LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN...
Transcript of LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN JURUSAN...
i
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBIAYAAN
BERMASALAH PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KSU
SYARIAH “SURYA MITRA“ CABANG BOYOLANGU
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Akhir
Praktik Pengalaman Lapangan Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung
Oleh:
SYAFAUNA NADYARI
NIM. 12401173440
Dosen Pembimbing Lapangan
Moch. Faizun, M.Pd.I
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
2020
ii
Mochammad Faizun, S.S., M.Pd.I.
NIDN. 2018098603
Dosen Pembimbing Lapangan
HALAMAN PERSETUJUAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN
Laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Jurusan Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Tulungagung ini telah di setujui dan
disahkan pada:
Hari : Jumat
Tanggal : 6 November 2020
Di : Tulungagung
Judul Laporan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Bermasalah
Pada Pembiayaan Mudharabah di KSU Syariah “Surya Mitra”
Cabang Boyolangu
MENYETUJUI
Mengesahkan
a.n. Dekan
Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Siswahyudianto, M.M
NIDN. 2015068402
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas
segala karunianya sehingga laporan akhir Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini
dapat terselesaikan. Sehubungan dengan selesainya penulisan laporan akhir
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) ini maka penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Maftukhin, M. Ag. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri
Tulungagung.
2. Dr. H. Dede Nurrohman, M. Ag, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
3. Muhamad Aqim Adlan, M.E.I, selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah
Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
4. Siswahyudianto, M.M., selaku Kepala Laboratorium Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri Tulungagung.
5. Moch. Faizun, M.Pd.I., selaku Dosen Pembimbing Lapangan Praktik
Pengalaman Lapangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama
Islam Negeri Tulungagung
6. Bapak Sigit Wijayanto, selaku pemimpin di KSU Syariah “Surya Mitra”
yang telah memberikan izin melaksanakan Praktik Pengalaman Lapangan.
7. Serta teman-teman yang memberikan semangat dan bantuan secara
langsung maupun tidak langsung dalam penyusunan tugas akhir Praktik
Pengalaman Lapangan.
Dengan penuh harap semoga jasa kebaikan mereka diterima Allah SWT dan
tercatat sebagai amal shalih. Akhirnya, laporan akhir ini penulis suguhkan kepada
segenap pembaca, dengan harapan adanya saran dan kritik yang bersifat
konstruktif demi perbaikan. Semoga laporan akhir ini bermanfaat dan mendapat
ridha Allah SWT.
Tulungagung, Oktober 2020
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran ................................................................................. 1
B. Tujuan dan Kegunaan ........................................................................ 2
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan ........................................................ 3
BAB II PELAKSANAAN PRAKTIK
A. Profil Lembaga................................................................................... 4
B. Pelaksanaan Praktik di KSU Syariah “Surya Mitra” ......................... 8
C. Permasalahan di Lapangan ................................................................ 9
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik ............................... 10
BAB III PEMBAHASAN/ANALISIS TERHADAP TEMUAN STUDI
A. Teori Pembiayaan .............................................................................. 11
B. Teori Pembiayaan Mudharabah ......................................................... 13
C. Teori Pembiayaan Bermasalah. ......................................................... 15
D. Analisis Permasalahan. ...................................................................... 18
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 20
B. Saran-saran ......................................................................................... 20
DAFTAR RUJUKAN
LAMPIRAN
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Dasar Pemikiran
Salah satu resiko pada lembaga keuangan adalah resiko pembiayaan (non
performing financing). Non Performing Financing merupakan resiko
pembiayaan, di dapat dari perbandingan total pembiayaan yang bermasalah
dengan total pembiayaan yang diberikan oleh pihak dari lembaga keuangan.
Risiko pembiayaan ini tidak hanya terjadi pada bank namun juga terjadi pula
pada lembaga keuangan syariah seperti koperasi syariah ini.
Seiring dengan berjalannya waktu, perkembangan lembaga keuangan yang
berbasis syariah di Indonesia saat ini telah mengalami peningkatan yang cukup
signifikan. Lembaga keuangan syariah ini bisa diartikan sebagai lembaga yang
menggunakan syariah sebagai dasar proporsionalnya sehingga dapat menjadi
sarana masyarakat dalam menyimpan dana atau mendapatkan pembiayaan
yang menggunakan prinsip syariah. Yang dimaksud prinsip syariah disini yaitu
dalam kegiatan usaha di bank syariah adalah aturan perjanjian yang didasarkan
pada hukum islam antara satu pihak dan pihak lain untuk penyimpanan atau
pembiayaan kegiatan usaha yang dinyatakan sesuai dengan prinsip syariah.
