LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

download LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

of 23

Transcript of LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    1/23

    LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM TEKNOLOGI DAN FORMULASI

    SEDIAAN SOLIDA

    PEMBUATAN TABLET SALUT FILM

    Senin, 2 Mei 2016

    Kelompok II

     Nama NPM Tugas

    1.  Mila Tri Cahyani 260110140088 Pembahasan

    2.  Siti Rositah 260110140089 Pembahasan

    3.  Adam Renaldi 260110140090 Teori Dasar

    4.  Hotma G Winokan 260110140091 Prosedur dan Uji Evaluasi

    5.  Bela Anisa F 260110140092 Teori Dasar

    6.  Arsyi Nurrahmah 260110140093 Daftar Pustaka, Kesimpulan, dan Editor

    7. 

    Syifa Khairunnisa 260110140094 Hasil dan Pengolahan Data8.  Fami Fatwa 260110140095 Preformulasi Zat Aktif dan Eksipien

    9.   Nadia Wirvani 260110140096 Tujuan dan Formulasi

    10. Destiana Purnama 260110140097 Preformulasi Zat Aktif dan Eksipien

    LABORATORIUM TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN SOLIDA

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR2016

     Nilai TTD

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    2/23

     

    I.  TUJUAN

    1.  Mengetahui proses penyalutan tablet

    2.  Membandingkan hasil evaluasi tablet salut dan nonsalut

    II.  TEORI DASAR

    Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau

    tanpa bahan pengisi. Berdasarkan metode pembuatan dapat digolongkan

    sebagai tablet cetak dan tablet kempa (Depkes RI, 1995).

    Tablet bersalut adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang

    cocok untuk maksud dan tujuan tertentu. Tablet salut film adalah tablet kempa

    yang disalut dengan salut tipis, berwarna atau tidak dari bahan polimer yang

    larut dalam air yang hancur cepat di dalam saluran cerna (Depkes RI, 1979).

    Tablet inti (core) yang akan disalut haruslah memenuhi persyaratan

    tertentu, karena selama proses penyalutan akan terjadi gerakan dan bantingan

    tablet inti secara terus menerus selama beberapa waktu. Kerapuhan tablet inti

    harus sekecil mungkin. Kerapuhan yang tinggi akan menyebabkan

    terbentuknya partikel halus dan kasar yang akan dapat menempel pada

     permukaan tablet selama proses penyalutan, tempelan tersebut dengan

    sendirinya akan menyebabkan cacat pada permukaan tablet yang disalut.

    Tablet inti harus hancur dengan cepat di dalam lambung atau usus sesudah

     penyalut terlarut (untuk tablet yang entero soluble). Pada umumnya tablet inti

    yang disalut akan hancur lebih lama jika dibandingkan dengan tablet yang

    tidak disalut. Perubahan waktu hancur tersebut disebabkan karena pada waktu

     penyalutan, pori pada permukaan tablet ditutupi oleh larutan penyalut

    sehingga akan memperlambat penetrasi cairan pada waktu hancur (Basri,

    2009).

    Tablet-tablet yang akan disalut harus mempunyai sifat fisik tertentu

    yang sesuai. Dalam proses penyalutan, tablet-tablet bergulir di dalam panci

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    3/23

    atau berhamburan dalam aliran udara dari suatu penyalut suspensi udara

    ketika proses penyalutan berlangsung. Agar mampu menahan benturan

    sesama tablet atau benturan tablet dengan dinding panci, maka tablet harus

    tahan terhadap abrasi dan gumpil. Permukaan tablet yang rapuh, yang lunak

    oleh pemanasan, atau yang rusak oleh campuran penyalut, cenderung menjadi

    kasar pada tahap awal proses penyalutan dan tidak cocok untuk disalut dengan

    lapisan tipis (Augsburger & Hoag, 2008).

    Distribusi dari penyalut dilakukan dengan menggerakkan tablet-tablet

    tersebut, baik secara tegak lurus (panci penyalut) maupun secara vertikal (alat

     penyalut suspensi udara) terhadap pemakaian campuran penyalut (Augsburger

    & Hoag, 2008).

    Tablet yang disalut haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan,

    diantaranya:

    a.  Permukaan tablet harus benar-benar licin

     b.  Lapisan penyalut harus stabil dan tidak cacat

    c.  Pewarnaan yang homogen pada lapisan tipis yang berwarna dan tidak

     boleh terjadi migrasi zat warna ke dalam inti tablet

    d.  Lapisan penyalut tidak boleh menunjukkan sifat mudah pecah dan

    retak

    e.  Penyalutan harus dapat melindungi tablet inti terhadap pengaruh udara

    kelembaban dan cahaya.

    f.  Penyalut harus mempunyai rasa yang menyenangkan dan dapat

    menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari tablet inti

    g.  Pada umumnya lapisan penyalut harus melarut dalam media cairan

    lambung dengan waktu sesingkat mungkin

    h.  Penyalutan yang digunakan tidak boleh merusak atau mengurangi

    aktivitas bahan obat (Martin, et. al., 1993).

