Kurikulum Kaderisasi.doc

52
Rancangan Kurikulum Dasar-Dasar Islam Kata Pengantar Pemahaman terhadap konsepsi dasar Islam bagi seorang mukmin adalah suatu keharusan sebelum ia ‘memeluk’ secara keseluruhan Diin yang agung ini. Allah berfirman : “ Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan melainkan Allah …………. (Muhammad 47: 19)”, Apatah lagi bagi seorang mukmin yang akan mengorientasikan hidupnya untuk memperjuangkan Islam, maka kebutuhan ia akan pemahaman konsepsi dasar Islam secara utuh tentu lebih besar sebelum nantinya ia memahami ilmu- ilmu laboratorium kehidupan yang lebih luas lagi dan merupakan derivasi ilmu dasar islam, sehingga setiap ia memahami suatu ilmu, maka pemahaman akhirnya merupakan hasil shibghoh (celupan) dari pemahaman ia terhadap konsepsi Islam tersebut. Selain itu hasil dari pemahaman terhadap dasar Islam ini merupakan bekal utama dalam aktivitas kehidupannya, yaitu keimanan dan amal shaleh. “ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Al-‘Ashr 103 : 1-3)” Sekilas, dari judul kurikulum ini sebenarnya bisa dibayangkan isi dari kurikulum ini, dan jika dilihat isinya akan ada beberapa topik yang dapat dikatakan ‘lepas’ dari maksud substansi judul tersebut, namun akhirnya kami masukkan dengan memperluas maksud dari judul kurikulum yang kami berikan. Yang dimaksud dasar-dasar Islam di atas adalah konsepsi dan pengetahuan dasar yang kami nilai harus dimiliki oleh seorang ‘calon’ da’i. Walaupun sangat banyak topik-topik yang seharusnya masuk ke dalam kurikulum ini, tapi mengingat keterbatasan waktu dan sarana yang dapat dimanfaatkan sebagai media penyampaiannya, akhirnya dipilih topik-topik yang menurut kami sangat penting/prioritas untuk dimasukkan. Dimulai dari UshûlutsTsalâtsah/Tiga hal Pokok (Ma’rifatullâh, Ma’rifaturrasûl dan Ma’rifatul Islâm) dengan topik yang ada di antara UshûlutsTsalâtsah yang sangat berkaitan, yaitu Ma’rifatul Insân dan Syahâdatayn. Dari pemahaman dasar tersebut kemudian di turunkan melalui topik yang lebih kongkrit secara induvidual melalui Syakhshiyyah Islâmiyyah (Kepribadian Islami) dan secara komunal melalui Ukhuwwah. Al-‘Ilmu diberikan untuk memberikan stimulus 1

Transcript of Kurikulum Kaderisasi.doc

Page 1: Kurikulum Kaderisasi.doc

Rancangan Kurikulum

Dasar-Dasar Islam

Kata Pengantar

Pemahaman terhadap konsepsi dasar Islam bagi seorang mukmin adalah suatu keharusan sebelum ia ‘memeluk’ secara keseluruhan Diin yang agung ini. Allah berfirman :

“ Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnyatidak ada Tuhan melainkan Allah ………….

(Muhammad 47: 19)”,Apatah lagi bagi seorang mukmin yang akan

mengorientasikan hidupnya untuk memperjuangkan Islam, maka kebutuhan ia akan pemahaman konsepsi dasar Islam secara utuh tentu lebih besar sebelum nantinya ia memahami ilmu-ilmu laboratorium kehidupan yang lebih luas lagi dan merupakan derivasi ilmu dasar islam, sehingga setiap ia memahami suatu ilmu, maka pemahaman akhirnya merupakan hasil shibghoh (celupan) dari pemahaman ia terhadap konsepsi Islam tersebut.

Selain itu hasil dari pemahaman terhadap dasar Islam ini merupakan bekal utama dalam aktivitas kehidupannya, yaitu keimanan dan amal shaleh.“ Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal

salehdan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan

nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (Al-‘Ashr 103 : 1-3)”

Sekilas, dari judul kurikulum ini sebenarnya bisa dibayangkan isi dari kurikulum ini, dan jika dilihat isinya akan ada beberapa topik yang dapat dikatakan ‘lepas’ dari maksud substansi judul tersebut, namun akhirnya kami masukkan dengan memperluas maksud dari judul kurikulum yang kami berikan. Yang dimaksud dasar-dasar

Islam di atas adalah konsepsi dan pengetahuan dasar yang kami nilai harus dimiliki oleh seorang ‘calon’ da’i.

Walaupun sangat banyak topik-topik yang seharusnya masuk ke dalam kurikulum ini, tapi mengingat keterbatasan waktu dan sarana yang dapat dimanfaatkan sebagai media penyampaiannya, akhirnya dipilih topik-topik yang menurut kami sangat penting/prioritas untuk dimasukkan. Dimulai dari UshûlutsTsalâtsah/Tiga hal Pokok (Ma’rifatullâh, Ma’rifaturrasûl dan Ma’rifatul Islâm) dengan topik yang ada di antara UshûlutsTsalâtsah yang sangat berkaitan, yaitu Ma’rifatul Insân dan Syahâdatayn. Dari pemahaman dasar tersebut kemudian di turunkan melalui topik yang lebih kongkrit secara induvidual melalui Syakhshiyyah Islâmiyyah (Kepribadian Islami) dan secara komunal melalui Ukhuwwah. Al-‘Ilmu diberikan untuk memberikan stimulus lebih besar kepada kader untuk lebih meningkatkan pemahamannya melalui berbagai macam sarana yang ada di JS maupun di luar JS. Selain itu diberikan penekanan terhadap kader tentang pentingnya fungsi yang ada dalam sarana kaderisasi yang di sediakan JS, diantaranya Forum Kepemanduan, FOKALISTA, KUBAH dll.

Tidak ketinggalan adalah topik Fiqh Da’wah (pemahaman terhadap dakwah) dan Problematika Umat (pemahaman terhadap relaitas umat), diharapkan kader memahami karakteristik jalan dakwah dan obyek dakwah yang akan dihadapinya sehinggga ia juga bisa memperkirakan permasalahan yang akan muncul untuk kemudian diantisipasinya dalam perencanaan solusi yang lebih ‘match’ dengan realita.

Kurikulum ini akan lebih banyak diberikan kepada anggota-anggota JS dan sebagian pengurus JS dengan asumsi sebagian pengurus JS sudah mendapatkan substansi materi ini dalam proses

1

Page 2: Kurikulum Kaderisasi.doc

pengkaderan yang di lakukan dalam periode sebelumnya. Target akhir dari kurikulum ini adalah tersedianya kader yang memiliki keimanan yang dalam (iman ‘amiq), pemahaman yang mendalam (fiqh daqiq), dan perikatan yang kuat (tarabuth watsiq).

Akhirnya yang terpenting dari sebuah proses setelah melalui tahap perencanaan adalah tahap operasionalisasi dari konsep yang sudah direncanakan.

2

Page 3: Kurikulum Kaderisasi.doc

Kurikulum

No Topik Sub Topik Target Referensi1 Pengantar Urgensi dan Tujuan Peserta dan fasilitator mampu

menyiapkan diri untuk terlibat dalam proses pengkaderan yang akan dilakukan.

Peserta dan fasilitator merumuskan kesepakatan-kesepakatan yang diperlukan untuk kelancaran proses pengkaderan.

Peserta memahami orientasi dan memperoleh gambaran luas tentang kajian ini.

Ruang Lingkup

Metodologi

Overview2 Ma’rifatullâh

(Mengenal Allah)Mengapa manusia memerlukan Tuhan

Peserta dapat merasakan bahwa Allah senantiasa hadir dalam setiap perjalanan hidup yang dilaluinya.

Peserta menyadari bahwa Allah mengawasi setiap perbuatan yang dilakukannya.

Peserta memperoleh bekal teoritis untuk mengenal Allah, mendekatkan diri kepada-Nya serta mencintai-Nya di atas segala-galanya.

Sa’id Hawwa, Allah, Pustaka MantiqYunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam,

LPPI UMY-Pustaka PelajarYasien Mohamed, Insan yang Suci:

Konsep Fithrah dalam Islam, MizanNurcholish Madjid, “A Terrible Joke”,

Kolom Fatsoen Tabloid Tekad No.

Konsep FithrahUrgensi, Metode, Implikasi dan Konsekuensi Mengenal AllahMa’iyyatullâh, Mahabbatullâh, Murâqabatullâh (Kebersamaan, Kecintaan dan Pengawasan Allah)

3

Page 4: Kurikulum Kaderisasi.doc

3 Ma’rifatul Insân (Mengenal Manusia)

Hakekat Hidup Peserta memahami hakekat manusia dan asal kejadiannya serta kedudukan dirinya sebagai manusia.

Peserta menyadari sifat-sifat umum dirinya sebagai manusia dan menyadarinya sebagai suatu potensi baik atau pun sebagai potensi buruk. Sehingga memunculkan sikap tawadhu’ (rendah hati) dan (tafa’ul)

Peserta memahami fungsi dasar dan keberadaan dirinya untuk kemudian menjalankannya sebagai satu kesatuan.

Yasien Mohamed, Insan yang Suci: Konsep Fithrah dalam Islam, Mizan

Muhammad Quthb, Konsepsi Ibadah dalam Membentuk Generasi Qur’ani, GIP

FS PAI JS, Meniti Jalan Islam, FS PAI JS UGM, hal. 140-155

Potensi Manusia

Fungsi manusia sebagai hamba dan khalifahKonsepsi Ibadah

4 Syahâdatayn Makna, Rukun, Syarat dan Implikasi/konsekuensi

Peserta memahami hakekat Syahâdatayn.

Peserta menjadikan Syahâdatayn sebagai landasan dalam totalitas kehidupan pribadinya maupun kehidupan manusia pada umumnya.

FS PAI JS, Meniti Jalan Islam, FS PAI JS UGM, hal. 50-78

M. Amien Rais, Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta, Mizan, hal. 13-22 (Bab “Arti dan Fungsi Tauhid”, “Tauhid dan Konsepsi Umat”)

Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, LPPI UMY-Pustaka Pelajar

Ibrahim bin Muhammad, Pengantar Studi Aqidah Islam, Robbani Press

Klasifikasi Tauhid (Tawhîd Rubûbiyyah, Tawhîd Mulkiyyah, Tawhîd Ulûhiyyah, Tawhîd Asmâ’ Wash ShifâtTransformasi tauhid dalam kehidupan sosial

5 Ma’rifatur Rasûl (Mengenal Rasul)

Pengertian dan Misi Rasul Peserta memahami makna/ hakekat risalah dan kenabian.

Peserta menyadari kebutuhan dirinya akan risalah

Peserta menjadikan Rasulullah saw. sebagai teladan bagi dirinya dan memahami karakteristik keteladanan tersebut.

