Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

22
Laporan Praktikum Fisiologi Peredaran Darah Tepi Kelompok F1 Ketua Mariane Devi 102011023 Anggota Ayu Anas Silvya 102010072 Varlye Kantohe 102010118 Letitia Bellavesta 102011087 Erik Susanto 102011104 Noviajun Dwiputri 102011153 Afriani Kuddi 102011224 Adrian Jonathan 102011235 Aditya Wicaksono Putra 102011372 Yohana Anggreini 102011380

Transcript of Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

Page 1: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

Laporan Praktikum Fisiologi

Peredaran Darah Tepi

Kelompok F1

Ketua Mariane Devi 102011023

Anggota Ayu Anas Silvya 102010072

Varlye Kantohe 102010118

Letitia Bellavesta 102011087

Erik Susanto 102011104

Noviajun Dwiputri 102011153

Afriani Kuddi 102011224

Adrian Jonathan 102011235

Aditya Wicaksono Putra 102011372

Yohana Anggreini 102011380

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Tahun Ajaran 2012

Tujuan Percobaan

Page 2: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

- Untuk mengetahui berbagai faktor yang mempengaruhi peredaran darah vena.

- Untuk mengetahui aktivitas kapiler pada kulit ketika terdapat pembuluh darah yang

terhambat.

Alat dan Bahan

1. Sfigmomanometer

2. 2 buah waskom:

- Berisi air panas (42 – 45oC)

- Berisi air es

3. Jarum suntik yang steril (suci hama)

4. Mistar

Cara Kerja

1. Peredaran Darah Vena

A. Pembuluh darah vena lengan bawah

1. Pilihlah sebagai orang percobaan seseorang dengan pembuluh vena lengan bawah

yang terlihat jelas.

2. Perhatikan dengan seksama berbagai pembuluh darah vena di permukaan lengan

bawah bagian voler orang percobaan tersebut.

3. Tekanlah salah satu vena di dekat siku dan perhatikanlah vena-vena yang

mengembang.

4. Pilihlah di antara beberapa vena yang mengembang itu sebuah vena yang paling

jelas tampak di permukaan dan cobalah mendorong darah di dalamnya ke arah

perifer dengan perlahan-lahan.

5. Hentikanlah tekanan pada vena di dekat siku tadi dan tekanlah sekarang salah satu

vena di dekat pergelangan tangan yang jelas terlihat mengembang.

6. Kosongkanlah sebagian vena yang mengembang tersebut dengan cara mendorong

darah di dalamnya ke arah sentral melewati katup dan perhatikanlah bagian vena

yang kosong itu.

7. Ulangi pengosongan seperti sub 6 di berbagai bagian pembuluh vena yang lain di

lengan bawah bagian voler orang percobaan tersebut.

8. Buatlah diagram pembuluh vena lengan bawah bagian voler dengan katup-

katupnya sesuai dengan pengamatan saudara di atas.

Page 3: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah vena

1. Sambil berdiri angkatlah lengan kanan saudara setinggi-tingginya dengan sikap

lurus ke atas sedangkan lengan kiri dibiarkan menggantung lurus ke bawah.

2. Sesudah 1 menit, gerakkanlah kedua lengan dalam keadaan tetap lurus ke suatu

tempat setinggi jantung dan bandingkanlah warna kulit kedua telapak tangan

saudara.

3. Ulangilah percobaan itu dan bandingkanlah sekarang pengembangan vena kedua

punggung tangan tersebut.

Catatlah hasil pengamatan saudara.

C. Waktu pengisian pembuluh darah vena

1. Pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan

yang berbaring telentang.

2. Angkatlah lengan ini dengan sikap lurus sehingga lebih tinggi dari jantung dan

pompalah manset dengan cepat sehingga tekanan di dalam manset sedikit di

bawah tekanan diastolik (±50-60 mmHg) untuk membendung vena.

3. Catatlah lama waktu pengisian vena mulai dari akhir pemompaan manset sampai

tampak dengan jelas pengembangan salah satu vena pada punggung tangan orang

percobaan.

