Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

download Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

of 18

Transcript of Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    1/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    PERCOBAAN II

    SIMULASI INVITRO MODEL FARMAKOKINETIKA (EKSTRAVASKULER)

    A. PENDAHULUAN

    1. Latar BelakanFarmakokinetika dapat didefenisikan sebagai setiap proses yang

    dilakukan tubuh terhadap obat, yaitu absorpsi, distribusi, metabolisme dan

    ekskresi. Dalam arti sempit farmakokinetika khususnya mempelajari perubahan-

     perubahan konsentrasi dari obat dan metabolitnya di dalam darah dan jaringan

    sebagai fungsi dari waktu. Tubuh kita dapat dianggap sebagai suatu ruangan

     besar, yang terdiri dari beberapa kompartemen yang terpisah oleh membran-

    membran sel. Sedangkan proses absorpsi, distribusi dan ekskresi obat dari dalam

    tubuh pada hakekatnya berlangsung dengan mekanisme yang sama, karena

     proses ini tergantung pada lintasan obat melalui membran tersebut (Tjay dan

    Rahardja, !!".

    #onsep dasar dari farmakokinetika adalah salah satunya memahami

     parameter-parameter farmakokinetika, yaitu parameter farmakokinetika primer 

    meliputi $olume distribusi (%d", klirens (&l", dan ke'epatan absorbsi (#a",

    sekunder meliputi ke'epatan eliminasi (#e" dan T) dan turunan meliputi *+&

    dan &ss. Dengan konsep-konsep tersebut dilakukan simulasi in $itro dengan

    menggunakan suatu model farmakokinetika untuk mengukur parameter-

     parameter farmakokinetika dan lebih memahami setiap parameternya. Setelah

    dibuat suatu model farmakokinetik dalam praktikum ini dapat digunakan untuk 

    karakteristirisasi suatu obat dengan meniru suatu perilaku dan nasib obat dalam

    sistem biologis jika diberikan dengan suatu pemberian rute utama dan bentuk 

    dosis tertentu.

    !. Da"ar Te#r$

    Farmakokinetika adalah suatu ilmu yang mempelajari kuantitas obat

    dalam tubuh sehubungan dengan waktu. Dengan kata lain, farmakokinetika

    mempelajari bagaimana proses-proses absorpsi, distribusi, metabolisme dan

    ekskresi terjadi, berdasarkan kadar obat yang terukur dalam 'airan tubuh $s

    waktu setelah pemberian (aldon, D.. !!".

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    2/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    Suatu obat dapat men'apai tempat kerja di jaringan atau organ, apabila

    obat tersebut melewati berbagai membran sel. /ada umumnya, membrane sel

    mempunyai struktur lipoprotein yang bertindak sebagai membran lipid

    semipermeabel (Shargel and 0u, 11". Se'ara praktis, makna klinik dari

     parameter-parameter tersebut adalah sebagai berikut2

    . Tetapan ke'epatan absorpsi (#a"

    Tetapan ke'epatan absorpsi menggambarkan ke'epatan absorpsi, yakni

    masuknya obat ke dalam sirkulasi sistemik dari tempat absorpsinya. 3ila

    terjadi hambatan dalam proses absorpsi, akan didapatkan nilai #a yang lebih

    ke'il. Satuan dari parameter ini adalah fraksi persatuan waktu (jam-  atau

    menit-".

    . aktu men'apai kadar pun'ak (tma4" 5ilai ini menunjukkan kapan kadar obat dalam sirkulasi sistemik men'apai

     pun'ak. 6ambatan pada proses absorpsi obat dapat dengan mudah dilihat dari

    mundurnya)memanjangnya t ma4.7. #adar pun'ak (&ma4"

    #adar pun'ak adalah kadar tertinggi yang terukur dalam darah)serum)plasma.

