Laporan DK Riset

44
LAPORAN HASIL DISKUSI MODUL RISET PEMICU 1 KELOMPOK DISKUSI 7 Windy Valentin Sumbari I11112085 Briegita Adhelsa M. Dommy I1011131057 Hizki Ervando I1011141018 Bambang Aditya Rahmadani I1011141020 Vini Apriyanti I1011141022 Fariza Nur Shabrina I1011141025 Dimas Pria Abdi Pratama I1011141026 Esty Feira Yuliana I1011141033 Baskara Zhafran Ramadhan I1011141043 Buana Dewanti Wimpi I1011141067 Anggita Serli Verdian I1011141074 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN

description

Modul Riset

Transcript of Laporan DK Riset

LAPORAN HASIL DISKUSI MODUL RISETPEMICU 1

KELOMPOK DISKUSI 7Windy Valentin SumbariI11112085Briegita Adhelsa M. DommyI1011131057Hizki ErvandoI1011141018Bambang Aditya RahmadaniI1011141020Vini ApriyantiI1011141022Fariza Nur ShabrinaI1011141025Dimas Pria Abdi PratamaI1011141026Esty Feira YulianaI1011141033Baskara Zhafran RamadhanI1011141043Buana Dewanti WimpiI1011141067Anggita Serli VerdianI1011141074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK2015

1 2 BAB IPENDAHULUAN

1.1 PemicuIbu, sedang minum teh ya? Kelihatannya enak? Tanya Bisma. Bukan teh sayang, tapi rebusan daun mangga bacang nak? jawab Ibu. Bisma, pernah lihat tanaman mangga bacang di belakang rumah nenek? Itu namanya mangga bacang. Walaupun buahnya asem sekali, ternyata Ibu pernah baca bahwa hampir semua bagian dari tanaman tersebut mempunyai khasiat bagi kesehatan, atau sering disebut sebagai terapi herbal. Mau coba? Wah, enak juga ya rasanya, ujar Bisma setelah mencicipinya. Apa saja khasiat yang Ibu rasakan setelah rutin minum rebusan daun mangga? Bukannya pahit ya bu? tanya Bisma lagi. Ibu memang tidak sedang sakit, tapi setelah rutin minum rebusan daun mangga bacang ini, rasanya Ibu menjadi tidak cepat lelah dan selalu terjaga staminanya.

1.2 Klarifikasi dan Definisi1. Mangga Bacang: Tumbuhan jenis mangga, kulit batangnya abu-abu dan pecah-pecah, daun kasar dan rapuh, daging buah berserat, rasa asam agak manis.2. Terapi Herbal: Usaha untuk memulihkan kesehatan orang yg sedang sakit,pengobatan penyakit,perawatan penyakit dengan bahan alami.3. Khasiat: Kegunaan yang istimewa atau bersifat khas.4. Stamina: Kemampuan fisik seseorang untuk dapat melakukan kerj asehari-hari secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan, sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. (Irianto, 2004)

1.3 Kata Kunci1. Mangga Bacang2. Khasiat3. Terapi Herbal

1.4 Rumusan MasalahBagaimana proses penelitan manfaat mangga bacang bagi kesehatan?

1.5 Analisis Masalah

PenelitianManfaatMangga Bacang

Judul

Proposal

Pendahuluan

Tinjauan Pustaka

Metodologi

Daftar Pustaka

Lampiran

1.6 HipotesisLangkah awal untuk memperoleh hasil penelitian mengenai solusi dan manfaat dimulai dengan proposal penelitian yang rasional, empiris, dan sistematis.

1.7 Pertanyaan Diskusi1. Bagaimana sistematika dalam menyusun suatu usulan penelitian?2. Bagaiamana cara menentukan judul penelitian yang tepat?3. Bagaimana cara menentukan latar belakang masalah dan rumusan masalah dalam suatu penelitian?4. Bagaimana cara menentukanhipotesis, tujuan, dan manfaat dalam suatu penelitian?5. Apa saja jenis-jenis metode yang dapat digunakan dalam suatu penelitian?6. Apa yang dimaksud dengan desain penelitian?7. Apa saja variabel yang digunakan dalam penelitian?8. Apa yang dimaksud dengan definisi operasional dalam penelitian?9. Apa saja jenis-jenis uji statistik dan langkah-langkahmelakukan uji statistik?10. Bagaimana cara pengambilan sampel untuk suatu penelitian?11. Apa saja hambatan yang biasa dijumpai dalam suatu penelitian?12. Bagaimana penulisan daftar pustaka yang tepat dalam proposal penelitian?

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Bagaimana sistematika dalam menyusun suatu usulan penelitian?Berikut sistematika dalam usulan penelitian (Sastroasmoro,2002) :I. Pendahuluana. Latar Belakangb. Rumusan Masalahc. Hipotesisd. Tujuane. ManfaatII. Tinjauan PustakaKerangka KonsepIII. Metodologia. Desainb. Tempat dan waktuc. Populasi dan sampeld. Kriteria inklusi dan eksklusie. Besar sampelf. Cara kerjag. Identifikasi variabelh. Rencana manajemen dan analisis datai. Definisi Operasionalj. Masalah etikaIV. Daftar PustakaV. Lampiran

2.2 Bagaiamana cara menentukan judul penelitian yang tepat?Terdapat beberapa langkah yang perlu diperhatikan dalam menentukan judul usulan penelitian, yakni (Sastroasmoro, 2011):1. Judul hendaknya menggambarkan keseluruhan isi penelitian yang akan dilaksanakan.2. Judul harus dibuat dalam kalimat yang sederhana, tidak terlalu panjang, meskipun tidak dapat ditentukan batas jumlah katanya. Tidak jarang sifat dan isi penelitian memerlukan judul paanjang, bila perlu dibuat subjudul.3. Judul sebaiknya tidak menggunakan singkatan, kecuali yang baku.

