laporan

23
Visi Muhammadiyah Terwujudnya Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya Visi muhammadiyah termaktub dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 6 yang menyatakan bahwa maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar- benarnya. Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya secara umum dapat digambarkan sebagai keadaan masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan “Baldatun Thayyibah wa Rabbun Ghaffur” yakni suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang maha Pengampun. Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dapat dideskripsikan pula sebagai suatu masyarakat yang tata kehidupannya merupakan pengejawantahan ajaran Isla pada semua aspek kehidupannya meliputi aqidah, akhlak, ibadah, dan mu’amalat duniawiyah. Ciri-cirinya antara lain: - Komponen masyarakat komponen masyarakatnya majemuk dan dapat hidup berdampingan secara harmonis, didominasi oleh pribadi-pribadi muslim yang sebenar-benarnya dengan ciri-ciri: bertauhid murni, berakhlak mulia, taat beribadah dengan cara yang dituntunkan Nabi, dan bermu’amalat duniawiyah menurut ajaran Islam - Lembaga kenegaraan didominasi oleh pribadi-pribadi muslim yang sebenar- benarnya sehingga setiap kebijakan yang diambilnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Sebagai pribadi muslim, mereka menjaga agar setiap karya yang mereka hasilkan senatiasa sesuai dengan ajaean Islam dan tidak ada kemungkaran sedikitpun yang mereka hasilkan.

description

muhammadiyah

Transcript of laporan

Page 1: laporan

Visi MuhammadiyahTerwujudnya Masyarakat Islam yang Sebenar-benarnya

Visi muhammadiyah termaktub dalam Anggaran Dasar Muhammadiyah pasal 6 yang menyatakan bahwa maksud dan tujuan Muhammadiyah adalah menegakkan dan menjunjung tinggi Agama Islam sehingga terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya secara umum dapat digambarkan sebagai keadaan masyarakat yang sentosa dan bahagia, disertai nikmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan “Baldatun Thayyibah wa Rabbun Ghaffur” yakni suatu negara yang indah, bersih, suci dan makmur di bawah perlindungan Tuhan Yang maha Pengampun.

Masyarakat Islam yang sebenar-benarnya dapat dideskripsikan pula sebagai suatu masyarakat yang tata kehidupannya merupakan pengejawantahan ajaran Isla pada semua aspek kehidupannya meliputi aqidah, akhlak, ibadah, dan mu’amalat duniawiyah. Ciri-cirinya antara lain:

- Komponen masyarakat

komponen masyarakatnya majemuk dan dapat hidup berdampingan secara harmonis, didominasi oleh pribadi-pribadi muslim yang sebenar-benarnya dengan ciri-ciri: bertauhid murni, berakhlak mulia, taat beribadah dengan cara yang dituntunkan Nabi, dan bermu’amalat duniawiyah menurut ajaran Islam

- Lembaga kenegaraan

didominasi oleh pribadi-pribadi muslim yang sebenar-benarnya sehingga setiap kebijakan yang diambilnya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Sebagai pribadi muslim, mereka menjaga agar setiap karya yang mereka hasilkan senatiasa sesuai dengan ajaean Islam dan tidak ada kemungkaran sedikitpun yang mereka hasilkan.

- Penampakan Akhlak Mulia

masyarakat sejahtera, aman dan damai, makmur dan bahagia oleh karena kehidupan mereka berada di atas keadilan, kejujuran, persaudaraan dan gotong royong, tolong menolong dengan bersendikan hukum Allah yang sebenar-benarnya, lepas dari pengaruh syetan dan hawa nafsu.

- Penampakan Ibadah

- Penampakan Mu’amalat

Pribadi muslim yang sebenar-benarnya sebagai tujuan antara

• Visi jangka panjang Muhammadiyah “Terwujudnya masyarakat Islam yang sebenra-benarnya” adalah tujuan akhir yang hendak kita capai. Visi ini ibarat puncak gunung yang keberadaanya masih jauh .

Page 2: laporan

• Untuk menjapai tujuan akhir kita harus menetapkan tujuan antara, yang dengan mencapainya semakin mendekatkan kepada tujuan akhir yang sesungguhnya.

Profil Pribadi Muslim yang Sebenar-benarnya

Proses menjadi pribadi muslin yang sebenar-benarnya adalah perjalanan yang hanya berakhir ketika nyawa telah terlepas dari badan. Meskipun demikian, kita tidak akan dapat mencapainya tanpa membbuat gambaran yang jelas seperti apa pribadi muslim yang sebenar-benarnya itu.

Pribadi muslim yang sebenar-benarnya digambarkan dengan ciri-ciri sebagai berikut:

Bidang Aqidah

Ia adalah seorang yang bertauhid murni, bebas dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah, dan khurafat.

Ia yakin sepenuhnya bahwa islam adalah agama Allah yang diwahyukan kepada para Rasul-Nya, sejak nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa dan seterusnya sampai kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang massa dan menjamin kesejahteraan hidup materil dan spiritual, duniawi, dan ukhrawi.

Ia yakin sepenuhnya bahwa agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad adalah apa yang diturunkan Allah di dalam Al Qur’an dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah, larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hamba-Nya di dunia dan akhirat.

