LAPORAN KINERJA DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DAN...
Transcript of LAPORAN KINERJA DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DAN...
LAPORAN KINERJA DIREKTORAT TANAMAN
SEMUSIM DAN REMPAH TAHUN 2018
KEMENTERIAN PERTANIAN
DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN
DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DAN REMPAH
JAKARTA, JANUARI 2019
i | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
KATA PENGANTAR
Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun
2018 merupakan perwujudan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas dan fungsi direktorat tanaman semusim dan rempah
sebagaimana yang diamanatkan dalam Peraturan Menteri
Pertanian Nomor: 43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.
Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan
Rempah Direktorat Jenderal Perkebunan ini mengacu pada
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis
Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri
Pertanian Nomor 50/Permentan/PW.160/10/2016 tentang Pedoman
Pengelolaan Sistem Akuntabilitas Kinerja Kementerian Pertanian.
Pada bulan Januari 2018 telah disahkan Perjanjian Kinerja
(PK) Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah yang merupakan
dokumen pernyataan perjanjian kinerja antara Direktur Jenderal
Perkebunan dan Direktur Tanaman Semusim dan Rempah yang
terukur dalam rangka pencapaian target Tahun 2018 Dengan
kegiatan Fasilitasi Teknis Dukungan Pengembangan Tanaman
Semusim dan Rempah dengan Sasaran: (1) Terwujudnya
akuntabilitas kinerja instansi pemerintah (2) Terpenuhinya
kebutuhan pangan strategis perkebunan (3) Meningkatnya nilai
tambah dan daya saing komoditas tanaman semusim dan rempah.
ii | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Dokumen Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim
dan Rempah Tahun 2018 ini tersusun berkat dukungan dan
kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak. Akhir kata, kami
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi secara aktif dalam penyusunan Laporan Kinerja ini
yang menjadi pertanggungjawaban kinerja Direktorat Tanaman
Semusim dan Rempah Tahun 2018.
Jakarta, Januari 2019
Direktur
Dr. Ir. Agus Wahyudi, MS
NIP. 1960121198503 1 002
1 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pembangunan tanaman semusim dan rempah diarahkan untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman melalui fasilitasi
penyediaan sarana dan prasarana produksi, pemberdayaan petani,
penataan kelembagaan, pelayanan data dan informasi serta
meningkatkan peran serta dari seluruh jajaran pelaku usaha
tanaman semusim dan rempah secara terpadu dan terkoordinasi.
Prioritas kegiatan adalah membina, mengawal dan memberikan
bimbingan teknis pengembangan tanaman semusim dan rempah,
mulai dari identifikasi dan pendayagunaan sumberdaya,
perbenihan, budidaya dan pemberdayaan kelembagaan.
Perencanaan kinerja merupakan proses penyusunan rencana
kinerja sebagai penjabaran dari sasaran dan program yang telah
ditetapkan dalam rencana strategis yang akan dilaksanakan oleh
instansi pemerintah melalui berbagai kegiatan.
Setiap tahun rencana strategis dituangkan dalam suatu
perencanaan kinerja tahunan. Rencana kinerja tahunan ini
merupakan penjabaran lebih lanjut dari perencanaan strategis yang
memuat seluruh target kinerja yang hendak dicapai dalam suatu
tahun beserta indikator kinerjanya. Rencana kinerja tahunan ini
berfungsi sebagai tolok ukur yang digunakan untuk menilai
keberhasilan atau kegagalan penyelenggaraan pemerintahan untuk
suatu periode tertentu.
2 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Dokumen rencana kinerja tahunan Direktorat Tanaman Semusim
dan Rempah Tahun 2018 memuat informasi tentang program,
sasaran strategis, indikator kinerja serta target yang akan dicapai
pada tahun dan alokasi anggaran Tahun 2018. Dengan disusunnya
rencana kinerja tahunan ini diharapkan indikator kinerja serta target
capaiannya akan didukung oleh semua pihak terkait, sehingga hasil
yang dicapai dapat optimal sesuai yang ditargetkan untuk
mewujudkan manajemen pemerintah yang efektif, transparan,
akuntabel dan berorientasi pada hasil.
Dalam rangka mewujudkan pertanggungjawaban pelaksanaan
tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya, kebijakan
dan program bagi Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah,
maka diperlukan sistem laporan kinerja yang memadai.
Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan
Rempah didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana
Kerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Laporan Kinerja
Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah disusun berdasarkan
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Dalam penyusunannya
mengacu pada Pedoman Penyusunan Laporan Kinerja Direktorat
Tanaman Semusim dan Rempah, sebagaimana yang ditetapkan
dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN)
Republik Indonesia Nomor 239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003
yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
(MENPAN & RB) Nomor 53 Tahun 2014 tanggal 10 Nopember
2014 dengan Format yang terdiri dari: 1). Ikhtisar Eksekutif; 2).
3 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Bab I Pendahuluan; 3). Bab II Perencanaan Kinerja; 4). Bab III
Akuntabilitas Kinerja; dan 5). Bab IV Penutup serta Lampiran.
1.2. ORGANISASI
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian bahwa Direktorat
Jenderal Perkebunan adalah unsur pelaksana pada Kementerian
Pertanian yang bertanggung jawab kepada Menteri Pertanian.
Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Jenderal Perkebunan
mempunyai tugas “menyelenggarakan perumusan dan
pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi tebu
dan tanaman perkebunan lainnya”.
Susunan Organisasi Direktorat Jenderal Perkebunan terdiri dari
Sekretariat Direktorat Jenderal, Direktorat Perbenihan Perkebunan,
Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah, Direktorat Tanaman
Tahunan dan Penyegar, Direktorat Perlindungan Perkebunan dan
Direktorat Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perkebunan.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No
43/Permentan/OT.010/8/2015 tanggal 3 Agustus 2015, Direktorat
Tanaman Semusim dan Rempah mempunyai tugas melaksanakan
penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang
peningkatan produksi tanaman tebu, semusim dan rempah lain.
Dalam melaksanakan tugas tersebut, Direktorat Tanaman Semusim
dan Rempah menyelenggarakan fungsi :
1. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang peningkatan
produksi tanaman tebu dan pemanis lain, serat dan atsiri, lada,
pala, dan cengkeh serta rempah dan semusim lain;
4 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
2. Pelaksanaan kebijakan di bidang peningkatan produksi
tanaman tebu dan pemanis lain, serat dan atsiri, lada, pala, dan
cengkeh serta rempah dan semusim lain;
3. Penyusunan, norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang
peningkatan produksi tanaman tebu dan pemanis lain, serat
dan atsiri, lada, pala, dan cengkeh serta rempah dan semusim
lain;
4. Pengembangan bahan baku bio energi tanaman tebu;
5. Pemberian bimbingan teknis dan supervisi dibidang
peningkatan produksi tanaman tebu dan pemanis lain, serat
dan atsiri, lada, pala, dan cengkeh serta rempah dan semusim
lain;
6. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan dibidang
produksi tanaman tebu dan pemanis lain, serat dan atsiri, lada,
pala, dan cengkeh serta rempah dan semusim lain;
7. Pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Tanaman Semusim
dan Rempah.
Dalam menjalankan tugas dan menyelenggarakan fungsinya
Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah didukung oleh 4
(empat) Sub Direktorat dan 1 (satu) Subag Tata Usaha yaitu : 1).
Sub Direktorat Tanaman Tebu dan Pemanis Lain; 2). Sub
Direktorat Tanaman Serat dan Atsiri; 3). Sub Direktorat Tanaman
Lada, Pala dan Cengkeh 4). Sub Direktorat Tanaman Rempah dan
Semusim Lain. Selain hal tersebut di atas Direktorat Tanaman
Semusim dan Rempah mempunyai asset berupa kekuatan yaitu:
1). tersedianya SDM Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah
sejumlah 57 orang dengan tingkat pendidikan S3, S2,S1,SLTA dan
5 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
SLTP; 2). tersedianya rumusan kebijakan, pelaksanaan kebijakan,
penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria pengembangan
bahan baku bio energy, pemberian bimbingan teknis dan supervise,
serta pelaksanaan evaluasi dan pelaporan kegiatan tanaman
semusim dan rempah yang merupakan pelaksanaan fungsi dari
Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah dalam mendukung
fasilitasi pengembangan pembangunan perkebunan.
6 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
BAB II PERENCANAAN KINERJA
2.1. PERENCANAAN STRATEGIS DIREKTORAT TANAMAN
SEMUSIM DAN REMPAH TAHUN 2015-2019
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran, implementasi
kebijakan pembangunan tanaman semusim dan rempah, strategi
dan rencana aksi yang akan ditempuh selama Tahun 2015 - 2019
adalah mengoptimalkan peran organisasi Direktorat Tanaman
Semusim dan Rempah dalam memfasilitasi pengembangan usaha
tanaman semusim dan rempah serta peningkatan peran
kelembagaan perkebunan.
2.1.1. Visi Tahun 2015 - 2019
Dalam rangka mendukung Visi Pembangunan Nasional Tahun
2015 -2019 yaitu “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri
dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong” dan Visi
Kementerian Pertanian Tahun 2015-2019 yaitu “Terwujudnya
Kedaulatan Pangan dan Kesejahteraan Petani” maka Direktorat
Jenderal Perkebunan menetapkan Visi tahun 2015 – 2019 yaitu :
“Menjadi Direktorat Jenderal yang professional dalam mewujudkan
peningkatan produksi komoditas perkebunan secara optimal,
berdaya saing dan bernilai tambah tinggi untuk kesejahteraan
pekebun. Sedangkan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah
menetapkan visi sebagai pendukung pelaksanaan visi Direktorat
Jenderal Perkebunan yaitu : “Menjadi Direktorat yang profesional
dalam memuwujudkan peningkatan produksi komoditas tanaman
semusim dan rempah secara optimal, berdaya saing dan bernilai
tambah tinggi untuk kesejahteraan pekebun”.
7 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
2.1.2. Misi Tahun 2015 - 2019
Dalam upaya mendukung dan berkontribusi secara nyata pada
pencapaian visi pembangunan perkebunan Tahun 2015 – 2019,
maka Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah menetapkan misi
sebagai berikut :
1. Mewujudkan peningkatan produksi tanaman semusim dan
rempah secara berkelanjutan
2. Mewujudkan pelayanan prima dan berkualitas dibidang
managemen dan tata usaha
3. Mewujudkan peningkatan penyediaan teknologi secara
berkelanjutan
4. Mewujudkan integrasi antar pelaku usaha budidaya tanaman
semusim dan rempah dengan pendekatan kawasan
5. Mendorong upaya pemberdayaan petani dan penumbuhan
kelembagaan petani
6. Mendorong upaya penerapan budidaya tanaman perkebunan
dengan baik dan berwawasan lingkungan.
7. Mewujudkan sistem pertanian bio-industry berbasis
pengembangan komoditas semusim dan rempah.
8. Mendorong pengembangan pemasaran produk perkebunan
ditataran domestik dan internasional yang berkualitas dan
berdaya saing.
8 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
2.1.3. Tujuan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah
Tahun 2015-2019
Tahun 2015-2019 sebagaimana telah ditetapkan dalam Rancangan
Awal Rencana Strategis (RENSTRA) Pembangunan Perkebunan
2015-2019, Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah mempunyai
tujuan yang difokuskan untuk :
1. Meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman semusim dan
rempah melalui rehabilitasi, intensifikasi, ekstensifikasi dan
diversifikasi yang didukung oleh penyediaan benih unggul,
bermutu dan bersertifikat, sarana produksi dan alat mesin
pertanian/ pengolahan/pascapanen.
2. Memberikan pelayanan perencanaan, program, anggaran
kerjasama teknis, administrsai keuangan, asset, umum,
organisasi, tata laksana, kepegawaian, evaluasi pelaksanaan
kegiatan, layanan rekomendasi teknis dan penyediaan data
serta informasi yang berkualitas.
3. Meningkatnya fasilitasi penerapan pembinaan usaha tanaman
semusim dan rempah berkelanjutan.
4. Meningkatnya pengembangan komoditas unggulan tanaman
semusim dan rempah pada lahan-lahan eksisting dan lahan
bukaan baru sesuai potensi kearifan lokal, kebutuhan
pengembangan kawasan dan kesiapan daerah pengembangan
melalui pendekatan kawasan yang terintegrasi antar sektor dan
memperhatikan kelayakan ekonomi, agroekosistem, sosial,
pasar dan pengembangan/potensi berkelanjutan.
9 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
5. Meningkatnya fasilitasi kegiatan pemberdayaan pekebun dan
penguatan kelembagaan kelompok tani tanaman semusim dan
rempah melalui LEM dengan materi pelatihan penumbuhan
kebersamaan/dinamika kelompok, penguatan kelembagaan,
penyuluhan dan pendampingan, pengembangan sistem dan
sarana prasarana budidaya, dukungan penyediaan pembiayaan
dan permodalan serta kemudahan akses ilmu pengetahuan dan
teknologi informasi.
6. Meningkatnya pembinaan, bimbingan teknis dan pendampingan
kepada pekebun dalam mendorong usaha agribisnis tanaman
semusim dan rempah melalui sistem budidaya yang baik,
berkelanjutan dan memperhatikan isu-isu lingkungan terutama
penggunaan benih dan sarana produksi (pupuk dan pestisida).
7. Meningkatnya pengembangan komoditas tanaman semusim
dan rempah sumber bio-energy, sistem pertanian polikultur serta
penerapan integrasi tanaman semusim dan rempah dalam
mendukung pengembangan sistem pertanian bio-industry
melalui pendekatan zero waste management.
8. Meningkatnya fasilitasi pengembangan pemasaran produk
unggulan tanaman semusim dan rempah yang meliputi bidang
informasi, pemantauan dan stabilitas harga, sarana dan
kelembagaan pasar, jaringan pemasaran, analisis dan
pengembangan ekspor, pemasaran bilateral/regional/multilateral
dan kerjasama komoditas.
10 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
2.1.4. Sasaran Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah
Tahun 2015 - 2019
Sasaran Strategis Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah
2015-2019 :
1. Peningkatan produksi Gula
2. Pengembangan komoditas bernilai tambah dan berdaya saing
3. Penyediaan bahan baku bioindustry dan bioenergy
4. Peningkatan kualitas sumberdaya insani.
5. Peningkatan kualitas aparatur dan layanan kelembagaan
pertanian.
6. Peningkatan akuntabilitas kinerja kementerian pertanian dan
7. Peningkatan pendapatan keluarga petani.
Untuk mendukung pencapaian sasaran strategis Direktorat
Jenderal Perkebunan tahun 2015-2019, sesuai tugas pokok dan
fungsinya Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah menetapkan
sasaran strategis untuk periode 2015-2019 yang di fokuskan pada
peningkatan produksi dan produktivitas 7 (tujuh) komoditas utama
tanaman semusim dan rempah dengan target per tahun
sebagaimana diuraikan pada tabel 1. Proyeksi luas tanaman
menghasilkan (TM), tabel 2. Proyeksi produksi dan tabel 3.
Proyeksi produktivitas.
11 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Tabel. 01. Proyeksi Luas Tanaman Menghasilkan/TM (hektar) Komoditas Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2015 - 2019.
Komoditas
Proyeksi Luas TM (hektar) per tahun Laju Pertmb
(%)
/tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Tebu 445.000 450.000 463.000 489.000 519.000 3,94
Lada 116.500 117.000 117.600 118.000 118.700 0,47
Cengkeh 309.000 310.000 312.000 316.000 320.000 0,88
Pala
150.000 157.000 164.000 171,000 178.000 4,37
Nilam 31.900 32.200 32.400 32.600 32.800 0,70
Kapas 7.000 7.000 7.000 7.000 7.000 0,00
Tembakau 274.000 279.000 285.000 291.000 296.000 1,95
Sumber : Renstra Ditjen. Perkebunan Edisi Revisi.
Hasil analisis laju pertumbuhan rata-rata proyeksi luas tanaman
menghasilkan (TM) dari 7 (tujuh) komoditas utama tanaman
semusim dan rempah tahun 2015-2019 seperti pada tabel 1 diatas
adalah sebesar 1,76%. Komoditas dengan proyeksi laju
pertumbuhan tanaman menghasilkan (TM) yang tertinggi adalah
pala sebesar 4,37 % kedua tebu 3,94% dan ketiga tembakau 1,95%
selama 5 tahun mendatang. Komoditas tebu akan terus difasilitasi
pengembangannya melalui kegiatan yang ditujukan untuk
peningkatan produksi, produktivitas dan mutu tanaman serta
kegiatan pembukaan lahan baru pada daerah yang memiliki potensi
pengembangan tebu secara agroekosistem. Sedangkankan
komoditas pala selama ini telah dibudidayakan oleh masyarakat
secara tradisional di beberapa wilayah pengembangan (Provinsi
Aceh, Sumatera Barat, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara dan
Papua Barat) walaupun begitu, persoalan budidaya yang baik dan
12 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
penanganan pascapanen masih menjadi tantangan kedepan.
Komoditas kapas sampai dengan tahun 2019, diproyeksikan luas
tanam (TM) tetap, faktor ketersediaan lahan dan harga akan
menjadi masalah utama pengembangan komoditas ini, sehingga
arah kebijakan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah lebih
memprioritaskan pada kegiatan dalam rangka peningkatan
produktivitas.
Tabel 02. Proyeksi Produksi (ton) Komoditas Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2015-2019.
Komoditas
Proyeksi Produksi (ton) per tahun Laju Pertmb
(%) /tahun 2015 2016 2017 2018 2019
Tebu (gula)
2.498.000 2.510.000 2.698.000 2.949.000 3.262.000 6,97
Lada (Lada kering)
93.000 94.100 95.100 96.200 97.300 1,14
Cengkeh (bunga kering)
112.600 114.700 116.800 119.000 121.200 1,86
Pala (biji kering)
27.700 29.000 30.400 31.800 33.400 4,79
Nilam (mnyak nilam)
2.750
2.760
2.780
2.810
2.840
0,81
Kapas (serat berbiji)
1.850
1.930
2.000
2.090
2.170 4,07
Tembakau (daun kering)
279.600
298.800
319.400
341.500
365.100
6,90
Sumber : Renstra Ditjen. Perkebunan Edisi Revisi.
Laju pertumbuhan rata-rata proyeksi produksi dari 7 (tujuh)
komoditas utama tanaman semusim dan rempah tahun 2015-2019
seperti pada tabel 2 diatas adalah sebesar 3,79%. Komoditas
dengan proyeksi laju pertumbuhan produksi yang tertinggi adalah
tebu diikuti tembakau, pala dan kapas dengan kisaran
pertumbuhan antara 4 - 6% selama 5 tahun mendatang.
13 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Tebu sebagai salah satu komoditas unggulan perkebunan
memegang peranan penting dalam memenuhi kebutuhan pangan
secara nasional yaitu gula. Hal ini sesuai dengan sasaran strategis
Kementerian Pertanian dimana gula berbasis komoditas tebu
menjadi komoditas strategis untuk pencapaian pangan nasional.
Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah berupaya
mengembangkan komoditas tebu di wilayah sentra-sentra
pengembangan tebu dan wilayah pengembangan/bukaan baru
melalui alokasi anggaran dan kegiatan yang ditujukan untuk
peningkatan produksi dan produktivitas. Dalam usaha perkebunan
tebu, pada tabel 2 tahun mendatang diproyeksikan terjadi
peningkatan produksi gula yang cukup signifikan dengan laju
pertumbuhan produksi sebesar 6,97%. Untuk mendukung
peningkatan produksi gula Direktorat Tanaman Semusim dan
Rempah diwujudkan dalam bentuk penguatan riset dan
kelembagaan usaha tani tebu (KPTR), bongkar ratoon, rawat
ratoon dan perluasan areal pada daerah potensial pengembangan
tebu dan daerah bukaan baru. Selain itu inisiasi pembangunan dan
revitasilisasi Pabrik Gula (PG) melalui peningkatan kapasitas giling
PG dan fasilitasi pembiayaan menjadi faktor penting dalam
mendukung kebijakan pengembangan tebu.
Peningkatan luas komoditas pala yang diproyeksikan 5 tahun
mendatang tumbuh sebesar 4,37% akan diikuti dengan
peningkatan produksi sebeasr 4,79%. Optimalisasi pemanfaatan
lahan eksisting komoditas pala pada daerah sentra pengembangan
melalui kegiatan rehabilitasi dan peremajaan diyakini akan mampu
mencapai target produksi yang dicanangkan. Selain itu pola
14 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
budidaya, pemberdayaan pekebun dan teknologi pascapanen
harus menjadi kegiatan pengungkit dalam rangka peningkatan
produksi komoditas pala pada kawasan pengembangan.
Tabel 03. Proyeksi Produktivitas (Kg/Ha) Komoditas Tanaman
Semusim dan Rempah Tahun 2015-2019.
Komoditas
Proyeksi Produktivitas (kg/ha) per tahun
Laju Pertmb (%)
/tahun
2015 2016 2017 2018 2019
Tebu
5.613 5.642 5.827 6.031 6.285 2,88
Lada
798 804 809 815 820 0,66
Cengkeh 364 370 374 377 379 0,97
Pala
185 185 185 186 188 0,40
Nilam
86
86
86
86
87 0,11
Kapas
264
276
286
299
310
4,07
Tembakau
1.020
1.071
1.121
1.174
1.233 4,85
Sumber : Renstra Ditjen. Perkebunan Edisi Revisi.
Tabel 3. diatas menunjukkan proyeksi produktivitas yang akan
dicapai dalam kurun waktu 5 tahun kedepan. Hasil analisis
menunjukkan bahwa laju pertumbuhan rata-rata proyeksi
produktivitas komoditas utama tanaman semusim dan rempah
tahun 2015-2019 adalah sebesar 1,99%. Komoditas dengan
proyeksi laju pertumbuhan produktivitas yang tertinggi adalah
komoditas tembakau kedua kapas dan ketiga tebu yang berada
pada kisaran 2 - 4,8% selama 5 tahun mendatang.
Proyeksi peningkatan produktivitas 7 komoditi tersebut melalui
upaya ; 1). Pengembangan areal produktif tanaman tebu (bongkar
ratoon, rawat ratoon, pengadaan alat dan mesin); 2).
15 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Pengembangan areal produktif tanaman rempah (intensifikasi dan
rehabilitasi lada, pala, cengkeh, tanaman rempah dan tanaman
atsiri lainnya); 3). Pengembangan areal produktif tanaman semusim
lainnya (penanaman kapas, tembakau, nilam, tanaman pemanis
lain, tanaman serat dan semusim lain) ; 4). Perluasan tanaman
semusim dan rempah dilahan kering (perluasan dilahan kering
tanaman tebu, pala dan cengkeh), serta pemberdayaan petani yang
secara tidak langsung membina petani untuk swadaya
mengimplementasikan teknik-teknis budidaya tanaman yang benar
untuk meningkatkan produktivitas tanaman.
Target produktivitas tersebut, khususnya untuk komoditi tebu
dengan menggunakan asumsi bahwa revitalisasi pabrik gula
eksisting yang dilakukan oleh Kementerian BUMN dimulai tahun
2015 dan pertanaman tebu dengan menggunakan benih unggul
serta dilakukannya perbaikan/ penyempurnaan manajemen tebang
muat angkut. Target produktivitas untuk kapas dengan asumsi
benih yang dipakai adalah benih unggul dan tidak terjadi
pergeseran musim. Apabi la asumsi asumsi untuk
komoditas tebu tersebut diatas t idak dapat d ipenuhi,
maka target areal, produksi dan produktivitas tebu adalah sebagai
berikut :
Tabel 04. Target Areal, Produksi dan Produktivitas Tebu/Gula Tahun 2015-2019.
URAIAN SATUAN 2015 2016*) 2017 2018 2019
Areal Ha 478.343 506.801 669.714 882.266 1.141.042
Produksi tebu Ton 35,967.240 41,035.719 51,677,105 67,427,160 88,206,735
Produktivitas tebu Ton/Ha 75 81 77 76 77
Rendemen % 7.78 8.26 7.98 7.88 7.97
Produksi hablur Ton 2,797,582 3.390.892 4.121.459 5.313.716 7.030.455
Produktivitas hablur Ton/Ha 5.8 6.7 6.2 6.0 6.2
16 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
2.1.5. Arah Kebijakan Pembangunan Direktorat Tanaman
Semusim dan Rempah Tahun 2015 – 2019
Guna mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran Direktorat Jenderal
Perkebunan, sesuai dengan ruang lingkup tugas pokok dan fungsi,
serta memperhatikan arah kebijakan pembangunan perkebunan
Tahun 2015-2019, maka kebijakan Direktorat Tanaman Semusim
dan Rempah Tahun 2015-2019 dirumuskan dalam Kebijakan
umum pembangunan tanaman semusim dan rempah adalah :
Peningkatan Produksi Komoditas Perkebunan Berkelanjutan
sedangkan kebijakan khusus adalah arah kebijakan pembangunan
perkebunan tahun 2015-2019 yang ditetapkan dalam rangka
mendukung pencapaian 7 sasaran strategis Kementerian Pertanian
pada tahun 2015-2019 baik sasaran strategis utama maupun
sasaran strategis pendukung.
1. Arah kebijakan Umum
a. Pengembangan komoditas strategis.
b. Pengembangan kawasan berbasis komoditas unggulan
perkebunan.
c. Pengembangan dan penguatan sistem pembiayaan
perkebunan.
d. Pengembangan sarana dan prasarana dan infrastruktur
pendukung usaha agribisnis perkebunan.
e. Perlindungan, pelestarian, pemanfaatan dan pengelolaan
lingkungan hidup.
f. Peningkatan upaya adaptasi, mitigasi bencana, perubahan
iklim dan perlindungan perkebunan.
g. Peningkatan penerapan dan penanganan pascapanen,
pengolahan dan fasilitasi pemasaran komoditas tanaman
semusim dan rempah.
17 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
h. Dukungan pengelolaan dan pelaksanaan program tematik
pembangunan perkebunan.
i. Penguatan tata kelola kepemerintahan yang baik dan
reformasi birokrasi sebagai dasar pelayanan prima.
2. Arah kebijakan Khusus
1. Pemenuhan penyediaan bahan baku tebu dalam rangka
peningkatan produksi gula nasional.
2. Peningkatan komoditas perkebunan bernilai tambah dan
berorientasi ekspor dalam mewujudkan daya saing sub
sektor perkebunan.
3. Pemenuhan penyediaan bahan baku bio-energy dan
pengembangan fondasi sistem pertanian bio-insdutry.
4. Pengembangan Sumber Daya Insani (SDI) perkebunan.
5. Penguatan kelembagaan pekebun dan kemitraan usaha
perkebunan.
6. Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik.
7. Peningkatan pendapatan keluarga pekebun.
2.1.6 Program Kegiatan Pembangunan Direktorat Tanaman
Semusim dan Rempah Tahun 2015 - 2019
Program Strategis Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah
Tahun 2015-2019. Untuk mendukung pencapaian program strategis
nasional Direktorat Jenderal Perkebunan tahun 2015-2019, sesuai
tugas pokok dan fungsi Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah
menetapkan program strategis untuk tahun 2015-2019 yang
difokuskan pada peningkatan produksi dan produktivitas 7
unggulan (tebu, lada, cengkeh, pala, kapas, nilam dan tembakau).
18 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Program Strategis sub sektor Tanaman Semusim dan Rempah
meliputi :
1. Peningkatan produksi tebu dan tanaman semusim dan rempah
lainnya.
2. Peningkatan nilai tambah, potensial ekspor, daya saing ekspor.
3. Pemenuhan penyediaan bahan baku industri perkebunan
prospektif.
4. Peningkatan kesejahteraan petani.
Sesuai hasil analisa terhadap potensi, permasalahan, dan
tantangan pembangunan perkebunan ditetapkan bahwa program
pembangunan tanaman semusim dan rempah tahun 2015-2019
yang menjadi tanggung jawab Direktorat Tanaman Semusim dan
Rempah adalah “Peningkatan Produksi Komoditas Tanaman
Semusim dan Rempah Berkelanjutan” dengan 2 Indikator Kinerja
Program (IKP) Rata-rata Pertumbuhan Produksi Tanaman
Semusim dan Rempah unggulan lainnya. Adapun proyeksi
Indikator Kinerja Program Direktorat Jenderal Perkebunan tahun
2015-2019, disajikan pada tabel 5 berikut ini :
Tabel 05. Indikator Kinerja Program (IKP) Peningkatan Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan berkelanjutan tahun 2015-2019.
No Indikator Target IKP per tahun Rata
-rata 2015 2016 2017 2018 2019
1 Rata-rata Pertumbuhan Produksi Tanaman Tebu (%) 12,91 10,03 7,03 4,57 4,37 7,78
2 Rata-rata Pertumbuhan Produksi Tanaman Perkebunan Unggulan Lainnya (%)
16,35 2,45 2,90 2,89 2,86 5,49
Sumber : Ditjen.Perkebunan, 2016
19 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Pada tabel 5. dapat dijelaskan bahwa rata-rata proyeksi IKP rata-
rata Pertumbuhan Produksi Tanaman Tebu diproyeksikan selama
tahun 2015-2019 sebesar 7,78%, sedangkan rata-rata proyeksi IKP
rata-rata Pertumbuhan Proyeksi Tanaman Perkebunan Unggulan
Lainnya diproyeksikan selama tahun 2015-2019 sebesar 5,49%.
Untuk mencapai proyeksi tersebut, program Direktorat Tanaman
Semusim dan Rempah tahun 2015-2019 lebih diprioritaskan untuk
meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman tebu dan
tanaman unggulan Semusim dan Rempah melalui rehabilitasi,
intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh
penyediaan benih bermutu, pemberdayaan petani dan penguatan
kelembagaan serta pemberian pelayanan berkualitas.
Fasilitasi dan pembinaan baik dukungan kegiatan, pembinaan
/pengawalan /pendampingan, regulasi dan pendanaan di daerah
perlu didukung oleh Pemerintah Daerah setempat melalui SKPD
yang membidangi perkebunan di provinsi dan kabupaten/kota
terhadap komoditas spesifik dan potensial di wilayahnya masing-
masing selain dukungan terhadap pengembangan 7 komoditas
unggulan tanaman semusim dan rempah yang ditetapkan dalam
Renstra ini yaitu Tebu, Lada, Cengkeh, Pala, Kapas, Nilam dan
Tembakau.
2.1.7 Fokus Kegiatan Pembangunan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2015-2019
Kegiatan pembangunan tanaman semusim dan rempah
dilaksanakan berdasarkan skala prioritas, agar sumber daya yang
ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk
20 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
menyelesaikan permasalahan yang ada secara komprehensif. Atas
dasar skala prioritas kegiatan pembangunan Direktorat Tanaman
Semusim dan Rempah sebagai berikut :
1. Pengembangan areal produktif tanaman tebu (bongkar ratoon,
rawat ratoon, pengadaan alat dan mesin);
2. Pengembangan areal produktif tanaman rempah (intensifikasi
dan rehabilitasi lada, pala, cengkeh, tanaman rempah dan
tanaman atsiri lainnya);
3. Pengembangan areal produktif tanaman semusim lainnya
(penanaman kapas, tembakau, nilam, tanaman pemanis lain,
tanaman serat dan semusim lain)
4. Perluasan tanaman semusim dan rempah dilahan kering
(perluasan dilahan kering tanaman tebu, pala dan cengkeh).
5. Fasilitasi teknis pengembangan tanaman semusim dan rempah.
2.1.8. Strategi Pembangunan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2015 – 2019)
Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan sasaran, serta
implementasi kebijakan pembangunan tanaman perkebunan, maka
strategi utama dan strategi pendukung yang akan ditempuh selama
Tahun 2015-2019 adalah :
1. Sasaran Strategis Utama
a. Pemenuhan penyediaan bahan baku tebu dalam rangka
peningkatan produksi gula nasional;
b. Peningkatan komoditas tanaman semusim dan rempah
bernilai tambah dan berorientasi ekspor dalam mewujudkan
daya saing subsector perkebunan yang difokuskan pada
21 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
pengembangan produk segar dan olahan dari 7 komoditas
unggulan perkebunan;
c. Pemenuhan penyediaan bahan baku bio-energi dan
pengembangan pondasi system pertanian bio-industry
dengan fokus pengembangan komoditas tebu baik melalui
kegiatan budidaya dalam rangka peningkatan produksi dan
produktifitas.
2. Sasaran Strategis Pendukung
a. Peningkatan Kualitas sumberdaya insani perkebunan;
b. Penguatan kelembagaan pekebun dan kemitraan usaha
perkebunan;
c. Akuntabilitas kinerja aparatur pemerintah yang baik dengan
menerapkan prinsip keterbukaan, akuntabilitas, efektifitas,
efisiensi, supremasi hukum, keadilan,
integritas/komitmen,kejujuran,konsistensi dan bebas KKN di
lingkungan organisasi Direktorat Tanaman Semusim dan
Rempah; dan
d. Peningkatan pendapatan keluarga pekebun yang merupakan
resultan dari pencapaian sasaran strategis lainnya.
2.2. RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2018
Rencana Kerja Tahunan 2018 secara detail meliputi sasaran
strategis, indikator kinerja dan target. Secara rinci dapat dilihat
pada Formulir RKT.
22 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
RENCANA KERJA TAHUNAN (RKT)
Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah
Tahun Anggaran : 2018
No Sasaran Indikator
Kinerja Target
1 Terpenuhinya kebutuhan
pangan strategis perkebunan
Produksi
Tebu
2.600.000
Ton
2 Terpenuhinya kebutuhan
pangan strategis perkebunan
Produktivitas
gula tebu
5,6 Ton/Ha
3 Meningkatkan nilai tambah
dan daya saing komoditas
tanaman semusim dan
rempah
Produksi lada 82.950 ton
4 Meningkatkan nilai tambah
dan daya saing komoditas
tanaman semusim dan
rempah
produksi pala 26.000 ton
5 Meningkatkan nilai tambah
dan daya saing komoditas
tanaman semusim dan
rempah
produksi
nilam
5.500 ton
6 Meningkatkan nilai tambah
dan daya saing komoditas
tanaman semusim dan
rempah
produksi
sereh wangi
0 ton
7 Meningkatkan nilai tambah
dan daya saing komoditas
produksi
tembakau
140.000 ton
23 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
tanaman semusim dan
rempah
8 Meningkatkan nilai tambah
dan daya saing komoditas
tanaman semusim dan
rempah
produksi
vanili
8.000 ton
9 Meningkatkan nilai tambah
dan daya saing komoditas
tanaman semusim dan
rempah
produksi
gambir
20.250 ton
10 Meningkatkan nilai tambah
dan daya saing komoditas
tanaman semusim dan
rempah
produksi
kapas
10.800 ton
11 Meningkatkan nilai tambah
dan daya saing komoditas
tanaman semusim dan
rempah
produksi
cengkeh
110.000 ton
2.2.1. Sasaran Pembangunan Direktorat Tanaman Semusim
dan Rempah Tahun 2018
Sasaran pembangunan Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah
yang dilakukan pada tahun 2018 secara rinci sebagai berikut:
1. Produksi gula tebu 2.600.000 ton
2. Produktivitas gula tebu 5,6 ton/ha
3. Produksi lada 82.950 ton
4. Produksi pala 26.000 ton
5. Produksi nilam 5.500 ton
24 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
6. Produksi sereh wangi 0 ton
7. Produksi tembakau 140.000 ton
8. Produksi vanili 8.000 ton
9. Produksi gambir 20.250 ton
10. Produksi kapas 10.800 ton
11. Produksi cengkeh 110.000 ton
2.2.2 Perjanjian Kinerja Kegiatan Pembangunan Direktorat
Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Penetapan Kinerja (PK) merupakan dokumen perjanjian kinerja
antara bawahan dan atasan dalam mewujudkan suatu capaian
kinerja pembangunan, serta indikator kinerja yang menggambarkan
keberhasilan pencapaiannya berupa keluaran/output. Pada Tahun
2018 Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah mendapat alokasi
dana yang tertuang dalam DIPA/POK APBN sebesar
Rp.282.786.514.800,- sesuai Perjanjian Kinerja (PK) pertama
bulan Januari 2018 seperti pada lampiran I. Pada bulan Juni 2018
dialokasikan anggaran tambahan sebesar Rp. 39.703.101.700,-
sehingga total anggaran menjadi Rp. 322.489.616.500,- sesuai
perjanjian kinerja (PK) kedua bulan Juni 2018. Hal tersebut dapat
dilihat pada Perjanjian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan
Rempah dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2.
25 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
BAB III
AKUNTABILITAS KINERJA
3.1. PENGUKURAN KINERJA
Capaian kinerja organisasi disajikan sebagai pertanggungjawaban
pimpinan atas nama organisasi untuk setiap perjanjian kinerja
sasaran strategis organissasi sesuai dengan hasil pengukuran
kinerja dengan menggunakan analisis yang realistis dan formal
sesuai aturan yang berlaku.
Pengukuran kinerja dilakukan dalam rangka menjamin adanya
peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan
akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome
yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan
terwujudnya organisasi yang akuntabel. Setiap akhir Tahun
Anggaran dan berakhirnya kegiatan, Direktorat Tanaman Semusim
dan Rempah melakukan Pengukuran Kinerja untuk mengetahui
pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen
Perjanjian Kinerja dengan membandingkan antara target kinerja
dengan realisasi kinerja dengan menggunakan format pengukuran
kinerja yang ditetapkan dalam Permen-PAN dan RB Nomor 53
Tahun 2014.
Secara nasional ukuran Keberhasilan unit instansi Pemerintah bisa
diukur dengan mengunakan kriteria keberhasilan Sub Sektor
tertentu. Ditjen perkebunan dalam hal ini menggunakan indikator
makro dan indikator mikro serta kriteria lainnya yang relevan
26 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
dengan target yang telah di tetapkan dalam PK. Tingkat kinerja ini,
tidak bisa di klaim sebagai keberhasilan secara substantif karena
banyak pihak yang turut berperan dalam pencapaiannya. Namun
demikian Ditjen Perkebunan memiliki peran yang sangat besar
dalam pencapaian indikator tersebut khususnya sub sektor
perkebunan. Peran tersebut harus dilakukan sesuai dengan tugas
dan fungsi sebagai fasilitator dan penggerak pembangunan sesuai
dengan kewenangannya.
Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun
2018, sesuai perjanjian kinerja antara Direktur Tanaman Semusim
dan Rempah dengan Dirjen Perkebunan dapat dilihat pada tabel 06
sebagai berikut:
Tabel 06. Capaian Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
No Sasaran Indikator Kinerja Target Realisasi %Kriteria
Keberhasilan1 Terpenuhinya kebutuhan pangan
strategis
Produksi gula tebu (Ton) 2.800.000,00 2.174.400,00 77,66 Cukup Berhasil
2 Produksi Lada Kering (Ton) 82.950,00 88.715,00 106,95 Sangat Berhasil
3 Produksi Biji Pala Kering (Ton) 26.000,00 36.242,00 139,39 Sangat Berhasil
4 Produksi Minyak Nilam (Ton) 4.800,00 2.196,00 45,75 kurang berhasil
6 Produksi Daun Tembakau Kering (Ton) 140.000,00 181.308,00 129,51 Sangat Berhasil
7 Produksi Polong Vanili Kering (Ton) 8.000,00 1.585,00 19,81 kurang berhasil
8 Produksi Getah Gambir Kering (Ton) 20.250,00 10.924,00 53,95 kurang berhasil
9 Produksi Kapas Berbiji (Ton) 6.030,00 417,00 6,92 kurang berhasil
10 Produksi Bunga Cengkeh Kering (Ton) 118.990,00 123.399,00 103,71 Sangat Berhasil
Meningkatnya nilai tambah dan daya
saing komoditas tanaman semusim dan
rempah
Berdasarkan Tabel 06 tersebut diatas, capaian keberhasilan
Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Direktorat Jenderal
Perkebunan dapat diuraikan sebagai berikut:
3.1.1 Sasaran terpenuhinya kebutuhan pangan strategis dengan
indikator kinerja produksi gula mencapai 77,66% dengan
27 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
kategori kurang berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan
perbandingan antara capaian produksi tahun 2018 (tagsasi
Desember) sebesar 2.174.000 ton GKP dibandingkan
dengan target 2.8000.000 ton GKP;
3.1.2 Capaian sasaran meningkatnya nilai tambah dan daya saing
komoditas tanaman semusim dan rempah sesuai dengan
indikator sebagai berikut:
a) Produksi Lada mencapai 106,95% dengan kategori sangat
berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan produksi tahun
2018 (tagsasi Desember) sebesar 88.715 ton lada kering
dibandingkan dengan target 82.950 ton lada kering;
b) Produksi Pala mencapai 139,39% dengan kategori sangat
berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan produksi tahun
2018 (tagsasi Desember) sebesar 36.242 ton biji pala
kering dibandingkan dengan target 26.000 ton biji pala
kering;
c) Produksi Nilam mencapai 45,75% dengan kategori kurang
berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan produksi tahun
2018 (tagsasi Desember) sebesar 2.196 ton minyak nilam
dibandingkan dengan target 4.800 ton minyak atsiri;
d) Produksi Tembakau mencapai 129,51% dengan kategori
sangat berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan
produksi tahun 2018 (tagsasi Desember) sebesar 181.308
ton daun tembakau kering dibandingkan dengan target
140.000 ton daun tembakau kering;
28 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
e) Produksi Vanili mencapai 19,81% dengan kategori kurang
berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan produksi tahun
2018 (tagsasi Desember) sebesar 1.585 ton polong vanili
kering dibandingkan dengan target 8.000 ton polong vanili
kering;
f) Produksi Gambir mencapai 53,95% dengan kategori
kurang berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan
produksi tahun 2018 (tagsasi Desember) sebesar 10.924
ton gambir kering dibandingkan dengan target 20.250 ton
gambir kering;
g) Produksi kapas mencapai 3,86% dengan kategori kurang
berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan produksi tahun
2018 (tagsasi Desember) sebesar 417 ton kapas berbiji
dibandingkan dengan target 10.800 ton kapas berbiji;
h) Produksi cengkeh mencapai 112,18% dengan kategori
sangat berhasil. Capaian ini dihitung berdasarkan
produksi tahun 2018 (tagsasi Desember) sebesar 123.399
ton bunga cengkeh kering dibandingkan dengan target
110.000 ton bunga cengkeh kering.
Capaian kinerja setiap sasaran kinerja tersebut dianalisis
sesuai PermenPAN&RB Tahun 2014 pada sub bab
berikutnya.
29 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
3.2. EVALUASI DAN ANALISIS AKUNTABILITAS KINERJA
Penetapan Kinerja yang di tandatangani Pejabat Eselon II dengan
Direktur Jenderal Perkebunan berupa output yang diwujudkan
dalam luas areal komoditas.
Target yang dipergunakan adalah Rencana Kerja Tahunan (RKT)
Tahun 2018 yang merupakan bagian dari target dalam Renstra
Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2015-2019.
3.2.1. Produksi Gula Tebu
Gula tebu merupakan salah satu komoditas strategis Kementerian
Pertanian. Sebagai salah satu indikator keberhasilan kinerja Ditjen
Perkebunan gula berbasis tebu mendapat perhatian khusus lingkup
Ditjen Perkebun. Evaluasi dan analisis keberhasilan produksi Gula
tebu adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja produksi gula tebu Tahun 2018 mencapai
2.174.400 ton atau 77,66% dari target 2.810.000 ton dan masuk
dalam katagori kurang berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dibandingkan dengan tahun lalu dan beberapa tahun
terakhir
Keragaan produksi gula tebu, beberapa tahun terakhir
dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebagaimana pada
Tabel 07.
30 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Tabel 07. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Produksi GulaTebu Tahun 2018 dibanding dengan Tahun lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya. DIBANDINGDENGANTAHUNLALUDANBEBERAPATAHUNYANGLALU
REALISASIKINERJA CAPAIANKINERJA
2018/2014 84.31 83.71
2018/2015 87.05 92.06
2018/2016 98.63 114.78
2018/2017 102.49 87.84
NO TAHUNKINERJAPRODUKSIGULATEBU
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja
dan capaian kinerja Tahun 2018 jika dibandingkan dengan Tahun
lalu dan beberapa tahun sebelumnya yaitu:
1. Dibanding Tahun 2017
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 2,49% atau
mencapai 102,49% dari produksi gula tebu Tahun 2018
sebesar 2,174 Juta Ton dibanding realisasi produksi gula tebu
Tahun 2017 sebesar 2,122 juta ton.
• Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 12,16% atau
mencapai 87,84% dari capaian kinerja produksi gula tebu
Tahun 2018 sebesar 77,66% dibanding capaian kinerja
produksi gula tebu Tahun 2017 sebesar 88,40%.
2. Dibanding Tahun 2016
• Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 1,37% atau
mencapai 98,63% dari produksi gula tebu Tahun 2018
sebesar 2,174 Juta Ton dibanding realisasi produksi gula tebu
Tahun 2016 sebesar 2,205 juta ton.
31 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 14,78% atau
mencapai 114,78% dari capaian kinerja produksi gula tebu
Tahun 2018 sebesar 77,66% dibanding capaian kinerja
produksi gula tebu Tahun 2016 sebesar 67,42%.
3. Dibanding Tahun 2015
• Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 12,05% atau
mencapai 87,05% dari produksi gula tebu Tahun 2018
sebesar 2,174 Juta Ton dibanding realisasi produksi gula tebu
Tahun 2015 sebesar 2,498 juta ton.
• Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 7,94% atau
mencapai 92,06% dari capaian kinerja produksi gula tebu
Tahun 2018 sebesar 77,66 dibanding dengan capaian kinerja
prodiksi gula tebu Tahun 2015 sebesar 87,05%.
4. Dibanding Tahun 2014:
• Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 15,31% atau
mencapai 84,31% dari produksi gula tebu Tahun 2018
sebesar 2,174 Juta Ton dibanding realisasi produksi gula tebu
2,579 juta ton.
• Capaian kinerja mengalami penurunan seebesar 16,29% atau
mencapai 83,71% dari capaian kinerja produksi tebu Tahun
2018 sebesar 77,66% dibanding capaian kinerja gula tebu
Tahun 2014 sebesar 92,44%.
32 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai
72,48% dari target 3.000.000 ton gula tebu.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar
nasional tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar
nasional produksi gula tebu.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/ penurunan kinerja serta alternative solusi yang
telah dilakukan;
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa
produksi gula tebu Tahun 2018 masuk dalam kakatgori kurang
berhasil. Akar permasalahan tidak tercapainya produksi gula
tebu dikelompokkan ke dalam 11 (sebelas) domain
permasalahan, yaitu perubahan iklim atau anomali ilkim, Inovasi
teknologi budidaya terbarukan belum optimal, terbatasnya
varietas unggul baru yang adatif di lahan kering, dukungan
pengolahan belum optimal, petani meragukan transparansi
rendemen, dukungan Kebijakan dan regulasi belum tepat,
distabilitas Harga petani, minimnya kuantitas dan kualitas SDM
pertebuan, Sumber Daya Alam (SDA) terbatas untuk tebu,
Minimnya investasi terhadap industri gula berbasis tebu.
1. Perubahan iklim atau anomali ilkim, menyebabkan petani tidak
memiliki pola tanam yang tetap berakibat pada masa tanam,
pemeliharaan dan panen tidak sesuai standar teknis,
pertumbuhan tebu stagnan dan kering. Hal ini terjadi karena
33 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
usaha tani tebu mayoritas (90%) di lahan kering sulit
pengairan sehingga waktu tanam, pemeliharaan dan panen
tidak sesuai dengan pola tanam yang direkomendasikan.
2. Inovasi teknologi budidaya tebu terbarukan belum optimal,
menyebabkan sebagian besar petani masih menggunakan
teknologi yang belum tepat guna (rendemen dan produktivitas
masih rendah), akibatnya penerapan inovasi teknologi
budidaya tebu belum optimal, pengelolaan lahan tebu sempit
dan terpencar, dan modernisasi melalui mekanisasi pertanian
belum diterapkan secara optimal.
3. Terbatasnya varietas unggul baru yang adaptif di lahan kering,
menyebabkan produktivitas tebu dan rendemen rendah.
Akibatnya petani menanam tebu dengan varietas asalan atau
varietas unggul yang tidak sesuai spesifikasi lokasi.
4. Dukungan Pengolahan belum Optimal, menyebabkan sistem
pasar belum berjalan dengan baik, kehilangan produksi
karena rendahnya efisiensi industri pengolahan, persaingan
industri kurang sehat dan lain-lain. Hal ini disebabkan kondisi
PG di Indonesia rata-rata sudah berumur tua, dengan
kapasitas giling kecil di bawah 3.000 TCD, sehingga
berdampak pada kinerja PG untuk menghasilkan rendemen
gula tidak optimal.
5. Petani meragukan transparansi rendemen, menyebabkan
minat petani untuk meningkatkan rendemen lebih kecil dan
lebih besar kemungkinan berminat meningkatkan berat tebu,
34 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
hal ini berakibat pada sistem budidaya yang kurang spesifik
meningkatkan produktivitas.
6. Dukungan Kebijakan dan regulasi belum tepat, antara lain
kebijakan alih fungsi lahan tebu ke lahan marginal/lahan
kering, tanpa dukungan kebijakan lanjutan khusus tebu,
kebijakan harga masih belum menguntungkan petani,
stakeholders gula tebu sangat heterogen.
7. Distabilitas Harga petani disebabkan sistem pasar gula
misalnya dengan beredarnya gula kristal putih impor, distorsi
gula rafinasi di pasaran, harga Patokan Petani (HPP) yang
ditentukan oleh Kementerian Perdagangan masih di bawah
Biaya Pokok Produksi (BPP) yang ditentukan Kementerian
Pertanian. Hal ini menyebabkan kurang menariknya
pengembangan tebu, sehingga existing tanaman tebu tidak
bertambah bahkan sebaliknya. Jika hal ini dibiarkan maka
luasan areal tebu akan semakin berkurang.
8. Minimnya kuantitas dan kualitas SDM pertebuan,
menyebabkan sulitnya memperoleh tenaga kerja baik
petani/pengusaha tebu, penyuluh/pembina pertebuan dan
SDM lainnya yang menangani langsung gula berbasis tebu di
Indonesia hal ini tercermin dari pengelolaan pertanian di
daerah dilakukan secara desentralisasi, banyak petugas
teknis pertanian yang ditugaskan tidak sesuai dengan bidang
teknis keahliannya dan kurangnya jumlah petugas penyuluh
tanaman tebu, sehingga menyebabkan budidaya tebu tidak
sesuai standar teknis.
35 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
9. Sumber Daya Alam (SDA) terbatas untuk tebu, karena tebu
sangat cocok di daerah berpengairan yang cukup maka alam
yang sesuai adalah iklim yang stabil, daerah cukup air dan
atau daerah berpengairan modern. Hal ini sulit di temukan jika
dilakukan oleh petani secara spot-spot dan harus di lahan
hamparan yang sudah sulit ditemukan di Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh persaingan komoditas, ketersediaan lahan
dan minat petani/pengusaha itu sendiri.
10. Minimnya minat investasi terhadap industri gula berbasis tebu,
menyebabkan pengembangan tebu tidak konsisten. Hal ini
tercermin dari banyaknya rencana pengembangan industri
gula berbasis tebu oleh investor yang mengalami kesulitan
bahkan mengakhiri niatnya tanpa hasil, padahal kunci
pengembangan tebu adalah tersedianya pabrik Gula (PG). Hal
ini disebabkan investasi di industri gula berbasis tebu relatif
besar sementara dukungan regulasi, sarana infrastruktur dan
sosial ekonomi kemasyarakatan masih sangat kurang.
11. Manajemen pengelolaan pengembangan tebu dan faktor
pendukungnya baik hulu dan hilir belum sinergi dan belum
maksimal. Hal ini disebabkan komitmen terhadap
pembangunan pertebuan belum ada persepsi yang sama dari
semua stakehorders.
Permasalahan tersebut di atas sangat berpengaruh besar
terhadap eksistabilitas pergulaan nasional. Oleh karena itu,
solusi dan rekomendasinya adalah terselesaikannya
permasalahan yang sangat komplek tersebut.
36 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Berdasarkan analisis akar permasalahan yang telah dilakukan
terkait permasalahan tidak tercapainya produksi gula tebu, maka
rekomendasi solusi perbaikan kinerja yang diberikan
berdasarkan akar permasalahan tersebut secara ringkas
disajikan pada Tabel 08.
Tabel 8. Rekomendasi Solusi Akar Permasalahan Produksi Gula Tebu No Akar masalah Rekomendasi solusi
1 Pengembangan Tebu 90% di
lahan Kering/marginal
1. Penyediaan sumur dalam, embung, sumur dangkal, permukaan
2 Sistem Budidaya belum
Optimal
2. Meningkatkan pembinaan, pendampingan dan penyuluhan
3. Rehabilitasi Tanaman melalui bongkar ratoon dan rawat ratoon
4. Adopsi inovasi terbarukan dari studi banding, penelitian dan percontohan atau demplot.
3 Sulitnya memperoleh benih
unggul tepat waktu (sesuai
pola tanam)
5. Koordinasi dan kerjasama dengan lembaga penelitian dan sumber benih
6. Pembangunan benih unggul secara berjenjang dan terencana
4 Rendemen tidak Optimal 7. Revitalisasi PG 8. Penataan varietas 9. Sistem budidaya sesuai rekomendasi teknis 10. Memperbaiki manajemen tebang muat angkut
5 Transparansi rendemen 11. Fasilitasi pengawas rendemen 12. Membentuk Tim Transparansi Rendemen 13. Pengawalan rendemen melibatkan petani, dinas
terkait, Perguruan tinggi dan PG 14. Pengukuran rendemen individu menggunakan Core
Sampler
6 Sulit melakukan perluasan
areal tebu
15. Meningkatkan Koordinasi dengan K/L terkait dengan pembebasan lahan
16. Meningkatkan animo masyarakat untuk mengembangkan tanaman tebu
17. Perluasan di lahan pengembangan
7 Lahan sempit dan terpencar 18. Melakukan regrouping lahan minimal 10 ha, bekerja sama dengan pemda dan BPN
8 Harga ditingkat petani relative
tidak stabil
19. Menekan biaya produksi dengan full mekanisasi, regrouping lahan, manajemen tebang muat angkut, subsidi pupuk, insentif produksi gula tebu dan profesionalitas petani tebu
20. Membentuk Tim pengawasan pasar gula 21. Penguatan lembaga pemasaran bentukkan
petani/klp tani tebu
9 Minimnya kuantitas dan 22. Melatih tenaga kerja pertebuan 23. Meningkatan kapabilitas SDM petugas teknis dan
penyuluh dan petani tebu melalui pelatihan/traning
37 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
No Akar masalah Rekomendasi solusi
kualitas SDM pertebuan 24. Profesionalisasi kelembagaan petani melalui pelatihan dan training
25. Asosiasi tebu Indonesia di optimalkan
10 Terbatasnya SDA 26. Optimalisasi lahan 27. Optimalisasi penggunaan sumber daya air 28. Memanfaatkan iklim sebagai sumberdaya yang
efisien 29. Menggunakan sarana dan prasarana yang
mendukung
11 Dukungan lembaga riset
pengembangan tebu kurang
30. Pemberdayaan lembaga riset tebu yang sudah ada secara optimal
12 Minimnya investasi 31. Sosialisasi dan koordinasi dengan investor 32. Meningkatkan koordinasi sinergi dengan pihak-
pihak terkait 33. Memfasilitasi investor baik secara administrasi
maupun insfrastruktur
13 Menyatukan persepsi yang
sama terhadap kemajuan
pembangunan pergulaan
Nasional
34. Sosialisasi kepada seluruh stakeholders pergulaan dalam menyatukan persepsi.
35. Meningkatkan kebersamaam lembaga/instansi/organisasi terkait
36. Meningkatkan pemberdayaan petani/kelompoktani/koperasi/asosiasi pertebuan Indonesia
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2018 (Diolah)
Secara keseluruhan terdapat 13 akar masalah yang perlu
diselesaikan secara sinergisitas baik lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan, lingkup Kementerian Pertanian dan
Kementerian/Lembaga terkait. Hal ini disebabkan produksi gula
tebu sangat terkait dengan stakeholders pergulaan secara luas.
Masing-masing akar permasalahan telah dirumuskan
rekomendasi solusi yang sesuai dan relevan dengan konteks
akar masalah yang dihadapi, dimana dihasilkan 36 rekomendasi
solusi tindak lanjut upaya perbaikan kinerja ke depan.
Dalam upaya pencapaian target kinerja, Direktorat Tanaman
Semusim melakukan kegiatan pembinaan, koordinasi dan
pengembangan tanaman tebu yang tersentral di 16 provinsi yaitu
Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Selatan,
38 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Lampung, Jambi, NTB, Sulawesi Selatan, dan Gorontalo.
Sedangkan rencana pengembangan ada di provinsi Riau, NTT,
Maluku Utara, Maluku, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
(penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang
menunjang keberhasilan ataupun kegagalan;
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target
produksi gula tebu, Ditjen Perkebunan melakukan kegiatan utama
peningkatan produksi dan produktivitas tanaman semusin dan
rempah melalui kegiatan pengembangan tebu seperti pada Tabel
09.
