Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

21
LAPORAN PRAKTIKUM IV DAN V FISIOLOGI MANUSIA Disusun oleh : Inten Novita Sari 1111102000085 Ageng Hasna F 1111102000088 Lela Laelatu R 1111102000099 Vina Fauziah 1111102000100 Beryl Zahyin 1111102000106 Ahmad Fauzi 1111102000105 KELAS : II D FARMASI PEMBIMBING : Ratna Pelawati, M.Biomed Eka Putri, M.Si, Apt FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

description

untuk pertimbangan

Transcript of Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

Page 1: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

LAPORAN PRAKTIKUM IV DAN V

FISIOLOGI MANUSIA

Disusun oleh :

Inten Novita Sari 1111102000085 Ageng Hasna F 1111102000088 Lela Laelatu R 1111102000099 Vina Fauziah 1111102000100 Beryl Zahyin 1111102000106 Ahmad Fauzi 1111102000105

KELAS : II D FARMASI

PEMBIMBING :Ratna Pelawati, M.Biomed

Eka Putri, M.Si, Apt

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2011

Page 2: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

PRAKTIKUM IV

1. TUJUAN PRAKTIKUM :Pengukuran tekanan darah A. Brachialis pada sikap berbaring, duduk dan berdiri.

2. LANDASAN TEORI :Tekanan Darah

Adalah daya dorong darah ke semua arah pada seluruh permukaan yang tertutup, yaitu : pada dinding bagian dalam jantung dan pembuluh darah. Aksi pemompaan jantung memberikan tekanan yang mendorong darah melewati pembuluh-pembuluh.

Darah mengalir melalui sistem pembuluh tertutup karena ada perbedaan tekanan atau gradien tekanan antara ventrikal kiri dan atrium kanan. Tekanan ventrikel kiri berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai

serendah 0 mmHg saat diastole. Tekanan aorta berubah dari setinggi 120 mmHg saat sistole sampai serendah

80 mmHg saat diastole. tekanan diastolik tetap dipertahankan dalam arteri karena adanya efek lontar balik dari dinding elastis aorta. Rata-rata tekanan aorta adalah 100 mmHg. Perubahan tekanan sirkulasi sistemik, darah mengalir dari aorta (dengan

tekanan 100 mmHg) menuju arteri (dengan perubahan tekanan dari 100 ke 40 mmHg) ke arteriol (dengan tekanan 25 mmHg di ujung arteri sampai 10 mmHg di ujung vena) masuk ke vena (dengan perubahan tekanan dari 10 mmHg ke 5 mmHg) menuju vena kava superior dan inferior (dengan tekanan 2 mmHg) dan sampai ke atrium kanan (dengan tekanan 0 mmHg).

Faktor-faktor yang mempengaruhi tekanan darah 1. Curah jantung

Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan frekuensi jantungnya).

2. Tahanan perifer terhadap aliran darah.Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki beberapa faktor penentu: o Vikositas darah, semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam

plasma, semakin besar tahanan terhadap aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas, pada anemia, kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.

o Panjang pembuluh, semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan

terhadap aliran darah.o Radius pembuluh, tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius

pembuluh sampai pangkat keempatnya.

Page 3: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

Jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada vasodilatasi, maka aliran darah akan meningkat enam belas kali lipat. Tekanan darah akan turun.

Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokonstriksi, maka tahanan terhadap aliran akan meningkat enam belas kali lipat, Tekanan darah akan naik.

Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan dalam tekanan darah didapat dari perubahan radius pembuluh darah.

Pengaturan tekanan darah 1. Pengaturan saraf

1) Pusat vasomotorikPusat vasomotorik pada medula otak mengatur tekanan darah. Tonus vasomotorik merupakan stimulsi tingkat rendah yang terus-menerus pada serabut otot polos dinding pembuluh. Tonus ini mempertahankan tekanan darah melalui vasokonstriksi pembuluh. Pertahanan tonus vasomotorik ini dilangsungkan melalui impuls dari serabut saraf vasomotorik yang merupakan serabut eferen saraf simpatis pada sistem saraf otonom. Vasodilatasi biasanya terjadi karena pengurangan impuls vasokonstriktor.

2) Pusat kardioakselerator dan kardioinhibitor serta baroreseptor aorta dan karotis. Mengatur curah jantung dan mengatur tekanan darah melalui SSO.

