LAPORAN PENDAHULUA BP.docx

9
LAPORAN PENDAHULUAN Nama :Eduardus sumarna NIM :4002110086 Ruangan :C.6 1. Pengertian Istilah bronchopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Brunner & Suddarth, 2001). Bronchopneu monia disebut juga pneumonia lobularis, yaitu radang paru- paru yang di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan lain- lain. Bronchopneumonia/pneumonia lobaris merupakan radang paru yang menyebabkana bronkhioli terminal. Bronkhioli terminal tersumbat oleh eksudat yang berbentuk bercak- bercak,kemudian menjadi bagian yang terkonsulidasi atau membentuk gabungan dan meluas ke parenkim paru. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam, infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh. 2. Etiologi Broncopneumonia dapat disebabkan oleh: · Bakteri= streptococcus, straphylococcus, influenmza · Virus= legionella pneumonia, virus influenza · Jamur= aspergilus, candida albicons · Aspirasi makanan, sekresi oropharing/isi lambung ke dalam paru · Kongesti paru kronik · Flora normal, hidrokarbon.

Transcript of LAPORAN PENDAHULUA BP.docx

LAPORAN PENDAHULUANNama:Eduardus sumarnaNIM:4002110086Ruangan:C.6

1. PengertianIstilah bronchopneumonia digunakan untuk menggambarkan pneumonia yang mempunyai penyebaran berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi dalam bronki dan meluas ke parenkim paru yang berdekatan di sekitarnya. (Brunner & Suddarth, 2001). Bronchopneu monia disebut juga pneumonia lobularis, yaitu radang paru- paru yang di sebabkan oleh bakteri, virus, jamur dan lain- lain.Bronchopneumonia/pneumonia lobaris merupakan radang paru yang menyebabkana bronkhioli terminal. Bronkhioli terminal tersumbat oleh eksudat yang berbentuk bercak- bercak,kemudian menjadi bagian yang terkonsulidasi atau membentuk gabungan dan meluas ke parenkim paru. Penyakit ini sering bersifat sekunder, menyertai infeksi saluran pernafasan atas, demam, infeksi yang spesifik dan penyakit yang melemahkan daya tahan tubuh.2. EtiologiBroncopneumonia dapat disebabkan oleh: Bakteri= streptococcus, straphylococcus, influenmza Virus= legionella pneumonia, virus influenza Jamur= aspergilus, candida albicons Aspirasi makanan, sekresi oropharing/isi lambung ke dalam paru Kongesti paru kronik Flora normal, hidrokarbon.

3. FatofisiologiSebagian besar penyebab bronkopneumonia adalah mikroorganisme (jamur,bakter, virus) dan sebagian kecil oleh penyebab lain seperti hidrokarbon (minyak tanah, bensin dan sejenisnya). Serta aspirasi (masuknya isi lambung ke dalam saluran napas). Awalnmya mikroorganisme akan masuk melalui percikan ludah (droplet) infasi ini akan masuk ke saluran pernapasan atas dan menimbulkan reaksi imunologis dari tubuh. Reaksi ini menyebabkan peradangan, dimana saat terjadi peradangan ini tubuh akan menyesuaikan diri sehingga timbulah gejala demam pada penderita.Reaksi peradangan ini akan menimbulkan secret. Semakin lama secret semakin menumpuk di bronkus sehingga aliran bronkus menjadi semakin sempit dan pasien akan merasa sesak. Selain terkumpul di bronkus, lama kelamaan secret akan sampai ke alveolus paru dan mengganggu system pertukaran gas di paru.Selain menginfeksi saluran napas, bakteri ini juga dapat menginfeksi saluran cerna saat ia terbawa oleh darah. Bakteri ini akan membuat flora normal dalam usus menjadi agen pathogen sehingga timbul masalah GI tract.

Patway

4. Manifestasi klinikA.pnemonia bakteria sakit kepala dan kedinginan- Kurang dari 2 tahun vomitus dan diare ringan- Leukositosis- Foto thorak pneumonia lebarB. Pnemonia VirusGejala awal- Batuk- Rhinitis Berkembang sampai- Demam ringan, batuk ringan dan malaise sampai demam tinggi batuk hebat dan lesu.- Emfisema obstruktif- Ronkhi basah.C. Pneumonia mikroplasma- Demam- Sakit kepalaA. Pnemonia bakteriGejala :- Rinitis ringan- Anoreksia- Gelisah Berlanjut sampai:- Demam- Malaise (tidak nyaman)- Nafas cepat dan dangkal.- Ekspirasi berbunyi.- Lebih dari 5 tahun- Menggigil- Anoreksia Berkembang sampai- Rhinitis alergi- Sakit tenggorokan batuk kering berdarah- Area konsolidasi pada pemeriksa thorak.

