[Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]
-
Upload
eric-chandra-junianto -
Category
Documents
-
view
24 -
download
1
description
Transcript of [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]
![Page 1: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK OPERASI PEMBORAN I
Modul VIII: Viskositas Relatif, Sand Content, dan Lubrisitas
pada Water Based Mud
Nama : Eric Chandra Junianto 12213099
Kelompok : Kamis 2
Tanggal Praktikum : 29 Oktober 2015
Tanggal Penyerahan : 5 November 2015
Dosen : Dr.-Ing. Ir. Bonar Tua Halomoan Marbun
Asisten : Ricko Rizkiaputra 12211045
Haniyyah Hasna 12212009
LABORATORIUM TEKNIK OPERASI PEMBORAN
PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2015
![Page 2: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/2.jpg)
I. Tujuan Percobaan
1. Mampu mendeskripsikan relative viscosity beserta kegunaannya
2. Mengetahui deskripsi dari sand content serta pengaruh yang diitimbulkan terhadap
fluida pemboran
3. Mampu mendeskripsikan sifat lubrisitas pada lumpur pemboran
4. Mengetahui prinsip dasar dan cara penggunaan alat Marsh Funnel, Sand Content Set,
dan Extreme Pressure Lubricity Tester
5. Mampu mengolah data hasil percobaan
6. Mengetahui pengaruh aditif lumpur pemboran terhadap nilai viskositas, sand
content, dan lubrisitas
![Page 3: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/3.jpg)
II. Data Percobaan
No Jenis Lumpur Komposisi Lumpur 1 Lumpur standar Air 350 ml + bentonite 22.5 gram 2 Lumpur standar+ Barite Lumpur standar + Barite 7.5 gram 3 Lumpur standar+ CMC LV Lumpur standar + CMC LV 7.5 gram 4 Lumpur standar+ Resinex Lumpur standar+ Resinex 7.5 gram
Tabel 2.1 Data Komposisi Lumpur
Jenis Lumpur : Lumpur Standar Waktu Pengaliran dalam Marsh Funnel (sekon) 40.73
Persentase Sand (%) 0.25
Lubrisitas Seizure
Torsi (lb-in) 200 Arus (A) 5.636363636 Panjang Scar (cm) 0.415 Lebar Scar (cm) 0.2
Pass Torsi (lb-in) 50 Arus (A) 3.636363636
Tabel 2.2 Data Percobaan Lumpur Standar
Jenis Lumpur : Lumpur Standar + Barite Persentase Sand (%) 0.85
Lubrisitas
Seizure
Torsi (lb-in) 215 Arus (A) 6.55 Panjang Scar (cm) 0.35 Lebar Scar (cm) 0.14
Pass
Torsi (lb-in) 50 Arus (A) 3.55 Panjang Scar (cm) 0.36 Lebar Scar (cm) 0.15
Tabel 2.3 Data Percobaan Lumpur Standar + Barite
Jenis Lumpur : Lumpur Standar + CMC LV Waktu Pengaliran dalam Marsh Funnel (sekon) 199
Persentase Sand (%) 0.75 Tabel 2.4 Data Percobaan Lumpur Standar + CMC LV
![Page 4: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/4.jpg)
Dimensi test block dan test ring
L = Panjang Test Block = 1.165 cm = 0.4587 in
R = Jari-jari Test Ring = 1.675 cm = 0.6594 in
Jenis Lumpur : Lumpur Standar + Resinex Persentase Sand (%) 0.33
Lubrisitas Seizure
Torsi (lb-in) 240 Arus (A) 6.363636364 Panjang Scar (cm) 0.41 Lebar Scar (cm) 0.21
Pass Torsi (lb-in) 50 Arus (A) 3.454545455
Tabel 2.5 Data Percobaan Lumpur Standar + Resinex
![Page 5: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/5.jpg)
III. Pengolahan Data
Ø Lubrisitas
a. Mengubah satuan lebar scar ke seperseratus inch
1) Lumpur Standard
W = lebar scar(cm) ×1002,54
= 0.2 x1002.54
1100 inch
= 7.87401100 𝑖𝑛𝑐ℎ
2) Lumpur Standard + Barite
W = lebar scar(cm) ×1002,54
= 0.14 x1002.54
1100 inch
= 5.51181100 𝑖𝑛𝑐ℎ
3) Lumpur Standar + Resinex
W = lebar scar(cm) ×1002,54
= 0.21 x1002.54
1100 inch
= 8.26771100 𝑖𝑛𝑐ℎ
Komposisi Lumpur Lebar Scar (cm)
Lebar Scar (1/100 inch)
Lumpur Standar 0.2 7.8740 Lumpur Standard + Barite 0.14 5.5118 Lumpur Standar + Resinex 0.21 8.2677 Tabel 3.1 Data Pengolahan Lebar Scar dalam (1/100 inch)
b. MenghitungKekuatanFilm
Kekuatan film (satuan psi) dapat diturunkan dari persamaan berikut:
P = !! (1)
F = !! (2)
A = !"!""