Ia yakin sepenuhnya bahwa hanya hukum Allah yang sebenar-benarnyalah satu-satunya yang dapat dijadikan sendi untuk membentuk pribadi utama dan mengatur ketertiban hidup bersama (masyarakat) dalam menuju hidup bahagia dan sejahtera yang hakiki, di dunia dan akhirat.

Ia menjadikan seluruh hidup dan kehidupannya semata-mata untuk beribadah kepada Allah (beramal shaleh) guna mendapat keridhaan-Nya.

Bidang Akhlaq

Berakhlaq mulia, meneladani nabi Muhammad SAW: jujur, amanah, istiqamah, memiliki iffah, berani, tawadhu, malu, sabar, pemaaf, dermawan, dan sifat-sifat mulia lainnya.

Meninggalkan akhlaq buruk seperti dusta, khianat mudah tergoda, tak punya harga diri, malas, penakut, takabur, pemarah, pendendam, kikir, dan akhlaq buruk lainnya.

Melaksanakan birrul walidain (berbakti kepada orang tua), baik kepada orang lain, suka menolong, dan memuliakan orang lain.

Melaksanakan ada islami dalam setiap langkah kegiatannya seperti ketika membaca Al Qur’an, memberi salam, meminta izin, bertamu, berkunjung, dalam majlis, berbicara, makan minum ,buang hajat, masuk masjid, tidur, berpergian, menjenguk orang sakit, berpakaian, berkendaraan, berjalan, di jalan, bertetangga, bersin, bergaul

Page 3: laporan

dengan saudara, bergaul dengan istri/suami, berdoa, dll. Kesemuanya dilaksanakn sesuai yang dituntunkan Rasulullah SAW.

Bidang Ibadah

Taat dan tertib beribadah seperti yang dituntunkan Rasulullah SAW. Tertib dalam bersuci sesuai tuntunan Rasulullah. Ia berwudhu, mandi, betayammum

dengan benar dan baik. Tertib shalatnya. Terbiasa melaksanakan shalat wajib di awal waktu dan berjamaah.

Terbiasa melaksanakan shalat rawatib, tahajud setiap malam, dhuha setiap pagi. Semua kewajiban shalat ia laksanakan. Semua gerakan, bacaan, dan tata caranya seperti yang diajarkan Rasulullah SAW, tidak ditambahi atau dikurangi. Ia hapal seluruh bacaan shalat, wirid, dan do’a-do’a sesudahnya. Ia mengerti arti kata demi kata bacaan-bacaan tersebut. Ketika sedang menjadi musafir ia menjamak dan mengqashar shalatnya.

Tertib berzakat, semua hartaya ia zakati sesuia ketentuan syar’i. Setiap memperoleh penghasilan, ia sisihkan minimal 2,5% untuk keperluan zakat/infaq. Apabila penghasilannya tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokoknya, ia beristighfar mohon ampun kepada Allah atas ketidakmampuannya membayar zakat/berinfak.

Puasa Ramadhan selalu dilaksanakan dengan tertib. Ia melaksanakan amalan-amalan yang dituntunkan Rasulullah selama Ramadhan. Ia juga melaksanakan puasa-puasa sunnah.

Ia sangat serius mempersiapkan ibadah haji. Ia memiliki tabunga khusus haji, dan menyiapkan alokasi dana haji setiap bulannya. Ia rela hidup sederhana demi terlaksananya ibadah haji. Ia sudah belajar manasik haji sejak jauh-jauh hari sebelum keberangkatannya, dan sudah mengerti sepenuhnya.

Ketika ada tetangga atau keluarganya yang meninggal, ia dapat melaksanakan pengurusan jenazah dengan baik, ia dapat memandikan, mengkafani, menshalati, dan meguburkan persis sesuai sesuai petunjuk Rasulullah.

Bidang Mu’amalat

Hidup bermasyarakat, senantiasa bersikap dan bertindak untuk memberikan kemanfaatan kepada masyarakat. Ia menyadari dan yakin sepenuhnya bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain.

Melaksanakan jihad, yanki berjuang menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam untuk masyarakat islam yang sebenar-benarnya.

Dalam melaksanakan jual beli dan kehidupan ekonominya didasarkan atas prinsip-prinsip syari’ah.

Banyak beramal untuk kemashlahatan ummat, seperti membangun dan menyelenggarakan sekolah, madrasah, panti asuhan yatim, poliklinik, rumah sakit, pengajian, dll.

Dll

Kebiasaan membina diri:

Page 4: laporan

Membaca Al Qur’an minimal 30 menit per hari dengan merenungkan maknanya. Membaca buku-buku agama dan buku-buku positif lainnya minimal 30 menit per

hari. Mengikuti pengajian minimal sekali per minggu.

