Laporan praktikum ekologi perairan

17
EKOSISTEM SUNGAI Ahmad Syaifullah 14/365119/PN/13686 Tekhnologi Hasil Perikanan Intisari Sungai merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan makhluk hidup di bumi. Sungai sebagai sumber air yang berada di darat mengalirkan airdari hulu ke hilir dimana pada saat aliran itu mengalir membawa partikel, kandungan serta zat zat yang akhirnya terbawa sepanjang sungai itu mengalir.Pada Ekosistem sungai yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik perlu diteliti keadaannya. Komponen seperti pH, suhu, CO 2 , O 2 bebas salinitas dll jelas berbeda dengan periaran lain sehingga inilah karakteristik dari perairan sungai sebagai parameter kimianya.Tujuan praktikum ini yang pertama adalah mempelajari karakteristik ekosistem sungai dan factor factor pembatasnya, kemudian mempelajari cara cara pengambilan data tolak ukur (parameter) fisik, kima, biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa toalk ukur lingkunagn dengan komunitas biota perairan, (makrobentos) serta mempelajari kualitas perairan sungai berdasrkan indeks diversitas biota perairan.Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, 9 Maret 2015 di Stasiun 4 Sungai Tambakbayan, Sleman, DIY dan Laboraturium Ekologi Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada pukul 13.30 – selesai.Parameter yang diteliti dalam percobaan kali ini berupa parameter biologis (organisme di dalamnya), fisika (kecepatan arus dan luas perairan rata rata) dan kimia (CO 2 , DO, dan Alkalinitas).Dapat disimpulkan bahwa pada setiap stasun yang berbeda data yang didapat berupa tingkat kehidupan organisme, kandungan senyawa O 2 dan CO 2 pun juga berbeda hal ini

Transcript of Laporan praktikum ekologi perairan

Page 1: Laporan praktikum ekologi perairan

EKOSISTEM SUNGAI

Ahmad Syaifullah

14/365119/PN/13686

Tekhnologi Hasil Perikanan

Intisari

Sungai merupakan salah satu komponen penting dalam kehidupan makhluk hidup di bumi. Sungai sebagai sumber air yang berada di darat mengalirkan airdari hulu ke hilir dimana pada saat aliran itu mengalir membawa partikel, kandungan serta zat zat yang akhirnya terbawa sepanjang sungai itu mengalir.Pada Ekosistem sungai yang terdiri atas komponen biotik dan abiotik perlu diteliti keadaannya. Komponen seperti pH, suhu, CO2, O2 bebas salinitas dll jelas berbeda dengan periaran lain sehingga inilah karakteristik dari perairan sungai sebagai parameter kimianya.Tujuan praktikum ini yang pertama adalah mempelajari karakteristik ekosistem sungai dan factor factor pembatasnya, kemudian mempelajari cara cara pengambilan data tolak ukur (parameter) fisik, kima, biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa toalk ukur lingkunagn dengan komunitas biota perairan, (makrobentos) serta mempelajari kualitas perairan sungai berdasrkan indeks diversitas biota perairan.Praktikum dilaksanakan pada hari Senin, 9 Maret 2015 di Stasiun 4 Sungai Tambakbayan, Sleman, DIY dan Laboraturium Ekologi Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada pukul 13.30 – selesai.Parameter yang diteliti dalam percobaan kali ini berupa parameter biologis (organisme di dalamnya), fisika (kecepatan arus dan luas perairan rata rata) dan kimia (CO2, DO, dan Alkalinitas).Dapat disimpulkan bahwa pada setiap stasun yang berbeda data yang didapat berupa tingkat kehidupan organisme, kandungan senyawa O2 dan CO2 pun juga berbeda hal ini dikarenakan sungai itu mengalir dan membawa partikel baik itu yang dibutuhkan organisme maupun komponen asing sehingga mempengaruhi parameter parameter yang diteliti.