    Penyalutan tablet dapat dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:

    1.  Tablet bersalut gula (sugar coating)

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    4/23

    Tablet ini sering disebut dragee. Penyalutan dilakukan dengan

    larutan gula dalam panci untuk penyalutan dan panci untuk

    mengkilapkan tablet diputar dengan motor penggerak yang dilengkapi

    dengan alat pengisap dan sistem penhembus dengan udara panas

    (blower). Proses pembuatan tablet bersalut gula adalah sebagai

     berikut:

    a.  Subcoating (penyalutan dasar), yaitu proses pemberian larutan

    dasar dan pemberian serbuk salut apabila sebagian tablet kering

     b.  Smoothing (pelicinan), yaitu proses pembasahan ganti berganti

    dengan sirop pelicin dan pengeringan dari salut tablet menjadi

     bulat dan licin.

    c.  Coloring (pewarnaan), dilakukan dengan memberi zat warna

    yang dicampurkan pada sirop pelicin.

    d.  Finishing, yaitu proses pengeringan salut sirop yang terakhir

    dengan cara perlahan-lahan sehingga memperoleh hasil akhir

    yang licin.

    e.  Polishing (pengilapan), dilakukan dengan menggunakan lapis

    tipis lilin yang licin (Aulton, 1988).

    2.  Tablet bersalut kempa (press coating)

    Tablet inti yang sudah jadi mengalami proses seperti berikut,

    yaitu granul halus dan kering dikempa di sekitar tablet inti, sering

    disebut tablet dalam tablet (Aulton, 1988).

    3.  Tablet bersalut selaput (film coating)

    Ialah tablet yang dilapisi lapisan selaput tipis dengan zat

     penyalut yang dikenakan atau disemprotkan pada tablet. Sebagai zat

     penyalut digunakan Na CMC, Asetatftalat selulosa, Hidroksi etil

    selulosa dengan bermacam-macam perbandingan dalam campuran

    PEG dan Polivinilpirolidon dalam pelarut alkohol atau terdispersi

    dalam Isopropanol dengan tambahan Span dan Tween (Aulton, 1988).

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    5/23

    4.  Tablet bersalut enterik (enteric coating)

    Adalah tablet yang disalut dengan zat penyalut yang relatif

    tidak larut dalam asam lambung, tetapi larut dalam usus halus.

    Penyalutan enterik dimaksudkan :

    a.  Agar obat tidak mengiritasi perut

     b.  Dikehendaki agar obat berkhasiat dalam usus seperti

    antelmintika

    c.  Menghindari obat menjadi inaktif dalam cairan lambung, yaitu

    karena pH rendah atau dirusak enzim digestif dalam perut.

    Sebagai bahan salut enterik adalah campuran serbuk lilin

    karnauba atau asam stearat dan serabut tumbuh-tumbuhan dari agar-

    agar atau kulit pohon elm. Bila tablet ditelan, serabut tersebut akan

    menghisap air, mengembang dan terjadi proses penghancuran. Dengan

    mengatur ratio serabut tumbuh-tumbuhan dan mengubah tebalnya salut,

    waktu hancur yang diperlukan dapat dikontrol (Aulton, 1988).

    Asam asetilsalisilat mempunyai nama sinonim asetosal, asam salisilat

    asetat dan yang paling terkenal adalah aspirin (brandname produk dari Bayer).

    Serbuk asam asetil salisilat dari tidak berwarna atau kristal putih atau serbuk

    granul kristal yang berwarna putih. Asam asetilsalisilat stabil dalam udara

    kering tapi terdegradasi perlahan jika terkena uap air menjadi asam asetat dan

    asam salisilat. Nilai titik lebur dari asam asetil salisilat adalah 1350 C. Asam

    asetilsalisilat larut dalam air (1:300), etanol (1:5), kloroform (1:17) dan eter

    (1:10-15), larut dalam larutan asetat dan sitrat dan dengan adanya senyawa

    yang terdekomposisi, asam asetilsalilsilat larut dalam larutan hidroksida dan

    karbonat (Clark, 2004).

    III.  FORMULASI

    Opadry Green 

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    6/23

    Scale

    (mg/caplet)Item Material Name

    Quantity/ 1000

    Caplet (g)

    10.000 1 Hydroxypropyl methylcullulose 10.000

    4.000 2 Talc 4.000

    1.600 3 PEG 4000 1.600

    2.125 4 Titanium dioxide 2.125

    0.053 5 FD&C Blue No. 1(Brilliant Blue) 0.053

    0.150 6D&C Yellow No.10 (Quinoline

    Yellow)0.150

    0.750 7 Opadry-OY-S 29019 clear 0.750

    - 8 Purified Water 225.000

    IV.  PREFORMULASI ZAT AKTIF DAN EKSIPIEN

    1.  Aquadest

    PemerianCairan jernih tidak berwarna, tidak berbau, tidak

     berasa.

