LAPORAN AKHIR OPRASIONAL PENELITIAN RUTIN
Transcript of LAPORAN AKHIR OPRASIONAL PENELITIAN RUTIN
LAPORAN AKHIR
OPRASIONAL PENELITIAN RUTIN
PERSEPSI MAHASISWA NON MUSLIM UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH METRO TERHADAP PROGRAM PERKULIAHAN
AL-ISLAM DAN KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) ALA MONDOK
TIM PENGUSUL
Ketua Peneliti : Dr. M. Ihsan Dacholfany, M. Ed (NIDN. 0229077501)
Anggota 1 : Iswati, S. Pd.I., M. Pd.I (NIDN. 0212048503)
Anggota 2 : Renci (NPM. 17250034)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2020
Kode/Nama Rumpun Ilmu: / Ilmu Agama Islam
ii
LAPORAN AKHIR
OPRASIONAL PENELITIAN RUTIN
PERSEPSI MAHASISWA NON MUSLIM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
METRO TERHADAP PROGRAM PERKULIAHAN AL-ISLAM DAN
KEMUHAMMADIYAHAN (AIK) ALA MONDOK
TIM PENGUSUL
Ketua Peneliti : Dr. M. Ihsan Dacholfany, M. Ed (NIDN. 0229077501)
Anggota 1 : Iswati, M.Pd.I (NIDN. 0212048503)
Anggota 2 : Renci (NPM. 17250034)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO 2020
Kode/Nama Rumpun Ilmu: / Ilmu Agama Islam
iv
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul Penelitian : Persepsi Mahasiswa Non Muslim UM Metro Terhadap
Program Perkuliahan Al-Islam Kemuhammadiyahan
(AIK) 1 ala mondok
Tim Peneliti
No Nama Jabatan Bidang Keahlian Instansi Asal
1 Dr. M. Ihsan D, M. Ed Ketua
Pengusul
Manajemen
Pendidikan
Islam
UM Metro
2 Iswati, M.Pd.I Anggota
Pengusul
Pendidikan
Agama Islam
UM Metro
3 Renci Anggota
Pengusul
Mahasiswa PAI UM Metro
1. Objek Penelitian :
Mahasiswa Non Muslim di Universitas Muhammadiyah Metro
2. Masa Pelaksanaan :
Mulai Tahun: 2020
Berakhir Tahun: 2020
3. Usulan biaya Internal UM Metro:
Tahun 2020 : Rp. 5.000.000
4. Lokasi Penelitian :
Universitas Muhammadiyah Metro
5. Intansi lain yang terlibat (jika ada) :
Pondok Pesantren At-Tanwir Kota Metro
6. Target Luaran:
Publikasi ilmiah dalam jurnal ilmiah yang ber-ISSN
v
DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL ........................................................... .................. ....... i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................ .................. ....... ii
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM ...................................... .................. ...... iii
DAFTAR ISI ......................................................................... .................. ......iv
RINGKASAN........................................................................ .................. ...... v
PRAKATA ............................................................................ .................. ......vi
DAFTAR TABEL ................................................................. .................. ..... vii
DAFTAR GAMBAR ............................................................. .................. .... viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................... .................. ......ix
BAB I PENDAHULUAN ...................................................... .................. ...... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ....................................... .................. ...... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................ .................. ...... 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................. .................. ...... 3
1.4 Asumsi Penelitian ................................................. .................. ...... 4
BAB II KAJIAN LITERATUR .............................................. .................. ...... 5
2.1 Persepsi ............................................................... .................. ...... 5
2.1.1 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ............... ...... 6
2.1.2 Proses Terjadinya Persepsi ....................... .................. ...... 7
2.2 Mahasiswa Non Muslim ...................................... .................. ...... 9
2.3 Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) ............ .................. .... 10
2.4 Penelitian yang Relevan ...................................... .................. .... 12
BAB III METODE PENELITIAN ......................................... .................. .... 13
3.1 Model Penelitian .................................................. .................. .... 13
3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian .............................. .................. .... 13
3.3 Instrumen Penelitian ............................................ .................. .... 13
3.4 Sumber Data Penelitian ...................................... .................. .... 13
3.4 Analisis Data ........................................................ .................. .... 15
BAB IV HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI ............... .................. .... 16
4.1 Hasil Penelitian .................................................... .................. ... .16
a. Persepsi Mahasiswa non muslim terhadap program
perkuliahan AIK ala Mondok di Pondok At-Tanwir ............ .16
b. Persepsi Mahasiswa non muslim tentang Ajaran Islam
Setelah Mengikuti perkuliahan AIK ala Mondok
di Pondok At-Tanwir ............................................................ .19
4.2 Luaran Penelitian ................................................. .................. .... 21
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................... .................. .... 22
DAFTAR PUSTAKA ............................................................ .................. .... 24
vi
DAFTAR TABEL
Rekapitulasi Data Mahasiswa Non Muslim UM Metro……………………… 14
vii
DAFTAR GAMBAR
Kegiatan Mahasiswa di Pembelajaran AIK ala mondok……………………….18
Dosen Memberikan Penjelasan…………………………………………………..19
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Instrumen Wawancara …………………………………………………………..26
Surat-Surat Administrasi Penelitian ……………………………………………29
Luaran Penelitian ………………………………………………………………...31
ix
RINGKASAN
Universitas Muhammadiyah Metro adalah universitas yang universal atau
dalam artian mahasiswa non muslim pun boleh saja untuk kuliah di Universitas Muhammadiyah Metro. Namun, Universitas Muhammadiyah Metro memiliki kebijakan-kebijakan tertentu dalam penyelenggaraan perkuliahan AIK yang merupakan salah satu ciri dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah yakni wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baik yang beragama Islam maupun yang beragama non-Islam.
Tujuan Penelitian ini untuk mendeskripsikan persepsi Mahasiswa Non Muslim Terhadap Perkuliahan Al Islam dan Kemuhammadiyahan ala mondok dan Mengetahui persepsi Mahasiswa Non Muslim terhadap Ajaran Agama Islam sesudah mengikuti Perkuliahan Al Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK). Target luaran yang adalah publikasi ilmiah dalam jurnal ilmiah yang ber-ISSN. Target tujuan jangka panjang setelah penelitian ini adalah dapat tersusun desain dan metode pembelajaran AIK yang dapat menarik minat mahasiswa muslim secara umum dan Non Muslim secaea khusus dalam rangka meningkatkan learning motivation.
Penelitian yang dilakukan termasuk kategori penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dalam penelitian ini, peneliti memilih informan dengan menggunakan metode purposive sampling. Purposive sampling merupakan pemilihan sampel dengan menyelaraskan antara tujuan penelitian dan sampel yang diambil. Yang menjadi sampel adalah beberapa mahasiswa non muslim yang telah mengambil mata kuliah AIK 1.
Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi mahasiswa non muslim terhadap program perkuliahan AIK ala Mondok, sebagian besar menyatakan setuju dan sebagian kecil kurang setuju, persepsi mahasiswa non muslim terhadap ajaran Islam setelah melaksanakan AIK ala Mondok, mereka bertambah pengetahuannya tentang Islam, dan memahami bahwa segala sesuatu di dalam Islam itu ada tuntunannnya dan perkuliahan AIK ala mondok adalah kekhasan universitas Muhammadiyah Metro.
Kata kunci: Persepsi Mahasiswa, Non Muslim, Pembelajaran, Al Islam Kemuhammadiyahan
1
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma’ruf
nahi mungkar, berakidah Islam yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah.
