Laporan PHE Kel 1
-
Upload
azka-marta -
Category
Documents
-
view
144 -
download
6
description
Transcript of Laporan PHE Kel 1
LABORATORIUM PILOT PLANT
SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2013/2014
MODUL : Plate Heat Exchanger
PEMBIMBING :
Praktikum : 30 September 2013
Penyerahan : 07 Oktober 2013
(Laporan)
Oleh:
Kelompok : 1 (satu)
Nama : 1. Donny Wiryawan NIM.101411011
2. Ajeng Megawati Iskandar NIM.111411003
3. Azka Marta Kintara NIM.111411005
4. Didin Sodikin NIM.111411006
Kelas : 3A
PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNNIK KIMIA
JURUSAN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2013
I. Tujuan :
Memahami fungsi alat penukar kalor jenis pelat
Memahami mekanisme operasi alat penukar kalor jenis pelat
Mengetahui komponen-komponen utama alat penukar kalor jenis pelat
Mengetahui cara menghitung total heat transfer coefficient alat penukar kalor pelat
yang ada di Laboratorium Pilot Plant
II. Dasar Teori
Apabila dua benda yang suhunya berbeda berada dalam kontak termal, maka kalor
akan mengalir dari benda yang suhunya lebih tinggi ke benda yang suhunya lebig rendah.
Pengaliran kalor itu dapat berlangsung dengan tiga macam mekanisme, yaitu sebagai berikut:
1. Perpindahan kalor secara rambatan (konduksi), yaitu perpindahan kalor tanpa disertai
oleh sesuatu gerakan zat yang terjadi dalam suatu bahan kontinu yang memiliki gradien
suhu. Contoh : perpindahan kalor dalam zat padat buram yang tak tembus cahaya
(dinding logam pada tabung).
2. Perpindahan kalor secara pancaran (konveksi), yaitu perpindahan kalor di dalam fluida
secara memancar yang biasanya diserta perpindahan massa. Contoh : perpindahan entalpi
oleh pusaran-pusaran (eddy) aliran turbulen dan oleh arus udara panas yang mengalir
melintas dan menjauhi radiator (pemanas) biasa.
3. Perpindahan kalor secara radiasi, yaitu perpindahan energi melalui ruang oleh
gelombang-gelombang elektromagnetik tanpa memerlukan media penghantar (fluida atau
padat).
Tidak jarang ditemukan bahwa kalor mengalir dengan cara radiasi serta konduksi-
konveksi bersama-sama. Contohnya ialah proses hilangnya kalor dari radiator atau pipa uap
tanpa isolasi ke udara ruang sekitar. Beberapa jenis alat penukar panas adalah :
1. Plate heat exchanger
2. Double pipe heat exchanger
3. Shell and tube heat exchanger
4. Spiral heat exchanger
Plate Heat Exchanger
Plate heat exchanger terdiri dari lempeng standar sebagai permukaan berlangsungnya
perpindahan kalor dan rangka penyangga tempat susunan lempeng tersebut. Penurunan
tekanan (pressure drop) yang terjadi antar plate heat exchanger relatif kecil. Permukaan plate
heat exchanger berlubang untuk memberikan efek turbulensi terhadap aliran. Kelebihan plate
heat exchanger adalah mudah untuk melakukan perawatan dan pembersihan serta dapat
digunakan untuk berbagai macam fluida (tergantung dari bahan konstruksi yang digunakan)
dan mudah untuk dilakukan modifikasi (penambahan luas permukaan perpindahan kalor atau
mengubah posisi keluar masuk fluida)
Alat penukar panas pelat dan bingkai terdiri dari paket pelat – pelat tegak lurus,
bergelombang, atau profil lain. Pemisah antara pelat tegak lurus dipasang penyekat
lunak( biasanya terbuat dari karet). Pelat – pelat dan sekat disatukan oleh suatu perangkat
penekan yang pada setiap sudut pelat 10 ( kebanyakan segi empat ) terdapat lubang pengalir
fluida. Melalui dua dari lubang ini, fluida dialirkan masuk dan keluar pada sisi yang lain,
sedangkan fluida yang lain mengalir melalui lubang dan ruang pada sisi sebelahnya karena
ada sekat.
Penukar panas jenis pelat and Frame
Gambar 2. Penukar panas jenis pelat and Frame
Dalam peralatan PHE, panas dipindahkan dengan semua cara, namun yang dominan
terjadi dengan dua cara secara simultan, yaitu dengan konduksi dan konveksi. Perpindahan
kalor secara konduksi, perpindahan ini biasanya terjadi pada benda padat, panas merambat
dari satu bagian kebagian lain secara merambat tanpa ada material yang berpindah.
