melumat apapun yang menghalangi. Jikalau yang kita senangi adalah sesuatu yang disenangi Alloh SWT dan juga jelas bermanfaat bagi kepentingan dunia dan akhieat kita , maka Hal ini adalah suatu keberuntungan besar. Tapi andaikata hobby kita bagi akhirat nanti , maka sudah seharusnya kita memiliki keberanian untuk menghentikannya dan menggantinya dengan kesukaan yang dipastikan bermutu dan memiliki manfaat yang besar. Selalulah pertanyakan pada diri kita ini, apa hobby kita? Berapa waktu kita yang terkuras? Apakah manfaatnya bagi lingkungan dunia , dan akhirat kita? Apakah kerugiannya Adakah alternatif hobby bagi kita yang lebih baik ? Sungguh hanya kejujuranlah yang akan menjadikan jawaban pertanyaan-pertanyaan kita ini bermanfaat. Evaluasilah selalu hobby yang kita tekuni saat ini seobjektif mungkin, sebab inilah sebagian dari pencuri waktu kita. Wallahu a’lam Keisengan dan Kesenangan Tak Berarti Pada waktu kita sedang mengerjakan sesuatu sesuai dengan yang telah direncanakan, seringkali terjadi gangguan baik dari yang kita lihat maupun yang kita dengar. Hal ini biasanya terjadi karena yang kita lihat atau yang kita dengar itu sesuatu yang menarik perhatian, yang akhirnya membelokkan fokus pikiran sehingga pekerjaan utama menjadi terabaikan karena terselingi dengan pekerjaan lain yang tidak direncanakan sebelumnya itu. Andaikata kita tidak segera meyadari hal yang sering terjadi pada diri kita ini, maka dapat dipastikan, selain tujuan begitu lambat dicapai hasilnya pun tidak akan memuaskan atau bahkan akan menjadi gagal total. Sebagai contoh , pada saat libur kerja atau sekolah, kita erencanakan untuk merapikan kamar tidur kita. Maka,saat hari libur tiba, dimulailah rencana tersebut. Mata pun tertuju pada lemari pakaian sudut kamar. Langkah pertama yang dilakukan adalah membongkar seluruh pakaian dan dikeluarakan semuanya. Saat dibongkar itulah ditemukan album kenangan lama yang isinya berserakan dan kurang terawat,sesaat kemudian kita sibuk melihat-lihat foto dan ingin segera merapikannya. Terlintaslah dalam pikirannya bahwa agar album foto ini tampil lebih menarik tentunya harus ada variasi isi dari guntingan majalah dan koran atau gambar hiasan lainnya . Maka dicarilah majalah atau koran. Sesudah mencari kesana kemari, maka ditemukanlah majalah serta koran yang dimaksud, dilihat-lihatnyalah isi dari beberapa majalah dan koran tersebut. Ternyata isinya terdapat banyak artikel-artikel dan cerpen-cerpen yang sangat menarik lalu dibacanyalah sampai tuntas. Disamping terdapat artikel menarik, ada pula resep makanan favorit yang nampak akan begitu lezat dan nikmat, apalagi hari

Page 43: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 43

nsudah menunujukkan waktu makan siang. Maka terbayanglah untuk memasak terlebih dahulu sesuai resep yang ada dimajalah. Berangkatlah ia ke dapur dan silahkan ayangkan sendiri hasil yang didapat dari pekerjaan orang yang tidak disiplin terhadap rencananya ini. Lamunan sia-sia Hati-hati dengan lamunan. Dan perlu diingat, ada yang dinamakan berpikir dan ada yang dinamakan melamun. Tentu saja keduanya sangat jelas beda dan juga hasilnya. Lamunan adalah melantunya pikiran , melambung tidak terarah jelas, tidak sesuai realitas , dan tidak berpijak pada keadaan dan kenyataan yang sebenarnya. Terkadang mesum memalukan, terkadang tentang hasil yang mustahil dan tidak memungkinkan , terkadang mendramatisir sehingga sengsara dan nelangsa sendiri. Pendek kata lamunan benar-benar pencuri waktu yang banyak dinikmati orang-orang malang. Adapun berpikir adalah kebalikan dari lamuanan, yaitu berupa proses bekerjanya otak secara terarah dalam memikirkan bagaimana menggapai suatu tujuan sesuai potensi, realitas, dan kenyataan yang ada di lapangan. Untuk itu, kendalikan diri dalam berimajinasi. Alloh SWT dalam hal ini mengingatkan kita hamba-Nya, "Biarkanlah mereka (didunia ini) makan dan bersenang-senang dan terlena oleh angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan mereka)." {Q.S Al Hijr(15):3} Demikian tegas peringatan Alloh, maka selalulah pikiran kita berpijak pada keadaan dan kenyataan. Buatlah struktur pemikiran yang jelas ujung pangkalnya dan bisa disusun menjadi sebuah rencaan yang bisa direalisasikan, Insya Allah tidak akan merugi. Hati yang busuk Jika kita termasuk seorang hamba yang berhati bersih maka kita termasuk golongan hamba Alloh yang sangat beruntung. Tapi jika sebaliknya, justru kita memiliki hati yang busuk , naudzhubillah, maka ini adalah suatu yang benar-benar celaka. Sebab orang-orang yang berhati busuk , waktunya , pikirannya, tenaganya, kebahagiaannya, dan hartanya sungguh akan terkuras untuk meladeni perasaan busuknya. Malam hari sulit tidur apalagi untuk tidur nyenyak karena sangat sibuk membayangkan dan membuat rencana busuk. Sedangkan disepanjang hari hatinya penuh kedongkolan , makan tak enak , dunia seakan menjadi sempit sesak karena tak mau bertemu denagn yang didongkolinya. Wajahnya pun akan bermuram durja, kata-katanya penuh sumpah serapah serta kotor menjijikkan. Silahkan anda hitung sendiri berapa waktu dan energi yang habis untuk memikirkan keburukan seseorang yang dibencinya. Belum lagi waktu yang terkuras untuk merencanakan , menjatuhkan, dan memudarkan nama baik orang yang dibencinya. Bagi orang yang busuk hati ia tidak akan bisa menerima segala prestasi dan kesuksesan yang dibencinya. Dan bayangkan pula andaikata yang ia dengki, yang ia dendami justru sedang tidur nyenyak, makan enak, dan tertawa terbahak-bahak. Sungguh rugilah oarng-orang yang membiarkan kebusukan bersarang di hatinya, sehingga hari-harinya, waktu demi waktunya terkuras hanya untuk meladeni kebusukan hatinya ini Naudzubillah. Wallahu a’lam (and)[manajemenqolbu.com Aris Priyanto

Page 44: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 44

Pengirim : Djoko Prabowo - AD2 [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Rahmat Dibalik Cobaan (Ridho Menerima Ketetapan Illahi)

Firman Allah SWT, pada Al-Baqarah:156-157 :

����� ������� �� ���� ���� ��� ������� ���� ����� ��� �������� ����� ����� � ����� � � ������������� ���� � � ����� ���� ������� � ����������� �� ��� �������� �� � ����� ���� � � �� � � � ����� ������ ��� �������������

Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan : Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun (arti:sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka ialah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqarah : 156-157) Tujuan musibah atau cobaan yang diturunkan Allah kepada hamba-Nya adalah : 1. Untuk membersihkan dan memilih, mana orang mukmin yang sejati dan mana yang

munafik. 2. Untuk mengangkat derajat serta menghapuskan dosa. 3. Untuk melihat sejauh mana kesabaran dan ketaatan seorang hamba. 4. Untuk membentuk dan mendidik manusia, sehingga menjadi umat dgn keimanan

yang tinggi. 5. Sebagai latihan supaya manusia terbiasa menerima berbagai ujian, dengan demikian

akan bertambah kesabaran, kuat cita-cita dan tetap pendiriannya. Bagi orang yang terkena musibah, hendaklah ia kembali kepada kalimah yang penuh dengan arti kebaikan dan keberkahan, sebab firman Allah SWT : “Inna Lillahi” mengandung arti ketauhidan serta pengakuan akan kehambaan, sedangkan firman-Nya : “Wa inna ilaihi raji’un” adalah sebagai pengakuan, bahwa Allah-lah yang menjadikan kita binasa dan Dia pula yang akan membangkitkan kita kembali. Obat Bagi Orang yang Terkena Musibah Firman Allah SWT, yang artinya :“Berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, yaitu orang-orang ketika ditimpa musibah, mereka berkata :”Sesungguhnya kita adalah milik Allah dan kepada-Nya kita kembali” (Al-Baqarah : 155-156). Ayat diatas mengandung dua perkara yang sangat besar : Pertama, orang yang ditimpa musibah akan menyadari dengan sebenar-benarnya bahwa dirinya, keluarganya, hartanya, anaknya adalah milik Allah SWT. Kedua, sesungguhnya asal diri seorang hamba dan kembalinya adalah kepada Allah SWT semata.

Page 45: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 45

Beberapa cara untuk menyembuhkan perasaan susah ketika ditimpa musibah adalah:

1. Hendaklah selalu memperhatikan Al-Quran dan Sunnah, yaitu memperhatikan apa yang terkandung dalam firman Allah SWT dan Sunnah Rasul-Nya, dimana Allah SWT akan memberikan pahala yang sangat besar terhadap orang yang sabar dan rela menerima cobaannya. Disamping itu, orang yang terkena musibah sebaiknya memandang/ mengingat orang lain yang senasib dengannya dan juga orang lain yang mengalami cobaan yang lebih berat.

2. Selalu melihat dengan mata hati, bahwa sesungguhnya kepahitan yang dialami di dunia ini adalah kemanisan di alam akhirat dan kemanisan di dunia adalah kepahitan di akhirat.

3. Selalu memohon kepada Allah SWT dan bertawakal kepada-Nya. Bagi orang yang terkena musibah, hendaklah ia memohon pertolongan dari Allah SWT dan bertawakal kepada-Nya, serta melihat keagungan-Nya, termasuk juga memohon pertolongan dalam menghadapi musibah dengan penuh kesabaran dan senantiasa mengerjakan sholat.

4. Selalu mengingati musibah lama dan mengulangi ucapan Inna Lillahi Wa inna ilaihi raji’un.

5. Hendaklah selalu membedakan dua macam kenikmatan, yaitu kenikmatan di dunia yang fana dan kenikmatan di akhirat yang kekal abadi.

6. Hendaklah selalu menguatkan keyakinan diri dengan menyadari bahwa semua musibah adalah kehendak Allah dengan tujuan untuk menguji ketabahan serta keikhlasan hati seseorang saat menerima musibah.

7. Hendaklah menyadari bahwa dunia adalah tempat cobaan. 8. Memohon kepada Allah SWT dari godaan syaitan.

Bagi orang yang dalam keadaan sakit atau kesusahan lainnya, syetan akan selalu berusaha mengganggu dan membisikkan dengan berbagai macam godaan. Tujuan syetan berbuat demikian agar seseorang merasa marah kepada Allah SWT dan enggan utk bertemu denga-Nya.bahkan sangat diinginkan oleh syetan, agar keluar ucapan atau ungkapan dari mulut seseorang, kata-kata kemarahan serta kata-kata ketidakrelaan lainnya. Jika ini berhasil, syetan akan sangat bergembira karena telah berhasil menggoda dan menyesatkan orang tersebut.

9. Menyadari hikmah musibah, dimana jika di dunia tidak ada musibah atau cobaan yang diberikan Allah, pastilah manusia akan dihinggapi penyakit sombong, berkuasa bahkan keras hati.

10. Senantiasa mengobati diri dengan ajaran agama. Dalam menghadapi musibah, siapkan diri dengan pengetahuan keagamaan yang baik. Dengan pengetahuan agama yang baik dan dengan keimanan yang tinggi. Pada waktu ditimpa musibah walau bagaimanapun besarnya, ia tidak akan melakukan hal yang tidak terpuji dan mengembalikan semuanya kepada Allah SWT.

11. Selalu berzikir kepada Allah SWT Bagi orang yang terkena musibah, baik musibah tersebut menimpa dirinya, anaknya atau keluarganya, hendaklah ia memperbanyak berzikir kepada Allah SWT buka dengan mengeluh dan sikap negatif lainnya.

12. Menyadari bahwa keluh kesah akan menambah musibah. Bagi orang yang ditimpa musibah hendaklah menyadari bahwa jika ia berkeluh

Page 46: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 46

kesah, akan membuat musuh-musuhnya merasa gembira, juga syetan akan menggodanya utk makin berkeluh kesah serta Allah SWT akan murka kepadanya bahkan pahalanya akan terhapus.

13. Menyadari bahwa Allah SWT tidak mengecewakan hamba-Nya. Bagi orang yang ditimpa musibah hendaklah menyadari bahwa apabila ia sabar serta penuh keimanan kepada Allah SWT dan mengharapkan gantinya kepada Allah SWT terhadap sesuatu yang hilang darinya, niscaya Allah tidak akan mengecewakan harapannya itu.

14. Mencontoh orang yang tabah pada waktu menerima musibah. Orang-orang yang kuat keimanannya akan meyakini betapa besarnya pahala bagi orang yang tabah dalam menerima cobaan dari Allah SWT. Dan Allah SWT akan sangat menyayangi hamba-Nya yang tabah menerima musibah Kembalikan dan pasrahkan semuanya kepada Allah SWT….Insya Allah kita menjadi orang yang selalu di jalan-Nya…….untuk menggapai surga-Nya.

Sumber : Taushiyah-online.com

Page 47: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 47

Pengirim : bobby_hero77 [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008 �

Jangan Mengeluh, Pertolongan Allah Pasti Datang! Dalam menjalani hidup yang digariskan Allah Swt mungkin ada getir yang kita rasakan. Seperti hidup yang kadang terasa manis, maka kegetiran menjadi sebuah keniscayaan. Hal yang terbaik adalah senantiasa ridha atas ketetapanNya, dan berbuat yang terbaik untuk mendapatkan keridhaanNya. Bukan mengeluh, sebab hanya mereka yang tak beriman yang senantiasa putus harapan. Seperti kaum muslimin yang menjalani perang Khandaq dalam ayat 214 surat Al Baqarah di muka. Dalam kondisi paling kritis pun, seorang muslim tidak boleh memiliki prasangka buruk terhadap Allah, apalagi mengeluh terhadap kondisi yang berlaku. Ketahuilah pertolongan Allah sungguh amat dekat! Sore itu Rabu, tanggal 27 Juni 2007 ada sebuah sms masuk ke hp ustadz Burhan. Sms itu berasal dari Abdul Majid rekannya dan berbunyi: NANTI MALAM SAYA MAU KE RUMAH BA'DA MAGRIB, BOLEH GA? Sang ustadz menjawab: BOLEH, TAPI JANGAN BA'DA MAGRIB. ABIS ISYA AJA YA.... DITUNGGU! Abdul Majid membalas lagi: JGN DITUNGGU, KARENA MAU "NGEREPOTIN". ANGGAP AJA DATENG MENDADAK! Ustadz Burhan tidak membalas sms terakhir dan benar saja begitu shalat Isya telah didirikan, Abdul Majid pun datang ke rumah Ustadz. Abdul Majid datang ke rumah Ustadz Burhan dengan tampang kusut. Sepertinya dia lagi banyak masalah. Biasa orang sekarang, Hidup sarat dengan masalah! Saking pusing dengan masalahnya ia langsung berkata kepada ustadz dan masuk rumahnya tanpa salam: "Bang Haji, tolongin saya dong pinjemin duit barang tiga juta setengah... Saya lagi pusing nih!" "Emangnya ada apa Majid?" sang ustadz bertanya balik. Setahu ustadz Burhan, Abdul Majid adalah anak yang baik. Dia baru berumur 27 tahun dan belum menikah. Meski demikian, Abdul Majid mau memikirkan nasib anak-anak yatim di kampungnya, dan ia pun mendirikan sekolah gratis untuk mereka. Abdul Majid di kampungnya dikenal sebagai tuan guru. "Begini... saya pernah janji sama anak-anak di sekolah bahwa kalau mereka lulus ujian akhir tahun ini saya mau ajak mereka jalan-jalan ke Jakarta. Semalam saya sudah lihat raport mereka semua. Alhamdulillah mereka lulus! Tapi tiba-tiba saya terbayang janji saya tempo hari. Malam tadi saya kalkulasi, keperluan jalan-jalan adalah tiga setengah juta. Hari Jum'at raport dibagiin dan Sabtu saya mau ajak mereka semua jalan-jalan.... Tolong dong bang haji, pinjemin saya duit tiga setengah juta!" Ustadz Burhan hanya tersenyum mendengar penuturan Abdul Majid. Tulus sekali anak ini, gumamnya. Demi kepentingan anak-anak yatim sampai sedemikian hebatnya ia memikirkan. Sambil tersenyum dan menghibur Ustadz Burhan bilang kepada Abdul Majid: "Begini.... urusan tiga setengah juta gampang nyarinya. Asal elo dan gua malam ini dan besok mau ngerjain tiga hal: 1) Tahajud malam ini. 2) Berdoa sungguh-sungguh sama

Page 48: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 48

Allah agar Dia mau kasih duit sejumlah itu, dan 3) Punya duit berapa sekarang di kantong?" Kalimat terakhir Ustadz Burhan mengagetkan Abdul Majid. Dengan keheranan ia bertanya, "Ada sih 250 ribu..!""Boleh gak disedekahin 100 ribu?!" ustadz Burhan bertanya. Sambil keheranan Abdul Majid bertanya, "Disedekahin ke Antum?" "Nggak.... sedekahin aja kemana ente mau! Insya Allah kalo tiga hal ini elo kerjain, Allah bakal ngedatengin uang yang kita perluin. Asal kita yakin Allah bakal nolong!" Pembicaraan antara dua hamba Allah pun terus berlangsung. Hingga waktu menunjukkan lebih dari jam 9 malam. Ustadz Burhan pun menyuruh Abdul Majid pulang. Namun Abdul Majid belum mau berdiri dari kursi. Maka ustadz pun masuk kamar. Sejurus kemudian dia membawa 5 lembar uang limapuluh ribuan. Uang itu diberikan kepada Abdul Majid dan ia pun menghitungnya.Abdul Majid mengira bahwa keperluannya sebesar tiga juta setengah akan ditutupi oleh ustadz. Matanya berbinar saat melihat ustadz membawa lembaran kertas berwarna biru itu. Kelima lembar uang itu dihitungnya dihadapan ustadz. Usai menghitung Abdul Majid berkata, "Kok Cuma dua ratus lima puluh ribu doang?" Ia bertanya keheranan, mungkin jumlah yang ia dapati jauh dari harapan."Iya... itu cuma segitu doang. Mudah-mudahan itu jadi pancingan. Yang penting jangan lupa tiga hal tadi. Insya Allah pasti akan ada pertolongan!" Ustadz Burhan coba menegaskan. Tapi Abdul Majid masih belum merasa yakin. Meski sudah diantar hingga ke halaman oleh Ustadz Burhan, ia masih bertanya, "Emangnya bener kalo saya kerjain 3 hal tadi, saya bisa dapat duit Jum'at pagi?" Terlihat raut kebimbangan pada wajah Abdul Majid. "Jangankan Jum'at pagi, besok pagi pun kalo Allah mau pasti uang itu bisa kite dapetin. Yang penting yakin dan kerjain aja 3 hal itu!" Ustadz Burhan sekali lagi meyakinkan. Akhirnya Abdul Majid pun pulang bersama sepeda motornya.Kamis siang pukul 13 tanggal 28 Juni 2007, Abdul Majid mengirim SMS ke nomer ustadz Burhan. Sms itu berbunyi: ASSALAMU'ALAIKUM. SUDAH SIANG GINI SAYA BELOM DAPET 3,5 JT. PADAHAL SUDAH SHODAQOH. ADA CARA LAIN GA? Dari sms itu, Ustadz Burhan tahu bahwa Abdul Majid sedang panik. Maka beliau pun membalas: KALO UDAH SEDEKAH, SEKARANG DOA AJA YANG SUNGGUH-SUNGGUH DAN BERTAWAKKAL. PASTI ALLAH TOLONG! Lama tidak ada balasan sms dari Abdul Majid. Ustadz mengira bahwa Abdul Majid sudah mendapat pertolongan atas masalahnya. Namun pukul 19:56 ada sebuah sms lagi dari Abdul Majid masuk ke hpnya: ASTAGFIRULLAHAL'ADZIM. KIRA2 SAYA DOSA APA YA? DO'A SAYA GAK DI QOBUL. Menerima sms itu Ustadz Burhan turut merasa panik. Besok pagi padahal sudah hari Jum'at. Hal yang membuat panik sang ustadz adalah bahwa dirinya telah menggiring Abdul Majid untuk masuk ke jalan Allah Swt demi menyelesaikan permasalahannya. Ustadz Burhan khawatir, andai saja pertolongan Allah itu tidak datang, pasti keyakinan

Page 49: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 49

Abdul Majid kepada Allah Swt akan berkurang. Lama Ustadz Burhan berdoa kepada Allah Swt agar dia berkenan memudahkan urusan Abdul Majid. Usai hatinya tenang, sang ustadz membalas sms dengan menuliskan: ALLAH GAK BUTA & TULI. DIA NGELIAT DAN NGEDENGER APA YANG KITA PERLUIN. TERUS SAJA BERDOA DAN TAWAKKAL! SAYA JUGA BERDOA SEMOGA URUSAN INI AKAN DPT PERTOLONGAN. Abdul Majid tidak membalas sms. Ustadz Burhan mengira jangan-jangan dia sudah tidak percaya lagi dengan kekuatan doa. Maka Ustadz Burhan pun terus mendoakan Abdul Majid dan urusannya.Hingga saatnya kira-kira pukul 9 pagi di hari Jum'at. Ustadz Burhan mendengar suara dering masuk di hpnya. Namun karena beliau sedang berada dalam kendaraan umum, maka hp itu tidak diangkatnya. Tepat beberapa langkah setelah beliau turun dari metro mini yang ditumpanginya, sekali lagi hpnya berdering. Beliau tidak sempat melihat nomer penelpon pada display hp. Belum lagi beliau berucap salam, terdengarlah suara yang begitu riang di seberang: "Bang haji.... Alhamdulillah, Alhamdulillah! Ini Majid, saya sudah dapat duit tiga setengah juta itu. Bukan pinjem lagi, kebetulan ada orang ngasih... Alhamdulillah!" Mendengar suara gembira itu, ustadz Burhan turut bersyukur. Beliau pun bertanya, penasaran "Bagaimana ceritanya bisa dapet duit itu?" "Entar saya datang ke rumah bang haji deh.... Biar bisa cerita selengkapnya. Sekarang saya mau pulang ke kampung dulu, ngejar pembagian raport. Mudah-mudahan besok pagi bisa bawa anak-anak main ke Jakarta!" Telepon itu pun ditutup dengan diakhiri suara nada riang Abdul Majid. Kini tinggal, ustadz Burhan bertanya-tanya darimana Allah mendatangkan pertolongan itu? Belakangan beliau tahu dari seseorang bahwa bupati dimana Abdul Majid berada memberikan bantuan kepada sekolahnya persis sebesar uang yang dibutuhkan oleh Abdul Majid. Sungguh pertolongan Allah akan datang, maka janganlah mengeluh! Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Abu Razin disebutkan, <Karakter tidak dikenali> "Tuhanmu merasa heran dengan keputus-asaan hambaNya padahal pertolonganNya sudah amat dekat. Maka Allah memandangi hamba-hambaNya yang berputus asa. Dia terus tertawa memandangi hamba-hambaNya padahal Dia amat tahu bahwa pertolongannya begitu dekat." Tafsir Ibnu Katsir. Bobby Herwibowo www.kuwais.multiply.com

Page 50: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 50

Pengirim : sri mulyani [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

"Arjuna dan Sang Bidadari" sumber : dudung.net

Namanya Arjuna, persis nama seorang tokoh dalam dunia pewayangan. Tapi ia tak tampan, tak gagah. Apalagi digila-gilai oleh wanita. Arjuna yang ini hanya seorang penjual ulat sebagai pakan burung yang penghasilannya tidak menentu. Tinggalnya di sebuah rumah sederhana dengan ibundanya yang sudah berusia 70 tahunan. Sejak usia 2 tahun Arjuna menderita lumpuh. Penyebabnya adalah demam yang sangat tinggi yang kemudian merusak syarafnya. Arjuna kini sudah 40 tahun dan tetap lumpuh. Ia pun masih tetap ulet menjalankan profesinya. Sejak beberapa waktu yang lalu ia mempunyai kegemaran baru, suka mengikuti pengajian dari masjid ke masjid. Dari pengembaraannya itu akhirnya ia jatuh cinta pada sebuah masjid di sebuah pondok pesantren yang dipimpin oleh seorang kyai yang masih muda dan berkharisma. Pagi itu Arjuna tampak rapi dan wangi. Ia menggunakan baju terbaiknya, sebuah baju koko berwarna putih yang dimintanya pada sang ibu untuk disetrika licin-licin. Ia sudah siap menuju pengajian di pondok pesantren. Jaraknya lumayan, dari Jl. Pendawa Dalam, Bandung, ke daerah Gegerkalong Girang. Apalagi bagi seseorang yang tak berfisik sempurna seperti Arjuna, jarak itu terasa lebih dari sekedar lumayan. Arjuna merangkak di depan rumahnya, lalu dengan suara cadelnya berteriak memanggil becak di ujung jalan. Sang tukang becak pun tanggap dengan panggilan Arjuna. Ia mafhum, Arjuna pasti akan pergi ke pondok pesantren. Arjuna duduk manis di dalam becak, hingga sampai ke jalan besar. Di jalan besar, sang tukang becak membantu memanggilkan taxi. Satu taxi lewat, taxi berikutnya juga, dan berikutnya, lalu berikutnya. Arjuna tetap duduk manis di dalam becak, tersenyum. Keringat mengucur di tubuh sang tukang becak yang tampak sedikit kesal tidak satu pun taxi yang mau berhenti. Membawa Arjuna sebagai penumpang taxi memang berbeda. Sang sopir taxi harus rela membantu menggendongnya. Maka tak heran kalau tak semua sopir taxi mau. Tapi Allah selalu memberikan pertolongan-Nya. Sebuah taxi meluncur pelan dan berhenti. Sampai di pondok pesantren Arjuna disambut oleh beberapa orang jemaah. Ia sama sekali tak dipandang sebelah mata. Justru banyak orang yang sayang padanya, termasuk sang kyai. Ceramah pun dimulai. Seperti kali yang lalu. kali ini Arjuna tak mampu membendung air matanya. Semangatnya membara. Bukan hanya itu bahkan bergejolak. Bagai sebuah handphone yang perlu di-charge, inilah saat-saat Arjuna menge-charge jiwanya. Total biaya Rp.50.000,- yang harus ia keluarkan untuk pulang pergi ke pondok pesantren, serasa tak ada harganya dibanding dengan setrum yang menyulut dirinya. Ajuna jadi

Page 51: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 51

lebih semangat bekerja, lebih semangat mengumpulkan uang untuk bisa datang ke pengajian. Arjuna sekarang jadi rajin ibadah malam. Sifat pemarahnya mulai hilang, jadi lebih sabar dan optimis. Pelan-pelan keinginan itu muncul. Suatu keinginan yang sama sekali tak pernah berani untuk ia mampirkan walau sekilas di kepalanya. "Ibu, Arjuna kepingin kawin!" Suara cadel Arjuna bagai geledek yang memecah kesunyian malam di telinga sang ibu. "Arjuna enggak mimpi kan?" sang ibu bertanya sambil menguncangkan tubuh Arjuna yang tergolek lemah di tempat tidur. " Eh ibu, Arjuna mah bangun. Ini enggak mimpi. Sungguhan, Arjuna kepingin kawin." Sang ibu menelan ludahnya beberapa kali, miris. "Jang, kamu teh mau kawin sama siapa?" "Nggak tau. Tapi Arjuna sudah minta sama Allah." Mata sang ibu hampir-hampir tak kuat membendung air mata yang hendak tumpah. "Bener atuh, kalau memohon ya sama Allah." Sang ibu bingung apa yang harus ia lakukan. Menghibur Arjuna dan membangun mimpi-mimpi indah yang kosong melompong. Atau membuatnya melek melihat kondisi cacatnya. Tapi itu sama saja artinya dengan menghempaskannya ke jurang dalam. Sang ibu cuma bisa menyerahkan pada Allah, apapun kehendak-Nya. Malam purnama. Arjuna baru saja selesai sholat tahajud. Ia merenungi keinginannya yang mulai menjadi azzam. Pikirannya berkecamuk. "Tapi, kalau nanti punya istri pasti biaya akan bertambah. Sekarang saja hidup sudah pas-pasan. Ah, rejeki kan sudah diatur oleh Allah, tinggal kita yang harus ikhtiar. Tapi, mau nikah sama siapa. Eh, iya ya. Siapa yang mau sama saya yang jalan aja mesti merangkak, mau ke mana-mana mesti digotong. Ah, itu kan sama juga, jodoh sudah diatur sama Allah. Tinggal ikhtiar saja. Besok saya akan bilang sama Pak Kyai, minta dicarikan istri." "Pak Kyai, saya kepingin kawin!" Pak Kyai itu pun kaget tak beda seperti ekspresi sang ibu ketika mendengar ucapan Arjuna. Dengan sabar Kyai berkata, "Wah bagus itu. Menikah kan sunnah Rasulullah, apalagi kalau niatnya untuk ibadah." "Iya, iya, saya kepingin kawin karena kepingin ibadah. Kepingin punya anak-anak yang normal dan berjuang di jalan Allah." "Arjuna mau menikah dengan siapa?"

Page 52: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 52

"Saya ingin minta dicarikan sama Pak Kyai." Pak Kyai pun menggaruk-garuk kepalanya. Bukan amanah yang ringan. Sudah berkali-kali ia mempertemukan jodoh diantara santri-santrinya. Diantaranya ada juga yang tidak sekali langsung jadi. Itu pun santri-santri yang normal, tapi Arjuna...?! Sang Kyai bukan mengecilkan arti Arjuna. Semua orang sudah ditentukan takdirnya oleh Allah. Dan tak akan tahu takdirnya bagaimana kecuali dengan berusaha. Tapi usaha yang harus dilakukan untuk mencari istri untuk Arjuna bukan perkara mudah. Tapi Allah berkehendak lain. Sang Kyai akhirnya menemukan sang gadis. Gadis itu normal, juga sholehah. Ia salah satu jamaah yang kerap mengikuti pengajian Kyai. Kyai mengucap syukur yang tiada tara, karena akhirnya gadis itu mengucapkan kesediaannya menikah dengan Arjuna. Ina, gadis itu, jelas-jelas tahu Arjuna yang akan dinikahinya berfisik tak sempurna. Sangat jauh dari gambaran tokoh Arjuna yang ada di lirik lagu. "Kenapa Ina mau menikah dengan Arjuna?" tanya sang Kyai. "Ina sudah tahu apa resikonya? Apa yang akan dihadapi di kemudian hari?" "Niat saya cuma ingin mencari keridhoan Allah. Saya ingin menjadi bidadari di syurga nantinya," kata sang gadis dengan mantap. Pagi hari di bulan Agustus 2002 itu seakan bersinar lebih cerah dari biasanya bagi Arjuna. Sebelum berangkat, ia menangis. Bukan sedih, justru kebahagiaan luar biasa yang tak terbendung. Suatu keajaiban yang tak pernah ia bayangkan akan terwujud. Mulanya hanya sebuah keinginan, lalu menjadi tekad, dan kini menjadi nyata. Allah mengabulkan permohonannya. Terbata-bata Arjuna mengucapkan ijab kabul. Bukan karena grogi, tapi karena memang ia kesulitan mengucapkan kata-kata. Dua ratus pasang mata ikut berlinangan airmata, tak kuasa menahan haru yang tiba-tiba menyeruak. Arjuna menyerahkan mas kawin berupa 23 gram emas kepada istrinya. Lalu Arjuna bersujud di hadapan ibunya, menangis tersedu-sedu. Di hadapan para tamu, sang Kyai berkata, "Kita harus banyak belajar dari Arjuna, seseorang yang diberi ujian berupa kekurangan fisik dari Allah, namun tidak takut dan berani mengambil keputusan terhadap masa depannya. Arjuna adalah contoh seseorang yang berserah kepada Allah, yakin akan rejeki yang sudah ditetapkan-Nya. Semoga Allah memberkahi pasangan pengantin ini, menjadikannya sakinah, mawadah, warrahmah." Doa sang Kyai ini pun di amini oleh para tamu walimah. Arjuna memandangi istrinya penuh haru. Ina baru saja selesai mencuci baju. Arjuna senang sekali, kini ia tak lagi mencuci baju sendiri seperti ketika bujangan dahulu. Ina juga selalu merawat dengan penuh ikhlas dan telaten. Seorang gadis telah Allah kirim

Page 53: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 53

untuk menjadi pendampingnya di dunia. Arjuna berharap Ina juga akan menjadi bidadarinya di surga nanti. Insya Allah. (inspired by true story of Sugiarto & Kusminah, jamaah Daarut Tauhiid Bandung)

Page 54: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 54

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Kekuatan Membangun Pada suatu hari ada seorang teman mengajak saya untuk berziarah ke satu makam. Ditengah perjalanan saya sempat bertanya padanya siapa yang hendak diziarahinya, apakah masih kerabat. Ternyata bukan. Katanya, dulu saya pernah punya hutang pada almarhum karena saya tidak bisa membayar rumah saya diambil paksa sehingga saya dan keluarga harus keluar dari rumah. Sejak itu saya berjanji untuk tidak punya hutang lagi pada siapapun. Berkat kejadian itu mendorong saya tidak berhutang dan bekerja keras lebih giat, alhamdulillah semua itu membuat saya sukses seperti sekarang ini. Itulah sebabnya saya hari ini mengajak dirimu untuk menziarahi makamnya. Barangkali anda selama ini berpikir peristiwa yang buruk menyebabkan orang bernasib buruk, lingkungan yang buruk membuat perilaku yang buruk juga. Dalam pandangan Psikofitrah, ilmu yang mempelajari sunatullah dalam jiwa mengatakan setiap peristiwa yang baik dan buruk akan selalu membawa kebaikan bagi mereka yang berpikir bahwa didunia ini yang ada hanyalah kebaikan. Ketika anda berpikir bahwa dunia yang ada hanyalah kebaikan maka hukum Alloh (sunatullah) yang ada pada jiwa kita hanyalah kebaikan. Jadi apa yang anda pikirkan seperti itulah dunia sebenarnya. Peristiwa yang buruk bagi orang yang berpikir baik maka menjadi kekuatan yang membangun dirinya menuju kesuksesan hidup. Tapi bagi mereka yang berpikir buruk peristiwa yang baikpun menjadi bencana dalam hidupnya. Itulah sebabnya hukum Alloh bekerja pada apa yang dipikirkan oleh kita. Kekuatan membangun atau kekuatan menghancurkan ditentukan oleh cara berpikir kita. Cerita teman diatas menunjukkan bahwa peristiwa yang buruk telah membuat dirinya menemukan kekuatan membangun, kekuatan yang membangun itulah yang menghantarkan hidupnya menuju sukses dalam hidupnya. "Mungkin jika saya tidak bertemu dengannya saya tidak menemukan kekuatan membangun yang ada pada diri saya." Katanya saat sore tiba menghantarkan saya untuk kembali kerumah. Wassalam, Agussyafii ============================================== Sekiranya berkenan mohon kirimkan komentar anda melalui http://agussyafii.blogspot.com atau sms 0888 176 48 72

Page 55: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 55

Pengirim : Setianto, Budi [email protected] Tgl. Email : 14-01-2008

Masih Malas…? JUST DO IT ! Oleh:Satria Hadi Lubis, MM, MBA

Hal yang paling menggemaskan adalah ketika Anda merasa mampu melakukan sesuatu,tetapi belum mau melakukannya. Banyak alasan dari ketidakmauan itu, mungkin karena kesibukan dengan kegiatan lain,belum merasa urgen, pemahaman yang rendah terhadap manfaatnya, merasa belum memiliki kemampuan, dan lain-lain. Anda mempunyai berbagai alasan spesifik terhadap ketidakmauan Anda untuk melakukan sesuatu. Namun yangpaling berbahaya dari berbagai alasan itu adalah karena Anda malas untuk memulainya. Ya, malas melakukan sesuatu merupakan dalih yang paling berbahaya karena ia dapat membunuh potensi Anda. Ketikarasa malas muncul, Anda akan tampil dibawah potensi maksimal, sehingga seakan-akan menjadi tidak berharga dantidak bermanfaat di hadapan orang lain dan lingkungan Anda. Padahal Nabi saw telah menganjurkan setiap manusiaagar bermanfaat untuk lingkungannya. "Yang paling baik diantaramu adalah orang yang paling bermanfaat untuk oranglain" (Al Hadits). Bermanfaat bagi lingkungan merupakan tujuan dari penciptaan manusia. "Dan tidaklah Kami mengutuskamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam" (QS. 21 : 107). Jadi ketika keberadaan seseorang kurangdirasakan manfaatnya oleh lingkungan, maka sebenarnya ia telah keluar dari fitrah penciptannya. Ia menjadi makhluksempalan yang durhaka kepada Sang Pencipta. Selain itu, Allah yang Maha Tahu telah menjadikan setiap manusiamemiliki potensi yang luar biasa, sehingga dengan potensi tersebut (tentu saja setelah potensi tersebut berubah menjadikinerja) manusia dapat bermanfaat bagi lingkungan dan patut dihargai oleh lingkungan. "Sesungguhnya Kami telahmenciptakan manusia dengan sebaik-baiknya penciptaan" (Q.S. At Tiin : 5). Ketika manusia tidak mengembangkanpotensinya karena malas melakukan sesuatu, berarti ia telah melecehkan potensinya sendiri. Dan itu berarti jugamerupakan kedurhakaan kepada Sang Pencipta, yakni Allah SWT. Karena itu, rasa malas harus diperangi. Malasmembuat potensi seseorang menjadi terpendam atau muncul tapi terlambat. Malas membuat seseorang bagaikanlumpuh. Tak bertenaga dan tak berdaya untuk menghindarinya. Pikirannya menjadi irasional, jiwanya kosong danperbuatannya menjadi tak bertanggung jawab. Ironisnya mereka yang malas sering menghibur diri dengan mengatakan,? "suatu ketika saya pasti akan melakukannya". Tapi nyatanya yang sering terjadi justru ia semakin menunda-nundamelakukan pekerjaan itu. Mungkin malah sama sekali tidak pernah dilakukannya sampai akhir hayatnya. Akibatnya,hanya penyesalanlah yang ia tuai. Seringkali juga orang yang malas menutupi alasan malas itu dengan alasan lain yang "elegan", sehingga terkesan bagi orang lain sebagai alasan yang logis, seperti dengan mengatakan "saya sibukdengan urusan lain yang lebih penting", "saya menunggu waktu yang tepat untuk melakukannya", "saya sedangmempersiapkan diri untuk melakukannya", dan lain-lain. Namun hati kecilnya tak dapat dibohongi. Sebenarnya ia menunda melakukan pekerjaan itu hanya karena malas melakukannya. Mengatasi Rasa

Page 56: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 56

Malas Bagaimana caramengatasi rasa malas? Banyak cara yang telah ditawarkan para pakar untuk mengatasinya, tapi cara yang palingefektifadalah : Just do it! (lakukan saja, tanpa menunda!). Ternyata Al Qur'an yang mulia telah memberikan resep jitu ini dalamsurah At Taubah ayat 41 : "Berangkatlah kamu baik dalam kedaan ringan atau berat dan berjihadlah di jalan Allahdengan harta dan jiwamu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui". Jadi, kerjakan saja apayang menurut Anda harus dilakukan. Jangan ditunda dan jangan mencari alasan! Apapun alasan untuk menundapekerjaan itu, lupakanlah! Sebab sebagian besar alasan adalah alasan yang dicari-cari. Ali bin Abu Thalib ra berkata :"Sesungguhnya kalau Anda menunda pekerjaan, maka alasan ketakukan akan kegagalan pekerjaan tersebut akansemakin besar daripada Anda melakukan pekerjaan itu sekarang juga!". Jadi menunda pekerjaan, akan membuat otak Anda bekerja mencari seribu alasan untuk semakin menunda pekerjaan itu. Salah satu alasan yang sering muncul adalah ketakukan akan kegagalan. Bagi banyak orang, kegagalan adalah suatu hal yang menyakitkan. Membuat trauma dan membuat jera untuk melakukannya lagi. Ketakukan akan kegagalan merupakan senjata ampuh bagi otak Andauntuk membuat Anda menunda pekerjaan. Padahal Andalah yang seharusnya mengendalikan otak Anda, bukansebaliknya. Karena itu, buanglah rasa takut gagal Anda yang membuat Anda menunda-nunda pekerjaan. Just do it!Dengan just do it! Otak Anda tak sempat bekerja untuk membuat Anda takut gagal. Otak Anda malah bekerja untukberani melakukannya tanpa takut gagal. Sejarah telah membuktikan bahwa orang yang sukses adalah orang yangberhasil mengatasi rasa takutnya akan kegagalan, sehingga mereka mau melakukan lagi pekerjaan yang pada awalnya gagal mereka lakukan. Mereka mencoba lagi melakukannya dan gagal lagi, tapi mereka melakukannya lagi dan gagallagi, sampai akhirnya mereka berhasil. Inilah pola hidup try and error (coba dan gagal, lalu coba lagi dan coba lagi). Pola hidup dari orang-orang yang optimis bahwa masa depan adalah kesuksesan untuk mereka. Pola hidup yang tak mengenal putus asa. Karena putus asa hanya milik orang yang kafir (terhadap nikmat Allah), bukan milik orang yangberiman kepada Allah. "Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, kecuali orang yang kafir" (QS. Yusuf : 87). Karena itu, Just do it! Lakukanlah sekarang juga! Jika Anda menundanya maka semakin malas dan takut Anda melakukannya. Sebaliknya semakin tidak ditunda maka semakin bersemangat dan termotivasi Anda untukmelakukannya. Ketahuilah, seringkali semangat melakukan suatu pekerjaan justru semakin besar bersamaan dengansaat Anda melakukan pekerjaan tersebut. Semangat bekerja seringkali muncul bukan sebelum melakukan pekerjaan, tapi pada saat Anda melakukan pekerjaan tersebut. Karena itu pada surah At Taubah ayat 41 di atas, Allah menyuruhkita berangkat

Page 57: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 57

(melakukannya) tanpa memperdulikan perasaan kita (ringan atau berat, suka atau tidak suka). Sebab semangat dan kesungguhan (jihad) itu muncul bersamaan dengan pelaksanaan pekerjaan itu. Inilah rahasia mengatasi rasa malas, sehingga Allah menutup ayat itu dengan kalimat "yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamumengetahui". Artinya, tidak semua orang mengetahui rahasia mengatasi rasa malas. Mereka malah mencoba mencaricara lain yang seringkali terlalu filosofis dan njelimet. Padahal cara mengatasinya amat mudah dan praktis jika Andamengetahui, yaitu just do it! Dan jangan biarkan pikiran kita membuat alasan untuk menundanya. Jika pikiran Anda mulai mencoba melakukan rasionalisasi untuk menundanya, katakan dengan keras dan tegas pada diri Anda sendiri : Just doit! No Reasonable! Lakukan sekarang juga! Jangan banyak alasan! Insya Allah, Anda akan mampu mengatasi rasa malas..