Sebagai gerakan dakwah Islam Muhammadiyah memiliki tujuan untuk
menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud
masyarakat Islam yang sebenar-benarnya (Musthafa Kamal Pasha dan
Ahmad Adaby Darban, 2000).
Ruang lingkup gerakan Muhammadiyah setidaknya dapat
dikelompokkan menjadi: 1)Bidang pendidikan 2) Bidang keagamaan dan 3)
Bidang kemasyarakatan. Dalam bidang pendidikan, Muhammadiyah
konsekwen untuk mencetak elit muslim terdidik dengan cara mendirikan
lembaga pendidikan formal dari semua tingkatan mulai dari jenjang
pendidikan anak usia dini hingga perguruan tinggi.
Universitas Muhammadiyah Metro yang selanjutnya disingkat
dengan UM Metro merupakan salah satu perguruan tinggi dari Amal Usaha
Muhammadiyah yang keberadaannya memiliki peran ganda, yaitu di
samping harus menyelenggarakan pendidikan (Transfer Of Knowledge) juga
memiliki misi keagamaan (Transfer of Value) atau dengan istilah lain UM
Metro tidak hanya berfungsi sebagai institusi akademik, melainkan juga
institusi kepanjangan tangan dakwah Muhammadiyah. Terutama dakwah
kepada civitas akademika yang terdiri dari dosen, karyawan, mahasiswa dan
masyarakat sekitar, Artinya UM Metro memiliki fungsi sebagai lembaga
dakwah Muhammadiyah dalam mencapai tujuan utama Muhammadiyah
lewat bidang pendidikan guna mewujudkan masyarakat yang sebenar-
benarnya.
Salah satu ciri yang melekat pada perguruan tinggi Muhammadiyah
(PTM) adalah keikutsertaannya dalam lembaga dakwah sebagai upaya
untuk melahirkan, memperbanyak dan meningkatkan kualitas kader-kader
Muhammadiyah. Sesuai dengan hal itu, upaya maksimal untuk melahirkan
kader-kader Muhammadiyah melalui proses pendidikan di lembaga
pendidikan Muhammadiyah harus diupayakan melalui berbagai usaha
terutama melalui pendidikan dan pembelajaran Al Islam dan
Kemuhammadiyahan (AIK).
2
Pembelajaran AIK di PTM menempati posisi strategis. Bahkan,
menjadi ruh penggerak dan menjadi misi utama penyelenggaraan PTM.
Pendidikan Al-Islam dan Kemuhamadiyahan (AIK) juga menjadi kekuatan
PTM. Karena dapat menjadi basis kekuatan spiritual, moral dan intelektual
serta daya gerak bagi seluruh civitas akademika. Pendidikan AIK juga
sebagai identitas karakter civitas akademika PTM, yaitu sebagai muslim
yang berkemajuan,berakhlakul karimah, berjiwa philantropis, memiliki jiwa
kepemimpinan dan kepedulian terhadap persoalan umat dan bangsa.
Dalam pelaksanannya, sudah ada beberapa PTM sudah melakukan konsep
kampus Islami dengan bentuk beragam, model dan mekanisme yang variatif.
Namun tetap harus dalam koridor Islami sebagaimana karakter
Muhammadiyah.
Sesuai Pedoman Pendidikan AIK Perguruan Tinggi Muhammadiyah
yang dirumuskan oleh tim Majlis Pendidikan Tinggi Pimpinan Pusat
Muhammadiyah jumlah jam pembelajaran dan SKS masing-masing PTM
dapat berbeda, minimal 8 SKS dan maksimal 12 SKS (Majlis Dikti PP
Muhammadiyah, 2013). AIK merupakan salah satu ciri dari perguruan tinggi
Muhammadiyah yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa baik yang
beragama Islam maupun yang beragama non-Islam. AIK bisa dikatakan
sejenis Pendidikan Agama Islam diperguruan tinggi umum, perbedaannya
Pendidikan Agama Islam cukup diberikan hanya satu semester, sementara
AIK diberikan selama empat semester dengan penjenjangan yaitu AIK I, AIK
II, AIK III dan AIK IV.
Sebagai kampus Muhammadiyah, UM Metro melaksanakan Catur
Darma Perguruan Tinggi dalam fungsi keberadaannya sebagai institusi
Perguruan Tinggi. Berbeda dengan PTN atau PTS non Muhammadiyah, UM
Metro tidak saja mewujudkan kegiatan pendidikan, penelitian, dan
pengadian, tetapi juga harus melakukan proses pembentukan karakter yang
berbasis pada nilai-nilai ajaran Islam. Sesuai dengan Catur Darma
Perguruan Tinggi tersebut, UM Metro tidak membatasi pada kelompok
tertentu tapi bersifat universal. Artinya UM Metro terbuka pada setiap
kelompok, baik aliran tertentu dalam Islam maupun non Islam. menyikapi
berbagai kelompok agama yang berbeda dengan visi misi Muhammadiyah,
maka Universitas Muhammadiyah Metro memiliki kebijakan-kebijakan
tertentu dalam penyelenggaraan perkuliahan AIK. Kebijakan-kebijakan
3
tersebut adalah dengan mewajibkan setiap mahasiswa tidak terkecuali
mahasiswa non muslim untuk menempuh mata kuliah AIK.
Menyadari peran ganda yang diemban oleh UM Metro sebagaimana
yang telah disinggung di atas serta didukung dengan adanya mahasiswa
non muslim yang menuntut ilmu di UM Metro, maka UM Metro khususnya
wakil rektor IV bidang AIK terus melakukan koreksi akan metode
pembelajaran yang diterapkan, sehingga di tahun 2018 Universitas
Muhammadiyah Metro telah melakukan kerjasama dengan Pimpinan Pondok
Pesantren Muhammadiyah At-Tanwir dalam rangka membangun jiwa
mahasiswa yang Islami yang kokoh dengan menerapkan belajar AIK ala
mondok baik bagi mahasiswa muslim dan non muslim. Pembelajaran ini
berlangsung selama kurang lebih lima hari empat malam di Pondok
Pesantren Muhammadiyah At-Tanwir. Selama disana, seluruh mahasiswa
UM Metro khususnya yang saat ini sedang duduk di semester satu akan
belajar mengenai AIK 1.
Salah satu mahasiswa non muslim menyatakan bahwa dirinya merasa
nyaman dan tidak terbebani dengan kewajiban menempuh mata kuliah AIK
yang notabene berbeda dari agama yang ia yakini. Pendapat dari informan
awal tentu tidak dapat mewakili pendapat pendapat serta argumen dari
mahasiswa non muslim lainnya tentang keberadaan mata kuliah AIK 1 yang
diwajibkan bagi seluruh mahasiswa di lingkungan Universitas
Muhammadiyah Metro. Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk
meneliti persepsi mahasiswa non muslim terhadap mata kuliah AIK 1.
Adapun peneliti mengemas penelitian ini dengan judul “Persepsi Mahasiswa
Non Muslim UM Metro Terhadap Program Pembelajaran AIK Ala Mondok”
1.2. Rumusan Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan:
1. Bagaimana persepsi Mahasiswa Non Muslim Terhadap Perkuliahan Al
Islam dan Kemuhammadiyahan ala mondok ?
