[Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

download [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

of 19

Transcript of [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    1/19

    MODUL II

    Viskositas Relatif, Sand Content, dan Lubrisitas

    Laporan Praktikum

    Nama : Jason Andrew Natan

    Nim : 12213100

    Kelompok : Kamis 2

    Tanggal Praktikum : Rabu, 13 November 2013

    Tanggal Penyerahan : Rabu, 20 November 2013

    Dosen : Dr.Ing. Bonar Tua Halomoan Marbun

    Asisten Modul : Ricko Rizkiaputra 12211045

    Haniyyah Hasna 12212009

    LABORATORIUM TEKNIK OPERASI PEMBORAN

    PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2013/2014

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    2/19

    BAB I

    TUJUAN PRAKTIKUM dan TEORI DASAR

    1.1 Tujuan Praktikum

    1. Mampu mendeskripsikan relative viscosity beserta kegunaannya

    2. Mengetahui deskripsi sand content serta pengaruh yang ditimbulkan terhadap fluida

    pemboran

    3. Mampu mendeskripsikan sifat lubrisitas pada lumpur pemboran

    4.

    Mengetahui prinsip dasar dan cara penggunaan Marsh Funnel, Sand Content Set, dan

    Extreme Pressure Lubricity Tester

    5. Mampu mengolah data hasil percobaan

    6.

    Mengetahui pengaruh aditif lumpu pemboran terhadap nilai viskositas, sand content,

    dan lubrisitas

    1.2 Teori Dasar

    Pengukuran viskositas ini didasarkan pada prinsip bahwa lumpur kental mengalir

    lebih lambat daripada lumpur encer. Pengukuran ini merupakan tes singkat terhadap

    konsistensi dan ketebalan lumpur pemboran dan biasanya digunakan untuk memonitor

    perubahan viskositas dari lumpur. Yang sedang disirkulasikan. Dinyatakan sebagai waktu

    yang diperlukan oleh lumpur sebanyak 1 quart (946 ml) untuk mengalir keluar dari tabung

    sepanjang 2 inch dan berdiameter 3/16 inch pada bagian bawah Marsh Funnel dalam

    satuan detik per quart. Satu quartz air dapat mengalir melalui Marsh Funnerl kira-kira

    dalam 260,5 detik.

    Serpihan-serpihan pemboran yang umumnya berupa pasir dapat mempengaruhikarakteristik lumpur yang digunakan dalam suatu operasi pemboran dan dapat

    mengakibatkan berlebih pada pompa. Salah satu karakteristik yang berubah adalah

    densitas lumpur yang telah mengalami sirkulasi. Yang dimaksud pasir disini adalah

    partikel-partikel padatan yang diameternya lebih dari 74 mikron atau 200 mesh. Tes ini

    dilakukan untuk mengetahui kandungan pasir (persen volume) dalam lumpur pemboran.

    Kandungan pasir dinyatakan dalam persen volume.

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    3/19

    Sifat pelumasan lumpur adalah kemampuan lumpur untuk melumasi bagian alat

    pemboran yang saling bersinggungan atau bergesekan pada saat pemboran berlangsung.

    Gesekan-gesekan yang mungkin terjadi pada saat pemboran adalah sebagai berikut:

    1. Metal to metal : antara drillstring dan casing

    2. Metal to mineral : antara drillstring dengan borehole wall

    3.

    Mineral to mineral : terjadi antara batuan dengan borehole wall

    Sifat pelumasan yang baik terutama diperlukan untuk mempepanjang umur peralatan

    (misal casing, bit, drillstring), melawat efek sidewall sticking, menurunkan efek drillpipe

    torque, dan drillpipe drag yang biasa terjadi pada sumur berarah (directional).

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    4/19

    BAB II

    PENGOLAHAN DATA

    2.1Data percobaan

    Dilakukan tiga percobaan pada praktikum kali ini, yakni :

    1. Pengukuran Viskositas Relatif menggunakan Marsh Funnel

    2.