Tabel 09. Analisis Efesiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan Pendukung dalam mencapai produksi gula tebu Tahun 2018
Vol Sat Vol Sat %
Pengembagan Tanaman
Tebu
62.607.414 45.254.861 72,28 70,42 6 Prov 18
Kab
1 Perluasan Tanaman Tebu 32.095.012 4.855 ha 18.402.993 57,34 3.013 ha 62,07 69,05 5 Prov. 17 Kab
2 Bongkar Ratoon 2.097.077 673 ha 1.288.014 61,42 416 ha 61,81 51,59 3 Prov. 8 Kab
3 Rawat Ratoon 19.417.125 5.970 ha 18.120.160 93,32 5.970 ha 100,00 66,70 7 Prov. 20 Kab
4 Pengawalan dan
pendampingan Tanaman
Tebu
3.821.950 16 Keg 2.926.576 76,57 15 Keg 93,75 95,81 16 Provinsi
5 Peningkatan Kapabilitas
Petugas dan Petani Tebu
2.305.000 6 Keg 2.107.821 91,45 6 Keg 100,00 71,39 6 Provinsi
6 Penerapan Varietas Tebu
Adaptif
2.871.250 8 keg 2.409.297 83,91 8 keg 100,00 90,22 8 Provinsi
TOTAL 62.607.414 45.254.861 72,28 70,42
No Kegiatan
Target REALISASI Nilai
Efesiensi
(%)
KeteranganKeuangan
Rp.(000)
Fisik Keuangan
Rp.(000) (%)
Fisik
Sumber: Lakin Unit Eselon II lingkup Ditjen Perkebunan, 2018 (diolah)
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian
kinerja kegiatan pengembangan tebu Tahun 2018 di atas, dapat
dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi
sebesar rata-rata sebesar 70,42% (Efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
39 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
1. Perluasan Tanaman tebu seluas 3.013 ha (62,07%) dengan
penyerapan anggaran sebesar 57,34% dari pagu anggaran,
dengan nilai efisiensi sebesar 66,70% (efisien). Namun terdapat
kegiatan yang tidak terlaksana sebesar 37,93% atau seluas
1.842 ha.
2. Bongkar ratoon seluas 416 ha (61,81%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 61,42% dari pagu anggaran, dengan nilai
efisiensi sebesar 51,59% (efisien). Namun terdapat kegiatan
yang tidak terlaksana sebesar 38,19% atau seluas 257 ha.
3. Rawat ratoon seluas 5.970 ha (100,00%) dengan penyerapan
anggaran sebesar 93,32% dari pagu anggaran, dengan nilai
efisiensi sebesar 66,70% (efisien).
4. Pengawalan dan pendampingan tanaman tebu sebesar 15
kegiatan (93,75%), dengan penyerapan sebesar 76,57% dari
pagu anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 95,81% (efisien).
Terdapat 1 kegiatan yang tidak terealisasi.
5. Peningkatan kapabilitas petugas dan petani tebu sebesar 6
kegiatan (100,00%), dengan penyerapan sebesar 91,45% dari
pagu anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 71,39% (efisien).
6. Penerapan varietas tebu adaptif di wilayah pengembangan
sebesar 8 paket (100%) dengan penyerapan anggaran sebesar
83,91% dari pagu anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 90,20
(efisien).
40 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
3.2.2. Produksi Lada
Lada merupakan salah satu komoditas unggulan Direktorat
Jenderal Perkebunan. Sebagai salah satu indikator keberhasilan
kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah mendapat
perhatian khusus lingkup Ditjen Perkebun. Evaluasi dan analisis
keberhasilan produksi Lada Kering adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja produksi lada kering Tahun 2018 mencapai 88.715
ton atau 106,95% dari target 82.950 ton dan masuk dalam katagori
sangat berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dibandingkan dengan tahun lalu dan beberapa tahun
terakhir
Keragaan produksi lada kering, beberapa tahun terakhir
dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebagaimana pada
Tabel 10.
Tabel 10. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Produksi Lada Tahun 2018 dibanding dengan Tahun lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya
Realisasi Kinerja Capaian Kinerja
2018/2014 101,45 106,95
2018/2015 108,85 107,44
2018/2016 102,76 107,25
2018/2017 100,82 115,65
No TahunKinerja Produksi Lada
41 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja
dan capaian kinerja Tahun 2018 jika dibandingkan dengan Tahun
lalu dan beberapa tahun sebelumnya yaitu:
1. Dibanding Tahun 2017
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 0,82% atau
mencapai 100,82% dari produksi lada Tahun 2018 sebesar
88.715 Ton dibanding realisasi produksi lada Tahun 2017
sebesar 87.991 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 10,66% atau
mencapai 89,34% dari capaian kinerja produksi lada Tahun
2018 sebesar 106,95% dibanding capaian kinerja produksi
lada Tahun 2017 sebesar 96,65%.
2. Dibanding Tahun 2016
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 2,76% atau
mencapai 102,76% dari produksi lada Tahun 2018 sebesar
88.715 Ton dibanding realisasi produksi lada Tahun 2016
sebesar 86.334 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 7,25% atau
mencapai 92,75% dari capaian kinerja produksi lada Tahun
2018 sebesar 106,95% dibanding capaian kinerja produksi
lada Tahun 2016 sebesar 99,72%.
3. Dibanding Tahun 2015
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 8,85% atau
mencapai 108,85% dari produksi lada Tahun 2018 sebesar
42 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
88.715 Ton dibanding realisasi produksi lada Tahun 2015
sebesar 81.501 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 7,44% atau
mencapai 92,56% dari capaian kinerja produksi lada Tahun
2018 sebesar 106,95% dibanding capaian kinerja produksi
lada Tahun 2015 sebesar 99,54%.
4. Dibanding Tahun 2014
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 1,45% atau
mencapai 101,45% dari produksi lada Tahun 2018 sebesar
88.715 Ton dibanding realisasi produksi lada Tahun 2015
sebesar 87.448 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 6,95% atau
mencapai 106,95% dari capaian kinerja produksi lada Tahun
2018 sebesar 106,95% dibanding capaian kinerja produksi
lada Tahun 2014 sebesar 100%.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai
91,13% dari target 97.350 ton lada kering.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar
nasional tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar
nasional produksi lada.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan
/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah
dilakukan;
43 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa
produksi lada kering Tahun 2018 masuk dalam kakatgori sangat
berhasil. Keberhasilan atau peningkatan kinerja ini disebabkan
karena adanya penambahan luas areal tanam, anemo petani
sangat tinggi untuk menanam lada karena harga lada ditingkat
petani cukup baik, kemitraan petani lada dengan perusahaan
sudah berjalan dengan baik.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
(penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang
menunjang keberhasilan ataupun kegagalan;
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target
produksi lada, Ditjen Perkebunan melakukan kegiatan utama
peningkatan produksi dan produktivitas tanaman semusin dan
rempah melalui kegiatan pengembangan lada seperti pada Tabel
11.
Tabel 11. Analisis Efesiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan Pendukung dalam mencapai produksi lada Tahun 2018
VOLUME SAT VOLUME SAT %
Pengembagan Tanaman
Lada
47.615.200.000 28.239.607.209 59,31 36,93 3 Prov 3 Kab
1 Perluasan Tanaman Lada
(SWAKELOLA)
1.005.500.000 625 ha 747.620.000 74,35 475 ha 76,00 55,42 4 Prov. 6 Kab
2 Perluasan Tanaman Lada
(KONTRAKTUAL)
24.909.700.000 1.701 ha 14.701.704.575 59,02 730 ha 42,92 (43,78) 5 Prov. 14 Kab
3 Rehabilitasi Tanaman Lada
(KONTRAKTUAL)
19.336.000.000 2.460 ha 10.690.397.500 55,29 2.060 ha 83,74 134,94 3 Prov. 11 Kab
4 Pengawalan dan
pendampingan Tanaman
1.700.000.000 14 Keg 1.475.006.734 86,77 14 Keg 100,00 83,09 7 Prov. 19 Kab
5 Indikasi geografis tanaman
lada
603.000.000 3 Keg 575.900.000 95,51 3 Keg 100,00 61,24 3 Provinsi
6 'Fasilitasi Bantuan Benih
Siap Salur Lada
61.000.000 2 keg 48.978.400 80,29 2 keg 100,00 99,27 2 Prov
TOTAL 47.615.200.000 28.239.607.209 59,31 36,93
NILAI
EFESIENSI
(%)
KETERANGANKEUANGAN Rp.(000)
FISIK KEUANGAN Rp.(000) (%)
FISIKNO KEGIATAN
TARGET REALISASI
Sumber: Lakin Unit Eselon II lingkup Ditjen Perkebunan, 2018 (diolah)
44 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian
kinerja kegiatan pengembangan lada Tahun 2018 di atas, dapat
dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi
sebesar rata-rata sebesar 36,93% (efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
1. Perluasan Tanaman lada (swakelola) seluas 475 ha (76,00%)
dengan penyerapan anggaran sebesar 74,35% dari pagu
anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 55,42% (efisien).
Namun terdapat kegiatan yang tidak terlaksana sebesar 24,00%
atau seluas 150 ha.
2. Perluasan Tanaman lada (Kontraktual) seluas 730 ha (42,92%)
dengan penyerapan anggaran sebesar 59,02% dari pagu
anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar -43,78% (kurang
efisien). karena terdapat kegiatan yang tidak terlaksana sebesar
57,08% atau seluas 971 ha.
3. Rehabilitasi Tanaman lada (Kontraktual) seluas 2.060 ha
(83,74%) dengan penyerapan anggaran sebesar 55,29% dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 134,94% (efisien).
karena terdapat kegiatan yang tidak terlaksana sebesar 16,26%
atau seluas 400 ha.
4. Pengawalan dan pendampingan tanaman lada sebesar 14
kegiatan (100,00%), dengan penyerapan sebesar 86,77% dari
pagu anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 83,09% (efisien).
5. Indikasi geografis tanaman lada sebesar 3 kegiatan (100,00%),
dengan penyerapan sebesar 95,51% dari pagu anggaran
dengan nilai efisiensi sebesar 61,24% (efisien).
45 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
6. Fasilitasi bantuan benih siap salur tanaman lada sebesar 2
kegiatan (100,00%), dengan penyerapan sebesar 80,29% dari
pagu anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 99,27% (efisien).
3.2.3. Produksi Pala
Pala merupakan salah satu komoditas unggulan Direktorat Jenderal
Perkebunan. Sebagai salah satu indikator keberhasilan kinerja
Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah mendapat perhatian
khusus lingkup Ditjen Perkebun. Evaluasi dan analisis
keberhasilan produksi Biji Pala Kering adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja produksi biji pala kering Tahun 2018 mencapai
88.715 ton atau 106,95% dari target 82.950 ton dan masuk dalam
katagori sangat berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dibandingkan dengan tahun lalu dan beberapa tahun
terakhir
Keragaan produksi lada kering, beberapa tahun terakhir
dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebagaimana pada
Tabel 12.
46 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Tabel 12. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Produksi Lada Tahun 2018 dibanding dengan Tahun lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya
Realisasi Kinerja Capaian Kinerja
2018/2014 110,73 139,39
2018/2015 107,51 153,67
2018/2016 108,82 142,76
2018/2017 110,35 139,39
No TahunKinerja Produksi Pala
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja
dan capaian kinerja Tahun 2018 jika dibandingkan dengan Tahun
lalu dan beberapa tahun sebelumnya yaitu:
1. Dibanding Tahun 2017
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 10,35% atau
mencapai 110,35% dari produksi pala Tahun 2018 sebesar
36.242 ton dibanding realisasi produksi pala Tahun 2017
sebesar 32.842 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 39,39% atau
mencapai 60,61% dari capaian kinerja produksi pala Tahun
2018 sebesar 139,39% dibanding capaian kinerja produksi
pala Tahun 2017 sebesar 100%.
2. Dibanding Tahun 2016
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 8,82% atau
mencapai 108,82% dari produksi pala Tahun 2018 sebesar
32.842 Ton dibanding realisasi produksi pala Tahun 2016
sebesar 33.305 ton.
47 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 42,76% atau
mencapai 60,61% dari capaian kinerja produksi pala Tahun
2018 sebesar 139,39% dibanding capaian kinerja produksi
pala Tahun 2016 sebesar 97,64%.
3. Dibanding Tahun 2015
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 7,51% atau
mencapai 107,51% dari produksi pala Tahun 2018 sebesar
36.242 ton dibanding realisasi produksi pala Tahun 2015
sebesar 33.711 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 53,67% atau
mencapai 46,33% dari capaian kinerja produksi pala Tahun
2018 sebesar 139,39% dibanding capaian kinerja produksi
pala Tahun 2015 sebesar 90,71%.
4. Dibanding Tahun 2014
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 10,73% atau
mencapai 110,73% dari produksi pala Tahun 2018 sebesar
36.242 ton dibanding realisasi produksi pala Tahun 2014
sebesar 32.729 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 39,39% atau
mencapai 60,61% dari capaian kinerja produksi pala Tahun
2018 sebesar 139,39% dibanding capaian kinerja produksi
pala Tahun 2014 sebesar 100%.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai
113,26% dari target 32.000ton biji pala kering.
48 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar
nasional tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar
nasional produksi biji pala kering.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan
/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah
dilakukan;
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa
produksi biji pala kering Tahun 2018 masuk dalam kakatgori
sangat berhasil. Keberhasilan atau peningkatan kinerja ini
disebabkan karena adanya penambahan luas areal tanam,
anemo petani sangat tinggi untuk menanam pala karena harga
biji pala ditingkat petani cukup baik, kemitraan petani pala
dengan perusahaan sudah berjalan dengan baik.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
(penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang
menunjang keberhasilan ataupun kegagalan;
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target
produksi lada, Ditjen Perkebunan melakukan kegiatan utama
peningkatan produksi dan produktivitas tanaman semusin dan
rempah melalui kegiatan pengembangan pala seperti pada Tabel
13.
49 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Tabel 13. Analisis Efesiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan Pendukung dalam mencapai produksi pala Tahun 2018
VOLUME SAT VOLUME SAT %
Pengembagan Tanaman
Pala
100.542.341.000 96.876.115.762 96,35 59,12 3 Prov 3 Kab
1 Perluasan Tanaman Pala
(SWAKELOLA)
3.327.725.000 2.500 ha 2.852.675.070 85,72 2.500 ha 100,00 85,69 4 Prov 14 Kab
2 Rehabilitasi Tanaman Pala
(SWAKELOLA)
12.210.350.000 5.700 ha 11.992.932.400 98,22 5.700 ha 100,00 54,45 4 Prov. 23 Kab
3 Perluasan Tanaman Pala
(KONTRAKTUAL)
53.373.860.000 15.150 ha 51.779.909.410 97,01 15.150 ha 100,00 57,47 10 Prov. 40 Kab
4 Rehabilitasi Tanaman Pala
(KONTRAKTUAL)
13.052.400.000 5.050 ha 12.701.984.080 97,32 5.050 ha 100,00 56,71 5 Prov 21 Kab
5 Peremajaan Tanaman Pala
(KONTRAKTUAL)
13.618.650.000 3.850 ha 13.029.465.021 95,67 3.850 ha 100,00 60,82 2 Prov 10 Kab
6 Pengawalan dan
pendamingan pala
4.668.506.000 11 Keg 4.228.299.781 90,57 11 Keg 100,00 73,57 11 Prov
7 Fasilitasi Bantuan Benih Siap
Salur Pala
290.850.000 1 keg 290.850.000 100,00 1 keg 100,00 50,00 1 Prov
TOTAL 100.542.341.000 96.876.115.762 96,35 59,12
NILAI
EFESIENSI
(%)
KETERANGANKEUANGAN Rp.(000)
FISIK KEUANGAN Rp.(000) (%)
FISIKNO KEGIATAN
TARGET REALISASI
Sumber: Lakin Unit Eselon II lingkup Ditjen Perkebunan, 2018 (diolah)
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian
kinerja kegiatan pengembangan pala Tahun 2018 di atas, dapat
dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi
sebesar rata-rata sebesar 59,12% (Efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
1. Perluasan Tanaman pala (swakelola) seluas 2.500 ha (100,00%)
dengan penyerapan anggaran sebesar 85,72% dari pagu
anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 85,69% (efisien).
2. Rehabilitasi Tanaman pala (swakelola) seluas 5.700 ha
(100,00%) dengan penyerapan anggaran sebesar 98,22% dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 54,45% (efisien).
3. Perluasan Tanaman pala (Kontraktual) seluas 15.150 ha
(100,00%) dengan penyerapan anggaran sebesar 97,01% dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 57,47% (efisien).
50 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
4. Rehabilitasi Tanaman Pala (Kontraktual) seluas 5.050 ha
(100,00%) dengan penyerapan anggaran sebesar 97,32% dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 56,71% (efisien).
5. Peremajaan Tanaman pala (Kontraktual) seluas 3.850 ha
(100,00%) dengan penyerapan anggaran sebesar 95,67% dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 60,82% (efisien).
6. Pengawalan dan pendampingan tanaman pala sebesar 11
kegiatan (100,00%), dengan penyerapan sebesar 90,57% dari
pagu anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 73,57% (efisien).
7. Fasilitasi bantuan benih siap salur tanaman pala sebesar 1
kegiatan (100,00%), dengan penyerapan sebesar 100,00% dari
pagu anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 50,00% (efisien).
3.2.4. Produksi Cengkeh
Cengkeh merupakan salah satu komoditas unggulan Direktorat
Jenderal Perkebunan. Sebagai salah satu indikator keberhasilan
kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah mendapat
perhatian khusus lingkup Ditjen Perkebun. Evaluasi dan analisis
keberhasilan produksi Bunga cengkeh Kering adalah sebagai
berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja produksi bunga cengkeh kering Tahun 2018
mencapai 123.399 ton atau 103,71% dari target 118.990 ton dan
masuk dalam katagori sangat berhasil.
51 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dibandingkan dengan tahun lalu dan beberapa tahun
terakhir
Keragaan produksi bunga cengkeh kering, beberapa tahun terakhir
dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebagaimana pada
Tabel 14.
Tabel 14. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Produksi Bunga cengkeh kering Tahun 2018 dibanding dengan Tahun lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya
Realisasi Kinerja Capaian Kinerja
2018/2014 101,04 103,71
2018/2015 88,37 103,71
2018/2016 88,39 103,71
2018/2017 109,03 106,66
No TahunKinerja Produksi Cengkeh
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja
dan capaian kinerja Tahun 2018 jika dibandingkan dengan Tahun
lalu dan beberapa tahun sebelumnya yaitu:
1. Dibanding Tahun 2017
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 9,03% atau
mencapai 109,03% dari produksi cengkeh Tahun 2018
sebesar 123.399 ton dibanding realisasi produksi cengkeh
Tahun 2017 sebesar 113.178 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 6,66% atau
mencapai 93,34% dari capaian kinerja produksi cengkeh
52 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Tahun 2018 sebesar 103,71% dibanding capaian kinerja
produksi cengkeh Tahun 2017 sebesar 97,23%.
2. Dibanding Tahun 2016
• Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 11,61% atau
mencapai 111,61% dari produksi cengkeh Tahun 2018
sebesar 123.399 ton dibanding realisasi produksi cengkeh
Tahun 2016 sebesar 139.611 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 3,71% atau
mencapai 96,29% dari capaian kinerja produksi cengkeh
Tahun 2018 sebesar 103,71% dibanding capaian kinerja
produksi cengkeh Tahun 2016 sebesar 100%.
