Laporan Praktikum Analisis Anion_hanifah_12312241032

download Laporan Praktikum Analisis Anion_hanifah_12312241032

of 14

description

Praktikum analisis senyawa kimia pendidikan IPA

Transcript of Laporan Praktikum Analisis Anion_hanifah_12312241032

LAPORAN PRAKTIKUMANALISIS SENYAWA KIMIAANAISIS ANION GOLONGAN I

Disusun oleh:Hanifah12312241032Pendidikan IPA A 2012

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPAJURUSAN PENDIDIKAN IPAFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2015A. TujuanMahasiswa dapat mengidentifikasi anion klorida (Cl-), bromide (Br-), iodide (I-), sianida (CN-), tiosianat (CNS-), oksalat (C2O42-)

B. Kajian TeoriKimia analisis dapat dibagi dalam 2 bidang, yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif. Analisis kualitatif membahas tentang identifikasi zat-zat. Urusannya adalah unsur atau senyawa apa yang terdapat dalam suatu sampel. Sedangkan analisis kuantitatif berurusan dengan penetapan banyaknya satu zat tertentu yang ada dalam sampel (A.L. Underwood : 1993).Dalam kimia analisis kuantitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion tertentu. Dengan menggunakan pereaksi-pereaksi ini maka akan terlihat adanya perubahan-perubahan kimia yang terjadi, misalnya terbentuk endapan, terjadinya perubahan warna, bau dan timbulnya gas (G. Svehla: 1985).Ikatan ion terbentuk oleh pemindahan satu atom yang memberikan satu atau lebih dari elektron terluar ke atom lain yang kehilangan elektron menjadi ion positif (kation) atom yang mendapatkan elektron menjadi ion negatif (anion). Ikatan terjadi tarikan antara ion yang berlawanan (Petrucci, 1987).Anion terbentuk jika anion memperoleh satu atau lebih elektron. Ion yang terbentuk mempunyai lebih banyak elektron daripada protonnya, sedangkan atom yang melepaskan satu atau beberapa electron membentuk ion yang bermuatan positif yang disebut kation(Stanley,1988).Anion berinti banyak dijumpai pada anion okso yang berinti 2, 3 atau 4 atom oksigen yang terikat pada atom inti dan menghasilkan atom deskret. Namun demikian, mungkin hanya terdiri dari 2 atom oksigen dan menghasilkan ion dengan jembatan oksigen seperti ion bikarbonat yang terbentuk dari CrO4 yang diasamkan (Ismail Besari : 1982)Metode untuk mendeteksi anion tidaklah sistematik seperti pada metode untuk mendeteksi kation. Sampai saat ini belum pernah dikemukakan suatu skema yang benar-benar memuaskan, yang memungkinkan pemisahan anion-anion yang umum ke dalam golongan utama, dan dari masing-masing golongan menjadi anggota golongan tersebut yang berdiri sendiri. Pemisahan anion-anion ke dalam golongan utama tergantung pada kelarutan garam pelarutnya. Garam kalsium, garam barium, dan garam zink ini hanya boleh dianggap berguna untuk memberi indikasi dari keterbatasan-keterbatasan metode ini. Skema identifikasi anion bukanlah skema yang kaku, karena satu anion termasuk dalam lebih dari satu sub golongan (G. Svehla : 1985).Anion karbonat (CO32-) dan sianida (CN-) merupakan anion yang melepaskan gas jika ditambahkan asam klorida atau asam sulfat encer. Klorida, bromide, iodide, dan tiosianat merupakan anion yang menghasilkan gas jika ditambahkan asam sulfat pekat.Hampir semua karbonat tidak larut dalam air, kecuali karbonat alkali dan amonium. Dengan asam klorida encer dapat memberikan gas karbondioksida berbentuk gelembung tidak berwarna. Adanya gas karbondioksida dapat diidentifikasi dengan mengalirkan gas pada air kapur atau perak nitrat yang keduanya dapat membentuk kekeruhan.Hanya sianida dari golongan alkali dan alkali tanah saja yang larut dalam air. Merkuri sianida larut dalam air, tetapi merupakan elektrolit lemah dan tidak terionisasi. Sianida dengan asam klorida encer dapat membentuk gas hydrogen sianida yang berbahaya. Adanya gas hydrogen sianida dapat dideteksi dengan kertas saring yang dibasahi dengan feriklorida dan HCl membentuk warna merah kompleks [Fe(CN)6]3-.Hampir semua klorida larut dalam air. Beberapa klorida tak larut dalam air yaitu Hg(I), Ag, dan Pb. Hampir semua bromide larut dalam air. Beberapa bromide tidak larut dalam air yaitu Hg(I), Ag, Cu(I), dan Pb. Hampir semua iodide larut dalam air. Beberapa iodide yang tidak larut dalam air yaitu Hg(I), Ag, Cu(I), dan Pb.