Melihat perkembangan lembaga keuangan syariah yang semakin pesat
ini banyak lembaga yang keuangan syariah lainnya yang juga mendirikan suatu
instansi keuangan yang berprinsip syariah, salah satu yang menandai hal ini
adalah dengan berdirinya lembaga (KSU Syariah Surya Mitra) yang
diperuntukkan untuk masyarakat. KSU Syariah Surya Mitra ini senantiasa
membantu dan memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat yang
memiliki penghasilan menengah keatas serta menengah kebawah yang
memerlukan modal untuk modal tambahan membuka usaha serta untuk
memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka.1
Salah satu produk dari KSU Syariah Surya Mitra ini adalah
pembiayaan mudharabah. Didalam memberikan pembiayaan, KSU Syariah
1 Hasibuan, Malayu, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hal. 40
2
Surya Mitra sangat rentan mengalami kerugian yang disebabkan oleh
pembiayaan-pembiayaan yang bermasalah karena disebabkan oleh berbagai
faktor. Jika pembiayaan sudah mengalami penunggakan, maka pembiayaan
tersebut dapat dikategorikan sebagai pembiayaan yang kurang lancar atau
bermasalah. Maka dari itu berdasarkan sedikit wawasan tersebut penulis
tertarik untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi penyebab pembiayaan
bermasalah yang ada di KSU Syariah “Surya Mitra” Cabang Boyolangu. Untuk
itu penulis menuangkan dan membahasnya dalam laporan Praktik Pengalaman
Lapangan (PPL) yang berjudul. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pembiayaan Bermasalah Pada Pembiayaan Mudharabah di KSU Syariah
“Surya Mitra” Cabang Boyolangu”.
B. Tujuan dan Kegunaan
1. Tujuan
Adapun tujuan dari diadakannya Praktik Pengalaman Lapangan (PPL)
ialah sebagai berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mendapatkan perbandingan
antara lembaga keuangan syariah yang di dapat di perkuliahan dengan praktik
yang dilaksanakan secara langsung.
b. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi pembiayaan bermasalah
pada pembiayaan mudharabah di KSU Syariah “Surya Mitra” cabang
Boyolangu.
2. Kegunaan
Kegunaan diadakan PPL ini yaitu untuk menambah wawasan ilmu
dalam rangka pembentukan keahlian di lembaga usaha dan lembaga keuangan
syariah bagi peserta PPL. Serta memberikan gambaran umum tentang kinerja
perbankan, baik fungsi, tugas, dan tanggungjawab masing-masing didalamnya,
serta dapat membentuk mahasiswa nantinya menjadi calon banker professional
yang sigap dengan persaingan dan tantangan kerja.
3
C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan Gelombang III
Tahun 2020 yang diikuti oleh Mahasiswa IAIN Tulungagung Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Perbankan Syariah dimulai pada
tanggal 05 Oktober 2020 s/d 05 November 2020.
2. Tempat Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan bertempat di
KSU Syariah “Surya Mitra” yang beralamatkan di Jl. Raya Boyolangu
(Depan Kantor Kecamatan), Kecamatan Boyolangu Kabupaten
Tulungagung, Jawa Timur 66235.
4
A. Profil Lembaga
1. Letak Geografis
BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIK
Nama Lembaga : KSU Syariah “Surya Mitra”
Alamat : Jl. Raya Boyolangu (Depan Kantor Kecamatan)
Kec. Boyolangu Kab. Tulungagung, Jawa Timur
Kode Pos 66235
No. Telp 08
Secara geografis, KSU Syariah “Surya Mitra” berada di Jl. Raya
Boyolangu (Depan Kantor Kecamatan) Kec. Boyolangu Kab. Tulungagung, Jawa
Timur 66235. Kantornya terletak di jantung kota Boyolangu, utara perempatan
Pasar Boyolangu 50 M depan kantor BPR dan Kantor Kecamatan. Sebelah
selatannya ada Indomaret dan Pasar Boyolangu. Sebelah utaranya ada apotik,
konter hp dan FIF. Dan berada di pinggir jalan raya Boyolangu-Popoh.
2. Latar Belakang Berdirinya KSU Syariah “Surya Mitra”
Sejarah berdirinya KSU Syariah “Surya Mitra” berdiri tahun 2011
pengembangan dari BTM Perkasa Kalidawir. Untuk pengembangan usaha maka
membuka kantor cabang di daerah lain seperti Karangrejo, Kauman, Blitar,
Trenggalek, Kampak dan Ringinpitu. Sejak berdirinya koperasi cabang di daerah
lain maka dapat mengembangkan mengembangkan atau menggerakkan
perekonomian di daerah tersebut. Seperti di daerah Boyoalangu sendiri terdapat
beberapa potensi perekonomian seperti perikanan dan pertanian contohnya
tembakau, kebun belimbing. Sehingga hal tersebut dapat dijadikan target untuk
pengembangan perekonomian di daerah Boyolangu.
Kantor koperasi KSU Syariah “Surya Mitra” ini berdiri dibawah
tanggungjawab Lembaga Ekonomi Muhammadiyah sehingga izin untuk
berdirinya harus di Kantor PCM Muhammadiyah Tulungagung. Waktu awal
pendiriannya, di daerah Boyolangu sendiri sudah ada BTM Muhammadiyah
5
Perkasa sehingga seharusnya tidak boleh mendirikan lagi lembaga yang serupa
karena izinnya harus di cabang dekat kecamatan Muhammadiyah akan mendirikan
kantor BTM Muhammadiyah di Boyolangu. Kantor Cabang dari KSU Syariah
“Surya Mitra” Boyolangu ini bertempat di Kalidawir dengan nama lembaga BTM
Muhammadiyah Kalidawir. Awal mulanya kantor ini bernama BTM, karena di
Boyolangu sendiri sudah ada BTM dan supaya tidak rancu sehingga diganti nama
menjadi KSU Syariah “Surya Mitra”. Jadi masih sama miliknya Muhammadiyah
hanya saja untuk menghindari persaingan sesama Muhammadiyah di daerah
Boyolangu.