    &ma4 ini umumnya juga digunakan sebagai tolok ukur, apakah dosis yang

    diberikan 'enderung memberikan efek toksik atau tidak. Dosis dikatakan

    aman apabila kadar pun'ak obat tidak melebihi kadar toksik minimal (#T8".

    9. Tetapan ke'epatan eliminasi(#el"Tetapan ke'epatan eliminasi menunjukkan laju penurunan kadar obat setelah

     proses-proses kinetik men'apai keseimbangan. 5ilai ini menggambarkan

     proses eliminasi, walaupun perlu diingat bahwa pada waktu itu mungkin

     proses absorpsi dan distribusi masih berlangsung.

    :. aktu paro eliminasi (t)"aktu paro eliminasi adalah waktu yang diperlukan agar kadar obat dalam

    sirkulasi sistemik berkurang menjadi separonya. Rumusnya adalah !,;17)#el.;.

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    3/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    nilai ini juga akan menggambarkan durasi dan intensitas efek obat. (oenoes,

    =. 5. !!"

    3entuk model yang menerangkan kinetik obat setelah pemberian ekstra$askuler 

    adalah2

    /ersamaan yang merangkan perubahan kadar obat dalam darah, plasma, serum,

    atau sampel hayati lainnya pada tiap waktu (&t" adalah2

      F > ketersediaan hayati (bioa$ailabilitas"

      De$ > dosis obat yang diberikan se'ara ekstra$askular 

    Dari persamaan terebut dapat diketahui bahwa semakin 'epat atau banyak 

    obat yang diabsorpsi masuk ke dalam system sirkulasi atau semakin besar dosis,

    maka semakin 'epat dan tinggi kadar obat di dalam darah. Demikian sebaliknya,

    semakin banyak obat yang terdistribusi ke dalam jaringan, semakin rendah kadar 

    obat di dalam darah (6akim,

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    4/18

    18

    • Dien'erkan dengan air suling sampai didapat

    kadar !?!?9!?;!?!?!! m'g)ml

    • Diukur panjang gelombang maksimum pada

    spektrofotometer

    • Diamati nilai serapan pada λ :7!-:@! nm

    • Dibuat kur$a serapan

    • Ditentukan λ maksimal

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    • 8enerapkan analisis farmakokinetika dalam perhitungan parameter 

    farmakokinetika.

    B. BAHAN DAN ALAT *AN+ DI+UNAKAN

    1. BAHAN3ahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah metilen merah dan air suling.

    !. ALAT

    *lat yang digunakan dalam praktikum ini adalah spektrofotometer, magneti'

    stirrer, tabung reaksi, pipet ukur, gelas beaker

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    5/18

    18

    • Dilakukan berulang sampai semua dosis metilen merah

    masuk 

    • Dilakukan pengambilan sampel larutan metilen merah

     berkali-kali sebesar &l dan segera digantikan $olume yang

    diambil dengan air suling

    • Diukur serapan sampel pada λ  maksimalyang telahdiperoleh

    • Digunakan air suling sebagai blanko

    • Dihitung parameter farmakokinetika

    • Dilakukan pengamatan serapan pada semua larutan baku

    kerja pada λ maksimalyang telah didapat

    • Dibuat table pengamatan dari kur$a kadar larutan baku kerja

    terhadap serapan

    • Dihitung koefisien korelasinya dan dibuat persamaan

    arisn a

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    . Pe-&atan K&r0a Bak&

    . S$-&la"$ M#el Far-ak#k$net$ka In0$tr#R&te Ek"tra0a"k&ler2 k#-/arte-en "at& ter&ka

    6asil

    6asil

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    6/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    D. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUN+AN