FS PAI JS, Meniti Jalan Islam, FS PAI JS UGM, hal. 79-94

Sa’id Hawwa, Ar-Rasul, Pustaka Mantiq

Yunahar Ilyas, Kuliah Aqidah Islam, LPPI UMY-Pustaka Pelajar

Hakekat Risalah

4

Page 5: Kurikulum Kaderisasi.doc

Keteladanan RasulKewajiban Muslim terhadap Rasul

6 Ma’rifatul Islâm (Mengenal Islam)

Kesinambungan da’wah Islam para Nabi dan Rasul

Peserta memahami hakekat diinul Islam.

Peserta mempunyai bekal dasar untuk melakukan transformasi konsep normatif Islam ke dalam dataran riil (ipoleksosbudhankam dll)

Peserta mau dan mampu mengoptimalkan berbagai media untuk meningkatkan kualitas ke-Islaman baik melalui kajian-kajian ke-Islaman, forum-forum diskusi, baca buku maupun keterlibatan langsung dalam aktivitas da’wah.

Sa’id Hawwa, Al-Islam 01: Syahadatain dan Fenomena Kekufuran, Ishlahy Press

Yusuf Qardhawi, Pengantar Kajian Islam, Pustaka Al-Kautsar

Yusuf Qardhawi, Karakteristik Umum Islam, Risalah Gusti

Ali Syari’ati

Pengertian Diin dan IslamRuang Lingkup (Totalitas) IslamKarakteristik Islam (Rabbaniyah, Kemanusiaan, universal, lengkap dan mencakup, mudah, keadilan yang mutlak, keseimbangan, perpaduan antar yang tetap dan berubah)Metode Mempelajari Islam.

7 Syakhshiyyah Islâmiyyah (Kepribadian Islami)

Tazkiyyatun Nafs (hakekat, urgensi, sarana) + penyebab kotornya hati

Peserta memahami konsep dan hakekat tazkiyyah, qalb, nafs, ihsan dan ‘amal.

Peserta mau dan mampu menyeimbangkan antara keshalihan ritual dan keshalihan sosial

Sa’id Hawwa, Jalan Ruhani: Panduan Tasawuf bagi Para Aktivis, Mizan

Sa’id Hawwa, Tazkiyyatun Nafs: , Robbani Press

Ihsânul ‘amalAntara keshalihan ritual dan keshalihan sosial

5

Page 6: Kurikulum Kaderisasi.doc

8 Al-‘Ilmu Konsepsi Ilmu menurut Islam

Peserta memahami kedudukan ilmu dalam Islam.

Peserta menyadari pentingnya membekali diri dengan berbagai ilmu sebagai bekal untuk da’wah (misal: Ushûluts Tsalâtsah, ‘Aqîdah, Fiqh, Ushûl, Akhlâq, Fiqhud Da’wah, Sîrah an-Nabawiyyah, Târîkh, Tsaqâfah Islâmiyyah)

Sa’id Hawwa, Intelektualitas Jundullah, Al-Ishlahy Press

Seyyed Hossein Nasr, Menjelajah Dunia Modern: Bimbingan untuk Kaum Muda Muslim, Mizan, hal. 243-255

Isma’il Raji’ Al-Faruqi, Islamisasi Pengetahuan, Pustaka

Klasifikasi Ilmu

Ilmu yang yang perlu/harus dimiliki Muslim

9 Ukhuwwah Keutamaan Ukhuwah Peserta memahami dan mengakui pentingnya ukhuwah dan akibat-akibat yang berkaitan dengan keberadaan ukhuwah terutama dalam menjalankan amanah dakwah.

Peserta memahami langkah-langkah praktis operasional dalam menjalankan ukhuwah.

Tahapan Ukhuwah (Ta’aruf, Tafahum, Takaful)

10 Fiqhud Da’wahPengertian, Tujuan, Ruang Lingkup, Tantangan Da’wah

Peserta memahami hakekat da’wah Peserta mampu merumuskan

da’wah transformatif untuk konteks kampus

M. Anas Adnan, “Fiqih Dakwah: Pola dan Kebijaksanaannya”, Makalah Pelatihan Dakwah (Pelatda) SKI Sema Fisip Unair 5-6 Juli 1997

M. Amien Rais, Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta, Mizan, hal. 24-27

Muhammad Husain Fadhlullah, Metodologi Dakwah dalam Al Qur’an: Pegangan bagi Para Aktivis, Lentera

, Fikih Dakwah, Intermedia

M. Natsir, Fiqh Da’wah, Media Dakwah-IIFSO

Mushthafa Masyhur, Amal Jama’i: Gerakan Bersama, Al-Ishlahy Press

6

Page 7: Kurikulum Kaderisasi.doc

Kewajiban Berda’wah

Metode Da’wah

‘Amal Jamâ’î11 Problematika umat

Islam Kontemporer dan alternatif Solusinya

Kompleksitas Problem Peserta memahami realitas umat Islam kontemporer dengan segenap potensi, problematika dan upaya-upaya untuk melakukan kebangkitan umat.

Peserta mampu menarik realitas makro ke dalam realitas mkro dimana peserta berada dengan merumuskan problematika, mencari alternatif solusi dan melakukan prioritas-prioritas langkah.

Abu Ridha, Pengantar Memahami Ghazwul Fikri 01, Ishlahy Press

Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy, Virus Fikrah: Melemahkan Ketahanan Ummat, Wala’ Press

Thaha Jabir Al-‘Alwani, Krisis Pemikiran Islam: Diagnosis dan Resep Pengobatan, LKPSI

Penyebab Internal:Krisis Pemahaman

dan Aplikasi Ajaran Islam

Runtuhnya KhilafahPerpecahan Umat

Islam dan Fanatisme Madzhab

Pluralisme GerakanTingkat

IntelektualitasGap antara kaum

terpelajar dan massaPenyebab Eksternal:

Fenomena Ghazwul Fikri (Definisi dan Asal Usul/Latar Belakang, Jenis, Target, Sarana).

Langkah penyelesaian masalah

7

Page 8: Kurikulum Kaderisasi.doc

Rancangan Kurikulum

Sîrah Nabawiyyah

Kata PengantarPilihan materi sîrah menjadi salah satu bagian dari kurikulum

kaderisasi aspek wawasan didasari oleh keinginan untuk menilik referensi yang tidak pernah usang dimakan zaman. Melalui kajian yang sistematis dan tidak bertele-tele dapat kita cermati banyak hal yang terkait dengan tahapan-tahapan kehidupan Rasulullah SAW beserta orang-orang yang dekat dengannya.

Menurut riwayat, isteri Rasûlullâh SAW, ‘Aisyah ra, menyebutkan bahwa “akhlak Rasûlullâh adalah Al-Qur’ân”. Sosok Rasûlullâh yang dihadirkan melalui sîrah ini dapat kita temui potret pemimpin, teman, ayah, suami yang sabar dalam menghadapi cobaan, keteguhan memegang prinsip, kemantapan hati dalam menghadapi goncangan dunia, dan sosok yang sangat dicintai oleh pengikutnya. Lewat sîrah ini juga dapat kita temui gambaran kemampuan beliau dalam menundukkan pesona duniawi dan mengangkat nilai-nilai kemanusiaan ke tempat yang tertinggi. Penjagaan Allah terhadap beliau melahirkan individu yang lisannya mengandung makna karena lahir dari bibir yang di belakangnya ada iman, ada hati dan ada Allah.

Dengan menyimak sejarah Rasûlullâh kita dituntut untuk dapat mentransformasikan nilai-nilai yang ada pada masa tersebut ke dalam tinjauan kekinian. Setiap peristiwa yang melibatkan peran beliau di dalamnya sangat sarat dengan ‘ibrah, makna. Masa kini yang mempunyai masalah yang sangat kompleks lagi pelik membuat kita harus tetap jeli dalam mengamati, mencermati, mengkaji, menganalisis dan mentransformasikan hikmah tersebut dalam konteks sekarang. Dalam konteks da’wah itu sendiri, paling tidak muncul willingness untuk memahami esensi da’wah secara utuh, menyeluruh, integral. Hikmah sîrah dapat membantu dalam

menganalisa medan da’wah terkait dengan planning, ekspansi lini da’wah, analisa performance da’i dan jeli melihat faktor pendukung yang dapat memfasilitasi da’wah itu sendiri. Selain itu, dengan mempelajari sîrah maka akan sangat membantu kita dalam memahami Kitâbullâh, mendalami ‘Aqîdah, hukum-hukum dan akhlâq Islâmî.

Metode kajian yang tepat untuk mengkaji topik ini adalah dengan menggunakan tinjauan ilmiah baik secara kronologis maupun tematik, bagaimanapun yang menjadi krusial adalah tidak melewatkan topik ini hanya sebuah dongeng atau cerita romantisme awal kejayaan Islam. Pisau analisis yang tajam, Insyâ Allah, akan dapat sangat membantu dalam mencermati hikmah yang terselip di balik sejarah Rasûlullâh SAW. Menghadirkan kajian ini dalam sebuh forum rutin akan membuat penerimaan hikmah sîrah menjadi utuh, dengan catatan tetap dibutuhkan audiens yang istiqâmah mengikuti forum, tidak parsial dan tercecer.

8

Page 9: Kurikulum Kaderisasi.doc

Kurikulum

No Topik Sub Topik Target Referensi1 Pengantar Urgensi dan Tujuan Peserta dan fasilitator mampu

menyiapkan diri untuk terlibat dalam proses pembinaan yang akan dilakukan.

Peserta dan fasilitator merumuskan kesepakatan-kesepakatan yang diperlukan untuk kelancaran proses pembinaan.

Peserta memahami orientasi dan memperoleh gambaran luas tentang kajian ini.