(3)
Dimana :
F = gaya (lb)
A = luas (inch!)
W = lebar scar (1/100 inch)
![Page 6: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/6.jpg)
L = panjang test block (inch)
τ = beban torsi (lb-inch)
R = jari-jari test ring (inch)
Dengan mensubstitusikan persamaan (1) dan (2) ke persamaan (3) diperoleh:
P =100τRLW
=100τ
0.4587 (0.6594)W
= 330.6τW
Perhitungan Kekuatan film :
• Lumpur Standar
Seizure :
𝑃 = 𝐶 𝑇𝑊 = 330.6
2007.874 = 8397.3 𝑝𝑠𝑖
Pass :
𝑃 = 𝐶 𝑇𝑊 = 330.6
50? = 𝑋 𝑝𝑠𝑖
• Lumpur Standar + Barite
Seizure :
𝑃 = 𝐶 𝑇𝑊 = 330.6
2155.5118 = 12895.89 𝑝𝑠𝑖
Pass :
𝑃 = 𝐶 𝑇𝑊 = 330.6
503.55 = 4656.34 𝑝𝑠𝑖
• Lumpur Standar + Resinex
Seizure :
𝑃 = 𝐶 𝑇𝑊 = 330.6
2408.276 = 9590 𝑝𝑠𝑖
Pass :
𝑃 = 𝐶 𝑇𝑊 = 330.6
130? = 𝑋 𝑝𝑠𝑖
![Page 7: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/7.jpg)
sehingga didapatkan hasil sebagai berikut :
No Fluida Pemboran Kekuatan film (psi) Seziure Pass
1 Lumpur Standar 8397.3 - 2 Lumpur Standar + 7.5 Barite 12895.89 4656.34 3 Lumpur Standar + 7.5 Resinex 9590 -
![Page 8: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/8.jpg)
IV. Analisis Percobaan
A. Asumsi Percobaan
Asumsi pada praktikum kali ini adalah :
Ø Pembuatan lumpur
1. Massa yang tercampur sesuai dengan massa yang direncanakan
2. Aditif tidak bereaksi dengan udara selama proses pengambilan sampai
pencampuran dengan lumpur
3. Aditif tercampur secara homogen di dalam lumpur pemboran
Ø Pengukuran viskositas relatif dengan marsh funnel
1. Alat marsh funnel bersih dari pengotor
2. Tidak ada kesalahan perhitungan waktu alir
3. Posisi marsh funnel benar benar lurus.Karenajikamarshfunneltidaklurus,maka
akanterdapatgayagesekantarafluidadengandindingmarshfunnel.Haliniakan
mempengaruhiwaktuyangdibutuhkanuntukmengalirhinggaseluruhnyakeluar
darimarshfunnel.
Ø Pengukuran sand content
1. Aditif di dalam lumpur tersebar secara homogen
2. Semua partikel berukuran pasir tersaring di mesh
3. Semua partikel berukuran pasir yang tersaring di mesh kembali lagi ke graduated
tube
Ø Perhitungan kekuatan film
1. Permukaan dari test ring dan test block tertutupi sempurna dengan lumpur
2. Pembacaan nilai kuat arus tepat pada saat terjadi seizure
3. Tidak ada kontaminasi dari lumpur yang digunakan sebelumnya
B. Analisis Alat
Ø Marsh Funnel
Alat ini digunakan untuk menentukan viskositas relative dari lumpur yang digunakan.
