LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · Ganesha...
-
Upload
nguyenkhanh -
Category
Documents
-
view
220 -
download
2
Transcript of LAPORAN PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT …lppm.undiksha.ac.id/p2m/document/Proposal... · Ganesha...
1
LAPORAN
PROGRAM IPTEKS BAGI MASYARAKAT
(IbM)
JUDUL PROGRAM
IbM PERAJIN TAHU DAN TEMPE
Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun
Oleh:
Dewi Oktofa Rachmawati, S.Si.,M.Si, NIDN 0007126803 Dr. Siti Maryam, M.Kes, NIDN 0021026202
Dr. I Dewa Ketut Sastrawidana, S.Si., M.Si, NIDN 0017046804
Dibiayai oleh : Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat
Nomor : 398/UN48.15/LPM/2014
Lembaga Pengabdian kepada Msyarakat
Universitas Pendidikan Ganesha Tahun 2014
2
3
RINGKASAN
Tujuan dan target yang ingin dicapai dalam pengusulan IbM Kelompok Perajin Tahu dan Tempe adalah mampu meningkatkan produktifitas para perajin Tahu dan Tempe (mitra) yaitu , dapat menciptakan desain pengemasan tempe yang baru, dapat menghasilkan produk limbah padat menjadi pangan bermutu, dapat memasarkan produk ke luar kabupaten, yang dihasilkan pada saat produksi serta dapat melakukan manajemen usaha tahu dan tempe. Mitra dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah: Sahroni sebagai mitra 1, dan Burhanudin sebagai mitra 2. Untuk mencapai tujuan dan target program IbM ini, maka mitra diberi pelatihan dan pendampingan selama kegiatan ini berlangsung. Pelatihan yang diberikan kepada mitra adalah: 1) pelatihan keterampilan pemanfaatan ampas tahu menjadi olahan bernilai ekonomis seperti pembuatan berbagai macam kue dan tepung berbahan dasar ampas tahu 2) penyuluhan tentang sanitasi lingkungan yang ramah lingkungan 3) pelatihan disain produk tempe dan 4) pelatihan tentang managemen pemasaran dan juga manajemen keuangan. Luaran yang dihasilkan dari program IbM ini adalah mitra diharapkan: 1) pendapatan mitra program menjadi meningkat 2) limbah ampas tahu termanfaatkan secara optimal sehingga tidak mencemari lingkungan 3) meningkatnya kesadaran mitra program akan kesehatan dan keselamatan kerja 4) mitra dapat meningkatkan penghasilan walaupun relatif kecil karena produk olahan belum dikenal masyarakat
4
PRAKATA
Puji syukur kehadapan Allah SWT karena berkat rakhmatNya, IbM dapat
terlaksana sesuai rencana. IbM yang berjudul “ IbM Perajin Tempe dan Tahu ”
merupakan upaya untuk memberdayakan kelompok perajin Tahu dan Tempe di
Kelurahan Taman Sari Kampung Baru Kabupaten Buleleng agar limbah padat
berupa ampas tahu tidak melimpah dan mencemari lingkungan dan meningkatkan
pendapatan keluarga.
IbM terlaksana atas dukungan beberapa pihak. Untuk itu pada kesempatan ini
pelaksana mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada.
a. Dirjen Dikti yang telah mendanai penelitian ini
b. Ketua Lembaga Pengabdian pada Masyarakat Universitas Pendidikan
Ganesha yang telah mengusulkan proposal ini ke Dikti sehingga program
ini dapat terlaksana
c. Semua pihak yang tidak tersebutkan namanya yang telah menyukseskan
penelitian ini
Akhirnya kami berharap semoga laporan kemajuan ini dapat bermanfaat. Saran dan
kritik juga kami sangat harapkan untuk kesempurnaan laporan ini.
