laporan akhir

download laporan akhir

of 18

Transcript of laporan akhir

1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang beriklim tropis. Paparan sinar matahari yang melimpah tidak hanya berperan mempercepat proses penuaan kulit namun juga akan lebih mencoklatkan kulit (hiperpigmentasi). Hiperpigmentasi dapat juga disebabkan karena kehamilan, penyakit Addison (penurunan fungsi kelenjar adrenal), konsumsi obat-obat tertentu seperti golongan antibiotik atau kontrasepsi oral (Zulkarnain, 1990). Pemilihan kosmetik pemutih kulit yang salah akan berbahaya bagi tubuh karena bersifat toksik. Merkuri (Hg) adalah zat yang saat ini masih banyak digunakan walaupun ada keterbatasan dalam penggunaannya. Berdasarkan keputusan BPOM No. HK.00.05.4.1745 tentang penggunaan kosmetik, kandungan merkuri yang diperbolehkan adalah < dari 2%, dan harus berdasarkan resep dari dokter (Evelyn, 2006). Merkuri pada konsentrasi tinggi dan dengan pemejanan yang terus-menerus sehingga terjadi akumulatif senyawa dalam tubuh karena merkuri dapat diabsorsi, hal ini akan memberikan dampak bersifat karsinogenik (zat pencetus kanker) pada manusia (Juliana, 2008). Salah satu bahan alam yang dapat dipergunakan sebagai bahan pemutih yang aman yaitu arbutin. Arbutin alami merupakan metabolit sekunder golongan glikosida fenolik yang banyak ditemukan pada beberapa jenis tanaman, baik daun, bunga, buah ataupun kulit batang pada genus pyrus (golongan pear), euphorbiaceae, dan golongan berry (Pyka, et al, 2007). Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi tentang bahan alam penghasil arbutin yaitu berasal dari buah pear. Walaupun buah pear bukan berasal dari Indonesia, tetapi terdapat dalam jumlah yang banyak, sehingga dapat digali potensinya sebagai bahan pemutih alami penghasil arbutin. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka dapat diangkat perumusan masalah : 1. Bagaimana cara ekstraksi buah pear untuk mendapatkan arbutin? 2. Bagaimana cara memformulasi ekstrak arbutin dari buah pear menjadi sediaan topikal berupa krim? 3. Bagaimana aktivitas ekstrak buah pear sebagai pemutih kulit alami? A. Tujuan Program Tujuan dari penelitian ini yaitu memberikan informasi tentang keamanan pemutih alami dari arbutin, cara ekstraksi untuk mendapatkan arbutin, dan cara memformulasi ekstrak arbutin dari buah pear menjadi sediaan topikal berupa krim. B. Luaran yang Diharapkan Dari penelitian ini diharapkan dapat mengetahui tentang aktivitas krim buah pear sebagai pemutih alami.C. Kegunaan Program

Penelitian ini penting dilakukan untuk mendapatkan data-data ilmiah yang mengungkap tentang efektivitas arbutin dalam buah pear sebagai pemutih kulit yang aman, cara ekstraksi untuk mendapatkan arbutin, dan cara memformulasi ekstrak arbutin dari buah pear menjadi sediaan topikal berupa krim.

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Buah Pear Pear adalah sebutan untuk buah yang dihasilkan dari pohon dengan genus Pyrus. Berasal dari daerah beriklim sedang di Eropa Barat, Asia, dan Afrika Utara. Pohon berketinggian sedang. Berdaun selang-seling berbentuk lonjong dan lebar, tetapi ada juga yang berbentuk membujur panjang dan langsing. Buah bertipe pome (bagian bawah membesar, sedangkan bagian pangkal langsing) pada kebanyakan spesies (www.wikipedia.com). Dalam jurnal (Alina Pyka, 2007) menyebutkan bahwa genus Pyrus mengandung arbutin. Kerajaan : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Rosales Famili : Rocaceae Sub Famili : Maloideae Genus : Pyrus Spesies : Pyrus sinkiangensis (www.wikipedia.com). B. Arbutin

