Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

download Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

of 14

Transcript of Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    1/14

    LAPORAN PRAKTIKUM

    MORFOLOGI DAN ANATOMI BENIH

    (TIPE PERKECAMBAHAN BENIH TANAMAN MONOKOTIL DAN DIKOTIL)

    Disusun Untuk Melengkapi Laporan Praktikum Yang Telah Dilaksanakan dan Sebagai Syarat Mengikuti

    Praktikum Berikutnya Pada Mata Kuliah : Dasar-dasar Teknologi Benih

    Dosen :

    Ir. Sri Rahayu, MP.

    Dwi Rahmawati, SP, MP.

    Oleh :

    Tulus Yudi Widodo Wibowo

    A4 111962

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    POLITEKNIK NEGERI JEMBERJURUSAN PRODUKSI PERTANIAN

    PROGRAM STUDI TEKNIK PRODUKSI BENIH2012

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    2/14

    I. PENDAHULUANA. Latar Belakang

    Pertumbuhan dan perkembangan pada pertumbuhan biji dimulai denganperkecambahan. Perkecambahan adalah munculnya plantula (tanaman kecil dari biji).

    Embrio yang merupakan calon individu baru terdapat di dalam biji. Jika suatu biji tanamanditempatkan pada lingkungan yang menunjang dan memadai,biji tersebut akan

    berkecambah.

    Benih sering disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang mendasarantara kedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai alat perbanyakangeneratif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Benih adalah suatu bagian dari

    tanaman yang merupakan cikal bakal suatu tumbuhan baru yang memiliki cirri attau sifatseperti induknya. Benih memiliki beragam jenis, baik bentuk, ukuran, maupun struktur

    bagiannya. Benih seharusnya memilki kualitas yang baik agar tanaman baru yang didapatmerupakan tanaman yang sehat.

    Teknologi benih adalah suatu ilmu pengetahuan mengenai cara-cara untuk dapatmemperbaiki sifat- sifat genetic dan fisik dari benih yang mencakup kegiatan seperti

    pengembangan varietas, penilaian dan pelepasan varietas, produksi benih, pengolahan,penyimpanan, serta sertifikasi benih. Benih memiliki tipe perkecambahan yang berbeda-

    beda. Terdapat dua tipe perkecambahan yaitu epigeal dan hipogeal. Pada tanaman dikotilkebanyakan memiliki tipe perkecambahan epigeal sedangkan tanaman monokotilmempunyai tipe perkecambahan hipogeal.

    B. TujuanYang menjadi tujuan dari praktikum ini antara lain :

    1. Mahasiswa menjadi tahu dan dapat membedakan tipe-tipe perkecambahan benih tanamanmonokotil dan dikotil.

    2. Mahasiswa menjadi tahu tahapan perkembangan kecambah benih tanaman monokotil dandikotil.

    3. Mahasiswa menjadi tahu bagian-bagian struktur kecambah benih tanaman monokotil dandikotil.

    4. Mahasiswa menjadi tahu faktor-faktor yang berpengaruh terhadap proses perkecambahanbenih tanaman monokotil dan dikotil.

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    3/14

    II. TINJAUAN PUSTAKAProses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan

    morfologi, fisologi, dan biokimia. Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan

    proses penyerapan air oleh benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap

    kedua dimulai dengan kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi

    benih tahap ketiga merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat,

    lemak dan protein menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik

    tumbuh. Tahap keempat adalah asimililasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah

    meristematik untuk menghasilkan energi baru. Kegiatan pembentukan komponen dan

    pertumbuhan sel baru. Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses

    pembelahan, pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Sementara penyerapan

    air oleh benih terjadi pada tahap pertama biasanya berlangsung sampai jaringan mempunyai

    kandungan air 40 60 % (atau 67 150 % atas dasar berat kering). Dan akan meningkat lagi

    pada saat munculnya radikula sampai jaringan penyimpanan dan kecambah yang sedang tumbuh

    mempunyai kandunga air 70 - 90 % (Sutopo, 2004).

