Laporan Glukosa Darah

8
Laporan Praktikum Hari/ tanggal : Selasa, 9 Desember 2014 Biokimia PJP : Inda Setyawati, S. TP, M. Si Asisten : 1. Gia Permasku, S. Si. 2. Rini Kurniasih, S. Si. GLUKOSA DARAH Kelompok 1A Frizka Syaidatu Dhinar J3L213106 Taufik Hidayat J3L115006 Bella Utari Laksmi J3L113023 Luvy Amanah Putri J3L113048

description

glukosa

Transcript of Laporan Glukosa Darah

Laporan Praktikum Hari/ tanggal: Selasa, 9 Desember 2014Biokimia PJP: Inda Setyawati, S. TP, M. Si Asisten: 1. Gia Permasku, S. Si. 2. Rini Kurniasih, S. Si.

GLUKOSA DARAH

Kelompok 1A

Frizka Syaidatu Dhinar J3L213106Taufik Hidayat J3L115006Bella Utari Laksmi J3L113023Luvy Amanah Putri J3L113048

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIAPROGAM DIPLOMAINSTITUT PERTANIAN BOGORBOGOR2014PENDAHULUANGula darah merupakan istilah yang mengacu kepada tingkat glukosa yang ada di dalam darah. Glukosa dibentuk dari senyawa-senyawa glukogenik yang mengalami glukogenesis. Glukoneogenesis memenuhi kebutuhan akan glukosa pada saat karbohidrat tidak tersedia dalam jumlah yang cukup dalam makanan. Pasokan glukosa yang terus menerus diperlukan sebagai sumber energy, khususnya bagi sistem saraf dan eritrosit. Glukosa juga diperlukan di dalam jaringan adipose sebagai sumber gliseralida-gliserol dan glukosa juga mempunyai peran dalam mempertahankan kadar intermediet pada siklus asam sitrat di seluruh jaringan tubuh. Glukosa juga merupakan satu-satunya bahan bakar yang memasok energi bagi otot rangka pada keadaan anaerob (Murray 2006).Glukosa darah merupakan karbohidrat dalam bentuk monosakarida yang terdapat dalam darah. Organ organ yang berpengaruh dalam metabolisme glukosa antara lain hati dan pankreas. Glukosa darah berada dalam keseimbangan dan mengatur secara hormonal yaitu hormon teroid, hormon insulin, hormon efineprin dan hormon pertumbuhan. (Girindra 1988).Komponen penyusun darah terdiri dari plasma darah (cairan) dan sel-sel penyusun darah. Darah terdiri daripada beberapa jenis korpuskula (sel-sel darah) yang membentuk 45% bagian dari darah. Bagian 55% yang lain berupa cairan kekuningan yang membentuk medium cairan darah yang disebut plasma darah. Jumlah darah dalam tubuh sekitar 5 -7 % dari berat badan. Darah tersusun oleh beberapa senyawa yang saling terkait yang diantaranya adalah glukosa. Kadar normal glukosa dalam darah adalah 70 100 gr/dl. Akan tetapi nilai tersebut tidak selalu tetap. Ketika kita makan makanan yang banyak mengandung karbohidrat,maka kadar glukosa dalam darah akan meningkat menjadi 120-130 mg/dl.Sedangkan ketika kita dalam keadaan berpuasa, maka kadarnya turun menjadi 60-70 mg/dL (Wirahadikusumah 1985).Bila kadar gula dalam darah melebihi atau kurang dari batas normal maka sistem metabolisme dalam tubuh akan terganggu. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Salah satu contoh penyakit yang disebabkan oleh kelainan kadar glukosa yaitu diabetes mellitus. Diabetes mellitus atau yang lebih dikenal dengan kencing manis merupakan penyakit yang timbul karena suatu gangguan dari pankreas, yaitu organ tubuh yang biasa menghasilkan insulin dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa bagi sel tubuh. Seseorang yang terkena diabetes mellitus selalu ditandai oleh naiknya kadar gula darah (hiperglikemia) dan tingginya kadar gula dalam urine (Achjadi 2003). Pada orang yang menderita diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 ml darah (Poedjiadi, 1994).Metode yang digunakan pada percobaan dalam perhitungan glukosa darah bergantung pada kemampuan glukosa untuk mereduksi larutan tembaga alkali. Pereaksi yang mengandung asam fosfomolibdat dapat membentuk kompleks bewarna biru akibat adanya kombinasi tembaga tereduksi. Metode yang digunakan dalam penentuan kadar glukosa darah pada percobaan ialah metode Follin Wu yang pertama kali diperkenalkan oleh Follin dan Wu pada tahun 1919. MetodeFolin Wu merupakan metode yang digunakan untuk membuat filtrat bebas proteindengan pengendapan protein oleh pembentukan asam tungstat. Endapan terjadi akibat adanyakombinasi anion asam dengan bentuk kationik dari protein(Murray 2006).Percobaan dilakukan untuk menentukan kadar glukosa darah dengan metode Follin Wu.