Sa’id Ramadhan Al-Buthy, Sirah Nabawiyah: Analisis Ilmiyah Manhajiyah terhadap Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW, Robbani Press

Syaikh Shafiyyur Rahman Al-Mubarakfury, Sirah Nabawiyah, Pustaka Al-Kautsar

Sa’id Hawwa, Ar-Rasul, Pustaka Mantiq

Husain bin Muhammad bin Ali Jabir, Menuju Jama’atul Muslimin: Telaah Sistem Jamaah dalam Gerakan Islam, Robbani Press, hal. 175-229 (Bagian Ketiga: Rambu-Rambu Sirah Nabi SAW dalam Menegakkan Jamaah)

…… Munir Ghadhban, Manhaj Haraki dalam Sirah Nabawiyah, Pustaka Mantiq/Robbani Press

Faruq Hamadah, Kajian Lengkap Sirah Nabawiyah: GIP

Ali Syari’ati, Rasulullah SAW Sejak Hijrah hingga Wafat: Tinjauan Kritis Sejarah Nabi Periode Madinah, Mizan, hal. 11-44 (Bab Hijrah)

Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, Pustaka Pelajar, hal. 41-56 (Bab: Muhammad Sang Pembebas)

Asghar Ali Engineer, Asal-Usul dan Perkembangan Islam: Analisis Pertumbuhan Sosio-Ekonomi, Pustaka Pelajar, hal. 1-212

Nurcholish Madjid, “Pidato kemanusiaan” dalam tabloid Tekad

M. Anis Matta, “Merenungi Sejarah Sang Rasul” dalam kaset ceramah Pesona Islam Abad 21

9

Page 10: Kurikulum Kaderisasi.doc

Ruang Lingkup

Metodologi

Overview2 Masyarakat Arab

sebelum penyebaran risalah Islam

Setting keagamaan Peserta memahami kondisi masyarakat Arab dimana Muhammad tumbuh besar dan menyebarkan da’wah

Setting politik, ekonomi, sosial, budaya

3 Persiapan mengemban risalah da’wah

Pertumbuhan, pola asuh dan pensucian jiwa

Peserta memahami proses pertumbuhan Nabi Muhammad baik dari sisi ruhiyah, jasadiyah maupun fikriyah sebagai persiapan mengemban risalah da’wah.

Peserta memahami pentingnya melibatkan diri dalam peran positif konstruktif dalam kehidupan sosial kemasyarakatan sebagai bagian dari proses pembelajaran dan analisa realitas sosial masyarakat.

Menumbuhkan kesadaran pentingnya melakukan Tazkiyyatun-Nafs dan Muhâsabah

Partisipasi dalam perang Fijar dan liga (perkumpulan) Hilful FudhulKeterlibatan dalam kafilah dagangPernikahanProblem solver perselisihan peletakan Hajar AswadTahannuts di Gua Hirâ’

4 Da’wah periode Makkah Analisis wahyu pertama (QS. Al-’Alaq: 1-5)

10

Page 11: Kurikulum Kaderisasi.doc

Tahapan da’wah (Marhalah Da’wah)

Peserta memahami pentingnya da’wah dilakukan secara berjenjang/bertahap dengan perencanaan yang matang serta pertimbangan kekuatan barisan da’wah dan pemahaman atas realitas masyarakat

Tantangan dan cobaan dalam berda’wah

Peserta menyadari bahwa ujian dalam da’wah dimaksudkan untuk menjaga kesucian tujuan da’wah dan pengemban da’wah.

Peserta mengetahui bahwa konspirasi musuh Islam akan selalu dilakukan untuk menyempitkan langkah da’wah.

Isrâ' and Mi'râj

Bay’ah ‘Aqabah I & II Peserta memahami pentingnya konsolidasi barisan penyeru da’wah dan pentingnya loyalitas terhadap Islam.

5 Hijrah Analisis hijrah Peserta memahami bahwa hijrah bukan hanya upaya untuk penyelamatan diri terhadap penindasan, namun juga dalam rangka perluasan da’wah dan usaha untuk mengopimalkan sarana da’wah yang belum terberdayakan.

Menumbuhkan optimisme dalam berda’wah ketika menghadapi medan da’wah yang baru.

6 Da’wah periode Madinah Proses pembentukan tatanan masyarakat Islami

Peserta memahami bahwa tatanan masyarakat Islami didasari oleh kemauan untuk menginternaisasikan nilai-nilai Islam dalam kehidupan.

Peserta memahami bahwa pembentukan masyarakat dilakukan secara bertahap diawali dengan konsolidasi (mempersaudarakan kaum Muslim dan menjadikan Masjid sebagai pusat aktivitas)

Analisis Piagam Madinah

Peserta memahami bahwa dalam masyarakat yang beragam (plural) perlu adanya kepastian hukum yang menjamin kebebasan setiap orang untuk menjalankan keyakinannya dengan tanpa mengganggu kehidupan bersama.

11

Page 12: Kurikulum Kaderisasi.doc

Konsepsi jihad dan tujuan pensyariatan perang

Peserta memahami konsep jihad dan argumen/landasan diizinkannya/ diperintahkannya perang.

Peperangan yang diikuti Nabi Muhammad

Peserta mengetahui etika dan strategi perang secara umum.

Muhammad Husain Fadhlullah, Metodologi Dakwah dalam Al Qur’an: Pegangan bagi Para Aktivis, Lentera, hal. 105-142 (Bahasan: Orientalis dan masalah penggunaan Kekuatan dalam Al-Qur’an, Ayat-ayat Al-Qur’an yang Membahas masalah Peperangan, Kesimpulan Mengenai Ayat yang Mengizinkan Perang, Mengenali Peperangan yang Diikuti Nabi Muhammad SAW

Analisis Perjanjian Hudaybiyyah

Peserta mampu menganalisis perjanjian Hudaybiyah mulai dari latar belakang, substansi sampai dengan implikasi dan pengkhianatan terhadap perjanjian tersebut.

Pengiriman surat da’wah kepada para gubernur atau raja

Peserta memahami bahwa da’wah bisa dilakukan baik secara struktural maupun kultural dan para da’i hendaknya mempunyai kemampuan diplomasi untuk menopang da’wah yang dilakukannya.

Fathu Makkah Peserta memahami bahwa sikap tawadhu’ dan nilai-nilai kemanusiaan tetap harus dikedepankan ketika mengalami kemenangan.

Analisis Khutbah Wadâ’

Peserta dapat menganalisis pidato kemanusiaan yang disampaikan Rasulullah SAW

Esensi wahyu terakhir (QS. Al-Mâidah/5: 3)

Peserta memahami bahwa Islam merupakan ajaran yang sempurna

12

Page 13: Kurikulum Kaderisasi.doc

Overview Kronologis

Tahu

nPeristiwa ‘Ibrah/Fokus Kajian

570 Abrahah berusaha untuk menyerbu Makkah dan memporak-porandakan daerah suci Ka'bah; pasukannya dihukum Allah (SWT) sebelum mencapai daerah tersebut. Surah Al-Fîl merekam peristiwa tersebut.

Muhammad SAW lahir pada tahun tersebut yang dikenal sebagai Tahun Gajah.

‘Abdullah, ayah Muhammad, wafat di Yathrib (Madinah) beberapa pekan sebelum kelahiran Muhammad

Setting poleksosbud masyarakat ArabLahir sebagai yatim, kemudian diasuh Halimah di

pedalaman Bani Sa’ad sehingga terlatih/terbina kekuatan fisik dan kefashihan berbahasa serta tumbuh di lingkungan alam yang masih segar.

Menginjak remaja mulai berlatih untuk mandiri dengan ikut kafilah dagang internasional Abu Thalib ke Syam dan kemudian menggembala kambing

576 Amînah, ibu Muhammad, wafat di Abwa dalam perjalanan pulang dari Yathrib (Madinah).

579 ‘Abdul Muttalib (Shaybah), kakek Muhammad wafat586-94

Muhammad SAW berpartisipasi dalam perang Fijar [586]Muhammad bergabung dengan sebuah perkumpulan pembebasan

kaum yang menderita, Hilful Fudhul [591]Muhammad menjalankan kafilah dagang untuk Khadîjah [594].

Pengalaman militerPengalaman diplomasi sosial politikMengemban amanah

595 Muhammad menikah dengan Khadîjah (ra).605 Muhammad menyelesaikan perselisihan peletakan Hajar Aswad di Ka'bah

sehingga mendapat gelar Al-Amîn- Keterlibatan dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan menjadi problem solver dalam konflik yang terjadi di tengah masyarakat

610 Setelah bertahannuts selama 3 tahun, wahyu pertama (Sûrah Al ‘Alaq: 1-5) melalui malaikat Jibril di Gua Hirâ’. Muhammad SAW is diangkat sebagai Nabi dan Rasul Allah.

Setelah itu beliau mulai berda’wah secara sembunyi-sembunyi kepada kaum kerabatnya.

Pra kondisi masa kenabian (Tazkiyyatun-Nafs, Perenungan realitas poleksosbud + keagamaan masyarakat)

Tahapan da’wah dimulai dengan strategi da’wah sirriyah dengan memprioritaskan keluarga atau teman dekat.

613 Nabi mulai berda’wah secara terang-terangan setelah mendapat wahyu Sûrah Al-Hijr/9: 15.

Tahun dan Peristiwa dari overview ini bersumber dari Dr. A. Zahoor, “A Chronology of Muslim History – I (570 - 750 C.E.)”, http://www.erols.com/mkureshi/historym1.htm

13

Page 14: Kurikulum Kaderisasi.doc

615 Penyiksaan terhadap kaum Muslim semakin intensif. Sekelompok Muslim meninggalkan Makkah menuju Abyssinia (kini: Ethiopia).

Da’wah itu perlu pengorbanan bahkan seringkali para da’i itu sendiri yang terkorban

Untuk menyelamatkan jiwa dalam kerangka da’wah diperlukan hijrah dan tentunya hijrah bisa dilakukan jika ada persiapan mental yang bagus dan wawasan wilayah (area insight) yang mencukupi

Da’wah itu dilakukan dengan memanfaatkan semua lini yang ada. Pentingnya pembangunan jaringan da’wah lokal, regional, internasional.

617-19

Pemboikotan sosial dan ekonomi serta pemblokiran/ blockade terhadap Nabi dan keluarganya (Banu Hashim). Raja Chakrawati Farmas dari Malabar (south-west India) mengunjungi Nabi Muhammad di Makkah dan masuk Islam, raja tersebut wafat dalam perjalanan pulangnya di Zafar, Yemen (Para pedagang Arab telah membangun kontak reguler dengan Malabar and Sri Lanka (Ceylon) sekurang-kurangnya seabad sebelumnya).

619 Abu Talib dan Khadija (ra) meninggal dunia segera setelah pencabutan boikot. Tahun tersebut dikenal sebagai Tahun Duka Cita.

Dengan berbagai sebab bisa jadi orang-orang terdekat meninggalkan kita dalam perjalanan da’wah. Ketabahan menghadapi cobaan (istiqâmah/konsisten) dan keyakinan bahwa Allah akan tetap menolong orang yang berda’wah harus terus ada pada diri para da’i.

620-21

Nabi berda’wah ke Thaif namun oleh penduduk Thaif dilempari.

Isrâ' and Mi'râj (Night journey to Jerusalem and ascension to the Heavens).

Ikrar ‘Aqaba yang pertama [621].

Da’wah ke masyarakat perlu proses, kesabaran dan optimisme senantiasa mendoakan semoga Allah berkenan memberi hidayah.

‘Ibrah Isrâ' and Mi'râj ? Banyak sekaliKonsolidasi awal sebuah gerakan da’wah

merupakan hal yang sangat penting. Kesetiaan personal da’wah pada jalan da’wah Islam merupakan hal yang mutlak.

