Laporan PI

69
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Negeri Malang merupakan salah satu perguruan tinggi negeri yang menyelenggarakan pendidikan dalam bidang ilmu kependidikan, pengetahuan dan teknologi diharapkan mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang terampil, professional, dan siap terjun dalam dunia kerja. Agar mahasiswa dapat mengetahui dan memahami secara langsung teori dan praktiknya di dunia kerja maka diperlukan suatu kegiatan yang dinamakan praktik industri. Dengan adanya kegiatan praktik industri diharapkan mahasiswa dapat langsung menerapkan ilmu yang didapat di bangku kuliah. Selain itu mahasiswa juga diharapkan dapat memperoleh pengetahuan dan mengikuti perkembangan industri yang ada pada saat ini. Praktik industri ini dapat dilakukan di industri- industri atau instansi-instansi yang bergerak di bidang listrik, instalasi, dan telekomunikasi. PT. PLN

Transcript of Laporan PI

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Universitas Negeri Malang merupakan salah satu perguruan tinggi negeri

yang menyelenggarakan pendidikan dalam bidang ilmu kependidikan, pengetahuan

dan teknologi diharapkan mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang terampil,

professional, dan siap terjun dalam dunia kerja. Agar mahasiswa dapat mengetahui

dan memahami secara langsung teori dan praktiknya di dunia kerja maka diperlukan

suatu kegiatan yang dinamakan praktik industri. Dengan adanya kegiatan praktik

industri diharapkan mahasiswa dapat langsung menerapkan ilmu yang didapat di

bangku kuliah. Selain itu mahasiswa juga diharapkan dapat memperoleh

pengetahuan dan mengikuti perkembangan industri yang ada pada saat ini.

Praktik industri ini dapat dilakukan di industri-industri atau instansi-instansi

yang bergerak di bidang listrik, instalasi, dan telekomunikasi. PT. PLN (Persero)

UDIKLAT Pandaan adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang

pendidikan dan pelatihan.

Dasar pertimbangan pemilihan tempat praktik industri di PT. PLN (Persero)

UDIKLAT Pandaan adalah karena instansi ini bergerak di bidang yang sesuai yaitu

di bidang pelatihan dan pendidikan karyawan PLN maupun pihak-pihak lain yang

berhubungan dengan kelistrikan. Selain itu praktikan juga dapat mengikuti

perkembangan dan kemajuan teknologi serta menambah wawasan baru mengenai

KUBIKEL 20 KV, Pengujian CT dan PT , dan Pemeliharaan PHB-TR.

2

1.2 Tujuan Praktik Industri

Tujuan Praktik Industri di PT. PLN (Persero) UDIKLAT Pandaan ini adalah :

1. Memperoleh pengalaman kerja di lapangan.

2. Untuk menerapkan dan membandingkan ilmu yang telah didapat dalam

bangku kuliah baik secara teori maupun praktik.

3. Mengetahui, memahami, dan mempelajari sifat, karakteristik, kondisi dan

keadaan peralatan-peralatan secara fisik di lapangan yang digunakan.

4. Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang yang sedang dipelajari.

5. Menjalin hubungan yang baik antara instansi atau perusahaan khususnya

dengan PT. PLN (Persero) UDIKLAT Pandaan dengan pihak Universitas

Negeri Malang (UM).

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan praktik industri yang

dilakukan di PT. PLN (Persero) UDIKLAT Pandaan, penyusun memberi batasan

tentang pembahasan laporan ini sesuai kegiatan yang dilakukan pada masa praktik

industri yaitu mengenai sistem Pemeliharaan PHB-TR.

3

1.4 Manfaat Praktik Industri

1.4.1 Bagi Mahasiswa Universitas Negeri Malang

Manfaat Praktik Industri bagi mahasiswa adalah :

1. Melatih diri agar dapat beradaptasi dengan dunia kerja.

2. Melatih diri agar tanggap dan peka menghadapi masalah di lingkungan

kerja.

3. Dapat meningkatkan kualitas keterampilan, dan kreatifitas diri pribadi.

4. Dapat secara langsug menerapkan di lapangan apa yang telah di dapatkan

mahasiswa di bangku kuliah.

5. Dapat mengetahui perbedaan dunia pendidikan dan dunia kerja.

1.4.2 Bagi Perusahaan PT. PLN (Persero) UDIKLAT Pandaan

Manfaat Praktik Industri bagi perusahaan adalah :

1. Membantu perusahaan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang ada

di UDIKLAT Pandaan

2. Menjalin hubungan dengan perusahaan dengan dunia pendidikan khususnya

Universitas Negeri Malang (UM).

1.4.3 Bagi Universitas Negeri Malang

Manfaat Praktik Industri bagi universitas adalah :

1. Mencetak mahasiswa yang terampil sehingga dapat langsung terjun dan siap

bersaing di dunia industri.

4

2. Memperkenalkan keberadaan Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri

Malang ke dalam dunia industri.

1.5 Waktu dan Tempat Praktik Industri

Waktu pelaksananaan praktik industri dilaksanakan pada tanggal 1 Juni – 8

Juli 2011. pelaksanaan praktik industri bertempat di PT. PLN (Persero) UDIKLAT

Pandaan, yang beralamat di Jl. Raya Surabaya – Malang km 50, Pandaan, Pasuruan,

Jawa Timur.

5

BAB II

KEGIATAN UMUM

2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan

2.1.1 Sejarah Perusahaan Listrik Setelah Proklamasi RI

Setelah diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17

Agustus 1945, maka kesempatan yang baik ini dimanfaatkan oleh pemuda dan

buruh listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas

yang dikuasai Jepang.

Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasan

Jepang, Kemudian pada 21 September 1945 suatu delegasi buruh atau pegawai

listrik dan gas menghadap pimpinan KNI pusat yang pada waktu itu diketuai oleh

Mr. Kasman Singodimejo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka. Selanjutnya

delegasi besama-sama dengan pimpinan KNI pusat menghadap Presiden Soekarno,

untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik negara dan gas kepada

pemerintah Republik Indonesia.

Penyerahan tersebut diterima oleh Presidan Soekarno dan kemudian dengan

penetapan pemerintahan No.1 tahun 1945 tertanggal 27 Oktober 1945, dibentuklah

jawatan listrik dan gas dibawah departemen pekerjaan umum dan tenaga.

6

Selanjutnya, dikeluarkan keputusan Presiden RI No.163 tanggal 3 Oktober

1953 tentang nasionalisasi perusahaan listrik milik bangsa asing di Indonesia jika

waktu konsesinya habis.

