LAPORAN TUTORIAL 15.1.doc

14
LAPORAN TUTORIAL BLOK GASTROINTESTINAL SKENARIO 3 ANAKKU DIARE LENDIR DARAH KELOMPOK 18 ADAM HAVIYAN G0013002 KEVIN DEVA CANDRA N. G0013128 WAKHID RYAN CAHYADI G0013232 ANDRE PRAWIRADINATA G0013028 CLARISSA AUGUSTANIA G0013068 MEGA ELISA HASYIM G0013152 NI’MATULMUFIDAH G0013174 ANA ERDINA G0013026 CINDANA NURHAYATI H. G0013066 ANISA HASANAH G0013032 LUCIA ANINDITYA W K. G0013140 LINTANG AYUNOVIA A G0013136 TUTOR: dr. DESY KURNIAWATI TANDIYO, SpKFR

Transcript of LAPORAN TUTORIAL 15.1.doc

LAPORAN TUTORIAL

BLOK GASTROINTESTINALSKENARIO 3ANAKKU DIARE LENDIR DARAH

KELOMPOK 18

ADAM HAVIYAN

G0013002

KEVIN DEVA CANDRA N.

G0013128

WAKHID RYAN CAHYADI

G0013232

ANDRE PRAWIRADINATA

G0013028

CLARISSA AUGUSTANIA

G0013068

MEGA ELISA HASYIM

G0013152

NIMATULMUFIDAH

G0013174

ANA ERDINA

G0013026

CINDANA NURHAYATI H.

G0013066

ANISA HASANAH

G0013032

LUCIA ANINDITYA W K.

G0013140

LINTANG AYUNOVIA A

G0013136

TUTOR:

dr. DESY KURNIAWATI TANDIYO, SpKFRFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN PELAJARAN 2014/2015BAB I

PENDAHULUAN

SKENARIO 1Seorang dokter puskesmas mendapatkan 2 pasien anak.

Pasien pertama seorang bayi laki-laki berumur 6 bulan dibawa oleh ibunya, dengna keluhan BAB lender darah. Sejak 2 hari sebelum ke puskesmas. Pasien mengalami diare. Ibu pasien membelikan obat anti diare di apotek, tetapi diare tidak membaik. Satu hari sebelum ke puskesmas pasien tidak lagi diare tetapi BAB mendjadi lendir darah tanpa ampas, disertai perut kembung, tidak bisa kentut dan muntah. Saat ibu pasien menekan perut anaknya disekitar pusar, anaknya tampak kesakitan dan menangis keras. Pada pemeriksaan fisik abdomen didapatkan bising usus meningkat, borborigme (+), metallic sound (+), defense muscular (+), sausage shape (+), dance sign (+) pada perut pasien. Pemeriksaan rectal touche didapatkan lendir darah (+), feces (-). Kemudian dokter merujuk pasien ke Rumah Sakit untuk pemeriksaan dan penatalaksaan lebih lanjut.

Pasien kedua adalah seorang anak perempuan berumur 2,5 tahun dibawa ibunya, dengan keluhan diare lendir darah. Diare sudah berlangsung selama 3 hari. Diare sehari 8kali, sedikit sedikit, bau feces agak busuk, didapatkan muntah muntah tenesmus, and anak tidak mau makan. Pemeriksaan fisik didapatkan suhu 38,5C, tanpa tanda dehidrasi. Berat badan anak 11 KG, gizi tampak kurang. Kemudian dokter menyarankan untuk pemeriksaan feces. Hasil pemeriksaan feces didapatkan bakter 2+, lekosit 10LPB, amuba (-). Tidak dilakukan kultur feses dan uji sensitivitas. Dokter memberikan terapi antibiotik.

BAB IIDISKUSI DAN TINJAUAN PUSTAKA

Seven Jump

Jump I: Klarifikasi Istilah

Membaca skenario dan memahami pengertian beberapa istilah dalam skenario. Dalam skenario ini kami mengklarifikasi istilah sebagai berikut :

Jump IIMenentukan / mendefinisikan masalah. Permasalahan dalam skenario ini yaitu sebagai berikut:Jump III: Menganalisis permasalahan dan membuat penyataan sementara mengenai permasalahan

Jump IV: Menginventarisasi permasalahan secara sistematis dan pernyataan sementara mengenai permasalahan pada langkah 3

Bagan 1. Bagan rumusan masalah

Jump V: Merumuskan tujuan pembelajaranLO (Learning Objection) yang perlu diketahui dan dicari pada pertemuan kedua adalah:

Jump VI : Mengumpulkan informasi baru (belajar mandiri)