    Metabolisme sel-sel mulai setelah menyerap air yang meliputi reaksi-rekasi perombakan yang

    biasa disebut katabolisme dan sintesa komponen-komponen untuk pertumbuhan disebut

    anabolisme. Proses metabolisme ini akan berlangsung terus dan merupakan pendukung dari

    pertumbuhan kecambah sampai tanaman dewasa.

    Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses perkecambahan yaitu faktor dalam dan

    faktor luar. Faktor dalam meliputi : tingkat kemasakan benih, ukuran benih, dormansi, dan

    penghambat perkecambahan. Sedangkan faktor luar meliputi : air, temperatur, oksigen, cahaya

    dan medium.

    III. METODOLOGIA.Tempat dan Waktu

    Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Teknik Produksi Benih Politeknik Negeri Jember

    pada hari Kamis, 19 Januari 2012.

    B. Alat dan BahanAlat dan bahan yang digunakan dalam praktik adalah sebagai berikut :

    No Alat dan Bahan Spesifikasi Satuan Jumlah

    1 Kertas Merang Unit 2

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    4/14

    2 Kertas CD Buah 1

    3 Plastik transparan Buah 4

    4 Pinset Ujung Lancip Buah 2

    5 Bak Pengecambahan Buah 2

    6 Pasir Box 1

    7 Germinator Box 1

    8 Embrat/Gembor siram Buah 1

    9 Green House Buah 1

    10 Handsprayer Gulung 1

    11 Benih Kakao Buah 1

    12 Benih Jagung Baik dan Bernas Gram 250

    13 Benih Padi Baik dan Bernas Gram 250

    14 Benih Kedelai Baik dan Bernas Gram 250

    15 Benih Kacang Tanah Baik dan Bernas Gram 250

    16 Benih Melon Baik dan Bernas Gram 250

    17 Benih Kacang Hijau Baik dan Bernas Gram 250

    C.Prosedur Praktik1. Pengecambahan Benih Pada Kertas Digulung PlastikMenyiapkan contoh benih yang akan dikecambahkan yang terdiri dari benih padi (50 butir),

    jagung (20 butir), kacang tanah (20 butir), melon (20 butir), kacang hijau (50 butir), kakao (20

    butir) dan kedelai (50 butir).

    2. Pengecambahan Benih Pada PasirMenyiapkan contoh benih yang akan dikecambahkan yang terdiri dari benih padi (50 butir),

    jagung (20 butir), kacang tanah (20 butir), melon (20 butir), kacang hijau (50 butir), kakao (20

    butir) dan kedelai (50 butir).

    Menanam benih yang akan dikecambahkan dalam media pasir dengan membuat baris sendiri-sendiri tiap jenis benih.

    Melakukan pengamatan dan menjaga kelembaban substrat setiap hari, mencatat hasilpengamatan dan membuat laporan praktik..

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    5/14

    IV. HASIL DAN PEMBAHASANA. Hasil

    No Benih1 HST PKDP 1 HST Pada Pasir

    A B Keterangan A B Keterangan

    1 Jagung 1 19 1 butir baru muncul titik radikel 0 20 0 Belum muncul ke permukaan

    2 Pa di 19 31 19 butir keluar radikel, panjang akar= 2mm 0 50 0 Belum muncul ke permukaan

    3 Kedelai 33 17 33 butir keluar radikel, panjang akar= 1mm 0 50 0 Belum muncul ke permukaan4 Kacang Tanah 1 19 1 butir keluar radikel, panjang akar= 1mm 0 20 0 Belum muncul ke permukaan

