Laporan BOD Dan DO

download Laporan BOD Dan DO

of 6

description

.

Transcript of Laporan BOD Dan DO

Pada praktikum ke-4 tanggal 24 September 2013, dilakukan pengujian sifat biologi pada sampel air. Analisis air yang dilakukan adalah pengujian DO dan BOD. Oksigen Terlarut (DO) dan kebutuhan oksigen biologi (BOD) sebagai salah satu indikator untuk menentukan kualitas perairan.Biological Oxygen Demand(BOD) atau Kebutuhan Oksigen Biologis (KOB) adalah suatu analisa empiris yang mencoba mendekati secara global proses mikrobiologis yang benar-benar terjadi dalam air. DO adalah jumlah oksigen terlarut dalam air yang berasal dari fotosintesa dan absorbsi atmosfer atau udara. Oksigen terlarut di suatu perairan sangat berperan dalam proses penyerapan makanan oleh mahkluk hidup dalam air. BOD adalah. Penentuan bahan organik total ini dilakukan berdasarkan pemakaian oksigen oleh jasad-jasad renik yang membongkar bahan organik yang larut dalam air. Jumlah oksigen sebelum proses pembongkaran dan sesudah proses pembongkaran itulah yang dipakai sebagai ukuran (relatif) dan banyaknya bahan organik yang larut dalam air. Pengujian BOD menggunakan metode Winkler-Alkali iodida azida, yaitu penetapan BOD yang dilakukan dengan cara mengukur berkurangnya kadar oksigen terlarut dalam sampel yang disimpan dalam botol tertutup rapat, diinkubasi selama 5 hari pada temperatur kamar. Prinsipnyadengan menggunakan titrasi iodometri.Pada metode titrasi iodometri, sample atau contoh air diberi MnSO4 dan alkali iodida azida sehingga oksigen terlarut dalam air akan berealsi dengan ion mangan (II) dalam suasana basa menjadi hidroksida mangan dengan valensi yang lebih tinggi (Mn IV) dan akan terbentuk endapan MnO2. Selanjutnya sample air ditambahkan larutan H2SO4 pekat sehingga ion iodida (I) berada dalam suasana asam. Adanya ion iodide (I) dalam suasana asam menyebabkan ion mangan (IV) akan kembali menjadi ion mangan (II) dengan membebaskan iodin (I2) yang setara dengan oksigen terlarut dan endapan yang sebelumnya terjadi larut kembali. Iodin yang terbentuk ini selanjutnya dititrasi dengan larutan standar natrium thiosulfat (Na2S203) dan menggunakan indikator larutan amilum. Reaksi yang terjadi yaitu :