Menurut Haryono pada tahun 2007, adapun sistematika penulisan pada halaman judul dengan urut dari atas ke bawah.Bagian paling atas pojok kanan memuat jenis penelitian.Pada bagian tengah atas memuat kata Laporan Penelitian, kemudian dibawahnya memuat judul penelitian. Berikutya memuat lambang institusi, lanjut dengan nama peneliti lengkap dengan gelarnya (bila kelompok, termasuk nama anggota kelompok). Selanjutnya, memuat identitas program studi atau fakultas. Bagian terakhir paling bawah ialah tahun pembuatan laporan.Judul penelitian yang dipilih harus mampu menggambarkan tujuan dari penelitian, menarik, menggambarkan isi, lokasi atau subjek penelitian, dan periode pengamatan.(Kuncoro,2003).

2.3 Bagaimana cara menentukan latar belakang masalah dan rumusan masalah dalam suatu penelitian?2.3.1 Menentukan Latar Belakang MasalahHal pertama yang harus dilakukan oleh setiap peneliti sebelum melakukan penelitian yaitu mengidentifikasi masalah. Masalah yang terjadi apabila terdapat kesenjangan antara apa yang seharusnya (das Sollen) dengan apa yang akan sekarang terjadi (das Sein). Pertanyaan yang timbul adalah apakah semua masalah kesehatan dapat diangkat menjadi masalah penelitian, tidak setiap masalah kesehatan layak diangkat menjadi masalah penelitian. Masalah penelitian harus dapat dipecahkan sebagian atau seluruhnya dengan penelitian ,dan kemungkinan jawabannya harus lebih dari satu.Agar suatu masalah dapat diangkat menjadi masalah penelitian diperlukan beberapa syarat yang harus dipenuhi yakni mampu laksana,menarik,memberikan sesuatu yang baru,etis,serta relevan.Kelima hal ini dirumuskan oleh Hulley dan Cummings sebagai FINER (Feasible,Interesting,Novel,Ethical,Relevant).1. Feasible, yaitu tersedia subyek penelitian,dana,waktu,alat dan keahlian.2. Interesting, yaitu masalah yang hendak diteliti menarik bagi peneliti.3. Novel, yaitu mengemukakan sesuatu yang baru,membantah atau mengkonfirmasi penemuan terdahulu serta melengkapi atau mengembangkan hasil penelitian terdahulu.4. Ethical, yaitu penelitian tidak bertentangan dengan etika.5. Relevant, yaitu adanya hubungan bagi pengembangan ilmu pengetahuan,untuk tata laksana pasien atau kebijakan kesehatan serta sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya.1) Sumber Masalah PenelitianMasalah penelitian dapat dikembangkan dari berbagai sumber, antara lain:a. Kepustakaan, meliputi buku ajar, karangan asli dalam jurnal, sari pustaka, abstrak). Tinjauan pustaka yang baik biasa diakhiri dengan saran tentang hal yang perlu diteliti lebih lanjut,harus diupayakan mencari publikasi ilmiah terbaru termasuk dengan menggunakan internet.b. Bahan diskusi dan hasil konferensi,seminar,simposium,lokakarya dan sebagainya.c. Masalah dalam pengalaman sehari-hari sering dapat dikembangkan menjadi masalah penelitian.Dikatakan bahwa cara terbaik untuk menjadi peneliti yang mandiri adalah mencari masalah penelitian yang bersumber dari praktek kehidupan sehari-hari.d. Pendapat pakar yang masih bersifat spekulatif sering dapat dicari landasan teorinya untuk dikembangkan menjadi masalah penelitian.e. Sumber non-ilmiah dapat merupakan sumber masalah penelitian.2) Butir-butir uraian dalam latar belakang masalahUraian dalam latar belakang masalah mencakup hal-hal berikut :a. Pembenaran (Justification) mengapa suatu masalah kesehatan perlu diangkat menjadi masalah penelitian.Dalam studi klinis maupun epidemiologis,hal ini mencakup :a) Besarnya masalah (Magnitude of The Problem),insidens atau prevalens penyakit yang tinggi merupakan masalah kesehatan apabila menyebabkan kesakitan dan kematian yang tinggi.b) Waktu,apakah masalah tersebut masih berlangsung sampai sekarang.c) Area geografik dan demografik.b. Pernyataan alternatif pemecahan masalah.c. Alternatif yang dipilih untuk memecahkan masalah dengan menyebut alasan mengapa alternatif tersebut dipilih.2.3.2 Menentukan Rumusan MasalahIdentifikasi masalah yang telah diuraikan dalam latar belakang masalah dirumuskan kembali menjadi lebih spesifik sehingga masalah menjadi jelas.Rumusan masalah penelitian mempunyai syarat sebagai berikut:1. Dikemukakan dalam kalimat tanya (interogatif), rumusan maslah dalam kalimat tanya sangat dianjurkan karena dapat lebih bersifat khas dan tajam.2. Substansi yang dimaksud hendaknya bersifat khas, tidak bermakna ganda.Apabila terdapat banyak pertanyaan penelitian maka pertanyaan harus dipisah agar dapat dijawab secara terpisah.