2. Pengaturan kimia dan hormonal 1) Hormon medula adrenal, norepinefrin termasuk vasokonstriktor.

Epinefrin dapat berperan sebagai suatu vasokonstriktor dan vasodilator, bergantung pada jenis reseptor otot polos pada pembuluh darah organ.

2) Hormon antideuretik (vasopresin) dan oksitosin, yang disekresi dari kelenjar hipofisis posterior termasuk vasokonstriktor.

3) Angionstensin, adalah sejenis peptida darah yang dalam bentuk aktifnya termasuk salah satu vasokonstriktor kuat.

4) Berbagai amina dan peptida, seperti histamin, glokagon, kolesistokinin, sekretin dan bradikinin yang diproduksi sejumlah jaringan tubuh, juga termasuk zat kimia vasoaktif.

5) Prostaglandin,adalah agens seperti hormon yang diproduksi secara lokal dan mampu bertindak sebagai vasodilator atau vasokonstriktor.

Pengukuran tekanan darah arteri sistolik dan diastolicTekanan darah rata-rata pada pria dewasa muda adalah sistolik 120 mmHg

dan diastolik 80 mmHg, biasanya ditulis 120/80. Tekanan darah pada wanita dewasa muda, baik sistolik dan diastolik biasanya lebih kecil 10 mmHg dari

Page 4: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

tekanan darah laki-laki dewasa muda. Tekanan darah diukur secara tidak langsung melalui metode auskultasi dengan menggunakan sfigmomanometer.

Denyut Jantung Denyut arteri adalah gelombang tekanan yang merambat 6-9 m/s, sekitar

15 kali lebih cepat dari darah. Denyut dapat dirasakan di titik manapun yang arterinya terletak dekat permukaan kulit dan di bantali dengan sesuatu yang keras. Arteri yang biasa teraba adalah arteri radial pada pergelangan tangan. Dua bunyi jantung sebanding dengan satu denyut arteri. Frekuensi denyut memberikan informasi mengenai kerja jantung, pembulih darah dan sirkulasi.

Faktor-faktor yang mengontrol tekanan darah arteriTekanan darah arteri rata-rata adalah sama dengan hasil curah jantung

(sekitar 5 L/menit saat istirahat) dan resisten perifer total (TPR). Tekanan sistolik terutama dipengaruhi oleh sisi sekuncup, kecepatan ejeksi ventrikel kiri, dan kekakuan aorta/arteri yang meningkat bila terdapat peningkatan salah satu dari faktor tersebut. Berlawanan dengan hal tersebut, tekanan diastolik meningkat dengan peningkatan TPR. Tekanan arteri menurun secara progresif selama diastol, sehingga pemendekan interval diastolik akibat peningkatan laju denyut jantung juga meningkatan tekanan diastolik.

3. ALAT DAN BAHAN : 1) Sfigmomanometer (tensimeter)2) Stetoskop

4. TATA KERJA 1. OP diminta berbaring terlentang dengan tenang selama 10menit.2. sambil menunggu, pasang manset sfigmomanometer pada lengan atas OP.3. carilah dengan palpasi, denyut arteri brkhialis pada fossa kubiti dan denyut

arteri radialis pada pergelangan tangan OP4. setelah 10menit, siapkan stetoskop ditelinga pemeriksa, pompa manset sambil

meraba arteri brakhialis sampai tekanan didalamnya melampaui tekanan 30mmHg.

5. lakukan pengukuran tekanan darah arteri brakhialis cara auskultasi dan tetapkan ke 5 fase korotkoff dalam pengukuran tersebut.

6. ulangi pengukuran butir e sebanyak 3kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catat hasilnya.

PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH :a. Lengan baju digulung setingi-tingginya sehingga tidak terlilit oleh manset.b. Tepi bawah manset letaknya ±2-3 cm diatas fosa kubitic. Balon dalam manset harus menutupi lengan atas di sisi ulnar (diatas a.

Branchialis).d. Pipa karet manset jngan menutupi fosa kubiti.

Page 5: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

e. Manset diikat cukup ketat.

Kriteria penggunaan manset yang tepat yaitu ukuran lebar balon dalam manset 20% lebih besar dari diameter lengan dan panjangnya cukup melingkari ½ lengan.

