Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

76
KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

description

 

Transcript of Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

Page 1: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Page 2: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010
Page 3: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

KATA PENGANTAR

uji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Taufiq serta Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat

Tahun 2010. Laporan ini kami susun sebagai salah satu wujud akuntabilitas dan transparansi penyelenggaraan pemerintahan bidang perumahan rakyat.

Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat ini menyajikan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat atas pelaksanaan tugas membantu Presiden Republik Indonesia dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang perumahan rakyat sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian RI dan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara RI.

Dalam laporan ini kami menyampaikan secara lengkap kinerja pencapaian Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010–2014 yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional tahun 2010–2014 bidang perumahan. Kami menyadari bahwa pencapaian Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat ini merupakan hasil kerja dan upaya bersama seluruh pemangku kepentingan pembangunan bidang perumahan.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan bagi kita sekalian, agar dapat memberikan sumbangsih terbaik bagi terwujudnya Indonesia yang adil, makmur, dan sejahtera. Amin.

Jakarta, Maret 2011 Menteri Negara Perumahan Rakyat

Suharso Monoarfa

P

iii

Page 4: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

iv

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................... iii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iv

DAFTAR TABEL........................................................................................................ v

DAFTAR GAMBAR................................................................................................... vi

DAFTAR ISTILAH..................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 1 1.1 Pentingnya Perumahan sebagai Hak Asasi Manusia................................. 2 1.2 Komitmen Global...................................................................................... 3 1.3 Tantangan yang Dihadapi.......................................................................... 3 1.4 Pengemban Amanat Konstitusi................................................................. 4

BAB II RENCANA STRATEGIS KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT 2010-2014...... 7 2.1 Acuan Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat....................... 7 2.2 Visi dan Misi Renstra Kemenpera 2010-2014........................................... 12 2.3 Arah Kebijakan dan Sasaran...................................................................... 12 2.4 Program dan Kegiatan.............................................................................. 15

BAB III KINERJA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT TAHUN 2010..................... 17 3.1 Pencapaian Anggaran............................................................................... 17 3.2 Pencapaian Rencana Pemba ngunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014................................................................................................ 22 3.3 Pencapaian Kontrak Kinerja Menteri Negara Perumahan Rakyat............ 22 3.4 Pencapaian Misi Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014..................................................................................... 23 3.5 Rekapitulasi Kinerja Kemeterian Perumahan Rakyat pada Tahun 2010.............................................................................................. 49

BAB IV PENCAPAIAN LAINNYA ............................................................................... 51 4.1 Peran di Tingkat Regional......................................................................... 51 4.2 Pemasyarakatan Isu Perumahan.............................................................. 53 4.3 Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).................................. 54 4.4 Akuntabilitas dan Keterbukaan Publik...................................................... 57

BAB V PENUTUP..................................................................................................... 63

LAMPIRAN

Page 5: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

DAFTAR TABEL

Tabel II.1 Prioritas Nasional dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I)....................... 9Tabel II.2 Prioritas Bidang dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I)......................... 10Tabel II.3 Kontrak Kinerja Menteri Perumahan Rakyat 2010-2014................. 11Tabel III.1 Target dan Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 (Sesuai RPJM dan Renstra Kemenpera 2010-2014)...................................................................................... 18Tabel III.2 Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010................. 19Tabel III.3 Kinerja Anggaran Pembangunan Perumahan Rakyat Tahun 2010...................................................................................... 21Tabel III.4 Proporsi Penyerapan Bagian Anggaran 091 dan 999 terhadap Pagu (%)........................................................................... 22Tabel III.5 Daftar Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Tahun 2010 ..................................................................................... 26Tabel III.6 Peringkat SAKIP Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2006-2007............................................................................ 27Tabel III.7 Opini Laporan Keuangan Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2006-2007............................................................................ 27Tabel III.8 Lokasi Pembangunan Rusunawa Tahun Anggaran 2010................. 29Tabel III.9 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan Pembangunan Baru Tahun Anggaran 2010...................................................................... 32Tabel III.10 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas Tahun Anggaran 2010...................................................................... 35Tabel III.11 Daftar Lokasi Pembangunan PSU Rsh/Rusunawa Tahun Anggaran 2010...................................................................... 36Tabel III.12 Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan PSU Tahun Anggaran 2010..................................................................... 38Tabel III.13 Rekapitulasi Sertifikasi Hak Atas Tanah Bagi MBR Tahun 2010....... 41Tabel III.14 Realisasi Daftar Hunian Rumah Khusus dan Rumah Sosial Tahun Anggaran 2010...................................................................... 42Tabel III.15 Realisasi Penerbitan Subsidi Perumahan TA 2010........................... 44Tabel III.16 Penerima Penghargaan Adiupaya Puritama Bidang Penyelenggaraan Perumahan Dan Permukiman Tahun 2010......... 48Tabel III.17 Rekapitulasi Kinerja Kemenpera pada Tahun 2010......................... 49Tabel IV.1 Perbandingan antara Skim Subsidi Pola Lama dengan Skim Fasilitas Likuiditas................................................................... 56

v

Page 6: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

vi

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Kementerian Perumahan Rakyat.................... 5Gambar 3.1 BA 091 dan BA 999 Menurut RPJMN 2010-2014 (Milyar)............ 17Gambar 3.2 Proporsi Alokasi Anggaran Program BA 091 Menurut RPJMN 2010-2014 (Milyar)............................................ 20Gambar 3.3 Lokasi Pembangunan Rusunawa Tahun Anggaran 2010............... 30Gambar 3.4 Alur Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera 2010......... 46

Page 7: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

vii

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

DAFTAR ISTILAH

APBD : Anggaran Pendapatan Belanja DaerahAPBN : Anggaran Pendapatan Belanja NegaraAPMCHUD : Asia Pacific Ministerial Conference on Housing and Urban DevelopmentBA : Bagian AnggaranBappenas : Badan Perencanaan Pembangunan NasionalBappertarum : Badan Pertimbangan Tabungan Perumahan Pegawai Negeri SipilBimtek : Bimbingan TeknisBLM : Badan Layanan MasyarakatBLUD : Badan Layanan Umum DaerahBMN : Barang Milik NegaraBPA : Biro Perencanaan dan AnggaranBP-FLPP : Bantuan Pembiayaan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan BPN : Badan Pertanahan NasionalBPRS : Badan Pengelola Rumah SusunBSP2S : Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan SwadayaBTN : Bank Tabungan NegaraBUMD : Badan Usaha Milik DaerahBUMN : Badan Usaha Milik NegaraCA : Certificate AuthorityCALK : Catatan Atas Laporan KeuanganCAP : Community Action PlanningCPM : Calon Penerima ManfaatCSR : Corporate Social Responsibility DAK : Dana Alokasi KhususDED : Detail Engineering DesignDIPA : Daftar Isian Pelaksanaan AnggaranDPR : Dewan Perwakilan RakyatFGD : Focussed Group DiscussionFLPP : Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan G2C : Government to CitizenG2B : Government to BusinessG2G : Government to Governmentha : hektarHAM : Hak Asasi ManusiaHapernas : Hari Perumahan Nasional

Page 8: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

viii

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

ITS : Institut Teknologi 10 NopemberJamsostek : Jaminan Sosial Tenaga KerjaK/L : Kementerian/LembagaKab : KabupatenKemenkeu : Kementerian KeuanganKemen PAN-RB: Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi BirokrasiKemenpera : Kementerian Perumahan RakyatKPR : Kredit Pemilikan RumahKTP : Kartu Tanda PendudukLAKIP : Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahLAN : Local Area NetworkLKM : Lembaga Keswadayaan MasyarakatLKNB : Lembaga Keuangan Non BankLKPP : Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa PemerintahLPSE : Lembaga Pengadaan Secara ElektronikMBM : Masyarakat Berpendapatan MenengahMBR : Masyarakat Berpendapatan RendahMCK : Mandi Cuci KakusMDGs : Milennium Development GoalsMonev : Monitoring dan EvaluasiOSS : Open Source SoftwarePB : Pembangunan BaruPBB : Perserikatan Bangsa BangsaPermenpera : Peraturan Menteri Negara Perumahan RakyatPJU : Penerangan Jalan UmumPKP : Perumahan dan Kawasan Permukiman atau : Peningkatan Kualitas PermukimanPLP2K-BK : Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan PNS : Pegawai Negeri SipilPP : Peraturan PemerintahPPRS : Perhimpunan Penghuni Rumah SusunPokja : Kelompok Kerja Pokmas : Kelompok MasyarakatPPK : Pejabat Pembuat KomitmenPPN : Pajak Pertambahan NilaiPSU : Prasarana, Sarana, dan UtilitasRenstra : Rencana StrategisRLH : Rumah Layak Huni

Page 9: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

ix

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah NasionalRPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang NasionalRsh : Rumah Sederhana SehatRTLH : Rumah Tidak Layak HuniRusun : Rumah SusunRusunami : Rumah Susun Sederhana MilikRusunawa : Rumah Susun Sederhana SewaRUU : Rancangan Undang-UndangSAI : Sistem Akuntansi InstansiSAKIP : Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi PemerintahSAKPA : Sistem Akuntansi Keuangan Pengguna AnggaranSarusuna : Satuan Rumah Susun SederhanaSarusunami : Satuan Rumah Susun Sederhana MilikSDM : Sumber Daya ManusiaSIMAK : Sistem Informasi Manajemen dan AkuntansiSIUP : Surat Izin Usaha PerdaganganSKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah SPSE : Sistem Penyedia Barang/Jasa Secara ElektronikTA : Tahun AnggaranTB : Twin BlockTDP : Tanda Daftar PerusahaanTupoksi : Tugas Pokok dan FungsiUKP4 : Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian PembangunanUN : United NationUniv : UniversitasUU : Undang UndangUUD : Undang Undang DasarWTP : Wajar Tanpa PengecualianYKPP : Yayasan Kesejahteraan Pendidikan dan Perumahan

Page 10: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

SUMBER FOTO: ISTIMEWA

Page 11: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

1

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

“memang tjita-tjita itoe (perumahan rakyat) tidak akan tertjapai dalam setahoen doea tahoen, tidak akan terselenggara semoeanja dalam 10 ataoe 20 tahoen. Tetapi dalam 40 tahoen ataoe setengah abad pasti dapat ditjapai, apabila kita bersoenggoeh-soenggoeh maoe dan beroesaha dengan penoeh kepertjajaan. Djangan hendaknja ada orang jang berkata “moestahil” terpengaroeh oleh keadaan jang dihadapinja sekarang. Lima belas tahoen dahoeloe djoega rata-rata orang mengira dalam hatinja, moestahil kita akan merdeka. Tetapi sekarang! Sekarang kita telah merdeka dan berdaoelat. Apa jang kiranja moestahil dahoeloe itoe, sekarang soedah mendjadi kenjataan. Sebab itoe, tidak ada moestahil, apabila kita maoe mengamalkan dan mengerdjakan soenggoeh-soenggoeh”.

(Wakil Presiden R.I. I Moh. Hatta – Kongres Perumahan Rakjat Sehat 25-30 Agustus 1950)

BAB IPENDAHULUAN

Page 12: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

2

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

1.1 Pentingnya Perumahan sebagai Hak Asasi Manusia

Hunian yang layak merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan merupakan bagian dari hak asasi manusia (HAM) yang pemenuhannya diamanatkan dalam Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia pasal 40 yang menyebutkan bahwa “Setiap orang berhak untuk bertempat tinggal serta berkehidupan yang layak”.

Hal ini sejalan dengan Amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H ayat 1 yang menyebutkan bahwa “Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan”.

Selain itu, dalam Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) yang disahkan DPR pada tanggal 17 Desember 2010 sebagai revisi dari undang-undang sebelumnya yaitu Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman disebutkan bahwa setiap orang berhak menempati, menikmati, dan/atau memiliki rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur.

Selain UU PKP, terdapat juga Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2005 tentang Pengesahan International Covenant on Ecosoc Pasal 11 yang menyebutkan bahwa negara pihak pada kovenan ini mengakui hak setiap orang atas standar kehidupan yang layak baginya dan keluarganya, termasuk pangan, sandang dan perumahan, dan atas perbaikan kondisi hidup terus menerus.

Berbagai peraturan perundang-undangan seperti telah disebut di atas menegaskan pentingnya perumahan. Pembangunan perumahan sudah seharusnya mendapat perhatian sepenuhnya dengan mempertimbangkan bahwa perumahan merupakan hak asasi manusia. Pembangunan perumahan dan permukiman pada hakikatnya ditujukan untuk mendukung upaya peningkatan kualitas keluarga yang diharapkan mampu memberikan kontribusi dalam pembangunan komunitas dan memperkokoh kehidupan berbangsa dan bernegara.

Sebagai konsekuensi logis, pemerintah wajib menghormati, melindungi, menegakkan, dan memajukan perumahan dengan menciptakan iklim yang kondusif bagi seluruh masyarakat Indonesia, khususnya bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) secara berkelanjutan. Tujuan ini selaras dengan amanat pembukaan UUD 1945 dan telah ditetapkan sebagai bagian dari sasaran pembangunan nasional sebagaimana tercantum dalam visi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 (Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025).

Page 13: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

3

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

1.2 Komitmen Global

Sebagai hak dasar yang fundamental dan sekaligus menjadi prasyarat bagi setiap orang untuk bertahan hidup dan menikmati kehidupan yang bermartabat, damai, aman, dan nyaman maka penyediaan perumahan dan permukiman yang memenuhi prinsip-prinsip layak dan terjangkau bagi semua orang juga menjadi komitmen global sebagaimana dituangkan dalam Agenda Habitat (The Habitat Agenda, Istanbul Declaration on Human Settlements) dan Tujuan Pembangunan Milenium (Millenium Development Goals/MDGs).

Dalam Agenda Habitat yang disepakati negara-negara di dunia pada tahun 1996 di Istanbul, Turki, terdapat 2 pesan utama yaitu Adequate Shelter for All (Hunian yang Layak bagi Semua) dan Sustainable Human Settlements Development in an Urbanizing World (Permukiman yang Berkelanjutan di Dunia yang Makin Mengota). Indonesia pun turut aktif dalam mengangkat isu ini antara lain melalui peringatan Hari Habitat Dunia setiap tahunnya. Selain itu, Indonesia juga berperan aktif di tingkat internasional antara lain melalui peran serta dalam Governing Council United Nation (UN) Habitat yang diselenggarakan setiap 2 tahun sekali. Indonesia juga berpartisispasi dalam APMCHUD (Asia Pacific Ministerial Conference on Housing and Urban Development) sejak tahun 2006 hingga akhirnya menjadi tuan rumah APMCHUD yang ketiga pada 2010 di Solo. Dalam pertemuan tersebut, Menteri Negara Perumahan Rakyat terpilih mewakili Pemerintah Indonesia menjadi ketua biro APMCHUD 3, yang menjadikan Indonesia memiliki posisi yang lebih strategis dalam bidang perkotaan dan permukiman di kancah internasional.

Selain Agenda Habitat, dalam Millenium Development Goals yaitu pada Tujuan 7 Target 11 disebutkan tentang meningkatkan secara signifikan kehidupan masyarakat yang hidup di permukiman kumuh. Dalam MDGs ditargetkan bahwa pada 2020, perlu ada peningkatan kondisi bagi 100 juta jiwa penduduk dunia yang tinggal di permukiman kumuh. Untuk itu, pemerintah bertanggung jawab untuk membantu masyarakat agar dapat bertempat tinggal serta melindungi dan meningkatkan kualitas permukiman dan lingkungannya.

1.3 Tantangan yang Dihadapi

Berdasar data tahun 2009, di Indonesia terdapat ‘backlog’ (kekurangan) perumahan yang mencapai jumlah sekitar 7,4 juta rumah. Jumlah backlog ini meningkat dari sebelumnya yaitu sejumlah 5,8 juta unit pada tahun 2004. Selain itu, masih terdapat sekitar 4,8 juta unit rumah yang diperkirakan dalam kondisi rusak dan permukiman kumuh yang semakin meluas diperkirakan telah mencapai 57.800 ha. Di lain pihak, proporsi jumlah rumah tangga yang belum mempunyai bukti hukum berupa sertifikat dari Badan Pertanahan Nasional (BPN), girik, maupun akta jual beli masih mencapai 22,06% (2007). Secara garis besar, kondisi tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga permasalahan pokok, yaitu: (i) keterbatasan penyediaan rumah; (ii) meningkatnya

Page 14: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

4

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

jumlah rumah tangga yang menempati rumah yang tidak layak huni dan tidak didukung oleh prasarana, dan sarana lingkungan dan utilitas umum yang memadai; serta (iii) permukiman kumuh yang semakin meluas.

Beragam faktor yang menjadi penyebab permasalahan tersebut, yaitu: (i) Regulasi dan kebijakan yang belum sepenuhnya mendukung terciptanya iklim yang kondusif dalam pembangunan perumahan dan permukiman; (ii) Keterbatasan akses masyarakat berpenghasilan menengah-bawah terhadap lahan; (iii) Lemahnya kepastian bermukim (secure tenure); (iv) Belum tersedia dana murah jangka panjang untuk meningkatkan akses dan daya beli masyarakat berpenghasilan menengah-bawah; (v) Belum efisiennya pasar primer dan belum berkembangnya pasar sekunder perumahan; (vi) Belum mantapnya kelembagaan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman; dan (vii) Belum optimalnya pemanfaatan sumber daya perumahan dan permukiman.

1.4 Pengemban Amanat Konstitusi

Sebagai pengemban amanat konstitusi dan untuk menghadapi tantangan perumahan dan permukiman, Kementerian Perumahan Rakyat berdiri di garis depan dalam penanganan perumahan dan permukiman. Dalam Kabinet Indonesia Bersatu II, Kementerian Perumahan Rakyat mempunyai tugas dan fungsi sebagaimana diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Republik Indonesia.

Berdasarkan peraturan diatas, Kementerian Perumahan Rakyat mempunyai tugas membantu Presiden Republik Indonesia dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang perumahan rakyat dengan fungsi:

Perumusan kebijakan nasional di bidang perumahan rakyat, 1. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang perumahan rakyat,2. Pengelolaan barang/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab 3. Kementerian Perumahan Rakyat,Pengawasan atas pelaksanaan tugas Kementerian Negara Perumahan 4. Rakyat; penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang tugas dan fungsi Kementarian Negara Perumahan Rakyat kepada Presiden.

Untuk itu, dalam rangka menyelenggarakan tugas dan fungsinya, sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Unit Organisasi dan Tugas Kementerian Republik Indonesia, Menteri Perumahan Rakyat dibantu oleh:

Sekretariat Kementerian1. Deputi Bidang Pembiayaan2. Deputi Bidang Pengembangan Kawasan3. Deputi Bidang Perumahan Swadaya4. Deputi Bidang Perumahan Formal; 5. Kelompok Staf Ahli:6.

Page 15: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

5

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Staf Ahli Bidang Ekonomi dan Keuangana. Staf Ahli Bidang Kemitraan dan Hubungan Antar Lembaga b. Staf Ahli Bidang Peran Serta Masyarakat dan Pemberdayaanc. Staf Ahli Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Industrid. Staf Ahli Bidang Tata Ruang, Pertanahan, dan Permukimane.

Inspektorat7. Pusat Pengembangan Perumahan8. Pusat Pembiayaan Perumahan9.

Dengan demikian, Kementerian Perumahan Rakyat diharapkan dapat menjalankan peran perumusan kebijakan dan koordinasi di bidang perumahan rakyat yang menjadi tanggung jawabnya.