2.4 Bagaimana cara menentukan hipotesis, tujuan, dan manfaat dalam suatu penelitian?2.4.1 Menentukan HipotesisKarakteristik hipotesis yang baik: konsisten dengan penelitian sebelumnya, penjelasan masuk akal, perkiraan yang tepat dan dapat terukur, dapat diuji.Hipotesis diklasifikasikan sebagai hipotesis penelitian dan hipotesis statistik.Hipotesis penelitian dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan (deklaratif), sedangkan hipotesis statistik dalam bentuk hipotesis nol (H0) dan hipotesis alternatif (Ha).(Kuncoro, 2003).Dalam hubungannya dengan hipotesis dalam suatu penelitian, sebuah teori adalah perumusan sementara tentang suatu kemungkinan dalil.Teori sebagai titik permulaan bersumbernya hipotesis yang akan dibuktikan (Narbuko & Achmadi, 2004).Kegunaan pokok statistik inferensial ialah mengujihi potesis penelitian dengan menguji hipotesis statsitik.Hipotesis substansial adalah hipotesis yang mengandung pernyataan mengenai relasi antara dua variabel atau lebih sesuai dengan teori.Hipotesis substansial tidak dapat diuji, agar dapat diuji harus terlebih dahulu diterjemahkan menjadi term-term operasional atau term-terms statistik yang disebut dengan hipotesis statistik.Hipotesis statistik adalah pernyataan mengenai relasi statistik yang dijabarkan dari relasi-relasi yang terungkap dalam hipotesis substansi. Cara merumuskannya, pertama tuliskan hipotesis statistik yang mencerminkan arti operasional eksprimental yang terkandung dalam hipotesis substansi (contoh: H1: MA>MB), kemudian menuliskan hipotesis nol sebagai batu uji bagi hipotesis tipe pertama,contoh: Ho: MA=MB(Kerlinger, 2000)Beberapa saran yang perlu diperhatikan dalam menyusun hipotesis penelitian adalah sebagai berikut:a. Hendaknya disusun dalam kalimat pernyataan bukan pertanyaanb. Disusun secara padat maknac. Hendaknya dapat diuji kebenarannyad. Menyatakanpengaruh, hubunganatauperbedaandiantaravariabele. Formula penulisannyajangandigunakan H0dan H1 (Sarmanu,2004).2.4.2 Tujuan PenelitianTujuan penelitian menunjukkan hal-hal yang ingin dicapai, sesuai dengan pokok permasalahan. Tujuan penelitian biasanya diawali dengan kata-kata seperti :untuk mengetahui,menghitung,menganalisis,membedakan,dan lain-lain (Merta,2004).Tujuan penelitian berkaitan dengan pertanyaan penelitian, tapi tingkatan tujuan tergantung hasil kajian pustaka.Beberapa tingkatan atau macam tujuan penelitian,antara lain: (1) mengeksplorasi ; misal: mengeksplorasi faktor-faktor yang mempengaruhi.... (2) mendeskripsikan; misal: mendeskripsikan pola ....; mendeskripsikan perkembangan .....; mendeskripsikan kategori ....(3) menguji hipotesis; misal: menguji hipotesis bahwa tidak ada hubungan antara .... dengan....(4) mengevaluasi; misal: mengevaluasi ketepatan pemilihan lokasi ibukota ... dengan criteria akademis. Sebaiknya dirumuskan suatu tujuan bagi setiap pertanyaan penelitian.Tujuan untuk masing-masing pertanyaan penelitian dapat berbeda,tergantung pada status/ujung pengetahuan yang ada saat ini(state of the art) hasil kajian pustaka bagi masing-masing pertanyaan penelitian.(Djunaedi, 2002).Tujuan penelitian berkaitan erat dengan rumusan masalah yang dituliskan, misalnya jika rumusan masalahnya apakah ada pengaruh latihan terhadap produktivitas kerja pegawai,maka tujuannya adalah ingin mengetahui apakah ada hubungan antara latihan dan produktivitas kerja pegawai dan kalau ada seberapa besar. Rumusan masalah dan tujuan penelitian ini jawabnya terletak pada kesimpulan penelitian.(Sugiyono,1999).2.4.3 Manfaat PenelitianHasil penelitian harus bermanfaat bagi (Arikunto, 2002) :a. Penelitib. Instansi/lembaga tempat penelitianc. Universitasd. Peneliti pada masa mendatangManfaat penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan penelitian.Kalau penelitian dapat tercapai dan rumusan masalah terjawab dengan akurat, maka apa dan bagi siapa hasil penelitian tersebut bermanfaat. Menurut Sugiyono (1999) setidaknya penelitian bermanfaat untuk:a. Kegunaan teoritis: Untuk mengembangkan ilmu.b. Kegunaan praktis: Membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada objek yang diteliti.Kegunaan penelitian merupakan uraian tentang manfaat dari hasil atau temuan penelitian. Kalau ternyata terbukti bahwa ada hubungan antara gaji pegawai dengan semangat kerja mereka, lalu apa manfaat dari temuan tersebut bagi lingkungan di mana penelitian dilangsungkan?(Mustaf, 1997).

2.5 Apa saja jenis-jenis metode yang dapat digunakan dalam suatu penelitian?2.5.1 Metode Penelitian Survei a. Metode Penelitian Survei DeskriptifSurvei deskriptif dilakukan pada sekumpulan objek yang biasanya bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi dalam suatu populasi tertentu. Pada umumnya survey deskriptif digunakan untuk membuatpenilaian terhadap suatu kondisi dan penyelenggaran suatu program dimasa sekarang, kemudian hasilnya digunakan untuk menyusun perencanaan perbaikan program tersebut.b. Metode Penelitian Survei Analitik Survei analitik adalah survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena atau antara faktor risiko dan faktor efek. Secara garis besar survei analitik ini dibagi menjadi 3 yaitu:1. Rancangan Survei Cross SectionalSuatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time approach).2. Rancangan Survei Case ControlSuatu penelitian (survei analitik) yang menyangkut bagaimana faktor risiko dipelajari dengan menggunakan pendekatan retrospective. Dengan kata lain, efek (penyakit atau status kesehatan) diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi ada atau terjadinya pada waktu yang lalu.3. Rancangan Survei CohortSuatu penelitian survei (noneksperimen) yang paling baik dalam mengkaji hubungan antara faktor resiko dengan efek (penyakit). Penelitian cohort juga merupakan suatu penelitian yang digunakan untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktor risiko dengan efek melalui pendekatan longitudinal kedepan atau prospektif.c. Metode Penelitian EksperimenSuatu penelitian dengan melakukan kegiatan percobaan (eksperimen), yang bertujuan untuk mengetahui gejala atau pengaruh yang timbul , sebagai akibat dari adanya perlakuan tertentu atau eksperimen tersebut.