Prinsip alatnya adalah menentukan viskositas relative dari suatu fluida dengan
membandingkan waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan fluida tersebut sebanyak
volume yang sama (1 quart = 946 mL) untuk tiap fluidanya melalui tabung sepanjang 2
inch dengan diameter pada bagian bawah marsh funnel 3/16 inch. Perlu diperhatikan
bahwa marsh funnel harus berada dalam posisi lurus vertikal. Terdapatnya inklinasi
![Page 9: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/9.jpg)
akan menyebabkan timbulnya efek gaya gesek antara
fluida dengan dinding marsh funnel yang akan
mempengaruhi waktu alir dari fluida tersebut.
Pada alat ini terdapat 2 bagian. Yang pertama
terdapat saringan dan pada bagian kedua tidak terdapat
saringan. Pada bagian pertama tersebut digunakan untuk
kondisi lapangan dimana lumpur yang telah disirkulasikan
mengandung material-material besar yang harus disaring
terlebih dahulu. Sedangkan pada bagian kedua tidak
terdapatnya saringan, biasanya digunakan pada saat
laboratorium dimana lumpur tersebut tidak mengandung
material-material besar sehingga tidak perlu disaring terlebih dahulu.
Cara kerja alat ini adalah alirankan fluida melalui marsh funnel kemudian catat
waktu yang dibutuhkan untuk mengalirkan seluruh volume fluida (1 quart = 946 ml)
melalui marsh funnel. Untuk kondisi alat Marsh Funnel di laboratorium baik, karena
tidak hanya kondisinya tetapi kuantitasnya pun cukup banyak.
Ø Sand Content Set
Alat ini berfungsi untuk menentukan persen
volume kandungan sand yang terdapat dalam
lumpur yang akan diuji. Prinsip kerja alat ini adalah
menentukan kandungan sand yang terdapat dalam
suatu fluida/lumpur dengan melakukan penyaringan
dengan saringan berukuran 200 mesh (74 micron).
Sand adalah partikel-partikel yang tidak lolos
saringan 200 mesh (partikel yang diameternya lebih
besar daripada 74 micron). Alat ini terdiri dari 200
mesh screen, funnel, dan glass measuring tube.
Pada glass measuring tube, terdapat bagian seperti
water line, mud line, dan % graduation.
Cara kerja alat ini yaitu pertama masukkan mud ke dalam glass measuring tube
sampai di mud line dan kemudia masukkan air sampai batas water line. Kemudian,
kocok glass measuring tube tersebut kemudian tuangkan pada 200 mesh screen sampai
tidak ada sisa lumpur didalam glass measuring tube. Kemudian, pasang funnel pada 200
mesh screen dan pasang glass measuring tube pada bagian bawah funnel. Lalu, balikkan
set tersebut dan kemudian siram dengan air agar pasir-pasir yang tidak lolos saringan
![Page 10: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/10.jpg)
tersebut dalam masuk kedalam glass measuring tube kemudian catat persen volume
sand pada glass measuring tube.
Pada alat ini sangat mungkin terjadi kesalahan dikarenakan adanya pasir-pasir
yang masih tersangkut di 200 mesh screen yang tidak dapat masuk kedalam glass
measuring tube sehingga volume pasir menjadi lebih sedikit dari seharusnya. Selain itu,
tidak lama nya untuk menunggu pasir sampai terendapkan juga mengakibatkan adanya
kesalahan karena pasir masih mengapung di air dan belum terendapkan sehingga
pengukuran volume pasir menjadi tidak akurat.
Jumlah sand content set di laboratorium cukup banyak, tetapi kondisinya kurang
baik, karena banyak mesh screen yang rusak di bagian pinggirnya. Sehingga
mengakibatkan saat proses pengukuran sand, banyak partikel yang di berukuran diatas
200 mesh masih lolos sehingga praktikan harus mengulang saat pengukuran.
Ø Extreme Pressure Lubricity Tester
Alat ini berfungsi dalam
menentukan lubrisitas lumpur
yang digunakan. Alat ini
terdiri dari sebuah ring baja
yang dapat ditekan pada
berbagai besar harga beban
dengan menggunakan
pengatur torsi. Ring dan block
dibenamkan dalam lumpur
pada saat pengujian dan gaya
gesek yang terjadi antara dua beban tersebut dapat dibaca pada skala pada amperemeter.