    . /embuatan kur$a baku

    ! mg ad :! ml > ! mg) :! ml  > !, mg) ml

     > !! g) ml

    . /engen'eran

    • !! g)ml

    8.% > 8.%!! g)ml. % >!! g)ml. ! ml

      % > : ml ad ! ml

    • ! g)ml

    8.% > 8.%!!g )ml. % > ! g)ml. : ml

      %  > ! ml ad : ml

    • ;! g)ml

    8.% > 8.%

    !!g )ml. % > ;! g)ml. ! ml  % > 7 ml ad ! ml

    • 9! g)ml

    8.% > 8.%! g)ml. %  > 9! g)ml. ! ml

      % > : ml ad ! ml

    • ! g)ml

    8.% > 8.%!! g)ml. % > ! g)ml. !ml

      % > ml ad ! ml

    • ! g)ml

    8.% > 8.%!! g)ml. % > ! g)ml. !ml

      % > ml ad ! ml

    7. /erhitungan *+&, t) dan # 

    *+&A > (&E&!" 4 (t-t!"

      > (1,11E!" 4 (:-!"

     

    > @9,1: g.menit)ml

    *+&AA > (&E&!" 4 (t-t!"

     

    > (;,!1E1,11" 4 (7!-:" 

    > 1:,; g.menit)ml

    *+&AAA > (&E&!" 4 (t-t!" 

    > (1,1E;,!1" 4 (9:-7!"

     

    > ;1,: g.menit)ml*+&A% > (&E&!" 4 (t-t!"

     

    > (;,;1E1,1" 4 (;!-9:" 

    > 791,7: g.menit)ml

    *+&% > (&E&!" 4 (t-t!"

     

    > (:,;1E;,;1" 4 (@:-;!" 

    > 7@,: g.menit)ml

    *+&%A > (&E&!" 4 (t-t!" 

    > (1,1E:,;1" 4 (1!-@:"

     

    > ;,; g.menit)ml*+&%AA > (&E&!" 4 (t-t!"

     

     > (:,1E1,1" 4 (!:-1!" 

     > !@,: g.menit)ml

    *+&%AAA > (&E&!" 4 (t-t!"

        > (,1E:,1" 4 :

     

      > ;!,; g.menit)ml*+&A > (&E&!" 4 (t-t!"

     

    > (,91E,1" 4 (7:-!"

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    7/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

      > 7,: g.menit)ml

    *+&tot > *+&AE*+&AAE*+&AAAE*+&A%E*+&%E*+&%A

    E*+&%AAE*+&%AAAE*+&A> @9,1: E 1:,; E ;1,: E

    791,7: E 7@,: E ;,; E

    !@,: E ;!,; E 7,:

    > :1:,9@: g.menit)ml

    6arga #e

    #e > ,7!7 4 (-b"  > ,7!7 4 (-(-!,!;""

      > !,!7@ ppm)menit

    6arga t)

    t) >

    t) >

    t) > ,@7 menit

    9. /enimbangan 3ahan 3aku

    3erat adah ! mg3erat 8etilen 8erah ! mg

    3erat adah E 8etilen 8erah ! mg

    /enimbangan 8etilen 8erah Sampel

    3erat adah @ mg

    3erat 8etilen 8erah : mg

    3erat adah E 8etilen

    8erah

    7 mg

    3erat adah 1,7 mg

    3erat 8etilen 8erah : mg

    3erat adah E 8etilen

    8erah

    7, mg

    3erat adah 1!,7 mg

    3erat 8etilen 8erah : mg

    3erat adah E 8etilen

    8erah

    :,7 mg

    3erat adah 1;,9 mg

    3erat 8etilen 8erah : mg

    3erat adah E 8etilen

    8erah

    1, mg

    :. /embuatan #ur$a 3aku

    #adar *bsorbansi (*"

     ! ppm !,;: *

    ! ppm !,:9 *

    9! ppm !,9;; *

    ;! ppm !,;@ *

    0,037

    G ma4 > :7! nm

      R > !,111  a > !,!:

      b > !,!

      y > !,!: E !,! 4

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    8/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    ! ppm !,1 *

    !! ppm ,!@7 *

    ;. Tabel 5ilai Serapan 8etilen 8erah pada 3erbagai 8odel

    #el t (s" *bsorbansi (*" #adar (&"

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    9/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    A%

    !