Sejarah kelistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan

pasang surutnya perjungan bangsa Indonesia. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian

dikenal sebagai hari listrik dan gas. Hari tersebut diperingati untuk pertama kali

pada tanggal 27 Oktober 1946, bertempat di Gedung Badan Pekerja Komite

Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) di Yogyakarta. Penetapan secara resmi

tanggal 27 Oktober 1945 sebagai hari listrik dan gas berdasarkan keputusan

menteri pekerjaan umum dan tenaga No.20 tahun 1960, namun kemudian

berdasarkan keputusan menteri pekerjaan umum dan tenaga listrik

no.235/KPTS/1975 tanggal 30 september 1975 peringatan hari listrik dan gas yang

digabung dengan hari kebaktian pekerjaan umum dan tenaga listrik yang jatuh pada

tanggal 3 Desember. Mengingat pentingnya semangat dan nilai-nilai hari listrik,

maka berdasarkan keputusan menteri pertambangan dan energi

No.1134.K/43.PE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober

sebagai Hari Listrik Nasional.

2.1.2 Sejarah Perkembangan Permodalan

Berdasarkan Instruksi Presiden No.15 tahun 1998 yang didalamnya

disebutkan bahwa pengalihan pembinaan terhadap Perusahaan Perseroan (Persero)

dan Perseroan Terbatas yang sebagian sahamnya merupakan milik Negara

Republik Indonesia kepada Menteri Negara Pemberdayaan BUMN.

7

Untuk mengembangkan kemampuan usaha, PLN melakukan penambahan

sarana penyediaan tenaga listrik dengan pendanaan dari berbagai sumber . Mulai

dari tahun 1992 PLN memanfaatkan pendanaan dari pasar modal dengan

menerbitkan obligasi dan sampai akhir tahun 2004 telah 7 kali melakukan

penawaran umum obligasi dengan total emisi sebesar Rp.4.998.430.000.000

(Empat Triliun Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan miliar empat Ratus Tiga

Puluh Juta Rupiah).

Nilai asset (jumlah seluruh aktiva) PLN saat ini mencapai kira-kira Rp. 50

triliun, sedangkan pendapatan PLN berkisar sekitar Rp. 10,48 triliun pertahun.

Biaya bahan bakar pertahun mencapai kira-kira Rp. 4,15 triliun. Oleh karenanya,

operasi yang optimum sangat diperlukan. Biaya investasi pertahun dalam repelita

VI, diperkirakan mencapai Rp.7-10 triliun pertahun.

Upaya untuk meningkatkan investasi sarana penyediaan tenaga listrik dan

pelayanan kepada pelanggan yang merupakan usaha untuk tetap dapat

mempertahankan dan melaksanakan tanggung jawab PLN dalam menjamin

kelangsungan penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat akan terus ditingkatkan.

Upaya peningkatan kemampuan perusahaan tersebut diharapkan akan memberikan

nilai tambah bagi pelanggan perusahaan dan pemegang saham.

2.1.3 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan

Untuk peningkatan teknologi agar dapat melayani konsumen dengan lebih

baik PT PLN (PERSERO) membangun suatu lembaga pendidikan dan pelatihan

yang disebut UDIKLAT (Unit Pendidikan dan Latihan) Peningkatan tersebut di

8

tujukan pada pembinaan SDM melalui suatu pendidikan dan pelatihan. UDIKLAT

ini tersebar di beberapa wilayah Indonesia, yaitu :

1. UDIKLAT Bogor, di Bogor Jawa Barat.

2. UDIKLAT Jakarta, di Jakarta.

3. UDIKLAT Semarang, di Semarang Jawa Tengah.

4. UDIKLAT Pandaan, di Pasuruan Jawa Timur.

5. UDIKLAT Tuntungan, di Medan Sumatera Utara.

6. UDIKLAT Padang, di Sumatera Barat.

7. UDIKLAT Palembang, di Palembang Sumatera

PT PLN UDIKLAT Pandaan dibangun pada tahun 1975 dan dibuka tahun

1976 oleh Bapak Ir. Dudung Jahja Sumitra selaku Pimpinan Pusat Pendidikan dan

Pelatihan PLN.

Kegiatan kursus di UDIKLAT Pandaan dibuka mulai Maret 1976,

kegiatan tersebut antara lain :

1. Kursus operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi dasar.

2. Kursus operasi dan pemeliharaan PLTD.

3. Dasar kursus instalasi

Instruktur pada saat itu berasal dari jasa pendidikan dan pelatihan

distribusi Jatim, Kitlur Jawa Bagian Timur dan Bali, Piring Jawa dan Bali, Tormat

Jawa Bagian Tmur dan Nusa Tenggara.

Luas bangunan pada saat itu + 8,5 Ha yang terdiri dari bengkel A, B, dan

C, asrama (apel, cempedak, belimbing) dan dapur. Pada tahun berikutnya diadakan

perluasan dan penambahan sarana dan fasilitas yang meliputi masjid, aula

9

olahraga, gedung pertemuan, gedung asrama, kantor bertingkat, wisma dan taman-

taman.

2.2 Tujuan

PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT Pandaan merupakan salah satu unit

pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan karyawan PT. PLN di bidang

teknik maupun administrasi.

Adapun tujuan PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT Pandaan adalah untuk

meningkatkan kualitas SDM agar lebih efisien dan efektif dalam melaksanakan

tugas pengelolaan perusahaan PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT Pandaan dan PT.

PLN pada umumnya.

2.3 Fungsi

PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT Pandaan bertugas dan berkewajiban

untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang teknik maupun

mekanik, ditinjau dari fungsi pendidikan dan pelatihan PT. PLN (PERSERO)

UDIKLAT Pandaan adalah sebagai salah satu wahana bagi pengembangan SDM di

bidang kelistrikan melalui usaha peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap

kerja para peserta diklat.

2.4 Bentuk Badan Usaha

10

Sejak Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi

Perusahaan Perseroan (Persero) dan hal ini didasarkan atas adanya peraturan

pemerintah No.23 tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk perusahaan Umum

(Perum) Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).

Maksud dan tujuan perseroan adalah adalah untuk menyelenggarakan

usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu

yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksankan penugasan

pemerintah dibidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dan

menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.

2.5 Visi, Misi, Motto dan Nilai Perusahaan

2.5.1 Visi

Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul

dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.

2.5.2 Misi

1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada

kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegangan saham.

2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas

kehidupan masyarakat.

3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.

4. Menjalankan kegiatan usha yang berwawasan lingkungan.

2.5.3 Motto

”Listrik untuk kehidupan yang lebih baik”

11

2.5.4 Nilai-Nilai Perusahaan

Saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar.

2.6 Struktur Organisasi

Organisasi perusahaan dalam arti yang luas yaitu menyangkut hubungan

struktural dari berbagai faktor di perusahaan, mulai dari manager sampai worker,

Oleh karena itu, dalam organisasi perusahaan harus dibuat sebanyak mungkin agar

dalam pembagian kerja tidak tumpang tindih.Jenis struktur yang digunakan oleh

PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan adalah tipe lini dan staff, dimana kekuasaan

tetap pada pimpinan tetapi dibantu oleh pejabat yang diperlukan. Didalam

organisasi bentuk ini seolah-olah orangnya berada dibawah dua kelompok atau dua

jalur kekuasaan yaitu kelompok lini dan kelompok Staff.