2.6 Apa yang dimaksud dengan desain penelitian?2.6.1 DefinisiDesain penelitian atau desain studi dapat didefinisikan sebagai rencana, struktur, dan strategi penyelidikan yang hendak dilakukan guna mendapatkan jawaban dari pertanyaan atau permasalahan penelitian. Rencana tersebut merupakan skema atau program lengkap dari sebuah penelitian, mulai dari penyusunan hipotesis yang berimplikasi pada cara, prosedur penelitian dan pengumpulan data sampai dengan analisis data.Desain penelitian sebagai sebuah cetak-biru (blueprint) atau rencana lengkap tentang bagaimana sebuah penelitian akan dijalankan secara lengkap. Rencana tersebut meliputi variabel-variabel kerja dan bagaimana variabel tersebut dapat diukur, memilih sampel, mengumpulkan data yang digunakan untuk uji hipotesis, dan analisis data atau hasilnya.2.6.2 Manfaat Desain PenelitianTerdapat dua manfaat utama dari desain penelitian.Yang pertama terkait dengan identifikasi dan/atau pengembangan prosedur dan pengaturan logistik yang diperlukan dalam kerja penelitian, dan yang kedua menekankan pada pentingnya kualitas prosedur-prosedur tersebut dalam kaitannya dengan validitas, obyektivitas dan keakuratan kerja penelitian. Oleh karena itu, melalui sebuah desain penelitian seseorang dapat :1. Mengkonsepkan rencana oprasional untuk menjalankan berbagai prosedur dan tugas yang diperlukan untuk menyempurnakan studi.2. Memastikan bahwa prosedur-prosedur tersebut sesuai dan layak untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan atau permasalahan penelitian secara valid, obyektif dan akurat.Desain penelitian menjabarkan secara lengkap tentang bagaimana seorang peneliti hendak melakukan penyelidikan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Selain itu adanya desain penelitian juga memungkinkan orang lain memahami dan mengikuti langkah-langkah yang hendak dijalankan oleh peneliti dalam menemukan jawaban.

2.6.3 Tujuan Desain PenelitianTujuan desain penelitian yang baik adalah memberikan hasil yang dinilai dapat dipercaya.Kredibilitas mengacu pada seberapa luas hasilnya mendekati realitas dan dipertimbangkan sebagai sesuatu yang dapat dipercaya dan masuk akal.Kredibilitas menjadi lebih kuat jika desain penelitian mempertimbangkan sumber-sumber bias yang dapat mengubah temuan. Bias yang dimaksud disini adalah suatu bentuk salah sistematik, suatu faktor yang mempengaruhi hasil dan merusak mutu penelitian.

2.7 Apa saja variabel yang digunakan dalam penelitian?Menurut Karlinger (2000) : variabel adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari,sedangkan menurut Sugiyono (2009) : variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.Variabel yang digunakan dalam penelitian di antaranya (Sugiyono,2009) :a. Variabel Independenadalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat).b. Variabel Dependen,adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.c. Variabel Moderatoradalah variabel yang mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen.d. Variabel Intervening (variabel penyela/antara) adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan tidak langsung dan tidak dapat diamati atau diukur.e. Variabel Kontroladalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidakdipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.f. Variabel Luar (epsilon (e))adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi variabel dependen/endogen akan tetapi tidak diteliti.Contoh variabel penelitian: struktur organisasi,kepemimpinan, pengawasan, koordinasi, prosedur dan mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan , budaya,organisasi.

2.8 Apa yang dimaksud dengan definisi operasional dalam penelitian?Defenisi operasional adalah mendefenisikan suatu variabel yang akan diamati dalam proses dengan mana variabel itu akan diukur (Jewel & Siegal, 1998).Definisi operasional adalah mengidentifikasikan variabel secara operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi dan pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena(Alimul, 2007).Operasionalisasi variabel merupakan proses mengubah definisi nominal menjadi definisi operasional. Misalnya definisi nominal dari disiplin adalah "tingkat kepatuhan seseorang kepada aturan-aturan yang dikeluarkan oleh organisasi". Definisi operasionalnya: Masuk pukul 07.00 dan pulang pukul 14.00, setiap tanggal 17 mengikuti apel, tidak merokok di tempat yang ada larangan merokok, meminta ijin kepada yang berwenang jika meninggalkan kantor pada saat jam kerja, dan lain sebagainya. Definisi operasional tidak boleh mempunyai makna yang berbeda dengan definisi nominal.Oleh karena itu sebelum menyusun defenisi operasional, peneliti harus membuat definisi nominal terlebih dahulu variabel penelitiannya. Definisi nominal dari variabel penelitian seharusnya secara eksplisit telah dinyatakan dalam kerangka pemikiran.Definisi nominal dapat diangkat dari berbagai pendapat para akhli yang memang banyak membicarakan, menulis tentang variabel yang ditelitinya. Kalau variabelnya adalah "Peran Kepala Desa", maka peneliti harus mempelajari konsep "peran Kepala Desa". Apa itu peran?.Peneliti tidak bisa hanya mengutip satu atau dua pendapat saja. Makin banyak pendapat para akhli yang dikutip, makin besar kemungkinan kebenaran makna definisi nominal variabel penelitiannya. Untuk memudahkan, langkah awal yang bisa diambil guna menyusun definisi nominal variabel penelitian adalah melihat kamus umum.Kalau variabel tersebut berasal dari kata asing, misalnya dari bahasa Inggeris, maka kamus bahasa Inggeris yang dipakai.Baru setelah itu mencari dari buku-buku khusus yang membahas konsep atau variabel penelitiannya.Jika buku yang dibacanya cukup tebal sehingga sulit menemukan kata yang dicarinya, manfaatkan indeks yang ada di buku tersebut.Melalui indeks, peneliti dapat dengan mudah menemukan nomor halaman di mana kata yang dimaksudkan dibahas (Mustafa,1997).Menururt Sarwono (2002) ada tiga pendekatan untuk menyusun definisi operasional, yaitu disebut Tipe A, Tipe B dan Tipe C.1) Definisi Operasional Tipe A: Definisi operasional Tipe A dapat disusun didasarkan pada operasi yang harus dilakukan, sehingga menyebabkan gejala atau keadaan yang didefinisikan menjadi nyata atau dapat terjadi. Dengan menggunakan prosedur tertentu peneliti dapat membuat gejala menjadi nyata. Contoh: Konflik didefinisikan sebagai keadaan yang dihasilkan dengan menempatkan dua orang atau lebih pada situasi dimana masing-masing orang mempunyai tujuan yang sama, tetapi hanya satu orang yang akan dapat mencapainya.2) Definisi Operasional Tipe B: Definisi operasional Tipe B dapat disusun didasarkan pada bagaimana obyek tertentu yang didefinisikan dapat dioperasionalisasikan, yaitu berupa apa yang dilakukannya atau apa yang menyusun karaktersitik-karakteristik dinamisnya. Contoh: Orang pandai dapat didefinisikan sebagai seorang yang mendapatkan nilai-nilai tinggi di sekolahnya.3) Definisi Operasional Tipe C: Definisi operasional Tipe C dapat disusun didasarkan pada penampakan seperti apa obyek atau gejala yang didefinisikan tersebut, yaitu apa saja yang menyusun karaktersitik-karaktersitik statisnya. Contoh: Orang pandai dapat didefinisikan sebagai orang yang mempunyai ingatan kuat, menguasai beberapa bahasa asing, kemampuan berpikir baik, sistematis dan mempunyai kemampuan menghitung secara cepat.