622 Ikrar Aqaba yang kedua. Hijrah. Nabi Muhammad and kaum Muslim Makkah hijrah ke

Yathrib (Madinah), meninggalkan seluruh harta kekayaan yang mereka miliki di Makkah.

Muhammad mempersaudarakan antara Muslim Anshâr dan Muhâjirîn.

Pembangunan Masjid yang kini dikenal dengan Masjid Nabawi di Madinah seluas kira-kira 11,000 sq. ft., yang dibuat dari batu bata dan gelondong pohon palm.

Perjanjian dengan kaum Yahudi dan Non-Muslim yang dikenal dengan Piagam Madinah

Penanggalan Kalender Hijriah dimulai dari tahun ini dengan Muharram sebagai bulan pertama kalender Islam yang didasarkan atas perputaran bulan.

Ikrar Aqaba yang kedua? Mirip yang pertama, yang jelas ini merupakan kelanjutan dari konsolidasi da’wah.

Esensi hijrah? Sangat banyak dan tulisan panjang untuk menganalisa hijrah ini.

Hakekat dan hikmah ukhuwwah ….Masjid itu harus dihidupkan sebagai pusat aktivitas

gerakan da’wah.Kaum Muslim itu tidak boleh eksklusif dan

mengasingkan diri di tengah pluralitas masyarakat. Kaum Muslim dituntut untuk bisa membangun kehidupan yang penuh rahmatan lil ‘âlaîn dengan membuat rumusan kesepakatan bersama yang sesuai dengan nilai-nilai Islam.

14

Page 15: Kurikulum Kaderisasi.doc

624 Perubahan arah Kiblat.Perang Badar terjadiBani Qaynuqa dikeluarkan dari Madinah.

Jihad itu maknanya luas, bisa secara fisik maupun non fisik, jiwa maupun harta.

Hakekat perang dalam Islam: Defensif atau Ofensif?

625 Perang Uhud terjadi. Banu Nadir dikeluarkan dari Madinah. Tujuh puluh sahabat Nabi terbunuh di Bir Mauna. Kaum Munafiq terbongkar (exposed) sebagaimana tersebut dalam Sûrah 63 (Al-Munâfiqûn).

Imamah (kepemimpinan) dan wala’ (loyalitas) itu merupakan hal yang sangat penting bagi kesuksesan da’wah.

Kaum Muslim harus jeli dan waspada kemungkinan adanya penyusupan personal/gagasan yang mengancam kontinuitas da’wah.

627 Perang Khandaq (Parit). Banu Quraizah keluar dari Madinah untuk bersekutu/berkomplot dengan orang-orang kafir Makkah.

Kemampuan analisa realitas lapangan da’wah dan kemudian merancang planning, taktik dan strategi merupakan hal yang tidak bisa diabaikan bagi para aktivis.

Wawasan tentang dunia di luar kita, kemampuan pemetaan potensi dan kekuatan serta kemampuan intelijen juga penting.

628 Perjanjian Hudaybiah.

Muhammad berkirim surat ke para raja, kepala negara dan gubernur.

Kaisar Persia merobek surat dari Muhammad. Expedisi ke Khaybar (north-west Arabia).Perluasan Masjid Nabawi di Madinah.

Mengapa kaum Muslim mau menyepakati perjanjian?

Apa ya ‘ibrah dari pengiriman surat Nabi? Bisa jadi itu merupakan bagian dari media perluasan da’wah.

Mengapa, untuk apa dan bagaimana kaum Muslim melakukan ekspedisi?

Kok sempat-sempatnya ya perluasan Masjid, trus untuk apa?

629 Kaum Quraish melanggar perjanjian Hudaybiah.

Khalid b. Walid and Amr bin Ash masuk Islam.

Be Careful with non-Muslim promise!

630 Fathu Makkah (Pembukaan/penakhlukan tanpa peperangan). Perang Hunain. Ashamah, Raja Abyssinia, seorang Muslim, wafat. Nabi memimpin

shalat ghaib di Madinah.

It’s a very great and peaceful conquest! Full of human values. What do we get from that event?

631 Abu Bakr (ra) memimpin ibadah haji ke Makkah. Tahun pengiriman delegasi (utusan), Khalid bin Walid (ra) dikirim

ke Najran, Ali (ra) dikirim ke Yemen. Ekspedisi ke Tabuk.

632 Haji wadâ’ (haji perpisahan) Wahyu terakhir turun. Nabi Muhammad wafat.

Analisa Pidato Kemanusiaan pada haji wadâ’Esensi wahyu terakhir (Al-Mâidah/5: 3)

15

Page 16: Kurikulum Kaderisasi.doc

Rancangan Kurikulum

Sejarah Umat Islam

Kata PengantarKetika kita berbicara tentang sejarah yang terdapat dalam

kurikulum kaderisasi ini, maka yang seharusnya terbayang oleh kita adalah suatu potensi besar yang terdapat pada satuan-satuan peristiwa yang terangkai membentuk suatu alur peristiwa yang sangat panjang dan sudah terjadi. Potensi yang sangat besar tersebut dapat terangkum pada satu kata : Ibrah/hikmah.

Di dalam sejarah terdapat pengetahuan faktual yang sulit terbantahkan dan selalu terdapat ‘ibrah’-nya jika di lihat dari sisi-sisi tertentu, sehingga Ibrah tersebut dapat dijadikan referensi untuk menentukan arah suatu aktivitas manusia dalam kehidupan.

Sejarah umat Islam yang terdapat dalam kurikulum ini secara umum terdapat dalam BAB I (Sejarah Umat Islam Internasional) dengan alur topik/pembahasan berdasarkan masa/waktu yang memperhatikan karakteristik kondisi umat Islam jika dikaitkan dengan operasionalisasi konsep Islam secara utuh. Untuk lebih mudahnya kami menggunakan salah satu hadits. Rasulullah saw. bersabda:

1) Muncul masa kenabian di tengah-tengah kamu selama masa yang dikehendaki Allah, kemudian Ia akan mencabutnya ketika Ia menghendakinya.

2) Kemudian akan muncul khilafah sesuai dengan sistem kenabian selama masa yang dikehendaki Allah, kemudian Ia akan mencabutnya ketika Ia menghendakinya.

3) Kemudian akan muncul “raja yang menggigit” selama masa yang dikehendaki Allah, kemudian Ia akan mencabutnya ketika Ia menghendakinya.

4) Kemudian akan muncul “raja yang diktator” selama masa yang dikehendaki Allah, kemudian Ia akan mencabutnya ketika Ia menghendakinya.

5) Kemudian akan muncul (lagi) khilafah sesuai dengan sistem kenabian….*)

Sedangkan fokus kajian pada setiap topik/sub topik secara umum mengarah pada setting umat Islam pada beberapa aspek operasionalisai Islam (aqidah, dakwah, sosial, budaya, ekonomi, sistem pemerintahan, hukum, militer dan pendidikan) serta peristiwa yang mengiringi masa transisi antar periode. Dari Bab ini diharapkan kader memiliki definisi baru mengenai kata ‘umat’ yang lebih utuh dan tentunya dapat menarik ibrah yang terkandung di dalamnya.

Sedangkan secara khusus mengenai sejarah umat Islam di Indonesia terdapat dalam BAB II. Dengan tinjauan yang hampir sama (IPOLEKSOSBUDHANKAM) dan periodisasi berdasarkan tahun (penentuan tahun dengan mempertimbangkan perkembangan kondisi umat dalam setiap aspek kehidupan di Indonesia, dimulai dari kondisi sebelum fase penyebaran Islam sampai sekarang), di harapkan kader dapat lebih memahami sejarah sosio-kultur masyarakat Indonesia sebagai suatu realitas yang tentunya masih dominan mempengaruhi sosio-kultur dan politik masyarakat Indonesia sekarang ini.

Seorang Muslim tidak terikat oleh tanah air atau warna kulit tertentu, dan hanya sejarah Islamlah yang menjadi ikatan dan kebanggannya.

Semoga dari sini kita bisa memulai sejarah baru bagi diri dan umat yang lebih baik.

Towards the future with Allah….

16

Page 17: Kurikulum Kaderisasi.doc

17

Page 18: Kurikulum Kaderisasi.doc

KurikulumBAB I : SEJARAH UMAT ISLAM INTERNASIONAL

No Topik Sub Topik Fokus Kajian Referensi1 Pengantar Urgensi dan Tujuan

Ruang Lingkup Kajian MetodologiOverview

2 Masa Kenabian Wafatnya Rasulullah SAW. Deskripsi umum umat Islam Sirah An-Nabawiyah, (Lihat referensi kurikulum Sirah)

1 Masa Kevakuman Kepemimpinan.

- Realisasi Konsep Syura Abul A’la Al-Mauduudi Khilafah dan Kerajaan,.Penerbit Mizan, Bandung

Hussain bin Muhammad bin Ali Jabir, MA, Menuju Jama’atul Muslimin, Robbani Press.

Abdul Aziz Thaba, Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru, Gema Insani Press.

T.M Ash-Shiddieq,.Ilmu Kenegaraan dan Fiqih Islam, Bulan Bintang, Jakarta

Michael Hart, 100 tokoh yang paling berpengaruh dalam Sejarah, Pustaka Jaya, Jakarta

Http://www.erols.com/zenithco M. Natsir Arsyad, Ilmuwan Muslim

Sepanjang Sejarah: Dari Jabir sampai Abdussalam, Mizan

Ahmad Y. Al-Hassan, Donald R. Hill, Teknologi dalam Sejarah Islam, Mizan

Abdullah Azzam, Pelta yang Hilang, Al Alaq

2 Peralihan kepemimpinan umat dan proses legitimasi

Sosialisasi hasil Syura dan respon umat.

Bai’at Saqifah

18

Page 19: Kurikulum Kaderisasi.doc

3 Masa Kekhalifahan Rasyidah (Kekhalifahan yang adil dan benar)Juni 632 M-

Khalifah Abu Bakar r.a.(Masa Peralihan awal dan akhir kepemimpinan; dan pengaruh kepribadian dalam gaya kepemimpinan serta cara hidup)(11-13 H/ 632-634 M)

Setting Sistem Pemerintahan

Setting Ekonomi dan Konsep Baitul Mal

Setting Sosial dan Budaya serta gerakan Dakwah

Setting Hukum Setting Militer

Khalifah Umar Bin Khattab r.a.(Masa Peralihan awal dan akhir kepemimpinan; dan pengaruh kepribadian dalam gaya kepemimpinan serta cara hidup) (13-23 H/634-644 M)

Setting Sistem Pemerintahan

Setting Ekonomi dan Konsep Baitul Mal

Setting Sosial dan Budaya serta gerakan Dakwah

Setting Hukum Setting MiliterPembunuhan Khalifah.