Kelompok Lini terdiri dari orang-orang yang mrlaksanakan tugas pokok

dalam organisasi dan mempunyai hak untuk mengeluarkan perintah dan

mengambil keputusan terakhir. Sedangkan kelompok Staff yaitu kelompok orang

yang kerjanya membantu Lini.

Ciri organisasi Lini dan staff:

1. Jumlah karyawan yang dipekerjakan relative besar.

2. Sudah terdapat kejelasan antara tugas pokok dengan kegiatan penunjang.

3. Tuntutan akan pengetahuan dan ketrampilan yang spesialistik sudah tinggi.

4. Sudah diperlakukan beberapa jenjang jabatan material.

5. Terdapat diversifikasi kegiatan dalam mencapai tujuan.

12

Adapun struktur organisai PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan dapat

dilihat pada uraian jabatan dibawah ini.

2.7 Pembagian Tugas Jabatan

Pembagian tugas jabatan di PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT Pandaan

adalah sebagai berikut :

a. Manager

Merumuskan sasaran kerja, mengkoordinasikan, mengarahkan dan

mengendalikan penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan dalam

rangka usaha pemngembangan khususnya pengembangan SDM.

b.ASMEN Administrasi Pengajaran dan Peralatan Alat Bantu Diklat

Membuat program kerja, mengkoordinir, mengevaluasi pelaksanaan kursus

termasuk peralatan bantu dan materi pelajaran dan mengusulkan instruktur

serta mendokumentasikan data-data peserta kursus sesuai dengan rencana

diklat dan petunjuk atau pedoman standar evaluasi peserta kursus agar

kursus dapat berjalan dengan baik serta melaporkan kegiatan pengajaran.

c. ASMEN Administrasi Keuangan

Membuat program kerja, mengkoordnasikan dan mengendalikan kegiatan

bagian administrasi dan keuangan yang meliputi kepegawaian,

kesekretariatan, keuangan, dan akuntansi untuk kelancaran tugas.

d.Ahli Pengajaran

13

Mengajar mata pelajaran teori dan praktik serta memberi bimbingan kepada

peserta kursus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta

kursus. Pemberian tugas dan soal-soal dalam melatih dan mengevaluasi

kemampuan siswa.

e. Ahli Muda Pengolahan Data Siswa

Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data peserta untuk membuat

data kondite siswa selama mengikuti program diklat, serta membuat

rekomendasi pengembangan selanjutnya.

f. Supervisor Wisma

Merencanakan, memberi petunjuk, mengawasi dan memeriksa tugas bidang

akomodasi dan konsumsi untuk kebutuhan wisma.

g. Ahli Madya Pengajaran

Mengajar mata pelajaran teori dan praktik serta memberi bimbingan kepada

peserta kursus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta

kursus.

h.Ahli Muda Pengembangan Alat Bantu Diklat

Mengumpulkan dan mencatat serta menganalisa data/informasi pelaksanaan

pengembangan alat bantu diklat dan mengusulkan permintaan dalam rangka

pengembangan alat bantu diklat.

i. Supervisor Kepegawaian dan Kesekretariatan

Mengatur dan mengarahkan kegiatan kepegawaian dan kesekretariatan yang

meliputi usulan kebutuhan tenaga kerja tata usaha, kepegawaian, K3,

kesekretariatan, pengolahan wisma dan rumah tangga UDIKLAT.

14

j. Ahli Madya Penjualan

Membuat rancangan penjualan kursus, menginformasikan kursus yang

dijual di UDIKLAT, serta mengadakan penjualan termasuk tarif kursusnya.

k.Ahli Muda Pemeliharaan Alat Bantu

Mendata jenis-jenis alat diklat, membuat rencana anggaran pemeliharaan,

jadwal pemeliharaan perbaikan, melaksanakan, menganalisa, memeriksa dan

mengetes alat bantu diklat agar siap dipakai.

l. Supervisor Keuangan dan Akuntansi

Mengatur, mengarahkan kegiatan di bidang keuangan yang meliputi

pengelolaan dana, pengansuransian, perpajakanm pencatatan transaksi,

aktifa tetap dan PDP serta pembuatan laporan pembukuan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

m. Ahli Muda Pengajaran

Mengajar mata pelajaran teori dan praktik serta memberi bimbingan kepada

peserta kursus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta

kursus.

n.Juru Utama Administrasi Pengajaran

Membantu tugas pengajaran instruktur baik teori maupun praktik sesuai

denga petunjuk dan pengarahan instruktur.

o. Terampil Utama Alat Bantu Diklat

15

Mendata jenis-jenis alat diklat, membuat rencana anggaran pemeliharaan,

jadwal pemeliharaan perbaikan, melaksanakan, menganalisa, memeriksa dan

mengetes alat bantu diklat agar siap dipakai.

p.Juru TU Pengajaran

Melaksanakan kegiatan di bidang tata usaha pengajaran, agar pelaksanaan

kursus dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

q.Terampil Alat Bantu Diklat

Mendata jenis-jenis alat diklat, membuat rencana anggaran pemeliharaan,

jadwal pemeliharaan perbaikan, melaksanakan, menganalisa, memeriksa dan

mengetes alat bantu diklat agar siap dipakai.

r. Juru Utama Administrasi Keuangan

Mengawasi dan melaksanakan kegiatan di bidang keuangan yang meliputi

penerimaan dan penggunaan dana yang terjadi sesuai dengan prinsip-prinsip

akuntansi dan ketentuan yang berlaku.

s. Juru Utama Akuntansi

Mengawasi dan melaksanakan kegiatan di bidang keuangan yang meliputi

penerimaan dan penggunaan dana yang terjadi sesuai dengan prinsip-prinsip

akuntansi dan ketentuan yang berlaku.

t. Juru Keuangan dan Akuntansi

Melaksanakan kegiatan di bidang TU keuangan dan akuntansi yang meliputi

pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang sesuai dengan bukti yang telah

disetujui serta pencatatan aktual umum sesuai dengan mutasi yang terjadi.

u.Juru Bayar

16

Menerima, menghitung, menyimpan dan membayarkan uang tunai

berdasarkan bukti penerimaan dan pengeluaran sesuai ketentuan yang

berlaku.

v. Juru Utama Administrasi Kepegawaian

Mengatasi dan melaksanakan kegiatan di bidang tata usaha kepaegawaian

yang meliputi pembuatan laporan sistem informasi pegawai (SIPEG), usulan

kenaikan pangkat berkala, usulan pensiun, mutasi pegawai, disiplin

pegawai, serta pengelolaan K3 guna kelancaran pengelolaan pegawai.

w. Juru Utama Sekretariat dan Umum

Mengawasi dan melakukan kegiatan TU kesekretariatan yang meliputi

penerimaan, pengagendaan, pengiriman, pendistribusian, dan pengarsipan

surat / dokumen / suran perjanjian dan tagihan-tagihan dari pihak ketiga dan

masalah hukum dan humas untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

x. Juru Kepegawaian dan Sekretariat

Melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian dan kesekretariatan yang

meliputi mencatat dan mengarsip daftar penghasilan pegawai, menyimpan

dokumen, surat maupun berkas penting lainnya.

y. Juru Rumah Tangga

Melaksanakan kegiatan administrasi kerumahtanggaan yang meliputi

pemeliharaan dan perawatan gedung kantor, memproses pembelian barang

kebutuhan rumah tangga, kantor UDIKLAT serta pengeluaran wisma.