2.9 Apa saja jenis-jenis uji statistik dan langkah-langkah melakukan uji statistik?2.9.1Uji Kolmogorov Smirnov1.Pengertiana)Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang banyak dipakai, terutama setelah adanya banyak program statistik yang beredar.b)Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi pada uji normalitas dengan menggunakan grafik.c)Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku.d)Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk Z-Score dan diasumsikan normal.e)Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku.2.TujuanUji Kolmogorov-Smirnovbiasa digunakan untuk memutuskan jika sampel berasal dari populasi dengan distribusi spesifik/tertentu.3.KesimpulanHipotesis padaujiKolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:H0 : datamengikutidistribusi yang ditetapkanHa : data tidakmengikutidistribusi yang ditetapkan2.9.2Uji T Berpasangan1.PengertianUji-t menilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok berbeda secara statistik satu sama lain. Analisis ini digunakan apabila kita ingin membandingkan mean dan keragaman dari dua kelompok data, dan cocok sebagai analisis dua kelompok rancangan percobaan acak.2.TujuanUji t berpasangan (paired t-test) biasanya menguji perbedaan antara dua pengamatan.Uji t berpasangan biasa dilakukan pada Subjek yang diuji pada situasi sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa.Misalnya jika kita ingin menguji banyaknya gigitan nyamuk sebelum diberi lotion anti nyamuk merk tertentu maupun sesudahnya.3.KesimpulanHipotesis pada uji-t berpasangan yang digunakan adalah sebagai berikut:H0: D = 0 (perbedaan antara dua pengamatan adalah 0)Ha: D 0 (perbedaan antara dua pengamatan tidak sama dengan 0)2.9.3Wikoxon1.PengertianUji perangkat bertanda wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari dua data apakah berbeda atau tidak.2.TujuanUji perangkat bertanda wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil pengamatan yang berpasangan dari dua data apakah berbeda atau tidak.2.9.4Mann Whitney1.PengertianUji Mann-Whitney merupakan alternatif bagi uji-t. Uji Mann Whitneymerupakan uji non-parametrik yang digunakan untuk membandingkan dua mean populasi yang berasal dari populasi yang sama. Uji Mann-Whitney juga digunakan untuk menguji apakah dua mean populasi sama atau tidak.2.TujuanUji Mann-Whitneybiasanya digunakan dalam berbagai bidang, terutama lebih sering dalam Psikologi, medik/perawatan dan bisnis.Misalnya, pada psikologi,uji Mann-Whitneydigunakan untuk membandingkan sikap dan perilaku, dan lain-lain. Dalam bidang pengobatan,uji Mann-Whitneydigunakan untuk mengetahui efek obat apakah sama atau tidak, selain itu juga bisa digunakan untuk menguji apakah obat tertentu dapat menyembuhkan penyakit atau tidak. Dalam Bisnis,uji Mann-Whitneydapat digunakan untuk mengetahui preferensi orang-orang yang berbeda.3.KesimpulanAsumsi yang berlaku dalam uji Mann-Whitney adalah:a.Uji Mann-Whitney mengasumsikan bahwa sampel yang berasal dari populasi adalah acak,b.Pada uji Mann-Whitney sampel bersifat independen (berdiri sendiri),c.Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal.Hipotesis yang digunakan adalah:H0: tidak ada perbedaan distribusi skor untuk populasi yang diwakilkan oleh kelompok eksperimen dan control.Ha: Skor untuk kelompok eksperimen secara statistik lebih besar daripada skor populasi kelompok control.2.9.5One Way Annova1.PengertianANOVA merupakan lanjutan dari uji-t independen dimana kita memiliki dua kelompok percobaan atau lebih.2.TujuanANOVA biasa digunakan untuk membandingkan mean dari dua kelompok sampel independen (bebas)3.KesimpulanAsumsi yang digunakan adalah subjek diambil secara acak menjadi satu kelompok n. Distribusi mean berdasarkan kelompok normal dengan keragaman yang sama. Ukuran sampel antara masing-masing kelompok sampel tidak harus sama, tetapi perbedaan ukuran kelompok sampel yang besar dapat mempengaruhi hasil uji perbandingan keragaman.Hipotesis yang digunakan adalah:H0: 1 = 2 = k (mean dari semua kelompok sama)Ha: i j (terdapat mean dari dua atau lebih kelompok tidak sama)2.9.6Friedman1.PengertianUji Friedman merupakanmetode di dalam statistika nonparametrik yang digunakan untuk melakukan analisis ragam 2-arah (two way analysis of variance).Friedman Test mensyaratkan tidak ada ulangan (replication) bagi perlakuan yang diberikan kepada unit-unit percobaan. Maksudnya, hanya ada tepat 1 (satu) pengamatan untuk setiap perlakuan di dalam setiap blok. Selain itu, perlakuan yang digunakan setidak-tidaknya sebanyak 3 perlakuan.2.TujuanFriedman Test digunakan manakala seseorang tidak mempertimbangkan asumsi kenormalan dari distribusi sampel.Bisa juga, ketika asumsi-asumsi yang dibutuhkan oleh metode 2-way ANOVA parametrik tidak terpenuhi. Atau, apabila data hasil pengamatan berupa ranking-ranking (misal pada uji organoleptik, dll.), maka Friedman Test lebih tepat digunakan, karena data berupa ranking tergolong tipe data ordinal, sehingga metode parametrik tidak tepat untuk diterapkan.3.KesimpulanMetode padanan di dalam statistika parametrik bagi Friedman Test adalah Analisis Ragam 2-arah (2-way ANOVA)2.9.7Kruskal Walls1.PengertianKruskal-Wallis test dikembangkan oleh Kruskal dan Wallis. Uji Kruskal-Wallis adalah uji nonparametrik yang digunakan untuk membandingkan tiga atau lebih kelompok data sampel.2.TujuanUji Kruskal-Wallis digunakan ketika asumsi ANOVA tidak terpenuhi.ANOVA adalah teknik analisis data statistik yang digunakan ketika kelompok-kelompok variabel bebas lebih dari dua. Pada ANOVA, kita asumsikan bahwa distribusi dari masing-masing kelompok harus terdistribusi secara normal. Dalam uji Kruskal-Wallis, tidak diperlukan asumsi tersebut, sehingga uji Kruskal-Wallis adalah uji distribusi bebas. Jika asumsi normalitas terpenuhi, maka uji Kruskal-Wallis tidak sekuat ANOVA3.KesimpulanHipotesis dalam uji Kruskal Wallis adalah sebagai berikut:H0 : sampel berasal dari populasi yang sama (1 = 2 = = k)Ha : sampel berasal dari populasi yang berbeda (i = j)Uji Kruskal Wallis harus memenuhi asumsi berikut ini:a)Sampel ditarik dari populasi secara acakb)Kasus masing-masing kelompok independenc)Skala pengukuran yang digunakan biasanya ordinal2.9.8.Chi Square1.PengertianTeknik uji Chi Square pertama kali diperkenalkan oleh Karl Pearson untuk menguji keselarasan.2.TujuanPengujian dilakukan untuk memeriksa ketergantungan dan homogenitas kedua prosedur tersebut meliputi perbandingan frekuensi yang teramati dengan frekuensi yang diharapkan bila hipotesis nol yang ditetapkan benar.3.KesimpulanHipotesis Null: Distribusi frekuensi beberapa kejadian yang diamati pada sebuah sampel konsisten dengan distribusi teoritis tertentu.2.9.9Fisher1.PengertianUji exact Fisher digunakan ketika Anda memiliki dua variabel nominal.2.TujuanUji exact Fisher digunakan ketika Anda memiliki dua variabel nominal.3.KesimpulanPenyusunan Hipotesis nol pada Uji exact Fisher adalah sebagai berikut:H0 : proporsi relatif dari satu variabel tidak terkait dengan variabel kedua.2.9.10Korelasi Pearson, Spearman1.PengertianKorelasi Pearson didasarkan pada nama penemunya yaitu Karl Pearson.2.TujuanKorelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan dari beberapa variable.3.KesimpulanBeberapa asumsi yang digunakan apabila dilakukan analisis korelasi produk moment atau korelasi pearson antara laina. Distribusi nilai dari variable berdistribusi normal atau mendekati normal.b. Variable yang akan dicari korelasinya adalah variable kontinum yang bersifat rasional atau minimal bersifat interval.c. Hubungan dari 2 variabel adalah liniear2.9.11.Regresi Linear1.PengertianPersamaan umumnya adalah: Y = a + b X. Dengan Y adalah variabel terikat dan X adalah variabel bebas. Koefisien a adalah konstanta (intercept) yang merupakan titik potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius.2.TujuanAnalisis regresi linear sederhana dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat.3.KesimpulanMaka yang harus diperhatikan adalah memastikan apakah asumsi-asumsi regresi sudah terpenuhi sehingga model regresi dapat dikatakan bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Asumsi regresi linier klasik tersebut antara lain adalah: model regresi dispesifikasikan dengan benar, data berdistribusi normal, tidak terjadi heteroskedastisitas, tidak terjadi multikolinieritas antar peubah bebas, dan tidak terjadi autokorelasi (untuk data yang diurutkan berdasarkan waktu/time series).2.9.12Regresi Logistic1.PengertianRegresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel dependen (respon) merupakan variabel dikotomi.Variabel dikotomi biasanya hanya terdiri atas dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1.2.TujuanTidak seperti regresi linier biasa, regresi logistik tidak mengasumsikan hubungan antara variabel independen dan dependen secara linier. Regresi logistik merupakan regresi non linier dimana model yang ditentukan akan mengikuti pola kurva linier.

