Laporan Keg. 3
-
Upload
noodnoodel -
Category
Documents
-
view
26 -
download
0
description
Transcript of Laporan Keg. 3
LAPORAN RESMI
PRAKTIKUM PENDIDIKAN SAINS
TOPIK
MENDIDIHKAN AIR DALAM MANGKUK KERTAS
Disusun Oleh:
1. Nur Rohmah Widayati (13304241040)
2. Nurul Endah Rahmawati (13304241074)
3. Yosi Titriasari Arrumadewi (13304244014)
Pendidikan Biologi I 2013
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara
maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis,
kritis, logis, analitis, sehingga siswa dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri. Inquiry ditandai dengan adanya pencarian jawaban yang
mempersyaratkan siswa melakukan serangkaian kegiatan intelektual agar pengalaman
ataupun masalah dapat dipahami. Karena itu, inquiry menekankan pada adanya inisiatif
siswa untuk mengalami proses belajarnya sendiri. Pendekatan ini bertolak dari
pandangan bahwa siswa sebagai subjek belajar, yang mempunyai kemampuan dasar
untuk berkembang secara optimal sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Proses
pembelajaran dipandang sebagai stimulus yang dapat menantang siswa untuk melakukan
kegiatan belajar (Wibowo, Yuni, dkk. 2011).
Oleh karena itu hal tersebut dapat mendorong siswa untuk dapat mengembangkan
kemampuan belajar siswa dalam hal keterampilan proses dan metode ilmiah.
Keterampilan proses sains merupakan keterampilan ilmiah yang melibatkan keterampilan
kognitif atau intelektual, manual dan sosial yang diperlukan untuk memperoleh dan
mengembangkan fakta, konsep dan prinsip IPA (Rustaman, 2005). Dengan demikian
berdasarkan penjelasan di atas, praktikum kali ini dilakukan untuk dapat menguasai
keterampilan proses dan metode ilmiah sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kemampuan siswa dengan pembelajaran inquiry. Praktikum ini mengenai topik
mendidihkan air dalam mangkuk kertas yang dilakukan berdasarkan pembelajaran inkuiri
siswa untuk dapat mengembangkan kemampuan belajar siswa dalam hal keterampilan
proses dan metode ilmiah.
B. Tujuan
Menguasai keterampilan proses dan metode ilmiah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kalor
Kalor adalah energi yang dipindahkan akibat adanya perbedaan
temperatur. Sedangkan energi dalam (termis) adalah energi karena temperaturnya. Satuan
kalor adalah kalori dimana, 1 kalori adalah kalor yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur 1 gr air dari 14,5 C menjadi 15,5 C (Giancoli, 2001).
Dalam sistem British, 1 Btu (British Thermal Unit) adalah kalor untuk menaikkan
temperatur 1 lb air dari 63 F menjadi 64 F.
1 kal = 4,186 J = 3,968 x 10-3 Btu
1 J = 0,2389 kal = 9,478 x 10-4 Btu
1 Btu = 1055 J = 252,0 kal
Suatu bahan biasanya mengalami perubahan temperatur bila terjadi perpindahan kalor
antara bahan dengan lingkungannya. Pada suatu situasi tertentu, aliran kalor ini tidak
merubah temperaturnya. Hal ini terjadi bila bahan mengalami perubahan fasa. Misalnya padat
menjadi cair (mencair), cair menjadi uap (mendidih) dan perubahan struktur kristal (zat
padat). Energi yang diperlukan disebut kalor transformasi (Halliday dan Resnick, 1991).
Perpindahan Kalor
Bila dua benda atau lebih terjadi kontak termal maka akan terjadi aliran kalor dari
benda yang bertemperatur lebih tinggi ke benda yang bertemperatur lebih rendah, hingga
tercapainya kesetimbangan termal (Giancoli, 2001).
Proses perpindahan panas ini berlangsung dalam 3 mekanisme, yaitu : konduksi,
konveksi dan radiasi.
1. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai perpindahan partikel-
partikel zat tersebut. Berdasarkan daya hantar kalor, benda dibedakan menjadi dua, yaitu:
Konduktor
Konduktor adalah zat yang memiliki daya hantar kalor baik. Contoh : besi, baja,
tembaga, aluminium, dll
Isolator
Isolator adalah zat yang memiliki daya hantar kalor kurang baik. Contoh : kayu,
plastik, kertas, kaca, air, dll
Proses perpindahan kalor secara konduksi bila dilihat secara atomik merupakan
pertukaran energi kinetik antar molekul (atom), dimana partikel yang energinya rendah dapat
meningkat dengan menumbuk partikel dengan energi yang lebih tinggi (Tipler, 1998).
Sebelum dipanaskan atom dan elektron dari logam bergetar pada posisi setimbang.
Pada ujung logam mulai dipanaskan, pada bagian ini atom dan elektron bergetar dengan
amplitudi yang makin membesar. Selanjutnya bertumbukan dengan atom dan elektron
disekitarnya dan memindahkan sebagian energinya. Kejadian ini berlanjut hingga pada atom
dan elektron di ujung logam yang satunya. Konduksi terjadi melalui getaran dan gerakan
elektron bebas (Tipler, 1998).
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor pada suatu zat yang disertai perpindahan partikel-partikel
zat tersebut. Konveksi terjadi karena perbedaan massa jenis zat. Peristiwa konveksi, antara
lain:
Pada zat cair karena perbedaan massa jenis zat, misal sistem pemanasan air, sistem
aliran air panas.
Pada zat gas karena perbedaan tekanan udara, misal terjadinya angin darat dan angin
laut, sistem ventilasi udara, untuk mendapatkan udara yang lebih dingin dalam
ruangan dipasang AC atau kipas angin, dan cerobong asap pabrik.
Air yang menyentuh bagian bawah gelas kimia tersebut dipanasi dengan cara
konduksi. Akibat air menerima kalor, maka air akan memuai dan menjadi kurang rapat. Air
yang lebih rapat pada bagian atas itu turun mendorong air panas menuju ke atas. Gerakan ini
menimbulkan arus kon-veksi. Pada bagian zat cair yang dipanaskan akan memiliki massa
jenis menurun sehingga mengalir naik ke atas. Pada bagian tepi zat cair yang
dipanaskan. Pada bagian tengah zat cair yang dipanaskan (Halliday dan Resnick, 1991).
Apabila kalor berpindah dengan cara gerakan partikel yang telah dipanaskan
dikatakan perpindahan kalor secara konveksi. Bila perpindahannya dikarenakan perbedaan
kerapatan disebut konveksi alami (natural convection) dan bila didorong, misal dengan fan
atau pompa disebut konveksi paksa (forced convection) (Halliday dan Resnick, 1991)..
Besarnya konveksi tergantung pada :
a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida (DT).
c. koefisien konveksi (h), yang tergantung pada :
Viscositas fluida
Kecepatan fluida
Perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
Kapasitas panas fluida
Rapat massa fluida
Bentuk permukaan kontak
Konveksi : H = h x A x DT
3. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui zat perantara. Pada proses radiasi,
energi termis diubah menjadi energi radiasi. Energi ini termuat dalam gelombang
elektromagnetik, khususnya daerah inframerah (700 nm - 100 mm). Saat gelombang
elektromagnetik tersebut berinteraksi dengan materi energi radiasi berubah menjadi energi
termal.
Untuk benda hitam, radiasi termal yang dipancarkan per satuan waktu per satuan luas
pada temperatur T kelvin adalah :
E = es T4.
dimana s : konstanta Boltzmann : 5,67 x 10-8 W/ m2 K4.
e : emitansi (0 £ e £ 1)
(Tipler, 1998)
B. Sifat- Sifat Kertas
Selulosa menyerap air maka kertas juga menyerap air kecuali perlakuan khusus
diberikan untuk meminimalkan daya serapnya. Selulosa berwana putih maka kertas juga
bewarna putih, kecuali kertas tersebut mengandung lignin atau diberi warna. Selulosa adalah
higroskopik ; sehingga kertas juga higroskopik dengan kadar airnya akan berubah menurut
kelembaban relatif sekitar (Cassey, 1981). Serat selulosa mengembang atau menyusut dengan
perubahan kadar air yang dikandungnya karena itu kertas juga mengembang dan menyusut
dengan perubahan lembaban relatif. Serat selulosa berupaya untuk membentuk ikatan-H;
karton pula akan terbentuk dengan adanya ikatan-H antara serat tanpa penambahan aditif.