Apabila terjadi kesalahan pemakaian manset, maka hasil pengukuran yang diperoleh akan lebih tinggi atau lebih rendah daripada keadaan sebenarnya.

Senelum melakukan pemeriksaan tekanan darah, diperlukan perabaan denyut a.brachialis untuk memperoleh tempat yang sesuai dengan peletakan stetoskop.

Pada saat pemeriksaan tekanan darah, diperlukan perabaan denyut a.radialis atau a.brachialis untuk proses pengukuran tekanan darah secara palpasi

Pada waktu melakukan pemeriksaan, tekanan dalam manset dinaikan sampai denyut a.radialis atau a.brachialis tidak teraba lagi. Bila denyut sudah tidak ada lagi, kita telah melampaui tekanan sistolik.

Teknik pemeriksaan tekanan darah :1. pompa manset sambil meraba a.radialis atau a.brachialis sampai denyut

nadi tidak teraba lagi (=tekanan sistolik palpasi).2. naikan lagi tekanan dalam manset sebesar ±30mmHg di atas tekanan

sistolik palpasi.3. letakkan stetoskop diatas a.brachialis pada fosa kubiti.4. turunkan air raksa perlahan-lahan sambil melakukan auskultasi pada

a.brachialis di daerah lipat siku (fosa kubiti) Sound of korotkof. Best & taylot’s physiol. Basis of medical pratise, edisi

ke9, 1973, halaman 150.1. Ph I : Sudden appearance of clear, but often faint, tapping sound

growing louder during the succeding 10 to 14 mmHg fall in presure.2. Ph II : The sound takes on a murmuring in quality during the next 15

to 20 mmHg fall in presure.3. Ph III : Sound changes little in quality but becomes clearer and louder

during the next 5 t7 mmHg fall in pressure.4. Ph IV : muffled quality lasting throughout the next 5 to 6 mmHg fall in

pressure. Afetr this all sound disappears.5. Ph V : point at which sound disappear.Menurut penelitian dengan metode lama, tekanan sistolik sesuai dengan fase I dan tekanan diastolik sesuai dengan fase IV.Menurut penelitian dengan metode baru, tekanan sistolik sesuai dengan fase I dan tekanan distolik sesuai dengan fase V.

Sebelum mengulangi pengukuran tekanan darah, air raksa dalam sfigmomanometer harus dikembalikan pada angka 0. hal ini untuk menghindari terjadinya pembendungan yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran. Berilah waktu istirahat selama 1-2 menit antara tiap

Page 6: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

pengukuran, untuk memulihkan aliran darah di bagian distal pembendungan.

DUDUK1. tanpa melepaskan manset, OP disuruh duduk, tunggu 3 menit dan ukurlah kembali tekanan darah a.brachialis dengan cara sama. Ulangi pengukuran sebanyak kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catat hasilnya. 5faktor yang menentukkan besar tekanan darah arteri ialah :a. kerja jantungb. tahanan teoic. volume darahd. kekenyalan dinding pembuluh darahe. kekentalan darah

BERDIRI2. tanpa melepas manset, OP disuruh berdiri. Setelah menunggu 3menit, ukur kemballitekanan darah a. Brachialis dengan cara yang sama. Ulangi pengukuran sebanyak 3kali untuk mendapatkan nilai rata-rata dan catat hasilnya.Pengukuran tekanan darah dilakukan beberapa saat setelah berdiri karena tubuh memerlukan waktu untuk mengadakan berbagai refleks kompensasi. Baca Ganong,ed.20,2001,bab33,halaman 607-608 : compensation for gravitational effects.3. Bandingkan hasil pengukuran tekanan darah OP pada ke 3 SIKAP YANG BERBEDA TERSEBUT

PENGUKURAN TEKANAN DARAH SESUDAH KERJA OTOT1. Ukurlah tekanan darah a.brachialis OP dengan penilaian menurut metode baru pada sikap duduk (OP tidak perlu sam dengan OP pada butir I).2. Pengukuran terus dinaikkankur tekanan darah a.brachialis OP pada sikap yang sama dengan cara palpasi.Pengukuran tekanan darah dengan cara palpasi dilakukan dengan sambil meraba a.radialis, tekanan dalam manset dinaikkan sampai denyut a. Radialis tak teraba lagi. Tekanan terus dinaikkan ±30 mmHg. Tanpa mengubah letak jari, tekanan manset diturunkan sampai denyut a.radialis teraba lagi. Tepat pada saat denyut a.radialis teraba lagi, ,anometer air raksa menunjukkan angka tekanan sistolik OP .