2.10 Bagaimana cara pengambilan sampel untuk suatu penelitian?Cara pemilihan sampel dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :a. Berdasarkan peluang (probability sampling) Tiap subyek dalam populasi (terjangkau) mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih dan tidak terpilih sebagai sampel penelitian. Menurut Sudigdo (2011) dan Soekidjo (2010) terdapat jenis-jenis probability sampling antara lain :1) Simple Random SamplingPada simple random sampling kita hitung terlebih dahulu jumlah subyek dalam populasi (terjangkau) yang akan dipilih subyeknya sebagai sampel penelitian. 2) Systematic SamplingPada sistematik sampling ditentukan bahwa dari seluruh subyek yang dapat dipilih, setiap subyek nomor ke-sekian dipilih sebagai sampel. 3) Stratified Random SamplingPada Stratified random sampling sampel dipilih secara acak untuk setiap strata, kemudian hasilnya dapat digabungkan menjadi satu sampel yang terbebas dari variasi untuk setiap strata.4) Cluster SamplingPada cluster sampling sampel dipilih secara acak pada kelompok individu dalam populasi yang terjadi secara alamiah b. Tidak berdasarkan peluang (non-probability sampling)1) Non-Probability Sampling Merupakan cara pemilihan sampel yang tidak di dasarkan atas kemungkinan yang dapat diperhitungkan, tetapi semata-mata hanya berdasarkan kepada segi-segi kepraktisan belaka. 2) Consecutive SamplingPada Consecutive sampling semua subyek yang datang secara berurutan dan memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi.3) Convenient SamplingPada Convenient sampling sampel diambil tanpa sistematika tertentu, sehingga jarang dapat dianggap dapat mewakili populasi terjangkau, apalagi populasi target penelitian. 4) Judgmental Sampling atau Purposive SamplingPada judgedmental sampling peneliti memilih responden tersebut dapat memberikan informasi yang memadai untuk menjawab pertanyaan peneliti.