    :

    7!9:

    ;!@:

    1!!:

    !

    7:

    !

    !,!

    !,!7!,

    !,:!,9!

    !,7!,7

    !,@

    !,

    !

    ,1

    9,91;,11

    1,1,1

    @,71;,91

    :,1

    :,1

    !

    !,7;

    !,;;!,:

    !,1@!,1

    !,@!,

    !,@@

    !,@

    a > ,;1

     b > - !,!!77

    R > -!,11 #e 2

    !,!!@:

     ppm)mntT) 2 1,9

    mnt

    @. Tabel 5ilai *+&

    #elompok *+&

    A :1:,9@: g menit)m<

    AA :,@: g menit)m<AAA :!,9@: g menit)m<

    A% !9,1@: g menit)m<

    . #ur$a

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    10/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    #elompok 7 #elompok 9

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    11/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    E. PEMBAHASAN

    /er'obaan simulasi model in $itro farmakokinetik ini bertujuan untuk 

    menjelaskan proses farmakokinetik obat dalam tubuh setelah pemberian se'ara

    ektra$askuler dan mengetahui profil farmakokinetik obat. Dalam metode ini, suatu

    wadah digambarkan sebagai kompartemen tubuh dimana obat mengalami profilfarmakokinetik dari absorpsinya hingga eliminasi obat. Sampel untuk per'obaan ini

    yaitu metilen merah yang akan di uji aktifitas farmakokinetiknya dengan

    menggunakan metode model in $itro.

    /erbedaan pemberian se'ara intra$askuler dan ekstra$askuler pada

     praktikum adalah perlakuan dalam menambahkan obat dalam suatu wadah yang

    dianggap kompartemen tubuh untuk membedakan profil absorbsi dan eliminasi.

    /ada pemberian intra$askuler dosis obat (! mg" dimasukkan pada waktu !

    kemudian diambil klirensnya seketika setelah obat homogen dalam wadah, hal

    tersebut diibaratkan obat langsung masuk ke saluran sistemik tanpa melalui proses

    absorbsi. Sedangkan pemberian ekstra$askuler pada waktu ! tidak ada obat pada

    sirkulasi sistemik (tidak ada obat yang dimasukkan dalam wadah" kemudian

    dilakukan klirens yang pertama, setelah klirens pertama obat dimasukkan dalam

    wadah hingga menit ke-;! dengan dosis yang sama. 6al tersebut menunjukkan

     bahwa obat se'ara ekstra$askuler mengalami proses absorbsi dengan konsentrasi

    yang meningkat sebelum dieliminasi. /ada menit ke-;! hingga 7: konsentrasi

    menurun seiring terjadinya proses distribusi dan eliminasi.

    /embuatan larutan baku induk metilen merah !! ppm dibuat dengan 'ara

    melarutkan ! mg metilen merah dalam :! ml air suling. Dari larutan baku induk 

    dibuat konsentrasi bertingkat !?!?9!?;!?!?!! g)ml.

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    12/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    ekstra$askular,bioa$ailibilitasnya lebih rendah dibanding intra$as'ular. 6al ini

    dikarenakan obat mengalami proses absorpsi terlebi dahulu (=unilda,.dkk, 11:".

    /erbedaan selanjutnya terjadi pada kur$a berikut 2

    Bambar . #ur$a ekstra$askular Bambar . #ur$a intra$askular 

    /arameter farmakokinetika dari kedua jalur pemberian obat tersebut terdapatsedikit perbedaan, yaitu pada proses absorpsi. /arameter yang digunakan adalah

    tetapan ke'epatan absorpsi (#a". *bsorpsi adalah proses perpindahan obat dari

    tempat pemberian)aplikasi menuju ke sirkulasi)peredaran darah yang selanjutnya

    men'apai target aksi obat. Tetapan ke'epatan absorbs (#a" menggambarkan

    ke'epatan absorbsi, yaitu masuknya obat ke dalam sirkulasi sistemik dari

    absorbsinya (saluran 'erna pada pemberian oral, jaringan otot pada pemberian

    intramuskular". /arameter inilah yang membedakan antara ekstra$askular dengan

    intra$as'ular. 6al ini dikarenakan saat pemberian intra$as'ular, obat langsung

    masuk ke sistemik, tidak melalui proses absorpsi dulu (5eal, !!;".