4. Ulangilah sub 2 tetapi setelah melakukan pemompaan, gerakkanlah otot-otot

lengan bawah dengan jalan membuka dan mengepalkan tangan sekuat-kuatnya

sebanyak 10 atau 20 kali.

5. Catatlah lama waktu pengisian vena sampai tampak derajat pengembangan vena

seperti pada sub 3.

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (Cara Gartner)

1. Orang percobaan berbaring telentang di meja praktikum dengan

menggantungkan salah satu lengannya lurus ke bawah sehingga vena di

punggung tangan tersebut terisi dan mengembang.

2. Angkatlah lengan orang percobaan tetap dalam keadaan lurus perlahan-lahan ke

atas sehingga vena di punggung tangannya tepat mengosong.

Page 4: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

3. Ukurlah jarak vertikal (dalam cm) antara vena yang mengosong di punggung

tangan dan katup trikuspidalis jantung. Jarak ini menunjukkan besar tekanan

darah vena punggung tangan dalam cm darah.

Letak katup trikuspidalis jantung :

Pada orang yang berbaring telentang kira-kira dipertengahan jarak antara meja

dan sternum.

Pada orang yang berdiri kurang lebih pada sternum di ruang interkostal ke – 4.

4. Ulangilah sub 1 sampai dengan kedua tungkai orang percobaan diangkat

setinggi-tingginya.

5. ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan melakukan tindakan

valsalva.

6. ulangilah sub 1 sampai dengan 3 pada orang percobaan yang sama tetapi pada

sikap berdiri dengan kedua lengan tergantung ke bawah.

7. Terangkanlah hal-hal yang menyebabkan perbedaan hasil pelbagai pengukuran

tekanan darah vena di atas.

2. Peredaran Darah Kulit

A. Vasodilatasi aktif kapiler

1. Sediakanlah ember yang berisi air panas 45oC.

2. Pasanglah manset sfignomanometer pada lengan atas orang percobaan.

3. Hentikanlah dengan tiba-tiba aliran darah (oklusi) dalam lengan orang percobaan

tersebut dengan cara memompa manset secepat-cepatnya sampai 150-175 mmHg

dan masukkanlah tangan serta setengah bagian lengan bawah kedalam air panas

45oC selama 3 menit.

4. Perhatikanlah perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.

5. Hentikanlah oklusi pada lengan orang percobaan tersebut dengan menghilangkan

tekanan dalam manset .

6. Perhatikanlah sekarang perubahan warna kulit tangan dan lengan bawah.

B. Vasodilatasi pasfif kapiler

Page 5: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

1. Pasanglah sekarang manset sfignomanometer pada lengan yang lain dan pompalah

sampai 50-60 mmHg sehingga terjadi pembendungan (obstruksi).

2. Masukkanlah sekarang tangan serta setengah bagian lengan bawah itu ke dalam

air panas 45oC selama 3 menit. Kemudian keluarkanlah tangan dan lengan itu dari

air panas da perhatikanlah perubahan warna bagian kulit yang dimasukkan ke

dalam air panas dan yang tidak.

Hilangkanlah tekanan di dalam manset dan perhatikanlah perubahan warna kulit

Hasil Percobaan

Percobaan I – Peredaran darah vena

A. Pembuluh darah vena lengan bawah

Saat

penekananTerjadi pengembangan pembuluh vena

Didorong ke

perifer

Tidak terjadi pengosongan maupun penambahan pengembangan

pembuluh vena

Didorong ke

sentralTerjadi pengosongan pembuluh vena

(Data akan disajikan dalam bentuk gambar yang dilampirkan di halaman terakhir)

B. Pengaruh gaya berat pada peredaran darah

Objek Pengamatan Tangan Kiri Tangan Kanan

Volar Manus Mengembang – biru (pucat)Tidak mengembang – putih

(pucat)

Dorsal Manus Mengembang – biru (pucat)Tidak mengembang – putih

(pucat)

C. Waktu pengisian pembuluh darah vena

Perlakuan Waktu (detik)

Tanpa gerakan otot 1,42

Dengan gerakan otot 20

Page 6: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

D. Pengukuran tekanan darah vena dengan cara tak langsung (cara Gartner)

Perlakuan Tekanan (cmH2O)