Singaraja, 4 November 2014
Tim Pelaksana
5
DAFTAR ISI HALAMAN
HALAMAN SAMPUL ............................................................................................. i
PENGESAHAN ..................................................................................................... ii
RINGKASAN ............................................................................................................iii
PRAKATA .................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................. v
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
BAB 2. TARGET LUARAN .................................................................................. 6
BAB 3. METODE PELAKSANAAN ..................................................................... 7
BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI ................................................... 9
BAB 5. HASIL YANG DICAPAI .......................................................................... 11
BAB 6. SIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 18
FOTO KEGIATAN ................................................................................................. 19
6
BAB I
PENDAHULUAN
Lingkungan Tamansari terdiri dari 446 kepala keluarga dan sekitar dua puluh
lima persen penduduknya memiliki mata pencaharian perajin tahu dan tempe, usaha
ini digeluti sejak dahulu kala dan turun temurun dari orang tuanya sehingga
kegagalan dalam produksi hampir tidak terjadi. Produksi tahu dan tempe perharinya
rata rata sekitar 50 kg dan 120 kg dengan demikian kebutuhan kacang kedele sekitar
4 ton perhari . Usaha tahu dan tempe yang ada di kelurahan Kampung Baru
lingkungan Tamansari merupakan usaha kecil yang terus menerus dikerjakan
sehingga perajin tahu dan tempe telah memiliki keterampilan yang cukup memadai.
Pada umumnya, proses pembuatan tahu yang dilakukan oleh perajin tahu di
lingkungan Tamansari terdiri dari 5 tahapan, yaitu 1) perendaman kedele, 2)
pembentukan bubur kedelai melalui proses penggilingan, 3) perebusan bubur kedele,
4) pembentukan tahu dengan menambahkan cuka, dan 5) pencetakan tahu. Beberapa
peralatan yang digunakan untuk pembuatan tahu disajikan pada Gambar 1.
Mesin penggiling Tungku untuk membuat bubur kedele
(Sumber : dokumen Siti Maryam, 2013)
Gambar 1. Peralatan untuk pembuatan tahu yang digunakan oleh perajin tahu di lingkungan Tamansari
Proses yang dilakukan untuk membuat tempe terdiri dari 1) Perebusan kedele selama
60 menit 2) Pelepasan kulit kedele 3) Perendaman kedele yang sudah dikuliti
selama 24 jam, 4) Perebusan kedele selama 30 menit, 5) penirisan kedele, 6)
fermentasi kedele dingin menggunakan ragi tempe, dan 7) pembentukan tempe.
7
Perendaman kedele Kedele ditiris Peragian Fermentasi
(Sumber : dokumen Siti Maryam, 2013)
Gambar 2. Proses pembuatan tempe oleh perajin tempe di lingkungan Tamansari
Tahu dan tempe yang dihasilkan oleh perajin tahu-tempe yang ada di
lingkungan Tamansari disajikan seperti pada Gambar 3.
Produk tahu hasil produksi Produk tempe hasil produksi
Gambar 3. Tahu dan tempe hasil produksi
Beberapa permasalahan umum yang dihadapi oleh perajin tahu tempe yang
ada di lingkungan Tamansari Banjar Kampung Baru Singaraja diantaranya. 1) Pada
proses perebusan kedele dilakukan dengan menggunakan tungku sederhana tanpa
dilengkapi dengen cerobong asap. Kondisi seperti ini, menyebabkan perajin tahu-
tempe sering mendapat teguran negatif dari warga sekitar karena asap yang
dihasilkan tersebar sampai daerah sekitar, apalagi proses pembuatan tahu –tempe
dilakukan pada saat masyarakat masih beraktifitas di pagi dan siang hari. 2) Para
8
perajin tahu-tempe belum punya pengetahuan tentang cara-cara penanganan limbah
tempe-tahu seperti limbah ampas tahu dan limbah cair. Adanya limbah sering
membuat bau tak sedap dan lingkungan menjadi tampak kumuh.
Limbah ampas tahu Limbah cair dari proses produksi tempe-tahu
Gambar 4. Limbah ampas tahu dan limbah cair hasil samping dalam produksi tahu-
tempe Ampas tahu saat ini hanya diperuntukkan untuk makanan hewan ternak yang
hanya dihargai perkilogram sebesar Rp 500,- padahal ampas tahu yang dihasilkan
dari proses pembuatan tahu masih mengandung komponen gizi yang tinggi seperti :
karbohidrat, protein dan lemak, jika kebutuhan ternak telah terpenuhi maka ampas
tahu tersisa dan menumpuk, lama kelamaan akan menimbulkan bau yang tak sedap
akibat reaksi pembusukan pada ampas tahu. Sejalan dengan diversifikasi pangan,
ampas tahu dapat dimanfaatkan untuk bahan pangan manusia seperti dibuat menjadi
krupuk ampas tahu, tepung ampas tahu, abon ampas tahu dan lain sebagainya yang
kesemua itu merupakan makanan yang memiliki gizi yang tinggi karena berasal dari
bahan bahan dasar yang berkualitas. 3) Kurangnya pemahaman dari perajin tahu
tentang kiat-kiat pemasaran dan juga manajemen keuangan. Hal ini terlihat dari
kemasan kedele yang dipasarkan hingga ini masih dalam batangan besar/
gelondongan yang memiliki berat hingga 5 kg, sehingga jika pembeli menginginkan
dalam jumlah sedikit / kecil maka pedagang harus memotongnya sesuai dengan
keinginan pembeli. Keadaan ini tidak praktis dari segi ekonomi dan perlu dibuat
dalam kemasan kecil sehingga pembeli yang membeli tempe dalam jumlah sedikit /
Rp 1.000,- dapat secara langsung sehingga dari segi waktu lebih efisien.