    /roses distribusi diilustrasikan oleh larutan dalam gelas beker. /arameter 

    farmakokinetika yang digunakan yaitu %olume distribusi (%d" merupakan $olume

    hipotesis 'airan tubuh yang akan diperlukan untuk melarutkan jumlah total obat

     pada konsentrasi yang sama seperti yang ditemukan dalam darah (*nsel, !!;".

    Digunakan satu wadah sebagai ilustrasi model kompartemen satu terbuka. 8odel ini

    menganggap bahwa berbagai perubahan kadar obat dalam plasma men'erminkan

     perubahan yang sebanding dengan kadar obat dalam jaringan (Shargel, 1".

    #lirens merupakan parameter farmakokinetika yang menggambarkan

    eliminasi obat yang merupakan jumlah $olume 'airan yang mengandung obat yang

    dibersihkan dari kompartemen tubuh setiap waktu tertentu. Se'ara umum eliminasiobat terjadi pada ginjal dan hati yang sering dikenal dengan istilah klirens total yang

    merupakan jumlah dari klirens ginjal (renalis" dan hati (hepatik" (8uts'hler, 11".

    Setiap pengambilan larutan klirens pada wadah ditambahkan kembali air 

    suling sebanyak !! ml untuk menggambarkan kondisi sink dalam tubuh. Tahap

    selanjutnya yaitu pengukuran konsentrasi setiap larutan dengan menggunakan

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    13/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    spektrofotometer +%-%AS pada λ  :7! nm untuk menentukan kadar metilen merah yang

    diekskresikan per satuan waktu. 6asil absorbansi setiap larutan digunakan untuk 

    menentukan konsentrasinya dengan menggunakan kur$a baku metilen merah yang

    telah diketahui sebelumnya.

    6asil pengamatan dapat diketahui bahwa konsentrasi metilen merah

    mengalami kenaikan kadar, lalu men'apai pun'ak pada konsentrasi tertentu hingga

    mengalami penurunan kadar yang sebanding dengan selang waktu dari larutan yang

    diambil. /roses absorpsi terjadi pada menit ke-! hingga konsentrasi tertinggi pada

    menit ke-;! yang ditunjukkan dengan adanya grafik yang naik. Selanjutnya proses

    distribusi dan eliminasi terjadi pada menit ke-;! hingga 7: di mana terjadi

     penurunan grafik.

    3erdasarkan per'obaan pemberian obat melalui intra$ena, dapat diketahui

     parameter primer yang menunjukan profil farmakokinetiknya yaitu $olume

    distribusi sebesar :!! ml dan klerens sebesar !!ml): menit. #a tidak dihitungkarena pada per'obaan ekstra$askular ini yang dibuat grafik regresi linier hanya

    mulai menit ke-;! hingga 7:.  Dari parameter primer didapatkan parameter 

    sekunder berupa t) sebesar ,@7 menit dan harga # sebesar !,!7@)menit.

    #emudian adapula parameter turunan salah satunya *+& dari sample metilen

    merah didapatkan nilai sebesar :1:,9@: g menit)m

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    14/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    ditentukan dengan suatu prosedur integrasi numeri', metode rumus trapesium atau

    se'ara langsung dengan menggunakan planimeter. Satuan *+& adalah konsentrasi

    waktu (misalnya, mg jam)ml" (Baniswara, S.B., 11:".

