Laporan PI
Transcript of Laporan PI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Universitas Negeri Malang merupakan salah satu perguruan tinggi negeri
yang menyelenggarakan pendidikan dalam bidang ilmu kependidikan, pengetahuan
dan teknologi diharapkan mampu menghasilkan lulusan-lulusan yang terampil,
professional, dan siap terjun dalam dunia kerja. Agar mahasiswa dapat mengetahui
dan memahami secara langsung teori dan praktiknya di dunia kerja maka diperlukan
suatu kegiatan yang dinamakan praktik industri. Dengan adanya kegiatan praktik
industri diharapkan mahasiswa dapat langsung menerapkan ilmu yang didapat di
bangku kuliah. Selain itu mahasiswa juga diharapkan dapat memperoleh
pengetahuan dan mengikuti perkembangan industri yang ada pada saat ini.
Praktik industri ini dapat dilakukan di industri-industri atau instansi-instansi
yang bergerak di bidang listrik, instalasi, dan telekomunikasi. PT. PLN (Persero)
UDIKLAT Pandaan adalah salah satu perusahaan yang bergerak di bidang
pendidikan dan pelatihan.
Dasar pertimbangan pemilihan tempat praktik industri di PT. PLN (Persero)
UDIKLAT Pandaan adalah karena instansi ini bergerak di bidang yang sesuai yaitu
di bidang pelatihan dan pendidikan karyawan PLN maupun pihak-pihak lain yang
berhubungan dengan kelistrikan. Selain itu praktikan juga dapat mengikuti
perkembangan dan kemajuan teknologi serta menambah wawasan baru mengenai
KUBIKEL 20 KV, Pengujian CT dan PT , dan Pemeliharaan PHB-TR.
2
1.2 Tujuan Praktik Industri
Tujuan Praktik Industri di PT. PLN (Persero) UDIKLAT Pandaan ini adalah :
1. Memperoleh pengalaman kerja di lapangan.
2. Untuk menerapkan dan membandingkan ilmu yang telah didapat dalam
bangku kuliah baik secara teori maupun praktik.
3. Mengetahui, memahami, dan mempelajari sifat, karakteristik, kondisi dan
keadaan peralatan-peralatan secara fisik di lapangan yang digunakan.
4. Menambah pengetahuan dan pengalaman di bidang yang sedang dipelajari.
5. Menjalin hubungan yang baik antara instansi atau perusahaan khususnya
dengan PT. PLN (Persero) UDIKLAT Pandaan dengan pihak Universitas
Negeri Malang (UM).
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai dari kegiatan praktik industri yang
dilakukan di PT. PLN (Persero) UDIKLAT Pandaan, penyusun memberi batasan
tentang pembahasan laporan ini sesuai kegiatan yang dilakukan pada masa praktik
industri yaitu mengenai sistem Pemeliharaan PHB-TR.
3
1.4 Manfaat Praktik Industri
1.4.1 Bagi Mahasiswa Universitas Negeri Malang
Manfaat Praktik Industri bagi mahasiswa adalah :
1. Melatih diri agar dapat beradaptasi dengan dunia kerja.
2. Melatih diri agar tanggap dan peka menghadapi masalah di lingkungan
kerja.
3. Dapat meningkatkan kualitas keterampilan, dan kreatifitas diri pribadi.
4. Dapat secara langsug menerapkan di lapangan apa yang telah di dapatkan
mahasiswa di bangku kuliah.
5. Dapat mengetahui perbedaan dunia pendidikan dan dunia kerja.
1.4.2 Bagi Perusahaan PT. PLN (Persero) UDIKLAT Pandaan
Manfaat Praktik Industri bagi perusahaan adalah :
1. Membantu perusahaan dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaan yang ada
di UDIKLAT Pandaan
2. Menjalin hubungan dengan perusahaan dengan dunia pendidikan khususnya
Universitas Negeri Malang (UM).
1.4.3 Bagi Universitas Negeri Malang
Manfaat Praktik Industri bagi universitas adalah :
1. Mencetak mahasiswa yang terampil sehingga dapat langsung terjun dan siap
bersaing di dunia industri.
4
2. Memperkenalkan keberadaan Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri
Malang ke dalam dunia industri.
1.5 Waktu dan Tempat Praktik Industri
Waktu pelaksananaan praktik industri dilaksanakan pada tanggal 1 Juni – 8
Juli 2011. pelaksanaan praktik industri bertempat di PT. PLN (Persero) UDIKLAT
Pandaan, yang beralamat di Jl. Raya Surabaya – Malang km 50, Pandaan, Pasuruan,
Jawa Timur.
5
BAB II
KEGIATAN UMUM
2.1 Sejarah Perkembangan Perusahaan
2.1.1 Sejarah Perusahaan Listrik Setelah Proklamasi RI
Setelah diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17
Agustus 1945, maka kesempatan yang baik ini dimanfaatkan oleh pemuda dan
buruh listrik dan gas untuk mengambil alih perusahaan-perusahaan listrik dan gas
yang dikuasai Jepang.
Setelah berhasil merebut perusahaan listrik dan gas dari tangan kekuasan
Jepang, Kemudian pada 21 September 1945 suatu delegasi buruh atau pegawai
listrik dan gas menghadap pimpinan KNI pusat yang pada waktu itu diketuai oleh
Mr. Kasman Singodimejo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka. Selanjutnya
delegasi besama-sama dengan pimpinan KNI pusat menghadap Presiden Soekarno,
untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik negara dan gas kepada
pemerintah Republik Indonesia.
Penyerahan tersebut diterima oleh Presidan Soekarno dan kemudian dengan
penetapan pemerintahan No.1 tahun 1945 tertanggal 27 Oktober 1945, dibentuklah
jawatan listrik dan gas dibawah departemen pekerjaan umum dan tenaga.
6
Selanjutnya, dikeluarkan keputusan Presiden RI No.163 tanggal 3 Oktober
1953 tentang nasionalisasi perusahaan listrik milik bangsa asing di Indonesia jika
waktu konsesinya habis.
Sejarah kelistrikan di Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan
pasang surutnya perjungan bangsa Indonesia. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian
dikenal sebagai hari listrik dan gas. Hari tersebut diperingati untuk pertama kali
pada tanggal 27 Oktober 1946, bertempat di Gedung Badan Pekerja Komite
Nasional Indonesia Pusat (BPKNIP) di Yogyakarta. Penetapan secara resmi
tanggal 27 Oktober 1945 sebagai hari listrik dan gas berdasarkan keputusan
menteri pekerjaan umum dan tenaga No.20 tahun 1960, namun kemudian
berdasarkan keputusan menteri pekerjaan umum dan tenaga listrik
no.235/KPTS/1975 tanggal 30 september 1975 peringatan hari listrik dan gas yang
digabung dengan hari kebaktian pekerjaan umum dan tenaga listrik yang jatuh pada
tanggal 3 Desember. Mengingat pentingnya semangat dan nilai-nilai hari listrik,
maka berdasarkan keputusan menteri pertambangan dan energi
No.1134.K/43.PE/1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkan tanggal 27 Oktober
sebagai Hari Listrik Nasional.