9
Permasalahan Mitra
Program pengabdian kepada masyarakat ini bermitra dengen 2 orang perajin
tahu-tempe yaitu Pak Sahroni dan Ibu Jamilah yang keduanya merupakan perajin
tahu-tempe yang berlokasi di lingkungan Tamansari, Kampung Baru, Singaraja.
Berdasarkan hasil observasi langsung dan wawancara yang dilakukan oleh tim
pengusul program dengan calon mitra program teridentifikasi beberapa
permasalahan yang dihadapi oleh mitra dan disepakati untuk dicarikan solusinya.
Beberapa permasalahan yang ada pada mitra antara lain.
Mitra memiliki permasalahan pokok dan disepakati dengan tim pengabdian
masyarakat untuk dicarikan jalan keluar, antara lain: 1) kurangnya pengetahuan
dalam berproduksi 2) kurang pengetahuan cara mengatasi asap saat memasak, 3)
kurang pengetahuan tentang desain baru produk tempe, 4 ) kurang pengawasan mutu
dalam berproduksi, 5) tidak adanya tempat pembuangan limbah cair 6) tidak adanya
usaha pemanfaatan ampas tahu, 7) tidak adanya pencatatan/administrasi tentang
segala sesuatu pengeluaran selama produksi dan juga jumlah pemasukan dari hasil
produknya. Permasalahan mitra tersebut berakibat pada :
1. Pendapatan mitra program dalam menjalankan usaha tempe-tahu
tergolong rendah. Hal ini disebabkan karena biaya pembelian kacang
kedele dan biaya produksi seimbang dengan hasil penjualan yang
diperoleh. Untuk meningkatkan pendapatan mitra dalam usaha tempe-
tahu ini, upaya yang dilakukan adalah melatih mitra program untuk
memanfaatkan ampas tahu menjadi produk yang bernilai ekonomis.
Dalam hal ini, mitra program dilatih untuk membuat kripik dan tepung
ampas tahu yang nantinya layak untuk dijual sehingga akan menanbah
pendapatan.
2. Konflik sosial dengan masyarakat sekitar. Hal ini disebabkan oleh adanya
asap dan bau tak sedap yang dihasilkan oleh mitra dalam proses produksi
tahu-tempe. Untuk mengatasi masalah ini, rencananya mitra program
bersama tim pengusul program meredesain tempat produksi tahu-tempe
dengan memberikan bantuan cerobong asap yang dilengkapi penyerap
asap serta pelatihan tentang pengolahan limbah cair.
10
3. Kurang pengetahuan membuat desain baru produk tempe. Tempe yang
diproduksi saat ini dalam sekala besar dan tanpa label, tiap batangan
dapat mencapai 5 kg, 2,5 kg sehingga saat pengguna yang memerlukan
sedikit / membeli sedikit, maka pedagang memotongnya keadaan ini tidak
efisien, waktu yang diperlukan banyak. Untuk mengatasi masalah tersebut
dibuat tempe dengan ukuran kecil sehingga disaat pembeli membeli
tempe dalam jumlah kecil (Rp 1000,-) mereka langsung mendapatkannya.
Solusinya, mitra diajarkan membuat kantong kantong kecil untuk ukuran
tempe Rp 1000,- dan membelikannya dilengkapi dengan label yang
memuat tentang nama perusahan , alamat dan tanggal masak / siap
digunakan.
4. Pemasaran Produk tahu dan Tempe baru pada kecamatan Buleleng dan
belum ada perluasan untuk memasarkannya ke tempat lain, padahal
kualitas tempe yang diproduksi dapat dibanggakan seperti tekstur padat,
warna putih dan aroma tempe. Untuk mengatasi masalah tersebut maka
mitra dapat memasarkannya ke kecamatan lain selain Buleleng, jika
memungkinkan pada Kabupeten lain di Bali. Solusinya, pengiriman
tempe dapat dilakukan pada hari ke 2 setelah difermentasiatau 24 jam
setelah proses penambahan ragi.