Khalifah Utsman Bin’Affan r.a.(Masa Peralihan awal dan akhir kepemimpinan; dan pengaruh kepribadian dalam gaya kepemimpinan serta cara hidup) (23-35 H/644-656 M)

Setting Sistem Pemerintahan

Setting Ekonomi dan Konsep Baitul Mal

Setting Sosial dan Budaya serta gerakan Dakwah

Setting Hukum Setting MiliterPembunuhan terhadap

Khalifah

19

Page 20: Kurikulum Kaderisasi.doc

Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a.(Masa Peralihan awal dan akhir kepemimpinan; dan pengaruh kepribadian dalam gaya kepemimpinan serta cara hidup)(35-39 H/656-660 M)

Setting Sistem Pemerintahan

Setting Ekonomi dan Konsep Baitul Mal

Setting Sosial dan Budaya serta gerakan Dakwah

Setting Hukum Setting MiliterPerselisihan dengan

Mu’awiyyah r.a. dan pihak-pihak yang berkepentingan.

Kepemimpinan Hasan Bin Ali r.a.

4 Masa Mulk Adhudh (Kerajaan yang menggigit)

Pemerintahan Bani Umayah.

Mu’awiyahUmar bin Abdul Aziz

(717-720 M)(Masa Peralihan awal dan akhir kepemimpinan; dan pengaruh kepribadian dalam gaya kepemimpinan serta cara hidup) (…..-750 M

Perkembangan Ilmu Pengetahuan.

Setting Sistem Pemerintahan

Setting Ekonomi dan Konsep Baitul Mal

Setting Sosial dan Budaya serta gerakan Dakwah

Setting Hukum dan perbedaan Madzhab

Setting MiliterProses berakhirnya

Pemerintahan Bani Umayah.

Pemerintahan Dinasti Abbasiyah

(+ 1000 M) di BaghdadDinasti Fatimiyah di

Mesir, Palestina, dan Syria Selatan

Dinasti Hamdaniyah di Syria Utara dan beberapa bagian Irak

Dinasti Samaniyah di Iran Timur dan Afghanistan Barat.

Dinasti Ghaznafiyah di Afghanistan.

Perkembangan Ilmu Pengetahuan.

Setting Sistem Pemerintahan

Setting Ekonomi dan Konsep Baitul Mal

Setting Sosial dan Budaya serta gerakan Dakwah

Setting Hukum Setting Militer

20

Page 21: Kurikulum Kaderisasi.doc

5 Masa Pemerintahan yang Menindas

Kondisi Umat Islam Internasional di Lima Benua pada masa pasca keruntuhan kekhalifahan Turki Utsmani

Perkembangan Ilmu Pengetahuan.

Setting Sistem Pemerintahan

Setting Ekonomi Setting Sosial dan Budaya Setting Gerakan Dakwah Setting Hukum Setting Militer

BAB II : SEJARAH UMAT ISLAM INDONESIA

No.

Topik Sub Topik Fokus Kajian Referensi

1 Mengenal Proses awal Islamisasi di Indonesia (Waktu, Tempat dan para penyebar)

Sejarah sosio-kultur masyarakat Indonesia di pesisir dan pedalaman, pra-Islamisasi dan kepercayaan yang dianut.

Wilayah Sumatra dan kerajaan-kerajaan yang berpengaruh (Kerajaan Budha Sriwijaya)

Wilayah Jawa dan kerajaan-kerajaan yang berpengaruh (Kerajaan Hindu-Majapahit, Singosari)

Wilayah Kalimantan dan kepulauan Nusantara Timur.

Abdul Aziz Thaba, Islam dan Negara dalam Politik Orde Baru, Gema Insani Press, Jakarta.

Kuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, Penerbit Mizan.

M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Thomas Walker Arnold, Sejarah Da’wah Islam, Widjaya, Jakarta.

Hamka, Sejarah Umat Islam, Bulan Bintang, Jakarta.

……….., Sejarah Umat Islam Indonesia, Majelis Ulama Indonesia.

Deliar Noer, Gerakan Modern Islam di Indonesia 1900-1942, LP3ES

1Proses awal Islamisasi di Indonesia(Wilayah, metode dakwah, tokoh dan karakteristik umat Islam)

Asal Islam di Asia TenggaraPenyebaran Islam pra -abad

XIIIPenyebaran Islam abad XIII

sampai berdirinya Kerajaan Islam di Indonesia.

Penyebaran Islam setelah berdirinya kerajaan Islam di Indonesia

21

Page 22: Kurikulum Kaderisasi.doc

Proses penyebaran Islam melalui perdagangan, perkawinan, tasawuf, pendidikan (pesantren), kesenian dan politik.

2. Sejarah umat Islam di masa penjajahan.

Penjajahan Belanda Kedatangan Belanda dan misinya.

Berdirinya VOC.Pengukuhan kekuasaan

Belanda dan perlawanan pribumi dengan Islam sebagai Ideologi perjuangan.

Politik Belanda terhadap Islam dan adat. (peranan Snouck Hurgronye)

Pendirian lembaga-lembaga pendidikan non-pesantren dan kelahiran tokoh-tokoh.

Gerakan Pembaruan secara umum dan tokoh-tokohnya serta pengaruh Pan-Islamisme.

Pendirian Organisasi Islam dan kebangitan Nasional (Muhammadiyah, Persis, SI, NU, MIAI dll.)

Hubungan antara Umat Islam dengan kelompok Nasionalis Sekuler.

Penjajahan Jepang Kebijakan Politik Jepang di Indonesia.

Peranan umat menjelang kemerdekaan.

Merdeka.

22

Page 23: Kurikulum Kaderisasi.doc

3. Umat Islam pasca Kemerdekaan.(Setting IPOLEKSOSBUD)

Peranan ‘politik’ umat 1945-1965

Islam di masa revolusi. (dasar pembentukan Masyumi, perjuangan dan perpecahan partai).

Islam dalam demokrasi parlementer.

Islam dan demokrasi terpimpin.

Endang Saefudin Anshari, Piagam Jakarta: Sejarah Konsensus antara Nasionalis Islami dan Nasionalis Sekuler tentang Dasar Negara 1945-1959, GIP

1 M. Natsir, Capita Selecta, Bulan BintangAhmad Syafi’i Ma’arif, Islam dan Politik:

Teori Belah Bambu Masa Demokrasi Terpimpin (1959-1965, GIP

Ahmad Syafi’i Ma’arif, Islam dan Masalah Ketatanegaraan: Perdebatan dalam Badan Konstituante, LP3ES

Aqib Suminto, Politik Islam Hindia Belanda, LP3ES

Harry J. Benda, Bulan Sabit Matahari Terbit: Islam pada Masa Pendudukan Jepang,

Azyumardi Azra, Eep Saefullah Fatah, “Format Abru

Politik Islam: Belajar dari Kekeliruan Politik Lama” dalam Republika, 2 Januari 1999

Eep Saefullah Fatah, “Format Baru Politik Islam: Proreformasi Total, Membentuk Oposisi dan Publik” dalam Republika, 4 Januari 1999

Usman Tampubolon, Sosiologi Umat Islam Indonesia, makalah PIR XV PP. Budi Mulya 24 Januari 1998

Clifford Geertz, Santri, Abangan, Priyayi dalam Masyarakat Jawa, Pustaka Jaya

Amri Marzali, “Proses Kemapanan Islam: Jawa Abad ke-15 dan ke-16” dalam Jurnal Dialog dan Pemikiran Islam Islamika No. 6/1995, hal 106-115

23

Page 24: Kurikulum Kaderisasi.doc

Umat Islam masa Orde Baru (1965-1998)

Teori pengelompokkan umat Islam.

Peran umat dalam pembentukan format baru perpolitikan Indonesia.

Kondisi dan peran Umat dalam pembangunan (IPOLEKSOSBUD) sepanjang pemerintahan Soeharto.

Reformasi, peran dan implikasinya.

Masa Transisi (1998 - ?) Reposisi, dan proses konsolidasi serta peta umat. MIB (menuju Indonesia Baru ?!!)

24

Page 25: Kurikulum Kaderisasi.doc

Rancangan Kurikulum

Pemikiran dan Pergerakan Islam

Kata PengantarCukup sulit membuat sistematika dan melakukan

pemilahan/kategorisasi dalam penyusunan kurikulum Wawasan Pemikiran dan Pergerakan Islam. Kesulitan muncul ketika menentukan mana yang harus diprioritaskan antara tokoh atau gerakan. Tidak selamanya tokoh-tokoh yang mendeklarasikan gerakan ataupun tokoh-tokoh yang lahir dari gerakan-gerakan Islam pada zamannya merupakan representasi dari ideologi gerakan Islam yang bersangkutan. Terkadang dari satu pergerakan memunculkan beberapa tokoh yang berbeda-beda tipologi pemikirannya. Pada beberapa kasus bahkan ada tokoh-tokoh yang sama sekali tidak memiliki akar pergerakan tetapi pemikirannya berpengaruh luas. Penonjolan ataupun prioritas antara tokoh dan pergerakan dalam kurikulum ini terkadang tumpang tindih bergantung pada pengaruh yang dominan di dalam sejarah pemikiran dan pergerakan Islam. Pemilihan metode kajian/studi yang tepat serta pemilihan referensi yang representatif dan berimbang juga merupakan kesulitan tersendiri dalam penyusunan kurikulum. Mengingat hal-hal tersebut maka kurikulum ini sangat perlu dikritisi termasuk dalam penentuan sub bahasan yang disajikan.

Kurikulum ini diharapkan dapat menyajikan secara relatif obyektif realitas keragaman pemikiran dan pergerakan Islam secara menyeluruh walaupun konsekuensinya kajian yang diperoleh kurang mendalam. Dengan demikian diharapkan masing-masing individu bisa melanjutkan kajiannya sesuai dengan pemikiran atau pergerakan Islam yang menjadi pilihan atau konsentrasinya.

Kurikulum ini diawali oleh pengantar studi pemikiran dan pergerakan Islam yang merupakan pintu gerbang untuk memahami inti bahasan yang ada. Poin-poin pada pengantar ini berkaitan dengan nilai penting dan tujuan studi pemikiran dan pergerakan Islam. Metodologi menjelaskan bagaimana cara kita menjelaskan spektrum pemikiran ataupun pergerakan Islam yang ada. Batasan

studi dijelaskan pada wilayah (ruang lingkup studi). Kilas balik perkembangan pemikiran Islam berisi sejarah singkat kemunculan para pemikir-pemikir Islam klasik, keruntuhan peradaban Islam hingga lahirnya gerakan-gerakan Islam. Overview memberikan gambaran sekilas dan luas mengenai totalitas studi ini.