17

2.8 Kepegawaian

Sejarah telah membuktikan kedudukan dan peranan pegawai adalah

penting dan menentukan, karena pegawai adalah unsur aparatur negara untuk

menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dlam rangka usaha mencapai

tujuan nasional.

a. Kedudukan Pegawai

Rumusan kedudukan pegawai tercantum dalam pasal 2 PKPLN-1982

bahwa perusahaan tidak hanya menjalankan fungsi sebagai perusahaan yang

bersifat public utility, tetapi juga harus dapat menjalankan pembangunan di

bidang ketenagalistrikan, sdengan kata lain perusahaan bukan hanya

menyelenggarakan tertib peusahaan tetapi juga harus mampu

menyelenggarakan dan memperlancar untuk kepentingan rakyat banyak.

b.Kewajiban Pegawai

Menurut pasal 3 PKPLN disebutkan bahwa pegawai wajib setia dan taat

sepenuhnya kepada UUD 45, Negara, pemerintah, perusahaan.

Menurut pasal 4 PKPLN-1982 : sebagai pegawai siap mentaati dan

melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tugas

yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, pengisyafan dan

tanggung jawab kepada perusahaan.

Berdasarkan pasal 4 PKPLN-1982 : pegawai wajib menyimpan rahasia

jabatan.

c. Hak Pegawai

18

Seperti yang dituangkan dalam PKPLN-1982 pasal 6-10 menyebutkan

bahwa setiap pegawai PLN mempunyai hak sebagai berikut :

1. Hak memperoleh gaji.

2. Hak atas Cuti.

3. Hak atas perawatan, tunjangan, bantuan dan uang duka wafat.

4. Hak untuk perawatan dan pengobatan karena sakit dan uang

duka wafat.

5. Hak atas pensiun.

6. Status pegawai yang diangkat sebagai pejabat negara yang

bersangkutan.

d.Pembinaan Pegawai PLN

1. Maksud dan Tujuan

Pembinaan Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah merupakan salah

satu kegiatan perusahaan di bidang kepegawaian yang dilaksanakan secara

berkesinambungan dalam memberikan gambaran kepada pegawai mengenai

perannya, tugas-tugasnya, tanggung jawabnya, dan masa depannya, rasa

ikut memiliki yang akhirnya mampu bekerja dan berkarya secara efektif

dan efisien untuk melanjutkan perusahaan.

19

Pembinaan pegawai ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan,

keterampilan dan sikap para pegawai agar pelaksanaan tugas-tugas

perusahaan dapat ditangani secaar profesional.

2. Ruang Lingkup

Ruang lingkup pembinaan pegawai adalah dimulai dari saat seseorang

diangkat menjadi calon pegawai sampai pensiun.

Aspek-aspek yang dirumuskan dan dikembangkan secaraseksama dan

berkesinambungan adalah :

Perencanaan formasi.

Perencanaan jabatan.

Perencanaan pegawai.

Pengadaan, pengangkatan dan pemindahan pegawai.

Penilaian pelaksanaan kerja.

Pendidikan dan pelatihan pegawai.

Pola jenjang karir pegawai.

Kesejahteraan pegawai.

Penghargaan.

Disiplin pegawai.

Pemberhentian pegawai

2.9 Proses Produksi

PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan sesuai dengan bidang tugasnya

meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan serta sikap, maka hasil produksinya

adalah pelatihan atau kursus.

20

Jenis-jenis yang diproduksi setiap tahunnya tidak selalu sama,

tergantung dari kebutuhan Unit PLN Operasional, untuk menyesuaikan

kemampuan SDM yang ada dengan kemajuan teknologi yang ada.

2.10 Pemasaran

Kegiatan pemasaran merupakan ujung tombak dari PT. PLN (Persero)

Udiklat Pandaan. Oleh karena itu, agar produk-produk diklat yang ditawarkan

dapat menarik minat pasar, maka kunci sukses tersebut berada di teknik

pemasarannya.

Tugas pokok bidang pemasaran:

1. Mengidentifikasi kebutuhan pasar.

2. Menginventarisasi Produk diklat.

3. Memasarkan pokok diklat.

4. Membuat renvana diklat.

5. Mengevaluasi pelaksanaan diklat.

2.10.1 Aspek Produk

Produk-produk yang ditawarkan oleh PT. PLN (persero) Udiklat

Pandaan yaitu berupa Diklat atau kursus. Sebelum menentukan berbagai produk

yang akan ditawarkan nantinya , PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan terlebih

dahulu melakukan Identifikasi Kebutuhan Diklat atau Training Need analystis

terhadap kebutuhan pasar. Dalam hal ini PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan

bekerjasama dengan PT. PLN (Persero) Distribusi, Wilayah dan Unit PLN

(Persero) lainnya dalam rangka pengembangan SDM yang ada.

Beberapa jenis bidang diklat antara lain:

21

1. Program Diklat pengadaan Pegawai atau recruitment.

2. Program Diklat Pengadaan Pembinaan.

3. Program Diklat Pengembangan SDM.

a. Diklat Inti.

b. Diklat Fungsional

Bidang manajemen.

Bidang Pembangkitan.

Bidang Transmisi.

Bidang Distribusi.

Bidang Keuangan dan Akuntansi.

Bidang Pelayanan Pelanggan.

Bidang Kepegawaian atau Administrasi.

Bidang Keinstrukturan.

Bidang Penunjang

c. Program Diklat Individu.

d. Program Diklat Permagangan.

e. Program diklat Pelepasan atau Pensiunan.

2.10.2 Aspek Harga

Produk diklat yang ada dari data pelaksanaan yang telah dilaksanakan

diinventarisir sehingga mendapatkan hasil produk mana saja yang dapat dijual

untuk rencana diklat pada tahun yang akan datang.