Page 58: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 58

Pengirim : Prasetyo Adhy Nugroho [email protected] Tgl. Email : 15-01-2008

Cukupkah Berpikir Positif? Oleh: Ubaydillah, AN

Jakarta, 15 November 2005 Antara Jalan & Tujuan Abraham Maslow pernah mengeluarkan nasehat bahwa salah satu yang penting untuk diingat bagi siapa pun yang ingin mengaktualisasikan potensinya adalah membedakan antara jalan dan tujuan dalam praktek hidup. Dalam teori, pasti semua orang sudah tahu apa itu perbedaan antara jalan dan tujuan, tetapi dalam praktek, jawabnya belum tentu. Andaikan semua orang sudah mengerti perbedaan antara jalan dan tujuan dalam praktek, tentulah ilmu manajemen tidak sampai berpetuah: "Jangan menjadikan aktivitas sebagai tujuan". Aktivitas adalah jalan, cara atau sarana sedangkan tujuan adalah sasaran yang hendak kita wujudkan dengan cara yang kita terapkan. Aktivitas bukanlah tujuan dan tujuan bukanlah aktivitas, dan karena itu perlu dibedakan. Andaikan semua orang sudah mengerti perbedaan antara cara dan tujuan dalam praktek, tentulah Thomas Alva Edison tidak sampai berpetuah: "Jangan hanya menenggelamkan diri pada kesibukan demi kesibukan tetapi bertanyalah tujuan dari kesibukan yang Anda jalani." Kesibukan kerapkali melupakan kita akan tujuan dari kesibukan itu dan karena itulah maka perlu diingatkan. Dalam kaitan dengan pembahasan kali ini, mungkin sekali-sekali kita perlu bertanya kepada diri sendiri, apakah berpikir positif itu jalan atau tujuan? Menggunakannya sebagai jalan berarti setelah kita berpikir positif masih ada proses positif yang perlu kita jalani sedangkan menggunakannya sebagai tujuan berarti kita cukup hanya sampai pada tahap menciptakan pikiran positif atas kenyataan buruk di tempat kerja, di sekolah, di kampus dan di mana-mana. Memilih sebagai jalan atau tujuan, sebenarnya adalah hak kita. Tidak ada orang yang akan melaporkan kita ke polisi dengan memilih salah satunya. Tetapi kalau kita berbicara manfaat yang sedikit dan manfaat yang banyak maka barangkali sudah menjadi keharusan-pribadi untuk selalu mengingat bahwa berpikir positif itu adalah jalan yang kita bangun untuk mencapai tujuan yang kita inginkan. Logisnya bisa dijelaskan bahwa jika jalan yang kita pilih itu positif, maka perjalanan kita menuju terminal tujuan juga positif atau terhindar dari hambatan-hambatan negatif akibat dari kekeliruan kita dalam memilih jalan. Begitu 'kan? Hal ini agak berbeda sedikit dengan ketika kita memilihnya sebagai tujuan. Dibilang baik memang sudah baik dan dibilang untung memang sudah untung. Untung yang paling riil adalah mendapatkan suasana batin yang positif atau terhindar dari hal-hal buruk yang diakibatkan oleh pikiran negatif. Dale Carnegie menyimpulkan: "Ingatlah kebahagiaan

Page 59: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 59

tidak tergantung pada siapa dirimu dan apa yang kamu miliki tetapi tergantung pada apa yang kamu pikirkan." Hanya saja, jika ini dikaitkan dengan persoalan mengaktualkan potensi atau meraih prestasi yang lebih tinggi di bidang-bidang yang sudah kita pilih, tentulah masih belum final. Mengapa? Perlu disadari bahwa suasana batin yang sepositif apapun tidak bisa mengaktualisasikan potensi sedikit meskipun kalau suasana batin kita keruh akibat pikiran negatif, maka usaha kita untuk mengaktualisasikan potensi itu dipastikan terhambat. Jangankan potensi, sampah pun, menurut Tom Peters, tidak bisa dibuang oleh pemikiran yang jenius atau oleh strategi yang jitu. Bahkan menurut Charles A. O'Reilly, Professor, Stanford Graduate School of Business, dunia ini tidak peduli dengan apa yang kita tahu kecuali apa yang kita lakukan. Puncak dari kehidupan ini adalah tindakan, bukan pengetahuan. Mahatma Gandhi menyimpulkan bahwa ukuran penilaian manusia yang paling akhir adalah aksi, titik. Ini sudah klop dengan penjelasan Tuhan bahwa kita tidak mendapatkan balasan dari apa yang kita khayalkan (fantasi) melainkan dari apa yang kita usahakan. Rahasia Berpikir Positif Dengan memiliki suasana batin positif, maka ini akan menjadi sangat kondusif (mendukung) untuk menjalankan proses positif berikutnya, yang antara lain: 1. Pelajaran "Hukum Tuhannya" mengatakan bahwa pelajaran positif itu ada di mana-mana sepanjang kita mau menggali dan menyerapnya: di balik kesalahan, kegagalan, pengkhianatan orang lain atas kita, di balik musibah buruk yang menimpa kita dan seterusnya. Hanya saja, meskipun pelajaran positif itu ada di mana-mana, tetapi prakteknya membuktikan bahwa pelajaran positif itu tidak bisa kita serap kalau batin kita sudah keruh oleh pikiran-pikiran negatif. Mendapatkan pelajaran positif memang tidak langsung mengangkat prestasi kita tetapi kalau kita ingin mengubah diri kita untuk menjadi semakin positif maka syarat mutlak yang harus dimiliki adalah menambah jumlah dan kualitas pelajaran positif yang kita serap, seperti kata Samuel Smile dalam salah satu tulisannya: "Tidak benar jika orang berpikir bahwa kesuksesan diciptakan dari kesuksesan. Seringkali kesuksesan dihasilkan dari kegagalan. Persepsi, study, nasehat dan tauladan tidak bisa mengajarkan kesuksesan sebanyak yang diajarkan oleh kegagalan." 2. Keputusan Satu kenyataan buruk yang kita hadapi pada hakekatnya tidak mendekte kita harus mengambil keputusan tertentu tetapi menawarkan pilihan kepada kita. Tawaran itu antara lain adalah: a) boleh memilih keputusan untuk mundur,b) boleh memilih keputusan untuk mandek / kembali ke semula dan c) boleh memilih keputusan untuk terus melangkah dengan menyiasati, mencari celah kreatif, dan lain-lain.

Page 60: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 60

Nah, salah satu syarat mutlak yang harus dimiliki untuk melahirkan keputusan yang nomor tiga adalah memiliki batin yang kondusif dan positif. Kita saksikan sendiri di lapangan bahwa meskipun semua orang punya keinginan untuk memilih keputusan nomor tiga, tetapi karena hanya sedikit orang yang punya kemampuan menghilangkan pikiran negatif, maka prakteknya justru keputusan nomor dua atau nomor satu yang menjadi pilihan favorit. Jika dikaitkan dengan praktek hidup sehari-hari, ada hal yang tidak bisa diingkari bahwa semua orang setiap saat telah memilih keputusan tertentu tentang apa yang akan dilakukannya. Dari keputusan yang dipilih itulah lahir sebuah tindakan yang menjadi penyebab sebuah hasil. Karena itu ada saran Brian Tracy yang patut kita renungkan bahwa yang menentukan nasib kita itu bukan apa yang menimpa kita melainkan keputusan yang kita ambil atas apa yang menimpa kita. Artinya, keputusan mundur akan menghasilkan kemunduran; keputusan mandek akan menghasilkan kemandekan dan keputusan maju akan menghasilkan kemajuan. 3. Keteraturan Langkah Apa yang menyebabkan langkah kita terkadang mudah diserang virus keputusasaan dan kepasrahan? Apa yang terkadang membuat kita mudah bongkar-pasang rencana hanya karena mood sesaat? Sebab-sebabnya tentu banyak tetapi salah satunya adalah pikiran negatif. Sekuat apapun fisik kita atau sekuat apapun keinginan kita untuk mewujudkan tujuan, biasanya akan tidak banyak membantu apabila pikiran ini sudah penuh dengan kotoran negatif. Kita menjadi orang yang putus asa bukan karena kita tidak mampu bertahan, melainkan karena kita telah mengambil keputusan yang fatal. Nah, dengan menciptakan pikiran positif atas hal-hal buruk yang menimpa kita setidak-tidaknya ini menjadi bekal buat kita untuk melakukan hal-hal positif secara terus-menerus dalam arti tidak mengandalkan perubahan keadaan atau tidak mudah disakiti oleh pukulan keadaan. Seperti pesan Denis Waitley, "Bukan dirimu yang menjadi penghambat kemajuanmu tetapi muatan pikiran yang kamu bawa." Dari pesan itu mungkin ada satu hal yang perlu kita ingat bahwa pikiran negatif yang kita bawa atau yang kita biarkan itulah yang terkadang menjadi penghambat langkah kita atau mengganggu kelancaran langkah kita dalam menapaki tujuan yang sudah kita tetapkan. Karena itu paslah jika ada permisalan yang menggambarkan bahwa pikiran negatif itu akan memberikan kotoran di dada kita. Dada yang penuh dengan kotoran yang kita biarkan akan membuat punggung kita terbebani oleh muatan-muatan yang memberatkan lalu mengakibatkan langkah ini tidak selancar seperti yang kita inginkan. Hal-hal Apakah yang Perlu Dijalani? Di atas sudah kita singgung bahwa menggunakan pikiran positif sebagai jalan berarti setelah kita berpikir positif masih ada proses positif yang perlu kita jalani. Apa yang perlu untuk dijalani?

Page 61: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 61

1. Temukan pelajaran khusus Entah sadar atau tidak, kerapkali istilah berpikir positif ini hanya kita praktekkan sebatas berprasangka baik, meyakini adanya hikmah yang mencerahkan, atau sebatas punya opini positif. Tentu ini sudah benar dan sudah baik tetapi kalau kita kaitkan dengan hasil sedikit dan hasil yang lebih banyak, maka proses positif yang perlu kita lakukan adalah mengaktifkan pikiran kita untuk menemukan pelajaran-pelajaran spesifik yang benar-benar cocok dan relevan dengan keadaan-diri kita pada hari ini. Sebut saja misalnya kita gagal dalam usaha. Memang sudah benar kalau kita berpikir bahwa di balik kegagalan itu ada hikmah buat kita. Hanya saja hikmah di sini mengandung pengertian yang seluas isi daratan, alias masih umum. Kegagalan usaha kita bisa disebabkan oleh waktu yang belum tepat, kesalahan memilih orang, kurang gigih, kurang skill, keadaan eksternal yang di luar kontrol, dan lain-lain. Karena tidak mungkin kita menyerap hikmah secara keseluruhan dalam satu waktu, maka yang paling penting adalahmenyerap hikmah yang relevan saja sebagai bahan mengoreksi diri. 2. Gunakan dalam hal khusus Banyak pengalaman yang sudah menguji bahwa memiliki rumusan tujuan yang jelas dan jelas-jelas diperjuangkan, ternyata memiliki manfaat cukup besar bagi proses positif. Dengan kata lain, untuk bisa menggunakan pelajaran yang sudah kita serap menuntut adanya rumusan tujuan yang kita upayakan realisasinya. Tanpa ini, mungkin saja pelajaran positif yang kita temukan itu akan nganggur alias kurang banyak manfaatnya. J.M. Barrie memberikan contoh dari pengalamannya: "Selama lebih dari 30 tahun saya memimpin, saya sampai pada kesimpulan bahwa yang paling penting di sini adalah memiliki kemampuan yang saya sebut "kegagalan maju". Kemampuan ini bukan sekedar memiliki sikap positif terhadap kesalahan. Kegagalan maju adalah kemampuan untuk bangkit setelah anda dipukul mundur, kemampuan untuk belajar dari kesalahan dan kemampuan untuk melangkah maju ke arah yang lebih baik." Dengan kata lain, agar kita bisa menjadikan kegagalan kita sebagai dorongan untuk meraih kemajuan tidak cukup hanya dengan memiliki pikiran positif dan sikap positif atas kegagalan itu, melainkan dibutuhkan upaya kita untuk menggunakan pelajaran yang sudah kita dapatkan dalam usaha meraih keinginan berikutnya. Pelajaran, pengetahuan, dan petunjuk pengalaman yang tidak kita gunakan untuk membimbing praktek kita pada hari ini akan menjadi dokuman yang nilai dan manfaatnya kurang. 3. Membuka Diri Seperti yang sudah kita singgung di muka bahwa pelajaran positif yang ada di balik satu masalah, satu kenyataan buruk, atau di balik peristiwa yang kita alami dalam praktek hidup itu sangatlah tidak terbatas, tidak tunggal, tidak mono, dan karena itu sering disebut petunjuk (hidayah). Saking banyaknya itu, maka tidak mungkin ruangan milik kita bisa sanggup menyerap seluruhnya dan sekaligus sehingga yang dibutuhkan adalah membuka diri atas berbagai pelajaran positif yang diwahyukan oleh kesalahan kita, kesalahan orang lain yang kita lihat, temuan ilmu pengetahuan, nasehat, dan seterusnya.

Page 62: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 62

Cak Nur pernah berpesan: "Sikap terbuka adalah sebagian dari pada iman. Sebab seseorang tidak mungkin menerima pencerahan dan kebenaran jika dia tidak terbuka." Sikap terbuka menurut Ajaran Kejawen (Javanese Spiritual Doktrine) merupakan syarat untuk mengarungi jagat "kaweruh" (sains, tehnologi, dst). "Syarat utama bagi pelajar adalah memiliki kemampuan dalam menghilangkan atau menyimpan untuk sementara waktu pemahaman dogmatis yang telah dimiliki dan mempersiapkan diri dengan keterbukaan hati-pikiran untuk merambah jagat ilmu pengetahuan. Selamat menggunakan.

Page 63: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 63

Pengirim : firliana putri [email protected] Tgl. Email : 15-01-2008

Mursyid Kamil Mukammil Mursyid kamil mukammil adalah seorang mursyid yang sudah sempurna dalam wushulnya kepada Allah dan dapat menyempurnakan muridnya untuk juga wushul kepada Allah. Mursyid kamil mukammil pastilah seorang waliyullah, tetapi sebaliknya, seorang waliyullah belum tentu seorang mursyid. Karena seoarang mursyid mempunyai otoritas mematrikan/menghunjamkan dzikir ke dalam qolbu seorang murid untuk mensucikan qolbunya dan sebagai biji iman yang siap dicangkul, dipupuk, dirawat, disirami sampai tumbuh dan berkembang yang akhirnya akan berbuah manisnya iman. Dengan biji iman yang ditanamkan ke dalam qolbu yang telah disucikan oleh mursyid kamil mukammil dan diiringi dengan ketekunan, keistiqomahan seorang murid dalam menjalankan petunjuk mursyid, insya Allah akan terjadi perubahan secara simultan dalam diri seorang murid menuju kemerdekaan yang hakiki yaitu bebas dari segala belenggu penghambaan/perbudakan kepada dan terhadap apapun kecuali hanya kepada ALLAH. Mursyid akan senantiasa mendoakan, membimbing, mengingatkan, mengarahkan, menata perjalan murid menuju Allah yang sungguh sangat banyak tipu dayanya. Wali Mursyid Itu Perlu Seorang saudaraku bertanya: APAKAH ADA PERADABAN YG LEBIH BAIK DARI ISLAM? TIDAK!! Hmm..kadang aku berpikir, apa kunci Rasulullah hingga mampu membangun satu peradaban baru hanya dalam waktu 23 tahun...? Barangkali kuncinya seperti tergambar dalam surat al-Jum'ah / 67:2. Beliau menjalankan tiga tugas utama:

1. Tilawah, membacakan ayat-ayat Allah. Memperkenalkan kepada orang-orang tentang adanya petunjuk 'langit', dan meyakinkan mereka tentang kebanaran ayat-ayat 'langit' itu.

2. Tazkiyah, mensucikan jiwa pengikutnya. Tanpa kesucian jiwa maka makna ayat-ayat yang dibacakan tak akan terpahami dengan baik, tak juga ayat-ayat itu terasakan sebagai penggerak yang memotivasi orang untuk mengamalkannya.

3. Taklim, mengajarkan ketentuan-ketentuan Allah (hukum, kitab) juga tujuan dan manfaat dari ketentuan-ketentuan tersebut (hikmah).

Sekarang ini fungsi tilawah telah banyak tergantikan oleh berbagai media. Kalau dulu hanya dibacakan oleh orang, sekarang ayat-ayat telah dibukukan, dikasetkan, di-CD/ VCD-kan, didigitalkan. Orang dapat mengaksesnya secara langsung. Untuk membacanya pun sudah banyak tersedia kursus-kursus yang dapat melatihkannya dengan berbagai metode yang sangat cepat.

Page 64: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 64

Fungsi taklim masih berjalan terus, bahkan makin banyak ustadz yang memimpin majlis-majlis taklim, baik langsung maupun menggunakan fasilitas distance learning melalui radio/tv dan internet. Yang jadi masalah adalah fungsi tazkiyah. Rasulullah s.a.w. mentazkiyah jiwa para sahabat sebelum mentaklim mereka. Jiwa para sahabat sudah tersucikan lebih dulu sebelum mendapatkan taklim. Tapi siapa yang mentazkiyah diri kita saat ini? Untuk tilawah kita dapat menggunakan berbagai multi media ayat yang banyak tersebar dengan harga murah. Untuk taklim kita dapat mendatangi majlis taklim, halaqah, liqa', dan mabit; menjumpai para ustadz dan murabbi. Tapi semua itu kita lakukan dengan qalbu yang kotor karena tidak mengalami tazkiyah lebih dulu. Adakah para ustadz/kyai itu dapat mentazkiyah jiwa kita. Apakah para murabbi kita juga sudah tersucikan jiwanya sehingga mampu mentazkiyah kita? Kadang kita katakan, tak perlu tazkiyah secara formal, lakukan saja ibadah-ibadah yang ada dengan ikhlas dan tekun, nanti jiwa akan tertazkiyah sendiri. Betulkah? Bagaimana kita dapat ikhlas kalau belum tazkiyah. Bagaimana akan termotivasi dan tekun beribadah kalau masih banyak kototan jiwa? Jadi berputar-putar dong, untuk tazkiyah perlu ibadah, tapi untuk ikhlas dan tekun ibadah diperlukan tazkiyah lebih dulu... Kita katakan tak perlu ada tazkiyah secara formal, juga tak perlu ada orang yang mentazkiyah kita, karena kita memang belum mengetahui pentingnya dua hal itu. Rasulullah s.a.w. mendapatkan tilawah, tazkiyah, dan taklim dari malaikat Jibril. Para sahabat mendapatkannya dari Rasul s.a.w. Para tabi'in dari para sahabat... begitu seterusnya. Tapi lagi-lagi, siapa yang mentazkiyah kita saat ini? Kadang kita terlalu arogan dengan mengatakan tak perlu tazkiyah dan orang yang mentazkiyah, karena hubungan kita dengan Allh SWT bersifat langsung dan individual, tak memerlukan perantara. Tapi betulkah kita, dengan segala kekotoran kita dapat terhubung langsung dengan Allah? Bukankah Rasulullah s.a.w. sebelum mikraj pun ditazkiyah dulu qalbunya oleh Jibril? Masukilah rumah lewat pintunya. Pelajarilah agama melalui sumbernya. Seraplah cahaya ilahiah melalui salurannya. Mursyid itu perlu... Kita gak kan pandai tanpa guru (bukankah dikatakan, siapa yang belajar tanpa guru maka gurunya adalah setan...). Jiwa tak kan terbersihkan tanpa ada yang men-tazkiyah-nya. Tentu jangan sembarang orang kita jadikan mursyid. Bagaimana ia akan men-tazkiyah diri kita kalau dia pun belum tersucikan jiwanya. Carilah mursyid yang berkualifikasi wali. Bukan wali murid, atau wali nikah, tapi wali Allah... Tapi bagaimana kita mengetahui seseorang itu wali Allah, jangan-jangan kita malah terjebak oleh pengkultusan yang menyesatkan? Eksistensi Seorang Mursyid Dikutip dari www.sufinews.com oleh K.H. Wahid Zuhdi (pengasuh Ponpes al-Ma’ruf, Bandungsari, Ngaringan, Grobogan, Jateng; juga sebagai wakil Syuriyah NU wilayah

Page 65: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 65

Jateng dan sebagai anggota lajnah tashhih NU Pusat dan di persatuan thariqat se-Indonesia) Dalam setiap aktivitas rintangan itu akan selalu ada. Hal ini dikarenakan Tuhan menciptakan syetan tidak lain hanya untuk menggoda dan menghalangi setiap aktivitas manusia. Tidak hanya terhadap aktivitas yang mengarah kepada kebaikan, bahkan terhadap aktivitas yang sudah jelas mengarah menuju kejahatan pun, syetan masih juga ingin lebih menyesatkan. Pada dasarnya kita diciptakan oleh Tuhan hanya untuk beribadah dan mencari ridla dari-Nya. Karena itu kita harus berusaha untuk berjalan sesuai dengan kehendak atau syari’at yang telah ditentukan. Hanya saja keberadaan syetan yang selalu memusuhi kita, membuat pengertian dan pelaksanaan kita terkadang tidak sesuai dengan kebenaran. Dengan demikian, kebutuhan kita untuk mencari seorang pembimbing merupakan hal yang essensial. Karena dengan bimbingan orang tersebut, kita harapkan akan bisa menetralisir setiap perbuatan yang mengarah kepada kesesatan sehingga bisa mengantar kita pada tujuan. Thariqah Thariqah adalah jalan. Maksudnya, salah satu jalan menuju ridla Allah atau salah satu jalan menuju wushul (sampai pada Tuhan). Dalam istilah lain orang sering juga menyebutnya dengan ilmu haqiqat. Jadi, thariqah merupakan sebuah aliran ajaran dalam pendekatan terhadap Tuhan. Rutinitas yang ditekankan dalam ajaran ini adalah memperbanyak dzikir terhadap Allah. Dalam thariqat, kebanyakan orang yang terjun ke sana adalah orang-orang yang bisa dibilang sudah mencapai usia tua. Itu dikarenakan tuntutan atau pelajaran yang disampaikan adalah pengetahuan pokok atau inti yang berkaitan langsung dengan Tuhan dan aktifitas hati yang tidak banyak membutuhkan pengembangan analisa. Hal ini sesuai dengan keadaan seorang yang sudah berusia tua yang biasanya kurang ada respon dalam pengembangan analisa. Meskipun demikian, tidak berarti thariqah hanya boleh dijalankan oleh orang-orang tua saja. Lewat thariqah ini orang berharap bisa selalu mendapat ridla dari Allah, atau bahkan bisa sampai derajat wushul. Meskipun sebenarnya thariqah bukanlah jalan satu-satunya. Wushul Wushul adalah derajat tertinggi atau tujuan utama dalam ber-thariqah. Untuk mencapai derajat wushul (sampai pada Tuhan), orang bisa mencoba lewat bermacam-macam jalan. Jadi, orang bisa sampai ke derajat tersebut tidak hanya lewat satu jalan. Hanya saja kebanyakan orang menganggap thariqah adalah satu-satunya jalan atau bahkan jalan pintas menuju wushul. Seperti halnya thariqah, ibadah lain juga bisa mengantar sampai ke derajat wushul. Ada dua ibadah yang syetan sangat sungguh-sungguh dalam usaha menggagalkan atau

Page 66: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 66

menggoda, yaitu shalat dan dzikir. Hal ini dikarenakan shalat dan dzikir merupakan dua ibadah yang besar kemungkinannya bisa diharapkan akan membawa keselamatan atau bahkan mencapai derajat wushul. Sehingga didalam shalat dan dzikir orang akan merasakan kesulitan untuk dapat selalu mengingat Tuhan. Dalam sebuah cerita, Imam Hanafi didatangi seorang yang sedang kehilangan barang. Oleh Imam Hanafi orang tersebut disuruh shalat sepanjang malam sehingga akan menemukan barangnya. Namun ketika baru setengah malam menjalankan shalat, syetan mengingatkan/mengembalikan barangnya yang hilang sambil membisikkan agar tidak melanjutkan shalatnya. Namun oleh Imam Hanafi orang tersebut tetap disuruh untuk melanjutkan shalatnya. Seperti halnya shalat, dzikir adalah salah satu ibadah yang untuk mencapai hasil maksimal harus melewati jalur yang penuh godaan syetan. Dzikir dalam ilmu haqiqat atau thariqat, adalah mengingat atau menghadirkan Tuhan dalam hati. Sementara Tuhan adalah dzat yang tidak bisa diindera dan juga tiak ada yang menyerupai. Sehingga tidak boleh bagi kita untuk membayangkan keberadaan Tuhan dengan disamakan sesuatu. Maka dalam hal ini besar kemungkinan kita terpengaruh dan tergoda oleh syetan, mengingat kita adalah orang yang awam dalam bidang ini (ilmu haqiqat) dan masih jauh dari standar. Karena itu, untuk selalu bisa berjalan sesuai ajaran agama, menjaga kebenaran maupun terhindar dari kesalahan pengertian, kita harus mempunyai seorang guru. Karena tanpa seorang guru, syetanlah yang akan membimbing kita. Yang paling dikhawatirkan adalah kesalahan yang berdampak pada aqidah. Mursyid Mursyid adalah seorang guru pembimbing dalam ilmu haqiqat atau ilmu thariqat. Mengingat pembahasan dalam ilmu haqiqat atau ilmu thariqat adalah tentang Tuhan yang merupakan dzat yang tidak bisa diindera, dan rutinitas thariqah adalah dzikir yang sangat dibenci syetan. Maka untuk menjaga kebenaran, kita perlu bimbingan seorang mursyid untuk mengarahkannya. Sebab penerapan Asma’ Allah atau pelaksanaan dzikir yang tidak sesuai bisa membahayakan secara ruhani maupun mental, baik terhadap pribadi yang bersangkutan maupun terhadap masyarakat sekitar. Bahkan bisa dikhawatirkan salah dalam beraqidah. Seorang mursyid inilah yang akan membimbing kita untuk mengarahkannya pada bentuk pelaksanaan yang benar. Hanya saja bentuk ajaran dari masing-masing mursyid yang disampaikan pada kita berbeda-beda, tergantung aliran thariqah-nya. Namun pada dasarnya pelajaran dan tujuan yang diajarkannya adalah sama, yaitu al-wushul ila-Allah. Melihat begitu pentingnya peranan mursyid, maka tidak diragukan lagi tinggi derajat maupun kemampuan dan pengetahuan yang telah dicapai oleh mursyid tersebut. Karena ketika seorang mursyid memberi jalan keluar kepada muridnya dalam menghadapi kemungkinan godaan syetan, berarti beliau telah lolos dari perangkap syetan. Dan ketika beliau membina muridnya untuk mencapai derajat wushul, berarti beliau telah mencapai

Page 67: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 67

derajat tersebut. Paling tidak, seorang mursyid adalah orang yang tidak diragukan lagi kemampuan maupuan pengetahuannya. Urgensi Mursyid Dalam Tarekat Dikutip dari www.sufinews.com oleh K.H. Luqman Hakim, M.A. (Sufiolog, pemimpin redaksi majalah CAHAYA SUFI : Allah Swt. berfirman: “Barangsiapa mendapatkan kesesatan, maka ia tidak akan menemukan (dalah hidupnya) seorang wali yang mursyid” (Al-Qur’an). Dalam tradisi tasawuf, peran seorang Mursyid (pembimbing atau guru ruhani) merupakan syarat mutlak untuk mencapai tahapan-tahapan puncak spiritual. Eksistensi dan fungsi Mursyid atau wilayah kemursyidan ini ditolak oleh sebagaian mereka yang memahami tasawuf dengan cara-cara individual. Mereka merasa mampu menembus jalan ruhani yang penuh dengan rahasia menurut metode dan cara mereka sendiri, bahkan dengan mengandalkan pengetahuan yang selama ini mereka dapatkan dari ajaran Al-Qur’an dan Sunnah. Namun karena pemahaman terhadap kedua sumber ajaran tersebut terbatas, mereka mengklaim bahwa dunia tasawuf bisa ditempuh tanpa bimbingan seorang Mursyid. Pandangan demikian hanya layak secara teoritis belaka. Tetapi dalam praktek sufisme, bisa dipastikan, bahwa mereka hanya meraih kegagalan spiritual. Bukti-bukti historis akan kegagalan spoiritual tersebut telah dibuktikan oleh para ulama sendiri yang mencoba menempuh jalan sufi tanpa menggunakan bimbingan Mursyid. Para ulama besar sufi, yang semula menolak tasawuf, seperti Ibnu Athaillah as-Sakandari, Sulthanul Ulama Izzuddin Ibnu Abdis Salam, Syeikh Abdul Wahab asy-Sya’rani, dan Hujjatul Islam Abu Hamid Al-Ghazali akhirnya harus menyerah pada pengembaraannya sendiri, bahwa dalam proses menuju kepada Allah tetap membutuhkan seorang Mursyid. Masing-masing ulama besar tersebut memberikan kesaksian, bahwa seorang dengan kehebatan ilmu agamanya, tidak akan mampu menempuh jalan sufi, kecuali atas bimbingan seorang Syekh atau Mursyid. Sebab dunia pengetahuan agama, seluas apa pun, hanyalah “dunia ilmu”, yang hakikatnya lahir dari amaliah. Sementara, yang diserap dari ilmu adalah produk dari amaliah ulama yang telah dibukakan jalan ma’rifat itu sendiri. Jalan ma’rifat itu tidak bisa begitu saja ditempuh begitu saja dengan mengandalkan pengetahuan akal rasional, kecuali hanya akan meraih Ilmul Yaqin belaka, belum sampai pada tahap Haqqul Yaqin. Alhasil mereka yang merasa sudah sampai kepada Allah (wushul) tanpa bimbingan seorang Mursyid, wushul-nya bisa dikategorikan sebagai wushul yang penuh dengan tipudaya. Sebab, dalam alam metafisika sufisme, mereka yang menempuh jalan sufi tanpa bimbingan ruhani seorang Mursyid, tidak akan mampu membedakan mana hawathif-hawathif (bisikan-bisikan lembut) yang datang dari Allah, dari malaikat atau dari syetan dan bahkan dari jin. Di sinilah jebakan-jebakan dan tipudaya penempuh jalan sufi muncul. Oleh sebab itu ada kalam sufi yang sangat terkenal: “Barangsiapa menempuh jalan Allah tanpa disertai seorang guru, maka gurunya adalah syetan”.

Page 68: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 68

Oleh sebab itu, seorang ulama sendiri, tetap membutuhkan seorang pembimbing ruhani, walaupun secara lahiriah pengetahuan yang dimiliki oleh sang ulama tadi lebih tinggi dibanding sang Mursyid. Tetapi, tentu saja, dalam soal-soal Ketuhanan, soal-soal bathiniyah, sang ulama tentu tidak menguasainya. Sebagaimana ayat al-Qur’an di atas, seorang Syekh atau Mursyid Sufi, mesti memiliki prasyarat yang tidak ringan. Dari konteks ayat di atas menunjukkan bahwa kebutuhan akan bimbingan ruhani bagi mereka yang menempuh jalan sufi, seorang pembimbing ruhani mesti memiliki predikat seorang yang wali, dan seorang yang Mursyid. Dengan kata lain, seorang Mursyid yang bisa diandalkan adalah seorang Mursyid yang Kamil Mukammil, yaitu seorang yang telah mencapai keparipurnaan ma’rifatullah sebagai Insan yang Kamil, sekaligus bisa memberikan bimbingan jalan keparipurnaan bagi para pengikut thariqatnya. Tentu saja, untuk mencari model manusia paripurna setelah wafatnya Rasulullah saw. terutama hari ini, sangatlah sulit. Sebab ukuran-ukuran atau standarnya bukan lagi dengan menggunakan standar rasional-intelektual, atau standar-standar empirisme, seperti kemasyhuran, kehebatan-kehebatan atau pengetahuan-pengetahuan ensiklopedis misalnya. Bukan demikian. Tetapi, adalah penguasaan wilayah spiritual yang sangat luhur, dimana, logika-logikanya, hanya bisa dicapai dengan mukasyafah kalbu atau akal hati. Karenanya, pada zaman ini, tidak jarang Mursyid Tarekat yang bermunculan, dengan mudah untuk menarik simpati massa, tetapi hakikatnya tidak memiliki standar sebagai seorang Mursyid yang wali sebagaimana di atas. Sehingga saat ini banyak Mursyid yang tidak memiliki derajat kewalian, lalu menyebarkan ajaran tarekatnya. Dalam banyak hal, akhirnya, proses tarekatnya banyak mengalami kendala yang luar biasa, dan akhirnya banyak yang berhenti di tengah jalan persimpangan. Lalu siapakah Wali itu? Wali adalah kekasih Allah Swt. Mereka adalah para kekasih Allah yang senanatiasa total dalam taat ubudiyahnya, dan tidak berkubang dalam kemaksiatan. Dalam al-Qur’an disebutkan: “Ingatlah, bahwa wali-wali Allah itu tidak pernah takut, juga tidak pernah susah.” Sebagian tanda dari kewalian adalah tidak adanya rasa takut sedikit pun yang terpancar dalam dirinya, tetapi juga tidak sedikit pun merasa gelisah atau susah. Para Wali ini pun memiliki hirarki spiritual yang cukup banyak, sesuai dengan tahap atau maqam dimana mereka ditempatkan dalam Wilayah Ilahi di sana. Paduan antara kewalian dan kemursyidan inilah yang menjadi prasyarat bagi munculnya seorang Mursyid yang Kamil dan Mukammil di atas. Dalam kitab Al-Mafaakhirul ‘Aliyah, karya Ahmad bin Muhammad bin ‘Ayyad, ditegaskan, -- dengan mengutip ungkapan Sulthanul Auliya’ Syekh Abul Hasan asy-Syadzily ra, -- bahwa syarat-syarat seorang Syekh atau Mursyid yang layak – minimal –ada lima:

1. Memiliki sentuhan rasa ruhani yang jelas dan tegas.

Page 69: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 69

2. Memiliki pengetahuan yang benar. 3. Memiliki cita (himmah) yang luhur. 4. Memiliki perilaku ruhani yang diridhai. 5. Memiliki matahati yang tajam untuk menunjukkan jalan Ilahi.