    Rumus Molekul H2O.

    Stabilitas

    Air adalah salah satu bahan kimia yang stabil dalam

     bentuk Fisik (es , air , dan uap). Air harus disimpan

    dalam wadah yang sesuai. Pada saat penyimpanan

    dan penggunaannya harus terlindungi dari

    kontaminasi partikel - pertikel ion dan bahan

    organik yang dapat menaikan konduktivitas dan

     jumlah karbon organik. Serta harus terlindungi dari

     partikel - partikel lain dan mikroorganisme yangdapat tumbuh dan merusak fungsi air.

    Kegunaan Pelarut, digunakan dalam komposisi opadry

    (Depkes RI, 1979). 

    2.  Asetosal

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    7/23

    Sinonim Asam Asetil Salisilat, Aspirin

    Pemerian

    Hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih;

    tidak berbau atau hampir tidak berbau; rasa asam

    Rumus Molekul C9H8O4 

    Struktur

    Molekul

    Kelarutan

    Agak sukar larut dalam air, mudah larut dalam

    eatanol (95%) P; larut dalam kloroform P; dan

    dalam eter P

    Kegunaan Analgetikum, antipiretikum

    (Depkes RI, 1979). 

    3.  Asam Stearat

    PemerianZat padat mengkilap menunjukkan susunan hablur;

     putih atau kuning pucat; mirip lemak lilin

    Rumus Molekul C18H36O2 

    Struktur

    Molekul

    Kelarutan

    Praktis tidak larut dalam air; larut dalam 20 bagian

    etanol (95%) P, dalam 2 bagian kloroform P dan

    dalam 3 bagian eter P

    Stabilitas

    Asam sterat adalah material yang stabil, anti

    oksidan bisa juga ditambahkan jika menggunakanini. Bahan baku sebaiknya disimpan di wadah

    tertutup rapat pada tempat kering dan dingin

    InkompabilitasLogam hidroksida, basa, agen pereduksi, dan agen

     pengoksidasi

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    8/23

    Kegunaan Lubrikan

    Alasan

    Penggunaan asam stearat dapat mempengruhi

    kecepatan pelepasan obat. Asam stearat juga tidak

    memiliki kompatibilitas dengan asetosal

    (Depkes RI, 1979). 

    4.  Brilliant Blue FCF

    Sinonim CI Food Blue 2, FD&C Blue No.1, CI (1975) No.

    42900, INS No. 133

    Pemerian Serbuk biru atau granul

    Rumus Molekul C37H34 N2 Na2O9S3 

    Struktur

    Molekul

    KelarutanSoluble in water; slightly soluble in ethanol

    Kegunaan Pewarna

    Alasan Digunakan pada komposisi opadry green

    (Rowe, 2009). 

    5.  Avicell

    Sinonim

    Cellulose, Microcrystalline; Cellets; Celex;

    cellulose gel; hellulosum microcristallinum;

    Celphere; Ceolus KG; crystalline cellulose; E460;

    Emcocel; Ethispheres; Fibrocel; MCC Sanaq;

    Pharmacel; Tabulose; Vivapur  

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    9/23

    Pemerian

    Selulosa mikrokristalin murni, sebagian selulosa

    depolariasi berwarna putih, tidak bebau, tidak

     berasa

    Rumus Molekul C6H10O5 

    Kelarutan

    Sedikit larut dalam larutan sodium hidroklorida 5%

    w/v, praktis tidak larut dalam air, asam, dan pelarut

    organic 

    Stabilitas

    Selulosa mikrokristalin stabil walaupun

    higroskopik. Microcrystalline cellulose is a stable

    though hygroscopic material. Senyawa harus

    disimpan pada wadah tertutup rapat, pada tempat

    kering dan bersuhu dingin 

    Inkompabilitas Agen pengoksidasi kuat

    Kegunaan  Filler Binder  

    Alasan

    Avisel tidak memiliki inkompatibilitas dengan zat

    aktif (asetosal) sertadapat digunakan pada metode

    kempa langsung. Selain itu penggunaan avisel jugalebih efisien, karena selain berfungsi sebagai binder,

    avisel juga memiliki fungsi lain yaitunya pengisi,

    lubrikan, dan desintegran

    (Rowe, 2009).

    6.  HPMC

    Sinonim

    Benecel MHPC; E464; hydroxypropyl

    metilselulosa, HPMC;Metosel; eter glikol

     propilena metilselulosa;

    metilhydroxypropylcellulose; Metolose; Tylopur.

    Pemeriansedikit berbau, sedikit berasa, serbuk putih

    atau putihkekuningan.

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    10/23

    Kelarutan

    larut di dalam air dingin, membentuk suatu

    koloid yangmerekat pada larutan, tidak mampu

    larut di dalam cloroform, etanol( 95%), dan eter,

    hanya dapat larut di dalam campuran-campuran

    darietanol dan dichloromethane, campuran-

    campuran dari metanol dandichloromethane,

    dan campuran-campuran dari air dan alkohol.

