Kumpulan Sindrome
-
Upload
tony-hermawan -
Category
Documents
-
view
48 -
download
2
Transcript of Kumpulan Sindrome
Syndrome Foster Kennedy
Syndrome foster kennedy adalah sekumpulan tanda dan gejala yang berhubungan dengan adanya
massa pada lobus frontal. Syndrome ini pertama kali dikemukakakan oleh Robert Foster
Kennedy pada tahun 1911
Gejala :
- Mual
- Muntah
- Gangguan memory
- Gangguan emosi
Tanda :
- Atrofi optil mata ipsilateral
- Papiledema mata kontalateral
- Skotoma mata ipsilateral
- Anosmia ipsilateral
Sindrome foster kennedy disebabkan oleh kompresi nervus optikus, kompresi nervus olfaktorius
dan peningkatan tekanan intrakranial yang disebabkan oleh adanya massa (paling sering
meningioma olfactory groove).
Syndrome Foville
Sindrome Foville adalah sekumpulan gejala neurologi yang disebabakn oleh adannya blockade
pada cabang arteri basilaris yang memperdarahi pons.
nama lain : syndrome of the caudal basis pontis atau syndrome Millard-Gubler
tanda :
- Parese Nervus Abdusen ipsilateral
- Parese Nervus fasialis sentral ipsilateral
- Hemiplegia kontralateral
- Analgesia kontralateral
- Thermanestesia
- Gangguan rasa raba, posisi dan getar
Etiologi :
- Oklusi cabang arteri basilaris sirkumferensia
- Massa : tumor atau abses yang menekan formation retikularis pons paramedia, nucleus
nervus fasialis dan abdusen, traktus kortikospinalis, lemniskus medialis dan fasikulus
longitudinal medial.
Syndrome Fregoli
Fregoli sindrom ditandai dengan adanya delusi bahwa beberapa orang disekitar pasien adalah
satu orang yang sedang menyamar atau berpura pura menjadi orang lain.
Nama sindrom Fregoli diambil dari actor Italia bernama Leopoldo Fregoli yang terkenal dengan
kemampuannya untuk merubah penampilannya dalam pertunjukan diatas panggung. Sindrom ini
dilaporkan banya terdapat pada pasien dengan skizofrenia, selain itu dapat ditemukan pula pada
pasien dengan demensia dan post cedera kepala.
Tanda :
- Delusi
- Defisit memori visual
- Gangguan kesadaran dan monitor diri
- Halusinasi
- Gangguan fungsi eksekutif
- Riwayat kejang
Etiologi :
- Levodopa
Levodopa adalah prekurso dari dopamine, epinephrine dan norepinefrinr dan digunakan
dalam pengobatan Parkinson. Penggunaan levodopa dapat mmenimbulkan halusinasi
visual dan delusi. Stewart pada tahun 2008 melaporkan ditemukannya syndrome Fregoli
pada pasien dengan pengobatan Levodopa.
- Cedera Kepala
Cedera yang mengenai daerah lobus frontal dan temporo-parietal dapat menyebabkan
munculnya sindrom Fregoli.
- Girus Fusiformis
MRI pada pasien dengan gejala syndrome Fregoli menunjukkan adanya kerusakan pada
parahipokampus dan hipokampus di girus fusiformis anterior. Girus ini berkaitan dengan
area spesifik wajah atau korteks fusiformis ventral.
Syndrome Ganglia Basalis
Disebut juga syndrome ekstrapiramidal. Sindrom ekstrapiramidal merupakan suatu gejala atau
reaksi yang ditimbulkan oleh penggunaan jangka pendek atau jangka panjang dari medikasi
antipsikotik golongan tipikal dikarenakan terjadinya inhibisi transmisi dopaminergik di ganglia
basalis
GEJALA KLINIS
Gejala ekstrapiramidal sering dibagi dalam beberapa kategori yaitu reaksi distonia, tardive
dyskinesia, akatisia, dan Sindrom Parkinson.
- Reaksi Distonia
Merupakan spasme atau kontraksi involunter satu atau lebih otot skelet yang timbul
beberapa meni dan dapat pula berlangsung lama, biasanya menyebabkan gerakan atau
postur yang abnormal. Kelompok otot yang paling sering terlibat adalah otot wajah,
leher, lidah atau otot ekstraokuler, bermanifestasi sebagai tortikolis, disastria bicara,
krisis okulogirik dan sikap badan yang tidak biasa hingga opistotonus (melibatkan
seluruh otot tubuh). Hal ini akan menggangu pasien, dapat menimbulkan nyeri hingga
mengancam nyawa seperti distonia laring atau diafragmatik. Reaksi distonia akut sering
terjadi dalam satu atau dua hari setelah pengobatan dimulai, tetapi dapat terjadi kapan
saja. Distonia lebih banyak diakibatkan oleh psikotik tipikal terutama yang mempunyai
potensi tinggi dan dosis tinggi seperti haloperidol, trifluoroperazin dan fluphenazine.