Sasaran berikutnya: “Mewujudkan Keluarga Islam Yang Sebenar-benarnya”

Setiap pribadi muslim yang sebenar-benarnya yang dihasilkan oleh pembinaan Muhammadiyah bertugas untuk membangun keluarga Islam yan sebenar-benarnya. Keluarga seperti tersebut telah digambarkan dalam buku “Tuntunan Keluarga Sakinah” dan “Tuntunan Keluarga Sejahtera Muhammadiyah”. Secara singkat gambarannya adalah sebagai berikut:

Berfungsi sebagai tempat pendidikan dan sosialisasi ajaran islam bagi seluruh anggota keluarga, khususnya anak-anak. Bapak sebagai kepala keluarga dibantu ibu merupakan pimpinan keluarga bertanggung jawab agar semua anak-anaknya bertauhid murni, berakhlak mulia, taat beribadah, dan bermu’amalat secara islami.

Masing-masing anggota keluarga saling menghormati dan menunaikan kewajibannya masing-masing. Bapak dan ibu menunaikan kewajiban mereka terhadap anak. Suami menunaikan kewajiban terhadap istri. Istri menunaikan kewajibannya terhadap suami. Anak menunaikan kewajibannya terhadap ibu dan bapaknya. Kakak terhadap adik, adik terhadap kakak. Semuanya menunaikan kewajibannya masing-masing, sehingga mereka akan menerima hak masing-masing.

Masing-masing saling ingat mengingatkan dan saling menotivasi untuk menjadi pribadi muslin yang sebenar-benarnya.

Memiliki kebiasan-kebiasaan penting bagi pembinaan anggota keluarga, misalnya: shlat berjamaah, mengaji setiap shalat maghrib, belajar setiap selesai shalat isya samapai pukul 21.30, makan bersama, dll. Semuanya mentaati dan menjadikannya sebagai kebiasaan semua anggota keluarga.

Mengatur tugas untuk masing-masing anggota keluarga sehingga semua pekerjaan rumah habis dibagi dan rumah dalam keadaan bersih, rapi, dan nyaman. Misalnya tugas-tugas merapikan tempat tidur dan kamar, kebersihan dalam rumah, kebersihan halaman, kamar mandi, pertamanan, dll. Dengan masing-masing anggota keluarga mempunyai tugas-tugas yang tertentu, akan meningkatkan kemandirian, rasa tanggap terhadap lingkungannya, dan tanggung jawab setiap anggota keluarga.

MISI MUHAMMADIYAH

Menegakkan Keyakinan Tauhid yang Murni

Misi ini didasarkan keyakinan bahwa sesungguhnya ketuhanan itu adalah hak Allah semata-mata, bertuhan dan beribadah, serta tunduk dan taat kepada Allah adalah satu-satunya ketentuan yang wajib atas tiap-tiap makhluk terutama manusia. Dengan kata lain, hidup manusia harus berdasar tauhid (mengesakan ) Allah bertuhan, beribadah serta tunduk dan taat hanya kepada Allah. Kepercayaan tauhid membentuk keyakinan dan cita-cita hidup bahwa manusia di dunia ini semata-mata hanyalah untuk beribadah kepada Allah SWT, demi kebahagiaan dunia dan akhirat. Hidup beribadah menurut ajaran Islam, ialah hidup

Page 5: laporan

bertaqarrub kepada Allah SWT dengan menunaikan amanah-Nya serta mematuhi ketentuan-ketentuan yang menjadi peraturan-Nya guna mendapat keridhaan-Nya.

Ajaran tauhid adalah inti/esensi ajaran Islam yang tetap, tidak berubah-ubah, sejak agama Islam yang pertama sampai yang terakhir sebagaimana firman Allah dalam surah Al Anbiya 25: “tidaklah Kami mengutus dari sebelummu (Muhammad) kecuali senantiasa Kami wahyukan kepadanya; bahwa sesungguhnya tiada Tuhan kecuali AKU, maka menyembahlah kamu sekalian kepada-KU”.

Kepercayaan tauhid mempunyai 3 (tiga) aspek: (1) Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah lah yang kuasa mencipta, memelihara, mengatur, dan menguasai alam semesta; (2) Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanyaAllah lah Tuhan yang Haq; (3) Kepercayaan dan keyakinan bahwa hanya Allah lah yang berhak dan wajib disembah.

Kepercayaan dan tauhid membentuk 2 (dua) kepercayaan/kesadaran: (1) Percaya akan adanya hari akhir, di mana semua manusia akan mempertanggungjawabkan hidupnya di dunia ini; (2) Sadar bahwa hidup manusia di dunia ini semata-mata untuk amal shaleh.

Dengan bertauhid, manusia dapat menempatkan dirinya pada kedudukan yang sebenarnya, sesuai dengan sengaja Allah menciptakan manusia, mempertahankan kemuliaan dirinya, tetap menjadi makhluk yang termulia, menjadikan seluruh hidup dan kehidupannya semata-mata untuk beribadah kepada Allah (beramal shaleh) guna mendapat keridhaan-Nya.

Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala-gejala kemusyrikan, bid’ah, dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip-prinsip toleransi menurut ajaran Islam.

Cara memperdalam masuknya iman dengan ditablighkan, disiarkan selebar-lebarnya, yakni diberikan riwayatnyadan diberi dalil buktinya, dpengaruhkan dan digembirakan, sampai iman itu mendarah daging masuk di tulang sumsum dan mendalam di hati sanubari sekutu-sekutu Muhammadiyah seummumnya.