Cup yang dipakai harus bersih dan tidak ada sisa dari lumpur sebelumnya karena hal
tersebut akan mengubah sifat-sifat lumpur yang digunakannya. Alat ini terdiri dari
bagian berupa cup, test block, tes ring, level arm, dan weight. Test ring pada alat ini
dianalogikan sebagai drill string yang berputar sedangkan test block pada alat ini
menganalogikan sebagai casing pada operasi pemboran.
Prinsip kerja dari alat ini adalah mengukur gaya gesek yang direpresentasikan
dalam bentuk kuat arus yang terjadi antara test block dengan test ring yang diputar pada
RPM tertentu dengan beban torsi yang dapat diatur, sehingga kuat arus yang terbaca
adalah kuat arus yang dibutuhkan oleh motor untuk memutar test ring pada suatu beban
torsi. Gaya gesek yang didapatkan pada beban dan RPM tertentu dapat dikorelasikan
![Page 11: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/11.jpg)
dengan menggunakan grafik untuk mengetahui koefisien gesek yang terjadi.
Output dari alat ini adalah skala kuat arus hasil dari besarnya arus yang harus
diberikan motor untuk mempertahankan RPM dari test ring ketika test block diberi
beban torsi. Namun arus tersebut sebenarnya hanya berfungsi sebagai indikator bahwa
jarak antara test ring dan test block semakin dekat. Yang dijadikan acuan adalah
besarnya beban yang diberikan.
Baroid EP Lubricity Tester mensimulasikan keadaan antara drill string dengan
casing di mana drill string merupakan test ring dan casing merupakan test block.
Gesekan yang terjadi pada keadaan ini yaitu metal to metal yang tentu sebisa mungkin
harus dikurangi dengan mengandalkan sifat lubrisitas lumpur. Gesekan antara test block
dengan test ring bisa dikurangi karena di antara keduanya terdapat lumpur yang
memiliki sifat pelumas yang membentuk lapisan film. Namun perlu diketahui bahwa
lumpur memiliki batas kekuatan film tertentu yang bisa rusak jika beban torsi yang
diberikan terlalu besar. Penambahan additive yang cocok bisa menambah kekuatan film
lumpur. Lapisan film dari berbagai jenis lumpur ini yang akan ditentukan seberapa
besar kekuatannya, agar dapat diketahui batas beban torsi yang diperbolehkan ketika
pemboran berlangsung. Sifat pelumasan yang baik sangat dibutuhkan untuk
memperpanjang umur peralatan pemboran, melawan efek side wall sticking,
mengurangi efek drillpipe torque dan drillpipe drag.
C. Keberjalanan Praktikum
Pada tanggal 29 Oktober 2015, kami kelompok shift Kamis 2 melakukan praktikum
modul VIII Pemboran I dengan judul “Viskositas Relatif, Sand Content, dan
Lubrisitaspada Water Based Mud”.
Kegiatan praktikum dimulai dengan pembuatan lumpur pemboran dengan bantuan
multimixer. Lumpur pemboran yang pertama kami buat adalah lumpur standar dengan
komposisi 350 ml air ditambah 22,5 gram bentonite. Jumlah lumpur yang dibuat
disesuaikan dengan jenis aditif yang akan digunakan dan jenis percobaan yang akan
dilakukan. Pada percobaan kali ini, kami membuat sepuluh cup lumpur pemboran.
Langkah kerja yang dilakukan adalah dengan menuangkan air ke dalam cup dan
diletakkan ke multimixer. Setelah itu, memasukkan secara perlahan-lahan bentonite
sebanyak 22.5 gr. Dan membiarkan pengadukan selama 5 menit di multimixer. Proses
yang terjadi dalam multimixer tersbut bertujuan agar bentonite di dalam lumpur dapat
terhidrasi sempurna dengan air.
![Page 12: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/12.jpg)
Pada saat diaduk, kami mencampurkan zat aditif ke setiap cup. Zat aditif yang
digunakan pada percobaan ini adalah Barite, CMC LV, dan Resinex dengan komposisi
masing-masing 7.5 gram. Setelah didapatkan lumpur pemboran yang memiliki kandungan
zat aditif yang berbeda-beda, kami melakukan beberapa percobaan dengam sampel lumpur
tersebut.