Arbutin adalah turunan hidroquinon yang mempunyai struktur molekul C12H16O7. Arbutin alami merupakan metabolit sekunder yang masuk golongan glikosida fenolik. Saat ini kegunaan arbutin sebagai zat pemutih pada produk-produk kosmetik (Pyka, et al, 2007). Hal ini disebabkan karena arbutin dapat menghambat produksi enzim tirosinase sehingga tidak terjadi hiperpigmentasi seperti melasma, lentigo dan melanosis. Arbutin juga mengontrol aktifitas pembentukan melanin pada kulit. Selain itu, arbutin juga dapat digunakan sebagai antioksidan pada beberapa produk makanan dan kosmetik (Ying shih, et al, 2005). Arbutin banyak ditemukan pada beberapa jenis tanaman, baik daun, bunga, buah ataupun kulit batang pada species pear, euphorbiaceae, dan golongan berry (Pyka, et al, 2007). C. Kulit Kulit merupakan pembatas terhadap serangan fisika dan kimia, termostat dalam mempertahankan suhu tubuh, melindungi tubuh dari serangan mikroorganisme, sinar ultarviolet, dan berperan pula dalam mengatur tekanan darah (Lachman, et al,1994). Warna kulit ditentukan oleh konsentrasi melanin pada kulit. Melanin adalah pigmen yang diproduksi oleh sel tertentu (melanosit) yang berfungsi sebagai pelindung kulit dari efek radiasi sinar ultraviolet dan disintesis di melanosit yaitu sel normal yang biasa ditemukan pada lapisan epidermis. Di dalam melanosit melanin berikatan dengan matriks protein membentuk melanosom, dimana oleh enzim tirosinase akan mengarahkan tirosin untuk

3

membentuk eu-melalanin yang memberikan warna gelap pada kulit atau membentuk pheomelanin yang memberikan warna cerah pada kulit. Penekanan melanosom untuk membentuk melanosit, sehingga jumlah melanin pada kulit tidak berlebih dapat membuat kulit menjadi tidak gelap. Proses inilah yang biasanya digunakan pada beberapa bahan pemutih kulit (Evelyn, 2006). D. Bahan Pemutih Kulit Bahan pemutih kulit yang biasanya beredar pada beberapa produk kosmetik ada yang aman dan berbahaya. Biasanya harus berada pada konsentrasi yang ditentukan, karena jika berlebih dapat menimbulkan efek toksik atau racun. Hidrokuinon merupakan senyawa berbahaya yang digunakan dalam produk pemutih kulit sejak lama. Hidrokuinon bekerja menghambat tirosinin dengan mengaktivasi asam amino yang membentuk tirosianin. Penggunaan hidrokuinon konsentrasi tinggi dapat menyebabkan toksik bagi melanosit, sehingga dapat menyebabkan iritasi, kemerahan dan rasa terbakar (Evelyn, 2006). Asam kojic merupakan produk sampingan proses fermentasi pembuatan malt dari nasi seperti yang dilakukan dalam memproduksi sake, arak beras Jepang. Ada berbagai penelitian meyakinkan baik secara in vitro (dalam tabung percobaan) dan in vivo (pada subyek hidup) yang menunjukkan bahwa asam kojic efektif dalam menghambat produksi melanin. E. Ekstraksi Ekstrak adalah sediaan pekat yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan, dan massa atau bubuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang ditetapkan (Anonim, 1995). Ekstraksi merupakan peristiwa pemindahan massa zat aktif yang semula berada di dalam sel, ditarik oleh cairan penyari sehingga terjadi larutan zat aktif dalam cairan penyari tersebut (Diniatik, 2008). F. Krim Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (Anonim, 1979). Krim memiliki dua tipe yaitu air dalam minyak atau minyak dalam air. Vanishing cream adalah krim yang memiliki basis yang dapat dicuci dengan air yang masuk dalam tipe minyak dalam air. Konsumen lebih suka menggunakan krim jenis ini karena mudah menyebar dan rata, selain itu lebih mudah membersihkan karena dapat dicuci dengan air (Lachman, et al,1994). BAB III METODE PENDEKATAN A. Determinasi Buah Pear Determinasi buah pear dilaksanakan untuk memastikan bahwa buah yang dikumpulkan sesuai dengan spesies yang diinginkan yaitu spesies Pyrus sinkiagenesis B. Ekstraksi Buah Pear Cara ekstraksi : buah pear yang telah disortasi dicuci,di potong-potong dan di blender kemudian menambahkan pelarut etanol dan air . setelah itu di refluk selama 15 menit. Hasil dari refluk berupa ekstrak cair di evaporasi guna menghilangkan sisa pelarut sehingga diperoleh ekstrak kental.