Perpindahan kalor secara konveksi, Perpindahan ini terjadi karena adanya aliran massa yang
berpindah. Aliran massa tersebut bisa terjadi secara difusi maupun adanya tenaga dari luar.
Tenaga dari luar tersebut bisa berupa pengadukan maupun fluida mengalir. Penukar panas
pada PHE terdiri dari susunan lempeng sesuai dengan luas permukaan yang diperlukan.
Kelebihan Plate Heat Exchanger (PHE) dibanding penukar panas jenis lain adalah
kemudahan dalam perawatan dan pembersihan dengan berbagai macam fluida. Selain itu juga
mudah melakukan modifikasi terhadap luas permukaan, baik itu menambah maupun
mengurangi.
Menghitung Koefisien Pindah Panas Keseluruhan (U)
a. Menggunakan Neraca Energi
Harga Q dapat dihitung dari :
Q = (M.Cp.△T)1 .. Kalor yang diberikan fluida panas
= (M.Cp.△T)2 .. Kalor yang diterima fluida dingin
Efisiensi kalor yang dipertukarkan :
Q = Laju Alir Kalor (Watt)
A = Luas Permukaan (m2)
U = Koefisien Pindah panas Keseluruhan (W/m2.K)△Tlm = Perbedaan Suhu logaritmik (K)
△T1 = Thi – Tco
△T2 = Tho – Tci
III. Alat dan Bahan
Seperangkat Alat PHE
Gelas Beaker Plastik 2000 ml
Gelas Kimia 1000 ml
Termometer
Stopwach
Air
IV. Langkah Kerja
1. Kalibrasi alat pengukur laju alir cairan panas dan cairan dingin
nyalakan kompor pemanas sehingga suhu air mencapai lebih kurang 600C
Hidupkan pompa air panas (P1) dan aturlah keran air panas (V1) hingga laju alir
air panas yang terbaca pada “rotameter” pengukur aliran mencapai kira-kira 100
L/jam
Tunggu sampai konstan, kemudian tampunglah air panas yang mengalir keluar
pipa (sebelum masuk ke bejana air panas) selama waktu tertentu (missal 5 detik)
dnegan menggunakan bejana ukur plastic. Hitung berapa banyak volume air panas
yang tertampung dalam bejana tersebut. Konversikan satuannya menajdi 1 L/jam
Atur kembali keran air panas (V1) hingga laju alr kira-kira 200 L/jam. Kemudian
lakukan kembali kangkah c
Buat grafik hubungan antara laju alir yang terbaca dengan rotameter dan laju alir
yang dihitung dari pengukuran dengan bejana ukur
Lakukan hal yang sama untuk kalibrasi laju alir air dingin. (catatan : untuk
pengukuran laju alir dingin, airnya tidak perlu dipanaskan, tetapi diukur pada suhu
kamar dan dicatat suhunya)
2. Pengamatan Suhu dan Laju Alir Cairan
Nyalakan kompor pemanas sehingga suhu air mencapai lebih kurang 600C
Hidupkan pompa air panas (P1) dan aturlah keran air panas (V1) hingga laju alir
air panas yang terbaca pada “rotameter” pengukur aliran mencapai kira-kira 200
L/jam
Tunggu sampai konstan. Catat suhu masuk air panas ke alat (Tin)
Nyalakan pompa air dingin (P2) dan aturlah keran air dingin (V2) hingga laju alir
air dingin yang terbaca pada “rotameter” pengukur aliran mencapai kira-kira 100
L/jam
Baca secara serentak suhu ari panas masuk (Tin), suhu air panas keluar (Tout), suhu
air dingin masuk (tin) dan suhu air dingin keluar (tout)
Lakukan langkah d dan e dengan mengatur laju alir dingin berturut-turut, 200
L/jam; 300 L/jam; 400 L/jam
Usahakan agar suhu air panas selalu berada pada sekitar 60 0C dengan cara
mengatur pemanasan, dan suhu air dingin selalu di bawah 300C dengan cara
mengeluarkan air yang sudah panas dari bak penampung dan menambah air
dingin ke dalam bak penampung.
GAMBARAN KERJA
Panaskan fluida (air) di dalam drum sampai suhu
yang dikehendakiSiapkan air dingin
Siapkan alat PHE, saluran- saluran, serta
alat-alat ukur
Siapkan listrik untuk aliran pompa
Atur pompa dan laju alir setelah suhu yang
diinginkan tercapai
Ambil data sesuai pada data pengamatan
Matikan pemanas pada tangki fluida pemanas
Rapikan dan bersihkan peralatan PHE seperti
keadaan semula
Matikan aliran fluida pemanas dan biarkan
aliran air dingin.
