LAPORAN PRAKTIKUM Quality Contol Vita

download LAPORAN PRAKTIKUM Quality Contol Vita

of 16

description

nutrisi peternakan

Transcript of LAPORAN PRAKTIKUM Quality Contol Vita

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI DAN FABRIKASI PAKANKONTROL KUALITAS PAKAN

Disusun oleh :Kelompok XV

Travelia Febrin(PT/06309)Primita Ruth Br Ginting(PT/06328)Hendro Maulana(PT/06360)Hendry Faturahman(PT/06363)Novita Ardiarini(PT/06394)

Asisten : Zazin Mukmila

LABORATORIUM ILMU TEKNOLOGI MAKANAN TERNAKFAKULTAS PETERNAKANUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2014

Tinjauan Pustaka

Pakan merupakan hal yang harus menjadi perhatian utama dalam suatu usaha pemeliharaan ternak untuk menunjang kehidupan ternak. Bahan-bahan pakan disekitar kita yang potensial dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Minimnya pengetahuan terhadap macam bahan pakan yang dapat digunakan sebagai bahan pakan menjadi salah satu kendala pengembangan usaha peternakan (Agus, 2007).Kontrol kualitas merupakan suatu cara untuk mengontrol kualitas suatu hasil produk dalam hal ini pakan ternak untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Konsep total quality adalah hasil produk memenuhi syarat dikehendaki. Adanya program total quality assurance (jaminan mutu) untuk mencegah terjadinya kekeliruan serta standar yang ditatapkan akan selalu memenuhi syarat tanpa cacat setiap saat (Boniran, 1999).Tujuan kontrol kualitas bahan baku adalah untuk memberikan informasi yang tepat tentang kandungan zat makanan dan antikualitas yang terkandung didalamnya atau racun dari bahan baku, sehingga nilai nutrisi yang diinginkan dari ransum sebagai produk akhir akan didapat dengan baik dan tepat (Agus, 1999). Bahan pakan tertentu mengandung zat antikualitas dalam jumlah cukup tinggi sehingga dapat menggangu metabolisme ternak. Oleh sebab itu, dilakukannya kontrol kualitas bahan baku merupakan suatu cara untuk mencegah digunakan bahan baku yang memiliki kandungan nutrien yang rendah dan zat antikualitas yang tinggi dalam suatu proses produksi (Kurniawati, 2005).Kualitas bahan pakan dalam industri pakan ternak akan menentukan kualitas produk akhir sehingga kontrol kualitas sangat diperlukan. Kontrol kualitas meliputi: 1) Kontrol kualitas bahan baku 2) Kontrol kualitas selama proses penyimpanan dan proses produksi serta 3) Kontrol kualitas produk akhir. Semua kontrol kualitas ini harus lengkap dilakukan karena semua bahan baku yang digunakan akan bercampur selama proses produksi dan disimpan sebagai pakan jadi atau ransum (Khalil dan Suryahadi, 1997).Pengujian atau kontrol kualitas dalam produksi pakan sangat penting dalam keberhasilan dan keuntungan suatu perusahaan. Faktor lain tidak ada, baik langsung maupun tidak langsung dalam kaitannya dengan performa ternak, bahwa pengujian kualitas pakan memerlukan perhatian dan pelaksanaan yang serius (Agus, 2007). Pengujian kualitas bahan pakan atau pakan dapat dilakukan secara fisik, kimiawi dan biologi. Ketiga cara tersebut tidak perlu dilakukan semuanya, tergantung maksud, tujuan, manfaat dan biaya yang tersedia (Utomo dkk, 2008).Beberapa uji untuk kontrol kualitas pakan mempunyai tujuan masing-masing. Uji kandungan sekam dalam bahan pakan (Phoroglucinol test) tujuan untuk kandungan rice hulls dalam rice bran (bekatul, dedak, dan lain-lain). Tujuan uji kandungan urea dalam bahan pakan untuk mengetahui kandungan urea pada bahan pakan (tepung ikan, dan lain-lain). Uji bulk density (berat jenis) bahan pakan tujuan untuk mengetahui kualitas bahan sekaligus untuk meminimalkan pemalsuan (pencemaran) bahan (Agus, 2007). Tujuan kontrol kualitas bahan baku adalah untuk memberikan informasi yang tepat tentang kandungan zat makanan dan antikualitas yang terkandung didalamnya atau racun dari bahan baku, sehingga nilai nutrisi yang diinginkan dari ransum sebagai produk akhir akan didapat dengan baik dan tepat (Agus, 1999).