Sebagai bentuk dari pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Kementerian Perumahan Rakyat pada tahun 2010 kepada publik, maka disusunlah Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010. Laporan ini terdiri dari lima bagian yaitu: (i) Bab I Pendahuluan; (ii) Bab II Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat 2010-2014; (iii) Bab III Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010; (iv) Bab IV Pencapaian Lainnya; dan (v) Bab V Penutup.

Gambar 1.1 Struktur Organisasi

Page 16: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

6

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

SUMBER FOTO: ISTIMEWA

Page 17: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

7

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

1

2

Acuan Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat2.1

Untuk mendukung peran Kementerian Perumahan Rakyat dalam menjalankan amanahnya, telah disusun Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014. Rencana Strategis (Renstra) ini disusun untuk menjadi patokan serta memberikan arah dan sasaran yang jelas serta tolok ukur kinerja dalam pelaksanaan pembangunan perumahan rakyat. Renstra tersebut juga telah disahkan melalui Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor: 02/PERMEN/M/2010 tentang Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014. Dokumen tersebut meliputi uraian tentang Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Strategis serta Arah Kebijakan dan Strategi.

Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 tersebut merupakan turunan dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 yang mencantumkan bahwa “daya saing perekonomian meningkat melalui ...; percepatan pembangunan infrastruktur dengan lebih meningkatkan kerja sama antara pemerintah dan dunia usaha...; serta pengembangan sumber daya air dan pengembangan perumahan dan permukiman”. Sebagai landasan arah pembangunan perumahan dan permukiman secara jangka panjang, RPJPN mengamanatkan tiga pokok utama yaitu:

penyelenggaraan pembangunan perumahan yang berkelanjutan, memadai, a) layak, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat serta didukung oleh prasarana dan sarana permukiman yang mencukupi dan berkualitas yang dikelola secara profesional, kredibel, mandiri, dan efisien; penyelenggaraan pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana b) pendukungnya yang mandiri mampu membangkitkan potensi pembiayaan yang berasal dari masyarakat dan pasar modal, menciptakan lapangan kerja,

BAB IIRENCANA STRATEGIS

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT2010 - 2014

Page 18: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

8

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

serta meningkatkan pemerataan dan penyebaran pembangunan; dan pembangunan perumahan beserta prasarana dan sarana pendukungnya a) yang memperhatikan fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup.

Amanat ini kemudian diturunkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014 yang terdiri dari target-target pembangunan fisik dan non fisik. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2010–2014 tersebut mengamanatkan Kementerian Perumahan Rakyat untuk ikut memastikan kegiatan dan program yang termasuk dalam prioritas Bidang Sarana dan Prasarana, sub bidang Perumahan dan Permukiman. Prioritas Nasional untuk sektor Perumahan Rakyat tersebut adalah memastikan pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Tower Rusunami dan 650 twin block Rusunawa berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu pada 2012. Amanat tersebut ditugaskan kepada Kementerian Perumahan Rakyat bersama-sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum. Rincian detail dari penjabaran amanat RPJMN yang dikhususkan untuk Kementerian Perumahan Rakyat dapat dilihat pada Tabel II.I dan Tabel II.2.

Sasaran umum yang akan dicapai dalam pembangunan perumahan dan permukiman tersebut adalah meningkatnya akses bagi rumah tangga terhadap rumah dan lingkungan permukiman yang layak, aman, terjangkau, dan didukung oleh prasarana dan sarana dasar serta utilitas yang memadai, serta memiliki jaminan kepastian hukum dalam bermukim (secure tenure) untuk mendukung pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs). Sasaran lain yang ingin dicapai adalah meningkatnya kualitas perencanaan dan penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman di tingkat pusat dan daerah. Sedangkan, sasaran khusus untuk sektor perumahan adalah tersedianya akses bagi masyarakat terhadap perumahan baik perumahan baru maupun peningkatan kualitas perumahan dan lingkungan permukiman serta kepastian hukum bagi 5,6 juta rumah tangga.

Kemudian dalam Kontrak Kinerja Menteri Perumahan Rakyat dengan Presiden terdapat target Program 100 hari dan program di luar 100 hari yaitu program 2010-2014. (lihat tabel II.3)

Page 19: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

9

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

NO

Subs

tans

i Inti

/Ke

giat

an P

riorit

asSa

sara

nIn

dika

tor

Targ

etIn

dika

si

Pagu

(Rp

Mili

ar)

K/L

2010

2011

2012

2013

2014

4.

PER

UM

AHAN

RAK

YAT:

Pe

mba

ngun

an 6

85.0

00 R

umah

Sed

erha

na S

ehat

Ber

subs

idi,

180

Rusu

nam

i dan

650

tw

in b

lock

ber

ikut

fasil

itas

pend

ukun

g ka

was

an p

erm

ukim

an y

ang

dapa

t m

enam

pung

836

.000

kel

uarg

a ya

ng k

uran

g m

ampu

pad

a 20

12

1Pe

mba

ngun

an ru

mah

susu

n se

derh

ana

sew

a 38

0 tw

in b

lock

Jum

lah

rusu

naw

a te

rban

gun

100

100

180

00

4.56

0,0

Kem

enpe

ra

2

Fasil

itasi

pem

bang

unan

pr

asar

ana,

sara

na, d

an

utilit

as k

awas

anpe

rum

ahan

da

n pe

rmuk

iman

700.

000

unit

Jum

lah

fasil

itasi

dan

stim

ulas

i pr

asar

ana,

sara

na, d

an

utilit

as k

awas

an p

erum

ahan

da

n pe

rmuk

iman

90.3

7411

7.01

014

5.00

016

1.61

618

6.00

04.

375,

00Ke

men

pera

3Ba

ntua

n su

bsid

i per

umah

an

Tahu

n 20

10-2

014

1.35

0.00

0 un

itJu

mla

h ba

ntua

n su

bsid

i pe

rum

ahan

21

0.00

025

0.00

029

0.00

029

0.00

031

0.00

020

.700

,00

Kem

enpe

ra

4Pe

mba

yara

n Tu

ngga

kan

Subs

idi T

ahun

200

8-20

09

187.

006

unit

Jum

lah

bant

uan

subs

idi

peru

mah

an

187.

006

--

--

923,

51Ke

men

pera

5Fa

silita

si da

n sti

mul

asi

pem

bang

unan

bar

u pe

rum

ahan

swad

aya

200.

000

unit

Jum

lah

fasil

itasi

dan

stim

ulas

i pem

bang

unan

bar

u pe

rum

ahan

swad

aya

30.0

0050

.000

65.0

0030

.000

25.0

002.

145,

00Ke

men

pera

6Fa

silita

si da

n sti

mul

asi

peni

ngka

tan

kual

itas

peru

mah

an sw

aday

a 40

0.00

0 un

itJu

mla

h fa

silita

si da

n sti

mul

asi

peni

ngka

tan

kual

itas

peru

mah

an sw

aday

a 50

.000

75.0

0085

.000

90.0

0010

0.00

062

5,00

Kem

enpe

ra

Tabe

l II.1

Prio

rita

s N

asio

nal d

alam

RPJ

MN

201

0-20

14 (B

uku

I)

SUM

BER

: RPJ

MN

201

0-20

14 (B

UKU

I) B

IDA

NG

PER

UM

AH

AN

DA

N P

ERM

UKI

MA

N

Page 20: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

10

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

No. PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS

SASARAN (Outcomes/ Output yang diharapkan)

INDIKATORTARGET PAGU

2010-2014 (Rp Miliar)2010 2010-2014

I PROGRAM DUKUNGAN DAN MANAJEMEN TUGAS TEKNIS LAINNYA

1.171,4

II PROGRAM PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

12.111,1

1 Pembangunan rumah susun sederhana sewa

380 twin block Jumlah rusunawa terbangun

100 380 4.560,0

2 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya

50.000 unit Jumlah fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya

7.500 50.000 536,3

3 Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya

50.000 unit Jumlah fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya

7.500 50.000 286,3

4 Fasilitasi pembangunan PSU kawasan perumahan dan permukiman

700.000 unit Jumlah fasilitasi dan stimulasi prasarana, sarana dan utilitas perumahan swadaya

90.374 700.000 4.375,0

5 Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya

50.000 unit Jumlah fasilitasi dan stimulasi prasarana, sarana dan utilitas perumahan swadaya

7.500 50.000 236,3

6 Fasilitasi dan Stimulasi Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh

655 Ha Jumlah permukiman kumuh yang terfasilitasi

50 655 1.043,0

7 Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi

30.000 unit Jumlah unit lahan dan bangunan rumah yang terfasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi

- 30.000 12,0

8 Fasilitasi pembangunan rumah khusus

5.000 unit Jumlah rumah khusus terbangun

250 5.000 259,7

9 Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Perumahan dan Permukiman

20 peraturan perundangan

Jumlah revisi peraturan perundangan

4 20 802,6

III PROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

412,0

1 Pengembangan Kebijakan dan Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pembiayaan Perumahan dan Permukiman

10 peraturan perundangan

Jumlah revisi peraturan perundangan

2 10 412,0

TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2014 13.694,5

Tabel II.2Prioritas Bidang dalam RPJMN 2010-2014 (Buku I)

SUMBER : RPJMN 2010-2014 (BUKU II) BIDANG PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

Page 21: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

11

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

NO PROGRAM WAKTUA. Memastikan tersusunnya Rencana Strategis Kementerian Negara

Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014

Menyusun usulan Renstra Kemenpera Tahun 2010-2014 yang terdiri dari: visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, kegiatan pokok, indikator kinerja per Eselon II

Paling lambat tanggal 20 November 2009

Menyempurnakan Renstra Kemenpera Tahun 2010-2014 Paling lambat tanggal 31 Desember 2009

B. Memastikan tercapai-nya target capaian program 100 hariMeningkatkan tingkat hunian rusunawa yang sudah/sedang dibangun dari sekitar 40% menjadi 80% dalam 100 hari dan melakukan kaji ulang menyeluruh atas kebijakan pembangunan dan penghunian rusunawa dan rusunami.

Paling lambat Januari 2010

C. Memastikan tercapainya prioritas nasional yang mencakup namun tidak terbatas padaMemastikan pembangunan 685.000 unit RSH Bersubsidi, 180 Tower Rusunami dan 650 TB Rusunawa berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga pada tahun 2012.

Paling lambat Oktober 2014

D. Melaksanakan reformasi bidang pelayanan umum

Mengkaji ulang dan mengusulkan perbaikan kebijakan, peraturan, dan proses pelaksanaan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan umum yang diberikan Kementeriannya secara tuntas sebelum Juni 2010 serta memastikan efektifitas implementasi perbaikan peraturan tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan oleh pejabat yang ditunjuk Presiden untuk memimpin reformasi pelayanan umum.

Paling lambat Juni 2010

E. Melaksanakan perbaikan peraturan yang mendukung investasiMengkaji dan mengusulkan perbaikan peraturan-peraturan yang menghambat atau berpotensi menghambat investasi dengan sebelum Juni 2010 dan memastikan efektifitas perbaikan peraturan tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.

Paling lambat Juni 2010

SUMBER: KONTRAK KINERJA MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT DENGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Tabel II.3Kontrak Kinerja Menteri Perumahan Rakyat 2010-2014

Page 22: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

12

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

2.2 Visi dan Misi Renstra Kemenpera 2010-2014

Renstra Kemenpera 2010-2014 menyatakan visi pembangunan perumahan rakyat adalah ”Setiap Keluarga Indonesia Menempati Rumah yang Layak Huni”. Pencapaian visi tersebut memerlukan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan di bidang perumahan dan permukiman mengingat intensitas dan kompleksitas permasalahan yang harus ditangani. Kementerian Perumahan Rakyat sebagai salah satu pemangku kepentingan dalam pencapaian visi tersebut memiliki kewenangan sebagai regulator, fasilitator maupun pelaksana pembangunan perumahan sehingga kebutuhan rumah yang layak huni bagi setiap keluarga Indonesia dapat terpenuhi.

Visi Kementerian Perumahan Rakyat ini akan dapat dicapai melalui serangkaian misi yaitu:

meningkatkan iklim yang kondusif dan koordinasi pelaksanaan kebijakan (i) pembangunan;meningkatkan ketersediaan rumah layak huni yang didukung oleh (ii) prasarana, sarana dan utilitas (PSU)mengembangkan sistem pembiayaan perumahan jangka panjang(iii) meningkatkan pendayagunaan sumber daya perumahan dan permukiman(iv) meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya.(v)

2.3 Arah Kebijakan dan Sasaran

Dalam rangka melaksanakan penugasan dari RPJM Nasional, maka disusun arah kebijakan Kementerian Perumahan Rakyat sebagai berikut:

Pengembangan regulasi dan kebijakan untuk menciptakan iklim yang kondusif, 1. serta koordinasi pelaksanaan kebijakan di tingkat Pusat dan Daerah dalam rangka pelaksanaan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Perumahan dan Permukiman.

Peningkatan pemenuhan kebutuhan Rumah Layak Huni (RLH) yang didukung 2. dengan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) serta kepastian bermukim bagi masyarakat berpenghasilan menengah-bawah, melalui:

Pembangunan rumah layak huni (RLH) melalui pasar formal maupun a. secara swadaya masyarakat baik untuk pembangunan baru maupun peningkatan kualitas;Pembangunan rumah susun sederhana (rusuna) baik sewa maupun b. milik;Penyediaan PSU perumahan dan permukiman yang memadai untuk c. pengembangan kawasan dan PSU perumahan swadaya;Penanganan lingkungan perumahan dan permukiman kumuh;d. Pembangunan rumah khusus, termasuk rumah sederhana sewa dan e. pasca bencana;

Page 23: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

13

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Pengembangan kawasan khusus, termasuk kawasan perbatasan, daerah f. tertinggal dan pasca bencana;Fasilitasi pra sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi tanah bagi g. MBR.

Pengembangan sistem pembiayaan perumahan dan permukiman bagi MBM 3. melalui:

Pengembangan pembiayaan perumahan melalui fasilitas likuiditas;a. Pengembangan Tabungan Perumahan Nasional;b. Peningkatan pemanfaatan sumber-sumber pembiayaan untuk c. pembangunan perumahan dan permukiman.

Peningkatan pendayagunaan sumberdaya pembangunan perumahan dan 4. permukiman serta pengembangan dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan kearifan lokal.

Peningkatan sinergi pusat-daerah dan pemberdayaan pemangku kepentingan 5. lainnya dalam pembangunan perumahan dan permukiman.

Dalam mewujudkan visi dan misi Kementerian Perumahan Rakyat, sepanjang 2010-2014 terdapat sasaran-sasaran yang telah ditetapkan antara lain:

Meningkatnya pengembangan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan 1. kebijakan pembangunan perumahan dan permukiman, khususnya: (i) Revisi UU Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, (ii) Revisi UU Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun, (iii) Revisi PP Nomor 80 Tahun 1999 tentang KASIBA/LISIBA BS, (iv) Revisi PP Nomor 41 Tahun 1996 tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal atau Hunian bagi Orang Asing yang Berkedudukan di Indonesia, (v) Revisi PP Nomor 31 Tahun 2007 tentang tentang Perubahan Keempat Atas PP Nomor 12 Tahun 2001 tentang Impor dan Atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu Yang Bersifat Strategis Yang Dibebaskan Dari Pengenaan PPN, (vi) Revisi PP Nomor 15 Tahun 2004 tentang Perum Perumnas, (vii) Penyiapan masukan formulasi kebijakan Hak Tanggungan dalam rangka sekuritisasi KPR terkait dengan UU Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan atas Tanah beserta Benda-benda yang Berkaitan dengan Tanah, (viii) Revisi Keppres Nomor 22 Tahun 2006 tentang Tim Koordinasi Percepatan Pembangunan Rumah Susun di Kawasan Perkotaan, (ix) Revisi Keppres Nomor 63 Tahun 2000 tentang Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan Perumahan dan Permukiman Nasional (BKP4N), (x) Revisi Keppres Nomor 14 Tahun 1993 jo. Keppres Nomor 46 Tahun 1994 tentang Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil (Taperum PNS), serta (xi) Pengembangan NSPK dalam rangka penerapan SPM bidang Perumahan Rakyat.

Terlaksana penataan dan pengelolaan lahan untuk pembangunan 2. perumahan dan permukiman.

Terlaksana fasilitasi PSU Kawasan perumahan dan permukiman sebanyak 3. 700.000 unit.

Page 24: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

14

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Terlaksana penataan lingkungan permukiman kumuh seluas 655 Ha dengan 4. jumlah penduduk terfasilitasi sebanyak 130.000 jiwa.

Terlaksana pembangunan rumah susun sederhana berupa rusunawa 5. sebanyak 36.480 unit.

Terlaksana pembangunan Rumah Khusus sebanyak 5.000 unit termasuk 6. rumah sederhana sewa dan rumah pasca bencana.

Terlaksana fasilitasi Pembangunan Rumah Swadaya berupa pembangunan 7. baru sebanyak 50.000 unit.

Terlaksana fasilitasi Pembangunan Rumah Swadaya berupa peningkatan 8. kualitas sebanyak 50.000 unit.

Terlaksana fasilitasi penyediaan PSU Perumahan Swadaya berupa bantuan 9. stimulan PSU Swadaya sebanyak 50.000 unit.

Terlaksana fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi 10. lahan dan bangunan rumah bagi MBR sebanyak 30.000 unit.

Meningkatnya pemanfaatan sumber daya pembangunan perumahan dan 11. permukiman serta pengembangan dan pemanfaatan hasil-hasil penelitian dan pengembangan teknologi maupun sumber daya dan kearifan lokal.

Terlaksana penyaluran bantuan subsidi perumahan sebanyak 1.350.000 12. unit.

Meningkatnya mobilisasi dan pemanfaatan sumber pembiayaan untuk 13. mendukung pembangunan perumahan dan permukiman.

Terselenggara fungsi pelayanan bidang perumahan dan permukiman di 14. tingkat pusat dan daerah (33 Provinsi).

Terlaksana Dana Alokasi Khusus (DAK) Perumahan dan Permukiman berupa 15. fasilitasi PSU kawasan perumahan dan permukiman sebanyak 320.000 unit.

Terlaksana kewajiban pelayanan publik (16. Public Service Obligation) bidang perumahan dan permukiman.

Terselenggara tugas dan fungsi Kementerian Perumahan Rakyat secara 17. efektif dan efisien.