Jalan untuk memperdalam masuknya iman dengan menambah tebalnya iman dan menjaga supaya cahaya iman itu senantiasa cemerlang. Menambah tebalnya iman dilakukan dengan mau’idhah atau nasehat-nasehat dengan (1) mendatangkan ayat-ayat atau hadist-hadist yang mengadakan dan mengutamakan iman, (2) mau’idhah dengan mengambil riwayat-riwayat yang berhubungan dengan keimanan. Sedangkan untuk menjaga supaya iman itu senantiasa cemerlang dilakukan dengan mengambil jalan nasehat-nasehat yang dapat menimbulkan khauf (rasa takut) manjalankan maksiyat.

Menyebarluaskan Ajaran Islam yang Berdasar Al-Qur’an dan As Sunnah

Agama Islam adalah apa yang telah disyariatkan Allah dengan perantaraan Nabi-nabi-Nya berupa perintah-perintah, larangan-larangan serta petunjuk-petunjuk untuk kebaikan hamba-Nya di dunia dan di akhirat. Adapun agama Islam yang di bawa oleh Nabi Muhammad SAW adalah apa yang diturunkan Allah dalam Al Qur’an dan yang tersebut dalam Sunnah yang shahih, berupa perintah, larangan, serta petunjuk untuk kebaikan hambanya di dunia dan di

Page 6: laporan

akhirat. Agama Islam berfungsi sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa dan menjamin kesejahteraan hidup materiil dan spiritual, duniawi, dan ukhrawi.

Dengan ta’rif agama seperti itu, Muhamadiyah berpendirian bahwa dasar hokum ajaran Islam adalah al Qur’an dan Sunnah (Al Hadith) Shahih. Muhammadiyah dalam mengamalkan Islam berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasul dengan menggunakan akal pikiran yang sesuai dengan jiwa ajaran Islam.

Untuk mencari cara dan jalan melaksanakan ajaran Al Qur’an dan Sunnah Rasul dalam mengatur dunia dan memakmurkannya, akal pikiran yang dinamis dan progresif mempunyai peranan penting dan lapangan yang luas. Begitu pula akal pikiran /Ar ra’yu adalah alat untuk mempertimbangan seberapa jauh pengaruh keadaan dan waktu terhadap penerapan suatu ketentuan hukum dalam batas maksud-maksud pokok ajaran agama. Oleh karena itu Muhammadiyah berpendirian bahwa pintu ijtihad senantiasa terbuka.

Muhammadiyah dalam menetapkan tuntunan yang berhubungan dengan masalah agama, baik bagi kehidupan perseorangan ataupun bagi kehidupan gerakan adalah atas dasar-dasar seperti tersebut di atas, dilakukan dalam musyawarah oleh para ahlinya dengan cara yang sudah lazim disebut “tarjih” ialah membanding-bandingkan pendapat-pendapat kemudian mengambil mana yang mempunyai alasan yang mebih kuat.

Ajaran Islam meliputi bidang aqidah, akhlaq, ibadah, dan mu’ama;at duniawiyat. Aqidah adalah ajaran yang berhubungan dengan kepercayaan. Akhlaq adalah ajaran yang berhubungan dengan pembentukan sikap mental. Ibadah (mahdhah) adalah ajaran yang berhubungan dengan peraturan dan tatacara hubungan manusia dengan Tuhan. Mu’amalat duniawiyat adalah ajaran yang berhubungan dengan pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat. Bidang-bidang tersebut merupakan “kesatuan ajaran” yang tidak boleh dipisah-pisah.

Di bidang aqidah, Muhammadiyah bekerja unuk tegaknya aqidah Islam yang murni, bersih dari gejala kemusyrikan, bidah dan khurafat, tanpa mengabaikan prinsip toleransi menurut ajaran Islam. Di bidang akhlaq, Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya nilai-nilai akhlaq mulia dengan berpedoman kepada ajaran-ajaran Al Qur’an dan Sunnah Rasul, tidak bersendi kepada nilai-nilai ciptaan manusia. Di bidang ibadah, Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya ibadah yang dituntunkan oleh Rasulullah SAW tanpa tambahan dan perubahan dari manusia. Di bidang mu’amalat duniawiyat, Muhammadiyah bekerja untuk terlaksananya pengolahan dunia dan pembinaan masyarakat dengan berdasarkan ajaran agama serta menjadikan semua kegiatan dalam bidang ini sebagai ibadah kepada Allah SWT.

Mewujudkan Amal Islami Dalam Kehidupan Pribadi, Keluarga, dan Masyarakat

Muhammadiyah didirikann untuk menunaikan kewajiban mengamalkan perintah-perintah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya, Nabi Muhammad SAW, guna mendapat karunia dan ridha-Nya, di dunia dan akhirat, dan untuk mencapai masyarakat yang sentosa dan bahagia disertai nikmat dan rahmat Allah yang melimpah-limpah, sehingga merupakan “Baldatun

Page 7: laporan

Thayyibatun Wa Rabbun Ghafuur”, yakni suatu negri yang indah, bersih, suci, dan makmur di bawah perlindungan Tuhan yang maha pengampun.