    Pengukuran Sand Content menggunakan Sand Content Set

    3. Pengukuran Lubrisitas Lumpur Pemboran menggunakan Baroid Extreme Pressure

    Lubricity Tester

    Viskositas Relatif : Mengukur waktu yang diperlukan untuk mengalirkan 1 quart

    (946mL) fluida dalam pengukuran viskositas relatif yang satuannya s/quart.

    Tabel 2.1 Viskositas Relatif menggunakan Marsh Funnel

    Sand Content : Mengukur kandungan sand atau pasir yang berada pada fluida

    pemboran dengan menggunakan Sand Content Set dalam satuan fraksi.

    Tabel 2.2 Sand Content menggunakan Sand Content Set

    Lubrisitas : Data-data yang diukur pada pengukuran lubrisitas pemboran yakni :

    1 Beban torsi minimum (lb-in dan kuat arus rata-rata (A) pada saat seizure

    Jenis lumpur waktu alir (detik)

    Lumpur standar 40,73

    Lumpur standar + CMC-LV 199

    Jenis lumpur Sand Content (%)

    Lumpur standar 0,25

    Lumpur standar + CMC-LV 0,75

    Lumpur standar + barite 0,85

    Lumpur standar + resinex 0,33

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    5/19

    2 Pada keadaan pass, data yang dicatat yaitu beban torsi (lb-in), lebar scar

    (1/100 inch), dan kekuatan film (psi)

    3

    Rata-rata kuat arus (A)

    No Fluida Pemboran Seizure

    Torsi

    (in-lb)

    Kuat

    Arus (A)

    Lebar

    Scar (0.01

    inch)

    1 Lumpur Standar 200 5.63 7.874

    2 Lumpur Standar + barite 215 6.55 5.512

    3 Lumpur Standar + resinex 240 6.36 8.267

    No Fluida Pemboran Pass

    Torsi

    (in-lb)

    Kuat

    Arus (A)

    Lebar

    Scar (0.01

    inch)

    1 Lumpur Standar 50 3.63 8.2

    2 Lumpur Standar + barite 50 3.55 5.9

    3 Lumpur Standar + resinex 50 4.5 8.6

    Tabel 2.3 Pengukuran saat Seizure dan Pass

    L = Panjang Test Block = 1.165 cm = 0.4587 in

    R = Jari-jari Test Ring = 1.675 cm = 0.6594 in

    2.2

    Pengolahan Data

    2.2.1 Perhitungan Konstanta Pelumasan

    =

    =

    ; =

    ; = ( )/100

    Dimana:

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    6/19

    P = Kekuatan Film (psi)

    F = Gaya (lb)

    A = Luas (inch2)

    T = Beban Torsi (lb-in)

    R = Jari-jari test ring (inch)

    L = Panjang test block (inch)

    W = lebar scar (seperseratus in)

    Sehingga,

    =(/)

    =

    =

    C = Konstanta =

    =

    . . = 330.6 in-2

    2.2.2 Perhitungan Kekuatan Film (psi)

    Lumpur Standar

    Seizure :

    =

    = 330.6

    200

    7.874= 8397.3

    Pass :

    =

    = 330.6 508.2

    = 2015.8

    Lumpur Standar + Barite

    Seizure :

    =

    = 330.6

    215

    5.512= 12895.4

    Pass :

    =

    = 330.6

    50

    5.9= 2801.7

    Lumpur Standar + Resinex

    Seizure :

    =

    = 330.6

    240

    8.276= 9590

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    7/19

    Pass :

    =

    = 330.6

    50

    8.6= 1922.1

    No Fluida Pemboran Kekuatan film (psi)

    Seizure Pass

    1 Lumpur Standar 8397.3 2015.8

    2 Lumpur Standar + 7.5 gram Barite 12895.4 2801.7

    3 Lumpur Standar + 7.5 gram Resinex 9590 1922.1

    Tabel 2.4 Nilai Kekuatan Film (psi)

