Laporan evaluasi tekstil

27
1. PENGUJIAN KEHALUSAN SERAT BUATAN BENTUK STAPEL 2. PENGUJIAN KEDEWASAAN SERAT KAPAS CHINA 3. PENGUJIAN PANJANG SERAT BUATAN BENTUK STAPEL NAMA : Dinar Indah Cahya Sari NPM : 13010043 GROUP : 2T2 DOSEN : Totong, AT., M.T. ASSISTEN : Atin S., SST, M.T Engkon LAPORAN PRAK. PENGUJIAN DAN EVALUASI TEKSTIL 1

description

teknik tekstil

Transcript of Laporan evaluasi tekstil

1. PENGUJIAN KEHALUSAN SERAT BUATAN BENTUK STAPEL

2. PENGUJIAN KEDEWASAAN SERAT KAPAS CHINA

3. PENGUJIAN PANJANG SERAT BUATAN BENTUK STAPEL

NAMA : Dinar Indah Cahya Sari

NPM : 13010043

GROUP : 2T2

DOSEN : Totong, AT., M.T.

ASSISTEN : Atin S., SST, M.T

Engkon

Tanggal penyerahan laporan : 21-05-2015

POLITEKNIK STTT

BANDUNG

2015

LAPORAN PRAK. PENGUJIAN DAN EVALUASI TEKSTIL 1

1. PENGUJIAN KEHALUSAN SERAT BUATAN BENTUK STAPEL

(CARA PENIMBANGAN)

I. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Memiliki kemampuan menguji kehalusan serat buatan bentuk stapel dengan cara

penimbangan.

2. Untuk mengetahui apakah serat stapel yang diproses sesuai dengan spesifikasi

atau tidak

II. TEORI DASAR

Pengujian kehalusan serat adalah salah satu pengujian yang penting karena

kehalusan serat akan mempengaruhi pada pembentukan nep yang juga akan

mempengaruhi pada pelaksanaan pemintalan dan kekuatan benang. Serat halus akan

menghasilkan benang dengan kekuatan yang lebih tinggi dari pada serat yang kasar.

Selain itu kehalusan yang tinggi akan menyebabkan mutu benang menjadi naik,

sedangkan kehalusan yang tinggi akan memperbanyak nep yang dapat merendahkan

mutu benang. Jadi kehalusan serat adalah ukuran serat yang dapat dinyatakan

dengan desitex atau denier.

Tex adalah ukuran kehalusan yang menunjukan berat serat dalam satuan gram untuk

setiap panjang 1000 meter.

Denier (D) adalah satuan kehalusan yang menunjukan berat serat dalam satuan

gram untuk setiap panjang 9000 meter.

Cara ini dapat menentukan kehalusan dengan sederhana tetapi memerlukan

ketekunan dan ketelitian pada saat menimbang, mengukur panjang setiap helai serat

dan menghitungnya.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Timbangan (microbalance) dengan ketelitian 0,01 m

2. Alat pemotong serat yang terdiri dari :

- Alat pemotong dari baja tahan karat.

- Pelat penjepit

- Dua buah penjepit

- Pisau silet atau cutter.

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

3. Sisir baja

4. Papan beludru hitam

5. Pinset

6. Plastik penutup serat

IV. CARA KERJA

a. Menyisir serat menggunakan sisir pada serat yang telah dikondisikan agar serat

mejadi lurus dan sejajar.

b. Meletakkan serat yang sudah sejajar dengan tegak lurus pada arah memanjang

pada alat pemotong. Kemudian menjepit salah satu ujung serat pada alas alat

pemotong dengan penjepit.

c. Menjepit ujung serat yang lainya denagn penjepit yang telah diberi beban

seberat 50g.

d. Menutup serat dengan pelat penjepit yang sesuai dengan panjang serat yang

akan diuji, kemudian mengencangkan dengan penguji pelat.

e. Memotong serat sesuai dengan ukuran pelat penjepit dengan memakai pisau

silet atau cutter.

f. Setelah dipotong, membuka pengunci beserta pelatnya.

g. Memindahkan serat yang sudah dipotong ke papan beludru hitam dan

menghitung serat tersebut sejumlah 150 helai untuk ukuran pelat 30 mm.

h. Mengumpulkan serat dan timbang sampai 0,001 mg terdekat.

i. Mengulangi pengujian tersebut.

V. DATA PERCOBAAN

Karena panjang serat 51 mm maka serat tersebut dipotong dengan menggunakan

plat 30 mm dan dihitung sebanyak 150 helai. Di sini dilakukan percobaan sebanyak

3 kali.