11
BAB II
TARGET DAN LUARAN
Luaran yang ditargetkan adalah dalam bentuk metode, barang/produk dan
artikel ilmiah. Secara garis besar luaran dari kegiatan pengabdian masyarakat IbM ini
disajikan pada Tabel 2.1 berikut
Tabel 2.1. Target Luaran Program Pengabdian Pada Masyarakat
No Kegiatan Target luaran
Kagiatan pada aspek produksi
1 Pelatihan keterampilan pemanfaatan ampas tahu menjadi olahan bernilai ekonomis seperti pembuatan krupuk dan tepung berbahan dasar ampas tahu
1. Pendapatan mitra program menjadi meningkat
2. Limbah ampas tahu termanfaatkan optimal sehingga tidak mencemari lingkungan
3. Dihasilkannya berbagai bentuk hasil olahan ampas tahu
2 Penyuluhan tentang sanitasi lingkungan
1. Meningkatnya kesadaran mitra program akan kesehatan dan keselamatan kerja
2. Terciptanya sanitasi lingkungan yang baik
3 Pelatihan tentang cara pengolahan limbah cair tahu-tempe
1. Lingkungan menjadi tidak tercemar 2. konflik sosial bisa diminimalisasi
Kegiatan pada aspek manajemen 1 Pelatihan tentang managemen
pemasaran 1. Mitra dapat memasarkan produk
secara lebih luas diluar kecamatan buleleng malah mungkin pada kabupaten selain Buleleng menuju pasar global.
2. Adanya pencatatan tentang biaya produksi dan penghasilan
12
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Mengatasi permasalahan perajin Tahu dan Tempe di Kelurahan Kampung
Baru Kecamatan Buleleng harus secara tepat guna dengan memperhitungkan hal hal
seperti efisien, efektif, dan terpadu agar dapat meningkatkan kesejahteraan dan
keberlanjutan usaha yang telah dirintis para perajin tahu dan tempe. Metode
pendekatan yang akan dilakukan berdasarkan kesepakatan dengan mitra adalah: 1)
Penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran akan keselamatan dan kesehatan kerja, 2)
pelatihan untuk meningkatkan keterampilan mitra program untuk memanfaatkan
limbah samping menjadi produk yang bernilai ekonomis, 3) Pelatihan tentang cara-
cara penanganan limbah cair, dan 4) Pelatihan tentang managemen pemasaran
Berdasarkan hasil diskusi pengusul program dengan mitra perajin tahu tempe
maka secara detail, beberapa metode pendekatan yang ditawarkan sebagai solusi
untuk mengatasi permasalahan yang mitra disajikan pada Tabel 3
Tabel 3. Rencana Pemecahan Masalah
Permasalahan Akar masalah Metode Pendekatan yang ditawarkan untuk pemecahan masalah
Aspek produksi Pendapatan mitra program rendah
Biaya pembelian bahan dan biaya produksi tinggi dan kurangnya pengetahuan mitra untuk memanfaatkan ampas tahu menjadi produk bernilai ekonomis
Pelatihan keteram pilan pemanfaatan ampas tahu menjadi olahan bernilai ekonomis seperti pembu atan tepung berbahan dasar ampas tahu dan pembuatan kue dari tepung ampas tahu
Ampas tahu dan air asam dibuang begitu saja
Mitra kurang memahami aspek lingkungan yang tercemar akibat limbah proses pembuatan tahu dan tempe
Penyuluhan tentang sanitasi lingkungan
Konflik sosial dengan warga masyarakat sekitar
Munculnya asap dan bau yang tak sedap yang dirasakan oleh masyarakat sekitar
Meredesain kondisi tempat produksi tahu-tempe dengan melengkapi cerobong asap
13
Aspek manajemen Tahu dan tempe yang dihasilkan kurang laku di pasaran
1. Kemasan yang kurang menarik
2. Lokasi pemasaran masih terbatas
1. Penyuluhan tentang manajemen pemasaran
2. Meningkatkan mutu kemasan produk dengan memberikan label dan pengemasan dalam berbagai ukuran.
Partisipasi mitra dalam pelaksanaan program yang telah disepakati dengan
tim pengusul program adalah mitra siap mengikuti program seacara penuh, seperti
terlampir dalam lampiran 4.
