Laporan Bobot molekul

download Laporan Bobot molekul

of 20

description

praktikum kimia fisika

Transcript of Laporan Bobot molekul

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    1/20

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1Latar BelakangMenurut sifat fisikanya, zat terbagi tiga yaitu padat, cair, dan gas. Ketiga zat

    ini mempunyai karakteristiknya masing-masing, yaitu padat yang memiliki sifat

    dapat mempertahankan bentuknya, cairan yang bentuknya ditentukan oleh wadahnya

    dan gas yang dapat menempati seluruh ruang tanpa membatasi bentuknya. Setiap

    unsur memiliki bobot dan ukuran yang berbeda.

    Massa molekul menunjukkan jumlah atom-atom penyusun suatu zat setiap

    mol sehingga setiap molekul memiliki massa molekul yang berbeda karena setiap

    molekul memiliki atom penyusun yang berbeda pula, sedangkan bobot jenis

    merupakan perbandingan antara massa dan volume dari suatu senyawa.

    Penentuan bobot jenis merupakan langkah awal untuk mendapatkan massa

    molekul dari suatu zat karena dengan mendapatkan bobot jenisnya, maka massa

    molekul zat dapat diketahui dengan menggunakan data yang diperoleh serta

    menggunakan persamaan gas ideal. Salah satu zat yang dapat ditentukan massa

    molekul dengan pengukuran bobot jenis adalah zat yang mudah menguap dengan

    menggunakan metode Victor Meyer. Pada zat yang mudah menguap diperlukan data

    suhu dan tekanan pada saat zat tersebut menguap sehingga dapat diperoleh massa

    molekul dari zat tersebut

    Bobot jenis ini dapat diketahui dengan menimbang bobot zat sebelum dan

    setelah penguapan. Berdasarkan teori diatas maka percobaan penentuan bobot

    molekul berdasarkan pengukuran bobot jenis ini dilakukan dengan menggunakan

    kloroform dan aseton sebagai zat yang akan ditentukan bobot molekulnya.

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    2/20

    1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan

    1.2.1 Maksud Percobaan

    Maksud dari percobaan ini adalah untuk mengetahui dan mempelajari metode

    penentuan massa molekul zat mudah menguap berdasarkan pengukuran bobot

    jenisnya.

    1.2.2 Tujuan Percobaan

    Tujuan dilakukannya percobaan ini adalah:

    1.

    Menentukan kerapatan zat mudah menguap dengan menimbang bobot

    sebelum dan sesudah penguapan.

    2. Menentukan massa molekul zat mudah menguap dengan menggunakan datakerapatan zat dan persamaan gas ideal.

    1.3 Prinsip Percobaan

    Prinsip dari percobaan ini adalah penentuan massa molekul dan kerapatan zat

    mudah menguap yaitu kloroform dan aseton melalui proses penguapan,

    pengembunan, dan penentuan selisih bobot senyawa sebelum dan sesudah

    penguapan.

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    3/20

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Isotop-isotop suatu unsur selalu bersatu dalam suatu materi dan tidak dapat

    dipisahkan satu sama lain, bahkan hingga saat ini belum ada instrumen yang dapat

    memisahkan isotop-isotop dari suatu senyawa. Menurut konvensi IUPAC, massa

    atom suatu unsur ditentukan berdasarkan massa isotop dan kelimpahan dari

    masing-masing isotop yang terdapat di alam. Penentuan cara ini dinamakan massa

    atom relatif, disingkat Ar (Sunarya, 2010).

    Massa atom relatif (Ar) suatu unsur didefinisikan sebagai jumlah total massa

    isotop dikalikan kelimpahannya di alam. Oleh karena massa atom relatif sudah

    mempertimbangkan jumlah isotop dan kelimpahannya, maka perhitungan dan

    pengukuran massa unsur-unsur dalam suatu zat di laboratorium didasarkan pada

    massa atom relatif ini (Sunarya, 2010).

    Menurut Stanislao Cannizaro (1858), teori Avogadro tentang konsep molekul

    dapat digunakan sebagai dasar penentuan massa molekul berbagai gas. Jika dua

    macam gas yang volumenya sama diukur pada suhu dan tekanan yang sama, maka

    massa masing-masing gas dapat ditentukan dari massa jenisnya. Saat ini penentuan

    massa molekul relatif tidak lagi menggunakan metoda Cannizaro, tetapi didasarkan

    pada massa atom relatif unsur-unsur penyusunnya. Massa molekul relatif (Mr) suatu

    senyawa adalah jumlah total dari massa atom relatif unsur-unsur penyusunnya

    (Sunarya, 2010).