Dalam hal ini produk pelatihan yang baru untuk dipasarkan ke unit-unit

PLN yang ada. Dalam tugas ini pemasaran bekerjasama dengan Bagian

22

Administrasi dan Keuangan menentukan harga setiap produk pelatihan yang

dipasarkan.

2.10.3 Aspek Promosi

Hasil produksi diklat yang telah dibuat dipasarkan ke unit-unit PLN

(Persero) se-Indonesia dan ke perusahaan pemerintah maupun swata yang

kemungkinannya membutuhkan jasa diklat bidang kelistrikan.

Teknik pemasarannya dapat menggunkan brosur-brosur, surat dinas,

Email atau mendatangi ke unit pasar. Untuk kegiatan memasarkan sesama unit

PT. PLN (Persero) biasa dilakukan dengan cara khusus seperti rapat dinas

yang dihadiri semua manajer bidang organisasi dan SDM, dari seluruh unit PT.

PLN (Persero) se-Indonesia.

2.10.4 Aspek Tempat

Tempat yang digunakan untuk kegiatan Diklat kursus ini yaitu

menggunakan tempat PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan. Perusahaan juga

menyediakan asrama untuk menginap bagi para peserta diklat yang berasal

dari luar kota atau luar pulau serta akan menjalani diklat lebih dari satu hari.

Dan biaya menginap tersebut sudah termasuk dalam perhitungan biaya diklat

yang sudah disepakati sebelumnya.

2.10.5 Saluran Distribusi

23

PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan dapat dikatakan tanpa menggunakan

saluran distribusi atau dengan kata lain saluram distribusi yang digunakan

adalah saluran distribusi langsung tanpa menggunakan perantara dimana

produk diklat tersebut langsung diberikan kepada konsumen ditempat PT.

PLN (Persero) Udiklat Pandaan itu sendiri.

2.11 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

2.11.1 Dasar Hukum K-3.

Sumber hukum yang paling mendasar tentang keselamatan kerja di

Indonesia ialah Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Undang-undang ini dibuat dengan menimbang bahwa :

a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas

keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan

meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.

b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula

keselamatannya.

c. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman

dan efisien.

d. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk

membina norma-norma perlindungan kerja

e. Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang

yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang

sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan

teknologi.

24

Sumberdaya manusia merupakan salah satu sumberdaya yang paling

penting dalam kegiatan usaha. Maka perusahaan harus memberikan

perlindungan keselamatan dan kesehataan bagi manusia yang terkait dengan

kegiatan usahanya, maupun orang lain yang terkait dengan usaha tersebut.

Misalnya PLN sebagai perusahaan yang kegiatan usahanya

membangkitkan, menyalurkan, mendistribusikan, dan melayani pelanggan.

Maka setiap manusia yang terlibat dalam kegiatan usaha tersebut harus dijamin

keselamatan dan kesehatannnya. Dan orang lain yang berada di sekitar kegiatan

usaha maupun yang menggunakan produk energi listrik juga harus terjamin

keselamatan dan kesehatannya.

Upaya menegakkan keselamatan dan kesehatan kerja memang bukan

kegiatan meningkatkan keuntungan, tetapi upaya memanusiakan manusia dan

membatasi dan atau memperkecil kerugian dampak kecelakaan.

Yang bertanggungjawab melaksanakan tegaknya keselamatan dan

kesehatan kerja ialah : manajemen, atasan pekerja, dan pekerja itu sendiri.

Dengan terjaminnya keselamatan dan kesehatan, berarti terciptanya safe

production , yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran

masyarakat.

2.11.2 Pengertian

Keselamatan kerja mengatur segala upaya guna mencegah/mengurangi

terjadinya kecelakaan di tempat kerja yang mana dapat mengakibatkan

kerugian, baik jiwa/raga dan atau harta. Sedangkan kesehatan kerja mengatur

segala upaya guna mencegah/mengurangi sakit akibat melaksanakan kerja.

25

Dalam Undang-undang ini No. 1 tahun 1970, yang dimaksud dengan tempat

kerja ialah segala tempat dimana :

a. Tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk

keperluan suatu usaha dan,

b. Dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana dirinci

dalam pasal 2;

c. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan

sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan

tempat kerja tersebut.

Dan selanjutnya bahwa tiap tempat kerja harus memenuhi syarat-syarat

keselamatan kerja seperti diurai pada pasal 3. yakni : Dengan peraturan

perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :

a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.

b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.

c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.

d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran

atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.

e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.

f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.

g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,

kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau

radiasi, suara atau getaran.

26

h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat bekerja baik physik

maupun psychis, peracunan, infeksi, dan penularan.

i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.

j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.

k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.

l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.

m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan

proses kerjanya.

n. Mengamankan dan memperalancar pengangkutan orang, binatang, tanaman,

atau barang

o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.

p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan

penyimpanan barang.

q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.

r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang

bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.

2.11.3 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Tujuan K3 adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang

aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan tercapai :

a. Suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman.

b. Tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas kecelakaan.

c. Meningkatnya produktivitas dan efisiensi perusahaan.

d. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat tenaga kerja.

27

BAB III

KEGIATAN KHUSUS

3.1 Konstruksi PHB-TR

3.1.1 Pengertian

Adalah satu perangkat peralatan listrik berupa alat hubung, alat

pengaman, alat ukur dan alat indikator lainnya yang terpasang pada satu tempat

yang disebut panel . Pada sistem distribusi PHB-TR merupakan bagian dari

gardu distribusi pada sisi tegangan rendah.

3.1.2 Fungsi PHB-TR

28

a. Sebagai alat penghubung antara sumber tenaga listrik ( trafo distribusi )

dengan alat pemanfaatan tenaga listrik melalui jaringan tegangan rendah ( JTR )

b. Sebagai alat pembagi tenaga listrik ke instalasi pemanfaatan tenaga listrik

3.1.3 Tempat pemasangan PHB - TR

Dipasang pada gardu -distribusi tegangan rendah atau sisi hulu dari

instalasi pemanfaatan tenaga listrik.

3.1.4 Konstruksi PHB – TR

Ada 2 jenis PHB-TR menurut konstruksinya, yaitu :

PHB-TR jenis lemari

– Semua peralatan terpasang di dalam lemari yang terbuat dari pelat besi dan

kerangka dari bahan besi profil.

