Laporan Akhir Acara 1

download Laporan Akhir Acara 1

of 13

Transcript of Laporan Akhir Acara 1

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    1/13

    LAPORAN AKHIR

    PRAKTIKUM PENGELOLAAN AIR MINUM

    Disusun oleh:

    Kelompok 4 / Kelas B

    Wilda Florent Siregar (G1B012013)

    Rizka Nabiela Hanum (G1B012040)

    Hefni Humaeda Zen (G1B012069)

    Adhika Paramasatya (G1B012071)

    Anis Suryawardani (G1B012073)

    Putri Sahati Utami (G1B012086)

    KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN

    JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

    PURWOKERTO

    2015

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    2/13

    LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN AIR MINUM

    ACARA 1

    PENGAMBILAN AIR BAKU

    Disusun oleh:

    Kelompok 4 / Kelas B

    Wilda Florent Siregar (G1B012013)Rizka Nabiela Hanum (G1B012040)

    Hefni Humaeda Zen (G1B012069)

    Adhika Paramasatya (G1B012071)

    Anis Suryawardani (G1B012073)

    Putri Sahati Utami (G1B012086)

    KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS ILMU ILMU KESEHATAN

    JURUSAN KESEHATAN MASYARAKAT

    PURWOKERTO

    2015

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    3/13

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Sejalan dengan bertambahnya penduduk yang sangat pesat maka

    pembangunan sarana dan prasarana (Insfrastruktur) kota seperti sarana

    penyediaan air bersih juga sangat diperlukan. Kebutuhan akan air bersih dari

    tahun ke tahun semakin meningkat, sedangkan pasokan air baku untuk air

    bersih semakin menurun baik dari segi kuantitas dan segi kualitas. Air baku

    merupakan bagian dari sumberdaya alam sekaligus juga sebagai bagian dari

    ekosistem. Kuantitas dan kualitasnya pada lokasi dan waktu tertentu

    dipengaruhi oleh berbagai hal menurut kepentingan dan tujuanya.

    Air baku untuk air bersih sangat sulit penyediannya, sehingga air menjadi

    barang yang sangat diperlukan dan belum tentu semua orang peduli akan hal

    ini. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang amat penting bagi

    kehidupan, tanpa air makhluk hidup yang ada diatas muka bumi akan mati

    (Sumarman, 2006).

    Kebutuhan akan pentingnya air tidak diimbangi dengan kesadaran untuk

    melestarikan air, sehingga banyak sumber air yang tercemar oleh perbuatan

    manusia itu sendiri. Ketidak bertanggung jawaban manusia membuat air

    menjadi kotor, seperti membuang sampah ke tepian sungai sehingga aliran

    sungai menjadi mampet dan akhirnya timbul banjir jika hujan turun,

    membuang limbah pabrik ke sungai yang mengkibatkan air itu menjadi

    tercemar oleh bahan bahan berbahaya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu,

    diperlukan pengolahan air yang telah tercemar hingga layak digunakan untuk

    aktivitas sehari hari.Sebelum dilakukan pengolahan air, maka harus dilakukan pengambilan

    sampel air atau pengambilan air baku terlebih dahulu. Prosedur pengambilan

    air baku terbagi menjadi dua, yaitu pengambilan sampel fisika dan kimia

    (untuk air dari jaringan pipa, sumur gali, SPT, dan mata air serta air sungai,

    rawa, danau, waduk, air laut dan saluran air), serta pengambilan sampel

    mikrobiologis (air dari jaringan pipa dan SPT). Cara pengambilan air baku

    yang salah dapat mempengaruhi hasil dari pengolahan air yang akan dilakukan.

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    4/13

    B. Tujuan

    Mengetahui cara pengambilan air baku yang baik dan benar.

    C. Manfaat

    Mahasiswa dapat mengetahui cara pengambilan air baku yang baik dan benar.

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    5/13

    BAB II

    HASIL PENGAMATAN

    1.

    Pengambilan Air Baku Pengukuran Fisik

    Pengambilan air baku pengukuran fisik dilakukan dengan

    menggunakan botol winkler bening. Air disi penuh ke dalam botol dan

    pada saat pengisian air, badan botol harus horizontal dan melawan arus air

    sampel. Adapun air sampel yang digunakan adalah air sungai. Setelah air

    terisi ke dalam botol, kemudian diberi label dan di bawa ke laboratorium

    untuk diperiksa.

    Proses pengambilan air di sungai

    2.