    Kelas-kelas tertentu dari hypromellose bersifat

    dapat larut di dalam larutanaseton yang

    mengandung air, campuran-campuran

    daridichloromethane dan propan-2-ol, dan bahan

     pelarut organik lainnya.

    Stabilitas

    Hypromellose adalah suatu material yang

    stabil, meskihigroskopik setelah pengeringan.

    Larutan stabil pada pH 3 – 11. Kenaikasuhu

    mengurangi kekentalan larutan. Hypromellose

    mengalami perubahan bentuk sol – 

    gel dengan pemanasan dan mendingin, secaraberturut-turut.

    Inkompabilitas

    Hypromellose tidak cocok/bertentangan

    denganbeberapa bahan pengoksid karena tidak

     bersifat ion, hypromellosetidak akan kompleks

    dengan garam-garam metalik atau bersifat

    ionorganik untuk membentuk pengedapan yang tak

    mampu larut.

    Kegunaan

    Agen penyalut, pembentuk film, tingkat polimer

     pengendalianuntuk pelepasan berkelanjutan,

     penstabilan, pensuspens, pengikattablet, agen

     peningkat viskositas.

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    11/23

    AlasanHPMC digunakan sebagai komposisi dari opadry

    grren yang digunakan untuk menyalut tablet.

    (Rowe, 2009). 

    7.  Ludipress

    Sinonim Lactose Monohydrate and Povidone

    Pemerian Berwarna putih, tidak memiliki bau dan tidak berasa

    Rumus Molekul C12H22O11.H2O + (C6H9 NO)n

    Struktur

    Molekul

    Kelarutan Larut dalam air

    Stabilitas Disimpan pada suhu kamar dan ditutup rapat

    Inkompabilitas

    Senyawa dengan gugus amina primer, Efikasi

     beberapa pengawet, misalnya thimerosal, mungkin

    terpengaruh dengan pembentukan kompleks dengan

     povidone.

    Kegunaan Pengisi

    Alasan

    Ludipress memiliki higroskopisitas yang rendah dan

    laju alir yang baik sehingga dapat digunakan untuk

    tablet cetak langsung

    (Rowe, 2009). 

    8.  Polietilenglikol 4000

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    12/23

    PemerianSerbuk licin putih atau potongan putih kuning

    gading; praktis tidak berbau; tidak berasa.

    Rumus Molekul H(O-CH2-CH2)nOH.

    Kelarutan Mudah larut dalam air, dalam etanol (95%) P.

    StabilitasDapat disterilkan dengan autoklaf, filtrasi dan

     penyinaran sinar gamma.

    Inkompabilitas Tidak bercampur dengan beberapa zat pewarna.

    Kegunaan Basis salep, pelarut.

    Alasan

    Digunakan sebagai komposisi penyusun opadry

    green.

    (Rowe, 2009). 

    9.  Quinoline Yellow

    SinonimCI Food Yellow 13; CI (1982) No. 47005; INS No.

    104

    Pemerian Serbuk kuning atau granul

    Rumus Molekul C18H9 NNa2O8S2 

    Kelarutan Soluble in water; sparingly soluble in ethanol

    Kegunaan Pewarna

    Alasan Digunakan dalam komposisi penyalut opadry green.

    (Rowe, 2009). 

    10. Talcum

    SinonimAltalc, magnesium kalsium silikat hidrida,

    magnesium silikat hidrida 

    Pemerian

    Serbuk hablur, sangat halus licin, putih atau putih

    kelabu., mudah melekat pada kulit dan bebas dari

     butiran debu

    Rumus Molekul Mg6(Si2O5)4(OH)4 

    Kelarutan Praktis tidak larut dalam larutan asam dan basa,

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    13/23

     pelarut organik dan air

    Stabilitas

    Talkum adalah komponen yang stabil dan bisa

    disterilisasi dengan pemanasan pada suhu 1600C

    selama tidak kurang dari 1 jam. Talkum juga bisa

    disterilisasi dengan penyemprotan etilen oksida atau

    radiasi gama. Talkum harus disimpan pada wadah

    tertutup rapat pada tempat yang dingin dan kering

    InkompabilitasTalkum mengalami inkompatibilitas dengan

    senyawa amonia kuartener

    KegunaanAnticaking agent, glidant, pelarut tablet dan kapsul,

    dan lubrikan kapsul

    Alasan

    Dapat memperbaiki aliran granul dan biasanya

    dikombinasikan dengan magnesium tearate agar

    fungsi pelincir lebih optimal

    (Rowe, 2009). 

    11. Titanium Oxida

    Sinonim

    Titanii dioxidum, Anatase titanium dioxide; brookitetitanium dioxide; color index number

    77891; E171; Kronos 1171;pigment white 6;

    rutile titanium dioxide; Tioxide; TiPure;

    titanicanhydride;Tronox.