Berbaring terlentang 10

Tungkai diangkat setinggi-tingginya 20

Valsava 23

Posisi berdiri 11

Percobaan II – Peredaran Darah Kulit

A. Vasodilatasi aktif kapiler

Dalam air : oklusi 3 menit 150-175 mmHg warnanya putih pucat, kukunya biru

Saat tekanan manset diturunkan : memerah, kuku biru picut jadi warna merah

mudah

B. Vasodilatasi pasif kapiler

Dalam air : putih pucat tapi tidak sampe biru, venanya

mengembang, kuku putih.

Saat tekanan manset diturunkan : vena mengempis, warna kembali oklusi normal

Landasan Teori

Efek Aktivitas Otot Rangka pada Aliran Balik Vena

Banyak vena besar di ekstremitas terletak di antara otot-otot rangka sehingga pada

saat otot-otot ini berkontraksi, vena-vena tersebut tertekan. Penekanan vena eksternal ini

menurunkan kapasitas vena dan meningkatkan tekanan vena, sehingga cairan yang terdapat di

dalam vena terperas ke arah jantung. Efek pemompaan ini, yang dikenal sebagai pompa otot

rangka, adalah salah satu cara untuk mengalirkan simpanan darah di vena ke jantung sewaktu

berolahraga. Peningkatan aktivitas otot mendorong lebih banyak darah keluar dari vena dan

Page 7: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

masuk ke jantung. Peningkatan aktivitas simpatis dan vasokonstriksi vena yang menyertai

olahraga juga meningkatkan aliran balik vena.

Pompa otot rangka juga melawan efek gravitasi pada sistem vena. Tekanan rata-rata

yang sejauh ini disajikan untuk berbagai bagian pohon vaskuler adalah untuk individu dalam

posisi horizontal. Sewaktu seseorang berbaring, gaya gravitasi bekerja secara merata,

sehingga tidak perlu dipertimbangkan. Namun, sewaktu seseorang berdiri, efek gravitasi

tidak merata. Selain tekanan yang ditimbulkan oleh kontraksi jantung, pembuluh yang

terletak di bawah jantung juga mendapat tekanan yang ditimbulkan oleh berat kolom darah

dari jantung ke ketinggian pembuluh yang bersangkutan. Terdapat 2 konsekuensi penting dari

peningkatan tekanan ini. Pertama, vena yang dapat melebar “menyerah” di bawah

peningkatan tekanan hidrostatik ini, sehingga semakin melebar dan kapasitasnya meningkat.

Walaupun arteri-arteri ini juga mendapat efek gravitasi yang sama, mereka tidak melebar

seperti vena karena arteri tidak mudah teregang. Sebagian besar darah yang masuk kapiler

cenderung menumpuk di vena-vena tungkai bawah dan tidak dikembalikan ke jantung.

Karena aliran balik vena berkurang, curah jantung berkurang dan volume sirkulasi efektif

juga menurun. Kedua, peningkatan mencolok tekanan darah kapiler yang terjadi akibat efek

gravitasi menyebabkan filtrasi berlebihan cairan keluar jaringan kapiler di ekstremitas bawah

dan menimbulkan edema lokal (yaitu pembengkakan kaki dan pergelangan kaki).

Dalam keadaan normal terdapat dua tindakan konpensasi yang melawan efek gravitasi

tersebut. Pertama, penurunan tekanan arteri rata-rata yang terjadi sewaktu seseorang

berpindah dari posisi berbaring menjadi berdiri memicu vasokonstriksi vena melalui stimulasi

simpatis, yang mendorong sebagian simpanan darah ke arah jantung. Kedua, pompa otot

rangka “mengganggu” kolom darah dengan secara total mengosongkan segmen-segmen

tertentu vena secara intermiten, sehingga bagian tertentu vena tidak mendapat beban berat

kolom seluruh vena dari jantung ke ketinggiannya. Refleks vasokonstriksi vena tidak secara

total dapat mengkompensasi efek gravitasi tanpa bantuan aktivitas otot rangka. Dengan