14
BAB IV
KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI
Lembaga Pengabdian Pada Masyarakat (LPM) Universitas Pendidikan
Ganesha (Undiksha) memiliki komitmen yang tinggi untuk menjalin hubungan yang
sinergi dengan lingkungan masyarakat. Peran Undiksha menjalin mitra dengan
masyarakat melalui pengabdian masyarakat baik pada bidang pendidikan maupun
non kependidikan. Pada tahun 2012 terdapat 52 judul didanai di LPM Undiksha.
Sumber-sumber dana tersebut dari DIPA dan kompetisi di DP2M dikti. Prestasi LPM
Undiksha dalam meraih dana P2M di DP2M Dikti sangat menakjubkan. Terbukti
LPM Undiksha telah berhasil memenangkan di DP2 M Dikti pada skim: , Hi-link,
IbiKK, IbK, IbM, IbW, KKN-PMP, dan PM-PMP.
Judul P2M yang didanai dari DIPA adalah 25 judul, terdiri dari 17 judul
bidang pendidikan dan 8 judul non kependidikan. Sedangkan judul yang berhasil
didanai dari skim Hi-link, IbK, dan KKN-PMP masing-masing 1 judul. Judul P2M
yang didanai dari IbIKK, IbW, IbM, dan PM-PMP masing-masing 3, 4, 12, dan 5.
Dana P2M yang berhasil dihimpun adalah Rp 125.000.000 dari DIPA, Rp
1.895.000.000 dari DP2M Dikti, Rp 220.000.000 dari dana pendamping Pemerintah
daerah, dan Rp 240.000.000 dari dana pendamping DIPA Undiksha.
Untuk mensukseskan program IbM yang diusulkan, diperlukan tim pelaksana
kegitan dari berbagai disiplin ilmu untuk memecahkan masalah mitra. Disiplin ilmu
yang diperlukan adalah teknologi pangan, kesehatan, lingkungan, fisika material dan
managemen pemasaran produk dengan bahasa inggris. Ketua pelaksana program,
Dewi Oktofa Rachmawati, S.Si.,M.Si adalah dosen Jurusan Pendidikan Fisika yang
memilki pengetahuan tentang fisika bahan. Ilmu yang dimiliki digunakan untuk
memberi arahan tentang proses pemanasan pada bahan bakar dan dampak dari
pembakaran yang akan menghasilkan efek samping sehingga proses terjadinya asap
dapat ditekan dan mengkoordinir semua kegiatan yang akan dilaksanakan. Anggota I
adalah Dr Siti Maryam, M.Kes ia adalah dosen jurusan pendidikan kimia dan
bertugas memberi pelatihan tentang teknik penggunaan ragi tempe bubuk, sanitasi
pangan dan lingkungan serta pengemasan Anggota II adalah Dr.I. Dewa Ketut
Sastrawidana, S.Si., M.Si. adalah dosen Jurusan Pendidikan Kimia yang menggeluti
15
Ilmu Lingkungan. Anggota II bertugas untuk analisis limbah cair yang dihasilkan
oleh perajin tahu dan tempe. Dengan demikian, tim pengusul telah memiliki
kepakaran yang dibutuhkan untuk memecahkan permasalahan mitra secara
komprenhensip. Secara detail, kepakaran dan pengalaman yang pernah dilakukan
oleh tim pengusul program dapat dilihat pada biodata tim pengusul yang disajikan
pada lampiran 1.
16
BAB V
HASIL YANG DICAPAI
Ada beberapa hasil yang dicapai dalam penerapan IbM pengerajin tahu dan
tempe yang telah dilakukan antara lain :
5.1 Sanitasi Lingkungan
Sanitasi lingkungan adalah suatu proses yang dilakukan agar lingkungan
tempat tinggal para pengerajin tahu dan tempe menjadi bersih sehingga pengerajin
dapat hidup sehat dan lingkungan bersih merupakan dambaan setiap masyarakat.
Untuk kegiatan ini maka diadakan suatu usaha memberikan pengetahuan kepada
pengerajin Tahu dan Tempe bahwa sanitasi lingkungan itu sangat diperlukan dalam
rangka pengembangan masyarakat kearah kehidupan yang layak. Sanitasi lingkungan
menyangkut masalah bagaimana pebuangan hasil samping dari proses pembuatan
tahu dan tempe. Proses pembuatan tahu dan tempe menghasilkan dampak samping
berupa :
1. Sisa proses pembuatan tahu berupa : a) air cuka sisa pembuatan tahu yang
pH nya sekitar 6. b) Sisa berupa ampas tahu, ampas tahu ada kalanya
tidak laku terjual sehingga lama kelamaan menjadi menumpuk.