    Pemerian putih, tidak berbentuk, tidak berasa, tidak berbau,

    serbuknonhigroskopis.

    Rumus Molekul TiO2

    Kelarutan

     praktis tidak larut dalam asam sulfur, asam

    hidroklorat,asam nitrat, pelarut organik dan air.

    Larut dalam asam hidrofluorat danasam sulfurat

     panas. Kelarutan tergantung dari perlakuan

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    14/23

     panas.Perpanjangan pemanasan akan menhasilkan

     bahan yang sedikit larut.

    Stabilitas

    Titanium dioksida sangat stabildalam temperatur

    tinggi. Titanium dioxide harus disimpan

    dalamwadah bertutup rapat, terlindungi dari

    cahaya, dalam wadah yangsejuk dan kering

    Inkompabilitas

    Inkompatible dengan famotidin, karena

    menghasilkanefek fotokatalitik. Titanium dioxide

    monatonically mendegradasi bahanfilm dan

    meningkatkan permeabilitas penguapan air dari

     penyalutpolivinil alkohol ketika digunakan sebagai

     pengisi inert dan pemutih.

    Kegunaan  bahan penyalut, pementuk dan pigmen.

    Alasandigunakan dalam komposisi penyusun opadry

    green.

    (Rowe, 2009). 

    V. 

    PERHITUNGAN-

    VI.  PROSEDUR KERJA

    Sebelum dilakukan penyalutan, bobot satu tablet ditimbang dan

    keseluruhan tablet pun ditimbang. Lalu tablet dimasukkan dalam panci

     penyalut. Kemudian larutan penyalut disemprotkan ke dalam panci dengan

    spray gun. Setelah itu dilakukan pengeringan menggunakan blower setelah

    dilakukan penyemprotan. Didapatlah tablet yang telah disalut.

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    15/23

    VII.  EVALUASI

    Setelah tablet dicetak kemudia disalut, maka dilakukan evaluasi

    terhadap tablet yang telah disalut. Evaluasi yang dilakukan adalah uji

    keseragaman bobot dan ukuran. Tujuan dari uji keseragaman bobot ini

    dijadikan sebagai parameter untuk melihat keseragaman kandungan zat aktif

    dalam hal ini berkaitan dengan dosis untuk setiap tabletnya. Dari uji

    keseragaman bobot tablet ini diharapkan dapat mewakili keseragaman bobot

    yang baik untuk semua tablet yang dicetak.

    Tablet harus memenuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan

    sebagai berikut: Timbang 20 tablet, hitung bobot rata  –   rata tiap tablet. Jika

    ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing  –  masing

     bobotnya menyimpang dari bobot rata  –   ratanya lebih besar dari harga yang

    ditetapkan kolom A, dan tidak satu tablet pun yang bobotnya menyimpang

    dari bobot rata  –  ratanya lebih dari harga yang ditetapkan kolom B. Jika tidak

    mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak satu tablet pun yang

     bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata  –   rata yang ditetapkan

    kolom A dan tidak satu tabletpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari

     bobot rata –  rata yang ditetapkan kolom B. Dari pengujian keseragaman bobot

    tablet diperoleh nilai rata-rata 293 mg. Nilai ini dibandingkan dengan data

     bobot masing - masing tablet yang sudah ditimbang untuk melihat

    keseragaman dari bobotnya. Jika dibandingkan dengan bobot masing-masing

    tablet penyimpangan tablet terbesar adalah 5,7%. Sehingga, didapat bahwa

     penyimpangan bobot tablet masih berada dalam rentang yang disyaratkan

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    16/23

    yaitu sebesar 15%. Sehingga dapat dikatakan bahwa tablet yang dibuat masih

    termasuk dalam tablet yang mengikuti syarat.

    VIII.  HASIL DAN PENGOLAHAN DATA

    1.  Penyalutan 

    Berat Awal Sebelum Salut = 43,26 gram

    Berat Akhir Setelah Salut = 39,47 gram

    % =

       

    2.  Evaluasi Produk Setelah Pencetakan 

    Uji keseragaman Bobot, Kesergaman Ukuran, dan uji kekerasan

    Tablet ke-

    Keseragaman UkuranKeseragaman

    BobotDiameter

    (mm)Tebal (mm)

    1 10,1 3,55 0,26

    2 10,1 3,7 0,30

    3 10,9 3,95 0,25

    4 10,1 3,2 0,33

    5 10,1 3,95 0,25

    6 10,1 3,5 0,32

    7 10,5 3,5 0,30

    8 10,1 3,6 0,31

    9 10,1 3,5 0,29

    10 10,1 3,1 0,34

    11 10,1 3,7 0,25

    12 10,1 3,6 0,32

    13 10,5 3,6 0,25

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    17/23

    14 10,5 2,8 0,23

    15 10,1 2,85 0,33

    16 10,5 3,65 0,30

    17 10,1 3,65 0,25

    18 10,5 3,05 0,32

    19 10,1 3,6 0,35

    20 10,1 3,2 0,31

    Rata-rata 10,24 mm 3,4625 mm 0,293 gram

    IX. 