2.1.2 Sejarah Perkembangan Permodalan
Berdasarkan Instruksi Presiden No.15 tahun 1998 yang didalamnya
disebutkan bahwa pengalihan pembinaan terhadap Perusahaan Perseroan (Persero)
dan Perseroan Terbatas yang sebagian sahamnya merupakan milik Negara
Republik Indonesia kepada Menteri Negara Pemberdayaan BUMN.
7
Untuk mengembangkan kemampuan usaha, PLN melakukan penambahan
sarana penyediaan tenaga listrik dengan pendanaan dari berbagai sumber . Mulai
dari tahun 1992 PLN memanfaatkan pendanaan dari pasar modal dengan
menerbitkan obligasi dan sampai akhir tahun 2004 telah 7 kali melakukan
penawaran umum obligasi dengan total emisi sebesar Rp.4.998.430.000.000
(Empat Triliun Sembilan Ratus Sembilan Puluh Delapan miliar empat Ratus Tiga
Puluh Juta Rupiah).
Nilai asset (jumlah seluruh aktiva) PLN saat ini mencapai kira-kira Rp. 50
triliun, sedangkan pendapatan PLN berkisar sekitar Rp. 10,48 triliun pertahun.
Biaya bahan bakar pertahun mencapai kira-kira Rp. 4,15 triliun. Oleh karenanya,
operasi yang optimum sangat diperlukan. Biaya investasi pertahun dalam repelita
VI, diperkirakan mencapai Rp.7-10 triliun pertahun.
Upaya untuk meningkatkan investasi sarana penyediaan tenaga listrik dan
pelayanan kepada pelanggan yang merupakan usaha untuk tetap dapat
mempertahankan dan melaksanakan tanggung jawab PLN dalam menjamin
kelangsungan penyediaan tenaga listrik bagi masyarakat akan terus ditingkatkan.
Upaya peningkatan kemampuan perusahaan tersebut diharapkan akan memberikan
nilai tambah bagi pelanggan perusahaan dan pemegang saham.
2.1.3 Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan
Untuk peningkatan teknologi agar dapat melayani konsumen dengan lebih
baik PT PLN (PERSERO) membangun suatu lembaga pendidikan dan pelatihan
yang disebut UDIKLAT (Unit Pendidikan dan Latihan) Peningkatan tersebut di
8
tujukan pada pembinaan SDM melalui suatu pendidikan dan pelatihan. UDIKLAT
ini tersebar di beberapa wilayah Indonesia, yaitu :
1. UDIKLAT Bogor, di Bogor Jawa Barat.
2. UDIKLAT Jakarta, di Jakarta.
3. UDIKLAT Semarang, di Semarang Jawa Tengah.
4. UDIKLAT Pandaan, di Pasuruan Jawa Timur.
5. UDIKLAT Tuntungan, di Medan Sumatera Utara.
6. UDIKLAT Padang, di Sumatera Barat.
7. UDIKLAT Palembang, di Palembang Sumatera
PT PLN UDIKLAT Pandaan dibangun pada tahun 1975 dan dibuka tahun
1976 oleh Bapak Ir. Dudung Jahja Sumitra selaku Pimpinan Pusat Pendidikan dan
Pelatihan PLN.
Kegiatan kursus di UDIKLAT Pandaan dibuka mulai Maret 1976,
kegiatan tersebut antara lain :
1. Kursus operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi dasar.
2. Kursus operasi dan pemeliharaan PLTD.
3. Dasar kursus instalasi
Instruktur pada saat itu berasal dari jasa pendidikan dan pelatihan
distribusi Jatim, Kitlur Jawa Bagian Timur dan Bali, Piring Jawa dan Bali, Tormat
Jawa Bagian Tmur dan Nusa Tenggara.
Luas bangunan pada saat itu + 8,5 Ha yang terdiri dari bengkel A, B, dan
C, asrama (apel, cempedak, belimbing) dan dapur. Pada tahun berikutnya diadakan
perluasan dan penambahan sarana dan fasilitas yang meliputi masjid, aula
9
olahraga, gedung pertemuan, gedung asrama, kantor bertingkat, wisma dan taman-
taman.
2.2 Tujuan
PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT Pandaan merupakan salah satu unit
pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan karyawan PT. PLN di bidang
teknik maupun administrasi.
Adapun tujuan PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT Pandaan adalah untuk
meningkatkan kualitas SDM agar lebih efisien dan efektif dalam melaksanakan
tugas pengelolaan perusahaan PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT Pandaan dan PT.
PLN pada umumnya.
2.3 Fungsi
PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT Pandaan bertugas dan berkewajiban
untuk menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan di bidang teknik maupun
mekanik, ditinjau dari fungsi pendidikan dan pelatihan PT. PLN (PERSERO)
UDIKLAT Pandaan adalah sebagai salah satu wahana bagi pengembangan SDM di
bidang kelistrikan melalui usaha peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kerja para peserta diklat.
2.4 Bentuk Badan Usaha
10
Sejak Juni 1994 status PLN dialihkan dari Perusahaan Umum menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero) dan hal ini didasarkan atas adanya peraturan
pemerintah No.23 tahun 1994 tentang Pengalihan Bentuk perusahaan Umum
(Perum) Listrik Negara menjadi Perusahaan Perseroan (Persero).
Maksud dan tujuan perseroan adalah adalah untuk menyelenggarakan
usaha penyediaan tenaga listrik bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu
yang memadai serta memupuk keuntungan dan melaksankan penugasan
pemerintah dibidang ketenagalistrikan dalam rangka menunjang pembangunan dan
menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas.
2.5 Visi, Misi, Motto dan Nilai Perusahaan
2.5.1 Visi
Diakui sebagai perusahaan kelas dunia yang bertumbuh kembang, unggul
dan terpercaya dengan bertumpu pada potensi insani.
2.5.2 Misi
1. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi pada
kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegangan saham.
2. Menjadikan tenaga listrik sebagai media untuk meningkatkan kualitas
kehidupan masyarakat.
3. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi.
4. Menjalankan kegiatan usha yang berwawasan lingkungan.
2.5.3 Motto
”Listrik untuk kehidupan yang lebih baik”
11
2.5.4 Nilai-Nilai Perusahaan
Saling percaya, integritas, peduli dan pembelajar.
2.6 Struktur Organisasi
Organisasi perusahaan dalam arti yang luas yaitu menyangkut hubungan
struktural dari berbagai faktor di perusahaan, mulai dari manager sampai worker,
Oleh karena itu, dalam organisasi perusahaan harus dibuat sebanyak mungkin agar
dalam pembagian kerja tidak tumpang tindih.Jenis struktur yang digunakan oleh
PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan adalah tipe lini dan staff, dimana kekuasaan
tetap pada pimpinan tetapi dibantu oleh pejabat yang diperlukan. Didalam
organisasi bentuk ini seolah-olah orangnya berada dibawah dua kelompok atau dua
jalur kekuasaan yaitu kelompok lini dan kelompok Staff.
Kelompok Lini terdiri dari orang-orang yang mrlaksanakan tugas pokok
dalam organisasi dan mempunyai hak untuk mengeluarkan perintah dan
mengambil keputusan terakhir. Sedangkan kelompok Staff yaitu kelompok orang
yang kerjanya membantu Lini.
