Laporan PKL Pertambangan di Cilacap.pdf

17
Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 1 LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN MATA KULIAH PERTAMBANGAN PERTAMBANGAN PASIR BESI PT. BHINNEKA BUMI DESA WELAHAN WETAN KECAMATAN ADIPALA KABUPATEN CILACAP

Transcript of Laporan PKL Pertambangan di Cilacap.pdf

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 1

    LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

    MATA KULIAH PERTAMBANGAN

    PERTAMBANGAN PASIR BESI

    PT. BHINNEKA BUMI DESA WELAHAN WETAN KECAMATAN ADIPALA

    KABUPATEN CILACAP

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 2

    PERTAMBANGAN PASIR BESI

    PT. BHINNEKA BUMI (Kantor Pusat)

    Ratu Plaza Tower 23 FI

    Jl. Jend Sudirman No.9 Jakarta 10270

    Sebagai narasumber adalah Bapak Kadarusman (Gambar 1) sebagai Person In Charge.

    Gambar 1 : Bapak Kadarusman

    Lokasi Penambangan, Desa : Welahan Wetan

    Kecamatan : Adipala

    Kabupaten : Cilacap

    Provinsi : Jawa Tengah

    Luas/Status KP : 100 HA / Setifikat Hak Pakai

    Kode Wilayah : KW.08JAP054-CP

    Jangka Waktu IUP : 7 (tujuh) tahun, 24 Januari 2008 s.d. 24 Januari 2015

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 3

    I. PENDAHULUAN

    Indonesia mempunyai kekayaan alam sangat banyak, yang menyebar dari Sabang sampai

    Merauke. Kekayaan alam indonesia meliputi kekayaan di darat, dan di laut. Salah satu

    jenis kekayaan alam yang sedang giat diproduksi adalah kekayaan hasil tambang. Lokasi

    Indonesia yang terbentuk dari hasil pertemuan beberapa lempeng benua dan lempeng

    samudera, menjadikan Indonesia memiliki berbagai jenis hasil pertambangan yang

    mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi. Salah satu hasil tambang yang sedang

    diusahakan di Indonesia adalah Pasir Besi, penyebaran mineral pasir besi di Indonesia

    sangat luas, salah satu lokasi penyebaran pasir besi yang sedang diusahakan berlokasi di

    pantai selatan Jawa Barat sampai dengan Daerah Istimewa Yogyakarta, salah satunya di

    Kabupaten Cilacap yang sedang diusahakan oleh PT. Bhinneka Bumi.

    II. JENIS USAHA PERTAMBANGAN

    Usaha penambangan yang diusahakan PT. Bhinneka Bumi di Cilacap, merupakan lanjutan

    dari kegiatan penambangan yang di lakukan oleh PT. Aneka Tambang yang berakhir pada

    tahun 2003. Dengan pelaksanaan pertambangan melalui sistem kerjasama antara PT.

    Bhinneka Bumi selaku Pengusaha Pertambangan dengan TNI Angkatan Darat sebagai

    Pemilik Lahan. Jenis kegiatan penambangan pasir besi yang dilakukan PT. Bhinneka Bumi

    adalah Sistem Penambangan Tebuka dengan jenis endapan Alluvial, atau biasa disebut

    dengan Alluvial Mining.

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 4

    Gambar 2 : Wilayah Kerja Pertambangan PT. Bhinneka Bumi

    Keterangan Gambar :

    1. Lokasi Penambangan

    2. Lokasi Pengolahan

    3. Lokasi Pembuangan Tailing (Back Filling)

    4. Lokasi yang sudah tereklamasi

    1

    2

    3

    4

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 5

    III. NAMA KOMODITAS

    Jenis komoditas yang diusahakan PT. Bhinneka Bumi adalah Mineral Logam Pasir Besi

    dengan target produksi 6000 ton per bulan dengan kadar Fe total 42% s.d. 46%. PT.

    Bhinneka Bumi sempat melakukan ekspor hasil penambangan pasir besi berupa

    concentrad dengan kadar lebih dari 50% ke Cina, tetapi setelah diberlakukan Permen

    ESDM Nomor 01 Tahun 2014 tentang Peningkatan Nilai Tambah Mineral Melalui

    Kegiatan Pengolahan dan Pemurnian Mineral di Dalam Negeri, PT. Bhinneka bumi

    menghentikan kegiatan ekspor mereka.