5. Penatalaksanaan

a. Antibiotic seperti ; penisilin, eritromicin, kindomisin, dan sefalosforin.b. Terapi oksigen (O2)c. Nebulizer, untuk mengencerkandahak yang kental dan pemberian bronkodilator.d. Istirahat yang cukupe. Kemoterafi untuk mikoplasma pneumonia dapat diberikan eritromicin 4x 500 mg/ hari atau tetrasiklin 3-4 x 500mg/ hari.

6. Pemeriksaan penunjang

- Leukosit meningkat 15.000-40.000/mm3- Laju endap darah meningkat 100mm- ASTO meningkat pada infeksi streptococcus.- GDA menunjukkan hipoksemia tanpa hiperkapnea atau retensi CO2- Urin biasanya berwarna lebih tua, mungkin terdapat albumin urin ringan karena peningkatan suhu tubuh.

7. Konsep asuhan keperawatan

A.Pengkajian keperawatan1) Identitas.2) Riwayat Keperawatan.

a. Keluhan utama.Anak sangat gelisah, dispnea, pernapasan cepat dan dangkal, diserai pernapasan cuping hidupng, serta sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang disertai muntah dan diare.atau diare, tinja berdarah dengan atau tanpa lendir, anoreksia dan muntah.b. Riwayat penyakit sekarang.Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran pernapasan bagian atas selama beberapa hari. Suhu tubuh dapat naik sangat mendadak sampai 39-40oC dan kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.c. Riwayat penyakit dahulu.Pernah menderita penyakit infeksi yang menyebabkan sistem imun menurun.d. Riwayat kesehatan keluarga.Anggota keluarga lain yang menderita penyakit infeksi saluran pernapasan dapat menularkan kepada anggota keluarga yang lainnya.e. Riwayat kesehatan lingkungan.Menurut Wilson dan Thompson, 1990 pneumonia sering terjadi pada musim hujan dan awal musim semi. Selain itu pemeliharaan ksehatan dan kebersihan lingkungan yang kurang juga bisa menyebabkan anak menderita sakit. Lingkungan pabrik atau banyak asap dan debu ataupun lingkungan dengan anggota keluarga perokok.f. Imunisasi.Anak yang tidak mendapatkan imunisasi beresiko tinggi untuk mendapat penyakit infeksi saluran pernapasan atas atau bawah karena system pertahanan tubuh yang tidak cukup kuat untuk melawan infeksi sekunder.g. Riwayat pertumbuhan dan perkembangan.h. Nutrisi.Riwayat gizi buruk atau meteorismus (malnutrisi energi protein = MEP).

3) Pemeriksaan persistem.a. Sistem kardiovaskuler.Takikardi, iritability.b. Sistem pernapasan.Sesak napas, retraksi dada, melaporkan anak sulit bernapas, pernapasan cuping hdidung, ronki, wheezing, takipnea, batuk produktif atau non produktif, pergerakan dada asimetris, pernapasan tidak teratur/ireguler, kemungkinan friction rub, perkusi redup pada daerah terjadinya konsolidasi, ada sputum/sekret. Orang tua cemas dengan keadaan anaknya yang bertambah sesak dan pilek.c. Sistem pencernaan.Anak malas minum atau makan, muntah, berat badan menurun, lemah. Pada orang tua yang dengan tipe keluarga anak pertama, mungkin belum memahami tentang tujuan dan cara pemberian makanan/cairan personde.d. Sistem eliminasi.Anak atau bayi menderita diare, atau dehidrasi, orang tua mungkin belum memahami alasan anak menderita diare sampai terjadi dehidrasi (ringan sampai berat).e.Sistem saraf.Demam, kejang, sakit kepala yang ditandai dengan menangis terus pada anak-anak atau malas minum, ubun-ubun cekung.f. Sistem lokomotor/muskuloskeletal.Tonus otot menurun, lemah secara umum,g. Sistem endokrin.Tidak ada kelainan.h. Sistem integumen.Turgor kulit menurun, membran mukosa kering, sianosis, pucat, akral hangat, kulit kering, .i. Sistem penginderaan.Tidak ada kelainan.