Page 25: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

15

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

2.4 Program dan Kegiatan

Untuk menjalankan kebijakan-kebijakan pembangunan perumahan serta mewujudkan sasaran-sasaran yang telah disusun di atas, Kementerian Perumahan Rakyat menyiapkan program-program sebagai berikut:

A. Program Dukungan dan Manajemen Tugas Teknis Lainnya

Merupakan program dari Sekretariat Kementerian Perumahan Rakyat yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas teknis lainnya•Perencanaan dan penganggaran pembangunan perumahan dan •permukimanPeningkatan produk hukum, humas dan kepegawaian•Pengawasan dan peningkatan akuntabilitas aparatur Kementerian •Perumahan RakyatDukungan pengembangan kebijakan pembangunan perumahan dan •permukiman

B. Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman

Merupakan program dari Deputi Bidang Pengembangan Kawasan, Deputi Bidang Perumahan Formal dan Deputi Bidang Perumahan Swadaya yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

Fasilitasi pembangunan Prasaran, Sarana, dan Utilitas (PSU) kawasan •perumahan dan permukiman Fasilitasi dan stimulasi penataan lingkungan permukiman kumuh•Pembangunan rumah susun sederhana sewa•Fasilitasi dan stimulasi pembangunan baru perumahan swadaya•Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya•Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya•Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi •

C. Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan dan Permukiman

Merupakan program dari Deputi Bidang Pembiayaan yang terdiri dari beberapa kegiatan yaitu :

Perencanaan dan koordinasi pengembangan pembiayaan perumahan dan •permukiman Pengembangan pola bantuan pembiayaan perumahan dan permukiman•Pengembangan kerjasama pembiayaan perumahan dan permukiman•Pengembangan dan penggalangan sumber-sumber pembiayaan perumahan•Pengembangan investasi perumahan dan permukiman •

Page 26: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

16

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

SUMBER FOTO: ISTIMEWA

Page 27: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

17

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

3.1 Pencapaian Anggaran

Untuk mewujudkan visi Kementerian Perumahan Rakyat yaitu “Setiap keluarga Indonesia menempati rumah yang layak huni”, telah dialokasikan dana dalam RPJMN 2010-2014 sebesar Rp 13,69 triliun dan dana subsidi sebesar Rp 21,62 triliun. Dengan demikian total anggaran dalam RPJMN 2010-2014 untuk Kemenpera adalah sebesar Rp 35,318 trilyun. (lihat tabel III.1)

Anggaran Kementerian Rakyat dialokasikan melalui Bagian Anggaran (BA) 091 dan Bagian Anggaran Subsidi Perumahan 999 (BA 62 dan 69 yang kemudian berubah menjadi BA 999 mulai Tahun Anggaran/TA 2008). Sejalan dengan komitmen Pemerintah, pagu definitif baik untuk BA 091 maupun BA 999 mengalami peningkatan dari tahun 2009. Pagu yang ada untuk tahun 2010 meningkat menjadi Rp 2.395 trilyun untuk BA 091 dan menjadi Rp 4.163,51 trilyun untuk BA 999. Sepanjang periode 2010-2014, BA 999 memiliki alokasi tahunan yang lebih tinggi dibandingkan BA 091. (lihat gambar 3.1)

BAB IIIKINERJA KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

TAHUN 2010

Gambar 3.1 BA 091 dan BA 999

Menurut RPJMN 2010-2014 (Milyar)

Page 28: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

NO.

PRO

GRAM

/KEG

IATA

N P

RIO

RITA

SSA

TUAN

RPJM

N 2

010-

2014

TARG

ETA

LOKA

SI A

NG

GA

RAN

(Rp.

Mily

ar)

2010

2011

2012

2013

2014

TOTA

L20

1020

1120

1220

1320

14TO

TAL

ABA

091

IPR

OGRA

M D

UKUN

GAN

DAN

MAN

AJEM

ENTU

GAS T

EKNI

S DAN

LAIN

NYA

127,

6115

6,63

242,

4630

3,33

341,

351.

171,

4

IIPR

OGRA

M PE

NGEM

BANG

ANPE

RUM

AHAN

DAN

PEM

UKIM

AN2.

185,

732.

520,

463.

874,

521.

679,

371.

851,

0212

.111

,1

1Pe

mban

guna

n rum

ah su

su se

derh

ana s

ewa

twin

block

100

100

180

--

380

1.20

0,00

1.20

0,00

2.16

0,00

--

4.56

0,0

2Fa

silita

s dan

stimu

lasi p

emba

ngun

anPe

ruma

han s

wada

yaun

it7.

500

12.5

0016

.250

7.50

06.

250

50.0

0075

,00

125,

0017

8,75

82,5

075

,00

536,

3

3Fa

silita

s dan

stimu

lasi p

ening

katan

kuali

tasPe

ruma

han s

wada

yaun

it7.

500

12.5

0016

.250

7.50

06.

250

50.0

0037

,50

62,5

097

,50

45,0

043

,75

286,

3

4Fa

silita

s pem

bang

unan

PSU

kawa

san

peru

maha

n dan

pemu

kiman

unit

90.3

7411

7.01

014

5.00

016

1.61

618

6.00

070

0.00

056

4,84

731,

3190

6,25

1.01

0,10

1.16

2,50

4.37

5,0

5Fa

silita

si pe

mban

guna

n PSU

peru

maha

nsw

aday

aun

it7.

500

12.5

0016

.250

7.50

06.

250

50.0

0030

,00

50,0

081

,25

37,5

037

,50

236,

3

6Fa

silita

si da

n stim

ulasi

Pena

taan L

ingku

ngan

Pemu

kiman

kumu

hun

it50

100

150

175

180

655

75,0

016

0,00

240,

0028

0,00

288,

001.

043,

0

7Fa

silita

si pr

a-ser

tifika

si da

n pen

damp

ingan

pasca

serti

fikas

iun

it-

7.50

07.

500

7.50

07.

500

30.0

00-

2,25

3,00

3,00

3,75

12,0

8Fa

silita

si pe

mban

guna

n rum

ah kh

usus

unit

250

750

1.05

01.

350

1.60

05.

000

42,8

728

,88

47,2

560

,75

80,0

025

9,7

9Pe

ngem

bang

an ke

bijak

an da

n koo

rdina

si pe

laksa

naan

kebij

akan

peru

maha

npe

mukim

an

Perat

uran

peru

ndan

gan

44

44

420

160,

5216

0,52

160,

5216

0,52

160,

5280

2,6

IIIPR

OGRA

M PE

NGEM

BANG

AN

PEM

BIAYA

AN PE

RUM

AHAN

DAN

PERM

UKIM

AN82

,40

82,4

082

,40

82,4

082

,40

412,

0

1Pe

ngem

bang

an ke

bijak

an da

n koo

rdina

si pe

laksa

naan

kebij

akan

pemb

iayaa

npe

ruma

han d

an pe

mukim

an

Perat

uran

peru

ndan

gan

22

22

210

82,4

082

,40

82,4

082

,40

82,4

041

2,0

TO

TAL A

LOKA

SI KE

MEN

PERA

2010

-1014

(BA

091)

2.39

5, 7

2.75

9,5

4.19

9,4

2.06

5,1

2.27

4,8

13.6

94,5

BBA

999

IIIPR

OGRA

M PE

NGEM

BANG

ANPE

MBIA

YAAN

PERU

MAH

AN D

ANPE

RMUK

IMAN

4.16

3,51

3.84

0,00

4.44

0,00

4.44

0,00

4.74

0,00

21.6

23,5

1

1Ba

ntua

n Sub

sidi P

erum

ahan

unit

210.

000

250.

000

290.

000

290.

000

310.

000

1.35

0.00

03.

240,

003.

840,

004.

440,

004.

440,

004.

740,

0020

.700

,00

Mas

a Tran

sisi

187.

006

187.

006

923,

5192

3,51

TO

TAL A

LOKA

SI KE

MEN

PERA

2010

-1014

(BA

999)

4.16

3,5

3.84

0,0

4.44

0,0

4.44

0,0

4.74

0,0

21.6

23,5

18

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Tabe

l III.

1Ta

rget

dan

Ang

gara

n Ke

men

teri

an P

erum

ahan

Rak

yat T

ahun

201

0-20

14(S

esua

i RPJ

M d

an R

enst

ra K

emen

pera

201

0-20

14)

SUM

BER:

RPJ

MN

201

0-20

14 B

IDA

NG

PER

UM

AH

AN

DA

N P

ERM

UKI

MA

N D

AN

REN

STRA

KEM

ENPE

RA 2

010-

2014

Page 29: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

19

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Untuk tahun 2010 telah teralokasi dana sebesar Rp 964,518 miliar (BA 091) ditambah dengan dana subsidi sebesar Rp 3,099 triliun (BA 999). Alokasi tersebut berbeda dengan alokasi dalam RPJMN 2010-2014 dikarenakan keterbatasan anggaran pada tahun 2010. Sehingga, target pada tahun 2010 pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) berbeda dengan target yang ditetapkan dalam RPJMN 2010-2014. (lihat tabel III.2)

Tabel III.2Anggaran Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

No PROGRAM/KEGIATAN PRIORITAS

TAHUN 2010RPJMN 2010-1014 DIPA

SATUAN TARGET PAGU (Rp. Milyar) TARGET PAGU

(Rp. Milyar)

A BA 091

I PROGRAM DUKUNGAN DAN MANAJEMENTUGAS TEKNIS DAN LAINNYA 127,61 174,51

II PROGRAM PENGEMBANGANPERUMAHAN DAN PEMUKIMAN 2.185,73 750,14

1 Pembangunan rumah susu sederhana sewa TB 100 1.200,00 49 248,28

2 Fasilitas dan stimulasi pembangunanPerumahan swadaya Unit 7.500 75 2.000 20

3 Fasilitas dan stimulasi peningkatan kualitasPerumahan swadaya Unit 7.500 37,5 10.000 100

4 Fasilitas pembangunan PSU kawasanperumahan dan pemukiman Unit 90.374 564,84 10.374 64,84

5 Fasilitasi pembangunan PSU perumahanswadaya Unit 7.500 30 10.000 40

6 Fasilitasi dan stimulasi Penataan LingkunganPemukiman kumuh Ha 50 75 50 75

7 Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampinganpasca sertifikasi - - - - 0

8 Fasilitasi pembangunan rumah khusus Unit 250 42,87 1.000 39,31

9Pengembangan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan perumahan danpemukiman

PeraturanPerundangan 4 160,52 4 162,71

IIIPROGRAM PENGEMBANGAN PEMBIAYAAN PERUMAHAN DANPERMUKIMAN

82,4 39,88

1Pengembangan kebijakan dan koordinasi pelaksanaan kebijakan pembiayaanperumahan dan pemukiman

PeraturanPerundangan 2 82,4 2 39,88

TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010- 2.395,74 964,53

B BA 999

IPROGRAM PENGEMBANGANPEMBIAYAAN PERUMAHAN DANPERMUKIMAN

4.163,51 3.099,05

1 Bantuan Subsidi Perumahan Unit 210.000 3.240,00

2 Pembayaran Tunggakan Unit 187.006 923,51 90.000 416

1. SSB RSH

2. SSB Resunami

3. Masa Transisi

4. Wasdal

3 Fasilitas Likuiditas ***) 67.219 2.683,05

TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-1011 (BA 999) 4.163,51 3.099,05

TOTAL ALOKASI KEMENPERA 2010-2011 4.163,51 4.063,58SUMBER: DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (DIPA) TAHUN ANGGARAN 2010

Page 30: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

20

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Pada BA 091 terdapat 3 program yaitu (i) Program Dukungan dan Manajemen Tugas Teknis Lainnya, (ii) Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman, dan (iii) Program Pengembangan Pembiayaan Perumahan dan Permukiman. Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman memiliki alokasi terbesar dalam BA 091 (Gambar III.2) yaitu sebesar 750,24 milyar rupiah (berdasarkan DIPA).

Gambar III.2Proporsi Alokasi Anggaran Program BA 091

Menurut RPJMN 2010-2014 (Milyar)

Program Pengembangan Perumahan dan Permukiman ini memiliki 9 kegiatan prioritas. Kegiatan prioritas pembangunan rumah susun sederhana sewa memiliki alokasi anggaran yang tertinggi. Pada tahun 2010 tersebut, ditargetkan agar terbangun 49 rusunawa dengan alokasi biaya sebesar 248,28 milyar rupiah. sesuai DIPA. Alokasi tertinggi berikutnya adalah untuk pembangunan PSU kawasan perumahan dan permukiman. Pada tahun 2010 ditargetkan terbangun 10.374 unit PSU kawasan dengan alokasi anggaran sebesar 64,84 milyar rupiah. Berbeda dengan pembangunan rusunawa, pada PSU kawasan targetnya semakin meningkat dari tahun ke tahun.

Sementara itu, BA 999 merupakan Bagian Anggaran dengan DIPA yang terintegrasikan langsung pada Kementerian Keuangan. Namun dalam realisasnya ada 2 kelompok kegiatan yang dibiayai yaitu bantuan pembiayaan perumahan berupa subsidi dan bantuan pembiayaan perumahan berupa Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). Timbulnya 2 skema tersebut karena pada semester II tahun 2010, terdapat reformasi kebijakan baru dari semula subsidi menjadi Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sehingga alokasi anggarannya adalah Rp 416 Milyar untuk subsidi dan Rp 2.683,05 milyar untuk FLPP.

Page 31: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

21

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Penggunaan alokasi subsidi adalah untuk membiayai:Rekonsiliasi Pembayaran dari masyarakat berpenghasilan rendah yang 1. sudah melakukan perjanjian kredit 2008 dan 2009. Untuk sisa yang belum dibayarkan akan dikonversi dalam pembayaran dengan FLPP

Tunggakan merupakan pembayaran terhadap mereka yang sudah 2. melakukan perjanjian kredit tahun 2009 namun belum menerima penyaluran pembayaran pada tahun tersebut

Dalam hal kemampuan penyerapan alokasi dana untuk tahun 2010, realisasinya terlihat menggembirakan. Realisasi dana BA 091 mencapai Rp 915,108 miliar atau 94,88 % dari pagu (Rp 964,518 miliar). Sementara itu, realisasi dana subsidi (BA 999) mencapai Rp 3,099 triliun atau 100% dari pagu. Dengan demikian realisasi total pada tahun 2010 adalah sebesar Rp 4.014,156 milyar atau sebesar 98,78 % (Selengkapnya pada tabel III.3).

SUMBER: BAGIAN KEUANGAN, KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

No Unit Organisasi, Satuan Kerja, Kegiatan

Total

DIPA Penyerapan S/D 31-12-2010

(Rp. 000.000) (Rp. 000.000) %

A. Penyusunan Kebijakan & NSPM

1 Sekretariat Kemenpera 179.106 163.604 91,34

2 Pembiayaan Perumahan 39.877 38.757 97,19

3 Pengelolaan Kawasan 41.086 38.823 94,49

4 Pemberdayaan Perumahan Swadaya 36.211 33.856 93,50

5 Pengembangan Perumahan Formal 38.961 37.455 96,13

B Operasionalisasi Kebijakan

1 Penyediaan Perumahan Reguler 618.277 592.436 95,82

2 Pembiayaan Perumahan Operasionalisasi Pusat 11.000 10.178 92,52

Jumlah Bagian Anggaran : 091 964.518 915.108 94,88

C Belanja Subsidi

1 Pembiayaan Masa Transisi 416.000 415.999 100,00

2 Pembiayaan Fasilitas Likuiditas 2.683.049 2.683.049 100,00

Jumlah Bagian Anggaran : 999 3.099.049 3.099.048 100,00

Jumlah Bagian Anggaran : 091+999 4.063.567 4.014.156 98,78

Tabel III.3Kinerja Anggaran Pembangunan Perumahan Rakyat Tahun 2010

SUMBER: BAGIAN KEUANGAN, KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYATCatatan: Penyerapan per 31 Desember 2010

Page 32: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

22

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

3.2 Pencapaian Rencana Pemba-ngunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014

Dalam melaksanakan amanahnya, salah satu acuan utama Kementerian Perumahan Rakyat adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014. Pencapaian yang perlu diraih oleh Kementerian Perumahan Rakyat berdasar RPJMN tersebut adalah memastikan pembangunan 685.000 Rumah Sederhana Sehat Bersubsidi, 180 Tower Rusunami dan 650 twin block Rusunawa berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga yang kurang mampu pada 2012.

Tujuan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010-2014, kemudian diturunkan secara khusus dalam misi-misi Kementerian Perumahan Rakyat yang juga terdapat dalam Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014. Pada tahun 2010, pencapaian yang cukup strategis diraih antara lain adalah pembangunan rusunawa dan pengesahan Undang Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman di DPR. Rincian lebih detail dari pencapaian-pencapaian tersebut dapat dilihat pada sub bab 3.4 yang menguraikan pencapaian Kementerian Perumahan Rakyat berdasarkan misi dalam Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014.

3.3 Pencapaian Kontrak Kinerja Menteri Negara Perumahan Rakyat

Menteri Negara Perumahan Rakyat juga telah melakukan kontrak kinerja dengan Presiden terkait tujuan dan sasaran dari Kementerian Perumahan Rakyat yang perlu dicapai. Salah satu sasaran utama dari Kontrak Kinerja tersebut adalah memastikan tercapainya target capaian program 100 hari.

Target program 100 hari tersebut adalah meningkatkan tingkat hunian rusunawa yang sudah atau sedang dibangun dari sekitar 40% menjadi 80% dalam 100 hari dan melakukan kaji ulang menyeluruh atas kebijakan pembangunan dan penghunian rusunawa dan rusunami. Target tersebut harus dicapai paling lambat Januari 2010. Target program 100 hari tersebut didefinisikan dengan terhuninya 124 TB Rusunawa dari 155 TB Rusunawa siap huni dan pencapaiannya mampu melebihi 100 % dengan terhuninya 132 TB dari target 124 TB pada hari ke-100. Selain itu dalam 100 hari tersebut telah juga tercapai sepenuhnya identifikasi

SUMBER: BAGIAN KEUANGAN, KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

BA 091 Absolut %

Pagu 964.518.419 100,00%

Realisasi 915.108.464 94,88%

BA 999 Absolut %

Pagu 3.099.049.000 100,00%

Realisasi 3.099.047.563 100,00%

Tabel III.4 Proporsi Penyerapan Bagian

Anggaran 091 dan 999 (dalam juta) terhadap Pagu (%)

Page 33: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

23

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

terhadap permasalahan dan tersusunnya substansi perubahan kebijakan pembangunan dan penghunian Rusunawa dan Rusunami terkait dengan (i) Pengelolaan Rusunawa, (ii) Perhitungan tarif sewa Rusunawa, (iii) Pedoman bantuan Rusunawa Pendidikan Tinggi dan Berasrama, (iv) Pembentukan PPRS Rusunami, (v) Penghunian dan Pengalihan Sarusunami, (vi) Revitalisasi KepPres 22 Th 2006, (vii) Revisi PP 31 Th 2007, dan (viii) Revisi PP 38 Th 2008.

Beberapa target lain dalam kontrak kinerja yang perlu dicapai dalam tahun 2010 adalah tentang pelaksanaan perbaikan peraturan yang mendukung investasi. Kemenpera perlu untuk mengkaji dan mengusulkan perbaikan peraturan-peraturan yang menghambat atau berpotensi menghambat investasi sebelum Juni 2010 dan memastikan efektifitas perbaikan peraturan tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan.

Target berikutnya yang juga perlu dicapai pada tahun 2010 adalah melaksanakan reformasi bidang pelayanan umum. Dalam mencapai target ini perlu dikaji ulang dan diusulkan tentang perbaikan kebijakan, peraturan, dan proses pelaksanaan seluruh kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan umum yang diberikan Kementerian secara tuntas sebelum Juni 2010 serta memastikan efektivitas implementasi perbaikan peraturan tersebut sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan oleh pejabat yang ditunjuk Presiden untuk memimpin reformasi pelayanan umum. Pencapaian target-target tersebut dalam Tahun 2010 adalah dengan melalui diterbitkannya peraturan-peraturan yang mendukung. Daftar dari peraturan-peraturan yang diterbitkan tersebut dapat dilihat pada Tabel III.5.

Sasaran lain yang lebih bersifat jangka menengah adalah memastikan pembangunan 685.000 unit RSH Bersubsidi, 180 Tower Rusunami dan 650 TB Rusunawa berikut fasilitas pendukung kawasan permukiman yang dapat menampung 836.000 keluarga pada tahun 2012. Sasaran ini mempertegas prioritas nasional yang telah ada dalam RPJMN 2010-2014 dan pencapaian dari sasaran tersebut termasuk dalam pencapaian misi Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014 (sub bab 3.4).