3. Visi dan Misi KSU Syariah “Surya Mitra”
a. Membiayai ekonomi kerakyatan kecil seperti pedagang pasar, pedagang
di toko kecil, toko perikanan serta toko pertanian.
b. Mengentaskan masyarakat ekonomi bawah dari rentenir.
4. Kegiatan Usaha
a. Simpanan
b. Pinjaman
1) Pembiayaan Qardhul Hasan
Pembiayaan qardhul hasan yaitu pembiayaan yag tidak memungut bagi
hasil kepada nasabah (peminjam) dan jika bangkrut yang bersangkutan
akan dibebaskan dari pinjaman. Contoh: untuk memberi modal bagi
orang yang tidak mampu.
2) Pembiayaan Musyarakah
Yaitu pembiayaan yang menggunakan akad syirkah/kerjasama antara
KSU dengan anggota dimana modal tidak seluruhnya (sebagian) dari
KSU. Dalam jangka waktu tertentu keuntungan usaha akan dibagi
sesuai dengan kesepakatan.
3) Pembiayaan Murabahah
Yaitu sistem pembiayaan yang menggunakan akad jual beli, dimana
nasabah membutuhkan barang (alat sarana usaha) dan pihak lembaga
menyediakan barangnya. Kemudian nasabah membelinya dari pihak
lembaga dengan pembayaran dibelakang atau jatuh tempo, besarnya
6
harga dan lamanya pembayaran ditentukan berdasarkan kesepakatan
bersama.
5. Struktur Organisasi KSU Syariah “Surya Mitra”
Struktur Organisasi
1. Sususan Kepengurusan KSU Syariah Surya Mitra
Untuk menjalankan roda organisasi, KSU Syariah Surya Mitra
dikendalikan oleh Dewan Pengawas dan Dewan Pengurus sebagai berikut:
a. Badan Pengawas
Koordinator : Sigit Wijayanto
Wakil : Saifulloh Darmawan, S.Ag
Anggota : Iswatun Nafiah, S.T
Krista Anggraini, A.md
b. Badan Pengurus
Ketua : Sugianto
Sekretaris : Riris Norma Noviasari
RAPAT ANGGOTA
PENGAWAS
PENGURUS
1. Ketua
2. Wakil
3. Anggota
1. Ketua
2. Sekretaris
3. Bendahara
MANAJER
TELLER CUSTOMER
SERVICE ACCOUNTING BAGIAN
PEMBIAYAAN
7
Bendahara : Nurul Aimi
c. Karyawan
Bagian Akuntansi : Riris Norma Noviasari
Bagian Kasir : Yuli Kristanti
Bagian Pembiayaan : Sigit wijayanto
Fitri Widyasari
Nurul Aimi
6. Tugas dan Wewenang dari masing-masing bagian
a. Pengawas
1) Perangkat organisasi yang dipilih dari anggota dan diberi mandat untuk
melakukan pengawasan terhadap jalannya organisasi dan usaha
koperasi.
2) UU 25 tahun 1992 pasal 39 : bertugas untuk melakukan pengawasan
kebijakan dan pengelolaan koperasi.
3) Berwenang untuk meneliti catatan yang ada dan mendapatkan segala
keterangan yang diperlukan.
b. Pengurus
Tugasnya antara lain :
1) Mengelola koperasi dan usahanya.
2) Mengajukan rancangan kerja, budget dan belanja koperasi.
3) Menyelenggarakan rapat anggota.
4) Mengajukan laporan keuangan dan mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya.
5) Memelihara daftar buku anggota dan pengurus.
Dan wewenang pengurus antara lain:
1) Mewakili koperasi di dalam dan di luar pengadilan.
2) Meningkatkan peran koperasi.
8
c. Manager
Peran manajer yaitu membuat rencana ke depan sesuai dengan
ruang lingkup dan wewenangnya, mengelola sumberdaya secara efisien,
memberikan perintah, bertindak sebagai pemimpin dan mampu
melaksanakan kerjasama dengan orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi.
d. Pimpinan Cabang
1) Untuk mengembangkan usaha dengan efisien dan profesional.
2) Hubungan dengan penguru bersifat kontrak kerja.
3) Diangkat dan diberhentikan oleh pengurus.
e. Anggota
Anggota yang secara keeluruhan menjalankan manajemen dalam suatu
rapat anggota dengan menetapkan :
1) Anggaran dasar
2) Kebijaksanaan umum serta pelaksanaan keputusan koperasi
3) Rencana kerja, pertanggungjawaban pengurus dalam melaksanakan
tugasnya
4) Penggabungan, peleburan, pembagian dan pembubaran koperasi.
B. Pelaksanaan Praktik di KSU Syariah “Surya Mitra”
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa praktik pengalaman lapangan
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh seorang mahasiswa untuk
melakukan praktik secara langsung setelah mendapatkan materi ataupun teori
yang didapatkan di kampus. Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan yang
diselenggarakan IAIN Tulungagung dimulai pada tanggal 5 Oktober 2020
sampai dengan 5 November 2020.
Pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan di Kantpr Cabang KSU
Syariah Surya Mitra disana memiliki beberapa karyawan. Masing-masing
karyawan KSU Syariah Surya Mitra adalah sebagai berikut:
a. Sigit Wijayanto
b. Saifulloh Darmawan, S.Ag
9
c. Iswatun Nafiah, S.T
d. Krista Anggraini, A.Md
e. Yuli Kristanti
f. Fitri Widyasari
g. Nurul Aimi
h. Riris Norma Noviasari
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) merupakan seluruh kegiatan
yang harus dilakukan oleh mahasiswa IAIN Tulungagung. Dengan sebuah
institusi atau Lembaga sebagai sarana pembelajaran bagi mahasiswa, dimana
mahasiswa dituntut mempunyai kecerdasan intelektual, namun harus
mempunyai kemampuan dasar yang harus dimiliki adalah pengetahuan,
ketrampilan, kreatifitas dan sikap.