    5 Kacang Hijau 42 8 42 butir keluar akar, panjang=4mm, 1 busuk 0 50 0 Belum muncul ke permukaan

    6 Melon 2 18 2 butir keluar radikel, panjang=1mm 0 20 0 Belum muncul ke permukaan

    7 Ka kao 20 0 20 butir keluar radikel, panjang akar= 3mm 0 20 0 Belum muncul ke permukaan

    No Benih2 HST PKDP 2 HST Pada Pasir

    A B Keterangan A B Keterangan

    1 Jagung 17 3 17 panjang akar= 3-5 cm 0 20 0 benih keluar plumula

    2 Padi 49 1 49 panjang akar= 1,2-3 cm 0 50 0 benih keluar plumula

    3 Kedelai 50 0 50 panjang akar= 3-4 cm 31 19 31 benih keluar kotiledon

    4 Kacang Tanah 17 3 17 panjang akar= 1-1,2 cm 12 8 12 benih keluar kotiledon

    5 Kacang Hijau 43 7 43 panjang akar= 2-7 cm 3 47 3 benih keluar kotiledon

    6 Melon 11 9 11 panjang akar= 1-3,1 cm 0 20 0 benih keluar kotiledon

    7 Kakao 20 0 20 panjang akar= 1-2 cm 20 0 20 benih keluar kotiledon

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    6/14

    No Benih3 HST PKDP 3 HST Pada Pasir

    A B Keterangan A B Keterangan

    1 Jagung 18 2 18 panjang akar= 4-8 cm, plumula=3 cm 14 6 14 benih keluar plumula

    2 Padi 49 1 49 panjang akar= 3-6 cm, plumula=1 cm 0 50 0 benih keluar plumula

    3 Kedelai 50 0 50 panjang akar= 4-13 cm 46 4 46 benih keluar kotiledon

    4 Kacang Tanah 19 1 19 panjang akar= 2-4 cm 18 2 18 benih keluar kotiledon

    5 Kacang Hijau 49 1 49 panjang akar= 4-12 cm, hypokotil =4-9 cm 38 12 38 benih keluar kotiledon

    6 Melon 15 5 15 panjang akar= 3-6 cm 15 5 15 benih keluar kotiledon

    7 Kakao 20 0 20 panjang akar= 1-3 cm 20 0 20 benih keluar kotiledon

    No Benih4 HST PKDP 4 HST Pada Pasir

    A B Keterangan A B Keterangan

    1 Jagung 19 1 19 akar= 6-9,5 cm, plumula=3 cm, coleoptil=2,5 cm 16 4 16 benih keluar plumula dan agak melebar menjadi daun

    2 Padi 49 1 49 akar= 5-9 cm, plumula=2 cm, coleoptil =1,5 cm 19 31 19 benih keluar plumula

    3 Kedelai 50 0 50 akar= 7-15 cm, h ypokotil=9,4 cm, 5 keluar daun utama 43 7 43 benih keluar kotiledon, 3 bibit sudah keluar daun pertama

    4 Kacang Tanah 19 1 19 akar= 5-7 cm, hypo=2-2,2cm, 1 kel uar daun utama 19 1 19 benih keluar kotiledon, 1 bibit sudah keluar daun pertama

    5 Kacang Hijau 49 1 49 akar= 7 -13 cm, hypo=11,5 c m, epikotil=1-2cm, keluar daun=40 45 5 45 benih keluar kotiledon, 37 bibit sudah keluar daun pertama

    6 Melon 15 5 15 panjang akar= 5-8 cm 8 12 8 benih keluar kotiledon

    7 Kakao 20 0 20 panjang akar= 3-5 cm 20 0 20 benih keluar kotiledon

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    7/14

    No Benih5 HST PKDP 5 HST Pada Pasir

    A B Keterangan A B Keterangan

    1 Jagung 20 0 20 akar= 8-11 cm, plumula=5 cm, coleoptil=3,2 cm 16 4 16 benih keluar plumula dan a gak melebar menjadi daun u tama

    2 Padi 49 1 49 akar= 7-10 cm, plumula=2,3 cm, coleoptil=1,8 cm 47 3 47 benih keluar plumula

    3 Kedelai 50 0 50 akar= 8-15,2 cm, hypokotil =9,7cm, 32 keluar daun utama 44 6 44 benih keluar kotiledon, 21 bibit sudah keluar daun pertama