Prinsip pengukuran BOD pada dasarnya cukup sederhana, yaitu mengukur kandungan oksigen terlarut awal (DOi) dari sampel segera setelah pengambilan contoh, kemudian mengukur kandungan oksigen terlarut pada sampel yang telah diinkubasi selama 5 hari pada kondisi gelap dan suhu tetap (20oC) yang sering disebut dengan DO5. Selisih DOidan DO5 (DOi- DO5) merupakan nilai BOD yang dinyatakan dalam miligram oksigen per liter (mg/L).Hasil analisis pada tabel DO dan BOD menujukkan bahwa adanya perbedaan pengukuran DO sampel dengan cara metode iodometri dan alat DOmeter. DO sampel dengan metode iodometri memiliki nilai DO 5 mg/L sedangkan dengan mengggunakan DOmeter nilai DO 5 mg/L. DOmeter yang tidak dikalibrasi sebelumnya akan memberikan hasil pengukuran yang tidak tepat sehingg data yang dihasilkan menjadi tidak akurat. Kondisi alat ukur yang tidak di rawat dan tidak dilakukan pemeriksaan (maintenance) akan mengakibatkan kerusakan pada alat sehingga akan memberikan hasil pengukuran yang berada diluar standar. Umumnya nilai DO yang terlarut dalam air bervariasi antara 5-7 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi air cukup baik bagi kehidupan organisme akuatik. Tetapi apabila nilai DO berada di bawah 4 mg/L, maka hal ini merupakan suatu tanda bahwa kondisi air cukup membahayakan bagi biota pengguna oksigen (Foster, 1975 dalam Sukadi, 1999). Hal tersebut didukung oleh Azwir, (2004) di dalam Agus (2011) yang mengatakan bahwa semakin kecil kadar DO maka merupakan indikasi bahwa perairan tersebut telah tercemar dan Permenkes RI no. 416 thn 1990 mesyaratkan batas oksigen terlarut adalah 4,0 mg/L. Rendahnya DO dalam air juga diduga sebagai akibat proses pembusukan yang terjadi yang ditunjukkan dengan rendahnya pH. Disamping itu, suhu tinggi di permukaan dan rendahnya laju fotosintesis menyebabkan rendahnya kadar oksigen terlarut dalam air. Berdasarkan hasil analisis maka dapat dikatakan bahwa sampel air AMDK dan air sungai yang diambil memenuhi kriteria kondisi air yang cukup baik bagi kehidupan akuatik dan dianggap air bersih. Hasil analsisi BOD pada tabel 4 menujukkan bahwa sampel air keran, air sumur, dan air limbah lab memiliki nilai BOD 1 mg/L. Sedangkan sampel air cucian pakaian, air sungai, AMDK, dan air limbah jus memiliki nilai BOD 1 mg/L. Adanya nilai BOD yang bernilai negatif dapat disebabkan oleh adanya permukaan yang terkena cahaya pada bagian botol serum pada saat penyimpanan. Kondisi tempat yang tidak gelap akan menyebabkan terjadinya proses fotosintesis yang menghasilkan oksigen sehingga proses dekomposisi oleh mikroorganisme tidak hanya menggunakan oksigen yang tersisa. Untuk daerah tropik seperti Indonesia, bisa jadi temperatur inkubasi ini tidaklah tepat. Temperatur inkubasi yang relatif lebih rendah daripada temperatur yang dibutuhkan bagi mikroorganisme membuat aktivitas bakteri pengurai juga lebih rendah dan tidak optimal sebagaimana yang diharapkan.Keadaan oksigen terlarut berlawanan dengan keadaan BOD, semakin tinggi BOD semakin rendah oksigen terlarut. Pada umumnya, ketika level BOD tinggi, maka level DO menurun. Hal tersebut dikarenakan kebutuhan oksigen oleh bakteri tinggi dan bakteri mengambil oksigen telarut pada air. Pada air yang bersih dan jernih, pada umunyamemiliki BOD 5 di bawah 1 mg/L. Hal tersebut didukung oleh pendapat Fardiaz (1992) yang menyatakan bahwa air murni mempunyai nilai BOD5 kira-kira 1 mg/L dan air bersih mempunyai BOD5 3 mg/L. UNESCO/WHO/UNEP (1992) di dalam Agus (2011) menyatakan kadar maksimum BOD5 yang diperkenankan untuk kepentingan air minum dan menopang kehidupan organisme akuatik adalah 3.0-6.0 mg/L.Selain itu, Lee et al, (1978) di dalam Gusti (2004) mengemukakan kriteria pencemaran berdasarkan nilai BOD5 yaitu konsentrasi BOD5 2,90 mg/l tergolong perairan yang tidak tercemar, konsentrasi BOD5 3,00 5,00 mg/l menandakan perairan berada dalam kondisi tercemar ringan, konsentrasi BOD5 5,00 14,00 mg/l tergolong perairan tercemar sedang dan konsentrasi BOD5 15,00 mg/l mengindikasikan perairan berada dalam kondisi tercemar berat. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sampel air AMDK, air kran, dan sumur dikatakan merupakan air bersih dan sampel air sungai dan limbah jus dikatakan dalam kondisi tercemar ringan.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil prkatikum, dapat disimpulkan bahwa pengukuran DO dan BOD dipengaruhi oleh pH, Cahaya, Suhu, Konsentrasi mikroorganisme, faktor pengenceran, dan aerasi. Semakin tinggi nilai DO maka semakin kecil nilai BOD. DO sampel air AMDK dikatakan sebagai air bersih. BOD sampel air AMDK, air kran, dan sumur dikategorikan sebagai air bersih.

DAFTAR PUSTAKA

Sukadi. 1999. Pencemaran sungai akibat buangan limbah dan pengaruhnya terhadap BOD dan DO. Makalah. Bandung: Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung.

Gusti, D. 2004. Kualias perairan pantai Pulau Batam Kepulauan Riau berdasarkan karakteristik fisika-kimia dan struktur komunitas plankton. Skripsi. Bogor: Fakutlas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB.

Agus, I. 2011. Penilaian kualitas air dan kajian potensi Situ Salam sebagai wisata air di Univesitas Indonesia Depok. Tesis. Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Indonesia.

LAMPIRAN

Lampiran 1. DO sampel B-P2

Gambar 1. DO sampel B-P2