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    8/19

    BAB V

    ANALISIS

    3.1

    Analisis Alat

    1.2.1 Marsh Funnel

    Alat yang kita gunakan dalam pengujian

    viskositas relative adalah marsh funnel. Alat ini memiliki

    volume hingga 1500 cc pada garis setinggi screen. Prinsip

    kerja marsh funnel adalah mengalirkan fluida melalui

    lubang keluar alir sepanjang 2 inch dan berdiameter 3/16

    inch dan kemudian diukur berapa lama waktu yang

    dibutuhkan untuk mengalirkan sejumlah volume tersebut.

    Data yang didapat pada penggunaan alat ini adalah waktu

    alir fluida. Alat ini hanya menjadi standar pengaliran fluida, sedangkan

    untuk menghitung jumlah fluida yang mengalir kita menggunakan

    viscosity cup yang bervolume 1 quart (946 ml). Pada alat ini terdapat 2

    tempat pelewatan lumpur, yakni tempat dengan saringan dan tanpa

    saringan. Lumpur harus dilewatkan pada saringan ketika lumpur yang akan diuji adalah bekas

    dari operasi pemboran karena besar kemungkinan terdapat material besar yang dapat

    meningkatkan gaya gesekan fluida uji terhadap dinding marsh funnel sehingga dapat

    menyebabkan perhitungan viskositas semakin meningkat dari seharusnya. Namun pada lumpur

    pemboran yang baru dibuat di laboratorium sifatnya optional saja karena lumpur masih dalam

    keadaan virgin. Dalam percobaan kali ini lumpur dituangkan melewati screening pada marsh

    funnel untuk memastikan tidak ada material besar yang masuk ke dalam stock tank marsh

    funnel.

    Hasil pengukuran viskositas relative menunjukkan bahwa lumpur standard dan lumpur

    standar yang ditambakan CMC LV (carboxymethylcellulose) lebih besar dibandingkan

    viskositas air. Hal ini terjadi karena lumpur ini memiliki kandungan solid sehingga menambah

    kekentalalan lumpur tersebut. Pada lumpur standard yang ditambahkan CMC LV, kekentalan

    menjadi lebih meningkat sehingga viskositas relatifnya menjadi semakin tinggi.

    Viskositas lumpur memiliki peranan yang sangat penting dalam pengangkatan cuttingpemboran. Apabila pengangkatan cutting tidak baik, maka cutting dapat terendapkan dibawah

    0.00 1.00 2.00 3.00

    Air

    Lumpur Standard

    Lumpur Standard +

    CMC LV

    Relative Viscosity terhadap air

    Viskositas Relatif berbagai

    Fluida

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    9/19

    dan menyebabkan proses pemboran menjadi tidak efisien. Semakin tinggi viskositas maka

    semakin tinggi kemampuan lumpur membawa cutting. Oleh sebab itu, apabila dirasa saat

    pengeboran kemampuan lumpur jelek, penambahan aditif CMC LV dapat menjadi solusi.

    1.2.2

    Sand Content Set

    Alat yang kita gunakan dalam pengujian sand content adalah screen ukuran 200 mesh,

    funnel dan glass measuring tube. Prinsip kerja dari set alat ini adalah memfilter material

    (berukuran >74 mikron atau >200 mesh) yang kemudian diukur jumlah fraksinya terhadap

    volume lumpur. Screen berukuran 200 mesh ini berfungsi untuk menyaring pasir. Mesh

    didefinisikan sebagai banyaknya lubang pada suatu luas bidang 1 inch persegi. Cara kerja alat

    ini adalah dengan menuangkan lumpur pada glass measuring tube hingga batas lumpur dan

    kemudian dilakukan penyaringan dengan screen. Kemudian pasir yang tersangkut di screen

    dituangkan kembali kedalam GMT agar dapat dievaluasi sand content nya.

    Dari hasil percobaan,

    Sand content lumpur standard >

    lumpur standard + CMC LV >

    lumpur standard + Barite >

    lumpur standard + Resinex .