demikian, ketika seseorang berdiri untuk jangka waktu yang lama, aliran darah ke otak

berkurang karena menurunnya volume sirkulasi efektif, walaupun terdapat refleks-refleks

yang ditunjukkan untuk mempertahankan tekanan arteri rata-rata. Penurunan aliran darah ke

otak, pada gilirannya, menyebabkan pingsan, yang mengembalikan individu ke posisi

horizontal, sehingga efek gravitasi pada sistem vaskuler menghilang dan sirkulasi efektif

kembali pulih. Karena itu, mencoba menegakkan orang yang pingsan bukanlah suatu

tindakan produktif. Pingsan adalah obat bagi masalah, bukan masalah itu sendiri.

Page 8: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

Karena pompa otot rangka meningkatkan aliran balik vena, disarankan agar sesekali

anda berkeliling sewaktu anda berdiri dan berdiri pada saat anda duduk bekerja. Aktivitas

otot yang ringan tersebut akan “menggerakkan darah”. Juga dianjurkan bahwa individu yang

harus berdiri lama menggunakan stocking elastik yang menghasilkan kompresi eksternal

kontinu, serupa dengan efek kontraksi otot rangka, untuk melawan efek gravitasi di vena-

vena tungkai.

Efek Gravitasi pada Tekanan Vena

            Pada orang dewasa dalam keadaan tegak, darah di pembuluh-pembuluh yang berjalan

antara jantung dan kaki ekivalen dengan sebuah kolom darah setinggi 1,5 meter. Tekanan

yang ditimbulkan oleh kolom darah ini akibat efek gravitasi adalah 90 mmHg. Tekanan yang

terjadi pada darah oleh jantung telah berkurang menjadi sekitar 10 mmHg di vena-vena

tungkai bawah karena hilangnya tekanan akibat pergesekan di pembuluh-pembuluh

sebelumnya. Tekanan yang ditimbulkan gravitasi (90 mmHg) ditambah tekanan yang

ditimbulkan oleh jantung (10 mmHg) menghasilkan tekanan vena 100 mmHg di pergelangan

kaki dan kaki. Demikian juga, kapiler di daerah ini juga mendapat pengaruh gravitasi yang

sama. Karena terjadi peningkatan tekanan yang disebabkan oleh efek gravitasi, terjadi

penimbunan darah di vena-vena yang melebar, sehingga aliran balik vena berkurang. Filtrasi

menembus dinding kapiler juga meningkat yang menyebabkan pergelangan kaki dan kaki

membengkak, kecuali apabila tindakan-tindakan kompensasi mampu melawan efek gravitasi

tersebut.

Efek Katup Vena pada Aliran Balik Vena

Vasokonstriksi vena dan kompresi vena eksternal keduanya mendorong darah ke arah

jantung. Namun, apabila anda memeras suatu selang berisi cairan di bagian tengah, cairan

akan terdorong ke kedua arah dari titik penekanan. Darah hanya dapat terdorong ke arah

depan karena vena-vena besar diperlengkapi dengan katup-katup satu arah yang terdapat pada

jarak 2 sampai 4 cm, katup-katup ini memungkinkan darah bergerak ke depan ke arah jantung

tetapi mencegah darah mengalir kembali ke jaringan. Katup-katup vena ini juga berperan

melawan efek gravitasi yang ditimbulkan oleh posisi berdiri dengan membantu memperkecil

aliran balik darah yang cenderung terjadi sewaktu seseorang berdiri dan untuk sementara

waktu menunjang bagian-bagian kolom darah pada saat otot rangka berelaksasi.