2. Bagaimanan persepsi Mahasiswa Non Muslim terhadap Ajaran Agama
Islam sesudah mengikuti Perkuliahan Al Islam dan Kemuhammadiyahan
(AIK)?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas yang menjadi tujuan adalah:
4
c. Untuk Mengetahui persepsi Mahasiswa Non Muslim Terhadap
Perkuliahan Al Islam dan Kemuhammadiyahan ala mondok
d. Untuk Mengetahui persepsi Mahasiswa Non Muslim terhadap Ajaran
Agama Islam sesudah mengikuti Perkuliahan Al Islam dan
Kemuhammadiyahan (AIK).
1.4 Asumsi Penelitian
Asumsi dalam penelitian ini adalah:
a. Program Perkuliahan AIK 1 ala Mondok ini diharapkan akan membwa
hasil positif bagi mahasiswa muslim karena mereka tidak hanya belajar
Islam dari segi intelektual saja (kognitif) tetapi langsung aplikasi.
b. Mahasiswa dapat belajar dengan mandiri dan mengenal nuansa
kehidupan di pondok.
c. Validator yaitu dosen yang sudah berpengalaman dalam mengajar dan
dipilih sesuai dengan bidangnya.
d. Item-item hasil wawancara mencerminkan penilaian output secara
komprehensif, menyatakan layak dan tidaknya pembelajaran AIK 1 ala
mondok ini di lanjutkan.
5
BAB II
KAJIAN LITERATUR
2.1 Persepsi
Persepsi berasal dari bahasa Latin , perceptio, percipio yang artinya
tindakan menyusun, mengenali, dan menafsirkan informasi sensoris guna
memberikan gambaran dan pemahaman tentang lingkungan. DALAM
Kamus Besar Bahasa Indonesia persepsi adalah “Proses seseorang
mengetahui beberapa hal melalui panca inderanya. Menurut Eysenck dalam
(Asrori, 2009) persepsi adalah proses belajar dan pengalaman. Hasil proses
belajar dan interaksi seseorang akan memberikan pengalaman bagi dirinya
untuk dapat membandingkan keadaan yang dihadapi.
Slameto (2015) mengatakan bahwa persepsi adalah proses yang
berkaitan dengan masuknya pesan dan informasi ke dalam otak manusia.
Sedangkan menurut Abdurahman Shaleh dan Muhbib Abdul Wahab
(2004:88) persepsi adalah proses yang menggabungkan dan
mengorganisasikan data-data indra seseorang (pengindraan) untuk
dikembangkan sedemikian rupa sehingga dapat menyadari di sekelilingnya
termasuk sadar akan dirinya sendiri.
Berdasarkan beberapa perspektif mengenai persepsi di atas, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwasanya persepsi bukan sekedar proses
pengindraan saja, tetapi ada unsur interpretasi di dalamnya. Persepsi juga
merupakan sebuah proses pengamatan individu terhadap segala sesuatu
yang ada di dalam lingkungannya. Persepsi individu muncul karena adanya
aktivitas mengindra, menginterpretasikan dan memberi penilaian terhadap
objek-objek fisik maupun social yang ada di lingkungannya.
Proses pemahaman terhadap rangsang atau stimulus yang diperoleh
oleh indera menyebabkan persepsi terbagi menjadi beberapa jenis yaitu :
a) Persepsi visual yaitu persepsi yang didapatkan dari penglihatan.,
b) Persepsi auditori didapatkan dari indera pendengaran yaitu telinga,
c) Persepsi perabaan yaitu persepsi yang didapatkan dari indera taktil yaitu
kulit.
d) Persepsi penciuman adalah persespsi yang didapatkan dari indera
penciuman yaitu hidung.,
e) Persepsi pengecapan
6
Persepsi dalam Islam adalah fungsi psikis yang penting yang
menjadi jendela pemahaman bagi peristiwa dan realitas kehidupan yang
dihadapi manusia. Manusia sebagai makhluk yang diberikan amanah
kekhalifahan diberikan berbagai macam keistimewaan yang salah satunya
adalah proses dan fungsi persepsi yang lebih rumit dan lebih kompleks
dibandingkan dengan makhluk Allah yang lainnya. Dalam bahasa Al-
Qur’an, beberapa proses dan fungsi persepsi dimulai dari proses
penciptaan. Dalam firman Allah artinya dan Sesungguhnya Kami telah
menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. kemudian
Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. kemudian Kami jadikan Dia makhluk yang (berbentuk) lain.
Maka Maha sucilah Allah, Pencipta yang paling baik. (Q.S. Al-Mukminun
ayat 12-24)
Proses persepsi dilalui dengan proses penerimaan stimulus pada
reseptor yaitu indera, yang tidak langsung berfungsi setelah dia lahir, tetapi
akan berfungsi sejalan dengan perkembangan fisiknya (Najati, 2001). Di
dalam Al-Qur‟an terdapat terdapat beberapa ayat yang maknanya
berkaitan dengan panca indera yang dimiliki manusia, antara lain dalam
QS. An-Nahl ayat 78 yaitu : Artinya : dan Allah mengeluarkan kamu dari
perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia
memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.
Berdasarkan definisi-definisi di atas, persepsi mengandung
pengertian yang sangat luas menyangkut intern dan ekstern. Berbagai ahli
telah memberikan definisi yang beragam tentang persepsi, namun pada
prinsipnya mengandung makna yang sama.
2.1.1 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persepsi
Bimo Walgito (1991,54) mengemukakan tiga faktor yang
berpengaruh terhadap persepsi yaitu:
a. Stimulus yang kuat, stimulus yang melampaui lambang stimulus
kejelasan akan banyak pengaruh terhadap persepsi.
b. Fisiologis dan psikologis, jika system fisiologisnya terganggu hal ini
akan berpengaruh dalam persepsi seseorang. Segi psikologis yang
7
menyangkut pengalaman, perasaan kemampuan berfikir dan
sebagainya juga akan berpengaruh pada seseorang dalam
mempersepsi
c. Faktor lingkungan, situasi yang melatarbelakangi stimulus juga akan
mempengaruhi persepsi.
2.1.2 Proses Terjadinya Persepsi
Tahap awal dari proses persepsi adalah sensasi. Sensasi
merupakan kesadaran akan adanya suatu rangsang. Semua rangsang
masuk ke dalam diri seseorang melalui panca indera, yang kemudian
diteruskan ke otak yang menjadikan sadar akan adanya rangsang tersebut.
Rangsang yang sekedar masuk dalam diri seseorang tetapi hanya
menyadarinya tanpa mengerti atau memahami rangsang tersebut disebut
sensasi. Tetapi jika disertai dengan pemahaman atau pengertian tentang
rangsang itu disebut persepsi (Mif Baihaqi, 2005, 63).
Proses terjadinya persepsi yaitu objek yang menimbulkan stimulus,
dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Proses stimulus
mengenai alat inderamerupakan proses kealaman atau proses fisik.
Stimulus yang diterima alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak.
Proses ini disebut proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak
sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat,
apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima
melalui alat indera.
Dalam proses persepsi perlu adanya perhatian sebagai langkah
persiapan dalam persepsi. Hal tersebut karena keadaan menunjukkan
bahwa individu tidak hanya beradaptasi dengan satu stimulus saja, tetapi
berbagai macam stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitarnya.
Namun tidak semua stimulus mendapat respon individu untuk dipersepsi.
Stimulus mana yang akan dipersepsi atau mendapat respon dari individu
tergantung pada perhatian individu yang bersangkutan (Bimo Walgito,
1991, 71).