Pengaruh pemikiran Barat baik yang bersifat ideologis maupun filosofis yang ikut mewarnai pemikir-pemikir dan gerakan-gerakan Islam baik yang klasik maupun kontemporer/modern mendapat cukup perhatian. Oleh sebab itu persinggungan Islam-Barat tersebut digunakan sebagai perspektif dalam memotret terjadinya aksi-reaksi Islam vis-à-vis Barat Pada bagian selanjutnya, sebagai “ruh” dari tujuan disusunnya kurikulum ini, peserta diajak untuk mulai berkenalan dengan pemikiran dan gerakan Islam klasik maupun kontemporer, baik pada level internasional maupun konteks lokal Indonesia termasuk di dalamnya gerakan mahasiswa beserta problematika yang ada terkait dengan gerakan-gerakan Islam. Studi ini mencakup akar/konsepsi dasar, aktor-aktor terpenting, pola dan instrumen gerakan, dinamika/perkembangan, varian/faksi, pengaruh dimensi struktur & kultur lokal, serta kritik terhadap pemikiran dan pergerakan Islam yang bersangkutan. Lebih lanjut diharapkan studi ini ikut mendorong munculnya gagasan untuk mewujudkan sinergi antar berbagai gerakan Islam pada masa yang akan datang.

Studi ini diharapkan dapat memberikan deskripsi yang relatif obyektif tentang materi pemikiran dan pergerakan Islam. Obyektifitas yang dimaksudkan di sini berkaitan dengan; pertama sudut pandang dan prinsip dalam penyusunan kurikulum ini yang mempunyai misi untuk memperkenalkan wacana dari berbagai sumber dengan meminimalkan hegemoni pemahaman tunggal/satu perspektif. Kedua keseimbangan, yakni perimbangan referensi yang meliputi tulisan internal pemikir/kelompok, kemudian tulisan

25

Page 26: Kurikulum Kaderisasi.doc

pembanding, kemudian kritik atau antitesis dari pemikiran yang bersangkutan, baik dari kalangan Muslim maupun non Muslim, baik dalam kerangka pemikiran yang sama ataupun berbeda.

Metode studi ini lebih banyak menggunakan diskusi, ceramah, kemudian resensi buku dan penugasan-penugasan serta evaluasi-evaluasi. Dengan demikian dalam pelaksanaan kurikulum ini dituntut keaktifan peserta dan fasilitator, termasuk di dalamnya kemauan untuk membaca yang merupakan salah satu kunci suksesnya studi ini. Dan tentunya tersedianya referensi merupakan hal yang tidak bisa diabaikan untuk kelancaran studi ini.

26

Page 27: Kurikulum Kaderisasi.doc

Kurikulum No Topik Sub Topik Target Referensi

1

Pengantar Urgensi dan Tujuan

MetodologiRuang lingkupPeriodesasi,

PemetaaanKilas balik

perkembangan pemikiran Islam

Overview

Peserta dan fasilitator mampu menyiapkan diri untuk terlibat dalam proses kajian yang akan dilakukan.

Peserta memahami orientasi dan memperoleh gambaran luas tentang kajian ini.

Peserta dan fasilitator merumuskan kesepakatan-kesepakatan yang diperlukan untuk kelancaran proses kajian.

Http :// www.iiman.co.id/tarikh/Thaha Jabir Al-‘Alwani, Krisis Pemikiran Islam: Diagnosis dan

Resep Pengobatan, LKPSIGerakan Keagaman dan Pemikiran: Akar Ideologi dan

Penyebarannya, jilid I&II, Al Islahy PressMuhammad ‘Imarah, Perang Terminologi Islam Versus Barat,

Robbani PressJurnal Kajian Islam, “Ma’rifah”, Tajdid: Apa dan Bagaimana

Menurut Pandangan Islam, Vol. 2 Tahun 1415 H/1995M. Imarah, Fundamentalisme dalam Perspektif Pemikiran Barat

dan Islam, GIPJohn L. Esposito (ed), Islam dan Pembaharuan: Ensiklopedi

Masalah-Masalah, Rajawali PressJohn L. Esposito, Ancaman Islam: Mitos atau Realitas? (Edisi

Revisi: Menggugat Tesis Huntington, MizanJohn L. Esposito dan John O. Voll, Demokrasi di Negara-Negara

Muslim, Problem dan Prospek, Mizan.

2 Fiqhul Ikhtilâf (Pemahaman atas Perbedaan)

Yusuf Qardhawi, Gerakan Islam: Antara Peerbedaan yang Diperbolehkan dan Perpecahan yang Dilarang, Robbani Press

Thaha Jabir Al-‘alwani, The Ethics of Disagreement in Islam, The International Institute of Islamic Thought

, Satu Islam: Sebuah Dilema, Mizan

Page 28: Kurikulum Kaderisasi.doc

2 Pemikiran dan Pergerakan Islam internasional

Pemikiran Islam Klasik :Jamaluddin Al-

Afghani Muhammad

AbduhIbnu TaimiyahIbnu Khaldun

Peserta memahami asal-usul dan gagasan para pemikir Muslim klasik.

Ibnu Taymiyah, Siyasah Syar’iyyah: Etika Politik Islam, Risalah Gusti

Setiawan Budi Utomo, “Syaikhul Islam Ibnu Taymiyah: Wajah dan Wijhah Seorang Mujaddid Sejati” dalam Jurnal Kajian Islam, “Ma’rifah”, Vol. 2 Tahun 1415 H/1995, hal. 64-73

Ibnu Khaldun, Muqaddimah, Pustaka FirdausA. Rahman Zainuddin, Kekuasaan dan Negara: Pemikiran Politik

Ibnu Khaldun, Gramedia Pustaka UtamaNikki R. Keddie, “Sayyid Jamaluddim Al-Afghani” dalam Ali

Rahnema (ed), Para Perintis Zaman Baru Islam, MizanYvanne Haddad, “Muhammad ‘Abduh: Perintis Pembaruan Islam”

dalam Ali Rahnema (ed), Para Perintis Zaman Baru Islam, MizanIkhwânul Muslimîn dan para tokohnya

(Hasan Al-Banna, Said Hawwa, Sayyid QuthbYusuf Qardhawi)

Peserta memahami akar, konsepsi dasar, aktor-terpenting, pola dan instrumen gerakan, dinamika/perkembangan, varian/faksi, pengaruh dimensi struktur & kultur lokal, kritik.

Peserta terlatih melakukan komparasi objektif antar 2 atau lebih pemikiran/gerakan Islam dengan parameter yang ditentukan

Hasan Al-Banna, Risalah Pergerakan Ikhwanul Muslimin, Jilid I & II, Intermedia

Http:// www.ummah.org.uk /ikhwan M. Amien Rais, “Ideologi Al-Ikhwan Sebuah Kasus Gerakan Islam

Kontemporer” dalam M. Amien Rais Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta, Mizan, hal. 187-198

Husein bin Muhsin bin Ali Jabir, Membentuk Jama’atul Muslimin, GIP, hal. 275-355

David Commins, “ Hasan Al-Banna (1906-1949)” dalam Ali Rahnema (ed), Para Perintis Zaman Baru Islam, Mizan

Charles Tripp, “ Sayyid Quthb: Visi Politik” dalam Ali Rahnema (ed), Para Perintis Zaman Baru Islam, Mizan

Sa’id Hawwa, Pokok-Pokok Pikiran tentang Gerakan Islam Total, Yayasan Al-Muslimun

Samsulrizal Panggabean, “Pandangan-dunia Fundamentalisme Islam” dalam Jurnal Dialog Pemikiran Islam Islamika No. 1 Juli-September 1993

Page 29: Kurikulum Kaderisasi.doc

Jamaat Islâmi (Abul A’la Al-Maududi)

Abul A’la Al-Maududi, Hukum dan Konstitusi Sistem Politik Islam, Mizan

Abul A’la Al-Maududi, Khilafah dan Kerajaan: Evaluasi Kritis atas Sejarah Pemerintahan Islam, Mizan

Charles J. Adams, “Maududi dan Negara Islam” dalam John L. Esposito (ed), Dinamika Kebangunan Islam, Rajawali Press

Sayyid Vali Reza Nasr, “Maududi dan Jama’at Islami: Asal-usul, Teori dan Praktik Kebangkitan Islam” dalam Ali Rahnema, Para Perintis Zaman Baru Islam, Mizan

Hizbut Tahrîr (Taqiyyudin An-Nabhani)

Taqiyyudin An-Nabhani, Sistem Pemerintahan Islam, Thariq Al-‘Izzah

Taqiyyudin An-Nabhani, Pedoman Hidup Islami, Thariq Al-‘IzzahTaqiyyudin An-Nabhani, Sistem Ekonomi Alternatif, Risalah GustiHttp://www.al-islam.or.id

Jamâ’ah TablîghSalafy

Syî’ah (Khameini Ali Syariati M. Khatami)

Ali Rahnema, “ ‘Ali Syari’ati: Guru, Penceramah, Pemberontak” dalam Ali Rahnema (ed), Para Perintis Zaman Baru Islam, Mizan

Baqer Moin, “ Ayatullah Khomeini Mencari Kesempurnaan: Teori dan Realitas” dalam Ali Rahnema (ed), Para Perintis Zaman Baru Islam, Mizan

M. Deden Ridwan (ed), Melawan Hegemoni Barat: Ali Syari’ati dalam Sorotan Cendekiawan Indonesia, Lentera

M. Khatami, Membangun Dialog Antar Peradaban: Harapan dan Tantangan, Mizan

Jurnal Ilmu dan Kebudayaan, “Ulumul Qur’an”, No. 4 vol. VI th. 1995, Syi’ah di Indonesia: Antara Mitos dan Realitas

Mengapa Kita Menolak Syi’ah?: Himpunan Makalah Seminar tentang Syi’ah di Aula Masjid Istiqlal, Jakarta, 21 September 1997, LPPI

Ahmadiyah

Tasawuf, Tarekat (A.Q.JaelaniJalaluddin Rumi)

Page 30: Kurikulum Kaderisasi.doc

Kiri Islam (Asghar Ali EngineerHasan Hanafi)

Asghar Ali Engineer, Islam dan Teologi Pembebasan, Pustaka Pelajar

Asghar Ali Engineer, Asal-Usul dan Perkembangan Islam: Analisis Pertumbuhan Sosial Ekonomi, Pustaka Pelajar

“Hasan Hanafi dan Arkoun: Sebuah Contoh Subordinasi Pemikiran” dalam Jurnal Kajian Islam “Ma’rifah” Vol. 1 Th. 1./1415 H. Hal. 57-60

Hassan Hanafi, Oksidentalisme : Sikap Kita Terhadap Tradisi Barat, Paramadina

Abdul Qadir Thasy, “Hasan Hanafi dan Islam Gado-Gado” dalam Jurnal Kajian Islam “Ma’rifah” Vol. 1 Th. 1./1415 H. Hal. 58-59