Sebaliknya kemursyidan seseorang gugur manakala melakukan salah satu tindakan berikut:

1. Bodoh terhadap ajaran agama. 2. Mengabaikan kehormatan ummat Islam. 3. Melakukan hal-hal yang tidak berguna. 4. Mengikuti selera hawa nafsu dalam segala tindakan. 5. Berakhal buruk tanpa peduli dengan perilakunya.

Syekh Abu Madyan – ra- menyatakan, siapa pun yang mengaku dirinya mencapai tahap ruhani dalam perilakunya di hadapan Allah Swt. lalu muncul salah satu dari lima karakter di bawah ini, maka, orang ini adalah seorang pendusta ruhani:

1. Membiarkan dirinya dalam kemaksiatan. 2. Mempermainkan taat kepada Allah. 3. Tamak terhadap sesama makhuk. 4. Kontra terhadap Ahlullah 5. Tidak menghormati sesama ummat Islam sebagaimana diperintahkan Allah Swt.

Syekh Abul Hasan Asy-Syadzili mengatakan, “Siapa yang menunjukkan dirimu kepada dunia, maka ia akan menghancurkan dirimu. Siapa yang menunjukkan dirimu pada amal, ia akan memayahkan dirimu. Dan barangsiapa menunjukkan dirimu kepada Allah Swt. maka, ia pasti menjadi penasehatmu.” Ibnu Athaillah as-Sakandari dalam kitab Al-Hikam mengatakan, “Janganlah berguru pada seseorang yang yang tidak membangkitkan dirimu untuk menuju kepada Allah dan tidak pula menunjukkan wacananya kepadamu, jalan menuju Allah”. Seorang Mursyid yang hakiki, menurut Asy-Syadzili adalah seorang Mursyid yang tidak memberikan beban berat kepada para muridnya. Dari kalimat ini menunjukkan bahwa banyak para guru sufi yang tidak mengetahui kadar batin para muridnya, tidak pula mengetahui masa depan kalbu para muridnya, tidak pula mengetahui rahasia Ilahi di balik nurani para muridnya, sehingga guru ini, dengan mudahnya dan gegabahnya memberikan amaliyah atau tugas-tugas yang sangat membebani fisik dan jiwa muridnya. Jika seperti demikian, guru ini bukanlah guru yang hakiki dalam dunia sufi. Jika secara khusus, karakteristik para Mursyid sedemikian rupa itu, maka secara umum, mereka pun berpijak pada lima (5) prinsip thariqat itu sendiri:

1. Taqwa kepada Allah swt. lahir dan batin. 2. Mengikuti Sunnah Nabi Saw. baik dalam ucapan maupun tindakan.

Page 70: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 70

3. Berpaling dari makhluk (berkonsentrasi kepada Allah) ketika mereka datang dan pergi.

4. Ridha kepada Allah, atas anugerah-Nya, baik sedikit maupun banyak. 5. Dan kembali kepada Allah dalam suka maupun duka.

Manifestasi Taqwa, melalaui sikap wara’ dan istiqamah. Perwujudan atas Ittiba’ sunnah Nabi melalui pemeliharaan dan budi pekerti yang baik. Sedangkan perwujudan berpaling dari makhluk melalui kesabaran dan tawakal. Sementara perwujudan ridha kepada Allah, melalui sikap qana’ah dan pasrah total. Dan perwujudan terhadap sikap kembali kepada Allah adalah dengan pujian dan rasa syukur dalam keadaan suka, dan mengembalikan kepada-Nya ketika mendapatkan bencana. Secara keseluruhan, prinsip yang mendasari di atas adalah:

1) Himmah yang tinggi, 2) Menjaga kehormatan, 3) Bakti yang baik, 4) Melaksanakan prinsip utama; dan 5) Mengagungkan nikmat Allah Swt.

Dari sejumlah ilusttrasi di atas, maka bagi para penempuh jalan sufi hendaknya memilih seorang Mursyid yang benar-benar memenuhi standar di atas, sehingga mampu menghantar dirinya dalam penempuhan menuju kepada Allah Swt. Rasulullah saw. adalah teladan paling paripurna. Ketika hendak menuju kepada Allah dalam Isra’ dan Mi’raj, Rasulullah Saw. senantiasa dibimbing oleh Malaikat Jibril as. Fungsi Jibril di sini identik dengan Mursyid di mata kaum sufi. Hal yang sama, ketika Nabiyullah Musa as, yang merasa telah sampai kepada-Nya, ternyata harus diuji melalui bimbingan ruhani seorang Nabi Khidir as. Hubungan Musa dan Khidir adalah hubungan spiritual antara Murid dan Syekh. Maka dalam soal-soal rasional Musa as sangat progresif, tetapi beliau tidak sehebat Khidir dalam soal batiniyah. Karena itu lebih penting lagi, tentu menyangkut soal etika hubungan antara Murid dengan Mursyidnya, atau antara pelaku sufi dengan Syekhnya. Syekh Abdul Wahhab asy-Sya’rani, (W. 973 H) secara khusus menulis kitab yang berkaitan dengan etika hubungan antara Murid dengan Mursyid tersebut, dalam “Lawaqihul Anwaar al-Qudsiyah fi Ma’rifati Qawa’idus Shufiyah”.

Page 71: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 71

Pengirim : AL shahida [email protected] Tgl. Email : 15-01-2008

Tidak Ada Kata Terlambat " Tidak ada kata terlambat bagi ‘Sarah Quinn’ pensiunan perawat (nurse) tinggal di Middlessex, UK yang mengikrarkan shahadatnya pada bulan Desember tahun 2006, seminggu menjelang ulang tahunnya yang ke 90 ". Rabu 25 Desember 2007 aku menerima ucapan selamat via telefon: ‘ Eid Mubarak sis…’ langsung kujawab’ Thank you and Eid mubarak to you too .’ lalu sambungnya ‘And merry bloody Chirstmast…! ucapnya. Aku sungguh terkejut menerima kata-kata bloody, entah apa maksudnya. Sindirankah? "Hoosh…why do you say bloody? (bloody artinya sialan, slang. pen) tanyaku. ‘Well.. its true, its bloody christmast? ‘Lho emang kenap, kamu kesel dan sebel nggak merayakan natalan? “Bukan sis…aku ikutan stress gara-gara krismasan, semua orang dibikin gila, panik, stress & kesurupan, mereka juga begitu agresif. Dimana-mana. Ditoko, disupermarket, dijalanan, semua penuh sesak, macet gara-gara ini, belum lagi yang mabuk..huh. Coba lihat sekarang, akhirnya mereka diam dirumah, merayakan festifal Pagan itu!, ujarnya. ‘Ooh…begitu’ kataku. "Jadi nggak sisi datang kerumah kami ? plis deh? Biar rame, biar ibuku seneng ada yang mengunjungi, aku juga undang teman lainnya’ Syerif membujukku untuk datang kerumahnya di Eastcote, Middlessex pada hari libur yang bertepatan pada tanggal 25 Desember pekan lalu. Sebetulnya aku tidak bermaksud keluar, ingin menyelesaikan semua pekerjaan yang tertunda-tunda. Hebatnya sang brother merayuku kalau ia akan menolongku, menyelesaikan semua yang belum selesai, ujarnya: ‘Bring all your work, laptop, I will help you ,don’t worry” bujuknya. Akupun berkemas menyiapkan laptop, USB, membawa beberapa draft surat dan laporan. ‘Ooops don’t forget to bring Tiramisu, Mum love it..', pesannya. Syerif alias Simon yang muallaf Inggris mengatakan bahwa ibunya merasa kesepian, karena biasanya dihari Natalan abangnya John, istri serta anak-anaknya datang merayakan natalan. Namun, karena Ibunya, telah memeluk Islam sejak Desember 2006, maka Natalan ditiadakan dirumahnya. Sementara Syerif ingin sekali membuat bahagia ibunya dengan mengundang kami untuk kumpul dan makan sore. Ahad lalu, Syerif tidak datang ke pengajian karena abangnya John datang berkunjung menjumpai ibunya, ‘ I cant go to the gathering (maksudnya 'pengajian' pen) sis because I

Page 72: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 72

want to make sure he doesn't give Mum wine..’ ujar Syerif via sms, padahal dia ingin sekali datang. "Mereka, ujarny, datang membawa hadiah dan kartu natal untuk ibunya ‘kufikir sudah tradisi, gak bisa di stop sis, kubiarkan saja", ujar Syerif. Ke Eastcote, Middlessex Alhamdulilah perjalanan ke Eastcote cuma memakan waktu 1½ jam, kalaupun ada trafik tidak separah dihari-hari kerja. Karena aku lewat London city (atas saran Syerif) banyak kutemui pemandangan yang cukup merepotkan. Dijalanan kutemui beberapa pengendara mobil yang rada riskan, tidak stabil, bahkan sangat pelan sehingga aku sering dikasih lampu besar peringatan oleh pengendara mobil dibelakang agar aku melajukan mobil dengan cepat. Mungkin akibat minuman alkohol yang berlebihan pada malam sebelumny mereka membawa mobil begitu pelannya. Aku hampir menabrak mobil sedan yang tiba-tiba membelokkan mobilnya secara tiba-tiba tanpa memberi sinyal, yang rupanya mau berputar U-turn kekanan. Untung aku sigap melempar si mobil kekiri sehingga kecelakaan terhindar..dengan serta merta kuklakson dengan keras pertanda aku marah dan... maha besar Allah, aku masih terlindungi. Begitu aku tiba, mereka menyambutku. Aku langsung masuk dan nampak bunda Sarah sedang duduk diruang TV. Menyambutku. Kusalami, sekaligus kupeluk hangat si ibu yang sedang menantiku. Lalu kukeluarkan bingkisan kecil, oh beliau nampak sumringah menerima hadiah kecil, Sarah kemdian membuka hadiah itu. "what is this? tanya beliau, "Just something little for you..’ kataku. Hadiah jilbab itu langsung kubentuk menjadi bentuk segitiga.. ’Shall I put this in your head..? tanyaku. Yes please.." jawabnya.. Subhanllah ia nampak manis. Syerif mengambil foto bundanya, klik..klik! si ibu selalu mengucap kata-kata 'cheese' dengan senyum lepas. “Tapi Mum sudah engga wajib lagi khan pake jilbab, sis?” tanya Syerif. Aku bilang ‘tidak’ karena beliau sudah lebih dari tujuh puluh, terserah beliau, tapi, ujarku waktu sholat beliau wajib metutup kepalanya. Syerif meng-iyakan. Saat kami sholat, si ibu hanya duduk di sofa, menggerakan tangannya sambil berusaha mengucap lafadz ‘Allahu Akbar’ kami sholat dzuhur berjama'ah. Berkelakar Syerif mau meyakinkan ibunya tentang natalan, ia menggoda ibunya, "Mother remember no chrismast today…’ si ibu menirukan, sambil menggelengkan kepalanya ’no Chrismas today, I know that Simon’ (ia masih memanggil Simon) . ‘You are not worried about Chrismast dinner either, are you mother? kelakarnya lagi. ‘No.. I am not hungry, anyway..’ jawab sang ibu. Akhirnya Syerif kedapur membuat teh untuk kita semua. Tahun ini ‘Sarah Quinn’ demikian nama lengkapnya tepat memeluk agama Islam dua

Page 73: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 73

tahun. Tepatnya pada tanggal 3 Desember 2006 (12 Dzul QAIDAH 1427) sepekan sebelum ulang tahunnya yang ke 90. Aku ingat setahun lalu Syerif menelfonku, dengan gembiranya ia mengatakan bahwa ibunya sudah resmi bershahadat di Masjid Agung Regent Park Mosque, London , dan kamipun menyampaikan rasa bahagia ini lewat telefon, email atau sms. Kami semua berdoa dan mengucapkan selama untuk bunda Sarah Quinn. Pertama kali menemukan Islam Dengan agak terbata-bata, maklum sudah lanjut usianya beliau bertutur bagaimana ia tertarik dengan Islam. Menurutnya pertama kali ia temukan Islam saat ia pergi mengunjungi anaknya Simon yang kini menjadi Syerif di Middle East. ‘Sepuluh tahun lalu’, imbuh Syerif. “Saya dibesarkan dan dididik dengan cara Katollik dan selalu pergi ke gereja dengan rajinnya dan teratur. Saya tidak pernah berfikir banyak tentang agama saya, juga saya tidak pernah bertanya apa-apa, pokoknya saya terima apa adanya, dan penuh. Di Irlandia cuma ada dua pilihan yakni agama Katolik atau Protestan. Itu saja. Tidak ada yang lain’ paparnya. “Jadi memang saya termasuk yang patuh dan nurut, tidak pernah bertanya macam-macam, apalagi kritis dengan agama Katolik saya, walaupun ada satu hal yang membuat saya heran dan tidak paham dan selalu bertanya-tanya, misalnya kenapa Pendeta di Katolik tidak boleh menikah?”. Itupun baru muncul dibenak saya akhir-akhir ini saja. “Soal Yesus..saya selalu percaya bahwa Yesus adalah seorang nabi, dan saya selalu percaya bahwa hanya ada satu Tuhan. Terus terang saya tidak pernah paham Triniti tapi juga tidak pernah merisaukan saya”, tegasnya lagi. “Selama saya di Oman dimana anak saya Simon bekerja, disitulah saya temukan ada agama lain selain Katolik dan Protestan. Disana saya berjumpa dengan berbagai Muslim yang begitu ramah, bersahabat dan baik, dan selalu menyambut hangat akan kedatangann saya.” kenangnya. “Waktu itu saya tidak berfikir tentang Islam sama sekali”, ujar ibu Sarah sambil membenahi jilbabnya kebelakang, ‘…tapi saya betul-betul meresapi (absorbed) suasana yang begitu hangat, tenang dan penuh kedamaian yang akhirnya mungkin membuat saya mulai berfikir tentang Islam secara perlahan dan tanpa saya sadari.” “Syerif memang sudah masuk Islam lebih dulu. Saya cermati memang ada perubahan, misalnya dia tidak minum alcohol dan tidak lagi mau makan bacon. Namun yang lebih menonjol lagi ko anak ini lebih santun dan perhatian sama orang tua’ demikain ibu Sarah menjelaskan tentang anaknya Syerif. “Saya senang dn suka membaca, dia selalu membelikan saya buku-buku tentang Islam, yang mudah dipahami sehingga pengetahuan saya tentang Islam jadi bertambah, terutama beberapa tahun terakhir ini".

Page 74: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 74

"Saya sendiri tidak tahu bagaimana saya bisa jadi Muslim dan memeluk agama ini. Selain membaca, kami selalu bercakap-cakap dan diskusi mengenai Islam, saya kira inilah kontribusi Syerif walau dia tidak pernah memaksa saya”. “Namun…tambahnya lagi ‘ Satu yang sangat saya suka dan sangat beruntung, anak saya ini begitu peduli mengurus dan menjaga saya, pada usia yang renta ini. Saya khan sudah tambah tua dan tidak begitu sehat. Mungkin dia banyak belajar dari Al-Quran dan Islam bagaimana sebaiknya sikap anak terhadap orang tuanya”. Rupanya hal positif yang ia saksikan dan rasakan membuat perasaan ibu Sarah betul-betul ingin memeluk agama Islam. Setelah difikir lama dan dipertimbangkan akhirnya bunda Sarah memutuskan untuk memeluk agama baru ini dan ia mengatakan bahwa Islam adalah agama fitrah, lurus dan tepat untuknya. “ Islam membuat saya merasa damai dan tenang’ bunda Sarah mengutarakan kesannya. Beliau mengatakan bahwa mereka (Muslim) kelihatannya bahagia, tenang dengan kehidupan mereka walaupun kalau diukur secara materi kurang memadai, karena mereka tahu siapa Tuhannya dan percaya ada hari pembalasan. “Itu lho teman-temannya Simon, langsung menyambut dan menerima saya dengan hangat dan mereka semua tahu kalau saya masuk Islam dengan ikhlas dan tidak pura-pura, bukan karena pengaruh orang lain dan ini atas kehendak saya sendiri” sesekali saya pegang tangannya yang lembut, halus tapi dingin dan begitu rapih bentuk kukunya. Bunda Sarah mengakui bahwa pengalamannya berkunjung ke Middle East telah berperan banyak ditambah percakapan dengan anaknya Syerif yang telah dengan sabarnya membimbing dan meyakinkan beliau tentang Islam. Ibu Sarah mengakui bahwa ketika ia memutuskan untuk masuk Islam ia tidak dipengaruhi oleh siapapun. “I made up my mind’ ujarnya. Tambahnya lagi : “Bayangkan my dear, seumur hidup saya menganut dan penganut Katolik..eh sekarang saya memeluk agama Islam, kadang saya bertanya bagaimana ko saya bisa jadi Muslim?. Ini merupakan tantangan baru untuk tahun yang baru untuk saya sebagai seorang Muslim yang baru. Alhamdulilllah, Allah masih memberi peluang kepada saya untuk menjadi hambaNya mengakui bahwa hanya Satu, bukan tiga, yaitu Allah serta pengikut Nabi Muhamda saw, padahal jarak ke kuburan untuk saya tinggal beberapa jengkal saja, bukan?. "Its never too late to change my religion’ . Tidak ada kata terlambat untuk berganti agama, walau saya sudah tua’. Percakapan kami sudahi, tak lama penganan siap dihidang bertepatan dengan kedatangan teman karib Syerif yakni Mizan, Khalid dan Mahmoud. Kamipun duduk menikmati makan sore, ' A High Tea atau Supper' berupa Moussaka, makanan ala Yunani, lengkap dengan nasi, salad, ditutup dengan non-alkohol Tiramissu, cuci mulut ala Itali, home-made dan ditutup dengan kopi atau teh. (Al Shahida) London, 30 December 2007

Page 75: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 75

Pengirim : [email protected] Tgl. Email : 15-01-2008

Ketika Shalat Berjama’ah, HP berbunyi ?

Bagaimana sikap seseorang ketika sholat berjamaah, hp yang dikantongi berbunyi? Bahri, Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Sekedar menggerakkan tangan untuk mematikan alarm pada ponsel sesungguhnya tidak membatalkan shalat. Apalagi bila mengingat suara deringnya mengganggu. Mending kalau hanya ringtone musik biasa, bagaimana kalau yang terdengar suara penyanyi lagu dangdut yang imut-imut, atau suara yang bikin geli, bisa-bisa jamaah shalat bubar semua karena terbahak-bahak. Makanya kalau mau shalat, sebaiknya jangan bawa ponsel. Tinggalkan saja di meja kerja. Biar shalat kita khusyu' tidak terganggu oleh deringnya. Atau kalau terpaksa harus membawanya, jangan lupa untuk mengubahnya menjadi silent mode, atau cukup bergetar saja. Sehingga kalau pun berdering, maka tidak ada suara yang mengganggu konsentrasi jamaah shalat yang lain. Di beberapa masjid tertentu, ada sebagian pengurus masjid yang tidak mau mengambil resiko. Mereka memasak alat pengacak sinyal ponsel. Sehingga di ruangan shalat, semua ponsel menjadi tidak bisa menerima sinyal, seolah-olah berada di luar service area. Ide ini cukup kreatif untuk memastikan tidak ada suara dering yang mengganggu. Namun lepas dari beragam ide kreatif itu, kalau anda sedang shalat tiba-tiba ponsel anda berteriak-teriak minta diangkat, gerakkan tangan anda untuk memencet tombol untuk mematikan, atau mengubah menjadi silent. Gerakan itu asalkan dilakukan dengan tenang, tidak berulang-ulang sampai tiga kali berturut-turut, sebenarnya tidak merusak shalat. Sebab dibandingkan dengan menggendong anak, atau melangkah untuk mengisi shaf di depannya, atau mencegah orang lewat, perbuatan itu cukup simple dan cepat. Dan jangan sekali-kali mencoba untuk menjawabnya, apalagi bilang, "halo, maaf saya lagi sholat, nanti batal nih." Maka sebenarnya anda sudah batal. Wallahu a'lam bishsawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc

Page 76: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 76

Pengirim : A Nizami [email protected] Tgl. Email : 15-01-2008

Wajib Mentaati Rasul Allah Assalamu'alaikum wr wb, Ummat Islam wajib mentaati Allah dan RasulNya. Mentaati Allah itu sudah pasti. Bagaimana dengan mentaati RasulNya? Sebab banyak orang yang menolak untuk mentaati Rasul atau Ingkar Hadits dengan alasan hanya beriman kepada Al Qur’an saja Allah tidak memberikan wahyu langsung kepada seluruh manusia. Melainkan melalui utusanNya yang disebut Rasul (utusan). Rasul inilah yang menyampaikan wahyu/perintah Allah kepada manusia.

� �� ������������ ���� ����� ����� �!"���� ������ ����������

Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul… [Ad Dukhaan:5] Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang hak agar dimenangkan-Nya terhadap semua agama. Dan cukuplah Allah sebagai saksi [AlFath:28] Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam.…[Al Anbiyaa’:107]

��� � ��! �� ��� ����� � ������#����#� �����$ ������� ���� � ��������� �% � ����& �� ���!�"'�#�� ������� ( $�! "��#��)�� � �������������

Kami tiada mengutus rasul rasul sebelum kamu (Muhammad), melainkan beberapa orang-laki-laki yang Kami beri wahyu kepada mereka, maka tanyakanlah olehmu kepada orang-orang yang berilmu, jika kamu tiada mengetahui.… [Al Anbiyaa’:7] Rasul tersebut diutus Allah untuk memberi kabar gembira dan peringatan. Siapa yang beriman pada rasul tersebut maka mereka akan beruntung: Dan tidaklah Kami mengutus para rasul itu melainkan untuk memberikan kabar gembira dan memberi peringatan. Barangsiapa yang beriman dan mengadakan perbaikan, maka tak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.… [Al An’aam:48] Para Rasul mengajarkan tauhid, yaitu agar manusia hanya menyembah Allah dan tidak yang lainnya: Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: "Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku." [Al Anbiyaa’:25] Dalam menyembah Allah, ada berbagai perintah Allah seperti shalat, puasa, zakat, haji, dan sebagainya yang tercantum dalam Al Qur’an. Keterangan rinci cara pengerjaannya seperti bagaimana cara shalat dijelaskan oleh rasul melalui Hikmah (hadits/sunnah Nabi):

Page 77: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 77

Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul diantara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan Al-Hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.… [Al Baqarah:151] “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata… [Al Jumu’ah:2] Sungguh Allah telah memberi karunia kepada orang-orang yang beriman ketika Allah mengutus diantara mereka seorang rasul dari golongan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, membersihkan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab dan Al Hikmah. Dan sesungguhnya sebelum (kedatangan Nabi) itu, mereka adalah benar-benar dalam kesesatan yang nyata.… [Ali ‘Imran:164] Allah mengutus rasulNya untuk menjelaskan agamaNya kepada manusia. Barang siapa beriman/taat kepada rasul, berarti dia telah beriman/taat kepada Allah yang telah mengutus rasul tersebut: Sesungguhnya Kami mengutus kamu sebagai saksi, pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. Dan bertasbih kepada-Nya di waktu pagi dan petang. Bahwasanya orang-orang yang berjanji setia kepada kamu sesungguhnya mereka berjanji setia kepada Allah. Tangan Allah di atas tangan mereka, maka barangsiapa yang melanggar janjinya niscaya akibat ia melanggar janji itu akan menimpa dirinya sendiri dan barangsiapa menepati janjinya kepada Allah maka Allah akan memberinya pahala yang besar. [Al Fath:8-10] Allah mengutus rasulNya. Hanya orang kafirlah yang membantah utusan Allah: Dan tidaklah Kami mengutus rasul-rasul hanyalah sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan; tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyap kan yang hak, dan mereka menganggap ayat-ayat kami dan peringatan-peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokan.… [Al Kahfi:56] (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya; kemudian Kami kuatkan dengan (utusan) yang ketiga, maka ketiga utusan itu berkata: "Sesungguhnya kami adalah orang-orang di utus kepadamu." [Yaasiin:14] Ummat Islam wajib taat kepada Rasul Allah. Perintah taat kepada Rasul banyak disebut di berbagai ayat Al Qur’an: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar

Page 78: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 78

beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.… [An Nisaa’:59] Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Katakanlah: "Ta'atilah Allah dan Rasul-Nya; jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." [Ali ’Imran:31-32] Dan sesungguhnya Harun telah berkata kepada mereka sebelumnya: "Hai kaumku, sesungguhnya kamu hanya diberi cobaan dengan anak lembu. itu dan sesungguhnya Tuhanmu ialah (Tuhan) Yang Maha Pemurah, maka ikutilah aku dan taatilah perintahku." [Thaahaa:90] Jadi jika ada yang berkata taat kepada Allah tapi ingkar kepada rasulNya atau ingkar kepada sunnah/hadits Nabi, maka orang ini adalah sesat. Jika taat kepada Allah tentu dia akan mengerjakan perintah Allah yang tercantum dalam Al Qur’an, yaitu mentaati rasulnya atau mengerjakan perintah/penjelasan rasul yang tercantum dalam hadits/sunnah Nabi: “ Dan taatilah Allah dan Rasul, supaya kamu diberi rahmat. [Ali ’Imran:132] Ada pun orang yang memusuhi Nabi, mendustakan Nabi, dan mengingkari Nabi (hadits/sunnah Nabi) maka Allah menghapus pahala amal-amal mereka dan menyiksa mereka: “Sesungguhnya orang-orang kafir dan (yang) menghalangi manusia dari jalan Allah serta memusuhi Rasul setelah petunjuk itu jelas bagi mereka, mereka tidak dapat memberi mudharat kepada Allah sedikitpun. Dan Allah akan menghapuskan (pahala) amal-amal mereka. Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu. [Muhammad:32-33] Kami tidaklah mengutus seseorang nabipun kepada sesuatu negeri, (lalu penduduknya mendustakan nabi itu), melainkan Kami timpakan kepada penduduknya kesempitan dan penderitaan supaya mereka tunduk dengan merendahkan diri.… [Al A’raaf:94] Oleh karena itu hendaklah kita taat kepada Allah dan RasulNya. Pernyataan 2 kalimat syahadat: Aku bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah mengharuskan kita untuk mentaati perintah Allah dan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah yang terakhir. Baca, pahami, amalkan, dan ajarkan firman Allah yang ada dalam Al Qur’an dan juga penjelasan RasulNya yang ada di dalam Hadits. Wa'alaikum salam wr wb

Page 79: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 79

Pengirim : A Nizami [email protected] Tgl. Email : 15-01-2008

17 Dalil Nabi Muhammad adalah Nabi dan Rasul Terakhir Assalamu’ alaikum Wr. Wb, Inilah 17 dalil tak ada Nabi baru setelah Muhammad. TAK ADA NABI BARU LAGI SETELAH RASULULLAH

1. QS AL AHZAB 40: ” Bukanlah Muhammad itu bapak salah seorang laki-laki di antara kamu tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup Nabi-nabi”

2. Imam Muslim dan yang lainnya meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda: “Perumpamaan saya dan para Nabi sebelum saya seperti orang yang membangun satu bangunan lalu dia membaguskan dan membuat indah bangunan itu kecuali tempat batu yang ada di salah satu sudut. Kemudian orang-orang mengelilinginya dan mereka ta’juk lalu berkata: ‘kenapa kamu tidak taruh batu ini.?’ Nabi menjawab : Sayalah batu itu dan saya penutup Nabi-nabi”

3. Imam Muslim juga meriwayatkan dari Jubair bin Mut’im RA bahwa Nabi SAW bersabda: “Sesungguhnya saya mempunyai nama-nama, saya Muhammad, saya Ahmad, saya Al-Mahi, yang mana Allah menghapuskan kekafiran karena saya, saya Al-Hasyir yang mana manusia berkumpul di kaki saya, saya Al-Aqib yang tidak ada Nabi setelahnya”

4. Abu Daud dan yang lain dalam hadist Thauban Al-Thawil, bersabda Nabi Muhammad SAW: “Akan ada pada umatku 30 pendusta semuanya mengaku nabi, dan saya penutup para Nabi dan tidak ada nabi setelahku”

5. Khutbah terakhir Rasulullah … ”…Wahai manusia, tidak ada nabi atau rasul yang akan datang sesudahku dan tidak ada agama baru yang akan lahir. Karena itu, wahai manusia, berpikirlah dengan baik dan pahamilah kata-kata yang kusampaikan kepadamu. Aku tinggalkan dua hal: Al Quran dan Sunnah, contoh-Contoh dariku; dan jika kamu ikuti keduanya kamu tidak akan pernah tersesat …”

6. Rasulullah SAW menjelaskan: “Suku Israel dipimpim oleh Nabi-nabi. Jika seorang Nabi meninggal dunia, seorang nabi lain meneruskannya. Tetapi tidak ada nabi yang akan datang sesudahku; hanya para kalifah yang akan menjadi penerusku (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).

7. Rasulullah SAW menegaskan: “Posisiku dalam hubungan dengan nabi-nabi yang datang sebelumku dapat dijelaskan dengan contoh berikut: Seorang laki-laki mendirikan sebuah bangunan dan menghiasinya dengan keindahan yang agung, tetapi dia menyisakan sebuah lubang di sudut untuk tempat sebuah batu yang belum dipasang. Orang-orang melihat sekeliling bangunan tersebut dan mengagumi keindahannya, tetapi bertanya-tanya, kenapa ada sebuah batu yang hilang dari lubang tersebut? Aku seperti batu yang hilang itu dan aku adalah yang terakhir dalam jajaran Nabi-nabi”. (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib).

8. Rasulullah SAW menyatakan: “Allah telah memberkati aku dengan enam macam kebaikan yang tidak dinikmati Nabi-nabi terdahulu: - Aku dikaruniai keahlian

Page 80: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 80

berbicara yang efektif dan sempurna. - Aku diberi kemenangan karena musuh gentar menghadapiku - Harta rampasan perang dihalalkan bagiku. -Seluruh bumi telah dijadikan tempatku beribadah dan juga telah menjadi alat pensuci bagiku. Dengan kata lain, dalam agamaku, melakukan shalat tidak harus di suatu tempat ibadah tertentu. Shalat dapat dilakukan di manapun di atas bumi. Dan jika air tidak tersedia, ummatku diizinkan untuk berwudhu dengan tanah (Tayammum) dan membersihkan dirinya dengan tanah jika air untuk mandi langka. – Aku diutus Allah untuk menyampaikan pesan suciNYA bagi seluruh dunia. – Dan jajaran Kenabian telah mencapai akhirnya padaku (Riwayat Muslim, Tirmidhi, Ibnu Majah)

9. Rasulullah SAW menegaskan: “Rantai Kerasulan dan Kenabian telah sampai pada akhirnya. Tidak akan ada lagi rasul dan nabi sesudahku”. (Tirmidhi, Kitab-ur-Rouya, Bab Zahab-un-Nubuwwa; Musnad Ahmad; Marwiyat-Anas bin Malik).

10. Rasulullah SAW menjelaskan: ‘Saya Muhammad, Saya Ahmad, Saya Pembersih dan kekafiran harus dihapuskan melalui aku; Saya Pengumpul, Manusia harus berkumpul pada hari kiamat yang datang sesudahku. (Dengan kata lain, Kiamat adalah satu-satunya yang akan datang sesudahku); dan saya adalah Yang Terakhir dalam arti tidak ada nabi yang datang sesudahku”. (Bukhari dan Muslim, Kitab-ul-Fada’il, Bab Asmaun-Nabi; Tirmidhi, Kitab-ul-Adab, Bab Asma-un-Nabi; Muatta’, Kitab-u-Asma-in-Nabi; Al-Mustadrak Hakim, Kitab-ut-Tarikh, Bab Asma-un-Nabi).

11. Rasulullah SAW menjelaskan: “Allah yang Maha Kuasa tidak mengirim seorang Nabi pun ke dunia ini yang tidak memperingatkan ummatnya tentang kemunculan Dajjal (Anti-Kristus, tetapi Dajjal tidak muncul dalam masa mereka). Aku yang terakhir dalam jajaran Nabi-Nabi dan kalian ummat terakhir yang beriman. Tidak diragukan, suatu saat, Dajjal akan datang dari antara kamu”. (Ibnu Majah, Kitabul Fitan, Bab Dajjal).

12. Abdur Rahman bin Jubair melaporkan: “Saya mendengar Abdullah bin ‘Amr ibn-’As menceritakan bahwa suatu hari Rasulullah SAW keluar dari rumahnya dan bergabung dengan mereka. Tindak-tanduknya memberi kesan seolah-olah beliau akan meninggalkan kita. Beliau berkata: “Aku Muhammad, Nabi Allah yang buta huruf”, dan mengulangi pernyataan itu tiga kali. Lalu beliau menegaskan: “Tidak ada lagi Nabi sesudahku”.(Musnad Ahmad, Marwiyat ‘Abdullah bin ‘Amr ibn ’As).

13. Rasulullah SAW berkata: ” Allah tidak akan mengutus Nabi sesudahku, tetapi hanya Mubashirat”. Dikatakan, apa yang dimaksud dengan al-Mubashirat. Beliau berkata: Visi yang baik atau visi yang suci”. (Musnad Ahmad, marwiyat Abu Tufail, Nasa’i, Abu Dawud). (Dengan kata lain tidak ada kemungkinan turunnya wahyu Allah di masa yang akan datang. Paling tinggi, jika seseorang mendapat inspirasi dari Allah, dia akan menerimanya dalam bentuk mimpi yang suci).

14. Rasulullah SAW berkata: “Jika benar seorang Nabi akan datang sesudahku, orang itu tentunya Umar bin Khattab”. (Tirmidhi, Kitab-ul-Manaqib).

15. Rasulullah SAW berkata kepada ‘Ali, “Hubunganmu denganku ialah sepertihubungan Harun dengan Musa. Tetapi tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku”. (Bukhari dan Muslim, Kitab Fada’il as-Sahaba).

