Laporan Praktikum PK
-
Upload
taufiq-zulyasman -
Category
Documents
-
view
51 -
download
9
description
Transcript of Laporan Praktikum PK
PRAKTIKUM PATOLOGI KLINIK
SISTEM IMUNOLOGI
Oleh
Kelompok 6
Aditya Jhenevel (2010730004)
Aziz Rahman Muis (2010730017)
Dian Aulia (2007730036)
Diva Adlia Nurandi (2010730028)
Galuh Ajeng Laraswati (2010730041)
Indry Purnamasari (2010730052)
Irma Puspita Sari (2010730154)
Meutia Anita Bakti (2007730069)
M. Royhan (2010730073)
Rahmi Dwi Winarsih (2010730087)
Sigit Prasetyo (2010730099)
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2011-2012
A. Tujuan Umum
Setelah selesai melaksanakan praktikum ini, mahasiswa dapat mengenal dan
mengerti serta memahami mengenai prinsip pemeriksaan tes widal, dengue,
HbsAg dan prinsip yang mendasarinya.
B. Waktu Praktikum
1 kali pertemuan selama 2 jam untuk tiap group
C. Metoda Praktikum
1. Penjelasan pengantar praktikum selama 15 menit.
2. Praktikum mempelajari dan melakukan kegiatan sesuai penuntun.
3. Membuat hasil kerja dan laporan praktikum.
D. Evaluasi
Ujian Praktikum
E. Referensi
1. Kit leaflet widal.
2. Kit leaflet_first sign rapid dengue test-Unimed int’I, Inc. South San
Fransisco CA 94080.
3. Kit leaflet_ACON Laboratories, Inc. HbsAg one step Hepatitis B
survive antigen Test Device, San Diego, CA 92121, Juli 2002.
4. Indro Handojo: Pengantar imunoasai dasar, Airlangga University Press
2003.
TES WIDAL
I. PENDAHULUAN
Salmonella typhi dan Salmonella parathiphi A,B dan C menyebabkan
demam enteric pada manusia. Sebagai respon terhadap stimulasi antigen
Salmonella (0 dan H), tubuh memproduksi antibodi terhadap antigen 0 dan H.
Titer antibodi-antibodi ini meningkat pelan-pelan dalam fase awal/dini
penyakit, mencapai maksimumnya, kemudian pelan-pelan menurun sampai
tidak lagi terdeteksi. Pada pasien typhoid, antibody terhadap Salmonella dapat
dideteksi dalam serum pada minggu kedua setelah infeksi.
Tes Widal dapat dilakukan dengan metode slide atau metode tabung.
Metode slide merupakan cara yang cepat tetapi tidak/kurang tepat untuk
menunjukan titer antibodi. Oleh sebab itu, untuk menentukan titer antibodi
dianjurkan melakukan metode tabung karena lebih teliti menunjukan besaran
titer.
II. METODE
A. Prinsip
Suspensi yang mengandung antigen Salmonella direaksikan dengan
serum pasien (yang diduga menderita typhoid). Secara kualitatif bila
ada reaksi antigen-antibodi maka akan timbul aglutinasi.
Jumlah antibodi diketahui dengan melakukan titrasi pada serum yang
diperiksa, artinya suspensi antigen direaksikan dengan serum yang
diencerkan bertahap.
B. Persiapan pasien
Tidak ada persiapan khusus.
C. Persiapan sampel
Diambil darah versa sesuai prosedur baku, dibiarkan membeku,
kemudian disentrifusi untuk memperoleh serum segar.
Bila tes akan ditunda, simpanlah serum dalam lemari pendingin pada
suhu 2-8oC, serum ini bisa bertahan sampai 48 jam. Bila menunda
lebih dari 48 jam, serum harus disimpan dalam keadaan beku(dibawah
0oC).
Serum yang lipemik, hematik (mengandung darah) atau tercemar tidak
boleh dipakai untuk tes.