PENDAHULUAN

Sungai merupakan perairan yang mengalir yang berada di daratan.Sungai jelas memiliki organisme yang hidupdi dalamnya. Tingkat adanya organisme yang hidup menunjukan kualitas perairan tersebut telah tercemar atau belum selain itu bisa dilihat dari parameter kimia (pH, CO2, alkalinitas dan Oksigen terlarut) sertafisika (debit air, kecepatan arus, dimesi ruang perairan)

Sungai dapat dianggap sebagai satu kestuan ekosistem dimana serangkaian komunitas dipengaruhi oleh dan pada gilirannya, mempengaruhi factor-faktor fisik –kimia- air di sekelilingnya. Selanjutnya ekosistem yang besar ini dapat dibagi lagi menjadi seksi atau daerah

Page 2: Laporan praktikum ekologi perairan

yang lebih kecil dimana parameter fisik-kima mempunyai pengaruh yang berbeda beda terhadap populasi organisme, dengan demikian menentukan perubahan komposisi dan adaptasi organisme, dalam suatu daerah yang berada di bawah pengaruh tersebut. (James, 1992)

Karakter utama sungai ditentukan oleh factor pembatas yaitu kecepatan arus.Kecepatan arus tersebut dipengaruhi oleh lebar sungai, kedalaman sungai dan kemiringan sungai.Kecepatan arus dikatakan sebagai factor pembatas karena mempengaruhi kandungan yang ada di sungai.Seperti kuantitas lumpur yang menegendap, tanah liat, pasir, dan bahan organic yang terkandung dalam sungai. Kandungan tersebut mempengaruhi jumlah komunitas biotik yang ada di sungai (Reid and Wood, 1976)

Sungai di Indonesia umumnya mempunyai sifat multiguna, muali dari keperluan rumah tangga, keperluan hewan (mandi, minum), transportasi pengairan, dan sebagaina. Kebanyakan sungai di Indonesia telah mengalami penurunan fungsi akibat berbagia aktivitas manusi ini masih merupakan sumberdaya perairan yang kaya akan organisme. (Widaningroem, 2010)

Parameter kualitas air antara lain parameter fisik meliputi suhu air, suhu udara, kecepatan arus air dan debit air. Parameter kimia meliputi kandungan oksigen terlarut (DO), CO2bebas, alkalinitas, dan pH.Biologi meliputi kepadatan Plankton dan indeks diversitas plankton.(Fella, 2013).Populasi fitoplankton dipengaruhi oleh cahaya dan suhu.Sedangkan zooplankton dipengaruhi oleh vegetasi perairan dan perkembangan fitoplankton.(Beisner, 2012)

Praktikum ini bertujuan untuk, yang pertama adalah mempelajari karakteristik ekosistem sungai dan factor factor pembatasnya, kemudian mempelajari cara cara pengambilan data tolak ukur (parameter) fisik, kima, biologi suatu perairan, mempelajari korelasi antara beberapa toalk ukur lingkunagn dengan komunitas biota perairan, (makrobentos) serta mempelajari kualitas perairan sungai berdasrkan indeks diversitas biota perairan.

METODE

Praktikum ini diselenggarakan pada hari Senin, 9 Maret 2015 di Stasiun 4 Sungai Tambakbayan, Sleman, DIY dan Laboraturium Ekologi Perairan, Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada pukul 13.30 – selesai.

Alat dan bahan yang dibutuhkan antara lain :

Bahan:

Kertas pH, pH meter, larutan MnSO4, lartan reagen oksigen, larutan H2SO4 pekat, larutan 1/80 N Na2S2O3, larutan KOH-KI, larutan 1/40 N Na2S2O3, larutan 11/44 NaOH, larutan 11/50 N H2SO4, larutan 1/50 N HCl, larutan indicator amilum, larutan indicator Phenolphphtalein (PP), larutan indicator Methyl orange (MO), dan larutan 4% formalin

Page 3: Laporan praktikum ekologi perairan

Alat:

Bola pinpong, stopwatch, rollmeter, penggaris, thermometer, botol oksigen, Erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, pipet tetes, ember, plankton net,toples, botol cuka, plot kayu, sikat halus, kuas halus, saringan halus, saringan kasar, mikroskop, kertas label, dan pensil.