Jump VII: Melaporkan, membahas, dan menata kembali informasi baru yang diperoleh

BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULANDari hasil diskusi tutorial kelompok B-8, pasien datang dengan keluhan nyeri tiba-tiba pada buah zakarnya dengan letak testis lebih tinggi dan melintang disebabkan funiculus spermaticus kiri pasien kemungkinan terplintir. Pasien mengatakan tidak ada demam dan gangguan BAK sehingga menyingkirkan diagnosis banding infeksi. Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan Fern sign pada pasien menetap sehingga lebih mengarahkan pada disgnosis torsio testis. Tosio testismerupakan salah satu kegawatdaruratan urogenital dan perlu segera penanganan dalam waku 6 jam setelah onset untuk mempertahankan fungsi pada testis.B. SARANSaran kami berupa evaluasi agar ke depan, diskusi tutorial kelompok dapat berjalan dengan lancar dan lebih baik lagi. Oleh karena itu, diharapkan agar masing-masing anggota telah mempersiapkan materi ataupun bahan-bahan yang akan didiskusikan dengan baik. Selain itu, setiap anggota diperkenankan untuk mempelajari permasalahan yang ada di skenario sebelum melakukan diskusi. Tutor skenario 3 blok sistem urogenital yang memimbing kami, telah menuntun dan mengarahkan kami dalam menjalankan diskusi tutorial dengan sangat baik, dapat merinci semua bagian dalam skenario sehingga tidak ada hal yang terlewat untuk kami pelajari. Semoga untuk selanjutnya diskusi tutorial kami berlangsung dengan lebih baik lagi dan semua LO dapat tercapai dengan hasil yang memuaskan.

DAFTAR PUSTAKAAAFP (2013). Testicular Torsion: Diagnosis, Evaluation, and Management. American Academy of Family Physicians. http://www.aafp.org/afp/2013/1215/p835.html - Diakses April 2015

Bohring C, Walter K (2003). Immune infertility : towards a better understanding of sperm (auto)-immunity. The value of proteomic analysis, 18 (5): 915-924.

Cuckow, P.M. and Frank, J.D. (2000), Torsion of the testis. BJU International, 86: 349353.

Dorland WAN (2011). Kamus saku kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.

Eroschenko, V P (2010). Atlas Histologi di Fiore. Edisi 11. Jakarta: EGC.

Henry T (2007). Hernia. Eprints.undip.ac.id./29406/3/Bab_2.pdf. Diakses pada 7 April 2015.

Minevich E (2007). Testicular Torsion. Department of Surgery, Division of Pediatric urology. http://www.emedicine.com/ med/topic2780htm - Diakses April 2015.

Price, A. Sylvia., Wilson M. Loraine (2006). Patofiologi Konsep Klinis Prose-Proses Penyakit Edisi 6 Volome 2. Jakarta: EGC.

Purnomo BB (2014). Dasar-dasar Urologi. Jakarta: Sagung Seto, pp: 337-338

Ramadhani, S. 2010. Persentase kejadian Hernia Inguinalis Lateralis pada Anak di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan pada Tahun 2009. Universitas Sumatra Utara

Ringdahl E, Teague L (2006). Testicular Torsion. American Family Physician. University of MissouriColumbia School of Medicine: Columbia, Missouri 15;74(10):1739-1743.

Riyad T. Ellati, Parviz K. Kavoussi, Terry T. Turner, Jeffrey J. Lysiak. Twist and Shout (2009). A Clinical and Experimental Review of Testicular Torsion. Korean Journal of Urology. Vol. 50 No. 12: 1159-1167

Rupp TJ (2006). Testicular Torsion. Department of Emergency Medicine, Thomas Jefferson University, akses di http://www.emedicine.com/med/topic2560.htm - Diakses April 2015.Saladdin A (2009). Penyakit-penyakit Intraskrotal-Penyakit yang berhubungan dengan skrotum(kantung buah zakar).http://www.reocities.com/ResearchTriangle/invention/5332/zakar-nl.html - Diakses April 2015.

Steers, edited by Christopher R. Chapple, William D. (2011). Practical Urology: Essential Principles and Practice Essential Principles and Practice. London: Springer-Verlag London Limited. p. 315. ISBN 9781848820340.

Tanagho EA, Jack WM (2008). Smiths General Urology. Edisi ke 17. New York : The McGraw-Hill Companies, Inc.

Wampler SM, Llanes M (September 2010). "Common scrotal and testicular problems". Prim. Care 37 (3): 61326, x. doi:10.1016/j.pop.2010.04.00 Dorland WAN (2011). Kamus saku kedokteran Dorland. Jakarta: EGC.

Pasien laki-lai 19 tahun dengan keluhan

Tatalaksana

Diagnosis Banding:

Torsio Testis

Torsio Appendix Testis

Torsio Appendix Epydidimis

Tumor Testis

Hernia

Epididimitis

Pemeriksaan fisik:

Skrotum kiri lebih besar, posisi testis lebih tinggi dan melintang

Prehns sign ( - )

Tidak ada demam dan gangguan BAK

Tiba-tiba buah zakar kirinya nyeri terus-menerus saat bangun pagi

Muntah