C. Metodologi Praktikum1. Waktu dan Tempat PraktikumWaktu : Rabu, 4 November 2015Tmpat: Laboratorium Kimia Analisis2. Alat da Bahana. Alat:Tabung reaksiPenjepit tabung reaksiRak tabung reaksiPipet tetesPembakar spiritusb. Bahan:Larutan yang diperlukan mempunyai konsentrasi 1 Molar sebagai berikut:Larutan garam klorida (CaCl2)Larutan garam bromidaLarutan garam iodidaLarutan garam sianidaLarutan garam tiosianatLarutan garam oksalatLarutan perak nitratLarutan ammoniaLarutan asam nitratLarutan Pb-asetatLarutan tembaga (II) kloridaLarutan asam sulfatLarutan merkuri (I) nitratLarutan kalium permanganat3. Langkah KerjaReaksi identifikasi anion klorida

Reaksi identifikasi anion bromida

Reaksi identifikasi anion iodida

Reaksi identifikasi anion sianida

Reaksi identifikasi anion tiosianat

Reaksi identifikasi anion asam oksalat

D. Data Hasil PraktikumNoPerlakuanReaksi yang TerjadiHasil Pengamatan

1aCaCl2 + 2AgNO32AgCl(s) + Ca(NO3)2Terdapat endapan putih, larutan bening

AgCl(s) + HNO3HCl + AgNO3 Masih terdapat endapan putih, larutan menjadi putih

AgCl(s) + 2NH3[Ag(NH3)2]+ + Cl-Masih terdapat endapan putih, larutan menjadi keruh

bCaCl2 + (CH3COO)2PbPbCl2(s) + (CH3COO)2CaTerdapat sedikit endapan putih, larutan bening

2aBr- + AgNO3AgBr(s) + NO3-Terdapat endapan kuning, larutan keruh

AgBr + NO3- + NH3[Ag(NH3)2]+ + Br-Tidak ada perubahan

bBr- + (CH3COO)2PbPbBr2(s) + CH3COO-Larutan menguap

3 aI- + AgNO3AgI(s) + NO3-Endapan kuning (+++), larutan keruh

AgI(s) + 2NH3[Ag(NH3)2]+ + I-Endapan kuning (++), larutan bening

AgI(s) + 2CN-[Ag(CN)2]- + I-Endapan kuning (+), larutan bening

b2I- + Pb2+PbI2(s) Sebelum: endapan kuning, larutan kuning keruhSetelah: larutan bening, endapan kuning

c4I- + 2Cu2+2CuI + I2Tidak ada endapan coklat, larutan kuning

4 aKCN + AgNO3AgCN(s) + KNO3Endapan putih, larutan putih keruh

AgCN(s) + CN-[Ag(CN)2]-Endapan larut, larutan bening

bHg+ + 2CN-Hg + Hg(CN)2Larutan bening, terdapat sedikit endapan abu-abu

5 aKCNS + AgNO3

AgCNS (s) + KNO3

Endapan putih + KCN

Endapan larut + amonia Terbentuk endapan putih, larutan berwarna putih. Penambahan KCN endapan menjadi larut, larutan berwrna bening. Penambahan amonia larutan menjadi bening, endapan hilang.

b2KCNS + CuSO4Cu(CNS)2 + K2SO4Tidak terbentuk endapan, larutan berwarna hijau.