Pada percobaan pertama dilakukan analisis kehidupan makrobentos dengan cara diletakkan plat kayu disembarang titik diperairan, kemudian diambil substrat dasar dengan saring kasar diatas saringan halus. Selanjutnya batu diayak didalam saringan kasar .Kemudian dipisahkan dan dipilih makrobetos lalu dimasukan ke dalam toples yang telah diberi formalin 4 %. Kemudian tutup rapat toples. Percobaan tersbut diulangi beberapa kali dititik yang berbeda.

Perhitungan : Densitas atau kepadatan dinyatakan dalam satuan individu / luas plot. Indeks diversitas atau keanekaragaman dihitung dengan rumus Shannon – Wiener :

H = -∑ ¿N

2log ¿N

H= indeks keanekaragaman

ni= cacah individu suatu genus

N= cacah individu seluruh genera

Kemudian cara mengambil plankton menggunakan plankton net. Pertama yaitu mengambil air sebanyak satu ember, kemudian siramkan air ke dalam plankton net.Kemudian air berplankton yang terkupul dalam botol di plankton net dimasukan dalam botol cuka dan beri 5 ml formalin 4% kemudian simpan di pendingin dan diamati keesokan harinya.

Selanjutnya mengukur suhu udara dan suhu perairan menggunakan thermometer.Untuk suhu udara langsung saja thermometer dilihat menunjukan suhu berapa saat di udara bebas.Sedangkan perairan dengtan dicelupkan di dalam air.

Kemudian mengukur kecepatan arus dengan menggunakan roll meter yang dibentangkan sepanjang 10 meter di atas perairan tepi kanan, tepi kiri dan tengah perairan.Kemudian melepaskan bola pingpong ujung roll meter ke ujung lainnya, yang terbawa arus dan dan dihitung waktu yang ditempuh untuk mencapai ujung. Ulangi cara kerja di pertengahan perairan dan tepi periran lainnya, catat dan hitung reratannya.

Selanjutnya menghitung pH perairan dengan mengambil sampel air di perairan yang dimasukan dalam botol air mineral 600ml. Pada saat di lab gunakan kertas pH dengan mencelupkannya di sampel air. Bandingkan warna kertas pH dengan warna baku. Atau

Page 4: Laporan praktikum ekologi perairan

menggunakan pH meter dengan memasukan ujungnya yang telah dikalibrasi ke dalam perairan hingga menunjukan nilai pH yang stabil.

Menghitung kandungan O2 terlarut (DO) dengan cara pertama mengambil sampel air di dalam ember. Kemudian mengambil air dengan botol oksigen hingga penuh dan jangan sampai ada gelembung udara.Masukan ml MnSO4 ke dalam botol oksigen kemudian juga masukan 1 ml reagen. Botol oksigen ditutup dan digojok hingga homogeny.Diamkan beberapa saat hingga mengendap.Buka tutup botol dan masukan larutan H2SO4 pekat 1 ml. Ditutup kembalidan digojok hingga endapan hilang, diamkan. Ambil 50 ml larutan dalam botol oksigen tersebut ke dalam Erlenmeyer 250 ml. Titrasi dengan /80 N Na2S2O3 hingga larutan berwarna kuning jerami. Stelah itu masukan 3 tetes indicator amilum hingga berwrna biru kemudian lanjutkan titrasi dengan Na2S2O3 hingga warna biru hilang.Catat banyyak titran terpakainnya

Perhitungan :

1ml 1/80 Na2S2O3 = 0,1 mg O2/l

Kandungan O2 terlarut = 1000

50 x x 0,1 mg/l

Kemudian mengukur kandungan CO2 bebas dengan cara mengambil sampel air dari ember ke dalam botol oksigen dengan perlahan jangan sampai ada gelembung udara yang timbul. Kemudian ambil sampel dari dalam botol oksigen sebanyak 50ml dan masukan ke dalam Erlenmeyer.Tetesi dengan 3 tetes indicator phenolphphtalein (PP), jika menjadi merah muda berarti tidak ada kandungan CO2 bila bening titrasi dengan 1/44 N NaOH hingga berwarna merah muda.Catat banyak NaOH terpakainya.