    IV. TENAGA KERJA PENAMBANGAN

    PT. Bhinneka Bumi melakukan kegiatan penambangan dengan sistem pengaturan jam

    kerja berupa pembagian dalam 3 (tiga) shift, dimana kegiatan penambangan dilakukan

    selama 24 jam. Pada setiap shift penambangan dilakukan oleh 1 orang mandor, 1 orang

    operator dan 2 orang penambang. Total pegawai yang bekerja sebanyak 51 orang,

    dimana semua pegawai adalah warga masyarakat sekitar lokasi penambangan (Putra

    Daerah).

    Gambar 3 : Tenaga Kerja Penambangan

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 6

    V. SISTEM PENAMBANGAN

    Kegiatan penambangan di Pertambangan Pasir Besi PT. Bhinneka Bumi memiliki luas

    Wilayah Kerja Pertambangan seluas 100Ha dimana telah dilakukan eksploitasi sebanyak

    75Ha dan sisasnya 25Ha dalam akan segera dilakukan eksploitasi (Gambar 4).

    Penambangan pasir besi dilakukan dengan sistem tambang terbuka dengan metode

    Hydrolic System dan dilanjutkan Back Filling. Hydrolic System adalah teknik

    penambangan mineral dengan cara menyemprot dinding front tambang dengan

    menggunakan media air, sedangkan Back Filling adalah pengisian kembali daeah yang

    sudah tergali dengan material sisa penambangan (Tailling). Dalam proses penambangan

    dengan sistem hydrolic keberadaan air sangat diperlukan, dimana digunakan sebagai

    media penyemprot pasir pada dinding front tambang, sebagai media transportasi pasir

    dari/ke magnetic separator, digunakan untuk proses pencucian/pemisahan. Setelah blok-

    blok tersebut selesai ditambang, air bekas kegiatan penambangan dimanfaatkan kembali

    untuk proses penambangan selanjutnya.

    Gambar 4 : Peta Wilayah Kerja Pertambangan PT. Bhinneka Bumi

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 7

    VI. PERALATAN YANG DIGUNAKAN

    Peralatan pokok yang digunakan untuk kegiatan pertambangan Pasir Besi PT. Bhinneka

    Bumi antara lain:

    1. Magnetik Separator

    Terdiri dari:

    - Tromol (penyaring kotoran), (Gambar 5)

    - Drum Magnet I dengan intensitas magnet 1.500 Gauss, (Gambar 6)

    - Drum Magnet II dengan intensitas magnet 1.000 Gauss, (Gambar 6)

    - Bak penampung kotoran (tailing), (Gambar 7)

    2. Pompa

    Terdiri dari :

    - Pompa Mine ELM-150, 75 KW, (Gambar 8)

    - Pompa Jet Shower NSK 125, 22 KW, (Gambar 8)

    - Pompa Tailling ELM 150, 55 KW, (Gambar 8)

    3. Pipa Flexibel

    Terdiri dari :

    - Ukuran 6 Inchi, (Gambar 9)

    - Ukuran 4 Inchi, (Gambar 9)

    Selain peralatan pokok dibutuhkan juga peralatan penunjang antara lain:

    1. Panel Listrik, (Gambar 10)

    2. Backhoe, (Gambar 11)

    3. Dumtruck, (Gambar 12)

    4. Katrol, (Gambar 13)

    5. Cangkul, (Gambar 14)

    Sedangkan sumber energi utama yang digunakan adalah energi Listrik dari PLN (Gambar 15).

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 8

    Gambar 5 : Tromol atau Penyaring

    Gambar 6 : Drum Magnet

    Gambar 7 : Bak Penampung Tailing

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 9

    Gambar 8 : Pompa-pompa

    Gambar 9 : Pipa Flexibel

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 10

    Gambar 10 : Panel Listrik

    Gambar 11 : Backhoe Gambar 12 : Dumptruck

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 11

    /

    Gambar 13 : Katrol Gambar 14 : Cangkul

    Gambar 15 : Saluran Energi Listrik PLN

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 12

    VII. KEGIATAN PERTAMBANGAN

    Kegiatan Pertambangan Pasir Besi oleh PT. Bhinneka Bumi mulai dilaksanakan pada 24

    Januari 2008, dimulai dari penyelidikan umum yang berdasarkan pada Hasil Laporan

    sebelumnya yaitu laporan pelaksanaan kegiatan pertambangan pasir besi oleh PT. Aneka