3.4 Pencapaian Misi Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014

Memasuki akhir Desember 2010, beberapa hal siginifikan yang telah dicapai terkait misi dan target tahun 2010 sesuai dengan Renstra Kemenpera 2010-2014 yaitu:

3.4.1 Kinerja Pencapaian Misi 1: Meningkatkan iklim yang kondusif dan koordi-nasi pelaksanaan kebijakan pembangunan

Page 34: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

A. Revisi UU Nomor 4 Tahun 1992 menjadi UU Perumahan dan Kawasan Permukiman

Sampai akhir tahun 2010, telah disahkan Undang Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman (UU PKP) pada tanggal 17 Desember 2010 dalam Sidang Paripurna DPR. Proses penyusunan UU PKP dalam tahun 2010 memang menjadi prioritas pembahasan Program Legislasi Nasional melalui usulan Badan Legislasi DPR RI.

Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman yang telah disahkan ini diharapkan dapat meningkatkan penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman yang berkeadilan dan berpihak pada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR). Undang-Undang tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman ini secara keseluruhan mencerminkan adanya keberpihakan yang kuat sekaligus memberikan kepastian bermukim terhadap masyarakat berpenghasilan rendah

Selain itu, lahirnya UU ini juga mengamanatkan dibentuknya dua UU lainnya yakni UU tentang Rumah Susun (Rusun) dan Tabungan Perumahan. UU ini juga mengamanatkan Peraturan Pemerintah atau peraturan pelaksanaan lainnya ditetapkan paling lama 1 (satu) tahun sejak Undang-undang ini berlaku. Terkait dengan semua kelembagaan yang perlu dibentuk atau yang perlu ditingkatkan statusnya harus sudah disusun paling lambat 2 (dua) tahun sejak undang-undang ini diundangkan.

24

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

SUMBER: BIRO HUKUM DAN KEPEGAWAIAN

Pengesahan Undang Undang Perumahan

dan Kawasan Permukiman di DPR pada 17 Desember

2010.

Page 35: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

25

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

B. Revisi Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun

Pada tahun 2010, telah tersusun rancangan revisi dari Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang Rumah Susun dan pembahasannya telah memasuki Pembahasan tingkat I DPR-RI. Revisi UU tersebut menjadi prioritas pembahasan Program Legislasi Nasional pada tahun 2010 melalui usulan Badan Legislasi DPR RI yang tertera dalam rapat antara Pemerintah melalui Badan Legislasi Nasional dan Badan Legislasi DPR RI dengan nomor 21 untuk RUU Rumah Susun.

RUU ini diharapkan akan memiliki beberapa persepektif baru seperti (i) pembangunan rumah susun sebagai instrumen untuk percepatan pemenuhan kebutuhan hunian, efisiensi pemanfaatan tanah perkotaan, dan peningkatan kualitas lingkungan dan pengembangan perkotaan; (ii) status kepemilikan satuan rumah susun, disamping hak milik satuan rumah susun kondominium (dengan tanah bersama) juga diatur hak milik satuan rumah susun strata title (tanpa tanah bersama), (iii) status penguasaan satuan rumah susun, selain dengan cara memiliki, cara sewa dan sewa beli serta jangka waktu kepemilikan, dan perspektif-perspektif lain yang lebih memperkaya rancangan undang-undang ini.

Untuk tahun 2011, perlu disusun substansi RUU Rumah Susun yang perlu disempurnakan. Substansi yang belum disepakati dalam tahapan pembahasan yang telah berjalan pada tahun 2010 adalah (i) tanah, berupa pemisahan horizontal antara tanah dan bangunan diatasnya, tanah sewa yang dibangun Rumah Susun (tanpa tanah bersama), sertifikat Satuan Rumah Susun (Sarusun) yang dibangun diatas tanah sewa (ii) kelembagaan, berupa tugas pokok dan fungsi (tupoksi) Badan Pengelola Rumah Susun (BPRS).

C. Penyusunan UU Tabungan Perumahan

Rancangan Undang-Undang Tabungan Perumahan pada tahun 2010 telah mulai memasuki masa penyusunan. UU Tabungan Perumahan sendiri sudah diamanatkan dalam UU Perumahan dan Kawasan Permukiman (UU PKP) bahwa tabungan perumahan akan diatur secara tersendiri melalui Undang-Undang.

D. Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri

Pada tahun 2010 telah disiapkan rancangan dari revisi Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri. Penyiapan Revisi Peraturan Pemerintah Nomor 80 Tahun 1999 tentang Kawasan Siap Bangun dan Lingkungan Siap Bangun Berdiri Sendiri ini bertujuan untuk merumuskan kembali pengaturan tentang Badan Pengelola agar tidak rigid sehingga tidak menjadi kendala dalam pelembagaan badan pengelola. Pengaturan yang akan dikembangkan adalah bentuk badan pengelola yang lebih banyak pilihannya, proses tender yang lebih menarik minat swasta, kemudahan dan bantuan kepada Pemda. Pengaturan juga akan membedakan antara pemilikan tanah oleh Pemda dan Swasta.

Page 36: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

26

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

E. Penerbitan Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat

Pada tahun 2010, telah diterbitkan juga 18 buah Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat. Peraturan Menteri tersebut bertujuan untuk lebih mendukung segi teknis dalam menciptakan iklim yang kondusif terkait pelaksanaan kebijakan pembangunan. Delapan belas Peraturan Menteri tersebut adalah sebagai berikut:

Tabel III.5Daftar Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Tahun 2010

No Nomor Permenpera Tentang

1 01/PERMEN/M/2010 Pengelolaan Pengaduan Masyarakat di Bidang Perumahan dan Permukiman

2 02/PERMEN/M/2010 Rencana Strategis Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010-2014

3 03/PERMEN/M/2010 Pelimpahan Sebagian Urusan Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010 melalui Dekonsentrasi

4 04/PERMEN/M/2010 Pedoman Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

5 Nomor 5 Tahun 2010 Pelaksanaan Pengadaan Barang-Jasa Secara Elektronik (E-Procurement) di Lingkungan Kementerian Perumahan Rakyat

6 Nomor 6 Tahun 2010 Pola Klasifikasi Arsip Kemenpera

7 Nomor 7 Tahun 2010 Tata Naskah Dinas Kemenpera

8 Nomor 8 Tahun 2010 Tata Kearsipan Kemenpera

9 Nomor 10 Tahun 2010 Acuan Pengelolaan Lingkungan Perumahan Tapak

10 Nomor 11 Tahun 2010 Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Bantuan Pembiayaan Perumahan dalam Bentuk Fasilitas Subsidi Perumahan melalui Kredit/ Pembiayaan Pemilikan Rumah

11 Nomor 12 Tahun 2010 Penetapan Struktur dan Perubahan Besaran Gaji Pokok Karyawan Pelaksana Sekretariat Tetap Bapertarum-PNS

12 Nomor 13 Tahun 2010 Tata Cara Pelaksanaan KPR Bersubsidi dan KPR Syariah Bersubsidi Serta KPR Sarusuna Bersubsidi dan KPR Sarusuna Syariah Bersubsidi

13 Nomor 14 Tahun 2010 Pengadaan Perumahan Melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera dengan Dukungan Bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan

14 Nomor 15 Tahun 2010 Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Perumahan melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera dengan Dukungan Bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan

15 Nomor 16 Tahun 2010 Petunjuk Teknis Perencanaan Pembiayaan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Perumahan Rakyat Daerah Provinsi dan Daerah Kabupaten/Kota

16 Nomor 17 Tahun 2010 Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pengadaan Perumahan dan Permukiman dengan Dukungan Bantuan Pembiayaan Perumahan dalam Bentuk Fasilitas Subsidi Perumahan Melalui Kredit/ Pembiayaan Pemilikan Rumah

17 Nomor 18 Tahun 2010 Perubahan Atas Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 13 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan KPR Bersubsidi dan KPR Syariah Bersubsidi Serta KPR Sarusuna Bersubsidi dan KPR Sarusuna Syariah Bersubsidi

18 Nomor 21 Tahun 2010 Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perumahan Rakyat

Page 37: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

27

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

F. Koordinasi Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

Untuk menunjang pemantauan dan evaluasi kinerja sebagai bagian dari koordinasi pelaksanaan kebijakan pembangunan, Kementerian Perumahan Rakyat telah melaksanakan beberapa kegiatan yaitu sebagai berikut:

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP)-

Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah mewajibkan setiap instansi pemerintah baik pusat maupun daerah untuk menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP). Didasari oleh aturan tersebut setiap instansi pemerintah terlebih dahulu harus menyusun Perencanaan Strategis (Renstra) atau strategic planning.

Kemenpera mengupayakan pengembangan penerapan sistem pertanggung-jawaban yang tepat, jelas dan legitimate, sehingga pemerintahan dan pembangunan di bidang perumahan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, serta bebas dari KKN (korupsi, kolusi dan nepotisme) dalam rangka perwujudan good governance.

Evaluasi penerapan Sistem AKIP telah dilaksanakan oleh KemenPAN-RB di Kemenpera sejak Tahun 2006 dimana materi yang dievaluasi adalah berbagai dokumen pendukung penerapan AKIP Kemenpera sejak Tahun 2005. Hasil penilaian/evaluasi yang diseleng-garakan oleh KemenPAN-RB setiap tahunnya mengalami peningkatan. Dalam melaksanakan amanat Instruk-si Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah tersebut, Kemen pera sejak Tahun 2005 selalu menyampaikan LAKIP secara tepat waktu.

Sistem Akuntansi Instansi (SAI)-

Dalam hal keuangan, secara periodik yaitu dalam kurun waktu 6 bulan sekali, Kementerian Perumahan Rakyat mengisi SAI atau Sistem Akuntasi Instansi untuk diserahkan kepada Kementerian Keuangan. SAI ini terdiri dari dua bagian yaitu Sistem Akuntansi Keuangan Pengguna Anggaran (SAKPA) dan (Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara) SIMAK BMN. Selain itu, disusun juga Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) untuk melengkapi SAI tersebut.

Tahun Peringkat2006 57 dari 63 instansi2007 16 dari 71 instansi2008 13 dari 67 instansi (predikat CC)

Tabel III.6Peringkat SAKIP Kementerian Perumahan Rakyat

Tahun 2006-2008

SUMBER: BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN

Tabel III.7Opini Laporan Keuangan Kementerian Perumahan

Rakyat Tahun 2006-2009

Tahun Opini2006 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)2007 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)2008 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)2009 Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)

SUMBER: BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN

Page 38: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

28

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Pada bulan Juli 2010, Kementerian Perumahan Rakyat memperoleh penghargaan dari Pemerintah Republik Indonesia berupa opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) atas keberhasilan menyusun dan menyajikan Laporan Keuangan Tahun 2009 yang merupakan capaian standar tertinggi dalam Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah. Opini WTP tersebut merupakan capaian yang secara konsisten diraih oleh Kementerian Perumahan Rakyat sejak tahun 2006.

Pelaporan Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian - Pembangunan (UKP4)

Dalam rangka penyusunan Laporan Inpres 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Nasional 2010, telah dikoordinasikan Laporan tentang Rencana Aksi Kemenpera mengenai target prioritas nasional 6 bidang infrastruktur. Laporan ini penting karena merupakan penilaian terhadap kinerja Kementerian Perumahan Rakyat dan menjadi dasar pengambilan keputusan strategis Presiden. Pada tahun 2010, Kementerian Perumahan Rakyat melaporkan mengenai pembangunan rusunawa serta subsidi KPR dan fasilitas likuiditas bagi Rsh bersubsidi dan Rusunami. Pelaporan untuk UKP4 pada tahun 2010 tersebut terdiri dari 5 checkpoint yaitu pada B04 (April 2010), B06 (Juni 2010), B08 (Agustus 2010), B10 (Oktober 2010), dan B12 (Desember 2010).

3.4.2 Kinerja Pencapaian Misi 2: Meningkatkan ketersediaan rumah layak huni yang didukung oleh prasarana, sarana dan utilitas (PSU)

A. Telah terbangunnya rumah susun sejahtera sewa sebanyak 49 unit

Untuk pemenuhan kebutuhan rumah layak huni bagi seluruh keluarga Indonesia terutama kepada masyarakat berpenghasilan rendah yang belum mempunyai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan rumahnya melalui kepemilikan, diprogramkan pembangunan Rumah Susun (Rusun) Sejahtera yang sebelumnya dikenal dengan Rumah Susun Sederhana Sewa.

Pada tahun 2010 ini telah terselesaikan 49 TB, pencapaian ini telah sesuai dengan target berdasar alokasi anggaran tahun 2010. Rusun Sejahtera yang dibangun oleh Kemenpera tersebut diprioritaskan untuk lembaga pendidikan tinggi, prajurit TNI/POLRI, pekerja industri, dan pondok pesantren.

Page 39: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

NO LOKASI UNIT1 KODAM Iskandar Muda, Kota Banda Aceh 12 KODAM I/ Bukit Barisan, Sunggal, Kota Medan 13 KODAM I/ Bukit Barisan, Gaperta, Kota Medan 14 LANTAMAL I, Belawan, Kota Medan 15 PP. Modern Daarul Muhsinin Janjimanahan Kaawat, Kab. Labuhan Batu 0,56 LANTAMAL IV, Kota Tanjung Pinang 17 Kota Pekanbaru, Pekerja 28 Kota Batam 1, Pekerja Kabil 29 Kota Batam 2, Pekerja Tanjung Uncang 2

10 LANAL Piyambung, Kota Bandar Lampung, Lampung 211 SATPASS SIM Polri, Kota Jakarta Barat 212 KODAM Jaya Jatiwarna, Kota Bekasi 113 MABES TNI Jatimakmur, Kota Bekasi 114 BRIMOB Kelapa Dua, Kota Depok 1 215 BRIMOB Kelapa Dua, Kota Depok 2 216 Kementerian Pertahanan, Ciangsana, Kabupaten Bogor 117 BRIMOB Kedung Halang, Kabupaten Bogor 218 KOSTRAD Cibinong, Kabupaten Bogor 119 Kabupaten Bandung, Pekerja Rancaekek 120 KODAM III/ Siliwangi, Kota Bandung 221 Kabupaten Bandung Barat, Pekerja Batujajar 122 KODAM IV/ Diponegoro, Kota Semarang 123 PP. Al-Anwar, Karang Mangu Sarang, Kabupaten Rembang 124 PP. Maslakul Huda, Kabupaten Pati 125 LANUD TNI AU Adisucipto, Kota Yogyakarta 126 Stikes Ahmad Yani, Kabupaten Sleman 127 PP. Tarbiyatul Mukmin / Ikhsanul Fikri, Pabelan, Kabupaten Magelang 0,528 SMA Taruna Nusantara, Kabupaten Magelang 0,529 KODAM V/ Brawijaya, Kota Malang Jawa Timur 130 KOSTRAD Malang, Kota Malang Jawa Timur 131 LANUD TNI AU Iswahjudi, Kabupaten Madiun 132 KODAM VII/ Wirabuana, Kota Makassar 133 KODAM XII/ Tanjung Pura, Kabupaten Sintang 134 KODAM XII/ Tanjung Pura, Kota. Pontianak 135 Kabupaten Sidoarjo, Pekerja 136 PP. Al-Ghazali Dukuh Dempok Wuluhun, Kabupaten Jember 0,537 PP. Tremas, Kabupaten Pacitan 0,538 PP. Gontor, Kabupaten Ponorogo 0,539 PP. Rasyidiyah Khalidiyah Amuntai, Kabupaten Amuntai 140 KODAM XVI/ Pattimura, Kota Ambon 241 KODAM XVII/ Cenderawasih, Kabupaten Manokwari 2

TOTAL 49

29

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Tabel III.8Lokasi Pembangunan Rusunawa Tahun Anggaran 2010

SUMBER: PUSAT PENGEMBANGAN PERUMAHAN

Page 40: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

30

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Pembangunan Rusun Sejahtera ini dilaksanakan secara tahun jamak karena proses mulai dari persiapan, perencanaan (Detail Engineering Design/DED), pelaksanaan konstruksi, dan masa pemeliharaan membutuhkan waktu lebih dari satu tahun, sekitar 18 bulan. Untuk pembangunan 49 TB di tahun 2010, sampai dengan akhir tahun anggaran 2010 diprogramkan untuk pelaksanaan persiapan lapangan sampai dengan maksimum substruktur (pondasi) yang diperkirakan sebesar 20% dari prestasi bangunan lengkap. Sisanya (80% dari prestasi bangunan lengkap) dilaksanakan pada tahun anggaran 2011.

Berbagai permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Rusun Sejahtera antara lain adalah:

Keterbatasan lahan Pemda untuk pembangunan Rusun Sejahtera. Untuk a. itu perlu pengembangan bank tanah, kerjasama pemerintah-swasta untuk pembangunan rusunawa di lahan swasta, serta pengembangan kawasan rumah susun.

Terbatasnya penyediaan PSU pendukung antara lain karena keterbatasan b. anggaran baik APBN dan APBD.

Jawa Barat (14 TB)- Mabes TNI Jati Makmur (1 TB)- Kodam Jatiwarna, Kota Bekasi (1 TB)- Kemhan, Ciangsana, Kab Bogor (1 tb)- Kodam III/Siliwanggi, Kota Bandung (2 TB)- Kostrad Cibinong, Kab Bogor (1TB)- Brimob Kelapa dua, Kota Depok (2 TB)- Brimob Kelapa Dua, Kota Depok (2 TB)]- Brimob Kedung Halang, Kabupaten Bogor (2 TB)- Pekerja Batu Jajar, Kab Bandung barat (1 TB)- Pekerja Rancaekek, Kab Bandung (1 TB)

Kepulauan Riau(5 TB)-Lantamal IV, Kota Tanjung Pinang (1 TB)-Kota Batam 1, Pekerja Kobil (2TB)-Kota Batam 2, Pekerja Tanjung Uncang (2 TB)

Kaliamnatan Barat-Kodam VI/Tanjung pura, Kab Sintang1TB- Kodam VI/Tanjungpura, Pontianak 1TB

Riau (2 TB)- Kota Pekanbaru (Pekerja)

Jawa Tengah (4 TB)- SMA Taruna Nusantara (0,5 TB)- Kodam IV/Diponegoro (1 TB)- PP Maslakul Huda, Kab Pati (1 TB)- Pp Al Anwar, Kab Rembang (1 TB)- PP Tarbiyatul Mukmin, Ka Magelang (

0,5 TB)

Jawa Timur 5,5 TB- Kostrad Malang (1 TB)- Kodam V Brawijaya ( 1 TB)- Lanud Iswahyudi (1 TB)- PP Al Ghazali, Jember (0,5 TB)- PP Tremas Kab Pacitan (0,5 TB)- PP Gontor, Kabv Ponorogo (0,5

TB) - Pekerja Sidoarjo (1 TB)

Lampung (2 TB)- Lanal Piyambung, Kota Bandar Lampung (2 TB)

Sulawesi Selatan 1 TB- Kodam VII Wirabuana ( 1 TB)

NAD (1 TB))- Kodam Iskandar Muda ( 1 TB)

Sumatera Utara (3,5 TB)- Kodam Bukit Barisan (1 TB)- Kodam Bukit Barisan (1 TB)- Lantamal kota Medan (1 tb)- PP Modern Daarul Mushinin Janjimanah

Kawat (0,5 TB)

Papua Barat 2 TB- Kodam XVII Cendrawasih (2 TB)

Jogjakarta (2 TB)- Lanud TNI Adisucipto (1 TB)- Stikes Ahmad Yani, Kabupaten Sleman (1TB)

Maluku 2 TB- Kodam XVI/ Patimura, Kota Ambon

Kalimantan Selatan- PP Rassyidah Khalidiyah Amunta 1 TB

1

SUMBER: DEPUTI BIDANG PERUMAHAN FORMAL

Gambar 3.3 Lokasi Pembangunan Rusunawa Tahun Anggaran 2010

Page 41: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

31

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Masalah pengelolaan aset berupa penyerahan Barang Milik Negara (BMN) c. kepada Pemda.