    Namun menurut literatur, sand

    content lumpur yang diberikan

    aditif seharusnya lebih besar

    daripada hanya lumpur standar.

    Hal ini karena pada aditif,

    terdapat material yang berukuran lebih dari 74 mikron sehingga porsi ini dapat meningkatkan

    0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6

    Lumpur Standard

    Lumpur Standard + Barite

    Lumpur Standard + Resinex

    Lumpur Standard + CMC LV

    % Sand Content

    JenisLumpur

    Sand Content pada Beberapa Lumpur

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    10/19

    sand content lumpur. Hasil percobaan berbeda dengan teori, hal ini kemungkinan besar terjadi

    karena tidak meratanya properties lumpur dikarenakan sand pada lumpur telah mengalami

    pengendapan. Pengendapan ini terjadi karena berhentinya pengadukan pada sample lumpur

    pada waktu yang lama. Sehingga, lumpur standar yang ditambahkan aditif pada proses

    penuangan ke dalam Glass Measuring Tube memiliki kandungan sand yang lebih sedikit. Hal

    ini benar adanya karena pada pengukuran sand content untuk lumpur + aditif dilakukan pada

    waktu yang cukup lama sejak diberhentikan pengadukan karena keterbatasan alat.

    Apabila kita abaikan pengukuran sand content pada lumpur standar, dapat kita lihat

    bahwa lumpur standard + CMC LV > lumpur standard + Barite > lumpur standard + Resinex.

    Sehingga penambahan CMC LV memberikan konsekuensi peningkatan fraksi sand content

    paling besar terhadap volume lumpur.

    Sand content pada operasi pengeboran merupakan salah satu hal penting untuk

    dievaluasi secara berkala. Keberadaan sand pada lumpur pemboran dapat menyebabkan erosi

    pada pipa, casing dan peralatan lain sehingga menurunkan umur penggunaan peralatan

    tersebut. Selain itu, keberadaan sand juga dapat menyebabkan beban berlebih pada pompa

    akibat bertambahnya densitas lumpur. Oleh sebab itu, pada proses treatment lumpur terdapat

    desander dan desilter untuk mengurangi jumlah sand content pada lumpur pengeboran.

    3.2.3 Baroid EP Tester

    Sifat lubrisitas/pelumasan lumpur adalah kemampuan lumpur untuk melumasi alat

    pemboran yang saling bersinggungan atau bergesekan pada saat pemboran berlangsung.

    Gesekan-gesekan yang mungkin terjadi pada saat pemboran adalah metal to metal, metal to

    mineral, atau mineral to mineral. Dengan alat EP Tester, dapat dilihat sifat pelumasan lumpur

    pada berbagai harga beban torsi dan pengaruh aditif terhadap lubrisitas.

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    11/19

    EP Tester terdiri dari sebuah ring baja yang dapat ditekan pada berbagai tekanan dengan

    menggunakan pengatur torsi yang diputar. Alt ini memilik test ring dan test block yang

    dibenamkan pada lumpur saat pengujian lubrisitas. Gaya gesek yang terjadi dapat dibaca pada

    skala. Alat ini juga memiliki cup untuk menampung fluida lumpur yang akan di test. Apabila

    dianalogikan dengan proses pengeboran, test ring ini seperti drillstring dan test block seperti

    casing dimana drillstring bergesekan dengan casing ketika pengeboran berlagsung. Prinsip

    kerja alat ini ialah mengukur gaya gesek antara test ring dan block yang direpresentasikan

    dalam bentuk kuat arus yang diputar pada RPM dan torsi tertentu.

    Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa pada suatu beban torsi tertentu

    gaya friksi (direpresentasikan dengan kuat arus) yakni: friksi lumpur standar > lumpur

    standar + resinex > lumpur standar + CMCLV. Friksi yang tinggi menunjukkan bahwa

    lubrisitas lumpur buruk karena menghasilkan gesekan yang tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa

    penambahan aditif dapat meningkatkan lubrisitas lumpur terhadap peralatan pemboran.