    Hukum gas ideal sangatlah penting dalam mempelajari gas. Hukum ini tidak

    hanya berisi tentang semua karakteristik dari gas itu sendiri, tetapi penerapan umum

    yang berlaku pada semua gas. Bentuk biasa dari hukum gas ideal ditulis

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    4/20

    (Castellan, 1983):

    PV = nRT

    Bentuk dari hukum gas ideal ini telah disusun kembali, berbeda dengan

    bentuk proporsional sebelumnya, konstanta k telah diberi simbol R. Tetapan R ini

    disebut konstanta gas ideal. Untuk menggunakan persamaan gas ideal kita harus

    mengetahui nilai R. Ini dapat ditentukan dengan memasukkan nilai STP dari P, V. T,

    dan n ke dalam persamaan gas ideal sehingga didapatkan nilai R. Salah satu

    perhitungan yang melibatkan persamaan gas ideal adalah dalam penentuan massa,

    massa molar, ataupun kerapatan gas. Perhitungan tersebut dimulai dengan

    memodifikasi bentuk dari persamaan gas ideal (Stoker,1993).

    Kerapatan suatu gas bergantung pada jumlah massa dibagi dengan volumenya

    (g/cm3 atau g/mL). Oleh karena volume sangat bergantung pada suhu dan tekanan

    gas, maka kerapatan gas sangat dipengaruhi oleh suhu dan tekanan. Untuk

    menghitung kerapatan gas, dapat digunakan hukum gas ideal pada suhu dan tekanan

    tertentu. Oleh karena itu, kerapatan gas dapat digunakan untuk perhitungan jumlah

    mol dan massa molekul relatif suatu gas (Sunarya, 2010).

    Menurut teori Avogadro, pada suhu dan tekanan yang sama setiap gas

    mengandung jumlah molekul yang sama atau mengandung jumlah mol yang sama.

    Jika teori ini diterapkan terhadap persamaan gas ideal, maka untuk P dan T sama,

    nilai n/V akan sama. Akibatnya kerapatan gas berbanding langsung dengan massa

    molekul relatifnya (Sunarya, 2010).

    Hukum gas ideal berguna dalam penentuan massa molar zat volatil. Untuk

    tujuan ini, sebuah bola yang diketahui volumenya diisi dengan gas pada tekanan dan

    suhu yang telah diukur. Massa gas di dalam bola dapat diukur. Pengukuran ini cukup

    untuk menentukan massa molar zat tersebut. Dari persamaan:

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    5/20

    P

    RT

    M

    wV

    kita memiliki PV = (w/M)RT; maka

    RTPP

    RT

    V

    wM

    dimana = w/V; adalah kerapatan. Semua simbol pada persamaan telah diketahui

    nilainya dari pengukuran, sehingga M dapat dihitung (Castellan, 1983).

    Menurut Sukardjo (1989), beberapa metode yang dapat digunakan untuk

    penentuan bobot molekul adalah:

    a. Cara RegnaultDipakai untuk menentukan bobot molekul zat pada suhu kamar berbentuk gas.

    Untuk itu, suatu bola gelas (300-500 cc) dikosongkan dan ditimbang. Kemudian

    diisi dengan gas yang bersangkutan dan ditimbang kembali. Dari tekanan dan

    temperatur gas dengan memakai rumus persamaan gas ideal dapat ditentukan M.

    Berat gas adalah selisih kedua penimbangan.

    b. Cara Victor MeyerDipakai untuk menentukan bobot molekul zat cair yang mudah menguap. Alat ini

    terdiri atas tabung B ( 50 cc) yang di dalamnya dimasukkan pula tabung C.

