LAPORAN PRAKTIKUM PK URINALIS_blok 15.doc
-
Upload
anita-sari -
Category
Documents
-
view
40 -
download
0
Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM PK URINALIS_blok 15.doc
LAPORAN PRAKTIKUM
PATOLOGI KLINIK
DISUSUN OLEH:
Anita Sari
41090006
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemeriksaan urin merupakan pemeriksaan yang digunakan salah satunya dignakan untuk
mendiagnosa suatu penyakit. Urinalisis adalah analisis kimia, makroskopis dan mikroskopis
terhadap urin. Urinalisis berguna untuk mendiagnosis penyakit ginjal atau infeksi traktus
urinarius dan untuk mendeteksi adanya penyakit metabolic yang tidak berhubungan dengan
ginjal.
Banyak kasus tersangka infeksi traktus urinarius pada pria dan wanita , tetapi banyak
orang yang menderita infeksi traktus urinarius yang tidak terdiagnosa dan tidak diketahui,
karena penderita tidak segera memeriksakan diri, selain itu karena gejala infeksi yang kurang
jelas dan gejala awal dari infeksi yang kurang khas sehingga penderitanya menjadi parah
tanpa disadari.
B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi unsur organic dan anorganik yang terdapat dalam
urin.
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan urin dengan reagen stick.
3. Mahasiswa dapat mengidentifikasi adanya elemen lain dalam urin seperti bakteri,
telur cacing, spermatozoa.
BAB II
DASAR TEORI
Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urin pasien untuk tujuan diagnosis infeksi
saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau
perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan
skrining terhadap status kesehatan umum.
Urinalisis yang akurat dipengaruhi oleh spesimen yang berkualitas. Sekresi vagina, perineum
dan uretra pada wanita, dan kontaminan uretra pada pria dapat mengurangi mutu temuan
laboratorium. Mukus, protein, sel, epitel, dan mikroorganisme masuk ke dalam sistem urine dari
uretra dan jaringan sekitarnya. Oleh karena itu pasien perlu diberitahu agar membuang beberapa
millimeter pertama urine sebelum mulai menampung urine. (frances, K. 1992)
Pemeriksaan Makroskopis
Urinalisis dimulai dengan mengamati penampakan makroskopik : warna dan kekeruhan.
Urine normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna
kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi urine;
urine encer hampir tidak berwarna, urine pekat berwarna kuning tua atau sawo matang.
Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat (dalam urine asam)
atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan oleh bahan selular berlebihan
atau protein dalam urin. Kelainan pada warna, kejernihan, dan kekeruhan dapat
mengindikasikan kemungkinan adanya infeksi, dehidrasi, darah di urin (hematuria), penyakit
hati, kerusakan otot atau eritrosit dalam tubuh. Obat-obatan tertentu juga dapat mengubah
warna urin. Kencing berbusa sangat mungkin mewakili jumlah besar protein dalam urin
(proteinuria). (Baron, 1990)
Volume urine normal adalah 750-2.000 ml/24hr. Pengukuran volume ini pada
pengambilan acak (random) tidak relevan. Karena itu pengukuran volume harus dilakukan
secara berjangka selama 24 jam untuk memperoleh hasil yang akurat. ( Sylvia, 2005)
Pemeriksaan mikroskopis
Pada pemeriksaan mikroskopis dilakukan identifikasi sedimen. Unsure-unsur sedimen
dalam urin dibagi atas dua golongan , yaitu organic yang berasal dari sesuatu organ atau
jaringan, dan anorganik yaitu yang tidak berasal dari suatu jaringan. Yang termasuk unsure-
unsur organic antara lain epitel ( epitel bulat, epitel squamosh, epitel transisional), eritrosit,
leukosit, silinder ( silinder hialin, silinder eritrosit, silinder granula, silinder leukosit, silinder
sel&silinder campuran, silinder lilin, silinder lemak ). Sedangkan yang termasuk dalam
unsure anorganik misalnya Kristal kalsium oksalat, kristal asam urat, Kristal tripel fosfat.
Selain itu pada pemeriksaan mikroskopis dapat juga ditemukan elemen lain seperti seperti
bakteri, telur cacing, spermatozoa.( Frances, 1992)
Pemeriksaan dengan reagen strip
Uji kimia yang tersedia pada reagen strip umumnya adalah : glukosa, protein, bilirubin,
urobilinogen, pH, berat jenis, darah, keton, nitrit, dan leukosit esterase. Pemakaian reagen
strip haruslah dilakukan secara hati-hati. Oleh karena itu harus diperhatikan cara kerja dan
batas waktu pembacaan seperti yang tertera dalam leaflet. Setiap habis mengambil 1 batang
reagen strip, botol/wadah harus segera ditutup kembali dengan rapat, agar terlindung dari
kelembaban, sinar, dan uap kimia. Setiap strip harus diamati sebelum digunakan untuk
memastikan bahwa tidak ada perubahan warna. (Frances,1992)
BAB III
METODOLOGI
Specimen
- urin
Alat dan Bahan
- Reagen strip
- Urine analyser
- Cat sternheimer- Malbin
- Tabung reaksi dan rak tabung
- Pipet
- Gelas objek
Cara Kerja
Pemeriksaan urin dengan reagen strip
Celupkan batang reagen kedalam urin
Tiriskan dan masukkan kedalam urin analyser
Tunggu hasilnya. Lakukan pembacaan
Pemeriksaan Mikroskopis
Homogenkan urin
Pindahkan ke tabung sebanyak 10ml
Sentrifus pada 2000 rpm selama 5 menit
Ambil tabung dalam sentifus, kemudian tabung dibalik dengan cepat. Resuspensi dengan
1ml urin yang sama
Tambahkan 1 tetes cat sternheimer-Malbin. Kocok untuk homogenisasi
Teteskan ke dalam gelas objek. Lalu tutup dengan deck glass
Lakukan identifikasi sedimen secara mikroskopis
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Pemeriksaan Makroskopis
Warna urin : kuning tua
Kekeruhan : jernih/bening
Bau : amoniak
Pemeriksaan Dip Stick
Darah : -
Bilirubin : -
Urobilin : +
Keton : -
Protein : -
Nitrit : -
Glukosa : -
pH :6
SG : 1,030
Leukosit : 75
As. Asorbid : 50
Pemeriksaan mikroskopis
Dalam I lapangan pandang 40 X 10 ditemukan
- Sel eritrosit : 0-1/lp
- Sel leukosit : 1-2/lp
- Sel epitel : 1-2/lp
- Silinder hialin : 0-1/lp
- Silinder epitel : 0-1/lp
- Silinder granuler : 0-1/lp
- Kristal kalsium oksalat : 0-1/lp
B. PEMBAHASAN
Urine normal yang baru dikeluarkan tampak jernih sampai sedikit berkabut dan berwarna
kuning oleh pigmen urokrom dan urobilin. Intensitas warna sesuai dengan konsentrasi urine;
urine encer hampir tidak berwarna, urine pekat berwarna kuning tua atau sawo matang.