Masyarakat yang sentosa dan bahagia sebagaimana di sebutkan di atas hanyalah dapat terwujud apabila ajaran Islam dilaksanakan dalam kehidupan pribadi sebagian besar anggota masyarakat dan pelaksana Negara. Demikian pula halnya, keluarga menjadi keluarga yang sakinah atau keluarga sejahtera apabila pribadi-pribadi anggota keluarga adalah pribadi yang melaksanakan ajaran Islam dengan baik.

Sasaran misi ini adalah orang perorang simpatisan Muhammadiyah dan masyarakat umum untuk dibina menjadi pribadi-pribadi muslim yang sebenarnya.

Semakin banyak orang yang berhasil dibina menjadi pribadi muslim yang sebenar-benarnya, semakin banyak keluarga sakinah yang terwujud, maka peluang terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya juga semakin dekat.

MELAKSANAKAN MISI

Sasaran

Muhammadiyah adalah suatu persyarikatan yang merupakan Gerakan Islam. Maksud gerakannya ialah “Dakwah Islam dan Amar Makruf Nahi Munkar” yang ditujukan kepada 2 bidang: perseorangan dan masyarakat. Dakwah dan amar makruf nahi munkar pada bidang pertama terbagi kepada dua golongan: (1) kepada yang telah Islam bersifat pembaharuan (tajdid) yaitu mengembalikan kepada ajaran Islam yang asli murni; (2) kepada yang belum Islam, bersifat seruan dan ajakan untuk memeluk Islam. Adapun dakwah amar makruf nahi yang kedua, ialah kepada masyarakat, bersifat perbaikan, bimbingan, dan peringatan. Kesemuanya itu dilaksanakan bersama dengan bermusyawarah atas dasar taqwa dan mengharap keridhaan Allah ssemata-mata. Denga melaksanakan dakwah amal makruf nahi munkar dengan caranya masing-masing yang sesuai, Muhammadiyah menggerakkan menuju tujuannya, ialah masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Sasaran perseorangan yang telah beragama Islam dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Anggota Muhammadiyah aktif, adalah anggota Muhammadiyah yang aktif mengikuti pengajian dan kursus-kursus yang diselenggarakan Muhammadiyah, serta berada dalam orbit gerakan menjadi anggita jama’ah yang aktif. Pendekatan kepada kelompok ini adalah berupa pembinaan agar semakin giat mempelajari dan mengamalkann ajaran Islam serta menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam melalui persyarikatan Muhammadiyah.

2. Anggota Muhammadiyah non aktif, adalah anggota Muhammadiyah yang jarang mengikuti pengajian dan tidak aktif dalam melaksanakan dakwah Islam melakui nerupa Muhammadiyah. Pendekatan kepada kelompok ini adalah berupa ajakan untuk menjadi peserta pengajian dan kursus-kursus yang diselenggarakan Muhammadiyah

Page 8: laporan

serta menjadi anggota jama’ah dari Kader Muhammadiyah terdekat atau paling mudah diakses, sehingga ia masuk ke dalam rbit gerakan Muhammadiyah.

3. Simpatisan aktif, adalah simpatisan Muhammadiyah yang sudah aktif mengikuti pengajian-pengajian atau kursus-kursus yang diselenggarakan Muhammadiyah. Pendekatan kepada mereka adalah dengan merekrut menjadi anggota jama’ah Kader Muhammadiyah untuk selanjutnya dibina melalui mekanisme jama’ah.

4. Simpatisan yang berada dalam binaan Muhammadiyah, adalah simpatisan Muhammadiyah yang sedang megikuti pendidikan formal Muhammadiyah. Mereka ini antara lain siswa/mahasiswa perguruan Muhamadiyah, pegawai Amal Usaha Muhammadiyah yang bekum menjadi anggota Muhammadiyah. Pendekatan kepada kelompok ini adalah dengan pendidikan formal dan non formal. Jalur pendidikan formal dilakukan melalui kurikulum dan syllabus yang telah ditetapkan untuk institusi pendidikan yang ia tempuh. Jalur non formal dilakukan dengan mengikutsertakan mereka dalam pengajian/kursus-kursus yang diselenggarakan Muhammadiyah.

5. Simpatisan keluarga aktifis Muhammadiyah, adalah simpatisan Muhammadiyah berasal dari keluarga para pemimpin Muhammadiyah, keluarga kader dan muballigh Muhammadiyah, keluarga anggota Muhammadiyah. Pendekatan kepada kelompok ini dilakukan oleh para aktifis Muhammadiyah yang menjadi anggota keluarga mereka untuk diajak menjadi peserta pengajian umum dan kursus-kursus yang diselenggarakan Muhammadiyah.

6. Simpatisan akibat jasa AUM, adalah yang bersimpati kepada Muhammadiyah karena jasa Muhammdiyah melalui amal usaha yang merka rasakan, seperti orang tua murid/mahasiswa perguruan Muhammadiyah, pasien rumah sakit, keluarga pasien, yang anggota keluarga nya diasuh di Panti Asuhan muhammadiyah, dll. Pendekatan dengan kelompok ini dilakukan dengan mengajal mereka menjadi peserta pengajian umum dan kursus-kursus yang diselenggarakan Muhammadiyah.