    4 Kacang Tanah 19 1 19 akar= 6-8 cm, hypo=2,3cm, 3 keluar daun utama 19 1 19 benih keluar kotiledon, 6 bibit sudah keluar daun pertama

    5 Kacang Hijau 49 1 49 akar= 9-14,2 cm, hypo=11,6 cm, e pikotil=1-2cm, keluar daun=43 46 4 46 benih keluar kotiledon, 45 bibit sudah keluar daun pertama

    6 Melon 16 4 16 panjang akar= 5,3-8,3 cm 13 7 13 benih keluar kotiledon dan daun utama

    7 Kakao 20 0 20 panjang akar= 3,3-6,2 cm 20 0 20 benih keluar kotiledon

    No Benih6 HST PKDP 6 HST Pada Pasir

    A B Keterangan A B Keterangan

    1 Jagung Selesai Pengamatan 18 2 18 benih keluar plumula dan a gak melebar menjadi daun utama

    2 Padi 49 1 49 akar= 7-10 cm, plumula=2,3 cm, coleoptil=1,8 cm 45 5 45 benih keluar plumula

    3 Kedelai 50 0 50 akar= 9,2-16,1 cm, hypokotil=10,2cm, 47 keluar daun utama 44 6 44 benih keluar kotiledon, 21 bibit sudah keluar daun pertama

    4 Kacang Tanah 19 1 19 akar= 6-8 cm, hypo=2,3cm, 3 keluar daun utama 19 1 19 benih keluar kotiledon, 13 bibit sudah keluar daun pertama

    5 Kacang Hijau 49 1 49 Normal, 1 Abnormal ( masih utuh), selesai pengamatan 47 3 47 benih keluar kotiledon, 47 bibit sudah keluar daun pertama

    6 Melon 16 4 16 panjang akar= 9-10,2 cm 14 6 14 benih keluar kotiledon dan daun utama

    7 Kakao 20 0 20 akar= 5,5-6,4 cm, hypokotil=2-2,2 cm 20 0 20 benih keluar kotiledon

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    8/14

    No Benih7 HST PKDP 7 HST Pada Pasir

    N AB Keterangan A B Keterangan

    1 Jagung Selesai Pengamatan 16 4 16 benih keluar plumula dan a gak melebar menjadi daun u tama

    2 Padi Selesai Pengamatan 47 3 47 benih keluar plumula

    3 Kedelai Selesai Pengamatan 49 1 49 benih keluar kotiledon, 21 bibit sudah keluar daun pertama

    4 Kacang Tanah 19 1 19 akar= 7,1-8,4 cm, h ypo=3-3,2cm, 11 keluar daun utama 19 1 19 benih keluar kotiledon, 13 bibit sudah keluar daun pertama

    5 Kacang Hijau Selesai pengamatan 46 4 46 benih keluar kotiledon, 47 bibit sudah keluar daun pertama

    6 Melon 19 1 19 panjang akar= 11-11,6 cm, hypo=3 cm, kotiledon = 16 15 5 15 benih keluar kotiledon dan daun utama

    7 Kakao 20 0 20 akar= 6,7-7,1 cm, hypokotil=3,1-5,3 cm 20 0 20 benih keluar kotiledon, tidak ada perubahan

    Keterengan :

    A : Parameter 1

    B : Parameter 2

    N : Normal

    AB : Ab-normal

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    9/14

    B.PembahasanPerkecambahan diawali dengan penyerapan air dari lingkungan sekitar biji, baik tanah,

    udara, maupun media lainnya. Perubahan yang teramati adalah membesarnya ukuran biji yang

    disebut tahap imbibisi (berarti "minum"). Biji menyerap air dari lingkungan sekelilingnya, baikdari tanah maupun udara (dalam bentuk embun atau uap air). Efek yang terjadi adalah

    membesarnya ukuran biji karena sel (biologi) sel -se l embrio membesar) dan biji melunak.