Vena varikosa (varises vena) terjadi apabila katup-katup vena menjadi inkompeten

dan tidak dapat lagi menunjang kolom darah di atas mereka. Individu yang rentan mengalami

Page 9: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

gangguan ini biasanya memperlihatkan distensibilitas berlebihan dan kelamahan di dinding

vena mereka. Diperburuk oleh berdiri lama dan sering vena-vena mengalami distensi hebat

karena tertimbunnya darah sehingga tepi-tepi katup tidak lagi akan dapat saling bertemu

untuk membentuk sumbat. Vena-vena tungkai superfisial yang mengalami varises akan

tampak melebar dan berkelok-kelok. Berbeda dengan yang mungkin diperkirakan,

penimbunan darah kronik di vena-vena yang melebar secara patologis tersebut tidak

mengurangi curah jantung karena terjadi peningkatan kompensatorik volume darah total yang

bersirkulasi. Konsekuensi paling serius dari vena varikosa adalah kemungkinan terbentuknya

bekuan abnormal di darah yang mengalir lambat tersebut. Risiko yang terutama berbahaya

adalah bekuan-bekuan tersebut dapat lepas dan menyumbat pembuluh kecil di tempat lain,

terutama di kapiler-kapiler paru.

Efek Aktivitas Pernapasan pada Aliran Balik Vena

Akibat aktivitas pernapasan, tekanan di dalam rongga dada rata-rata 5 mmHg di

bawah tekanan atmosfer. Pada saat berjalan melalui rongga dada, sistem vena yang

mengembalikan darah ke jantung dari bagian bawah tubuh terpajan ke tekanan subatmosfer

ini. Karena sistem vena di tungkai dan abdomen mendapat tekanan atmosfer normal, terjadi

gradien tekanan eksternal antara vena-vena bawah (tekanan atmosfer) dan vena-vena dada (5

mmHg lebih kecil daripada tekanan atmosfer). Perbedaan tekanan ini memeras darah dari

vena-vena di bagian bawah menuju ke vena-vena dada, sehingga aliran balik vena meningkat.

Mekanisme fasilitasi aliran balik vena ini dikenal sebagai pompa respirasi karena terjadi

akibat aktivitas pernapasan. Peningkatan aktivitas respirasi serta efek pompa otot rangka dan

vasokonstriksi serta semuanya meningkatkan aliran balik vena selama berolahraga.

Efek Penghisapan Jantung pada Aliran Balik Vena

Tingkat pengisian jantung tidak semata-mata bergantung pada faktor-faktor yang

mempengaruhi vena. Jantung memiliki peran dalam pengisian dirinya sendiri. Selama

kontraksi ventrikel, katup-katup AV tertarik ke bawah, sehingga rongga atrium membesar.

Akibatnya, tekanan atrium secara sementara turun di bawah 0 mmHg, sehingga gradien

tekanan vena ke atrium meningkat dan aliran balik vena juga meningkat. Selain itu, ekspansi

cepat rongga ventrikel selama relaksasi ventrikel tampaknya menciptakan tekanan negatif

sementara di ventrikel, sehingga darah “tersedot” dari atrium dan vena; yaitu, tekanan

ventrikel yang negatif meningkatkan gradien tekanan vena ke atrium ke ventrikel dan

Page 10: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

meningkatkan aliran balik vena. Dengan demikian, jantung berfungsi sebagai “pompa

penghisap” untuk mempermudah pengisian jantung.

Kapiler Darah

Pembuluh darah arteri berakhir di jaringan perifer sebagai pembuluh darah kapiler.

Pembuluh darah kapiler menjadi sarana untuk pertukaran zat antara pembuluh darah dengan

jaringan. Kapiler darah mampu untuk berkontriksi maupun berdilatasi sesuai dengan

kebutuhan jaringan tubuh.

Bila perfusi ke organ atau jaringan menurun terdapat juga respon lokal, yang meliputi

pembukaan kapiler yang sebelumnya tertutup, yang bekerja memaksimalkan ekstraksi

oksigen dan nutrisi dari darah arteri. Jika metabolisme oksidatif tidak dapat dipertahankan,

jaringan menghasilkan H+ dan laktat berlebihan, laju metabolik menurun, dan fungsi jaringan

tersebut menurun. Jadi, bila terdapat gangguan perfusi jaringan seperti kulit, akan di dapatkan

suhu kulit yang lebih dingin, pemanjangan waktu pengisian kembali kapiler, kebiruan atau

perubahan warna sianotik akibat kenaikan ekstraksi oksigen dan lebih rendahnya saturasi

oksigen kapiler dan vena, serta penurunan pulsasi arteri yang menuju jaringan tersebut.

