Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit.docx

download Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit.docx

of 9

Transcript of Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit.docx

Laporan Praktikum Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit

Sifat Koligatif Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit

I. TUJUAN1. Tujuan Intruksional UmumMahasiswa dapat memahami sifat koligatif larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.2. Tujuan Intruksional Khusus Penurunan titik beku larutan elektrolit maupun larutan non elektrolit. Terampil untuk menentukan besarnya penurunan titik beku larutan non elektrolit. Menjelaskan perbedaan besarnya penurunan tekanan uap, kenaikan titik didih, dan penurunan titik beku larutan elektrolit dan larutan non elektrolit.

II. DASARTEORISifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang hanya dipengaruhi oleh jumlah partikel zat terlarut di dalam larutan dan tidak dipengaruhi oleh sifat dari zat terlarut. Larutan merupakan campuran homogen antara dua atau lebih zat. Adanya interaksi antara zat terlarut dan pelarut dapat berakibat terjadinya perubahan sifat fisis dari komponen-komponen penyusun larutan tersebut.

Hukum Raoult merupakan dasar bagi empat sifat larutan encer yang disebut sifat koigatif (diambil dari bahasa latin colligare yang artinya mengumpulkan bersama). Sifat-sifat itu tergantung dari pada efek koligatif jumlah partikel terlarut, bukan pada sifat partikel yang terlibat. Empat sifat larutan, diantaranya:1. Penurunan tekanan uap larutan relatif terhadap tekanan uap pelarut murni.2. Peningkatan titik didih.3. Penurunan titik beku.4. Gejala tekanan osmotik (oxotoby, David W : 2004, 166).

1) Penurunan tekanan uap larutan merupakan parkel zat pelarut yang tidak mudah menguap dalam larutan yang dapat mengurangi kemampuan partikel zat pelarut untuk menguap, sehingga tekanan uap larutan akan lebih rendah dibanding tekanan uap pelarut murni. Adanya partikel zat terlarut dalam larutan juga menyebabkan terjadinya kenaikan titik didih dan penurunan titik beku larutan. Bila zant non elektrolit yang sukar menguap dilarutkan, maka menurut hukum Raoult, besarnya tekanan uap: P = Po . N1

P = tekanan uap di atas larutanPo = tekanan uap pelarut murniN1 = fraksi mol pelarut 2) Suatu larutan mendidih pada temperatur lebih tinggi dari pelarutnya, selisihnya disebut kenaikan titik didih larutan. Hingga grafik tekanan uap selalu ada di bawah pelarut;Tb = T T0

Tb hanya tergantung jenis pelarut dan konsentrasi larutan, tidak tergantung jenis zat terlarut. Hubungan Tb dengan konsentrasi larutan dapat dicari dengan persamaan Clausius-clapeyron dan hukum Raoult.3) Titik beku larutan adalah temperatur pada saat larutan setimbang dengan pelarut padatnya. Larutan akan membeku pada temperatur lebih rendah dari pelarutnya. Proses pembekuan zat cair terjadi bila suhu diturunkan, sehingga jarak antara partikel sedemikian dekat satu sama lain dan akhirnya terjadi gaa tarik menarik antar molekul yang sangat kuat. Adanya partikel-partikel dari zat terlarut akan mengakibatkan proses pergerakan molekul pelarut terhalang. Akibatnya untuk lebih mendekatkan jarak antar molekul diperlukan suhu yang lebih rendah. Perbedaan titik beku akibat adanya partikel-partikel dari zat terlarut disebut penurunan titik beku (Tf).Tf = kf . m

Titik beku larutan merupakan merupakan titik beku pelarut murni dikurangi dengan penurunan titik bekunya.Tf = Tf0 - Tf

o Sifat-sifatReagena. Sifat Urea (CO(NH2)2)Urea merupakan kristal, berwarna putih, tidak mudah terbakar, menghantarkan listrik.Sifat fisis urea:- Densitas (padat pada suhu 200C) = 1335 kg/m3- Titik lebur = 126 J/mol/0C- Spesifik heat (lebur) = 13,6 KJ/mol- Berat molekul = 60,056