    Proses ini murni fisik- fisik.

    Kehadiran air di dalam sel mengaktifkan sejumlah enzim perkecambahan awal.

    Fitohormon asam absisat menurun kadarnya, sementara giberelin meningkat. Berdasarkan kajian

    ekspresi genetik ekspresi gen ada tumbuhan model ''Arabidopsis thaliana'' diketahui bahwa pada

    perkecambahan lokus-lokus yang mengatur pemasakan embrio. Diketahui pula bahwa dalam

    proses perkecambahan yang normal sekelompok faktor transkripsi yang mengatur auksin

    (disebut Auxin Response Factors, ARFs) diredam oleh RNA - miRNA. Repression of ''AUXIN

    RESPONSE FACTOR10'' by micro RNA 160 is critical for seed germination and post-

    germination stages.

    Dari hasil praktikum anatomi tanaman dikotil dan monokotil diperoleh bahwa biji

    tanamandikotil dan monokotil mempunyai bagian-bagian biji yaitu cadangan makanan, kulit b iji,

    epikotil,kotiledon, hipokotil dan radikuala. Kecuali untuk kelapa sawit mempunyai daging buah,

    kulit bijidan embrio. Menurut sutopo (2002), bagian-bagian biji terdiri dari 3 bagian dasar :1.

    Embrio adalah suatu tanaman baru yang terjadi dari bersatunya gamet-gamet jantan dan

    betinapada suatu proses pembuahan. Embrio yang berkembangnya sempurna terdiri dari

    struktur-struktur sebagai berikut : epikotil (calon pucuk), hipokotil (calon batang), kotiledon

    (calon daun) dan radikula (calon akar).

    Tanaman di dalam kelas Angiospermae diklasifikasikan oleh banyaknya jumlah

    kotiledon. Tanaman monokotiledon mempunyai satu kotiledon misalnya rerumputan dan

    bawang. Tanaman dikotiledon mempunyai dua kotiledon misalnya kacang-kacangan sedangakan

    pada kelas Gymnospermae pada umumnya mempunyai lebih dari 2 kotiledon misalnya pinus,

    yang mempunyai sampai sebanyak 15 kotiledon. Pada rerumputan (grasses) kotiledon yang

    seperti ini disebut scutellum, kuncup embrioniknya disebut plumulle yang ditutupi oleh upih

    pelindung yang disebut koleoptil, sedangkan pada bagian bawah terdapat akar embrionik yang

    disebut ridicule yang ditutupi oleh upih pelindung yang disebut coleorhiza.2.

    Jaringan penyimpan cadangan makananPada biji ada beberapa struktur yang dapat

    berfungsi sebagai jaringan penyimpan cadangan makanan, yaitu :

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    10/14

    o Kotoledon, misalnya pada kacang-kacangan, semangka dan labu.o Endosperm, misal pada jagung, gandum, dan golongan serelia lainnya.o Perisperm, misal pada famili Chenopodiaceae dan Caryophyllaceaed.

    Gametophytic betina yang haploid misal pada kelas Gymnospermae yaitu pinus.

    Cadangan makanan yang tersimpan dalam biji umumnya terdiri dari karbohidrat, lemak,

    protein dan mineral. Komposisi dan presentasenya berbeda-beda tergantung pada jenis biji, misal

    biji bunga matahari kaya akan lemak, biji kacang-kacangan kaya akan protein, biji padi

    mengandung banyak karbohidrat. Pelindung biji dapat terdiri dari kulit b iji, sisa-sisa nucleus dan

    endosperm dan kadang-kadang bagian buah. Tetapi umumnya kulit biji (testa) berasal dari

    integument ovule yang mengalami modifikasi selama proses pembentukan biji berlangsung.

    Biasanya kulit luar biji keras dan kuat berwarna kecokelatan sedangkan bagian dalamnya tipis

    dan berselaput.