3. Dibanding Tahun 2015
• Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 12% atau
mencapai 112% dari produksi cengkeh Tahun 2018 sebesar
123.399 ton dibanding realisasi produksi cengkeh Tahun 2015
sebesar 139.642 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 3,71% atau
mencapai 96,29% dari capaian kinerja produksi cengkeh
Tahun 2018 sebesar 103,71% dibanding capaian kinerja
produksi cengkeh Tahun 2015 sebesar 100%.
4. Dibanding Tahun 2014
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 1,04% atau
mencapai 101,04% dari produksi cengkeh Tahun 2018
sebesar 123.399 ton dibanding realisasi produksi cengkeh
Tahun 2014 sebesar 122.134 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 3,71% atau
mencapai 96,29% dari capaian kinerja produksi cengkeh
53 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Tahun 2018 sebesar 103,71% dibanding capaian kinerja
produksi cengkeh Tahun 2017 sebesar 100%.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai
103,26% dari target 119.500 ton bunga cengkeh kering.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar
nasional tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar
nasional produksi bunga cengkeh kering.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan
/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah
dilakukan;
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa
produksi bunga cengkeh kering Tahun 2018 masuk dalam
kakatgori sangat berhasil. Keberhasilan atau peningkatan kinerja
ini disebabkan karena adanya penambahan luas areal tanam,
anemo petani sangat tinggi untuk menanam cengkeh karena
harga cengkeh ditingkat petani cukup baik, kemitraan petani
cengkeh dengan perusahaan sudah berjalan dengan baik.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
(penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang
menunjang keberhasilan ataupun kegagalan;
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target
produksi cengkeh, Ditjen Perkebunan melakukan kegiatan utama
peningkatan produksi dan produktivitas tanaman semusin dan
54 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
rempah melalui kegiatan pengembangan cengkeh seperti pada
Tabel 15.
Tabel 15. Analisis Efesiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan Pendukung dalam mencapai produksi cengkeh Tahun 2018
VOLUME SAT VOLUME SAT %
Pengembagan Tanaman
Cengkeh
48.988.091.000 45.875.848.036 93,65 61,87 3 Prov 3 Kab
1 Perluasan Tanaman
Cengkeh (SWAKELOLA)
598.880.000 380 ha 464.140.000 77,50 380 ha 100,00 106,25 1 Prov 2 Kab
2 Rehabilitasi Tanaman
Cengkeh (SWAKELOLA)
3.143.000.000 2.000 ha 3.127.457.000 99,51 2.000 ha 100,00 51,24 2 Prov 8 Kab
3 Peremajaan Tanaman
Cengkeh (SWAKELOLA)
1.962.500.000 1.250 ha 1.947.192.500 99,22 1.250 ha 100,00 51,95 1 Prov 6 Kab
4 Perluasan Tanaman
Cengkeh (KONTRAKTUAL)
15.254.375.000 4.375 ha 14.706.986.400 96,41 4.375 ha 100,00 58,97 7 Prov 23 Kab
5 Rehabilitasi Tanaman
Cengkeh (KONTRAKTUAL)
16.498.275.000 6.500 ha 15.247.430.146 92,42 6.500 ha 100,00 68,95 12 Prov 32 Kab
6 Peremajaan Tanaman
Cengkeh (KONTRAKTUAL)
5.387.000.000 1.900 ha 5.230.511.000 97,10 1.900 ha 100,00 57,26 12 Prov
7 Pengawalan dan
Pendampingan Tanaman
2.953.476.000 65 Keg 2.794.056.990 94,60 65 Keg 100,00 63,49 14 Prov
8 Fasilitasi Bantuan Benih Siap
Salur Cengkeh
3.190.585.000 12 Keg 2.358.074.000 73,91 9 Keg 75,00 53,64 12 Prov
TOTAL 48.988.091.000 45.875.848.036 93,65 61,87
NILAI
EFESIENSI
(%)
KETERANGANKEUANGAN Rp.(000)
FISIK KEUANGAN Rp.(000) (%)
FISIKNO KEGIATAN
TARGET REALISASI
S
umber: Lakin Unit Eselon II lingkup Ditjen Perkebunan, 2018 (diolah)
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian
kinerja kegiatan pengembangan cengkeh Tahun 2018 di atas,
dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi
sebesar rata-rata sebesar 61,87% (Efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
1. Perluasan Tanaman cengkeh (swakelola) seluas 380 ha
(100,00%) dengan penyerapan anggaran sebesar 77,50% dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 106,25% (efisien).
2. Rehabilitasi Tanaman cengkeh (swakelola) seluas 2.000 ha
(100,00%) dengan penyerapan anggaran sebesar 99,51% dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 51,24% (efisien).
55 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
3. Peremajaan Tanaman cengkeh (swakelola) seluas 1.250 ha
(100,00%) dengan penyerapan anggaran sebesar 99,22% dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 51,95% (efisien).
4. Perluasan Tanaman cengkeh (Kontraktual) seluas 4.375 ha
(100,00%) dengan penyerapan anggaran sebesar 96,41% dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 58,97% (efisien).
5. Rehabilitasi Tanaman cengkeh (Kontraktual) seluas 6.500 ha
(100,00%) dengan penyerapan anggaran sebesar 92,42% dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 68,95% (efisien).
6. Peremajaan tanaman cengkeh (kontraktual) seluas 1.900 ha
(100,00%) dengan penyerapan anggaran sebesar 97,10% dari
pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 57,26% (efisien).
7. Pengawalan dan pendampingan tanaman cengkeh sebesar 65
kegiatan (100,00%), dengan penyerapan sebesar 94,60% dari
pagu anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 63,49% (efisien).
8. Fasilitasi bantuan benih siap salur tanaman cengkeh sebesar 9
kegiatan (75,00%), dengan penyerapan sebesar 73,91% dari
pagu anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 53,64% (efisien).
3.2.5. Produksi Nilam
Nilam merupakan salah satu komoditas unggulan Direktorat
Jenderal Perkebunan. Sebagai salah satu indikator keberhasilan
kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah mendapat
perhatian khusus lingkup Ditjen Perkebun. Evaluasi dan analisis
keberhasilan produksi minyak nilam adalah sebagai berikut:
56 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja produksi minyak nilam Tahun 2018 mencapai
2.196 ton atau 45,75% dari target 4.800 ton dan masuk dalam
katagori kurang berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dibandingkan dengan tahun lalu dan beberapa tahun
terakhir
Keragaan produksi minyak nilam, beberapa tahun terakhir
dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebagaimana pada
Tabel 16.
Tabel 16. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Produksi Minyak Nilam Tahun 2018 dibanding dengan Tahun lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya
Realisasi Kinerja Capaian Kinerja
2018/2014 104,42 104,42
2018/2015 110,57 110,57
2018/2016 100,18 100,18
2018/2017 99,50 55,39
TahunKinerja Produksi Minyak Nilam
No
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja
dan capaian kinerja Tahun 2018 jika dibandingkan dengan Tahun
lalu dan beberapa tahun sebelumnya yaitu:
1. Dibanding Tahun 2017
• Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 0,5% atau
mencapai 100,05% dari produksi nilam Tahun 2018 sebesar
57 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
2.196 ton dibanding realisasi produksi nilam Tahun 2017
sebesar 2.207 ton.
• Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 44,61% atau
mencapai 55,39% dari capaian kinerja produksi nilam Tahun
2018 sebesar 45,75% dibanding capaian kinerja produksi
nilam Tahun 2017 sebesar 82,59%.
2. Dibanding Tahun 2016
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 0,18% atau
mencapai 100,18% dari produksi nilam Tahun 2018 sebesar
2.196 ton dibanding realisasi produksi nilam Tahun 2016
sebesar 2.192 ton.
• Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 19,67% atau
mencapai 80,33% dari capaian kinerja produksi nilam Tahun
2018 sebesar 45,75% dibanding capaian kinerja produksi
nilam Tahun 2016 sebesar 56,95%.
3. Dibanding Tahun 2015
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 10,57% atau
mencapai 110,57% dari produksi nilam Tahun 2018 sebesar
2.196 ton dibanding realisasi produksi nilam Tahun 2015
sebesar 1.986 ton.
• Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 72,27% atau
mencapai 27,73% dari capaian kinerja produksi nilam Tahun
2018 sebesar 45,75% dibanding capaian kinerja produksi
nilam Tahun 2016 sebesar 165%.
4. Dibanding Tahun 2014
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 4,42% atau
mencapai 104,42% dari produksi nilam Tahun 2018 sebesar
58 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
2.196 ton dibanding realisasi produksi nilam Tahun 2014
sebesar 2.103 ton.
• Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 70,76% atau
mencapai 29,58% dari capaian kinerja produksi nilam Tahun
2018 sebesar 45,75% dibanding capaian kinerja produksi
nilam Tahun 2016 sebesar 156,47%.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai
45,28% dari target 4.850 ton minyak nilam.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar
nasional tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar
nasional produksi minyak nilam.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau
peningkatan/ penurunan kinerja serta alternative solusi yang
telah dilakukan;
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa
produksi minyak nilam Tahun 2018 masuk dalam katagori kurang
berhasil. Akar permasalahan tidak tercapainya produksi minyak
nilam dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) domain
permasalahan, yaitu perubahan iklim atau anomali ilkim, Inovasi
teknologi budidaya terbarukan belum optimal, dukungan
pengolahan belum optimal, dukungan Kebijakan dan regulasi
belum tepat, distabilitas Harga petani, minimnya kuantitas dan
kualitas SDM pernilaman, Minimnya kesadaran melakukan
kemitraan dan Manajemen pengelolaan pengembangan nilam
59 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
dan faktor pendukungnya baik hulu dan hilir belum sinergi dan
belum maksimal.
1. Perubahan iklim atau anomali ilkim, menyebabkan petani tidak
memiliki pola tanam yang tetap berakibat pada masa tanam,
pemeliharaan dan panen tidak sesuai standar teknis,
pertumbuhan tanaman nilam stagnan dan kering pada saat
pertumbuhan daun. Hal ini terjadi karena usaha tani nilam
mayoritas (90%) di lahan kering sulit pengairan sehingga
waktu tanam, pemeliharaan dan panen tidak sesuai dengan
pola tanam yang direkomendasikan.
2. Inovasi teknologi budidaya nilam terbarukan belum optimal,
menyebabkan sebagian besar petani masih menggunakan
teknologi yang belum tepat guna (rendemen dan produktivitas
masih rendah), akibatnya penerapan inovasi teknologi
budidaya nilam belum optimal, pengelolaan lahan nilam
sempit dan terpencar.
3. Dukungan Pengolahan belum Optimal, menyebabkan sistem
pasar belum berjalan dengan baik, kehilangan produksi
karena rendahnya efisiensi alat penyulingan, persaingan
industri kurang sehat dan lain-lain, sehingga berdampak pada
kinerja alat penyulingan untuk menghasilkan rendemen
minyak nilam tidak optimal.
4. Dukungan Kebijakan dan regulasi belum tepat, antara lain
dukungan anggaran untuk pengembangan tanaman nilam
masih jauh dari target yang harus dicapai, sehingga capaian
produksi yang dihasilkan sangat kecil.
60 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
5. Distabilitas Harga petani disebabkan sistem pasar minyak
nilam yang tidak stabil dan masih dikuasai oleh beberapa
pelaku pasar minyak nilam. Hal ini menyebabkan kurang
menariknya pengembangan nilam, sehingga existing tanaman
nilam tidak bertambah bahkan sebaliknya.
6. Minimnya kuantitas dan kualitas SDM pernilaman,
menyebabkan sulitnya memperoleh tenaga kerja baik petani,
penyuluh/pembina pernilaman dan SDM lainnya yang
menangani langsung nilam di Indonesia hal ini tercermin dari
pengelolaan pertanian di daerah dilakukan secara
desentralisasi, banyak petugas teknis pertanian yang
ditugaskan tidak sesuai dengan bidang teknis keahliannya dan
kurangnya jumlah petugas penyuluh tanaman, sehingga
menyebabkan budidaya nilam tidak sesuai standar teknis.
7. Sumber Daya Alam (SDA) terbatas untuk nilam, karena nilam
sangat cocok di daerah berpengairan yang cukup maka alam
yang sesuai adalah iklim yang stabil, daerah cukup air dan
atau daerah berpengairan modern. Hal ini sulit di temukan jika
dilakukan oleh petani secara spot-spot dan harus di lahan
hamparan yang sudah sulit ditemukan di Indonesia. Hal ini
disebabkan oleh persaingan komoditas, ketersediaan lahan
dan minat petani/pengusaha itu sendiri.
8. Minimnya kesadaran melakukan kemitraan, menyebabkan
pengembangan tanaman nilam tidak konsisten. Hal ini
tercermin dari banyaknya petani maupun perusahaan belum
melakukan kemitraan.
61 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
9. Manajemen pengelolaan pengembangan nilam dan faktor
pendukungnya baik hulu dan hilir belum sinergi dan belum
maksimal. Hal ini disebabkan komitmen terhadap
pembangunan pernilaman belum ada persepsi yang sama dari
semua stakehorders.
Permasalahan tersebut di atas sangat berpengaruh besar
terhadap eksistabilitas pernilaman secara nasional. Oleh karena
itu, solusi dan rekomendasinya adalah terselesaikannya
permasalahan yang sangat komplek tersebut.
Berdasarkan analisis akar permasalahan yang telah dilakukan
terkait permasalahan tidak tercapainya produksi minyak nilam,
maka rekomendasi solusi perbaikan kinerja yang diberikan
berdasarkan akar permasalahan tersebut secara ringkas
disajikan pada Tabel 17.
Tabel 17. Rekomendasi Solusi Akar Permasalahan Produksi Minyak Nilam
No Akar masalah Rekomendasi solusi
1 Pengembangan nilam 90% di
lahan Kering/marginal
1. Penyediaan sumur dalam, embung, sumur dangkal
2 Sistem Budidaya belum
Optimal
1. Meningkatkan pembinaan, pendampingan dan penyuluhan
2. Menerapkan teknik budidaya yang baik dan benar 3. Adopsi inovasi terbarukan dari studi banding,
penelitian dan percontohan atau demplot.
3 Sulitnya memperoleh benih
unggul tepat waktu (sesuai
pola tanam)
1. Koordinasi dan kerjasama dengan lembaga penelitian dan sumber benih
2. Pembangunan benih unggul secara berjenjang dan terencana
4 1. Rendemen tidak Optimal 2. Minimnya anggaran
untuk pengembangan
1. Penataan varietas 2. Sistem budidaya sesuai rekomendasi teknis 3. Memperbaiki sitem panen 4. Penambahan anggaran untuk pengembangan
5 Lahan sempit dan terpencar 1. Melakukan regrouping lahan minimal 10 ha.
62 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
No Akar masalah Rekomendasi solusi
6 Harga ditingkat petani
relative tidak stabil
1. Menekan biaya produksi dengan full mekanisasi, regrouping lahan, subsidi pupuk, insentif produksi nilam dan profesionalitas petani nilam
2. Penguatan lembaga pemasaran bentukkan petani/klp tani tebu
7 Minimnya kuantitas dan
kualitas SDM pernilaman
1. Melatih tenaga kerja pernilaman 2. Meningkatan kapabilitas SDM petugas teknis dan
penyuluh dan petani nilam melalui pelatihan/traning
3. Profesionalisasi kelembagaan petani melalui pelatihan dan training
4. Asosiasi petani nilam Indonesia di optimalkan
8 Terbatasnya SDA 1. Optimalisasi lahan 2. Optimalisasi penggunaan sumber daya air 3. Memanfaatkan iklim sebagai sumberdaya yang
efisien 4. Menggunakan sarana dan prasarana yang
mendukung
9 Minimnya investasi 1. Sosialisasi dan koordinasi dengan investor 2. Meningkatkan koordinasi sinergi dengan pihak-
pihak terkait 3. Memfasilitasi investor baik secara administrasi
maupun insfrastruktur
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2018 (Diolah)
Secara keseluruhan terdapat 9 akar masalah yang perlu
diselesaikan secara sinergisitas baik lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan, lingkup Kementerian Pertanian dan
Kementerian/Lembaga terkait. Hal ini disebabkan produksi
minyak nilam sangat terkait dengan stakeholders pernilaman
secara luas. Masing-masing akar permasalahan telah
dirumuskan rekomendasi solusi yang sesuai dan relevan dengan
konteks akar masalah yang dihadapi.
Dalam upaya pencapaian target kinerja, Direktorat Tanaman
Semusim melakukan kegiatan pembinaan, koordinasi dan
pengembangan tanaman nilam yang tersentral di 10 provinsi
yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta,
Aceh, Sumatera Barat, Jambi, Sulawesi Tenggara, dan
Gorontalo.
63 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
(penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang
menunjang keberhasilan ataupun kegagalan;
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target
produksi minyak nilam, Ditjen Perkebunan melakukan kegiatan
utama peningkatan produksi dan produktivitas tanaman semusin
dan rempah melalui kegiatan pengembangan nilam seperti pada
Tabel 18.
Tabel 18. Analisis Efesiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan Pendukung dalam mencapai produksi nilam Tahun 2018
VOLUME SAT VOLUME SAT %
Pengembagan Tanaman Nilam 8.185.543.000 7.368.144.690 90,01 32,12 10 Prov 25 Kab
1 Penanaman Tanaman Nilam 7.005.000.000 300 Ha 6.368.778.990 90,92 250 Ha 83,33 27,25 10 Prov. 25 Kab
2 Pengawalan dan pendampingan
penanaman Nilam
1.180.543.000 35 Paket 999.365.700 84,65 31 Paket 88,57 61,06 10 Prov. 25 Kab
TOTAL 8.185.543.000 7.368.144.690 90,01 32,12 10 Prov 25 kab
NO KEGIATAN
NILAI
EFESIENSI
(%)
KETERANGANKEUANGAN Rp.(000)
FISIK KEUANGAN Rp.(000) (%)
FISIK
TARGET REALISASI
Sumber: Lakin Unit Eselon II lingkup Ditjen Perkebunan, 2018 (diolah)
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian
kinerja kegiatan pengembangan tanaman nilam Tahun 2018 di
atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai
efisiensi sebesar rata-rata sebesar 32,12% (Efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
1. Penanaman Tanaman Nilam seluas 250 ha (83,33%) dengan
penyerapan anggaran sebesar 90,92% dari pagu anggaran,
dengan nilai efisiensi sebesar 27,25% (efisien).
64 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
2. Pengawalan dan pendampingan tanaman nilam sebesar 31
paket (88,57%), dengan penyerapan sebesar 84,65% dari pagu
anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 61,06% (efisien).
3.2.6. Produksi Kapas
Kapas merupakan salah satu komoditas unggulan Direktorat
Jenderal Perkebunan. Sebagai salah satu indikator keberhasilan
kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah mendapat
perhatian khusus lingkup Ditjen Perkebun. Evaluasi dan analisis
keberhasilan produksi minyak nilam adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja produksi kapas berbiji Tahun 2018 mencapai 417
ton atau 45,75% dari target 4.800 ton dan masuk dalam katagori
kurang berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dibandingkan dengan tahun lalu dan beberapa tahun
terakhir
Keragaan produksi kapas berbiji, beberapa tahun terakhir
dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebagaimana pada
Tabel 19.