Reaksi pembuatan CO(NH2)2 terdiri atas dua tingkat yaitu reaksi pembentukan amonium karbonat (NH2COONH4) dan reaksi penguraian amonium karbonat menjadi urea dan air. Amonium karbonat dibuat dari amoniak (NH3) dan karbondioksida (CO2). Menurut reaksi sbb:2NH3 + CO2 ----> NH2COONH4 DH298 = -28,5 kkal/mol.... (1)Reaksi ini merupakan reaksi eksotermis yang berlangsung cepat mengeluarkan panas dan kesetimbangan karbamat cepat tercapai. Reaksi penguraian amonium karbamat bersifat endotermis dan berlangsung lambat.H2COONH4 ----> NH2CONH2 + H2O DH298 = 3 6 kkal/mol.... (2)Panas reaksi yang dibutuhkan reaksi (2) dapat dipenuhi dari sebagian panas yang dihasilkan (1). Selama pembentukan urea, terjadi reaksi samping yaitu pembentukan biuret.2NH2CONH2 ----> NH2CONHCONH2 + NH3 DH298 = 4,28 kkal/mol.... (3)

Reaksi ini berlangsung lambat dan memerlukan panas (endoterm). b. Sifat GaramGaram merupakan larutan elektrolit kuat. Jika garam dilarutkan dalam air, maka ia akan terurai menjadi ion.Sifat NaCl :- Berbentuk kristal- Mudah larut dalam air (36 gr/100 ml air dari pada 20oC)- Dalam bentuk bubuk bersifat higroskopis- Banyak terdapat di udara (dari air laut)- Campuran NaCl dengan es cair mencapai -20oC.

III. ALAT DAN BAHAN1.1 AlatNoNama AlatUkuranGambarjumlah

1Tabung reaksi-4

2Gelas ukur5 ml1

3Erlenmeyer250 m1

4Stand tabung reaksi-2

5Pipet tetes-1

6Sendok-1

7Palu-1

8Termometer-10oC 100oC1

9Beker plastik-1

1.2 Bahan1. Urea (CO(NH2)2)2. NaCl3. Garam dapur4. Es batu

IV. CARAKERJA1. Memasukkan 5 ml NaCl 0,6 gram ke dalam tabung reaksi.2. Memasukkan butir-butir es batu ke dalam beker plastik sebanyak 2/3 tinggi beker, kemudian menambahkan 5 sendok garam dapur sambil diaduk sampai rata.3. Memasukkan tabung reaksi yang berisi NaCl 0,6 gram ke dalam campuran es dan garam dapur tersebut. Biarkan sampai naCl membeku seluruhnya.4. Setelah NaCl membeku seluruhnya, keluarkan segera tabung reaksi.5. Mengukur temperatur NaCl setia selang 30 detik hingga semua padatan melebur kembali.6. Catat hasil pengamatan pada tabel 1.7. Mengulangi percobaan di atas dengan menggunakan larutan;a. 1,2 gram NaCl sebanyak 5 mlb. 1,2 gram Co(NH2)2 sebanyak 5 mlc. 0,6 gram Co(NH2)2 sebanyak 5 ml

V. DATA PERCOBAANRumusZat terlarutTitik beku (oC)Tf

MassaMolalitasAirLarutan

Co(NH2)20,61,0750-22

Co(NH2)21,21,6120-33

NaCl1,22,1500-44

NaCl0,62,1500-44

VI. PERHITUNGAN 1) Molalitas larutan non elektrolit Co(NH2)2 a. Molaritas Co(NH2)2 0,6 gram = 1,075 mol b. Molalitas Co(NH2)2 1,2 gram = 1,612 mol