Perhitungan :

1 ml 1/44 N NaOH = 1 mg CO2

Kandungan CO2 = 1000

50 x C x 1mg/l

Selanjutnya menghitung parameter alkalinitasnnya, pertama ambil sampel dengan botol oksigen dari ember, jangan sampai ada gelembung udara. Ambil 50 ml air dari botol oksigen ke dalam Erlenmeyer tambahkan 3 tetesindikator Phenolphphtalein (PP) jika berwarna merah muda titrasi dengan 11/ 50 N H2SO, hingga warna merah muda hilang, catat banyak titran terpakai. (C ml) diperoleh alkalinitas P (CO3

-).Kemudian lanjutkan dengan menetesi dengan 3 tetes indicator methyl orange (MO) sehingga berwarna kuning.Titrasi dengan1/ 50 H2SO4 hingga warna kuning berubah menjadi kemerahan.Catat banyak titran terpakai (D ml). Didapat alkalinitas M atau HCO3

-

Page 5: Laporan praktikum ekologi perairan

Perhitungan:

Kandungan CO3- = 1000

50 x C x1 mg/l ….. ( = X)

Kandungan HCO3- = 1000

50 x D x 1 mg/l…( = Y)

Alkalinitas Total = (X) + (Y) mg/l

Kemudian mengukur Lebar sungai dan kedalaman sungai.Mencari lebar dengan megukur lebar 3 sisi sungai yang berbeda dan dicari reratanya.Untuk mencari kedalamannya juga dihitung dengan penggaris batang bagian tepi kanan, tepi kiri dan tengah perairan dan dihitung reratannya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter Stasiun1 2 3 4

Suhu Udara (°C) 29,5 28,25 30 29Suhu Air (°C) 27,5 28,5 28,65 26Arus Air (m/s) 0,622 0,252 0,55 1,19Debit Air (m³/s) 0,707 0,672 2,89 2,48DO (ppm) 5,9 4,57 5,7 3,4Co₂ Bebas (ppm) 10,2 9,3 8,1 11,3Alkalinitas (ppm) 104 105 71 116pH 7,25 7,1 7,3 7,15Diversitas Plankton 2,6061 3,6435 1,80148 4,311Densitas Palnkton (indv/liter) 3514,06 1455,82 5522,09 1957,83

Vegetasi Rimbun (Bambu)

Rimbun (Pisang, Eceng Gondok)

Rimbun (pohon, semak)

Rimbun (Bambu)

Tabel hasil pengamatan ekosistem sungai Tambakbayan, Sleman DIY

Kami kelompok 4 meneliti mengenai ekosistem sungai di stasiun 4. Stasiun 4 merupakan aliran sungai Tambakbayan dengan substrat dasar berupa kerikil dan bebatuan dan cukup banayk terdapat organisme di substrat (makrobentos) Sekeliling sungai terdapat beberapa vegetasi berupa pepohonan bamboo dan semak semak sehingga sungai terlihat rimbun dengan dominasi pohon bambu da nada pohon yang rindang pula. Arus aliran berintesitas sedang.

Page 6: Laporan praktikum ekologi perairan

1. Suhu Udara

Suhu udara di setiap stasiun berbeda beda dimana hal ini dikarenakan perbedaan tekanan udara di setiap stasiun. Di stasun 1 mencapai 29,50 C, stasiun 2 turun hingga 28,250 C, kemudian naik drastic di stasiun 3, 300 C dan di stasiun 4 di angka 29,50 C. Hal ini dikarenakan setiap stasiun memiliki tekanan udara yang berbeda beda serta penghitungan suhu udara yang berbda waktu/ tidak bersamaan. Ini juga dapat diakibatkan angina yang bersifat dingin/panas yang kebetulan berhembus disaat penghitngan. Sehingga hasinya pun juga berbeda beda setiap stasiun.