6aC2O42- + 2AgNO3(COOAg)2 (s) + 2 NO3-Terbentuk endapan berwarna putih, larutan berwarna keruh. Penambahan H2O tetap ada endapan putih akan tetapi endapan mengapung.

bC2O42- + 2 MnO4- + 16 H+10CO2 (g) + 2Mn+ + 8H2OTidak terbentuk endapan, larutan berwarna ungu. Penambahan asam sulfat berlebih dan dilakukan pengocokan larutan bening.

E. PembahasanPtaktikum yang berjudul Analisis Kation I dilaksanakan di Laboratorium Kimia Analisis pada hari Rabu, 4 November 2015 dengan tujuan agar mahasiswa dapat mengidentifikasi anion klorida (Cl-), bromide (Br-), iodide (I-), sianida (CN-), tiosianat (CNS-), oksalat (C2O42-).Alat yang digunakan antara lain tabung reaksi, rak tabung reaksi, penjepit tabung reaksi, pembakar spititus, dan pipet tetes. Sedangkan bahan yang digunakan antara lain larutan garam klorida, larutan garam bromide, larutan garam iodide, larutan garam oksalat, larutan garam sianida, larutan garam tiosianat, larutan Pb-asetat, larutan perak nitrat, larutan asam sulfat, larutan tembaga (II) sulfat, larutan ammonia, larutan asam nitrat, larutan kalium permanganat.

Berikut adalah pembahasn hasil praktikum yang praktikan lakukan:1. Identifikasi anion kloridaKrbanyakan klorida larut dalam air. Merkurium(I) klorida, perak klorida, AgCl, timbel klorida PbCl2, ( yang ini larut sangat sedikit dalam air dingin, tetapi mudah larut dalam air mendidih), Tembaga(I) klorida CuCl, bismuth oksiklorida BiOCl, stibium oksiklorida SiOCl, dan merkurium (II) oksiklorida Hg2OCl2, tak larut dalam air.Identifikasi anion klorida yang pertama dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat ke dalam larutan garam klorida, dalam praktikum ini praktikan menggunakan larutan CaCl2. Setelah penambahan larutan perak nitrat AgNO3 larutan menjadi bening dan terlihat adanya endapan berwarna putih. Endapan putih ini menunjukkan bahwa setelah penambahan perak nitrat terbentuk endapan AgCl yang mengandung anion klorida. Berikut reaksi yang terjadi:CaCl2 + AgNO3 AgCl(s) + Ca(NO3)2

Menurut Svehla (1985:346), reaksi antara anion klorida dengan larutan perak nitrat akan membentuk endapan perak klorida, AgCl, yang seperti dadih dan putih. Ia tak larut dalam air dalam asam nitrat encer, tetapi larut dalam ammonia encer dan dalam larutan-larutan kalium sianida dan tiosulfat.Setelah terbentuk endapan putih kemudian endapan ini dilakukan tes dengan penambahan larutan asam nitrat dan ammonia. Setelah penambahan asam nitrat, di dalam larutan masih terdapat endapan dan larutan menjadi putih, hal ini sesuai dengan teori karena dengan penambahan larutan asam nitrat endpan AgCl tidak larut sehingga masih ditemukan adanya endapan. Sedangkan setelah penambahan ammonia, endapan masih ada tetapi jumlahnya lebih sedikit daripada sebelum penambahan, hal ini juga sesuai dengan teori yang menyebutkan dengan penambahan ammonia, endpan AgCl akan larut. Dalam praktikum ini, masih ditemukan adanya endapan tetapi jumlahnya lebih sedikit yang menandakan bahwa sebagian endapan sudah larut dalam ammonia. Berikut reaksi yang terjadi:AgCl(s) + HNO3 Cl- + H+ + AgNO3