Lemahnya kelembagaan pengelola Rusun Sejahtera, untuk itu perlu kegiatan d. capacity building dan pengembangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) perumahan.

Belum ada standarisasi tarif sewa.e.

Keterbatasan anggaran untuk operasional pengelolaan dan pemeliharaan f. bangunan karena tarif sewa yang murah tidak mampu menutupi kebutuhan biaya tersebut.

B. Terselesaikannya fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya sebanyak 2.000 unit

Dalam rangka meningkatkan pembangunan perumahan swadaya, pada akhir tahun 2010, fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya sebanyak 2.000 unit telah dapat terselesaikan. Pencapaian ini sesuai dengan target berdasar alokasi anggaran 2010.

Stimulan ini berupa Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) yaitu bantuan stimulan pembangunan baru dan bantuan stimulan perbaikan rumah yang diarahkan khususnya bagi MBR di kawasan nelayan, terpencil, paska bencana dan kumuh. Kriteria penerima bantuan adalah rumah tidak layak huni (RTLH) MBR yang tersebar dan pada skala kecamatan. Stimulan dilakukan melalui proses pemberdayaan masyarakat, dilaksanakan secara swakelola, dan disalurkan berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) melalui Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM). Pemberian bantuan stimulan pembangunan baru yang sebanyak 2.000 unit tersebut dilaksanakan di 18 Provinsi dan 36 Kabupaten/Kota (Tabel III.9).

SUMBER: DEPUTI BIDANG PERUMAHAN SWADAYA

Pembangunan Baru Perumahan Swadaya

bagi MBR di Kabupaten Gorontalo.

Page 42: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

32

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

No PROVINSI KABUPATEN/KOTA PB (Unit)

X KALIMANTAN BARAT 2 150

18 Kabupaten Pontianak 50

19 Kabupaten Kubu Raya 100

XI KALIMANTAN SELATAN 1 50

20 Kabupaten Hulu Sungai Utara 50

XII SULAWESI UTARA 3 150

21 Kabupaten Bolang Mongondow 50

22 Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 50

23 Kabupaten Bolaang Mongondow Timur 50

XIII SULAWESI SELATAN 1 50

24 Kota Makasar 50

XIV SULAWESI TENGGARA 4 325

25 Kabupaten Bombana 100

26 Kota Bau Bau 75

27 Kabupaten Buton 50

28 Kabupaten Koloka 100

XV SULAWESI BARAT 2 100

29 Kabupaten Majene 50

30 Kabupaten Polewali Mandar 50

XVI GORONTALO 2 100

31 Kabupaten Gorontalo Utara 50

32 Kabupaten Gorontalo 50

XVII MALUKU 1 100

33 Kota Ambon 100

XVIII PAPUA BARAT 3 100

34 Kabupaten Sorong 50

35 Kabupaten Sorong Selatan

36 Kabupaten Sorong 50

No PROVINSI KABUPATEN/KOTA PB (Unit)

I NAD 1 50

1 Kabupaten Aceh Besar 50

II SUMATERA BARAT 2 150

2 Kabupaten Tanah Datar 50

3 Kabupaten Agam 50

4 Kabupaten Solok Selatan 50

III SUMATERA SELATAN 1 50

5 Kabupaten Musi Banyuasin 50

IV BANTEN 2 100

6 Kabupaten Tangerang 50

7 Kabupaten Serang 50

V JAWA BARAT 3 150

8 Kota Bogor 50

9 Kabupaten Garut 50

10 Kabupaten Ciamis 50

VI JAWA TENGAH 2 125

11 Kabupaten Sukoharjo 50

12 Kabupaten Magelang 75

VII JAWA TIMUR 1 50

13 Kota Probolinggo 50

VIII BALI 3 100

14 Kabupaten Gianyar 50

15 Kabupaten Tabanan 50

16 Kabupaten Bangli

IX NUSA TENGGARA BARAT 1 100

17 Kabupaten Bima 100

Keterangan:PB: Pembangunan BaruJumlah Unit : 2,000Jumlah Provinsi : 18Jumlah Kabupaten/Kota : 36

SUMBER: DEPUTI BIDANG PERUMAHAN SWADAYA

Tabel III.9Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan Pembangunan Baru

Tahun Anggaran 2010

Page 43: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

33

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

C. Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas swadaya sebanyak 20.000 unit

Sampai dengan akhir tahun 2010 fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya sebanyak 20.000 unit dapat terselesaikan. Pencapaian ini melebihi target sesuai alokasi anggaran 2010 yang berjumlah 10.000 unit.

Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya ini dilakukan melalui program Peningkatan Kualitas Perumahan (PKP). PKP ini memiliki kriteria pada RTLH MBR yang mengelompok, rawan masalah sosial dan lingkungan, serta ada pada skala kampung. Konsep dari PKP adalah mendukung Tridaya melalui proses pemberdayaan masyarakat Rencana Tindak Komunitas (Community Action Planning/CAP). PKP menggunakan lembaga masyarakat, dilaksanakan secara swakelola, dan disalurkan berupa Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) melalui Kelompok Masyarakat (Pokmas).

Pemberian bantuan stimulan berupa peningkatan kualitas yang sebanyak 20.000 unit tersebut dilaksanakan di 33 Provinsi dan 178 Kabupaten/Kota. Rincian lokasi dari bantuan stimulan tersebut dapat dilihat pada (Tabel III.10).

D. Fasilitasi pembangunan PSU kawasan sebanyak 12.470 ribu unit

Upaya peningkatan penyediaan rumah layak huni, sehat, aman, serasi, teratur, dan berkelanjutan perlu didukung dengan penyediaan PSU perumahan dan permukiman. Sesuai dengan Renstra 2010-2014, pelaksanaan bantuan stimulan fisik PSU ditujukan untuk memfasilitasi pembangunan rumah sejahtera tapak dan rumah sejahtera susun.

Bantuan Stimulan PSU dilaksanakan dengan pendekatan pengembangan kawasan skala besar (1.000 – 10.000 unit rumah) dan non besar (300 – 100 unit rumah), kawasan perumahan tematik dengan fungsi khusus (minimal 100 unit rumah), dan pembangunan hunian vertikal (rumah susun sejahtera sewa/milik). Komponen PSU yang diberikan adalah: (i) jalan; (ii) drainase; (iii) sanitasi, (iv) jaringan air minum; (v) persampahan; (vi) jaringan listrik; (vii) penerangan jalan umum (PJU); (viii) ground tank dan pompa air minum (untuk rusun); (ix) tempat parkir (untuk rusun); dan (x) lift (untuk rusun).

Sampai dengan akhir tahun 2010 fasilitasi pembangunan PSU kawasan perumahan dan permukiman telah dapat terfasilitasi sebanyak 12.470 unit. Pencapaian ini melebihi target sesuai alokasi anggaran yang sebesar 10.374 unit. Rincian lokasi dari Pembangunan PSU Rsh/Rusunawa tersebut dapat dilihat pada tabel III.11

Page 44: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

34

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) rumah di Kota Pekanbaru.

Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) rumah di Kabupaten Halmahera Barat.

Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) rumah di Kabupaten Cirebon.

Kegiatan Peningkatan Kualitas (PK) rumah di Kota Surakarta.

SUMBER FOTO-FOTO: ISTIMEWA

Page 45: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

35

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Tabel III.10Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan Peningkatan Kualitas

Tahun Anggaran 2010

SUMBER: DEPUTI BIDANG PERUMAHAN SWADAYA

NO P R O V I N S IKABUPATEN / KOTA

PENINGKATAN KUALITAS

BSP2S PKP

I N A D 1 1 Kabupaten Aceh Besar

100100

--

II

SUMATERA UTARA 3 2 Kabupaten Asahan 3 Kabupaten Serdang Bedagai 4 Kota Tanjung Balai

325200

7550

400200200

-

III

SUMATERA BARAT 8 5 Kab. Solok 6 Kota Payakumbuh 7 Kota Pariaman 8 Kota Bukit Tinggi 9 Kab. Solok Selatan10 Kabupaten Agam11 Kabupaten Tanah Datar12 Kota Sawahlunto

500200

505050505050

-

--------

100

IV

RIAU 313 Kota Pekan Baru14 Kabupaten Indragirl Hulu15 Kota Dumai

275175100

-

100--

100

VKEPULAUAN RIAU 216 Kabupaten Bintan17 Kota Tanjung Pinang

5050

-

200100100

VIJAMBI 218 Kabupaten Kerinci19 Kabupaten Muaro Jambi

1507575

--

VII

SUMATERA SELATAN 320 Kabupaten Muara Enim21 Kota Pagar Alam22 Kota Palembang

300150150

-

200--

200

VIIBENGKULU 223 Kabupaten Kaur24 Kota Bengkulu

200100100

---

IX

LAMPUNG 425 Kabupaten Lampung Tengah26 Kabupaten Lampung Timur27 Kabupaten Tulang Bawang28 Kota Bandar Lampung

600150150150150

-----

X

BANGKA BELITUNG 329 Kabupaten Bangka Tengah30 Kabupaten Belitung Timur31 Kota Pangkal Pinang

----

300100100100

XI

BANTEN 532 Kabupaten Serang33 Kabupaten Tangerang34 Kota Serang35 Kabupaten Lebak36 Kota Tangerang Selatan

150150

----

600200100100100100

XII

DKI JAKARTA 437 Kota Jakarta Barat38 Kota Jakarta Timur39 Kota Jakarta Utara40 Kabupaten Kepulauan Seribu

150505050

-

200-

100-

100

XIII

JAWA BARAT 1941 Kota Cimahi42 Kabupaten Karawang43 Kabupaten Majalengka44 Kota Bogor45 Kota Cirebon46 Kabupaten Indramayu47 Kota Sukabumi48 Kabupaten Sukabumi49 Kab. Bandung Barat50 Kabupaten Garut51 Kabupaten Ciamis52 Kabupaten Cianjur53 Kabupaten Cirebon54 Kabupaten Kuningan55 Kabupaten Bandung56 Kabupaten Subang57 Kabupaten Sumedang58 Kabupaten Bogor59 Kota Tasikmalaya

1.150150150100

50757575

150--

507550

------

1.100--------

100100

--

100100100100100400100

NO P R O V I N S IKABUPATEN / KOTA

PENINGKATAN KUALITAS

BSP2S PKP

XIV

JAWA TENGAH 2060 Kota Surakarta61 Kabupaten Pati62 Kabupaten Grobogan63 Kabupaten Purworejo64 Kabupaten Sukoharjo65 Kabupaten Temanggung66 Kota Pekalongan67 Kabupaten Sragen68 Kabupaten Klaten69 Kabupaten Banjarnegara70 Kabupaten Rembang71 Kabupaten Demak72 Kabupaten Jepara73 Kabupaten Tegal74 Kabupaten Magelang75 Kabupaten Batang76 Kabupaten Semarang77 Kota Semarang78 Kabupaten Kendal79 Kabupaten Cilacap

1.600200100100150100150200100

75757575

1005050

-----

1.200200

-----

200---

100-

100--

100200100100100

XV

DI YOGYAKARTA 480 Kabupaten Bantul81 Kabupaten Gunung Kidul82 Kabupaten Sleman83 Kabupaten Kulon Progo

275175100

--

200--

100100

XVI

JAWA TIMUR 1484 Kota Probolinggo85 Kabupaten Sampang86 Kota Madiun87 Kabupaten Nganjuk88 Kabupaten Jember89 Kabupaten Lumajang90 Kabupaten Gresik91 Kabupaten Jombang92 KabupatenLamongan93 Kabupaten Malang94 Kabupaten Ngawi95 Kabupaten Pacitan96 Kabupaten Tulungagung97 Kota Blitar

750100200100150100100

--------

900------

200100100100100100100100

XVII

BALI 498 Kabupaten Karangasem99 Kabupaten Bangli100 Kabupaten Gianyar101 Kabupaten Tabanan

-----

500200100100100

XVIII

NUSA TENGGARA BARAT 3102 Kabupaten Bima103 Kabupaten Sumbawa104 Kabupaten Sumbawa Barat

----

200--

100

XIX

NUSA TENGGARA TIMUR 10105 Kabupaten Timor Tengah Selatan106 Kabupaten Belu107 Kabupaten Alor108 Kabupaten Sumba Barat109 Kabupaten Manggarai110 Kabupaten Manggarai Barat111 Kabupaten Manggarai Timur112 Kabupaten Sumba Barat Daya113 Kabupaten Timor Tengah Utara114 Kabupaten Nagekeo

500100100150150

------

100600

---

100100100100100100

XX

KALIMANTAN BARAT 4115 Kabupaten Sanggau116 Kabupaten Pontianak117 Kota Pontianak118 Kota Singkawang

15050

100--

200--

100100

XXI

KALIMANTAN TENGAH 4119 Kabupaten Kapuas120 Kabupaten Kotawaringin Timur121 Kota Palangkaraya122 Kabupaten Lamandau

200100

5050

-

100---

100

NO P R O V I N S IKABUPATEN / KOTA

PENINGKATAN KUALITAS

BSP2S PKP

XXII

KALIMANTAN SELATAN 3123 Kabupaten Hulu Sungai Utara124 Kota Banjarbaru125 Kota Banjarmasin

100100

--

200-

100100

XXIII

KALIMANTAN TIMUR 3126 Kabupaten Kutai Timur127 Kota Bontang128 Kota Balikpapan

----

300100100100

XXIV

SULAWESI UTARA 6129 Kabupaten Minahasa Utara130 Kota Manado131 Kota Kotamobagu132 Kabupaten Bolaang Mongondow133 Kabupaten Minahasa Tenggara134 Kota Bitung

150505050

---

400100

--

100100100

XXV

GORONTALO 3135 Kabupaten Gorontalo Utara136 Kabupaten Boalemo137 Kabupaten Gorontalo

250100100

50

300100

-200

XXVI

SULAWESI TENGAH 7138 Kabupaten Donggala139 Kota Palu140 Kabupaten Banggai Kepulauan141 Kabupaten Parigi Moutong142 Kabupaten Sigi143 Kabupaten Morowali144 Kabupaten Buol

4007575505050

100-

100------

100

XXVII

SULAWESI TENGGARA 7145 Kabupaten Bombana146 Kabupaten Kolaka Utara147 Kabupaten Konawe Selatan148 Kabupaten Muna149 Kabupaten Wakalobi150 Kota Kendari151 Kabupaten Konawe

20050505050

---

300----

100100100

XXVIII

SULAWESI SELATAN 9152 Kabupaten Maros153 Kabupaten Bulukumba154 Kabupaten Pangkep155 Kabupaten Barru156 Kabupaten Bone157 Kota Makassar158 Kabupaten Luwu Timur159 Kabupaten Gowa160 Kabupaten Tana Toraja

500150

75757550

----

400-----

200100100100

XXIX

SULAWESI BARAT 3161 Kabupaten Mamuju162 Kabupaten Majene163 Kabupaten Polewali Mandar

175755050

100100

--

XXX

MALUKU 5164 Kota Ambon165 Kabupaten Buru166 Kabupaten Seram Bagian Barat167 Kabupaten Maluku Tengah168 Kota Tual

2005050

100--

300-

100-

100100

XXXI

MALUKU UTARA 4169 Kabupaten Halmahera Barat170 Kota Ternate171 Kabupaten Halmahera Selatan172 Kabupaten Halmahera Utara

250100150

--

200--

100100

XXXII

PAPUA BARAT 3173 Kabupaten Sorong174 Kota Sorong175 Kabupaten Sorong Selatan

100100

--

200-

100100

XXXIII

PAPUA 3176 Kabupaten Waropen177 Kabupaten Lanny Jaya178 Kabupaten Jayapura

250150100

-

100--

100

JUMLAH UNIT 20.000 JUMLAH PROVINSI 33 JUMLAH KABUPATEN/KOTA 178

Page 46: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

36

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Tabel III.11Daftar Lokasi Pembangunan PSU Rsh/Rusunawa Tahun Anggaran 2010

NO. PSU Rsh/Rusunawa LokasiVolume (Unit)

1 Mega Residence,Griya Bhakti Pratama Bogor 3502 Mangkalaya Residence,Bumi Sikembang Asri Sukabumi 2303 Pesona Rancaekek Indah, Griya Jingga (koperasi TNI AU) Bandung 2304 Bumi Malayu Asri 2,Griya Pamoyanan, Putri Dinar Lestari Garut 2885 Taman Edelweiz,Griya Mutiara Asri Bekasi 260

6 Cibarusah Jaya,Bumi Pratama Rancana Jatisampurna dan Jatiasih Bekasi 288

7 Pesona Imbanagara Raya,Baitul Marhamah 4 Ciamis dan Tasikmalaya 2108 Kelapa Gading Permai,Bumi Pagaden Permai Sumedang dan Subang 2059 Taman Sentosa Boyolali 160

10 Mega Taman Indah,Griya Bulusulur Permai Wonogiri 23011 Citra Bulan Indah,Griya Dlangu Indah Klaten dan Purworejo 20012 Puri Pudak Payung Semarang 20013 Jepara Residence,Rondole Indah,Taman Sakinah Asri Jepara dan Pati 42514 Bumi Tegal Besar,Puri Bunga Nirwana Jember 32015 Anggun Sejahtera,Bumi Mondoroko Raya Malang 41516 Graha Kota Sidoarjo,The Suam Residence Sidoarjo 25017 The Puspa Garden,The Graha Residence Sidoarjo 29018 The Lotus Residence,Graha Menganti 2 Gresik 27019 Green Cerme,Griya Palem Indah Persada Gresik dan Kediri 20020 Bhinneka Karya Griya Mapan Sumenep 12021 Griya Bina Widya Unri Pekanbaru 15022 Permata Griya Asri Curup, Bengkulu 190

23 Putra Jaya Residence,Pesona Mantang Bengkong,Galaxy Park Batam 440

24 Pondok Bukit Lestari,Graha Wiyata Asri,Karang Joang Lestari Balikpapan 325

25 Perum Mapancet Griya Indah III dan IV Minahasa Utara 52526 Hedam Ganda Griya,PNS Griya Dovo Baru Jayapura 50027 Abadi Indah Permai Merauke 10028 Villa Bukit Mindawa Pulau Panjang Dharmasraya 11529 Koperpu Bekasi 3 11030 Bale endah, Melong Bandung dan Cimahi 14831 Univ. Negeri Semarang, IAIN Walisongo, Puring Permai Semarang dan Pati 29632 Pekerja Sleman,Univ. Negeri Yogyakarta Yogyakarta 26533 Pekerja Jurug Surakarta 7434 Puro Asri 2 Sragen 19035 Kandanggampang Purbalingga 10036 Univ. Airlangga, Pekerja Gresik,Taman Sumengko Indah Surabaya dan Gresik 3 27437 Univ. Jember, Griya Wirolegi Jember 198

38 Puri Dander Asri, Graha Indah Bojonegoro dan Lamongan 275

39 Graha Mentari Bangkalan 251

Page 47: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

37

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

E. Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya sebanyak 13.350 unit

Sampai dengan akhir tahun 2010 fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya dapat terfasilitasi sebanyak 13.350 unit. Pencapaian ini melebihi target sesuai alokasi anggaran 2010 yang berjumlah 10.000 unit.