METODEAlat dan BahanBahan-bahan yang digunakan, yaitu akuades, Na-wolframat 10%, H2SO4 0,67 N, kertas saring, fosfomolibdat, darah ayam, standar glukosa, dan CuSO4. Alat-alat yang digunakan, yaitu spektrofotometer, penangas air, dan alat-alat gelas

ProsedurPenentuan kadar glukosa darah dilakukan dengan cara sebanyak 1 mL darah dipipet ke dalam erlenmeyer kecil, kemudian ke dalam erlenmeyer ditambahkan 7 mL akuades, 1 mL Na-wolframat 10%, dan tetes demi tetes 1 mL H2SO4 0,67 N. Campuran di dalam erlenmeyer dicampurkan baik baik dan didiamkan selama 10 menit dengan kertas saring dan 3 buah tabung disiapkan. Tabung pertama diisi dengan 1 mL filtrat sampel dan 1 mL CuSO4. Tabung kedua diisi dengan 1 mL standar glukosa dan 1 mL CuSO4. Tabung ketiga diisi dengan 1 mL akuades dan 1 mL CuSO4. Ketiga tabung tersebut dipanaskan dalam air mendidih selama 8 menit, didinginkan, kemudian diencerkan dengan 7 mL akuades. Fosfomolibdat sebanyak 1 mL ditambahkan pada setiap tabung. Intensitas warnanya ditentukan dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm. Kadar glukosa darah dihitung dalam mg/dL.

HASIL DAN PEMBAHASANPrinsip pengukuran kadar glukosa darah dengan metode Folin Wu adalah ion kupri akan direduksi oleh gula dalam darah menjadi kupro dan mengendap menjadi Cu2O. Penambahan pereaksi fosfomolibdat akan melarutkan Cu2O dan warna larutan menjadi biru tua karena ada oksida Mo. Dengan demikian, banyaknya Cu2O yang terbentuk berhubungan linier dengan banyaknya glukosa di dalam darah. Filtrat yang berwarna biru tua yang terbentuk akibat melarutnya Cu2O karena oksida Mo dapat diukur kadar glukosanya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 660 nm.Bila kadar gula dalam darah melebihi atau kurang dari batas normal maka sistem metabolisme dalam tubuh akan terganggu. Darah manusia normal mengandung glukosa dalam jumlah atau konsentrasi tetap, yaitu antara 70-100 mg tiap 100 ml darah. Glukosa darah ini dapat bertambah setelah kita makan makanan sumber karbohidrat, namun kira-kira 2 jam setelah itu, jumlah glukosa darah akan kembali pada keadaan semula. Salah satu contoh penyakit yang disebabkan oleh kelainan kadar glukosa yaitu diabetes mellitus. Diabetes mellitus atau yang lebih dikenal dengan kencing manis merupakan penyakit yang timbul karena suatu gangguan dari pankreas, yaitu organ tubuh yang biasa menghasilkan insulin dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa bagi sel tubuh. Seseorang yang terkena diabetes mellitus selalu ditandai oleh naiknya kadar gula darah (hiperglikemia) dan tingginya kadar gula dalam urine (Achjadi 2003). Pada orang yang menderita diabetes mellitus atau kencing manis, jumlah glukosa darah lebih besar dari 130 mg per 100 ml darah (Poedjiadi, 1994).Berikut ini hasil yang diperoleh dari percobaan yang telah dilakukan pada penentuan kadar glukosa darah.