4

C. Identifikasi Ekstrak Analisa ekstrak secara KLT juga perlu dilakukan. Analisa dimaksudkan untuk mengetahui adanya komponen senyawa aktif berupa arbutin di dalam ekstrak buah pear. Deteksi senyawa flavonoid dilakukan sebagai berikut : Fase diam : Silica gel Fase gerak : Etil asetat-Metanol-Air (100:13,5:10) Pereaksi semprot : Biru berlin Positif : Warna biru pada sinar tampak D. Formulasi Krim Ekstrak Buah Pear Formulasi krim ekstrak buah pear dibedakan konsentrasi dalam formulasi, yaitu 10%, 15%, dan 20% b/v. Tabel. I Formulasi krim buah pear Bahan Formula I Formula II Formula III Ekstrak Buah Pear 10 % 15 % 20 % Asam stearat 13 % 13 % 13 % Steril alkohol 1% 1% 1% Lanolin 1% 1% 1% Gliserin 10 % 10 % 10 % Polisorbat 60 5% 1,5 % 1,5 % Metilparaben 0,10 % 0,10 % 0,10 % Propilparaben 0,05 % 0,05 % 0,05 % Oleum rosarum 15 % 15 % 15 % Aquades ad 100 ml 100 ml 100 ml ekstrak yang ditambahkan Fungsi Bahan Zat Aktif Fase Minyak Fase Minyak Fase Minyak Emulgator Emulgator Pengawet Pengawet Fase Air Fase Air

E. Cara Membuat Sediaan Krim Lanolin dipanaskan pada suhu 60C lalu tambahkan asam stearat, dan steril alkohol dan diaduk hingga homogen setelah itu tambahkan ekstrak arbutin masukkan campuran emulgator (gliserin:sorbitan monostearat:plisorbat 60) perlahan dan aduk. tambahkan metil paraben dan propilparaben setelah fase minyak dan emulgator tercampur rata masukkan sedikit demi sedikit campuran fase air (oleumrosarum:air), setelah rata pengadukan dihentikan. krim yang dihasilkan disimpan dalam wadah tertutup rapat. F. Evaluasi Sediaan Uji Organoleptis Pemeriksaan untuk pengolesan dan kekerasan sediaan pemeriksaan organoleptis meliputi pemeriksaan warna, bau, dan homogenitas sediaan. Sediaan dinyatakan stabil, apabila bau, warna dan homogenitas secara visual sama setelah selesai pembuatan dan berdasarkan pengamatan secara visual tidak ditumbuhi jamur. Uji Pengukuran pH Pengukuran pH menggunakan alat pH stick. pH stick dicelupkan kedalam sediaan krim. Didiamkan sesaat warna yang timbul sesuaikan dengan warna pada alat. Pengukuran dilakukan pada suhu ruang selama 4 minggu setiap 1 minggu sekali (Jufri et al,2006). Uji Kestabilan Krim

5

Krim diuji kestabilannya dengan cara penyimpanan pada suhu kamar (270), suhu rendah/freeze-thaw (40) dan amati creaming, kejernihan, bau, warna. Pengamatan kestabilan dilakukan selama 4 minggu setiap 1 minggu sekali (Jufri et al, 2006) Uji Homogenitas Krim Krim ditimbang 10 mg dioleskan pada plat kaca, lalu digosokan dan diraba. Bila homogen maka massa krim tidak tersisa bahan padatnya atau teksturnya rata. Uji Daya Menyebar Krim Krim ditimbang 1 g, lalu diletakan diatas plat kaca, biarkan selama satu menit, diameter sebar krim diukur, kemudian ditambahkan 50 g beban kemudian didiamkan selama satu menit lalu diukur sebarnya. Hal tersebut dilakukan berulang sampai didapat diameter sebar yang konstan. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali. Uji Daya Lengket Krim 10 mg krim ditimbang, lalu dioleskan pada plat kaca dengan luas 2,5 cm 2. kedua plat ditempelkan sampai plat menyatu, ditekan dengan beban pelepasan 80 gr untuk pengujian. Waktu dicatat sampai kedua plat saling lepas. Replikasi dilakukan sebanyak 3 kali.G. Uji Aktivitas Penghambatan Enzim Tirosinase