Ciri organisasi Lini dan staff:
1. Jumlah karyawan yang dipekerjakan relative besar.
2. Sudah terdapat kejelasan antara tugas pokok dengan kegiatan penunjang.
3. Tuntutan akan pengetahuan dan ketrampilan yang spesialistik sudah tinggi.
4. Sudah diperlakukan beberapa jenjang jabatan material.
5. Terdapat diversifikasi kegiatan dalam mencapai tujuan.
12
Adapun struktur organisai PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan dapat
dilihat pada uraian jabatan dibawah ini.
2.7 Pembagian Tugas Jabatan
Pembagian tugas jabatan di PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT Pandaan
adalah sebagai berikut :
a. Manager
Merumuskan sasaran kerja, mengkoordinasikan, mengarahkan dan
mengendalikan penyelenggaraan program pendidikan dan pelatihan dalam
rangka usaha pemngembangan khususnya pengembangan SDM.
b.ASMEN Administrasi Pengajaran dan Peralatan Alat Bantu Diklat
Membuat program kerja, mengkoordinir, mengevaluasi pelaksanaan kursus
termasuk peralatan bantu dan materi pelajaran dan mengusulkan instruktur
serta mendokumentasikan data-data peserta kursus sesuai dengan rencana
diklat dan petunjuk atau pedoman standar evaluasi peserta kursus agar
kursus dapat berjalan dengan baik serta melaporkan kegiatan pengajaran.
c. ASMEN Administrasi Keuangan
Membuat program kerja, mengkoordnasikan dan mengendalikan kegiatan
bagian administrasi dan keuangan yang meliputi kepegawaian,
kesekretariatan, keuangan, dan akuntansi untuk kelancaran tugas.
d.Ahli Pengajaran
13
Mengajar mata pelajaran teori dan praktik serta memberi bimbingan kepada
peserta kursus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta
kursus. Pemberian tugas dan soal-soal dalam melatih dan mengevaluasi
kemampuan siswa.
e. Ahli Muda Pengolahan Data Siswa
Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data peserta untuk membuat
data kondite siswa selama mengikuti program diklat, serta membuat
rekomendasi pengembangan selanjutnya.
f. Supervisor Wisma
Merencanakan, memberi petunjuk, mengawasi dan memeriksa tugas bidang
akomodasi dan konsumsi untuk kebutuhan wisma.
g. Ahli Madya Pengajaran
Mengajar mata pelajaran teori dan praktik serta memberi bimbingan kepada
peserta kursus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta
kursus.
h.Ahli Muda Pengembangan Alat Bantu Diklat
Mengumpulkan dan mencatat serta menganalisa data/informasi pelaksanaan
pengembangan alat bantu diklat dan mengusulkan permintaan dalam rangka
pengembangan alat bantu diklat.
i. Supervisor Kepegawaian dan Kesekretariatan
Mengatur dan mengarahkan kegiatan kepegawaian dan kesekretariatan yang
meliputi usulan kebutuhan tenaga kerja tata usaha, kepegawaian, K3,
kesekretariatan, pengolahan wisma dan rumah tangga UDIKLAT.
14
j. Ahli Madya Penjualan
Membuat rancangan penjualan kursus, menginformasikan kursus yang
dijual di UDIKLAT, serta mengadakan penjualan termasuk tarif kursusnya.
k.Ahli Muda Pemeliharaan Alat Bantu
Mendata jenis-jenis alat diklat, membuat rencana anggaran pemeliharaan,
jadwal pemeliharaan perbaikan, melaksanakan, menganalisa, memeriksa dan
mengetes alat bantu diklat agar siap dipakai.
l. Supervisor Keuangan dan Akuntansi
Mengatur, mengarahkan kegiatan di bidang keuangan yang meliputi
pengelolaan dana, pengansuransian, perpajakanm pencatatan transaksi,
aktifa tetap dan PDP serta pembuatan laporan pembukuan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
m. Ahli Muda Pengajaran
Mengajar mata pelajaran teori dan praktik serta memberi bimbingan kepada
peserta kursus untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta
kursus.
n.Juru Utama Administrasi Pengajaran
Membantu tugas pengajaran instruktur baik teori maupun praktik sesuai
denga petunjuk dan pengarahan instruktur.
o. Terampil Utama Alat Bantu Diklat
15
Mendata jenis-jenis alat diklat, membuat rencana anggaran pemeliharaan,
jadwal pemeliharaan perbaikan, melaksanakan, menganalisa, memeriksa dan
mengetes alat bantu diklat agar siap dipakai.
p.Juru TU Pengajaran
Melaksanakan kegiatan di bidang tata usaha pengajaran, agar pelaksanaan
kursus dapat berjalan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
q.Terampil Alat Bantu Diklat
Mendata jenis-jenis alat diklat, membuat rencana anggaran pemeliharaan,
jadwal pemeliharaan perbaikan, melaksanakan, menganalisa, memeriksa dan
mengetes alat bantu diklat agar siap dipakai.
r. Juru Utama Administrasi Keuangan
Mengawasi dan melaksanakan kegiatan di bidang keuangan yang meliputi
penerimaan dan penggunaan dana yang terjadi sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi dan ketentuan yang berlaku.
s. Juru Utama Akuntansi
Mengawasi dan melaksanakan kegiatan di bidang keuangan yang meliputi
penerimaan dan penggunaan dana yang terjadi sesuai dengan prinsip-prinsip
akuntansi dan ketentuan yang berlaku.
t. Juru Keuangan dan Akuntansi
Melaksanakan kegiatan di bidang TU keuangan dan akuntansi yang meliputi
pencatatan penerimaan dan pengeluaran uang sesuai dengan bukti yang telah
disetujui serta pencatatan aktual umum sesuai dengan mutasi yang terjadi.
u.Juru Bayar
16
Menerima, menghitung, menyimpan dan membayarkan uang tunai
berdasarkan bukti penerimaan dan pengeluaran sesuai ketentuan yang
berlaku.
v. Juru Utama Administrasi Kepegawaian
Mengatasi dan melaksanakan kegiatan di bidang tata usaha kepaegawaian
yang meliputi pembuatan laporan sistem informasi pegawai (SIPEG), usulan
kenaikan pangkat berkala, usulan pensiun, mutasi pegawai, disiplin
pegawai, serta pengelolaan K3 guna kelancaran pengelolaan pegawai.
w. Juru Utama Sekretariat dan Umum
Mengawasi dan melakukan kegiatan TU kesekretariatan yang meliputi
penerimaan, pengagendaan, pengiriman, pendistribusian, dan pengarsipan
surat / dokumen / suran perjanjian dan tagihan-tagihan dari pihak ketiga dan
masalah hukum dan humas untuk kelancaran pelaksanaan tugas.
x. Juru Kepegawaian dan Sekretariat
Melaksanakan kegiatan administrasi kepegawaian dan kesekretariatan yang
meliputi mencatat dan mengarsip daftar penghasilan pegawai, menyimpan
dokumen, surat maupun berkas penting lainnya.
y. Juru Rumah Tangga
Melaksanakan kegiatan administrasi kerumahtanggaan yang meliputi
pemeliharaan dan perawatan gedung kantor, memproses pembelian barang
kebutuhan rumah tangga, kantor UDIKLAT serta pengeluaran wisma.