2.11 Apa saja hambatan yang biasa dijumpai dalam suatu penelitian?Hambatan-hambatan dalam penelitian berasal dari 2 sumber,yaitu:a. Hambatan dari dalam, termasuk diantaranya:kurangnya persiapan apa yang dilakukan sebelum berinteraksi dengan responden, perasaan terasing dari peneliti terhadap responden,kurang bisanya peneliti beradaptasi dengan kegiatan,kebiasaan,dan tata cara hidup responden,tidak dapat memanfaatkan peran informan di lapangan.b. Hambatan yang berasal dari luar, diantaranya:peneliti larut dengan responden dan kehilangan arah tentang informasi apa yang perlu diambil dari interaksi dengan responden,peneliti tidak dapat mengidentifikasi gejala yang diinginkankarena adanya aturan yang harus ditaati di lapangan,minimnya perlengkapan yang dimiliki peneliti dalammelakukan observasi di lapangan

2.12 Bagaimana penulisan daftar pustaka yang tepat dalam proposal penelitian?a. Penulisan daftar pustaka secara umum.Nama pengarang ditulis mulai dari nama keluarganya, sedangkan namanya sendiri ditulis di belakangnya sesudah tanda koma. Seringkali nama-nama sendiri itu tidak ditulis lengkap, akan tetapi hanya huruf singkatannya saja, walaupun kadang-kadang nama senidri yang pertama lengkap, tetapi nama sendiri yang kedua dengan huruf singkatan. Contoh: Bruner, E.M; Mizuno, K. Semua gelar akademis dan gelar lain tidak dicantumkan. Nama Cina biasanya mempunyai unsur nama keluarga di depan, sehingga antara bagian-bagian dari nama tidak perlu diberi koma, contoh: Lie Tek-tjeng. Nama Belanda ada sedikit kesukaran karena ada unsur nama seperti Van, Van der, Ter, akan tetapi unsur nama tersebut sering diperlakukan sebagai unsur tambahan, contoh: Har, B. Ter, bukan Ter Har, B. Nama Indonesia lebih sukar karena belum ada ketentuan. Misalnya Bachtiar Rifai, kita selalu ragu apakah lebih dahulu ditulis Bachtiar atau Rifai, tetapi yang penting adalah konsisten. (Koentjaraningrat,1991)b. Daftar pustaka bersumber internet.Nama mengikuti tradisi tertentu atau bila tidak ada diganti nama lembaga yang bertanggung jawab. Tahun (atau ditambah tanggal di dalam kurung, bila ada) terakhir diperbarui. Judul artikel dan bisa ditambah, bila ada, informasi nama publikasi/judul jurnal elektronik ditulis miring. Tulisan Tersedia di situs: diteruskan dengan alamat situs web ditambah [tanggal akses di dalam kurung]. Contoh: Li, X, & N. Crane. 1996 (Agustus 26).Bibliographic format for citing electronic information. Tersedia di: http://www.uvm.edu/~xli/reference/estyles.htm [29 April 1996]. Sanchez, C. 1996 (13 Januari).Future of affirmative action in higher education.National Public Radio.Electric Library, hal.B5 (9 alinea). Tersedia di: http://www.elibrary.com [1 Oktober 1996] (Djunaedi, 2002).c. Contoh penulisan daftar pustaka dari internet.Shankar S dan Coates RM. 1997. My Research Summary, Part One, Cyclobutylcarbynyl Reaarrangements of Caryophyllenyl Derivates, http://www.aries.scs.uicc.educ/shankar1.htmd. Daftar Pustaka bersumber CD-RO.CD-ROM biasanya dipunyai oleh perpustakaan yang berlangganan atau mempunyai kontrak layanan dengan produsen CD-ROM tersebut, atau ada juga CD-ROM yang disebarluaskan sebagai pengganti buku/jurnal cetak. Format penulisan: Nama mengikuti tradisi tertentu atau bila tidak ada diganti nama lembaga yang bertanggung jawab atau nama ini tidak dicantumkan bila tidak ada. Tahun terbit (ditambah tanggal, bila ada). Judul artikel dan informasi publikasi. Tulisan CD-ROM tersedia: Diteruskan dengan nama lembaga pemberi layanan atau penerbitnya ditambah [tanggal akses di dalam kurung]. Contoh: Howell, V. &B. Carlton. 1993 (29 Agustus). Growing up tough: New generation fights for its life: Inner-city youths live by rule of vengeance. Birmingham News, hal. 1A (10 halaman). CD-ROM tersedia: 1994 SIRS/SIRS 1993 Youth/ Volume 4/ Article 56A [16 Juli 1995]. Oxford English Dictionary computer file: On compact disc (2 nd ed.). 1992. CD-ROM tersedia: Oxford UP [27 May 1995]. (Djunaedi,2002).e. Setiap universitas memiliki format penulisan yang berbeda.Fakultas ekonomi dan Psikologi banyak menggunakan metode APA (American Psychological Association). Cara lain adalah menggunakan format penulisan dengan sistem Harvard yang populer disekolah-sekolah bisnis di seluruh dunia. Beberapa contoh dapat dilihat berikut ini (Kuncoro, 2003) :1) Buku dengan satu penulis:Nama keluarga, inisial, tahun, judul dengan huruf miring atau garis bawah, edisi, kota, penerbit (Contoh: Jordan, R., 1996, Academic Writing Course, 2nd ed., Harlow, Longman).2) Buku dengan lebih dari satu penulis:Cantumkan nama keluarga semua penulis, dan diikuti inisialnya masing-masing, tahun, judul dengan huruf miring atau garis bawah, edisi, kota, penerbit. (Contoh: McTaggart, D., Findlay, C. & Parkin, M., 1996, Economics, 2nd ed., Sydney, Addison-Welsey).f. Bagian dari buku yang diedit oleh penulis yang berbeda dan bab yang berbeda:Nama keluarga, inisial, tahun judul artikel dalam tanda petik tetapi tidak dengan huruf miring atau garis bawah, dalam, inisial, nama keluarga, subjudul dengan huruf miring atau garis bawah, edisi, kota, penerbit.Contoh: Daniels, P. 1992, Australias Foreign Debt: Searching for the Benefits in, P. Maxwell & S. Hopkins, Macroeconomics: Contemporary Australian Readings, 2nd ed., Pymble, Harpey).