7. Simpatisan relasi Anggota Muhammadiyah, adalah orang-orang yang bersimpati kepada Muhammadiyah karena berhubungan baik dengan anggota Muhammadiyah, seperti teman sekerja , tetangga, teman kegiatan olah raga, dll. Pedekatan kepada kelompok ini adaah dengan mengajak mereka mengikuti pegajian-pengajian atau kursus-kursus yang diselenggarakan Muhammadiyah.

8. Orang-orang yang bekum bersimpati kepada Muhammadiyah, adalah orang-orang yang belum memahami gerakan Muhammadiyah sehingga cenderung membenci atau salah paham dengan Muhammadiyah. Pendekatan kepada mereka adalah dengan berbuat baik, berlapang dada, dan memberikan informasi tentang Muhammdiyah.

9. Non muslim, adalah orang-orang yang belum menerima Islam sebagai agama mereka. Pendekatan kepada mereka adalah dengan berbuat baik, bertoleransi, menyampaikan informasi tentang kebenaran Islam kepada mereka.

Pada kenyataannya, jumlah anggota dan simpatisan yang belum terbina masih sangat banyak. Kita harus bekerja keras agar semakin hari semakin banyak yang masuk dalam binaan Muhammadiyah untuk menjadi pribadi muslim yang sebenar-benarnya.

Page 9: laporan

SARANA

Misi Muhammdiyah dilaksanakan secara terstruktur melalui amal usaha-usaha yang telah

diatur melalui ketentuan-ketentuan organisasi berupa amal usaha bidang pendidikan formal,

pendidikan non formal, kesehatan, pelayanan umum, dll.

1) Pendidikan formal

Di bidang pendidikan formal, telah diselenggarakan: taman kanak-kanak Bustanul

Athfal, SD/MI Muhammdiyah, SMP/Mts Muhammadiyah, pondok pesantren

Muhammadiyah, SMA/SMK/MA Muhammadiyah, dan perguruan tinggi

muhammadiyah.

Sasaran utama misi melalui lembaga pendidikan formal adalah siswa dan mahasiswa

yang belajar di perguruan-perguruan Muhammadiyah. Mereka memiliki kedudukan

yang spesifik oleh karena: (1) berada dalam binaan Muhammadiyah dalam kurun

waktu tertentu sesuai dengan masa pendidikan masing-masing, (2) terikat mengikuti

kurikulum dan sillabi yang telah ditentukan, (3) dinyatakan tamat setelah lulus

serangkaian ujian-ujian.

Di samping siswa dan mahasiswa sebagai sasaran utama misi muhammadiyah di

lembaga pendidikan formal, terdapat pula sasaran ikutan yang perlu mendapatkan

perhatian, yakni orang tua siswa dan mahasiswa, serta semua stake holder perguruan

muhammadiyah.

2) Pendidikan non formal

Anggaran rumah tangga muhammadiyah telah mengatur beberapa lembaga

pendidikan non formal sebagai persyaratan berdirinya ranting, cabang, daerah dan

wilayah antara lain: Pengajian/kursus anggota berkala; Pengajian/kursus umum

berkala; Pengajian/kursus berkala pimpinan cabang; Pengajian/kursus

muballigh/muballighat cabang; Pengajian/kursus berkala pimpinan daerah;

Pengajian/kursus muballigh/muballighat daerah; pengkajian masalah agama dan

pengembangan pemikiran islam tingkat daerah; kursus kader pimpinan tingkat daerah;

Pengajian/kursus berkala pimpinan wilayah; pengkajian masalah agama dan

pengembangan pemikiran islam tingkat wilayah; kursu kader pimpinan tingkat

wilayah.

Page 10: laporan

Dari amal usaha berupa pengajian dan kursus sebagaiman tersebut di atas dapat

dikembangkan lembaga-lembaga sebagai berikut:

a) Lembaga pengajian, terdiri atas :

i. Lembaga pengkajian umum

ii. Lembaga pengajian anggota

iii. Lembaga pengajian pimpinan

iv. Lembaga pengajian muballigh

b) Lembaga kursus, terdiri atas:

i. Lembaga pendidikan al-qur’an

ii. Lembaga pendidikan Aqiqah

iii. Lembaga pendidikan ibadah

iv. Lembaga pendidikan akhlak

v. Lembaga pendidikan mu’amalat

c) Lembaga pendidikan dan pelatihan, terdiri atas:

i. Lembaga pendidikan dan pelatihan (Diklat) kader besar

ii. Lembaga pendidikan dan pelatihan (Diklat) kader lanjutan

Page 11: laporan

2) Kader Muhammadiyah

Kader Muhammadiyah memimpin jemaah yang terdiri atas 10-15 orang anggota

simpatisan Muhammadiyah, yang bertugas:

1. Memotivasi dan menjaga agar masing-masing anggota jema’ahnya mengikuti

pengajian rutin dan kursus-kursus yang diselenggerakan.

2. Membimbing anggota jema’ah mengamalkan ajaran Islam dengan sebaik-baiknya.

3. Menjaga agar anggota jema’ah senantiasa berada dalam jema’ah dan tidak keluar dari

jema’ah sampai akhir hayat.