17
2.8 Kepegawaian
Sejarah telah membuktikan kedudukan dan peranan pegawai adalah
penting dan menentukan, karena pegawai adalah unsur aparatur negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan dlam rangka usaha mencapai
tujuan nasional.
a. Kedudukan Pegawai
Rumusan kedudukan pegawai tercantum dalam pasal 2 PKPLN-1982
bahwa perusahaan tidak hanya menjalankan fungsi sebagai perusahaan yang
bersifat public utility, tetapi juga harus dapat menjalankan pembangunan di
bidang ketenagalistrikan, sdengan kata lain perusahaan bukan hanya
menyelenggarakan tertib peusahaan tetapi juga harus mampu
menyelenggarakan dan memperlancar untuk kepentingan rakyat banyak.
b.Kewajiban Pegawai
Menurut pasal 3 PKPLN disebutkan bahwa pegawai wajib setia dan taat
sepenuhnya kepada UUD 45, Negara, pemerintah, perusahaan.
Menurut pasal 4 PKPLN-1982 : sebagai pegawai siap mentaati dan
melaksanakan segala peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tugas
yang dipercayakan kepadanya dengan penuh pengabdian, pengisyafan dan
tanggung jawab kepada perusahaan.
Berdasarkan pasal 4 PKPLN-1982 : pegawai wajib menyimpan rahasia
jabatan.
c. Hak Pegawai
18
Seperti yang dituangkan dalam PKPLN-1982 pasal 6-10 menyebutkan
bahwa setiap pegawai PLN mempunyai hak sebagai berikut :
1. Hak memperoleh gaji.
2. Hak atas Cuti.
3. Hak atas perawatan, tunjangan, bantuan dan uang duka wafat.
4. Hak untuk perawatan dan pengobatan karena sakit dan uang
duka wafat.
5. Hak atas pensiun.
6. Status pegawai yang diangkat sebagai pejabat negara yang
bersangkutan.
d.Pembinaan Pegawai PLN
1. Maksud dan Tujuan
Pembinaan Perusahaan Listrik Negara (PLN) adalah merupakan salah
satu kegiatan perusahaan di bidang kepegawaian yang dilaksanakan secara
berkesinambungan dalam memberikan gambaran kepada pegawai mengenai
perannya, tugas-tugasnya, tanggung jawabnya, dan masa depannya, rasa
ikut memiliki yang akhirnya mampu bekerja dan berkarya secara efektif
dan efisien untuk melanjutkan perusahaan.
19
Pembinaan pegawai ditujukan untuk meningkatkan pengetahuan,
keterampilan dan sikap para pegawai agar pelaksanaan tugas-tugas
perusahaan dapat ditangani secaar profesional.
2. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembinaan pegawai adalah dimulai dari saat seseorang
diangkat menjadi calon pegawai sampai pensiun.
Aspek-aspek yang dirumuskan dan dikembangkan secaraseksama dan
berkesinambungan adalah :
Perencanaan formasi.
Perencanaan jabatan.
Perencanaan pegawai.
Pengadaan, pengangkatan dan pemindahan pegawai.
Penilaian pelaksanaan kerja.
Pendidikan dan pelatihan pegawai.
Pola jenjang karir pegawai.
Kesejahteraan pegawai.
Penghargaan.
Disiplin pegawai.
Pemberhentian pegawai
2.9 Proses Produksi
PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan sesuai dengan bidang tugasnya
meningkatkan Pengetahuan dan Ketrampilan serta sikap, maka hasil produksinya
adalah pelatihan atau kursus.
20
Jenis-jenis yang diproduksi setiap tahunnya tidak selalu sama,
tergantung dari kebutuhan Unit PLN Operasional, untuk menyesuaikan
kemampuan SDM yang ada dengan kemajuan teknologi yang ada.
2.10 Pemasaran
Kegiatan pemasaran merupakan ujung tombak dari PT. PLN (Persero)
Udiklat Pandaan. Oleh karena itu, agar produk-produk diklat yang ditawarkan
dapat menarik minat pasar, maka kunci sukses tersebut berada di teknik
pemasarannya.
Tugas pokok bidang pemasaran:
1. Mengidentifikasi kebutuhan pasar.
2. Menginventarisasi Produk diklat.
3. Memasarkan pokok diklat.
4. Membuat renvana diklat.
5. Mengevaluasi pelaksanaan diklat.
2.10.1 Aspek Produk
Produk-produk yang ditawarkan oleh PT. PLN (persero) Udiklat
Pandaan yaitu berupa Diklat atau kursus. Sebelum menentukan berbagai produk
yang akan ditawarkan nantinya , PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan terlebih
dahulu melakukan Identifikasi Kebutuhan Diklat atau Training Need analystis
terhadap kebutuhan pasar. Dalam hal ini PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan
bekerjasama dengan PT. PLN (Persero) Distribusi, Wilayah dan Unit PLN
(Persero) lainnya dalam rangka pengembangan SDM yang ada.
Beberapa jenis bidang diklat antara lain:
21
1. Program Diklat pengadaan Pegawai atau recruitment.
2. Program Diklat Pengadaan Pembinaan.
3. Program Diklat Pengembangan SDM.
a. Diklat Inti.
b. Diklat Fungsional
Bidang manajemen.
Bidang Pembangkitan.
Bidang Transmisi.
Bidang Distribusi.
Bidang Keuangan dan Akuntansi.
Bidang Pelayanan Pelanggan.
Bidang Kepegawaian atau Administrasi.
Bidang Keinstrukturan.
Bidang Penunjang
c. Program Diklat Individu.
d. Program Diklat Permagangan.
e. Program diklat Pelepasan atau Pensiunan.
2.10.2 Aspek Harga
Produk diklat yang ada dari data pelaksanaan yang telah dilaksanakan
diinventarisir sehingga mendapatkan hasil produk mana saja yang dapat dijual
untuk rencana diklat pada tahun yang akan datang.
Dalam hal ini produk pelatihan yang baru untuk dipasarkan ke unit-unit
PLN yang ada. Dalam tugas ini pemasaran bekerjasama dengan Bagian
22
Administrasi dan Keuangan menentukan harga setiap produk pelatihan yang
dipasarkan.
2.10.3 Aspek Promosi
Hasil produksi diklat yang telah dibuat dipasarkan ke unit-unit PLN
(Persero) se-Indonesia dan ke perusahaan pemerintah maupun swata yang
kemungkinannya membutuhkan jasa diklat bidang kelistrikan.
Teknik pemasarannya dapat menggunkan brosur-brosur, surat dinas,
Email atau mendatangi ke unit pasar. Untuk kegiatan memasarkan sesama unit
PT. PLN (Persero) biasa dilakukan dengan cara khusus seperti rapat dinas
yang dihadiri semua manajer bidang organisasi dan SDM, dari seluruh unit PT.
PLN (Persero) se-Indonesia.
2.10.4 Aspek Tempat
Tempat yang digunakan untuk kegiatan Diklat kursus ini yaitu
menggunakan tempat PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan. Perusahaan juga
menyediakan asrama untuk menginap bagi para peserta diklat yang berasal
dari luar kota atau luar pulau serta akan menjalani diklat lebih dari satu hari.