    PEMBAHASAN

    Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah jenis obat turunan

    dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa

    sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi

    (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan

    dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.

    Selain itu, asetosal memiliki fungsi untuk meringankan rasa nyeri, seperti

     pada sakit kepala, sakit gigi, sakit pada waktu menstruasi, sakit otot dan untukmenurunkan demam.

    Pemerian dari asetosal yaitu hablur tidak berwarna atau serbuk hablur

     putih, tidak berbau, rasa asam serta kelarutannya gak sukar larut dalam air,

    mudah larut dalam etanol (95 %) P; larut dalam kloroform P, dan dalam eter P.

    Asetosal mempunyai daya alir yang baik dan mempunyai sifat di

    dalam udara lembab secara bertahap terhidrolisa menjadi asam salisilat dan

    asam asetat. Oleh karena itu, dari karakteristik asetosal yang memiliki sifat

    alir yang bagus maka asetosal pun bisa dibuat tablet dengan menggunakan

    metode kempa langsung.

    Pada percobaan ini, dilakukan penyalutan pada tablet asetosal yang

    sudah jadi. Tablet yang akan disalut haruslah memenuhi persyaratan tertentu,

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    18/23

    karena selama proses penyalutan akan terjadi gerakan dan bantingan tablet

    secara terus menerus selama beberapa waktu.

    Kerapuhan tablet harus sekecil mungkin. Kerapuhan yang tinggi akan

    menyebabkan terbentuknya partikel halus dan kasar yang akan dapat

    menempel pada permukaan tablet selama proses penyalutan, tempelan

    tersebut dengan sendirinya akan menyebabkan cacat pada permukaan tablet

    yang disalut. Oleh karena itu, dipilihlah tablet asetosal karena nilai

    kerapuhannya kecil dibanding tablet yang lainnya.

    Tablet harus hancur dengan cepat di dalam lambung atau usus sesudah

     penyalut terlarut (untuk tablet yang entero soluble). Pada umumnya tablet

    yang disalut akan hancur lebih lama jika dibandingkan dengan tablet yang

    tidak disalut. Perubahan waktu hancur tersebut disebabkan karena pada waktu

     penyalutan, pori pada permukaan tablet ditutupi oleh larutan penyalut

    sehingga akan memperlambat penetrasi cairan pada waktu hancur.

    Selain untuk mengatur proses hancurnya tablet dalam tubuh atau

    mengendalikan penglepasan obat dari tablet, penyalutan obat juga bertujuan

    untuk meningkatkan akseptabilitas (warna dan bentuk), meningkatkan

    stabilitas saat disimpan ( storage stability), untuk melindungi obat dari suasana

    asam lambung (dengan menyalutnya dengan salut enterik tahan asam), untuk

    menggabungkan obat lain atau membantu formula dalam penyalutan untuk

    menghindari tidak tercampurnya obat secara kimia atau untuk menjamin

    terselenggaranya penglepasan obat secara berurutan.

    Akseptabilitas yang dimaksud terdiri dari bentuk dan warna dari tablet.

    Tablet salut memiliki penampilan yang lebih baik daripada tablet biasa

    dengan warna yang tajam dan indah. Penampilan yang berbeda dan menarik

    akan memberi kesan nilai estetika pada suatu produk sehingga dapat menarik

     perhatian konsumen. Selain itu, tablet salut juga dapat menutupi rasa kurang

    enak pada sediaan dengan memberikan rasa manis pada sediaan (khusus salut

    gula). Cara ini dilakukan untuk sediaan bagi anak-anak, rasa pahit walaupun

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    19/23

    hanya sesaat akan mengurangi kepatuhan untuk meminum obat. Tablet salut

    dapat menutupi rasa pahit tersebut sehingga meningkatkan akseptabilitas obat

    oleh pasien. Dengan salut gula juga, dapat diperoleh sediaan yang lebih halus

    sehingga lebih mudah ditelan. Kemudahan untuk ditelan penting terutama

    untuk tablet berukuran besar.

    Tujuan yang lain dari penyalutan yaitu untuk menjaga stabilitas pada

    penyimpanan termasuk melindungi sediaan pada saat disimpan dari oksidasi,

    kelembaban, atau cahaya matahari.

    Asetosal memiliki mekanisme kerja sebagai analgetik, antipiretik dan

    antiinflamasi karena asetosal secara langsung dan irreversible menghambat

    aktivitas kedua jenis enzim siklooksigenase yaitu COX-1 dan COX-2 untuk

    mengurangi pembentukan prekursor prostaglandin dari asam arakidonat,

    sehingga karena adanya penghambatan dalam pembentuka prostaglandin,

     prostaglandin yang dihasilkanpun akan berkurang dan rasa nyeripun akan

     berkurang. Selain itu asetosal juga memiliki mekanisme untuk menghambat

     pembentukan tromboksan sehingga asetosal dapat berfungsi sebagai

    antiplatelet.