– Dipasang pada tiang ( tiang tunggal atau portal )

– Digunakan pada gardu pasangan luar (cantol / portal) dengan kapasitas

maksimal 400 KVA

PHB-TR jenis kerangka

– Semua peralatan terpasang pada konstruksi kerangka

– Digunakan pada gardu pasangan dalam sehingga PHB-TR nya berada di

dalam bangunan bersama dengan peralatan gardu lainnya

– Kapasitas PHB-TR jenis tersebut adalah minimal 630 KVA

3.1.5 Peralatan listrik pada PHB-TR

Ada 2 (dua) kelompok peralatan listrik pada PHB-TR, yaitu :

29

Peralatan utama

a) Saklar utama

b) Busbar dan saluran pembagi

c) Penjepit fuse (ground plate)

d) Fuse (zekering)

e) Sistem Pembumian

Peralatan pelengkap

f) Instrumen ukur

g) Alat test tegangan saluran

h) Magnetic contactor

i) Lampu penerangan

Gb. 3.1 PHB-TR jenis lemari

30

Gb. 3.2 PHB-TR jenis kerangka

a. Saklar utama

– Berfungsi untuk membuka sirkit tegangan dari trafo ke busbar

tegangan rendah

– Kapasitas arus sesuai daya trafo yang terpasang dan kapasitas

tegangan minimal 1000 V

– Cara pengoperasiannya ada 2 ( dua ) cara, yaitu tarik - dorong

dan putar kiri – kanan

b. Busbar dan saluran pembagi

– Untuk penyalur dan pembagi tenaga listrik dari trafo distribusi menuju

ke pemanfaatan listrik / pemakai

31

– Dibuat dari plat tembaga dengan penampang sesuai kapasitas trafo

– Terpasang pada kerangka dengan sekat dari isolator bahan keramik

bakelin atau fiberglas

– Jumlah saluran keluar mulai dari 4 sampai 8 saluran

c. Penjepit fuse (ground plate)

– Untuk menjepit fuse merupakan alat kontak

– Terbuat dari bahan tembaga

– Untuk memperkuat jepitan dipasang per / pegas belah dari bahan baja

– Dudukan terbuat dari bahan isolasi keras ( porselin, fiberglas )

d. Pelebur / Fuse / sekring

– Sebagai pengaman saluran keluar

– Ada 2 jenis fuse yaitu tabung terbuka dan tabung tertutup

– Alat kontak berupa pisau dari bahan tembaga yang dijepitkan pada ground

plate

– Nilai arusnya tergantung besar arus yang disalurkan ke kabel pemakaian

e. Sistem pembumian

Bagian yang perlu dihubungkan dengan sistem pembumian adalah :

Pembumian titik netral sistem 3 fasa

– pada titik netral sisi tegangan rendah trafo distribusi

– pada kawat netral jaringan tegangan rendah

– pada kawat netral instalasi listrik

Pembumian untuk pengamanan terhadap tegangan lebih

32

– pada arrester

– kawat tanah puncak tiang

f. Instrumen ukur

Instrumen ukur yang terpasang pada PHB-TR adalah :

– Demand amper meter masing-masing fasa, untuk mengukur arus

maksimal beban / pemakaian.

– Volt meter untuk mengukur tegangan busbar

– Kwh / kvarh meter, untuk mengukur energi yang terpakai, dipasang

pada gardu konsumen khusus

– Kelas meter yang dipilih maksimal 1 ( satu ) atau yang lebih teliiti

– Cara pengukuran tidak langsung, maka dibutuhkan trafo arus dengan

kelas 0,5 atau yang lebih teliti.

g. Alat test tegangan

– Berupa lampu pijar 5 s/d 25 watt, terminal negatipnya dipasang

permanen dengan hantaran netral, sedangkan terminal positifnya

dihubungkan dengan kabel dan stick yang ujungnya pada posisi bebas

untuk memilih fasa yang akan ditest

– Untuk mengetahui ada atau tidaknya tegangan keluaran dari fuse

– Untuk mengetahui adanya kebocoran isolasi pada saluran JTR, dengan

cara bila salah satu fasa dari kabel jurusan dimasukkan melalui fuse di

PHB-TR, fase lain yang fusenya belum dimasukkan keluarannya di test.

Bila lampu test menyala berarti ada kebocoran isolasi fasa tersebut dengan

fasa yang sudah bertegangan lebih dulu

33

h. Magnetic contactor

– Sebagai alat hubung untuk menyalakan dan mematikan lampu

penerangan jalan umum ( PJU ) secara otomatis dengan bekerjanya alat

kontrolnya ( time switch, photo cell )

– Kapasitas kontaktor tergantung jumlah daya PJU

i. Lampu penerangan

– Untuk menerangi ruangan PHB-TR atau gardu saat dimasuki petugas

– Jenis lampu yang digunakan : lampu pijar, TL

– Lampu menyala secara otomatis bila pintu PHB-TR atau gardu dibuka

3.2 Pemeliharaan PHB-TR

3.2.1 Pengertian

Adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari

perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan

pemeliharaan instalasi PHB – TR yang dilakukan secara terjadwal (schedul)

ataupun tanpa jadwal.

3.2.2 Tujuan pemeliharaan

Agar instalasi jaringan distribusi beroperasi dengan :

– Aman ( safe) bagi manusia dan lingkungannya.

– Andal (reable).

– Kesiapan (avaibility) tinggi.

34

– Unjuk kerja (performance) baik.

– Umur (life time) sesuai desain.

– Waktu pemeliharaan (down time) efektif.

– Biaya pemeliharaan (cost) efisien / ekonomis

Selain itu ada faktor diluar teknis, tujuan pemeliharaan adalah

mendapatkan simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik.

Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

a. Sistem harus direncanakan dengan baik dan benar memakai bahan /

peralatan yang berkualitas baik sesuai standar yang berlaku

b. Sistem distribusi yang baru di bangun harus diperiksa secara teliti, apabila

terdapat kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga

c. Staf / petugas pemeliharaan harus terlatih dengan baik dan dengan jumlah

petugas cukup memadai

d. Mempunyai peralatan kerja yang cukup memadai untuk melaksanakan

pemeliharaan dalam keadaan tidak bertegangan maupun pemeliharaan

dalam bertegangan.

e. Mempunyai buku / brosur peralatan pabrik pembuat peralatan tersebut dan

harus diberikan kepada petugas terutama pada saat pelaksanaan

pemeliharaan

f. Gambar (peta) dan catatan pelaksanaan pemeliharaan dibuat dan di pelihara

untuk bahan pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya

35

g. Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat

kemungkinan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan

h. Harus diamati tindakan pengamanan dalam pelaksanaan pemeliharaan,

gunakan peralatan keselamatan kerja yang baik dan benar

3.2.3 Macam - macam pemeliharaan

a) Berdasarkan waktu pelaksanaannya :

– Pemeliharaan terencana ( planed maintenance) : preventif dan korektif.

– Pemeliharaan tidak direncanakan (unplaned maintenance).

b) Berdasarkan metodenya :

– Pemeliharaan berdasarkan waktu ( time base maintenance)

– Pemeliharaan berdasarkan kondisi ( on condition base maintenance)

– Pemeliharaan darurat / khusus ( break down maintenace ).