Bagi kebanyakan orang sangatlah mudah untuk melakukan
perbuatan melihat, mendengar, membau, merasakan dan menyentuh,
yakni proses-proses yang sudah semestinya ada. Namun, informasi yang
dating dari organ-organ indera perlu terlebih dahulu diorganisasikan dan
diinterpretasikan sebelum dapat dimengerti dan proses ini dinamakan
8
persepsi. Menurut Pareek proses persepsi terbagi menjadi 5, sebagai
berikut:
1) Proses menerima rangsangan, menerima rangsangan atau data dari
berbagai sumber. Kebanyakan data diterima melalui panca indera.
2) Proses menyeleksi rangsangan, setelah diterima rangsangan atau data
diseleksi tidaklah mungkin untuk memperhatikan semua rangsangan
yang telah diterima. Rangsangan-rangsangan itu disaring dan diseleksi
untuk diproses lebih lanjut.
3) Proses pengorganisasian, rangsangan yang diterima selanjutnya
diorganisasikan dalam bentuk pengelompokkan
4) Proses penafsiran, setelah rangsangan atau data diterima, si penerima
lalu menafsirkan data itu. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah
data itu ditafsirkan. Pada dasarnya persepsi memberikan arti pada
berbagai data dan informasi yang diterima
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan bahwa proses persepsi
merupakan komponen pengamatan yang di dalam proses itu melibatkan
pemahaman dan penginterpretasian sekaligus. Adapun indikator persepsi
yang diukur ada tiga:
1. Seleksi (Selection)
Seleksi adalah tindakan memperhatikan rangsangan tertentu dalam
lingkungan. Hal ini merujuk pada pesan yang dikirimkan ke otak lewat
penglihatan, pendengaran, pada saat pembelajaran Al Islam dan
Kemuhammadiyan.
2. Organisasi (Organization)
Setelah menyeleksi informasi di lingkungan, kita mengorganisasikannya
dengan merangkainya sehingga menjadi bermakna
3. Interpretasi (Interpretation)
Interpretasi adalah proses subjektif dari menjelaskan persepsi ke dalam
cara yang dimengerti. Dalam hal ini bias berupa tindakan atau reaksi
yang muncul dari mahasiswa non muslim berupa tindakan-tindakan
yang menunjang kearah tercapainya kemampuan untuk
menginterpretasi terkait pembelajaran AIK ala mondok. Seperti
penambah pengetahuan tentang Islam, tata cara kehidupan dan ibadah
dalam Islam apabila mahasiswa non muslim tersebut mempunyai
persepsi positif, akan tetapi jika jika mahasiswa mempunyai persepsi
9
negative terhadap pembelajaran AIK muncul berupa tindakan acuh,
tidak perduli terhadap mata kuliah AIK.
2.2 Mahasiswa Non Muslim
Mahasiswa secara harfiah adalah adalah seseorang yang belajar
baik di sekolah tinggi, institute, universitas, akademi maupun di perguruan
tinggi. Definisi mahasiswa sendiri adalah seseorang yang belajar di
perguruan tinggi setelah menamatkan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2019 ) mahasiswa adalah
seseorang yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Di dalam dunia
pendidikan, status mahasiswa adalah status tertinggi seorang murid di
dunia pendidikan. Dari pengertian tersebut maka dapat dikatakan bahwa
mahasiswa adalah seseorang yang belajar di bangku perkuliahan dengan
mengambil jurusan tertentu.
Dalam konteks Al-Qur’an istilah non muslim mengacu pada apa
yang disebut kafir. Hal ini dikarenakan mereka tidak mengakui
keimanannya kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. ( Darwis Muhdina, 2015),
Kata kafir secara etimologis memiliki arti menutup diri, melepas diri,
menghapus atau menyembunyikan kebaikan yang telah diterimanya dan
dari segi akidah, kafir berarti orang-orang yang kehilangan imannya.
Sementara secara terminologis, pengertian kafir adalah orang yang ingkar
terhadap kebenaran Islam. Sedangkan istilah kafir dalam Al-Qur’an
merujuk pada suatu perbuatan yang berhubungan secara langsung dengan
Allah, namun semua hubungan tersebut bersifat negative, seperti
mengingkari nikmatnya, lari dari tanggung jawab, penolakan atau
pembangkangan terhadap hokum Allah dan meninggalkan amal saleh yang
diperintahkan oleh Allah. Secara keseluruhan dari 525 kali kata kafir dalam
berbagai derivasinya, arti yang paling dominan adalah pendustaan atau
pengingkaran terhadap Allah dan rasul-Nya, khususnya kepada Nabi
Muhammad beserta ajaran yang dibawanya.
Istilah kafir dengan non muslim dalam arti yang luas adalah sama,
yakni orang yang tidak menganut agama Islam. Tentu saja maksudnya
tidak hanya mengarah pada satu agama saja, tetapi akan mencakup
sejumlah agama dengan segala bentuk kepercayaan dan variasi ritualnya.
Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an menyebut kelompok non
muslim ini secara umum sebagai berikut: “Sesungguhnya orang-orang
10
yang beriman, orang-orang yahudi, orang-orang shaabi’in, orang-orang
nasrani, orang-orang majusi, dan orang-orang musyrik, Allah akan
memberi keputusan diantara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya
Allah menyaksikan segala sesuatu” (QS. Al-Hajj:17.
Berdasarkan uraian di atas yang di maksud mahasiswa non muslim
meliputi seluruh mahasiswa di luar agama Islam yang aktif dan sedang
menempuh mata kuliah AIK 1 pada semester awal. Sedangkan Persepsi
dalam penelitian ini merupakan penilaian subyektif dari masing-masing
mahasiswa non muslim terhadap model pembelajaran AIK 1, terhadap
metode dan pelaksanaan AIK 1 ala mondok.
2.3 Al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK) ala Mondok
Al Islam dan kemuhammadiyahan (AIK) pada perguruan tinggi
Muhammadiyah (PTM) mempunyai kedudukan sebagai pembelajaran
formal yang ditetapkan sebagai mata kuliah sebagaimana mata kuliah
Pendidikan Agama Islam (PAI) di Perguruan Tinggi di Indonesia yang
bersifat wajib bagi pemeluk agama Islam. Perbedaannya terletak pada
total jumlah SKS (Sistem Kredit Semester) pada PAI dan AIK. Jika PAI
berjumlah 2 SKS yang diberikan pada satu semester, umumnya di
semester 1, sedangkan AIK berjumlah minimal 8 SKS dan maksimal 12
SKS. Mata kuliah AIK merupakan mata kuliah yang wajib di tempuh oleh
seluruh mahasiswa di PTM.
Masing-masing Perguruan Tinggi Muhammadiyah dapat berbeda
dalam jumlah jam pembelajaran dan total jumlah SKS AIK. Selain itu,
pedoman AIK di PTM menetapkan tahapan pembahasan AIK menjadi
empat; AIK I (berisi kemanusiaan dan keimanan), AIK II (Ibadah, akhlaq
dan muamalah), AIK III (Kemuhammadiyahan), AIK IV (Islam dan Ilmu
Pengetahuan). Adapun tujuan pembelajaran AIK adalah bertujuan
membentuk sarjana muslim yang mengenal diri dan Tuhan, misi, tujuan
dan manfaat hidupnya sebagaimana dituntunkan dalam al-Qur’an dan as-
Sunnah. AIK II bertujuan (Majlis Dikti PP Muhammadiyah, 2013)
membentuk sarjana muslim yang taat dan benar dalam beribadah, unggul
dalam bermuamalah dan bermanfaat bagi masyarakat dan lingkungan. AIK
III bertujuan membentuk sarjana muslim sebagai kader persyarikatan
Muhammadiyah yang mampu ber-amar ma’ruf nahi ‘an munkar dalam
11
kehidupan berbangsa dan bernegara. AIK IV bertujuan membentuk sarjana
muslim yang berjiwa dan berperilaku cendekia (ulul albab).