No BERAT (g)

1 0,001655

2 0,001600

3 0,001698

Σ 0,004953

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

x 0,001651

VI. PERHITUNGAN

TABEL PENGUJIAN KEHALUSAN SERAT STAPLE

No Berat

(g)

Tex Desitex

(dTex)

Denier(X) Nm Ne1 ( X- X) 2

1 0,001655 0,367 3,677 3,31 2719,03 1604,2 0,0001

2 0,001600 0,355 3,555 3,2 2812,5 1659,3 0,01

3 0,001698 0,377 3,773 3,4 2650,1 1563,5 0,01

∑ 0,004953 9,91 0,0201

X 0,001651 3,3

SD (Standar Deviation) = √∑ (x 1 – x2 )2n−1

¿ √0,02012

¿0,10

CV (Coefficient Variation) = SDX

x 100 %

= 0,103,3

x 100 %

= 3,03 %

Percobaan 1

a. No. Serat ( tex )

1000 x 0,001655 g150 h l x 0,03 m

=0,367

b. No. Serat ( Nm )

150 hl x0,03 m0,001655g

=2719,03

c. Ne1

0,59 x 2719,03 = 1604,2

d. dtex

10000 x 0,001655 g150 h l x 0,03 m

=3,677

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

e. Denier

9000 x0,001655 g150 h l x 0,03 m

=3,31

Percobaan 2

a. No. Serat ( tex )

1000 x 0,001600 g150h l x 0,03 m

=0,355

b. No. Serat ( Nm )

150 hl x0,03 m0,001600 g

=2812,5

c. Ne1

0,59 x 2812,5 = 1659,3

d. dtex

10000 x 0,001600 g150 h l x 0,03m

=3,555

e. Denier

9000 x0,001600 g150 h l x 0,03 m

=3,2

Percobaan 3

a. No. Serat ( tex )

1000 x 0,001698 g150h l x 0,03 m

=0,377

b. No. Serat ( Nm )

150 hl x0,03 m0,001698 g

=2650,1

c. Ne1

0,59 x 2812,5 = 1659,3

d. dtex

10000 x 0,001698 g150 h l x 0,03m

=3,773

e. Denier

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

9000 x0,001698 g150 hl x 0,03 m

=3,4

VII. DISKUSI

Saat melakukan uji kehalusan serat buatan bentuk stapel, dalam perhitungan

serat sebanyak 150 helai dengan panjang serat 51mm, harus dilakukan dengan

hati-hati dan jauh dari pernafasan ataupun dari angin AC. Hal ini dikarenakan

serat akan terbang apabila terbawa angin yang keluar dari pernafasan ataupun

dari AC.

Pada saat melakukan pengujian, didapatkan hasil yang tidak sesuai dengan

literatur hal ini dapat disebabkan karena tercampurnya serat buatan dengan serat

buatan yang lain.

VIII. KESIMPULAN

Dari pengamatan diatas, didapatkan kesimpulan bahwa dalam melakukan uji

kehalusan serat buatan bentuk stapel dengan cara penimbangan tidak sesuai

dengan literatur yang ada.

Dan didapatkan hasil data percobaan dan perhitungan :

Percobaan 1

a. No. Serat ( tex ) = 0,367

b. No. Serat ( Nm ) = 2719,03

c. Ne1 = 1604,2

d. Dtex = 3,677

e. Denier = 3,31

Percobaan 2

a. No. Serat ( tex ) = 0,355

b. No. Serat ( Nm ) = 2812,5

c. Ne1 = 1659,3

d. Dtex = 3,555

e. Denier = 3,2

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

Percobaan 3

a. No. Serat ( tex ) = 0,377

b. No. Serat ( Nm ) = 2650,1

c. Ne1 = 1659,3

d. Dtex = 3,773

e. Denier = 3,4

SD (Standar Deviation) = 0,10

CV (Coefficient Variation) = 3,03 %

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

LAMPIRAN

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

DAFTAR PUSTAKA

Tina Martina, Totong, Siti Rohmah, dan Widayat , “ Bahan ajar Praktikum Evaluasi

Tekstil 1 ( Serat). Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung , 2006

Moerdoko, Wibowo dkk, “Evaluasi Tekstil bagian Fisika” , Institut Teknologi

Tekstil, 1973.

2. PENGUJIAN KEDEWASAAN SERAT KAPAS CHINA

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

I. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Menjelaskan pengertian kedewasaan serat, nep dan nap serta hubungan

dengan proses selanjutnya.

2. Memeiliki kemamapuan menguji kedewasaan serat kapas dengan

menggunakan mikroskop.

II. TEORI DASAR

Tabel Mutu Kedewasaan Serat

Kedewasaan serat adalah derajat pertumbuhan dinding serat. Kedewasaan serat

kapas dapat dilihat dari tebal tipisnya dinding sel. Apabila serat semakin dewasa,

maka dinding sel akan semakin tebal.