Bila dari macam-macam pemeliharaan tersebut digabungkan, maka

pemeliharaan dibedakan menjadi :

a. Pemeliharaan rutin : merupakan pemeliharaan yang terencana berdasarkam

waktu yang terjadwal

b. Pemeliharaan korektif : merupakan pemeliharaan yang terencana

dikarenakan faktor waktu dimana peralatan memerlukan perbaikan atau

pemeliharaan yang tidak terencana tetapi berdasarkan kondisi peralatan

yang menunjukkan gejala kerusakan ataupun sudah terjadi kerusakan

c. Pemeliharaan darurat : merupakan pemeliharaan karena keadaan yang

darurat tanpa diketahui gejala kerusakan sebelumnya .

36

a. Pemeliharaan rutin

Disebut juga dengan pemeliharaan preventip, yaitu pemeliharaan untuk

mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang lebih parah dan untuk

mempertahankan unjuk kerja jaringan agar tetap beroperasi dengan keandalan

dan efisiensi yang tinggi. Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi kegiatan :

– Pemeriksaan / inspeksi rutin

– Pemeliharaan rutin

– Pemeriksaan prediktif

– Perbaikan / penggantian peralatan

– Perubahan / penyempurnaan jaringan

Contoh pemeriksaan rutin pada PHB – TR antara lain :

– Memeriksa dan melaporkan keadaan Instalasi dan kondisi PHB -

TR

– Memeriksa kondisi peralatan listrik yang terpasang pada PHB - TR

– Pemeriksaan instalasi dengan infrared / thermo vision.

– Pengukuran beban

– Pengukuran beban dan tegangan saluran jurusan pada PHB - TR.

– Pengujian tahanan sistem pembumian

Contoh pemeliharaan rutin antara lain :

37

– Membersihkan busbar yang kotor karena ada deebu dan sarang

laba-laba.

– Pengecatan busbar dengan warna standar

– Perbaikan ground plate

– Pemeliharaan permukaan pada bagian-bagian kontak penjepit fuse

dan pisau fuse dan memberi vaselin

– Pengencangan kembali baut-baut pengikat antara dan kabel keluar

– Pemeliharaan sambungan-sambungan instalasi pembumian

– Penambahan elektrode pembumian

b. Pemeliharaan korektif

Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan dengan maksud

untuk memperbaiki kerusakan yaitu suatu usaha untuk memperbaiki kerusakan

hingga kembali kepada kondisi / kapasitas semula dan perbaikan untuk

penyempurnaan yaitu , suatu usaha untuk meningkatkan / penyempurnaan

jaringan dengan cara mengganti / mengubah jaringan agar dicapai daya guna

atau keandalan yang lebih baik dengan tidak mengubah kapasitas semula.

Contoh perbaikan kerusakan :

– Penggantian saklar utama karena sudah rusak

– Penggantian NH-Fuse yang sudah putus

– Penggantian NH-Fuse yang nilainya melebihi kapasitas kabel yang

diamankan

– Penggantian Ground plate yang sudah rusak / hangus

38

Contoh perbaikan untuk penyempurnaan :

– Penggantian Saklar utama untuk penyesuaian kapasitasnya

terhadap beban yang dipikul

– Penambahan Saluran jurusan JTR

c. Pemeliharaan darurat

Pemeliharaan ini sifatnya mendadak, tidak terencana ini akibat gangguan

atau kerusakan atau hal-hal lain di luar kemampuan kita sehingga perlu

dilakukan pemeriksaan / pengecekan perbaikan maupun penggantian peralatan,

tetapi masih dalam kurun waktu pemeliharaan.

Contoh pemeliharaan darurat :

– Perbaikan / penggantian PHB – TR yang rusak akibat kebakaran.

– Perbaikan / penggantian PHB – TR yang rusak akibat banjir.

– Perbaikan / penggantian PHB - TR yang rusak akibat huru-hara.

3.2.4 Jadwal pemeliharaan

Pemeliharaan rutin / terencana adalah cara yang baik untuk mencapai

suatu tujuan pemeliharaan karena mencegah dan menghindari kerusakan

peralatan. Dalam pelaksanaan pemeliharaan rutin perlu direncanakan dengan

baik berdasarkan hasil pengamatan dan catatan serta pengalaman pemeliharaan

terdahulu sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik untuk itu perlu

dibuat jadwal pemeliharaan.

39

Jadwal pemeliharaan dalam kurun waktu yang berbeda sesuai dengan

kebutuhan dan umur dari peralatan yang di pelihara, waktu tersebut adalah

sebagai berikut :

– Pemeliharaan mingguan

– Pemeliharaan bulanan

– Pemeliharaan triwulan

– Pemeliharaan semesteran

– Pemeliharaan tahunan

Karena volume fisik dari jaringan distribusi ini cukup banyak maka

dalam pelaksanaannya perlu diatur waktunya disesuaikan dengan kemampuan

yang ada.

3.2.5 Pemeliharaan dalam keadaan bebas tegangan.

Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaring distribusi TM / TR yang

dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan tanpa tegangan atau

pemadaman. Hal ini bukan berartii disekitar obyek pemeliharaan benar-benar

sama sekali tidak bertegangan.

Contoh :

Pada waktu pemeliharaan PHB – TR pada gardu distribusi, maka pada sisi TM

FCO atau kubikel dan trafo harus dipadamkan, tetapi pada keadaan tertentu

tetap dioperasikan. Dengan demikian segi keamanan terhadap tegangan

sentuh harus tetap diperhatikan.

40

Alasan dilaksanakan pemeliharaan dalam keadaan tanpa tegangan

– Pemeliharaan dengan metoda pdkb memang belum dimungkinkan.

– Instalasi dilengkapi dengan sistem cadangan sehingga tidak

mengganggu suplai tenaga listrik.

– Jaringan yang akan dipelihara secara ekonomis tidak terlalu

mengguntungkan dan secara sosial tidak berdampak negatif.

– SDM dan sarana yg diperlukan untuk pemeliharaan dengan PDKB

belum tersedia.

Keuntungan dan kerugian pemeliharaan tanpa tegangan

Keuntungannya

– Terjadinya kecelakaan terhadap sentuhan tegangan listrik dapat

dihindarkan.

– Pekerjaan dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan kondisi cuaca

hujan.

– Peralatan kerja, alat bantu kerja dan peralatan k3 harganya lebih

murah.

– Beaya pekerjaan pemeliharaan lebih murah.

Kerugiaannya

– Akibat pemadaman berarti energi tidak tersalurkan / terjual menjadi lebih besar

sebanding dengan lamanya pekerjaan.

41

Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan

– Pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang dibutuhkan

– Perlengkapan listrik yang dipekerjakan harus bebas dari tegangan

– Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan

– Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan keadaan bebas tegangan

– Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan secara baik

– Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat tugas dari atasan

yang berwenang

– Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan

– Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan dan akan dibuang sisa

muatan listriknya, harus diperiksa secara teliti

3.2.6 Pemeliharaan dalam keadaan bertegangan ( PDKB )

Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan distribusi (TR / TM)

yang dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan aktip bekerja atau

bertegangan.