50 mg ekstrak dalam 5 ml DMSO di labu takar. Diambil 400 l dalam 300 l dapar fosfat (larutan stok sampel). Plat diisi dapar fosfat sebanyak 70 l pada lubang B-H dari lubang nomer 1-4. Lalu dari larutan stok sampel dipipet sebanyak 70 l ke plat yang telah diisi dapar fosfat pada lubang A-B saja dari lubang nomer 1-4. Kemudian dipipet 70 l dari lubang B ke C, lalu dari lubang C dipipet 70 l lagi ke D, dan seterusnya sampe di lubang G dibuang. Berarti di lubang H disebut sebagai blanko karena hanya berisi dapar fosfat dan sampel. Selanjutnya dimasukkan enzim sebanyak 30 l ke lubang A-H dari lubang nomer 2, 3, dan 4. Diinkubasi selama 5 menit. Ditambahkan substrat tyrosin di lubang nomer 3 sebanyak 110 l. Ditambahkan substrat L-DOPA di lubang nomer 4 sebanyak 110 l. Diinkubasi 30 menit pada suhu ruang. Diukur densitas optik dari tiap lubang dengan multiwell-plate reader pada 490 nm. Untuk persiapan larutan dan perlakuan terhadap kontrol positif (asam kojik) dilakukan dengan cara yang sama, tapi dengan menggunakan lubang nomer 5-8. BAB IV PELAKSANAAN PROGRAM A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan Biologi Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto serta Laboratorium Kimia Analisis Institut Pertanian Bogor. B. Jadwal Kegiatan Tabel. II Jadwal Kegiatan Tahap kegiatan Feb Mar

Bulan Apr

Mei

Jun

6

Pengumpulan dan determinasi buah pear Ekstraksi, identifikasi ektrak, formulasi dan uji stabilitas serta uji aktivitas Analisa data laporan akhir dan Penyusunan

X X X X X

X

C. Rancangan dan Realisasi Biaya Tabel.III Rancangan dan Realisasi Biaya Keterangan Bahan dan alat Laboratorium Transportasi Kesekertariatan Uji Lain-lain Jumlah

Rancangan Awal 3.565.000 1.300.000 1.650.000 600.000 2.685.000 200.000 10.000.000

Realisasi 1.488.598 720.000 2.665.507 453.450 1.380.000 0 6.697.555

BAB V HASIL DAN PEMBAHASANA. Determinasi Buah Pear

Hasil determinasi sesuai dengan yang diinginkan, yaitu : Kerajaan : Plantae Kelas : Magnoliopsida Ordo : Rosales Famili : Rocaceae Sub Famili : Maloideae Genus : Pyrus Spesies : Pyrus sinkiangensis B. Ekstraksi Buah Pear Hasil organoleptis ekstrak : Warna : coklat Bau : khas buah pear

C. Identifikasi Ekstrak Buah Pear Identifikasi ekstrak buah pear dilakukan dengan Kromatografi Lapis Tipis (KLT), yang dimaksudkan untuk mengetahui adanya senyawa arbutin yang dihasilkan oleh buah pear. Hasil dari uji KLT diperoleh bercak pada lempeng KLT yang kemudian diberi penampak bercak untuk senyawa arbutin yaitu biru berlin. Pada hasil pengamatan pada lempeng KLT menghasilkan bercak berwarna biru pada saat dilihat pada sinar tampak

7

bercaknya tidak berfloresensi jika dilihat dengan sinar UV 366. Hal ini menandakan pada ektrak buah pear mengandung senyawa arbutin. D. Formulasi Krim Ekstrak Buah Pear Krim yang dibuat dibedakan konsentrasi ekstrak buah pear yang ditambahkan yaitu, 10%, 15% dan 20% b/v. Hasil dari pembuatan krim diperoleh krim yaitu : Bentuk : sediaan krim Warna : putih krem Bau : harum rose E. Evaluasi Sediaan Krim Uji Organoleptis Hasil organoleptis krim ekstrak buah pear : a. Bau : harum rose b. Warna : putih krem c. Homogenitas : homogen d. Mudah dipakai/ dioleskan dan mudah dicuci. Dari pemeriksaan organoleptis yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa sediaan krim yang dihasilkan stabil dan tidak ditumbuhi jamur. Uji Pengukuran pH Waktu Ph Krim 1 Krim 2 Krim 3 Minggu 1 5 5 5 Minggu 2 5 5 5 Minggu 3 5 5 5 Minggu 4 5 5 5 Dari pengukuran dihasilkan bahwa pH tiap krim adalah 5 dan pH krim stabil selama 4 minggu dilakukan uji. Uji Kestabilan Krim Perlakuan Waktu Krim 1 Krim 2 Krim 3 0 Suhu rendah (4 C) Minggu 1 Stabil Stabil Stabil Minggu 2 Stabil Stabil Stabil Minggu 3 Stabil Stabil Stabil Minggu 4 Stabil Stabil Stabil Suhu kamar (270C) Minggu 1 Stabil Stabil Stabil Minggu 2 Stabil Stabil Stabil Minggu 3 Stabil Stabil Stabil Minggu 4 Stabil Stabil Stabil Hasil dari uji menunjukkan bahwa krim yang dibuat tidak mengalami penyimpangan atau perubahan dalam kejernihan, bau, warna krim dan tidak terjadi creaming. Sehingga dapat dikatakan bahwa krim memenuhi syarat kestabilan krim. Kestabilan krim perlu diperhatikan selama pemakaian dan penyimpanan harus stabil karena krim dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti suhu dan kelembaban. Uji Homogenitas Krim Hasil uji diperoleh ketiga krim homogen yang ditandai dengan tidak adanya sisa bahan padat, selain itu tekstur krim rata dan halus. Krim yang dihasilkan bersifat homogen