Dan biaya menginap tersebut sudah termasuk dalam perhitungan biaya diklat
yang sudah disepakati sebelumnya.
2.10.5 Saluran Distribusi
23
PT. PLN (Persero) Udiklat Pandaan dapat dikatakan tanpa menggunakan
saluran distribusi atau dengan kata lain saluram distribusi yang digunakan
adalah saluran distribusi langsung tanpa menggunakan perantara dimana
produk diklat tersebut langsung diberikan kepada konsumen ditempat PT.
PLN (Persero) Udiklat Pandaan itu sendiri.
2.11 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
2.11.1 Dasar Hukum K-3.
Sumber hukum yang paling mendasar tentang keselamatan kerja di
Indonesia ialah Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
Undang-undang ini dibuat dengan menimbang bahwa :
a. Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional.
b. Bahwa setiap orang lainnya yang berada di tempat kerja perlu terjamin pula
keselamatannya.
c. Bahwa setiap sumber produksi perlu dipakai dan dipergunakan secara aman
dan efisien.
d. Bahwa berhubung dengan itu perlu diadakan segala daya upaya untuk
membina norma-norma perlindungan kerja
e. Bahwa pembinaan norma-norma itu perlu diwujudkan dalam Undang-undang
yang memuat ketentuan-ketentuan umum tentang keselamatan kerja yang
sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, teknik dan
teknologi.
24
Sumberdaya manusia merupakan salah satu sumberdaya yang paling
penting dalam kegiatan usaha. Maka perusahaan harus memberikan
perlindungan keselamatan dan kesehataan bagi manusia yang terkait dengan
kegiatan usahanya, maupun orang lain yang terkait dengan usaha tersebut.
Misalnya PLN sebagai perusahaan yang kegiatan usahanya
membangkitkan, menyalurkan, mendistribusikan, dan melayani pelanggan.
Maka setiap manusia yang terlibat dalam kegiatan usaha tersebut harus dijamin
keselamatan dan kesehatannnya. Dan orang lain yang berada di sekitar kegiatan
usaha maupun yang menggunakan produk energi listrik juga harus terjamin
keselamatan dan kesehatannya.
Upaya menegakkan keselamatan dan kesehatan kerja memang bukan
kegiatan meningkatkan keuntungan, tetapi upaya memanusiakan manusia dan
membatasi dan atau memperkecil kerugian dampak kecelakaan.
Yang bertanggungjawab melaksanakan tegaknya keselamatan dan
kesehatan kerja ialah : manajemen, atasan pekerja, dan pekerja itu sendiri.
Dengan terjaminnya keselamatan dan kesehatan, berarti terciptanya safe
production , yang bermuara kepada peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran
masyarakat.
2.11.2 Pengertian
Keselamatan kerja mengatur segala upaya guna mencegah/mengurangi
terjadinya kecelakaan di tempat kerja yang mana dapat mengakibatkan
kerugian, baik jiwa/raga dan atau harta. Sedangkan kesehatan kerja mengatur
segala upaya guna mencegah/mengurangi sakit akibat melaksanakan kerja.
25
Dalam Undang-undang ini No. 1 tahun 1970, yang dimaksud dengan tempat
kerja ialah segala tempat dimana :
a. Tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki tenaga kerja untuk
keperluan suatu usaha dan,
b. Dimana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya sebagaimana dirinci
dalam pasal 2;
c. Termasuk tempat kerja ialah semua ruangan, lapangan, halaman dan
sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau yang berhubungan dengan
tempat kerja tersebut.
Dan selanjutnya bahwa tiap tempat kerja harus memenuhi syarat-syarat
keselamatan kerja seperti diurai pada pasal 3. yakni : Dengan peraturan
perundangan ditetapkan syarat-syarat keselamatan kerja untuk :
a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan.
b. Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran.
c. Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan.
d. Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran
atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya.
e. Memberi pertolongan pada kecelakaan.
f. Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja.
g. Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu,
kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau
radiasi, suara atau getaran.
26
h. Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat bekerja baik physik
maupun psychis, peracunan, infeksi, dan penularan.
i. Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai.
j. Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik.
k. Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup.
l. Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban.
m. Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan
proses kerjanya.
n. Mengamankan dan memperalancar pengangkutan orang, binatang, tanaman,
atau barang
o. Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan.
p. Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar muat, perlakuan dan
penyimpanan barang.
q. Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya.
r. Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang
bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi.
2.11.3 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Tujuan K3 adalah mewujudkan masyarakat dan lingkungan kerja yang
aman, sehat dan sejahtera, sehingga akan tercapai :
a. Suasana lingkungan kerja yang aman, sehat, dan nyaman.
b. Tenaga kerja yang sehat fisik, mental, sosial, dan bebas kecelakaan.
c. Meningkatnya produktivitas dan efisiensi perusahaan.
d. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat tenaga kerja.
27
BAB III
KEGIATAN KHUSUS
3.1 Konstruksi PHB-TR
3.1.1 Pengertian
Adalah satu perangkat peralatan listrik berupa alat hubung, alat
pengaman, alat ukur dan alat indikator lainnya yang terpasang pada satu tempat
yang disebut panel . Pada sistem distribusi PHB-TR merupakan bagian dari
gardu distribusi pada sisi tegangan rendah.
3.1.2 Fungsi PHB-TR
28
a. Sebagai alat penghubung antara sumber tenaga listrik ( trafo distribusi )
dengan alat pemanfaatan tenaga listrik melalui jaringan tegangan rendah ( JTR )
b. Sebagai alat pembagi tenaga listrik ke instalasi pemanfaatan tenaga listrik
3.1.3 Tempat pemasangan PHB - TR
Dipasang pada gardu -distribusi tegangan rendah atau sisi hulu dari
instalasi pemanfaatan tenaga listrik.
3.1.4 Konstruksi PHB – TR
Ada 2 jenis PHB-TR menurut konstruksinya, yaitu :
PHB-TR jenis lemari
– Semua peralatan terpasang di dalam lemari yang terbuat dari pelat besi dan
kerangka dari bahan besi profil.