    Kulit biji berfungsi untuk melindungi biji dari kekeringan, kerusakan mekanis atau

    serangan cendawan, bakteri daninsekta.Dalam hal penggunaan cadangan makanan terdapat

    beberapa perbedaan diantara sub kelas monokotiledon dan dikotiledon dimana pada :

    a. Sub kleas monokotiledon: cadangan makanan dalam endosperm baru akan dicernasetelah bijimasak dan dikecambhakan serta telah menyerap air. Contoh jagung, padi,

    gandum.

    b. Subkelas dikotiledon : cadangan makanan yang terdapat dalam kotileodon atauperispermsudah mulai dicerna dan diserap oleh embrio sebelum biji masak. Contoh

    kacang-kacangan,bunga matahari dan labu.

    Perkecambahan Biji yang dilakukan perkecambahan pada tanaman dikotil yaitu jagung

    dan padi sedangkan pada biji dikotil yaitu : kacang tanah, kacang panjang, kacang kedelai dan

    kacang hijau. biji jagung pada hari pertama sudah menunjukkan pembengkakan sedangkan padi

    pembengkakan ditunjukan pada hari kedua. Pada hari kedua jagung sudah muncul akar dan

    tunas, sedangkan padi pada hari ketiga. Tipe perkecambahan pada tanaman tersebut yaitu tipe

    hipogeal. Biji dari tanaman dikotil yang lambat perkecambahnnya yaitu kacang tanah, dimana

    pada umur 7 hari baru menunjukan panjang radikula 1,5 cm. Kacang hijau menunjukan

    perkecambahan yang tercepat pada umur 7 hari mencapai 10 cm dan 2 daun.

    Tipe perkecambhan pada tanaman d ikotilini yaitu tipe perkecambahan epigeal. Menurut

    Sutopo (2002) tipe perkecambahan epigeal adalah dimana munculnya radikel diikuti dengan

    memanjangnya hipokotil secara keseluruhan dan membawa serta kotiledon dan plumulake atas

    permukaan tanah. Sedangkan tipe hipogeal dimana munculnya radikel diikuti denganpemanjangan plumula, hipokotil tidak memanjang ke atas permukaan tanah sedangkan kotiledon

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    11/14

    tetap berada di dalam kulit biji di bawah permukaan tanah. Proses perkecambahan benih

    merupakan suatu rangkaian kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisologi, dan

    biokimia.

    Tahap pertama suatu perkecambahan benih dimulai dengan proses penyerapan air oleh

    benih, melunaknya kulit benih dan hidrasi dari protoplasma. Tahap kedua dimulai dengan

    kegiatan-kegiatan sel dan enzim-enzim serta naiknya tingkat respirasi benih tahap ketiga

    merupakan tahap dimana terjadi penguraian bahan-bahan seperti karbohidrat,lemak dan protein

    menjadi bentuk-bentuk yang melarut dan ditranslokasikan ke titik-titik tumbuh. Tahap keempat

    adalah asimililasi dari bahan-bahan yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik untuk

    menghasilkan energi baru. Kegiatan pembentukan komponen danpertumbuhan sel baru.

    Tahap kelima adalah pertumbuhan dari kecambah melalui proses pembelahan,

    pembesaran dan pembagian sel-sel pada titik-titik tumbuh. Sementara penyerapan air oleh benih

    terjadi pada tahap pertama biasanya berlangsung sampai jaringan mempunyai kandungan air 40

    60 % (atau 67 150 % atas dasar berat kering). Dan akan meningkat lagipada saat munculnya

    radikula sampai jaringan penyimpanan dan kecambah yang sedang tumbuh mempunyai

    kandunga air 70 - 90 %. Metabolisme sel-sel mulai setelah menyerap air yangmeliputi reaksi-

    rekasi perombakan yang biasa disebut katabolisme dan sintesa komponen-komponen untuk

    pertumbuhan disebut anabolisme.