4. Jika anggota jema’ah pindah tempat tinggal, ia menghubungkan dengan jema’ah yang

ada di tempat tinggalnya yang baru dan menyerahkannya kepada pemimpin

jema’ahnya untuk pembinaan lebih lanjut.

3) Muballigh Muhammadiyah

Muballigh Muhammadiyah bertugas menjadi ustadz pada pengajian umum, pengajian

anggota, pengajian muballigh, pengajian pemimpin, kursus memahami Al Qur’an, kursus

aqidah, kursus akhlak, kursus ibadah, dan kursus mu’amalat.

PIMPINAN PELAKSANAAN MISI

Pimpinan Persyarikatan bertanggungjawab atas terlaksananya misi dan melakuakn semua

langkah-langkah menajerial yakni merencanakan, memimpinkan pelaksananannya,

memonitor pelaksanaan, dan megevaluasi pelaksanaan untuk meningkatkan kualitas

pelaksanaan selanjutnya.

Masing-masing tingkat kepimpinan bertugas membentuk dan membina lembaga yang

menjadi tanggungjawabnya, menyiapkan dan melengkapi sarana dan prasarananya, menunjuk

pengelola dan para ustadznya.

Pimpinan Ranting;

1. Sasaran Pembinaan: simpatisan dan anggota

2. Lembaga yang membina:

a. Lembaga Pengajian Umum: untuk simapatisan dan anggota

b. Lembaga Pengajian Anggota: khusus untuk anggota

3. Tujuan antara: terbentuknya pribadi muslim yang sebenar-benarnya.

Pimpinan Cabang;

Page 12: laporan

1. Sasaran Pembinaan: simpatisan dan anggota

2. Lembaga yang diselanggerakan:

a. Lembaga Pendidikan Al Quran

b. Lembaga Pendidikan Aqidah

c. Lembaga Pendidikan Akhlak

d. Lembaga Pendidikan Ibadah

e. Lembaga Pendidikan Mu’amalat

f. Lembaga Pendidikan Baitul Arqam Khusus Kandidat Anggota

g. Lembaga Pendidikan Pimpinan Cabang

h. Lembaga Pendidikan Muballigh Cabang

3. Tujuan Antara:

a. Pribadi-pribadi muslim yang telah dibina menjadi anggota Muhammadiyah

b. Terbina anggota PCM, majlis, ortom dan ketua-ketua ranting sehingga mampu

melaksanakan tugas dan kewajiban denagn baik dan gembira.

c. Terbinanya Muballigh Muhammadiyah tingkat cabang menjadi muballigh yang

mampu berkhutbah, mengisi pengajian umum dan anggota, serta menjadi ustadz.

Pimpinan daerah;

1. Sasaran Pembinaan: anggota

2. Lembaga yang diselanggerakan:

a. Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat) Darul Arqam Tingkat Dasar

b. Lembaga Pengajian Pimpinan Daerah

c. Lembaga Pengajian Muballigh Daerah

3. Tujuan Antara:

a. Terbentuknya Kader Muhammadiyah

b. Terbinanya anggota PDM, majlis, lembaga, dan ortom tinggat daerah sehingga

mampu melaksanakan tugas dan kewajiabannya masing-masing dengan baik.

c. Terbinannya Muballigh Muhammadiyah tingkat daerah yang mampu

menyelenggerakan Darul Arqam Tingakt Dasar dengan baik.

Pimpinan Wilayah;

1. Sasaran Pembinaan: Kader Muhammadiyah

2. Lembaga penyelenggera:

a. Lembaga Pendidikan Dan Pelatihan (Diklat) Darul Arqam Tingkat Lanjutan

Page 13: laporan

b. Lembaga Pengajian Pimpinan Wilayah

c. Lembaga Pengajian Muballigh Wilayah

3. Tujuan Antara:

a. Terbentuknya Muballigh Muhammadiyah

b. Terbinanya anggota PDM, majlis, lembaga, dan ortom tinggat wilayah sehingga

mampu melaksanakan tugas dan kewajiabannya masing-masing dengan baik.

c. Terbinannya Muballigh Muhammadiyah tingkat wilayah yang mampu

menyelenggerakan dan menjadi pelatih Darul Arqam Tingakt Lanjut, menjadi

narasumber Pengajian Pimpinan Wilayah dan Pengajian Muballigh Wilayah

dengan baik.

ALUR PELAKSANAAN

Langkah 1: Membuat Daftar Nama

Para anggota dan kader Muhammadiyah membuat daftar nama Anggota Muhammadiyah Non

Aktif dan simpatisan Muhammadiyah yang dikenalnya. Dari daftar nama tersebut dibuat skala

prioritas berdasarkan (A) = keakraban, semakin akrab hubungan, tinggi skor nilainya;

(J)=jarak temapt tinggal, semakin dekat jarak tinggalnya, semakin tinggi skor nilainya; dan

(S) = semangat keberagamaannya, semakin semangat semakin tinggi skor nilainya. Masing-

masing diberikan nilai 5-10.