2. Sisa proses pembuatan tempe berupa : a) air cuka yang berasal dari
rendaman kedele saat membuat tempe. Air rendaman ini memiliki pH
yang rendah yaitu pH sekitar 5. b) ampas berupa kulit kedele
Adanya beberapa limbah, baik limbah padat maupun cair hasil proses
pembuatan tahu dan tempe maka pada IbM dilakukan pengarahan atau pemberian
pengetahuan kepada mitra mengenai dampak dari limbah yang dihasilkan dan usaha
untuk meminimalkan dampak limbah tersebut. Limbah cair yang berupa air cuka
hasil proses pembuatan tahu dan juga perendamanan kedelai saat pembuatan tempe,
jika dialirkan pada selokan dan tidak ada penampungnya maka akan menyebabkan
perubahan pH kearah pH asam pada lingkungan dan pada akhirnya akan meyebabkan
pencemaran tanah maupun air karena pH tanah maupun air sudah berubah dari pH
awal. Untuk mengatasi hal tersebut, maka perlu usaha mengolah air limbah cuka
diencerkan lagi atau mengolah air cuka menjadi nata de soya dengan jalan
menambahkan mikroorganisme. Hanya saja saat ini belum dilakukan, tetapi
17
penjelasan atau memberi pengetahuan tentang usaha meminimalkan limbah telah
dilakukan.
Limbah padat berupa ampas tahu, ada kalanya saat tertentu tidak
dimanfaatkan, yaitu saat hewan babi masih kecil kecil maka limbah ampas tahu akan
tersisa banyak. Keadaan yang begitu banyak tersisa dan pada akhirnya menumpuk
akan menyebabkan proses pembusukan dan menimbulkan bau yang tidak sedap.
Selanjutnya bau yang tak sedap akan menghasilkan pencemaran lingkungan yaitu
pencemaran udara. Suatu usaha yang dapat dilakukan dengan memberi penekanan
bahwa sisa berupa ampas tahu perlu diolah menjadi makanan yang bermutu dan
menghasilkan uang. Dikatakan makanan bermutu, karena dalam ampas tahu masih
terkandung komponen yang potensial seperti protein dan juga komponen antioksidan
yang disebabkan karena bahan dasar dari kedelai.
5.2.Mengadakan Alat Berupa Mesin Pengepresan dan Penggiling
Limbah padat berupa ampas tahu, merupakan komponen pakan yang masih
dapat dimanfaatkan untuk pakan manusia. Untuk merealisasikan atau meminimalkan
adanya sisa tumpukan ampas tahu, maka ampas tahu diolah menjadi makanan
bermutu seperti dioleh menjadi kue kering maupun kue basah dari bahan dasar
ampas tahu.
Pengolahan ampas tahu menjadi makanan bermutu, diawali dari proses
pengolahan dari ampas tahu menjadi tepung ampas tahu, dengan tahapan sebagai
berikut :
5.3 Pengolahan Ampas Tahu menjadi Tepung Ampas Tahu
Ada beberapa tahapan yang dilakukan antara lain
1. Mengepres ampas tahu dengan menggunakan mesin pengepresan.
Akibatnya air yang ada pada ampas tahu akan keluar, akibatnya
kandungan air yang ada dalam ampas tahu rendah.
2. Ampas tahu yang setengan kering, selanjutnya dijemur dibawah sinar
matahari, sehingga benar benar kering
3. Ampas tahu yang kering, kemudian diging sehingga akan dihasilkan
tepung ampas tahu yang berkualitas.
18
4. Tepung ampas tahu, selanjutnya diolah menjadi bermacam macam kue
5.4 Pengolahan Tepung Ampas Tahu menjadi Makanan Bermutu
Ada beberapa jenis makanan yang dapat dibuat dari bahan dasar ampas tahu
antara lain
5.4.1 Brownies Ampas Tahu
Bahan:
300 gr gula
200 gr margarin
200 gr butter
300 gr cokelat (cairkan)
3 butir telur
185 gr tepung terigu
185 gr tepung ampas tahu
100 gr kacang mede
50 gr cornflakes halu
Cara membuat:
1. Masukkan gula, margarin, dan butter, kocok sampai mengembang.
2. Masukkan telur, aduk sebentar hingga rata.
3. Masukkan cokelat yang sudah dicairkan, aduk rata.
4. Campurkan bersamaan, kacang mede dan cornflakes, aduk rata. Masukkan
campuran tepung terigu dan tepung ampas tahu.