D. Alat dan bahan
Kit plasmatic berisi:
Suspensi antigen Salmonella Typhi H
Suspensi antigen Salmonella H paratyphi A
Suspensi antigen Salmonella H paratyphi B
Suspensi antigen Salmonella H paratyphi C
Suspensi antigen Salmonella Typhi 0
Suspensi antigen Salmonella 0 paratyphi A
Suspensi antigen Salmonella 0 paratyphi B
Suspensi antigen Salmonella 0 paratyphi C
Lempeng pereaksi (tile / slide)
Tabung reaksi & Rak tabung
Pipet 0,08ml ; 0,04ml ; 0,02ml ; 0,01ml ; 0,005ml ; 1,0ml dan 1,9ml
Larutan NaCl fisiologis (0,85 %)
Sentrifus
Incubator
E. Cara Kerja
- Metode slide:
1. Siapkan serum yang akan dites. Jika serum simpan yang akan
dipakai, biarkan dulu serum beberapa saat untuk menyesuaikan
suhu ruangan (18-30oC).
2. Siapkan lempeng reaksi, buatkan 5 buah lingkaran dengan 3cm.
3. Pipetkan serum sesuai pola dibawah ini:
Lingkaran Serum
1 0,08 mL
2 0,04 mL
3 0,02 mL
4 0,01 mL
5 0,005 mL
4. Kocok baik isi botol suspensi antigen kemudian pipet 1 tetes pada
setiap lingkaran.
5. Serum dan antigen dalam setiap lingkaran dicampur baik kemudian
goyang memutar lempeng pereaksi agar campuran reaksi merata.
6. Setelah 1 menit, baca hasil reaksi (aglutinasi).
- Metode tabung:
1. Siapkan 8 tabung reaksi kecil, beri nomer 1,2,3,4,5,6,7 dan 8.
2. Pipetkan NaCl 0,85 % sebanyak 1,9mL ke tabung 1, dan 1 mL
masing-masing ke tabung 2 s/d 8.
3. Tambahkan 0,1 mL serum ke tabung 1 dan campur baik isi tabung.
4. Pindahkan 1,0 mL isi tabung 1 ke tabung 2 dan campur baik isi
tabung 2 dan seterusnya ke tabung 3 sampai tabung 7. Dari tabung
7, buang 1,0 mL. Tabung 8 hanya akan berisi NaCl 0,85 % dan
akan dipakai sebagai control.
5. Botol reagen dikocok baik kemudian pipetkan 1,0mL ke setiap
tabung. Campur baik isi setiap tabung.
6. Inkubasikan pada suhu 500C selama 4 jam atau pada suhu 37oC
semalam.
7. Baca hasil reaksi dan laporkan tabung terkahir yang masih
menunjukan aglutinasi.
Tabung 1 2 3 4 5 6 7 8
Pengenceran 1:20 1:40 1:80 1:160 1:320 1:640 1:1280 Kontrol
F. Interpretasi Hasil
Negatif : Tidak ada agglutinasi
Positif: Ada agglutinasi dan menunjukan adanya antibodi terhadap
antigen sesuai.
Agglutinasi pada tabung dengan pengenceran tertinggi menunjukan
titer tes.
Nilai rujukan: umumnya dipakai titer 1:80-1:160
Titer yang tinggi (lebih dari nilai rujukan) bisa berarti:
Mengidap typhoid (menunjang diagnosis).
Sebelumnya ada infeksi lain dalam demam.
Penyakit hati kronik.
Untuk kepentingan diagnosis, lebih penting mengamati kenaikan titer
(artinya dilakukan tes berulang) dari pada mengamati hanya pada satu
titer yang tinggi.
Untuk diagnosis final: observasi/gambaran klinik harus sesuai dengan
hasil tes; biasanya diikutkan tes kultur/biakan.
III. Kesimpulan
- Suspensi antigen Salmonella O paratyphi B menunjukkan adanya
agglutinasi dan antibodi terhadap antigen yang sesuai.
- Agglutinasi pada tabung dengan pengenceran tertinggi menunjukan titer
yang tinggi (lebih dari nilai rujukan) yaitu 1:20-1:40 yang bisa berarti
mengidap typhoid, sebelumnya ada infeksi lain dengan demam, atau
penyakit hati kronik.
TES DENGUE
I. Pendahuluan
Virus Demam Dengue tergolong dalam kelompok Flavivirus, yang
tersebar luas secara epidemic dan epidemic diseluruh daerah tropic dan sub-
tropik didunia. Virus Dengue ditularkan melalui gigitan Nyamuk Aedes,
vector nyamuk yang paling berperan didaerah-daerah urban dan padat adalah
Aedes aegypti. Penyakit Dengue bergejala khas seperti demam mendadak,
sakit kepala, nyeri dibelakang bola mata, nyeri tulang belakang dan tungkai,
limfedenopati dan bintik-bintik makulopapiler.