Page 81: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 81

16. Rasulullah SAW menjelaskan: “Di antara suku Israel sebelum kamu, benar-benar ada orang-orang yang berkomunikasi dengan Tuhan, meskipun mereka bukanlah NabiNYA. Jika ada satu orang di antara ummatku yang akan berkomunikasi dengan Allah, orangnya tidak lain daripada Umar. (Bukhari, Kitab-ul-Manaqib)

17. Rasulullah SAW berkata: “Tidak ada Nabi yang akan datang sesudahku dan karena itu, tidak akan ada ummat lain pengikut nabi baru apapun”. (Baihaqi, Kitab-ul-Rouya; Tabrani)

Wassalam M. Nurhuda

Page 82: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 82

Pengirim : Ahmad Zulfikar [email protected] Tgl. Email : 15-01-2008

Salam Paham Tentang Kristolog Ass.wr.wb. Posting saya ini sebagai klarifikasi atas kesalahpahaman beberapa pihak dalam memandang aktivitas para kristolog selama ini, terutama yang menjadi topik dan ajang diskusi di milis surau Bermula dari kiriman email bung Fahmi R. Kubra beberapa hari lalu ke email saya yang menggambarkan polemiknya dengan bung Ahmad Badruddirja, saya tergugah memberikan respon untuk memberikan gambaran situasional (situational explain) tentang kiprah kristolog selama ini. Sebelumnya kepada kedua bung, saya sampaikan salam hormat. Mohon maaf, karena saya belum menjadi member milis surau, posting ini saya alamatkan ke ustadz Agus Syafii ([email protected]) supaya di-forward ke milis surau, karena beliau member milis surau yang saya lihat sangat aktif melakukan posting di milis ini. (tulisan ini juga saya posting ke milis islamic_discussion_via_internet, karena kebetulan saya salah satu membernya) Perlu saya jelaskan lebih dulu, bahwa penjelasan saya ini tentu berangkat dari cara pandang seorang mantan dosen seminari, mantan fungsionaris sinode gereja, juga mantan misionaris, yang barangkali dalam beberapa sisi akan berbeda perspektifnya dengan kristolog yang lainnya, meski juga dalam hal motivasi yang mengarah kepada studi komparasi, pembedahan ajaran (disclosure) dan pengungkapan misteri (dig up) mempunyai kesamaan. Kata "mantan" yang saya tekankan di atas, menunjukkan bahwa saya sudah bergelut dan berkiprah di dalam kelembagaan dan komunitas kristiani. Artinya saya tidak melihat kristologi dari lapisan kulit (epidermis) kalau boleh saya meminjam istilah kedokteran, tetapi saya sudah pernah berada di dalamnya. Meskipun saat ini posisi saya adalah outsider, tetapi pengalaman menjadi insider di dunia kekristenan bertahun-tahun lamanya tentu telah memberikan banyak data storage yang bisa saya jelaskan dalam ulasan ini. Sebenarnya menyandang predikat kristolog bebannya sangat berat, tidak asal memahami ayat-ayat kontroversial di dalam bible lantas disebut kristolog. Kristologi mencakup pemahaman tentang kristen secara luas, baik dari sudut biblika (studi ayat-ayat), dogmatika, pastoral, misi, historiografi, dll. Lebih-lebih jika dikaitkan dengan "teologi", maka yang dihadapi adalah klasifikasi teologi yang bermacam-macam: Teologi Biblika, Teologi Sistematika, Teologi Praktika, Teologi Pastoral, Teologi Misi, dsbnya. Lebih lanjut jika teologi di-breakdown lebih jauh maka akan mengarah ke spesifikasi keilmuan, baik yang bersifat tematik maupun stratifikasi. Teologi Biblika saja jika diuraikan akan

Page 83: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 83

terbagi menjadi banyak spesifikasi: Bibliologi, Hermeneutika, Exegese, Teologi Perjanjian Baru, Teologi Perjanjian Lama, Paul Letters, dll. Saya tidak akan membahas kapabilitas dan kredibilitas kristolog disini, karena kriterianya juga belum standar --nanti malah menimbulkan polemik baru. Yang ingin saya Sampaikan adalah mengenai apa, bagaimana dan mengapa harus dilakukan studi kristologi, dan apa yang mesti dilakukan kristolog didalam melakukan studi dan diskusi tentang kekristenan. Studi kristologi sangat diperlukan! Banyak hal yang mendasari perlunya studi dan diskusi kristologi, urgensinya akan bermuara pada beberapa aspek, yaitu: (1) aspek komparatif, (2) aspek korektif, (3) aspek investigatif dan (4) aspek kontradiktif. Aspek komparatif bertujuan untuk melakukan perbandingan ajaran antara Islam dengan Kristen, disini faktor persamaan dan perbedaan didiskusikan dalam tataran ilmiah, khususnya yang berkaitan dengan konsep ketuhanan (divinity). Aspek korektif bertujuan untuk mengungkap kelemahan doktrinal ajaran kristen melalui penyingkapan ilmiah terhadap ayat-ayat ambivalen dan kontroversial, juga kelemahan-kelemahan yang bersifat dogmatis. Aspek investigatif adalah suatu upaya eksploratif untuk menelusuri ajaran agama kristen dari sudut sejarah, bahasa asli dan kepustakaan (library research). Terakhir, aspek kontradiktif, yaitu suatu upaya menyingkap pertentangan dan polemik diantara teolog-teolog kristen baik secara biblikal maupun dogmatis dari abad ke abad. Keempat aspek ini seharusnya menjadi satu kesatuan yang utuh agar pembahasan tentang kristologi tidak mengambang (floating). Mengapa studi ini harus dilakukan? Jawabannya tidak lain karena menyangkut alasan historis (historical basic), bahwa agama islam, kristen termasuk juga agama yudaisme (yahudi) mempunyai benang sejarah dalam konsep keimanan/keagamaan. Ketiga agama tersebut mengakar pada sejarah keimanan Ibrahim. Sejarah itu kemudian menjadi tidak runtut dan bias, sehingga benang sejarah yang mestinya lurus malah renggang bahkan kusut. Tentu ini terjadi karena ada distorsi (pembiasan ajaran) dan interpolasi (penyisipan ajaran) antar fase dan generasi. Umat Islam mengimani kitab-kitab Allah: Taurat, Zabur, Injil dan Alquran. Keempat kitab ini mestinya merupakan rangkaian kalimat Ilahi yang berkesinambungan (continuity) dan tidak terputus (without interruption), tetapi fase-fase antar kitab seperti kita ketahui tidak terkait lagi (unconnected). Hal ini terjadi karena adanya distorsi dan interpolasi tadi. Maka kristologi diperlukan untuk mengurai benang yang kusut tersebut. Umat Islam sebagai khairu ummah punya tanggung jawab untuk meluruskan sejarah dan meluruskan kesalahan-kesalahan dari konsep keimanan yang menyimpang, karena hal ini menjadi bagian dari syiar Islam. Allah mengajar tauhid kepada Nabi Ibrahim, mestinya ajaran itu mengalir dari waktu ke waktu secara utuh, melalui nabi Musa (Taurat), nabi Daud (Zabur), nabi Isa (Injil) dan terakhir nabi Muhammad (Alquran). Adakah aliran itu utuh dari ujung (nabi Ibrahim) hingga nabi Muhammad? Disinilah sebenarnya kristolog mencari sebab ketidakutuhan itu, walaupun tidak mungkin secara brilian membangun yang tidak utuh menjadi utuh kembali (process of unifying), karena banyak bukti dan

Page 84: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 84

dokumen sejarah yang lenyap berabad-abad lamanya. Tetapi minimal realitas Quran bisa mendiagnosa bible untuk mengurai ketidaksepadanan yang ada didalamnya. Saya menjamin tidak akan pernah ada kesamaan secara teologis antara Islam dan Kristen, apalagi jika berbicara masalah ketuhanan (divinity). Problemnya sangat jelas, ke-Esa-an Allah dalam Islam mengarah pada Allah yang imaterial, Dzat yang tidak dapat diatribusikan (diuraikan dalam wujud dan dimensi), sedangkan dalam keyakinan Kristen Tuhan bersifat material dan bisa berwujud makhluk, seperti konsep Tuhan menjadi manusia. Nabi Isa atau Yesus diyakini sebagai Tuhan yang ber-inkarnasi menjadi manusia. Disini kita melihat kontroversi? Maka jika ada gagasan bahwa dialog Islam dan Kristen sebaiknya mencari persamaannya saja jangan membicarakan perbedaan, hal ini malah merupakan cara berpikir yang mundur dan justru menghambat syiar Islam itu sendiri. Jika kita mengimani Isa sebagai rasul dan nabi, kemudian di lain pihak malah diberhalakan sebagai Tuhan, tidakkah kita malah membiarkan idolatrisme (pemberhalaan) itu berlangsung tanpa anda keinginan kita untuk meluruskannya? Jika kita percaya Rohul Kudus itu adalah malaikat Jibril, tetapi di lain juga diberhalakan sebagai Tuhan dan kita tidak bereaksi, bukankah kita malah menutup mata terhadap penyimpangan millah Ibrahim ini? Sebagai penganut monotheisme yang mengedepankan ajaran tauhid, kemudian di lain pihak konsep Allah malah dicemari dengan konsep tritheisme (apapun istilahnya: trinitas, Allah tritunggal) kemudian kita berdiam diri, tidakkah juga kita sedangkan melanggengkan kesyirikan yang dilaknat oleh Allah SWT? Dimanakah syiar Islam diposisikan, ketika seluruh ketauhidan kita tidak bergeming untuk suatu kebenaran...! Disini jelas, posisi kristologi adalah untuk sarana syiar Islam.. Meluruskan penyimpangan dan memberitakan yang benar...! Semoga uraian singkat ini bisa memuaskan semua pihak dan tidak menimbulkan prasangka baru tentang aktivitas kristolog selama ini. Jazakumullahu khairon katsiro, Wass.wr.wb. Mowo Purwito Rahardjo (Muh. Yusuf Muttaqin)

Page 85: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 85

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 15-01-2008

Yang Teristimewa Di Hari Ini Yang teristimewa di hari ini buat saya adalah ketika saya bisa bertegur sapa dengan anda melalui tulisan ini, sebab bertegur sapa bagi saya merupakan aktifitas yang saling memuliakan hidup. Berhentilah sejenak dari aktifitas anda, Mari kita ulang kembali apa saja yang telah kita lakukan dihari ini. Sudahkah anda melakukan hal-hal walau kecil namun memiliki dampak besar bagi orang lain? Sudahkah anda menyebarkan kebahagiaan untuk orang-orang disekitar anda? Sudahkah anda merasa bahagia ketika melihat orang lain bahagia karena anda? Jika belum, lakukanlah sekarang juga. Lakukan satu tindakan yang orang seumur hidupnya akan mengenali anda sebagai orang yang baik. Lakukan tindakan yang paling mudah anda kerjakan namun itu sangat berarti bagi orang lain. Seperti, memberi senyuman termanis yang anda miliki kepada orang yang duduknya paling dekat dengan anda atau kunjungi tempat duduk teman anda dan berikanlah wajah terbaik anda sebagai teman. Mungkin juga anda bisa melambaikan tangan tangan untuk teman-teman anda sambil berkata, "hai, apa kabar semua?" Percayalah bila hari ini anda telah membuat orang lain bahagia itu merupakan kegembiraan yang luar biasa dalam hidup anda dan orang yang hidupnya telah anda buat bahagia akan juga membahagiakan orang lain. Jadi, berapa banyak orang yang hidupnya menjadi bahagia karena tindakan kecil anda? Berapa banyak orang yang bersyukur karena telah mengenal anda dalam hidupnya? Berapa banyak orang yang akan mendoakan anda agar diberikan umur yang panjang? Itulah yang membuat hidup kita menjadi yang teramat istimewa di hari ini. Wassalam, agussyafii

Page 86: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 86

Pengirim : Susiana [email protected] Tgl. Email : 15-01-2008

Diantara Hukum Bulan Muharram Oleh : Ummu Abdurrahman bintu Muhammad Arfat

Berbahagialah bagi seseorang yang dapat mengisi waktunya dengan sesuatu yang dapat mendekatkan dirinya dengan Allah, bebahagialah bagi seseorang yang menyibukkan dirinya dengan ketaatan dan menghindari maksiat. Berbahagialah bagi seseorang yang meyakini adanya hikmah-hikmah Allah yang agung dan rahasia-rahasia-Nya (yang Dia ketahui), dengan melihat kepada silih bergantinya perkara-perkara dan keadaan-keadaan. "Artinya : Allah mempergantikan malam dan siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu, terdapat pelajaran yang besar bagi orang-orang yang mempunyai penglihatan" [An-Nur : 44] Wahai sekalian manusia, sesungguhnya pada hari ini kamu berpisah dengan tahun yang telah lalu, yang menjadi saksi. Dan kamu akan menyambut tahun yang akan datang, tahun yang baru, maka apakah yang telah kamu tinggalkan untuk tahun kemarin ? Dan dengan apa kamu akan menyambut tahun yang baru ini ? Maka seseorang yang berakal hendaklah menginstropeksi dirinya, dan melihat urusannya. Jika sekiranya dia telah meninggalkan suatu kewajiban, maka segeralah bertaubat dan segeralah untuk memperbaiki apa yang ditinggalkannya. Dan jika dia telah mendhalimi dirinya sendiri dengan melakukan kemaksiatan-kemaksiatan dan hal-hal yang haram segeralah ia meninggalkannya sebelum datangnya kematian. Dan jika dia termasuk orang yang diberi keistiqomahan oleh Allah, maka mintalah untuk tetap istiqomah sampai akhir hidupnya. [Dari kitab Dhiya'ul Lami Minal Khutabil Jawami' I/313-314 secara bebas, karya Syaikh Utsaimin] Awal bulan telah membawa kita ketahun baru Hijriyah, bulan itu ialah bulan Allah Al-Muharam. Hal ini bukanlah sesuatu yang asing lagi bagimu. Tetapi ....! Apakah bulan ini memiliki hukum-hukum yang harus diketahui oleh thalibul ilmi, thalibul haq dan thalibul akhirah (penuntut ilmu, pencari kebenaran dan orang yang menginginkan akhirat)? Yaa ... di bulan ini ada amalan-amalan yang harus diperhatikan, sebagai upaya untuk menghidupkan sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan upaya untuk memperoleh pahala serta kebaikan bagi orang yang mengajak kepada petunjuk agama. "Artinya : Siapa yang mengajak kepada suatu petunjuk maka ia akan memperoleh pahala seperti pahala orang yang mengikutinya dan tidaklah mengurangi sedikitpun dari pahala mereka" [Hadits Riwayat Muslim]

Page 87: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 87

Pemuda sejati, demi Allah ialah yang memiliki ilmu dan ketaqwaan Tidaklah dikatakan pemuda sejati kalau tidak memiliki keduanya. DIANTARA HUKUM-HUKUM BULAN MUHARRAM Pertama : Dilarang Berbuat Dhalim Di Bulan Itu. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman.

�� ��� * %������ &�'� ����!�������� � � ����!�"���� ����#�+ �$�(%��� �'��� ����, � �-��. �&���� �� �)� ����/�� �0�� � �

� ���1 ���*�� �� �� ����, � ������ �� ������ �#����� � �+��2 � ������3 ����������' ���%� ��������,4 ��,(�������� ����� ��� �

�56�'�!�"��� ��������� �"� ��'��� 7�� ����� �2 -��� ����'����� �� ����� � ��� ��������)�����6 (2-� 8 � ����9�������

"Artinya : Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah menganiaya diri dalam bulan yang empat itu" [At-Taubah : 36] Sesungguhnya Allah tidak menulis di dalam Lauhul Makhfud yaitu pada hari penciptaan langit dan bumi, bahwa jumlah bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan. Empat bulan di antaranya ialah haram (mulia) : Tiga beriringan, yaitu Dzulqa'dah, Dzulhijjah dan Muharram, serta Rajab Mudhar yang ada antara Jumada dan Sya'ban, "Allah memiliki hikmah yang sempurna, yaitu ketika Dia memilih utusan-utusan dari kalangan malaikat (seperti Jibril untuk menyampaikan wahyu, -red), begitu juga dari kalangan manusia (yakni para rasul yang diutus Allah,-red). Dan Allah juga mengutamakan beberapa waktu dibanding dengan waktu yang lainnya, beberapa tempat dibanding dengan tempat-tempat lainnya. Dan mengutamakan sebagian bulan dengan sebagian lainnya, sebagian hari dengan sebagian lainnya" [Dhiya'ul Lami 2/704] Adapun tentang larangan berbuat dhalim pada ayat diatas, ulama Salaf berbeda pendapat. Sebagian mereka ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud kedhaliman adalah peperangan secara mutlak. Sebagian mereka berkata -dan ini yang lebih rajih- bahwa maksud dari kedhaliman dalam ayat diatas ialah dilarangnya memulai peperangan. Ada juga ulama yang berpendapat bahwa yang dimaksud dengan kedhaliman di dalam ayat ialah berbuat dosa dan kemaksiatan. Maka -wahai saudara-saudara seagama Islam-, hendaklah kita berhati-hati dari kedhaliman, baik mendhalimi diri kita sendiri atau mendhalimi orang lain. Hendaklah kita mengingat wasiat kekal Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sabdanya.

Page 88: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 88

"Artinya : Tahukah kalian dengan kedhaliman, karena sesungguhnya kedhaliman itu merupakan kegelapan-kegelapan pada hari kiamat" [Hadits Riwayat Muslim dan lainnya. Shahih al-Jami no 102] Dan hendaklah kita menjaga diri dari do'anya orang-orang yang didhalimi, walaupun ia kafir atau fajir (jahat), karena sesungguhnya do'anya dikabulkan oleh Allah (karena tidak ada penghalang antara dia dengan Allah). Ingatlah kita kepada sabda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam "Artinya : Tidak ada dari satu dosapun yang lebih pantas untuk dicepatkan siksanya bagi pelaku dosa itu baik di dunia maupun di akhirat daripada melewati batas (kedhaliman) dan memutus silaturahim" [Ash-Shahihah no 915] Di dalam syair dikatakan. Apakah orang yang sangat dhalim itu akan selamat. Padahal di belakangnya terdapat panah do'a yang siap menancap dari orang negeri Qas yang sedang ruku. Maka hendaklah orang-orang yang terdhalimi bergembira dengan diijabahi do'a mereka oleh Allah yang Maha Mendengar dan Mengetahui, walaupun selang beberapa waktu. Hendaklah mereka senang dan tenang, yaitu bahwa orang-orang yang dhalim itu akan celaka di dunia dan akhirat. Dan bahwasanya Allah tidaklah menyelisihi janjiNya, "akan tetapi kalian itu kaum yang tergesa-gesa". Adapun orang yang membantu orang-orang yang dhalim di dalam kedhaliman dan kesesatan mereka, apapun kedudukan orang-orang yang dhalim itu, baik penguasa ataupun rakyat, maka ingatlah bahwa adzab yang pediah pasti akan menunggu mereka. Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Siapa membantu orang yang dhalim, untuk menolak kebenaran dengan kebhatilannya, maka sesungguhnya jaminan Allah dan RasulNya telah terlepas darinya" [Hadits Riwayat Hakim. Shahihul Jami' no 6048] Hadits yang mulia diatas cukuplah menjadi peringatan dari kedhaliman, baik kecil maupun besar, bagi orang yang berakal, atau orang yang mau mendengarkan, sedangkan dia menyaksikan. Kedua : Disunahkan Puasa Secara Mutlak Khususnya 9 dan 10 Muharram Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadhan adalah puasa pada bulan Muharram" [Hadits Riwayat Muslim dari Abu Hurairah] Adapun puasa 9 Muharram, maka itu disunnahkan. Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu meriwayatkan.

Page 89: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 89

"Artinya : Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan (para sahabat) supaya berpuasa. Para sahabat berkata : "Wahai Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, sesungguhnya hari itu adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nasrani", Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Pada tahun depan insya Allah kita puasa tanggal 9". Tetapi beliau wafat sebelum datangnya tahun berikutnya" [Hadits Riwayat Muslim] Di dalam hadits lain. "Artinya : Seandainya aku mendapati tahun depan, maka aku akan puasa tanggal 9. Tetapi beliau meninggal sebelum itu" [Hadits Riwayat Muslim] Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menganjurkan kepada umatnya supaya berpuasa Asyura (tanggal 10 Muharram), ketika ditanya tentang puasa Asyura, dengan sabdanya ; "Artinya : Puasa Asyura menghapus kesalahan setahun yang telah lalu" [Hadits Riwayat Muslim] Beliau juga senantiasa melakukan puasa Asyura berdasarkan hadits Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu, beliau berkata. "Artinya : Tidaklah aku melihat Rasulullah lebih menjaga puasa pada hari yang diutamakannya dari hari lain kecuali hari ini, yaitu Asyura" [Shahih At-Targhib wa arhib] Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Sesungguhnya Asyura merupakan hari diantara hari-hari Allah" [Hadits Riwayat Muslim] Benarlah bahwa Asyura merupakan hari-hari Allah, yang pada hari itu al-haq mendapatkan kemenangan atas kebatilan. Orang-orang mukmin yang sedikit mendapatkan kemenangan atas orang-orang kafir yang banyak. Pada hari itu pula Allah menyelamatkan Nabi Musa 'Alaihis sallam dan kaumnya dari kejaran Fair'aun. Maka berpuasalah Nabi Musa 'Alaihis sallam sebagai wujud syukur kepada Allah. Tatkala Rasulullah datang di Madinah dan mengetahui bahwa orang Yahudi puasa pada hari itu, beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bertanya tentang sebabnya. Maka orang-orang Yahudi menjawab bahwa mereka mengagungkan hari itu, karena pada hari itu Nabi Musa 'Alaihis sallam dan kaumnya diselamatkan oleh Allah dari kejaran Fir'aun. Maka Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Maka aku lebih berhak terhadap Musa daripada kamu. Maka beliaupun berpuasa dan memerintahkan umatnya supaya berpuasa pada hari itu" [Hadits Riwayat Bukhari] Pada mulanya puasa Asyura diwajibkan, tetapi setelah Allah mewajibkan puasa pada bulan Ramadhan, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.

Page 90: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 90

"Artinya : Barangsiapa berkehendak, silahkan berpuasa, dan barangsiapa berkehendak, silahkan meninggalkan (tidak berpuasa)". Mungkin ada orang yang berkata : "Bagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa pada hari Asyura, mengikuti orang-orang Yahudi, padahal kita diperintahkan untuk menyelisihi mereka, yaitu orang-orang yang di murkai oleh Allah". Jawabannya adalah : Bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah berpuasa Asyura pada zaman jahiliyah, bahkan orang Quraisy pun berpuasa pada hari itu. Jadi Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa Asyura itu sebelum beliau datang ke Madinah (yang disana bertemu dengan orang-orang Yahudi,-red). Kemudian Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam membenarkan khabar orang-orang Yahudi, bahwa nabi Musa 'Alaihis sallam berpuasa pada hari itu sebagai wujud syukur, karena Allah telah menyelamatkan dari Fir'aun. Maka orang-orang Yahudi pun mengagungkan hari itu. Al-Mazari berpendapat bahwa pembenaran Nabi kepada Yahudi mungkin setelah Nabi diberi wahyu tentang kebenaran mereka, dan kabar itu telah sangat masyhur pada beliau. Atau mungkin orang Yahudi yang telah masuk Islam, seperti Ibnu Salam, telah mengabarkan kepada Nabi tentang kebenaran kabar tersebut, Kesimpulannya, bahwa Nabi melakukan puasa Asyura bukanlah karena mengikuti orang Yahudi, karena Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah berpuasa sebelum Rasulullah pergi ke Madinah. Dan waktu itu menyamai Ahli Kitab dalam perkara yang tidak dilarang secara syar'i. KAIDAH MUWAFAQAH (MENYAAMAI) MEWUJUDKAN ADANYA TASYABUH (MENYERUPAI). Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam tidaklah menyamai Yahudi dalam mengagungkan hari Asyura dengan cara mereka. Bahkan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menyelisihi mereka, yaitu dengan (niat) melakukan puasa satu hari sebelum Asyura yaitu tanggal 9 Muharram Adapun puasa setelahnya yaitu 11 Muharram , ini berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. "Artinya : Berpuasalah pada hari Asyura dan selisihilah orang Yahudi, puasalah sehari sebelumnya atau sehari setelahnya" Hadits ini disebutkan oleh Syaikh Al-Albani di dalam ta'liq (komentar) nya terhadap Shahih Ibnu Khuzaimah juz 3 no. 290, bahwa sanadnya dha'if, karena kejelakan hafalan Abu Laila, dan Atha' serta yang lain menyelisihinya juga. Bahkan Ath-Thahawi dan Baihaqi meriwayatkan dari Ibnu Abbas secara mauquf (dari perkataan Ibnu Abbas) dan sanadnya shahih. Sekarang jelaslah tentang kelemahan orang yang menyatakan bahwa puasa Asyura itu bertingkat-tingkat. Yang paling tinggi tingkatannya adalah puasa sebelum ataupun sesudahnya. Dalam hal ini perkataan Ibnu Abbas menjadi penguat puasa pada tanggal 9

Page 91: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 91

Muharram dan 10 Muharram dalam rangka untuk menyelisihi orang Yahudi. Inilah pendapat yang dipilih Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah di dalam Fatawa juz 25 hal. 313. Wallahu a'lam PERINGATAN TENTANG HADITS DHAIF YANG BERKAITAN DENGAN KEUTAMAAN ASYURA "Artinya : Siapa yang memberikan kelonggaran (nafkah) kepada orang yang menjadi tanggungannya pada hari Asyura, maka Allah akan memberikan kelonggaran kepadanya selama setahun penuh". Hadits dhaif sebagaimana disebutkan di dalam Kitab Tamamul Minnah oleh Syaikh Al-Albani hal. 412 "Artinya : Siapa yang bercelak dengan itsmid pada hari Asyura, dia tidak akan terkena penyakit mata selamanya" Hadits maudhu (palsu) sebagaimana di dalam kiat Adh-Dhaifah no. 224 Maka sikap Ahlu Sunnah wal Jama'ah di dalam menghadapi hari Asyura adalah bahwa Asyura bukanlah hari untuk senda gurau ataupun untuk mencela. Akan tetapi yang sunnah ialah melakukan puasa, sebagaimana Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam berpuasa pada hari itu, bahkan menganjurkannya. Dan terkutulah ahli bid'ah (yang membikin berbagai bid'ah pada hari yang mulia ini) "Artinya : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa mengagungkan hari itu dan memanggil bayi-bayi yan menyusui milik beliau dan Fathimah, kemudian beliau meludah di mulut mereka dan memerintahkan ibu mereka agar tidak menyusuinya sampai malam" Hadits dhaif, sebagaimana disebutkan di dalam kitab Shahih Ibnu Khuzaimah no. 2089 Akhirnya, inilah yang bisa kami ketengahkan tentang pembahasan penting yang berhubungan dengan bulan Muharram. Jika pembaca menginginkan pembasahan yang lebih luas bisa melihat kitab-kitab fikih induk dan kitab-kitab aqidah yang membantah ahli bid'ah dan kitab-kitab lain yang membahas masalah ini. Dan juga hendaknya melihat kitab Ra'sul Husain karya Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, kitab Istisyhadul Husain karya Ibnu Katsir, dan kitab Al-Awashim Minal Qawashim karya Ibnul Arabi Al-Maliki. Sehingga bisa mengetahui hakikat peristiwa musibah Husain bin Ali menurut pandangan Ahlus Sunnah wal Jama'ah. Dan juga mengetahui seberapa besar bid'ah-bid'ah dan kemungkaran-kemungkaran yang dilakukan oleh orang-orang Syi'ah Rafidhah, yang mengatas namakan kecintaan kepada Ahlul Bait dan pembelaan kepada mereka dengan merusak sejarah Islam. Dan agar mengetahui berdasarkan ilmu, tentang sejarah Husain Radhiyalahu 'anhu dan riwayat-riwayat yang menceritakan tentang musibah yang besar itu. Yang hingga kini terus menerus umat harus membayar harga musibah tersebut. Semua itu mereka lakukan dengan mengatas namakan Ahlul Bait dan penghapusan dosa terbunuhnya Husain dengan cara membunuh Ahlu Sunnah wal Jama'ah, mengadakan propaganda-propaganda untuk melawan Ahlus Sunnah, dan menanamkan rasa takut di hati mereka. Maka semoga Allah

Page 92: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 92

membinasakan ahli bid'ah dan ahli ahwa, yang mereka itu membunuhi umat Islam tetapi membiarkan para penyembah berhala. Kita memohon kepada Allah semoga Dia menyelamatkan kita dari bid'ah-bid'ah dan dari perkara-perkara yang diadakan di dalam agama. [Diterjemahkan oleh Abu Aminah Ady Abdul Jabbar dari majalah Al-Ashalah, hal.67-73, No. 11, 15 Dzulhijjah 1414h] Wassalamu'alaykum wa RohmatulloHi wa BarokatuHu

Page 93: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 93

Pengirim : Nana yahya [email protected] Tgl. Email : 18-01-2008

Strategi Setan Menjerumuskan Manusia Sebelum kita mengetahui strategi setan menjerumuskan manusia, ada baiknya terlebih dahulu mengetahui Visi dan Misi setan. Visi setan adalah memperbudak manusia dan Misi setan mengkondisikan manusia lupa kepada Alah SWT. Adapun strategi setan untuk mewujudkan visi dan misinya adalah sbb :

1. Waswasah Waswasah artinya membisikkan keraguan pada manusia ketika melakukan kebaikan atau amal sholeh. Saat kumandang azan subuh dan tubuh kita masih dililit selimut, terbersit dalam pikiran kita, "Nanti lima menit lagi". Ini adalah waswasah. Kenyataannya bukan lima menit tapi satu jam, akhirnya Sholat Shubuh terlambat bahkan tidak sholat.

2. Tazyin Tazyin artinya membungkus kemaksiatan dengan kenikmatan. Segala yang berbau maksiat biasanya terlihat indah, Misalnya, mengapa orang yang berpacaran lebih mesra daripada suami-istri? Jalan-jalan saat pacaran lebih mengesankan daripada setelah menikah. Ini karena ada unsur tazyin. Pacaran itu maksiat, sementara nikah itu ibadah. Maksiat disulap oleh setan sehingga terasa lebih indah, nikmat dan mengesankan. Inilah yang disebut strategi tazyin.

3. Tamanni Tamanni artinya memperdaya manusia dengan khayalan dan angan-angan. Pernahkan terbersit niat akan Shalat Tahjud saat merebahkan badan di tempat tidur? Namun pada jam tiga saat wekwr berbunyi, kita cepat-cepat mematikannya lalu meneruskan tidur. Pernahkan kita ingin bertobat? Namun pada sat maksiat ada di depan mata, kita tetap saja melakukannya. Ironisnya ini berlangsung berkali-kali. Inilah yang disebut strategi tamanni.

4. A'dawah A'dawah artinya berusaha menanamkan permusuhan. Setan berikhtiar menumbuhkan permusuhan di anatara manusia. Biasanya permusuhan berawal dari prasangka buruk. Supaya manusia bermusuhan, setan biasanya penumbuhkan prasangka buruk.Karena itu waspadai kalau kita berprasangka buruk pada orang lain, sesungguhnya kita telah terperangkap strategi setan.

5. Takwif Takwif artinya menakut-nakuti. Pernahkah merasa takut miskin karena menginfakkan sebagian harta, takut disebut sok alim karena datang ke majelis taklim? Kalau kita pernah merasakannya, inilah strategi takhwif.

6. Shaddun Shaddun artinya berusaha menghalang-halangi manusia menjalankan perintah Allah dengan menggunakan berbagai hambatan. Pernahkah anda merasa malas saat mau melakukan sholat, atau mengantuk saat membaca Al Qur'an meskipun sudah cukup tidur? Ini adalah gejala shaddun dari setan.

Page 94: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 94

7. Wa'dun Wa'dun artinya janji palsu. Setan berusaha membujuk manusia agar mau mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan. Akhirnya manusia mempercayainya. Misalnya, banyak kasus seorang wanita menyerahkan dirinya pada sang pacar karena dijanjikan akan dinikahi, namun setelah hamil sang pacar meninggalkannya begutu saja. Dia tidak mau bertanggung jawab. Inilah contoh wa'dun atau janji palsu dari setan.

8. Kaidun Kaidun artinya tipu daya. Setan berusaha sekuat tenaga memasang sejumlah perangkap agar manusia terjebak. Pernahkah saat diberi tugas, kita berpikir nanti saja mengerjakannya krn waktu masih lama? Ternyata setelah dekat waktunya kita mengerjakan asal-asalan dan tergesa-gesa sehingga hasilnya tidak optimal atau ada kemunginan pada waktu yang ditentukan pekerjaan tidak selesai. Strategi ini disebut kaidun.

9. Nisyan Nisyan artinya lupa. Sesungguhnya lupa itu adalah hal yang manusiawi. Lupa memang sesuatu hal yang manusiawi, tetapi setan berusaha agar manusia menjadikan lupa sebagai alasan untuk menutupi tanggung jawab. Pernahkan kita lupa menunaikan janji? Lupa sholat? Kalau sesekali itu bisa disebut manusiawi, tetapi kalau sering dilakukan berarti terjebak strategi nisyan.

Demikian ringkasan tentang strategi setan. Semoga kita dapat mencermati dan berusaha agar tidak terjebak strategi setan laknatullah (setan yang dilaknat Allah) Sumber : Judul Buku : Strategi setan menjerumuskan manusia (Menelanjangi strategi jin) Pengarang : Ustadz Aam Amiruddin

Page 95: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 95

Pengirim : [email protected] Tgl. Email : 18-01-2008

APA YANG HARUS DILAKUKAN UNTUK DAPAT MENAFSIRKAN AL-QUR'AN?

oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani Pertanyaan : Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani ditanya : "Apa yang harus dilakukan untuk dapat menafsirkan Al-Qur'an?" Jawaban : Allah Subhanahu wa Ta'ala telah menurunkan Al-Qur'an ke dalam hati nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wasallam agar beliau mengeluarkan manusia dari kekufuran dan kejahilan yang penuh dengan kegelapan menuju cahaya Islam. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Qur'an surat Ibrahim : 1

� �����.%����'�$��� � �*����� �� � ���+ !� �, $����- �! ���������.� ���/' ���+ :����� 0 ���1� �� �/ ��� ( �� ��� ����+ :����0��!�1�

�*- �* � � ������ ���2�; �����������

"Artinya : Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang Kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin Rabb mereka, (yaitu) menuju jalan Rabb Yang Maha Perkasa lagi Maha Terpuji". Allah Subhanahu wa Ta'ala juga menjadikan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai orang yang berhak menjelaskan, menerangkan, dan menafsirkan isi Al-Qur'an. Firman Allah Subhanahu wa Ta'ala di dalam surat An-Nahl : 44 "Artinya : Keterangan-keterangan (mu'jizat) dan kitab-kitab. Dan Kami turunkan kepadamu Al-Qur'an, agar kami menerangkan kepada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka supaya mereka memikirkan". Sunnah berfungsi sebagai penafsir dan penjelas isi Al-Qur'an, dan sunnah ini juga merupakan wahyu karena yang diucapkan oleh Rasullullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah bukan hasil pemikiran Rasulullah, tetapi semuanya dari wahyu Allah Subhanahu wa Ta'ala. Sebagaimana ditegaskan oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam Al-Qur'an surat An-Najm : 3-4.

�� � ��.�3!�-�������<� �= �>����9������ ���� ����# ���2$ �� ��$� -��?������

"Artinya : Dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al-Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)".

Page 96: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 96

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al-Qur'an dan sesuatu yang hampir sama dengan Al-Qur'an. Ketahuilah, akan ada seorang lelaki kaya raya yang duduk di atas tempat duduk yang mewah dan dia berkata, "Berpeganglah kalian kepada Al-Qur'an. Apapun yang dikatakan halal didalam Al-Qur'an, maka halalkanlah, sebaliknya apapun yang dikatakan haram dalam Al-Qur'an, maka haramkanlah. Sesungguhnya apapun yang diharamkan oleh Rasulullah, Allah juga mengharamkannya" [Takhrijul Misykat No. 163] Untuk itu cara menafsirkan Al-Qur'an adalah: Cara Pertama : Adalah dengan sunnah. Sunnah ini berupa : ucapan-ucapan, perbuatan-perbuatan, dan diamnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Cara Kedua : Adalah dengan penafsiran para sahabat. Dalam hal ini pelopor mereka adalah Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas Radhiyallahu 'anhu. Ibnu Mas'ud termasuk sahabat yang menemani Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam sejak dari awal dan dia selalu memperhatikan dan bertanya tentang Al-Qur'an serta cara memahaminya dan juga cara menafsirkannya. Sedangkan mengenai Ibnu Abbas, Ibnu Mas'ud pernah berkata : "Dia adalah penerjemah Al-Qur'an". Oleh karena itu tafsir yang berasal dari seorang sahabat harus kita terima dengan lapang dada, dengan syarat tafsir tersebut tidak bertentangan dengan tafsiran sahabat yang lain. Cara Ketiga : Yaitu apabila suatu ayat tidak kita temukan tafsirnya dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat, maka kita cari tafsiran dari para tabi'in yang merupakan murid-murid para sahabat, terutama murid-murid Ibnu Mas'ud dan Ibnu Abbas, seperti : Sa'ad bin Juba'ir, Thawus, Mujahid, dan lain-lain. Sangat disayangkan, sampai hari ini banyak sekali ayat-ayat Al-Qur'an yang tidak ditafsirkan dengan ketiga cara di atas, tetapi hanya ditafsirkan dengan ra'yu (pendapat/akal) atau ditafsirkan berdasarkan madzhab yang tidak ada keterangannya dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam secara langsung. Ini adalah masalah yang sangat mengkhawatirkan apabila ayat-ayat Al-Qur'an ditafsirkan hanya untuk memperkuat dan membela satu madzhab, yang hasil tafsirnya bertentangan dengan tafsiran para ulama ahli tafsir. Untuk menunjukkan betapa bahayanya tafsir yang hanya berdasarkan madzhab, akan kami kemukakan satu contoh sebagai bahan renungan yaitu tafsir Al-Qur'an surat Al-Muzammil : 20. "Artinya : Maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an" Berdasarkan ayat ini, sebagian penganut madzhab berpendapat bahwa yang wajib dibaca oleh seseorang yang sedang berdiri shalat adalah ayat-ayat Al-Qur'an mana saja. Boleh ayat-ayat yang sangat panjang atau boleh hanya tiga ayat pendek saja. Yang penting membaca Al-Qur'an. (tidak harus Al-Fatihah -pent-).

Page 97: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 97

Betapa anehnya mereka berpendapat seperti ini, padahal Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Artinya : Tidak ada shalat bagi orang yang tidak membaca pembuka Al-Kitab (surat Al-Fatihah)" [Shahihul Jaami' No. 7389] Dan di hadits lain Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda. "Artinya : Barangsiapa yang shalat tidak membaca surat Al-Fatihah maka shalatnya kurang, shalatnya kurang, shalatnya kurang, tidak sempurna" [Shifatu Shalatain Nabiy hal. 97] Berdasarkan tafsir diatas, berarti mereka telah menolak dua hadits shahih tersebut, karena menurut mereka tidak boleh menafsirkan Al-Qur'an kecuali dengan hadits yang mutawatir, dengan kata lain mereka mengatakan, "Tidak boleh menafsirkan yang mutawatir kecuali dengan yang mutawatir pula". Akhirnya mereka menolak dua hadits tersebut karena sudah terlanjur mempercayai tafsiran mereka yang berdasarkan ra'yu dan madzhab. Padahal semua ulama tafsir, baik ulama yang mutaqaddimin (terdahulu) atau ulama yang mutaakhirin (sekarang), semuanya sependapat bahwa maksud 'bacalah' dalam ayat di atas adalah 'shalatlah'. Jadi ayat tersebut maksudnya adalah : "Maka shalatlah qiyamul lail (shalat malam) dengan bilangan raka'at yang kalian sanggupi". Tafsir ini akan lebih jelas apabila kita perhatikan seluruh ayat tersebut. "Artinya : Sesungguhnya Rabbmu mengetahui bahwasanya kamu berdiri (shalat) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang yang besama kamu. Dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas waktu-waktu itu, maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an. Dia mengetahui bahwa akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah ; dan orang-orang yang lain lagi yang berperang di jalan Allah, maka bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al-Qur'an dan dirikanlah shalat, tunaikan zakat dan berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. Dan kebaikan apa saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh (balasan)nya di sisi Allah sebagai balasan yang paling baik dan yang paling besar pahalanya. Dan mohonlah ampunan kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". Ayat tersebut jelas tidak ada hubungannya dengan apa yang wajib dibaca di dalam shalat. Ayat tersebut mengandung maksud bahwa Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memberi kemudahan kepada kaum muslimin untuk shalat malam dengan jumlah raka'at kurang dari yang dilakukan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu sebelas raka'at. Inilah maksud sebenarnya dari ayat tersebut. Hal ini dapat diketahui oleh orang-orang yang mengetahui uslub (gaya/kaidah bahasa) dalam bahasa Arab. Dalam uslub bahasa Arab ada gaya bahasa yang sifatnya "menyebut sebagian" tetapi yang dimaksud adalah "keseluruhan"[1] Sebagaimana kita tahu bahwa membaca Al-Qur'an adalah bagian dari shalat.