Kekeruhan biasanya terjadi karena kristalisasi atau pengendapan urat (dalam urine asam)
atau fosfat (dalam urine basa). Kekeruhan juga bisa disebabkan oleh bahan selular
berlebihan atau protein dalam urin. Kelainan pada warna, kejernihan, dan kekeruhan dapat
mengindikasikan kemungkinan adanya infeksi, dehidrasi, darah di urin (hematuria),
penyakit hati, kerusakan otot atau eritrosit dalam tubuh. Obat-obatan tertentu juga dapat
mengubah warna urin. Urin berbau khas jika dibiarkan agak lama berbau ammonia.
Urin normal umumnya tidak mengandung darah, bilirubin, keton, protein, nitrit, glukosa,
leukosit. Urobilin sejumlah kira-kira 1% diekskresikan ke dalam urine oleh ginjal.
Peningkatan ekskresi urobilinogen dalam urine terjadi bila fungsi sel hepar menurun atau
terdapat kelebihan urobilinogen dalam saluran gastrointestinal yang melebehi batas
kemampuan hepar untuk melakukan rekskresi. Hasil positif juga dapat diperoleh setelah
olahraga atau minum atau dapat disebabkan oleh kelelahan atau sembelit. Orang yang sehat
dapat mengeluarkan sejumlah kecil urobilinogen. pH kemih dapat berkisar dari 4,5 – 8,0.
pH bervariasi sepanjang hari, dipengaruhi oleh konsumsi makanan; bersifat basa setelah
makan, lalu menurun dan menjadi kurang basa menjelang makan berikutnya. Berat jenis
urin antara 1,005 dan 1,035 pada sampel acak harus dianggap wajar jika fungsi ginjal
normal. Hasil tes lekosit esterase positif mengindikasikan kehadiran sel-sel lekosit
(granulosit), baik secara utuh atau sebagai sel yang lisis.
Urin yang diperiksa pada percobaan mengandung beberapa bahan organik, yaitu,
ditemukan sel eritrosit, sel leukosit, sel epitel, silinder hialin, silinder epitel, silinder
granuler. Sedangkan bahan anorganik yaitu Kristal kalsium oksalat.
Sel eritrosit berbentuk bulat, bikonkaf, kadang tampak cekungan di bagian tengah, tidak
berinti. Nilai normal eritrosit dalam urin 0-3/lpb. Eritrosit dalam urin dapat meningkat
karena perdarahan dengan lokasi di sepanjang ginjal dan saluran kencing, selain itu dapat
juga karena aktivitas fisik yang berlebih dan panas. sel leukosit berbentuk bulat, lebih besar
dari eritrosit, terdapat inti 1/lebih. Nilai normal untuk wanita 15/lpb, untuk laki-laki 0-5/lpb.
Hasil yang meningkat dapat karena peradangan, dehidrasi, aktivitas berlebih dan stress. Sel
epitel yang ditemukan bisa berasal dari kandung kemih, ren, ureter, pelvis atau prostat.
Silinder hialin berbentuk bulat, jernih, transparan, tepi tegas, ujung tumpul atau pecah-
pecah. Nilai normal 0-1/lpk. Silinder granula yang ditemukan berasal dari sisa sel yang
degenerasi. Bahan anorganik berupa Kristal kalsium oksalat yang ditemukan pada urin, bisa
dikarenakan karena naracoba mengkonsumsi banyak minuman suplemen, sehingga terjadi
kristalisasi.
BAB V
KESIMPULAN
Dalam urin dapat ditemukan adanya unsure organic dan anorganik
Urin mempunyai beberapa karakteristik yang dapat digunakan untuk menegakkan diagnosa.
Pemeriksaan urin, baik makroskopis maupun mikroskopis dapat membantu untuk
menegakkan diagnosa sebuah penyakit
DAFTAR PUSTAKA
1. D.N. Baron, alih bahasa : P. Andrianto, J. Gunawan. 1990. Kapita Selekta Patologi Klinik
(A Short Text Book of Clinical Pathology), Edisi 4, EGC: Jakarta.
2. Frances K. Widmann, alih bahasa : S. Boedina Kresno, dkk. 1992. Tinjauan Klinis Atas
Hasil Pemeriksaan Laboratorium, EGC : Jakarta.
3. Price, Sylvia Anderson. 2005. Konsep klinis proses-proses penyakit. Jakarta : EGC