FISIOLOGI-COLD-PRESSOR TEST

Tujuan Instruksional Umum :1. Melakukan tes peningkatan tekanandarah dengan pendinginan (cold-pressor-test).2. Menilai hasil Cold-Pressor Test seseorang.

Tujuan Perilaku Khusus

Page 7: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

1.1 Memberika rangsangan pendinginan pada tangan selama satu menit.1.2 Mengukur tekanan darah a.brachialis selama perangsangan sub 1.1.1.3 Menetapkan waktu pemulihan tekanan darah a.brachialis.1.4 Menggolongkan orang percobaan dalam golongan hiperreaktor atau hiporeaktor.

Perubahan temperatur lingkungan menjadi dingin merupakan salah satu contoh pengaruh fisik lokal pada otot, sehingga tekanan darah dapat berubah. Bila pada pendinginan, tekanan sistolik naik lebih besar dari 20 mmHg dan tekanan diastolik lebih dari 15 mmHg dibandingkan dengan tekanan basal, maka o.p tergolong hiperreaktor. Bila kenaikan tekanan darah o.p masih di bawah angka-angka tersebut, o.p tergolong hiporeaktor.

Alat yang Diperlukan1. Sfigmomanometer dan stetoskop2. Stopwatch3. Wadah berisi air = es

Tata Kerja

Tes Peningkatan Tekanan Darah dengan Pendinginan (cold-pressor Test)1. Suruhlah orang percobaan (OP) berbaring terlentang dengan selama 20menit.

Untuk mencapai keadaan yang mendekati basal. Keadaan basal ialah keadaan pada orang terjaga yang sel-sel tubuhnya dalam tingkat metabolisme minimal.

2. Selama menunggu, pasanglah manset sfigmomanometer pada lengan kanan atas OP.

3. Setelah OP berbaring 20menit, tetapkanlah tekanan darahnya setiap 5menit sampai terdapat hasil yang sama (tekanan basal) 3kali berturut-turut (selisih hasil 3kali).

4. Tanpa membuka manset suruhlah OP memasukkan tangan kirinya kedalam air es (4 derajat celcius).

5. Pada detik ke30 dan detik 60 pendinginan, tetapkanlah tekanan sistolik dan diastolik.

6. Catatlah hasil pengukuran tekanan darah OP selama pendinginan.

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

Keadaan tubuhTekanan Darah (mmHg)

Sistole Diastole

Posisi tubuh berbaring

Posisi duduk

Posisi berdiri

Cold-Pressor Test

100

120

110

110

80

90

90

95

Page 8: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

Setelah beraktifitas 130 100

Berdasarkan data hasil pengamatan di atas diperoleh hasil sebagai berikut.

Tekanan darah OP pada saat berbaring 100/80 mm Hg. Tekanan darah OP normal. Karena pada saat berbaring, posisi tubuh yang linier akan memudahkan jantung untuk memompa darah ke seluruh tubuh.

Tekanan darah OP pada posisi duduk adalah 120/80 mmHg. Pada posisi ini tubuh terlekuk sehingga ada perubahan bentuk dari arteri dibagian pinggang hingga pangkal kaki.perubahan ini dapat sedikit menghambat aliran darah menuju kaki.untuk itu kerja jantung akan semakin keras dalam memompa darah agar aliran darah dapat sampai ke kaki.kerja jantung yang keras ini akan meningkatkan tekanan darah arteri tubuh yang ada dibagian atas.