    Apabila kita analisa dari kekuatan film, kekuatan film pada lumpur standar > LS+

    Resinex > LS+CMCLV. hal ini terjadi mungkin karena kesalahan pengukuran ataupun wadah

    cup tidak steril dari contaminant. Seharusnya secara teori, resinex dapat meningkatkan

    lubrisitas.

    3.2Analisis Percobaan

    1. Pengukuran viskositas relatif dengan marsh funnel

    Percobaan dilakukan dengan mengalirkan 350 ml sampel lumpur ke dalam corong pada

    marsh funnel. Penuangan dalam percobaan kali ini dengan melewatkan pada screen

    sebelum masuk kedalam funnel sebagai cara untuk memastikan agar pengukuran viskositas

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    12/19

    tidak terganggu oleh padatan yang tersaring di screen. Lalu pengukuran dilakukan dengan

    mencampurkan 3 cup yang masing-masing 350 ml untuk dimasukkan ke dalam funnel yang

    nantinya pada volume 946 ml pengukuran waktu dianggap selesai dan catat waktunya.

    Pada praktikum menggunakan marsh funnel, sampel masing-masing diuji. Sampel yang

    diuji pada percobaan ini adalah adalah Lumpur Standar dan Lumpur Standar + CMC-LV.

    Dari hasil percobaan didapat Lumpur Standar membutuhkan waktu 40.73 detik untuk

    mengalirkan 1 quart lumpur dari marsh funnel, sedangkan Lumpur Standar + CMC-LV

    yang membutuhkan waktu lebih lama yaitu sampai 199 detik. Waktu tersebut lebih lama

    jika dibandingkan dengan air yakni sekitar 26 detik. Untuk lumpur yang ditambahkan

    CMC-LV terbukti memiliki waktu alir lebih lama karena CMC-LV merupakan viscosifier.

    Dalam operasi pemboran, lumpur yang memiliki kemampuan mengangkat cutting yang

    lebih tinggi adalah yang memiliki viskositas lebih besar. Sehingga, lumpur standar + CMC-

    LV memiliki kemampuan mengangkat cutting yang lebih baik dibandingkan dengan

    lumpur Standar

    Beberapa asumsi yang digunakan pada percobaan kali ini:

    a. Tidak adanya padatan-padatan besar yang malah dapat menghambat aliran keluar dari

    lumpur.

    a. Tidak ada kesalahan perhitungan waktu alir.

    b. Posisi marsh funnel benar benar lurus.

    2. Pengukuran sand content

    Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan sand content set. Dimana yang akan

    diuji adalah sampel lumpur pemboran dengan aditif yang berbeda-beda. Prosedur yang

    dilakukan adalah mencampurakan sampel lumpur dengan air pada graduated tube dengan

    volume yang sudah ditentukan lalu mengalirkannya melalui 200 mesh screen. Setelah itu

    pasir yang tersaring dialirkan kembali kedalam graduated tube untuk mengukur persen

    volume dari pasir. Hal ini penting dilakukan di lapangan, karena kadar pasir diatas 2 %

    akan cepat merusak peralatan pemboran yang ada.

    Sand content dapat menyebabkan beberapa permasalahan pada operasi teknik

    pemboran, salah satunya adalah densitas fluida pemboran dapat bertambah sehingga dapat

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    13/19

    menyebabkan keretakan pada formasi apabila tekanan pada kolom hidrostatis melebihi

    tekanan rekah formasi (fracture pressure). Selain itu, sand juga memiliki sifat abrasif yakni

    dapat menyebabkan gesekan pada peralatan pemboran yang dapat menyebabkan keausan

    pada alat. Batas aman sand content adalah 2% (menurut API). Dari hasil percobaan

    didapatkan fraksi sand pada masing-masing lumpur adalah sebagai berikut. Lumpur

    standar 0.25%, lumpur standar + CMC-LV 0.75%, lumpur standa + barite 0.85, lumpur

    standar + resinex 0.33%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ke-empat lumpur tersebut

    masih dalam batas aman.