Page 98: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 98

Allah sering menyebut kata "bacaan/membaca" padahal yang dimaksud adalah shalat. Ini untuk menunjukkan bahwa membaca Al-Qur'an itu merupakan bagian penting dari shalat. Contohnya adalah dalam surat Al-Isra' : 78

((����� * � �3 ����@ ,����44 ��55 ����+ :���1. �� �6�1&�� ������� �A ����� �!��7 �( � ������������� �A �� ���!��7 �( � ����)��"�

� 68 &��� �����B������

"Artinya : Dirikanlah shalat dari tergelincir matahari (tengah hari) sampai gelap malam (Dzuhur sampai Isya). Dan dirikanlah pula bacaan fajar" Dalam ayat ini Allah Subhanahu wa Ta'ala menyebut 'qur'ana al-fajri'. Tapi yang dimaksud adalah shalat fajar (shalat shubuh). Demikianlah salah satu uslub dalam bahasa Arab. Dengan tafsiran yang sudah disepakati oleh para ulama ini (baik ulama salaf maupun ulama khalaf), maka batallah pendapat sebagian penganut madzhab yang menolak dua hadits shahih di atas yang mewajibkan membaca Al-Fatihah dalam shalat. Dan batal juga pendapat mereka yang mengatakan bahwa hadits ahad tidak boleh dipakai untuk menafsirkan Al-Qur'an. Kedua pendapat tersebut tertolak karena dua hal. Tafsiran ayat di atas (Al-Muzzammil : 20) datang dari para ulama tafsir yang semuanya faham dan menguasai kaidah bahasa Al-Qur'an. Tidak mungkin perkataan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bertentangan dengan Al-Qur'an. Justru perkataan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam itu menafsirkan dan menjelaskan isi Al-Qur'an. Jadi sekali lagi, ayat di atas bukan merupakan ayat yang menerangkan apa yang wajib dibaca oleh seorang muslim di dalam shalatnya. Sama sekali tidak, baik shalat fardhu atau shalat sunat. Adapun dua hadits di atas kedudukannya sangat jelas, yaitu menjelaskan bahwa tidak sah shalat kecuali dengan membaca Al-Fatihah. Sekarang hal ini sudah jelas bagi kita. Oleh karena itu seharusnya hati kita merasa tentram dan yakin ketika kita menerima hadits-hadits Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam yang diriwayatkan dalam kitab-kitab sunnah/kitab-kitab hadits yang sanad-sanandnya shahih. Jangan sekali-kali kita bimbang dan ragu untuk menerima hadits-hadits shahih karena omongan sebagian orang yang hidup pada hari ini, dimana mereka berkata : "Kami tidak menolak hadits-hadits ahad selama hadits-hadits tersebut hanya berisi tentang hukum-hukum dan bukan tentang aqidah. Adapun masalah aqidah tidak bisa hanya mengambil berdasarkan hadits-hadits ahad saja". Demikian sangkaan mereka, padahal kita tahu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah mengutus Mu'adz bin Jabal untuk berdakwah, mengajak orang-orang ahli kitab untuk berpegang kepada aqidah tauhid [Shahih Bukhari No. 1458, Shahih Muslim

Page 99: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 99

No. 19], padahal Mu'adz ketika itu diutus hanya seorang diri (berarti yang disampaikan oleh Mu'adz adalah hadits ahad, padahal yang disampaikan adalah menyangkut masalah aqidah -pent-). [Disalin kitab Kaifa Yajibu 'Alaina Annufasirral Qur'anal Karim, edisi Indonesia Tanya Jawab Dalam Memahami Isi Al-Qur'an, Penulis Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, terbitan Pustaka At-Tauhid, penerjemah Abu Abdul Aziz] Foote Note : [1] Misalnya : Menyebut 'bacaan Al-Qur'an' tetapi yang dimaksud adalah shalat karena bacaan Al-Qur'an itu bagian dari shalat. Menyebut kata nafs (=jiwa, nyawa) tetapi yang dimaksud adalah manusia, menyebut 'darah' atau 'memukul' padahal yang dimaksud adalah membunuh (-pent-)

Page 100: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 100

Pengirim : [email protected] Tgl. Email : 19-01-2008

Kisah Indah Sang Khalifah Siang di bumi Madinah, suatu hari. Matahari tengah benderang. Teriknya sungguh garang menyapa hampir setiap jengkal kota dan pepasir lembah. Jalanan senyap, orang-orang lebih memilih istirahat di dalam rumah daripada bepergian dan melakukan perniagaan. Namun tidak baginya, lelaki tegap, berwajah teduh dan mengenakan jubah yang sederhana itu berjalan menyusuri lorong-lorong kota sendirian. Ia tidak peduli dengan panas yang menyengat. Ia tak terganggu dengan debu-debu yang naik ke udara. Ia terus saja bersemangat mengayun langkah. Sesekali ekor matanya berkerling ke sana ke mari seperti tengah mengawasi. Hatinya lega, ketika daerah yang dilewatinya sentosa seperti kemarin. Hingga ketika ia melewati salah satu halaman rumah seorang penduduk, tiba-tiba ia berhenti. Langkahnya surut. Pandangannya tertuju pada anak kecil di sana. Ditajamkan pendengarannya, samar-samar ia seperti mendengar suara lirih cericit burung. Perlahan ia mendatanginya dan dengan lembut ia menyapa bocah laki-laki yang tengah asyik bermain. "Nak, apa yang berada di tanganmu itu?" Wajah si kecil mendongak, hanya sekilas dan menjawab. "Paman, tidakkah paman lihat, ini adalah seekor burung," polosnya ringan. Pandangan lelaki ini meredup, ia jatuh iba melihat burung itu mencericit parau. Di dalam hatinya mengalun sebuah kesedihan, "Burung ini tentu sangat ingin terbang dan anak ini tidak mengerti jika mahluk kecil ini teraniaya." "Bolehkah aku membelinya, nak? Aku sangat ingin memilikinya," suaranya penuh harap. Si kecil memandang lelaki yang tak dikenalnya dengan seksama. Ada gurat kesungguhan dalam paras beningnya. Lelaki itu masih saja menatapnya lekat. Akhirnya dengan agak ragu ia berkata, "Baiklah paman," maka anak kecil pun segera bangkit menyerahkan burung kepada lelaki yang baru pertama kali dijumpainya. Tanpa menunggu, lelaki ini merogoh saku jubah sederhananya. Beberapa keping uang itu kini berpindah. Dalam genggamannya burung kecil itu dibawanya menjauh. Dengan hati-hati kini ia membuka genggamannya seraya bergumam senang, "Dengan menyebut asma Allah yang Maha Penyayang, engkau burung kecil, terbanglah...terbanglah..." Maka sepasang sayap itu mengepak tinggi. Ia menengadah hening memandang burung yang terbang ke jauh angkasa. Sungguh, langit Madinah menjadi saksi, ketika senyuman senang tersungging di bibirnya yang seringkali bertasbih. Sayup-sayup didengarnya sebuah suara lelaki dewasa yang membuatnya pergi dengan langkah tergesa. "Nak, tahukah engkau siapa yang membeli burung mu itu? Tahukah engkau siapa lelaki mulia yang kemudian membebaskan burung itu ke angkasa? Dialah Khalifah Umar nak..."

Page 101: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 101

*** Malam-malam di kota Madinah, suatu hari. Masih seperti malam-malam sebelumnya, ia mengendap berjalan keluar dari rumah petak sederhana. Masih seperti malam kemarin, ia sendirian menelusuri jalanan yang sudah seperti nafasnya sendiri. Dengan udara padang pasir yang dingin tertiup, ia menyulam langkah-langkah merambahi rumah-rumah yang penghuninya ditelan lelap. Tak ingin malam ini terlewati tanpa mengetahui bahwa mereka baik-baik saja. Sungguh tak akan pernah rela ia harus berselimut dalam rumahnya tanpa kepastian di luar sana tak ada bala. Maka ia bertekad malam ini untuk berpatroli lagi. Madinah sudah tersusuri, malam sudah hampir di puncak. Angkasa bertabur kejora. Ia masih berjalan, meski lelah jelas terasa. Sesekali ia mendongak melabuhkan pandangan ke langit Madinah yang terlihat jelita. Maka ia pun tersenyum seperti terhibur dan memuja pencipta. Tak terasa Madinah sudah ditinggalkan, ia berjalan sudah sampai di luar kota. Dan langkahnya terhenti ketika dilihatnya seorang lelaki yang tengah duduk sendirian menghadap sebuah pelita. "Assalamu'alaikum wahai fulan," ia menegur lelaki ini dengan santun. "Apakah yang engkau lakukan malam-malam begini sendirian," tambahnya. Lelaki itu tidak jadi menjawab ketika didengarnya dari dalam tenda suara perempuan yang memanggilnya dengan mengaduh. Dengan tersendat lelaki itu memberitahu bahwa istrinya akan melahirkan. Lelaki itu bingung karena di sana tak ada sanak saudara yang dapat diminta pertolongannya. Setengah berlari maka ia pun pergi, menuju rumah sederhananya yang masih sangat jauh. Ia menyeret kakinya yang sudah lelah karena telah mengelilingi Madinah. Ia terus saja berlari, meski kakinya merasakan dengan jelas batu-batu yang dipijaknya sepanjang jalan. Tentu saja karena alas kakinya telah tipis dan dipenuhi lubang. Ia jadi teringat kembali sahabat-sahabatnya yang mengingatkan agar ia membeli sandal yang baru. "Umm Kultsum, bangunlah, ada kebaikan yang bisa kau lakukan malam ini," Ia membangunkan istrinya dengan nafas tersengal. Sosok perempuan itu menurut tanpa sepatah kata. Dan kini ia tak lagi sendiri berlari. Berdua mereka membelah malam. Allah menjadi saksi keduanya dan memberikan rahmah hingga dengan selamat mereka sampai di tenda lelaki yang istrinya akan melahirkan. Umm Kultsum segera masuk dan membantu persalinan. Allah Maha Besar, suara tangis bayi singgah di telinga. Ibunya selamat. Lelaki itu bersujud mencium tanah dan kemudian menghampirinya sambil berkata, "Siapakah engkau, yang begitu mulia menolong kami?" Lelaki ini tidak perlu memberikan jawaban karena suara Ummi Kultsum saat itu memenuhi lengang udara, "Wahai Amirul Mukminin, ucapkan selamat kepada tuan rumah, telah lahir seorang anak laki-laki yang gagah."

Page 102: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 102

*** Sahabat, betapa terpesona, mengenang kisah indah Khalifah Umar bin Khatab. Ia adalah seorang pemimpin negara, tapi sejarah mengabadikan kesehariannya sebagai orang sederhana tanpa berlimpah harta. Ia adalah orang yang paling berkuasa, tapi lembaran kisah hidupnya begitu penuh kerja keras dalam mengayomi seluruh rakyatnya. Ia adalah orang nomor satu tapi siang dan malamnya jarang dilalui dengan pengawal. Ia seorang penyayang meski kepada seekor burung. Ia sanggup berlari tanpa henti demi menolong seorang perempuan tak dikenal yang akan melahirkan. Dan ia melakukannya sendiri. Ia melakukannya sendiri. *** Husnul Mubarikah [eramuslim]

Page 103: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 103

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 21-01-2008

Tiga Jenis Kecerdasan Semula orang hanya membanggakan kecerdasan intelektual, tetapi sekarang sudah diperkenalkan dua kecerdasan lainnya yaitu kecerdasan emosional (EQ) dan kecerdasan spiritual (SQ).

1. Kecerdasan Intelektual dapat dilihat dari kemampuan seseorang memandang masalah secara ilmiah, menerangkan masalah secara logis dan menyusun rumusan problem solving berdasarkan teori. Hanya saja orang yang hanya cerdas secara intelektual terkadang tersesat kepada logika yang tidak relevan dengan problem solving itu sendiri. Ia puas dengan analisanya yang masuk akal dan bangga dengan kesetiaannya kepada kaidah keilmuan. Penelitian menunjukkan bahwa orang yang IQ nya sangat tinggi jarang sukses memimpin sebuah institusi, sebaliknya kebanyakkan mereka justru bekerja pada institusi yang dipimpin oleh orang yang justru IQnya sedang-sedang saja.

2. Kecerdasan Emosional ditandai dengan kemampuan seseorang mengendalikan diri dalam menghadapi keadaan yang sulit. Dengan pengendalian diri yang kuat, ia bisa dengan tenang melihat permasalahan dan dengan tenang memperhitungkan dampak dari suatu keputusan atau suatu tindakan. Perhatian orang yang cerdas secara semosi bukan pada kaidah ilmu atau kaidah logika tetapi pada bagaimana problem solving dapat dijalankan, oleh karena itu ia bukan hanya berpikir logis tetapi juga berpikir arif dan bijak. Ia bukan hanya mengenali siapa dirinya, tetapi ia juga bekerja keras mengenali orang lain yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi. Baginya bukan kemenangan yang menjadi target, tetapi keberhasilan. Banyak orang yang menang diawal tapi gagal di belakang, sebaliknya orang yang cerdas secara emosi tak mengapa mengalah di depan demi untuk kemenangan yang sesungguhnya dibelakang nanti.

3. Kecerdasan Spiritual ditandai dengan kemampuan seseorang memandang masalah secara batin sebagai lawan dari pandangan mata kepala. Jika pandangan mata kepala terhalang sekat ruang dan waktu. Orang yang memiliki kecerdasan spiritual bukan saja bisa melihat hal-hal dibalik ruang tetapi juga bisa berkomunikasi dengan siapa saja di masa lalu dan yang akan bermain di masa depan. Jika ciri utama orang yang memiliki kecerdsan emosional itu mampu berinteraksi secara hamonis dengan keadaan atau problem hari ini, maka cirri orang yang memiliki kecerdasan spiritual adalah memiliki visi jauh ke depan, melampaui zamannya.

Negarawan yang idealis biasanya memiliki ketiga unsur kecerdasan ini, sehingga puluhan atau bahkan ratusan tahun setelah kematiannya, gagasan-gagasan politiknya masih relevan, sementara politisi pragmatis, gagasan politiknya sudah terkubur bersama dengan kelengserannya Wassalam, Agussyafii

Page 104: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 104

Pengirim : [email protected] [email protected] Tgl. Email : 21-01-2008

Pembagian Harta Gono-Gini Dalam Islam Assalamu'alaikum wr. Wb. Pak Ustad, mohon bantuannya: 1. Saya mempunyai tanah warisan dari orang tua yang sudah balik nama atas nama

saya. 2. Saya juga mempunya Rumah sendiri atas nama saya Saya sudah mempunyai Isteri

dan 1 anak, sengat sangat - sangat terpaksa saya menceraikan Isteri saya. Pertanyaan saya: bagaimanakah pembagian harta gono gini nya? Atas bantuannya saya sampaikan terima kasih. Salam Hormat Saya, PUTRA Putra Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Dalam sebuah rumah tangga Islam, setiap orang punya hak sendiri-sendiri atas harta yang dimilikinya. Suami punya harta dan harta itu miliknya sepenuhnya. Isteri punya harta dan harta itu milik dirinya sepenuhnya. Demikian juga anak-anak, mereka punya harta dan harta itu milik diri mereka sendiri. Namun dari sebagian harta milik suami itu, ada kewajiban untuk memberikan sebagiannya untuk isterinya sebagai nafkah, yaitu selama mereka masih menjadi pasangan suami isteri. Besarnya nafkah itu ditetapkan berdasarkan kesepakatan antara suami dan isteri. Dan nilainya sangat mungkin berbeda antara satu keluarga dengan keluarga lainnya. Tetapi harta milik isteri sepenuhnya milik isteri, misalnya gaji yang didapatnya bila dia bekerja atas izin suami, termasuk yang asalnya dari mahar (maskawin) suami. Isteri punya hak sepenuhnya untuk embelanjakan harta miliknya itu. Ketika terjadi perceraian, maka tidak ada pembagian harta gono gini dalam Islam. Berbeda dengan hukum barat yang harus membagi dua harta bersama bila bercerai, dalam Islam tidak ada urusan dengan harta bersama. Karena Islam tidak mengenal harta bersama antara suami dan isteri. Kecuali bila suami isteri itu membentuk sebuah usaha bersama semacam perusahaan, maka bila mereka sepakat bercerai, belum tentu usaha bersama yang mereka miliki harus bubar. Kalau pun harus bubar, maka pembagian asset-asset perusahaan itu diputuskan sesuai dengan perjanjian dalam perusahaan itu, tidak ada kaitannya dengan hubungan suami isteri. Misalnya, suami isteri sepakat membuka toko dengan modal dari harta suami 75% dan dari harta milik isteri sebesar 25%. Maka kalau mereka bercerai, toko itu tidak harus bubar. Apalagi bila bisnis itu tetap menguntungkan,

Page 105: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 105

mereka tetap bisa mengelola bersama toko itu meski sudah bukan suami isteri lagi. Kalau pun toko itu mau dibubarkan juga, maka hak suami atas asset toko itu adalah 75% dan hak isteri 25%. Tapi yang jelas, Islam tidak mengenal harta bersama antara suami isteri, di luar usaha bisnis yang mereka jalankan. Maka harta suami milik suami dan harta isteri milik isteri. Kalau terjadi perceraian, maka tidak ada secuilpun dari harta suami yang harus diberikan kepada isteri. Dan tidak ada secuil punharta isteri yang harus dibagi kepada suami. Inilah yang adil dan inilah yang benar. Sedangkan harta gono gini yang kita lihat di sekeliling kita tidak ada dasarnya dalam syariah Islam. Wallahu a'lam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc

Page 106: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 106

Pengirim : [email protected] [email protected] Tgl. Email : 24-01-2008

Manajemen Kekayaan Tuntunan Rasulullah Muhammad SAW Sumber : http://www.pks-jaksel.or.id/Article1495.html

PKS-Jaksel: Muhammad saw mempunyai keunikan tersendiri mengenai kekayaan. Pada kondisi-kondisi tertentu beliau menjadi orang ’kaya’, dan pada kondisi-kondisi yang lain menjadi orang ’miskin’. Pada saat-saat tertentu beliau juga berada pada posisi antara keduanya. al ini tidak terlepas dari figur beliau sebagai teladan yang baik (uswatun hasanah) bagi semua lapisan masyarakat. Beliau pernah menjadi orang kaya agar orang-orang kaya di antara umatnya dapat mencontoh bagaimana Rasulullah SAW berinteraksi dengan harta. Misalnya, bagaimana cara memperoleh harta yang baik, mensyukuri kekayaan dan membelanjakannya di jalan yang benar. Sebaliknya, beliau juga pernah menjadi orang miskin agar dapat menjadi contoh yang baik bagi orang-orang yang kekurangan. Misalnya, bagaimana cara bersabar dan menjaga kehormatan dalam kemiskinan serta bagaimana keluar dari jeratan kemiskinan dengan cara yang baik pula. Begitu pula halnya ketika beliau berada pada posisi antara kaya dan miskin. Beliau mencontohkan bagaimana hidup bersahaja. Tidak ada catatan yang lengkap menggambarkan berapa kekayaan yang dimiliki oleh Muhammad saw, baik ketika sebelum menjadi seorang rasul maupun dalam masa kenabian. Di antara informasi tentang kekayaan Muhammad saw sebelum kenabian adalah jumlah mahar yang dibayarkannya ketika menikahi Khadijah. Konon, Muhammad saw menyerahkan 20 ekor unta muda sebagai mahar. Menurut satu riwayat, ditambah dengam 12 uqiyah (ons) emas. Suatu jumlah yang sangat besar apabila dikonversi ke mata uang kita sekarang. Hal ini berarti Muhammad saw telah memiliki kekayaan yang cukup besar kertika beliau akan menikahi Khadijah. Kekayaan itu semakin bertambah setelah menikah karena harta beliau digabung dengan harta Khadijah dan terus dikembangkan melalui perdagangan. Demikian pula, tidak banyak catatan yang ditemukan tentang apa yang terjadi terhadap kekayaan Muhammad saw yang telah dihasilkan sebelum menjadi seorang Rasul. Setelah menjadi seorang Rasul, Muhammad saw lebih sibuk berdakwah daripada mengurusi perdagangan. Dalam beberapa riwayat disebutkan bahwa beliau tidak menyimpan kekayaan di rumah beliau. Menurut satu riwayat, barang-barang yang ditemui di rumah Muhammad saw hanya beberapa peralatan masak dan tikar untuk alas tidur. Muhammad saw lebih banyak menggunakan harta kekayaannya di jalan Allah seperti untuk menyantuni fakir miskin dan anak yatim, serta proyek-proyek sosial lainnya. Kebiasaan ini sebenarnya telah dilakukan oleh Muhammad saw sebelumnya, terutama di bulan Ramadhan. Pada bulan ini beliau memperbanyak sedekah kepada orang-orang yang membutuhkan.

Page 107: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 107

Suatu ketika datang seseorang kepada beliau untuk meminta sesuatu, oleh beliau diberilah orang itu kambing yang banyak. Saking banyaknya sampai memenuhi jalan anatar dua bukit. Lalu orang itu kembali kepada kaumnya dan berkata, ”Masuk Islam lah kamu sekalian, sesungguhnya Muhammad bila memberi dia seperti orang yang tidak takut miskin.” Muhammad saw juga pernah menerima 90.000 dirham, kemudian uang itu diletakkanya di atas tikar lalu uang itu beliau bagi-bagikan kepada orang banyak, dan beliau tidak menolak permintaan siapa pun yang meminta sampai uang itu habis. Ketika kembali dari Perang Hunaiin, beliau disodori uang hasil rampasan perang. Beliau berkata, ”Letakkanlah uang itu di masjid,” dan jumlah uang itu yang terbanyak yang pernah diterimanya. Kemudian beliau sholat di masjid itu, tanpa menoleh kepada uang tadi. Ketika beliau selesai sholat, beliau duduk dekat uang itu dan memberikannya kepada setiap orang yang memintanya. Kemudian baru beliau berdiri setelah uang itu habis. Di samping dari ghanimah, sebagian harta yang dimiliki oleh Muhammad saw berasal dari hadiah. Dalam suatu riwayat diceritakan bahwa salah satu ciri seorang nabi dan rasul adalah menerima hadiah tetapi tidak menerima sedekah. Diceritakan bahwa ciri-ciri ini juga dipercaya oleh para pendeta Nashrani klasik. Alkisah, Salman al Farisi sebelum masuk Islam melakukan perjalanan yang panjang dalam rangka menemukan keislamannya. Salman tinggal dari satu pendeta Nashrani ke pendeta berikutnya. Sampai kemudian, pendeta terkahir yang ditumpanginya menyuruhnya mencari seseorang yang memiliki ciri-ciri kenabian. Di antara cirri kenabian itu adalah dia tidak menerima sedekah tetapi mau menerima hadiah. Setelah bertemu dengan Muhammad saw, Salman memberi sesuatu yang dikatakannya sebagai sedekah. Muhammad saw memberikan sedekah tersebut kepada para sahabat yang ada bersamanya waktu itu. Kemudian Salman memberikan sesuatu yang lain dan mengatakannya sebagai hadiah dan Muhammad saw pun menerimanya. Salman kemudian meyakini bahwa Muhammad saw benar-benar seorang utusan Allah SWT. Menjelang wafatnya, harta yang dimiliki Muhammad saw semakin habis. Sepertinya Muhammad saw berusaha agar ketika beliau wafat tidak ada lagi harta yang dimiliknya dan beliau tidak mempunyai utang. Diceritakan oleh Husain Haikal (2002), di hari-hari sakit yang membawa kepada wafatnya, Muhammad saw memiliki harta tujuh dinar. Karena kawatir ketika meninggal harta itu masih di tangannya, maka dimintanya supaya uangnya itu disedekahkan. Tetapi karena kesibukan keluarganya merawat dan mengurus selama sakitnya dan penyakit yang masih terus bertambah, mereka lupa melaksanakan perintahnya itu. Di hari Ahad sebelum hari wafatnya (Senin) beliau sadar kembali dari pingsannya dan bertanya kepada mereka, ”Apa yang kamu lakukan dengan (dinar) itu?” Aisyah menjawab bahwa dinar itu masih ada di tangannya. Kemudian dimintanya supaya dibawakan. Ketika uang itu sudah diletakkan di tangannya, Muhammad saw berkata, Bagaimana jawab Muhammad kepada Tuhan, sekiranya ia menghadap-Nya sedang ini masih di tangannya?” Kemudian semua uang dinar itu disedekahkan kepada fakir miskin di kalangan muslim. Muhammad saw meninggal dunia dengan tidak meninggalkan

Page 108: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 108

kekayaan duniawi kepada siapapun. Ia pergi melepaskan dunia ini seperti ketika ia datang. Sebagai peninggalan ia mewariskan Al Qur’an dan sunnahnya akan dijadikan pedoman bagi umat manusia. Sumber: Muhammad SAW: The Super Leader Super Manager, Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec

Page 109: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 109

Pengirim : Ismed Hasibuan [email protected] Tgl. Email : 24-01-2008

100 Steps Menuju Kesempurnaan Iman: 1. Bersyukur apabila mendapat nikmat; 2. Sabar apabila mendapat kesulitan; 3. Tawakal apabila mempunyai rencana/program; 4. Ikhlas dalam segala amal perbuatan; 5. Jangan membiarkan hati larut dalam kesedihan; 6. Jangan menyesal atas sesuatu kegagalan; 7. Jangan putus asa dalam menghadapi kesulitan; 8. Jangan usil dengan kekayaan orang; 9. Jangan hasud dan iri atas kesuksesan orang; 10. Jangan sombong kalau memperoleh kesuksesan; 11. Jangan tamak kepada harta; 12. Jangan terlalu ambisius akan sesuatu kedudukan; 13. Jangan hancur karena kezaliman; 14. Jangan goyah karena fitnah; 15. Jangan berkeinginan terlalu tinggi yang melebihi kemampuan diri; 16. Jangan campuri harta dengan harta yang haram; 17. Jangan sakiti ayah dan ibu; 18. Jangan usir orang yang meminta-minta; 19. Jangan sakiti anak yatim; 20. Jauhkan diri dari ! dosa-dosa yang besar; 21. Jangan membiasakan diri melakukan dosa-dosa kecil; 22. Banyak berkunjung ke rumah Allah (masjid); 23. Lakukan solat dengan ikhlas dan khusyu; 24. Lakukan solat fardhu di awal waktu, berjamaah dan di masjid; 25. Biasakan solat malam; 26. Perbanyak dzikir dan do'a kepada Allah; 27. Lakukan puasa wajib dan puasa sunat; 28. Sayangi dan santuni fakir miskin; 29. Jangan ada rasa takut kecuali hanya kepada Allah; 30. Jangan marah berlebih-lebihan; 31. Cintailah seseorang dengan tidak berlebih-lebihan; 32. Bersatulah kerana Allah dan berpisahlah kerana Allah; 33. Berlatihlah konsentrasi fikiran; 34. Penuhi janji apabila telah diikrarkan dan mintalah maaf apabila kerana sesuatu

sebab tidak dapat dipenuhi; 35. Jangan mempunyai musuh, kecuali dengan iblis/syaitan; 36. Jangan percaya ramalan manusia; 37. Jangan terlampau takut miskin; 38. Hormatilah setiap orang; 39. Jangan terlampau takut kepada manusia; 40. Jangan sombong, takabur dan besar kepala; 41. Berlakulah adil dalam segala urusan;

Page 110: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 110

42. Biasakan istighfar dan taubat kepada Allah; 43. Bersihkan rumah dari patung-patung berhala; 44. Hiasi rumah dengan bacaan Al-Quran; 45. Perbanyak silaturahim; 46. Tutup aurat sesuai dengan petunjuk Islam; 47. Bicaralah secukupnya; 48. Beristeri/bersuami kalau sudah siap segala-galanya; 49. Hargai waktu, disiplin waktu dan manfaatkan waktu; 50. Biasakan hidup bersih, tertib dan teratur; 51. Jauhkan diri dari penyakit-penyakit batin; 52. Sediakan waktu untuk santai dengan keluarga; 53. Makanlah secukupnya tidak kekurangan dan tidak berlebihan; 54. Hormatilah kepada guru dan ulama; 55. Sering-sering bershalawat kepada nabi; 56. Cintai keluarga Nabi saw; 57. Jangan terlalu banyak hutang; 58. Jangan terlampau mudah berjanji; 59. Selalu ingat akan saat kematian dan sedar bahawa kehidupan dunia adalah

kehidupan sementara; 60. Jauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat seperti bersembang

pada perkara yang tidak berguna; 61. Bergaullah dengan orang-orang soleh; 62. Sering bangun di penghujung malam, berdoa dan beristighfar; 63. Lakukan ibadah haji dan umrah apabila sudah mampu; 64. Maafkan orang lain yang berbuat salah kepada kita; 65. Jangan dendam dan jangan ada keinginan membalas kejahatan dengan kejahatan

lagi; 66. Jangan membenci seseorang kerana fahaman dan pendirian; 67. Jangan benci kepada orang yang membenci kita; 68. Berlatih untuk berterus terang dalam menentukan sesuatu pilihan; 69. Ringankan beban orang lain dan tolonglah mereka yang mendapat kesulitan; 70. Jangan melukai hati orang lain; 71. Jangan membiasakan berkata dusta; 72. Berlakulah adil, walaupun kita sendiri akan mendapatkan kerugian; 73. Jagalah amanah dengan penuh tanggung jawab; 74. Laksanakan segala tugas dengan penuh keikhlasan dan kesungguhan; 75. Hormati orang lain yang lebih tua dari kita; 76. Jangan membuka aib orang lain; 77. Lihatlah orang yang lebih miskin daripada kita, lihat pula orang yang lebih

berprestasi dari kita; 78. Ambilah pelajaran dari pengalaman orang-orang arif dan bijaksana; 79. Sediakan waktu untuk merenung apa-apa yang sudah dilakukan; 80. Jangan merendah diri kerana miskin dan jangan sombong kerana kaya; 81. Jadilah manusia yang selalu bermanfaat untuk agama, bangsa dan negara; 82. Kenali kekurangan diri dan kenali pula kelebihan orang lain; 83. Jangan membuat orang lain menderita dan sengsara;

Page 111: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 111

84. Berkatalah yang baik-baik atau tidak berkata apa-apa; 85. Hargai prestasi dan pemberian orang; 86. Jangan habiskan waktu untuk sekadar hiburan dan kesenangan; 87. Akrablah dengan setiap orang, walaupun yang bersangkutan tidak menyenangkan; 88. Sediakan waktu untuk berolahraga yang sesuai dengan norma-norma agama dan

kondisi diri kita; 89. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan fizik atau mental kita menjadi

terganggu; 90. Ikutilah nasihat orang-orang yang arif dan bijaksana; 91. Pandai-pandailah untuk melupakan kesalahan orang dan pandai-pandailah untuk

melupakan jasa kita; 92. Jangan berbuat sesuatu yang menyebabkan orang lain terganggu,dan jangan

berkata sesuatu yang dapat menyebabkan orang lain terhina; 93. Jangan cepat percaya kepada berita jelek yang menyangkut teman kita, sebelum

dipastikan kebenarannya; 94. Jangan menunda-nunda pelaksanaan tugas dan kewajiban; 95. Sambutlah uluran tangan setiap orang dengan penuh keakraban dan keramahan

dan tidak berlebihan; 96. Jangan memforsir diri untuk melakukan sesuatu yang di luar kemampuan diri; 97. Waspadalah akan setiap ujian, cobaan, godaan dan tentangan.Jangan lari dari

kenyataan kehidupan; 98. Yakinlah bahwa setiap kebajikan akan melahirkan kebaikan dan setiap kejahatan

akan melahirkan kerusakan; 99. Jangan sukses di atas penderitaan orang dan jangan kaya dengan memiskinkan

orang..

Page 112: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 112

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 24-01-2008

Kesulitan Sebagai bagian Sistem Hidup Syahdan ketika Adam dan Hawa masih berada di sorga, Alloh SWT mempersilahkan kepada keduanya untuk menikmati semua fasilitas sorga tanpa harus berjuang lebih dahulu, karena sorga memang bukan medan perjuangan. Dari fasilitas kenikmatan surgawi yang tak terhitung jumlahnya, seperti disebut dalam al Qur'an, hanya satu yang dilarang oleh Alloh SWT, yaitu tidak boleh memetik buah khuldi, wala taqroba hadzihis syajarota fatakuna min al khosirin, jangan kalian dekati pohon ini, kalian berdua bisa rugi nanti. Rupanya sudah menjadi scenario pembelajaran, bahwa manusia terkadang tidak pandai bersyukur. Sudah diperbolehkan mengambil semua kecuali yang satu ini, eh justeru larangan itulah yang menggodanya. Syetan menggoda Adam dengan menanamkan logika bahwa kunci keabadian itu ada dalam pohon yang terlarang itu . Semua fasilitas surgawi tak bermakna tanpa yang satu itu, rayu syaitan. Adam bersikukuh tak mau menyentuh yang dilarang. Namanya juga syaitan,gagal menggoda Adam, syaitan tak berputus asa, ia mendatangi Hawa isterinya. Rupanya juga sudah menjadi scenario, wanita lebih mudah tergoda untuk mengetahui rahasia dibalik larangan itu, maka Hawa lah yang merajuk merayu Adam supaya dipetikkan buah terlarang itu. Juga sudah menjadi scenario, laki-laki sering tak tahan berpegang kepada prinsip jika mendapat rayuan wanita, maka Adampun melanggar prinsip yang dianut, melanggar apa yang dilarang Alloh SWT, memetik buah khuldi demi menyenangkan isteri tercinta. Setelah pelanggaran itu babak baru kehidupan manusia dimulai. Adam dan Hawa terlempar dari surga yang segalanya serba mudah dan nikmat, lalu ditempatkan dimuka bumi sebagai khalifah Alloh. Firman Alloh SWT, di bumi segalanya juga telah Kusediakan untukmu, tetapi tidak ada yang gratis di sana. Segala kesenangan,kenikmatan bisa kalian peroleh setelah kalian berhasil berjuang menaklukkan kesulitan. Lama Adam dan Hawa harus beradaptasi dengan sunnatulloh kehidupan dibumi. Tapi Adam dan Hawa tidak bisa lari dari system hidup, Adam pun harus menghadapi kenyataan dua anaknya, Qabil dan Habil terlibat konflik hingga berbunuhan. Benarkah hidup di dunia ini tidak enak karena harus menghadapi kesulitan ? Ternyata, seperti yang disebut al Qur.an, bersama kesulitan ada kemudahan, inna ma a al usri yusro, dan dibalik kesulitan ada kenikmatan. Salam Cinta, Agussyafii

Page 113: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 113

Pengirim : [email protected] [email protected] Tgl. Email : 26-01-2008

Meluruskan Kekeliruan Imam oleh Al Ustadz Aunur Rofiq bin Ghufron

Meluruskan kekeliruan imam merupakan kewajiban umat Islam yang berilmu. Kekeliruan imam dalam sholat tidak hanya berakibat bumk kepada dirinya saja, tetapi akan mewariskan kesesatan kepada umat. Oleh karena itu wajib bagi kita semua, apabila kita keliru hendaknya bersenang hati untuk kembali kepada yang kebenaran setelah mengetahui dalilnya. Tidak boleh malu di hadapan manusia hanya karena takut disalahkan atau gengsi karena kehilangan wibawa. Malu dihadapan Allah lebih utama daripada malu di hadapan manusia. Semoga Allah memperlihatkan kepada kita yang haq dan memudahkan kita untuk menerima dan mengamalkannya. Dan memperlihatkan kepada kita yang batil dan memudahkan kita untuk menjauhinya. Sholat merupakan ibadah yang paling pokok setelah seseorang berikrar mengucapkan dua syahadat. Sholat adalah ibadah yang tidak bisa dikurangi atau ditambah, karena Rasululloh SAW telah memberi contoh langsung kepada sahabatnya. Para sahabat telah melihat sholat beliau setiap hari, dari takbir hingga salam. Bahkan beliau menyuruh umatnya agar mengikuti sholatnya tanpa menambah atau mengurangi. Rasululloh SAW berpesan kepada sahabatnya, yang juga untuk semua umatnya : Sholatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku sholat. (HR Bukhori: Kitabul Adzan) Berpijak dengan hadits di atas, maka kita selaku imam wajib mempelajari tuntunan sholat sesuai dengan sunnah Rasululloh SAW. Beberapa Kekeliruan Imam

1. Berpakaian sangat tipis sehingga nampak auratnya. Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin ketika ditanya bagaimana hukumnya seseorang yang sholat dengan memakai baju luar sangat tipis berwarna putih, tidak memakai kain dalam, melainkan celana pendek yang menutupi sebagian paha saja, sedangkan kulit badannya terlihat. Beliau menjawab: "Jika orang itu memakai celana pendek tidak menutupi perut sampai lututnya, sedangkan baju luarnya tipis sekali, orang itu pada hakikatnya belum menutupi aurot, karena istilah menutupi aurot hendaknya menutupi badan sehingga, tidak kelihatan kulitnya. Allah berfirman: Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah setiap (memasuki) masjid. (QS Al-A'rof: 31)". Rosululloh ketika melihat sahabat Jabir bin Abdulloh datang kepadanya malam hari lalu dia sholat malam bersamanya, sedangkan waktu itu dia hanya menyelimutkan pakaian yang sangat sempit sehingga membentuk semua tubuhnya beliau menasihatinya : "Jika pakaian itu sempit, jadikanlah sarung (ikatkan kainmu mulai di atas perut sampai ke bawah), jika kainmu luas sekali, maka selimutkan ke seluruh anggota badanmu". (HR. Bukhari: Kitabus Sholat)

Page 114: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 114

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al-Utsaimin berkata: "Ulama' telah sepakat, bahwa orang yang sholat sedangkan kulitnya kelihatan (karena pakaiannya yang sangat tipis) padahal ia mampu menutupi aurotnya dengan pakaian tebal, maka sholatnya tidak sah." (Lihat Fatawa Manorul Islam 11150) Imam Syafi'i berkata: "Jika orang sholat memakai baju tipis sehingga kelihatan ulimya, maka tidak sah sholatnya". (Kitab Al-Umm 1/78)

2. Mengenakan pakaian luar yang sangat sempit Imam hendaknya mengenakan

pakaian yang lapang dan luas, tidak boleh sempit bagian Iuamya, karena akan mengganggu ketenangan dan kekhusyu'an sholat, bahkan akan membatalkan sholat apabila dia memakai kaos dan celana sempit, sehingga apabila ruku' dan sujud kelihatan sebagian kulit punggungnya. Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan berkata: "Barangsiapa sholat memakai celana sempit (press body), sedangkan dia memakai kemeja pendek, pada waktu ruku' dan sujud tertarik kemejanya sehingga kelihatan sebagian punggungnya yang seharusnya tertutup, maka batal sholatnya. Ini adalah dampak buruk dan memakai pakaian yang diimpor dari orang barat". (Al-Qoul Mubin Fii Akhthoil Mushollin 28)

3. Mengenakan pakaian bergambar Hendaknya pakaian imam bersih dari gambar

dan lukisan, agar tidak mengganggu ketenangan orang yang sedang sholat. Dalilnya: Dari Aisyah dia berkata: Rosululloh memakai khomishah (baju yang berjahit dengan benang sutra atau bulu binatang) miliknya. Baju itu banyak lukisan dan gambarnya. Lalu bellau melihat lukisan-lukisannya. Tatkala selesai sholat, beliau berkata: pergilah dengan membawa baju ini, serahkan kepada Abi Jahm, katakan bahwa baju ini tadi mengganggu sholatku, dan bawalah kemari baju tebal (yang tidak berlukisan dan bergambar) milik Abi Jahm bin Khudzaifah. (HR. Bukhori: Kitabul Libas), Dari Anas ia berkata: 'Aisyah mempunyai tabir (yang tipis berwarna lagi penuh dengan lukisan) dibuat untuk tabir kamar rumahnya. Nabi menyuruh 'Aisyah: Jauhkanlah tabir ini, sebab gambar dan lukisannya senantiasa mengganggu sholatku. (HR. Bukhari: Kitabul Libas)