Jaringan kulit juga mengandung reseptor temperatur yang memberikan informasi ke

hipotalamus mengenai suhu lingkungan. Jalinan kapiler pembuluh darah dermis juga

berfungsi penting dalam kontrol temperatur. Vasokonstriksi dan vasodilatasi pembuluh darah

dapat mengubah kecepatan aliran darah pada kulit.

Analisa Hasil Percobaan

Percobaan I.A dilakukan dengan menekan salah satu pembuluh vena dari OP yang

terletak di dekat siku. Hasil yang didapatkan dari perlakuan ini adalah terdapat

pengembangan pembuluh vena yang terdapat di bagian yang lebih perifer. Penahanan

pembuluh vena pada bagian siku ini menahan aliran balik vena menuju jantung sehingga

darah-darah yang berada pada pembuluh darah yang lebih perifer sulit untuk menghantarkan

kembali darah-darah tersebut ke jantung.

Sifat pembuluh vena yang memiliki daya regang yang tinggi membuat pembuluh vena

mampu untuk menampung darah, namun kemampuan recoilnya tidak sebaik kemampuan

arteri sehingga vena tidak memiliki gaya dorong yang kuat dari dirinya sendiri untuk

mendorong darah ke sentral.

Page 11: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

Vena yang menampung darah akan mudah untuk mengembang sebagai akibat dari

kemampuan regangnya yang tinggi. Pembuluh darah vena memiliki katup-katup yang

menyebabkan aliran darahnya hanya dapat berjalan satu arah yaitu menuju jantung. Penahan

pembuluh vena di bagian siku menghambat aliran balik vena namun tidak akan menyebabkan

darah-darah yang sudah mencapai pembuluh darah pada bagian yang lebih mendekati jantung

kembali lagi ke perifer.

Dengan keberadaan katup ini apabila dilakukan pendorongan vena ke arah perifer tidak

akan menyebabkan terjadinya pengosongan pembuluh darah di bagian yang lebih mendekati

jantung atau pengembangan pembuluh vena perifer, karena seperti yang telah disebutkan

sebelumnya bahwa katup vena menghambat darah untuk kembali ke arah perifer. Namun

sebaliknya, apabila pendorongan dilakukan pendorongan ke arah sentral maka akan terlihat

pembuluh darah vena yang awalnya mengembang sedikit mengempis dibanding sebelumnya.

Pendorongan ini membantu aliran balik vena sehingga vena-vena yang berada di perifer akan

sedikit mengalami kekosongan walaupun sebenarnya tidak akan kosong seutuhnya karena

aliran darah terus dihantarkan ke perifer oleh pembuluh darah arteri.

Keberadaan katup-katup vena ini dapat dilihat pada bagian pembuluh vena yang lebih

mengembang. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, katup vena berjarak kira-kira 2 cm

antara satu katup dengan katup lainnya. Hal ini menyatakan bahwa vena memiliki katup yang

cukup banyak sepanjang perjalanannya menuju jantung sehingga kemungkinan darah untuk

bergerak kembali ke perifer akan sangat kecil.

Dari percobaan I.B didapatkan hasil tidak adanya pengembangan di pembuluh vena

pada tangan kanan baik pada volar manus maupun pada dorsum manus. Seperti yang kita

ketahui bahwa aliran balik vena mengalir dari perifer menuju ke jantung. Berbeda halnya

dengan aliran darah arteri yang mengalir dari jantung menuju perifer. Gaya gravitasi yang

menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi aliran balik vena akan semakin besar

efeknya saat pembuluh darah vena mendekati gaya gravitasi dan arahnya berlawanan dengan

gaya gravitasi. Dengan adanya gaya gravitasi, darah vena yang berlawanan dengan arah

gravitasi (vena dari bawah jantung) akan tertahan di perifer. Pembuluh vena di tangan kanan