Kegiatan yang kami kerjakan selama PPL di KSU Syariah Surya
Mitra yaitu dengan cara wawancara dan observasi dengan pihak Lembaga
terkait. Dalam menggali informasi mengenai KSU Suariah Surya Mitra
dilakukan dengan cara observasi dan wawancara 3 kali pertemuan. Hal ini
untuk menghindari kerumunan dan tetap menjaga protokol kesehatan guna
mencegah penyebaran covid-19. Karena dengan wawancara secara langsung
hanya dilakukan 3 kali kurang mendapatkan informasi yang dibutuhkan,
selebihnya penggalian informasi dilakukan secara daring via chat whatsapp
atau telepon.
C. Permasalahan di Lapangan
KSU Syariah “Surya Mitra” Cabang Boyolangu ini memiliki masalah
yaitu di pembiayaan. Hal ini di karenakan pembiayaan merupakan suatu
operasional bank yang berguna dalam mempertahankan eksistensi di dalam
suatu lembaga keuangan. Salah satu permasalahan yang ada di KSU Syariah
Surya Mitra ini yaitu di produk mudharabahnya. Lambatnya penerimaan
pembayaran angsuran ini sudah sering terjadi di koperasi ini. Meski tidak
semua pembiayaan bermasalah, masalah ini sudah menjadi fenomena umum di
setiap pembiayaan.
10
KSU Syariah Surya Mitra ini juga kurang selektif dalam memilih anggota
atau nasabah yang laya untuk mendapatkan pembiayaan dari sinilah yang
merupakan alah satu faktor penyebab pembiayaan bermasalah. Ini karena
sulitnya membaca karakter orang lain, apalagi orang yang belum dikenal sama
sekali. Banyak kasus calon anggota yang diselidiki atau di data berbohong
tentang dana yang akan digunakan. Contohnya saat nasabah akan mengajukan
pembiayaan yang mengatakan bahwa dana yang diajukan itu untuk modal
tambahan usaha, namun setelah dilakukan survey langsung ternyata uang yang
telah diajukan tersebut dignakan untuk hal lain seperti membeli barang
kebutuhan sehari serta membayar hutang yang lainnya. Selain itu,
permasalahan lainnya yaitu adanya bank besar atau tanggungan yang lainnya,
sehingga nasabah ini meremehkan pembayaran angsuran di KSU Syariah
Surya Mitra.
D. Tanggapan dari Pihak Lembaga Tempat Praktik
Menanggapi permasalahan yang terkait dengan pembiayaan bermasalah,
khususnya di produk mudharabahnya, KSU Syariah Surya Mitra
mengungkapkan jika hal tersebut sering terjadi maka harus ditangani dengan
baik dan harus di harus diketahui lebih lanjut apa saja faktor yang
menyebabkan pembiayaan bermasalah ini terus terjadi dan harus segera
ditangani dengan baik.
Saat nasabah KSU Syariah Surya Mitra mengalami kendala keuangan,
seperti telat membayar angsuran biasanya akan ada petugas yang akan
memantau lewat telepon atau datang langsung kerumah nasabah. Dalam hal
penagihan sudah ada pembagiannya, baik dari wilayah, maupun dari segi lama
menunggak pembayaran angsuran. Dalam penagihan dilakukan secara
kekeluargaan. Terkadang meski ada peraturan denda yang dikenakan kepada
nasabah yang menunda pembayaran, namun jika keterlambatannya tidak terlalu
lama dan masih bisa di toleransi maka sistem denda tidak diberikan. Ketika
memang ada nasabah yang tidak bisa mencicil angsuran biasanya KSU Syariah
Surya Mitra menyita barang yang telah dijaminkan.
11
BAB III
PEMBAHASAN
A. Teori Pembiayaan
a. Pengertian Pembiayaan
Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah merupakan penyediaan uang atau
tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasar2 persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka
waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Dalam UU No.21 Tahun
2008 tentang perbankan syariah pasal 1 poin 25 menjelaskan bahwa
pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan
dengan itu berupa :
a. Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.
b. Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam
bentuk ijarah muntahiya bittamlik.
c. Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan
istishna.
d. Transasi pinjam meminjam dalam bentuk qardh.
b. Tujuan Pembiayaan
Tujuannya selain untuk menjalankan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah bukan hanya untuk mencari keuntungan dan meramaikan bisnis
perbankan di Indonesia, tetapi juga untuk menciptakan lingkungan bisnis
yang aman, diantaranya:
1. Memberikan pembiayaan dengan prinsip syaria yang menerapkan
sistem bagi hasil yang tidak memberatkan debitur.
2. Membantu masyarakat ekonomi lemah yang selalu dipermainkan oleh
rentenir dengan membantu melalui pendanaan untuk usaha yang
dilakukan.