65 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Tabel 19. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Produksi Kapas Berbiji Tahun 2018 dibanding dengan Tahun lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya
Realisasi Kinerja Capaian Kinerja
2018/2014 54,80 54,80
2018/2015 54,94 54,94
2018/2016 44,74 44,74
2018/2017 125,60 6,92
No TahunKinerja Produksi Kapas
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja
dan capaian kinerja Tahun 2018 jika dibandingkan dengan Tahun
lalu dan beberapa tahun sebelumnya yaitu:
1. Dibanding Tahun 2017
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 25,60% atau
mencapai 125,60% dari produksi kapas Tahun 2018 sebesar
417 ton dibanding realisasi produksi kapas Tahun 2017
sebesar 332 ton.
• Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 93,08% atau
mencapai 6,92% dari capaian kinerja produksi kapas Tahun
2018 sebesar 6,92% dibanding capaian kinerja produksi
kapas Tahun 2017 sebesar 100%.
2. Dibanding Tahun 2016
• Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 55,26% atau
mencapai 155,26% dari produksi kapas Tahun 2018 sebesar
417 ton dibanding realisasi produksi kapas Tahun 2016
sebesar 932 ton.
66 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
• Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 83,09% atau
mencapai 16,91% dari capaian kinerja produksi kapas Tahun
2018 sebesar 6,92% dibanding capaian kinerja produksi
kapas Tahun 2016 sebesar 40,90%.
3. Dibanding Tahun 2015
• Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 45% atau
mencapai 145% dari produksi kapas Tahun 2018 sebesar 417
ton dibanding realisasi produksi kapas Tahun 2015 sebesar
759 ton.
• Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 96,97% atau
mencapai 3,03% dari capaian kinerja produksi kapas Tahun
2018 sebesar 6,92% dibanding capaian kinerja produksi
kapas Tahun 2015 sebesar 228%.
4. Dibanding Tahun 2014
• Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 45,20% atau
mencapai 145,20% dari produksi kapas Tahun 2018 sebesar
417 ton dibanding realisasi produksi kapas Tahun 2014
sebesar 761 ton.
• Capaian kinerja mengalami penurunan sebesar 69,13% atau
mencapai 30,87% dari capaian kinerja produksi kapas Tahun
2018 sebesar 6,92% dibanding capaian kinerja produksi
kapas Tahun 2014 sebesar 22,40%.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai 5,96%
dari target 7.000 ton kapas berbiji.
67 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar
nasional tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar
nasional produksi kapas berbiji.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan
/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah
dilakukan;
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa
produksi kapas berbiji Tahun 2018 masuk dalam katagori kurang
berhasil. Akar permasalahan tidak tercapainya produksi kapas
berbiji dikelompokkan ke dalam 9 (sembilan) domain
permasalahan, yaitu perubahan iklim atau anomali ilkim, Inovasi
teknologi budidaya terbarukan belum optimal, dukungan
pengolahan belum optimal, dukungan Kebijakan dan regulasi
belum tepat, distabilitas Harga petani, minimnya kuantitas dan
kualitas SDM pernilaman, Minimnya kesadaran melakukan
kemitraan dan Manajemen pengelolaan pengembangan
tanaman kapas dan faktor pendukungnya baik hulu dan hilir
belum sinergi dan belum maksimal.
1. Perubahan iklim atau anomali ilkim, menyebabkan petani tidak
memiliki pola tanam yang tetap berakibat pada masa tanam,
pemeliharaan dan panen tidak sesuai standar teknis,
pertumbuhan tanaman kapas stagnan dan kering pada saat
pertumbuhan. Hal ini terjadi karena usaha tani kapas
mayoritas (90%) di lahan kering sulit pengairan sehingga
waktu tanam, pemeliharaan dan panen tidak sesuai dengan
pola tanam yang direkomendasikan.
68 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
2. Inovasi teknologi budidaya kapas terbarukan belum optimal,
menyebabkan sebagian besar petani masih menggunakan
teknologi yang belum tepat guna (produktivitas masih rendah),
akibatnya penerapan inovasi teknologi budidaya kapas belum
optimal, pengelolaan lahan kapas masih terpencar.
3. Dukungan Pengolahan belum Optimal, menyebabkan sistem
pasar dikuasai oleh beberapa pihak, karena petani hampir
semua petani belum memiliki alat pengolahan kapas berbiji,
sehingga tergantung pada pihak industri.
4. Dukungan Kebijakan dan regulasi belum tepat, antara lain
dukungan anggaran untuk pengembangan tanaman kapas
masih jauh dari target yang harus dicapai, sehingga capaian
produksi yang dihasilkan sangat kecil.
5. Distabilitas Harga petani disebabkan sistem pasar kapas yang
tidak stabil dan masih dikuasai oleh beberapa pelaku saja. Hal
ini menyebabkan kurang menariknya pengembangan kapas,
sehingga existing tanaman kapas tidak bertambah bahkan
sebaliknya.
6. Minimnya kuantitas dan kualitas SDM perkapasan,
menyebabkan sulitnya memperoleh tenaga kerja baik petani,
penyuluh/pembina pernilaman dan SDM lainnya yang
menangani langsung kapas di Indonesia hal ini tercermin dari
pengelolaan pertanian di daerah dilakukan secara
desentralisasi, banyak petugas teknis pertanian yang
ditugaskan tidak sesuai dengan bidang teknis keahliannya dan
69 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
kurangnya jumlah petugas penyuluh tanaman, sehingga
menyebabkan budidaya kapas tidak sesuai standar teknis.
7. Sumber Daya Alam (SDA) terbatas untuk kapas, karena
kapas ditanam di daerah yang sulit akan air dan hanya
memanfaatkan air tadah hujan, sehingga sangat tergantung
pada musim.
8. Minimnya kesadaran melakukan kemitraan, menyebabkan
pengembangan tanaman kapas tidak konsisten. Hal ini
tercermin dari banyaknya petani maupun perusahaan belum
melakukan kemitraan dengan baik yang saling
menguntungkan.
9. Manajemen pengelolaan pengembangan kapas dan faktor
pendukungnya baik hulu dan hilir belum sinergi dan belum
maksimal. Hal ini disebabkan komitmen terhadap
pembangunan perkapasan belum ada persepsi yang sama
dari semua stakehorders.
Permasalahan tersebut di atas sangat berpengaruh besar
terhadap eksistabilitas pernilaman secara nasional. Oleh karena
itu, solusi dan rekomendasinya adalah terselesaikannya
permasalahan yang sangat komplek tersebut.
Berdasarkan analisis akar permasalahan yang telah dilakukan
terkait permasalahan tidak tercapainya produksi kapas berbiji,
maka rekomendasi solusi perbaikan kinerja yang diberikan
berdasarkan akar permasalahan tersebut secara ringkas
disajikan pada Tabel 20.
70 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Tabel 20. Rekomendasi Solusi Akar Permasalahan Kapas Berbiji
No Akar masalah Rekomendasi solusi
1 Pengembangan kapas 90% di
lahan Kering/marginal
1. Penyediaan sumur dalam, embung, sumur dangkal
2 Sistem Budidaya belum
Optimal
1. Meningkatkan pembinaan, pendampingan dan penyuluhan
2. Menerapkan teknik budidaya yang baik dan benar 3. Adopsi inovasi terbarukan dari studi banding,
penelitian dan percontohan atau demplot.
3 Sulitnya memperoleh benih
unggul tepat waktu (sesuai
pola tanam)
1. Koordinasi dan kerjasama dengan lembaga penelitian dan sumber benih
2. Pembangunan benih unggul secara berjenjang dan terencana
4 Minimnya anggaran untuk pengembangan
1. Penataan varietas 2. Sistem budidaya sesuai rekomendasi teknis 3. Memperbaiki sitem panen 4. Penambahan anggaran untuk pengembangan
5 Lahan sempit dan terpencar 1. Melakukan regrouping lahan minimal 10 ha.
6 Harga ditingkat petani
relative tidak stabil
1. Menekan biaya produksi dengan full mekanisasi, regrouping lahan, subsidi pupuk, insentif produksi nilam dan profesionalitas petani kapas
2. Penguatan lembaga pemasaran bentukkan petani/klp tani tebu
7 Minimnya kuantitas dan
kualitas SDM perkapasan
1. Melatih tenaga kerja perkapasan 2. Meningkatan kapabilitas SDM petugas teknis dan
penyuluh dan petani kapas melalui pelatihan/traning
3. Profesionalisasi kelembagaan petani melalui pelatihan dan training
4. Asosiasi petani kapas Indonesia di optimalkan
8 Terbatasnya SDA 1. Optimalisasi lahan 2. Optimalisasi penggunaan sumber daya air 3. Memanfaatkan iklim sebagai sumberdaya yang
efisien 4. Menggunakan sarana dan prasarana yang
mendukung
9 Minimnya investasi 2. Sosialisasi dan koordinasi dengan investor 3. Meningkatkan koordinasi sinergi dengan pihak-
pihak terkait 4. Memfasilitasi investor baik secara administrasi
maupun insfrastruktur
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2018 (Diolah)
Secara keseluruhan terdapat 9 akar masalah yang perlu
diselesaikan secara sinergisitas baik lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan, lingkup Kementerian Pertanian dan
71 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Kementerian/Lembaga terkait. Hal ini disebabkan produksi kapas
sangat terkait dengan stakeholders perkapasan secara luas.
Masing-masing akar permasalahan telah dirumuskan
rekomendasi solusi yang sesuai dan relevan dengan konteks
akar masalah yang dihadapi.
Dalam upaya pencapaian target kinerja, Direktorat Tanaman
Semusim melakukan kegiatan pembinaan, koordinasi dan
pengembangan tanaman nilam yang tersentral di 7 provinsi yaitu
Jawa Tengah, Jawa Timur, D.I. Yogyakarta, NTB, NTT dan
Sulawesi Selatan.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
(penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang
menunjang keberhasilan ataupun kegagalan;
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target
produksi kapas berbiji, Ditjen Perkebunan melakukan kegiatan
utama peningkatan produksi dan produktivitas tanaman semusin
dan rempah melalui kegiatan pengembangan kapas seperti pada
Tabel 21.
72 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Tabel 21. Analisis Efesiensi atas penggunaan sumber daya kegiatan Pendukung dalam mencapai produksi kapas Tahun 2018
VOLUME SAT VOLUME SAT %
Pengembagan Tanaman Kapas 10.317.853.000 9.319.351.300 90,32 74,19 6 Prov 19 Kab
1 Penanaman Tanaman kapas 8.507.750.000 4.700 Ha 7.741.724.100 91,00 4.700 Ha 100,00 72,51 6 Prov. 19 Kab
2 Pengawalan dan pendampingan
penanaman kapas
1.260.103.000 25 Keg 1.072.572.300 85,12 25 Keg 100,00 87,21 6 Prov. 19 Kab
3 Penyediaan Alat Pendukung
Pengembangan Kapas
550.000.000 22 Unit 505.054.900 91,83 22 Unit 100,00 70,43 4 Prov
TOTAL 10.317.853.000 9.319.351.300 90,32 74,19
KETERANGANKEUANGAN Rp.(000)
FISIK KEUANGAN Rp.(000) (%)
FISIKNO KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI
EFESIENSI
(%)
Sumber: Lakin Unit Eselon II lingkup Ditjen Perkebunan, 2018 (diolah)
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian
kinerja kegiatan pengembangan tanaman nilam Tahun 2018 di
atas, dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai
efisiensi sebesar rata-rata sebesar 74,19% (Efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
1. Penanaman Tanaman Kapas seluas 4.700 ha (100,00%) dengan
penyerapan anggaran sebesar 91,00% dari pagu anggaran,
dengan nilai efisiensi sebesar 72,51% (efisien).
2. Pengawalan dan pendampingan tanaman kapas sebesar 25
kegiatan (87,21%), dengan penyerapan sebesar 85,12% dari
pagu anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 87,21% (efisien).
3. Penyediaan alat pendukung pengembangan kapas sebanyak 22
unit (100,00%) dengan penyerapan anggaran sebesar 91,83%
dari pagu anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 70,43%
(efisien)
73 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
3.2.7. Produksi Tembakau
Tembakau merupakan salah satu komoditas unggulan Direktorat
Jenderal Perkebunan. Sebagai salah satu indikator keberhasilan
kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah mendapat
perhatian khusus lingkup Ditjen Perkebun. Evaluasi dan analisis
keberhasilan produksi Bunga cengkeh Kering adalah sebagai
berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja produksi tembakau Tahun 2018 mencapai 181.308
ton atau 129,51% dari target 140.000 ton dan masuk dalam
katagori sangat berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dibandingkan dengan tahun lalu dan beberapa tahun
terakhir
Keragaan produksi daun tembakau kering, beberapa tahun terakhir
dibandingkan dengan capaian Tahun 2018 sebagaimana pada
Tabel 22.
Tabel 22. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Produksi Tembakau Tahun 2018 dibanding dengan Tahun lalu dan Beberapa Tahun Sebelumnya
Realisasi Kinerja Capaian Kinerja
2018/2014 91,43 91,43
2018/2015 93,56 93,56
2018/2016 143,07 143,07
2018/2017 100,09 129,51
No TahunKinerja Produksi Tembakau
74 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja
dan capaian kinerja Tahun 2018 jika dibandingkan dengan Tahun
lalu dan beberapa tahun sebelumnya yaitu:
1. Dibanding Tahun 2017
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 0,09% atau
mencapai 100,09% dari produksi tembakau Tahun 2018
sebesar 181.308 ton dibanding realisasi produksi tembakau
Tahun 2017 sebesar 181.142 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 29,51% atau
mencapai 70,49% dari capaian kinerja produksi tembakau
Tahun 2018 sebesar 129,51% dibanding capaian kinerja
produksi tembakau Tahun 2017 sebesar 100%.
2. Dibanding Tahun 2016
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 43,07% atau
mencapai 143,07% dari produksi tembakau Tahun 2018
sebesar 181.308 ton dibanding realisasi produksi tembakau
Tahun 2016 sebesar 126.728 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 99,24% atau
mencapai 0,76% dari capaian kinerja produksi tembakau
Tahun 2018 sebesar 129,51% dibanding capaian kinerja
produksi tembakau Tahun 2016 sebesar 65%.
3. Dibanding Tahun 2015
• Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 6,44% atau
mencapai 106,44% dari produksi tembakau Tahun 2018
sebesar 181.308 ton dibanding realisasi produksi tembakau
Tahun 2015 sebesar 193.790 ton.
75 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 143,52% atau
mencapai 43,52% dari capaian kinerja produksi tembakau
Tahun 2018 sebesar 129,51% dibanding capaian kinerja
produksi tembakau Tahun 2015 sebesar 53,18%.
4. Dibanding Tahun 2014
• Realisasi kinerja mengalami penurunan sebesar 8,57% atau
mencapai 108,57% dari produksi tembakau Tahun 2018
sebesar 181.308 ton dibanding realisasi produksi tembakau
Tahun 2014 sebesar 198.301 ton.
• Capaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 0% atau
mencapai 0% dari capaian kinerja produksi tembakau Tahun
2018 sebesar 129,51% dibanding capaian kinerja produksi
tembakau Tahun 2014 sebesar 0%.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai
81,43% dari target 222.644 ton daun tembakau kering.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar
nasional tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar
nasional produksi bunga cengkeh kering.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan
/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah
dilakukan;
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa
produksi tembakau Tahun 2018 masuk dalam kakatgori berhasil.
Keberhasilan atau peningkatan kinerja ini disebabkan karena
76 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
adanya penambahan luas areal tanam, anemo petani sangat
tinggi untuk menanam tembakau karena harga tembakau
ditingkat petani cukup baik, kemitraan petani cengkeh dengan
perusahaan sudah berjalan dengan baik.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
(penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang
menunjang keberhasilan ataupun kegagalan;
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target
produksi tembakau, Ditjen Perkebunan melakukan kegiatan utama
peningkatan produksi dan produktivitas tanaman semusin dan
rempah melalui kegiatan pengembangan tembakau seperti pada
Tabel 23.
Tabel 23. Analisis Efesiensi atas penggunaan sumber daya
kegiatan Pendukung dalam mencapai produksi tembakau Tahun 2018
VOLUME SAT VOLUME SAT %
Pengembagan Tanaman Tembakau 4.188.894.800 3.754.149.523 89,62 75,95 9 Prov 16 Kab
1 Penanaman Tanaman Tembakau 3.456.657.800 505 Ha 3.103.107.700 89,77 505 Ha 100,00 75,57 9 Prov. 16 Kab
2 Pengawalan dan pendampingan
penanaman Tembakau
732.237.000 25 Paket 651.041.823 88,91 25 Paket 100,00 77,72 9 Prov. 16 Kab
TOTAL 4.188.894.800 3.754.149.523 89,62 75,95 9 Prov 16 kab
KETERANGANKEUANGAN Rp.(000)
FISIK KEUANGAN Rp.(000) (%)
FISIKNO KEGIATAN
TARGET REALISASI NILAI
EFESIENSI
(%)
Sumber: Lakin Unit Eselon II lingkup Ditjen Perkebunan, 2018 (diolah)
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian
kinerja kegiatan pengembangan cengkeh Tahun 2018 di atas,
dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi
sebesar rata-rata sebesar 75,95% (Efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
77 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
1. Penanaman Tanaman Tembakau seluas 505 ha (100,00%)
dengan penyerapan anggaran sebesar 89,77% dari pagu
anggaran, dengan nilai efisiensi sebesar 75,57% (efisien).
2. Pengawalan dan pendampingan tanaman tembakau sebesar 25
kegiatan (100,00%), dengan penyerapan sebesar 88,91% dari
pagu anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 77,72% (efisien).
3.2.8. Produksi Vanili
Vanili merupakan salah satu komoditas unggulan Direktorat
Jenderal Perkebunan. Sebagai salah satu indikator keberhasilan
kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah mendapat
perhatian khusus lingkup Ditjen Perkebun. Evaluasi dan analisis
keberhasilan produksi polong vanili kering adalah sebagai berikut:
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja produksi vanili Tahun 2018 mencapai 1.585 ton
atau 19,81% dari target 8.000 ton dan masuk dalam katagori
kurang berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dibandingkan dengan tahun lalu.
Keragaan produksi vanili, beberapa tahun terakhir dibandingkan
dengan capaian Tahun 2018 sebagaimana pada Tabel 24.
78 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Tabel 24. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Produksi Vanili Tahun 2018 dibanding dengan Tahun lalu.
Realisasi Kinerja Capaian Kinerja
2018/2014 78,89 -
2018/2015 91,20 -
2018/2016 88,20 -
2018/2017 103,32 -
No TahunKinerja Produksi Vanili
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja
Tahun 2018 jika dibandingkan dengan Tahun lalu dan beberapa
tahun sebelumnya yaitu:
1. Dibanding Tahun 2017
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 3,32% atau
mencapai 103,32% dari produksi vanili Tahun 2018 sebesar
1.585 ton dibanding realisasi produksi tembakau Tahun 2017
sebesar 1.534 ton.