8

karena diharapkan senyawa berkhasiat dalam krim dapat terbagi homogen dan pada setiap pemakaian mempunyai khasiat yang sama. Uji Daya Menyebar Pentingnya uji daya menyebar ini dilakukan karena diharapkan krim yang dihasilkan dapat mudah menyebar pada tiap pemberian. Hasil dari uji daya menyebar diperoleh diameter konstan untuk tiap krim yakni krim 1 pada diameter 4cm2, krim 2 pada diameter 3,5 cm2, dan krim 3 pada diameter 3,8 cm2. Sehingga dapat dikatakan bahwa ketiga krim mempunyai daya menyebar yang baik. Hasil uji daya menyebar dapat dilihat pada tabel berikut: Nama Krim Replikasi Diameter (cm2) Krim 1 1 3,8 2 4 3 4 Krim 2 1 3,7 2 3,5 3 3,5 Krim 3 1 3,8 2 3,8 3 3,8 Uji Daya Lengket Pentingnya uji daya lengket ini dilakukan karena diharapkan krim yang dibuat dapat melekat dan dapat melepas obatnya dengan baik. Dari uji daya lengket diperoleh bahwa ketiga krim memberikan daya lengket yang baik. Hasil uji daya lengket dapat dilihat pada tabel berikut: Nama Krim Replikasi Lamanya Lengket (menit) Krim 1 1 14 2 7 3 7 Krim 2 1 3 2 2 3 2 Krim 3 1 6 2 4 3 4 A. Uji Aktivitas Penghambatan Terhadap Enzim Tyrosinase Uji penghambatan enzim dilakukan di laboratorium Kimia Analisis IPB. Uji ini bertujuan untuk mengetahui panghambatan terhadap enzim tirosinase. Enzim tirosinase merupakan enzim yang membantu terbentuknya melanin. Sedangkan jika terbentuk melanin dapat menyebabkan hiperpigmentasi. Tirosinase mengkatalisis pengoksidasian tirosin menjadi dopakuinon dalam tahap awal melanogeneis. Tahap awal ini merupakan tahap penentu laju pembentukan melanin karena reaksi akan menentukan proses selanjutnya secara spontan pada pH fisiologis (Halaban et al 2002 ). Tahap ini sering disebut sebagai monofenolase. Selanjutnya dopakuinon akan diubah menjadi dopa dan

9

dopakrom melalui tahap autooksidasi. Dopa juga merupakan substrat bagi tirosinase dan dioksidasi kembali menjadi dopakuinon oleh enzim tirosinase. Tahap kedua ini disebut sebagai tahap autooksidasi atau difenolase. Karena tirosinase mengkatalisis reaksi monofenolase dan difenolase maka pada penelitian ini dilakukan uji inhibisi ekstrak terhadap kedua jenis reaksi tersebut menggunakan dua substrat berbeda yaitu L-tirosin dan L-DOPA. Hasil Pembacaan Plate Pada Alat Multi-well-plate reader dapat dilihat pada tabel berikut: Lubang Sampel Kontrol 3 (L-Tirosin) 4 (L-DOPA) 7 (L-Tirosin) 8 (L-DOPA) A 0,01331 0,170 -0,035 -0,046 B 0,0099 0,257 -0,111 0,183 C 0,061 0,076 -0,098 0,044 D 0,053 0,178 -0,180 0,159 E 0,039 0,144 -0,222 0,149 F 0,100 0,127 -0,112 0,045 G 0,154 0,178 0,008 0,189 H 0,121 0,247 0,135 0,294 % inhibisi = H-A x 100% H A= hasil pembacaan pada lubang A-F H= hasil pembacaan pada lubah H (blanko) Hasil uji penghambatan terhadap aktivitas tirosin dapat dilihat pada tabel berikut: Sampel (Ekstrak Buah Pear) Kontrol 3 (L-Tirosin) 4 (L-DOPA) 7 (L-Tirosin) 8 (L-DOPA) 18,19% 69,23% 172,59% 114,96% 49,5% 27,93% 233,33% 154,08% 56,19% 41,70% 264,44% 150,68% 17,35% 48,58% 182,96% 115,30% Pada tabel tersebut terlihat bahwa ekstrak buah pear memberikan penghambatan pada aktivitas enzim tirosinase berdasarkan reaksi monofenolase, difenolase, atau autooksidasi. Namun persen inhibisi dari ekstrak buah pear ini tidak sebaik dengan persen inhibisi asam kojik sebagai kontrol positif. Gambar. Grafik % inhibisi enzim tirosinase BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilaksanakan maka dapat diambil kesimpulan yaitu : 1. Buah pear dapat diekstraksi dengan cara refluk selama 15 menit dengan pelarut etanol air dengan perbandingan 1 : 1.