Visi pelaksanaan AIK 1 UM Metro di Pondok At-Tanwir sebagai
pondok tempat mahasiswa UM Metro belajar AIK 1 adalah terwujudnya
kader Muhammadiyah yang beriman, bertaqwa kepada Allah Subhanahu
Wata’ala dan berakhlak mulia. Sedangkan misinya 1) Melaksanakan
kegiatan Pendidikan Tinggi Muhammadiyah yang memadukan keimanan
dan ketaqwaan kepada Allah Subhanahu Wata’ala dan ilmu pengetahuan
dan teknologi secara selaras, serasi dan seimbang; 2) Mengajarkan dan
mengamalkan ajaran agama Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan As-
Sunnah; 3) Menciptakan, mengembangkan, dan menyebarkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan kesenian; 4) Melaksanakan pembinaan
Kemuhammadiyahan secara terpadu, terencana, dan terlaksana dengan
baik (Sujino, 2018). Selaras dengan tujuan AIK 1 terintegrasi dengan
pondok, Tujuan pendidikan AIK 1 UM Metro terumuskan menjadi tiga:
1. Berkembangnya potensi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah Subhanahu Wata’ala, berakhlak mulia, cerdas, beerilmu, cakap,
kreatif dan mandiri senhingga terwujud masyaarakat Islam yang
sebenar-benarnya;
2. Terwujudnya kemampuan penciptaan, pengembangan, dan
penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni yang
memberikan kemaslahatan bagi masyarakat, bangsa, negara, dan umat
manusia; dan
3. Terbinanya Keislaman dan Kemuhammadiyahan yang mencerdaskan
dan mencerahkan bagi seluruh civitas akademik dan kehidupan yang
lebih luas.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
AIK ala mondok adalah pembelajaran mata kuliah Pendidikan Agama Islam
di PTM yang wajib diikuti seluruh mahasiswa muslim dan non muslim dan
dilaksanakan di pondok pesantren pimpinan Daerah Metro At Tanwir.
Menariknya belajar ala mondok di Pesantren Muhammadiyah At-Tanwir ini,
mahasiswa muslim tidak hanya dituntut untuk mengetahui apa saja
mengenai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, namun jauh lebih dalam,
mereka akan dibimbing untuk mempraktekkannya secara langsung apa
yang telah mereka pelajari. Selain itu, mereka juga akan dibimbing untuk
12
melaksanakan ibadah harian yang bertujuan untuk menguatkan iman
mereka selaku umat muslim seperti sholat sunnah Dhuha, sholat sunnah
Tahajjud, sholat sunnah Al-Fajr, sholat sunnah Syuruq, dan ibadah-ibadah
lainnya. Sementara bagi mahasiswa non muslim perkuliahan ini diwajibkan
karena ini AIK adalah mata kuliah wajib yang harus di ikuti oleh semua
mahasiswa tetapi yang perlu dipahami AIK bagi non muslim wajib dalam
konteks akademik dan bukan dalam hal keyakinan.
2.4 Penelitian yang Relevan
Penelitian Muhammad Syahrul Kahar dan Daeng Pabalik (Universitas
Muhammadiyah Sorong) yang berjudul Profil Pendidikan Karakter
Mahasiswa Non Muslim dalam Implementasi Al-Islam dan
Kemuhammadiyahan. Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi Profil
pelaksanaan pendidikan AlIslam dan Kemuhammadiyahan serta mengetahui
peran pendidikan Al-Islam dan Kemuhammadiyahan dalam pembentukan
karakter mahasiswa non-muslim di Universitas Muhammadiyah Sorong.
Hasil penelitian yang didapatkan informasi bahwa mahasiswa non
muslim sudah memiliki sikap religius, jujur (sidq), berusaha keras (jihad),
kedisiplinan, konsistensi (istiqomah), dan toleransi (tassamuh) yang baik
setelah mendapatkan pembelajaran Al-Islam dan Kemuhammadiyahan yang
diintegrasikan dengan nilai-nilai Islam dan paham akan
kemuhammadiyahan. Peran pembelajaran dalam pengintegrasian nilai-nilai
Islam dan kemuhammadiyahan yang dikaitkan dengan pendidikan karakter
tersebut menunjukkan bahwa mahasiswa non muslim ketika mengerjakan
tugas dan perkuliahan yang diberikan dengan serius dan tidak banyak
mengeluh, mahasiswa selalu mengerjakan tugas dengan serius tanpa
menyontek, mahasiswa selalu percaya dengan diri sendiri, dan saling
menghargai antara mahasiswa satu dengan mahasiswa yang lain.
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Model Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini termasuk kategori penelitian kualitatif
denganjenis penelitian deskriptif. Penelitian kualitatif menurut Moleong
(2005) adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat
diamati. Adapun materi dalam penelitian ini adalah membahas persepsi
mahasiswa non muslim terhadap perkuliahan AIK 1 ala Mondok yang wajib
diambil oleh semua mahasiswa yang berkuliah di UM Metro.
Adapun yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah persepsi
mahasiswa non muslim dan Perkuliahan AIK 1. Persespsi di sini adalah
bagaimana pandangan positif atau negative mahasiswa non muslim setelah
melalui proses pembelajaran mata kuliah AIK 1 sedangkan mata kuliah AIK
di sini adalah mata kuliah yang memuat materi tentang keislaman.
3.2 Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di UM Metro yakni pada mahasiswa non
muslim dari semua fakultas yang saat ini tengah duduk di semester dua .
Untuk subjek penelitian, peneliti memilih informan yang menjadi sampel
adalah beberapa mahasiswa non muslim yang telah mengambil mata kuliah
AIK 1 ala mondok.
3.3 Instrumen Penelitian
Data Mengacu pada Moleong (2005), peneliti menggunakan teknik
pengumpulan data, yaitu: Interview (wawancara) tidak terstruktur.
Wawancara merupakan sebuah percakapan dengan maksud tertentu dan
dilakukan oleh pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan
pertanyaan, dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban
atas pertanyaan tersebut. Yang menjadi interviewee di sini adalah
mahasiswa UM Metro yang non muslim dan telah menjalani pembelajaran
AIK ala mondok.