4. Isbal (menutup mata kaki) Imam tidak boleh mengenakan pakaian yang terlalu

panjang hingga menutupi mata kaki. Maka hendaknya dia mengenakannya di atas mata kaki atau ditengah betisnya. Dalilnya: Dari Abu Huroiroh ia berkata: Tatkala ada seorang laki-laki sholat mengenakan sarung yang menutupi mata kakinya. Nabi menyuruh dia pergi agar berwudlu. Orang itu pergi untuk berwudlu lalu datang, beliau menyuruhnva pergi lagi, ada seorang laki-laki hertanya: "Wahai Rosululloh mengapa engkau perintah dia berwudlu lagi?". Beliau berpaling, lalu beliau berkata: "Orang itu shalat tetapi sarungnya menutupi mata kakinya. Sesungguhnya Allah tidak menerima sholat seorang laki-laki yang musbil (orang yang melakukan isbal - memakai sarung atau celana yang menutupi mata kakinya). (HR. Abu Dawud Kitabul Libas, Imam Ahmad, Imam Nasai. Imam Nawawi berkata: "Sanadnya shohih menurut kriteria Imam Muslim") Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bias Hasan menukll fatwa dari Ibnul Qoyyim Al-Jauziyah menjelaskan hadits di atas: "Maksud hadits ini -wallahu

Page 115: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 115

a'lam bishshowab- bahwa menutupkan sarung sampai mata kaki termasuk perbuatan maksiat, setiap orang yang melakukan kemaksiatan diperintah agar berwudlu dan sholat, karena wudlu itu bisa membakar kemaksiatan". (Al-Qoul Mubin Fii Akhthoil Mushollin hal. 37)

5. Merasa paling berhak menjadi imam karena usianya yang lebih tua Seseorang

diangkat (dipilih) menjadi imam bukanlah karena usianya, tapi yang paling bagus lagi tartil bacaan Al-Qur'annya. Dan jika mungkin, yang paling banyak hafalannya. Dalilnya: Dari Abu Mas'ud Al-Anshory ia berkata: Rasulullah bersabda: Hendaklah yang menjadi imam yang pandai bacaan Al-Qurannya. Apabila mereka sama didalam kepandaiannya, hendaklah yang paling mengerti sunnah, jika mereka sama dalam pengetahuan sunnahnya, hendaknya yang paling pertama hijrahnya, jika hijrahnya bersama-sama, hendaknya yang lebih dahulu masuk Islamnya. Riwayat lain berbunyi: kemudian yang paling tua umurnya".(HR Muslim: Kitabul Masajid wal Mawadli) Lembaga Fatwa'Ulama Saudi Arabia berfatwa: Pilihlah diantara mereka yang paling bagus lagi tartil bacaannya dan yang paling banyak hafalannya. (Fatawa Lajnah AdDaimah Lilbuhus Al-Ilmiyah Wal Ifta 7/348)

6. Tidak lancar membaca ayat Al-Qur'an dan tidak faham tajwid dan makhrojnya.

Imam hendaknya berusaha untuk mempelajari makhroj dan tajwidul Qur'an, agar bacaannya benar, dapat menambah kekhusyuan dan tidak meresahkan makmum disebabkan tidak benamya bacaan imam. Nabi bersabda: Orang yang mahir membaca Al-Qur'an bersama-sama dengan malaikat yang mulia yang baik, dan hiasilah Al-Qur'an itu dengan suaramu. (HR. Imam Bukhari Kitabut Tauhid) Syaikh Abdul Aziz bin Baz ketika ditanya tentang imam yang tidak baik bacaan ayatnya, beliau menjawab: "Hendaknya kamu berusaha menghafalkan surat-surat AlQur'an dengan tajwid dan memperhatikan makhrojnya. Aku merasa optimis -dengan izin Allah- kamu akan mampu menghafalkannya apabila ada usaha dan kesungguhan. (Majmu' Fatawa Ibnu Baz 4/393)

7. Tidak memperhatikan jarak sutroh (batas tabir) di depannya. Yang benar, imam

hendaknya sebelum bertakbir, berdekatan dengan sutroh (tabir) didepannya. Dalilnya: Dari Sahl bin Abi Hasmah sampailah berita kepada Nabi , lalu Beliau berkata: Apabila salah satu diantara kamu akan melaksanakan sholat menghadap ke tabir (depan), hendaklah dekat dengan tabirnya, syetan tidaklah mampu memutus sholatnya. (HR Abu Dawud. Al-Albani berkata: Imam Hakim menshohihkannya, Imam AdzDzahabi dan Imam Nawawi menyetujuinya). Dalil jarak antara tempat berdiri Nabi dengan tabir depannya tiga hasta: Bilal berkata: Selanjutnya Rosululloh sholat, sedangkan jarak antara tempat beliau berdiri dengan dinding di depannya adalah tiga hasta. (HR. Imam Ahmad). Dalil jarak antara tempat sujud imam dengan dinding semisal berlalunya kambing: Dari Sahl bin Sa'ad ia berkata: Antara tempat sujud Rosululloh dan tembok semisal tempat yang bisa dilalui kambing. (HR Imam Bukhori: Kitabus Sholat)

Page 116: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 116

8. Tidak menghadap lurus ke arah kiblat. Imam tidak menghadap kiblat, tetapi serong beberapa derajat ke arah kanan (ke arah utara), padahal posisi kiblat sudah benar. Yang benar imam lurus menghadap kiblat. Dari Jabir bin Abdillah ia berkata: Rosululloh apabila sholat (sunnah) di atas kendaraannya, beliau enghadap ke mana saja kendaraannya menghadap, tetapi apa bila beliau ingin menjalankan sholat wajib, beliau turun dan menghadap ke kiblat. (HR Imam Bukhori: Kitabus Sholat)

9. Tidak menghadap kepada makmum untuk meluruskan shof. Sebelum imam

bertakbirotul ihram tidak menghadap kepada makmum untuk meluruskan shof. Yang benar, sebelum bertakbirotul ihrom hendaknya imam menghadap kepada makmum untuk meluruskan shof. Dalilnya: Anas bin Malik berkata: Ketika selesai qomat, Rosululloh menghadap ke arah kami dengan wajahnya. seraya berkata: Luruskan shofmu, rapatlah, karena aku melihatmu dari belakang punggungku. (HR Imam Bukhori Kitabul Adzan)

10. Hanya melihat shot makmum sebelum bertakbirotulihrom. Yang benar, imam

menghadap kepada makmum dan melihat shof sambil berpesan: sawwu shufufakum (luruskan barisanmu), tarooshuu (rapatkan shofmu), suddul kholal (rapatkan yang masih renggang) dan kalimat semisalnya. Dalilnya: Dari Anas bin Malik dari Nabi beliau berkata: sawwuu shufufakum fa inna taswiyatash shuhuf min iqamatishsholaat (luruskan shafmu karena lurusnya shof termasuk menegakkan shalat) (HR Bukhori Kitabul Adzan. Di dalam riwayat Bukhori yang lain, Nabi bersabda: Aqiimuu shufufakum (luruskan shofmu), tarooshshuu (rapatlah)) Didalam riwayat Abu Dawud, Nabi bersabda: Haadzuu bainal manakib (rapatkan antara pundak), suddul kholal (tutuplah yang kosong).

11. Melafadzkan niat dengan bacaan usholli. Ketika akan bertakbirotul ihram imam

melafadzkan niat (misal : membaca usholli .... dan seterusnya) bahkan kadang-kadang mengeraskannya. Niat itu tempatnya dihati, tidak perlu diucapkan dengan lisan, sebab ucapan yang pertama pada waktu sholat ialah takbir "Allohu Akbar" sebagaimana sabda Nabi Muhammad: Dari 'Aisyah, dia berkata: Rosululloh memulai sholatnya dengan takbir, selanjutnya beliau membaca alhamdulillahi rabbil 'alamin. (HR. Muslim: Kitabul Sholat). Imam Nawawi berkata: "Niat hendaknya hadir bersamaan dengan membaca takbirotul ihram". (Sifatus Sholatin Nabi oleh Al-Albani: 85) Syaikh Abdul Aziz bin Baz berkata "Melafadzkan niat ketika akan bertakbirotul ihrom tidak ada contoh dari Nabi Muhammad, bahkan perbuatan itu termasuk bid'ah". (Majmu' Fatawa Ibnu Baz 4/202)

12. Berulang-ulang mengangkat kedua tangannya ketika bertakbirotul ihrom. Yang benar mengangkat tangan ketika bertakbirotul ihram hanya sekali, sebagaimana contoh dari Nabi dan para sahabatnya. Ibnul Qoyyim Aljauzy berkata: "Di antara macam-macam waswas yang merusak sholat ialah mengulang-ulangi sebagian kalimat, seperti ketika duduk bertahiyyat membaca at ..at ..attahi ..attahiyatu, pada waktu salam membaca as.. as ..assaa ..assalamu'al dan ketika

Page 117: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 117

bertakbir ak ..ak ..ak ..akbar atau semisalnya. Pengulangan itu pada dzohimya membatalkan sholat. Jika yang melakukan imam maka dia telah merusak sholat makmum. (Ighotsatu Lahfan Min Mashoyidis Syaithon 1/158)

13. Bersedekap di atas lambung kiri Yang benar adalah bersedekap dengan

meletakkan telapak tangan kanan di alas punggung tangan kiri, atau di atas pergelangan tangan kiri, atau di atas lengan tangan kiri, lalu diletakkan di atas dada, sedangkan tangan kanan kadang kala menggenggam tangan kiri dan kadangkala tidak. Dalilnya: Dari Abu Huroirah dia berkata: Rosululloh melarang meletakkan Iangan di alas lambung ketika shalat. (HR Abu Dawud). Adapun dalil contoh bersedekap menurut sunnah: Selanjutnya Rosululloh meletakkan tangan kanannya di alas tapak tangan kiri, (atau) di alas pergelangan (langan kiri) atau di atas lengan kiri. (HR Abu Dawud Kitahus Sholal. An-Nasai Kitabul lftitah. Ibnu Hibban di dalam shohihnya (485) Al-Albani berkata: sanadnya shahih. Lalu beliau meletakkan dua tangannya di atas dada, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah didalam kitab shohihnya: 1/54.

14. Membaca AI-Fatihah terlalu cepat, menyambung ayat dengan ayat yang lain

(tidak berhenti setiap ayat). Yang benar, imam ketika membaca surat Fatihah atau surat yang lain pada waktu sholat hendaknya berhenti setiap ayat. Rosululloh memberi contoh kepada sahabatnya membaca Fatihah ayat demi ayat, membaca Bismalahir Rahmaanir Rahiim lalu berhenti, Alhamdulillahi rabbil 'alamiin lalu berhenti, Ar-Rahmaanir Rahiim lalu berhenti dan demikianlah seterusnya. demikian pula bacaan beliau untuk setiap surat, beliau berhenti setiap pangkal ayat dan tidak menyambungnya. (Lihat Sifatus Sholatin Nabi oleh Al Albani 96)

15. Membaca robbighfirli seusai membaca Fatihah. Yang benar, Imam setelah

membaca surat Fatihah dengan jahr, hendaknya membaca aamiin dengan suara keras pula. Adapun dalilnya sebagaimana point . Adapun membaca robbighfirli setelah membaca Fatihah termasuk amalan bid'ah.

16. Tidak mengucapkan 'amin' dengan suara keras Yakni usai membaca Fatihah pada

dua roka'at pertama sholat jahr. Yang benar: ketika Imam membaca Fatihah dengan suara keras hendaknya membaca aamiin dengan suara keras. Dalilnya: Dari Wail bin Hujr ia berkata: Rasulullah apabila selesai membaca waladh dhaaalliiin, beliau membaca aamiin dengan suara keras. (HR Abu Dawud: Kitabus Shalat dengan sanad yang shahih)

17. Memanjangkan bacaan takbir Membaca takbir intiqol (takbir pada saat pindah

gerakan shalat) dengan melantunkan suara, seperti: ...aaaaallahu akbar atau ...allaaaaahu akbar atau ..aaallaaaaahu akbaaaaar. Bacaan takbir yang benar ialah allaahu akbar (huruf lam jalalah dibaca dua harokat), baik pada waktu takbirotul ihram atau takbir intiqol, karena bacaan yang seharusnya dibaca pendek lalu dibaca panjang akan merubah makna. Ibnu Hazm berkata: "Tidak dibenarkan bagi imam memanjangkan (melanturkan) bacaan takbir, tetapi hams

Page 118: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 118

mempercepat. Tidak dibenarkan ketika ruku', sujud, berdiri dan duduk kecuali harus sempuma bacaan takbimya". (Al Muhalla: 4/151)

18. Tergesa-gesa dalam setiap gerakan, sehingga hilang kekhusu'annya. Yang benar

setiap gerakan hendaknya disertai dengan tuma'ninah, karena Nabi pernah menyuruh orang agar mengulangi shalatnya ketika sholamya terlalu cepat. Beliau bersabda: "...maka apabila kamu ruku', letakkan dua tapak tanganmu di atas dua lututmu, ulurkan punggungmu, kokohkan ruku'mu, jika kamu mengangkat kepalamu (dari ruku') luruskan tulang rusukmu sehingga kembali tulang itu kepada persendiannya, jika kamu sujud maka kokohkan sujudmu, jika kamu mengangkat kepalamu (dari sujud) duduklah di atas pahamu yang kiri, selanjutnya kerjakan itu semua setiap ruku' dan sujud. (HR Imam Ahmad: Musnad Al-Kufiyyin)

19. Mengusap wajah dengan tangan setelah mengucapkan salam Yang benar, setelah

salam tidak mengusap muka dengan tangannya, karena tidak ada contoh dari Nabi. Syaikh Ibnu Baz ketika beliau ditanya tentang hukum mengusap muka setelah salam, beliau menjawab: Tidak ada tuntanannya, tetapi jika mengusap mukanya sebelum salam hukumnya makruh, karena Nabi ketika salam pada waktu sholat subuh, dahinya kelihatan bekas tanah basah, karena pada malam harinya turun hujan. Ini menunjukkan lebih utamanya sebelum salam tidak mengusap mukanya. (Majmu' Fatawa Ibnu Baz: 4/272)

20. Tidak menghadap kepada makmum setelah salam Biasanya imam tetap

menghadap kekiblat setelah salam atau menghadap ke utara (arah kanan kiblat). Yang benar, setelah salam imam boleh menghadap kiblat sebentar saja untuk istighfar 3 kali dan berdzikir seperti dzikir Nabi dibawah ini: Dari 'Aisyah dia berkata: Nabi apabila setelah salam, beliau tidak duduk melainkan kira-kira membaca: "Allaahumma antas Salaam wa minkas salam tabaarakta dzal jalaali wal ikroom." (HR Muslim: Kitabul Masajid Wal Mawadli'). Syalkhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Tidak layak bagi imam duduk setelah salam menghadap kiblat melainkan untuk beristighfar 3 kali dan membaca: "Allaahumma antas Salaam wa minkas salam tabaarakta dzal jalaali wal ikroom." (Majmu' Fatawa Ibnu Timiyah 22/505). Rosululloh apabila selesai salam, mengbadap kepada makmum, dalilnya: Kemudian beliau salam, lalu beliau menghadap ke arah kami. (HR Muslim, Kitabul Masajid wal Mawadli') Beliau duduk lama setelah sala menghadap kepada makmum bila ada kepentingan, seperti memberi nasihat dll. Dalilnya: Dari Anas, dia berkata: Rosululloh pernah mengimami kami pada suatu hari, setelah beliau salam beliau menghadap kepada kita, lalu beliau memberi nasihat: "Wahai manusia ... "(HR Muslim Kitabus Sholat).

21. Memimpin dzikir dan membaca Fatihah bersama-sama setelah salam. Yang

benar, dzikir setelah sholat diakukan sendiri-sendiri bagi yang berhajat. Lembaga Fatwa Ulama Saudi Arabia berfatwa: "Sedangkan petunjuk Nabi bahwa beliau berdzikir dan berdo'a sendirian, beliau tidak pemah mengomando sahabatnya

Page 119: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 119

untuk berdzikir bersam-sama. Adapun sebagian manusia membaca Fatihah dan do'a bersama-sama dikamandoi oleh imam setelah shalat termasuk amalan bid'ah." (Fatawa Lajnah Ad-Daimah Lilbuhus Al-Ilmiyah Wal Ifta' 7/122)

Dikutip dari majalah Al-Furqon Edisi 11 Th. I 1423H hal 11 – 12

Page 120: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 120

Pengirim : abuluthfia [email protected] Tgl. Email : 26-01-2008

Awali Segala Aktivitas Kita Dengan "Bismillaahirrahmaanirrahiim" Sumber : http://www.jkmhal.com/main.php?sec=content&cat=8&id=7420

Mengawali segala aktivitas dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim berarti telah mengawali segalaaktivitasnya dengan sesuatu yang baik, sehingga ada nilai plusnya dihadapan Allah SWT. Jadi, ada nilai ibadahnya, kalau orientasinya benar-benar kepada Allah SWT. Dan perlu kita ketahui bahwa Rasulullah SAW sendiri menganjurkan untuk memulai seluruh aktivitas yang baik dengan ucapan Bismillaahirrahmaanirrahiim, sebagaimana sabdanya, "Setiap urusan (perbuatan) yang tidak diawali dengan Bismillahirrahmanirrahim, maka cacat (terputus dari rahmat Allah)." (H.R. Ahmad dan Ashhab Sunan) Membaca Bismillaahirrahmaanirrahiim dengan benar, dengan penuh keikhlasan (kekhusyuan) karena Allah ketika akan melakukan suatu aktivitas, maka setan tidak akan endekati kita. Dalam sebuah hadits dikatakan, "Jika seseorang hendak memasuki rumahnya dan membaca nama Allah ketika ia memasukinya dan ketika ia makan, maka setan berkata kepada sesama setan lainnya, tidak ada tempat tinggal bagi kalian dan tidak ada makan'. Jika ia masuk dan tidak menyebut nama Allah, setan berkata kepada kawan-kawannya, Kalian menemukan tempat tinggal dan makan'." Kita perlu menyiasati jebakan setan dengan mekanisme yang efektif, sehingga setan yang menjalari kita menjadi kurus, pucat dan lunglai. "Bahwa orang-orang mukmin itu bisa menguruskan setannya, sebagaimana salah seorang diantara kamu membuat kurus untanya dalam bepergian." (al-hadits) Sudahkah kita mengawali segala aktivitas kita dengan membaca Bismillaahirrahmaanirrahiim? Kalau belum, awali dari sekarang. Sebab, segala aktivitas kita akan penuh dengan keberkahan kalau di awali dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim dengan ikhlas (khusyu) karena Allah SWT. "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam", (QS. Al-Anam (6): 162) Saya sertakan dalam artikel sederhana ini sebuah lirik lagu yang dinyanyikan oleh Opick yang berjudul "Bismillah". Mudah-mudahan memotivasi lagi diri kita untuk selalu mengawali segala aktivitas kita dengan mengucapkan Bismillaahirrahmaanirrahiim. Bismillah yaa rohman yaa rohiim 2x Bismillah mula-mula Bismillah yang mengawali Bismillah akan membuatmu bahagia

Page 121: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 121

Dengan Bismillah hati kan terjaga Lalu keberkahan menaungi kita Bismillah dan melangkah Bismillah lalu bekerja Bismillah di dalam hatiku tenang Karena semua hanyalah milikNya Bahkan nafas adalah kemurahanNya Bismillah yaa rahman yaa rahiim 4x Terkadang hidup dalam sepi hati Karena jiwa yang rindu tuk kembali pada Allah Bismillah mula-mula Bismillah yang mengawali Bismillah akan membuatmu bahagia Dengan Bismillah hati kan terjaga Lalu keberkahan menaungi kita Bismillah dan melangkah Bismillah lalu bekerja Bismillah di dalam hatiku tenang Karena semua adalah milikNya Bahkan nafas adalah kemurahanNya (Bismillah yaa rahman yaa rahiim) Dengan namaMu ya Allah Dengan namaMu ya Rahman Dengan namaMu ya Rabbi Dengan namaMu..namaMu..ya Rabbi..ya Rabbi Dengan namaMu melangkah Dengan namaMu di hati Dengan namaMu melangkah Dengan namaMu Allah.. Allah.. Allah..

Page 122: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 122

Pengirim : nugraha romadhan [email protected] Tgl. Email : 26-01-2008

Tawajjuh & Talkin Dzikir Source: http://www.qalbu.net/content.php?subaction=showfull&

id=1200675660&archive=&start_from=&ucat=1 Tawajjuh (menghadapkan diri kepada Allah SWT) terjadi dalam Dzikir Sirri. Dzikir Sirri dilakukan dengan menundukkan kepala dalam-dalam, arahkan ke titik lathifah qalbi di bawah puting susu kiri, memejamkan mata, mengatupkan bibir (kalau perlu lidah pun dilipat ke langit-langit atas agar tak ikut bergetar), lalu rasakan asma Allah menelusup masuk ke qalbu. Apabila sebelumnya telah melakukan Dzikir Jahri dengan tepat maka pada saat Dzikir Sirri di qalbu akan ada rasa: Rasa terbakar, kehangatan yang menjalar dari api cinta dan rindu kepada Allah SWT. Rasa tenggelam, terhanyut dalam lautan rahmat Allah SWT, terengkuh dalam pelukan qudrat-Nya dan tertimang dalam buaian iradat-Nya. Rasa terguncang, terguncangnya jiwa dan raga oleh getaran qalbu yang berdzikir mengingat Allah (QS. Al-Anfal 8:2). Puncaknya adalah air mata kebahagiaan yang mengalir dari taman taqwa di dalam qalbu. Burung terbang dengan dua sayap...Ruh melayang dengan dua dzikir: jahri dan sirri Talqîn Dzikir Sebagai persiapan untuk dapat berdzikir dengan baik, qalbu dan lathifah-lathifah yang menjadi sensornya harus mengalami tune up atau initiation lebih dulu. Semua perangkat itu harus menjalani proses aktifasi lebih dulu. Itulah yang disebut dengan talqin dzikir. Berasal dari kata laqqana (membelajarkan), maka talqiynâ (pembelajaran). Talqin Dzikir = Pembelajaran Dzikir: Proses ruhaniyah Menanamkan bibit dzikir ke dalam qalbu murid. Menghubungkan qalbu murid dengan qalbu mursyid agar masuk dalam pantauannya. Dilakukan oleh wali mursyid (wali pembimbing) yang: Taqwa Qalbunya dawâm (ajeg) dalam dzikrullah, Kuat dalam tawhid, Tercahayai oleh nur ilahi. Talqin Dzikir dapat mursyid lakukan melalui wakil talqin. Cermin yang jernih tak perlu sapuan lap, Qalbu yang jernih tak peduli ucapan lafazh... Kalau dzikir hanya sebatas mulut, Bukankah burung beo peniru nomor satu? Alla…hu, Huwa…, Hu…

Page 123: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 123

Pengirim : seri utami [email protected] Tgl. Email : 26-01-2008

Jangan Biarkan Dirimu Hancur Sumber : http://www.dudung.net

Suatu ketika, ada seorang sahabat memulai kotbahnya dengan mengeluarkan selembar uang seratus ribu yang baru. Kemudian dia bertanya "Siapa di antara kamu yang mau uang ini, jika diberikan ikhlas padamu?" Langsung saja yang mengangkat tangan banyak sekali. Katanya lagi " Ya, ini akan saya berikan, tapi sebelumnya biar saya melakukan hal ini". Sahabat tersebut meremas uang kertas seratus ribu itu, menjadi gulungan kecil yang kumal. Kemudian dia buka lagi ke bentuk semula : lembaran seratus ribu, tapi sudah kumal sekali. Lalu dia bertanya " Siapa yang masih mau uang ini?" Tetap saja banyak yang angkat tangan, sebanyak yang tadi. "Oke, akan saya kasih, tapi biarkan saya melakukan hal ini". Dia menjatuhkan lembaran uang itu ke lantai, terus diinjak-injak pakai sepatunya yang habis berjalan di tanah becek sampai nggak karuan bentuknya. Dia tanya lagi" siapa yang masih mau?" Tangan-tangan masih saja terangkat. Masih sebanyak tadi. "Nah, sahabatku, sebenarnya aku dan kau sudah mengambil satu nilai yang sangat berharga dari peristiwa tadi. Kita semua masih mau uang ini walau bentuknya sudah nggak karuan lagi. Sudah jelek, kotor, kumal... tapi nilainya nggak berkurang: tetap seratus ribu rupiah. Sama seperti kita. Walau kau tengah jatuh, tertimpa tangga pula... tengah sakit, tengah hancur pula, atau kau gagal, nggak berdaya, terhimpit, dan merasa terhina, kecewa dan terkhianati, atau dalam keadaan apapun, kau tetap nggak kehilangan nilaimu... karena kau begitu berharga. Jangan biarkan kekecewaan, perasaan, ketakutan, sakit hati, menghancurkan kamu, harapanmu, atau cita-citamu." "Kamu akan selalu tetap berharga, bagi dirimu, bagi diriku, bagi sahabatmu, bagi sahabat yang lain dan kau tetap sama dimata Tuhanmu. Dia, Tuhanmu, akan berlari mendekatimu, jika kau berjalan menuju-Nya. Aku pun sahabatmu akan melakukan hal yang sama, karena fithrah setiap diri kita akan mulia jika mencoba mendekati sifat2 Tuhan kita. Disanalah nilai dirimu berada."

Page 124: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 124

Pengirim : hendra yudha [email protected] Tgl. Email : 26-01-2008

Dualisme dan Monoisme Source: http://www.qalbu.net/content.php?subaction=showfull&

id=1198947660&archive=&start_from=&ucat=1 Ada pencipta dan ada ciptaan, berarti ada dua eksisten, ada dua hal. Tapi yang kedua berasal dari yang pertama. Jadi sebenarnya yang kedua bukan suatu keberadaan yang sejati karena keberadaannya bersumber dari keberadaan yang lain. Ia bukan keberadaan yang sesungguhnya, sebab ia ada karena dikendaki dan diadakan oleh yang pertama. Lalu siapakah keberadaan yang pertama itu? Keberadaan yang hakiki, yang darinya bersumber keberadaan yang lain? Keberadaan yang Mahacerdas, yang Mahamenghendaki, yang Mahamengadakan? Ia mampu mengadakan makhluk-makhluk hidup, berarti Ia Mahamenghidupi. Ia penyebab keteraturan di alam semesta ini, berarti Ia Mahapengatur. Saya menuliskan ide-ide dan pemikiran-pemikiran macam ini, lalu Anda membaca dan memahaminya, padahal kita bersumber dari Dia, berarti Dia Mahapemikir dan Mahapemaham. Ia sungguh Ada, Hidup, Cerdas, Berkendak dan Mampu! Dahulu kala ada seorang anak muda bernama Ibrahim, yang seperti umumnya orang muda lain, ia cerdas, kritis dan berani. Wajar kalau ia selalu mempertanyakan setiap peristiwa dan keadaan yang terjadi di sekitarnya. Termasuk kebiasaan orang-orang di sekitarnya yang sibuk menyembah dan mengabdikan diri mereka kepada patung-patung. Ia mengkritisi sikap itu, apakah patung-patung itu memang layak disembah? Mengapa orang harus menggantungkan harapan hidupnya kepada patung? Ibrahim bertanya kepada orang-orang di sekitarnya, bahkan kepada ayahnya, yang dalam tatanan moral dan budaya mereka saat itu, menempati posisi yang sangat terhormat. Posisi terhormat ayah yang semestinya diseganinya tak mampu membendung hasrat keingintahuan dan kekrtitisannya. Tapi setiap jawaban yang diterima selalu mengundang pertanyaan lainnya. Dan masyarakat disekitarnya tak lagi mampu memberi penjelasan kecuali: "Inilah yang sedari dulu kami melihat nenek-moyang kami melakukannya". Mestinya, dalam anggapan mereka, sesuatu yang sudah dilakukan oleh orang banyak, bahkan secara turun-temurun, dianggap sebagai suatu kebenaran yang final dan tidak lagi dipertanyakan. Tapi, bagi Ibrahim yang muda, tidak. Sesuatu yang sudah diyakini oleh orang banyak, meski secara turun sejak waktu yang lama, tidak berarti keyakinan itu benar dan menjadi steril dari pengujian. Memang manusia tak pernah lepas dari keyakinan. Tak ada ragu yang sempurna. Orang yang sedang sangat meragukan sesuatu sebenarnya saat itu pula ia sedang sangat yakin dengan keraguannya. Tapi keyakinan, selain sebagai sesuatu yang tak terhindari, dalam waktu yang bersamaan pun harus merupakan suatu kebenaran. Sebab meyakini sesuatu yang tidak benar atau cara berkeyakinan yang tidak benar, bukan saja mencederai keyakinan itu sendiri tapi juga membahayakan. Meyakini bahwa binatang buas yang diasuhnya sudah betul-betul jinak, telah membuat banyak pawang celaka diterkam oleh binatang asuhannya. Ternyata binatang buas tetap

Page 125: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 125

saja binatang buas. Begitu juga seorang isteri yang sangat percaya bahwa suaminya mencintainya, dan memang sang suami sangat mencintainya, tapi, karena sering membiarkan suaminya berdua-duaan dengan wanita lain, akhirnya harus kecewa karena ia telah mempercayai sesuatu yang benar namun dengan cara berkepercayaan yang salah. Kepercayaan dan kebenaran haruslah berdampingan seperti dua sisi pada satu uang logam. Ibrahim muda dan kritis, kekritisan yang menuntut jawaban tepat untuk diyakini. Dan ia pun berani untuk mencari kebenaran itu, berani bertanya dan bereksperimen tentang keyakinannya, berani pula menanggung segala konsekuensinya. Di dalam dirinya ada kerinduan yang mendalam untuk menjumpai kebenaran yang hakiki, kerinduan yang selalu mengusiknya untuk mencari sumber dari segala sesuatu yang ada, yang Mahaada, Mahahidup, Mahacerdas, Mahaberkehendak dan Mahamampu. Eksperimen yang berani Kalau paparan wacana yang logis dan sistematis tak juga membuat seseorang mengerti suatu persoalan, kiranya cara apa lagi yang perlu dikemukakan untuk orang itu dapat mengerti? Pembuktian empirik. Satu gambar berbicara seribu bahasa. Melihat bukan saja membuat orang mengerti tapi juga meyakini. Perbuatan nyata menepis setiap tanya. Pembuktian empirik yang dilakukan Ibrahim dengan menghancurkan patung-patung yang disembah membuat setiap orang menarik kesadaran dirinya kedalam lubuk keyakinan yang paling dalam untuk bertanya masihkan keyakinan itu patut dipertahankan? Keyakinan yang telah mengalami koreksi memunculkan kesadaran baru yang lebih segar. Tapi kekuasaan massa masih lebih tinggi lagi Orang banyak tak mampu lagi melawan argumen, logika dan bukti empiris yang disodorkan oleh Ibrahim. Mereka tak punya lagi dasar untuk pendirian mereka. Tapi, seperti umumnya orang kebanyakan lainnya, mereka sulit untuk menerima sesuatu yang baru. Bukan hal yang mudah untuk mengubah keyakinan yang telah terindoktrinasi secara turun temurun dengan prinsip-prinsip baru, meski itu lebih benar. Yang sulit adalah mengubah kebiasaan, termasuk kebiasaan dalam meyakini, kebiasaan menyikapai dan kebiasaan merasakan. Pada saat terdesak mungkin orang akan mengangguk mengiyakan dengan peraqsaan menolak. Di depan raja lalim yang galak para petani akan bersujud sambil kentut. Meskipun pendirian yang mereka yakini tidak benar, tapi setidaknya mereka masih memiliki kelebihan yaitu kebersamaan dengan orang banyak. Bersama-sama dalam kesalahan masih memberi rasa aman, daripada berkemungkinan menuju kebenaran tapi dalam sendirian. Kebersamaan dan rasa aman membangkitkan kekuatan. Kalau saja ada yang menyulut kekuatan itu akan menjadi ledakan kemarahan. Tiba-tiba dari tengah kerumunan orang yang mendakwa Ibrahim terdengar suara: "Bakar saja...!". Akhirnya mereka membakar Ibrahim. Tapi Allah berkehendak lain. Dengan perintah Allah: "Wahai api, jadilah engkau dingin dan damai terhadap Ibrahim", maka Ibrahim selamat dari pembakaran. Lalu apa lagi yang harus diperbuat oleh Ibrahim terhadap umatnya?

Page 126: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 126

Kepada mereka sudah diberikan pengertian yang rasional dan ilmiah. Sudah ditunjukkan bukti-bukti nyata yang empirik tentang ketidakberdayaan patung-patung. Mereka pun sudah menyaksikan sendiri mukjizat, peristiwa ajaib, yang terjadi ketika betapa Ibrahim tak terbakar. Mestinya mereka berfikir, jangan-jangan dengan semua bukti-bukti itu Ibrahim memang benar sehingga alam dan Tuhan pun berpihak kepadanya.

Page 127: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 127

Pengirim : denny prabowo [email protected] Tgl. Email : 26-01-2008

MENCARI KEBERADAAN ALLAH Suatu malam saya berkirim SMS ke beberapa teman. Begini kira-kira bunyi SMS yang saya kirimkan: "Afwan, sebetulnya ini basi, tapi saya merasa perlu menanyakannya. Apa jawaban kamu jika ada orang yang bertanya di manakah Allah berada? Mohon penjelasannya. Jazakumullah Khoir." Pertanyaan dari saya ini bukan dimaksudkan sebagai usaha saya untuk mencari keberadaan Allah. Karena saya merasa tidak perlu mengetahui keberadaan-Nya. Karena keberadaan saya merupakan bukti kongkret dari keberadaan Allah. Sebab, tentunya, saya tidak hadir begitu saja ke dunia ini. Seperti komputer yang saya gunakan untuk menulis ini, ada yang membuatnya sebelum dia bisa saya gunakan untuk menulis. Begitu juga dengan saya, pasti ada yang telah menciptakan saya. Dan itu saya yakini adalah Allah subhanahu wa ta'ala, sebagaimana firman-Nya: "Ingatlah, hanya milik Dialah segala penciptaan dan segala urusan. Mahasuci Allah Rabb sekalian alam."(QS. Al A'raaf: 54). Begitulah saya mengimani Rubbubiyyah Allah. Lalu dengan maksud apa saya berkirim SMS? Pertanyaan ini akan saya jawab kemudian. Tapi sebelumnya, kita baca dulu jawaban dari teman-teman yang saya kirimkan SMS tanpa mengurangi isinya (bahasa SMS telah saya rubah dengan bahasa baku):

1. "Tuhan berada dekat dengan kita jika kita dekat dengan-Nya. Tuhan berada jauh dengan kita jika kita jauh dengan-Nya. Rasanya, cerpen mas yang Seribu Masjid yang Kudirikan bisa menjawab pertanyaan itu" <+62819318xxxxx>

2. "Afwan juga ini jawabannya basi, tapi ya... kira-kira beginilah cara aku

menjawab. Sama kayak udara yang nggak kelihatan tapi bisa dihirup & memberikan kita kehidupan. Sama seperti gaya gravitasi yang gak bisa dilihat tapi menahan kita agar tidak jatuh. Sama kayak cinta yang susah diterjemahkan, tetapi memberi kita kebahagiaan. Dimanakah Allah? Tempatnya di bumi adalah di hati kita. Dan kita baru benar-benar bisa melihatnya kalau sudah tidak di bumi (di surga, kalau di neraka sih tetap aja nggak bisa ngelihat)" <+6285689xxxxx>

3. "Kemarin baca buku sufi, katanya Allah ada di mana-mana termasuk di dalam

dirimu. Kalau minta lihat wujudnya, kata Allah: kamu juga nggak akan percaya, karena dari awal gak percaya. Ibarat udara, nggak perlu melihatnya untuk tahu keberadaanya" <+6281890xxxx>

4. "Waalaikum salam WW. Jawabannya Allah di sana (sambil menunjuk ke arah

langit) sebagaimana hadis ketika Rasulullah bertanya kepada budak wanita maka budak itu melihatkan ke atas. Hati-hati kalau dapat pertanyaan seputar Allah kalau

Page 128: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 128

tidak tahu tanya dulu. Kalau tidak tahu ilmunya kita akan bingung alias pusing 7 keliling atau akidah kita akan melenceng. Jadi harus belajar" <+62818041xxxxx>

5. "Waalaikum salam. Allahu fil qolbi. Allah di dalam hatiku karena Allah lebih

dekat dari urat leherku. Maksudnya ketika ditanya Allah dan kita meyakini kapanpun, di manapun, bagaimanapun kita. Sikap, prilaku, seluruh tingkah laku kita dalam tatapan Allah dan itu terhujam dalam hati kita. Maka nggak usah jauh-jauh mikirnya. Ada juga yang bilang Allah di mana-mana. Maksudnya Allah selalu meliputi kita. Wallahu'alam" <+6281767xxxxx>

6. "Hmm pertanyaan sulit ;) menurut aku Allah ada di mana aja... apalagi ada hadis

yang bilang—kalo nggak salah—kalo Allah diibaratkan di urat nadi kita, bener nggak? Dia berada di ujung langit yang paaaaling ujung... hingga Dia bisa lihat makhluk ciptaan-Nya dari sudut manapun.. ;) itu menurut aku" <+6281806xxxxx>

7. "Assalamu alaikum. Waduh pertanyaan serem lagi nih. Kalo yang nanyanya anak

kecil, bilangnya Allah ada di atas (tapi ini Cuma analogi untuk kedudukanNYA) namun kita nggak bisa melihatNYA (karena Allah bukan benda) namun kekuasaan Allah dapat dilihat pada ciptaanNYA yang sempurna di seluruh jagad raya (ciptaanNYA yang juga nggak sebatas benda lho, keimanan yang dapat menjadi sumber kekuatan seseorang juga salah satunya)" <+6281359xxxxx>

8. "Waalaikumsalam wr wb.sukarnya bisa dijawab.mungkin sms saja tidak cukup.

Allah berada begitu dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari urat nadimu. Suratnya lupa, maaf." <6281219xxxxx>

9. "Soal sulit. Coz, gak definitif. Kita cuma kenal lewat makhluk ciptaanNya. Tapi,

lebih baik kita tanya diri sendiri, sudahkah kita taat dan bersyukur. Coz agama nggak guna tanpa amal. Moga Allah cerahkan hati kita" <+6281707xxxxx>

10. "Karena tidak terikat ruang dan waktu, ya ada di mana-mana or tidak ada di

manapun. How about your reason?" <+6281760xxxxx>

11. "Allah itu ada di atas lapis langit ke-7. tinggi sekali pokoknya. Sehingga bisa melihat semua makhluknya. Kalau nggak percaya naik aja ke gedung tinggi, pasti kita lihat pemandangan di bawah." <+62852808xxxxx>

12. "I don't know with the others, but I believe Allah is everywhere including in my

self, inside and outside.wallahu'alam." <+62813108xxxxx>

13. "...Allah berada dalam setiap INGIN! Kok nanya gitu?" <+62815731xxxxx> Begitulah jawaban dari beberapa teman saya. Sebagian lagi tidak membalas SMS. Mungkin karena ketiadaan pulsa. Saya merasa jawaban-jawaban ini sudah cukup.