AgCl(s) + NH3 [Ag(NH3)2]+ + Cl-

Identifikasi anion klorida yang kedua yaitu dengan oenambahan larutan timbal asetat, dengan penambahan larutan Pb-asetat maka terbentuk endapan putih dan larutan bening. Endapan putih yang terbentuk ini merupakan endapan timbal klorida PbCl2 yang menandakan adanya anion klorida. Reaksi yang terjadi yaitu:CaCl2 + (CH3COO)2Pb PbCl2(s) + (CH3COO)2Ca

Svehla (1985: 346), menyebutkan bahwa anion klorida dengan penambahan larutan timbal asetat akan membentuk endapan putih timbal klorida PbCl2 dari larutan yang pekat. Hal ini menunjukkan bahwa hasil praktikum sudah sesuai dengan teori yang ditemukan.2. Identifikasi anion bromideIdentifikasi anion bromide yang pertama dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat ke dalam larutan garam bromide, NaBr. Setelah penambahan larutan perak nitrat, larutan menjadi keruh dan ditemukan adanya endapan berwarna kuning. Endapan yang terjadi ini adalah endapan perak bromide, dimana adanya endapan ini berarti menunjukkan kalau dalam larutan ini terdapat anion bromida. Berikut reaksi yang terjadi:Br- + AgNO3 AgBr(s) + NO3-

Svehla (1985:348), menyebutkan bahwa setelah anion bromide ditambahkan larutan perak nitrat maka akan terbentuk endapan seperti dadih yang berwarna kuning-pucat, perak bromide AgBr, yang sangat sedikit larut dalam larutan ammonia encer, tetapi mudah larut dalam kalium sianida dan natrium tiosulfat, tetapi tidak larut dalam asam nitrat encer.Selanjutnya endapan kuning yang terbentuk ini diuji menggunakan larutan ammonia encer dan setelah penambahan tidak terlihat adanya perubahan. Hal ini dikarenakan larutan ammonia yang ditambahkan terlalu encer atau jumlahnya sangat sedikit sehingga masih terdapat endapan. Atau endapan yang terlarut sangat sedikit sehingga dalam pengamatan praktikan endapan masih sama jumlahnya. Namun, secara umum hal tersebut sesuai dengan teori bahwa endapan perak bromide AgBr sangat sedikit larut dalam arutan ammonia encer. Berikut reaksi yang terbentuk:AgBr + NO3- + NH3 2[Ag(NH3)2]+ + Br-

Identifikasi yang kedua dilakukan dengan penambahan larutan Pb-asetat ke dalam larutan garam bromida. Setelah penambahan larutan Pb-asetat dan dilakukan pemanasan menggunakan pembakar spiritus, larutan menguap. Seharusnya sebelum dilakukan pemanasan, larutan diamati terlebih dahulu, ada endapan yang terbentuk atau tidak, kemudian baru dipanasakan. Menurut Svehla (1985: 348), anion bromide dengan larutan timbal asetat akan membentuk endapan kristalin putih timbel bromida. Ketidaksesuaian ini dapat disebabkan karena kurang teliti pratikum dalam mengamati hasil praktikum. Setelah penambaha Pb-asetat, larutan kemudian dipanaskan dan larutan yang terbentuk tadi menguap. Hasil ini sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa endapan alan larut dlam air mendidih (Svehla, 1985:349). Berikut reaksi yang terjadi:Br- + (CH3COO)2Pb PbBr2(s) + CH3COO-

3. Identifikasi anion iodideIdentifikasi anion iodide yang pertama dengan penambahan larutan oerak nitrat ke dalam garam iodida. Setelah penambahan larutan perak klorida terbentuk endapan berwarna kuning dan larutan keruh. Endapan yang terbentuk ini adalah endapan perak iodide AgI, yang menandakan bahwa di dalam larutan tersebut mengandung anion iodida. Reaksi yang terjadi adalah:I- + AgNO3 AgI(s) + NO3-