3.4. Sumber Data
Secara keseluruhan peserta kuliah mondok atau perkuliahan AIK 1
tahun akademik 2019/2020 ini diikuti oleh 918 mahasiswa muslim dan 24
14
mahasiswa non muslim. Sumber data primer dalam penelitian ini didapatkan
dari hasil wawancara dengan informannya yakni mahasiswa non muslim
yang berjumlah 24 mahasiswa dari berbagai fakultas dengan rincian sebagai
berikut:
Tabel. 1
Rekapitulasi Mahasiswa Non Muslim UM Metro
NO
NAMA NPM AGAMA PRODI
1 Ni Komang Yulio
Angiriani P
19630004 hindu Akuntansi
2 Ni Wayan Indri Yani 19630005 Hindu Akuntansi
3 Ni Wayan Sanditya
Diani
19130027 Hindu B. Konseling
4 Made Kurni Handayani 19430054 Hindu Ilmu Komputer
5 Wayan Yogi 19610089 Hindu Manajemen
6 Nengah Dian 19610146 Hindu Manajemen
7 I Wayan Sutiase 19520002 Hindu Teknik Mesin
8 Yohana Tri S 19650002 Katholik Keuangan dan Perbankan
9 Anggi S Kristiani 19630057 Katholik Akuntansi
10 Ferren Natasya 19610068 Katholik Manajemen
11 Citra Dewi 19310022 Katholik P. Matematika
12 Bergita Novilan 19610151 Protestan Manajemen
13 Natalia Indah Setyarini 19220011 Protestan P. Sejarah
14 Gusti Putu Anggi
Wanata
19630059 Hindu Akuntansi
15 Stevano jefri setiawan 19510066 Protestan T. Sipil
16 Bob Ardi Prabowo 19610002 Protestan Manajemen
17 Wira Dadi Panuntun 19430061 Protestan Ilmu Komputer
18 Herkulanus Fery Yanto 19810131 Protestan Ilmu Hukum
19 Andreas Alfin Saputra L 19520059 Katholik T. Mesin
20 Nigheal Gidion Argahta 19610070 Katholik Manajemen
21 Kadek Ardayana 19810095 Hindu Ilmu Hukum
22 Made Oktaviana 19430055 Hindu Ilmu Komputer
23 Putu Aldi Setiawan 19310005 Hindu P. Matematika
24 Agus Saputra 19340010 Hindu B. Inggris
15
3.5 Analisis Data
Analisis data yang digunakan di dalam penelitian ini adalah analisis data
kualitatif. Peneliti dalam penelitian ini akan melakukan tahap-tahap analisis
data sebagai berikut: Classifying, Coding, Editing, Interpreting.
16
BAB IV
HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI
4.1 Hasil Penelititian
Penelitian ini di mulai dengan mendata jumlah seluruh mahasiswa
non muslim dari tiap Fakultas yang ada di UM Metro terkecuali Fakultas
Agama Islam, kemudian melaksanakan wawancara pada dua mahasiswa
sebagai survey awal penjajagan persepsi, melakukan wawancara dengan
wakil Rektor IV bidang Al Islam dan Kemuhammadiyahan dan kerjasama,
dan wawancara dengan mudir pondok At-Tanwir tempat dimana mahasiswa
melaksanakan pembelajaran AIK 1. Belajar AIK ala mondok ini pertama kali
telah dilaksanakan pada Kamis, 1 Maret 2018, hingga tahun 2019 telah 3
periode dilaksanakan. Berdasarkan informasi yang dikutip dari direktur
Pondok Pesantren (Pontren) AT-Tanwir Muhammadiyah Kota Metro, (Sujino,
2019) bahwa untuk menghadapi perkuliahan AIK 1 ini pihaknya sudah
mempersiapkan segala kebutuhan. Mulai dari konsep perencanaan,
pelaksanaan hingga proses evaluasi diakhir perkuliahan.
Diungkapkan melalui wawancara dengan wakil rektor IV (M. Ihsan
Dacholfany, 2019) bahwa pelaksanaan perkuliahan AIK 1 ala pondok ini
dilaksanakan Karen memiliki beberapa tujuandiantaranya mahasiswa akan
diasah kecerdasan intelektual, emosional, spritual dan Adversity Quotient
atau kecerdasan mengatasi kesulitan menjadi peluang meraih kesuksesan,”
dan “Mudah-mudahan dengan empat kecerdasan itu kita menjadi orang-
orang baik dan tergolong orang yang sukses.” Selanjutnya melakukan
penelitian mengumpulkan informasi dengan wawancara mendalam dengan
beberapa mahasiswa non muslim. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
diperoleh hasil sebagai berikut:
a. Persepsi Mahasiswa non muslim terhadap program perkuliahan AIK
ala Mondok di Pondok At-Tanwir
Penerapan program perkuliahan AIK 1 ala pondok berdasarkan
berdasarkan wawancara kepada seluruh mahasiswa non muslim, hampir
seluruh mahasiswa non muslim menyatakan setuju dengan
dilaksanakannya program perkuliahan AIK ala mondok, beberapa
mahasiswa menyatakan kurang setuju karena mereka sedikit kurang
nyaman dengan iklim dan rutinitas ala pondok yang tidak biasa mereka
17
lakukan. Namun menurut penuturan dari mereka yang setuju, perkuliahan
AIK ala mondok baik secara langsung maupun tak langsung membawa
manfaat bagi aplikasi ilmu, mengajarkan toleransi bagi mereka, belajar
hidup berdampingan dengan mahasiswa muslim, mengenal kebiasaan
hidup mahasiswa muslim, memahami waktu dan cara peribadatan
mahasiswa muslim. Mendapatkan pengalaman yang luar biasa seperti ini
tentunya tidak dirasakan oleh mahasiswa non muslim di kampus selain
Muhammadiyah dan menurut mereka pelaksanaan di pondok tidak
menjadi beban bagi mereka, dan mereka merasa nyaman karena
perlakuan pendamping (mushrif/musyrifah) tidak membedakan mereka
dalam hal perlakuan dan kesempatan untuk aktif dalam perkuliahan
dengan mahasiswa muslim dan fasilitas yang diterima mereka pun sama.
Kebanyakan Mahasiswa non muslim menyatakan bahwa dirinya
merasa nyaman dan tidak terbebani dengan kewajiban menempuh mata
kuliah AIK yang notabene berbeda dari agama yang ia yakini. Bahkan,
pernyataan tersebut didukung dengan argumen mahasiswa non muslim
dari fakultas teknik selaku penganut agama hindu bahwa “adalah sangat
wajar jika UM Metro sebagai kampus Islam mewajibkan mahasiswanya
yang non muslim menempuh mata kuliah keislaman karena mata kuliah
ini tentu akan memberikan manfaat meskipun hanya berupa pengetahuan
tentang Islam”. Pernyataan dari mahasiswa lain bahwa “belajar AIK 1 ala
mondok sistem pembelajarannya tidak membosankan, seperti belajar
sambil bermain karena dosen pengajarnya bervariasi, terkadang bertemu
dosen yang tegas, terkadang dosennya humoris. Sering juga ada game
dan pemberian reward bagi mahasiswa tak terkecuali mahasiswa non
muslim yang aktif atau mampu menjawab pertanyaan ataupun hanya
sekedar meriview materi yang sudah dibahas bersama, sehingga tidak
ada kesenjangan bagi kami mahasiswa non muslim” penilaian positif lain
dari mahasiswa non muslim adalah mereka secara tidak langsung belajar
bahwasanya waktu-waktu ibadah dalam Islam itu mengajarkan untuk
manusia berdisiplin, mengalahkan malas dan harus memenuhi panggilan
Tuhan untuk beribadah ketika adzan sudah berkumandang.