Percobaan pertama adalah pengukuran viskositas relatif menggunakan marsh
funnel. Percobaan dilakukan dengan mengalirkan 1 quart (964) ml sampel lumpur ke
dalam corong pada marsh funnel. Penuangan untuk percobaan kali dilakukan melalui
bagian yang terdapat saringan. Tujuan percobaan ini adalah membandingakan waktu alir
sejumlah tertentu fluida dari masing masing jenis sampel.
Percobaan kedua adalah pengukuran sand content menggunakan sand content set.
Dimana yang akan diuji adalah sampel lumpur pemboran dengan aditif yang berbeda-beda.
Prosedur yang dilakukan adalah mencampurakan sampel lumpur dengan air pada
graduated tube dengan volume yang sudah ditentukan lalu mengalirkannya melalui 200
mesh screen. Setelah itu pasir yang tersaring dialirkan kembali kedalam graduated tube
untuk mengukur persen volume dari pasir. Hal ini penting dilakukan di lapangan, karena
kadar pasir diatas 2 % akan cepat merusak peralatan pemboran yang ada. Pada percobaan
ini, kami mendapatkan kendala karena terdapat gumpalan yang ikut tersaring sehingga
terukur pada graduated tube. Hal ini menyebabkan sulitnya pengukuran presentase sand
content. Akhirnya kami mengulangi percobaan dengan telebih dahulu mencamurkan
lumpur tersebut menggunakan multimixer kembali.
Percobaan terakhir adalah perhitungan kekuatan film menggunakan extreme
pressure lubricity tester. Hal pertama yang dilakukan adalah memasukan lumpur yang akan
ditest ke dalam cup. Setelah itu kami memasang test block dan test ring sehingga terbenam
oleh lumpur pemboran yang akan kami gunakan dalam percobaan. Kemudian kami
menyalakan alat tersebut dan menambahkan beban torsi hingga didapatkan seizure. Setelah
melalui proses seisure kami melakukan percobaan dengan pembebanan torsi yang tetap
selama 5 menit tanpa adanya perubahan simpangan.
D. Analisis Aditif
Ø Barite
Barite adalah mineral berat dengan berat kurang lebih 4 kali berat air.
Penambahan barite kedalam lumpur pemboran berfungsi untuk menambah berat
atau membuat lebih padat. Lumpur yang lebih berat akan menghasilkan tekanan
yang lebih besar dibanding lumpur yang ringan.
![Page 13: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/13.jpg)
Ø Resinex
Resinex adalah bahan yang disintesis dengan formulasi antara resin dan
lignite, dimana material ini telah terbukti sebagai salah satu aditif yang paling
efektif dalam mengontrol filtrasi pada temperature yang tinggi. Keuntungan
menggunakan resinex adalah tidak meningkatkan nilai viskositas, tahan apabila
terjadi kontaminasi, mengurangi kecenderungan terjadinya wall-sticking, dapat
menstabilkan rheological properties, dan kompatibel dengan banyak variasi sistem
water base mud
Ø CMC LV
CMC biasa tersedia dalam dua varian yaitu CMC Lo-Vis (viskositas rendah)
dan CMC Hi-Vis (viskositas tinggi) yang mana keduanya memiliki spesifikasi API.
CMC atau Carboxymethyl Cellulose adalah turunan selulosa dengan gugus
carboxymethyl yang terikat pada gugus hydroxyl pada monomer glucopyranose
yang membentuk kerangka selulosa. CMC biasa digunakan sebagai fluid loss
control additive serta juga sebagai viscosifier, emulsion stabilizer, serta lubricant.
Efektivitas CMC diukur dari derajat substitusinya, gugus hydroxyl yang terdapat
pada CMC dapat disubtitusikan dengan air sehingga mengurangi tingkat fluid loss.