Neo-Modernisme (Fazlurrahman)

Fazlur Rahman, Tema Pokok Al-Qur’an, PustakaTaufik Adnan Amal, Islam dan Tantangan Modernitas: Studi atas

Pemikiran Hukum Fazlur Rahman, MizanTaufik Adnan Amal, Ihsan Ali Fauzi, “Bibliografi Karya-Karya

Intelektual Fazlur Rahman (bagian I)” dalam Jurnal Dialog Pemikiran Islam Islamika No. 1/1993

Post-Modernisme (Mohamed Arkoun)

Mohamed Arkoun, Rethinking Islam, Pustaka PelajarMohamed Arkoun, Pemikiran Arab, Pustaka Pelajar.Mohamed Arkoun, Nalar Islami dan Nalar Modern, Berbagai

Tantangan dan Jalan Baru. INIS, Jakarta.Jamal Sulthan, “Fenomena Arkounisme: Satu Bentuk Bualan

Pemikiran Modern” dalam Jurnal Kajian Islam “Ma’rifah” Vol. 1 Th. 1./1415 H. Hal. 61-64

“Hasan Hanafi dan Arkoun: Sebuah Contoh Subordinasi Pemikiran” dalam Jurnal Kajian Islam “Ma’rifah” Vol. 1 Th. 1./1415 H. Hal. 57-60

Muhammad Imarah, “Islam tanpa Agama Versi Hasan Hanafi” dalam Jurnal Kajian Islam “Ma’rifah” Vol. 2 Th. 1995

Ernest Gellner, Menolak Post-Modernisme, Mizan.Akbar S. Ahmed, Post-Modernisme, Bahaya dan Harapan bagi

Islam, Mizan.Gerakan Islamisasi Pengetahuan

(IIIT/The International Institute of Islamic Thought dan IIUM/ International Islamic University Malaysia)

Http://www.iiu.edu.my Http://www.iiit.org

Page 31: Kurikulum Kaderisasi.doc

Anwar IbrahimZiauddin SardarM. An-Naquib Al-Attas

Anwar Ibrahim, Renaisans Asia: Gelombang Reformasi di Ambang Alaf Baru, Mizan

Ziauddin Sardar, Rekayasa Masa Depan Peradaban Islam, MizanZiauddin Sardar, Masa Depan Islam, PustakaZaiuddin Sardar, Jihad Intelektual: Merumuskan Parameter-

Parameter Sains Islam, Risalah GustiIsma’il Raji’ Al-Faruqi, Islamisasi Pengetahuan, Pustaka

M. Iqbal Dr M Iqbal, Pemikiran Persia (desertasi Doktoral M.Iqbal),?John L. Esposito, “Muhammad Iqbal dan Negara Islam” dalam

John L. Esposito (ed), Dinamika Kebangunan Islam: Watak, Proses, dan Tantangan, Rajawali Press

3 Pemikiran dan Pergerakan Islam di Indonesia

NU (Wahid HasyimIdham Chalid)

Deliar Noer, Gerakan Islam Modern di Indonesia, LP3ES

Muhammadiyah (Ahmad Dahlan)

Peserta memahami akar, konsepsi dasar, aktor-terpenting, pola dan instrumen gerakan, dinamika/perkembangan, varian/faksi, pengaruh dimensi struktur & kultur lokal, kritik.

Peserta terlatih melakukan komparasi objektif antar 2 atau lebih pemikiran/gerakan Islam dengan parameter yang ditentukan

Deliar Noer, Gerakan Islam Modern di Indonesia, LP3ESProfil Muhammadiyah, PP MuhammadiyahAbdul Munir Mulkhan, Menggugat Muhammadiyah, Fajar Pustaka

2000

Page 32: Kurikulum Kaderisasi.doc

Masyumi (M. NatsirMohammad Roem,Syafrudin Prawiranegara)

Herbert Feith, Lance Castles (ed), Pemikiran Politik Indonesia, LP3ES, hal. 195-226

Yusril Ihza Mahendra, Modernisme dan Fundamentalisme dalam Politik Islam: Perbandingan Partai Masyumi dan Partai Jama’at Islami, Paramadina

M. Natsir, Kapita Selecta, Bulan BintangPemikiran–Pemikiran HOS CokroaminotoHamka

Moh. Damani, Tasawuf Positif, Dalam Pandangan Hamka, Fajar Pustaka.

Harakah/Gerakan Da’wah Varian InternasionalNII/N11 (Kartosuwiryo) Al-Chaidar, Sepak Terjang KW9 Abu Toto Menyelewengkan NKA-

NII Pasca S. M. Kartosuwiryo: Serial Musuh-Musuh Darul Islam (1), Madani Press.

Buku-buku tulisan Al ChaidarTempo no.

Pemikiran Islam Indonesia Kontemporer (Abdurrahman WahidM. Amien RaisNurcholis MadjidKuntowijoyo)

Nurcholis Madjid, Cita-Cita Politik Islam Era Reformasi, ParamadinaMa’mun Murod AlBrebesi, Menyingkap Pemikiran Politik Gus Dur dan

Amien Rais tentang Negara, Rajawali PressUmaruddin Masdar, Membaca Pikiran Gus Dur dan Amien Rais

tentang Demokrasi, Pustaka PelajarMasykuri Abdillah, Demokrasi di Persimpangan Makna: Respon

Intelektual Muslim Indonesia terhadap Konsep Demokrasi (1966-1993), Tiara Wacana

M. Amien Rais, Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta, Mizan Siti Nadroh , Wacana Politik dan Keagamaan Nurcholish Madjid,

Rajawali PressKuntowijoyo, Paradigma Islam: Interpretasi untuk Aksi, Mizan Kuntowijoyo, Identitas Politik Islam, MizanDedi Djamaluddin Malik, Idi Subandy Ibrahim, Zaman Baru Islam

Indonesia: Pemikiran dan Aksi Politik Abdurrahman Wahid, M. Amien Rais, Nurcholish Madjid, Jalaluddin Rakhmat, Zaman Wacana Mulia

Greg Barton, Gagasan Islam Liberal di Indonesia: Pemikiran Neo-Modernisme Nurcholish Madjid, Djohan Efendi, Ahmad Wahib, Abdurrahman Wahid, Paramadina-Pustaka Antara

Saiful Muzani, “Di Balik Polemik ‘Anti-Pembaruan’ Islam: Memahami Gejala ‘Fundamentalisme’ Islam di Indonesia” dalam Jurnal Dialog Pemikiran Islam Islamika No. 1 Juli-September 1993, hal. 126-142

4 Pergerakan Pelajar-Mahasiswa Islam di

HMI DIPOHMI MPO

, HMI MPO, A. Malik Haramanin, PMII di Simpang Jalan, Pustaka Pelajar

Page 33: Kurikulum Kaderisasi.doc

Indonesia PMIIKAMMIPIIIRM-IMM IPPNULDK

5 Persoalan-Persoalan Pergerakan Islam Kontemporer

Pluralitas Pergerakan Islam, Konflik Idiologi dan Manajemen Konflik

Perbenturan dan Dialog Wacana dalam Pergerakan Islam

Metodologi Kaderisasi

Strategi dan Metode Dakwah

Membangun masa depan sinergi pergerakan Islam

Yusuf Qardhawi, Gerakan Islam: Antara Peerbedaan yang Diperbolehkan dan Perpecahan yang Dilarang, Robbani Press

Thaha Jabir Al-‘alwani, The Ethics of Disagreement in Islam, The International Institute of Islamic Thought

, Satu Islam: Sebuah Dilema, Mizan

Page 34: Kurikulum Kaderisasi.doc

Rancangan Kurikulum

Ideologi, Pemikiran dan Pergerakan non Islam

Kata Pengantar Turunnya Soeharto dari kursi pemerintahan Orde Baru pada

medio 1998 lalu merupakan moment yang mengawali kebebasan masyarakat luas untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran mereka dalam mengekspresikan idealisme masyarakat. Apa yang selama ini selalu menjadi kekhawatiran mereka adalah, ketika mereka akan mengadopsi pemikiran-pemikiran “dari luar” untuk membentuk suatu masyarakat ideal, akan terancam oleh adanya undang-undang yang menjerat mereka dengan tuduhan telah menyebarkan ideologi terlarang, yang membahayakan keselamatan dan keutuhan negara kesatuan RI. Sekarang, setelah kekuasaan Orde Baru telah terjatuhkan, justru pemikiran-pemikiran yang dulu ditakuti oleh penguasa dengan leluasa dipelajari dan dikembangkan serta coba diterapkan ke dalam masyarakat.

Sejak tahun 1971, rakyat Indonesia telah dibutakan dari hala-hal yang berbau politik melalui penerapan politik massa mengambang (floating mass). Semua orang difokuskan untuk memperhatikan pembangunan yang bertumpu pada pertumbuhan ekonomi yang masif tanpa tahu politik. Semua dilakukan sebenarnya lebih pada pencapaian kepentingan penguasa. Akan tetapi, sebagian dari masyarakat yang memiliki kesadaran akan hal tersebut terus berusaha untuk melakukan penyadaran terhadap yang lain meski mendapat berbagai repressi dari pemerintah. Pelarangan terhadap ideologi ataupun pemikiran lain oleh pemerintah dilakukan dengan menciptakan citra yang begitu buruk terhapnya, bukan pada pemberian pengetahuan kepada masyarakat luas tentang apa sebenarnya di balik ideologi dan pemikiran itu sehinggga harus diwaspadai. Cara-cara seperti itu kemudian dijustifikasi melalui manipulasi sejarah tragedi Gestapu 1965 yang jelas-jelas merupakan kepahitan seluruh bangsa Indonesia.

Dengan semakin maraknya kajian-kajian pemikiran dan ideologi yang bermacam-macam pada saat ini, akan lebih baik ketika kita

memulai juga untuk menkajinya. Karena jelas tidak mungkin bagi kita, selaku sebuah lembaga mahasiswa mengisolasi diri dari relasi dengan lembaga-lembaga gerakan mahasiswa lain atau masyarakat yang juga telah semakin membuka diri dari pemikiran dan ideologi tersebut. Pentingnya dalam melakukan kajian ini adalah berusaha untuk mendapatkan pemahaman kritis dan menyeluruh tentang pemikiran dan ideologi-ideologi populis yang berkembang pada saat ini. Dengan pemahaman yang ada, kita dapat mengetahui kelebihan serta kekurangan yang ada padanya, serta apa yang harus dihindari. Hal yang dapat kita lakukan adalah membandingkan antara satu dengan lainnya untuk mengetahui apa saja yang menjadi keunggulan masing-masing, serta memungkinkan bagi kita untuk melakukan transformasi guna memperkuat pemikiran gerakan yang sudah dimiliki.