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai
50,51% dari target 3.138 ton polong vanili kering.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar
nasional tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar
nasional produksi polong vanili kering.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan
/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah
dilakukan;
79 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa
produksi kapas berbiji Tahun 2018 masuk dalam katagori kurang
berhasil. Akar permasalahan tidak tercapainya produksi vanili
dikelompokkan ke dalam 8 (delapan) domain permasalahan,
yaitu perubahan iklim atau anomali ilkim, Inovasi teknologi
budidaya terbarukan belum optimal, dukungan pengolahan
belum optimal, dukungan Kebijakan dan regulasi belum tepat,
distabilitas Harga petani, minimnya kuantitas dan kualitas SDM
pernilaman, Minimnya kesadaran melakukan kemitraan dan
Manajemen pengelolaan pengembangan tanaman vanili dan
faktor pendukungnya baik hulu dan hilir belum sinergi dan belum
maksimal.
1. Perubahan iklim atau anomali ilkim, menyebabkan petani tidak
memiliki pola tanam yang tetap berakibat pada masa tanam,
pemeliharaan dan panen tidak sesuai standar teknis,
pertumbuhan tanaman vanili stagnan.
2. Inovasi teknologi budidaya vanili terbarukan belum optimal,
menyebabkan sebagian besar petani masih menggunakan
teknologi yang belum tepat guna (produktivitas masih rendah),
akibatnya penerapan inovasi teknologi budidaya vanili belum
optimal.
3. Dukungan Pengolahan belum Optimal, menyebabkan sistem
pasar dikuasai oleh beberapa pihak dan petani hampir
sebagian besar masih konvensional.
4. Dukungan Kebijakan dan regulasi belum tepat, antara lain
dukungan anggaran untuk pengembangan tanaman vanili
80 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
masih jauh dari target yang harus dicapai, sehingga capaian
produksi yang dihasilkan sangat kecil.
5. Distabilitas Harga petani disebabkan sistem pasar vanili yang
tidak stabil dan masih dikuasai oleh beberapa pelaku saja. Hal
ini menyebabkan kurang menariknya pengembangan vanili,
sehingga existing tanaman vanili tidak bertambah bahkan
sebaliknya.
6. Minimnya kuantitas dan kualitas SDM, menyebabkan sulitnya
memperoleh tenaga kerja baik petani, penyuluh/pembina
pernilaman dan SDM lainnya yang menangani langsung
tanaman vanili di Indonesia hal ini tercermin dari pengelolaan
pertanian di daerah dilakukan secara desentralisasi dan masih
konvensional. sehingga menyebabkan budidaya vanili tidak
sesuai standar teknis.
7. Minimnya kesadaran melakukan kemitraan, menyebabkan
pengembangan tanaman kapas tidak konsisten. Hal ini
tercermin dari banyaknya petani maupun perusahaan belum
melakukan kemitraan dengan baik yang saling
menguntungkan.
8. Manajemen pengelolaan pengembangan vanili dan faktor
pendukungnya baik hulu dan hilir belum sinergi dan belum
maksimal. Hal ini disebabkan komitmen terhadap
pembangunan perkapasan belum ada persepsi yang sama
dari semua stakehorders.
81 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Permasalahan tersebut di atas sangat berpengaruh besar
terhadap eksistabilitas pernilaman secara nasional. Oleh karena
itu, solusi dan rekomendasinya adalah terselesaikannya
permasalahan yang sangat komplek tersebut.
Berdasarkan analisis akar permasalahan yang telah dilakukan
terkait permasalahan tidak tercapainya produksi polong vanili
kering, maka rekomendasi solusi perbaikan kinerja yang
diberikan berdasarkan akar permasalahan tersebut secara
ringkas disajikan pada Tabel 25.
Tabel 25. Rekomendasi Solusi Akar Permasalahan Vanili No Akar masalah Rekomendasi solusi
1 Pengembangan vanili 90% di
lahan Kering/marginal
1. Penyediaan sumur dalam, embung, sumur dangkal
2 Sistem Budidaya belum
Optimal
1. Meningkatkan pembinaan, pendampingan dan penyuluhan
2. Menerapkan teknik budidaya yang baik dan benar 3. Adopsi inovasi terbarukan dari studi banding,
penelitian dan percontohan atau demplot.
3 Sulitnya memperoleh benih
unggul tepat waktu (sesuai
pola tanam)
1. Koordinasi dan kerjasama dengan lembaga penelitian dan sumber benih
2. Pembangunan benih unggul secara berjenjang dan terencana
4 Minimnya anggaran untuk pengembangan
1. Penataan varietas 2. Sistem budidaya sesuai rekomendasi teknis 3. Memperbaiki sitem panen 4. Penambahan anggaran untuk pengembangan
5 Harga ditingkat petani
relative tidak stabil
1. Menekan biaya produksi dengan full mekanisasi, regrouping lahan, subsidi pupuk, insentif produksi nilam dan profesionalitas petani vanili
2. Penguatan lembaga pemasaran bentukkan petani/klp tani vanili
6 Minimnya kuantitas dan
kualitas SDM perkapasan
1. Melatih tenaga kerja petani vanili 2. Meningkatan kapabilitas SDM petugas teknis dan
penyuluh dan petani vanili melalui pelatihan/traning
3. Profesionalisasi kelembagaan petani melalui pelatihan dan training
4. Asosiasi petani vanili Indonesia di optimalkan
7 Terbatasnya SDA 1. Optimalisasi lahan 2. Memanfaatkan iklim sebagai sumberdaya yang
efisien
82 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
No Akar masalah Rekomendasi solusi
5. Menggunakan sarana dan prasarana yang mendukung
8 Minimnya investasi 1. Sosialisasi dan koordinasi dengan investor 2. Meningkatkan koordinasi sinergi dengan pihak-
pihak terkait 3. Memfasilitasi investor baik secara administrasi
maupun insfrastruktur
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2018 (Diolah)
Secara keseluruhan terdapat 8 akar masalah yang perlu
diselesaikan secara sinergisitas baik lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan, lingkup Kementerian Pertanian dan
Kementerian/Lembaga terkait. Hal ini disebabkan produksi vanili
sangat terkait dengan stakeholders perkapasan secara luas.
Masing-masing akar permasalahan telah dirumuskan
rekomendasi solusi yang sesuai dan relevan dengan konteks
akar masalah yang dihadapi.
Dalam upaya pencapaian target kinerja, Direktorat Tanaman
Semusim melakukan kegiatan pembinaan, koordinasi dan
pengembangan tanaman nilam yang tersentral di 2 provinsi yaitu
NTB dan NTT.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
(penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang
menunjang keberhasilan ataupun kegagalan;
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target
produksi tembakau, Ditjen Perkebunan melakukan kegiatan utama
peningkatan produksi dan produktivitas tanaman semusin dan
rempah melalui kegiatan pengembangan vanili seperti pada Tabel
26.
83 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
Tabel 26. Analisis Efesiensi atas penggunaan sumber daya
kegiatan Pendukung dalam mencapai produksi vanili Tahun 2018
VOLUME SAT VOLUME SAT %
Pengembagan Tanaman Vanili 1.185.819.000 1.035.182.600 87,30 81,76 2 Prov 2 Kab
1 Penanaman Tanaman Vanili 1.059.119.000 10 Ha 914.556.000 86,35 10 Ha 100,00 84,12 2 Prov. 2 Kab
2 Pengawalan dan pendampingan
penanaman Vanili
126.700.000 4 Paket 120.626.600 95,21 4 Paket 100,00 61,98 2 Prov. 2 Kab
TOTAL 1.185.819.000 1.035.182.600 87,30 81,76 2 Prov 2 kab
NILAI
EFESIENSI
(%)
KETERANGANKEUANGAN Rp.(000)
FISIK KEUANGAN Rp.(000) (%)
NO KEGIATAN
TARGET REALISASI
Sumber: Lakin Unit Eselon II lingkup Ditjen Perkebunan, 2018 (diolah)
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian
kinerja kegiatan pengembangan cengkeh Tahun 2018 di atas,
dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi
sebesar rata-rata sebesar 81,76% (Efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
1. Penanaman Tanaman Vanili seluas 10 ha (100,00%) dengan
penyerapan anggaran sebesar 86,35% dari pagu anggaran,
dengan nilai efisiensi sebesar 84,12% (efisien).
2. Pengawalan dan pendampingan tanaman tembakau sebesar 4
paket (100,00%), dengan penyerapan sebesar 95,21% dari pagu
anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 61,98% (efisien).
3.2.9. Produksi Gambir
Gambir merupakan salah satu komoditas unggulan Direktorat
Jenderal Perkebunan. Sebagai salah satu indikator keberhasilan
kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah mendapat
perhatian khusus lingkup Ditjen Perkebun. Evaluasi dan analisis
keberhasilan produksi gambir kering adalah sebagai berikut:
84 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
A. Target dan realisasi kinerja tahun ini
Capaian Kinerja produksi gambir Tahun 2018 mencapai 10.924 ton
atau 53,95% dari target 20.250 ton dan masuk dalam katagori
kurang berhasil.
B. Realisasi kinerja serta capaian kinerja tahun ini
dibandingkan dengan tahun lalu.
Keragaan produksi gambir, beberapa tahun terakhir dibandingkan
dengan capaian Tahun 2018 sebagaimana pada Tabel 26.
Tabel 26. Realisasi Kinerja dan Capaian Kinerja Produksi gambir Tahun 2018 dibanding dengan Tahun lalu.
Realisasi Kinerja Capaian Kinerja
2018/2014 50,78 -
2018/2015 48,57 -
2018/2016 48,86 -
2018/2017 100,00 -
No TahunKinerja Produksi Gambir
Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa realisasi kinerja
Tahun 2018 jika dibandingkan dengan Tahun lalu dan beberapa
tahun sebelumnya yaitu:
2. Dibanding Tahun 2017
• Realisasi kinerja mengalami kenaikan sebesar 0,00% atau
mencapai 100,00% dari produksi vanili Tahun 2018 sebesar
10.924 ton dibanding realisasi produksi tembakau Tahun 2017
sebesar 10.924 ton.
85 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
C. Realisasi kinerja sampai dengan tahun ini dibandingkan
dengan target jangka menengah yang terdapat dalam
dokumen perencanaan strategis organisasi mencapai
54,54% dari target 20.029 ton gambir kering.
D. Realisasi kinerja tahun ini dibandingkan dengan standar
nasional tidak dapat dianalisis karena tidak ada standar
nasional produksi polong vanili kering.
E. Analisis penyebab keberhasilan/kegagalan atau peningkatan
/penurunan kinerja serta alternative solusi yang telah
dilakukan;
Berdasarkan analisis capaian indikator kinerja dinyatakan bahwa
produksi kapas berbiji Tahun 2018 masuk dalam katagori kurang
berhasil. Akar permasalahan tidak tercapainya produksi gambir
dikelompokkan ke dalam 8 (delapan) domain permasalahan,
yaitu perubahan iklim atau anomali ilkim, Inovasi teknologi
budidaya terbarukan belum optimal, dukungan pengolahan
belum optimal, dukungan Kebijakan dan regulasi belum tepat,
distabilitas Harga petani, minimnya kuantitas dan kualitas SDM
pernilaman, Minimnya kesadaran melakukan kemitraan dan
Manajemen pengelolaan pengembangan tanaman gambir dan
faktor pendukungnya baik hulu dan hilir belum sinergi dan belum
maksimal.
1. Perubahan iklim atau anomali ilkim, menyebabkan petani
tidak memiliki pola tanam yang tetap berakibat pada masa
tanam, pemeliharaan dan panen tidak sesuai standar teknis,
pertumbuhan tanaman gambir stagnan.
86 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
2. Inovasi teknologi budidaya gambir terbarukan belum optimal,
menyebabkan sebagian besar petani masih menggunakan
teknologi yang belum tepat guna (produktivitas masih
rendah), akibatnya penerapan inovasi teknologi budidaya
gambir belum optimal.
3. Dukungan Pengolahan belum Optimal, menyebabkan sistem
pasar dikuasai oleh beberapa pihak dan petani hampir
sebagian besar masih konvensional.
4. Dukungan Kebijakan dan regulasi belum tepat, antara lain
dukungan anggaran untuk pengembangan tanaman gambir
masih jauh dari target yang harus dicapai, sehingga capaian
produksi yang dihasilkan sangat kecil.
5. Distabilitas Harga petani disebabkan sistem pasar gambir
yang tidak stabil dan masih dikuasai oleh beberapa pelaku
saja. Hal ini menyebabkan kurang menariknya
pengembangan gambir, sehingga existing tanaman gambir
tidak bertambah bahkan sebaliknya.
6. Minimnya kuantitas dan kualitas SDM, menyebabkan
sulitnya memperoleh tenaga kerja baik petani,
penyuluh/pembina pernilaman dan SDM lainnya yang
menangani langsung tanaman gambir di Indonesia hal ini
tercermin dari pengelolaan pertanian di daerah dilakukan
secara desentralisasi dan masih konvensional. sehingga
menyebabkan budidaya gambir tidak sesuai standar teknis.
87 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
7. Minimnya kesadaran melakukan kemitraan, menyebabkan
pengembangan tanaman gambir tidak konsisten. Hal ini
tercermin dari banyaknya petani maupun perusahaan belum
melakukan kemitraan dengan baik yang saling
menguntungkan.
8. Manajemen pengelolaan pengembangan gambir dan faktor
pendukungnya baik hulu dan hilir belum sinergi dan belum
maksimal. Hal ini disebabkan komitmen terhadap
pembangunan perkapasan belum ada persepsi yang sama
dari semua stakehorders.
Permasalahan tersebut di atas sangat berpengaruh besar
terhadap eksistabilitas pernilaman secara nasional. Oleh karena
itu, solusi dan rekomendasinya adalah terselesaikannya
permasalahan yang sangat komplek tersebut.
Berdasarkan analisis akar permasalahan yang telah dilakukan
terkait permasalahan tidak tercapainya produksi gambir kering,
maka rekomendasi solusi perbaikan kinerja yang diberikan
berdasarkan akar permasalahan tersebut secara ringkas
disajikan pada Tabel 27.
Tabel 27. Rekomendasi Solusi Akar Permasalahan Gambir No Akar masalah Rekomendasi solusi
1 Pengembangan gambir 90%
di lahan Kering/marginal
2. Penyediaan sumur dalam, embung, sumur dangkal
2 Sistem Budidaya belum
Optimal
4. Meningkatkan pembinaan, pendampingan dan penyuluhan
5. Menerapkan teknik budidaya yang baik dan benar 6. Adopsi inovasi terbarukan dari studi banding,
penelitian dan percontohan atau demplot.
3 Sulitnya memperoleh benih 3. Koordinasi dan kerjasama dengan lembaga penelitian dan sumber benih
88 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
No Akar masalah Rekomendasi solusi
unggul tepat waktu (sesuai
pola tanam)
4. Pembangunan benih unggul secara berjenjang dan terencana
4 Minimnya anggaran untuk pengembangan
5. Penataan varietas 6. Sistem budidaya sesuai rekomendasi teknis 7. Memperbaiki sitem panen 8. Penambahan anggaran untuk pengembangan
5 Harga ditingkat petani
relative tidak stabil
3. Menekan biaya produksi dengan full mekanisasi, regrouping lahan, subsidi pupuk, insentif produksi gambir dan profesionalitas petani gambir
4. Penguatan lembaga pemasaran bentukkan petani/klp tani gambir
6 Minimnya kuantitas dan
kualitas SDM perkapasan
5. Melatih tenaga kerja petani gambir 6. Meningkatan kapabilitas SDM petugas teknis dan
penyuluh dan petani gambir melalui pelatihan/traning
7. Profesionalisasi kelembagaan petani melalui pelatihan dan training
8. Asosiasi petani gambir Indonesia di optimalkan
7 Terbatasnya SDA 3. Optimalisasi lahan 4. Memanfaatkan iklim sebagai sumberdaya yang
efisien 6. Menggunakan sarana dan prasarana yang
mendukung
8 Minimnya investasi 1. Sosialisasi dan koordinasi dengan investor 2. Meningkatkan koordinasi sinergi dengan pihak-
pihak terkait 3. Memfasilitasi investor baik secara administrasi
maupun insfrastruktur
Sumber: Direktorat Jenderal Perkebunan, 2018 (Diolah)
Secara keseluruhan terdapat 8 akar masalah yang perlu
diselesaikan secara sinergisitas baik lingkup Direktorat Jenderal
Perkebunan, lingkup Kementerian Pertanian dan
Kementerian/Lembaga terkait. Hal ini disebabkan produksi
gambir sangat terkait dengan stakeholders perkapasan secara
luas. Masing-masing akar permasalahan telah dirumuskan
rekomendasi solusi yang sesuai dan relevan dengan konteks
akar masalah yang dihadapi.
Dalam upaya pencapaian target kinerja, Direktorat Tanaman
Semusim melakukan kegiatan pembinaan, koordinasi dan
89 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
pengembangan tanaman nilam yang tersentral di 3 provinsi yaitu
Sumatera Barat, Riau dan Sumatera Selatan.
F. Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya
(penggunaan anggaran) dan analisis program/kegiatan yang
menunjang keberhasilan ataupun kegagalan;
Pada Tahun 2018, untuk mendukung kinerja pencapaian target
produksi tembakau, Ditjen Perkebunan melakukan kegiatan utama
peningkatan produksi dan produktivitas tanaman semusin dan
rempah melalui kegiatan pengembangan gambir seperti pada Tabel
28.
Tabel 28. Analisis Efesiensi atas penggunaan sumber daya
kegiatan Pendukung dalam mencapai produksi gambir Tahun 2018
VOLUME SAT VOLUME SAT %
Pengembagan Tanaman Gambir 786.450.000 641.112.300 81,52 96,20 3 Prov 3 Kab
1 Penanaman Tanaman Gambir 462.525.000 11 Ha 401.949.600 86,90 11 Ha 100,00 82,74 3 Prov. 3 Kab
2 Pengawalan dan pendampingan
penanaman gambir
183.175.000 6 Paket 133.604.700 72,94 6 Paket 100,00 117,65 3 Prov. 3 Kab
3 Pemberdayaan pekebun dan
penguatan kelembagaan
140.750.000 60 KT 105.558.000 75,00 60 KT 100,00 112,51 3 Prov
TOTAL 786.450.000 641.112.300 81,52 96,20
NILAI
EFESIENSI
(%)
KETERANGANKEUANGAN Rp.(000)
FISIK KEUANGAN Rp.(000) (%)
FISIKNO KEGIATAN
TARGET REALISASI
Sumber: Lakin Unit Eselon II lingkup Ditjen Perkebunan, 2018 (diolah)
Jika mengacu pada PMK 214 Tahun 2017, dari analisis pencapaian
kinerja kegiatan pengembangan cengkeh Tahun 2018 di atas,
dapat dijelaskan nilai efisiensi per kegiatan diperoleh nilai efisiensi
sebesar rata-rata sebesar 96,20% (Efisien), dengan rincian
pencapaian kegiatan sebagai berikut:
90 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
1. Penanaman Tanaman gambir seluas 11 ha (100,00%) dengan
penyerapan anggaran sebesar 86,90% dari pagu anggaran,
dengan nilai efisiensi sebesar 82,74% (efisien).
2. Pengawalan dan pendampingan tanaman gambir sebesar 6
paket (100,00%), dengan penyerapan sebesar 72,94% dari pagu
anggaran dengan nilai efisiensi sebesar 117,65% (efisien).
3. Pemberdayaan dan penguatan kelembagaan petani tanaman
gambir sebanyak 60 Kelompok Tani (100,00%), dengan
penyerapan sebesar 75,00% dari pagu anggaran dengan nilai
efisiensi sebesar 112,51% (efisien).