Penyakit Dengue didaerah epidemic biasanya merupakan infeksi
sekunder dan didaerah non-epidemik biasanya infeksi primer. Respon
antibodi spesifik memungkinkan serodiagnosis dan pembedaan infeksi primer
(IgM) dan infeksi sekunder (IgG).
II. Metode
a. Prinsip
Tes ini menggunakan prinsip immunochromatography dengan
menggunakan antigen-antigen virus Dengue Rekombinan yang
sangat spesifik dan murni, diletakan didua tempat pada membrane
nitoselulose. Protein-protein pengikat spesifik untuk IgM dan IgG
dilekatkan terpisah sebagai garis tes IgM dan garis tes IgG pada alat
lempeng tes (jendela “T”).
Bila ada antibodi spesifik terhadap IgM dan IgG dalam serum
pasien. Antibodi ini akan bereaksi dengan konyugat koloid emas
antigen rekombinan spesifik untuk Dengue yang berwarna. Digaris T
kompleks konyugat-antigen ini akan bereaksi dengan IgM dan/atau
IgG spesifik yang akan menampilkan warna pada garis tes IgM/IgG.
Warna merah pada garis tes menunjukan hasil tes positif. Garis tes
yang tidak berwarna menunjukan hasil tes negatif.
Garis kontrol pada jendela “C” akan berwarna merah, baik garis T
berwarna atau tidak, dan menunjukan bahwa prosedur kerja adalah
benar.
b. Persiapan Pasien
Tidak ada persiapan khusus.
c. Persiapan Sampel
Sampel yang digunakan harus serum/plasma segar. Jika tes akan
ditunda, serum/plasma bisa disimpan dalam lemari pendingin pada
suhu 2-8oC selama 3 hari atau dibekukan pada suhu -20oC untuk 3
bulan atau suhu -70oC untuk waktu lebih lama. Sampel beku yang
telah diluluhkan tidak boleh disimpan bekukan lagi.
Sampel yang hemolisis, membeku, terkontaminasi atau lipemik tidak
boleh digunakan untuk tes. Sampel tidak boleh dihangatkan.
Sampel yang mengandung partikel harus disentrifusi lebih dulu dan
cairan supernatant yang jernih dipakai untuk melakukan tes.
d. Alat dan Bahan
Lempeng tes yang dikemas dalam kantong khusus. Reagen pereaksi.
M i k r o p i p e t ( 5 L ) .
e. Cara Kerja
Siapkan kantong tes dan biakan beberapa saat untuk penyesuaian
dengan suhu ruangan.
Buka kantong dan keluarkan lempeng tes. Bila lempeng tes
dikeluarkan maka tes harus segera dilaksanakan.
Beri label (berisi identitas pasien).
Pipetkan 5 L sampel ke lubang “S”.
Pipetkan 4 tetes Reagen pereaksi pada lubang “R”.
Tunggu sampai 15 menit, baca hasil tes
f. Interpretasi Hasil
Hasil Negatif
Satu garis berwarna merah (pink)
Pada garis kontrol C. (Lihat Gbr.1)
Arti:
Tidak ada antibodi spesifik terhadap
virus Dengue, atau jumlah antibody
masih sedikit
Hasil Positif
1. Tiga garis merah pada garis tes IgM
& IgG (garis T) dan garis control
(C). (Lihat Gbr.2)
2. Dua garis merah pada garis IgM dan
garis C (Lihat Gbr.3)
3. Dua garis merah pada garis IgG dan
garis C (Lihat Gbr.4)
Arti:
Ada antibody IgM dan IgG terhadap
virus Dengue
Ada antibody IgM terhadap virus
Dengue
Ada antibody IgG terhadap virus
Dengue
Hasil Invalid (cacat)
Setelah 15 menit tidak ada garis merah
baik digaris T maupun digaris C
Arti:
Prosedur tes tidak benar, tes harus
diulang dengan lempeng tes yang
baru
III. Kesimpulan- Setelah ditunggu sampai 15 menit, hasilnya negatif (satu garis berwarna
merah/pink pada garis kontrol C) artinya tidak ada antibodi spesifik terhadap virus Dengue, atau jumlah antibodi masih sedikit.