Materi dan Metode

MateriUji Kandungan UreaAlat. Alat yang digunakan adalah urea test paper dan pipet tetes.Bahan. Bahan yang digunakan yaitu ekstrak urease, larutan urea 1%, 2%, 3%, dan 5% sebagai standar, larutan indikator Bromthymol blue (BTB) dan aquades serta bahan pakan yang akan di uji.

Uji Kandungan SekamAlat. Alat yang digunakan adalah petri dish dan pipet tetes. Bahan. Bahan yang digunakan adalah larutan phloroglucinol 1% dan sampel dedak atau bahan pakan yang akan diuji.

Uji Bulk Density (Berat Jenis)Alat. Alat yang digunakan adalah timbangan analitik, dan gelas ukur.Bahan. Bahan yang digunakan adalah sampel bahan pakan adalah biji jagung , tepung kedelai, tepung ikan.

Uji kandungan GaramAlat. Alat yang digunakan adalah beaker, gelas ukur, erlenmeyer, alat pemanas, thermometer, buret, pipet ukur, dan pipet tetes.Bahan. Bahan yang digunakan adalah indikator kalium kromat (K2CrO4), Perak Nitrat 0,05 N (AgNO3), garam (NaCl), dan aquades.

Metode Uji Kandungan UreaUji kandungan urea dilakukan dengan pembuatan ekstrak urease terlebih dahulu. Kedelai mentah digiling hingga halus (diayak atau disaring). Bubuk kedelai sebanyak 50 gram diambil lalu dicampur dengan 200 ml aquades, kemudian didiamkan semalam. Pada hari berikutnya ekstrak urease disaring.Pembuatan urea test paper. Ekstrak urease 10 ml dicampur dengan 10 ml larutan indikator (BTB). Kertas saring dicelupkan dalam larutan tersebut hingga tercelup merata di seluruh permukaan kertas whatman. Kertas dikeringkan dengan cara diangin-anginkan, atau dipanaskan. Kertas saring akan berwarna kuning orange ketika dikeringkan.Pengujian kandungan urea (urea test paper). Larutan standar urea diteteskan pada urea test paper. Kemudian diletakkan sedikit sampel bahan pakan di atas urea test paper dan sampel ditetesi dengan aquades. Apabila bahan pakan mengandung urea, maka akan ditunjukkan dengan perubahan warna (menjadi biru) pada urea test paper. Intensitas warna menunjukan kuantitas kandungan urea.

Uji kandungan sekamSampel bahan pakan dimasukkan ke petridish dan diratakan keseluruh permukaan petridish. Larutan phloroglucinol 1% diteteskan secara merata keseluruh permukaan sampel bahan pakan sehingga basah seluruhnya. Perubahan warna yang terjadi kemudian diamati. Uji bulk density (berat jenis)Gelas ukur ditimbang dan dicatat beratnya. Sampel bahan pakan dimasukkan kedalam gelas ukur dan diusahakan seminimal mungkin adanya rongga antar bahan pakan. Dibandingkan berat sampel dengan volumenya, menggunakan rumus berikut : Bulk Density = g/l Kandungan garamAquades dipanaskan sampai 70C lalu 2 sampai 3 sampel ditimbang. Aquades 50 ml panas ditambahkan dalam sampel lalu diaduk selama 5 menit. Campuran lalu diencerkan dengan aquades 100 ml dengan gelas ukur. Larutan 10 ml dimabil dimasukkan ke dalam erlenmeyer. Kalium kromat lalu ditambahkan sebanyak 40 tetes lalu campuran tersebut dititrasi menggunakan AgNO3.%Garam = x 100%Keterangan : ml: volume titrasiFP: faktor pengencer 10 ml=10xBM NaCl: 58,5N: N AgNO3 0,05 N

HASIL DAN PEMBAHASANUji Kandungan UreaBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan diketahui bahwa uji kandungan urea bertujua untuk mengetahui kandungan urea pada bahan pakan. Bahan pakan yang mengandung urea akan menunjukkan perubahan warna biru pada Urea Paper Test. Kontaminasi adalah bahan yang tidak diharapkan ada dalam bahan baku atau ransum. Adanya bahan kontaminan ini akan mengakibatkan adanya nilai nutrisi semu, seperti halnya penambahan urea pada tepung ikan. Penambahan urea meningkatkan nilai protein kasar, namun kandungan urea yang terlalu tinggi dalam bahan pakan dapat menyebabkan keracunan pada ternak.Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil seperti pada tabel 1.Tabel 1. Hasil uji kandungan ureaNoNama bahan pakanKeterangan (Urea)

1Tepung ikan A++++, (biru tua)