g. Artikel jurnal:Nama keluarga, inisial, tahun, judul dalam tanda petik dan tidak dengan huruf miring atau garis bawah, judul jurnal yang dicetak miring atau garis bawah, volume diikuti terbitan (dalam kurung), halaman. Contoh: Abrahamson, A., 1991, Managerial Fads and Fashions: The Diffusion and Rejection of Innovation Academy of Management Review, 16(3), 586-612.h. Artikel majalah:Nama keluarga, inisial, tahun, judul dalam tanda petik dan tidak dengan huruf miring atau garis bawah, judul majalah yang dicetak miring atau garis bawah, bulan diikuti tanggal, halaman.Contoh: Jayasankaran, S. 2000, Malaysia: Miracle Cure, Far Eastern Economic Review, May 11, p36.i. Sumber dari internet dengan penulis:Nama keluarga, inisial, tahun tulisan, judul artikel tidak dengan huruf miring atau garis bawah, organisasi atau website, URL atau alamat web.Contoh: Chan, P., 1997, Same or different?: A comparison of the Benefits Australian and Chinese University Students Hold about Learning Proceedings of AARE conference, Swinburne University, http://www.swin.edu.au/aare/97pap/CHANP97058.html.j. Sumber dari internet tanpa nama penulis:Nama organisasi tempat penulis, tahun tulisan, judul artikel tidak dengan huruf miring atau garis bawah, organisasi atau website, URL atau alamat web, bulan dan tanggal akses, tahun akses.Contoh: Statsoft, inc., 1997, Electronic Statistic Textbook, Tulsa OK., Statsoft online, http://www.statsoft.com/textbook/stathome.html, accessed May 27, 2000.

BAB IIIKESIMPULAN

3.1 KesimpulanBerdasarkan pembahasan diatas untuk menyusun suatu usulan penelitian yang baik yaitu dengan mengikuti langkah-langkah yang telah ditetapkan dan disusun secara rasional serta sistematis untuk memperoleh hasil penelitian mengenai solusi dan manfaat.

BAB IVDAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto,Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek.Rineka Cipta. Jakarta.2. Djunaedi,Achmad.2002. Petunjuk Penulisan Usulan Penelitian dan Tesis.Edisi Kedua. Program Pascasarjana Magister Perencanaan Kota & Daerah MPKD Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.3. Haryono, Anton. 2007. Pedoman Penelitian. Yogyakarta: LPPM.4. Hidayat, A. Aziz Alimul, 2007.Metode Penelitian Kebidanan dan Tehnik Analisis Data.Jakarta, Salemba Medika.5. Irianto, Djoko Pekik.2004. Pedoman Praktis Berolahraga untuk Kebugaran dan Kesehatan. Yogyakarta: Andi Ofset.6. Kerlinger,Fred N. 2000. Asas-Asas Penelitian Behavioural. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.7. Koentjaraningrat. 1991. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.8. Kuncoro,Mudrajad.2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi: Bagaimana Meneliti dan Menulis Tesis. Jakarta. Erlangga.9. L.N. Jewel dan Marc Siegal. 1998. Psikologi Industri/Organisasi Modern. Jakarta: Arcan.10. Merta,W Gede.2004. Metode Penelitian.Fakultas Ekonomi Unwar.11. Mustafa,Mustafa. 1997. Mengawali Penelitian. http://www.home.unpar.ac.id/~hasan/ mengawalipenelitian.rtf.Di akses 13 Februari 201512. Narbuko,Cholid dan Abu Achmadi. 2004. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.13. Sarmanu, M.S., 2004. Metodologi Penelitian. Kumpulan Materi Pelatihan Structural Equation Modeling.Lembaga Penelitian Universitas Airlangga Surabaya.14. Sarwono,Jonathan.2002. Metodologi Penelitian. Universitas Komputer Indonesia Bandung.http://lppm.unikom.ac.id/Myprofile/jsarwono.html .Di akses 13 Februari 201515. Sastroasmoro, Sudigdo, dkk. 2002. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto.16. Sastroasmoro, Sudigdo, dkk. 2011. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi 4. Jakarta: Sagung Seto.17. Soekidjo, Notoatmodjo. 2010.Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.18. Sugiyono. 1999. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.19. Sugiyono.2009.Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif, dan R&D. Bandung, Alfabeta.