Contoh :

– Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi

– Pengukuran beban dan tegangan gardu

Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan

– Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang

dibutuhkan

– Memiliki surat ijin kerja dari yang berwenang

42

– Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak

dalam keadaan mabuk

– Saat bekerja harus berdiri pada tempat atau mempergunakan

perkakas yang berisolasi dan andal

– Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai dan diperiksa

setiap dipakai sesuai petunjuk yang berlaku

– Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan

dengan tangan telanjang

– Keadaan cuaca tidak mendung / hujan

– Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran /

ledakan, lembab dan sangat panas

Ketentuan bekerja di dekat instalasi bertegangan

a. Saat bekerja harus berada pada jarak minimum aman kerja

Tegangan

( antara fasa dan bumi ) dalam KV

Jarak minimum aman kerja

Dalam cm

1 50

12 60

20 7570 100

150 125

220 160

500 300

Tabel 3-1 Jarak Minimum Aman Kerja pada Tegangan

b. Bila bekerja di dekat instalasi yang lebih tinggi dari pada tegangan

perlengkapan yang dikerjakan, harus dipastikan bahwa perlengkapan tersebut

43

bebas dari kebocoran isolasi atau imbas yang membahayakan dan sebaiknya

dibumikan

c. Dilarang menggunakan pengukur panjang, tali logam atau tali

dengan anyaman benang logam

d. Di dekat bagian bertegangan, dilarang menggunakan tangga kayu

atau bambu yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah

dengan arus listrik

e. Jika jarak aman tidak dapat dipenuhi, petugas harus menggunakan

pengaman dari bahan isolasi

3.2.7 Pelaporan pada pekerjaan pemeliharaan.

a. Fungsi Pelaporan

Setiap kegiatan dan kejadian dalam pemeliharaan jaringan harus

selalu dibuatkan laporannya.

Fungsi laporan diharapkan dapat membantu manajemen dalam :

– Menilai unjuk kerja jaringan, ranting / rayon dst.

– Mengetahui kondisi jaringan / gardu.

– Menentukan tindakan untuk memperbaiki kwalitas dan

keandalan jaringan.

– Memperkirakan kebutuhan material dan biaya pemeliharaan.

b. Kejadian yang perlu dilaporkan.

44

– Pemadaman.

– Karena gangguan atau direncanakan.

– Jumlah pelanggan yang padam.

– Sebab pemadaman.

– Kwh yang tak tersalurkan.

– Pemakaian material untuk mengatasi gangguan.

– Prosedur pengamanan dalam pekerjaan pada instalasi tegangan tinggi.

– Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pemeliharaan.

– Pengoperasian kembali.

3.2.8 Pemeliharaan PHB - TR

Kelainan pada saklar utama antara lain :

a) Sebagian atau seluruh alat kontak hangus akibat terjadi busur api yang besar

b) Sebagian atau seluruh alat kontak kotor akibat terjadi loss kontak

c) Buka tutup alat kontak tidak serempak karena kerja alat mekanis sudah tidak

benar lagi

d) Tahanan isolasi sudah turun dibawah batas minimal karena faktor usia atau

kebanjiran

3.2.9 Pemeliharaan pelebur / fuse dan penjepitnya

Penyebab gangguan / kerusakan pada fuse dan penjepitnya :

a) Permukaan jepit (ground plate) dan alat kontak pelebur serta permukaan

sepatu kabel harus bersih dan dilapisi dengan vaselin jenis netral

b) Seluruh permukaan alat kontak pelebur harus terhubung dengan penjepitnya

45

c) Jenis sepatu kabel yang terhubung antara busbar, pelebur dan kabel jurusan

harus terbuat dari bahan yang sama dengan busbar dan kabel jurusan

d) Ukuran sepatu kabel harus sesuai dengan ukuran kabel

e) Luas permukaan sepatu kabel yang terhubung dengan busbar minimal sama

dengan penampang kabelnya.

f) Luas penampang bagian dalam selongsong sepatu kabel minimal sama

dengan penampang kabelnya

g) Pengencangan mur baut untuk menghubungkan sepatu kabel dengan busbas

harus disesuaikan

3.2.10 Pemeliharaan alat ukur peralatan bantunya

a) Alat ukur peralatan bantunya yang terpasang diperiksa kondisi

pengawatannya

b) Alat ukur peralatan bantu yang terpasang di uji ketelitiannya

46

BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan

PHB-TR adalah satu perangkat peralatan listrik berupa alat hubung, alat

pengaman, alat ukur dan alat indikator lainnya terpasang pada satu tempat yang

disebut PANEL. Pada sistem distribusi PHB-TR merupakan bagian dari gardu

distribusi disisi tegangan rendah.

Fungsi PHB-TR :

a. Sebagai alat penghubung antara sumber tenaga listrik ( trafo distribusi )

dengan alat pemanfaatan tenaga listrik melalui jaringan tegangan rendah ( JTR )

b. Sebagai alat pembagi tenaga listrik ke instalasi pemanfaatan tenaga

listrik

Pemeliharaan PHB-TR adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan

kerja mulai dari perencanaan, pel;aksanaan hingga pengendalian dan evaluasi

pekerjaan pemeliharaan instalasi PHB – TR yang dilakukan secara terjadwal

(schedul) ataupun tanpa jadwal.

Tujuan pemeliharaan adalah agar instalasi jaringan distribuasi beroperasi

dengan :

– Aman ( safe) bagi manusia dan lingkungannya.

– Andal (reable).

– Kesiapan (avaibility) tinggi.

47

– Unjuk kerja (performance) baik.

– Umur (live time) sesuai desain.

– Waktu pemeliharaan (down time) efektif.

– Biaya pemeliharaan (cost) efisien / ekonomis

Selain itu ada faktor diluar teknis, tujuan pemeliharaan adalah mendapatkan

simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik.

4.2. Saran

Berdasarkan kegiatan praktik industri di PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT

Pandaan ada beberapa saran yang disampaikan yaitu :

1. Pelaksanaan Praktik Industri di lapangan hendaknya dilakukan secara

maksimal, dengan cara mahasiswa harus lebih aktif untuk bertanya kepada

pembimbing praktek sehingga mahasiswa mendapat tambahan pengetahuan

dan wawasan yang dapat menunjang bagi studi mahasiswa.

2. Dalam penyusunan laporan PI mahasiswa harus sering berkonsultasi dengan

pembimbing praktek sehingga mahasiswa dapat mengerti dan memahami

kegiatan praktek secara jelas.

3. Hendaknya pihak Universitas Negeri Malang lebih meningkatkan

kerjasamanya dengan perusahaan-perusahaan yang ada, sehingga pada masa

mendatang kesempatan kerja maupun kesempatan untuk praktik industri dari

mahasiswa lebih besar.