    Asumsi yang digunakan

    a. Aditif di dalam lumpur tersebar secara homogen

    b. Semua partikel berukuran pasir tersaring di mesh

    c. Semua partikel berukuran pasir yang tersaring di mesh kembali lagi ke graduated tube

    3. Perhitungan kekuatan film

    Pengukuran dilakukan dengan menggunakan extreme pressure Baroid lubricity tester.

    Pelumasan dari lumpur pemboran berguna untuk melindungi peralatan pemboran yang ada

    dari kerusakan akibat gesekan antara dua permukaan padat. Selama pemboran beberapa

    jenis gesekan mungkin terjadi, pertama antara metal dengan metal, kedu antara metal

    dengan mineral, dan ketiga antara meineral dengan mineral. Extreme pressure Baroid

    lubricity tester memodelkan gesekan antara metal dengan metal, yang diwakili oleh test

    ring dan test block. Dimana test ring merepresentasikan drill string dan test block

    merepresentasikan casing.

    Sampel lumpur yang ada digunakan untuk melumasi daerah diantara test ring dan test

    block. Pada teorinya, jika dilakukan pergantian sampel lumpur maka test ring dan test block

    harus diganti. Tetapi pada percobaan kali ini, karena keterbatasan peralatan, yang diganti

    hanya bagian test block. Test ring hanya dibersihkan saja dengan menggunakan tissue.

    Dalam percobaan kali ini yang akan dicari adalah batas seizure dan pass dari masing

    masing sampel lumpur. Kondisi pass terjadi ketika pembacaan skala menunjukkan nilai

    yang konstan selama lima menit. Pass merupakan kondisi dimana lapisan pelumas mulai

    pecah, tetapi masih dapat berfungsi dengan baik. Sedangkan seizzure menunjukkan kondisidimana lapisan pelumas pada lumpur sudah pecah dan tidak mampu lagi melindungi

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    14/19

    permukaan padatan. Terjadi ketika ada penurunan pembacaan arus yang tiba tiba. Kondisi

    seizure tidak diinginkan. Karena menunjukkan bahwa lumpur sudah tidak efektif lagi

    sebagai pelumas

    Dari hasil percobaan menunjukkan bahwa nilai torsi tertinggi saat kondisi seizure

    diberikan oleh lumpur standar. Hal ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa

    beberapa aditif yang digunakan berfungsi sebagai lubricant. Sehingga seharusnya sampel

    tersebut yang memberikan nilai torsi seizure terbesar. Tetapi jika kita bandingkan antara

    torsi seizure tercatat dan lebar scar yang ditinggalkan pada test block, dapat diduga bahwa

    ada keterlambatan dalam penentuan kondisi seizure pada sampel lumpur standar. Atau

    penentuan yang terlalu cepat pada kondisi seizure untuk sampel lainnya.

    Fluida Pemboran Kekuatan film (psi)

    Seizure Pass

    Lumpur Standar 8397.3 2015.8

    Lumpur Standar + 7.5 gram Barite 12895.4 2801.7

    Lumpur Standar + 7.5 gram Resinex 9590 1922.1

    Asumsi yang digunakan

    a. Permukaan dari test ring dan test block tertutupi sempurna dengan lumpur

    b.

    Pembacaan nilai kuat arus tepat pada saat terjadi seizure

    c.

    Tidak ada kontaminasi dari lumpur yang digunakan sebelumnya

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    15/19

    BAB IV

    KESIMPULAN

    1.

    Relative viscosity adalah perbandingan viskositas suatu fluida terhadap viskositas air.

    Relative viscosity dilakukan secara kualitatif dengan berdasar pada lumpur kental akan

    mengalir lebih lembat disbanding lumpur encer. Relative viskositas dapat digunakan untuk

    memonitor perubahan viskositas lumpur terhadap viskositas lumpur yang sedang

    disirkulasikan

    2.