    Proses metabolisme ini akan berlangsungterus dan merupakan pendukung dari

    pertumbuhan kecambah sampai tanaman dewasa. Pada proses perkecambahan ada beberapa

    faktor yang mempengaruhi yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam meliputi : tingkat

    kemasakan benih, ukuran benih, dormasni, dan penghambat perkecambahan. Sedangkan faktor

    luar meliputi : air, temperatur, oksigen, cahaya dan medium. Tingkat kemasakan benih. Biji yang

    dipanen sebelum tingkat kemasakan fisiologisnya tercapai, tidak mempunyai viabilitas tinggi,

    bahkan pada beberapa jenis tanaman benih demikian tidak akan dapat berkecambah. Di duga

    pada tingkatan tersebut benih belum memiliki cadangan makanan yang cukup dan juga

    pembentukan embrio terjadi sempurna.

    Ukuran benih : di dalam jaringan penyimpananya benih memiliki karbohidrat, protein,

    lemak danmineral. Di mana bahan-bahan ini diperlukan sebagai bahan baku dan energi pada saat

    perkecambahan. Di duga bahwa benih yang berukuran besar dan berat mengandung cadangan

    makanan lebih banyak dibandingkan yang kecil, mungkin pula embrionya lebih besar. Ukuran

    benih menunjukkan korelasi positif terhadap kandungan protein pada benih sorgum, makin

    besar/berat ukuran benih maka kandungan proteinnya makin meningkat pula.

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    12/14

    Dormansi : suatu benih dikatakan dorman apabila benih itu sebenarnya viable (hidup)

    tetapi tidak mau berkecambah walaupun diletakkan pada keadaan lingkungan yang memenuhi

    syaratbagi perkecambahannya. Periode dormansi ini dapat berlangsung musiman atau dapat juga

    selama beberapa tahun, tergantung pada jenis benih dan tipe dormansinya. Dormansi dapat

    disebabkan oleh beberapa faktor antara lin : impermiabilitas kulit biji baik terhadap gas ataupun

    karena resistensi kulit biji terhadap pengaruh mekanis, embrio yang rudiameter, dormansi

    sekunder dan bahan-bahan penghambat perkecambahan. Tetapi dengan perlakuan khusus

    makabenih yang dorman dapat dirangsang untuk berkecambah, misal : perlakuan stratifikasi,

    direndam dalam laruta sulfat, dan lain lain.

    Penghambat perkecambahan : banyak zat-zat yang diketahui dapat menghambat

    perkecambahan benih yaitu : larutan dengan tingkat osmotik tinggi, misal larutan manitol,

    larutan NaCl, bahan-bahan yang mengganggu lintasan metabolisme, herbisida, auksin, coumarin

    dan bahan-bahanyang terkandung dalam buah.Air : air merupakan salah satu syarat penting bagi

    berlangsungnya proses perkecambahan. Duafakor yang mempengaruhi penyerapan air oleh

    benih adalah sifat dari benih itu sendiri terutama kulit pelindungnya dan jumlah air yang tersedia

    pada medium di sekitarnya.

    Banyaknya air yang diperlukan bervariasi tergantung kepada jenis benih. Tetapi

    umumnya tidak melampaui dua atau tiga kali dari berat keringnya. Tingakat pengambilan air

    juga dipengaruhi oleh temperatur, temperatur yang tinggi menyebabkan meningkatknya

    kebutuha air. Temperatur : temperatur merupakan syarat penting kedua bagi perkecambahan

    benih. Temperatur optimum adalah temperatur yang paling menguntungkan bagi berlangsungnya

    perkecambahan. Pada k isaran temperatur ini terdapat persentase perkecambahan yang tertinggi.

    Temperatur optimum bagi kebanyakan benih tanaman benih antara 26,5 35oC. Di bawah itu

    pada temperatur minimum terendah 0 5oC kebanyakan jenis benih akan gagal untuk

    berkecambah atau terjadi kerusakan yang mengakibatkan terbentuknya kecambah abnormal.