2. Suhu Air

1 2 3 424.5

2525.5

2626.5

2727.5

2828.5

29

Suhu Air vs Stasiun

Suhu Air (°C)

Stasiun

Suhu

Air

(°C)

Perbedaan juga dialami dalam pengukuran suhu perairan dimana pada stasiun 1 menunjukan angka 27,50C, stasiun 2 naik menjadi 28,50 C, stasiun 3 menjadi 28,650 C dan stasiun 4 menjadi 260 C. perbedaan suhu perairan ini dapat diakibatkan karena materi yang dibawa air dari setiap stasiunyang berbeda. Suhu udara juga dapat mempengaruhi walaupun di stasiun 2 malah lebih hangat perairan daripada suhu udara.

0 2 4 6 8 10 1202468

1012

Suhu Udara vs Stasiun

Suhu Udara (°C)

Stasiun

Suhu

Uda

ra (°

C)

Page 7: Laporan praktikum ekologi perairan

3. Kecepatan Arus

1 2 3 40

0.20.40.60.8

11.21.4

Kecepatan Arus vs Stasiun

Arus Air (m/s)

Stasiun

Kece

pata

n Ar

us (m

/s)

Kecepatan arus mengalami perbedaan pula disetiap stasiun. Di stasiun 1 0,622 m/s, di stasiun 2 lebih lambat yaitu 0,252 m/s. Stasiun 3 adalah 0,55 m/s dan di stasiun 4 tercepat dengan 1,19 m/s. Perbedaan ini dapat diakibatkan oleh tingkat kemiringan bidang alir sungai yang berbeda. Hal ini berarti tingkat kemiringan bidang alir sungai di stasiun 4 merupakan terbesar.

4. Debit Air

1 2 3 40

0.51

1.52

2.53

3.5

Debit Air vs Stasiun

Debit Air (m³/s)

Stasiun

Debi

t Air

(m3/

s)

Debit air juga terdapat perbedaan di setiap stasiun. Di stasiun 1 debit airnya 0,707 m3/s, di stasiun2 mencapai 0,672 m3/s. Di stasiun 3 adalah 2,89 m3/s dan stasiun 4 adalah 2,48 m3/s. Perbedaan ini dpat dipengaruhi oleh kecepatan arus serta dimensi ruang yang berbeda (lebar dan kedalaman) sehingga debit air terbesar terjadi di stasiun 3.

Page 8: Laporan praktikum ekologi perairan

5. Kandungan O2 terlarut (DO)

1 2 3 40

1

2

3

4

5

6

7

DO vs Stasiun

DO (ppm)

Stasiun

DO (p

pm)

Pada kandungan O2 terlarut juga terdapat perbedaan di setiap stasiun antara lain. Di stasiun 1 DO = 5,9 ppm, stasiun 2 DO = 4,57 ppm, di stasiun 3 DO = 5,7 ppm, dan di stasiun 4 DO = 3,4 ppm. Hal ini dikarenakan densitas fitoplakton dan tumbuhan air yang ada di setiap stasiun. Fitoplaknton dan tumbuhan air menghasilkan O2 sebagai hasil fotosintesis sehingga mungkin terdpat adanya densitas fitoplankton dan tumbuhan air sebelum air memasuki stasiun 1 ( Kandungan O2 terbesar). Dan bila kandungan O2 sedikit mungkin karena O2 banyak terpakai di aliran sebelumnya.

6. Kandungan CO2 bebas

Page 9: Laporan praktikum ekologi perairan

1 2 3 40

2

4

6

8

10

12

CO₂ Bebas vs Stasiun

Co₂ Bebas (ppm)

Stasiun

Co₂ B

ebas

Kandungan CO2 bebas juga terjadi perbedaan pada setiap stasiun. Di stasiun 1 adalah 10,2 ppm, stasiun2 adalah 9,3 ppm, stasiun 3 adalah 8,1 ppm dan stasiun 4 adalah 11,3 ppm.Perbedaan ini dapat diakibatkan oleh banyaknya O2 yang terpakai serta kurangnya densitas fitoplaknton sehingga kadar CO2 banyak. Hal ini juga dapat diakibatkan oleh materi dan senyawa yang dibawa aliran air sehingga CO2 bebas banak terkandung di perairan.