Hasil ini sesuai dengan literature, yang menyebutkan bahwa anion iodide dengan larutan perak nitrat akan membentuk endapan seperti dadih yang kuning, yaitu perak iodide AgI, yang mudah larut dalam larutan kalium sianida dan dalam larutan natrium tiosulfat, sangat sedikit larut dalam larutan ammonia pekat dan lat larut dalam asam nitrat encer.Selanjutnya endapan yang terbentuk diuji dengan larutan ammonia dan larutan KCN. Setelah penambahan ammonia, larutan menjadi bening dan endapan kuning masih ada tetapi berkurang jumlahnya. Hal ini menandakan bahwa endapan sangat sedikit larut dalam larutan amonium. Setelah penambahan larutan KCN larutan bebing dan masing terdapat sedikit endapan kuning yang menandakan bahwa endapan kuning AgI larut dalam kalium sianida, KCN. Hasil praktiku tersebut sesuai dengan teori yang telah disebutkan. Berikut reaksi yang terjadi:AgI(s) + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + I-

AgI(s) + 2CN- [Ag(CN)2]- + I-

Identifikasi yang kedua yaitu dengan penambahan larutan Pb-asetat yang menghasilkan endapan kuning dan laruta kuning keruh. Kemudian endapan yang terbentuk ini dipanaskan menggunakan pembakar spiritus, setelah dipanaskan larutan menjadi bening dan endapan kuning tetap. Berikut reaksi yang terjadi:2I- + Pb2+ PbI2(s)

Svehla (1985:351), menyebutkan bahwa dengan larutan timbal asetat akan terbentuk endapan kuning timbal iodide, PbI2, yang larut dalam air panas yang banyak dengan membentuk larutan tak berwarna, dan ketika didinginkan, menghasilkan keeping-keping yang kuning keemasan (jemeki). Sedangkan hasil praktikan, setelah larutan dipanaskan endapan kuning masih tetap ada. Hal ini dapat dikarenakan suhu dalam memanaskan kurang tinggi karena dalam teori disebutkan dalam air mendidih. Tetapi endapan yang terbentuk sudah menandkan adanya anion iodide dalam larutan.Identifikasi yang ketiga yaitu dengan penambahan larutan tembaga(II) sulfat. Setelah penambahan larutan tembaga(II) sulfat ke dalam garam iodide tidak terdapat endapan coklat dan larutan menjadi kuning. Berikut reaksinya:4I- + 2Cu2+ 2CuI + I2

Svehla (1985: 352), menyebutkan bahwa dengan tembaga sulfat akan membentukk endapan coklat yang terdiri dari campuran tembaga(I) iodide, CuI, dan Iod. Iod ini bisa dihilangkan dengan menambahkan larutan natrium tiosulfat atau asam sulfat dan diperoleh endapan tembaga(I) iodide yang hampir putih. 4. Identifikasi anion sianidaIdentifikasi anion sianida, yang pertama dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat ke dala garam sianida, KCN. Setelah penambahan larutan perak nitrat terdapat adana endapan putih dan larutan putih keruh. Endapan putih ini merupakan endapan perak sianida, AgCN, yang menunjukkan adanya anion sianida. Reaksinya adalah:KCN + AgNO3 AgCN(s) + KNO3

Endapan kuning yang terbentuk kemudian dilakuan penambahan lautan KCN secara berlebih. Setelah penambahan larutan KCN berlebih endapan larut dan larutan menjadi bening. Reaksinya adalah:AgCN(s) + CN- [Ag(CN)2]-

Svehla (1985: 333), menyebutkan bahwa anion sianida dengan penambahan larutan perak nitrat akan membentuk endapan puti perak sianida, AgCN, yang mudah larut dalam larutan sianida yang berlebihan dengan membentuk ion kompleks, disianoargentat(I), [Ag(CN)2]- .Identifikasi anion sianida yang kedua yaitu dengan penambahan larutan merkuri nitrat ke dalam garam sianida, KCN. Setelah penambahan larutan merkuri nitrat, larutan bening dan terdapat sedikit endapan berwarna abu-abu. Reaksi yang terbentuk:Hg+ + 2CN- Hg + Hg(CN)2