Matikan aliran pendingin setelah suhu keluaran tidak
terlalu tinggi
V. DATA PENGAMATAN
Data Kalibrasi laju alir air panas dan dingin
Kalibrasi Laju Air Panas
No
Suhu
Air
(0C)
Pembacaan
Rotameter
(L/jam)
Waktu
(detik)
Volume air
panas
(Liter)
Laju alir hasil
pengukuran
(L/jam)
1 60 100 5 0,14 100,8
2 60 200 5 0,28 201,6
3 60 300 5 0,42 302,4
4 60 400 5 0,56 403,2
5 60 500 5 0,71 511,2
Kalibrasi Laju Alir Air Dingin
NoSuhu Air
(0C)
Pembacaan
Rotameter
(L/jam)
Waktu
(detik)
Volume air
panas
(Liter)
Laju alir hasil
pengukuran
(L/jam)
1
Sesuai
suhu air
dingin
100 5 0,13 93,6
2 200 5 0,28 201,6
3 300 5 0,42 302,4
4 400 5 0,56 403,2
5 500 5 0,70 504
Tabel data pengamatanuntuk mencatat hasil pengukuran laju alir dan suhu
1. Data suhu aliran air panas dan air dingin
RUN 1
No
Air Panas (Laju Tetap) Air Dingin (Laju Berubah)
Laju alir
(1 L/jam)
Suhu Masuk
(Thi), (0C)
Suhu Masuk
(Tho), (0C)
Laju alir
(1 L/jam)
Suhu Masuk
(Tin), (0C)
Suhu Masuk
(Tout), (0C)
1 200 60 43 100 28 40
2 200 60 45 200 28 39
3 200 60 45 300 28 38
4 200 62 44 400 28 37
5 200 62 41 500 28 36
RUN 2
No
Air Panas (Laju Berubah) Air Dingin (Laju Tetap)
Laju alir
(1 L/jam)
Suhu Masuk
(Tin), (0C)
Suhu Masuk
(Tout), (0C)
Laju alir
(1 L/jam)
Suhu Masuk
(Tin), (0C)
Suhu Masuk
(Tout), (0C)
1 100 60 47 200 28 35
2 200 60 46 200 28 37
3 300 60 48 200 28 38
4 400 61 54 200 28 39
5 500 61 57 200 28 40
2. Koreksi laju alir masing-masing cairan dnegan menggunakan table hasil kalibrasi
No Air Panas (Laju Tetap) Air Dingin (Laju Berubah)
Laju alir
(1 L/jam)
Suhu Masuk
(Thi), (0C)
Suhu Masuk
(Tho), (0C)
Laju alir
(1 L/jam)
Suhu Masuk
(Tin), (0C)
Suhu Masuk
(Tout), (0C)
1 201,6 60 43 93,6 28 40
2 201,6 60 45 201,6 28 39
3 201,6 60 45 302,4 28 38
4 201,6 62 44 403,2 28 37
5 201,6 62 41 504 28 36
No
Air Panas (Laju Berubah) Air Dingin (Laju Tetap)
Laju alir
(1 L/jam)
Suhu Masuk
(Tin), (0C)
Suhu Masuk
(Tout), (0C)
Laju alir
(1 L/jam)
Suhu Masuk
(Tin), (0C)
Suhu Masuk
(Tout), (0C)
1 100,8 60 47 201,6 28 35
2 201,6 60 46 201,6 28 37
3 302,4 60 48 201,6 28 38
4 403,2 61 54 201,6 28 39
5 511,2 61 57 201,6 28 40
VI. PENGOLAHAN DATA
1. Kalibrasi laju alir air panas
No Laju alir nyata Laju alir terukur Laju alir terukur
(L/jam) (L/s) (L/jam)
1 100 0,028 100,8
2 200 0,056 201,6
3 300 0,084 302,4
4 400 0,112 403,2
5 500 0,142 511,2
2. Kalibrasi laju alir air dingin
NoLaju alir nyata
(L/jam)Laju alir terukur
(L/s)Laju alir terukur
(L/jam)
1 100 0,026 93,6
2 200 0,056 201,6
3 300 0,084 302,4
4 400 0,112 403,2
5 500 0,14 504
3. RUN 1 ( Laju Alir Air Panas Tetap 200 L/jam)
a. Menghitung kalor (Q)
Q = m x Cp x ΔT
∆T panas (oC)
∆T dingin (oC)
Laju Alir Air Panas
(L/h)
m
(Kg/h)Cp (kJ/kg.K) Qp (Kj/h) Qd (Kj/h)
17 12 100.8 100.8 4.2 7197.12 5080.32
15 11 201.6 201.6 4.2 12700.8 9313.92
15 10 302.4 302.4 4.2 19051.2 12700.8
18 9 403.2 403.2 4.2 30481.92 15240.96
21 8 511.2 511.2 4.2 45087.84 17176.32