OP tidak mengalami pengembangan dikarenakan keberadaan tangan kanan yang jauh dari

pengaruh gravitasi dan searah dengan gaya gravitasi menyebabkan tidak ada darah yang

terkumpul di vena bagian perifer sehingga pembuluh darah vena tidak mengembang seperti

yang terjadi pada tangan kiri OP yang mendapat pengaruh gravitasi yang cukup besar

Page 12: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

daripada pada tangan kanan OP. Tangan kanan OP tidak terlihat lebih biru karena aliran balik

vena berjalan dengan baik tanpa pengaruh besar dari gaya gravitasi namun ada sedikit

hambatan pada peredaran darah arteri menuju perifer sehinga walaupun aliran balik vena baik

hambatan aliran arteri akan sedikit menyebabkan tangan terlihat pucat. Sedangkan tangan kiri

OP cukup pucat karena adanya warna kebiruan akibat penumpukan darah vena di bagian

perifer sebagai pengaruh gaya gravitasi di perifer. Pucatnya tangan kiri OP masih dapat

diimbangi dengan hantaran darah arteri yang lebih baik dibandingkan dengan tangan kanan

OP.

Percobaan I.C dilakukan dengan memberikan tahanan pada aliran balik vena yaitu

dengan pemompaan manset di bawah tekanan diastolik untuk membendung vena (obstruksi).

Dengan adanya tahanan ini menyebabkan darah vena akan mengambil waktu yang sedikit

lebih lama dibandingkan dengan aliran tanpa tahanan untuk kembali ke jantung. Tahanan

yang diberikan ini akan menyebabkan darah mengisi pembuluh vena di bagian perifer dan

menyebabkan pembuluh vena mengembang. Tanpa perlakuan apapun saat aliran darah vena

OP ditahan dengan tekanan dibawah tekanan diastol, pembuluh vena mengembang kira-kira

membutuhkan waktu sekitar 45, 28 detik. Waktu ini menandakan waktu pengisian vena di

bagian perifer akibat tertahannya aliran baliknya menuju jantung. Pada percobaan dengan

meminta OP untuk mengepalkan dan membuka tangannya, waktu yang dibutuhkan untuk

mengisi pembuluh vena di bagian perifer seharusnya berlangsung lebih cepat. Karena dengan

adanya kontraksi otot rangka, maka pengembalian vena akan lebih cepat dan sampai pada

tahanan oleh tekanan manset lebih cepat. Namun, pada percobaan bisa saja yang terjadi

adalah tekanan tersebut tidak mampu menutupi pembuluh vena secara total (karena saat

kontraksi otot rangkapun tekanan pada vena meningkat) sehingga aliran darah vena dapat

mengalir yang kemudian menghasilkan waktu lebih lama.

Percobaan I.D dilakukan 4 perlakuan. Kita akan mengurutkannya dari yang seharusnya

membutuhkan pengangkatan tangan tertinggi dari katub tricuspid. Perlakuan Valsava

seharusnya membutuhkan elevasi yang paling tinggi. Usaha ekspirasi yang ditahan oleh

menutupnya epiglottis menyebabkan tekanan intrapulmo meningkat (diatas atmosfer). Hal

tersebut membuat aliran balik vena melambat akibat tidak adanya daya tarik dari perbedaan

tekanan tersebut. Dengan demikian sangat tergantung pada gaya gravitasi untuk

mengembalikan aliran balik vena. Perlakuan kedua tertinggi adalah tangan normal tanpa

perlakuan. Perlakuan ini mendapat posisi kedua karena adanya dua perlakuan lagi yang

membutuhkan ketinggian tangan di bawah 2 perlakuan sisanya. Perlakuan ketiga tertinggi,

Page 13: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

yaitu elevasi kaki. Dengan elevasi kaki, maka aliran arteri ke kaki terhambat dan aliran balik

vena mengalir dengan cepatnya karena adanya pengaruh gravitasi yang lebih dari biasanya