E. Analisis Data
Ø Viskositas Relatif
Viskositas merupakan sifat keengganan fluida untuk mengalir. Di lapangan
kegunaanviskosiitasinisangatlahpentingterutamadalammekanismepengangkatan
cutting. Semakin viscous lumpur kita, semakin mampu lumpur tersebut untuk
mensuspensi cutting dan mengangkatnya ke permukaan. Walau demikian perlu
diperhatikan juga apabila viskositas lumpur kita terlalu tinggi dapat juga
menghasilkanmasalah baru yaitu ketika kita berusahamembuang cutting tersebut
dari lumpur kita. Apabila kita tidak berhasil dalam membuang cutting dari dalam
lumpurmaka lumpur tersebut tidak akan bisa digunakan lagi dan tentunya hal ini
akan membuat proses pemboran kita tidak efektif. Tak hanya itu, daya yang
dihasilkanpompakitauntukmemompamudakanlebihtinggidanituakanmembuat
pompa kita cepat “letih”. Selain itu masalah yang lebih besar yang dapat terjadi
akibatviskositas lumpuryang terlalu tinggiadalahkemungkinan terjadinyablowout
akibatlumpuryangikutterbawasaatkitamengeluarkandanmemasukkanrangkaian
![Page 14: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/14.jpg)
pemboran. Lumpur yang ikut terbawa ini akan menyebabakan kurangnya volume
muddidalamwellboreyangkemudiandapatmenurunkantekananhidrostatikfluida
yang dapatmengakibatkan terjadinya kick. Oleh karena itu kita harusmempelajari
sifatviskositasfluidapemborankitadenganbaik.
Dalam percobaan ini kita mengukur viskositas relatif yang merupakan
perbandinganwaktumengalir sampel lumpurkita. Jadi kitamembandingkanwaktu
alir lumpur yang sudah ditambahkan aditif dengan lumpur standar kita. Lumpur
standardmembutuhkanwaktu 40.73 sekonuntukmengalirkan1 quartz sedangkan
lumpur standard yang telah ditambhakanCMC LVmembutuhkanwaktu yang lebih
lama yaitu 199 sekon. Berdasarkan data yang telah didapatkan dari praktikum,
terlihat bahwa setelah dilakukanpenambahan aditif,waktu pengaliran dari lumpur
menjadilebihbesar.Halinimenunjukkanbahwaviskositaslumpursetelahdilakukan
penambahanaditifCMCLVlebihbesar.
Ø Sand Content
No Jenis Lumpur Sand Content (%) 1. Lumpur Standard 0.25 2. Lumpur Standard + 7.5 Barite 0.85 3. Lumpur Standard + 7.5 CMC LV 0.75 4. Lumpur Standard + 7.5 Resinex 0.33
Sand content merupakan salah satu sifat fluida pemboran yang perlu kita
perhatikan juga. Sand contentmerupakan perbandingan volume partikel sand (kira-
kira 74 mikron) terhadap volume lumpur. Sand content ini dapat mengakibatkan
berbagai masalah pemboran yaitu sifat abrasif yang dapat merusak alat,
mengakibatkan pompa bekerja terlalu keras, dan mempengaruhi densitas lumpur.
Oleh karena itu deitetapkan bahwa nilai sand content maksimum yang dapat
ditoleransiadalah2%.
Daridatapraktikumyangtelahdidapatkan,makaterlihatbahwa lumpuryang
memiliki jumlah kandungan sand yang paling besar adalah lumpur standar yang
ditambahkan Barite 7.5 gram yangmemiliki sand content sebesa 0.85%. Dapat kita
simpulkan juga bahwa semakin viscous mud kita, semakin banyak sand content
didalamnya. Makin tinggi viskositas ukuran molekul cenderung semakin besar,
sehinggasandcontentjugasemakintinggi.Nilaisandcontentyangpaingkeciladalah
µlumpurstandar(V)<µlumpurstandar+CMC(I)
![Page 15: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/15.jpg)
lumpurstandar(0,25%)halinimerupakansesuatuyangsangatwajar.Kemudianuntuk
lumpurdenganaditifresinexmemilikisandcontentyangcukupkeciljugayaitu0,33%.
Hal ini karena sifat aditif tersebut yang memiliki ukuran partikel yang lebih kecil dari
partikel sand sehingga seringkali digunakan sebagai aditif untuk filtration control.
Sedangkan pada lumpur standard yang ditambahkan dengan barite menjadi besar, Hal
ini terjadi karena mineral yang terkandung dalam barite merupakan mineral berat yang
umumnya berukuran besar sehingga sand content meningkat.
Namun karena ketiga lumpur percobaan tersebut memiliki sand content dibawah
2% menandakan bahwa ketiga lumpur percobaan tesebut masih dalam batas aman.