10

2. Ekstrak buah pear dapat diformulasikan menjadi sediaan krim berupa vanishing krim yang homogen dan dapat dicuci dengan air dengan penambahan ekstrak masing-masing untuk formulasi I 10 %, formula II 15 %, dan formula III 20 %. 3. Ekstrak buah pear memiliki aktivitas penghambatan enzim tirosinase namun tidak sebaik pada kontrol positif berupa asam kojik. A. Saran Perlu dilakukan penelitian tentang isolasi arbutin buah pear dan berapa kandungan arbutin dalam buah pear.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1985. World Health Organization, Treatment and Prevention of Acute Diarrhoea, Geneva. Anonim. 1987. Analisis Obat Tradisional. Departemen Kesehatan Republik Indonesia : Jakarta. Anonim, Direktorat Jendral POM Departemen Kesehatan RI. 1995. Farmakope Indonesia Edisi IV. Departemen Kesehatan RI : Jakarta. Adnyana, I Ketut,et al. 2004. Efek Ekstrak Daun Jambu Biji Daging Buah Putih Dan Jambu Biji Daging Buah Merah Sebagai Antidiare. Departemen Farmasi ITB : Bandung. Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi Edisi Keempat, terjemahan Farida Ibrahim. UI-Press : Jakarta. Ajizah, Aulia. 2004. Sensitivitas Salmonella Typhimurium Terhadap Ekstrak Daun Psidium guajava L dari BIOSCIENTIAE Volume 1, Nomor 1, Halaman 31-38. Bermawie, Nurliani. 2006. Mengatasi demam Berdarah Dengan Tanaman Obat dalam warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol.28, No.6. balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik : Bogor. Departemen Kesehatan, 1989. Vademakum Bahan Obat Alam. Dirjen POM Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. hal 84-86. Diniatik. 2008. Petunjuk Praktikum Fitokimia I. UMP : Purwokerto.

11

Jufri, Mahd. 2004. Formulasi Gameksan Dalam Bentuk Mikroemulsi dari Majalah Ilmu Kefarmasian Vol.1, No. 3, Desember 2004. Departemen Farmasi FMIPA-UI : Depok. Herianto. 2004. Penyuluhan Penggunaan Oralit Untuk Menanggulangi Diare Di Masyarakat dalam Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. I, No.1, April 2004, 27 33. Departemen Farmasi, FMIPA Universitas Indonesia. Lachman, Leon.,Herbrt A. Lieberman.,dan JosephL.Kanig.1994. Teori Dan Praktek Framasi Industri Edisi Ketiga. Terjemahan Siti Suyatmi. UI-Press : Jakarta. Naini, Amyatun et al . 2004. Konsentrasi Minimal Ekstrak Daun Jambu Biji Terhadap Daya Hambat Pertumbuhan Candida albicans. Fakultas Kedokteran Gigi: Universitas Jember. Tan Hoan Tjay & Kirana Rahardja. 2002. Obat-Obat Penting. Gramedia : Jakarta. Voigt, Rudolf. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Terjemahan Soendani Noerono Shoewandhi. Gajah Mada University Press : Yogyakarta. Yuliani, Sri et al. 2003. Kadar Tannin Dan Quersetin Tiga Tipe Daun Jambu Biji (Psidium guajava) dari Buletin TRO Volume XIV No. 1,2003. Balai Penelitian Tanaman Rempah Dan Obat. Verheij E.W.M and R.E. Coronel (Ed). 1999. Plant Resources of South East Asia. No. 2 : Edible fruits and Nuts. Prosea foundation Bogor. 446 p. Zein, Umar. 2004. Diare Akut Infeksius Pada Dewasa. Fakultas Kedokteran : Unievrsitas Sumatera Utara.