    Pengambilan Air Baku Pengukuran MikrobiologisPengambilan air baku pengukuran fisik dilakukan dengan

    menggunakan botol winkler yang ditutup dengan menggunakan kertas

    payung. Air diisii penuh ke dalam botol, namun sebelum air diisikan ke

    dalam botol, tangan praktikan diaseptiskan dengan menggunakan alkohol

    dan mulut kran diaseptiskan dengan menggunakan alkohol dan lampu

    bunsen. Kran dibuka dan air dibiarkan mengalir, ditunggu sampai 2 menit,

    setelah itu kemudian air dimasukkan ke dalam botol (hindari aerasi).

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    6/13

    Adapun tangan kiri pengambil sampel memegang tutup botol dan tangan

    kanan memegang badan botol. Setelah itu, lalu botol diberi keterangan

    menggunakan label. Keterangan dari label tersebut berisi :

    Nama Sampel : Air kran kamar mandi PJKR

    Pengambil Sampel : Wilda F

    Hari, tanggal dan waktu : Jumat, 15 Mei 2015, pkl. 11.00 wib

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    7/13

    BAB III

    PEMBAHASAN

    Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang sangat penting bagi

    kehidupan manusia, baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari maupun

    untuk kepentingan lainnya seperti pertanian dan indutri. Oleh karena itu

    keberadaan air dalam masyarakat perlu dipelihara dan dilestarikan bagi

    kelangsungan kehidupan. Kebutuhan akan pentingnya air kadang tidak diimbangi

    dengan kesadaran untuk melestarikan air, sehingga banyak sumber air yang tercemar

    oleh perbuatan manusia itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan pengolahan air

    yang telah tercemar hingga layak digunakan untuk aktivitas sehari-hari

    (Agustiningsih dkk, 2012).

    Praktikum pengolahan air minum kali ini akan membahas bagaimana

    pengolahan air baku dari berbagai sumber air sehingga layak untuk dikonsumsi

    sebagai air minum. Menurut Kepmenkes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002, air

    minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan

    yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. Disebutkan juga

    bahwa untuk mendapatkan air minum yang berkualitas perlu pengolahan air

    minum serta pemeriksaan kualitas air baku yang dilakukan di laboratorium. Maka

    untuk keperluan pemeriksaan kualitas air perlu didukung dengan pengambilan

    sampel air baku yang baik juga.

    Menurut Kepmenkes RI No. 907/Menkes/SK/VII/2002, sampel air adalah

    air yang diambil sebagai contoh yang digunakan untuk keperluan pemeriksaan

    laboratorium. Pengambilan sampel air baku yang dilakukan pada saat praktikum

    pengolahan air minum yaitu pengambilan sampel air baku secara fisika serta

    pengambilan sampel air baku secara mikrobiologis. Pengambilan sampel air

    secara fisika dan kimia diambil dari sungai. Sedangkan pengambilan sampel air

    secara mikrobiologis diambil dari kamar mandi Jurusan Pendidikan Jasmani

    Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Unsoed.

    Pengambilan sampel air baku secara fisika bertujuan untuk mengambil

    sampel air yang akan digunakan untuk menguji kualitas air secara fisika seperti

    mengukur kekeruhan, jumlah zat padat terlarut (TDS), temperatur, pH, rasa, bau,

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    8/13

    dan warna. Prinsip pengambilan sampel air secara fisika dan kimia adalah

    menghindari terjadinya aerasi dengan cara pengambilan air searah arus air.

    Meurut Edahwati (2012), erasi merupakan suatu proses dimana air terjadi kotak

    dengan oksigen, sehingga oksigen dalam air akan mendukung perkembangbiakan

    mikroba. Oleh karena aerasi mendukung perkembangbiakan mikroba, maka aerasi

    harus dihindari.

    Pengambilan sampel air secara fisika diawali dengan mempersiapkan

    botol winkler yang akan digunakan untuk mengambil sampel air. Langkah

    pertama yang harus dilakukan adalah membilas botol winkler dengan air contoh

    sebanyak 3 kali. Air contoh yang digunakan adalah air sungai karena air baku

    yang akan diambil berasal dari sungai. Pembilasan dimaksudkan agar botol yang

    digunakan sudah ada kontak dengan air yang akan dijadikan sampel sehingga

    pada saat pengukuran temperatur, pH dan TDS tidak dipengaruhi lingkungan luar

    sehingga tidak mempengaruhi hasil. Langkah yang selanjutnya adalah mengisi

    botol air. Pada saat pengisian air ke dalam botol harus dilakukan searah arus air

    untuk menghindari terjadinya aerasi. Sesuai dengan SNI Metode Pengambilan

    Contoh Air Limbah (2008), bahwa saat mengambil air contoh untuk dianalisa

    harus menghindari aerasi. Karena aerasi berarti sudah terjadi kontak dengan

    oksigen sehingga memungkinkan terjadinya perkembangbiakan bakteri yang ada

    di dalam botol yang berisi air yang nantinya akan mempengaruhi hasil uji.