Berkaitan dengan hal di atas, ada beberapa peran dan fungsi ideologi yang berkembang saat ini yaitu:1

1. Explanation, yaitu menjelaskan mengapa suatu kondisi-kondisi sosial itu berlangsung

2. Evaluation, yaitu mengevaluasi kondisi-kondisi sosial tersebut3. Orientation, yaitu memberi orientasi kepada masyarakat

sehinggga dapat mengetahui bagaimana mereka menempatkan diri dalam masyarakat

4. Political Program, yaitu menggambarkan aksi-aksi riil sosial dan politik

Kurikulum ini akan mengkaji mulai dari konsepsi dasar ideologi, berbagai ideologi yang berkembang di dunia (Materialisme, Liberalisme-Kapitalisme, Sosialisme-Marxisme, Nasionalisme, Fasisme) sampai Peta ideologi di Indonesia. Sebagai pengembangan dari materi Ghazwul Fikri, kurikulum ini juga akan mengkaji berbagai faham/gerakan kontemporer, yakni Orientalisme, Sekularisme, Imperialisme, Humanisme, Feminisme, Kristenisasi, juga Zionisme (+ Free Masonry dan Lions Club).

1 Terence Ball, Richard Dagger, Political Ideologies and the Democratic Ideal, HarperCollinsCollegePublisher 1995 hal. 9-11

Page 35: Kurikulum Kaderisasi.doc

Melalui kajian tentang berbagai ideologi, pemikiran dan pergerakan non-Islam ini diharapkan para pengemban risalah da’wah mempunyai wawasan yang luas terhadap realitas yang ada di dunia ini,

sehingga dapat lebih mampu merencanakan menyebarkan da’wah secara lebih baik. (Written by Saherman, IP 97)

Kurikulum

No Topik Sub Topik Target Referensi

Page 36: Kurikulum Kaderisasi.doc

1 Pengantar Urgensi

Peserta dan fasilitator mampu menyiapkan diri untuk terlibat dalam proses kajian yang akan dilakukan.

Peserta memahami orientasi dan memperoleh gambaran luas tentang kajian ini.

Peserta dan fasilitator merumuskan kesepakatan-kesepakatan yang diperlukan untuk kelancaran proses kajian.

Terence Ball, Richard Dagger, Political Ideologies and the Democratic Ideal, HarperCollins College Publisher

Deliar Noer, Pemikiran Politik di Negeri Barat, Mizan- Bennedict R.O.G Anderson, Masyarakat

Imajiner, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999.M. Amien Rais, Cakrawala Islam: Antara

Cita dan Fakta, Mizan, hal. 90-98 (Bab“Kritik Islam terhadap Kapitalisme dan Sosialisme”), 99-107 (Bab “Kritik Islam terhadap Marxisme”).- Murtadha Muthahhari, Kritik Islam terhadap

Faham Materialisme, Risalah MasaAli Syari’ati, Humanisme antara Islam

dan Mazhab Barat, Pustaka Hidayah- Ziauddin Sardar, Masa Depan Islam,

Mizan, hal. 148-160 (Sub Bab: Negara dan Ideologi, Dari Negara Islam ke Negara Ummah)Muhammad Baqir Shadr, Falsafatuna,

Mizan- Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu

Politik, Grasindo- Herbert Feith, Lance Castles (ed),

Pemikiran Politik Indonesia 1945-1965, LP3ES

- Ahmad Zahro, “Islam, Sosialisme dan Kapitalisme, Developmentalism-Humanism: Adakah Peluang Rekonstruksi untuk Mencari Titik Temu?)”, makalah Seminar Nasional Paradigma Mabda’/Ideologi Dunia” di Unair

Tujuan

Metodologi

Page 37: Kurikulum Kaderisasi.doc

Ruang lingkup

Overview

2 Ideologi Konsep ideologi (definisi, fungsi, aplikasi)

Peserta memahami konsep ideologi

Materialisme Peserta memahami asal-usul, konsepsi dasar, pola dan instrumen gerakan, dinamika/perkembangan, varian/faksi, pengaruh dimensi struktur & kultur lokal

Peserta memahami implementasi berbagai ideologi di Indonesia- Peserta mampu mengenali dan

mengidentifikasi wacana berbagai ideologi- Peserta mampu mengkritisi dan menyikapi

berbagai ideologiLiberalisme-Kapitalisme

Sosialisme-Marxisme

Nasionalisme

Fasisme

Peta ideologi di Indonesia

Page 38: Kurikulum Kaderisasi.doc

3 Studi Lanjut Ghazwul Fikri Orientalisme

Peserta memahami asal-usul, konsepsi dasar, aktor terpenting, pola dan instrumen gerakan, dinamika/perkembangan, varian/faksi, pengaruh dimensi struktur & kultur lokal.

Peserta memahami implementasi berbagai pemikiran/gerakan dalam konteks Indonesia

Peserta mampu mengenali dan mengidentifikasi wacana berbagai pemikiran/gerakan.

Peserta mampu mengkritisi dan menyikapi berbagai pemikiran/gerakan.

Nabil bin Abdurrahman Al-Muhaisy, Virus Fikrah: Melemahkan Ketahanan Ummat, Wala’ Press

WAMY, Gerakan Keagamaan dan Pemikiran, Al-Ishlahy Press

Abu Ridha, Rencana Zionis Melumpuhkan Shahwah Islamiyah, SIDIK

M. Amien Rais, Cakrawala Islam: Antara Cita dan Fakta, Mizan, hal. 123-127 (Sub Bab “Islam dan Sekularisme), 234-244 (Bab “Runtuhnya Sendi-Sendi Orientalisme”) - M. Amien Rais, Zionisme: Arti dan Fungsi,

Fisipol UGM (laporan penelitian, tidak diterbitkan)

- R. Garaudy, Zionis: Sebuah Gerakan Keagamaan dan Politik, GIP

- Muhammad ‘Imarah, Perang Terminologi Islam-Barat, Robbani Press

- Jurnal Kajian Islam Ma’rifah Vol 1 Th I/1415- Soekarno, Di Bawah Bendera Revolusi, - M. Natsir, Capita Selecta, Bulan Bintang- Louayi Safi, “Nationalism and the

Multinational State” dalam The American Journal of Islamic Social Science, Vol. 9 Fall 1992 No. 3

- Yunahar Ilyas, Feminisme (?), Pustaka Pelajar

Sekularisme

Imperialisme

Humanisme

Feminisme

Kristenisasi

Page 39: Kurikulum Kaderisasi.doc

Zionisme (+ Free Masonry dan Lions Club)

Page 40: Kurikulum Kaderisasi.doc

PENGANTAR KURIKULUMBIDANG MANAJERIAL

.Segala puji bagi Allah SWT, Rabb, pelindung dan penguasa seluruh alam. Sholawat dan salam untuk junjungan kita, manusia paling mulia, Nabi

Muhammad SAW, beserta keluaraga, sahabat dan kepada kaum muslimin di seluruh muka bumi ini.Bedirinya sebuah organisasi, mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai oleh organisasi tersebut. Untuk mencapai tujuannya, sebuah

organisasi melakukan berbagai aktifitas atau kegiatan yang sifatnya insidental maupun rutinitas.Untuk mendukung terlaksananya berbagai aktifitas atau kegiatan tersebut, diperlukan sumber daya manusia yang mumpuni. Sumber daya manusia yang mumpuni diperlukan baik pada saat pra- kegiatan (perencanaan),waktu kegiatan (waktu aksi) dan pasca-kegiatan.

Jama'ah Shalahuddin sebagai sebuah organisasi Lembaga Dakwah Kampus, tidak bisa lepas dari berbagai aktifitas atau kegiataan yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuannya. Untuk mendukung berbagai aktifitas atau kegiatan yang dilakukannya, Jama'ah Shalahuddin membutuhkan sumber daya manusia yang mampu merencana dan mengelola kegiatan tersebut dengan baik.

Untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia di Jama'ah Shalahuddin, khususnya bidang manajerial, diperlukan sejumlah perangkat untuk membentuk dan mengembangkan sumber daya manusia yang ada di Jama'ah Shalahuddin. Salah satu perangkat tersebut adalah tersedianya sebuah kurikulum pendidikan, yang menjadi acuan dalam membentuk dan mengembangkan sumber daya manusia yang ada di Jama'ah Shalahuddin.

Untuk memenuhi tersedianya kurikulum pendidikan itulah, kurikulum bidang manajerial Jama'ah Shalahuddin ini dibuat. Kurikulum ini dibuat berdasarkan analisis kebutuhan dan untuk jangka waktu 3 tahun. Dengan pemberian porsi materi tahun ke-1 ,25 % dari total materi, tahun ke-2, 50% dari total materi dan tahun ke-3, 25% dari total materi.

Kurikulum ini mencakup dua aspek manajemen, yaitu aspek manajemen diri dan aspek manajemen organisasi. Materi manajerial ini, diawali dengan materi komunikasi efektif, sebab komunikasi merupakan landasan bagi hubungan anatar aktifis Jama'ah Shalahuddin. Selain itu, komukasi efektif menjadi dasar bagi penyampaian materi lainnya.

Pada tahun pertama, materi manajemen diri yang diberikan pada kader Jama'ah Shalahuddin berupa materi yang sifatnya stimulan untuk memacu motivasi aktifis Jama'ah Shalahuddin diawal keterlibatannya di Jama'ah Shalahuddin. Untuk materi manajemen organisasi, diberikan materi yang sifatnya teknis operasional. Untuk tahun kedua, materi manajemen diri yang diberikan, ditekankan pada pembentukan sifat optimistik yang dimiliki oleh kader Jama'ah Shalahuddin.Sedangkan materi manajemen organisasinya, berupa materi-materi yang sifatnya taktik dan strategi manajemen kegiatan. Selain itu, pada tahun kedua ini, materi manajerial organisasi yang diberikan mengandung muatan-muatan perencanaan, studi kelayakan, pengorganisasian dan pengendalian kegiatan dan sebuah organisasi. Sedangkan untuk tahun ketiga, materi manajerial yang diberikan lebih banyak pada materi bagaimana memanajemen rekayasa-rekayasa dalam berdakwah.

Materi manajerial yang diberikan ini bersufat umum. Artinya materi ini harus dimiliki oleh kader Jama'ah Shalahuddin secara keseluruhan. Sedangkan materi yang sifatnya kemampuan khusus diserahkan pada masing-masing bidang, dewan, departemen dan biro yang bersangkutan.

Kurikulum ini tentu banyak sekali kekurangannya. Sehingga masih diperlukan penyempurnaan-penyempurnaan. Tetapi meskipun banyak kekurangannya, semoga kurikulum ini dapat bermanfaat bagi proses pengkaderan di Jama'ah Shalahuddin.

Page 41: Kurikulum Kaderisasi.doc