Kode etik yang perlu di garis bawahi yaitu kampus juga melarang
dosen maupun mahasiswa mengajak mahasiswa non muslim untuk
masuk Islam. Karena jika hal itu terjadi tentunya harus berdasarkan pada
18
pemahaman mereka tentang Islam, kemauan dan kerelaan hati
mahasiswa yang bersangkutan. Tapi setidaknya setelah mengikuti
perkuliahan AIK, Mahasiswa non muslim, penganut Protestan, misalnya,
tetap menjadi umat protestan yang baik. Jadi mereka memahami
sepenuhnya bahwa mengikuti AIK ala mondok wajib bagi seluruh
mahasiswa tak terkecuali, mereka bersama harus bisa mengaji substansi
AIK 1, tahu ilmu agama Islam meski dalam konteks akademik saja.
Gambar Mahasiswa Saat Perkuliahan AIK di Pondok
19
Gambar Dosen saat mengajar AIK di pondok
b. Persepsi Mahasiswa non muslim tentang Ajaran Islam Setelah
Mengikuti perkuliahan AIK ala Mondok di Pondok At-Tanwir
Keberadaan UM Metro tidak hanya berfungsi sebagai institusi
akademik, melainkan juga institusi kepanjangan tangan dakwah
Muhammadiyah. Sesuai dengan ciri yang melekat pada perguruan tinggi
Muhammadiyah adalah keikutsertaannya dalam lembaga dakwah, karena
itu upaya untuk melahirkan, memperbanyak dan meningkatkan kualitas
kader-kader Muhammadiyah. Sesuai dengan hal itu, upaya maksimal
untuk melahirkan kader-kader Muhammadiyah melalui proses pendidikan
di lembaga pendidikan Muhammadiyah harus diupayakan melalui
berbagai usaha termasuk melalui pendidikan dan pembelajaran Al Islam
dan Kemuhammadiyahan (AIK) ala mondok.
Perkuliahan AIK memegang peranan yang sangat penting untuk
membentuk insan akademis yang susila, karena itulah yang menjadi tolak
ukur keberhasilan matakuliah AIK yang paling pokok adalah terletak pada
perubahan sikap (attitude), mental dan tingkah laku mahasiswa.
Walaupun UM Metro lebih khusus AIK sudah jelas bahwasanya lembaga
yang bernafaskan Islam, akan tetapi tidak membatasi hanya mahasiswa
muslim saja, mahasiswa non muslim juga berhak untuk menjadi
akademisi yang mulia dan berkarakter.
Belajar ala mondok di Pesantren Muhammadiyah At-Tanwir ini,
mahasiswa muslim tidak hanya dituntut untuk mengetahui apa saja
mengenai Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, namun jauh lebih dalam,
mereka akan dibimbing untuk mempraktekkannya secara langsung apa
20
yang telah mereka pelajari. Sementara bagi mahasiswa non muslim
perkuliahan ini diwajibkan karena ini AIK adalah mata kuliah wajib yang
harus di ikuti oleh semua mahasiswa UM Metro, tetapi yang perlu
dipahami AIK bagi non muslim wajib dalam konteks akademik saja dan
bukan dalam hal keyakinan.
Substansi dari perkuliahan AIK 1 (manusia dan ketuhanan) yakni
membahas tentang Islam sebagai way of life, membahas tentang hakikat
manusia dan keberadaan manusia di dunia, tauhid (mengesakan Allah),
aqidah ( Rububbiyah, uluhiyah, asma’ wa sifat), iman dan pengaruhnya
bagi manusia, syiriq (menyekutukan Allah) dan bahayanya bagi manusia.
Pembahasan tersebut merupakan dasar yang sangat penting untuk
dipelajari secara mendalam oleh seluruh mahasiswa tak terkecuali bagi
penganut agama lain agar setiap pribadi dapat mengambil pelajaran.
Pernyataan dari beberapa mahasiswa non muslim setelah
pelaksanaan AIK 1 ala mondok mereka menyatakan bahwa semua hal
dipelajari dalam Islam secara rigit, mereka pun faham bahwasanya
hakikat manusia diciptakan Tuhan ke dunia fana ini adalah untuk
beribadah dan sebagai khalifah, memberi manfaat bagi orang lain,
bermuamalah secara baik. Hal ini menjadi motivasi bagi mereka. Ada
pernyataan lain dari mahasiswa non muslim prodi manajemen bahwa
“pola hidup Islam dasarnya bersih dan sehat karena secara visual saja
yang terlihat mahasiswa muslim berwudhu 5 kali sehari, melakukan
gerakan ibadah sama seperti sedang olahraga” da nada pula yang
menyatakan “pembahasan tentang tauhid dan syiriq, ketika
pembahasannya disandingkan, ini benar-benar memberikan pelajaran
bahwa tauhid adalah mengesakan Allah dan haram hukumnya melakukan
syirik (menyekutukan, menduakan Allah), larangan menyembah berhala,
bersekutu dengan syeitan, ke dukun, menyembah batu, benar-benar
membuat kami berfikir, tuturnya”. Pun tak jarang selama proses
pembelajaran berlangsung, setelah memperhatikan, mendengarkan
penjelasan dari dosen yang mengajar AIK, mahasiswa non muslim
mengajukan pertanyaan- pentanyaan berkaitan dengan materi atau diluar
materi pembahasan, hal ini membuktikan bahwasanya rasa ingin tau
mereka tinggi terhadap materi keIslaman.
21
Jadi setelah melaksanakan perkuliahan AIK ala mondok, persepsi
mahasiswa mahasiswa non muslim terhadap ajaran Islam kian positif,
merekapun memahami bahwa di dalam ajaran Islam segala sesuatu
dipelajari dari hal yang terkecil sampai yang besar, bahkan do’a-do’a
harian dalam setiap aktivitas dari mulai muslim bangun tidur hingga akan
tidur kembalipun ada tuntunannya, ibadah ada yang wajib dan sunnah
pun pada akhirnya dipahami oleh mereka mahasiswa non muslim.
Perkuliahan AIK 1 ala mondok membawa kesan mendalam bagi
mahasiswa non muslim, karena menurut mereka ini pengalaman yang
luar biasa yang mungkin tidak akan pernah mereka rasakan ketika
mereka tidak kuliah di universitas muhammadiyah Metro.
4.2 Luaran yang dicapai
Luaran yang telah dicapai dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Metode pembelajaran Al Islam dan Kemuhammadiyahan ala mondok
2. Artikel ilmiah yang diterbitkan pada jurnal ilmiah Lentera Pendidikan.
22
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian, dapat ditarik beberapa simpulan sebagai
berikut:
1. Persepsi mahasiswa non muslim Universitas Muhammadiyah terhadap
program perkuliahan AIK ala mondok, sebagian besar menyatakan setuju
dan beberapa mahasiswa menyatakan kurang setuju karena mereka
sedikit kurang nyaman dengan iklim dan rutinitas ala pondok yang tidak
biasa mereka lakukan. Namun menurut Mahasiswa yang setuju
perkuliahan AIK ala mondok baik secara langsung maupun tak langsung
membawa manfaat bagi aplikasi ilmu, mengajarkan toleransi bagi
mereka, belajar hidup berdampingan dengan mahasiswa muslim,
mengenal kebiasaan hidup mahasiswa muslim, memahami waktu dan
cara peribadatan mahasiswa muslim. Mendapatkan pengalaman yang
luar biasa seperti ini tentunya tidak dirasakan oleh mahasiswa non muslim
di kampus selain Muhammadiyah.
