Laporan Konservasi Boiler (Print)
Transcript of Laporan Konservasi Boiler (Print)
LAPORAN PRAKTIKUM KONSERVASI ENERGI“BOILER”
Disusun oleh:
Irene Deby Palupi111711041
PROGRAM STUDI TEKNIK KONVERSI ENERGIPOLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2014
Modul 4
BOILER
4. 1.Tujuan
1. Memahami kelakuan boiler
2. Mampu membuat profil energi sistem boiler
3. Mampu menentukan kinerja sistem boiler
4. Mampu menentukan baseline sistem boiler
5. Mampu menganalisa peluang penghematan, retrofitting dan analisa ekonomi
6. Mampu memberikan rekomendasi
4. 2.Teori Dasar
Boiler atau disebut juga dengan ketel uap adalah sebuah bejana tertutup yang dapat
membentuk uap dengan tekanan lebih besar dari atmosfer dengan jalan memanaskan air
boiler yang berada di dalamnya dengan gas-gas panas dari hasil pembakaran bahan bakar.
Sebuah boilerharus dilengkapi peralatan yang dapat membantu kinerjanya sehingga
operasional boiler berjalan dengan aman. Boiler atau ketel uap harus mempunyai
persyaratan sebagai berikut:
1. Dapat menghasilkan uap dengan berat tertentu dalam waktu tertentu pula, dan tekanan
di dalamnya lebih besar dari satu atmosfer.
2. Kadar air yang dihasilkan pada uap panas harus sedikit mungkin.
3. Jika memakai alat pemanas lanjut, maka suhu uap pada pemakaian uap yang terakhir
tidak berubah terlalu banyak.
4. Uap harus dibentuk dengan jumlah bahan bakar sehemat mungkin.
5. Jika pemakaian uap berubah-ubah, maka tekanan uap tidak boleh berubah banyak.
Jenis Boiler
Berdasarkan jenisnya, boiler terdiri dari bermacam-macam tipe yaitu :
1. Fire Tube Boiler
Pada fire tube boiler, gas panas melewati pipa – pipa dan air umpan boiler ada di dalam
shell untuk diubah menjadi steam. Fire tube boiler biasanya digunakan untuk kapasitas
steam yang relatif kecil dengan tekanan steam rendah sampai sedang. Sebagai pedoman,
fire tube boiler kompetitif untuk kecepatan steam sampai 12.000 kg/jam dengan tekanan
sampai 18 kg/cm. Fire tube boiler dapat menggunakan bahan bakar minyak bakar, gas atau
bahan bakar padat dalam operasinya. Untuk alasan ekonomis, sebagian besar fire tube
boiler dikonstruksikan sebagai “paket” boiler (dirakit oleh pabrik) untuk semua bahan
bakar.
2. Water Tube Boiler
Pada water tube boiler, air umpan boiler mengalir melalui pipa – pipa masuk ke dalam
drum. Air yang tersikulasi dipanaskan oleh gas pembakar membentuk steam pada daerah
uap dalam drum. Boiler ini dipilih jika kebutuhan steam dan tekanan steam sangat tinggi
seperti pada kasus boiler untuk pembangkit tenaga uap. Water tube boiler yang sangat
modern dirancang dengan kapasitas steam antara 4.500-12.000 kg/jam, dengan tekanan
sangat tinggi. Banyak water tube boiler yang dikonstruksikan secara paket, jika digunakan
bahan bakar minyak bakar dan gas. Untuk water tube boiler yang menggunakan bahan
bakar padat, tidak umum dirancang secara paket.
3. Paket Boiler
Boiler ini sebagai paket yang lengkap. Pada saat dikirim ke pabrik, hanya memerlukan
pipa steam, pipa air, suplai bahan bakar dan sambungan listrik untuk dapat beroperasi.
Paket boiler biasanya merupakan tipe shell and tube dengan rancangan fire tube dengan
transfer panas baik radiasi maupun konveksi yang tinggi.
4. Boiler Pembakaran dengan Fluidized Bed (FBC)
Pembakaran dengan fluidized bed (FBC) muncul sebagai alternatif yang memungkinkan
dan memiliki kelebihan yang cukup berarti dibanding sistem pembakaran yang
konvensional dan memberikan banyak keuntungan antara lain rancangan boiler yang
kompak, fleksibel terhadap bahan bakar, efisiensi pembakaran yang tinggi dan
berkurangnya emisi polutan yang merugikan seperti SOx dan NOx.
