Laporan Peraktek Radiologi Lanjut

47
LAPORAN PERAKTEK RADIOLOGI LANJUT Rangkaian Power Supply A. Tujuan Praktek : 1. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari alat tersebut 2. Agggar mahasiswa dapat memahami cara kerja power supply. 3. Agar mahasiswa dapat menganal komponen yang ada pada power supply. 4. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan karakter dari masing-masing komponen. GAMBAR RANGKAIAN POWER SUPPLY Ragkaian ini berfungsi untuk memberi distribusi tegangan pada seluruh rangkaian pesawat. Komponen atau bagian yang ada dalam power supplay : 1. Fuse / sekring : Berfungsi sebagai pengaman. 2. Line Resistance ( R Mate) 1 1 2 3 4 6 9 7 5 8

description

,kauga

Transcript of Laporan Peraktek Radiologi Lanjut

LAPORAN PERAKTEK RADIOLOGI LANJUT

LAPORAN PERAKTEK RADIOLOGI LANJUT

Rangkaian Power Supply

A. Tujuan Praktek :

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dari alat tersebut

2. Agggar mahasiswa dapat memahami cara kerja power supply.

3. Agar mahasiswa dapat menganal komponen yang ada pada power supply.

4. Agar mahasiswa dapat mengetahui fungsi dan karakter dari masing-masing komponen.

GAMBAR RANGKAIAN POWER SUPPLY

2

N

IX

Ragkaian ini berfungsi untuk memberi distribusi tegangan pada seluruh rangkaian pesawat.

Komponen atau bagian yang ada dalam power supplay :

1. Fuse / sekring :

Berfungsi sebagai pengaman.

2. Line Resistance ( R Mate)

Setiap pesawat mempunyai hambatan atau R yang diberikan oleh pabrik, contohnya pada pesawat shimadzu R=0,04-0,08, resistance ini disebut R internal ( R pesawat ). Sehinnga R line adalah tahanan atur yang berfungsi untuk mencocokkan tahanan pengkabelan dengan tahanan yang dibutuhkan pesawat.

R internal = R. mate (line) + R. Eksternal (pengkabelan).

3. Saklar:

Berfungsi sebagai alat untuk menyambung dan memutuskan tegangan dari PLN.

4. Voltage compensator.

Alat ini berfungsi untuk mengkompensasikan nilai tegangan pesawat apabila terjadi kenaikan / penurunan tegangan dari pln dengan cara: jika terjadi kenaikan tegangan pln, maka jumlah lilitan di autotrafo ditambah dan sebaliknya jika terjadi penurunan tegangan pln, maka jumlah lilitan dikurangi agar menadapat perbandingan transformasi yang tetap sehingga tegangan pada tiap lilitan tetap.

5. Voltage Indikator :

Alat ini berfungsi sebagai alat penunjuk tegangan yang berasal dari PLN bila tegangan dari pln turun maka jarum indicator bergerak ke kiri dan bila mengalami kenaikan tegangan jarum indicator bergerak kekanan.

6. Voltage regulator :

Untuk memilih tegangan PLN 110/220/380 v tergangtung dengan pesawat yang digunakan

7. Auto Trafo :

Alat untuk memindahkan daya listrik dari satu rangkaian ke rangkaian lain dengan cara menaikkan atau menurunkan tegangan keseluruh pesawat.

8. KVP Selektor mayor :

Untuk memilih tegangan tinggi puluhan missal : 10 v,20 v,30 v,dst.

9. KVP Selektor minor :

Untuk memilih tegangan tinggi satuan missal : dari 1 9 volt.

Rangkaian Pemanas Filamen.

Tujuan Praktek :

1. Agar mahasiswa memahami cara kerja rangkaian pemanas filamen.

2. Agar mahasiswa memahami fungsi dari rangkaian pemanas filament.

Gambar rangkaian pemanas filamen

Rangkaian ini berfungsi untuk menyediakan elektron-elektron bebas akibat terjadinya Termionic Emission pada tabung roentgen.

Rangkaian ini terdiri dari :

Rangkaian Stabilisator Tegangan.

Rangkaian ini berfungsi untuk menstabilkan tegangan rangkaian pemanas filamen sehingga pengaruh fluktuasi tegangan PLN tidak mengakibatkan terjadinya kerusakan yang signifikan pada filamen. Rangkaian ini terdiri dari transformator step down dimana terdiri dari kumparan primer yang disebut N1,kemudian kumparan sekunder yang terdiri dari N2 dan N3. N2 diparalel dengan C dan keluaran N2 disambung seri dengan N3.Inputnya disebut EK1, Outputnya disebut dengan EK2.Ada 3 kemungkinan keadaan pada stabilizer tegangan :

EK 1= EK 2 (PLN Normal)

Tegangan dari PLN normal atau sama dengan 220V maka pada kumparan primer rangkaian stabilisator tegangan tegangan yang masuk adalah 110 V dan keluaran pada sekundernya adalah 18V. Pada saat proses pengisian kapasitor arus akan mendahului tegangan sebesar 900 karena pada saat pengisian capasitor akan terisi oleh arus sehingga C akan bermuatan. Sedangkan pada lilitan transformator terjadi tegangan bolak balik terlebih dahulu kemudian terjadi garis- garis gaya magnet yang kemudian terjadi gaya gerak listrik (GGL) di sekunder.

Ec=I.Xc

E=I.RPada lilitan 3:

IXL3

EK2

E=I.R

Berdasarkan gambar diatas dapat dilihat bahwa I.Xcdan I.XL2 berbeda fase dan karena N2 dan C diparalel maka besarnya sama dan berbeda fase maka selisih fasenya adalah nol, sehingga tegangan pada N2/C adalah tegangan yang keluar melewati R dalam dan tidak melewati r impedansi.

E = I.Xc I.XL+ I.R

E = 0 + I.R

E = I.R

Sehingga nilai tegangan sekunder adalah besar tegangan dari N3 dijumlah dengan besar tegangan di N2 (N2 = E = I x R)

I.XL3

EK2

EK2 = I .XL3 + E

E=I.R

EK 1> EK 2 ( kenaikan tegangan PLN)

Karena terjadi kenaikan tegangan PLN, maka tegangan pada N2 juga akan mengalami kenaikan. Pada saat tersebut adalah masa transisi (perubahan), dimana tegangan pada C msih tetap (tidak mengalami perubahan), sehingga antara tegangan pada L dan tegangan pada C terjadi beda fase sebesar

IXc

IX

N

-

2

(karena Xc lebih kecil), sehingga besar keluaran pada L dan C (parallel) =

IXc

IX

N

-

2

+ I.R

Secara vektoris:

IXc

E=I.R

E(antara N2 dan C) =

IXc

IX

N

-

2

N3 juga ikut naik sehingga, Ek2=teg..N2-Teg.C + I.R +

3

N

IX

IXL3

EK2

E = I.R

E (pd N2 & C)

Ek2 =E (pada N3) + E (pada N2 dan C)

=

3

N

IX

+ E (pada N2 dan C)

pada saat Ek1