2. Persepsi mahasiswa non muslim Universitas Muhammadiyah Metro
terhadap ajaran Islam setelah merke melaksanakan perkuliahan AIK ala
mondok kian positif, merekamemahami bahwa di dalam ajaran Islam
segala sesuatu dipelajari secara rigit. Mulai dari hal yang terkecil sampai
yang besar, bahkan do’a-do’a harian dalam setiap aktivitas dari mulaii
muslim bangun tidur hingga akan tidur kembalipun ada tuntunannya,
ibadah ada yang wajib dan sunnah pun pada akhirnya dipahami oleh
mereka mahasiswa non muslim dan Perkuliahan AIK 1 ala mondok
membawa kesan mendalam bagi mahasiswa non muslim, karena
menurut mereka ini pengalaman yang luar biasa yang mungkin tidak akan
pernah mereka rasakan ketika mereka tidak kuliah di universitas
muhammadiyah Metro.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diperoleh
terdapat beberapa saran sebagai berikut:
a. Penelitian baru sebatas mengukur persepsi mahasiswa non muslim yang
mengikuti mata kuliah AIK 1, sementara yang mengikuti perkuliahan AIK II
23
sampai AIK IV belum di ukur persepsinya bagaimana terhadap
perkuliahan AIK sesuai tingkatannya. Sebaiknya ke depan ada yang
melakukan penelitian lanjutan supaya diketahui efektifitas dan
pencapaian AIK dai tiap tingkatan.
b. Program Perkuliahan AIK ala mondok masih sangat berfokus pada
akrtivitas pendalaman ruhiyah mahasiswa muslim, sementara mahasiswa
non muslim yang mengikuti pembelajaran AIK di pondok belum
terorganisir, baru sebatas mengikuti aktivitas mahasiswa yang muslim. Ke
depan semoga bisa diinventarisir dialam perencanaan dan pelaksanaan
terkait aktivitas mahasiswa non muslim di pondok, sehingga
pendampingan bagi mahasiswa non muslim efektif
24
DAFTAR PUSTAKA
Augustin Falah Pawaka, Konstruksi Skala Sikap terhadap Pembelajaran Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK) bagi Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah, The 10th University Research Colloqium 2019 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong.
Abdul Rachman Shaleh, Muhbib Abdul Wawab, Psikologi Suatu Pengantar
Dalam Perspektif Islam, Jakarta: Kencana, 2004 Asrori, Psikologi Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2009 Bimo Walgito, Psikologi Sosial, Yogyakarta: Andi Offset, 1991 Darwis Muhdina, Orang-Orang Non Muslim Dalam Al-Qur’an, Jurnal Al-Jurnal
Adyaan, Volume I, Nomor 2, Desember 2015 Depag RI, Al Qur’an dan Terjemahnya,Bandung: CV Diponegoro, 2010 Faridi, Persepsi Mahasiswa Terhadap Mata Kuliah Al Islam Dan
Kemuhammadiyahan (Aik) : Internalisasi Nilai-Nilai Aik Bagi Mahasiswa, Jurnal PROGRESIVA UMM Vol. 4, No.1, Agustus 2010
KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online, Available
at:http//kbbi.web.id/pusat. (di akses 14 Januari 2020) Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005. M. Ihsan Dacholfany, Wawancara Pembelajaran AIK 1, 4 Nopember 2019. Mif Baihaqi, dkk, Psikiatri (Konsep Dasar dan Gangguan-Gangguan),Bandung:
Refika Aditama, 2005 Mir’atun Nisa’, Ekspektasi Mahasiswa Terhadap Mata Kuliah Al-Islam Dan
Kemuhammadiyahan, Prosiding Seminar Nasional Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, ISBN: 978-602-361-188-1
Muhammad Utsman Najati, Konsep Psikologi Islam, Jakarta:Cendekia, 2001 Muhammad Syahrul Kahar, Daeng Pabalik, Profil Pendidikan Karakter
Mahasiswa Non Muslim dalam Implementasi Al-Islam dan Kemuhammadiyahan, Jurnal Al-hayat , Volume 02, Nomor 01, Juni 2018: 79-89
Musthafa Kamal Pasha dan Ahmad Adaby Darban, Muhammadiyah sebagai
Gerakan Islam,Yogyakarta:LPPI, 2000 Noor Amirudin, Peran Pendidikan Al-Islam Dan Kemuhammadiyahan Dalam
Meningkatkan Perilaku Keberagamaan Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Gresik, Didaktika, Vol. 23, Nomor 1, September 2016
25
Slameto, Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, Jakarta:Rineka Cipta, 2015
Sujino, Standar Pengelolaan Pelaksanaan Perkuliahan Mata Kuliah Aik I , Metro:
Ponpes At tanwir, 2018 Sujino, Wawancara Mudir Ponpes At-Tanwir, 2019. Syamsul Arifin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Tinggi Sesuai KKNI
disampaikan dalam Workshop Kurikulum Pendidikan Tinggi Direktorat BELMAWA-DIKTI, 2018
Tim Pedoman AIK Majlis Dikti PP Muhammadiyah, Pedoman Pendidikan Al Islam
dan Kemuhammadiyahan Perguruan Tinggi Muhammadiyah, (Majlis Dikti PP Muhammadiyah: Yogyakarta, 2013
26
Instrumen Wawancara
Persepsi Mahasiswa Non Muslim Universitas Muhammadiyah Metro
Terhadap Program Perkuliahan Ala Mondok
Interviewer : Peneliti
Interviewee : Mahasiswa Non Muslim
Waktu :
1. Apakah Anda selalu mengikuti perkuliahan AIK selama di Pondok dengan
baik?
2. Setelah melihat dan mendengarkan penyampaian materi AIK, apakah Anda
memahami?
3. Apabila Anda tidak memahami materi AIK, apa yang Anda lakukan?
4. Apakah Anda selalu memperhatikan penjelasan Dosen AIK?
5. Apakah setelah belajar AIK, Anda merasa pengetahuan Anda tentang Islam
bertambah?
6. Apakah AIK bermanfaat bagi Anda?
7. Apakah yang Anda rasakan setelahmemiliki pengalaman tinggal di pondok?
8. Apa pandangan Anda terkait tata cara kehidupan mahasiswa selama di
pondok
9. Apakah ada perlakuan yang berbeda antara Anda selaku mahasiswa non
muslim dengan mahasiswa muslim selama di pondok?
10. Apakah Anda setuju apabila program perkuliahan AIK 1secara berkelanjutan
dilakukan ala mondok?
27
Instrumen Wawancara
Persepsi Mahasiswa Non Muslim Universitas Muhammadiyah Metro
Terhadap Program Perkuliahan Ala Mondok
Interviewer : Peneliti
Interviewee : Wakil Rektor IV ( Bidang AIK dan Kerjasama)
Waktu :
1. Sejak kapan AIK ala mondok ini dilaksanakan?
2. Apakah manfaat dari perkuliahan ala mondok ini?
3. Apa tujuan dari program AIK ala mondok bagi mahasiswa semester awal?
4. Apakah ada standar tertentu yang ingin di capai dari perkuliahan AIK
yang dilaksanakan ala mondok?
28
Instrumen Wawancara
Persepsi Mahasiswa Non Muslim Universitas Muhammadiyah Metro
Terhadap Program Perkuliahan Ala Mondok
Interviewer : Peneliti
Interviewee : Mudir Pondok
Waktu :
1. Sejak kapan AIK ala mondok ini dilaksanakan?
2. Persiapan apa saja yang dilakukan oleh Pondok saat akan dilaksanakan
perkuliahan di pondok?
3. Apakah ada standar tertentu yang ditetapkan pondok untuk perkuliahan
AIK yang dilaksanakan di pondok?