LAPORAN Pp Pngemasan Buah Potong

9
LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN “PENGEMASAN BUAH POTONG DENGAN PLASTIK POLIETHYLEN DAN STYOROFOAM” DISUSUN OLEH : Haryati Misnadi Nana Supriyatna Utin Nandha A. Yakobus Kelas/Kelompok : IV B / 4

Transcript of LAPORAN Pp Pngemasan Buah Potong

Page 1: LAPORAN Pp Pngemasan Buah Potong

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMASAN DAN PENYIMPANAN

“PENGEMASAN BUAH POTONG DENGAN PLASTIK

POLIETHYLEN DAN STYOROFOAM”

DISUSUN OLEH :

Haryati

Misnadi

Nana Supriyatna

Utin Nandha A.

Yakobus

Kelas/Kelompok : IV B / 4

TEKNOLOGI PENGOLAHAN HASIL PERKEBUNAN

TEKNOLOGI PERTANIAN

POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK

2012

Page 2: LAPORAN Pp Pngemasan Buah Potong

I. TUJUAN PRAKTIKUM

1. Agar dapat mengetahui perubahan buah dengan plastic poplyethilen dan

styoroform dengan perlakuan penyimpanan yang berbeda.

2. Agar dapat menentukan perlakuan yang baik terhadap buah potong.

II. DASAR TEORI

Pengemasan merupakan suatu usaha yang bertujuan untuk melindungi

bahan pangan dari penyebab-penyebab kerusakan, baik kerusakan fisik, kimia,

biologis, maupun mekanis, sehingga kemasan dapat sampai ke tangan konsumen

dalam keadaan baik dan menarik (Tjahjadi, 2011). Pengemasan harus mampu

melindungi aneka buah dari kerusakan yang terjadi selama distribusi dan

pemasaran. Fungsi lain pengemasan adalah mempertahankan bentuk dan kekuatan

kemasan dalam waktu yang lama, termasuk dalam kondisi kelembaban nisbi yang

mendekati jenuh atau setelah terguyur air. Adanya wadah atau pembungkus dapat

membantu mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di

dalamnya dan melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (Wisnu,

2012).

Plastik adalah komponen makromolekul anorganik yang diperoleh dari

polimerisasi, polikondensasi, poliadisi, atau proses-proses serupa dari molekul-

molekul dengan berat molekul rendah atau oleh perubahan kimia komponen

makromolekul alami. Plastik yang digunakan sebagai pengemas makanan adalah,

plastik yang mampu melindungi makanan dari spoilage (bakteri pambusuk),

mampu diintegrasi dengan teknologi pengolahan makanan, tidak berinteraksi

dengan makanan, relative ringan, tidak mudah retak, tidak menghasilkan serpihan,

dapat diperoleh dalam cakupan luas struktur pengemasan, bentuk, dan desain yang

menghasilkan biaya produk pangan efektif, convenient,dan menarik.

Polyethylene

Merupakan volume terbesar dari plastik tipis berlapis tunggal yang

digunakan dalam industry pengemasan fleksebel. Polyethilenen dengn kepadatan

yang rendah (dibuat dengan tekanan dan suhu tinggi) merupakakan plastik tipis

Page 3: LAPORAN Pp Pngemasan Buah Potong

yang murah dengan kekuatan tegangan yang sedang dan terang dan merupakakan

penahan air yang baik tetapi jelek terhadap oksigen. Keuntungan terbesar adalah

kemampuannya untuk ditutup sehingga memberi tutup yang terhadap cairan.

Polyethilen dengan kepadatan tinggi (suhu dan tekanan rendah) memberi

perlindungan yang baik terhadap air dan meningkatkan stabilitas terhadap panas.

Pengemasan buah potong terkadang menggunakan Styrofoam sebagai

alas. Bahan pengemas Styrofoam atau polyethylene telah menjadi salah satu

pilihan paling populer dalam bisnis pangan walau riset terkini membuktikan

bahwa Styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam yang dibuat dari

kopolimer styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah

kebocoran dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan

tersebut juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman

dipegang, mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya

murah, lebih aman serta ringan.

III. METODE KERJA

a. Alat :

- Pisau

- Plastik polietylen

- Styorofoam

b. Bahan :

- Buah melon

- Buah apel

- Buah semangka

c. Prosedur Kerja :

1. Mengupas kulit dan mencuci buah hingga bersih.

2. Kemudian buah dipotong-potong sesuai selera.

Page 4: LAPORAN Pp Pngemasan Buah Potong

3. Meletakkan buah diwadah styorofoam dengan perlakuan ditutup plastic

dan tanpa ditutup plastik.