2) Molalitas larutan elektrolit a. Molalitas NaCl 1,2 gram = 2,150 mol b. Molalitas NaCl 0,6 gram = 2,150 molmolalitas NaCl adalah 2,150 x 2 = 4,301 mol3) Tf larutan non elektrolit (CO(NH2)2)Tf = Tf pelarut Tf larutan

a. Tf CO(NH2)2) 1,2 gramTf = 0 (-3)= 3oCb. Tf CO(NH2)2) 0,6 gramTf = 0 (-2)= 2oC

4) Tf larutan elektrolit (NaCl)Tf = Tf pelarut Tf larutan

a. Tf NaCl 1,2 gramTf = 0 (-4)= 4oCb. Tf NaCl 0,6 gramTf = 0 (-4)= 4oC

VII. PEMBAHASANLarutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, karena larutan elektron terurai menjadi partikel-partikel yang berupa ion. Larutan non elektrolit merupakan larutan ang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena tidak trurai menjadi partikel-partikel yang berupa ion.

NaCl merupakan larutan elektrolit, sedangkan urea (CO(NH2)2) merupakan larutan non elektrolit. Urea tidak terionisasi sehingga tetap sebagai molekul, itulah sebabnya pada konsentrasi yang sama NaCl mempunyai Tf 2x lebih besar dari pada urea. Pada kemolalan yang sama, penurunan titik beku larutan elektrolit (NaCl) lebih besar dibanding larutan non elektrolit (CO(NH2)2).

o Alasan mengapa digunakan garam untuk membekukan larutanKarena garam memiliki titik beku yang lebih rendah jika dibandingkan dengan pelarut murni air. Apabila ke dalam air kita larutkan garam dan kemudian suhunya diturunkan sedikit demi sedikit, maka dengan berjalannya waktu larutan tersebut secara perlahan akan berubah menjadi fasa padat hingga pada suhu tertentu akan berubah menjadi fasa padat secara keseluruhan. Pada umumnya zat terlarut lebih suka berada pada fasa cair dibandingkan fasa padat, akibatnya saat proses pendinginan berlangsung, larutan akan mempertahankan fasanya dalam keadaan cair. Hal ini menyebabkan potensial kimia pelarut dalam fasa cair akan lebih rendah sedangkan potensial kimia pelarut dalam fasa padat tidak terpengaruh. Inilah sebab mengapa adanya zat terlarut akan menurunkan titik beku larutannya.

VII. KESIMPULANBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat saya simpulkan:- Makin besar molalitas suatu larutan, makin tinggi penurunan titik beku larutan.- Titik beku pelarut murni (air) lebih tinggi dibanding titik beku larutan CO(NH2)2 dan NaCl.- Titik beku larutan non elektrolit lebih rendah dari pada larutan elektrolit pada massa yang sama.- Titik beku NaCl lebih rendah dibanding CO(NH2)2 pada massa yang sama.

http://biologiikipmadiun.blogspot.com/2010/09/laporan-praktikum-sifat-koligatif.html

Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi bergantung pada jumlah atau kelompok partikel zat terlarut (konsentrasi zat terlarut) di dalam larutan. Sifat koligatif meliputi:

Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit. http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/Rima_Nurmalasari_060505/pengertian.html

sifat Koligatif Larutan Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak tergantung pada macamnya zat terlarut tetapi semata-mata hanya ditentukan oleh banyaknya zat terlarut (konsentrasi zat terlarut). Sifat koligatif meliputi: 1. Penurunan tekanan uap jenuh2. Kenaikan titik didih3. Penurunan titik beku4. Tekanan osmotik Banyaknya partikel dalam larutan ditentukan oleh konsentrasi larutan dan sifat Larutan itu sendiri. Jumlah partikel dalam larutan non elektrolit tidak sama dengan jumlah partikel dalam larutan elektrolit, walaupun konsentrasi keduanya sama. Hal ini dikarenakan larutan elektrolit terurai menjadi ion-ionnya, sedangkan larutan non elektrolit tidak terurai menjadi ion-ion. Dengan demikian sifat koligatif larutan dibedakan atas sifat koligatif larutan non elektrolit dan sifat koligatif larutan elektrolit.PENURUNAN TEKANAN UAP JENUHPada setiap suhu, zat cair selalu mempunyai tekanan tertentu. Tekanan ini adalah tekanan uap jenuhnya pada suhu tertentu. Penambahan suatu zat ke dalam zat cair menyebabkan penurunan tekanan uapnya. Hal ini disebabkan karena zat terlarut itu mengurangi bagian atau fraksi dari pelarut, sehingga kecepatan penguapanberkurang.MenurutRAOULT: p = po . XBdimana:p = tekanan uap jenuh larutanpo = tekanan uap jenuh pelarut murniXB = fraksi mol pelarutKarena XA + XB = 1, maka persamaan di atas dapat diperluas menjadi:P = Po (1 - XA)P = Po - Po . XAPo - P = Po . XAsehingga:P = po . XAdimana:

P = penunman tekanan uap jenuh pelarutpo = tekanan uap pelarut murniXA = fraksi mol zat terlarutKENAIKAN TITIK DIDIHAdanya penurunan tekanan uap jenuh mengakibatkan titik didih larutan lebih tinggi dari titik didih pelarut murni.Untuk larutan non elektrolit kenaikan titik didih dinyatakan dengan:Tb = m . Kbdimana:Tb = kenaikan titik didih (oC)m = molalitas larutanKb = tetapan kenaikan titik didih molalKarena : m = (W/Mr) . (1000/p) ; (W menyatakan massa zat terlarut)Maka kenaikan titik didih larutan dapat dinyatakan sebagai:Tb = (W/Mr) . (1000/p) . KbApabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik didih larutan dinyatakan sebagai:Tb = (100 + Tb)oCPENURUNAN TITIK BEKUUntuk penurunan titik beku persamaannya dinyatakan sebagai :Tf = m . Kf = W/Mr . 1000/p . Kfdimana:Tf = penurunan titik bekum = molalitas larutanKf = tetapan penurunan titik beku molalW = massa zat terlarutMr = massa molekul relatif zat terlarutp = massa pelarutApabila pelarutnya air dan tekanan udara 1 atm, maka titik beku larutannya dinyatakan sebagai:Tf = (O - Tf)oCTEKANAN OSMOTIK

Tekanan osmotik adalah tekanan yang diberikan pada larutan yang dapat menghentikan perpindahan molekul-molekul pelarut ke dalam larutan melalui membran semi permeabel (proses osmosis). Menurut VAN'T HOFF tekanan osmotik mengikuti hukum gas ideal: PV = nRT Karena tekanan osmotik = , maka : = n/V R T = C R T dimana := tekanan osmotik (atmosfir)C = konsentrasi larutan (mol/liter= M)R = tetapan gas universal = 0.082 liter.atm/moloKT = suhu mutlak (oK)- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih rendah dari yang laindisebut larutan Hipotonis.- Larutan yang mempunyai tekanan osmotik lebih tinggi dari yang laindisebut larutan Hipertonis.- Larutan-larutan yang mempunyai tekanan osmotik sama disebut Isotonis.Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan elektrolit di dalam pelarutnya mempunyai kemampuan untuk mengion. Hal ini mengakibatkan larutan elektrolit mempunyai jumlah partikel yang lebih banyak daripada larutan non elektrolit pada konsentrasi yang samaContoh:Larutan 0.5 molal glukosa dibandingkan dengan iarutan 0.5 molal garam dapur.- Untuk larutan glukosa dalam air jumlah partikel (konsentrasinya) tetap, yaitu 0.5 molal.- Untuk larutan garam dapur: NaCl(aq) --> Na+ (aq) + Cl- (aq) karena terurai menjadi 2 ion, maka konsentrasi partikelnya menjadi 2 kali semula = 1.0 molal. Yang menjadi ukuran langsung dari keadaan (kemampuannya) untuk mengion adalah derajat ionisasi.Besarnya derajat ionisasi ini dinyatakan sebagai: = jumlah mol zat yang terionisasi/jumlah mol zat mula-mulaUntuk larutan elektrolit kuat, harga derajat ionisasinya mendekati 1, sedangkan untuk elektrolit lemah, harganya berada di antara 0 dan 1 (0