5. Atmospheric Fluidized Bed Combustion (AFBC)
Kebanyakan boiler yang beroperasi untuk jenis ini adalah Atmospheric Fluidized Bed
Combustion (AFBC) Boiler. Alat ini hanya berupa shell boiler konvensional biasa yang
ditambah dengan sebuah fluidized bed combustor. Sistem seperti telah dipasang
digabungkan dengan water tube boiler/ boiler pipa air konvensional. Batubara dihancurkan
menjadi ukuran 1 – 10 mm tergantung pada tingkatan batubara dan jenis pengumpan udara
ke ruang pembakaran. Udara atmosfir yang bertindak sebagai udara fluidisasi dan
pembakaran, dimasukkan dengan tekanan, setelah diberi pemanasan awal oleh gas buang
bahan bakar. Pipa dalam bed yang membawa air pada umumnya bertindak sebagai
evaporator. Produk gas hasil pembakaran melewati bagian super heater dari boiler lalu
mengalir ke economizer, ke pengumpul debu dan pemanas awal udara sebelum dibuang ke
atmosfir.
6. Pressurized Fluidized Bed Combustion (PFBC) Boiler
Pada tipe Pressurized Fluidized bed Combustion (PFBC), sebuah kompresor memasok
udara Forced Draft (FD), dan pembakarnya merupakan tangki bertekanan. Laju panas yang
dilepas dalam bed sebanding dengan tekanan bed sehingga bed yang dalam digunakan
untuk mengekstraksi sejumlah besar panas. Hal ini akan meningkatkan efisiensi
pembakaran dan peyerapan sulfur dioksida dalam bed. Steam dihasilkan didalam dua
ikatan pipa, satu di bed dan satunya lagi berada diatasnya. Gas panas dari cerobong
menggerakan turbin gas pembangkit tenaga. Sistem PFBC dapat digunakan untuk
pembangkitan kogenerasi (steam dan listrik) atau pembangkit tenaga dengan siklus
gabungan (combined cycle). Operasi combined cycle (turbin gas & turbin uap)
meningkatkan efisiensi konversi keseluruhan sebesar 5 hingga 8 persen.
7. Atmospheric Circulating Fluidized Bed Combustion Boilers (CFBC)
Boiler CFBC pada umumnya lebih ekonomis daripada boiler AFBC, untuk penerapannya
di industri memerlukan lebih dari 75 – 100 T/jam steam. Untuk unit yang besar, semakin
tinggi karakteristik tungku boiler CFBC akan memberikan penggunaan ruang yang
semakin baik, partikel bahan bakar lebih besar, waktu tinggal bahan penyerap untuk
pembakaran yang efisien dan penangkapan SO2 yang semakin besar pula, dan semakin
mudah penerapan teknik pembakaran untuk pengendalian NOx daripada pembangkit steam
AFBC. Gambar 7.4 memperlihatkan skema boiler CFBC
8. Stoker Fired Boilers
Stokers diklasifikasikan menurut metode pengumpanan bahan bakar ke tungku dan
oleh jenis grate nya. Klasifikasi utamanya adalah spreader stoker dan chaingate atau
traveling-gate stoker.
9. Pulverized Fuel Boiler
Kebanyakan boiler stasiun pembangkit tenaga yang berbahan bakar batubara
menggunakan batubara halus, dan banyak boiler pipa air di industri yang lebih besar juga
menggunakan batubara yang halus. Teknologi ini berkembang dengan baik dan diseluruh
dunia terdapat ribuan unit dan lebih dari 90 persen kapasitas pembakaran batubara
merupakan jenis ini.
10. Boiler Limbah Panas
Boiler limbah panas dapat dipasang secara ekonomis. Jika kebutuhan steam lebih dari
steam yang dihasilkan menggunakan gas buang panas, dapat digunakan burner tambahan
yang menggunakan bahan bakar. Jika steam tidak langsung dapat digunakan, steam dapat
dipakai untuk memproduksi daya listrik menggunakan generator turbin uap. Hal ini banyak
digunakan dalam pemanfaatan kembali panas dari gas buang dari turbin gas dan mesin
diesel.