5. Masukkan ke dalam loyang.
6. Taburi adonan yang telah dituang ke dalam cetakan dengan kacang mete hingga
rata
7. Panggang di dalam oven pada suhu 160 derajat selama 15 menit.
8. Keluarkan kue dan dinginkan, kemudian potong-potong sesuai selera.
9. Bakar kembali kurang lebih 15 menit hingga kering.
10. Untuk hasil maksimal hiasi kue sesuai selera.
19
5.4.2 Kerupuk Ampas Tahu.
Bahan:
Tepung Ampas Tahu 300gr
Tepung Tapioka 500gr
Soda Kue 2gr
Improver/Puron 3gr
Garam Dapur 5gr
Garlic Powder 10gr
Bumbu Masak 5gr
Merica 10-15gr
Telur 2 butir
Cara Pembuatan:
1. Campurkan Tepung & bumbu bumbu serbuk sampai merata.
2. Tambahkan Telur, uleni hingga rata & kalis, tambahkan air hangat secukupnya
agar adonan dapat di pulung.
3. Masukkan adonan dalam plastik.
4. Kukus adonan yang sudah terbungkus dalam plastic selama 30 menit.
5. Adonan kerupuk yang sudah matang didiamkan selama 1 malam/sampai cukup
keras untuk dipotong potong dengan ketebalan +- 2 mm.
6. Jemur potongan kerupuk mentah sampai kering betul.
7. Apabila sudah kering, kerupuk dapat dikemas, siap untuk dipasarkan dalam bentuk
krupuk mentah (krecek). Atau bisa juga digoreng dengan minyak panas 170C sampai
Matang & Mekar.
8. Kerupuk yang baru digoreng bisa juga ditaburi dengan bumbu rasa balado, keju,
BBQ, dll. Untuk menambah cita rasa & variasi produk.
5.4.3 Roti Ampas Tahu
Bahan : 500 gr tepung ampas tahu berprotein tinggi.
10 gr ragi instant.
2 gr bread improver (jika suka).
100 gr gula pasir.
20
15 gr susu bubuk.
100 gr telur (2 butir).
100 gr air es.
75 gr mentega tawar/margarin
6 gr garam
Cara Membuatnya
1. Lapisi baskom untuk fermentasi dan loyang dengan margarin dan kemudian
sisihkan.
2. Siapkan semua bahan kering (kecuali garam), aduk rata. Tambahkan telur, susu
dan air es. Aduk sampai menjadi adonan.
3. Pindahkan ke atas meja, campur lalu tambahkan mentega dan garam, sedikit demi
sedikit.
4. Terus campur hingga kalis (± 15-20 menit). Setelah adonan kalis, bulatkan dan
taruh dalam baskom beroleskan mentega. Balik adonan, hingga permukaan berlapis
mentega berada di atas. Tutup dengan plastik lengket/lap lembab. Biarkan hingga
adonan mengembang (± 30 menit).
5. Jika adonan sudah cukup mengembang, kempiskan adonan dengan cara ditinju.
Bagi dan timbang adonan ± 40 gr (sesuai selera). Bulatkan, tutup dan istirahatkan
selama 10 menit agar adonan mudah digilas dan dibentuk.
6. Isi dan bentuk adonan sesuai selera, pindahkan adonan yang telah diisi dan
dibentuk ke atas loyang. Istirahatkan sampai adonan mengembang lagi (± 75 menit).
7. Panaskan oven pada sushu 170˚C. Lapisi permukaan kue dengan kuning telur.
Panggang hingga permukaan roti coklat keemasan.
5.5 Sosialisasi Komponen Ampas Tahu
Agar ampas tahu dapat dikenal oleh masyarakat luas. Merupakan makanan
yang bergizi maka perlu dilakukan sosialisasi kepada para pengguna / masyarakat
luas tentang keunggulan tepung ampas tahu dibandingkan dengan tepung terigu
sebagai bahan dasar pembuatan kue kering maupun kue basah maupun makanan
yang lain. Apabila keadaan ini dapat dilakukan maka kekurangan akan protein akan
tertanggulangi dan adanya diversivikasi pangan.
