Laporan Hasil Praktikum Blok 5
-
Upload
gari-gege-esun-bue -
Category
Documents
-
view
40 -
download
1
Transcript of Laporan Hasil Praktikum Blok 5
LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
KELELAHAN OTOT-SARAF PADA ORANG
KELOMPOK B9
Ketua : Michelle Lenardi (102012021) …………….
Anggota : Angelina M. A. K. Makin (102012051) …………….
Fina Otta Apelia (102012086) …………….
Viny C. Atarmawan (102012108) …………….
Winaldi S (102012207) …………….
Arwi Wijaya (102012294) …………….
Febyan (102012353) …………….
Siti Nur Afiqah Binti Mohana (102012486) …………….
1. Tujuan praktikum : Untuk mengetahui kelelahan pada otot dan faktor-faktor yang
mempengaruhi serta mempercepat pemulihannya.
2. Alat yang digunakan
a. Kimograf+kertas+perekat
b. Manset sfigmomanometer
c. Ergograf
d. Metronome
3. Cara kerja
Ada empat macam percobaan yang dilakukan, yakni :
I. Kerja Steady-State
1. Pasang semua alat sesuai dengan gambar
2. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 3 detik menurut irama alat yang
diperdengarkan di ruang praktikum sampai ½ putaran tromol. Setiap kali setelah
melakukan tarikan, lepaskan segera jari dari pelatuk sehingga kembali ke tempat
semula.
II. Pengaruh Gangguan Peredaran Darah
1. Pasang magnet sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang
sama (sub. 1)
2. Sebagai latihan lakukan beberapa kali oklusi pembuluh darah lengan atas dengan
jalan memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi a.radialis tak teraba
lagi.
3. Dengan manset tetap terpasang, tetapi tanpa oklusi, lakukan 12 kali tarikan
dengan frekuensi satu tarikan tiap 3 detik sambil dicatat pada kimograf.
4. Tanpa menghentikan tromol pada tarikan ke-13, mulailah memompa manset
dengan cepat sampai denyut nadi a.radialis tidak teraba lagi. Selama pemompaan
orang percobaan tetap melakukan latihan.
5. Berilah tanda pada kurve pada saat denyut nadi a.radialis tidak teraba lagi.
6. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga
peredaran darah pulih kembali.
7. Dengan frekuensi yang sama teruskan tarikan dan pencatatan sehingga pengaruh
faktor oklusi tidak terlihat lagi.
III. Pengaruh Istirahat dan Massage
1. Latihan ini dilakukan oleh orang percobaan lain.
2. Besarkan beban ergograf sampai hampir maksimal.
3. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 1 detik sampai terjadi kelelahan total,
kemudian hentikan tromol.
4. Berilah istirahat selama 2 menit. Selama istirahat, tangan tetap dibiarkan di atas
meja.
5. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang ± 2 cm, jalankan kimograf dan
lakukan kembali tarikan dengan frekuensi dan beban yang sama sampai terjadi
kelelahan total, kemudian hentikan tromol.
6. Berilah istirahat selama 2 menit lagi. Selama masa istirahat ini lakukanlah
massage pada lengan OP. Massage dengan cara mengurut dengan tekanan kuat ke
arah perifer, kemudian dengan tekanan ringan ke arah jantung. Massage dilakukan
dari fossa cubiti hingga ujung jari.
7. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang ± 2 cm, jalankan kimograf dan
lakukan kembali tarikan seperti ad. 5.
8. Bandingkan ke 3 ergogram yang saudara peroleh dan berusahalah
menganalisisnya.
IV. Rasa Nyeri, Perubahan Warna Dan Suhu Kulit Akibat Iskemia
1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan ergogram.
2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan OP dan berikan pembebanan yang
cukup berat sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan penyimpangan ujung
pencatat yang kecil saja.
3. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.
4. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi
kelelahan total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahan.
5. Hentikan tindakan oklusi segera setelah OP merasa nyeri yang hebat sekali.
Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.
4. Hasil praktikum
Berdasarkan percobaan-percobaan yang telah dilakukan menunjukan adanya
perbedaan pada masing-masing kurva yang dibentuk.
a. Kerja Steady- Stady
Pada percobaan pertama kurva menunjukan perubahan pada setiap garis yang tidak
terlalu menonjol (perubahannya konstan) hal ini dapat terjadi karena otot yang
berkontraksi masih diberikan jeda waktu ± 3 detik untuk proses pemulihan energi melalui
pembakaran glikogen oleh O2 sebelum kembali berkontraksi (menarik pelatuk).
b. Pengaruh Gangguan Peredaran Darah
Pada percobaan kedua dengan menggunakan manset dan dilakukan oklusi walaupun
dengan frekuensi yang sama dengan percobaan pertama yakni tarikan setiap 1/3 detik,
kurva yang terlihat setelah oklusi mengalami penurunan hingga maksimal dan tidak dapat
terangkat lagi, ini disebabkan karena adanya oklusi maka aliran darah yang berasal dari
jantung menuju arteri brachialis dan menuju arteri radialis serta ulnaris terhambat
akibatnya pasokan O2 yang menuju otot juga semakin berkurang dan proses
pengembalian energi melalui pembakaran glikogen juga ikut terhambat sehingga terjadi
penumpukan asam laktat dan tidak ada energi. Akibatnya kelelahan otot terjadi lebih
cepat.
c. Pengaruh Istirahat dan Massage
Pada percobaan ketiga frekuensi tarikan dipercepat menjadi 1 tarikan per detik. Kurva
menunjukan penurunan hingga tidak terlihat lagi pada ergograf. Ini menunjukan adanya
pengaruh frekuensi tarikan pelatuk yang semakin cepat terhadap kerja otot. Frekuensi
tarikan yang semakin cepat dan tanpa jeda juga akan semakin mempercepat kelelahan
otot. Kelelahan ini timbul akubat tertimbunya asam laktat dalam tubuh karena tidak
adanya waktu untuk pemulihan energi (pembakaran glikogen). Dengan beristirahat, asam
laktat yang tertimbun sedikit demi sedikit dihilangkan melalui proses biokimia.