Page 129: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 129

Pertanyaan saya tidak dimaksudkan untuk menguji pengetahuan teman-teman saya. Hanya sebagai pintu masuk ke dalam sebuah diskusi yang hendak saya gulirkan. Semua ini berawal dari pengalaman seorang teman yang menulis artikel resensi di majalah kampusnya. Saya tidak ingat judul buku yang diresensinya. Tapi setelah artikelnya itu dimuat, ada seorang pembaca yang melontarkan pertanyaan begini: "Seperti apakah Tuhan? Di manakah Dia berada? Mohon Anda menjelaskan!" Sebuah pertanyaan yang sulit. Tapi penting untuk dijawab. Karena ini menyangkut tauhidul asma wash-shifat. Kesalahan dalam menyikapi pertanyaan ini, memiliki konskuensi yang tidak ringan. Itulah mengapa kemudian saya merasa perlu menuliskannya, dan berharap mendapatkan pengetahuan positif dari tulisan ini, serta dari siapa pun yang telah sudi membaca tulisan ini dan mengoreksinya jika dirasa ada kekurangan. Dari beberapa jawaban yang dilontarkan teman-teman saya, nampak ada yang penuh keyakinan menjelaskan, tapi banyak juga yang sangat berhati-hati dalam hal ini. Dari SMS balasan teman-teman saya, saya memperoleh jawaban beragam. Saya akan coba menglasifikasikan jawaban-jawaban tersebut:

1. Allah berada dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dari urat lehermu. Jawaban ini diberikan oleh SMS no. 1, 5, 6, 8

2. Allah ada di mana-mana. Jawaban ini bisa kita dapatkan pada SMS no. 3, 5, 6, 10, 12

3. Allah ada di dalam hati/dalam diri kita. Jawaban ini bisa kita temukan pada SMS no. 2, 3, 5, 12

4. Allah ada di langit. Jawaban ini bisa kita temukan pada SMS no. 4, 6, 7, 11 5. Allah atau kekuasaan-Nya hanya bisa dikenali lewat makhluk-makhluk ciptaan-

Nya. Jawaban ini ada pada SMS no 7 dan 9 6. Allah ibarat udara, grafitasi, cinta. Jawaban ini bisa kita temui pada SMS no. 2

dan 3 Lalu, di manakah sesungguhnya Allah berada? Ketika para ulama salaf ditanya tentang kaiffiyah istiwa (cara Allah bersemayam) mereka menjawab: "Istiwa (bersemayam) Allah itu sudah dipahami, sedangkan cara-caranya tidak diketahui; mengimaninya (istiwa) adalah wajib dan bertanya tentangnya adalah bid'ah." Jadi, kaum salaf sepakat bahwa kaiffiyah istiwa itu tidak diketahui oleh manusia dan bertanya tentang hal itu adalah bid'ah. Karena hal itu tidak dilakukan oleh para salaf di zamannya. Jika ada orang yang bertanya, "Bagaimana cara Allah turun ke langit dunia?" Maka tanyakanlah kepadanya, "Bagaimanakah DIA?" Jika dia mengatakan, "Saya tidak tahu kaiffiyah (kondisi)-Nya." Maka jawablah, "Maka dari itu kita tidak mengetahui kaiffiyah turun-Nya. Sebab untuk mengetahui kaiffiyah sifat harus terlebih dahulu mengetahui kaiffiyah dzat yang disifati itu." Karena sifat itu adalah cabang dan mengikuti yang disifatinya. Begitu juga ketika kita ingin menanyakan sifat keberadaan Allah. Kita harus tahu kondisi Allah. Jadi bagaiman mungkin kita menjelaskan cara Allah mendengar,

Page 130: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 130

melihat, berbicara, bersemayam, turun, padahal kita tidak mengetahui bagaimana kaifiyyah dzat-Nya? Satu-satunya yang bisa menjelaskan keberadaan Allah, hanyalah Allah subhanahu wata'ala sendiri. Dan Allah sendiri telah menjawab pertanyaan ini lewat nash-nash dalam Alqur'an atau As Sunnah. Keterangan dari keduanya itulah yang sebenarnya bisa diterima dan diakui dalam sistem akidah Islam, jauh dari konsep pemikiran akal manusia. Sebab jawaban kita hanya semata-mata dari keterangan Allah Subhanahu Wata ala sendiri yang secara formal telah memperkenalkan diri-Nya kepada kita. KEBERADAAN ALLAH MENURUT AL QUR'AN DAN AS SUNNAH 1. Allah Berada di Atas Arsy

Keterangan dari Allah ini dapat kita temukan pada ayat-ayat-Nya di bawah ini: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy . Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan matahari, bulan dan bintang-bintang tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam.(QS. Al-Araf : 54) Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa'at kecuali sesudah ada izin-Nya. yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia.Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran? (QS. Yunus : 3) Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan , menjelaskan tanda-tanda , supaya kamu meyakini pertemuan dengan Tuhanmu. (QS. Ar-Ra’d : 2) Tuhan Yang Maha Pemurah. Yang bersemayam di atas 'Arsy .(QS. Thaha : 5) Yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dalam enam masa, kemudian dia bersemayam di atas Arsy , Yang Maha Pemurah, maka tanyakanlah kepada yang lebih mengetahui tentang Dia. (QS. Al-Furqan : 59) Allah lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy . Tidak ada bagi kamu selain dari padaNya seorang penolongpun dan tidak seorang pemberi syafa'at. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?(QS. As-Sajdah : 4) Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa: Kemudian Dia bersemayam di atas 'arsy Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar daripadanya dan apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepada-Nya . Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.(QS. Al-Hadid : 4)

Page 131: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 131

Dan malaikat-malaikat berada di penjuru-penjuru langit. Dan pada hari itu delapan orang malaikat menjunjung 'Arsy Tuhanmu di atas (kepala) mereka. (QS. Al Haaqqah: 17)

2. Allah Berada di Langit “Tidakkah kamu merasa aman dari Allah yang berada DI LANGIT bahwa Dia akan menjungkir-balikkan bumi bersama kamu, sehingga dengan tiba-tiba bumi itu berguncang. Atau apakah merasa aman terhadap Allah yang DI LANGIT bahwa Dia akan mengirimkan badai yang berbatu. Maka kelak kamu akan mengetahui bagaimana (akibat) mendustakan peringatan-Ku”. ( QS Al-Mulk : 16-17). Selain itu ada hadits dari Rasulullah SAW yang juga menjelaskan tentang di manakah Allah SWT itu . Dari Abdullah bin Amr bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Kasihanilah yang di bumi maka kamu akan dikasihani oleh YANG DI LANGIT". (HR. Tirmiziy). Rasulullah bersabda: Tidakkah kalian mau percaya kepadaku padahal aku adalah kepercayaan dari Tuhan yang ada di langit. [Bukhari no.4351 kitabul Maghazi; Muslim no.1064 Kitabuz Zakat] Namun tentang bagaimana keberadaan Allah SWT di langit dan di asry, kita tidak punya keterangan pasti. Maka kita imani keberadaannya sedangkan teknisnya seperti apa, itu majhul atau tidak dapat diketahui karena keterbatasaan panca indera serta keterbatasan akal manusia. Dan bertanya tentang seperti apa teknisnya adalah bid’ah. Ini adalah jawaban paling aman dan inilah yang diajarkan Imam Ahmad kepada kita.

3. Tentang Allah Dekat dan Ada di Mana-mana "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya." (QS. Qaaf : 16) Apabila hamba-hambaKu bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo'a apabila ia berdo'a kepada-Ku...(QS Al-Baqarah: 186). Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. Al-Hadid : 4) Namun kata ma’a tidak berarti menunjukkan tempat seseorang berada. Sebab dalam percakapan kita bisa mengatakan bahwa aku menyertaimu, meski pada kenyataannya tidak berduaan. Sebab kebersamaan Allah SWT dalam ayat ini adalah berbentuk muraqabah atau pengawasan. Seperti ketika Rasulullah berkata pada Abu Bakar saat berada di dalam gua, "Jangan kamu sedih, Allah beserta kita". Ini tidak berarti Allah SWT ikut masuk gua. Tapi,

Page 132: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 132

lebih bermakna bahwa mereka berada dalam pengawasan Allah. Jadi, keterangan yang mengatakan Allah ada di mana-mana bukan merujuk pada tempat atau keberadaan-Nya, melainkan kebersamaan-Nya melalui pengawasan serta rida-Nya bagi orang-orang yang teguh berada di jalan-Nya. Perpaduan antara ma'iyah (kebersamaan) dan 'uluw (keberadaan di atas) bisa terjadi pada makhluk. Seperti dikatakan: "Kami masih meneruskan perjalanan dan rembulan pun bersama kami". Kalimat ini tidaklah dianggap bertentangan, padahal sudah barang tentu bahwa orang yang melakukan perjalanan itu berada di bumi sedangkan rembulan berada di langit. Apabila hal ini bisa terjadi pada makhluk, maka bagaimana pikiran Anda dengan Al-Khaliq yang meliputi segala sesuatu? Apakah tidak bisa dikatakan bahwa Dia bersama Makhluk-Nya di samping Dia Maha Tinggi berada di atas mereka, terpisah dari mereka, bersemayam di atas 'arsy-Nya? (Kaidah-kaidah Utama..., hal. 156). Syeikh 'Utsaimin menjelaskan tentang, ayat "...Dan Dia bersama kamu di manapun kamu berada." (QS 57: 4), bahwasannya ma'iyah (kebersamaan) dalam ayat ini sama sekali tidak menunjukkan pengertian Allah Subhanahu Wata'ala bercampur dengan makhluk atau tinggal bersama di tempat mereka. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dalam Al-'Aqidah Al-Waasithiyah (hal. 115, cetakan ketiga, komentar Muhammad Khalil Al-Harras), mengatakan: "Dan pengertian dari firman-Nya: 'Dan Dia bersama kamu', bukanlah berarti bahwa Allah itu bercampur dengan makhluk-Nya karena hal ini tidak dibenarkan oleh bahasa. Bahkan, bulan sebagai satu tanda dari tanda-tanda (kemahatinggian dan kebesaran) Ilahi, yang termasuk di antara makhluk-Nya yang terkecil dan terletak di langit itu, tetapi dia dikatakan bersama musafir dan yang bukan musafir di mana saja berada padahal musafir tentunya berada di bumi, terpisah dari bulan yang berada di langit)." Menurut Syeikh 'Utsaimin: Tidak ada orang yang berpendapat dengan makna bathil (Allah bercampur dengan makhluk atau tinggal bersama di tempat mereka) ini kecuali Al-Hululiyah (Pantheisme) seperti orang-orang terdahulu dari Jahmiyah dan mereka yang mengatakan bahwa Allah dengan dzat-Nya berada di setiap tempat. Maha suci Allah dari perkataan mereka dan amat besar dosanya atas ucapan yang keluar dari mulut mereka. Apa yang mereka katakan tiada lain adalah kebatilan. Perkataan mereka ini telah dibantah oleh para ulama Salaf dan imam yang sempat menjumpainya, karena perkataan tersebut menimbulkan beberapa konsekwensi yang tidak dapat dibenarkan yang menunjukkan bahwa Allah mempunyai sifat-sifat kekurangan dan mengingkari keberadaan Allah di atas makhluk-Nya. Dalam suatu riwayat dikemukakan bahwa Ibnu Umar membacakan ayat "Dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha Mengetahui".

Page 133: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 133

(QS. Al Baqarah: 115) kemudian menjelaskan peristiwanya sebagai berikut. Ketika Rasulullah SAW dalam perjalanan dari Mekah ke Madinah shalat sunnat di atas kendaraan menghadap sesuai dengan arah tujuan kendaraannya. (Diriwayatkan oleh Muslim, Tirmidzi dan Nasa'i yang bersumber dari Ibnu Umar.) Kalimat maka ke manapun kamu menghadap di situlah wajah Allah maksudnya; kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di mana saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan dengan Allah. Menurut Syaikh Abdul Aziz bin Baz mengatakan Allah ada di mana-mana adalah bathil karena itu merupakan perkataan golongan bid'ah dari aliran Jahmiyah dan Mu'tazilah serta aliran lain yang sejalan dengan mereka. Jawaban yang benar adalah yang diikuti oleh Ahli Sunnah wal Jama'ah, yaitu Allah subhanahu wa ta'ala ada di langit di atas Arsy, di atas semua makhlukNya. Akan tetapi ilmu-Nya ada di mana-mana (meliputi segala sesuatu). Bagaimana seseorang bisa mengatakan bahwa dzat Allah berada pada setiap tempat, atau Allah bercampur dengan makhluk, padahal Allah SWT itu "KursiNya meliputi langit dan bumi" (QS 2:255), dan "Bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya" (QS 39:67)?

4. Tentang Allah Ada di Dalam Diri dan Hati Manusia Dalam hadis qudsi (hadis yang maksudnya berasal dari Allah SWT, lafalnya berasal dari Nabi SAW) disebutkan bahwa Allah SWT berfirman: "Barang siapa memusuhi seseorang wali-Ku, maka Aku mengumumkan permusuhan-Ku terhadapnya. Tidak ada sesuatu yang mendekatkan hamba-Ku kepada-Ku yang lebih kusukai daripada pengamalan segala yang Kufardukan atasnya. Kemudian, hamba-Ku yang senantiasa mendekatkan diri kepada-Ku dengan melaksanakan amal-amal sunnah, maka Aku senantiasa mencintainya. Bila Aku telah cinta kepadanya, jadilah Aku pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Aku penglihatannya yang dengannya ia melihat, aku tangannya yang dengannya ia memukul, dan Aku kakinya yang dengan itu ia berjalan. Bila ia memohon kepada-Ku, Aku perkenankan permohonannya, jika ia meminta perlindungan, ia Kulindungi." (HR. Bukhari). Hadis ini sering digunakan sebagai dalil oleh para sufi untuk menunjukan kebersatuan Allah dengan makhluk-Nya. Atau istilahnya, manunggaling kawula Gusti. Ini jelas pendapat yang tidak benar. Bagaimana mungkin Dzat Allah bercampur dengan Makhluk-Nya? Firman Allah Ta'ala: "Bila Aku telah cinta kepadanya, jadilah Aku pendengarannya yang dengannya ia mendengar, Aku penglihatannya yang dengannya ia melihat, aku tangannya yang dengannya ia memukul, dan Aku kakinya yang dengan itu ia berjalan. Bila ia memohon kepada-Ku, Aku perkenankan permohonannya, jika ia meminta perlindungan, ia Kulindungi", sesungguhnya memiliki makna bahwa Allah membenarkannya, menjaganya mengenai pendengarannya, penglihatannya, tangannya, dan kakinya, maka ia tidak menggunakan anggota-anggota badannya ini

Page 134: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 134

untuk bermaksiat, dan ia hanya menggunakannya dalam ketaatan pada Allah Azza wa Jalla. Ibnu Daqiq Al-Ied berkata: "Arti firman Allah itu bahwa ia (yang dicintai Allah ini) tidak mendengarkan apa yang tidak diizinkan Allah baginya untuk mendengarnya, dan tidak melihat sesuatu yang tidak diizinkan Allah untuk melihatnya, dan tidak mengulurkan tangannya kepada sesuatu yang tidak diizinkan Allah untuk menjangkaunya, dan tidak berjalan kecuali kepada hal yang diizinkan Allah baginya untuk menuju padanya..." selesailah artinya itu, dan tafsiran itu ditunjukkan pula oleh firmaNya dalam akhir hadits Qudsi tersebut: Bila ia memohon kepada-Ku, Aku perkenankan permohonannya, jika ia meminta perlindungan, ia Kulindungi." Artinya, Allah Ta'ala menyertainya dengan menyetujuinya, menolongnya, dan menjaga anggota-anggota badannya dari segala larangan, karena balasan itu adalah setimpal dengan perbuatan. Dengan penjelasan-penjelasan di atas, maka terbantahlah pendapat yang mengatakan bahwa Allah bersemayam dalam hati dan diri manusia.

5. Tentang Allah Seperti Udara, Angin, Cinta, dll Nu'aim bin Hammad, guru Imam Al Bukhari mengatakan, "Barang siapa menyamakan Allah dengan makhluk, maka ia kafir. Barang siapa menolak sifat Allah yang disandangkan-Nya untuk Diri-Nya atau disandangkan oleh Rasul-Nya maka ia kafir. Dan dalam sifat-sifat Allah yang disandangkan oleh-Nya atau oleh Rasulullah saw. tidak ada kesamaan atau kemiripan dengan sifat-sifat makhluk-Nya. Sebagaimana firman Allah: Tidak ada yang sama dengan-Nya sesuatu apapun (QS.Asy-Syuura: 11) Dan tidak ada seorang pun yang setara dengan-Nya (QS. Al-Ikhlas: 4) Maka janganlah kalian membuat perumpamaan-perumpamaan bagi Allah (QS. An-Nahl: 47). Ketidaktahuan dalam masalah ini merupakan sesuatu yang masih dapat dimaafkan. Demikian juga halnya dengan kekeliruan dan kesalahan dalam memberikan penafsiran. Seandainya hal tersebut tidak dapat dimaafkan, tentu apa yang dilakukan oleh para mutakallimin (teolog) yang menafsirkan nash-nash yang menjelaskan sifat-sifat Allah dihukumi sebagai kekufuran. Di mana mereka membawa nash-nash tersebut kepada pemahaman yang majazi/kiasan (bukan arti yang sebenarnya), dan menganggap hal itu bukan merupakan sesuatu yang tetap bagi Allah dalam pengertian yang sebenarnya. Hal ini dikarenakan prasangka mereka yang mendorong mereka untuk menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya. Dengan demikian, maka penolakan mereka terhadap nash-nash yang berkaitan dengan masalah sifat-sifat Allah ini didasarkan kepada keinginan untuk menyucikan Allah SWT dari penyerupaan terhadap makhluk-Nya, menurut prasangka mereka. Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa sebenarnya, mereka tidak bermaksud menolak atau mengingkari nash-nash tersebut dengan maksud ingin mendustakannya.

Page 135: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 135

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata, "Imam Ahmad ra menaruh belas kasihan kepada mereka (yakni, aliran Jahmiyyah) dan memaafkan mereka. Karena, menurut pandangan beliau bahwa mereka itu tidak mendustakan Rasulullah saw dan tidak mengingkari risalah (ajaran) yang dibawanya. Akan tetapi, mereka keliru dalam memberikan penafsiran dan mereka mengikuti pendapat orang yang mengatakan hal itu kepada mereka." Manhaj dalam memahami nama dan sifat Allah yang disebutkan dalam Alqur'an dan Sunnah tanpa melakukan: 1. Tasybih, yakni menyerupakan Allah dengan sifat-sifat makhluk-Nya; 2. Tahrif, yakni mengubah atau mengganti lafal-lafal nama dan sifat Allah. Atau mengganti artinya; 3. Ta'thil (pengabaian, membuat tidak berfungsi)l, yakni menampik sifat Allah dan menyangkal keberadaannya pada Dzat Allah Swt; 4. Takyif (mengondisikan), yakni menentukan kondisi dan menetapkan esesi-Nya. Inilah mazhab para salaf—sahabat, tabi'in, serta tabi'ut tabi'in. Wallahu'alam bishshawab Sumber tulisan: * Al Qur'an * http://almanhaj.or.id/index.php?action=more&article_id=58&bagian=0 * Iman: rukun, Hakikat dan yang Membatalkannya, Dr Muhammad Nu'im Yasin, Asy syaamiil * Tasawwuf Belitan Iblis, Hartono Ahmad Zais, MCB Swaramuslim * Di Manakah Allah?, Konsultasi & FAQ Oleh : Fakta 04 Jul 2004 - 7:34 am disadur dari syari'ah online * Tauhid Islam, index Tauhid 02/07/2003: Dampak Kebodohan dalam Tauhid Al-Asmaa' was Shifaat (Mengesakan Nama-nama dan Sifat-sifat Allah), www.alislam.or.id

Page 136: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 136

Pengirim : Deddy Sastra [email protected] Tgl. Email : 28-01-2008

Pengertian As-Sunnah Yang dimaksud As-Sunnah di sini adalah Sunnah Nabi, yaitu segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad berupa perkataan, perbuatan, atau persetujuannya (terhadap perkataan atau perbuatan para sahabatnya) yang ditujukan sebagai syari'at bagi umat ini. Termasuk didalamnya apa saja yang hukumnya wajib dan sunnah sebagaimana yang menjadi pengertian umum menurut ahli hadits. Juga 'segala apa yang dianjurkan yang tidak sampai pada derajat wajib' yang menjadi istilah ahli fikih (Lihat Al-Hadits Hujjatun bi Nafsihi fil Aqaid wa al Ahkam karya As-Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani, hal.11). As-Sunnah atau Al-Hadits merupakan wahyu kedua setelah Al-Qur'an sebagaimana disebutkan dalam sabda Rasulullah : "Ketahuilah, sesungguhnya aku diberi Al-Qur an dan (sesuatu) yang serupa dengannya." -yakni As-Sunnah-, (H.R. Abu Dawud no.4604 dan yang lainnya dengan sanad yang shahih, juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam al-Musnad IV/130) Para ulama juga menafsirkan firman Allah : ".dan supaya mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah" (Al BAqarah ayat 129) Al-Hikmah dalam ayat tersebut adalah As-Sunnah seperti diterangkan oleh Imam As-Syafi i, "Setiap kata al-hikmah dalam Al-Qur an yang dimaksud adalah As-Sunnah." Demikian pula yang ditafsirkan oleh para ulama yang lain. ( Al-Madkhal Li Dirasah Al Aqidah Al-Islamiyah hal. 24) As-Sunnah Terjaga Sampai Hari Kiamat Diantara pengetahuan yang sangat penting, namun banyak orang melalaikannya, yaitu bahwa As-Sunnah termasuk dalam kata 'Adz-Dzikr' yang termaktub dalam firman Allah Al-Qur an surat al-Hijr ayat 9, yang terjaga dari kepunahan dan ketercampuran dengan selainnya, sehingga dapat dibedakan mana yang benar-benar As-Sunnah dan mana yang bukan. Tidak seperti yang di sangka oleh sebagian kelompok sesat, seperti Qadianiyah (Kelompok pengikut Mirza Ghulam Ahmad al-Qadiani yang mengaku sebagai nabi, yang muncul di negeri India pada masa penjajahan Inggris) dan Qur aniyun (Kelompok yang mengingkari As-Sunnah, dan hanya berpegang pada Al-Qur'an), yang hanya mengimani (meyakini) Al-Qur an namun menolak As-Sunnah. Mereka beranggapan salah (dari sini nampak sekali kebodohan mereka akan Al Qur'an, seandainya mereka benar-benar mengimani Al Qur'an sudah pasti mereka akan mengimani As-Sunnah, karena betapa banyak ayat Al Qur'an yang memerintahkan untuk mentaati Rasulullah yang sudah barang tentu menunjukkan perintah untuk mengikuti As-Sunnah) tatkala mengatakan bahwa As-Sunnah telah tercampur dengan kedustaan manusia; tidak lagi bisa dibedakan mana yang benar-benar As-Sunnahdan mana yang bukan. Sehingga, mereka menyangka, setelah wafatnya Rasulullah, kaum muslimin tidak mungkin lagi mengambil faedah dan merujuk kepada as-Sunnah.( Al-Hadits Hujjatun bi Nafsihi fi Al Aqaid wal Ahkam hal. 16)

Page 137: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 137

Dalil-dalil yang Menunjukkan Terpeliharanya As-Sunnah: Pertama: Firman Allah:

��������2�C��!� �* ������" �#���������� �D$� ���� 7' �(� �2�;��E������

"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Adz-Dzikr, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Q.S. Al-Hijr:9) Adz-Dzikr dalam ayat ini mencakup Al-Qur'an dan -bila diteliti dengan cermat- mencakup pula As-Sunnah. Sangat jelas dan tidak diragukan lagi bahwa seluruh sabda Rasulullah yang berkaitan dengan agama adalah wahyu dari Allah sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya: "Dan tiadalah yang diucapkannya (Muhammad) itu menurut kemauan hawa nafsunya." (Q.S. An-Najm:3) Tidak ada perselisihan sedikit pun di kalangan para ahli bahasa atau ahli syariat bahwa setiap wahyu yang diturunkan oleh Allah merupakan Adz-Dzikr. Dengan demikian, sudah pasti bahwa yang namanya wahyu seluruhnya berada dalam penjagaan Allah; dan termasuk di dalamnya As-Sunnah. Segala apa yang telah dijamin oleh Allah untuk dijaga, tidak akan punah dan tidak akan terjadi penyelewengan sedikitpun. Bila ada sedikit saja penyelewengan, niscaya akan dijelaskan kebatilan penyelewengan tersebut sebagai konsekuensi dari penjagaan Allah. Karena seandainya penyelewengan itu terjadi sementara tidak ada penjelasan akan kebatilannya, hal itu menunjukkan ketidak akuratan firman Allah yang telah menyebutkan jaminan penjagaan. Tentu saja yang seperti ini tidak akan terbetik sedikitpun pada benak seorang muslim yang berakal sehat. Jadi, kesimpulannya adalah bahwa agama yang dibawa oleh Muhammad ini pasti terjaga. Allah sendirilah yang bertanggung jawab menjaganya; dan itu akan terus berlangsung hingga akhir kehidupan dunia ini ( Al-Hadits Hujjatun bi Nafsihi fi al Aqaid wa Al Ahkam, karya Muhammad Nashiruddin Al-Albani hal. 16-17) Kedua: Allah menjadikan Muhammad sebagai penutup para nabi dan rasul, serta menjadikan syari'at yang dibawanya sebagai syari'at penutup. Allah memerintahkan kepada seluruh manusia untuk beriman dan mengikuti syari'at yang dibawa oleh Muhammad sampai Hari Kiamat, yang hal ini secara otomatis menghapus seluruh syari'at selainnya. Dan adanya perintah Allah untuk menyampaikannya kepada seluruh manusia, menjadikan syariat agama Muhammad tetap abadi dan terjaga. Adalah suatu kemustahilan, Allah membebani hamba-hamba-Nya untuk mengikuti sebuah syari'at yang bisa punah. Sudah kita maklumi bahwa dua sumber utama syari'at Islam adalah Al-Qur an dan As-Sunnah. Maka bila Al-Qur'an telah dijamin keabadiannya, tentu As-Sunnah pun demikian ( Al-Hadits Hujjatun bi Nafsihi fi al Aqaid wa Al Ahkam, karya Muhammad Nashiruddin Al-Albani hal.19-20) Ketiga: Seorang yang memperhatikan perjalanan umat Islam, niscaya ia akan menemukan bukti adanya penjagaan As-Sunnah. Diantaranya sebagai berikut (Al Madkhal li Ad Dirasah Al Aqidah Al Islamiyah, hal. 25): (a) Perintah Nabi kepada para sahabatnya agar menjalankan As-Sunnah.

Page 138: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 138

(b) Semangat para sahabat dalam menyampaikan As-Sunnah. (c) Semangat para ulama di setiap zaman dalam mengumpulkan As-Sunnah dan menelitinya sebelum mereka menerimanya. (d) Penelitian para ulama terhadap para periwayat As-Sunnah. (e) Dibukukannya Ilmu Al Jarh wa At Ta'dil.( Ilmu yang membahas penilaian para ahli hadits terhadap para periwayat hadits, baik berkaitan dengan pujian maupun celaan, Pen.) (f) Dikumpulkannya hadits-hadits yang cacat, lalu dibahas sebab-sebab cacatnya. (g) Pembukuan hadits-hadits dan pemisahan antara yang diterima dan yang ditolak. (h) Pembukuan biografi para periwayat hadits secara lengkap. Wajib merujuk kepada As-Sunnah dan haram menyelisihinya Pembaca yang budiman, sudah menjadi kesepakatan seluruh kaum muslimin pada generasi awal, bahwa As-Sunnah merupakan sumber kedua dalam syari'at Islam di semua sisi kehidupan manusia, baik dalam perkara ghaib yang berupa aqidah dan keyakinan, maupun dalam urusan hukum, politik, pendidikan dan lainnya. Tidak boleh seorang pun melawan As-Sunnah dengan pendapat, ijtihad maupun qiyas. Imam Syafi'i rahimahullah di akhir kitabnya, Ar-Risalah berkata, "Tidak halal menggunakan qiyas tatkala ada hadits (shahih)." Kaidah Ushul menyatakan, "Apabila ada hadits (shahih) maka gugurlah pendapat", dan juga kaidah "Tidak ada ijtihad apabila ada nash yang (shahih)". Dan perkataan-perkataan di atas jelas bersandar kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah. Perintah Al-Qur an agar berhukum dengan As-Sunnah Di dalam Al-Qur'an banyak ayat-ayat yang memerintahkan kita untuk berhukum dengan As-Sunnah, diantaranya: 1. Firman Allah : "Dan tidaklah patut bagi laki-laki maupun perempuan mu'min, apabila Allah dan Rasul-Nya menetapkan suatu ketetapan dalam urusan mereka, mereka memilih pilihan lain. Barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, sungguh, dia telah nyata-nyata sesat." (Q.S. Al Ahzab: 36) 2. Firman Allah : "Wahai orang-orang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. 49:1) 3. Firman Allah : "Katakanlah, 'Taatilah Allah dan Rasul-Nya! Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang kafir." (Q.S. Ali Imran: 32) 4. Firman Allah : "Dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; janganlah kamu berbantah-bantahan, karena akan menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (Q.S. Al Anfal: 46) 5. Firman Allah : "Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang ia kekal di dalamnya; dan itulah

Page 139: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 139

kemenangan yang besar. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya dan mendapatkan siksa yang menghinakan." (Q.S. An Nisa': 13-14) Hadits-hadits yang memerintahkan agar mengikuti Nabi dalam segala hal diantaranya: 1. Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: "Setiap umatku akan masuk

Surga, kecuali orang yang engan," Para sahabat bertanya, 'Ya Rasulallah, siapakah orang yang enggan itu?' Rasulullah menjawab, "Barangsiapa mentaatiku akan masuk Surga dan barangsiapa yang mendurhakaiku dialah yang enggan". (HR.Bukhari dalam kitab al-I'tisham) (Hadits no. 6851).

2. Abu Rafi' mengatakan bahwa Rasulullah bersabda : "Sungguh, akan aku dapati salah

seorang dari kalian bertelekan di atas sofanya, yang apabila sampai kepadanya hal-hal yang aku perintahkan atau aku larang dia berkata, 'Saya tidak tahu. Apa yang ada dalam Al-Qur an itulah yang akan kami ikuti", (HR Imam Ahmad VI/8 , Abu Dawud (no. 4605), Tirmidzi (no. 2663), Ibnu Majah (no. 12), At-Thahawi IV/209).

3. Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: "Aku tinggalkan dua perkara

untuk kalian. Selama kalian berpegang teguh dengan keduanya tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu Kitabullah dan Sunnahku. Dan tidak akan terpisah keduanya sampai keduanya mendatangiku di haudh (Sebuah telaga di surga, Pen.)." (HR. Imam Malik secara mursal (Tidak menyebutkan perawi sahabat dalam sanad) Al-Hakim secara musnad (Sanadnya bersambung dan sampai kepada Rasulullah ) - dan ia menshahihkannya-) Imam Malik dalam al-Muwaththa' (no. 1594), dan Al-HakimAl Hakim dalam al-Mustadrak (I/172).

Kesimpulan :

1. Tidak ada perbedaan antara hukum Allah dan hukum Rasul-Nya, sehingga tidak diperbolehkan kaum muslimin menyelisihi salah satu dari keduanya. Durhaka kepada Rasulullah berarti durhaka pula kepada Allah, dan hal itu merupakan kesesatan yang nyata.

2. Larangan mendahului (lancang) terhadap hukum Rasulullah sebagaimana kerasnya larangan mendahului (lancang) terhadap hukum Allah.

3. Sikap berpaling dari mentaati Rasulullah merupakan kebiasaan orang-orang kafir. 4. Sikap rela/ridha terhadap perselisihan, -dengan tidak mau mengembalikan

penyelesaiannya kepada As-Sunnah- merupakan salah satu sebab utama yang meruntuhkan semangat juang kaum muslimin, dan memusnahkan daya kekuatan mereka.

5. Taat kepada Nabi merupakan sebab yang memasukkan seseorang ke dalam Surga; sedangkan durhaka dan melanggar batasan-batasan (hukum) yang ditetapkan oleh Nabi merupakan sebab yang memasukkan seseorang kedalam Neraka dan memperoleh adzab yang menghinakan.

6. Sesungguhnya Al-Qur an membutuhkan As-Sunnah (karena ia sebagai penjelas Al-Qur'an); bahkan As-Sunnah itu sama seperti Al-Qur an dari sisi wajib ditaati

Page 140: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 140

dan diikuti. Barangsiapa tidak menjadikannya sebagai sumber hokum berarti telah menyimpang dari tuntunan Rasulullah

7. Berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah akan menjaga kita dari penyelewengan dan kesesatan. Karena, hukum-hukum yang ada di dalamnya berlaku sampai hari kiamat. Maka tidak boleh membedakan keduanya.

Referensi: 1. Al-Hadits Hujjatun bi nafsihi fil Aqaid wa Al Ahkam, karya as-Syaikh

Muhammad Nashiruddin Al-Albani, cet. III/1400 H, Ad-Dar As-Salafiyah, Kuwait.

2. Al-Madkhal li Ad Dirasah Al Aqidah Al Islamiyah 'ala Madzhab Ahli As Sunnah,

karya Dr. Ibrahim bin Muhammad Al-Buraikan, penerbit Dar As-Sunnah, cet. III.