Langkah 2: Mengundang

Berdasarkan daftar nama tersebut diundang untuk mengikuti pengajian umum, mengikuti

kursus memahami Al Quran, kursus aqidah, akhlak, ibadah, dan mu’amalat duniawiyah

secara berkala terdekat. Simpatisan yang bersedia menjadi peserta diminta mengisi formulir

pendaftaran dan surat kesediaan mengikuti sesi-sesi kursus dengan tertib dan membayar

biaya kursus.

Seorang kader ditargetkan mengajak 5-7 orang simpatisan, dengan jumlah peserta kursus

sejumlah 25-30 orang setiap angkatan kursus. Setelah selasai mengikuti sesi-sesi kursus, para

peserta diuji, jika lulus diberikan sertifikat kelulusan.

Page 14: laporan

Langkah 3: Membina Dalam Jama’ah

Simpatisan dan anggota non aktif yang berhasil direkrut mejadi peserta pengajian/kursus,

selanjutnya dibina dalam Jema’ah Kader Muhammadiyah. Oleh Pimpinan Rnting mereka

dimasukan ke jema’ah kader yang merekrutnya dan menjadi anggota sepanjang hayat.

Langkah 4: Mempersiapkan Menjadi Anggota

Simpatisan-simpatisan yang telah dinyatakan lulus kursus-kursus utama adalah Kandidat

Anggota Mihammadiyah yang selanjutnya dipromosikan menjadi anggota Muhammadiyah

oleh pimpinan jema’ahnya dengan mengikutsertakan dalam “Baitul Arqam khusus Kandidat

Anggota” yang diselanggerakan oleh Pimpinan Cabang.

Dalam Baitul Arqam ini peserta diberikan pemahaman tentang Gerakan Muhammadiyah,

kewajiak dan hak anggota Muhammadiyah, serta dilatih untuk menjadi anggota yang baik.

Kandidat Anggota yang telah menyelesaikan semua sesi Baitul Arqam langsung diberikan

formulir pendaftaran menjadi anggota muhammadiyah dan surat rekomendasi oleh Pimpinan

Cabang Muhammadiyah untuk diajukan kepada Pimpinan Pusat.

Langkah 5: Melantik dan Membina Anggota Baru

Setelah KTA-KTA anggota baru selesai pengurusannya, Pimpinan Cabang

menyelenggarakan Pelantikan Anggota Muhammadiyah yang baru dengan mengundang

semua Anggota Muhammadiyah di cabang yang bersangkutan.

Pelantikan anggota baru dilakuakn oleh Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah. Dalam

acara ini ia menyampaikan tausiyah tentang kemuliaan Anggota Muhammadiyah yang

menjalankan kewajibannya dan melaksanakan tugas-tugasnya.

Langkah 6: Perkaderan Dasar

Anggota Muhammadiyah yang rajin mengikuti pengajian anggota, oleh pimpinan jema’ah

dipromosikan mengikuti pekaderan Muhammadiyah Darul Aqram yang diselanggerakan

oeleh Pimpinan Daerah.

Setelah mengikuti perkaderan ia menjadi Kandidat Kader yang bertugas rekrutmen

simpatisan untuk mengikuti pengajian dan kursus-kursus keagamaan yang diselanggerakan

Muhammadiyah dan menjadi anggota jema’ahnya. Bila anggota jema’ahnya telah mencapai

10 orang atau lebih, ia dilantik menjadi Kader Muhammadiyah.

Page 15: laporan

Acara pelantikan diselanggerakan oleh Pimpinan Daerah, kader dilantik oleh Ketua Pimpinan

Daerah yang menyampaikan pidato motivasi untuk mengembirakan para kader yang dilantik

dan mendorong anggota-anggota Muhammadiyah untuk semangat menjadi kader. Dapat juga

diagendakan pengajian khusus oleh Pimpinan Wilayah.

Langkah 7: Perkaderan Lanjutan

Kader Muhammadiyah yang melaksanakan tugas dan kewajiban dengan baik, dipromosikan

oleh Pimpinan Jema’ahnya untuk mengikuti perkaderan lanjutan, yakni Darul Aqram

Pelantikan Muballigh. Pelantikan ini untuk meningkatkan kompetensi Kader Muhammadiyah

memenuhi kualitas menjadi Muballigh Muhammadiyah dan membekalinya keterapilan umum

sebagai muballigh yang diselanggerakan oelh Pimpinan Wilayah.

Kader yang telah menyelesaikan Darul Aqram Pelantikan Muballighadalah Kandidat

Muballigh Muhammadiyah. Ia dilantik menjadi Muballigh Muhammadiyah setelah mengasuh

pengajian/kursus Muhammadiyah.

Langkah 8: Menyelenggarakan Pengajian, Kursus, Pelantikan

Setelah dilantik menjadi Muballigh Muhammadiyah, ia menjadi penyelenggara pengajian

atau kursus-kursus Muhammadiyah. Ia boleh memilih menjadi generalis yang serba bisa atau

menekuni spesialis tertentu.

Dengan semakin banyaknya kader yang menjadi muballigh, jumlah pengajian dan kursus

keagamaan yang diselanggerakan Muhammadiyah akan semakin banyak. Inilah langkah yang

dapat mengantarkan kita menuju masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.