– Dipasang pada tiang ( tiang tunggal atau portal )
– Digunakan pada gardu pasangan luar (cantol / portal) dengan kapasitas
maksimal 400 KVA
PHB-TR jenis kerangka
– Semua peralatan terpasang pada konstruksi kerangka
– Digunakan pada gardu pasangan dalam sehingga PHB-TR nya berada di
dalam bangunan bersama dengan peralatan gardu lainnya
– Kapasitas PHB-TR jenis tersebut adalah minimal 630 KVA
3.1.5 Peralatan listrik pada PHB-TR
Ada 2 (dua) kelompok peralatan listrik pada PHB-TR, yaitu :
29
Peralatan utama
a) Saklar utama
b) Busbar dan saluran pembagi
c) Penjepit fuse (ground plate)
d) Fuse (zekering)
e) Sistem Pembumian
Peralatan pelengkap
f) Instrumen ukur
g) Alat test tegangan saluran
h) Magnetic contactor
i) Lampu penerangan
Gb. 3.1 PHB-TR jenis lemari
30
Gb. 3.2 PHB-TR jenis kerangka
a. Saklar utama
– Berfungsi untuk membuka sirkit tegangan dari trafo ke busbar
tegangan rendah
– Kapasitas arus sesuai daya trafo yang terpasang dan kapasitas
tegangan minimal 1000 V
– Cara pengoperasiannya ada 2 ( dua ) cara, yaitu tarik - dorong
dan putar kiri – kanan
b. Busbar dan saluran pembagi
– Untuk penyalur dan pembagi tenaga listrik dari trafo distribusi menuju
ke pemanfaatan listrik / pemakai
31
– Dibuat dari plat tembaga dengan penampang sesuai kapasitas trafo
– Terpasang pada kerangka dengan sekat dari isolator bahan keramik
bakelin atau fiberglas
– Jumlah saluran keluar mulai dari 4 sampai 8 saluran
c. Penjepit fuse (ground plate)
– Untuk menjepit fuse merupakan alat kontak
– Terbuat dari bahan tembaga
– Untuk memperkuat jepitan dipasang per / pegas belah dari bahan baja
– Dudukan terbuat dari bahan isolasi keras ( porselin, fiberglas )
d. Pelebur / Fuse / sekring
– Sebagai pengaman saluran keluar
– Ada 2 jenis fuse yaitu tabung terbuka dan tabung tertutup
– Alat kontak berupa pisau dari bahan tembaga yang dijepitkan pada ground
plate
– Nilai arusnya tergantung besar arus yang disalurkan ke kabel pemakaian
e. Sistem pembumian
Bagian yang perlu dihubungkan dengan sistem pembumian adalah :
Pembumian titik netral sistem 3 fasa
– pada titik netral sisi tegangan rendah trafo distribusi
– pada kawat netral jaringan tegangan rendah
– pada kawat netral instalasi listrik
Pembumian untuk pengamanan terhadap tegangan lebih
32
– pada arrester
– kawat tanah puncak tiang
f. Instrumen ukur
Instrumen ukur yang terpasang pada PHB-TR adalah :
– Demand amper meter masing-masing fasa, untuk mengukur arus
maksimal beban / pemakaian.
– Volt meter untuk mengukur tegangan busbar
– Kwh / kvarh meter, untuk mengukur energi yang terpakai, dipasang
pada gardu konsumen khusus
– Kelas meter yang dipilih maksimal 1 ( satu ) atau yang lebih teliiti
– Cara pengukuran tidak langsung, maka dibutuhkan trafo arus dengan
kelas 0,5 atau yang lebih teliti.
g. Alat test tegangan
– Berupa lampu pijar 5 s/d 25 watt, terminal negatipnya dipasang
permanen dengan hantaran netral, sedangkan terminal positifnya
dihubungkan dengan kabel dan stick yang ujungnya pada posisi bebas
untuk memilih fasa yang akan ditest
– Untuk mengetahui ada atau tidaknya tegangan keluaran dari fuse
– Untuk mengetahui adanya kebocoran isolasi pada saluran JTR, dengan
cara bila salah satu fasa dari kabel jurusan dimasukkan melalui fuse di
PHB-TR, fase lain yang fusenya belum dimasukkan keluarannya di test.
Bila lampu test menyala berarti ada kebocoran isolasi fasa tersebut dengan
fasa yang sudah bertegangan lebih dulu
33
h. Magnetic contactor
– Sebagai alat hubung untuk menyalakan dan mematikan lampu
penerangan jalan umum ( PJU ) secara otomatis dengan bekerjanya alat
kontrolnya ( time switch, photo cell )
– Kapasitas kontaktor tergantung jumlah daya PJU
i. Lampu penerangan
– Untuk menerangi ruangan PHB-TR atau gardu saat dimasuki petugas
– Jenis lampu yang digunakan : lampu pijar, TL
– Lampu menyala secara otomatis bila pintu PHB-TR atau gardu dibuka
3.2 Pemeliharaan PHB-TR
3.2.1 Pengertian
Adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan kerja mulai dari
perencanaan, pelaksanaan hingga pengendalian dan evaluasi pekerjaan
pemeliharaan instalasi PHB – TR yang dilakukan secara terjadwal (schedul)
ataupun tanpa jadwal.
3.2.2 Tujuan pemeliharaan
Agar instalasi jaringan distribusi beroperasi dengan :
– Aman ( safe) bagi manusia dan lingkungannya.
– Andal (reable).
– Kesiapan (avaibility) tinggi.
34
– Unjuk kerja (performance) baik.
– Umur (life time) sesuai desain.
– Waktu pemeliharaan (down time) efektif.
– Biaya pemeliharaan (cost) efisien / ekonomis
Selain itu ada faktor diluar teknis, tujuan pemeliharaan adalah
mendapatkan simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik.
Untuk melaksanakan pemeliharaan yang baik perlu diperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
a. Sistem harus direncanakan dengan baik dan benar memakai bahan /
peralatan yang berkualitas baik sesuai standar yang berlaku
b. Sistem distribusi yang baru di bangun harus diperiksa secara teliti, apabila
terdapat kerusakan kecil segera diperbaiki pada saat itu juga
c. Staf / petugas pemeliharaan harus terlatih dengan baik dan dengan jumlah
petugas cukup memadai
d. Mempunyai peralatan kerja yang cukup memadai untuk melaksanakan
pemeliharaan dalam keadaan tidak bertegangan maupun pemeliharaan
dalam bertegangan.
e. Mempunyai buku / brosur peralatan pabrik pembuat peralatan tersebut dan
harus diberikan kepada petugas terutama pada saat pelaksanaan
pemeliharaan
f. Gambar (peta) dan catatan pelaksanaan pemeliharaan dibuat dan di pelihara
untuk bahan pada pekerjaan pemeliharaan berikutnya
35
g. Jadwal yang telah dibuat sebaiknya dibahas ulang untuk melihat
kemungkinan penyempurnaan dalam pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan
h. Harus diamati tindakan pengamanan dalam pelaksanaan pemeliharaan,
gunakan peralatan keselamatan kerja yang baik dan benar
3.2.3 Macam - macam pemeliharaan
a) Berdasarkan waktu pelaksanaannya :
– Pemeliharaan terencana ( planed maintenance) : preventif dan korektif.
– Pemeliharaan tidak direncanakan (unplaned maintenance).
b) Berdasarkan metodenya :
– Pemeliharaan berdasarkan waktu ( time base maintenance)
– Pemeliharaan berdasarkan kondisi ( on condition base maintenance)
– Pemeliharaan darurat / khusus ( break down maintenace ).
Bila dari macam-macam pemeliharaan tersebut digabungkan, maka
pemeliharaan dibedakan menjadi :
a. Pemeliharaan rutin : merupakan pemeliharaan yang terencana berdasarkam
waktu yang terjadwal
b. Pemeliharaan korektif : merupakan pemeliharaan yang terencana
dikarenakan faktor waktu dimana peralatan memerlukan perbaikan atau
pemeliharaan yang tidak terencana tetapi berdasarkan kondisi peralatan
yang menunjukkan gejala kerusakan ataupun sudah terjadi kerusakan
c. Pemeliharaan darurat : merupakan pemeliharaan karena keadaan yang
darurat tanpa diketahui gejala kerusakan sebelumnya .