    Setelah pengambilan sampel air selesai dilakukan, maka sampel air tersebut

    dibawa ke laboratorium untuk diuji secara fisika. Namun sebelum itu harus diberi

    label yang berisi keterangan jenis air, lokasi pengambilan sampel dan nama

    praktikan pengambilan sampel air. Pemberian label tersebut untuk memberikan

    informasi yang jelas terhadap sampel air yang ukur kualitasnya. Hal ini tidak jauhberbeda dengan SNI Metode Pengambilan Contoh Air Limbah (2008), yang

    menyebutkan bahwa data parameter air yang diukur di lapangan harus memiliki

    informasi sekurang- kurangnya sebagai berikut: indentifikasi contoh, tanggal,

    waktu, nama petugas pengambil contoh, nilai parameter yang akan diukur dan

    lain- lain. Hal ini menunjukkan bahwa pentinya informasi akan sampel yang akan

    di ukur.

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    9/13

    Selanjutnya yang dilakukan adalah pengambilan sampel air secara

    mikrobiologis dengan air baku berasal dari air kamar mandi Jurusan Pendidikan

    Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR) Unsoed. Pengambilan sampel air baku

    secara mikrobiologis bertujuan untuk mendapatkan sampel air yang akan

    digunakan untuk mengukur kualitas air secara bakteriologis. Seperti untuk

    mengetahui kandungan virus, bakteri patogen atau parasit lainnya dalam air baku

    sehingga dijadikan acuan dalam tahapan pengolahan air minum apakan

    desinfektan perlu dilakukan atau tidak. Sehingga dapat diketahui apakah dalam

    pengolahan air minum perlu dilakukan desinfektan atau tidak (Said, 2007).

    Prinsip pengambilan sampel secara mikrobiolgis adalah dilakukan secara

    aseptis, jadi setiap langkah-langkah pengambilan sampel air harus dilakukan

    secara hati- hati dan memperhatikan keaseptisan kerja. Hal ini dilakukan agar

    bakteri yang ada dilingkungan luar dan ditangan praktikan tidak mengkontaminasi

    sampel air yang diambil, sehingga hasil pemeriksaan di laboratorium lebih akurat.

    Langkah awal yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan botol dengan

    dibungkus dengan kertas. Hal ini dilakukan agar air tidak terkena sinar matahari

    langsung, karena apabila air tersebut terkena cahaya matahari akan mempengaruhi

    sifat air sehingga hasil pemeriksaan air menjadi tidak akurat. Hal ini sesuai

    dengan Barus (2004), yang menyatakan bahwa faktor cahaya matahari yang

    masuk ke salam air akan mempengaruhi sifat- sifat optis air.

    Langkah kedua yang perlu dilakukan adalah membuka keran air dan

    dibiarkan selama 2-3 menit. Hal tersebut dimaksudkan dalam waktu 2-3 menit

    cukup untuk membersihkan keran tersebut dan kemudian ditutup kembali.

    Setelah itu mengaseptiskan tangan praktikan dengan alkohol 70% untuk

    membunuh bakteri yang ada ditangan sehingga tidak ada bakteri dari tangan yangbisa mengkontaminasi sampel air. Selanjutnya menyalakan api bunsen dan

    memanaskan keran, agar bakteri yang ada di mulut keran mati. Hal yang sangat

    penting dalam pelaksanaan praktikum pengambilan sampel air secara

    mikrobiologi adalah kesterilan alat, tempat kerja, dan tangan praktikan. Oleh

    karena itu, dikenal dengan proses sterilisasi yaitu usaha untuk membebaskan

    bahan- bahan dari mikrobia yang tidak diinginkan. Maka sterilisasi dapa

    dilakukan dengan menggunakan alkohol 70% dan menyalakan api bunsen karena

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    10/13

    dapat membunuh atau mencegah tumbuhnya mikroorganisme yang tidak

    diinginkan sehingga tidak mempengaruhi hasil pemeriksaan (Widiyanti, 2004).

    Langkah selanjutnya adalah membuka keran 1-2 menit untuk membersihkan

    keran dari kotoran atau mikroba yang sudah mati sebelumnya setelah disterilkan.