Tabel 1 Data hasil penentuan kadar glukosa darahLarutanAbsorpsiKadar glukosa darah (mg/dL)

Blanko0,000

Standar0,003

Sampel 0,003100

Contoh perhitungan:

[glukosa] =

= = 1 mg/mL = 100 mg/dLPercobaan yang dilakukan menggunakan beberapa pelarut dan pereaksi. Larutan yang digunakan di antaranya ialah CuSO4, fosfomolibdat, standar glukosa, H2SO4, Na-wolframat, dan akuades. Fungsi penambahan akuades ialah mengencerkan darah sehingga albumin dalam darah akan larut oleh akuades. Albumin merupakan protein yang dapat larut dalam air serta dapat terkoagulasi oleh panas. Albumin terdapat dalam serum darah dan putih telur. Penambahan Na-wolframat berfungsi agar darah terbebas dari protein dengan cara mengendapkan albumin yang terlarut dalam air. H2SO4 berfungsi sebagai katalisator untuk mempercepat reaksi pengendapan albumin oleh Na-wolframat. Fungsi pemanasan selama 8 menit bertujuan mempercepat reaksi (Poedjiadi 1994). Berdasarkan hasil percobaan diperoleh kadar gula darah dalam sampel ialah 700 mg/dL. Ini artinya kadar gula darah dalam keadaan diatas normal karena kadar glukosa normal sebesar 50 100 mg/dL. Metode ini memiliki beberapa keuntungan, antara lain hanya dibutuhkan dua pelarut, filtrat yang terbentuk lebih netral, dan proses filtrasi lebih cepat. Namun kekurangannya adalah pengukuran berdasarkan spektrofotometer yang mungkin saja ada molekul lain yang juga mengabsorbsi cahaya pada panjang gelombang yang sama dan akan mempengaruhi kadar glukosa. Kesalahan yang paling berpengaruh adalah monosakarida dalam darah bisa saja bukan hanya glukosa, ada mono sakarida lain yang ikut bereaksi dengan Cu+ sehingga larutan biru yang diukur bukan hanya milik glukosa tetapi juga mono sakarida lain dan ini akan terjadi kesalahan positif. Kesalahan positif artinya hasil pengukuran lebih besar dari hasil sebenarnya. Kelemahan lain dari metode Follin Wu yaitu warna berangsur-angsur memudar dibandingkan larutan standar glukosa dengan perlakuan yang sama (Hawab 2005).Metode lain yang sekarang banyak digunakan adalah pengukuran glukosa menggunakan metode enzimatik yang lebih spesifik untuk glukosa. Metode ini umumnya menggunakan enzim glukosa oksidase atau heksokinase, yang bekerja hanya pada glukosa dan tidak pada gula lain dan bahan pereduksi lain. Perubahan enzimatik glukosa menjadi produk dihitung berdasarkan reaksi perubahan warna (kolorimetri) sebagai reaksi terakhir dari serangkaian reaksi kimia, atau berdasarkan konsumsi oksigen pada suatu elektroda pendeteksi oksigen. Chemistry analyzer (mesin penganalisis kimiawi) modern dapat menghitung konsentrasi glukosa hanya dalm beberapa menit (Lehninger 1982).Kadar glukosa darah diukur dengan metode enzimatik (glukosa oksidase) menggunakan alat glukometer. Prinsip kerja penggunaan alat ini yaitu oksigen dengan bantuan enzim glukosa oksidase mengkatalis proses oksidasi glukosa menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida. Enzim peroksidase dalam reaksi kedua mengkatalisis reaksi oksidasi kromogen (akseptor oksigen yang tidak berwarna), kemudian oleh hidrogen peroksidase membentuk suatu produk kromogen teroksidasi berwarna biru yang diukur dengan glukometer. Tes strip pada glukometer mengandung bahan kimia glukosa oksidase kurang lebih 0,8 IU, garam naftalena, asam sulfat 42 g, dan 3-metil-2-benzothiazolin hidrazon.

SIMPULAN DAN SARANSimpulanBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapaat disimpulkan bahwa kadar glukosa darah pada sampel diatas normal sebesar 700 mg/dL.

SaranBahan-bahan yang digunakan dalam praktikum sebaiknya disiapkan dengan lengkap agar semua prosedur dapat dilakukan.

DAFTAR PUSTAKAAchjadi K. 2003.Penyakit Gangguan Metabolisme. Bogor : IPB Press.Girindra A.1988. Biokimia I. Jakarta : Gramedia.Hawab HM.2005.Pengantar Biokimia.Malang : Bayumedia.Lehninger, AL. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Maggy Thenawidjaja, penerjemah. Terjemahan dari: Principles of Biochemistry. Jakarta: Erlangga.Murray RK, DK Granner, VW Rodwell. 2006. Harpers Illustrated Biochemistry Amerika: The Mc Graw-Hill Companies.Poedjiadi Anna. 1994. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: UI Press.Wirahadikusumah M. 1985. Biokomia: Metabolisme Energi, Karbohidrat, dan Li- pid. Bandung: ITB Press.