36
a. Pemeliharaan rutin
Disebut juga dengan pemeliharaan preventip, yaitu pemeliharaan untuk
mencegah terjadinya kerusakan peralatan yang lebih parah dan untuk
mempertahankan unjuk kerja jaringan agar tetap beroperasi dengan keandalan
dan efisiensi yang tinggi. Kegiatan pemeliharaan rutin meliputi kegiatan :
– Pemeriksaan / inspeksi rutin
– Pemeliharaan rutin
– Pemeriksaan prediktif
– Perbaikan / penggantian peralatan
– Perubahan / penyempurnaan jaringan
Contoh pemeriksaan rutin pada PHB – TR antara lain :
– Memeriksa dan melaporkan keadaan Instalasi dan kondisi PHB -
TR
– Memeriksa kondisi peralatan listrik yang terpasang pada PHB - TR
– Pemeriksaan instalasi dengan infrared / thermo vision.
– Pengukuran beban
– Pengukuran beban dan tegangan saluran jurusan pada PHB - TR.
– Pengujian tahanan sistem pembumian
Contoh pemeliharaan rutin antara lain :
37
– Membersihkan busbar yang kotor karena ada deebu dan sarang
laba-laba.
– Pengecatan busbar dengan warna standar
– Perbaikan ground plate
– Pemeliharaan permukaan pada bagian-bagian kontak penjepit fuse
dan pisau fuse dan memberi vaselin
– Pengencangan kembali baut-baut pengikat antara dan kabel keluar
– Pemeliharaan sambungan-sambungan instalasi pembumian
– Penambahan elektrode pembumian
b. Pemeliharaan korektif
Pemeliharaan korektif adalah pekerjaan pemeliharaan dengan maksud
untuk memperbaiki kerusakan yaitu suatu usaha untuk memperbaiki kerusakan
hingga kembali kepada kondisi / kapasitas semula dan perbaikan untuk
penyempurnaan yaitu , suatu usaha untuk meningkatkan / penyempurnaan
jaringan dengan cara mengganti / mengubah jaringan agar dicapai daya guna
atau keandalan yang lebih baik dengan tidak mengubah kapasitas semula.
Contoh perbaikan kerusakan :
– Penggantian saklar utama karena sudah rusak
– Penggantian NH-Fuse yang sudah putus
– Penggantian NH-Fuse yang nilainya melebihi kapasitas kabel yang
diamankan
– Penggantian Ground plate yang sudah rusak / hangus
38
Contoh perbaikan untuk penyempurnaan :
– Penggantian Saklar utama untuk penyesuaian kapasitasnya
terhadap beban yang dipikul
– Penambahan Saluran jurusan JTR
c. Pemeliharaan darurat
Pemeliharaan ini sifatnya mendadak, tidak terencana ini akibat gangguan
atau kerusakan atau hal-hal lain di luar kemampuan kita sehingga perlu
dilakukan pemeriksaan / pengecekan perbaikan maupun penggantian peralatan,
tetapi masih dalam kurun waktu pemeliharaan.
Contoh pemeliharaan darurat :
– Perbaikan / penggantian PHB – TR yang rusak akibat kebakaran.
– Perbaikan / penggantian PHB – TR yang rusak akibat banjir.
– Perbaikan / penggantian PHB - TR yang rusak akibat huru-hara.
3.2.4 Jadwal pemeliharaan
Pemeliharaan rutin / terencana adalah cara yang baik untuk mencapai
suatu tujuan pemeliharaan karena mencegah dan menghindari kerusakan
peralatan. Dalam pelaksanaan pemeliharaan rutin perlu direncanakan dengan
baik berdasarkan hasil pengamatan dan catatan serta pengalaman pemeliharaan
terdahulu sehingga akan mendapatkan hasil yang lebih baik untuk itu perlu
dibuat jadwal pemeliharaan.
39
Jadwal pemeliharaan dalam kurun waktu yang berbeda sesuai dengan
kebutuhan dan umur dari peralatan yang di pelihara, waktu tersebut adalah
sebagai berikut :
– Pemeliharaan mingguan
– Pemeliharaan bulanan
– Pemeliharaan triwulan
– Pemeliharaan semesteran
– Pemeliharaan tahunan
Karena volume fisik dari jaringan distribusi ini cukup banyak maka
dalam pelaksanaannya perlu diatur waktunya disesuaikan dengan kemampuan
yang ada.
3.2.5 Pemeliharaan dalam keadaan bebas tegangan.
Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaring distribusi TM / TR yang
dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan tanpa tegangan atau
pemadaman. Hal ini bukan berartii disekitar obyek pemeliharaan benar-benar
sama sekali tidak bertegangan.
Contoh :
Pada waktu pemeliharaan PHB – TR pada gardu distribusi, maka pada sisi TM
FCO atau kubikel dan trafo harus dipadamkan, tetapi pada keadaan tertentu
tetap dioperasikan. Dengan demikian segi keamanan terhadap tegangan
sentuh harus tetap diperhatikan.
40
Alasan dilaksanakan pemeliharaan dalam keadaan tanpa tegangan
– Pemeliharaan dengan metoda pdkb memang belum dimungkinkan.
– Instalasi dilengkapi dengan sistem cadangan sehingga tidak
mengganggu suplai tenaga listrik.
– Jaringan yang akan dipelihara secara ekonomis tidak terlalu
mengguntungkan dan secara sosial tidak berdampak negatif.
– SDM dan sarana yg diperlukan untuk pemeliharaan dengan PDKB
belum tersedia.
Keuntungan dan kerugian pemeliharaan tanpa tegangan
Keuntungannya
– Terjadinya kecelakaan terhadap sentuhan tegangan listrik dapat
dihindarkan.
– Pekerjaan dimungkinkan dapat dilaksanakan dengan kondisi cuaca
hujan.
– Peralatan kerja, alat bantu kerja dan peralatan k3 harganya lebih
murah.
– Beaya pekerjaan pemeliharaan lebih murah.
Kerugiaannya
– Akibat pemadaman berarti energi tidak tersalurkan / terjual menjadi lebih besar
sebanding dengan lamanya pekerjaan.
41
Ketentuan bekerja pada keadaan tidak bertegangan
– Pelaksanaan pekerjaan harus mempunyai kompetensi yang dibutuhkan
– Perlengkapan listrik yang dipekerjakan harus bebas dari tegangan
– Sarana pemutusan sirkit dipasang rambu peringatan
– Melaksanakan pemeriksaan tegangan untuk memastikan keadaan bebas tegangan
– Perlengkapan yang dikerjakan harus dibumikan secara baik
– Petugas untuk pembebasan tegangan harus mempunyai surat tugas dari atasan
yang berwenang
– Mengunci peralatan yang mungkin dapat dimasukkan / dikeluarkan
– Bagian perlengkapan yang telah dibebaskan dari tegangan dan akan dibuang sisa
muatan listriknya, harus diperiksa secara teliti
3.2.6 Pemeliharaan dalam keadaan bertegangan ( PDKB )
Pemeliharaan peralatan / perlengkapan jaringan distribusi (TR / TM)
yang dilaksanakan dimana obyeknya dalam keadaan aktip bekerja atau
bertegangan.