2 Muhammad, Managemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN) hal.260
12
c. Prinsip-prinsip Pembiayaan
Ketika bank atau lembaga keuangan memberikan pinjaman uang kepada
nasabah atau mitra pembiayaannya, tentu saja pihak bank mengharapkan
uangnya untk kembali. Karena itu, untuk memperkecil resiko (uang
pinjaman tidak kembali), dalam memberikan pembiayaan atau kredit bank
harus mempertimbangkan beberapa hal yang terkait dengan itikad baik dan
kemampuan membayar nasabah atau mitra pembiayaan tersebut untuk
melunasi kembali pinjaman. Hal-hal tersebut terdiri dari character
(kepribadian), capacity (kapasitas), capital (modal), collateral (jaminan),
dan condition of economy (keadaan perekonomian) atau yang biasa sering
disebut dengan 5C.3 Dengan penjelasan sebagai berikut :
a) Character yaitu bertujuan untuk memberikan keyakinan kepada bank
bahwa sifat atau karakter dari orang-orang yang akan diberikan
pembiayaan atau kredit dari bank benar-benar dapat dipercaya.
b) Capacity yaitu melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar
pembiayaan atau kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya
dalam mengelola bisnis usaha serta kemampuan dalam mencari laba.
c) Capital yaitu modal yang diberikan oleh bank, dan biasanya bank tidak
akan bersedia untuk membiayai suatu pembiayaan utnuk usaha secara
100%, yang artinya nasabah atau mitra pembiayaan yang mengajukan
permohonan pembiayaan harus pula menyediakan dana dari sumber
lainnya atau modal sendiri.
d) Collateral yaitu jaminan yang diberikan calon nasabah atau mitra
pembiayaan baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
e) Condition of economy. Dalam menilai suatu pembiayaan atau kredit
hendaknya juga dilihat dari kondisi ekonomi pada saat sekarang dan
dimasa yang akan datang sesuai dengan sektor masing-masing.
d. Jenis-jenis Pembiayaan
Menurut sifat pembiayaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi 2 bagian,
yaitu:
3 Ismail, Perbankan Syariah (Jakarta: Kencana, 2011), hal. 119
13
1. Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi kebutuhanproduksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan
usaha baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.
2. Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi yang akan habis digunakan untuk
memenuhi kebutuhan yang umumnya perorangan.
B. Teori Pembiayaan Mudharabah
a. Pengertian Mudharabah
Mudharabah merupakan suatu akad transaksi yang dilakukan antara dua belah
pihak, dimana salah satu pihak menyerahkan harta (modal) kepada pihak yang
lain agar diperdagangkan, dengan pembagian keuntungan diantara keduanya
sesuai kesepakatan yang telah disepakati.4
b. Landasan Hukum Mudharabah
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rizki hasil perniagaan) dari
Tuhan-mu” (QS. Al-Baqarah : 198)
c. Rukun dan Syarat Mudharabah
Rukun Mudharabah:
1. Pemilik modal
2. Pelaksana usaha
3. Objek transaksi/modal
4. Nisbah keuntungan
5. Ijab qabul (sighat)5
Syarat Mudharabah:
1) Syarat yang berakad
- Cakap hukum
- Dewasa
- Berakal
44
Dr. Hj. Isnawati Rais, MA dan Dr. Hj. Hasanudin, MA. Fiqih Muamalah dan Aplikasinya pada
LKS, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, 2011), hal.117 5 Drs. H. Hendi Suhendi, M.Si., Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), hal.
140
14
2) Objek transaksi
- Modal harus berupa satuan mata uang
- Modal harus diketahui dengan jelas ukurannya
- Modal harus jelas adanya bukan berbentuk tangguhan
- Keuntungan harus diketahui secara jelas ukurannya
- Keuntungan dibagi dengan persentase yang seimbang dan merata
3) Akad sighat
Pemilik modal mengucap ijab, seperti “aku serahkan modal ini kepadamu untuk
usaha, jika terdapat keuntungan akan dibagi dua”. Dan ucapan qabul dari
pengelola.
d. Jenis-jenis Mudharabah
1. Mudharabah Mutlaqah (mudharabah tanpa syarat)
Yaitu pihak pihak pemilik modal memberikan modal kepada pihak pegelola
modal untuk mengelola modal tersebut secara bebas tanpa adanya persyaratan
tertentu.
2. Mudharabah Muqayyadah (mudharabah bersyarat)
Yaitu seseorang yang memberikan modal kepada pihak lain untuk dikelola dengan
mengikuti syarat-syarat yang telah ditentukan dalam perjanjian yang telah
dibuat oleh pemilik modal.
e. Skema Pembiayaan Mudarabah
Dari skema pembiayaan di atas, dapat kita simpulkan bahwa proses
pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan bagi hasil dimana pihak
15
shahibul maal (BMT) memberi seluruh modal sebesar 100% yang diberikan
kepada mudharib (nasabah) yang mempunyai keahlian untuk mengelola suatu
proyek atau usaha. Dalam pelakasanaannya kedua belah pihak melakukan
perjanjian atau akad berdasarkan kesepakatan bersama termasuk pembagian
nisbah bagi hasil. Di dalam pembiayaan mudharabah, apabila proyek atau
usaha yang dijalankan mengalami keuntungan maka kedua belah pihak
mendapatkan bagi hasi, namun jika terjadi kerugian maka yang menanggung
adalah shahibul maal dengan catatan bahwa keerugian yang terjadi bukan
merupakan kesalahan atau penyimpangan yang dilakukan oleh mudharib.