11. Pemanas Fluida Termis
Saat ini, pemanas fluida termis telah digunakan secara luas dalam berbagai penerapan
untuk pemanasan proses tidak langsung. Dengan menggunakan fluida petroleum sebagai
media perpindahan panas, pemanas tersebut memberikan suhu yang konstan. Sistem
pembakaran terdiri dari sebuah fixed grate dengan susunan draft mekanis. Pemanas fluida
termis modern berbahan bakar minyak terdiri dari sebuah kumparan ganda, konstruksi tiga
pass dan dipasang dengan sistem jet tekanan. Fluida termis, yang bertindak sebagai
pembawa panas, dipanaskan dalam pemanas dan disirkulasikan melalui peralatan
pengguna. Disini fluida memindahkn panas untuk proses melalui penukar panas, kemudian
fluidanya dikembalikan ke pemanas. Aliran fluida termis pada ujung pemakai dikendalikan
oleh katup pengendali yang dioperasikan secara pneumatis, berdasarkan suhu operasi.
Pemanas beroperasi pada api yang tinggi atau rendah tergantung pada suhu minyak yang
kembali yang bervariasi tergantung beban sistem.
(a) Fire Tube Boiler (b) Water Tube Boiler
(c) Jenis Paket Boiler 3 Pass, BBM (d) CFBC Boiler
(e) Skema Boiler Limbah Panas (f) Instalasi Ketel uap
Gambar Jenis Boiler dan Skemanya
Perhitungan
1. Jumlah energi kalor yang tersedia akibat prosespembakaran bahan bakar dapat
ditentukan dengan persamaan berikut ini:
Ebb = mbb x Nbb
mbb= laju aliran bahan bakar (kg/s)
NHVbb= nilai kalor bahan bakar cair
2. Energi pembentukan uap
Energi yang digunakan untuk mengubah air menjadi uap adalah entalpi yang
dikandung uap dikurangi dengan entalpi yang dikandung air pengisian.
Besarnya dapat ditentukan dengan persamaan berikut :
Eu = ma (hu – ha)kJ
= ma (hu – Cp(Ta-0))
ma = massa air pengisian
hu = entalpi uap (kJ per kg)
ha = entalpi air pengisian (kJ/kg)
Cp = panas spesifik air pengisi ketel (kJ/kgoC)
Ta = temperatur air pengisi ketel (oC)
3. Efisiensi ketel uap
Efisiensi ketel uap didefinisikan sebagai perbandingan kalor terpakai untuk mengubah
air menjadi uap dengan kalor hasil proses pembakaran bahan bakar.
Efisiensi ketel uap= energi pembentukanuap
total energimasukan
Energi pembentukan uap
ma (hu – ha) = ma (hu – Cp(Ta – 0))
Tekanan absolut uap
= tekanan gauge + tekanan atmosfer
= Pg + H x 13600 x 9,81
105
= Pg + 1.3342 H bar
Pg adalah tekanan gauge dalam bar
H adalah tekanan barometrik dalam mm air raksa (mmHg)
Maka efisiensi ketel uap :
¿ma ( hu−ha )
mbb N bb
4. Kalor yang terkandung yang melewati gas buang
Energi yang dikandung oleh gas buang hasil pembakaran diperoleh dari aliran, panas
jenis rata – rata gas buang, temperatur rata – rata gas uang, dan udara sekitarnya.
Ewg + Edg = mg Cg ( Tf1 - Tat ) kJ/kg
Dengan,
Ewg = energi yang dikandung gas buang kering ( KJ/Kg )
Edg = energi terhadap kandungan air moisture( KJ/Kg )
mg = massa gas buang kering per kg bahan bakar ( kg/kg )
Cpgb = panas jenis gas buang termasuk kandungan air ( KJ/KgOC ) (Cpgb diperoleh dari
perhitungan tersendiri )
Tf1 = temperatur gas buang ( OC )
Ta1 = temperatur udara sekitar ( OC )
5. Rugi – rugi lain yang tidak terukur
Ef = Ebb – ( Eu + Ewg + Edg )
4. 3.Peralatan dan Bahan
Seperangkat sistem Boiler
Pompa Air
4. 4.Prosedur
Praktek KE sistem boiler dilakukan dengan mengukur karakteristik sistem boiler dengan
membandingkan kondisi awal dan kondisi dengan pengaturan laju alir udara.