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

Mutu Kedewasaan

Baik > 76%

Cukup 68 – 76%

Kurang < 68 %

Serat dewasa adalah serat yang didalam larutan NaOH menggelembung,

kehilangan puntiran, dan kelihatan seperti bentuk batang. Tebal dindingnya

sama atau lebih besar ½ lebar lumennya.

Serat ½ dewasa adalah serat kapas yang dalam larutan NaOH tampak

menggelembung tetapi masih berbentuk spiral, tetap pipih berdinding tipis dan

hampir tembus pandang transparan.

Untuk menyatakan kedewasaan serat dapat dipergunakan perbandingan antara tebal

dinding dan diameter serat.

Data kedewasaan serat kapas diperlukan karena serat yang belum dewasa akan

menyebabkan serat menjadi mudah putus dalam pengolahan, mempunyai

kecenderungan membentuk nep, mempunyai kecenderungan membelit pada

pecahan pecahan kulit , biji , batang , daun dan kotoran-kotoran lain sehingga

mempersulit dan menambah jumlah limbah, menurunkan mutu kenampakan

benang, dan akan menyebabkan pencelupan menjadi berbintik-bintik.

Kedewasaan mempunyai hubungan erat dengan kehalusan serat, tetapi hubungan

itu dapat dipengaruhi oleh perbedaan genetik dan perbedaan tebal dinding serat

yang disebabkan oleh penyakit tanaman, keadaan air tanah, air selama proses

pertumbuhan. Dengan demikian dua macam serat kapas yang kehalusannya atau

mempunyai tebal rata-rata dinding serat yang sama seperti yang ditujukan oleh alat

micronaire, kedewasaan seratnya dapat berbeda. Jadi serat kapas dengan variasi

dinding lebih besar dapat mengandung serat belum dewasa lebih banyak daripada

serat kapas yang variasi tebal dindingnya kecil walaupun mempunyai harga

micronaire yang sama.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Microskop

2. Cover Glass

3. Kertas Pengering (Kertas hisap)

4. Serat Uji (Kapas China)

5. Larutan NaOH

6. Slide Glass

IV. CARA KERJA

a. Mengambil serat kapas secukupnya.

b. Melakukan hand stapling.

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

c. Mengambil sebagian serat yang sudah lurus secukupnya, disini dilakukan

percobaan minimal sebanyak 100 helai, maka di usahakan tidak kurang dari 100

helai.

d. Menyiapkan Microskop, Cover Glass dan peralatan lainnya.

e. Meletakan serat yang sudah di ambil tadi pada lempengan Slide Glass lalu

hempitkan dengan coverglass setelah itu tetesi dengan NaOH, biarkan NaOH

menyerap dan geser-geser agar gelembung-gelembung menghilang dan jangan

lupa bagian yang basah oleh NaOH keringkan dengan kertas hisap atau peralatan

yang bisa digunakan untuk mengeringkan.

f. Lalu meneliti dengan Microskop yang diatur terlebih dahulu fokus dan zoom nya.

V. DATA PERCOBAAN

VI. PERHITUNGAN

a. Jumlah contoh uji = minimum 100 helai

b. Jumlah serat dewasa = 102 helai

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

No Tingkat Kedewasaan Helai Jumlah Helai

1 DEWASA IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII II

102

2 ½ DEWASA IIIII III 8

c. Jumlah serat ½ dewasa = 8 helai

d. Kedewasaan = Jmlh serat dewasa

Jumla h semua seratx 100 %=102

110x 100 %=92,72 %

VII. DISKUSI

Saat melakukan percobaan uji kedewasaan serat kapas china, dalam mengamati

bentuk penampang serat kapas, pertama-tama saya mengalami kesulitan dalam

membedakan tebal dinding antara serat dewasa, ½ dewasa, ataupun serat muda.

Hal itu dikarenakan setting perbesaran pada mikroskop yang belum pas sehingga

tidak begitu jelas perbedaan antara dinding sel dan lumen.

Pada saat menetesi NaOH pada serat jangan terlalu banyak, karena akan

mengakibatkan tidak terlihatnya dinding serat yang ditutupi oleh gelembung-

gelembung NaOH. Dan pada saat men setting perbesaran mikroskop dilakukan

pada perbesaran 10x agar dapat dengan jelas melihata perbedaan antara dinding

sel dan lumen.

VIII. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui kedewasaan serat kapas China

adalah 92,72% dan sesuai dengan tabel kedewasaan serat angka tersebut

menunjukan kedewasaan yang baik karena berada di range > 76 %.

