Laporan Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks

download Laporan Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks

of 10

description

fisiologi

Transcript of Laporan Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks

SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAHFisiologi Hewan dan ManusiaYang dibimbing oleh Bapak Drs, Soewolo, M.Pd dan Ibu Nuning Wulandari, S.Si., M.Si

Oleh :Offering C dan F/ Kelompok 21. Atiaka Anggraini( 130341614798 )2. Dian Hidayaturrahma( 130341614840 )3. Gigih Hasbi Ramadhan( 130341614830 )4. Karima Zakiyulfani( 130341614843 )5. Siti Sariyah( 130341614834 )6. Suci Amanda Febriani( 130341614802 )7. Riska Permata sari( 130341614841 )

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMJURUSAN BIOLOGISEPTEMBER 2014TUJUANTujuan praktikum ini adalh untuk mengetahui:1. Macam-macam refleks yang dikendalikan oleh otak2. Macam-macam refleks yang dikendalikan oleh medula spinalisDASAR TEORISistem syaraf merupakan sistem koordinasi yang berfungsi sebagai penerima dan penghantar rangsangan ke semua bagian tubuh dan selanjutnya memberikan tanggapan terhadap rangsangan tersebut. Jadi, jaringan saraf merupakan jaringan komunikasi dalam tubuh. Sistem saraf merupakan jaringan khusus yang berhubungan dengan seluruh bagian tubuh (Campbell, 2004).Suatu sel saraf (neuron) terdiri atas: (1) badan sel, yaitu bagian sel saraf yang membesardan mengandung inti, (2) satu atau lebih tonjolan (cabang) yang keluar dari badan sel yang dibedakan menjadi dendrit (tonjolan yang membawa implus ke badan sel) dan akson (tonjolan yang membawa impuls dari badan sel. Berdasarkan funsinya sel saraf yang membawa impuls dari reseptor disebut sel saraf sensori, yang membawa impuls ke efektor disebut sel saraf motor, dan sel saraf yang menghubungkan sel saraf sensori dan sel saraf motor disebut sel saraf interneuron (sel saraf penghubung). (Soewolo, 2000)Sistem saraf pada Vertebrata terdiri dari dua bagian utama: (1) Sistem saraf pusat, yang terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang (korda spinalis) dan (2) Sistem saraf tepi yang terdiri atas sistem saraf aferen dan sistem saraf eferen. Sistem saraf eferen dibagi menjadi sistem saraf somatik dan sistem saraf otonom, sedangkan sistem saraf otonom terdiri atas sistem saraf simpatetik dan sistem saraf parasimpatetik. (Soewolo, 2000)Sistem saraf pusat merupakan pusat koordinasi, yang mengkoordinir semua informasi saraf yang keluar dan masuk. Sistem saraf tepi merupakan sistem saraf yang terdiri atas serabut-serabut saraf yang keluar dari sistem saraf pusat. Serabur saraf aferen adalah serabut saraf yang membawa impuls dari reseptor ke sistem saraf pusat, sedangkan serabut saraf eferen adalah serabut saraf yang membawa impuls dari sistem saraf pusat ke efektor. (Soewolo, 2000)Suatu refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpadisadari. Terdapat dua macam refleks: (1) refleks sederhana atau rfleks dasar, yang menyatu tanpa dipelajari, misalnya refleks menutup mata bila ada benda yang menuju ke mata, (2) refleks yang dipelajari, atau refleks yang dikondisikan (conditioned reflex), yang dihasilkan dari belajar. (Soewolo, 2000)Rangkaian jalur saraf yang terlibat dalam aktifitas refleks disebut lengkung refleks, yaitu terdiri atas 5 komponen dasar: (1) respetor, (2) saraf eferen, (3) pusat pengintegrasi, (4) saraf aferen, (5) efektor.Reseptor merespon stimulus yang merupakan perubahan fisik atau kimia di lingkungan reseptor. Dalam merespon stimulus, reseptor menghasilkan potensia aksi yang akan diteruskan oleh saraf aferen ke pusat pengintegrasi refleks dasar, sedangkan otak yang lenih tinggi memproses refleks yang dipelajari. Pusat pengintegrasi memproses semua informasi dan meneruskannya melalui saraf eferen ke efektor (otak atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan. (Soewolo, 2000)Suatu refleks spinal dasar adalah salah satu refleks yang diintegrasiakan oleh sumsum tulang belakang, sebab semua komponen yang diperlukan untuuk menyambung input aferen ke respon aferen berada dalam sumsum tulang belakang. Refleks menarik tangan yang tersentuh benda panas merupakan contoh refleks spinal dasar. Energi panas yang diterima reseptor panas pada jari diubah menjadi potensial aksi yang merambat melalui saraf aferen ke sumsum tulang belakang. Dalam sumsum tulang belakang, sarafaferen ini bersinapsis dengan beberapa saraf penghubung, ada saraf penghubung yang menuju ke otak dan ada saraf penghubung yang bersinapsis dengan saraf eferen ke efektor. Potensial aksi yayng melalui jalur eferen ke efektor akan menghasilkan gerak menarik jari tangan, sedangkan yang menuju ke otak menghasilkan kesadaran apa yang terjadi dan rasa panas. (Soewolo, 2000)Refleks menarik tangan yang terkena benda panas (withdrawal reflex) termasuk refleks polisinaptik, sebab refleks jenis ini melibatkan banyak sinaps. Hanya ada satu refleks yang lebih sederhana daripada withdrawal refleks, yaitu refleks regangan (strech reflex) yang merupakan refleks monosinaptik, karena dalam lengkung refleksnya hanya ada satu sinaps yaitu antara saraf aferen langsung dengan saraf eferen. Contoh refleks monosinaptik adalah refleks patela. (Soewolo, 2000)

Alat :Papan dan Alat seksi, aquarium, lampu spiritus, thermometer, gelas piala 600cc, alat penghitung, kapas.Alat dan Bahan:

Bahan :Katak,kapas,air hangat.

Cara Kerja1. Katak Normal

Dihitung frekuensi pernapasan per menit dengan cara menghitung gerakan kulit pada rahang.Diletakkan katak dengan posisi normal pada papan , amati posisi kepala, mata dan anggota geraknya, sentuh kornea matanya dengan kapas , apa yang terjadi.

Dimasukkan katak ke dalam aquarium berisi air , amati cara berenangnya.Di amati keseimbangan dengan cara :Diletakkan katak dalam posisi terlentang pada papan. Putarlah papan secara horizontal, amati posisi dan gerakan kepala, mata, dan anggota geraknya.Dimiringkan papan perlahan-lahan sehingga kepala katak sedikit terangkat. Apa yang terjadi?

Di cubit jari kaki dengan pinset , apa yang terjadi?Di keluarkan katak dari aquarium , letakkan pada papan pada posisi normal.

Di masukkan jari kaki yang lain ke dalam air panas 80C. Apa yang terjadi?Dimasukkan salah satu kaki ke dalam gelas piala berisi air (suhu kamar) kemudian panaskan. Pada suhu berapa katak bereaksi?

2. Diberikan perlakuan seperti katak normal. amati refleks yang terjadi!Di rusak otak katak dengan single pithing , istirahatkan katak selama 5-6 menit untuk menghilangkan neural shock.Katak Spinal (Katak yang sudah mengalami pengerusakan otak)

3. Katak yang sudah mengalami pengerusakan otak dan medula spinalis

Diberikan perlakuan seperti katak normal. Amati refleks yang terjadi!Dirusak medula spinalis dengan double phithing , istirahatkan selama 5-6 menit.

PembahasanGerak refleks merupakan respon yang cepat dan tidak di sadari terhadap perubahan lingkungan internal mauoun eksternal.Sistem saraf pusat sebagai pengendali gerak refleks merupakan sebuah mekanisme yang terjadi pada makhluk hidup, salah satunya katak sebagai bentuk pertahanan diri dari berbagai rangsangan yang diberikan. Pada pengamatan ini menggunakan katak sebagai sampel dalam mengamati berbagai gerak refleks. Pengamatan pertama menggunakan katak normal, pengamatan kedua dengan katak spinal (katak yang sudah mengalami pengerusakan otak), dan pengamatan ketiga dengan katak yang sudah mengalami pengerusakan otak dan medula spinalis.Pada pengamatan pertama, beberapa rangsangan yang diberikan pada katak normal menghasilkan gerak refleks yang dikendalikan oleh otak dan sum-sum tulang belakang. Pada posisi normal katak mata terbuka lebar, kepalalurus kedepan (0), alat gerak melipat/jari kaki menempel pada papan. Kornea mata ketika di sentuh berkedip. Frekeunsi pernapasan 47/menit.Keseimbangan katak setelah diputar, posisi mata masih terbuka lebar, kepala mendongak ke atas, alat gerak kaki merapat tangan melipat ke arah dalam. Kornea mata ketika di sentuh berkedip. Cara berenang gerakan kaki dan tangan bergantian.Refleks ketika di cubit mata berkedip dan katak bergerak. Saat katak di celupkan pada suhu kamar kemudian di panaskan katak bereaksi pada suhu 30C. Jari kaki katak di masukkan dalam air panas kurang lebih 80C pada detik kedua katak mengangkat kaki.Dari beberapa perlakuan tersebut katak menanggapi beberapa gerak refleks yang diberikan dengan cepat. Hal ini menunjukkan bahwa katak normal memiliki sistem saraf (otak dan sum-sum tulang belakang) yang baik dimana saraf-saraf tersebut dapat menghantarkan stimulus ke otak dan sum-sum tulang belakang dari resptor ke efektor secara cepat.Pada pengamatan kedua,beberapa rangsangan yang diberikan pada katak spinal menghasilkan gerak refleks dengan tanggapan yang lambat oleh efektornya.Pada posisi normal pada papan posisi kepala sedikit menunduk dan mulut terbuka. Keadaan mata terbuka tetapi tidak selebar katak normal. Keadaan anggota gerak menempel pada papan. Ketika kornea mata di sentuh tidak berkedip. Frekuensi pernapasan 41/menit. Keseimbangan katak di putar secara horizontal di letakkan pada papan posisi kepala mendongak ke atas, keadaan mata terbuka. Keadaan anggota gerak, kaki terbuka dan tangan terangkat ke atas . Ketika kornea mata di sentuh tidak berkedip. Cara berenang katak spinal lebih lamabat dari katak normal. Refleks ketika di cubit mata tidak berkedip katak diam. Saat di celupkan pada suhu kamar kemudian di panaskan katak bereaksi pada suhu 34C. Saat jari kaki di masukkan ke dalam air panas 80C pada detik ke 2 katak mengakat kaki. Dari beberapa perlakuan dtersebut katak menanggapi beberapa gerak refleks yang diberikan dengan lambat Kurangnya aksi refleks ini dikarenakan sistem saraf pusat yakni otak telah mengalami kerusakan pada saat melakukan single pithing. Kerusakan sistem saraf pusat menyebabkan reaksi efektor terhadap beberapa impuls rangsangan berjalan lambat.Pada pengamatan ketiga,beberapa rangsangan yang diberikan pada katak yang di rusak otak dan medula spinalis. Menghasilkan gerak refleks dengan tanggapan yang sangat lambat oleh efektornya dan beberapa respon yang diberikan tidak ditanggapi.Pada posisi normal pada papan, posisi kepala menunduk ke bawah. Keadaan mata tertutup keadaan anggota gerak tangan melekuk ke arah dalam dan kaki lemas. Ketika kornea mata di sentuh tidak berkedip. Frekuensi pernapasan 15/menit. Keseimbangan katak di putar secara horizontal di letakkan pada papan posisi kepala mendongak ke atas. Keadaan mata tertutup. Keadaan anggota gerak tangan terbuak ke atas dan kaki terbuka.keadaan kornea mata ketika di sentuh tidak berkedip. Cara berenang diam dan tidak bergerak. Refleks ketika di cubit tidak bergerak. Saat di celupkan pada suhu kamar kemudian di panaskan katak bereaksi pada suhu 41C. Saat jari kaki di masukkan ke dalam air panas 80C pada detik ke 2 katak mengakat kaki. Dari ketiga perlakuan berbeda tersebutdapat dipahami bahwa otak dan sum-sum tulang belakang memiliki fungsi yang sangat penting dalam proses terjadinya gerak refleks sebagai respon terhadap suatu rangsangan. Refleks yang dikontrol oleh saraf spinal pada katak antara lain; reaksi ketika dicubit, perubahan mata, reaksi ketika kaki dipanaskan, sedangkan refleks yang dikendalikan oleh saraf kranial katak antara lain; frekuensi pernapasan, gerakan kepala, kekenyalan otot, cara berenang, dan gerak tungkai depan dan belakang.

LAMPIRAN1. Katak Normal

2. Katak spinal

3. Katak yang di rusak otak dan medula