(dibandingkan dengan terlentang). Berarti darah yang seharusnya disupply ke arteri yang

menuju ke kaki, sedikit dialokasikan kepada arteri lainnya pada tubuh. Begitu juga dengan

aliran balik vena yang cepat berarti memberikan darah pada ventrikel lebih banyak dari yang

seharusnya, hal ini akan mempengaruhi cardiac output semakin besar. Berarti tekanan darah

arteri pada tangan akan semakin meningkat yang juga mempermudah aliran balik vena,

sehingga tidak terlalu memputuhkan bantuan gravitasi lebih banyak. Perlakuan keempat,

yaitu dengan berdiri. Perngaruh gravitasi sangat memegang peranan penting dan memiliki

pengaruh cukup kuat dalam mempengaruhi aliran darah baik arteri maupun vena. Oleh

karena itu, hanya memerlukan elevasi lebih sedikit untuk mengembalikan aliran vena. Pada

percobaan yang kami lakukan, terjadi kesalahan pada proses pengukurannya karena kurang

ketelitian dan keseriusan sehingga data yang didapat tidak sesuai dengan teori yang ada.

Pada percobaan kedua, perlakuan yang diberikan pada OP dengan mengoklusi aliran

darah menyebabkan jaringan perifer tidak mendapatkan oksigen melalui aliran dari arteri

yang sesuai dengan kebutuhannya dan hambatan ini menghambat aliran balik vena juga. Pada

awalnya warna kulit adalah putih karena kurangnya asupan darah segar dari arteri. Lama

kelamaan warna kulit berubah menjadi kebiruan karena menumpuknya darah kotor setelah

pertukaran oksigen – karbondioksida dengan jaringan. Namun saat tekanan pada lengan OP

dihilangkan, aliran darah menuju perifer menjadi sangat lancar dan dengan kondisi

sebelumnya dimana jaringan perifer yang kekurangan oksigen mengakibatkan vasodilatasi

pembuluh darah sehingga dapat meningkatkan penyampaian darah arteri menuju perifer yang

kekurangan oksigen. Jaringan perifer yang mendapatkan aliran darah yang sesuai

menunjukkan perubahan warna pada kulit tangan OP yang menjadi merah cerah.

Perlakuan kedua yang dilakukan dengan memberikan tahanan pada aliran balik vena

tidak menghambat hantaran aliran darah arteri sehingga warna kulit dari tangan OP tidak

berubah menjadi putih seluruhnya seperti perlakuan pertama. Kondisi ini disebabkan karena

masih tercukupinya oksigen pada jaringan perifer, arteri masih dapat mengalirkan darah ke

prifer. Kemudian darah yang tiba diperifer harus dikembalikan ke jantung, namun dengan

terhambatnya aliran balik vena, darah-darah tersebut terpaksa harus tertahan diperifer dan

memberikan sedikit perubahan warna pada kulit OP dengan munculnya sedikit warna biru

yang mengakibatkan tangan terlihat lebih gelap dibandingkan dengan tangan satunya lagi.

Tekanan manset yang dihilangkan segera setelah berlalu 3 menit lamanya, memberikan

Page 14: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

perubahan warna pada kulit permukaan tangan OP yang menjadi merah cerah. Perubahan

warna ini disebabkan karena hilangnya tahanan pada aliran balik vena yang menyebabkan

darah yang semula sempat menumpuk di perifer dihantarkan kembali ke jantung.

Page 15: Laporan Fisiologi Peredaran Darah Tepi

Kesimpulan

1. Aliran balik vena berjalan satu arah dengan keberadaan katup vena, sehingga darah vena

yang menuju sentral tidak akan membalik ke perifer.

2. Banyak hal yang mempengaruhi aliran balik vena, seperti gravitasi, tekanan intrapulmo,

dan kontraksi otot rangka.

3. Pembuluh darah memiliki mekanisme yang baik untuk mempertahankan kehidupan setiap

sel yang menjadi tanggung jawabnya.

Daftar Pustaka

1. Burnside JW. Adams Diagnosis Fisik. 17th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

1995. h. 69-70

2. Ganong WF. Buku Ajar Fisiolgi Kedokteran. 20th ed. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran

EGC. 2003. h. 565

3. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 9th ed. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 1997. 317-320

4. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. 2nd ed. Jakarta : Penerbit Buku

Kedokteran EGC. 2001. h. 299-333