Tekanan darah OP pada saat berdiri adalah 110/70 mmHg. Ketika posisi berdiri tegak,tarikan gravitasi meningkat dan tekanan absolut vena dan arteri bagian bawah (kaki). Sedangkan untuk bagian ;yang sejajar jantung dan yang diatas jantung akan menurun tekanan darahnya. Penurunan paling besar adalah dibagian kepala. Peningkatan tekanan vena-vena bagian bawah,menyebabkan vena melebar sehingga 500 ml darah berpindah ke sirkulasi ini. Peningkatan tekanan hidrostatik dalam kapiler akan meningkatkan filtrasi cairan sehingga menyebabkan kehilangan volume plasma ke jaringan-jaringan kaki dan tungkai. Ini akan menurunkan curah jantung. Efek ini dicegah oleh baroreseptor dan refleks kardiopulmonal, menyebabkan peningkatan laju denyut jantung dan vasokontriksi luas. Refleks akson simpatis lokal juga akan mengurangi aliran darah ke ekstrimitas bawah sehingga mmbatasi filtrasi cairan darah. Akhirnya tekanan darah arteri ke kaki dan tungkai dapat diturunkan.

Tekanan darah OP setelah beraktifitas adalah 130/100 mmHg. Saat beraktifitas tubuh membutuhkan energi yang besar sehingga metabolisme akan berlangsung lebih cepat dan proses penyerapan sari makan juga harus cepat sehingga aktifitas jantung dalam mengalirkan darah ke seluruh tubuh akan meningkat. Serta tekana dara di arteri atau sistol akan meningkat. Selain itu saat beraktifitas banyak cairan yang diekskresikan oelh tubuh. Agar tubuh tidak kekurangan cairan maka cairan akan diserap dari darah. Penyerapan cairan darah ini akan meningkatkan viskositas darah. Darah yang kental akan sulit mengalir sehingga akan meningkatkan tekanan drah di vena (diastole).

Tekanan darah OP untuk Cold-Presor Testa dalah 110/95 mmHg. Secara teoritis ketika suhu tubuh menurun dideteksi oleh thermoreseptor di kulit dan membran mukosa kemudian impuls ini akan disampaikan ke pusat pengaturan di preotic area yaitu di hipotalamus anterior sebagai pusat penurun suhu. Lalu hipotalamus akan menyampaikan impuls saraf yang menstimulasi sistem saraf simpatis untuk vasokontriksi pembuluh darah kulit di seluruh tubuh. Vasokontriksi ini menyebabkan aliran darah menjadi cepat tapi sedikit,curah jantung (CO) meningkat, tekanan darah

Page 9: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

meningkat tetapi volume dan aliran darah hangat ke kulit menjadi berkurang/sedikit sehingga darah hangat tetap dipertahankan di bagian tengah tubuh, terisolasi dari lingkungan eksternal dan suhu tubuh kembali normal. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh bahwa tekanan darah OP tidak mengalami kenaikan sistol ≥20 dan diastole ≥15, berarti OP tergolong hiporeaktor dan tidak memiliki kecenderungan terserang hipertensi.

KESIMPULAN

Kesimpulan yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan adalah bahwa OP memiliki tekanan darah yang normal dan tidak berpotensi mengalami hipertensi karena berdasarkan hasil cold-presure test OP tergolong hiporeaktor. Akan tetapi hasil pengamatan ini masih belum akurat karena bisa saja ada kesalahan karena factor lingkungan disekitar dan prosedur kerja yang masih kurang sempurna.

Page 10: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

DAFTAR PUSTAKA

Guyton, Arthur,C.2006.Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.Jakarta:EGC.

Potter,Patricia.A. dan Anne Griffen Perry.2006.Fundamental Keperawatan,Volume

1,edisi 4.Jakarta:EGC.

Putri, Eka dan Ratna Pelawati.2012.Buku Penuntun Praktikum Fisiologi.Ciputat-

Tangerang Selatan:FKIK-UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Philip I. Aaronson & Jeremy P.T. Ward, At a Glance 3th Sistem Kardiovaskuler, Jakarta: Erlangga.

Page 11: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

PRAKTIKUM VPENGUKURAN SUHU TUBUH

I.TUJUAN PRAKTIKUMUntuk mengetahui suhu tubuh manusia pada berbagai bagian tubuh dan

keadaan lingkungan, serta efek aktifitas pada suhu tubuh.II.LANDASAN TEORI

Suhu tubuh atau temperatur tubuh merupakan refleksi dari panas yang diproduksi tubuh dengan panas yang dikeluarkan. Manusia termasuk kelompok homoetermik yang mempertahankan suhu tubuhnya dalam batas sempit meskipun terdapat perubahan suhu lingkungan. Rata-rata suhu tubuh sekitar 36,2o C dan dipertahankan antara 35,6o C - 37,8o C. Suhu ini hanya dapat dipertahankan bila produksi panas dan pengambilan panas seimbang dengan pengeluaran panas.Produksi Panas.