    Tambang. Dari hasil penyelidikan umum dilanjutkan ekplorasi pada lokasi bekas

    penambangan PT. Aneka Tambang, dan dilanjutkan studi kelayakan terhadap aspek

    ekonomi, aspek teknik, aspek lingkungan. Hasil studi kelayakan dinyatakan layak

    tambang, dianjutkan proses perencanaan dan persiapan/development, pada proses

    persiapan penambangan berdasarkan aspek lingkungan dilakukan pembatasan lokasi

    penambangan dimana lokasi penambangan berjarak minimal 100 meter dari bibir pantai,

    sedangkan berdasarkan aspek keteknikan pertambangan dimulai dari lokasi yang berada

    dekat lokasi sumber air untuk memudahkan dalam pemanfaatan air sebagai media

    utama dalam penambangan Hydrolic sistem.

    Kegiatan penambangan pasir besi dilakukan dengan Hydrolic Sistem dan Back Filling.

    Material tanah/pasir pada dindin front tambang di semprot dengan air (Gambar 16)

    menggunakan pompa jet sehingga menjadi lumpur (crude) campuran antara pasir, tanah,

    dan air, dengan kadar Fe 12%. Setelah dihasilkan crude dilakukan penyedotan crude

    (Gambar 17) dari lokasi penambangan ke mesin pemisah mineral yang disebut Magnetik

    Separator (Gambar 18) dengan menggunkan pompa mine yang berkapasitas 60 ton/jam.

    Crude mengalir dari pipa ke tromol untuk dilakukan pemisahan pasir dari kotoran lain

    (rumput, plastik, dll). Hasil penyaringan dari tromol dialirkan ke drum magnetik separator

    untuk dipisahkan antara pasir besi dari tanah liat, dimana pasir besi akan menempel pada

    drum magnetik dan kotoran/tanah liat akan dialirkan menuju bak penampung kotoran.

    Pasir besi yang menempel pada drum magnetik dilepaskan dengan disemprot air

    (Gambar 19), pasir besi yang terlepas ditampung dalam bak penampung kemudian

    dialirkan menuju stokpile (Gambar 20). Sedangkan kotoran yang ada dalam bak

    penampung kotoran dialirkan ke lokasi bekas penggalian (back filling) (Gambar 21)

    menggunakan pompa tailling.

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 13

    Gambar 16 : Penyemprotan dinding front tambang

    Gambar 17 : Penyedotan crude dari lokasi penambangan ke mesin pemisah mineral

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 14

    Gambar 18 : Mesin Magnetik Separator

    Gambar 19 : Penyemprotan drum magnet untuk melepaskan pasir yang menempel

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 15

    Gambar 20 : Tempat penampungan pasir besi atau stockpile

    Gambar 21 : Penampung kotoran / Tailling dialirkan ke lokasi bekas penggalian (back filling)

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 16

    VIII. PRODUKSI DAN PENJUALAN

    Hasil produksi rata-rata PT. Bhinneka Bumi 80-100 ton/hari konsentrat pasir besi dengan

    kadar Fe total 42% s/d 46%, dengan target produksi 6000 ton/bulan. Pasir besi yang

    sudah siap dipasarkan dilakukan pemuatan kedalam dump truck dengan menggunakan

    backhoe dan langsung diantarkan ke pemesan diantaranya Pabrik Semen Holcim Cilacap.

    Dari hasil penjualan PT. Bhinneka Bumi menyetorkan iuran tetap kepada Negara serta

    pembagian hasil dengan pihak TNI AD.

    IX. REKLAMASI

    Proses reklamasi pada penambangan pasir besi PT. Bhinneka Bumi dilakukan dengan

    sistem Back Filling yaitu pengisian kembali lubang bekas tambang menggunakan tailing,

    tailling disini berupa tanah Rambon campuran tanah liat dengan pasir. Hasil reklamasi

    langsung bisa dimanfaatkan untuk lahan pertanian (Gambar 22) seperti padi dan sayuran

    oleh masyarakat sekitar.

    Gambar 22 : Lahan pertanian hasil reklamasi tambang

  • Laporan Praktikum Pertambangan |MPE I (Eko.M, Farog.H, Nur Ardiansah) 17

    X. BAGAN ALUR

    Laporan Kegiatan PT. AnekaTambang

    Studi Kelayakan

    Penambangan (Hydrolic System)

    Pengolahan (Magnetic Separator)

    Tailing

    Reklamasi (Back Filling)

    Konsentrat (Fe 42-46%)

    Pengangkatan (Back Hoe)

    Pemasaran ( P.S. Holcim)