Otot-otot yang sering mengalami spasme adalah otot leher (torticolis dan retrocolis), otot
rahang (trismus, gaping, grimacing), lidah (protrusionI, memuntir) atau spasme pada
seluruh otot tubuh (opistotonus). Pada mata terjadi krisis okulogirik. Distonia
glosofaringeal yang menyebabkan disartri, disfagia, kesulitan bernafas hingga sianosis
bahkan kematian. Spasme otot dan postur yang abnormal, umumnya yang dipengaruhi
adalah otot-otot di daerah kepala dan leher tetapi terkadang juga daerah batang tubuh dan
ekstremitas bawah.
- Akathisia
Manifestasi berupa keadaan gelisah, gugup atau suatu keinginan untuk tetap bergerak,
atau rasa gatal pada otot. Manifestasi klinis berupa perasaan subjektif kegelisahan
(restlessness) yang panjang, dengan gerakan yang gelisah, umumnya kaki yang tidak bisa
tenang. Penderita dengan akatisia berat tidak mampu untuk duduk tenang, perasaannya
menjadi cemas atau iritabel. Akatisia sering sulit dinilai dan sering salah diagnosis
dengan anxietas atau agitasi dari pasien psikotik, yang disebabkan dosis antipsikotik yang
kurang. Pasien dapat mengeluh karena anxietas atau kesukaran tidur yang dapat disalah
tafsirkan sebagai gejala psikotik yang memburuk. Sebaliknya, akatisia dapat
menyebabkan eksaserbasi gejala psikotik yang memburuk. Sebaliknya akatisia dapat
menyebabkan eksaserbasi gejala psikotik akibat perasaan tidak nyaman yang ekstrim.
Agitasi, pemacuan yang nyata, atau manifesatsi fisik lain dari akatisia hanya dapat
ditemukan pada kasus yang berat.
- Sindrom Parkinson
Faktor risiko antipsikotik menginduksi parkinsonism adalah peningkatan usia, dosis obat,
riwayat parkinsonism sebelumnya, dan kerusakan ganglia basalis.
Terdiri dari akinesia, tremor, dan bradikinesia. Akinesia meliputi wajah topeng, jedaan
dari gerakan spontan, penurunan ayunan lengan saat berjalan, penurunan kedipan, dan
penurunan mengunyah yang dapat menimbulkan pengeluaran air liur. Pada suatu bentuk
yang lebih ringan, akinesia hanya terbukti sebagai suatu status perilaku dengan jeda
bicara, penurunan spontanitas, apati dan kesukaran untuk memulai aktifitas normal,
kesemuanya dapat dikelirukan dengan gejala skizofrenia negatif. Tremor dapat
ditemukan pada saat istirahat dan dapat pula mengenai rahang. Gaya berjalan dengan
langkah kecil dan menyeret kaki diakibatkan karena kekakuan otot.
- Tardive Dyskinesia
Disebabkan oleh defisiensi kolinergik yang relatif akibat supersensitif reseptor dopamin
di putamen nucleus kaudatus. Merupakan manifestasi gerakan otot abnormal, involunter,
menghentak, balistik, atau seperti tik mempengaruhi gaya berjalan, berbicara, bernafas,
dan makan pasien dan kadang mengganggu. Faktor predisposisi dapat meliputi umur
lanjut, jenis kelamin wanita, dan pengobatan berdosis tinggi atau jangka panjang. Gejala
hilang dengan tidur, dapat hilang timbul dengan berjalannya waktu dan umumnya
memburuk dengan penarikan neuroleptik. Diagnosis banding jika dipertimbangkan
diskinesia tardive meliputi penyakit Hutington, Khorea Sindenham, diskinesia spontan,
tik dan diskinesia yang ditimbulkan obat seperti Levodova, stimulant, dan lain-lain.
Sindrom Ganglion Radiks Dorsalis
Sindrom Gertmann
Etiologi : lesi pada hemisfer dominan termasuk girus angularis dan supramarginalis didekat batas
antara lobus temporal dan parietal. Sindrom ini dapat ditemukan pada pasien stroke dengan
kerusakan pada lobus parietal, sehingga sindrom ini sering ditemukan pula adanya afasia.
- Tidak mampu mengenali jari sendiri (agnosia jari)
- Disgrafia atau agrafia
- Diskalkulia atau akalkulia
- Tidak mampu membedakan kanan dan kiri.