21
5.6 Pendapatan Mitra
Kedua mitra dalam IbM ini memiliki usaha tahu tempe yang dapat dikatakan
sekala menengah keatas. Setiap harinya keuntungan yang didapat berkisar antara Rp
500.000 higga Rp 700.000,- dengan produksi tahu sebanyak 150 – 200 kg kedelai
dan untuk tempe sebanyak 60 – 165 kg kedelai. Ampas tahu yang dihasilkan berkisar
60 hingga 75 kantong. Dengan adanya IbM yang dilakukan, secara nyata belum
menunjukkan adanya peningkatan yang tinggi dalam pendapatan perhari, tetapi
usaha yang dilakukan dapat mengatasi dan menurunkan pencemaran lingkungan,
tidak terjadi penumpukan ampas tahu, sehingga pencemaran udara tidak terjadi dan
adanya kesadaran yang tinggi dari mitra, akan pentingnya sanitasi lingkungan.
5.7.Mencari pangsa pasar
Agar usaha peningkatan pendapatan mitra bertambah, maka harus ada usaha yang
dilakukan adalah mencari pangsa pasar yang akan memanfaatkan tepung ampas
tahu, seperti pada pedagang kue sehingga permintaan akan tepung ampas tahu
semakin meningkat dan secara tidak langsung akan menambah inkam per kapita dari
mitra.
22
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
6.1 Simpulan
Dari kegiatan IbM Perajin Tahu dan Tempe yang dilakukan dapat disimpulkan
beberapa hal sebagai berikut :
1. Pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan pengerajin tahu dan tempe
dapat ditingkatkan.
2. Pencemaran lingkungan dapat ditekan karena tumpukan ampas tahu
berkurang.
3. Perajin tahu dan tempe mengetahui bahwa ampas tahu dapat diolah
menjadi makanan bermutu.
4. Pengolahan ampas tahu dapat dilakukan menjadi berbagai macam kue
jika alat pengolahan ampas tahu dimiliki.
5. Pengolahan ampas tahu menjadi tepung ampas tahu memiliki prospek
yang menguntungkan dikemudian hari
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada program ini adalah :
1. Pengetahuan tentang sanitasi dan konsep hidup sehat harus selalu dijaga
dalam bermasyarakat, sehingga lingkungan yang ada selalu terjaga
kesetimbangannya.
2. Perlu dicari suatu solusi dalam peningkatan pendapatan keluarga,
terutama untuk industri kecil atau home industri, sehingga kesejahteraan
masyarakat dapat dicapai
23
DAFTAR PUSTAKA
Ketahanan Pangan, 2010, Kebijakan Umum Ketahanan Pangan, Jakarta
Koswara S, 1992, Teknologi Pengolahan Kedele, Pustaka Sinar Harapan.
Mutiara Nugraheni, 2008, Teknologi Pemanfaatan Limbah Padat Industri Tahu Untuk Pembauatan Kecap Ampas Tahu, Inotek, Vol 12 No 1
Profil Desa Dan Kelurahan, 2010. Departemen Dalam Negeri Direktorat Jenderal Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
Rahmat Ceha dkk, 2011. Pemanfaatan Limbah Ampas tahu Sebagai Bahan Baku Proses
Produksi Kerupuk Pengganti Tepung Tapioka, Prossiding SNaPP2011 Sain Teknologi dan Kesehatan, ISSN : 2089 – 3582
Suhartono dkk, 2008. Penerapan Prinsip Prinsip Mutu dan Keamanan Pangan Tempe di
Kabupaten Lampung Barat, Jurnal Gizi dan Pangan, 3(3): 244 – 249
Jenie BSL, 2000. Sanitasi dan Higiene Pengolahan Pangan : Analisis Bahaya dan Pencegahan Keracunan Pangan, Jakarta
24
FOTO KEGIATAN
PENGGILINGAN KEDELAI
PENGGODOGAN SARIDELE
25
PENYARINGAN SARIDELE
PENCETAKAN TAHU
26
AMPAS TAHU
PENGOLAHAN AMPAS TAHU
PENGEPRESAN AMPAS TAHU
27
PENGEPRESAN TRADISIONAL
AMPAS TAHU HASIL PENGEPRESAN/SETENGAH KERING
28
PENGERINGAN AMPAS TAHU
MESIN PENGGILING AMPAS TAHU
29
TEPUNG AMPAS TAHU
KUE KERING AMPAS TAHU
30
KUE KERING AMPAS TAHU
KUE KERING AMPAS TAHU