    Pada saat keran dibuka, tangan kiri membuka tutup botol dan tangan kanan

    memegang badan botol dengan memperhatikan keaseptisan. Botol diisi ! dari

    volume botol kemudian ditutup segera secara hati- hati. Setelah botol diisi air

    sampel dari keran, kemudian dibawa ke laboratorium dan diberi label. Seperti

    halnya pengambilan sampel secara fisika dan kimia, botol sampel air pada

    pengambilan sampel air secara mikrobiologi juga diberi label untuk memberikan

    informasi atau identitas tentang sampel air yang diambil berisi Jenis air, lokasi

    pengambilan sampel dan praktikan yang mengambil sampel sesuai dengan SNI

    Metode Pengambilan Contoh Air Limbah (2008) tentang informasi sampel air.

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    11/13

    BAB IV

    PENUTUP

    1. KESIMPULAN

    Cara pengambilan air baku yang baik dan benar antara lain :

    - Secara fisik dan kimia : Pertama-tama tangan praktikan diaseptiskan

    terlebih dahulu, kemudian praktikan mengambil air baku yang berasal dari

    air sungai dengan cara mencelupkan air ke dalam sungai dengan melawan

    arah arus air. Selain itu perlu diperhatikan bahwa dalam pengambilan air

    hindari aerasi. Setelah air terisi penuh ke dalam botol, kemudian ditutup

    dan diberi label, lalu di bawa ke laboratorium untuk diperiksa.

    - Secara mikrobiologis : Peertama-tama tangan praktikan diaseptiskan

    menggunakan alcohol dan air dalam kran dibiarkan mengalir selama 2

    menit. Setelah itu kemudian mulut kran diaseptiskan dengan menggunakan

    lampu bunsen. Selesai diaseptiskan, kemudian kran dibuka kembali dan air

    dibiarkan mengalir selama 2 menit. Kemudian air dimasukkan ke dalam

    botol yan sudah dilapisi kertas payung. Adapun dalam proses pengisian air

    ke dalam botol, tangan kiri praktikan harus memegang tutup botol dan

    tangan kanan memegang badan botol. Setelah air penuh terisi, kemudian

    botol ditutup dan diberi lab untuk kemudian segera di bawa ke

    laboratorium untuk diperiksa.

    2. SARAN

    Praktikan sebaiknya terlebih dahulu mempersiapkan alat yang akan

    digunakan untuk keperluan praktikum seperti hal nya sarung tangan lateks

    dan masker. Hal ini perlu diprhatikan agar pada saat praktikum, praktikantidak lagi mencari kembali alat tersebut, sehingga proses pengambilan air

    baku tidak terhambat dan bisa berjalan lancar untuk kedepannya.

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    12/13

    LAMPIRAN

    gambar 1 gambar 2

    gambar 3 gambar 3

    keterangan :

    Gambar 1. Mulut kran yang sedang diaseptiskan

    Gambar 2. Air kran dibiarkan mengalir selama 2 menit

    Gambar 3. Air kran saat dimasukkan ke dalam botol

    Gambar 4. Air dalam botol dipindahkan ke dalam gelas ukur

  • 7/26/2019 Laporan Akhir Acara 1

    13/13

    DAFTAR PUSTAKA

    Agustiningsih, Dyah., Setia B., dan Sudarno. 2012. Analisis Kualitas Air danStrategi Pengendalian Pencemaran Air Sungan Blukar Kabupaten Kendal.

    Jurnal Presipitasi. Vol. 9 N0. 2. Jurusan Teknik Kimia UniversitasDiponegoro. Semarang.

    Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. USU

    Press. Medan.

    Edahwati, Luluk., Suprihatin. 2012. Kombinasi Proses Aerasi, Absorbsi, dan Filtrasi

    Pada PengolahanAir Limbah Industri Perikanan. Jurnal Ilmiah Teknik

    Lingkungan. Vol. 1 No.2. UPN Veteran. Surabaya.

    Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002. Tentang

    Syarat- syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Kemenkes RI. Jakarta.Said, Nusa I. 2007. Disinfeksi untuk Proses Pengolahan Air Minum. JAI. Vol.3,

    No 1. Pusat Teknologi Lingkungan BPPT. Jakarta.

    Sumarman. 2006. Kajian Kompensasi Air Baku untuk Air Bersih dari PemerintahKota Cirebon ke Pemerintah Kabupaten Kuningan. Tesis. Program Pasca

    Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang.SNI 6989.59. 2008. Metode Pengambilan Contoh Air Limbah. Badan Standarisasi

    Nasional. Jakarta.

    Widiyanti, Ni Luh., Ni Putu R. 2004. Analisis Kualitatif Bakteri Koliform pada

    Depo Air Minum Isi Ulang di Kota Singaraja Bali. Junal Ekologi

    Kesehatan. Vol. 3 No 1. Jurusan Pendidikan Biologi IKIP Negeri Singaraja.

    Bali