    Tabung A berisi zat cair dengan titik didih 30oC lebih tinggi dari pada zat cair

    yang akan ditentukan bobot molekulnya. Alat dipanaskan sampai permukaan air

    di buret G tetap kemudian zat cair yang ditentukan bobot molekulnya dimasukkan

    dalam tabung B melalui D dalam ampul P. Ampul ini akan pecah dan uapnya akan

    mendesak air di buret G, hingga permukaan air turun. Volume uap = H. Bila berat

    zat cair = W, dapat dihitung BM zatnya. Tekanan uap harus direduksi dengan

    tekanan uap air pada temperatur percobaan:

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    6/20

    OHatm 2PPP

    PV

    RTWM

    PPRT

    WMatm

    Gambar 1. Alat Victor Meyer

    c.Limiting Density

    Bobot molekul ditentukan berdasarkan hukum-hukum gas ideal hanya kira-kira,

    namun hasilnya telah cukup untuk penentuan rumus-rumus molekul. Hal ini

    disebabkan karena hukum gas ideal sudah menyimpang, walaupun pada tekanan

    atmosfer.

    Selain metode diatas, masih terdapat beberapa cara penantuan bobot molekul

    dari suatu zat atau senyawa, antara lain:

    a. Menurut Handayani (2003), elektroforesis dilakukan untuk mengetahui beratmolekul enzim dan untuk menunjukkan bahwa enzim yang diisolasi adalah enzim

    lipoprotein lipase. Penentuan massa molekul relatif (BM) dari lipoprotein lipid

    dilakukan dengan sds page. Untuk menentukan massa molekul relatif enzim,

    maka dilakukan dengan menghitung Rf (Retardaction Factor) dari masing-masing

    pita.

    b. Menurut Djunaidi (2010), penentuan berat molekul polimer dapat dilakukan

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    7/20

    menggunakan metode viskositas dengan alat viskometer Ubbelohde. Dasar dari

    eksperimen ini adalah pengukuran waktu alir dari beberapa larutan polimer

    dengan konsentrasi berbeda. Dengan menggunakan waktu alir beberapa

    konsentrasi larutan polimer dan pelarut murni ditentukan viskositas relatif rel.

    Berat molekul relatif rata-rata polimer ditentukan berdasarkan persamaan

    Mark-Houwink-Sakurada :

    [] = L Ma

    c. Menurut Mylonas (2007), bobot molekul dari zat terlarut adalah salah satu

    parameter penting yang dapat ditentukan menggunakan metode hamburan sudut-

    kecil sinar-X (SAXS). Khususnya untuk larutan protein monodispers, bobot

    molekul dari zat terlarut dihitung dari intensitas hamburan ekstrapolasi sudut I(0).

    Nilai bobot molekul salah satunya dapat ditaksir dengan membandingkan bobot

    molekul protein standar yang telah diketahui atau dengan menentukan intensitas

    hamburan mutlak menggunakan air.

    d. Menurut Rimsten (2003), telah ditemukan metode penentuan bobot molekul dari

    -glukan. Dalam metode ini ekstrak -glukan pertama-tama dipisahkan dengan

    size-exclusion chromatography(SEC) dan selanjutnya dideteksi secara flourmetri

    dengan Calcoflour.

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    8/20

    BAB III

    METODE PERCOBAAN

    3.1 Bahan Percobaan

    Bahan yang digunakan dalam percobaan ini adalah akuades, kloroform,

    aseton, aluminium foil, tissue roll, kertas label, dan sabun cair.

    3.2 Alat Percobaan

    Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah erlenmeyer 50 mL, gelas

    kimia 200 mL dan 250 mL, pipet volume 5 mL, bulb, jarum, desikator, neraca

    analitik, hot plate, neraca digital, termometer 100 C, karet gelang, sikat tabung, dan

    batang pengaduk.

    3.3 Prosedur Percobaan

    Erlenmeyer 50 mL disiapkan sebanyak 2 buah kemudian masing-masing

    erlenmeyer (I dan II) kosong ditimbang. Erlenmeyer I dan II ditutup dengan

    aluminium foil dan dikencangkan dengan karet gelang lalu ditimbang kembali.

    Kemudian erlenmeyer I dan II diisi dengan akuades hingga penuh kemudian

    ditimbang kembali. Erlenmeyer dikosongkan kembali dan dikeringkan. Dipipet

    kloroform dan aseton masing-masing sebanyak 5 mL lalu dimasukkan ke dalam

    erlenmeyer I dan II. Erlenmeyer I dan II ditutup dengan aluminium foil dan diikat

    dengan karet gelang. Kemudian lubang kecil dibuat pada aluminium foil dengan

    menggunakan jarum. Setelah itu erlenmeyer direndam di dalam gelas kimia yang

    berisi air yang dipanaskan di atas hot plate sampai semua kloroform dan aseton

    menguap. Erlenmeyer diangkat dan suhu akuades diukur dengan termometer.