1. Buat rangkaian pengukuran sesuai dengan gambar!
2. Pasang alat ukur yang telah di setting pada kondisi beban, dengan bukaan blower udara
50%!
3. Sambungkan dengan sumber listrik, dan biarkan hingga steady state (+ 10 menit)
4. Lakukan pengukuran sesuai dengan tabel data!
5. Switch off sambungan dari sumber listrik!
6. Prosedur yang sama pada butir 1 s/d 3 sesuai dengan target retrofitting (bukaan blower
75%) yang tersedia!
4. 5.Data Pengamatan
Kondisi bukaan blower 50%
No. Waktu Aliran bahan bakar
(L/s)
Aliran air (m3/s)
Tekanan Uap (bar)
Temperatur aliran udara masuk (m/s)
Udara Air Bahan bakar
Uap Gas buang
1 steady 0,0000075 0,000001138 6,5 25 23 23 157 222 2,82 5 menit 0,0000075 0,00001776 6,5 26 24 23 156 244 2,83 10 menit 0,0000075 0,00001554 6,5 27 23 23 159 278 2,84 15 menit 0,0000075 0,00001382 6,5 26 23 23 160 152 2,8
Kondisi bukaan blower 75%
No. WaktuAliran bahan
bakar L/sAliran air
m3/s
Tekanan uap (bar)
Temperatur Aliran udara
masuk m/sUdaraAir Bahan
bakar UapGas
buang1 steady 6,033x10-6 0,00006967 5,5 25 23 23 148 146 7,52 5 menit 6,03333x10-6 0,000088 4,5 27 23 23 140 284 7,53 10 menit 6,03333x10-6 0,00005867 6 28 23 23 153 293 7,54 15 menit 6,03333x10-6 0,000044 6 27 24 23 153 204 7,5
Catatan: start pengukuran setelah kondisi steady state
4. 6.Pertanyaan
1. Sebutkan perbedaan kedua rangkaian tersebut!
Rangkaian yang digunakan pada saat praktikum konservasi boiler sama, hanya saja
dengan kondisi bukaan blower yang berbeda, yaitu kondisi bukaan boiler 50% dan
kondisi bukaan blower 75%
2. Buat profil setiap rangkaian!
Profil pada saat kondisi 50%
Data Steady Data 1 Data 2 Data 30
50
100
150
200
250
300
Profil Temperatur Gas Buang Boiler Bukaan Blower 50%
Bukaan Blower 50%
Tem
pera
tur [
OC]
Data Steady Data 1 Data 2 Data 30.00%0.50%1.00%1.50%2.00%2.50%3.00%3.50%4.00%
Profil Efisiensi Boiler Bukaan Blower 50%
Bukaan Blower 50%
Efisie
nsi [
%]
Profil pada saat kondisi 75%
Data Steady Data 1 Data 2 Data 30
50100150200250300350
Profil Temperatur Gas Buang Boiler Bukaan Blower 75%
Bukaan Blower 75%
Tem
pera
tur [
OC]
Data Steady Data 1 Data 2 Data 30.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
Profil Efisiensi Boiler Bukaan Blower 75%
Bukaan Blower 75%
Efisie
nsi [
%]
Profil perbandingan
Data Steady Data 1 Data 2 Data 30
50
100
150
200
250
300
350
Profil Temperatur Gas Buang Boiler
Bukaan Blower 50% Bukaan Blower 75%
Tem
pera
tur [
OC]
Dilihat pada grafik, temperatur gas buang pada bukaan blower lebih besar
dibandingkan pada bukaan blower 50%. Hal ini menunjukkan bahwa energi panas yang
terbuang lebih banyak pada saat bukaan blower 75% dikarenakan pada kondisi tersebut
jumlah udara yang masuk lebih banyak sehingga jumlah excess airnya pun semakin
banyak dan menyebabkan energi panas banyak yang ikut terbuang karena diserap oleh
excess air tersebut.