Menurut Svehla (1985: 334), anion sianida dengan larutan merkurium(I) nitrat akan membentuk endapan abu-abu merkurium logam. Terbentuknya endapan abu-abu ini menunjukkan adanya anion sianida dalam suatu lautan.5. Identifikasi anion tiosianatIdentifikasi anion tiosianat yang pertama dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat ke dalam garam tiosianat, KSCN. Setelah penambahan larutan oerak nitrat terbentuk endapan putih dan larutan berwarna putih. Endapan putih ini adalah endapan AgSCN. Reaksinya adalah:2KCNS + AgNO3 AgSCN (s) + KNO3

Selanjutnya endapan yang terbentuk diuji dengan penambahan larutan kalium sianida, KCN, berlebihan. Setelah penambahan larutan KCN endapan menjadi larut dan larutan bening. Endapan juga diuji dengan larutan ammonia, setelah penambahan larutan ammonia larutan menjadi bening dan endapan hilang. Berikut reaksinya:AgCNS (s) + 2NH3 [Ag(NH3)2]+ + SCN-

Svehla (1985: 337), menyebutkan bahwa anion tiosianat dengan larutan perak nitrat akan membentuk endapan putih perak tiosianat, AgSCN, yang putih dan seperti dadih susu, yang larut dalam larutan ammonia tetapi tidak larut dalam asam nitrat encer.Identifikasi anion tiosianat yang kedua yaitu dengan penambahan larutan tembaga(II) sulfat. Setelah penambahan larutan tembaga(II) sulfat ke dalam larutan KSCN terbentuk larutan berwarna hijau dan tidak terbentuk adanya endapan. Berikut reaksi yang terjadi:KCNS + CuSO4 Cu(CNS)2(s) + K2SO4

Menurut Svehla (1985: 338), anion tiosianat dengan larutan tembaga sulfat, mula-mula akan Nampak larutan dengan pewarnaan hijau, kemudian terbentuk endapan hitam tembaga(II) tiosianat. Hasil praktikum hanya menunjukkan adanya larutan yang berwarna dan belum terjadi endapan hitam. Jika larutan didiamkan beberapa waktu dimungkinkan akan terbentuk endapan hitam tembaga(II) tiosianat. Namun, adanya larutan yang berwarna hijau sudah dapat digunakna untuk mengidentifikasi adanya anion tiosianat dalam suatu larutan.

6. Identifikasi anion oksalatIdentifikasi anion oksalat yang pertama dengan penambahan larutan perak nitrat ke dalam garam oksalat. Setelah penambahan larutan perak nitrat ke dalam garam oksalat terbentuk endapan putih dan larutan berwarna keruh. Endapan yang terbentuk adalah endapan perak oksalat, (COOAg)2. Kemudian setelah terbentuk endapan dilakukan penambahan air, H2O, setelah penambahan air endapan putih tetap ada tetapi sebagian endapan mengapung di permukaan larutan. Berikut reaksi yang terjadi:C2O42- + 2AgNO3 (COOAg)2 (s) + 2 NO3-

Svehla (1985: 394), menyebutkan bahwa dengan penambahan larutan perak nitrat akan membentuk endapan oksalat yang putih dan seperti dadih susu, yang sangat sedikit larut dalam air, dan larut dalam larutan ammonia dan dalam asam nitrat encer. Hasil praktikum menunjukkan bahwa setelah penambahan air endapan masih ada dan terlihat adanya endapan yang naik dan mengapung ke permukaan, hal ini menunjukkan bahwa endapan sangat sulit terlarut, sesuai dengan toeri yang ada.Identifikasi yang kedua yaitu dengan penambahan larutan kalium permanganate KMnO4. Setelah penambahan kalium permanganat ke dalam garam oksalat larutan menjadi berwarna ungu dan tidak terbentuk endapan. Kemudian diakukan penambahan asam sulfat berlebih dan dilakukan pengocokan sehingga larutan menjadi bening atau terjadi penghilangan warna.Berikut reaksi yang terjadi:C2O42- + 2 MnO4- + 16 H+ 10CO2 (g) + 2Mn+ + 8H2O