Stimulan pembangunan PSU perumahan swadaya ini diberikan melalui Bantuan Stimulan Pembangunan Perumahan Swadaya (BSP2S) dengan kriteria penerima bantuan adalah seperti pada pembangunan perumahan swadaya yaitu RTLH MBR yang tersebar dan pada skala kecamatan.

SUMBER: PUSAT PENGEMBANGAN PERUMAHAN

PSU berupa pembangunan jalan lingkungan di Kabupaten Kuningan.

Pembangunan MCK sebagai salah satu komponen PSU di Kota Tasikmalaya.

NO. PSU Rsh/Rusunawa LokasiVolume (Unit)

40 Univ. Udayana Denpasar 9841 IAIN Mataram, Perum La Resort Mataram 19842 Kutaraja Biluy Resort Darul Imarah Aceh Besar 20043 Univ. Islam Negeri Medan,Univ Muhamaddiyah Sumut Medan 17644 Univ. Andalas Padang 9845 Univ. Lancang Kuning Pekanbaru 9846 Tanjung Uncang, Pekerja Peserta Jamsostek (Rusunami) Batam 31847 Univ. Jambi Jambi 9848 Pekerja Palembang, Griya Sumatera Selatan Sejahtera Palembang 37649 Univ. Lampung Lampung 9850 Politeknik Negeri Pontianak Pontianak 8651 Univ. Lambung Mangkurat Banjarmasin 7152 Univ. Palangkaraya Palangkaraya 98

53 Univ. Mulawarman, Pekerja Sepinggan Samarinda dan Balikpapan 162

54 Juata Permai Tarakan 22655 Univ. Negeri Makassar, UIN Alauddin Makassar 19056 Univ. Tadulako, Pekerja Kayumalue Palu 18457 Yumasses Jayapura 28

Total 12.470

SUMBER FOTO: DEPUTI BIDANG PERUMAHAN SWADAYA

Page 48: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

38

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

SUMBER: DEPUTI BIDANG PERUMAHAN SWADAYA

NO P R O V I N S IKABUPATEN / KOTA

PSU (Unit)

I SUMATERA UTARA 2 400

1 Kabupaten Asahan 200

2 Kabupaten Serdang Bedagai 200

II RIAU 1 100

3 Kota Dumai 100

III KEPULAUAN RIAU 2 200

4 Kota Tanjung Pinang 100

5 Kabupaten Kepulauan Riau 100

IV SUMATERA BARAT 1 100

6 Kota Sawahlunto 100

V SUMATERA SELATAN 1 200

7 Kota Palembang 200

VI KEP. BANGKA BELITUNG 3 300

8 Kota Pangkal Pinang 100

9 Kabupaten Bangka Tengah 100

10 Kabupaten Belitung Timur 100

VII BANTEN 5 600

11 Kabupaten Tangerang 100

12 Kabupaten Serang 200

13 Kabupaten Lebak 100

14 Kota Serang 100

15 Kota Tangerang Selatan 100

VIII DKI JAKARTA 2 200

16 Kota Jakarta Timur 100

17 Kabupaten Kepulauan Seribu 100

IX JAWA BARAT 8 1.100

18 Kabupaten Bandung 100

19 Kota Tasik Malaya 100

20 Kabupaten Kuningan 100

21 Kabupaten Sumedang 100

22 Kabupaten Bogor 400

23 Kabupaten Garut 100

24 Kabupaten Ciamis 100

25 Kabupaten Subang 100

X JAWA TENGAH 9 1.200

26 Kota Pekalongan 200

27 Kabupaten Jepara 100

28 Kabupaten Rembang 100

29 Kota Semarang 100

30 Kota Surakarta 200

31 Kabupaten Batang 100

32 Kabupaten Cilacap 100

33 Kabupaten Kenda 100

34 Kabupaten Semarang 200

NO P R O V I N S IKABUPATEN / KOTA

PSU(Unit)

XI D.I. YOGYAKARTA 2 200

35 Kabupaten Kulon Progo 100

36 Kabupaten Sleman 100

XII JAWA TIMUR 8 900

37 Kabupaten Tulungagung 100

38 Kabupaten Gresik 200

39 Kabupaten Lamongan 100

40 Kabupaten Jombang 100

41 Kota Blitar 100

42 Kabupaten Ngawi 100

43 Kabupaten Malang 100

44 Kabupaten Pacitan 100

XIII BALI 4 500

45 Kabupaten Karangasem 200

46 Kabupaten Gianyar 100

47 Kabupaten Tabanan 100

48 Kabupaten Bangli 100

XIV NUSA TENGGARA BARAT 2 200

49 Kabupaten Sumbawa Barat 100

50 Kabupaten Sumbawa 100

XV NUSA TENGGARA TIMUR 6 600

51 Kabupaten Sumba Barat Daya 100

52 Kabupaten Manggarai Barat 100

53 Kabupaten Ngagekeo 100

54 Kabupaten Manggarai 100

55 Kabupaten Manggarai Timur 100

56 Kabupaten Timor Tengah Selatan 100

XVI KALIMANTAN BARAT 2 200

57 Kota Singkawang 100

58 Kota Pontianak 100

XVII KALIMANTAN TENGAH 1 100

59 Kabupaten Lamadau 100

XVIII KALIMANTAN SELATAN 2 200

60 Kota Banjarmasin 100

61 Kota Banjarbaru 100

XIX KALIMANTAN TIMUR 3 300

62 Kota Bontang 100

63 Kabupaten Kutai Timur 100

64 Kota Balikpapan 100

XX SULAWESI UTARA 4 400

65 Kota Bitung 100

66 Kabupaten Mbolaang Mongondow 100

67 Kabupaten Minahasa Tenggara 100

68 Kabupaten Minahasa Utara 100

NO P R O V I N S IKABUPATEN / KOTA

PSU(Unit)

XXI GORONTALO 2 300

69 Kabupaten Gorontalo Utara 100

70 Kabupaten Gorontalo 200

XXII SULAWESI TENGAH 1 100

71 Kabupaten Buol 100

XXIII SULAWESI SELATAN 3 400

72 Kabupaten Luwu Timur 200

73 Kabupaten Gowa 100

74 Kabupaten Tana Toraja 100

XXIV SULAWESI BARAT 1 100

75 Kabupaten Mamuju 100

XXV SULAWESI TENGGARA 3 300

76 Kabupaten Konawe 100

77 Kabupaten Wakatobi 100

78 Kota Kendari 100

XXVI MALUKU 3 300

79 Kota Tual 100

80 Kabupaten Maluku Tengah 100

81 Kabupaten Buru 100

XXVII MALUKU UTARA 2 200

82 Kabupaten Halmahera Selatan 100

83 Kabupaten Halmahera Utara 100

XXVIII PAPUA BARAT 2 200

84 Kabupaten Sorong Tengah 100

85 Kota Sorong 100

XXIX P A P U A 1 100

86 Kabupaten Jayapura 100

JUMLAH UNIT 10.000

JUMLAH PROVINSI 29

JUMLAH Kabupaten/Kota 86

Keterangan:PSU= Prasarana, Sarana, dan Utilitas Umum

Tabel III.12Rekapitulasi Pemberian Bantuan Stimulan PSU Tahun Anggaran 2010

Page 49: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

39

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

F. Fasilitasi dan simulasi penataan lingkungan permukiman kumuh seluas 30 ha

Sampai dengan akhir tahun 2010, fasilitasi dan stimulasi penataan lingkungan permukiman kumuh seluas 30 ha dapat terselesaikan. Kegiatan ini dilakukan dalam bentuk Penanganan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh Berbasis Kawasan (PLP2K-BK) yaitu konsep penataan lingkungan permukiman kumuh berbasis pemberdayaan masyarakat yang perencanaannya disusun oleh masyarakat (community action plan) dan difasilitasi oleh pemerintah daerah dengan mengacu pada arahan tata ruang kota.

Karakteristik PLP2-BK ini antara lain: (1) menggunakan Pendekatan Tridaya (manusia, lingkungan, dan ekonomi); (2) menata kawasan perumahan dan kawasan permukiman yang terintegrasi dengan tata ruang; (3) mendorong pengembangan ekonomi masyarakat melalui integrasi dengan sistem kegiatan kota; (4) Melengkapi kebutuhan PSU agar terpenuhi lingkungan permukiman yang layak; dan (5) Mengintegrasikan pendekatan sektor lainnya.

Kegiatan PLP2K-BK ini telah dilaksanakan di 20 lokasi yaitu : kabupaten Donggala (provinsi Sulawesi Tengah), kabupaten Bandung (provinsi Jawa Barat), kabupaten Tangerang (provinsi Banten), kabupaten Serang (provinsi Banten), kabupaten Rembang (provinsi Jawa Tengah), kota Palu (provinsi Sulawesi Tengah), kota Bau-Bau (provinsi Sulawesi Tengah), kota Jambi (provinsi Jambi), kota Singkawang (provinsi Kalimantan Barat), kota Medan (provinsi Sumatera Utara), kota Palembang (provinsi Sumatera Selatan), kota Yogyakarta (provinsi D.I. Yogyakarta), kota Banjarmasin (provinsi Kalimantan Selatan), kota Batam (provinsi Kepulauan Riau), kota Cimahi (provinsi Jawa Barat), kota Makassar (provinsi Sulawesi Selatan), dan kota Bandung (provinsi Jawa Barat).

Disamping itu, kegiatan PLP2K-BK juga dilaksanakan di kota Bogor dalam rangka menindaklanjuti Rapat Koordinasi dan Konsultasi Komisi C DPRD Kota Bogor dengan Menteri Perumahan Rakyat. Lokasi penanganan perumahan dan permukiman serta kawasan kumuh di kota Bogor, yaitu : Kebon Pedes (kecamatan Tanah Sareal), Kawasan Lebak Kantin (kelurahan Sempur), dan Kawasan Pulo Geulis (kelurahan Babakan Pasar, kecamatan Bogor Tengah).

Pencapaian seluas 30 ha ini masih belum memenuhi target yang seharusnya untuk 2010 yaitu seluas 50 ha. Karena adanya alokasi dana yang terbatas, lokasi penanganan pun dipilih dengan kriteria: (1) tingkat kekumuhan; (2) kesiapan lokasi; (3) kesiapan kerjasama pemda; dan (4) diprioritaskan pada pemerintah kabupaten/kota yang menerima penghargaan perumahan dan permukiman yaitu “Adiupaya Puritama”. Terdapat beberapa kendala dari pelaksanaan PLP2K-BK yaitu:

Page 50: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

40

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Perencanaan PLP2K-BK adalah proses kebijakan (komitmen dan 1. keterpaduan pelaksanaan di lingkungan Kemenpera serta sinergitas dengan pemerintah daerah)Community Action Plan2. (CAP) yang disusun oleh Konsultan, sulit untuk diimplementasikan, oleh sebab itu perlu melibatkan pemerintah daerah dan masyarakat dalam penyusunannya. Pemerintah Daerah belum sepenuhnya mengenali dan memahami 3. program PLP2K-BK , untuk itu sosialisasi dan sinergitas program perlu ditingkatkan Penanganan kumuh melalui konsep PLP2K-BK akan terus dikembangkan 4. sejalan dengan umpan balik dalam pelaksanaan.Kawasan kumuh di perkotaan umumnya berada di tanah illegal (5. squatter) dan luasnya cenderung meningkat pesat. Untuk itu upaya penanganannya perlu didasari oleh keputusan politik.

G. Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi sebanyak 8.159 unit

Bantuan pendampingan serta fasilitasi sertifikasi rumah swadaya ini dilakukan oleh Kemenpera bekerjasama dengan Badan Pertanahan Nasional. Sertifikasi tanah dilakukan dalam upaya membantu MBR memperoleh surat tanda bukti Hak Atas Tanah sebagai salah satu instrumen untuk kepastian bermukim.

Pada tahun 2010, sebenarnya belum ada target untuk fasilitasi pra sertifikasi dan pendampingan pasca sertifikasi. Meski demikian, usaha pencapaian sasaran ini pada tahun 2010 telah diawali dengan usaha identifikasi status tanah yang dipersiapkan untuk program bantuan sertifikasi tanah bagi MBR. Dalam tahun 2010 telah dilakukan identifikasi Calon Penerima Manfaat (CPM) terhadap tanah yang akan disertifikasi sebanyak 8.159 unit. Daftar lokasi identifikasi status tanah tersebut dapat dilihat pada tabel III.13.

H. Fasilitasi pembangunan rumah khusus sebanyak 1.006 unit

Pelaksanaan bantuan dan stimulasi pembangunan dan perbaikan rumah khusus (nelayan/terpencil/pasca bencana) sampai dengan akhir tahun 2010 dapat terfasilitasi sebanyak 1.006 unit (Tabel III.14). Pencapaian ini melampaui target sesuai alokasi anggaran 2010 yang berjumlah 1.000 unit.

Page 51: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

41

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

NO P R O V I N S IKABUPATEN / KOTA

TARGET(Unit)

REALISASI(Unit) %

I SUMATERA UTARA 300 348 116.0

1. Kabupaten Asahan 150 198 132.0

2. Kabupaten Serdang Bedagai 150 150 100.0

II SUMATERA BARAT 300 91 30.0

1. Kabupaten Dharmasraya 150 91 60.7

2. Kabupaten Agam 50 0 -

3. Kabupaten Solok 100 0 -

III SUMATERA SELATAN 250 1.111 444.4

1. Kota Palembang 150 900 600.0

2. Kabupaten Muara Enim 100 211 211.0

IV BANGKA BELITUNG 250 160 64.0

1. Kota Pangkal Pinang 150 83 55.3

2. Kabupaten Bangka Tengah 100 77 77.0

V BANTEN 500 472 94.4

1. Kabupaten Serang 200 258 129.0

2. Kabupaten Tangerang 100 109 109.0

3. Kota Cilegon 100 0 -

4. Kabupaten Pendeglang 100 105 105.0

VI JAWA BARAT 750 1.204 160.5

1. Kabupaten Bandung 250 294 117.6

2. Kabupaten Bandung Barat 100 122 122.0

3. Kota Tasikmalaya 200 451 225.5

4. Kabupaten Sumedang 100 237 237.0

5. Kabupaten Garut 100 100 100.0

VII JAWA TENGAH 1.200 761 63.4

1. Kota Pekalongan 150 132 88.0

2. Kabupaten Pekalongan 150 14 9.3

3. Kabupaten Banjar Negara 150 152 101.3

4. Kabupaten Brebes 150 74 49.3

5. Kabupaten Rembang 150 130 86.7

6. Kabupaten Purbalingga 150 61 40.7

7. Kabupaten Pemalang 150 48 32.0

8. Kabupaten Sukoharjo 150 150 100.0

VIII DI YOGYAKARTA 450 334 74.2

1. Kabupaten Bantul 150 98 65.3

2. Kabupaten Sleman 100 0 -

3. Kabupaten Gunung Kidul 100 150 150.0

4. Kabupaten Kulon Progo 100 86 86.0

NO P R O V I N S IKABUPATEN / KOTA

TARGET(Unit)

REALISASI(Unit) %

IX JAWA TIMUR 900 903 100.3

1. Kabupaten Lamongan 300 250 83.3

2. Kabupaten Tulungagung 200 212 106.0

3. Kabupaten Malang 200 200 100.0

4. Kabupaten Gresik 200 241 120.5

X SULAWESI UTARA 400 289 72.3

1. Kota Manado 100 0 -

2. Kabupaten Minahasa Tenggara 100 84 84.0

3. Kota Bitung 100 33 33.0

4. Kabupaten Minahasa Utara 100 172 172.0

XI SULAWESI SELATAN 500 558 111.6

1. Kabupaten Maros 200 205 102.5

2. Kota Makasar 150 153 102.0

3. Kabupaten Goa 150 200 133.3

XII SULAWESI TENGGARA 400 337 84.3

1. Kota Kendari 100 104 104.0

2. Kota Bau Bau 100 100 100.0

3. Kota Konawe 100 112 112.0

4. Kabupaten Konawe Selatan 100 21 21.0

XIII BALI 350 229 65.4

1. Kabupaten Karangasem 100 22 22.0

2. Kabupaten Buleleng 150 161 107.3

3. Kabupaten Bangli 100 46 46.0

XIV NUSA TENGGARA BARAT 250 281 112.4

1. Kabupaten Lombok Tengah 125 121 96.8

2. Kabupaten Lombok Barat 125 160 128.0

XV NUSA TENGGARA TIMUR 300 628 209.3

1. Kabupaten Timor Tengah Utara 100 352 352.0

2. Kabupaten Belu 100 135 135.0

3. Kabupaten Manggarai 100 141 141.0

XVI MALUKU 300 346 115.3

1. Kota Ambon 100 134 134.0

2. Kabupaten Kep Aru 100 57 57.0

3. Kabupaten Maluku Tengah 100 155 155.0

XVII MALUKU UTARA 100 107 107.0

1. Kota Ternate 100 107 107.0

Jumlah Unit 8.159

Jumlah Provinsi 27

Jumlah Kabupaten/Kota 52

SUMBER: DEPUTI BIDANG PERUMAHAN SWADAYA

Tabel III.13Rekapitulasi Sertifikasi Hak Atas Tanah Bagi MBR Tahun 2010

Page 52: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

42

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Tabel III.14Realisasi Daftar Hunian Rumah Khusus dan Rumah Sosial Tahun Anggaran 2010

NO NAMA PAKET KAB/KOTA UNITJENIS

RUMAH

1 Rumah Sosial Kota Tangerang Selatan, Banten 80 3 Lantai

2 Rumah Sosial Kota Semarang, Jawa Tengah 84 3 Lantai

3 Rumah Sosial Kota Salatiga, Jawa Tengah 34 3 Lantai

4 Rumah Khusus Daerah Tertinggal Kota Sorong, Irian Jaya Barat 30 Tapak

5 Rumah Khusus Daerah Tertinggal Kab. Sorong, Irian Jaya Barat 30 Tapak

6 Rumah Khusus Daerah Tertinggal Kab. Boven Digoel, Papua 35 Tapak

7 Rumah Khusus Daerah Tertinggal Kota Jayapura, Papua 30 Panggung

8 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Batu Bara, Sumatera Utara 31 Panggung

9 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Asahan, Sumatera Utara 31 Panggung

10 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Tapanuli Tengah, Sumatera Utara 40 Tapak

11 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kota Batam, Kepulauan Riau 36Panggung dan Tapak

12 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kota Bintan, Kepulauan Riau 40 Tapak

13 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Pesisir Selatan, Sumatera Barat 31 Tapak

14 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Buleleng, Bali 30 Tapak

15 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Sambas, Kalimantan Barat 25 Panggung

16 Rumah Khusus Daerah NelayanKab. Bolaang Mangondow Selatan, Sulawesi Utara

35 Tapak

17 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Bolaang Mangondow, Sulawesi Utara 35 Tapak

18 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Poliwali Mandar, Sulawesi Barat 31 Panggung

19 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Pangkajene, Sulawesi Selatan 25 Panggung

20 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Bantaeng, Sulawesi Selatan 31 Panggung

21 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Gorontalo, Gorontalo 35 Panggung

22 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Gorontalo Utara, Gorontalo 35 Tapak

23 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Morowali, Sulawesi Tengah 40 Panggung

24 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Banggai, Sulawesi Tengah 40 Panggung

25 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Sumbawa Barat, NTB 40 Tapak

26 Rumah Khusus Daerah Nelayan Kab. Manggarai Timur,NTT 30 Tapak

28 Rumah Khusus Cagar Budaya Kota Surakarta, Jawa Tengah 42 Tapak

TOTAL UNIT RUMAH 1.006SUMBER: PUSAT PENGEMBANGAN PERUMAHAN

Page 53: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

43

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

3.4.3 Kinerja Pencapaian Misi 3: Mengembangkan sistem pembiayaan peru-mah an jangka panjang

Program Fasilitas Likuiditas Pembangunan Perumahan (FLPP) berlaku efektif per Oktober 2010. Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) memiliki tujuan untuk meningkatkan realisasi perumahan untuk warga kurang mampu. FLPP merupakan pengembangan pembiayaan perumahan dalam jangka panjang. Untuk mendukung pelaksanaan FLPP ditetapkan dua peraturan menteri yaitu Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 15 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengadaan Perumahan Melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera dengan dukungan bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan dan juga Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor 14 Tahun 2010 tentang Pengadaan Perumahan melalui Kredit/Pembiayaan Pemilikan Rumah Sejahtera dengan Dukungan Bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan. Kebijakan pengelolaan dan pemanfaatan dana FLPP dilaksanakan oleh BLU-KEMENPERA yaitu Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat.