    Dinding luar erlenmeyer dikeringkan, lalu dimasukkan ke dalam desikator. Setelah

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    9/20

    erlenmeyer dingin dan cairan berhasil diembunkan, erlenmeyer kemudian ditimbang

    dengan neraca analitik.

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    10/20

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Pengamatan1. Kloroform

    Bobot erlenmeyer kosong = 37,7728 g

    Bobot erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang = 38,1734 g

    Bobot erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang + uap kloroform = 38,5390 g

    Bobot erlenmeyer + akuades = 97,2705 g

    Suhu dalam pengangas = 98 oC = 371 K

    Massa jenis akuades = 1 g/mL

    2. AsetonBobot erlenmeyer kosong = 37,6778 g

    Bobot erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang = 38,1309 g

    Bobot erlenmeyer + aluminium foil + karet gelang + uap aseton = 38,2408 g

    Bobot erlenmeyer + air = 96,7474 g

    Suhu dalam pengangas = 99,5oC = 372,5 K

    Massa jenis akuades = 1 g/mL

    Tabel Pengamatan

    No.Jenis zat

    cair

    Bobot erlenmeyer +

    aluminium foil + karet

    gelang (g)

    Bobot erlenmeyer +

    aluminium foil + karet

    gelang + uap cairan (g)

    1. Kloroform 38,1743 38,5390

    2. Aseton 38,1309 38,2408

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    11/20

    4.2 Perhitungan

    1. KloroformBobot kloroform = 38,5390 g38,1743 g = 0,3647 gram

    Bobot air = 97,2705 g37,7728 g = 59,4977 gram

    Volume akuades =akuadesjenisbobot

    akuadesbobot=

    g/mL1

    g497759, = 59,4977 mL

    Volume kloroform = Volume akuades = 59,4977 mL = 0,0595 L

    Bobot jenis kloroform =kloroformvolume

    kloroformbobot=

    L0,0595

    g0,3647 = 6,1294 g/L

    Suhu dalam penangas air = 98oC = 371 K

    Tekanan = 760 mmHg = 1 atm

    P

    TRMr

    atm1

    K371Katm/molL0,0821g/L1294,6

    = 186,6960 g/mol

    2. AsetonBobot aseton = 38,2408 g38,1309 g = 0,1099 g

    Bobot air = 96,7474 g37,6778 g = 59,0696 g

    Volume akuades =akuadesjenisbobot

    akuadesbobot=

    g/mL1

    g59,0696 = 59,0696 mL

    Volume aseton = Volume akuades = 59,0696 mL = 0,0591 L

    Bobot jenis aseton =asetonvolume

    asetonbobot=

    L0,0591

    g0,1099 = 1,8596 g/L

    Suhu dalam penangas air = 99,5 oC = 372,5 K

    Tekanan = 760 mmHg = 1 atm

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    12/20

    P

    TRMr

    atm1

    K372,5Katm/molL0,0821g/L8596,1

    = 56,8708 g/mol

    4.3 Pembahasan

    Penentuan bobot jenis zat dilakukan dengan terlebih dahulu menimbang

    erlenmeyer kosong setelah itu menimbang erlenmeyer yang telah ditutupi aluminium

    foil dan karet gelang. Setelah itu, erlenmeyer diisi dengan akuades kemudian

    ditimbang. Hal ini bertujuan untuk mengetahui bobot akuades dengan mengurangkan

    bobot erlenmeyer yang telah berisi akuades dengan bobot erlenmeyer kosong

    sehingga volume akuades dapat diperoleh dengan diketahuinya massa dan bobot

    jenis akuades. Kemudian suhu akuades dalam penangas diukur dengan menggunakan

    termometer. Hal ini dilakukan agar mempermudah perhitungan dalam mencari nilai

    dari massa molekul zat tersebut.