Ø Lubrisitas
Lubrisitas merupakan ukuran kemampuan lumpur untuk melumasi alat
pemboran yang saling bersinggungan atau bergesekan selama pemboran. Gesekan-
gesekan yang mungkin terjadi pada saat pemboran adalah metal to metal, metal to
mineral, atau mineral to mineral. Sifat pelumasan yang baik terutama diperlukan untuk
memperpanjang umur peralatan pemboran, melawan efek side wall sticking, serta
menurunkan efek momen puntir dan drillpipe drag. Dengan alat ini dapat dilihat sifat
pelumasan lumpur pada berbagai harga beban torsi. Viskositas dan lubrisitas berbanding
lurus. Semakin tinggi viskositas maka lubrisitas akan semakin baik. Hal ini dapat
dibuktikan dengan persamaan berikut. .
τ= µ𝛾 ! != µ !"
!" maka 𝑑𝑥 = µ 𝑑𝑣 !
!
Seizure adalah sobekan dan luka pada besi yang bersentuhan antara permukaan
test block dan test ring. Hal ini menunjukkan kemampuan lumpur dalam melumasi.
Terjadinya seizure ditandai dengan adanya peningkatan drastis pada pembacaan di
skala. Selain itu, alat juga berhenti tiba-tiba. Penentuan kekuatan film dapat dilakukan
dengan menggunakan persamaan.
Pada tes ini kuat arus digunakan sebagai parameter untuk menunjukkan seberapa
besar gesekkan dari test ringyangmelambangkandrillstring,terhadaptestblockyang
melambangkan casing. Test block dan test ring terbuat dari logam yang dialiri arus
listrik sehingga semakin kuat pertemuan keduanyamaka arus makin besar terbaca.
Arus yang kecil menggambarkan fluida secara efektif membentuk lapisan film yang
kuatsehinggamenyekatkedualogamtest.Denganpenambahantorsimakagayafriksi
tentuakanbertambah,penambahantorsiiniseringdisebabkanolehviskositaslumpur
![Page 16: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/16.jpg)
yangterlalutinggi,maupunoperasipemboranterarahyangcenderungmeningkatkan
torsi
Pada data seizure kekuatan film yang paling besar adalah lumpur standard +
barite. Dari sini bisa ditangkap bahwa penambahan aditif barite akan menambah
kekuatan lapisan film dari lumpur.
Dari data lebar scar, didapatkan bahwa lebar scar paling kecil yaitu ketika
penambahan barite dan lebar scar paling besar yaitu ketika ditambahkan resinext. Lebar
scar merepresentasikan seberapa besar luas penampang test ring yang kontak dengan
test block. Semakin kecil luas penampangnya, maka bisa dikatakan bahwa tekanan yang
diberikan oleh film lumpur ketika keadaan extreme semakin besar.
Pass merupakan keadaan operasi yang terjadi pada beban torsi konstan selama 5
menit tanpa terjadinya seizure. Dari data didapatkan bahwa beban pass untuk semua
jenis lumpur sama yaitu 50 lb-in. Pada saat kami melakukan pengukuran pass, kami
tidak mengukur lebar scarnya, sehingga kami tidak dapat menentukan kekuatan film
pada saat pass.