2Tepung ikan B+++, (biru)

3Mix++, (biru muda)

4Bungkil Kedelai++++, (biru tua)

5Tepung itik+++, (biru)

Hasil tabel tersebut menunjukkan bahan pakan yang di uji semuanya mengandung urea yang ditandai dengan hasil yang positif atau terbentuk warna biru. Pengujian kandungan urea dari suatu bahan diawali dengan pembuatan urea test papaer, untuk pengujian. Prinsip dari uji kandungan urea adalah mereaksikan urea akan bereaksi dengan urease, yang akan terlihat dengan seuatu indikator. Kedelai merupakan salah satu bahan pakan yang menghasilkan enzim urease. Kedelai tersebut digiling dan didiamkan semalam untuk memperoleh ekstak urease. Ekstrak urease dicampur dengan BTB sebagai indikaor yang akan menunjukan reaksi perubahan warna bila urea bereaksi dengan enzim urease. Kertas saring dicelupkan dalam ampuran larutan tersebut agar larutan terikat dalam kertas saring sebagai media untuk pengujian. Kertas saring yang telah kering akan berwarna orange, akibat pengaruh dari campuran ekstrak urease dan BTB. Pemanfaatan urea untuk pakan ternak terbatas karena hidrolisis urea terlalu cepat membuat amonia lebih banyak diserap dinding rumen. Akhirnya hanya sedikit yang digunakan mikroba untuk membentuk protein mikroba. Kalau jumlah urea berlebihan, maka kadar amonianya malah dapat meracuni sang ternak. Hal ini ditandai dengan badan ternak gemetar, air liur berlebihan, napas terengah-engah, dan kembung (Anonimous, 2011).Uji kandungan sekamUji kandungan sekam bertujuan untuk mengetahui kandungan sekam dalam bahan pakan. Prinsip uji kandungan sekam adalah timbulnya warna merah pada bahan pakan yang diuji setelah di tetesi dengan larutan phloroglucinol 1%. Intensitas warna menunjukkan kuantitas kandungan sekam. Kontrol kualitas ini biasanya dilakukan untuk mendeteksi adanya campuran sekam pada bekatul, polar, dedak, dan sekam. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, didapatkan hasil pengujian sekam dalam sampel bahan pakan sebagai berikut :Tabel 2. Uji kandungan sekamNoNama bahan pakanKeterangan

1Polar+

2Dedak Jelek+

3Dedak Bagus-

4Sekam ++

5Bekatul-

Berdasarkan tabel diketahui bahwa polar, dedak jelek, dan sekam mengandung campuran sekam, sedangkan dedak bagus dan bekatul tidak mengandung campuran sekam. Larutan Phloroglucinol akan bereaksi dengan lignin dan selulosa yang terdapat didalam bahan pakan terutama pada sekam. Sekam mengandung lignin yang tinggi sehingga saat di tetesi dengan phloroglucinol maka akan terbentuk warna merah.

Uji Bulk DensityBerdasarkan praktikum yang telah dilakuan, didaptkan hasil berat jenis (bulk desnsity) pada bahan pakan adalah sebagai berikut :Tabel 3. Hasil uji bulk densityNoNama bahan pakanVolume (I)B. Wadah(g)B. wadah + sampel (g)Bulk Density (g/l)

1Jagung halus0,5291658730

2Polar 0,5291504420

3Jagung giling besar0,5291664740

4Bungkil kedelai0,5291616650

5Tepung ikan0,5291637690

Penentuan berat jenis dari suatu bahan pakan berguna untuk memprediksi berapa kapasitas tampung dari suatu gudang dan mengetahui hubungan antara ukuran dengan volume bahan pakan. Berat jenis suatu barang ditentunkan oleh berat dan volumenya. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, bahan pakan yang memiliki berat jenis paling besar adalah biji jagung giling besar yaitu 740 g/l, dan polar yang memiliki berat jenis terkecil. Hal ini disebabkan karena strukturnya padat dan rongga antar partikelnya sedikit. Polar memiliki berat jenis paling rendah kaena strukturnya tidak padat dan rongga antar partikelnya banyak. Uji berat jenis (bulk density) ini dilakukan dengan mengukur volume dan berat dari sampel bahan baku ransum. Masing-masing bahan baku telah memiliki standar bulk density tersendiri, contohnya ialah polard 420 g/l (1 liter polar memiliki berat 420 gram), bekatul 351 - 337 g/l. Berat jenis bahan pakan yang melebihi atau kurang dari standar kemungkinan mengalami kontaminasi.