C. Teori Pembiayaan Bermasalah
a. Pengertian Pembiayaan Bermasalah
Pembiayaan bermasalah merupakan pembiayaan yang
mengindikasikan ketidakmampuan atau kesulitan yang dialami nasabah
dalam pembayaran kembali angsuran atau kewajibannya kepada bank
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati oleh kedua belah pihak.6
b. Faktor Penyebab Pembiayaan Bermasalah
Menurut Veithzal Rivai dalam bukunya Islamic Financial
Management, adanya anggapan yang salah bahwa pembiayaan bermasalah
selalu disebabkan oleh kesalahan debitur, dari kondisi eksternal, bahkan
dari bank yang memberikan pembiayaannya tersebut.
Kesalahan bank yang dapat mengakibatkan pembiayaan bermasalah
berawal dari tahap perencanaan, tahap analisis, dan tahap pengawasan.
Faktor-faktor yang menjadi penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah
tersebut perlu disadari oleh pihak lembaga keuangan agar dapat mencegah
atau menangani dengan baik.7 Adapun beberapa hal yang menjadi
penyebab timbulnya pembiayaan bermasalah adalah sebagai berikut:
1. Karena Kesalahan Bank atau Lembaga Keuangan Syariah
1) Kurang pengecekan terhadap latar belakang nasabah
6 Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 123
7 Veithzal Rivai, Islamic Financial Management, (Jakarta: PT. Rajawali Press, 2007), hal.478-479
16
2) Kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan
penggunaan pembiayaan dan sumber pembiayaan kembali.
3) Kurang pemahaman terhadap kebutuhan keuangan yang sebenarnya
dari calon nasabah dan apa manfaat pembiayaan yang diberikan.
4) Kurang mahir dalam menganlisis laporan keuangan calon nasabah.
5) Kurang lengkap dalam mencantumkan syarat-syarat.
6) Terlalu agresif atau terburu-buru.
7) Pemberian kelonggaran terlalu banyak.
8) Kurangnya pengalaman pejabat pembiayaan atau account officer
dalam melaksanakan tugas.
9) Mudah untuk dipengaruhi, diintimidasi atau dipaksa oleh calon
nasabah.
10) Keyakinan yang berlebihan.
11) Kurang mengadakan kunjungan ke lokasi nasabah.
12) Kurang mengadakan kontak dengan nasabah.
13) Tidak punya kebijakan dalam pembiayaan yang sehat.
2. Karena Kesalahan Nasabah atau Mitra Pembiayaan
1) Nasabah tidak kompeten dalam menjalankan usahanya.
2) Nasabah tidak atau kurang pengalaman.
3) Nasabah kurang memberikan waktu untuk usahanya.
4) Nasabah tidak jujur.
3. Karena Faktor Eksternal
1) Kondisi perekonomian.
2) Perubahan-perubahan kebijakan atau peraturan pemerintah
3) Bencana alam
Dari penjelasan diatas, dapat disimpulan bahwa faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah, antara lain: pertama,
faktor yang disebabkan oleh piha bank itu sendiri, seperti pihak bank
kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan penggunaan
pembiayaan oleh nasabah dan sumber pembayaran kewajibannya kembali.
Kedua, faktor yang disebabkan oleh nasabah seperti nasabah yang tidak
17
jujur kepada pihak bank dalam penggunaan datanya. Ketiga, faktor
eksternal seperti perubahan peraturan atau kebijakan tentang ekonoi
nasional oleh pemerintah dan terjadinya bencana alam yang menimpa
nasabah.
c. Upaya Penanganan Pembiayaan Bermasalah
Penanganan pembiayaan bermasalah adalah bagian yang tidak dapat
dihindari dalam proses pembiayaan, di dalam suatu institusi perbankan,
maka penanganan pembiayaan yang bermasalah merupakan suatu hal yang
sangat penting untuk dilakukan. Oleh sebab itu, jika diketahui adanya
gejala suatu pembiayaan yang berpotensi bermasalah, bank harus segera
mengambil langkah penanganan sebelum masalah tersebut menimbulkan
kerugian bagi pihak bank.8
Dalam proses penanganan bermasalah, penanganannya dilakukan
sesuai dengan kolektabilitas pembiayaan,9 yaitu sebagai berikut:
a) Pembiayaan lancar, dilakukan dengan cara:
1) Pemantauan usaha nasabah
2) Pembinaan anggota dengan pelatihan-pelatihan
b) Pembiayaan potensial bermasalah, dilakukan dengan cara:
1) Pembinaan anggota
2) Pemberian dengan surat teguran
3) Kunjungan lapangan oleh sebagian pembiayaan kepada nasabah
4) Upaya preventif dengan penanganan reschedulling, yaitu penjadwalan
kembali jangka waktu angsuran serta memperkecil jumlah angsuran
juga dapat dilakukan dengan reconditioning, yaitu memperkecil
keuntungan atau bagi hasil.
c) Pembiayaan kurang lancar, dilakukan dengan cara:
1) Membuat surat teguran atau peringatan
8 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hal.
168 9 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005), hal.
268
18
2) Kunjungan lapangan oleh sebagian pembiayaan kepada nasabah secara
lebih bersungguh-sungguh
3) Upaya penyehatan dengan cara reschedulling
d) Pembiayaan diragukan dan macet, dilakukan dengan cara:10
1) Dilakukan reschedulling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu
angsuran serta memperkecil jumlah angsuran
2) Dilakukan reconditioning, yaitu memperkecil margin atau bagi hasil
usaha
3) Dilakukan pengalihan atau pembiayaan ulang dalam bentuk
pembiayaan al qardhul hasan.