Contoh :
– Pemeriksaan rutin kondisi gardu yang sedang beroperasi
– Pengukuran beban dan tegangan gardu
Ketentuan bekerja pada keadaan bertegangan
– Petugas / pelaksana pekerjaan mempunyai kompetensi yang
dibutuhkan
– Memiliki surat ijin kerja dari yang berwenang
42
– Dalam keadaan sehat, sadar, tidak mengantuk atau tidak
dalam keadaan mabuk
– Saat bekerja harus berdiri pada tempat atau mempergunakan
perkakas yang berisolasi dan andal
– Menggunakan perlengkapan badan yang sesuai dan diperiksa
setiap dipakai sesuai petunjuk yang berlaku
– Dilarang menyentuh perlengkapan listrik yang bertegangan
dengan tangan telanjang
– Keadaan cuaca tidak mendung / hujan
– Dilarang bekerja di ruang dengan bahaya kebakaran /
ledakan, lembab dan sangat panas
Ketentuan bekerja di dekat instalasi bertegangan
a. Saat bekerja harus berada pada jarak minimum aman kerja
Tegangan
( antara fasa dan bumi ) dalam KV
Jarak minimum aman kerja
Dalam cm
1 50
12 60
20 7570 100
150 125
220 160
500 300
Tabel 3-1 Jarak Minimum Aman Kerja pada Tegangan
b. Bila bekerja di dekat instalasi yang lebih tinggi dari pada tegangan
perlengkapan yang dikerjakan, harus dipastikan bahwa perlengkapan tersebut
43
bebas dari kebocoran isolasi atau imbas yang membahayakan dan sebaiknya
dibumikan
c. Dilarang menggunakan pengukur panjang, tali logam atau tali
dengan anyaman benang logam
d. Di dekat bagian bertegangan, dilarang menggunakan tangga kayu
atau bambu yang diperkuat dengan batang logam yang memanjang searah
dengan arus listrik
e. Jika jarak aman tidak dapat dipenuhi, petugas harus menggunakan
pengaman dari bahan isolasi
3.2.7 Pelaporan pada pekerjaan pemeliharaan.
a. Fungsi Pelaporan
Setiap kegiatan dan kejadian dalam pemeliharaan jaringan harus
selalu dibuatkan laporannya.
Fungsi laporan diharapkan dapat membantu manajemen dalam :
– Menilai unjuk kerja jaringan, ranting / rayon dst.
– Mengetahui kondisi jaringan / gardu.
– Menentukan tindakan untuk memperbaiki kwalitas dan
keandalan jaringan.
– Memperkirakan kebutuhan material dan biaya pemeliharaan.
b. Kejadian yang perlu dilaporkan.
44
– Pemadaman.
– Karena gangguan atau direncanakan.
– Jumlah pelanggan yang padam.
– Sebab pemadaman.
– Kwh yang tak tersalurkan.
– Pemakaian material untuk mengatasi gangguan.
– Prosedur pengamanan dalam pekerjaan pada instalasi tegangan tinggi.
– Pelaksanaan dan penyelesaian pekerjaan pemeliharaan.
– Pengoperasian kembali.
3.2.8 Pemeliharaan PHB - TR
Kelainan pada saklar utama antara lain :
a) Sebagian atau seluruh alat kontak hangus akibat terjadi busur api yang besar
b) Sebagian atau seluruh alat kontak kotor akibat terjadi loss kontak
c) Buka tutup alat kontak tidak serempak karena kerja alat mekanis sudah tidak
benar lagi
d) Tahanan isolasi sudah turun dibawah batas minimal karena faktor usia atau
kebanjiran
3.2.9 Pemeliharaan pelebur / fuse dan penjepitnya
Penyebab gangguan / kerusakan pada fuse dan penjepitnya :
a) Permukaan jepit (ground plate) dan alat kontak pelebur serta permukaan
sepatu kabel harus bersih dan dilapisi dengan vaselin jenis netral
b) Seluruh permukaan alat kontak pelebur harus terhubung dengan penjepitnya
45
c) Jenis sepatu kabel yang terhubung antara busbar, pelebur dan kabel jurusan
harus terbuat dari bahan yang sama dengan busbar dan kabel jurusan
d) Ukuran sepatu kabel harus sesuai dengan ukuran kabel
e) Luas permukaan sepatu kabel yang terhubung dengan busbar minimal sama
dengan penampang kabelnya.
f) Luas penampang bagian dalam selongsong sepatu kabel minimal sama
dengan penampang kabelnya
g) Pengencangan mur baut untuk menghubungkan sepatu kabel dengan busbas
harus disesuaikan
3.2.10 Pemeliharaan alat ukur peralatan bantunya
a) Alat ukur peralatan bantunya yang terpasang diperiksa kondisi
pengawatannya
b) Alat ukur peralatan bantu yang terpasang di uji ketelitiannya
46
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
PHB-TR adalah satu perangkat peralatan listrik berupa alat hubung, alat
pengaman, alat ukur dan alat indikator lainnya terpasang pada satu tempat yang
disebut PANEL. Pada sistem distribusi PHB-TR merupakan bagian dari gardu
distribusi disisi tegangan rendah.
Fungsi PHB-TR :
a. Sebagai alat penghubung antara sumber tenaga listrik ( trafo distribusi )
dengan alat pemanfaatan tenaga listrik melalui jaringan tegangan rendah ( JTR )
b. Sebagai alat pembagi tenaga listrik ke instalasi pemanfaatan tenaga
listrik
Pemeliharaan PHB-TR adalah kegiatan yang meliputi rangkaian tahapan
kerja mulai dari perencanaan, pel;aksanaan hingga pengendalian dan evaluasi
pekerjaan pemeliharaan instalasi PHB – TR yang dilakukan secara terjadwal
(schedul) ataupun tanpa jadwal.
Tujuan pemeliharaan adalah agar instalasi jaringan distribuasi beroperasi
dengan :
– Aman ( safe) bagi manusia dan lingkungannya.
– Andal (reable).
– Kesiapan (avaibility) tinggi.
47
– Unjuk kerja (performance) baik.
– Umur (live time) sesuai desain.
– Waktu pemeliharaan (down time) efektif.
– Biaya pemeliharaan (cost) efisien / ekonomis
Selain itu ada faktor diluar teknis, tujuan pemeliharaan adalah mendapatkan
simpati serta kepuasan pelanggan dalam pelayanan tenaga listrik.
4.2. Saran
Berdasarkan kegiatan praktik industri di PT. PLN (PERSERO) UDIKLAT
Pandaan ada beberapa saran yang disampaikan yaitu :
1. Pelaksanaan Praktik Industri di lapangan hendaknya dilakukan secara
maksimal, dengan cara mahasiswa harus lebih aktif untuk bertanya kepada
pembimbing praktek sehingga mahasiswa mendapat tambahan pengetahuan
dan wawasan yang dapat menunjang bagi studi mahasiswa.
2. Dalam penyusunan laporan PI mahasiswa harus sering berkonsultasi dengan
pembimbing praktek sehingga mahasiswa dapat mengerti dan memahami
kegiatan praktek secara jelas.
3. Hendaknya pihak Universitas Negeri Malang lebih meningkatkan
kerjasamanya dengan perusahaan-perusahaan yang ada, sehingga pada masa
mendatang kesempatan kerja maupun kesempatan untuk praktik industri dari
mahasiswa lebih besar.