4) Pemeriksaan diagnostik dan hasil.Secara laboratorik ditemukan lekositosis, biasanya 15.000 - 40.000 / m3 dengan pergeseran ke kiri. LED meninggi. Pengambilan sekret secara broncoskopi dan fungsi paru-paru untuk preparat langsung; biakan dan test resistensi dapat menentukan/mencari etiologinya. Tetapi cara ini tidak rutin dilakukan karena sukar. Pada punksi misalnya dapat terjadi salah tusuk dan memasukkan kuman dari luar. Foto roentgen (chest x ray) dilakukan untuk melihat : Komplikasi seperti empiema, atelektasis, perikarditis, pleuritis, dan OMA. Luas daerah paru yang terkena. Evaluasi pengobatanPada bronchopnemonia bercak-bercak infiltrat ditemukan pada salah satu atau beberapa lobur.Pada pemeriksaan ABGs ditemukan PaO2 < 0 mmHg.

8. Diagnosa keperawatan1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi sputum ditandai dengan adanya ronchi, dan ketidakefektifan batuk.2. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan proses infeksi pada jaringan paru (perubahan membrane alveoli) ditandai dengan sianosis, PaO2 menurun, sesak nafas.Diagnosa 1Tujuan dan criteria hasil : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama (x) diharapkan jalan nafas pasien efektif dengan criteria hasil : jalan nafas paten, tidak ada bunyi nafas tambahan, tidak sesak, RR normal (35-40x/menit), tidak ada penggunaan otot bantu nafas, tidak ada pernafasan cuping hidung

IntervensiRasional

- Observasi TTV terutama respiratory rate- Auskultasi area dada atau paru, catat hasil pemeriksaan- Latih pasien batuk efektif dan nafas dalam- akukan suction sesuai indikasi-Memberi posisi semifowler atau supinasi dengan elevasi kepala- Anjurkan pasien minum air hangatKolaborasi :-Bantu mengawasi efek pengobatan nebulizer dan fisioterapi nafas lainnya.-Berikan obat sesuai indikasi, seperti mukolitik, ekspektoran, bronkodilator, analgesic- Berikan O2 lembab sesuai indikas- Member informasi tentang pola pernafasan pasien, tekanan darah, nadi, suhu pasien.- Crekcels, ronkhi dan mengi dapat terdengar saat inspirasi dan ekspirasi pada tempat konsolidasi sputum- Memudahkan bersihan jalan nafas dan ekspansi maksimum paru-Mengeluarkan sputum pada pasien tidak sadar atau tidak mampu batuk efektif-Meningkatkan ekspansi paru- Air hangat dapat memudahkan pengeluaran secret-Memudahkan pengenceran dan pembuangan secret-Proses medikamentosa dan membantu mengurangi bronkospasme

-Mengurangi distress respirasi

Diagnosa 2Tujuan dan KH : setelah dilakukan asuhan (..x..) diharapkan ventilasi pasien tidak terganggu dengan KH : GDA dalam rentang normal ( PO2 = 80 100 mmHg, PCO2 = 35 45 mmHg, pH = 7,35 7,45, SaO2 = 95 99 %), tidak ada sianosis, pasien tidak sesak dan rileks.

IntervensiRasional

- Kaji frekuensi, kedalaman, kemudahan bernapas pasien.- Observasi warna kulit, membran mukosa bibir.- Berikan lingkungan sejuk, nyaman, ventilasi cukup.- Tinggikan kepala, anjurkan napas dalam dan batuk efektif.- Pertahankan istirahat tidur.- Kolaborasikan pemberian oksigen dan pemeriksaan lab (GDA)-Memberi informasi tentang pernapasan pasien.- Kebiruan menunjukkan sianosis.- Untuk membuat pasien lebih nyaman.-Meningkatkan inspirasi dan pengeluaran sekret.-Mencegah terlalu letih.- Mengevaluasi proses penyakit dan mengurangi distres respirasi.

9. Daftar pustakaDongoes. Marlym.2000.Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3 Jakarta : EGC.Smeltzer, Suzanne.2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal bedah.Vol 1.Jakarta : EGCZul Dahlan .2000.Ilmu Penyakit Dalam Edisi III. Jakarta : Balai penerbit FK ULRcevers,Chalene. J et all.2000.Keperawatan medical Bedah. Jakarta: Salemba Medika