7. Alkalinitas

1 2 3 40

20406080

100120140

Alkalinitas vs Stasiun

Alkalinitas (ppm)

Stasiun

Alka

linia

tas (

ppm

)

Juga terdapat perbedaan di parameter alkalinitas di setiap stasiun. Di stasiun 1 adalah 104 ppm, stasiun 2 adalah 105ppm, stasiun adalah 71 ppm dan stasiun 4 adalah 116ppm. Perbedaan ini dapat diakibatka olehtingkatkesuburan air untuk hidup alga, dan fitoplankton.

Page 10: Laporan praktikum ekologi perairan

8. pH

1 2 3 47

7.057.1

7.157.2

7.257.3

7.35

pH vs Stasiun

pH

Stasiun

pH

pH setaip stasiun juga terdapat perbedaan seperti pada stasiun 1 adalah 7,25, stasiun 2 adalah 7,1, stasiun adalah 7,3 dan stasiun 4 ialah 7,15. Hal ini dapat diakibtakan karena materi organic maupun anorganik ang terbawa oleh aliran air sehingga penghitunga pH di setiap stasiun berbeda beda.

9. Densitas Plankton

1 2 3 40

1000

2000

3000

4000

5000

6000

Densitas Plankton

Stasiun

Dens

itas P

lank

ton

(indv

/l)

Pada penelitian menghitun densitas plankton di setiap stasiun juga terdapat banak perbedaan hal ini dapat diakibatkan oleh arus, kandungan nutrient di perairan serta, tingkat pencemaran air di setiap stasiun. Di stasiun 1 terhitung 3514,06 ind/l, stasiun 2 adalah 1455,82 ind/ l, stasiun 3 adalah 5522,09 ind /l dan stasiun 4 adalah 1957,83 ind/l.

Page 11: Laporan praktikum ekologi perairan

10. Diversitas Plankton

1 2 3 40

0.51

1.52

2.53

3.54

4.55

Diversitas Plankton

Stasiun

Dive

rsita

s Pla

nkto

n

Diversitas plankton di setiap stasiun juga terdapat perbedaan hal ini dapat diakibatkan karena suhu, arus, serta nutrient dalam air serta kandungan O2 dan CO2 serta pH dan alkalinitas ang berbeda setiap stasiun di perairan menyebabkan terjadi perbedaan di setiap stasiun. Di stasiun 1 tingkat diversitas plankton adalah 2,6061, stasiun 2 adalah 3,6435, stasiun adalah 1,80148 dan stasiun 4 adalah 4,311.

KESIMPULAN

Ekosistem sungai Tambakbayan merupakan sungai yang memiliki karakteristik cukup tenang arusnya, air yang mengalir masih bersih dengan tingkat pencemaran yang rendah.Karakteristik sungai meliputi pergerakan air, sedimen dasar dan erosi serta kecepatan arus sebagai faktor pembatas.Tingkat DO berbanding terbalik dengan kandungan CO2 sementara populai biota perairan berbanding lurus dengan kecepatan arus.Sehingga dapat disimpulkan bahwa sungai Tambakbaya memilki prosentase pencemaran yang rendah terutama berasal dari limbah rumah tangga dan polusi.

Page 12: Laporan praktikum ekologi perairan

DAFTAR PUSTAKA

Beisner, B,E .2013. A plankton research gem : The probable closureof the experimental

lakes Area. Plankton Res . London.

Hamaidi, Fella ,dkk . 2013. Research article Preliminar Study on Psycho – Chemical

parameters and Phytoplakton of Chiffa River. Saad Dahlab University Press.

Algeria.

Reid,G,K and R, D, Wood. 1976. Ecology of inland waters and estuaries. D, Van Nostrand.

Amsterdam.

Scrimgecur, J, Garry. 1989. New Zealand Journal of Marine and Freshwater Research

Vol 23 Iss,3. Auckland

Vallet, H,M. 1993. Journal of North America Benthologycal Society. Ontario.

Widaningroem,Retno. 2010. Pengertian, Konsep dan Jenis Sumberdaya Perikanan Bahan

Ajar Pengantar Ilmu Perikanan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Page 13: Laporan praktikum ekologi perairan