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

LAMPIRAN

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

DAFTAR PUSTAKA

Tina Martina, Totong, Siti Rohmah, dan Widayat , “ Bahan ajar Praktikum Evaluasi

Tekstil 1 ( Serat). Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung , 2006

Moerdoko, Wibowo dkk, “Evaluasi Tekstil bagian Fisika” , Institut Teknologi

Tekstil, 1973.

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

3. PENGUJIAN PANJANG SERAT BUATAN BENTUK STAPEL

I. MAKSUD DAN TUJUAN

1. Memiliki kemampuan menguji panjang serat buatan bentuk staple.

2. Mengetahui panjang serat staple yang diproses sesuai dengan spesifikasi atau

tidak.

II. TEORI DASAR

Panjang serat merupakan faktor yang sangat penting sebagai faktor yang paling

menentukan dapat tidaknya suatu serat untuk dipintal sampai nomor atau

kehalusan benang yang dikehendaki.

Pada pengukuran panjang serat buatan, biasanya dilakukan dengan meluruskan

sejumlah serat lalu diukur masing-masing serat dengan menggunakan penggaris.

Cara tersebut digunakan sebagai pengecek. Panjang staple serat-serat buatan

normalnya

akan lebih

seragam

daripada serat-

serat alam. Karena panjang staple pada serat-serat buatan sudah sangat rata setelah

dilakukan pemotongan oleh mesin dengan spesifikasi panjang tertentu.

III. ALAT DAN BAHAN

1. Papan Hitam

2. Parafin atau minyak pelumas SAE 20 - 40 sebagai perekat serat.

3. Pinset

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

Panjang Normal Serat (mm) Interval (mm)

< 45 1

45 < x < 80 2

> 80 3

4. Mistar

5. Serat staple buatan

IV. CARA KERJA

a. Mengoleskan paraffin cair atau pelumas pada papan hitam.

b. Mengambil sehelai serat dengan menggunkan pinset dan letakkan diatas papan.

c. Meluruskan serat sampai crimp nya hilang tetapi tidak sampai terjadi mulur

pada serat.

d. Mengukur panjang serat dengan menggunkan mistar sampai satu millimeter

terdekat.

e. Bila dalam contoh masih terdapat serat serat yang mengelompok, maka dari

setiap kelompok keleompok tersebut hanya diambil satu helai serat.

f. Melakukan pengujian sampai sejumlah 100 helai.

V. DATA PERCOBAAN

Panjang crimp awal

Data percobaan panjang serat buatan

No PI (mm) NI N

1 48 IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIII

29

2 49 IIIII IIIII 18

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

No BERAT

(mm)

1 30

2 32

3 33

Σ 95

x 31,6

IIIII III3 50 IIIII IIIII

IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII IIIII

III

43

4 51 IIIII IIIII 10100

VI. PERHITUNGAN

TABEL PENGUJIAN PANJANG SERAT BUATAN

PS = ∑ Pi x∋¿

∑ ¿¿

= 4956100

= 49,56 mm

SD (Standar Deviation) = √∑ (Pi−Ps )2 x∋¿

∑ ¿¿

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

No Kelompok PI (mm) Ni Ni x PI (PI-PS) 2xNi

1 48-49 48,5 47 2279,5 52,80

2 50-51 50,5 53 2676,5 46,83

∑ 100 4956 99,63

¿ √99,63100

= 0,098

CV (Coefficient Variation) = SDPS

x 100%

= 0,09849,56

x100 %

= 2,01 %

CRIMP

Panjang awal = 30+32+33

3

= 31,6

Crimp % = Panjang akhir−Panjangawal

Panjangakhirx100 %

= 49,56−31,6

49,56x 100 %

= 36,23 %

VII. DISKUSI

Saat melakukan percobaan uji panjang serat buatan bentuk stapel, crimp serat

harus diluruskan pada papan hitam dengan mengoleskan pelumas secukupnya.

Apabila terlalu banyak pelumas, maka crimp serat akan mulur kembali sehingga

akan menyulitkan pada saat mengukur panjang serat dan keakuratan data tidak

akan maskimal.

VIII. KESIMPULAN

Dari percobaan yang telah dilakukan diketahui panjang serat buatan bentuk

stapel termasuk kedalam interval ke 2 dengan panjang pengelompokan nominal

serat 48 -51 mm dan crimp % sebesar 36,23 %.

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2

DAFTAR PUSTAKA

Tina Martina, Totong, Siti Rohmah, dan Widayat , “ Bahan ajar Praktikum Evaluasi

Tekstil 1 ( Serat). Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil, Bandung , 2006

Moerdoko, Wibowo dkk, “Evaluasi Tekstil bagian Fisika” , Institut Teknologi

Tekstil, 1973.

DINAR INDAH CAHYA SARI 13010043 2T2