b. Menghitung 𝜂 dan nilai U berdasarkan persamaan neraca energi dan persamaan
empiris
Diketahui : P = 0,4 m L = 0,1 m Jumlah Plate = 25 buah
A = 0,4 x 0,1 x 25 = 1 m2
ΔTLMTD = (ΔT1 – ΔT2) / (ln ΔT1/ΔT2)
U = Qpanas atau dingin / (A x ΔTLMTD)
ɳ = (Qdingin / Qpanas ) * 100%
Q panas (Kj/h)
Q dingin (Kj/h)
Q panas (watt)
A (m2)
ΔT1
(Thi -
Tco)
ΔT2
(Thi - Tco) ∆TmU
(W/m2 K)ɳ
7197.12 5080.32 1999.2 1 20 15 17.380 115.0 0.71
12700.8 9313.92 3528 1 21 17 18.930 186.4 0.73
19051.2 12700.8 5292 1 22 17 19.393 272.9 0.67
30481.92 15240.96 8467.2 1 25 16 20.166 419.9 0.50
45087.84 17176.32 12524.4 1 26 13 18.755 667.8 0.38
4. RUN 2 ( Laju Alir Air Dingin Tetap 200 L/jam)
c. Menghitung kalor (Q)
Q = m x Cp x ΔT
∆T panas (oC)
∆T dingin (oC)
Laju Alir Air Dingin
(L/h)
m
(Kg/h)Cp (kJ/kg.K) Qp (Kj/h) Qd (Kj/h)
13 10 93.6 93.6 4.2 5110.56 3931.2
14 11 201.6 201.6 4.2 11854.08 9313.92
12 10 302.4 302.4 4.2 15240.96 12700.8
11 8 403.2 403.2 4.2 18627.84 13547.52
12 8 504 504 4.2 25401.6 16934.4
d. Menghitung 𝜂 dan nilai U berdasarkan persamaan neraca energi dan persamaan
empiris
Diketahui : P = 0,4 m L = 0,1 m Jumlah Plate = 25 buah
A = 0,4 x 0,1 x 25 = 1 m2
ΔTLMTD = (ΔT1 – ΔT2) / (ln ΔT1/ΔT2)
U = Qpanas/dingin / (A x ΔTLMTD)
ɳ = (Qdingin / Qpanas ) * 100%
Q panas (Kj/h)
Q dingin (Kj/h)
Q panas (watt)
A (m2)
ΔT1
(Thi -
Tco)
ΔT2
(Thi - Tco) ∆TmU
(W/m2 K)ɳ
5110.56 3931.2 1419.6 1 22 19 20.463 69.4 0.77
11854.08 9313.92 3292.8 1 21 18 19.461 169.2 0.79
15240.96 12700.8 4233.6 1 22 20 20.984 201.8 0.83
18627.84 13547.52 5174.4 1 25 22 23.468 220.5 0.73
25401.6 16934.4 7056 1 27 23 24.947 282.8 0.67
VII. KESIMPULAN
Perpindahan panas dapat terjadi dengan 3 cara, yaitu : konduksi, konveksi, dan
radiasi. Pada alat Plate Heat Exchanger (PHE) perpindahan panas terjadi secara
konduksi dan konveksi.
Sebagai alat perpindahan panas, PHE memiliki keunggulan lebih mudah dilakukan
pembersihan dan modifikasi
Pada percobaan fluida panas tetap, diperoleh nilai U terbesar dengan perhitungan =
667,8 W/m2K
Efisiensi alat dari Plate Heat Exchanger pada fluida panas tetap = 0,3 – 0,73 artinya
kisaran 30 – 73%
Pada percobaan fluida dingin tetap, diperoleh nilai U terbesar dengan perhitungan
= 282,8 W/m2K
Efisiensi alat dari PHE pada fluida dingin tetap = 0,67 – 0,87 atau kisaran 67-87%
VIII. DAFTAR PUSTAKA
Jobsheet praktikum Pilot Plant. “Plate Heat Exchanger”. Jurusan Teknik Kimia. Politeknik
Negeri Bandung.
Geankoplis J. Christie. 1983.”transport Processes and unit operations”. Amerika
Artono Koestoer, Raldi .”Perpindahan Kalor”. Salemba Teknika. Jakarta 2002
Holman, JP. Alih bahasa E.Jasifi. “Perpindahan Kalor”. Penerbit Erlangga.Jakarta.1995
Kays,W.M. and London, A.L, “Compact Heat Exchanger”, 2 nd Edition McGraw-Hill, New
York, 1964
LAMPIRAN
Pompa Fluida Panas
Kelompok 1Didin-Ajeng-Donny-Azka
Pemanasan Drum Penampung Air Panas
Pompa Fluida Dingin
Seperangkat AlatPlate Heat Exchanger
Penampung Ari Dingin Penampung Air Panas