    #ur$a kalibrasi dibuat berdasarkan t(s" sebagai sumbu 4 dan log (&" sebagai

    sumbu y, sehingga diperoleh t versus  log &. Dari kur$a tersebut diperoleh nilai

    a>,99 ? b>-!,!; dan R>-!,111. 6al ini dapat disimpulkan bahwa nilai tersebut

    memasuki rentang !-. 5ilai tersebut sebanding dengan hasil kelompok lain yang

    rata-rata memiliki nilai R>-!,11, sedangkan nilai regresi yang paling baik yaitu

    (8akoid, 8.&., %u'heti'h, /..5 and 3anakar, +.%., 111". 3erdasarkan keempat

    kelompok, didapatkan bahwa nilai *+& terbaik diperoleh oleh kelompok , yaitu

    :1:,9@: g menit)m

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    15/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    Tjay dan Rahardja, !!, $bat(obat Penting, hasiat, Pengunaaan dan )'ek 

    *ampingn+a, Ldisi %, akarta2 /T Lle4 8edia #omputindo #elompok 

    Bramedia.

    aldon, D.., !!, Pharmacokinetics and Drug &etabolism. &ambridge2 *mgen,

    An'., Hne #endall SMuare, 3uilding !!!, +S*.=unilda, S.3, dan F.D. Suyatna, 11:,  Pengantar Farmakologi, Dalam

     Farmakologi dan Terapi, /enerjemah2 3agian farmakologi F#+A, akarta2

    +ni$ersitas /ress.

    H. LAMPIRAN

    . *pa yang dimaksud dengan model farmakokinetika dan mengapa diperlukan model

    farmakokinetika N sebutkan ma'amnya O

    awab2 8odel farmakokinetika merupakan penggambaran sistem biologik yang

    kompleks yang dibuat penyederhanaan anggapan mengenai pergerakan obat

    (Sriwidodo, 1:". 8odel Farmakokinetik merupakan suatu hubungan matematik yang menggambarkan perubahan konsentrasi terhadap waktu dalam sistem yang

    diperiksa. Tujuan dibuat model farmakokinetika ialah untuk menyederhanakan

    struktur tubuh (hewan atau manusia" yang begitu kompleks menjadi model

    matematik yang sederhana, sehingga mempermudah menerangkan nasib obat

    (*D8L" di dalam tubuh (6akim, !".

    8odel farmakokinetik berguna untuk (Shargel P 0u, 1"2

    • 8emperkirakan kadar obat dalam plasma, jaringan dan urine pada berbagai

     pengaturan dosis

    • 8enghitung pengaturan dosis optimum untuk tiap penderita se'ara indi$idual

    • 8emperkirakan kemungkinan akumulasi obat dngan akti$itas farmakologi

    atau metabolit metabolit

    • 8enghibungakan kemungkinan konsentrasi obat dengan akti$itas

    farmakologik atau toksikologik 

    • 8enilai perubahan laju atau tingkat a$ailabilitas antar formulasi

    • 8enggambarkan perubahan faal atau penyakit yang mempengaruhi absorbsi,

    distribusi dan eliminasi

    • 8enjelaskan interaksi obat

    Maa- 3 -aa- -#el 4ar-ak#k$net$ka1. M#el Ma--$llar5

    8odel terdiri atas satu atau lebih kompartemen perifer yang dihubungkan ke

    suatu kompartemen sentral. #ompartemen sentral mewakili plasma dan

     jaringan-jaringan yang perfusinya tinggi dan se'ara 'epat berkesetimbangan

    dengan obat. 8odel mamillary dapat dianggap sebagai suatu sistem yang

     berhubungan se'ara erat, karena jumlah obat dalam setiap kompartemen dalam

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    16/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    setiap sistem tersebut dapat diperkirakan setelah obat dimasukkan ke dalam

    suatu kompartemen tertentu. 8enurut 8ammillary model kompartemen dibagi

    menjadi 2

    a. #ompartemen satu terbuka i$

    /erfusi terjadi sangat 'epat seperti tanpa proses distribusi sebab distribusi

    tidak diamati karena terlalu 'epatnya. (6anya ada satu fase yaitu eliminasi".

     b. #ompartemen satu terbuka e$

    Sebelum memasuki kompartemen sentral, obat harus mengalami absorbsi.