Pencapaian FLPP pada tahun 2010 yaitu telah membiayai sebanyak 20.684 rumah. Pencapaian tersebut masih berada di bawah target kontrak kinerja yang sebanyak 180.000 unit. Tidak tercapainya target penyaluran bantuan pembiayaan perumahan ini antara lain disebabkan oleh: (1) Waktu efektif yang tersedia untuk penyaluran KPR dengan dukungan dana FLPP hanya sekitar 3 (tiga) bulan; (2) Persyaratan dalam rangka tata kelola (good governance) guna penyaluran bantuan pembiayaan dengan dukungan dana FLPP tersebut belum tersosialisasikan secara komprehensif, baik kepada masyarakat, pengembang, maupun bank pelaksana; dan (3) Beberapa insentif kunci terkait fasilitas bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk MBM/MBR masih membutuhkan pembahasan lebih lanjut dengan kementerian terkait.

Sementara itu, secara total, realisasi pembiayaan yaitu penerbitan subsidi perumahan tahun anggaran 2010 mencapai 109.523 unit. Perincian dari realisasi tersebut adalah 107.685 unit KPR subisidi rumah sejahtera, 20.684 unit KPR rumah sejahtera tapak yang diterbitkan melalui skim FLPP, dan 1.838 unit KPR subsidi Rumah Sejahtera Susun (Tabel III.15).

3.4.4 Kinerja Pencapaian Misi 4: Meningkatkan pendayagunaan sumber daya perumahan dan permukiman

Pendayagunaan sumber daya perumahan dan permukiman sebagai salah satu dari misi Kemenpera dilaksanakan melalui pemberdayaan lahan, dan standarisasi industri, dan penerapan teknologi tepat guna, yaitu:

Pengembangan kawasan dengan prinsip pola hunian berimbang a. Standarisasi dan pengembangan sistem modular untuk meningkatkan b. efisiensi dan kualitas bangunan

Page 54: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

44

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Tabel III.15Realisasi Penerbitan Subsidi Perumahan TA. 2010

BANK PELAKSANA UNIT % I. KPR TAPAK SEJAHTERA A. KPR SUBSIDI - BANK BTN 80.979 93,08% - BANK BNI 2.345 2,70% - BANK BRI 699 0,80% - BPD 222 0,26% - BANK SYARIAH 2.382 2,74% - BPD SYARIAH 368 0,42% - BANK LAINNYA 6 0,01% - LKNB - 0,00%SUB TOTAL KPR 87.001 100%B. KPR SWADAYA - BANK BRI - 0,00% - BANK LAINNYA - 0,00% - LKNB - 0,00%SUB TOTAL KPR SWADAYA 0%C. FLPP - BANK BTN 20.684 100%SUB TOTAL FLPP 20.684 100%SUB TOTAL I 107.685 II. KPR RUSUN A. KPR SUBSIDI - BANK BTN 1.838 100,00% - BANK DKI - 0,00%SUB TOTAL KPR SUBSIDI 1.838 100%B. FLPP - BANK BTN - -SUB TOTAL FLPP - -SUB TOTAL II 1.838 GRAND TOTAL 109.523

SUMBER:DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN

Page 55: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

45

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Pemanfaatan sumber daya lahan, khususnya tanah Pemerintah, BUMN, c. BUMD untuk pembangunan Rumah Susun SederhanaPenerapan teknologi tepat guna dalam rangka mendorong pemanfaatan d. bahan dan produksi bahan bangunan lokal yang murah serta, konstruksi bangunan tahan gempa, dan produksi bahan bangunan yang berkualitas

Secara umum, misi 4 belum sepenuhnya diupayakan, mengingat berbagai kegiatan prioritas tahun 2010 sebagian besar ada pada target misi lainnya.

3.4.5 Kinerja Pencapaian Misi 5: Meningkatkan peran pemerintah daerah dan pemangku kepentingan lainnya

A. Dekonsentrasi lingkup Kementerian Perumahan Rakyat

Penyelenggaraan desentralisasi, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, mensyaratkan pembagian urusan pemerintahan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah. Selain urusan pemerintahan yang sepenuhnya atau tetap menjadi kewenangan Pemerintah, terdapat bagian urusan Pemerintahan yang bersifat kongkuren (concurrent) atau urusan pemerintahan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu dapat dilaksanakan dan dikelola secara bersama antartingkatan dan susunan pemerintahan. Dengan demikian, di dalam setiap urusan yang bersifat kongkuren senantiasa ada bagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, ada bagian urusan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah Provinsi, dan ada bagian urusan yang diserahkan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

Sejalan dengan pembagian urusan kewenangan antara Pemerintah dengan Pemerintah Daerah, Kementerian Perumahan Rakyat melimpahkan sebagian urusan yang menjadi kewenangannya kepada Gubernur melalui Dekonsentrasi khusus untuk kegiatan pendataan dan monitoring pembangunan perumahan serta sosialisasi kebijakan bidang perumahan.

Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai Wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di daerah. Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi (SKPD Provinsi) menjadi organisasi/lembaga pada pemerintah daerah yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Dekonsentrasi lingkup Kementerian Perumahan Rakyat di provinsi.

Dekonsentrasi bertujuan untuk meningkatkan efektivitas pelaksanaan urusan pemerintahan di bidang perumahan dan permukiman. Dekonsentrasi juga memiliki sasaran berupa terlaksananya sosialisasi kebijakan bidang perumahan dan permukiman dan terlaksananya pendataan dan pemantauan

Page 56: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

46

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

pembangunan perumahan dan permukiman. Untuk itu ruang lingkup dari Dekonsentrasi pada tahun 2010 adalah sosialiasi kebijakan bidang perumahan dan permukiman dan pendataan dan pemantauan pembangunan perumahan dan permukiman. Pelaksana Dekonsentrasi Lingkup Kementerian Perumahan Rakyat pada Tahun 2010 adalah SKPD Provinsi dan dibantu oleh 2 (dua) Tim Pelaksana. Alur pelaksanaan Dekonsentrasi dapat dilihat pada gambar 3.4

Gambar 3.4Alur Pelaksanaan Dekonsentrasi Lingkup Kemenpera 2010

Hasil-hasil yang telah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan dekonsentrasi tahun 2010, adalah sebagai berikut:

Pada akhir tahun 2010, telah berhasil dilakukan pengembangan data •awal perumahan di 33 provinsi, yang berpotensi meningkatkan kapasitas pemerintah daerah.

Melakukan pemantauan pelaksanaan Dekon di 10 SKPD Pemrov (sebagai •uji sampel);

Melakukan evaluasi atas hasil kegiatan pemantauan dan evaluasi Dekon •2010;

Melakukan Monev Dekon pada 33 SKPD/Provinsi (Laporan Manajerial, •Laporan Keuangan dan Simak BMN) untuk laporan ke Bappenas berdasarkan Peraturan Presiden No 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan

SUMBER : BIRO PERENCANAAN DAN ANGGARAN, SEKRETARIAT KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Page 57: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

47

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Dalam kegiatan Dekonsentrasi ini, beberapa daerah menunjukkan minat dan inisiatifnya pada pelaksananaan kegiatan ini. Daerah-daerah juga memiliki ketertarikan yang tinggi terhadap program-program bantuan perumahan insentif dari Kemenpera. Terkait evaluasi, terdapat beberapa isu dalam pelaksanaan Dekonsentrasi ini antara lain adalah materi sosialisasi yang belum terpadu, kesulitan dalam penyusunan laporan manajerial dan akuntabilitas, keterbatasan dana, keterbatasan kapasitas SDM, dan sulitnya kondisi geografis dalam pendataan dan monitoring di provinsi, serta tidak tersedianya data sekunder SKPD terkait kabupaten/kota

B. Penyiapan Dana Alokasi Khusus (DAK)

Dana Alokasi Khusus (DAK) bertujuan untuk meningkatkan tersedianya rumah yang layak huni dan terjangkau bagi Masyarakat Berpenghasilan Menengah dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBM/R) di dalam kawasan perumahan dan permukiman yang didukung oleh prasarana dan sarana serta utilitas yang memadai. DAK dialokasikan untuk pemenuhan prasarana, sarana dan utilitas (PSU) kawasan perumahan dan permukiman.

DAK akan dijalankan pada tahun 2011 dan pada tahun 2010 telah dilakukan beberapa tahapan berupa penyiapan pedoman umum, pedoman pelaksanaan, dan petunjuk teknis.

C. Kemitraan dengan pemangku kepentingan

Kemitraan telah dijalin melalui pemanfaatan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dan kerjasama dengan perguruan tinggi. Kemitraan tersebut berupa peningkatan kerjasama, pelembagaan dan pemberdayaan keswadayaan masyarakat melalui terlaksananya kerjasama dengan forum perguruan tinggi dan kerjasama pendampingan sertifikasi tanah dengan BPN serta terbentuknya 5 Pokja Kab/Kota dan 33 Pokja Provinsi.

Berbagai pertemuan dengan berbagai perguruan tinggi telah pula dilaksanakan, sebagai bentuk kerjasama dalam penyelenggaraan forum group discussion (FGD). Adanya FGD tersebut dapat memberikan inspirasi kepada perguruan tinggi untuk berpartisipasi dalam pembangunan perumahan, khususnya perumahan swadaya.

D. Penghargaan Adiupaya Puritama Sejak tahun 2008, Kementerian Perumahan Rakyat bekerjasama dengan instansi terkait lainnya melaksanakan kegiatan Pemberian Penghargaan Adiupaya Puritama Bidang Penyelenggaraan Pengembangan Perumahan dan Permukiman kepada Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kota, dan Pemerintah Kabupaten yang dianggap berhasil dalam menyelenggarakan pengembangan dan pembangunan perumahan dan permukiman di daerahnya. Selain Pemerintah Daerah, penghargaan Adiupaya Puritama juga diberikan kepada Pelaku Pembangunan Perumahan Sederhana Berwawasan

Page 58: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

48

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Lingkungan, Pengelolaan dan Pemanfaatan Rusunawa, dan Lembaga Penerbit Kredit/Pembiayaan (LKPP). Tujuan adanya penghargaan ini adalah sebagai bentuk apresiasi terhadap para mitra kerja serta pemerintah daerah yang memberikan kontribusi dalam program pembangunan perumahan.Terutama bagi pemerintah daerah, pemberian penghargaan ini diharapkan dapat lebih mendorong dan memotivasi pemerintah kota dan kabupaten untuk senantiasa meningkatkan upaya penyelenggaraan perumahan dan permukiman di daerahnya masing-masing.

Pada tahun 2010, Penghargaan Adiupaya Puritama diberikan bertepatan dengan Peringatan Hari Perumahan Nasional. Daftar penerima penghargaan pada tahun 2010 bisa dilihat pada tabel III.16.

Kategori Pemerintah Kota Metropolitan/Besara.

Pemerintah Kota Palembang, Provinsi Sumatera Selatan1.

Pemerintah Kota Jakarta Timur, Provinsi DKI Jakarta2.

Pemerintah Kota Pekanbaru, Provinsi Riau3.

Kategori Pemerintah Kota Menengah/Kecilb.

Pemerintah Kota Banda Aceh, Provinsi Aceh 1.

Pemerintah Kota Cimahi, Provinsi Jawa Barat 2.

Pemerintah Kota Pekalongan, Provinsi Jawa Tengah3.

Kategori Pemerintah Kabupatenc.

Pemerintah Kabupaten Malang, Provinsi Jawa Timur 1.

Pemerintah Kabupaten Luwu Timur, Provinsi Sulawesi Selatan 2.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta3.

Kategori Pemerintah Provinsid.

1.Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan

2.Pemerintah Provinsi Aceh

3.Pemerintah Provinsi Jawa Timur

Tabel III.16Penerima Penghargaan Adiupaya Puritama Bidang Penyelenggaraan Perumahan

Dan Permukiman Tahun 2010

Page 59: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

49

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

3.5 Rekapitulasi Kinerja Kemeterian Perumahan Rakyat pada Tahun 2010

Secara umum, pada tahun 2010 Kemenpera telah melakukan pencapaian kinerja tahunan dengan baik dilihat dari pencapaian masing-masing target tersebut. Terdapat beberapa pencapaian yang bahkan telah melebihi dari target sesuai DIPA. Namun, jika disandingkan dengan target-target dalam RPJMN masih ada kesenjangan dalam hal pencapaian kinerja karena kendala terbatasnya alokasi anggaran. Kekurangan dari target tahun 2010 dalam RPJMN tersebut akan dipenuhi pada tahun-tahun berikutnya.

Tabel III.17Rekapitulasi Kinerja Kemenpera pada Tahun 2010

No Kegiatan/Program SatuanTarget

PencapaianRPJMN DIPA

1 Pembangunan rumah susun sederhana sewa

twin block 100 49 49

2 Fasilitasi dan stimulasi pembangunan perumahan swadaya

Unit 7.500 2.000 2.000

3 Fasilitasi dan stimulasi peningkatan kualitas perumahan swadaya

Unit 7.500 10.000 20.000

4 Fasilitasi pembangunan PSU kawasan perumahan dan permukiman

Unit 90.374 10.374 12.470

5 Fasilitasi pembangunan PSU perumahan swadaya

Unit 7.500 10.000 13.350

6 Fasilitasi dan Stimulasi Penataan Lingkungan Permukiman Kumuh

Ha 50 50 30

7 Fasilitasi pra-sertifikasi dan pendampingan pasca-sertifikasi

Unit - - 8.159

8 Fasilitasi pembangunan rumah khusus

Unit 250 1.000 1.006

9 Bantuan Subsidi Perumahan Unit 210.000 -

10 Masa Transisi Unit 187.006 90.000 88.839

11 Fasilitas Likuiditas Unit - 67.219 20.684

Page 60: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

60

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

SUMBER FOTO: ISTIMEWA

Page 61: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

51

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Di luar pencapaian target-target yang sesuai dengan RPJMN dan Renstra Kemenpera, terdapat beberapa pencapaian terobosan atau inovasi yang telah dilakukan Kemenpera selama tahun 2010.

4.1 Peran di Tingkat Regional

4.1.1 APMCHUD (Asia Pacific Ministerial Meeting on Housing and Urban Development)

APMCHUD (Asia Pacific Ministerial Conference on Housing and Urban Development) merupakan forum tingkat menteri lingkup Asia Pasifik yang memiliki visi untuk menjadi penghubung jejaring pengetahuan global terkait permukiman. Kemenpera selalu terlibat aktif sejak penyelenggaraan APMCHUD 1 di India dan APMCHUD 2 di Iran. Pada tahun 2010, Indonesia menjadi tuan rumah APMCHUD 3 yang digelar di Solo, Jawa Tengah pada 22-24 Juni 2010. Pertemuan yang dihadiri 99 delegasi dari 27 negara Asia Pasifik tersebut menghasilkan Deklarasi Solo dan Rencana Implementasi Solo. Dalam pertemuan tersebut juga disepakati 8 negara anggota Biro APMCHUD 3 termasuk Indonesia yang diwakili oleh Menteri Negara Perumahan Rakyat, yang kemudian terpilih menjadi Ketua Biro APMCHUD hingga tahun 2012.

BAB IVPENCAPAIAN LAINNYA

Page 62: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

52

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan APMCHUD 3 tersebut, pada 29-30 November 2010 telah diselenggarakan pertemuan pertama Biro APMCHUD 3 di Bali. Pertemuan ini dihadiri para anggota negara Biro APMCHUD 3 dan menyepakati tindak lanjut dari lima kelompok kerja APMCHUD yang antara lain menyepakati bahwa Korea Selatan akan bertanggung jawab pada kelompok Pembiayaan Perumahan dan Indonesia sendiri akan bertanggung jawab untuk kelompok Pembangunan Berkelanjutan dan Perubahan Iklim.

SUMBER: HUMAS KEMENPERA

SUMBER: HUMAS KEMENPERA

Penutupan APMCHUD oleh Menteri Negara

Perumahan Rakyat.

Sesi Diskusi dalam APMCHUD 3.

Page 63: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

53

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

4.2 Pemasyarakatan Isu Perumahan

4.2.1 Hari Perumahan Nasional

Hari Perumahan Nasional (Hapernas) merupakan momen untuk meningkatkan kesadaran nasional bahwa perumahan adalah kebutuhan dasar manusia yang menjadi tanggung jawab bersama. Hapernas yang diperingati oleh pemangku kepentingan bidang perumahan dan permukiman setiap 25 Agustus ini juga bertujuan untuk mendorong pemenuhan pencapaian kebutuhan perumahan dan permukiman.

Untuk peringatan Hari Perumahan Nasional (Hapernas) ke-60 tahun 2010 yang diselenggarakan pada tanggal 22 September 2010, tema yang diangkat adalah “Wujudkan Rumah Sejahtera melalui Sinergi Pusat-Daerah”. Tema ini bertujuan untuk mengingatkan bahwa urusan rumah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat semata tetapi juga tanggung jawab pemerintah daerah. Sinergi pusat dan daerah ini menjadi sangat penting terutama di era otonomi daerah sekarang sehingga pembangunan perumahan diharapkan tidak lagi menjadi terpusat di satu daerah tetapi bisa dapat merata ke semua daerah.

Rangkaian peringatan Hari Perumahan Nasional Tahun 2010 tersebut dilakukan dengan kegiatan-kegiatan antara lain Tasyakuran, Upacara Bendera, Donor Darah, Bazaar, Pemberian Penghargaan Adiupaya Puritama, serta Peluncuran Logo Baru Kementerian Perumahan Rakyat.

Peringatan Hari Perumahan

Nasional Tahun 2010.

SUMBER: HUMAS KEMENPERA

Page 64: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

54

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

4.2.2 Peringatan Hari Habitat Dunia

Hari Habitat Dunia atau World Habitat Day selalu diperingati setiap hari Senin pertama bulan Oktober. Hari Habitat Dunia ini merupakan salah satu dari peringatan hari internasional yang ditetapkan oleh PBB dan diperingati sebagai wujud kepedulian terhadap pemenuhan kebutuhan perumahan dan permukiman yang layak untuk semua lapisan masyarakat. Peringatan Hari Habitat Dunia ini juga memiliki tujuan untuk mengingatkan perlunya tanggung jawab bersama bagi masa depan habitat manusia. Pada tahun 2010, Hari Habitat Dunia jatuh pada Senin, 4 Oktober 2010 dan mengangkat tema “Better City, Better Life” atau “Menuju Kota dan Kehidupan Lebih Baik”. Tema ini menekankan pada pentingnya kualitas kota untuk menunjang kehidupan yang lebih baik, yang dapat mendorong potensi dan peluang, mengurangi kesenjangan serta menyediakan hunian yang layak bagi seluruh lapisan masyarakat.