4. Selanjutnya buah disimpan pada suhu ruang dan suhu dingin.

5. Mengamati perubahan warna, rasa dan bau selama penyimpanan dari hari

ke-0 hingga hari ke-7.

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

a. Tabel Hasil Pengamatan

SAMPEL PARAMETER HARI KE-0

HARI KE-7

Dingin Ruang

Melon

Warna Orange muda Orange muda Coklat

Aroma Melon Melon Busuk

Tekstur Keras Lembut Sangat lembut

Rasa Manis Agak tawar -

Lain-lain (Air) 70 % 85% 100%

Apel

Warna Putih Coklat tua Coklat tua

Aroma Apel Apel Busuk

Tekstur Keras Keras Sangat lembut

Rasa Manis Manis Busuk

Lain-lain (Air) 20-30% 20-30% 20-30 % dan

berjamur

Semangka

Warna Merah muda Merah pucat Merah pucat

Aroma Semangka Semangka Busuk

Tekstur Keras Keras Lembut

Rasa Manis Tawar Busuk

Lain-lain (air) 70-80% 80-90% 100% & berjamur

Page 5: LAPORAN Pp Pngemasan Buah Potong

Campuran

Warna Merah,

orange, putih

Coklat, merah

muda

Coklat, merah

pucat

Aroma Buah Khas buah Busuk

Tekstur Keras Keras Lembut

Rasa Manis Manis Busuk

Lain-lain (Air) 70-80 % 30 % 100% dan

berjamur

b. Pembahasan

Pada praktikum kali ini yaitu pengemasan buah potong menggunakan

plastik polietilen dan sterofoam yg bertujuan untuk mengetahui perubahan buah

dengan plastic popyethilen dan styoroform dengan perlaukan penyimpanan yang

berbeda dan dapat menentukan perlakuan yang baik terhadap buah potong.

Pengemasan buah potong terkadang menggunakan Styrofoam sebagai alas.

Bahan pengemas Styrofoam atau polyethylene telah menjadi salah satu pilihan

paling populer dalam bisnis pangan walau riset terkini membuktikan bahwa

Styrofoam diragukan keamanannya. Styrofoam yang dibuat dari kopolimer

styren ini menjadi pilihan bisnis pangan karena mampu mencegah kebocoran

dan tetap mempertahankan bentuknya saat dipegang. Selain itu, bahan tersebut

juga mampu mempertahankan panas dan dingin tetapi tetap nyaman dipegang,

mempertahankan kesegaran dan keutuhan bahan yang dikemas, biaya murah,

lebih aman serta ringan.

Dari hasil pengamatan yang telah diketahui bahwa pengemasan buah potong

dengan perlakuan ruangan dingin dan di suhu kamar hasil yang diperoleh

berbeda. Pada umumnya penyimpanan buah dalam suhu dingin dapat

memperpanjang umur simpan buah tersebut dan dapat memperlambat laju

respiasi dan menghambat meningkatnya senyawa etilen. Dihat dari buah yang di

simpan pada suhu kamar yang terjadi buah telah busuk, hal ini dikarenakan buah

mengalami proses respirasi secara perlahan meskipun telah dibungkus namun

dalam hal ini senyawa etilen dari buah tersebut meningkat secara signifikan. Dan

Page 6: LAPORAN Pp Pngemasan Buah Potong

di lain sisi, buah terdapat jamur pada bagian bawah buah yg di atas styorofoam

tersebut, ini dikarenakan proses pemotongan buah yang telah terkontaminasi dari

tangan kita sendiri akibat tidak steril sehingga pada hari ke 7 aktivitas mikrobia

dan jamur yang merugikan berkembang biak. Berbeda pada penyimpanan suhu

dingin, penyimpanan pada perlakuan ini dapat memperpanjang umur buah

karena dapat memperlambat laju respirasi, selain itu dapat juga membunuh

mikrobia merugikan. Karena mikrobia mati dalam suhu dingin.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari praktikum yg telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa:

Kita dapat mengetahui perubahan buah dengan plastic popyethilen

dan styoroform dengan perlaukan penyimpanan yang berbeda dan

dapat menentukan perlakuan yang baik terhadap buah potong.

Penyimpanan yang lebih baik pada perlakuan suhu dingin, karena

dapat memperlambat laju respirasi.

B. DAFTAR PUSTAKA

Tjahjadi, C dan Herlina Marta. 2011. Pengantar Teknologi Pangan.

Universitas Padjajaran, Bandung

Wisnu Broto, 2012, Teknologi Penanganan Pascapanen Buah untuk

Pasar, http://pascapanen.litbang.deptan.go.id, diakses tanggal 7 juli 2012