Sindrom Gilles De La Tourette
merupakan suatu kelainan neurologis bawaan dengan onset pada masa anak anak dengan
karakteristik tik motorik multiple dan adanya tik vocal. Tik vocal pada sindrom tourette biasanya
berupa kata kata kotor.
Sindrom Gradenigo
Disebut juga Gradenigo-Lannois Syndrome, merupakan komplikasi otitis media dan mastoiditis
yang mengenai apeks dari os petrosus temporal.
Tanda :
- nyeri retroorbita Paralisis ipsilateral karena parese dari nervus abdusen
- Otitis media
Gejala lain : fotofobia, lakrimasi demam.
Sindrom Guillain Barre
Tanda :
- Parese simetris bilateral biasanya berawal pada dan kaki dan semakin naik keatas
Sindrom Hemiseksi Medulla spinalis
Disebut juga brown sequard syndrome
Tanda :
- paralisis spastik ipsilateral dibawah tingkat lesi
- paralisis flacid setingkat lesi
- gangguan sensasi vibrasi dan propriosepsi ipsilateral
- gangguan sensasi nyeri dan suhu kontalateral satu atau dua segmen dibawah lesi
Sindrom Holmes Adie
- dilatasi pupil abnormal tanpa adanya reflek cahaya
- hilangnya reflek tendon dalam
- diaphoresis
tanda lain : hiperopia karena gangguan reflek akomodasi, fotofobia dan gangguan membaca.
Sindrom Horner
SIADH
Sindrom Iskemi Batang Otak
Sindrom Kallmann
Sindrom Kauda Equina
Sindrom Kluver-Bucy
Adalah kumpulan gejala dan tanda yang disebabkan oleh lesi bilateral pada amigdala.
Tanda :
- Docility. Characterized by exhibiting diminished fear responses or reacting with
unusually low aggression. This has also been termed "placidity" or "tameness"
- Hiperfagia. Ditandai dengan adanya pika dan kecenderungan untuk makan secara
berlebihan.
- Hiperoralitas. Suatu dorongan untuk memeriksa objek atau benda dengan menggunakan
mulut.
- Hiperseksualitas. Ditandai dengan peningkatan dorongan seksual dan adanya tendensi
untuk mencari stimalis seksual dari objek yang tidak lazim.
- Agnosia visual. Ketidakmampuan mengenali orang atau obyek yang dikenal.
Sindrom Kolumna Posterior
Sindrom Konus
Sindrom Kornu Anterior
Sindrom Kornu Posterior
Sindrom Korsakoff
Disebut juga demensia korsakoff atau psikosis korsakoff. Merupakan kumpulan gejala yang
disebabkan oleh berkurangnya kadar tiamin pada jaringan otak.
Tanda :
- amnesia anterograd
- amnesia retrogad
- konfabulasi
- tilikan berkurang
- apatis
- kosa kata dalam percakapan berkurang
etiologi : kerusakan pada thalamus medial dan corpus mammilare pada hipotalamus yang
disebabkan karena adanya defisiensi tiamin
Sindrom Kugelberg-Welander
Nama lain dari sindrom ini adalah Spinal Muscular Atrophies. Sindrom ini ditandai dengan
adanya degenerasi progresif sel pada kornu anterior dari medulla spinalis. Penyebab pasti dari
degenerasi ini belum diketahui dengan pasti. Hilangnya sel sel pada kornu anterior medulla
spinalis mengakibatkan kelainan lower motor neuron tanpa gangguan pada sistem sensorik.
manifestasi hipotonia, kelemahan dan paralisis progresif.
Gejala klinis
- kelemahan otot, biasanya pada otot ekstensor dan abductor pada pinggang. Kelemahan
ini menyebabkan kesulitan untuk menaiki tangga dan berdiri dari posisi duduk di lantai.
- Tremor ringan dan hanya muncul saat saat tertentu.
- Kram otot.
- Kesulitan berjalan dan berlari.
- Pada pasien anak keluhan yang muncul dari orang tua adalah keterlambatan
perkembangan dan berkurangnya kemampuan olahraga dari pasien.
Tanda
- Kelemahan otot proksimal, kelemahan otot ini lebih tampak pada otot otot pinggang dari
pada otot bahu.
- Tonus otot menurun.
- Fasikulasi pada lidah atau otot bahu.
- Minipolimioklonus yaitu suatu tremor irregular pada jari yang teregang,
- Pseudohipertrofi otot betis.
- Gower sign dan waddling gait dapat ditemukan
- Dapat ditemukan kelemahan otot fasialis dan otot masseter.
- Pemeriksaan sensorik normal