91 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
1. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Direktorat Tanaman
Semusim dan Rempah Tahun 2018 merupakan bentuk
pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi periode
Tahun 2018 dan merupakan penjabaran dari penyelenggaraan
program kerja Direktorat Jenderal Perkebunan yang dituangkan
dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Tanaman
Semusim dan Rempah yang dilaksanakan pada Tahun 2018.
2. Program pembangunan perkebunan Tahun 2015 – 2019 yang
menjadi tanggung jawab Direktorat Tanaman Semusim dan
Rempah adalah Peningkatan produksi dan produktivitas
pengembangan tanaman semusim dan rempah. Tujuan
progam pembangunan perkebunan adalah untuk memfasilitasi
dan mendorong upaya-upaya peningkatan produksi dan
produktivitas tanaman semusim dan rempah melalui intensifikasi,
ekstensifikasi dan diversifikasi yang didukung oleh perlindungan
perkebunan dan penanganan gangguan usaha serta pelayanan
organisasi secara optimal. Prioritas kegiatan adalah membina,
mengawal dan memberikan bimbingan teknis pengembangan
tanaman semusim, mulai identifikasi dan pendayagunaan
sumberdaya, perbenihan, budidaya serta pemberdayaan dan
kelembagaan tanaman semusim.
92 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
3. Untuk melaksanakan program dan kegiatan pembangunan
perkebunan Tahun 2018, Direktorat Tanaman Semusim dan
Rempah mendapat alokasi dana dari APBN sebesar
Rp.250.738.488.500,- yang dapat dipergunakan oleh satker
daerah dan pusat dengan realisasi capaian keuangan sebesar
Rp. 238.511.947.712., (95,12%). Dana untuk satker pusat
sebesar Rp. 24.868.695.000., dengan realisasi sebesar Rp.
23.372.527.000., atau (93,98%), dana tersebut untuk
melaksanakan kegiatan satker pusat. Dana yang dialokasikan di
satker daerah dipergunakan untuk melaksanakan 4 (empat)
Program yaitu 1). Pencapaian Produktifitas Tebu; 2).
Pengembangan Komoditas Ekspor; 3). Pengembangan
Komoditas Pemenuhan Konsumsi Dalam Negeri dan 4).
Pengembangan Tanaman Perkebunan Berkelanjutan.
Sedangkan Satker daerah dengan alokasi anggaran tahun 2018
sebesar Rp. 225.869.793.500 dengan realisasi sebesar
Rp.215.139.420.712 atau (95,25%).
4. Hasil pengukuran kinerja terhadap capaian sasaran program
Pengembangan Areal Produktif Tanaman Tebu, Pengembangan
Areal Produktif Tanaman Rempah, Perluasan Tanaman
Semusim dan Rempah dan Pengembangan Areal Produktif
Tanaman Semusim Lainnya dengan rincian sebagai berikut :
a. Terfasilitasinya kegiatan perluasan seluas 4.855 ha dengan
realisasi seluas 3.013 ha atau 62,07%;
b. Terfasilitasinya bongkar ratoon seluas 673 ha dengan
realisasi seluas 416 ha atau 61,81%;
93 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
c. Terfasilitasinya rawat ratoon seluas 5.970 ha dengan realisasi
seluas 5.970 ha atau 100,00%;
d. Terfasilitasinya kegiatan perluasan tanaman lada seluas
2.326 ha dengan realisasi seluas 1.205 ha atau 51,81%;
e. Terfasilitasinya kegiatan rehabilitasi tanaman lada seluas
2.460 ha dengan realisasi seluas 2.060 ha atau 83,74%;
f. Terfasilitasinya kegiatan perluasan tanaman pala seluas
17.650 ha dengan realisasi seluas 17.650 ha atau 100,00%;
g. Terfasilitasinya kegiatan rehabilitasi tanaman pala seluas
10.750 ha dengan realisasi seluas 10.750 ha atau 100,00%;
h. Terfasilitasinya kegiatan peremajaan tanaman pala seluas
3.850 ha dengan realisasi seluas 3.850 ha atau 100,00%;
i. Terfasilitasinya kegiatan perluasan tanaman cengkeh seluas
4.755 ha dengan realisasi seluas 4.755 ha atau 100,00%;
j. Terfasilitasinya kegiatan rehabilitasi tanaman cengkeh seluas
6.375 ha dengan realisasi seluas 6.375 ha atau 100,00%;
k. Terfasilitasinya kegiatan peremajaan tanaman pala seluas
3.150 ha dengan realisasi seluas 3.150 ha atau 100,00%;
l. Terfasilitasinya kegiatan penanaman Kapas seluas 4.700 ha
dengan realisasi seluas 4.700 ha atau 100,00%;
m. Terfasilitasinya kegiatan penanaman tanaman nilam seluas
300 ha dengan realisasi seluas 250 ha atau 83,33%;
n. Terfasilitasinya kegiatan peremajaan tanaman tembakau
seluas 505 ha dengan realisasi seluas 505 ha atau 100,00%;
o. Terfasilitasinya kegiatan penanaman vanili seluas 10 ha
dengan realisasi seluas 10 ha atau 100,00%;
94 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
p. Terfasilitasinya kegiatan penanaman gambir seluas 11 ha
dengan realisasi seluas 11 ha atau 100,00%;
q. Permasalahan yang mengakibatkan kurang efektifnya
pencapaian sasaran pembangunan tanaman semusim dan
rempah Tahun 2018 secara umum adalah : 1). Kesulitan
dalam penetapan CP/CL dan lahan petani yang masih
berubah-rubah yang dikarenakan persyaratan teknis dan
administrasi dari petani tidak lengkap; 2). Sistem pengadaan
barang dan jasa dengan sistem satu pintu menyebabkan
pelelangan kegiatan mengantri dan mengakibatkan sebagian
daerah dalam pengadaan alsintan dan pupuk juga mengalami
keterlambatan; 4). Sebagian besar petani nilam masih
menggunakan alat suling tradisional sehingga tidak dapat
menampung produksi menjadi minyak nilam yang berkualitas
tinggi; 5). Keterlambatan penyediaan benih kapas, sehingga
kekurangan benih yang dipenuhi dari provinsi lain; 6).
Produktifitas kapas rendah 8).Keterbatasan sumber benih
nilam.
95 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
4.2. SARAN REKOMENDASI 1.2.
1. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, merupakan laporan
pertanggungjawaban akhir tahun anggaran dan merupakan
merupakan sistem yang sangat aspiratif dalam mendukung
penilaian kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah.
Penyusunan laporan ini masih banyak yang perlu
disempurnakan antara lain penyusunan perencanaan dan
kompilasi pelaporan kegiatan.
2. Berdasarkan permasalahan yang ada, direkomendasikan
sebagai berikut: a). Untuk Tahun 2019 agar mempercepat
sosialisasi pedoman teknis dan ditindaklanjuti dengan petunjuk
teknis serta petunjuk pelaksaan kegiatan serta disosialisasikan
secara tepat; b). Meminimalisir revisi anggaran dengan
mematangkan sistem perencanaan dan penetapan petani dan
lahannya serta dukungan administrasi lainnya dengan penetapan
dan pelaksanaan lebih awal; c). Melakukan koordinasi dengan
Tim Teknis Provinsi, Kabupaten dan Pabrik Gula (PG) dalam
penetapan petani dan lahannya dalam pengembangan tanaman
tebu; d). Melakukan seleksi yang ketat peserta pengembangan
tanaman semusim dan rempah yang melaksanakan kegiatan
perluasan, bongkar ratoon, rawat ratoon, dan perluasan di tahun
2019; e). Kementerian Pertanian melalui Ditjen Perkebunan
menghimbau untuk memprioritaskan petani tebu rakyat dengan
meningkatkan jalinan kemitraan dengan PTPN dan Pabrik Gula
(PG) Swasta, sehingga masalah yang dihadapi dapat
diselesaikan secara bersama-sama; dan f). Perlu ditingkatkan
koordinasi antara petani kapas, pengelola/pengusaha kapas
96 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
sesuai wilayah/sentra pengelola (pengusaha) dengan difasilitasi
Disbun Provinsi atau Kabupaten, sehingga petani tidak
kekurangan benih kapas.
97 | Laporan Kinerja Direktorat Tanaman Semusim dan Rempah Tahun 2018
LAMPIRAN
STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DAN REMPAH
DIREKTUR
DR.Ir Agus Wahyudi, MM
NIP. 196001211985031002
IV/c
SUBBAG TATA USAHA
Sri wahyuni, SE
NIP. 196204281983032002
Plt .SUBDIT SUBDIT SUBDIT SUBDIT
TANAMAN TEBU DAN PEMANIS LAIN TANAMAN SERAT DAN ATSIRI TANAMAN LADA, PALA DAN
CENGKEH
TANAMAN REMPAH DAN SEMUSIM LAIN
Ir. Sunar Pratiwi Ir. Iswanto, MM Ir. Galih Surti Solihin, MM Ir. Sunar Pratiwi, MM
NIP. 196407231991032001 NIP. 196305201995031001 NIP. 196205251990022001 NIP. 196407231991032001
IV/b IV/b IV/b IV/b
SEKSI PENERAPAN SEKSI PENERAPAN SEKSI PENERAPAN SEKSI PENERAPAN
TEKNOLOGI DAN PEMBERDAYAAN TEKNOLOGI DAN PEMBERDAYAAN TEKNOLOGI DAN
PEMBERDAYAAN
TEKNOLOGI DAN PEMBERDAYAAN
Slamet Bejo Santoso, SP, M.Si Dra. Suparwati, MSc Drs. Vedya Patrijasa Dra. Tri Endah Retnowati, MM
NIP. 197202221998031001 NIP. 196909281992032001 NIP. 196104121983031004 NIP. 196412091986032001
IV/a IV/a III/d IV/a
SEKSI PENGEMBANGAN SEKSI PENGEMBANGAN SEKSI PENGEMBANGAN SEKSI PENGEMBANGAN
KAWASAN TANAMAN TEBU &
PEMANIS LAIN
KAWASAN TANAMAN SERAT DAN
ATSIRI
KAWASAN TANAMAN LADA, PALA
DAN CENGKEH
KAWASAN TANAMAN REMPAH DAN
SEMUSIM LAIN
Santi Fitria Sari, SP Haris Darmawan, SE, MSc Ir. Julita Tadung, MM Ronald Evan Zigler T, SP, MSc
NIP. 197602222002122002 NIP. 196905202002121001 NIP. 196506121992032001 NIP. 197212042002121001
III/d III/d IV/a III/d
KELOMPOK
JABATAN FUNGSIONAL
TAHUN 2018
1 Dr. IR. Agus Wahyudi, MS Pembina Utama Muda (IV/c) Direktur Tanaman Semusim dan Rempah S3. IPB Bogor
196001211985031002
2 Ir. Sunar Pratiwi, MM Pembina TK I (IV/b) Kasubdit Tanaman Rempah dan S2. STIE IPWIJA Jakarta
196407231991032001 Semusim Lain
3 Ir. Sunar Pratiwi, MM Pembina TK I (IV/b) Plt. Kasubdit Tanaman Tebu S2. STIE IPWIJA Jakarta
196407231991032001 dan Pemanis Lain
4 Ir. Iswanto, MM Pembina TK I (IV/b) Kasubdit Tanaman Serat dan Atsiri S2. STIE IPWIJA Jakarta
196305201995031001
5 Ir. Galih Surti Solihin, MM Pembina TK I (IV/b) Kasubdit Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh S2. UNIV. SATYAGAMA Jakarta
196205251990022001
6 Dra. Tri Endah Retnowati, MM Pembina (IV/a) Kasi Teknologi dan Pemberdayaan S2. STIE IPWIJA Jakarta
196205251990022001 Subdit Tanaman Rempah dan Semusim Lain
7 Ronald Evan Zigler T, SP, M.Sc Penata TK I (III/d) Kasi Pengembangan Kawasan S2. UNIV. METHODIST INDONESIA
197212042002121001 Subdit Tanaman Rempah dan Semusim Lain
8 Sletmet Bejo Santoso, SP, M.Si Pembina (IV/a) Kasi Teknologi dan Pemberdayaan S2. IPB Bogor
197202221998031001 Subdit Tanaman Tebu dan Semusim Lain
9 Santi Fitria Sari, SP, MM Penata TK I (III/d) Kasi Pengembangan Kawasan S2. STIE IPWIJA Jakarta
197202222002122001 Subdit Tanaman Tebu dan Semusim Lain
10 Haris Darmawan, SE, M.Sc Penata TK I (III/d) Kasi Pengembangan Kawasan S2. UGM
196905202002121001 Subdit Tanaman Serat dan Atsiri
11 Dra. Suparwati, M.Sc Pembina (IV/a) Kasi Teknologi dan Pemberdayaan S2. UGM
196909281992032001 Subdit Tanaman Serat dan Atsiri
12 Ir. Julita Tadung, MM Pembina (IV/a) Kasi Pengembangan Kawasan S2. IPB Bogor
196506121992032001 Subdit Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh
13 Drs. Vedya Patrijasa Penata TK I (III/d) Kasi Teknologi dan Pemberdayaan S1. Universitas Terbuka
196104121983031004 Subdit Tanaman Lada, Pala dan Cengkeh
14 Sri Wahyuni, SE Penata TK I (III/d) Kasubag Tata Usaha Dirat Tanaman Semusim S1. STIE BISNIS INDONESIA
196204281983032002 dan Rempah
15 Jenny Laura Ulina Panjaitan, SP, MP Pembina (IV/a) Pengadministrasi dan Penyaji Data S2. IPB Bogor
197010211995032001
16 Lina Marlina, S.Sos, MM Pembina (IV/a) Penghimpun dan Pengolah Data S2. STIE IPWIJA Jakarta
196512111994032002
17 Pangihutan Hasibuan, S.Sos Penata TK I (III/d) Pengadministrasi dan Penyaji Data S1 STIA YAPPAN
196105021983041001
18 Lilik Diana Setiawati, SE, M.Sc Penata TK I (III/d) Penghimpun dan Pengolah Data S2. UGM
197608142002122001
19 Dra. TU. Martina Manik Penata TK I (III/d) Pengadministrasi Umum S1. Univ. KRISNADWIPAYANA
196106051982032001
20 Jakup Ginting, SP, MM Penata TK I (III/d) Penghimpun dan Pengolah Data S2. Univ MERCU BUANA
197405172003121002
21 Euis Ismawati, SE Penata TK I (III/d) Pengadministrasi dan Penyaji Data S1. STIMA KOSGORO
196012111983032001
22 Sijalling, SE Penata TK I (III/d) Pengadministrasi Umum S1. STIE BI. Jakarta
196403041991031001
23 Kursin, SE Penata TK I (III/d) Verifikator Keuangan S1. STIE JAGAKARSA
197306102002121001
24 Frida Azmeni, S.TP, M.Si Penata TK I (III/d) Penghimpun dan Pengolah Data S2. UNIV HASANUDDIN
197911302009133003
25 Agung Rahmadi, SE Penata TK I (III/d) Penatausaha BMN Si. UNIV TAMA JAGAKARSA
197505212002121001
26 Budiman, BBA Penata ( III/C ) Penatausaha BMN S1. UN JAKARTA
196008101982031001
27 Eri Kusmiati, SP Penata ( III/C ) Penghimpun dan Pengolah Data S1. UNIV SATYAGAMA
197604081997032003
28 Milky Islami, SE Penata ( III/C ) Penyusun Laporan S1. UNIV ANDALAS
19790503200901106
29 Istiana Fahmi, SP Penata ( III/C ) Penghimpun dan Pengolah Data S1. UNIV ANDALAS
198408162009012006
30 Ris Orita Purba, SE. MM Penata ( III/C ) Penghimpun dan Pengolah Data S2. Univ MERCU BUANA
198104072009122003
31 Sulkani, SE. M.Si Penata ( III/C ) Penghimpun dan Pengolah Data S2 STIMA KOSGORO197107101998021001
32 Esti Indriyani Penata Muda TK I (III/b) Penata Usaha Dokumun SMA. Negeri 28 Pasar Minggu
196103231983032001
33 Sudiarti Penata Muda TK I (III/b) Sekretaris Pimpinan SMEA Negeri KUTOARJO
196105291985012001
34 Kuat Penata Muda TK I (III/b) Agendaris SMA KOSGORO
196609071989031001
35 Danny Akbar Nugroho, SE Penata Muda TK I (III/b) Pengadministrasi dan Penyaji Data S1 UNIV. STIKUBANK
198702122011011009
DATA PEGAWAI DIREKTORAT TANAMAN SEMUSIM DAN REMPAH
NO Nama/NIP Pangkat/Gol Jabatan Pendidikan Terakhir
36 Ferdy Ferry Irawan, SP Penata Muda TK I (III/b) PBT. Pertama S1. UNIV NASIONAL
198502182011011006
37 Eko Yanto Penata Muda TK I (III/b) Pengadministrasi Keuangan D1. DIPLOMA SO 1 IPB
196009021982031001
38 Ngatini, SE Penata Muda TK I (III/b) Pengadministrasi Keuangan S1. STIMA KOSGORO
198002072001122002
39 Muhammad Iqbal Soedjana, SP Penata Muda TK I (III/b) PBT. Pertama S1. UNIV PADJADJARAN
198510042011011008
40 Nita Lestari, SP Penata Muda TK I (III/b) Penghimpun dan Pengolah Data S1. UNIV PADJADJARAN
19860552011012024
41 Yudi Wahyudi, A.Md Penata Muda TK I (III/b) PBT. Pertama D3. UNIV PADJADJARAN
197708132009121001
42 Abdul Gani, SP Penata Muda TK I (III/b) Pengadministrasi Keuangan S1. SATYAGAMA
197003042002121001
43 Maryoto Penata Muda TK I (III/b) Pengadministrasi Keuangan SMA. 29 KEBAYORAN LAMA
196101161983031001
44 Agus Senja Digangga Penata Muda TK I (III/b) Pengadministrasi Kepegawaian SMA Negeri Ciamis
196008161983031003
45 Suryati Penata Muda TK I (III/b) Penata Usaha Dokomen SMA MUHAMMADIYAH
19009061985012001
46 Krisedo Yogisa, S.Kom Penata Muda (III/a) Penghimpun dan Pengolah Data S1. UNIV. GUNADARMA
198901042015031002
47 Enjat Pengatur TK I (II/d) Pengadministrasi Keuangan SMA Negeri 25
1967077072002121001
48 Nurdiyanto Pengatur (II/c) Pengadministrasi Umum SLTP
19631211986021001
49 Rizky Putra Pribadi, A.Md Pengatur (II/c) Pengadministrasi Keuangan D3. Univ Brawijaya
198704092015031002
50 Muh. Agung Kurniawan THL Sekretaris Pimpinan S1. UNIV. Islam Syeh Yusuf
Tangerang
51 Subur THL Pramusaji SMA BANGKA 31
Catatan :
Golongan IV/ C : 1 Orang
Golongan IV/b : 4 Orang
Golongan IV/a : 6 Orang
Golongan III/d : 14 Orang
Golongan III/c : 6 Orang
Golongan III/B : 14 Orang
Golongan III/a : 1 Orang
Golongan II/d : 1 Orang
Golongan II/C : 2 Orang
THL : 2 Orang