    Kemudian kloroform dan aseton masing-masing dimasukkan ke dalam

    erlenmeyer. Kedua zat ini digunakan karena memiliki titik didih yang rendah

    dibandingkan air sehingga penguapannya akan berlangsung lebih cepat. Titik didih

    kloroform dan aseton secara teori masing-masing sebesar 61 oC dan 56,2 oC. Setelah

    kedua zat dimasukkan ke dalam erlenmeyer, erlenmeyer ditutup dengan aluminium

    foil dan diikat dengan karet gelang. Pada aluminium foil masing-masing erlenmeyer

    dibuat 1 lubang dengan menggunakan jarum agar uap yang akan keluar nanti tidak

    sepenuhnya tertahan dalam erlenmeyer.

    Cairan kemudian dibiarkan sampai menguap seluruhnya, lalu suhu dicatat

    untuk menentukan titik didih. Selanjutnya erlenmeyer diangkat dan bagian luarnya

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    13/20

    dilap. Hal ini bertujuan agar pada saat dimasukkan dalam desikator, air tidak akan

    mengkontaminasi kloroform atau aseton. Proses pendinginan dilakukan di dalam

    desikator, agar tidak terjadi kontaminasi dari udara luar yang nantinya akan

    mempengaruhi hasil penimbangan.

    Berdasarkan hasil penimbangan dapat diketahui bobot jenis zat dengan

    membandingkan bobot zat dengan volume dari gas tersebut. Hasil pengukuran bobot

    jenis kloroform dan aseton yang diperoleh secara praktek berturut-turut adalah

    sebesar 6,1294 g/L pada suhu 98C dan aseton sebesar 1,8596 g/L pada suhu 99,5

    C

    sedangkan secara teori kerapatan kloroform sebesar 1,48 g/cm3 dan kerapatan aseton

    sebesar 0,788 g/cm3. Perbedaan nilai secara teori dan praktek dapat disebabkan

    karena kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam pengukuran seperti kesalahan pada

    saat penimbangan, pengukuran suhu ataupun proses pendinginan.

    Secara teori, kloroform memiliki bobot jenis yang lebih besar dibandingkan

    bobot jenis aseton, berarti kloroform lebih kental dibandingkan aseton. Hal ini

    menunjukkan bahwa aseton lebih mudah menguap daripada kloroform karena bobot

    jenisnya yang lebih kecil. Berdasarkan pengukuran yang telah dilakukan maka

    diperoleh massa molekul secara praktek pada kloroform (CHCl3) sebesar

    186,6960 g/mol dan pada aseton (CH3COCH3) sebesar 56,8708 g/mol sedangkan

    menurut teori massa molekul kloroform (CHCl3) dan aseton (CH3COCH3)

    berturut-turut sebesar 119,5 g/mol dan 58 g/mol. Perbedaan nilai ini dapat

    disebabkan karena kesalahan pengukur suhu air pada saat penguapan. Hal lain yang

    mempengaruhinya yaitu pada saat proses pendinginan dan pengembunan erlenmeyer

    dalam desikator, mungkin saja erlenmeyer belum betul-betul dingin ataupun uap zat

    belum sepenuhnya mengembun sehingga mempengaruhi pengukuran bobot

    erlenmeyer dan memberi hasil pengukuran yang salah.

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    14/20

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil percobaan ini adalah:

    1. Bobot jenis kloroform dan aseton berturut-turut adalah sebesar 6,1294 g/L

    dan 1,8596 g/L.

    2. Massa molekul kloroform adalah sebesar 186,6960 g/mol dan aseton adalah

    sebesar 56,8708 g/mol.

    5.2 Saran

    Saran untuk laboratorium diharapkan agar setiap meja praktikan memiliki

    tempat pembuangan untuk mencuci alat laboratorium sehingga praktikan tidak perlu

    mendatangi meja lainnya yang akan mempengaruhi konsentrasi praktikan lainnya.

    Saran untuk asisten penjelasan mengenai praktikum sudah baik sehingga

    praktikan mudah mengerti, tetapi diharapkan kepada kakak agar dapat menuntun

    praktikan dalam penggunaan alat agar praktikan lebih mengerti cara penggunaan

    alat-alat laboratorium.

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    15/20

    LEMBAR PENGESAHAN

    Makassar, 17 Februari 2014

    Asisten Praktikan

    RYAN ANDHIKA RACHMA SURYA M

    NIM. H311 11 030 NIM. H311 12 267

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    16/20

    DAFTAR PUSTAKA

    Castellan, G.W., 1983, Physical Chemistry, Third Edition, Addison-WesleyPublishing Company, California.