D. Analisis Permasalahan
Dari teori yang ada, selama praktik pengalaman lapngan ini dilakukan
maka penulis melakukan pengkajian terhadap “Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Pembiayaan Bermasalah Pada Pembiayaan Mudharabah di
KSU Syariah “Surya Mitra” Cabang Boyolangu”.
1. Identifikasi Masalah
Selama ini analisis mengenai pembiayaan bermasalah hanya dilihat dari
perspektif lembaga keuangan syariah saja, karena belum terdapat penelitian
langsung tentang faktor-faktor apa saja yang benar-benar mempengaruhi
terjadinya pembiayaan bermasalah tersebut yang dilihat secara langsung pula
dari perspetif mitra pembiayaan yang bersangkutan.
Terhambatnya proses pengembalian pembiayaan dari anggota akan
mengakibatkan kerugian bagi KSU Syariah “Surya Mitra” dikarenakan bagi
hasil dan margin merupakan sumber utama penghasilan KSU, sehingga
keadaan tersebut dapat mengakibatkan terancamnya kelangsungan usaha dari
KSU itu sendiri. faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan
bermasalah, antara lain: pertama, faktor yang disebabkan oleh piha bank itu
sendiri, seperti pihak bank kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud
10 Kasmir, SE, MM., Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), edisi 1,
cet.2, hal 131
19
dan tujuan penggunaan pembiayaan oleh nasabah dan sumber pembayaran
kewajibannya kembali. Kedua, faktor yang disebabkan oleh nasabah seperti
nasabah yang tidak jujur kepada pihak bank dalam penggunaan datanya.
Ketiga, faktor eksternal seperti perubahan peraturan atau kebijakan tentang
ekonomi nasional oleh pemerintah dan terjadinya bencana alam yang menimpa
nasabah.
E. Pencegahan
Secara umum proses penyelesaian pembiayaan bermasalah dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Reschedulling, yaitu penjadwalan kembali jangka waktu angsuran
pembiayaan serta memperkecil jumlah angsuran pembiayaan.
2. Reconditioning, yaitu perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat
pembiayaan meliputi perubahan jadwal pembayaran angsuran, jangka
waktu dan margin.
3. Restructuring, yaitu tindakan bank kepada nasabah dengan cara menambah
modal nasabah dengan ertimbangan nasabah memang membutuhkan
tambahan dana atau usaha yang dibiayai masih layak.
4. Kombinasi, merupakan kombinasi dari ketiga jenis metode yang digunakan
diatas. Misalnya kombinasi antara restructuring dengan reconditioning atau
reschedulling dengan restructuring.
5. Penyitaan jaminan atau agunan yang merupakan jalan terakhir apabila
nasabah sudah benar-benar tidak punya itikad baik atau sudah tidak mampu
lagi dalam membayar utangnya.
20
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pembiayaan bermasalah,
antara lain: pertama, faktor yang disebabkan oleh pihak bank itu sendiri, seperti
pihak bank kurang tajam dalam menganalisis terhadap maksud dan tujuan
penggunaan pembiayaan oleh nasabah dan sumber pembayaran kewajibannya
kembali. Kedua, faktor yang disebabkan oleh nasabah seperti nasabah yang
tidak jujur kepada pihak bank dalam penggunaan datanya. Ketiga, faktor
eksternal seperti perubahan peraturan atau kebijakan tentang ekonoi nasional
oleh pemerintah dan terjadinya bencana alam yang menimpa nasabah. Dalam
proses penanganan bermasalah, penanganannya dilakukan sesuai dengan
kolektabilitas pembiayaan, yaitu sebagai berikut:
- Pemantauan usaha nasabah.
- Upaya preventif dengan penanganan reschedulling, yaitu penjadwalan
kembali jangka waktu angsuran serta memperkecil jumlah angsuran juga
dapat dilakukan dengan reconditioning, yaitu memperkecil keuntungan
atau bagi hasil.
- Membuat surat teguran atau peringatan.
B. Saran-saran
1. Untuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai pengelola praktik,
semoga informasi yang telah dikumpulkan memberikan manfaat dan
berguna untuk menjadi salah satu media penyerapan informasi untuk
penyelerasan kurikulum yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan
di lapangan serta pengadaan praktik lapangan yang selanjutnya dapat
berjalan lebih baik lagi.
2. Untuk instansi atau lembaga tempat praktik, semoga laporan ini dapat
membantu mengetahui faktor apa saja yang menjadi sebab pembiayaan
bermasalah di KSU Syariah “Surya Mitra” .
21
DAFTAR RUJUKAN
Hasibuan. Malayu. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: Bumi Aksara , 2008.
Ismail. Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi. Jakarta:
Kencana, 2010.
Ismail. Perbankan Syariah. Jakarta: Kencana, 2011.
Kasmir. Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo persada. 2003.
Muhammad, Managemen Bank Syariah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2006
Rais, Dr. Hj. Isnawati, MA dan Dr. Hj. Hasanudin, MA. Fiqih Muamalah dan
Aplikasinya pada LKS. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2011.
Rivai, Veithzal. Iskamic Financial Management. Jakarta: PT Rajawali Press,
2007.
Suhendi, Drs. H. Hendi, M.Si., Fiqih Muamalah. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2002.