    Efek samping dari penggunaan asetosal adalah nyeri lambung, mual,

    dan pendarahan saluran cerna. Ini diakibatkan karena asetosal bersifat asam

    dan akibat adanya penghambatan prostaglandin menyebabkan jumlah

     prostaglandin sedikit sehingga tidak bisa melapisi mukosa lambung dan

    akhirnya dapat menyebakan nyeri lambung. Sehingga anjuran untuk

     pemakaian obat ini adalah diminum setelah makan agar mengurangi

     pengiritasian lambung, karena obat ini dapat menyebabkan nyeri lambung,

    tablet asetosal ini tidak boleh diberikan (kontra indikasi) kepada pasien yang

    menderita tukak lambung, tukak duodenum dan pendarahan.

    Aspirin (asetosal) bersifat asam sehingga jika dikonsumsi setiap hari

    akan mengakibatkan iritasi pada lambung. Oleh karena itu, untuk menghindari

    induksi produksi asam lambung maka tablet asetosal perlu disalut. Biasanya

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    20/23

    dibuat tablet enterik. Tablet enterik ini untuk modifikasi pelepasan obat yang

    di desain lepas di usus. Salut enteric juga mencegah lepas dan rusaknya obat

    dalam pH lambung. Tablet ini akan lepas di pH yang lebih tinggi yaitu di usus.

    Proses penyalutan dilakukan terhadap sebanyak 100 tablet yang sudah

    siap untuk disalut dimasukkan ke dalam panci penyalut yang berbentuk

    spheris. Panci tersebut sebelumnya dilapisi dengan perekat (lakban) agar

    tablet tablet tersebut tidak lengket dalam dinding panci. Panci penyalut ini

    dapat berputar searah jarum jam pada sebuah sumbu miring dimana sudut

    kemiringannya dapat diatur. Kecepatan putaran panci juga dapat diatur. Panci

    ini juga dilengkapi dengan blower (dengan suhu kira-kira 600C) dan alat

     penghisap debu. Selanjutnya tablet dalam panci disemprot dengan larutan

     penyalut sedikit demi sedikit secara manual menggunakan alat semprot

    khusus sambil panci berputar. Adapun larutan penyalut yang digunakan

    adalah opadry yang diencerkan dengan pelarut alkohol. Pada proses

     penyemprotan larutan penyalut perlu diperhatikan jarak antara tablet dengan

    alat penyemprot dan sudut kemiringan alat penyemprot. Bila terlalu dekat

    maka tablet akan menjadi lengket dan cenderung untuk bersatu. Sebaliknya

     bila terlalu jauh, penyemprotan menjadi tidak efisien karena tidak mengenai

    tablet. Pada saat penyemprotan dilakukan juga penarikan debu dari tablet

    sesekali menggunakan alat vacum dan juga digunakan blower untuk

    memberikan udara panas agar pelarut dalam larutan penyalut cepat menguap

    sehingga tablet tidak lengket. Pancaran semburan diarahkan kepada tablet-

    tablet inti yang ada dalam panci penyalut, sedangkan suplai udara hangat

    diarahkan tidak jauh dari daerah semburan. Uap bahan pelarut dihisap pada

     bagian sisi atas panci, dimana jumlah udara yang melintasi alat penghisap

    harus lebih besar daripada suplai udara hangat, sehingga uap bahan pelarut

    tidak mengalir keluar dari panci. Proses melembabkan inti yang diakhiri

    dengan pengeringan udara harus berlangsung cepat, jika ingin menjamin

    homogenitas lapisan.

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    21/23

    Tebal penyalut yang melapisi tablet inti tidak boleh terlalu tebal

    ataupun terlalu tipis. Tebal lapisan materi penyalut disesuaikan dengan

    kebutuhan sasaran obat, misalnya tablet tahan asam lambung namun larut

    dalam usus halus, maka harus memiliki tebal penyalut 60 mikrometer.

    Tablet yang sudah disalut haruslah memenuhi persyaratan-persyaratan,

    diantaranya:

      Permukaan tablet harus benar-benar licin

      Lapisan penyalut harus stabil dan tidak cacat

     

    Pewarnaan yang homogen pada lapisan tipis yang berwarna dan tidak

     boleh terjadi migrasi zat warna ke dalam inti tablet

      Lapisan penyalut tidak boleh menunjukkan sifat mudah pecah dan

    retak

      Penyalutan harus dapat melindungi tablet inti terhadap pengaruh

    udara kelembaban dan cahaya.