Data Steady Data 1 Data 2 Data 30.00%
5.00%
10.00%
15.00%
20.00%
25.00%
Profil Efisiensi Boiler
Bukaan Blower 50% Bukaan Blower 75%
Efisie
nsi [
%]
Pada profil efisiensi boiler, efisiensi tertinggi berada pada kondisi bukaan blower
75%, padahal diatas telah dibahas bahwa temperatur gas buang yang dihasilkan lebih
tinggi. Hal ini dikarenakan walaupun temperatur gas buang lebih tinggi, pada kondisi
75% temperatur uap yang dihasilkan pun lebih tinggi jika dibandingkan dengan kondisi
50%. Oleh sebab itu, efisiensi pada kondisi 75% pun lebih tinggi dibanding pada
kondisi 50%.
Profil perbandingan dengan data comissioning
1,000 2,0000.000
100.000200.000300.000400.000500.000600.000
Profil Laju Uap Boiler dan Commisioning
Bukaan Blower 50% Bukaan Blower 75%Baseline BaselineCommisioning
Laju
Uap
[kg/
jam
]
3. Tentukan kinerja alat sesuai dengan standar!
Contoh Perhitungan
Data ke-1 kondisi bukaan blower 50%
Diketahui :
Temperatur udara (Tud) 26oC
Temperatur air (Ta) 24oC
Temperatur bahan bakar (Tbb) 23oC
Temperatur Uap (Tu) 156oC
Temperatur gas buang (Tgb) 244oC
Aliran bahan bakar(mbb) 0,0000075 L/s
Aliran air (qa) 0,00001776 m3/s
Aliran udara masuk(mud) 2,8m/s
Tekanan uap (Pu) 6,5 bar
Massa jenis solar (rho solar) 832 kg/m3
Nilai kalor solar (Nbb) 43250 kJ/kg
Maka,
Ebb = mbb x Nbb
= 0,0000075 L/s x 832 kg/m3 x 43250 kJ/kg
= 269,88 kW
Eu = ma (hu – ha)kJ
Pada temperatur 24oC,
Diperoleh dari nilai: ha = 100,65 kJ/kg
Rho a = 997,255 kg/m3
Pada temperatur 156oC dan tekanan 6,5 bar nilai hu = 658,175 kJ/kg
Ma = qa x rho a
= 0,00001776 m3/s x 997,255 kg/m3
= 0,01771 kg/s
Eu = 0,01771 kg/s x (658,175 - 100,65) kJ/kg
= 9,87452 kW
¿ma ( hu−ha )
mbb N bb
¿ EuEbb
¿ 9,87452 kW269,88 kW
= 3,66 %
Contoh Perhitungan
Data ke-1 kondisi bukaan blower 75%
Diketahui :
Temperatur udara (Tud) 27oC
Temperatur air (Ta) 23oC
Temperatur bahan bakar (Tbb) 23oC
Temperatur Uap (Tu) 140oC
Temperatur gas buang (Tgb) 284oC
Aliran bahan bakar(mbb) 6,03333x10-6 L/s
Aliran air (qa) 0,000088 m3/s
Aliran udara masuk(mud) 7,5 m/s
Tekanan uap (Pu) 4,5 bar
Massa jenis solar (rho solar) 832 kg/m3
Nilai kalor solar (Nbb) 43250 kJ/kg
Maka,
Ebb = mbb x Nbb
= 6,03333x10-6 L/s x 832 kg/m3 x 43250 kJ/kg
= 217,10 kW
Eu = ma (hu – ha) kJ
Pada temperatur 23oC,
Diperoleh dari nilai: ha = 96,46 kJ/kg
Rho a = 997,497 kg/m3
Pada temperatur 140oC dan tekanan 4,5 bar nilai hu = 623,617 kJ/kg
Ma = qa x rho a
= 0,000088 m3/s x 997,497 kg/m3
= 0,08778 kg/s
Eu = 0,08778 kg/s x (623,617 – 96,46) kJ/kg
= 43,25425 kW
¿ma ( hu−ha )
mbb N bb
¿ EuEbb
¿ 43,25425 kW217,10 kW
= 19,92 %
Simbol Parameter Satuan
Bukaan Blower 50% Bukaan Blower 75%
Data Steady Data 1 Data 2 Data 3
Data Steady Data 1 Data 2 Data 3
EBBEnergi
Bahan Bakar kW 269,88 269,88 269,88 269,88 217,10 217,10 217,10 217,10
EU Energi Uap kW 0,64254 9,87452 8,90845 7,9821 36,63510 43,25425 32,11200 23,89307η Efisiensi % 0,24% 3,66% 3,30% 2,96% 16,87% 19,92% 14,79% 11,01%