Uji kandungan garamBerdasarkan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil seperti pada tabel 4.Tabel 4. Hasil Uji Kandungan GaramLama mixing (menit)Berat sampel (g)Volume AgNO3(ml)Kandungan garam (%)

Sampel 1Sampel 2Sampel 1Sampel 2Sampel 1Sampel 2

52,06582,06582,52,63,533,68

152,05602,05601,21,11,731,56

Berdasarkan tabel, diketahui bahwa kandungan garam dalam bahan pakan yang di mixing lebih lama mengandung garam yang lebih banyak persentasenya. Uji kandungan garam bertujan untuk mengetahui kandungan garam pada bahan pakan. Prinsip kerja uji kandungan garam yaitu akan terjadi perubahan warna pada bahan pakan bila mengandung sekam yaitu munculnya warna merah pada pakan (Agus, 2007). Garam merupakan sumber salah satu mineral bagi ternak. Pemberian garam bagi ternak dapat meningkatkan palabilitas ternak dan sehingga ternak menyukai pakan yang diberikan. Pemberian garam biasanya dicampurkan dalam pakan, pemberian yang berlebih dapat menyebabkan ternak tidak memakan pakan, sehingga garam diberikan dibawah batas maksimal pemberian.Reaksi:AgNO3 + NaCl AgCl + NaNO32 AgNO3 + K2CrO4 Ag2CrO4 + 2 KNO3(Wahyudi, 2010)Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, diketahui kandungan garam tepung ikan adalah 1,54%.Dalam kontrol kualitas ini kita menggunakan indra perasa kita yaitu lidah. Biasanya dilakukan untuk mengetahui kadar garam pada tepung ikan. Jika rasa asin mirip dengan asinan maka diperkirakan kadar garamnya 5%, namun jika rasa asinnya seperti pada masakan, diprediksikan kadar garamnya berkisar 2 sampai 3% (Anonimous, 2011).Bahan yang terlampau banyak mengandung serat kasar, garam dan lemak tidak bagus kualitasnya sebab bahan yang banyak mengandung serat kasar akan sukar dicerna, sedangkan bahan yang banyak mengandung garam akan menimbulkan keracunan (Mujnisa, 2008).

KESIMPULAN

Bersarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa uji bulk density biji jagung, biji kedelai dan tepung ikan dalam keadaan standar. Uji garam pada tepung ikan dalam batas normal. Uji kandungan urea yang dilakukan pada tepung ikan dan bungkil kedelai adalah negatif. Pengujian kandungan sekam pada sekam adalah warna sangat merah, sedangkan dedak berwarna merah tetapi tidak semerah sekam dan pollard sedikit berwarna merah. Warna yang semakin merah maka menunjukkan semakin tingginya kandugan sekam dalam bahan pakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous. 2011. http://www.agrina-online.com/redesign2. php?rid=10&aid=3059. Diakses pada tanggal 14 November 2014.

Wahyudi. 2010. Penetapan Kadar Garam.http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_ analisis/titrasivolumetri/penetapan-kadar-garam/. Diakses pada tanggal 14 November 2014.

Agus, Ali. 1999. teknologi Pakan Konsentrat. Jurusan Nutrisi dan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Agus, Ali. 2007. Membuat Pakan Secara Mandiri. Intan Sejati. Klaten.

Boniran, S. 1999. Quality Control Untuk Bahan Baku dan produk Akhir Pakan Ternak. Lokakarya Feed Quality Management. Badan Penelitian Peternakan dan American Soybean Association

Mujnisa. 2008. Peningkatan Aktivitas dan Prestasi Belajar Mahasiswa dalam Matakuliah Bahan Pakan dan Formulasi Ransum. Fakultas Hasanuddin. Makasar.

Kurniawati, H. I. 2005. Kontrol Kualitas Bahan Baku dan Produk Akhir di PT SIBA PRIMA UTAMA Feedmill Karanganyar Solo. Laporan Praktek Kerja Lapangan. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Utomo, Ristianto, Priyono S. B. Agus A. 2008. Bahan Ajar Teknologi dan Fabrikasi Pakan. Laboraturiun Teknologi Makanan Ternak bagian NMT Fakultas Peternakan universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

LAMPIRAN

Perhitungan Bulk DensityRumus :Bulk Density =

1. Jagung halusBulk Density : = 7302. PolardBulk Density : = 4203. Jagung giling kasarBulk Density : = 7404. Bungkil kedelaiBulk Density : = 650

5. Tepung ikanBulk Density : = 690

Perhitungan persentase garam% Garam mixing 5 menit= x 100% = x 100%= 3,68 %% Garam mixing 15 menit= x 100% = x 100%= 1,56 %