    Djunaidi, M.C., Lusiana, R.A., Wibawa, P.J., Siswanta, D., dan Jumina, 2010,

    Sintesis Turunan Polieugenol sebagai Carrier bagi Recovery Logam Berat

    dengan Teknik Membran Cair, Reaktor (online), 13 (1), 16-2,

    (http://ejournal.undip.ac.id/index.php/reaktor/article/download/1552, diakses

    pada tanggal 18 Februari 2014 pukul 19.00 WITA).

    Handayani, D., AulianiAm, Soeadmadji, D.W., dan Widodo, M.A., Enzim

    Lipoprotein Lipase Suatu Alternatif Pemeriksaan Metabolisme Lemak Pada

    Penderita DM Tipe 2 In Vitro, Maj. Kedok. Unibraw (online), 19 (2), 1-8,(http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/199, diakses pada tanggal

    18 Februari 2014 pukul 19.15 WITA).

    Mylonas, E., dan Svergun, D.I., 2007, Accuracy of Molecular Mass Determination of

    Proteins in Solution by Small-Angle X-Ray Scattering, Journal of Applied

    Crystallography (online), 40 (1), 245-249, (http:// www.embl-hamburg.de,

    diakses pada tanggal 18 Februari 2014 pukul 19.00 WITA).

    Rimsten, L., Stenberg, T., Andersson, R., Andersson, A., dan Aman, P., 2003,

    Determination of -Glucan Molecular Weight Using SEC with Calcoflour

    Detection in Cereal Extracts, Cereal Chemistry (online), 80 (4), 485-490,(http://search.proquest.com, diakses pada tanggal 18 Februari 2014 pukul

    19.30 WITA).

    Stoker, H. S., 1993,Introduction to Chemical Principles, Fourth Edition, Micimillan

    Publishing Company, New York.

    Sukardjo, 1989,Kimia Fisika, Rineka Cipta, Jakarta.

    Sunarya, Y., 2010,Kimia Dasar I, Yrama Widya, Bandung.

    http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/199http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/199http://www.embl-hamburg.de/http://www.embl-hamburg.de/http://search.proquest.com/http://search.proquest.com/http://www.embl-hamburg.de/http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/199
  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    17/20

    Lampiran 1. Bagan Kerja

    - Ditimbang dalam keadaan kosong.- Ditutup dengan aluminium foil, dikencangkan dengan karet

    gelang kemudian ditimbang kembali

    - Diisi dengan akuades hingga penuh, kemudian ditimbang.- Diukur suhu air dalam erlenmeyer.- Diisi 5 mL kloroform, ditutup dengan aluminium dan diikat

    dengan karet gelang kemudian aluminium foil dilubangi dengan

    jarum.

    - Erlenmeyer direndam dalam air yang sedang dipanaskan sampaisemua cairan menguap.

    - Suhu air diukur dan dicatat.- Erlenmeyer diangkat, bagian luar dilap dan dimasukkan ke

    dalam desikator.

    - Setelah dingin dan cairan mengembun, erlenmeyer ditimbangkembali.

    - Percobaan diulangi dengan menggunakan aseton.Data

    Erlenmeyer

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    18/20

    Lampiran 2. Foto Percobaan

    Gambar 1. Kloroform dan aseton sebelum proses pemanasan

    Gambar 2. Aseton pada saat proses pemanasan

    Gambar 3. Kloroform pada saat proses pemanasan

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    19/20

    Gambar 4. Kloroform dan aseton pada saat proses pendinginanan

    Gambar 5. Kloroform dan aseton setelah pendinginan

  • 5/28/2018 Laporan Bobot molekul

    20/20

    LAPORAN PRAKTIKUM

    KIMIA FISIKA

    PERCOBAAN II

    PENENTUAN MASSA MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN

    BOBOT JENIS

    NAMA : RACHMA SURYA M

    NIM : H311 12 267

    KELOMPOK/ REGU : II (DUA)/ IV

    HARI/ TANGGAL PERCOBAAN : SENIN/ 17 FEBRUARI 2014

    ASISTEN : RYAN ANDHIKA

    LABORATORIUM KIMIA FISIKA

    JURUSAN KIMIA

    FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

    UNIVERSITAS HASANUDDIN

    MAKASSAR

    2014