Meskipun seluruh jaringan tubuh menghasilkan panas, tetapi jumlah yang paling besar, panas dihasilkan dari metabolisme aktif. Ketika tubuh dalam keadaan istirahat, produksi panas dihasilkan lebih banyak oleh hati, jantung, otak dan organ endokrin.Panas tubuh dihasilkan dari:1.Basal metabolisme.2.Aktivitas otot3.Tiroksin dan epinefrin yang menstimulasi laju metabolisme.

Pengeluaran panas.Mekanisme pengeluaran panas melalui 4 proses yaitu radiasi, konduksi, konveksi

dan evaporasi.1. Radiasi adalah mekanisme pengeluaran panas melalui gelombang infra merah atau

energi panas.Tubuh manusia menyebarkan gelombang panas kesegala penjuru. Tubuh akan kehilangan panas labih dari 50% melalui radiasi.

2. Konduksi merupakan mekanisme pengeluaran panas melalui transfer langsung dengan kontak fisik pada objek yang lebih rendah suhunya. Misalnya saat dilakukan kompres dingin atau saat kita duduk dikursi yang lebih dingin karena berada diruang ber AC.

3. Konveksi adalah perpindahan panas melalui udara sekitar, misalnya terpapar udara panas atau udara dingin. Kehilangan panas melalui konvekasi sekitar 15%.

4. Evaporasi merupakan mekanisme pamindahan panas bersama penguapan air seperti melalui pernapasan, kulit atau bersamaan dengan Insensible Water Loss (IWL).

Mekanisme Pelepasan Panas TubuhMekanisme pelepasan panas tubuh merupakan proteksi tubuh terhadap kelebihan

panas yang dapat merusak tubuh. Mekanisme tubuh untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang panas adalah:

1. Vasolidatasi pembuluh darah, kulit akan terlihat kemerahan, suhu kulit menjadi lebih panas, pelepasan panas melalui radiasi dan konveksi menjadi meningkat.

2. Aliran darah kekulit meningkat, aktivitas kelenjar keringat meningkat sehingga sekresi keringat meningkat, proses evaporasi juga meningkat.

3. Peningkatan pernapasan, sehingga evaporasi melalui jalan nafas juga meningkat.

Page 12: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

Beberapa hal yang dapat menurunkan pelepasan panas tubuh adalah:1. Menurunkan aktivitas2. Suhu lingkungan lebih rendah3. Penggunaan baju atau jas penghangat

Ketika proses pelepasan panas tidak efektif maka terjadi peningkatan suhu tubuh atau yang disebut hipertermia. Hipetermia meningkatkan metabolisme, dan meningkatkan produksi panas. Kulit menjadi panas dan kering. Demam merupakan keadaan hipertermia, biasanya disebabkan karena penyakit, tetapi juga dapat disebabkan karena kanker. III. METODOLOGI PRAKTIKUM A. ALAT DAN BAHAN1.Thermometer2.Alkohol 70 %3.Kapas dan EsB. CARA KERJA

Lakukan pengukuran suhu tubuh pada Orang Probandus (OP) dengan berbagai posisi, yaitu terbaring, terbaring sambil bernapas dan setelah berkumur dengan es.A. Posisi terbaring

1. OP harus berbaring dengan tenang dan horizontal.2. Masukan thermometer klinis ke dalam mulut dengan bagian reservoir di

bawah lidah, kemudian mulut ditutup.3. Biarkan selama 10 menit dan bacalah suhunya.4. Lakukan pula pengukuran dengan posisi terbaring pada daerah fossa aksilaris

(ketiak).B. Posisi terbaring sambil bernapas

1. Op berbaring dan bernapaslah melalui mulut selama 2 menit dengan mulut terbuka.

2. Segera setelah itu masukkan thermometer ke bawah lidah dan catatlah suhunya.

C.Setelah berkumur dengan es.1. Op berkumur dengan es selama 1 menit.2. Masukkan thermometer ke bawah lidah selama 2 x 5 menit.3. Catatlah besar suhunya pada 5 menit pertama dan pada 5 menit ke dua dengan

tanpa menurunkan/melepaskan thermometer.4. Lakukan pengukuran suhu pada OP yang lain.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan Beryl Zahyin