(Cassey, 1981). Serat selulosa mempunyai kekuatan yang tinggi sehingga karton yang
dihasilkan juga kuat. Serat selulosa adalah fleksibel maka kertas juga adalah fleksibel.
Selulosa dapat dibakar maka kertas juga dapat dibakar (Cassey, 1981).
BAB III
METODE KEGIATAN
A. Bentuk Kegiatan
Dalam praktikum ini yang dilakukan oleh praktikan adalah observasi kegiatan
mendidihkan air dalam mangkuk kertas
B. Alat dan Bahan
a. Kertas padalarang f. Termometer
b. Lem kertas g. Kawat kasa
c. Penggaris h. Kaki tiga
d. Gunting i. Pembakar spirtus
e. Statif
C. Cara Kerja
Membuat mangkuk kertas berbentuk kubus dengan ukuran sesuai dengan kesepakatan kelompok
Membuat tabulasi data untuk mencatat data percobaan
Menuliskan hipotesis kelompok mengenai percobaan tersebut beserta alasannya
Merangkai alat untuk percobaan seperti yang telah dicantumkan pada diktat petunjuk praktikum
Mengamati gejala-gejala yang muncul selama percobaan
Mencatat hasil pengamatan di tabel yang sudah dibuat (rancangan tabulasi kelompok)
Menyimpulkan hasil kegiatan percobaan tersebut
Menuliskan persoalan baru dan mencoba menyelesaikan persoalan tersebut
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Hasil Pengamatan
No
.
Sebelum Api
dinyalakan
Saat Didihkan Setelah Air Habis
1. Suhu Air 280C Suhu Air 550C Kertas menjadi kering
2. Air menggenang
didalam mangkok kertas
Air merembes ke
kertas
Kertas terbakar
3. Semakin lama air
semakin berkurang
4. Air habis
B. PembahasanKegiatan mendidihkan air dalam mangkuk kertas bertujuan untuk mempelajari
ketrampilan proses dan metode ilmiah. Ketrampilan proses dan metode ilmiah yang
dimaksud yaitu ketrampilan untuk menyusun percobaan untuk membuktikan
kebenaran dari suatu hipotesis. Permasalahan yang ingin dibuktikan yaitu apakah air
akan mendidih sebelum mangkuk terbakar atau mankuk kertas akan terbakar lebih
dahulu.
Selain menyusun hipotesis, ketrampilan proses dan metode ilmiah yang
dipelajari yaitu menyusun percobaan, mengorganisir data dan menarik kesimpulan.
Kegiatan menyusun percobaan memicu siswa untuk berpikir kreatif bagaimana
menempatkan air dalam wadah kertas sehingga air tidak tumpah atau merembes
keluar. Selain itu, perakitan alat-alat percobaan sepenuhnya dilakukan sendiri
sehingga lebih memacu untuk berpikir logis dan kreatif. Hipotesis awal yang disusun
yaitu air akan mendidih sebelum kertas terbakar.
Data awal yang diperoleh sebelum percobaan dilakukan yaitu suhu air sebesar
28oC dan air menggenang pada wadah kertas. Air tersebut tidak merembes keluar.
Wadah yang diguankan dibentuk kubus tanpa tutup. Wadah kertas diletakkan pada
kaki tiga yang telah dialasi dengan kawat kassa sehingga lidah api tidak langsung
mengenai kertas.