      Penyalut harus mempunyai rasa yang menyenangkan dan dapat

    menutupi rasa dan bau yang tidak enak dari tablet inti

     

    Pada umumnya lapisan penyalut harus melarut dalam media cairan

    lambung dengan waktu sesingkat mungkin

      Penyalutan yang digunakan tidak boleh merusak atau mengurangi

    aktivitas bahan obat

    (Martin, et. al., 1993)

    Karena adanya persyaratan dari tablet, maka dilakukan evaluasi tablet

    salut yang sudah dibuat. Salah satu ujinya yaitu uji keseragaman bobot dan

    ukuran tablet, yang dilakukan dengan tujuan untuk memastikan tablet yang

    dihasilkan memenuhi persyaratan keseragaman bobot dan ukurannya.

    Seragamnya bobot dan ukuran tablet penting untuk diperhatikan berkenaan

    dengan dosis, tidak seragamnya bobot dapat mengakibatkan tidak seragamnya

    kandungan, ukuran tablet pun demikian. Selain itu, keseragaman bobot

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    22/23

     penting untuk diperhatikan guna memberikan persepsi yang sama pada

    konsumen terkait obat yang dikonsumsi. Tidak seragamnya ukuran tablet yang

    dihasilkan dikhawatirkan memberikan persepsi berbeda dari konsumen,

     bahkan menimbulkan dugaan obat dengan ukuran berbeda dengan ukuran

     berbeda.

    Pengujian keseragamanm bobot dan ukuran dilakukan terhadap bobot

    tablet menggunakan neraca analitis dan ukuran dngan parameter diameter dan

    lebar tablet menggunakan jangka sorong digital.

    Pada pengujian bobot didapatkan bobot tablet yang dihasilkan

    cenderung seragam, bobot antar tablet tidak memiliki perbedaan massa yang

    signifikan. Rata-rata bobot tablet salut yang dihasilkan adalah 0,293 gram,

    rata-rata diameternya yaitu 10,24 mm, dengan rata-rata tebal yaitu 3,4625 mm.

     Namun terdapat perbedaan berat antara tablet sebelum dan sesudah proses

     penyalutan. Uji kenaikan bobot dilakukan dengan mengambil secara acak

    sebanyak 20 tablet yang telah disalut, kemudian masing-masing tablet

    ditimbang dan kemudian dihitung bobot rata-rata nya. Bobot rata-rata ini

    kemudian dibandingkan dengan bobot rata-rata tablet inti dan kemudian

    dipersentasikan. Dari hasil penimbangan diperoleh bobot tablet salut yang di

    evaluasi adalah sebesar 39,47 gram. Bobot tablet salut ini berkurang bila

    dibandingkan dengan bobot tablet awal, yaitu 43,26 gram. Pengurangan bobot

    ini dapat terjadi karena proses penyalutan yang kurang baik sehingga lapisan

     penyalut tidak menutupi tablet inti secara sempurna. Selain itu, adanya

    tumbukan antara tablet dan panci penyalut serta tablet lainnya pada saat

     proses penyalutan juga dapat menyebabkan adanya pengurangan pada bobot

    tablet.

  • 8/16/2019 LAPAKTF_MODUL 6_KELOMPOK 2.pdf

    23/23

    X.  KESIMPULAN

    1.  Penyalutan tablet dilakukan dengan cata menyemprotkan larutan penyalut ke

    dalam panci yang telah berisi tablet dengan menggunakan spray gun lalu

    dikeringkan dengan bantuan blower.

    2.  Hasil evaluasi tablet salut menunjukkan bobot tablet salut lebih kecil

    dibandingkan bobot tablet nonsalut. Hal ini tidak sesuai dengan literatur. Hal

    ini disebabkan banyaknya tablet yang rapuh ketika penyalutan.

    XI.  DAFTAR PUSTAKA

    Augsburger, L.L. & Hoag, S. W. 2008.  Pharmaceutical Dosage Forms:

    Tablets. 3rd Edition. New York: Informa Health Care USA.

    Aulton, M. E.. 1988. Pharmaceutics: The Science of Dosage Form Design.

    Churchill Livingstone Inc. New York.

    Basri. 2009. Batang Brotowali (Tinospora crispa (L) Miers) dengan Bahan

    Penyalut Hidroksipropil Metilselulosa dan Polietilen Glikol 400.

    Tersedia di : http://www.etd.eprints.ums.ac.id/5865/  [diakses pada 5

    Mei 2016].

    Clarke. 2004. Clarke’s Analysis of Drugs and Poisons. Pharmaceutical Press.

    Depkes RI. 1979.  Farmakope Indonesia. Edisi Ketiga. Jakarta: Departemen

    Kesehatan Republik Indonesia.

    Martin, A., James, S., & Arthur, C. 1993. Farmasi Fisik . Jakarta: UI Press

    Martin, et al. 1993. Farmasi Fisik . UI-Press. Jakarta.

    Rowe, R.C., Sheckey, P.J., and Quinn, M.E., 2009,  Handbook of

     Pharmaceutical Excipients ed 6th. London: Pharmaceutical Press and

    American Pharmacists Association.

    http://www.etd.eprints.ums.ac.id/5865/http://www.etd.eprints.ums.ac.id/5865/http://www.etd.eprints.ums.ac.id/5865/