NO AKTIFITAS LOKASI PENGUKURAN

SUHU

1 Berbaring rilex Mulut 37,7º C

2 Berbaring rilex Axilla 37,1º C

3 Berbaring sambil bernafas melalui mulut Mulut 37,8° C

Page 13: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

4 Berkumur dengan es pada 5 menit pertama Mulut 36,5º C

5 Berkumur dengan es pada 5 menit ke dua Mulut 36,7º C

Pembahasan

Dari hasil pengamatan diatas terlihat bahwa OP memiliki suhu yang berbeda-bada berdasarkan aktifitas dan daerah yang diukur suhunya. OP memiliki suhu yang paling tinggi saat melakukan aktifitas berbaring dengan bernafas lewat mulut. Hal ini terjadi karena tubuh OP sedang melakukan metabolisme, dimana metabolisme merupakan salah satu aktifitas yang yang dapat menaikan suhu tubuh manusia karena adanya pelepasan energi. Semakin besar aktifitas yang dilakukan manusia maka semakin besar pula kalori yang dikeluarkannya. Akibatnya produksi panas meningkat dan suhu pun semakin tinggi.

Bila dilihat dari lokasi pengukurannya, daerah mulut lah yang memiliki tingkat suhu yang paling tinggi dibandingkan dengan ketiak (axilla). Ini juga merupakan salah satu faktor produksi panas dalam tubuh yang menyebabkan perbedaan suhu tubuh. Karena peningkatan atau penurunan suhu seiring perubahan suhu lingkungan sebenarnya terjadi pada suhu permukaan atau suhu kulit. Rata-rata suhu tubuh oral berkisar antara 36,6º C dan 37º C. Sedangkan suhu axilla biasanya 0,6º C lebih rendah dari suhu oral.

Pada aktifitas berkumur dengan es, suhu yang memiliki kisaran yang paling tinggi yaitu pada 5 menit pertama. Hal ini pun disebabkan karena adanya vasokonstriksi (menurunkan pasokan darah hangat ke kulit) dan konduksi panas yang merupakan mekanisme pengeluaran panas melalui transfer langsung dengan kontak fisik pada objek yang lebih rendah suhunya. Pada saat mulut (daerah oral yang memiliki suhu rata-rata 27° C) dimasukkan dengan es, maka akan terjadi konduksi suhu dingin yang mengakibatkan menurunnya suhu tubuh serta merangsang terjadinya vasokonstriksi. Kemudian pada 5 menit selanjutnya, suhu tubuh mulai naik dan mulai mendekati suhu normal. Hal ini disebabkan karena terjadinya vasodilitasi yaitu proses peningkatan diameter pembuluh darah pada kulit yang mengakibatkan mulai terjadinya rasa hangat pada mulut atau tubuh serta peningkatan suhu tubuh. Proses yang terjadi di atas merupakan salah satu proses yang menjaga homeostasis tubuh yang terjadi secara reflex pada suhu lingkungan apapun. V. KESIMPULAN

Suhu tubuh adalah keadaan keseimbangan pembuatan dan kehilangan panas oleh badan. Panas terjadi karena metabolisme di dalam alat-alat tubuh yang sedang bekerja, misalnya otot pernafasan atau otot jantung. Suhu tubuh akan naik jika ada faktor-faktor tertentu. Salah satunya adalah aktifitas metabolisme tubuh . Bila tubuh kita sedang melakukan metabolisme maka akan terjadi pelepasan energi. Hal inilah yang menyebabkan naiknya suhu tubuh. Apabila suhu tubuh kita dalam keadaan naik ataupun turun, maka secara otomatis tubuh akan melakukan kerja yang bertujuan untuk mengembalikan suhu normalnya. Tubuh akan menjaga kehomeostasisannya pada suhu lingkungan apapun.

Page 14: Laporan Prak Fisiologi Tekanan Darah

DAFTAR PUSTAKA

Cree Laurie.2006.Sains Dalam Keperawatan.Jakarta:EGC

Aris, dkk.2009.Fisiologi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Kabidanan.Jakarta:Trans Info Media

Handojo Yurita.2000.Atlas Berwarna Dan Teks Fisiologi.Jakarta:Hipokrates