LAMPIRAN Nama dan Biodata Pelaksana Penelitian 1. Ketua Pelaksana a. Nama Lengkap b. Tempat tanggal lahir c. Umur d. Jenis Kelamin e. Alamat f. g. h. i. j. : Endah Sukmawati : Banyumas, 10 September 1988 : 21 Tahun : Perempuan : Banjaranyar RT 02 RW 7 Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas Jawa Tengah 53164 NIM : 0608010092 Semester : VII I(Delapan) Fakultas : Farmasi Jurusan/Prodi : Farmasi Riwayat Pendidikan : - SD : SDN 1 Cikawung - SLTP : SLTP N 1 Ajibarang - SMA : SMA Muhammadiyah 1 Purwokerto. - PT : Universitas Muhammadiyah Purwokerto Kegiatan Ilmiah :

k.

12

1. Juara I Karya Ilmiah Remaja tingkat karesidenan Banyumas di Fakultas Biologi UNSOED sebagai anggota pelaksana 2. Juara Harapan 1 LKTM tingkat Universitas Muhammadiyah Purwokerto tentang Susu Kedelai sebagai Pencegah Atheroskelosis sebagai anggota pelaksana 3. Finalis Pekan Ilmiah Nasional XXI Semarang, PKMP Uji Aktivitas Gel Sari Daun Nanas (Ananas comosus L. Mer) Sebagai Obat Luka Bakar Sebagai Anggota Pelaksana 4. Peserta PKMP tahun 2008 Formulasi Sirup Ekstrak Daun Jambu Biji sebagai Obat Diare Sebagai anggota pelaksana 5. Juara 2 LKTIM SeJawa Tengah 2009 Arburtin dalam Buah Pear sebagai Bahan Pemutih Kulit Alami dan Aman 2. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap b. Tempat tanggal lahir c. Umur d. Jenis Kelamin e. Alamat f. g. h. i. j. : Aprilinda Dwi Syahfitri : Purwokerto, 24 April 1989 : 20 Tahun : Perempuan : Jl. Pumas Bumi Arca Indah Blok 9 No. 1B Arcawinangun Purwokerto Jateng 53113 NIM : 0608010080 Semester : VIII (Delapan) Fakultas : Farmasi Jurusan/Prodi : Farmasi Riwayat Pendidikan : - SD : SD N 5 Palu - SLTP : SLTP N 1 Palu - SMA : SMA N 1 Palu - PT : Universitas Muhammadiyah Purwokerto Kegiatan ilmiah : 1. Finalis Pekan Ilmiah Nasional XXI Semarang, PKMP Uji Aktivitas Gel Sari Daun Nanas (Ananas comosus L. Mer) Sebagai Obat Luka Bakar Sebagai Anggota Pelaksana. 2. Peserta PKMP tahun 2008 Sifat Fotoprotektif Ekstrak Etanol Kelopak Bunga Rosella dan Pengembangannya Menjadi Sediaan Losion Tabir Surya, sebagai ketua pelaksana.

k.

3. Anggota Pelaksana a. Nama Lengkap b. Tempat tanggal lahir c. Umur d. Jenis Kelamin e. Alamat f. NIM g. Semester h. Fakultas i. Jurusan/Prodi

: Eka Santi Nurhayati : Pemalang, 21 Oktober 1989 : 19 tahun : Perempuan : Jl. Dorang 1 Griya Sugihwaras Indah Pemalang : 0708010073 : VI (Enam) : Farmasi : Farmasi

13

j. Riwayat Pendidikan : - SD : SDN Tanjung Sari 04 Pemalang - SLTP : SLTP Negeri 4 Pemalang - SMA : SMA Negeri 2 Pemalang - PT : Universitas Muhammadiyah Purwokerto k. Kegiatan Ilmiah : Juara 2 LKTIM SeJawa Tengah 2009 Arburtin dalam Buah Pear sebagai Bahan Pemutih Kulit Alami dan Aman

DOKUMENTASI

14

HALAMAN PENGESAHAN1. Judul Kegiatan 2. 3. a. b. c. d. e. f.