    (Terdiri dari fase yaitu absorbsi dan eliminasi".

    c. #ompartemen terbuka intra$askuler 

    #ompartemen dianggap hanya satu dan ada proses distribusi dari sentral ke

     perifer atau sebaliknya. Tidak ada proses absorbsi tetapi ada proses

    eliminasi.

    d. #ompartemen terbuka ekstra$askuler 

    Hbat mengalami proses absorpsi, distribusi dan eliminasi.

    !. M#el Caternar5

    Dalam farmakokinetika model mammilary harus dibedakan dengan ma'am

    model kompartemen yang lain yang disebut model 'aternary. 8odel 'aternary

    terdiri atas kompartemen-kompartemen yang bergabung satu dengan yang lain

    menjadi satu deretan kompartemen. Sebaliknya, model mammilary terdiri atas

    satu atau lebih kompartemen yang mengelilingi suatu kompartemen sentral.

    %. M#el F$"$#l#$k (M#el Al$ran)

    8odel fisiologik juga dikenal sebagai model aliran darah atau model perfusi,

    merupakan model farmakokinetik yang didasarkan atas data anatomik danfisiologik yang diketahui. 8akna yang nyata dari model fisiologik adalah dapat

    digunakannya model ini dalam memprakirakan farmakokinetika pada manusia

    dari data hewan. adi, parameter-parameter fisiologik dan anatomik dapat

    digunakan untuk memprakirakan efek obat pada manusia berdasar efek obat

     pada hewan *hargel dan -u, ./001

    . *pa yang dimaksud dengan $olume distribusi dan klirens suatu obat N

    awab2 %olume distribusi merupakan parameter yang menerangkan seberapa luas

    suatu obat terdistribusi dalam tubuh. %olume ini tidak bermakna faal atau tidak ada

    kaitannya dengan faal. %olume distribusi dipengaruhi oleh 2

    • /erfusi darah 0aitu seberapa 'epat dan banyak obat masuk dalam darah.

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    17/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    %d > umlah obat di dalam tubuh ) &

    #lirens suatu obat adalah faktor yang memprediksi laju eliminasi yang berhubungan

    dengan konsentrasi obat 2

    &< >

  • 8/16/2019 Laporan Akhir Farkindas p2 simulasi in vitro ekstravaskuler

    18/18

    18

     Laporan Akhir Praktikum Farmakokinetika Dasar 

    kemungkinan minimum %d yang sama dengan komponen darah di mana komponen-

    komponen tersebut didistribusi (*ngestiarum , !: 1%

    9. elaskan faktor dari timbulnya $ariabilitas kadar obat dalam plasma setelah dosis

    yang sama diberikan pada pasien yang berbedaN

    awab2 faktor dari timbulnya $ariabilitas kadar obat dalam plasma setelah dosis

    yang sama diberikan pada pasien yang berbeda adalah

    • 3erat badan 2 obat yang besifat lipofilik ketika terjadi kenaikan berat badan

    makan $olume distribusinya pun akan mengalami peningkatan sehingga kadar 

    obat daram darah sedikit sedangkan obat yang bersifat hidrofilik tidak 

     berpengaruh ketika terjadi kenaikan berat badan.

    • *liran darah 2 semakin 'epat aliran darah, ke'epatan absorbsi semakin besar 

    sehingga obat lebih 'epat dimetabolisme atau berada dalam plasma.

    • /rotein plasma 2 albumin salah satunya apabila obat banyak yang terikat kuat

     pada protein plasma mempunyai %d yang ke'il serta kadar obat dalam darah

    tinggi.