Svehla (1985: 395), menyebutkan bahwa anion okalat dengan penambahan kalium permanganat, warnanya akan menjadi hilang bila dipanaskan dalam larutan asam sampai 60o-70oC. Penghilangan warna larutan permanganate juga dapat ditimbulkan oleh banyak senyawa lainnya, tetapi jika seterusnya karbon dioksida yang dilepaskan itu diuji dengan reaksi air kapur. Dari hasil praktikum, penghilangan warna permanganate dalam larutan terjadi karena penambahan larutan asam sulfat yang berlebih.

F. KesimpulanDari kegiatan praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa untuk:1. Identifikasi Anion Klorida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat dan Pb-asetat yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih yang merupakan anion klorida.2. Identifikasi Anion Bromida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat yang ditandai dengan terbentuknya endapan kuning dan dengan penambahan larutan Pb-asetat akan terbentuk endapan putih.3. Identifikasi Anion Iodida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat dan Pb-asetat yag ditandai dengan terbentuknya endapan putih dan dengan penambhan larutan tembaha sulfat terbentuk endapan coklat.4. Identifikasi Anion sianida dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat yang ditandai dengan terbentuknya endapan putih dan dengan penambahan larutan merkuri nitrat akan membentuk endapan abu-abu.5. Identifikasi Anion tiosianat dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitraa yang aka membentuk endapan putih dan dengan enambhn larutan tembaga sulfat akan membentuk larutan berwarna hijau.6. Identifikasi Anion oksalat dapat dilakukan dengan penambahan larutan perak nitrat yang akan membentuk endapan putih dan dengan penambahan larutan kalium permanganate akan membentuk warna ungu dan setelah penambahan asam sulfat berlebih akan terjadi penghilangan warna.

G. Daftar PustakaIsmail Besari, dkk.. (1982). Kimia Organik untuk Universitas. Edisi I. Bandung: Armico Bandung.L. Underwood, A. (1993). Analisis Kimia Kualitatif . Edisi IV. Jakarta: Penerbit Erlangga.Petrucci, Ralph H. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Jilid 1. Jakarta: Erlangga.Pine, Stanley H., (1988). Kimia Organik I. ITB. Bandung.Svehla, G. (1985). VOGEL : Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Bagian 1. Edisi V. Jakarta: PT. Kalma Media Pustaka.H. Pertanyaan dan Jawaban1. Apakah yang terjadi bila larutan garam perak (Ag+) ditambahkan dalam larutan yang masing-masing mengandung anion klorida, bromida, dan iodida?Jawab:Ion Ag+ akan berikatan dengan anion klorida, bromidam dan iodide yang kemudian membentuk endapan AgCl yang berwarna putih, membentuk endapan AgBr dan endapan AgI yang berwarna kuning.2. Ion karbonat dapat dideteksi dengan air barit. Jelaskan caranya dan tuis reaksi yang tejadi!Jawab:Salah satu identifikasi anion karbonat adalah dengan penambahan larutan asam klorida encer. Setelah penambahan asam klorida akan terjadi penguraian dengan berbuih karena karbondioksida dilepaskan:CO32- + 2H+ CO2 + H2OGas ini dapat diidentifikasi dari sifatnya yang mengeruhkan air kapur atau air burit:CO2 + Ca2+ + 2OH- CaCO3(s) + H2OCO2 + Ba2+ + 2OH- BaCO3(s) + H2OUji kapur atau air barit ini dapat dilakukan dengan mengalirkan gas karbondioksida yang dilepaskan ke dalam air kapur atau air barit, jika terjadi kkeruhan pada tabung uji yang mengandung air kapur atau air barit berarti menunjukkan adanya karbonat.3. Kation besi (II) dapat membentuk kompleks dengan anion sianida (CN-) dan tisoanat (SCN-). Tuliskan reaksinya!Jawab:Fe2+ + 2CN- Fe(CN)2Fe2+ + 2SCN- Fe(SCN)2