Wallahu A'lam . Diambil dari Majalah Fatawa Sumber: http://muslim.or.id/?p=5

http://deddysastra.blogspot.com/2008_01_01_archive.html# 624656424264161360 Regards, Deddy Sastra QA/HSE Department PT. Geoindo Giri Jaya Jl. Batununggal Indah IV No. 83 Batununggal, Bandung - Jawa Barat 40266 Telp. (+62) (022) 7513168 – 7538775 Fax. (+62) (022) 7538776

Page 141: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 141

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 28-01-2008

Cinta Menurut Al Qur'an Menurut al Qur'an, manusia diciptakan Alloh SWT berpasangan lelaki - perempuan dan kepada mereka dianugerahi perasaan cinta dan kasih sayang, dan sudah menjadi fitrahnya bahwa manusia ingin mencintai dan dicintai. Tercapainya kebutuhan cinta itu, jika ditunaikan secara benar maka hal itu akan membuat manusia merasa tenteram , tenang dan bahagia, sebaliknya cinta tidak mengikuti prosedur akan mengantar pada penderitaan. Dalam al Qur'an perasaan cinta antar laki perempuan disebut dengan term mawaddah, rahmah, (Q/30:31) syaghafa,(Q/12:30) mail (Q/4:129), dan hubb-mahabbah (Q/12:30). Term yang berbeda-beda itu menunjuk pada rumit, mendalam dan ragamnya cinta. Cinta memang memiliki dimensi yang sangat luas dan mendalam dimana perbedaan karakteristik itu akan membawa implikasi pada perbedaan tingkah laku. Cinta itu sendiri diungkap dalam bahasa Arab dengan tiga kelompok karakteristik, yaitu (1) apresiatip (ta dzim), (2) penuh perhatian (ihtimaman) dan (3) cinta (mahabbah). Yang pertama, orang yang dicintai itu menempati kedudukan harimau atau pedang, (yang ditakuti dan dikagumi), yang kedua seperti bencana (yang harus diwaspadai) dan ketiga seperti minuman keras (yang membuat ketagihan). Tiga kelompok karakteristik itu terkumpul dalam ungkapan mahabbah, orangnya disebut habib, habibah atau mahbub. Secara lebih spesifik, bahasa Arab menyebut dengan enam puluh istilah jenis cinta, seperti isyqun (dalam bahasa Indonesia menjadi asyik), hilm, gharam (asmara), wajd, syauq, lahf dan sebagainya, tetapi Al Qur'an hanya menyebut enam term saja Salam Cinta, Agussyafii

Page 142: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 142

Pengirim : Cintaku Sehangat Salju [email protected] Tgl. Email : 31-01-2008

Fenomena-fenomena Cinta Fenomena-fenomena cinta. Makanan apa itu? Apakah seperti legenda Romeo dan Juliet yang masyhur itu? Atau seperti kisah cinta antara Azzam dan Anna? Atau, mungkinkah juga seperti debar-debar pertemuan antara Fahri dan Aisha? Yang jelas, fenomena-fenomena cinta akan membuat hati kita terus melayang-layang, membuncah, merindukan, tersenyum, tertawa atau bahkan bisa jadi malah menitikkan air mata. Ia adalah penggerak kalbu, mengisinya dengan energi alam seperti gravitasi dan inti atom, serta menyinari sekat-sekatnya dengan cahaya abadi. Fenomena-fenomena cinta bisa saksikan di mana-mana, tidak terbatas oleh ruang dan waktu. Fenomena cinta, seperti cerita harian tentang pertautan hati seorang kakek tua kepada Robb-nya yang saya lihat di masjid kampus saya, Masjid Baitul Maal. Ya, bapak tua itu, masih saja setia dengan Sang Kekasih Sejatinya. Menjaga waktunya yang tersisa di akhir-akhir kehidupannya dengan sholat jama'ah Maghrib dan 'Isya serta diam di masjid antara kedua waktu tersebut. Setiap hari. Iya, setiap hari. Tidak seperti kita yang asyik ngobrol, "cari makan", atau duduk manis di depan televisi. Dan ketika menunggu datangnya waktu 'Isya, bibirnya tidak menampakkan tanda-tanda gerak dzikir lisannya. Namun, saya yakin hatinya penuh dengan dzikir. Tak perlu berkoar-koar bak panglima yang sedang memimpin peperangan. Dan jika kajian ke-Islaman digelar di masjid itu, beliau juga tak mau ketinggalan. Lelaki usia tujuhpuluhan itu mengikutinya dengan penuh kesungguhan di tengah-tengah para peserta yang 99% mahasiswa. Mudah-mudahan Alloh mencatat kesetiaannya menjaga waktu antara Maghrib dan 'Isya dengan pahala sholat yang terus menerus. Adakah fenomena cinta yang lain? Tentu ada. Seperti kisah para "abi dan umi muda" yang mengajari jundi-jundi kecilnya dengan penuh cinta untuk berolahraga di hari libur mereka. Ada sebuah keluarga sederhana, terdiri dari ayah, ibu, seorang putra dan seorang putri kecilnya. Sang ayah tengah asyik bermain sepak bola dengan putra kecilnya, berlari ke sana kemari dengan gelak canda tawa yang menyejukkan. Sedangkan sang ibu tengah mengajari putri kecilnya bermain bola voli. Mungkin dulunya sang ibu ini atlet voli. Pukulannya bagus dan melesat kencang. Sesekali putri kecil ini juga ikut nimbrung bermain bola dengan kakaknya itu. Ah, begitu indahnya..Saya sering melihat mereka saat hari Ahad di taman kampus. Di sana, setiap hari libur, kita akan melihat fenomena-fenomena ini. Bagaimana dengan bapak penjaga Masjid Agung Bumiayu? Waktu paginya ia dedikasikan untuk membuat masjid itu senantiasa terlihat bersih, rapi dan suci. Beliau rela menyapu dan mengepel ruang utama masjid yang sangat luas itu, membersihkan kamar mandi dan tempat wudhu'nya, merapikan hijab (pembatas) shof antara pria dan wanita serta menyiapkan sound system untuk adzan Zhuhur nanti. Sedangkan di halaman

Page 143: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 143

masjid, ada pak tua yang siap mengatur parkir dan menjaga keamanan kendaraan saat waktu sholat tiba. Pak tua yang sangat sederhana, berpakaian lusuh dan sering terlihat diam itu. Yang tidak rela saat ada sepasang muda-mudi "kencan" di halaman masjid, sehingga ia mengusirnya dengan nada sangat marah. Fenomena cinta kadang mempertontonkan hal-hal yang tidak terlintas di benak kita. Mungkinkah fenomena cinta itu masih ada? Masih. Ketika tiga siswi SMA masih saja bersemangat mengayunkan dayung-dayung perahunya di atas ombak kecil Waduk Penjalin setelah pulang sekolah, siang itu. Tempat tinggalnya yang jauh di wilayah barat waduk, sedang tempatnya menimba ilmu berada di seberang timur. Saya melihat kesungguhan mereka, kecintaan mereka dan kehausan mereka akan ilmu, sehingga cintanya mampu menggilas kemalasan dan aral merintang di hadapannya, sekalipun harus melintasi lautan dan samudera. Saya tak bisa membayangkan bagaimana hujan disertai petir menghadangnya saat berangkat ke sekolah. Padahal kita, terkadang untuk berangkat ke sekolah, kampus atau tempat kerja masih saja merasakan kemalasan yang sangat, sementara jarak tak berapa jauh, bisa jalan kaki, angkot tersedia, atau bahkan motor dan mobil pribadi pun sudah ada. Ah, cinta kita tidak seperti mereka. Fenomena-fenomena cinta hanya terjadi dalam sebuah bingkai kebaikan hakiki. Kebaikan yang menumbuhkan kepekaan dan kedekatan kepada Sang Pemilik Cinta, Alloh Subhanahu wa Ta'ala bagi para pelakunya. Ia akan selalu eksis dalam alam pikiran orang-orang yang terus memikirkan tanda-tanda kekuasaan-Nya, kemudian mewujudkannya dalam amalan yang nyata. *Jl. Gatot Subroto 40-42, 300108 at 9.50* *Abu Affan Ar Rizaldhi *

Page 144: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 144

Pengirim : suryati [email protected] Tgl. Email : 31-01-2008

Tenang Dalam Setiap Masalah Oleh : KH. Abdullah Gymnastiar

Saudaraku yang baik, ketenangan menjadi sesuatu yang dibutuhkan setiap orang. Terutama ketika sedang menghadapi masalah atau saat hendak mengambil keputusan. Orang yang tenang tidak pernah galau, panik tergesa-gesa, tidak emosional, tidak overacting. Orang tenang akan bisa menerima informasi lebih banyak, hingga dia bisa lebih memahami. Sedangkan orang yang emosional pendek kemampuan memahaminya, akibatnya kalau merespon akan tidak bagus karena keterbatasan pemahamannya. Ketenangan pun akan membawa kewibawaan, atau karisma tersendiri bagi pemiliknya. Ia akan disegani oleh teman dan lingkungannya. Sebaliknya, orang yang overacting tidak akan memiliki kharisma. Terutama, kepada para calon pemimpin dalam skala apapun, ia harus berlatih mengendalikan diri, tetap tenang dalam kondisi bagaimanapun sulitnya. Dan, tenang bukan berarti lamban. Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling tenang, tetapi berjalannya sangat gesit. Karena ketenangan tidak ada kaitannya dengan waktu, melainkan dengan pengendalian diri, artinya dia tetap gesit, tangkas tidak ada gurau berlebih, atau berteriak-teriak. Pribadi yang kalem senyum berukir jernih, tidak pula banyak bicara kalau memang tidak perlu bicara. Akibatnya, orang yang tenang mendapat ilmu yang lebih banyak, mendapatkan kemampuan memilih keputusan lebih baik. Namun, ketenangan harus diupayakan agar tidak berujung menjadi sombong. Cirinya adalah ketika ia tidak peduli kepada orang lain. Dia diam tapi tidak mau mendengarkan. Malah mungkin asyik melakukan kegiatan yang lain (saat orang lain berbicara padanya). Atau, ada orang yang diam karena dia tengah memikirkan bantahan kepada orang lain, bukannya mengemas manfaat dari pembicaraan yang didengarnya. Sehingga, tenangya kita responsif, tidak justru pelit. Reponsif seseorang memang bisa dipengaruhi oleh banyaknya keinginan, demografi (asal tempat menetapnya), lingkungan, tekanan kesulitan. Namun itu bisa diubah kalau memang ingin berubah. Nabi Muhammad SAW sendiri tertawa bila orang lain tengah melucu. Demikian pula bagi seorang pemimpin, keputusan terbaik adalah ketika ia memang memiliki akses informasi lengkap. Makin lengkap informasi makin akurat keputusannya. Dan informasi itu sendiri tidak boleh diambil hanya dari satu pihak. Kita harus belajar dari kedua belah pihak, baru mengambil keputusan. Dan yang harus kita sadari adalah tidak ada keputusan tanpa resiko, semua keputusan ada resikonya. Kita hanya perlu menghitung resiko yang paling minimal. Wallahu a’lam. [Mata adalah penuntun, dan hati adalah pendorong dan penuntut. Mata memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian. Keduanya merupakan sekutu yang mesra dalam setiap tindakan dan amal perbuatan manusia, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain] **YATHIE**

Page 145: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 145

Pengirim : suryati [email protected] Tgl. Email : 31-01-2008

SETENGAH SAJADAH Oleh Dikdik Andhika Ramdhan

"Kok sajadahnya dilipat dua kek?", tanya seorang bocah berusia sekitar tiga tahunan kepada seorang kakek tua yang sebagian rambutnya sudah tidak lagi hitam, namun kini bersulam dalam dua warna. Kakek tua itu hanya tersenyum dan menatap cucu lelakinya itu kemudian mempermainkan rambut pirangnya. "Sudah, ayo ikuti kakek, kita sholat sunnat dulu!", ajaknya. Sesaat kemudian mereka berdua larut dalam penghambaannya, mempersembahkan kembali rukuk dan sujudnya pada Ia yang maha kuasa. Usai mereka salam, tak lama kemudian waktu berselang, iqomat berkumandang. Kami semua berdiri dan bersiap untuk melaksanakan sholat berjamaah. Shaf-shaf kini tertata rapi memanjang dari ujung kiri hingga ke kanan ruangan masjid itu. Kakek tua itu lalu membuka lipatan sajadahnya, untuk kemudian meletakkannya dengan arah memanjang, hingga kini terbagi menutupi dua bagian tempat sujud, baginya dan bagi seorang pemuda asing yang berada di sampingnya. Bagian atas sajadah itu ia sengaja ia letakkan dibagian tempat sujud pemuda tadi. Sang cucu terheran melihatnya. Dan akupun tertegun saat itu. Namun segera kami mencoba menata kembali segala pikiran untuk berupaya dapat mempersembahkan shalat terbaik pada-Nya. Setelah sholat, usai dzikir sejenak, kemudian kakek tua tadi berdiri dan beranjak hingga kemudian berlalu pergi bersama cucu lelakinya. Sekilas masih kudengar pembicaraan mereka ketika meninggalkan tempat sholatnya semula. Rupanya cucu lelakinya masih penasaran dengan tingkah kakeknya yang melipat dua sajadahnya ketika ia sholat sunnat, dan kemudian membukanya kembali lipatan sajadahnya menjadi dua bagian ketika berjamaah menjelang. "Inilah artinya Islam", sahutnya mengawali penerangannya pada sang cucu. "Islam itu rahmatan lil'alamiin, yakni rahmat bagi sekalian alam. Wujudnya adalah dengan ber-Islam, maka salah satunya kita sebagai umatnya harus mampu menjadi rahmat pula bagi semua orang", lanjutnya panjang lebar. Aku nggak tahu bagaimana rona wajah serta gerak pikir bocah lelaki tadi menangkap penjelasan dari kakeknya. Namun yang jelas aku begitu malu mendengar apa yang disampaikan kakek tua tadi pada cucunya. Memang, mungkin entah sejak kapan kita mengenal bahkan sampai hapal diluar kepala akan sebuah ungkapan bahwa Islam itu rahmatan li'alamiin, yang dalam aplikasinya seharusnya memang akan selalu mampu menghadirkan cahaya kedamaian, cahaya rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya bagi orang-orang yang tunduk dan patuh dalam ke-Islam-annya, namun pula bagi semua orang yang ada di sekitarnya.

Page 146: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 146

Namun, ternyata sepertinya begitu sulit hal itu terwujud dalam keseharian kita. Islam yang memang diturunkan oleh Alloh sebagai rahmatan lil'alamiin justru menjadi seakan sulit menjadi nyata. Kita selalu memaksa hari-hari yang kita lalui seakan kembali dan selalu berputar kembali pada satu arah yang sama, dan menempati posisi yang sama pula, kita sebagai ummat-Nya sangat jarang sekali untuk dapat menempatkan diri menjadi bagian dari rahmatan lil'alamiin, di mana keberadaan kita seharusnya dapat pula menjadi rahmat bagi yang lainnya. Kita selalu berusaha untuk tampil sendiri, membusungkan dada, bahkan menyombongkan diri, melihat semua berdasar dari kacamata pribadi dan hanya untuk kepentingan pribadi semata. Kita terbuai dengan rasa individualis yang semakin menjadi dan seolah menyepak dengan kasar setiap kepentingan orang lain yang kita memandangnya tidak akan berpengaruh pada kepentingan diri ini. Na'udzubillah... Bila sehelai sajadahpun ternyata bisa menjadi satu jalan untuk membimbing diri kita dalam menunaikan satu kewajiban, untuk mengibarkan panji-panji untuk berbagi dalam indahnya kebersamaan, hingga akhirnya rahmatan lil'alamiin bukan hanya menjadi sebuah slogan semata, atau hanya menjadi satu rangkai kalimat yang selalu dan selalu kita hapal dalam nalar ini saja, namun pula kemudian dapat terealisasi dalam nyata. Maka, semestinya mungkin hal lainpun juga akan bisa menjadikan diri ini untuk bisa lebih membuka hati, berupaya menjadi bagian dari rahmat-Nya, yang pula bisa menjadi rahmat bagi ummat lainnya. Karena, bukankah disatu waktu nanti, tak akan ada lagi yang pernah dan setia menemani kita, ketika tanah merah telah menutup rapat diri ini, terpisah dari kefanaan dunia. Hingga hanya ia, salah satunya yaitu hanya amalan yang menemani kita pada saatnya. Wallahu'alam bish-shawab. sumber : eramuslim.com [Mata adalah penuntun, dan hati adalah pendorong dan penuntut. Mata memiliki kenikmatan pandangan dan hati memiliki kenikmatan pencapaian. Keduanya merupakan sekutu yang mesra dalam setiap tindakan dan amal perbuatan manusia, dan tidak bisa dipisahkan antara satu dengan yang lain] **YATHIE**

Page 147: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 147

Pengirim : latif malikul [email protected] Tgl. Email : 31-01-2008

Hukum Menguburkan Jenazah Berikut Petimati Selasa, 29 Jan 08 08:31 WIB

Assalammu'alaikum Wr Wb... Pak Ustadz, apa hukumnya mengubur jenazah berikut peti matinya dikubur bersama jenazah tersebut. Jawaban Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Pada prinsipnya Islam mengajarkan kesederhanaan dalam proses penguburan jenazah. Kain kafan pun lebih utama yang murah, bukan yang mahal, karena toh pada akhirnya hanya akan menjadi sesuatu yang terbuang percuma. Dan mahal atau murahnya kain kafan yang digunakan, sama sekali tidak ada pengaruhnya buat jenazah di alam kuburnya. Hukum Peti Kayu Jenazah Memang ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama tentang hukum menguburkan jenazah dengan menggunakan peti mati yang terbuat darikayu. Di dalam kitab Al-Fiqhu 'ala Mazahibil Arba'ah terbitan Departemen Waqaf Mesir, disebutkan perbedaan pandangan para ulama dalam masalah ini.

1. Mazhab Al-Malikiyah menyebut bahwa menguburkan jenazah dengan kotak kayu merupakan perbuatan khilaful awla. Maksudnya sesuatu yang bertentang dengan keutamaan.

2. Sedangkan mazhab Al-Hanafiyah dan Asy-Syafi'iyah menyebutnya sebagai makruh, kecuali karena ada hajat. Misalnya, tanahnya lembek sehingga akan menyulitkan proses penguburan.

3. Mazhab Al-Hanabilah menyebutkan bahwa hukumnya makruh secara mutlak, tanpa kecuali dan apa pun alasannya. Dalam kitab Al-Fatawa Al-Islamiyah Syeikh Abdul Majid Salim, jilid 4 halaman 1264, disebutkan bahwa menguburkan jenazah dalam peti kayu hukumnya karahah (dibenci). Kecuali bila tanahnya terlalu lembek. Namun bila jenazahnya perempuan, maka lebih utama menggunakan peti, demi menjaga aurat dan kehormatannya, terutama saat menurunkan jenazah.

Majelis Al-Majma' Al-Islami yang berada di bawah naungan Rabithah Alam Al-Islami dalam fatwanya tentang menguburkan jenazah di dalam peti matinya, menyebutkan bahwa: 1. Setiap amal dan sikap yang dilakukan oleh seorang muslim dengan maksud untuk

menyerupai perbuatan orang non muslim, hukumnya mahdzhur syar'an dan terlarang secara syariah dengan dasar hadits nabawiyah.

Page 148: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 148

2. Dan menguburkan jenazah di dalam peti mati, kalau niatnya untuk menyerupai orang kafir, maka hukumnya haram. Tapi kalau niatnya bukan karena ingin menyerupai orang kafir, maka hukumnya makruh. Selama tidak ada hajat, maka bila ada hajat hukumnya tidak mengapa.

Di dalam tafsir Al-Jami' li Ahkamil Quran karya Al-Imam Al-Qurthubi jilid 10 halaman 381, disebutkan bahwa menguburkan jenazah dalam peti kayu hukumnya boleh, terutama bila tanahnya lembek. Diriwayatkan bahwa Nabi Danial dikuburkan di dalam peti yang terbuat dari batu. Dan disebutkan juga bahwa Nabi Yusuf 'alaihissalam dikuburkan dalam peti dari kaca dan dimasukkan ke dalam sumur, karena takut akan disembah jasadnya. Hingga sampai zaman Nabi Musa, jenazah itu kemudian diangkat dan dimasukkan ke kuburan nabi Ishak. Namun riwayat ini tidak didukung oleh dasar yang kuat. Wallahu 'alam bishshawab, wassalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Ahmad Sarwat, Lc

Page 149: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 149

Pengirim : ica harahap [email protected] Tgl. Email : 31-01-2008

Ajari Diri Berlaku Adil Oleh: Muhammad Nuh

Sumber : www.dakwatuna.com Tak satu pun sifat yang paling diminati seorang calon pemimpin melebihi adil. Bagaikan bentangan layar, adil menggerakkan seluruh potensi kapal kepemimpinan seseorang menuju arah yang diinginkan. Tanpanya, kapal kepemimpinan hanya terombang-ambing di samudera masalah yang begitu luas. Semua kita adalah pemimpin. Dan, semua pemimpin punya tanggung jawab kepemimpinan. Rasulullah saw. bersabda, "Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (pegawai) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya." (HR. Bukhari dan Muslim) Seperti itulah Islam memberikan tantangan pada kita untuk senantiasa memaknai kehidupan menjadi tingkat yang lebih tinggi. Bahwa, kehidupan bukan untuk menyendiri dan berusaha tak peduli dengan sekitar. Kehidupan adalah tanggung jawab. Salah satu tanggung jawab yang selalu melekat dalam jiwa seorang mukmin adalah adil. Di situlah seorang mukmin bukan sekadar berhadapan dengan amanah dan tanggung jawab, tapi juga memaknai tanggung jawab pada nilai tertinggi. Selama jiwa kepemimpinan seseorang masih hidup, sifat adil akan selalu menjadi takaran. Sebagai apa pun. Walau sebagai pemimpin terhadap diri sendiri. Mampukah kita adil menata hak-hak yang ada pada diri kita. Dan ketidakadilan sangat berbanding lurus dengan ketidakseimbangan diri. Orang yang mudah sakit misalnya, berarti ia sedang mengalami ketidakseimbangan. Ini berarti ada ketidakadilan pada diri. Boleh jadi, ada hak-hak anggota tubuh yang terabaikan. Ketidakadilan menjadi tubuh menjadi tidak seimbang. Dan ketidak seimbangan membuat diri menjadi rusak dan sakit. Pendek kata, sakit adalah ungkapan tubuh untuk menuntut pemenuhan hak salah satu anggota tubuh dengan cara paksa. Mencermati keadilan pada diri akan menggiring kita untuk senantiasa mengukur dan menakar: mampukah kita masuk pada tanggung jawab yang lebih. Atau, belum. Kemampuan mengukur dan menakar ini pun buah dari sifat adil diri kita. Jika kita lengah dalam masalah ini, kelak kita bukan hanya menzhalimi diri sendiri, tapi juga orang lain. Seperti itulah mungkin, Allah swt. menggiring kita untuk senantiasa mencermati keseimbangan. Lihatlah alam raya yang begitu seimbang. Tertata rapi, indah, dan sempurna. Dan itulah bukti keadilan Allah tegak di alam ini. Kalau alam yang pada

Page 150: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 150

awalnya seimbang, kenapa manusia dan masalahnya yang juga bagian dari alam tidak mampu adil dan seimbang. Apa yang salah? Allah swt. berfirman dalam surah Ar-Rahman ayat 5 hingga 13. "Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan. Tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu. Dan Allah telah meratakan bui untuk makhluk(Nya). Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka, nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?" Tuntutan berlaku adil akan lebih kencang ketika kepemimpinan masuk pada wilayah publik. Variabel-variabel yang dihadapi kian meluas. Ia bukan hanya harus mampu menata sifat adil dalam pertambahan jumlah objek, tapi juga pada mutu. Boleh jadi, seseorang mampu adil terhadap objek yang banyak, tapi tidak mampu menjaga mutu adil ketika banyak rongrongan dan tuntutan datang bertubi-tubi. Dan itu sebagai sebuah kemestian pada wilayah publik yang heterogen dan majemuk. Kadang, kita terpaksa mengakui bahwa manusia memang makhluk yang unik. Sifat adil pada manusia bisa terlahir pada susunan yang bukan hanya berbentuk seri, tapi juga paralel. Artinya, ada manusia yang mampu adil pada kepemimpinan di masyarakat, tapi gagal pada diri dan keluarga. Boleh jadi, keunikan ini tidak berlaku pada umumnya manusia. Karena biasanya, orang yang gagal berlaku adil pada diri, akan sulit bersikap adil dalam kehidupan keluarga. Terlebih lagi dalam masyarakat dan negara. Inilah kenapa para pemimpin yang zhalim pada rakyatnya, pasti menyembunyikan masalah berat yang sedang terjadi antara ia dan keluarganya. Seperti itulah dengan pemimpin Mekah di masa Rasulullah saw., Abu Sufyan semasa jahiliyahnya. Belakangan, baru terungkap dari mulut isterinya, Hindun, bahwa sang suami begitu kikir dengan uang belanja. Sehingga tak jarang, Hindun mencuri uang suaminya ketika sang suami lengah. Ada masalah ketidakadilan antara Abu Sufyan dengan Hindun, isterinya. Hal inilah yang mungkin pernah dikhawatirkan Rasulullah saw. Ketika isteri-isteri beliau menuntut hak yang lebih baik. Mereka merasa kalau kehidupan yang diberikan Rasulullah teramat sederhana. Beliau saw. khawatir hanya bisa mampu adil pada umat dan negara, tapi tak begitu dengan urusan rumah tangga sendiri. Beliau begitu bingung hingga mengurung diri beberapa hari. Akhirnya, Allah sendiri yang memberikan jawaban buat para isteri Nabi. "Wahai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, 'Jika kalian menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, kemarilah, akan aku berikan kesenangan kepada kalian dan aku akan menceraikan kalian dengan cara yang baik. Dan jika kalian menghendaki keridhaan

Page 151: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 151

Allah dan Rasul-Nya serta kesenangan di negeri akhirat, maka sesungguhnya Allah telah menyediakan bagi siapa yang berbuat baik di antara kalian, pahala yang besar." [QS. Al-Ahzab (33): 28-29] Sedemikian bersihnya kepemimpinan Rasulullah saw. Tapi, toh, beliau mesti menghadapi tuntutan mutu keadilan yang lebih berat dan rumit. Apalagi jika kepemimimpinan sudah terkontaminasi dengan kepentingan. Ini akan jauh lebih rumit. Akan selalu muncul kecenderungan yang menggiring seseorang untuk berada pada satu tepi timbangan, dan lengah dengan tepi yang lain. Boleh jadi, emosi menggiring seseorang hingga ia tak lagi mampu berlaku adil. Kebencian terhadap sesuatu kerap membuat seorang pemimpin mengurangi timbangan pada sesuatu itu. Di saat itulah, bentangan layar keadilannya timpang. Kapal kepemimpinan pun bukan hanya tak sampai tujuan. Bahkan, bisa tenggelam pada samudera masalah yang terus bergelombang ************************************* Mau belajar Al-Islam dan berita2 sekitar dunia Islam ?? silahkan klik disini : [email protected] Atau mau melihat artikel sebelumnya silahkan kunjungi web-site kami : www.tauziyah.com

Page 152: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 152

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 31-01-2008

8 Pengertian Cinta Menurut Qur'an Menurut hadis Nabi, orang yang sedang jatuh cinta cenderung selalu mengingat dan menyebut orang yang dicintainya (man ahabba syai'an katsura dzikruhu), kata Nabi, orang juga bisa diperbudak oleh cintanya (man ahabba syai'an fa huwa abduhu). Kata Nabi juga, ciri dari cinta sejati ada tiga : (1) lebih suka berbicara dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, (2) lebih suka berkumpul dengan yang dicintai dibanding dengan yang lain, dan (3) lebih suka mengikuti kemauan yang dicintai dibanding kemauan orang lain/diri sendiri. Bagi orang yang telah jatuh cinta kepada Alloh SWT, maka ia lebih suka berbicara dengan Alloh Swt, dengan membaca firman Nya, lebih suka bercengkerama dengan Alloh SWT dalam I tikaf, dan lebih suka mengikuti perintah Alloh SWT daripada perintah yang lain. Dalam Qur'an cinta memiliki 8 pengertian berikut ini penjelasannya: 1. Cinta mawaddah adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan "nggemesi". Orang

yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.

2. Cinta rahmah adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi. Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih meski untuk itu ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya. Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antar orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam al Qur'an , kerabat disebut al arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim. Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim, atau silaturrahmi artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.

3. Cinta mail, adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedot seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam al Qur'an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.

4. Cinta syaghaf. Adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) bisa seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur'an menggunakan term syaghaf ketika mengkisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, istri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf.

Page 153: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 153

5. Cinta ra'fah, yaitu rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak tega membangunkannya untuk salat, membelanya meskipun salah. Al Qur'an menyebut term ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kasus hukuman bagi pezina (Q/24:2).

6. Cinta shobwah, yaitu cinta buta, cinta yang mendorong perilaku penyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur'an menyebut term ni ketika mengkisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)

7. Cinta syauq (rindu). Term ini bukan dari al Qur'an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur'an. Dalam surat al Ankabut ayat 5 dikatakan bahwa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma'tsur dari hadis riwayat Ahmad; wa as'aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa'ika, aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu. Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi

8. Cinta kulfah. yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positip meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur'an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus aha (Q/2:286)

Salam Cinta, Agussyafii

Page 154: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 154

Pengirim : agussyafii [email protected] Tgl. Email : 31-01-2008

ISTIHADHAH DAN HUKUM-HUKUMNYA Oleh Syaikh Muhammad bin Shaleh Al 'Utsaimin

Sumber: almanhaj.or.id Bagian Pertama dari Dua Tulisan [1/2] [1]. Makna Istihadhah Istihadhah ialah keluamya darah terus-menerus pada seorang wanita tanpa henti sama sekali atau berhenti sebentar seperti sehari atau dua hari dalam sebulan. Dalil kondisi pertama, yakni keluamya darah terus-menerus tanpa henti sama sekali, adits riwayat Al- Bukhari dari Aisyah Radhiyallahu 'anha bahwa Fatimah binti Abu Hubaisy berkata kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam : "Ya Rasulullah, sungguh aku ini tak pemah suci " Dalam riwayat lain• "Aku mengalami istihadhah maka tak pemah suci. " Dalil kondisi kedua, yakni darah tidak berhenti kecuali sebentar, hadits dari Hamnah binti Jahsy ketika datang kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan berkata: "Ya Rasulullah, sungguh aku sedang mengalami Istihadhah yang deras sekali. " [Hadits riwayat Ahmad,AbuDawud dan At-Tirmidi dengan menyatakan shahih. Disebutkan pula bahwa hadits ini menurut Imam Ahmad shahih, sedang menurut Al-Bukhari hasan] [2]. Kondisi Wanita Mustahadhah Ada tiga kondisi bagi wanita mustahadhah:

a. Sebelum mengalami istihadhah, ia mempunyai haid yang jelas waktunya. Dalam kondisi ini, hendaklah ia berpedoman kepada jadwal haidnya yang telah diketahui sebelumnya. Maka pada masa itu dihitung sebagai haid dan berlaku baginya hukum-hukum haid. Adapun selain masa tersebut merupakan istihadhah yang berlaku baginya hukum-hukum istihadhah. Misalnya, seorang wanita biasanya haid selama enam hari pada setiap awal bulan, tiba-tiba mengalami istihadhah dan darahnya keluar terus-menerus. Maka masa haidnya dihitung enam hari pada setiap awal bulan, sedang selainnya merupakan istihadhah. Berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu 'anha bahwa Fatimah binti Abi Hubaisy bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam : "Ya Rasulullah, sungguh aku mengalami istihadhah maka tidak pernah suci, apakah aku meninggalkan shalat? Nabi menjawab: Tidak, itu adalah darah penyakit. Namun tinggalkan shalat sebanyak hari yang biasanya kamu haid sebelum itu, kemudian mandilah dan lakukan shalat. "[Hadits riwayat Al-Bukhari]

Page 155: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 155

Diriwayatkan dalam Shahih Muslim bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada Ummu Habibah binti Jahsy: "Diamlah selama masa haid yang biasa menghalangimu, lalu mandilah dan lakukan shalat. " Dengan demikian,wanita mustahadhah yang haidnya sudah jelas waktunya menunggu selama masa haidnya itu. Setelah itu mandi dan shalat, biar pun darah pada saat itu masih keluar.

b. Tidak mempunyai haid yang jelas waktunya sebelum mengalami istihadhah, karena istihadhah tersebut terus-menerus terjadi padanya mulai dari saat pertama kali ia mendapati darah. Dalam kondisi ini, hendaklah ia melakukan tamyiz (pembedaan); seperti jika darahnya berwarna hitam, atau kental,. atau berbau maka yang terjadi adalah haid dan berlaku baginya hukum-hukum haid. Dan jika tidak demikian, yang terjadi adalah istihadhah dan berlaku baginya hukum-hukum istihadhah. Misalnya, seorang wanita pada saat pertama kali mendapati darah dan darah itu keluar terus menerus; akan tetapi ia dapati selama sepuluh hari dalam sebulan darahnya berwama hitam kemudian setelah itu berwama merah, atau ia dapati selama sepuluh hari dalam sebulan darahnya kental kemudian setelah itu encer, atau ia dapati selama sepuluh hari dalam sebulan berbau darah haid tetapi setelah itu tidak berbau maka haidnya yaitu darah yang berwama hitam (pada kasus pertama), darah kental (pada kasus kedua) dan darah yang berbau (padakasus ketiga). Sedangkan selain hal tersebut, dianggap sebagai darah istihadhah. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada Fatimah binti Abu Hubaisy: “Darah haid yaitu apabila berwarna hitam yang dapat diketahui. Jika demikian maka tinggalkan shalat. Tetapi jika selainnya maka berwudhulah dan lakukan shalat karena itu darah penyakit.” [Hadits riwayat Abu Dawud, An-Nasa'i dan dinyatakan shahih oleh Ibnu Hibban dan Al-Hakim] Hadits ini, meskipun perlu ditinjau lagi dari segi sanad dan matannya, telah diamalkan oleh para ulama' rahimahumullah. Dan hal itu lebih utama daripada dikembalikan kepada kebiasaan kaum wanita pada umumnya.

c. Tidak mempunyai haid yangjelas waktunya dan tidak bisa dibedakan secara tepat darahnya. Seperti: jika istihadhah yang dialaminya terjadi terus-menerus mulai dari saat pertama kali melihat darah sementara darahnya menurut satu sifat saja atau berubah-ubah dan tidak mungkin dianggap sebagai darah haid. Dalam kondisi ini, hendaklah ia mengambil kebiasaan kaum wanita pada umumnya. Maka masa haidnya adalah enam atau tujuh hari pada setiap bulan dihitung mulai dari saat pertama kali mendapati darah Sedang selebihnya merupakan istihadhah. Misalnya, seorang wanita saat pertama kali melihat darah pada tanggal 5 dan darah itu keluar terus-menerus tanpa dapat dibedakan secara tepat mana yang darah haid, baik melalui wama ataupun dengan cara lain. Maka haidnya pada setiap bulan dihitung selama enam atau tujuh hari dimulai dari tanggal tersebut.

Page 156: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 156

Hal ini berdasarkan hadits Hamnah binti Jahsy Radhiyallahu 'anha bahwa ia berkata kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam : "Ya Rasulullah, sungguh aku sedang mengalami istihadah yang deras sekali. Lalu bagaimana pendapatmu tentangnya karena ia telah menghalangiku shalat dan berpuasa? Beliau bersabda: "Aku beritahukan kepadamu (untuk menggunakan) kapas dengan melekatkannya pada farji, karena hal itu dapat menyerap darah". Hamnah berkata: "Darahnya lebih banyak dari itu". Nabipun bersabda: "Ini hanyalah salah satu usikan syetan. Maka hitunglah haidmu 6 atau 7 hari menurut ilmu Allah Ta'ala lalu mandilah sampai kamu merasa telah bersih dan suci, kemudian shalatlah selama 24 atau 3 hari, dan puasalah." [Hadits riwayat Ahmad,Abu Dawud dan At-Tirmidzi. Menurut Ahmad dan At-Tirmidzi hadits ini shahih, sedang menurut Al-Bukhari hasan] Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam : 6 atau 7 hari tersebut bukan untuk memberikan pilihan, tapi agar si wanita berijtihad dengan cara memperhatikan mana yang lebih mendekati kondisinya dari wanita lain yang lebih mirip kondisi fisiknya, lebih dekat usia dan hubungan kekeluargaannya serta memperhatikan mana yang lebih mendekati haid dari keadaan darahnya dan pertimbangan-pertimbangan lainnya. Jika kondisi yang lebih mendekati selama 6 hari, maka dia hitung masa haidnya 6 hari; tetapi jika kondisi yang lebih mendekati selama 7 hari, maka dia hitung masa haidnya 7 hari.

[3]. Hal Wanita Yang Mirip Mustahadhah Kadangkala seorang wanita, karena sesuatu sebab, mengalami pendarahan pada farjinya, seperti karena operasi pada rahim atau sekitarnya. Hal ini ada dua macam:

a. Diketahui bahwa si wanita tidak mungkin haid lagi setelah operasi, seperti operasi pengangkatan atau penutupan rahim yang mengakibatkan darah tidak bisa keluar lagi darinya, maka tidak berlaku baginya hukum-hukum mustahadhah. Namun hukumnya adalah hukum wanita yang mendapati cairan kuning, atau keruh, atau basah setelah masa suci. Karena itu ia tidak boleh meninggallkan shalat atau puasa dan boleh digauli. Tidak wajib baginya mandi karena keluarnya darah,tapi ia harus membersihkan darah tersebut ketika hendak shalat dan supaya melekatkan kain atau semisalnya (seperti pembalut wanita) pada farjiya untuk menahan keluarnya darah, kemudian berwudhu untuk shalat. Janganlah ia berwudhu untuk shalat kecuali telah masuk waktunya,jika shalat itu telah tertentu waktunya seperti shalat lima waktu; jika tidak tertentu waktunya maka ia berwudhu ketika hendak mengerjakannya seperti shalat sunat yang mutlak.

b. Tidak diketahui bahwa siwanita tidak bisa haid setelah operasi, tetapi diperkirakan bisa haid lagi. Maka berlaku baginya hukum mustahadhah. Hal ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada Fatimah binti Abi Hubaisy: "Artinya : Itu hanyalah darah penyakit, bukan haid. Jika datang haid, maka tinggalkan shalat."

Page 157: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 157

Sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam : "Jika datang haid..." menunjukkan bahwa hukum mustahadhah berlaku bagi wanita yang berkemungkinan haid, yang bisa datang atau berhenti. Adapun wanita yang tidak berkemungkinan haid maka darah yang keluar pada prinsipnya, dihukumi sebagai darah penyakit.

[4]. Hukum-Hukum Istihadhah Dari penjelasan terdahulu, dapat kita mengerti kapan darah itu sebagai darah haid dan kapan sebagai darah istihadhah. Jika yang terjadi adalah darah haid maka berlaku baginya hukum-hukum haid, sedangkan jika yang terjadi darah istihadhah maka yang berlalku pun hukum-hukum istihadhah. Hukum-hukum haid yang penting telah dijelaskan di muka. Adapun hukum-hukum istihadhah seperti,halnya hukum-hukum tuhr (keadaan suci). Tidak ada perbedaan antara wanita mustahdhah dan wanita suci, kecuali dalam hal berikut ini:

a. Wanita mustahadhah wajib berwudhu setiap kali hendak shalat. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada Fatimah binti Abu Hubaisy: "Artinya : Kemudian berwudhulah kamu setiap kali hendak shalat" [Hadits riwayat Al-Bukhari dalam Bab Membersihkan Darah] Hal itu memberikan pemahaman bahwa wanita mustahadhah tidak berwudhu untuk shalat yang telah tertentu waktunya kecuali jika telah masuk waktunya. Sedangkan shalat yang tidak tertentu waktunya, maka ia berwudhu pada saat hendak melakukannya

b. Ketika hendak berwudhu, membersihkan sisa-sisa darah dan melekatkan kain dengan kapas (atau pembalut wanita) pada farjinya untuk mencegah keluarnya darah. Berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada Hamnah: "Artinya : Aku beritahukan kepadamu (untuk menggunakan) kapas, karena hal itu dapat menyerap darah". Hamnah berkata: 'Darahnya lebih banyak dari itu". Beliau bersabda: "gunakan kain!". Kata Hamnah: "Darahnya masih banyak pula". Nabipun bersabda: "Maka pakailah penahan!" Kalaupun masih ada darah yang keluar setelah tindakan tersebut, maka tidak apa-apa hukumnya. Karena sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kepada Fatimah binti Abu Hubaisy: "Artinya : Tinggalkan shalat selama hari-hari haidmu, kemudian mandilah dan berwudhulah untuk setiap kali shalat, lalu shalatlah meskipun darah menetes di atas alas. " [Hadits riwayat Ahmad dan Ibnu Majah]

c. Jima' (senggama). Para ulama berbeda pendapat tentang kebolehannya pada kondisi bila ditinggalkan tidak dikhawatirkan menyebabkan zina. Yang benar adalah boleh secara mutlak Karena ada banyak wanita,mencapai sepuluh atau lebih, mengalami istihadhah pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam ,sementara Allah dan Rasul-Nya tidak melarang jima' dengan mereka. Firman

Page 158: Kumpulan Artikel Daarut Tauhiid Januari 2008

Kumpulan Artikel Mailing-List Daarut-Tauhiid

Bulan Januari 2008 158

Allah Ta 'ala: Artinya :... Hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haid ... " [Al-Baqarah: 222] Ayat ini menunjukkan bahwa di luar keadaan haid, suami tidak wajib menjauhkan diri dari isteri. Kalaupun shalat saja boleh dilakukan wanita mustahadhah, maka jima 'pun tentu lebih boleh Dan tidak benar jima' wanita mustahadhah dikiaskan dengan jima 'wanita haid,karena keduanya tidak sama, bahkan menurut pendapat para ulama yang menyatakan haram. Sebab, mengkiaskan sesuatu dengan hal yang babeda adalah tidak sah. [Disalin dari buku Risalah Fid Dimaa' Ath-Thabii'iyah Lin-Nisa' Penulis Syaikh Muhammad bin Shaleh Al 'Utsaimin, dengan edisi Indonesia Darah Kebiasaan Wanita hal 49 - 52 terbitan Darul Haq, Penerjemah Muhammad Yusuf Harin. MA] Makna Istihadhah Dan Kondisi Wanita Mustahadhah -------------------------------------------------------------------------------------------------- Tulisan tersebut merupakan balasan atas email dibawah ini .Assalamu'alaikum wrwb. Saudara2 ku seiman yang Allah cintai, Mohon penjelasan mengenai Perempuan yang sudah menginjak dewasa mengalami minstruasi (mengeluarkan darah kotor) tidak wajib melakukan Ibadah (Terutama sholat wajib), Bagaimana apabila ybs mempunyai kelainan / punya penyakit / virus sehingga jadwal minstruasinya tidak sesuai lagi dengan jadwal rutin ? bisa satu minggu keluar lagi darah penyakit tsb. Minta bantuan penjelasan saudara-2 ku Wassalam. Bachri