No Fluida Pemboran Kekuatan film (psi) Seziure Pass
1 Lumpur Standar 8397.3 - 2 Lumpur Standar + 7.5 Barite 12895.89 4656.34 3 Lumpur Standar + 7.5 Resinex 9590 -
![Page 17: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/17.jpg)
V. Kesimpulan
1. Viscositas menggunakan prinsip bahwa lumpur kental mengalir lebih lambat daripada lumpur
encer. Dinyatakan sebagai waktu yang diperlukan oleh sampel lumpur sebanyak 1 quart untuk
mengalir keluar dari tabung sepanjang 2 inch berdiameter 3/16 inch. Merupakan test singkat
terhadapkonsistensidanketebalanlumpurpemboranyangbiasanyadigunakanuntukmemonitor
perubahanviskositasdarilumpuryangsedangdisirkulasikan
2. Sandcontentmerupakanpersenvolumedaripartikel-partikelpadatanyangberukuranlebihdari74
mikronterhadapvolumetotal fluidapemboran.Pengaruhyangditimbulkanadalahmeningkatnya
densitaslumpur.Selainitu,lumpurjugaakansemakinmerusakperalatanpemboran
3. Lubrisitas menunjukkan kemampuan dari suatu jenis lumpur pemboran yang digunakan untuk
dapat melumasi bagian padatan dan mengurangi kerusakan yang terjadi ketika terjadi gesekan
antara2permukaanpadat
4. Prinsipdasaralat
a. Marshfunnel : mengukur viscositas relatif suatu fluida denganmengamati waktu yang
dibutuhkanuntukmengalirkansejumlahvolumetertentufluida
b. Sandcontentset :menentukanpersen volumedari partikel seukuranpasir di dalam fluida
pemborandenganpenyringanmelalui200meshscreen
c. Extremepressurelubricitytester :mengukurkemampuanmelumasidari lumpurpemboran
melaluipengujiangesekanantara2permukaanpadatanyangsudahdilapisislumpur
5. Daripengolahandatapercobaandiperolehnilaikekuatanfilmdarisampellumpur:
No Fluida Pemboran Kekuatan film (psi) Seziure Pass
1 Lumpur Standar 8397.3 - 2 Lumpur Standar + 7.5 Barite 12895.89 4656.34 3 Lumpur Standar + 7.5 Resinex 9590 -
6. Peranzataditifyangdigunakan
a. CMC :meningkatkanviscositas
b. Barite :meningkatkanviskositasdanweightingagent
c. Resinex :mengontrolfiltrationloss
![Page 18: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/18.jpg)
VI. Daftar Pustaka
1. Amoco.1994.Drilling Fluids Manual.Amoco Corporation.
2. Bourgoyne.1986.Applied Drilling Engineering.Society of Petroleum Engineering.
3. Heriot-Watt University.Drilling Engineering.
4. Rubiandini,Rudi.Teknik Operasi Pemboran.
![Page 19: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/19.jpg)
VII. Jawaban Pertanyaan
1. Jelaskan Bingham Plastic dan Power Law Fluid !
Ø Bingham Plastic
Fluida yang sebelum terjadi aliran harus ada minimum shear stress yang melebihi
suatu harga minimum shear stress yang melebihi suatu harga minimum, yang disebut
‘yield point’. Setelah yield point dilampaui, maka penambahan shear stress lebih
lanjut akan menghasilkan shear rate yang sebanding, disebut juga ‘plastic viscosity’.
Bingham plastic dinyatakan sebagai:
Pada bingham plastic nilai shear rate berbading dengan shear rate. pada
pseudoplastic shear stress naik lebih tinggi dari shear rate sampai mencapai suatu
titik kenaikkan shear rate berbanding dengan shear stress. Pada fluida Newtonian
nilai shear rate dan shear stress berbanding. Pada dilatan, shear stress dan shear rate
berbanding lurus hingga nilai shear rate tertentu shear stress kemudian naik lebih
tinggi lagi setelah nilai tersebut.
Ø Power Law Fluid
Power law fluid adalah fluida model lain yang digunakan untuk
mendeskripsikan fluida non Newtonian dalam shear stress and shear rate curve, yang
disebut sebagai kurva kekonsistensian, melalui persamaan eksponensial sebagai
berikut.
𝑆ℎ𝑒𝑎𝑟 strss𝑠 = 𝐾 × (Shear Rate)!
Dimana nilai K merupakan unit kekonsistensian fluida dan n merupakan
![Page 20: [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213099]](https://reader033.fdokumen.site/reader033/viewer/2022050909/5695d0f51a28ab9b029492a0/html5/thumbnails/20.jpg)
power law exponent. Sesuai dengan persamaan diatas, hubungan antara shear stress
dan shear rate untuk power law fluid dapat digambarkan sebagai berikut.
2. Sebutkan Lubricant alami (by product) ! (3 saja)
a Encapso!" (dari sel algae)
b Bio− Air Tool!"Libricants (dari biodegradable vegetable oil)
c Bio− Chain & Cable!" Lubricants (dari biodegradable vegetable oil)
3. Sebutkan Viscosifier alami (by product) ! (3 saja)
a CoreVis!"
b HEC 10
c Kelzan XCD