    Sand content adalah persen volume kandungan partikel pasir (material berukuran >74

    mikron atau 200 mesh. Sand content yang tinggi dapat menyebabnya ausnya peralatan

    pemboran dengan cepat akibat abrasi dari partikel pasir serta mengakibatkan cepat

    rusaknya pompa akibat pemakaian berlebih.

    3. Lubrisitas adalah kemampuan fluida untuk melumasi peralatan pemboran yang mengalami

    gesekan.

    4.

    Prinsip kerja marsh funnel adalah mengalirkan fluida melalui lubang keluar alir sepanjang

    2 inch dan berdiameter 3/16 inch dan kemudian diukur berapa lama waktu yang dibutuhkan

    untuk mengalirkan sejumlah volume tersebut. Prinsip kerja dari sand content set adalah memfilter material (berukuran >74 mikron atau

    >200 mesh) yang kemudian diukur jumlah fraksinya terhadap volume lumpur.

    Prinsip kerja EP Lubricity Tester adalah pengukuran gaya friksi akibat pemberian suatu

    torsi terhadap beberapa jenis lumpur.

    5. Hasil pengolahan data

    Viskositas

    Jenis lumpur

    waktu alir

    (detik)

    Lumpur standar 40,73

    Lumpur standar + CMC-

    LV 199

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    16/19

    Lubrisitas

    No Fluida Pemboran Kekuatan film (psi)

    Seziure Pass

    1 Lumpur Standar 8397.3 2015.8

    2 Lumpur Standar + 7.5 gram Barite 12895.4 2801.7

    3 Lumpur Standar + 7.5 gram

    Resinex

    9590 1922.1

    Sand Content

    6. CMC LV : meningkatkan viskositas dan lubrisitas

    Resinex: meningkatkan lubrisitas

    Barite: meningkatkan sand content

    Jenis lumpur

    Sand Content

    (%)

    Lumpur standar 0,25

    Lumpur standar + CMC-

    LV 0,75

    Lumpur standar +

    barite 0,85

    Lumpur standar +

    resinex 0,33

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    17/19

    Daftar Pustaka

    Amoco.1994.Drilling Fluids Manual.Amoco Corporation.

    Bourgoyne.1986.Applied Drilling Engineering.Society of Petroleum Engineering.

    Heriot-Watt University.Drilling Engineering.

    Rubiandini,Rudi.Teknik Operasi Pemboran .

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    18/19

    Jawab Pertanyaan

    1.

    Jelaskan Bingham Plastic dan Power Law Fluid!

    2.

    Jelaskan Bingham plastic dan power low fluid!

    Bingham plastic fluid adalah fluida yang bersifat rigid atau plastic pada low stress

    sehingga dibutuhkan stress yang besar untuk membuatnya mengalir menjadi viscous

    fluid.

    Power law fluid adalah non-Newtonian yang merupakan viscous fluid pada saat stress

    bernilai kecil. Namun untuk meningkatkan shear dibutuhkan stress yang besar pada

    awalnya. Power law fluid adalah fluida yang diharapkan untuk menjadi fluida pemboran

    karena gel strengthnya cenderung cukup konstan seiring waktu statis.

    3.

    Sebutkan 3 Lubricant Alami (by product)

    3 contoh!

    a.

    Bio-Air ToolTMLubricants (ISO 22,32)

    b. Bio-Chain & CableTMLubricants (SAE 10W20, SAE 10W30, SAE 15W50, SAE

    20W60)

    c. Bio-Penetrating LubricantTM(BPLTM) with Anti-Wear

    4. Sebutkan 3 Viscosifier (by product) 3 contoh!

    a.HEC 10

    b.

    CoreVisTM

  • 7/26/2019 [Laporan ModulVIII KelompokKamis2 12213100]

    19/19

    c.Kelzan XCD