Panas dari api merambat ke kaki tiga yang merupakan konduktor panas. Pada
peristiwa konduksi panas yang memiliki energi kinetik tinggi menumbuk atom pada
kaki tiga sehingga terjadi perpindahan panas. Sebelum dipanaskan, atom dan elektron
dari logam berada pada keadaan setimbang. Saat kaki tiga mulai mendapatkan panas
dari nyala bunsen, atom dan elektron saling bertumbukn sehingga memindahkan
sebagian energinya (Tripler. 1998). Bahan dasar kaki tiga merupakan konduktor panas
yang baik sehingga panas dari api dapat di hantarkan ke kertas. Sementara itu, kertas
bukan sepenuhnya bahan konduktor, namun masih dapat menerima panas yang
dihantarkan oleh kaki tiga. Panas tersebut yang kemudian menaikkan suhu air didalam
wadah kertas. Hal ini dibuktikan dengan kenaikan suhu air dari 280C menjadi 550C.
Selain adanya kenaikan suhu air, gejala lain yang diamati pada saat air
dipanaskan yaitu air merembes keluar wadah kertas. Kertas terbuat dari bahan
selulosa yang menyerap air. Oleh karena itu, air yang ada pada bagian dalam diserap
oleh selulosa sehingga air merembes keluar (Casey. 1981).
Peristiwa lain yang terjadi pada saat pemanasan air yaitu air perlahan lahan
berkurang hingga akhirnya mengering. Peristiwa mengeringnya air terjadi karena air
menguap pada saat dipanaskan. Panas hasil konduksi ditransfer ke molekul air.
Ketika panas ditambahkan ke badan air, energi kinetik molekul air meningkat
sehingga antar molekul air saling bertabrakan. Molekul air yang memiliki energi yang
lebih besar akan melepaskan diri dari molekul lain dan berubah bentuk menjadi
bentuk uap. Air dapat menguap sebelum mencapai titik didih atau sebelum mencapai
1000C
Pada saat air didalam wadah kertas telah sepenuhnya menguap hingga air
mongering, maka panas akan sepenuhnya diterima oleh kertas. Kertas bukanlah
konduktor sehingga saat panas diterima oleh kertas akan menyebabkan tekanan antar
molekul penyusun kertas saling bertubrukan dan kertas akan terbakar.
Dari percobaan tersebut hipotesis yang telah disusun tidak terbukti
kebenarannya sehingga perlu dilakukan percobaan ulang. Apabila hipotesis awal tidak
diterima maka perlu mempertimbangkan beberapa variabel yang mungkin dapat
meyebabkan kegagalan percobaan. Pada kasus ini beberapa variabel yang perlu
diperhatikan antara lain ketebalan kertas dan volume air. Apa yang akan terjadi
apabila ketebalan kertas ditambah dan volume air yang digunakan juga ditambahkan.
Adanya review dari langkah-langkah yang telah dilakukan dalam percobaan juga
merupakan suatu ketrampilan proses yang diperlukan dalam proses sains.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Ketrampilan proses dan metode ilmiah sangat diperlukan dalam merancang suatu
percobaan untuk mencari jawaban dari pertanyaan yang telah disusun ataupun untuk
membuktikan kebenaran hipotesis yang telah disusun. Apabila suatu hipotesis belum
terbukti kebenarannya maka perlu melihat ulang beberapa kesalahan maupun variabel
yang perlu diperbaiki. Apabila diperlukan bahkan menyusun hipotesis baru dan
melakukan percobaan ulang untuk mendapatkan kepastian jawaban dari pertanyaan.
Daftar Pustaka
Casey, J.P. 1981. Pulp and Paper: Chemistry and Chemical Technology, Vol I and III, 3 nd
ed. New York: Jhon Wiley 4 sons.
Giancoli. Douglas C. 2001. Fisika Jilid I (terjemahan). Jakarta: Penerbit Erlangga
Halliday dan Resnick. 1991. Fisika Jilid I, Terjemahan. Jakarta: Penerbit Erlangga
Rustaman, dkk. 2005. Strategi belajar Mengajar Biologi. Bandung : UPI
Tipler. P.A. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan). Jakarta: Penebit
Erlangga
Wibowo, Yuni, dkk. 2011. Petunjuk Praktikum Pendidikan Sains. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta.