Laporan Rancob
Click here to load reader
-
Upload
marlinatogumajuniartinapitupulu -
Category
Documents
-
view
229 -
download
1
description
Transcript of Laporan Rancob
LAPORAN PRAKTIKUM RANCANGAN PERCOBAAN
PENGARUH ZPT DAN PURADAN TERHADAP TANAMAN BENTURUNG SELAMA 8 MST DI TANAH GAMBUT
Disusun Oleh:Mahasiswa prodi Agroteknologi Kelas B (Genap)
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN BUDAYA JURUSAN BUDIDAYA PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2015
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ..........................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................iii
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ..................................................................................... 1
I.2. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
1.3. Tujuan………………………………………………………………... 2
II. BAHAN DAN METODE
2.1.Waktu dan Tempat.................................................................................3
2.2.Bahan dan Alat.......................................................................................3
2.3.Metode Pelaksanaan...............................................................................3
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Penyakit Tumbuhan Secara Umum 5
3.2. Syarat Tumbuh Tanaman Benturung 5
3.2. Tata Letak Polibag.............................................................................6
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil pengamatan...................................................................................8
4.2.Pembahasan............................................................................................9
IV. KESIMPULAN
4.1.Kesimpulan............................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
i
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman 4 MST.....................................8
Tabel 2. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman 5 MST.....................................8
Tabel 3. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman 6 MST.....................................9
Tabel 4. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman 7 MST.....................................9
Tabel 5. Hasil Pengamatan Tinggi Tanaman 8 MST.....................................9
i
ii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Hasil acak perlakuan RAL...............................................................7
ii
iii
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Rancangan Acak Lengkap (RAL) merupakan rancangan yang paling
sederhana di antara rancangan-rancangan percobaan yang baku. Pola ini dikenal
sebagai pengacakan lengkap atau pengacakan dengan tiada
pembatasan. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dipandang lebih berguna dalam
percobaan laboratorium, dalam beberapa percobaan rumah kaca, atau dalam
percobaan pada beberapa jenis bahan percobaan tertentu yang mempunyai sifat
relatif homogen. Tanaman banturung dipilih menjadi objek percobaan,
dikarenakan tanaman ini belum banyak diteliti dan diharapkan setelah percobaan
ini selesai, tanaman benturung yang sudah tumbuh dapat ditanam disekitar
gedung perkuliahaan ( gedung O ). Pemberian ZPT (Zat Pengatur Tumbuh), dan
pemberian furadan digunakan sebagai analisis data yang akan menjadi acuan
pengaplikasian Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial.
Banturung merupakan tanaman berwarna hijau seperti buah sukun dan
termasuk ke dalam nangka-nangkaan, dengan klasifikasi sebagai berikut
Kingdom : Plantae
Divisio : spermatophyta
Class : magnoliopsida
Ordo : uricales
Family : noraceae
Genus : artocarpus
Spesies : Artocarpus integra
Deskripsi singkat dari tanaman benturung tersebut adalah pohon dengan tinggi 10
– 15 m, batangnya tegak, berkayu, bulat, kasar, percabangan simpodial, hijau
kotor, daunnya tunggal, berseling, lonjong, mengkilat, pertulangan menyirip,
daging daun tebal, tepi rata, ujung runcing, pangkal tumpul, panjang 5 – 15 cm,
lebar 4 – 5 cm, tangkai panjang ± 2 cm, hijau, memiliki daun majemuk, bentuk
bulir, silindris, berkelamin dua, di ketiak daun, tangkai bulat memanjang, hijau,
bulir betina silindris, ujung berpori-pori, kepala putik pipih, bulir jantan bengkok,
iii
hijau kekuningan, mahkota kuning, buahnya buni, bulat atau lonjong, hijau
kekuningan, berbiji bulat telur, berkulit tipis, putih, dan berakar tunggang, kuning
kecoklatan.
I.2. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaplikasian RAL/RAK dalam menganilisis suatu data ?
2. Bagaimana pengaruh pemberian ZPT dan Furadan terhadap tanaman
benturung
I.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana teknik pengaplikasian dalam menganalisis
suatu data.
2. Untuk mengetahui perlakuan terbaik terhadap pemberian ZPT dan Furadan
terhadap tanaman benturung.
2
II. BAHAN DAN METODE
2.1 Waktu dan Tempat
Praktikum rancangan percobaan dengan judul pengaruh zpt dan puradan
terhadap tanaman benturung selama 8 mst di tanah gambut dilaksanakan pada
tanggal 2 April 2015 – 28 Mei 2015 di kebun percobaan jurusan budidaya
pertanian, fakultas pertanian, Universitas Palangka Raya.
2.2 Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan saat praktikum adalah : Biji tanaman benturung,
ZPT, Puradan.
Alat yang digunakan saat praktikum adalah : polibag, cangkul, parang,
pengayak tanah, gayung, pahat dan ember.
3.3 Metode pelaksanaan
Metode pelaksanaan yang dilakukan saat praktikum yaitu:
- Persiapan lahan, yaitu pembersihan lahan percobaan dari gulma.
- Pengambilan tanah dari jalan bikotin ujung. Dan langsung dilakukan
pengayakan dan dimasukkan ke dalam polibag sebanyak 4 kg/polibag dan
dicampur dengan pupuk kandang 500 gr/polibag.
- Setelah semua polibag diisi dilakukan pengacakan perlakuan dan ulangan
dengan system dadu (zig-zag).
- Setelah selesai langsung dilakukan perlakuan P0: tanpa puradan , P1:
dengan puradan 7 gr/polibag , Z0: tanpa ZPT , dan Z1: dengan pemberian
ZPT 20 ml/1iter air.
- Langkah awal tiap perlakuan P1 diberikan puradan/polibag. Dan semua
biji yang masuk dalam perlakuan Z1 direndam didalam air yang sudah
dicampur air 1 liter. Menunggu setelah 5 menit kemudian ditabur ke dalam
polibag yang dalam perlakuan Z1. Semua penaburan biji dilakukan secara
2
bersamaan. Tiap 1 polibag berisi 5 biji tanaman benturung. 5 biji x 80
polibag : 400 biji.
- Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari.
- Penyiangan lahan dari gulma dilakukan setiap praktikum.
- Pengamatan dimulai mulai dari 1 MST (2 April 2015) – 8 MST (28 Mei
2015)
4
III. TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Deskripsi Tanaman Benturung
Terap atau benturung berbentuk pohon yang selalu hijau, tingginya
mencapai 25 m, dan diameternya 40 cm, kadang-kadang memiliki akar papan
kecil. Ranting tebalnya 4-10 mm, memiliki bulu-bulu panjang yang tersebar,
berwarna kuning sampai merah, dan cincin bekas penumpu. Penumpu berbentuk
bundar telur, panjangnya 1-8 cm, berbulu kuning sampai merah. Daunnya jorong
melebar sampai bundar telur sungsang, berukuran (16-50) cm x (11-28) cm,
pangkalnya membaji sampai agak melanjut (decurrent), pinggirannya rata atau
bergerigi dangkal, ujungnya tumpul atau sedikit meluncip, setengah lembaran dan
bagian atas seringkali bercuping 3; kedua belah lembaran daun itu berbulu kasar,
vena lateralnya 13-15 pasang; tangkai daunnya 2-3 cm panjangnya; daun
yuananya bercangap menyirip. Perbungaannya soliter, terletak di ketiak daun;
bonggol jantannya menjorong sampai berbentuk gada (clavate), berukuran (4-11)
cm x (2-6) cm; bonggol betinanya memiliki braktea berbentuk perisai, berbulu
balig yang sebagian besar mudah rontok, bertangkai punk tunggal, tertancap
sedalam 1,5 mm. Buah (sinkarp) agak bulat, mencapai ukuran 16 x 13 cm,
berwarna kuning kehijauan, tertutup rapat oleh tonjolan-tonjolan bulu kaku yang
panjangnya kira-kira 1 cm; kulit buah kira-kira 8 mm tebalnya; daging buah
(hiasan bunga yang menyandang buah) berwarna putih, mengandung banyak sari
buah, harum baunya; tangkai buah 5-14 panjangnya. Perikarp (termasuk biji)
berbentuk menjorong, berukuran kira-kira 12 mm x 8 mm; perkecambahannya
hypogeal (Anonim, 2012).
3.2 Syarat tumbuh
Tarap atau juga yang biasanya disebut benturung biasa dijumpai di hutan
sekunder sampai ketinggian 1000 m dpl., pada tanah liat berpasir. Di Filipina,
terap dapat tumbuh dengan balk di wilayah yang curah hujannya banyak dan
jatuhnya merata, pada tanah yang kaya akan lempung, serta baik penyerapannya.
4
Terap dijumpai di daerah yang setengah terlindung pada ketinggian 0 m sampai
800 m dpl (Anonim, 2012).
6
3.3 Tata Letak Polibag
Berikut adalah tata letak polibet praktikum rancangan percobaan dengan
materi pengaruh ZPT dan FURADAN terhadap tanaman benturung selama 8 mst
di tanah gambut.
P0Z0 P0Z0 P0Z0 P1Z0 P0Z1 P1Z0 P1Z0 P1Z0
P0Z1 P0Z1 P1Z1 P1Z1 P0Z1 P0Z0 P1Z1 P1Z0
P0Z0 P0Z1 P0Z1 P1Z0 P0Z1 P1Z0 P1Z1 P0Z0
P1Z0 P0Z0 P0Z0 P1Z0 P0Z0 P0Z0 P1Z1 P1Z0
P1Z1 P1Z0 P0Z1 P0Z1 P1Z0 P1Z1 P0Z0 P1Z0
P1Z1P1Z1P1Z1P0Z1P1Z1
P0Z1 P0Z0 P1Z1 P0Z0 P1Z1 P1Z1
P1Z0 P1Z0 P0Z0
P1Z0
P0Z0
P1Z0
P1Z0
P0Z1
P0Z0
P0Z0 P1Z1
P0Z1P1Z1
P1Z1P1Z1
P0Z1 P0Z1
P0Z1
P0Z1
P1Z1 P0Z1
6
7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pembahasan
A. Tinggi tanaman 1 Minggu setelah tanam (9 April 2015)
Jumlah tanaman yang tumbuh = 0
B. Tinggi tanaman 2 Minggu setelah tanam (16 April 2015)
Jumlah tanaman yang tumbuh = 0
C. Tinggi tanaman 3 Minggu setelah tanam (23 April 2015)
Jumlah tanaman yang tumbuh = 0
D. Tabel 1. Tinggi tanaman 4 Minggu setelah tanam/cm (30 April 2015)
1,1 0 0 0 1,3 0 1 00 0 0 0 0 0 1 00 1 0 0 0 1 0 01 1 0 0 0 0 0 00 1 1 0 1 0 0 00 0 0 0 0 1 1 00 1 0 0 0 0 1 00 0 0 0 0 0 0 01,5 1,4 0 0 0 0 0 00 1 1 0,7 1 0 0 0
E. Tabel 2. Tkk inggi tanaman 5 Minggu setelah tanam/cm (6 Mei 2015)
1,5;1,3;1 0 0,5 0 1,9 0 1,5 10 0 1 0 0 0 1,1 0,70 1,5 0 0 0 1,7 0 0,6
1,3 1,7 0 0 0 0 0 00 1,6 1;2 0 1,5 0 0 00 1 0 0 1 2;1,1 1,5 01 2 0 0 0 0 2 00 0 0 0 0 0 0 02 1;2 0 0 1;0,3 0 0 01 1;2 1,5 1 1,5 0 0 1;1
7
F. Tabel 3. Tinggi tanaman 6 Minggu setelah tanam/cm (13 Mei 2015)
3,2; 4 0 2 0 4 0 4 2,5;3;2,60 0 2 0 0 0 4,2 2,70 4 0 0 0 3 0 03 4 0 0 0 0 0 00 4,3 2;4 0 3,5 0 0 00 2 0 0 2 4;3,2;3 5 02 5 0 0 0 0 4 00 0 0 0 0 0 0 05 3;4 0 0 2;1,5 0 0 0
2,5 2,5;4 3 3 3,2 0 0 3,7
G. Tabel 4. Tinggi tanaman 7 Minggu setelah tanam/cm (20 Mei 2015)
4;3;5 0 3,1 0 5,9 0 4,7 20 0 3,4 0 0 0 4,8 3;4;30 4,5 0 0 0 4 0 34 4,5 0 0 0 0 0 00 4,7 3;5 0 4 0 0 00 2 0 0 2,5 5;3,7;3,3 5,5 0
2,5 6 0 0 0 0 5 00 0 0 0 0 0 0 0
6,5 3,8;6 0 0 3,7;1,3 0 0 03 2,9;5 4,7 4 4,2 0 0 4
H. Tabel 5. Tinggi tanaman 8 Minggu setelah tanam/cm (27 Mei 2015)
5;4;6 0 4 0 7,5 0 5 20 0 4 0 0 0 5 4;5;40 5 0 0 0 5 0 3,55 5 0 0 0 0 0 00 5 4;5,5 0 5 0 0 00 2 0 0 3 5,3;4;4 6,5 04 6,5 0 0 0 0 6 00 0 0 0 0 0 0 07 5,7 0 0 4;1,5 0 0 0
4,5 4;6 5,5 4,5 5 0 0 4,4* Tanda ; menunjukkan jumlah biji tanaman yang tumbuh.
9
4.2. Pembahasan
Dari tabel hasil pengamatan dapat diketahui bahwa banyak biji tanaman
benturung yang tidak dapat tumbuh . Dalam polibag paling banyak biji yang
berkecambah adalah 3 biji, 2 biji, dan 1 biji.
Hartmann et al. (1990) yang menyatakan bahwa pada tanaman berkayu
aplikasi zat pengatur tumbuh pada dosis rendah tidak berpengaruh terhadap
pembentukan tunas , justru pada konsentrasi yang terlalu tinggi menurunkan
jumlah tunas yang terbentuk. Meskipun vigor kecambah sangat sukar untuk
didifinisikan secara tepat , kemampuan benih untuk mempertahankan daya
kecambah tersebut dipengaruhi oleh beberapa hal , yaitu umur benih, tingkat
kemasakan benih, susunan genetik, jumlah kerusakan, jumlah mikroorganisme
penyebab penyakit yang ada dan perlakuan benih.
Dilihat dari hasil pertumbuhan biji banturung yang ditanam, jumlah biji
yang tumbuh sangat sedikit dibandingkan dengan biji yang tidak tumbuh. Setelah
diamati, didapat hasil bahwa biji yang tidak tumbuh sebagian mengkerut, busuk
dan sebagian masih dorman. Kondisi ini diasumsikan karena daya kecambah biji
banturung yang ditanam relative rendah. Proses awal pengolahan tanah gambut
seperti pengeringanginan dilakukan tidak seragam sebab semula dilakukan
perkelompok. Ketidak seragaman pada proses pengolahan ini menyebabkan media
perkecambahan tidak dapat menahan air, sehingga ada sebagian biji yang
mengkerut karena diindikasikan kekurangan air.
9
10
V. PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dengan judul pengaruh zpt dan puradan terhadap pertumbuhan biji tanaman banturung selama 8 mst di tanah gambut tidak berbeda nyata. Hal tersebut terlihat dari perlakuan yang terbaik adalah P0Z0 dan P0Z1. Perlakuan yang tidak baik ditunjukkan oleh perlakuan P1Z1.
10