    Oksigen : pada proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat

    perkecambahan berlangsung proses respirasi akan meningkat disertai pula dengan

    meningakatnya pengambilan oksogen dan pelepasan karbondioksida, air dan energi yang

    berupapanas. Terbatasnya oksigen yang dapat dipakai akan mengakibatkan terhambatnya

    prosesperkecambhan benih.

    Cahaya : hubungan antara pengaruh cahaya dan perkecambahan benih dikontrol oleh

    suatu sistem pigmen yang dikenal sebagai phytochrome yang tersusun dari chromophore dan

    protein. Chromophore adalah bagian yang peka pada cahaya. Benih yang dikecambahakan dalamkedaan gelap dapat menghasilkan kecambah yang mengalami etiolasi yaitu terjadinya

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    13/14

    pemanjangan yang tidak normal pada hipokotil atau epikotilnya, kecambah berwarna pucat serta

    lemah. Medium : medium yang baik untuk perkecambahan haruslah mempunyai sifat fisik yang

    baik, gembur, mempunyai kemampuan menyimpan air dan bebas dari organisme penyebab

    penyakit utama cendawan damping of.

    Tanah dengan tekstur lempung berpasir dan dilengkapi dengan bahan-bahan organik

    merupakan medium yang baik untuk kecambah yang ditransplantingkan kelapangan. Pasir dapat

    digunakan sebagai medium dipersemaian. Kondisi fisik dari tanah sangat penting bagi

    berlangsungnya kehidupan berkecambah menjadi tanaman dewasa. Benih akan terhambat

    perkecambahnnya pada tanah yang padat, karena benih berusaha keras untuk menembus ke

    permukaan tanah. Selain medium, tingkat kedalaman penanaman benih juga dapat

    mempengaruhi perkecambahan benih. Hal ini juga mempunyai hubungan erat dengan

    kondisifisik tanah. Pada tanah gembur benih yang ditanam sedikit dalam tidak akan banyak

    mempengaruhi perkecambahan.

    .

    V. KESIMPULAN DAN SARANA.Kesimpulan1. Terdapat struktur kecambah yang berbeda antara tumbuhan monokotil dan dikotil, sturktur

    kecambah monokotil meliputi radikula, akar primer, plumula, coleoptil dan daun pertama.

    Sedangkan pada kecambah tumbuhan dikotil terdiri atas akar primer, hipokotil, kotiledon,

    epikotil dan daun pertama.

    2. Terdapat perbedaan tipe perkecambahan antara benih tanaman monokotil dan dikotil yaitu :Pada benih dikotil tipe perkecambahannya tipe epigeal. Terjadi pada benih kacang tanah,

    kacang hijau, kedelai, melon dan kakao. Sedangkan benih monokotil tipe

    perkecambahannya adalah tipe hipogeal. Terdapat pada benih padi dan jagung.

  • 7/31/2019 Laporan Praktikum II Type Perkecambahan Hypogeal Dan Epigeal

    14/14

    DAFTAR PUSTAKA

    ----------.2004. Germination.pdf. ISTA-APSA-Danida-Workshop. Hanoi,Vietnam.

    http ://www. skp.unair.ac.id/.../Guru.../Perkecambahan_HeryPurnobasuki_237.pdf. Diakses tanggal 28

    Januari 2012

    http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/perbedaan-tumbuhan-dikotil-dan.htmldiakses pada

    tangga 16 Januari 2012.

    Kamil, J. 1979. Teknologi Benih I. Angkasa Raya : Padang.

    Kuswanto, H. 2004. Teknologi Pemrosesan Pengemasan & Penyimpanan Benih. Kanisius :Jogjakarta.

    Sutopo, L. 2004. Teknologi Benih (edisi revisi). Raja Grafindo Persada : Jakarta.

    http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/perbedaan-tumbuhan-dikotil-dan.htmlhttp://www.sentra-edukasi.com/2011/06/perbedaan-tumbuhan-dikotil-dan.htmlhttp://www.sentra-edukasi.com/2011/06/perbedaan-tumbuhan-dikotil-dan.html