Otot yang mengalami kelelahan tidak hanya perlu diistirahatkan tetapi juga perlu pasokan
oksigen dengan cara massage (pijat) yang dapat membantu memperlancar peredaran
darah menuju otot maupun darah dari otot menuju jantung, sehingga pemulihan otot akan
lebih cepat dan maksimal.
d. Rasa Nyeri, Perubahan Warna dan Suhu Kulit Akibat Iskemia
Percobaan ke empat, sebelum melakukan oklusi orang percobaan tidak merasakan nyeri,
suhu tubuhnya masih normal, warna kulitnya masih kemerah-merahan. Setelah oklusi dan
manset dilepas orang percobaan merasakan ngeri pada lengan bawah dan suhu lengan
menjadi lebih hangat ( suhu meningkat), warna kulit juga berubah menjadi agak biru
pucat.
Gambar hasil praktikum dilampirkan dibelakang laporan.
5. Pembahasan
Mekanisme kontraksi otot
Mekanisme kontraksi pada otot secara keseluruhan diawali dengan neurotransmitter
yang merangsang asetilkolin, kemudian asetilkolin merangsang ion kalsium (Ca2+). Setelah
itu ion kalsium akan berikatan dengan troponin dan tropomiosin, kemudian akan dibawa
menuju aktin setelah itu aktin yang terikat dengan ion kalsium dan troponin, kemudian
dibawa ke miosin sehingga menjadi aktinomiosin. Pembentukan aktinomiosin inilah yang
disebut kontraksi pada otot, tentunya ketika proses aktin dengan troponin berjalan menuju
miosin diperlukan energi ATP yang akan berubah menjadi ADP kemudian menjadi energi.
Daur ulang untuk pembentukan ATP diperlukan Fosfor (P) dari ADP. Jadi pembentukan
awal kontraksi terjadi ketika ion kalsium terikat dengan troponin, sebaliknya proses awal
pada otot yang berelaksasi adalah ketika ion kalsium(Ca2+) terlepas dari troponin.1,2
Kelelahan Otot
Kelelahan otot adalah ketidakmampuan otot untuk berkontraksi dan bermetabolisme.
Hal ini disebabkan karena kontraksi otot yang lama dan terus menerus. Otot semakin lama
semakin lemah karena serabut otot kekurangan energi.3Faktor yang menyebabkan kelelahan
otot adalah:
1) Penumpukan Asam Laktat
Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat. Dengan
meningkatnya asam laktat, konsentrasi H+ meningkat, dan pH menurun. Peningkatan
konsentrasi ion H+ menghalangi proses rangkaian eksitasi oleh menurunnya sejumlah Ca²+
yang dikeluarkan dari retikulum sarkoplasma dan gangguan kapasitas mengikat Ca²+ —
troponin. Peningkatan konsentrasi ion H+ juga menghambat kegiatan fosfofruktokinase,
enzim kunci yang terlibat di dalam anaerobik glikolisis. Demikian lambatnya hambatan
glikolisis, mengurangi penyediaan ATP untuk energi.1,3
2) Pengosongan Penyimpanan ATP dan PC
ATP merupakan sumber energi secara langsung untuk kontraksi otot, dan PC digunakan
untuk resintesa ATP secepatnya, pengosongan fosfagen intraseluler mengakibatkan
kelelahan. Selain itu ada peningkatan konsentrasi ion H+ di dalam intraselular yang
diakibatkan penumpukan asam laktat.1-4
3) Pengosongan Simpanan Glikogen Otot
Pengosongan glikogen terjadi karena proses latihan yang lama (30 menit – 4 jam).
Karena pengosongan glikogen demikian hebat, maka menyebabkan kelelahan kontraktil.
Faktor lain penyebab kelelahan, antara lain rendahnya tingkat glukosa darah yang
menyebabkan pengosongan glikogen hati, pengosongan cadangan glikogen otot yang
menyebabkan kelelahan otot lokal, dehidrasi dan kurangnya elektrolit yang menyebabkan
temperatur meningkat.1-4
6. Kesimpulan
Kontraksi otot secara terus-menerus akan menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan otot
disebabkan karena ketidakmampuan otot untuk berkontraksi & bermetabolisme.Apabila
Otot apabila semakin lama berkontraksi maka dengan mudah otot akan mengalami
kelelahan.Faktor yang menyebabkan kelelahan otot adalah penumpukan asam laktat yang
terjadi secara respirasi anaerob.Massage merupakan cara pemulihan otot untuk melakukan
kerja selanjutnya karena dia mengembalikan oksigen ke otot. Aliran darah yang dihambat
dengan melakukan oklusi (penutupan aliran darah) dapat menghambat kerja otot karena
oksigen yang dialirkan darah dihambat dan menyebabkan energi menjadi ikut terhambat.
7. Daftar Pustaka
1. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Jakarta : EGC ; 2011.h.94-132
2. Watson, Roger. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Jakarta: EGC; 2002.
3. Thomson H. Oklusi. Jakarta: EGC, 2007.
4. Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK, etc. Muskuloskeletal-1. Jakarta: UKRIDA, 2011.