: Formulasi Krim Ekstrak Buah Pear (Pyrus Sinkiagenesis) dan Uji Aktivitas Sebagai Pemutih Kulit Alami Bidang Kegiatan : () PKMP ( ) PKMK ( ) PKMT ( ) PKMM Ketua Pelaksanaan Kegiatan Nama Lengkap : Endah Sukmawati NIM : 0608010092 Jurusan : Farmasi Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Purwokerto Alamat Rumah : Banjaranyar RT 02 RW VII Kecamatan Pekuncen No. Telp/HP : 085291307268 : 2 orang

4. Anggota Pelaksanaan Kegiatan

5. Dosen Pendamping a. Nama Lengkap : Diniatik, M. Sc., Apt b. NIK : 2160310 6. Biaya Kegiatan Total

15

a. Sumber Dikti : Rp 6.750.000,00 b. Sumber Lain : Rp --------------7. Jangka Waktu Pelaksanaan : 6 Bulan Purwokerto, 23 Juni 2010 Menyetujui, Dekan Fakultas Farmasi Ketua Pelaksana

(Drs. Moeslich Hasanmihardja, Apt) NIK. 2160268 Pembantu Rektor Bidang Kemahasiswaan

(Endah Sukmawati) NIM. 0608010092 Dosen Pendamping

(Drs. H. Banani Mamur, M.Si) NIP. 19600610 198603 1002

(Diniatik, M. Sc., Apt) NIK. 2160310

ii

KATA PENGANTAR Assalamualaikum.wr.wb. Puji syukur kami curahkan pada sang Maha Pencipta, Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan kuasa-Nya kepada setiap umat untuk dapat berfikir dan berkarya, diberi rizki serta kesehatan terutama kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan akhir Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Penelitian dengan judulFormulasi Krim Ekstrak Buah Pear (Pyrus Sinkiagenesis) dan Uji Aktivitas Sebagai Pemutih Kulit Alami tepat pada waktunya. Tak lupa kami sampaikan terimakasih kepada orang-orang yang telah memberi dukungan kepada kami, diantaranya yaitu: 1. Diniatik M.Sc., Apt 2. Orang Tua kami 3. Teman-teman Kami berusaha semampu kami untuk dapat menulis laporan akhir ini dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi jika terdapat kritik dan saran kami terima demi menyempurnakan karya tulis ini. Wassalamualaikum.wr.wb.

16

iv

Abstrak Hiperpigmentasi pada umumnya merupakan pencoklatan kulit tidak merata, dan tarnpak seperti noda atau bercak-bercak. Hal inilah sesungguhnya yang tidak dikehendaki, karena baik kulit yang benwarna terang, sedang maupun gelap (85% wanita Indonesia), akan tampak lebih baik bila bersih tanpa bercak. Produsen farmasi dan kosmetika baik dalam dan luar negeri memproduksi kosmetik perawatan, obat-obatan dengan bahanbahan zat aktif yang menjanjikan pemutihan. Pemilihan bahan pemutih tersebut berdasarkan keamanan dalam penggunaan dengan berbagai macam mekanisme kerja. Salah satu bahan alam yang dapat dipergunakan sebagai bahan pemutih yang aman yaitu arbutin. Arbutin alami merupakan metabolit sekunder golongan glikosida fenolik yang banyakditemukan pada beberapa genus pyrus (golongan pear).

Buah pear dapat diekstraksi dengan cara refluk selama 15 menit dengan pelarut etanol air dengan perbandingan 1 : 1. Ekstrak buah pear dapat diformulasikan menjadi sediaan krim berupa vanishing krim yang homogen dan dapat dicuci dengan air dengan penambahan ekstrak masing-masing untuk formulasi I 10 %, formula II 15 %, dan formula III 20 %. Ekstrak buah pear memiliki aktivitas penghambatan enzim tirosinase namun tidak sebaik pada kontrol positif berupa asam kojik. Enzim tirosinase merupakan enzim yang membantu terbentuknya melanin. Sedangkan jika terbentuk melanin dapat menyebabkan hiperpigmentasi.Kata kunci : krim buah pear, arbutin, hiperpigmentasi

17

iii

LAPORAN AKHIR PKMP FORMULASI KRIM EKSTRAK BUAH PEAR (Pyrus Sinkiangensis) DAN UJI AKTIVITAS SEBAGAI PEMUTIH KULIT ALAMI

18

Disusun oleh : Endah Sukmawati Aprilinda Dwi Syahfitri Eka Santi N 0608010092 (2006) 0608010080 (2006) 0708010073 (2007)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO PURWOKERTO 2010