Rangkaian peringatan Hari Habitat Dunia 2010 antara lain berupa Seminar dan Workshop, Jambore Sanitasi, Peluncuran Buku sebagai acara puncak dan juga kegiatan Youth Urban Forum untuk kaum muda di ITS Surabaya. Di luar kegiatan-kegiatan tersebut, Hari Habitat Dunia juga diperkenalkan ke masyarakat umum melalui kampanye media baik melalui televisi, radio, media cetak, maupun internet. Peluncuran buku yang menjadi puncak peringatan HHD 2010 ini diharapkan dapat lebih bermanfaat serta berdampak jangka panjang khususnya dalam penanganan masalah perumahan dan permukiman. Selain itu, terbitnya buku ini merupakan awal bersama dalam mengatasi kelemahan terbesar kita dalam hal pendokumentasian proses dan hasil pembangunan perumahan

4.3 Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) Pada tahun 2010, terdapat satu terobosan besar terkait bantuan pembiayaan

perumahan yang dikembangkan oleh Kementerian Perumahan Rakyat yaitu dengan munculnya Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP). FLPP merupakan dukungan pembiayaan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan menengah bawah (MBM) dan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat (BLU-Kemenpera) melalui lembaga perbankan.

FLPP merupakan pengganti bantuan pembiayaan perumahan yang semula dikenal oleh masyarakat yaitu subsidi perumahan. Dana FLPP bersumber dari APBN yang masuk dalam pos pembiayaan sehingga dana FLPP ini bersifat bergulir (tidak habis pakai), sementara pada skim subsidi dananya berasal dari pos belanja yang sifatnya habis pakai. Pembiayaan perumahan menggunakan sebagian dana FLPP dan sebagian dana perbankan akan dapat menurunkan tingkat bunga/marjin dari KPR.

Page 65: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

55

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Peluncuran Buku oleh Menteri Negara Perumahan

Rakyat dan Menteri Pekerjaan Umum dalam

Hari Habitat Dunia.

Bedah Buku dalam Peringatan Hari Habitat Dunia.

Kuliah Umum oleh Walikota Surabaya

(Tri Rismaharini) dalam Youth Urban Forum

di ITS Surabaya.

SUMBER: HUMAS KEMENPERA

SUMBER: HUMAS KEMENPERA

SUMBER: HARSYA PAMBUDI

Page 66: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

56

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Masyarakat yang dapat dibantu dengan program FLPP adalah masyarakat yang termasuk dalam kelompok sasaran sesuai Peraturan Menteri Negara Perumahan Rakyat. Kelompok sasaran yang dimaksud adalah masyarakat baik yang berpenghasilan tetap maupun tidak tetap yang belum pernah memiliki rumah, belum pernah menerima subsidi perumahan, dan termasuk kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dan masyarakat berpenghasilan menengah bawah (MBM).

Dengan adanya FLPP, tingkat suku bunga diturunkan dibawah angka 10 %. Hal tersebut bertujuan supaya dapat mengurangi beban yang dirasakan MBM dan MBR selama ini yaitu dalam mengangsur rumah per bulan. Sementara itu, dalam hal uang muka, pada tahun 2010, FLPP baru dikhususkan untuk mengurangi tingkat suku bunga sedangkan untuk bantuan uang muka diharapkan dapat dikoordinasikan dengan menggunakan dana Bapertarum, Jamsostek, atau YKPP. Namun demikian, Kementerian Perumahan Rakyat tengah menyiapkan mengenai Tabungan Perumahan dimana untuk jangka panjang akan dapat menjadi solusi bagi masyarakat dalam mengatasi masalah penyediaan uang muka.

Selain bantuan pembiayaan pada sisi permintaan, FLPP juga menyediakan bantuan pembiayaan perumahan untuk sisi pasokan. Meski pada tahun 2010 belum dijalankan, nantinya FLPP akan turut memfasilitasi kredit konstruksi dengan tingkat bunga terjangkau.

SKIM SUBSIDI SKIM FASILITAS LIKUIDITAS

Masa Subsidi Terbatas, jangka waktu tertentu Sepanjang masa pinjaman

Suku Bunga Bunga bersubsidi dalam jangka waktu tertentu dan dilanjutkan bunga komersial (bank yang bersangkutan)

Bunga yang ditetapkan satu digit sepanjang masa pinja-man (fixed rate)

Angsuran Angsuran selama masa subsidi = 1/3 penghasilan, dan selanjut-nya cenderung = 1/3 penghasi-lan tergantung bunga komersial

Angsuran selama masa pinjaman = 1/3 penghasilan

Dana APBN Belanja Subsidi merupakan dana habis (tidak kembali)

Belanja FL dalam pos pembiayaan/investasi sehingga bukan dana habis dan merupakan revolving fund

Alokasi APBN Terus menerus Setelah beberapa periode tertentu semakin berkurang dan terus mengecil sampai akhirnya tidak perlu ada alokasi atau ketika Tabungan Perumahan Nasional sudah melembaga

Sumber Dana APBN APBN+sumber dana lain

Penggunaan Hanya untuk sisi permintaan (KPR Bersubsidi)

Untuk sisi permintaan (KPR) dengan tingkat bunga terjangkau (satu digit) dengan tenor sampai dengan 15 tahun

Untuk sisi pasokan (Kredit Konstruksi) dengan tingkat bunga terjangkau (satu digit) dengan tenor sampai dengan 24 bulan

SUMBER: DEPUTI BIDANG PEMBIAYAAN

Tabel IV.1Perbandingan antara Skim Subsidi Pola Lama dengan Skim Fasilitas Likuiditas

Page 67: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

57

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

4.4 Akuntabilitas dan Keterbukaan Publik

4.4 .1 E-Government

E-Government adalah penggunaan teknologi informasi oleh badan-badan pemerintah yang memiliki kemampuan untuk terhubung dengan warga negara (Government to Citizen/G2C), pelaku bisnis (Government to Bussiness/G2B), dan lembaga pemerintahan lain (Government to Government/G2G). Konsep E-Government diterapkan dengan tujuan bahwa hubungan pemerintah baik dengan masyarakatnya maupun dengan pelaku bisnis dapat berlangsung secara efisien, efektif dan ekonomis.

Untuk aspek teknis, Kemenpera sudah menerapkan sistem informasi yang berbasis komputer dengan sudah terhubungnya jaringan LAN (Local Area Network) dengan menggunakan Wireless LAN untuk seluruh bagian di gedung Kemenpera, sehingga hubungan antar komputer untuk berbagi dan tukar-menukar data dan informasi dan juga koneksi internet bisa dilakukan.

Kaitannya dengan penggunaan perangkat lunak yang legal, menindaklanjuti surat edaran dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara mengenai Pemanfaatan Perangkat Lunak Legal dan Open Source Software (OSS) di Kemenpera sudah diterapkan beberapa aplikasi yang berbasis Open Source Software di beberapa komputer seperti penggunaan aplikasi perangkat perkantoran dengan menggunakan Open Office sebagai pengganti dari Microsoft Office yang banyak digunakan selama ini secara ilegal.

4.4 .2 Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE)

Salah satu penggunaan teknologi informasi oleh Kemenpera yang berkaitan dengan Government Operations atau operasional pemerintah yaitu adanya penggunaan teknologi informasi oleh Kemenpera yang berkaitan dengan Layanan Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (LPSE) Kementerian Perumahan Rakyat sebagai pengelola pelelangan secara elektronik. LPSE adalah pusat layanan pengadaan barang/Jasa pemerintah secara elektronik yang melayani proses pengadaan di Kementerian Perumahan Rakyat, bertindak sebagai Certificate Authority (CA) dan Verifikator. LPSE bertujuan untuk lebih memperluas penyebaran informasi pengadaan barang/jasa, serta efisiensi penyampaian informasi dimaksud sehingga lebih terbuka bagi semua pihak.

Penggunaan LPSE tersebut adalah dalam rangka melaksanakan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007, yang menyatakan perlunya dilakukan proses pengadaan barang/jasa pemerintah secara elektronik (e-procurement).

Page 68: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

58

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Kementerian Perumahan Rakyat menggunakan Sistem Penyedia LPSE yaitu bahwa LPSE ini memiliki organisasi sendiri serta mempunyai, mengelola, dan memelihara perangkat berat yang tidak terbatas pada perangkat jaringan dan server yang telah terinstall Sistem Pengadaan Barang/Jasa Secara Elektronik (SPSE) dan memiliki tugas dari Bidang Administrasi Sistem Informasi lainnya yaitu:

Sosialisasi kepada PPK/Panitia Pengadaan dan Penyedia Barang/a. Jasa;Pelatihan kepada PPK/ Panitia Pengadaan dan Penyedia Barang/b. Jasa;Melayani PPK/ Panitia Pengadaan untuk mendapatkan kode akses; c. danMelakukan verifikasi terhadap dokumen (Akta, SIUP, TDP, Ijin Usaha d. sesuai bidang, KTP Pemilik dan/atau Direktur Perusahaan, dan lain-lain) yang sebelumnya penyedia barang/jasa telah melakukan pendaftaran untuk mendapatkan kode akses secara online

Dengan tipe Sistem Penyedia LPSE Kementerian Perumahan Rakyat memiliki alamat website sendiri yaitu www.lpse.kemenpera.go.id. Pada tahun 2010, sudah ada 41 paket rusunawa yang menggunakan LPSE. Paket yang menggunakan LPSE adalah paket fisik dengan nilai lebih dari 5 milyar rupiah. Sementara itu, untuk paket yang bernilai lebih kecil dari 5 milyar rupiah belum menggunakan LPSE.

4.4 .3 Situs Web

Kemenpera juga menggunakan teknologi informasi yang berkaitan dengan public services atau pelayanan publik dari pemerintah kepada warga negara, pelaku bisnis dan lembaga pemerintah lain secara online yaitu dengan adanya Situs Portal Pemerintah Kemenpera (www.kemenpera.go.id). Adanya situs ini bertujuan agar warga negara, pelaku bisnis dan lembaga pemerintah lainnya mendapat pelayanan dan informasi dari Kemenpera.

Situs Kementerian

Perumahan Rakyat.

Page 69: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

Halaman muka dari Situs Kemenpera tersebut memuat berita terkini mengenai kegiatan dan program Kementerian Perumahan Rakyat. Situs ini juga menginformasikan produk Kementerian Perumahan Rakyat serta Undang Undang dan peraturan terkait untuk bisa diunduh. Situs Kementerian Perumahan Rakyat ini memiliki beberapa anak domain antara lain adalah domain unit Eselon 1 dan Eselon 2 untuk info-info yang lebih spesifik termasuk kliping rutin perumahan rakyat.

4.4 .4 E-Procurement

Pada tahun 2010, Kementerian Perumahan Rakyat melakukan berbagai layanan melalui mekanisme E-Procurement (Electronic Procurement). Pelayanan yang dilakukan dengan mekanisme tersebut antara lain adalah Penerimaan Pegawai Secara Online, Sistem Informasi Pegawai, Sistem Informasi Keuangan, serta Sistem Informasi Kinerja Kemenpera.

59

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Kliping Perumahan Rakyat

Page 70: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

60

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

4.4 .5 Kotak Pengaduan

Sejak tahun 2010, masyarakat dapat melayangkan pengaduan terkait perumahan dan permukiman kepada pemerintah. Layanan pengaduan ini tersedia dalam dua versi yaitu melalui Situs Kementerian Perumahan Rakyat pada alamat http://kemenpera.go.id/?op=saran_pengaduan atau melalui pos dengan mengirimkan ke PO BOX 4400 JKT.

4.4.6 Digital Library

Salah satu fitur dari situs Kementerian Perumahan Rakyat adalah fitur Perpusatakaan Digital yang merupakan katalog dalam jaringan (on line) dari koleksi perpustakaan Kementerian Perumahan Rakyat. Fitur ini diluncurkan pada tahun 2010 dan beralamatkan di http://digilib.kemenpera.go.id. Adanya fitur ini semakin menunjukkan komitmen Kementerian Perumahan Rakyat untuk menuju peningkatan pengetahuan masyarakat akan perumahan dan kawasan permukiman.

Digital Library (http://digilib.kemenpera.go.id)

4.4 .7 E-Newsletter

E-Newsletter Kementerian Perumahan Rakyat terbit setiap 2 minggu sekali dan berisi rangkuman dari kegiatan Kemenpera serta Kliping Perumahan Rakyat yang terbit setiap harinya. E-Newsletter ini dimulai pada November 2010 dan dapat diakses pada alamat http://bpa.kemenpera.go.id/

Newsletter Edisi 1 dan 2 Tahun 2010

Page 71: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

61

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

4.4 .8 Majalah Inforum

Pada tahun 2010, telah diterbitkan 3 edisi Majalah Inforum “media komunikasi komunitas perumahan”. Tema-tema yang diangkat adalah mengenai (i) Era Baru Perumahan Rakyat, (ii) Reformasi Pembiayaan Perumahan melalui Fasilitas Likuiditas, dan (iii) Selamat Datang Undang-Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman. Majalah Inforum ini didistribusikan kepada para pemangku kepentingan pembangunan perumahan, komunitas perumahan, masyarakat luas dan bisa juga diakses melalui situs Kementerian Perumahan Rakyat. Kehadiran majalah ini diharapkan akan dapat lebih memasyarakatkan isu perumahan.

Majalah Inforum Edisi I, II, dan III

Page 72: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

62

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

SUMBER FOTO: ISTIMEWA

Page 73: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

63

LAPORAN KINERJA KEMENPERA, TAHUN 2010

Selama tahun 2010, Kementerian Perumahan Rakyat telah berupaya melaksanakan program dan kegiatan yang berhubungan dengan tercapainya Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kementerian Perumahan Rakyat. Secara umum, Kementerian Perumahan Rakyat telah menjalankan kewajiban dan memiliki capaian kinerja yang baik. Fungsi utama yang diharapkan dari Kementerian Perumahan Rakyat telah dapat dijalankan yaitu melalui pengembangan dan pembangunan perumahan dan permukiman dalam rangka memenuhi kebutuhan perumahan terutama bagi MBM dan MBR.

Hadirnya Undang Undang Perumahan dan Kawasan Permukiman tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman serta Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan diharapkan akan lebih mendukung pemenuhan kebutuhan perumahan terutama bagi MBM dan MBR tersebut. Terdapat juga terobosan-terobosan yang tidak bisa diabaikan untuk menuju Kementerian Perumahan Rakyat yang visioner seperti keterlibatan dalam forum internasional melalui APMCHUD dan terobosan lainnya terkait keterbukaan informasi publik.

Capaian kinerja dalam tahun 2010 tersebut dapat menjadi pembelajaran (lessons learned) dan faktor pendorong untuk meningkatkan kinerjanya dalam mencapai sasaran-sasaran strategisnya yang mendukung pengembangan perumahan dan permukiman terutama untuk mencapai Rencana Strategis periode 2010-2014.

BAB VPENUTUP

Page 74: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

KESEPAKATAN BERSAMAKEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

TAHUN 2010

NOMOR MOU KESEPAKATAN BERSAMA TENTANGTGL

PENANDA-TANGANAN

01/SKB/M/2010

Kementerian Perumahan Rakyat Dengan

Badan Pengawasan Keuangan Dan Pembangunan

Penguatan Tata Kelola Kepemerintahan Yang Baik Di Lingkungan Kementerian

Perumahan Rakyat

23 Februari 2010

02/SKB/M/2010

Kementerian Perumahan Rakyat Dengan

Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda

Indonesia (BPP HIPMI)

Peran Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Real Estate

Dalam Penyediaan Rumah Rakyat4 Maret 2010

03/SKB/M/2010Kementerian Perumahan Rakyat

DenganProvinsi NTT

Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Perumahan 15 Juni 2010

04/SKB/M/2010

Kementerian Perumahan Rakyat Dengan

Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan rakyat

Pemberian Fasilitas Pengadaan Perumahan Bagi Pegawai Negeri

Dilingkungan Kementerian Koordinator Bidang Polhukam, Bidang Perekonomian, Bidang

Kesra Dan Sekretariat Wakil Presiden Republik Indonesia Serta Kementerian Lainnya

Melalui Program Pembangunan Perumahan

24 Juni 2010

05/SKB/M/2010

Kementerian Perumahan Rakyat Dengan

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah 06 Agustus 2010

06/SKB/M/2010Kementerian Perumahan Rakyat

DenganGubernur NTB

Koordinasi Pelaksanaan Kebijakan Pembangunan Perumahan

04 September 2010

07/SKB/M/2010

Kementerian Perumahan Rakyat Dengan

Kementerian Badan Usaha Milik Negara

Pemanfaatan Tanah Milik Negara (BUMN) Untuk Percepatan

Pembangunan Rumah Susun Di Kawasan Perkotaan Bagi Masyarakat Berpenghasilan

Menengah Bawah Dan Masyarakat Berpenghasilan Rendah

23 September 2010

08/SKB/M/2010Kementerian Perumahan Rakyat

DenganBadan Pertanahan Nasional

Sertipikasi Tanah Perumahan Swadaya 03 Desember 2010

SUMBER : BIRO HUKUM, KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

Page 75: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010
Page 76: Laporan Kinerja Kementerian Perumahan Rakyat Tahun 2010

KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Makna LOGOBentuk utama Logo berupa segitiga 1. sama-sisi yang secara teori mem-punyai kehandalan dalam struktur serta mencerminkan 3 pelaku pem-bangunan perumahan rakyat , yang saling bersinergi membangun, yaitu Badan/Dunia Usaha, Masyarakat, dan Pemerintah/Pemerintah Daerah (Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota).

Bentuk 3 segitiga berupa gunung 2. atau gunungan, yang menggambar-kan lingkungan hunian yang 1) beru-pa rumah sejahtera; 2) lingkungan hunian yang sehat; dan 3) terjang-kau oleh seluruh lapisan masyarakat, baik yang berupa rumah (perumah-an) tapak (horizontal) maupun ru-mah (perumahan) susun (vertikal).

Secara perspektif, segitiga-segitiga 3. tersebut membentuk atap-atap ru-mah yang menggambarkan salah satu fungsi rumah yaitu sebagai tem-pat berlindung, serta menunjukkan karakter rumah Indonesia yang men-junjung tinggi budaya dan kearifan lokal.

Potongan terhadap bentuk segitiga 4. membuat bentuk segitiga pada Logo menjadi lebih dinamis dan fleksibel yang juga melambangkan semangat kerjasama di dalam Kementerian Pe-rumahan Rakyat baik secara internal maupun dengan pihak eksternal.

Bentuk manusia didalam segitiga 5. menggambarkan perlindungan ter-hadap kehidupan di dalamnya.

Warna LOGOWarna Hijau: lambang bermakna ke-1. suburan, pertumbuhan, kehidupan, dan berwawasan lingkungan.

Warna Kuning-kehijauan: Kuning da-2. lam peta tata ruang diartikan sebagai zonasi perumahan dan permukiman. Kuning-kehijauan melambangkan pem bangunan perumahan dan per-mukiman senantiasa berwawasan lingkungan.

Kementer ian Perumahan RakyatRepubl ik Indonesia

Jl . Raden Patah I No.1, Kebayoran BaruJakarta Selatan 12110