22
LAMPIRAN
LAPORAN KEGIATAN HARIAN
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) GELOMBANG III
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM IAIN TULUNGAGUNG
TAHUN 2020
Pada tanggal 5 Oktober sampai tanggal 5 November tahun 2020,
bertempat di KSU Syariah “Surya Mitra” cabang Boyolangu telah dilaksanakan
PPL Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Tulungagung gelombang III Tahun 2020 oleh mahasiswa dengan identitas sebagai
berikut:
Nama : Syafauna Nadyari
NIM 12401173434
Jurusan : Perbankan Syariah
Lembaga PPL : KSU Syariah “Surya Mitra” (Cabang Boyolangu)
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan
1. 5 Oktober 2020 Membaca dan memahami buku pedoman PPL
gelombang III
2. 6 Oktober 2020 Berkunjung ke KSU Syariah “Surya Mitra” untuk
meminta izin akan melakukan wawancara dan
observasi.
3. 7 Oktober 2020 Pengarahan dari DPL Bapak Faizun terkait PPL
gelombang III dan skema pelaksanaannya.
4. 8 Oktober 2020 Mengerjakan review pendalaman materi PPL
gelombang III.
5. 9 Oktober 2020 Mulai membuat cover tanpa judul dan kata pengantar.
6. 10 Oktober 2020 Membuat berita harian yang dilakukan mahasiswa.
7. 11 Oktober 2020 Mencari referensi terkait judul laporan PPL
23
gelombang III
8. 12 Oktober 2020 Menyelesaikan review pendalaman materi PPL
gelombang III.
9. 13 Oktober 2020 Mempersiapkan pertanyaan untuk kegiatan
wawancara.
10. 14 Oktober 2020 Membuat berita harian yang dilakukan mahasiswa.
11. 15 Oktober 2020 Melakukan wawancara dan observasi ke lembaga
tempat PPL.
12. 16 Oktober 2020 Membuat ringkasan mengenai hasil wawancara dan
observasi di KSU Syariah Surya Mitra.
13. 17 Oktober 2020 Mengerjakan BAB II terkait profil lembaga dari hasil
wawancara yang sudah dilakukan.
14. 18 Oktober 2020 Mulai merancang judul dan mencari referensi terkait
hasil dari wawancara dan observasi yang pertama.
15. 19 Oktober 2020 Berunding dengan teman mengenai laporan PPL.
16. 20 Oktober 2020 Konsultasi terkait judul laporan PPL dengan DPL.
17. 21 Oktober 2020 Mengerjakan BAB I mengenai tujuan, kegunaan
waktu, dan tempat pelaksanaan PPL.
18. 22 Oktober 2020 Mengisi berita konsultasi DPL.
19. 23 Oktober 2020 Membuat berita harian yang dilakukan mahasiswa.
20. 24 Oktober 2020 Melakukan kujungan ke tempat lembaga yang kedua
untuk observasi terkait permasalahan yang dihadapi.
21. 25 Oktober 2020 Mencatat hasil dari kunjungan tanggal 24 Oktober
2020.
22. 26 Oktober 2020 Mencari referensi buku/jurnal untuk mengerjakan
bagian landasan teori.
23. 27 Oktober 2020 Mengerjakan laporan PPL BAB I mengenai dasar
pemikiran.
24. 28 Oktober 2020 Mengerjakan laporan BAB II mengenai permasalahan
dan tanggapan dari pemilik.
24
25. 29 Oktober 2020 Membuat berita harian yang dilakukan mahasiswa.
26. 30 Oktober 2020 Mengerjakan laporan PPL BAB III mengenai landasan
teori
27. 31 Oktober 2020 Melanjutkan mengerjakan laporan BAB III
28. 1 November 2020 Mengerjakan laporan BAB VI
29. 2 November 2020 Melakukan kunjungan ke tempat PPL dan
mengkonvirmasi bahwa PPL sudah selesai
30. 3 November 2020 Diskusi dengan teman sekelompok mengenai laporan
final yang sudah dikerjakan.
31. 4 November 2020 Berdiskusi sama teman tentang final mengerjakan
laporan PPL.
32. 5 November 2020 Melakukan kunjungan ke tempat PPL dan pemberian
cindera mata
33. 6 November 2020 Meneliti ulang kembali laporan PPL yang sudah
selesai dikerjakan.
Tulungagung,6 November 2020
Syafauna Nadyari
NIM. 1240117340
25
BERITA ACARA KONSULTASI
Nama : Syafauna Nadyari
NIM 12401173440
Jurusan : Perbankan Syariah
DPL : Moch. Faizun, M.Pd.I.
Tempat PPL : KSU Syariah “Surya Mitra” Cabang Boyolangu
Judul Laporan : Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembiayaan Bermasalah
Pada Pembiayaan Mudharabah di KSU Syariah “Surya Mitra”
Cabang Boyolangu
No Hal Yang Dikonsultasikan Catatan DPL Paraf
1 Konsultasi mengengenai judul
laporan PPL “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pembiayaan
Bermasalah pada Pembiayaan
Mudharabah di KSU Syariah “Surya Mitra” Cabang Boyolangu”.
DPL menyetujui judul
laporan.
2
3
4
Tulungagung, 6 November 2020
Syafauna Nadyari
12401173440
26
Lampiran Dokumentasi
Foto bersama pimpinan KSU Syariah beserta
karyawannya
Wawancara dengan Pak Sigit selaku ketua
KSU Syariah Surya Mitra (cabang Boyolangu)
27
Foto bersama serah terima cindera mata
Foto bersama