4. Tentukan baseline dari rangkaian 1!
Baseline rangkaian 1
Data 1 Data 2220
230
240
250
260
270
280
290
Profil Temperatur Gas Buang Boiler Bukaan Blower 50%
Bukaan Blower 50% Baseline
Tem
pera
tur [
OC]
Data 1 Data 23.10%
3.20%
3.30%
3.40%
3.50%
3.60%
3.70%
Profil Efisiensi Boiler Bukaan Blower 50%
Bukaan Blower 50% Baseline
Efisie
nsi [
%]
Baseline rangkaian 2
Data Steady Data 10
50
100
150
200
250
300
Profil Temperatur Gas Buang Boiler Bukaan Blower 75%
Bukaan Blower 75% Baseline
Tem
pera
tur [
OC]
Data Steady Data 115.00%
16.00%
17.00%
18.00%
19.00%
20.00%
21.00%
Profil Efisiensi Boiler Bukaan Blower 75%
Bukaan Blower 75% Baseline
Efisie
nsi [
%]
Profil perbandingan baseline
1 2 3 40
50
100
150
200
250
300
Profil Perbandingan Temperatur Gas Buang Boiler Pada Bukaan Blower 50% dan 75%
Baseline 50% Baseline 75%
Tem
pera
tur [
OC]
1 2 3 40.00%2.00%4.00%6.00%8.00%
10.00%12.00%14.00%16.00%18.00%20.00%
Profil Efisiensi Boiler Bukaan Blower 75%
Baseline 50% Baseline 75%
Efisie
nsi [
%]
baselineBukaan blower 50%
Bukaan blower 75%
simbol Parameter SatuanEfisiensi % 3,48% 18,40%
TF
Temperatur Gas Buang OC 261 215
mU Laju Uap kg/jam 59,782 283,096
5. Buat tabel konservasi energi untuk seluruh pengukuran!
Energi saving
Konsumsi energi awal : 269,8 kW/hari
Konsumsi energi setelah konservasi : 217,10 kW/hari
Maka, energi saving = konsumsi energi setelah konservasi – konsumsi energi awal
= 217,10 kW – 269,8 kW = 52,78 kW
Bahan bakar saving
Bahan bakar saving = energi saving x waktu operasi
NHV x (rh o ba han bakar x1000)
Waktu operasi boiler = 3900s/hari
= 2 hari/minggu
= 4 minggu/bulan
= 12 bulan/tahun
Bahan bakar saving = 52,78 kW x 3900 s /hari
43250 kJ /kg x (832 kg /m3 x1000)
= 5,72 L/hari
Cost saving
Cost saving = bahan bakar saving x harga bahan bakar (solar)
= 5,72 L/hari x Rp 10.000
= Rp 57.200,00
Cost saving selama 1 tahun = cost saving/hari x jumlah pemakaian 1 tahun
= Rp57200 x 96
= Rp 5.491.200,00
No Parameter Satuan Existing Konservasi
1 Konsumsi Energi kW/hari
269,88 217,10
2 L/hari 29,25 23,53
3 Biaya Energi Rp/hari 292500 235300
4 Energy Saving L/hari 52,78
5 Cost Saving Rp/hari 57200
6 Rp/thn 5491200
6. Diskusikan kelemahan dan kekurangan kedua jenis teknologi tersebut!
Kelemahan dari bukaan 50% :
a. Boros bahan bakar dikarenakan jumlah udara yang masuk sedikit sehingga sisa
bahan bakar yang tidak terbakar masih banyak dan ikut terbuang bersama gas
buang.
b. Efisiensi lebih rendah
Sedangkan kondisi bukaan blower 75% memiliki kekurangan, yaitu: Temperatur gas
buangnya tinggi sehingga rugi rugi yang terdapat pada gas buang lebih tinggi
dikarenakan banyak energi panas yang terserap oleh gas buang dan ikut terbuang.
Namun, kondisi ini pun memiliki kelebihan diantaranya :
a. Dapat menghemat energi, bahan bakar, dan biaya pengoperasian
b. Efisiensi lebih tinggi jika dibandingkan dengan saat bukaan blower 50%
7. Buat rekomendasi !
Boiler akan lebih baik jika dioperasikan dengan bukaan blower 75%