Laporan uas bk

22
i KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan cara dikemas dan disajikan dengan format dan bahasa yang sederhana namun penuh manfaat. Laporan ini berjudul “Observasi Bimbingan Konseling di SMP Juara” , untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bimbingan dan Konseling. Dalam laporan ini kami melaporkan mengenai sarana dan prasarana, masalah yang sering muncul pada siswa, cara menanganinya, program unggulan BK disekolah tesebut, serta kami juga melampirkan foto-foto ketika melakukan observasi. Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Aam Kurnia, M.Pd. selaku dosen Bimbingan Konseling, yang telah memotivasi dan memberikan pengarahan kepada kami dalam melakukan observasi. Bapak Agung Suryadi, S.Pd. selaku wakil kepala sekolah yang telah memberi izin untuk melakukan obsevasi, serta Ibu Shilka Shafanisa, S.Psi selaku guru Bimbingan dan Konseling di SMP Juara Bandung. Serta rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan laporan ini. Pada proses observasi dan proses pembuatan laporan ini kami mengalami beberapa hambatan dan kesulitan. Sehingga isi dalam laporan ini masih kurang sempurna dan terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pengembangan dan kesempurnaan laporan ini di kemudian hari. Semoga informasi yang terdapat dalam laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.. Bandung, 18 Desember 2016 Tim Penyusun,

Transcript of Laporan uas bk

Page 1: Laporan uas bk

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat

menyelesaikan laporan ini dengan cara dikemas dan disajikan dengan format dan

bahasa yang sederhana namun penuh manfaat. Laporan ini berjudul “Observasi

Bimbingan Konseling di SMP Juara” , untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah Bimbingan dan Konseling.

Dalam laporan ini kami melaporkan mengenai sarana dan prasarana, masalah

yang sering muncul pada siswa, cara menanganinya, program unggulan BK

disekolah tesebut, serta kami juga melampirkan foto-foto ketika melakukan

observasi.

Kami ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Aam Kurnia, M.Pd. selaku dosen

Bimbingan Konseling, yang telah memotivasi dan memberikan pengarahan kepada

kami dalam melakukan observasi. Bapak Agung Suryadi, S.Pd. selaku wakil kepala

sekolah yang telah memberi izin untuk melakukan obsevasi, serta Ibu Shilka

Shafanisa, S.Psi selaku guru Bimbingan dan Konseling di SMP Juara Bandung.

Serta rekan-rekan yang telah membantu menyelesaikan laporan ini.

Pada proses observasi dan proses pembuatan laporan ini kami mengalami

beberapa hambatan dan kesulitan. Sehingga isi dalam laporan ini masih kurang

sempurna dan terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan

saran yang membangun untuk pengembangan dan kesempurnaan laporan ini di

kemudian hari. Semoga informasi yang terdapat dalam laporan ini bermanfaat bagi

kita semua. Amin..

Bandung, 18 Desember 2016

Tim Penyusun,

Page 2: Laporan uas bk

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

BAB II ................................................................................................................................ 3

TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 3

BAB III ............................................................................................................................... 9

METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................................... 9

A. Tahap Persiapan ................................................................................................. 10

B. Tahap Pelaksanaan ............................................................................................. 10

C. Tahap Akhir ........................................................................................................ 11

BAB IV ............................................................................................................................. 12

HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................................... 12

BAB V .............................................................................................................................. 15

PENUTUP ........................................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 20

Page 3: Laporan uas bk

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tugas seorang guru bukan hanya mengajarkan ilmu pada bidangnya,

melainkan juga mendidik siswa. Dalam upaya mendidik siswa, perlu adanya

bekal yang cukup bagi setiap guru agar dapat berperan seperti yang

diharapkan kurikulum sekarang ini (kurtilas). Salah satu bekal tersebut

adalah adanya mata kuliah Bimbingan Konseling. Bimbingan Konseling

bagi para calon guru akan menjadi bekal yang sangat penting demi

mengkondisikan siswa seperti yang diinginkan untuk keberhasilan mereka

dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Siswa dalam menjalani pembelajaran maupun dalam kehidupan

pribadinya pasti mengalami masalah-masalah. Jika masalah-masalah ini

tidak dapat diatasi maupun ditanggapi secara bijak, maka dikhawatirkan

akan mengganggu proses pembelajaran. Bahkan bisa saja siswa terjerumus

kedalam hal-hal yang tidak diinginkan yang dapat menghancurkan masa

depan mereka. Bimbingan dari seorang guru dalam lingkungan siswa dirasa

perlu karena masalah terkadang juga datang dari pihak keluarga.

Maka dari itu, Salah satu topik pembicaraan yang penting dalam materi

Bimbingan Konseling adalah masalah siswa dan pemberian solusi yang

bijak. Permasalahan siswa dari waktu ke waktu akan berbeda seiring

perubahan gaya hidup, pola pikir dan pola perubahan zaman. Oleh karena

itu, materi yang dibahas dalam buku referensi Bimbingan Konseling tidak

selalu relevan dengan kondisi serta cara penanganan siswa masa kini.

Demi mengatasi solusi dari kondisi diatas, Seorang guru disamping

dituntut mengetahui secara teori dari buku referensi tentang Bimbingan

Konseling, juga harus mengetahui keadaan yang sebenarnya dalam

lingkungan sekolah. Maka sebagai Mahasiswa yang ingin menjadi calon

guru yang baik, Tim Penyusun mencoba untuk menyeimbangkan teori

Bimbingan Konseling yang telah Tim Penyusun dapatkan dari perkuliahan

Page 4: Laporan uas bk

2

dengan keadaan sebenarnya di lingkungan sekolah melalui Observasi ke

sekolah.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang, Rumusan masalah observasi adalah

sebagai berikut :

1. Apa Masalah yang biasa terjadi pada siswa dalam lingkungan sekolah

yang menjadi subyek observasi?

2. Bagaimana cara menangani masalah yang biasa terjadi pada siswa

dalam lingkungan sekolah yang menjadi subyek observasi?

3. Apa saja Program Bimbingan Konseling unggulan dari sekolah yang

menjadi subyek observasi ?

C. Tujuan Observasi

Berdasarkan Rumusan Masalah yang telah Tim Penyusun himpun,

adapun Tujuan Observasi adalah sebagai berikut :

1. Mengetahui Masalah yang biasa terjadi pada siswa dalam lingkungan

sekolah yang menjadi subyek observasi

2. Mengetahui cara penanganan masalah yang biasa terjadi pada siswa

dalam lingkungan sekolah yang menjadi subyek observasi

3. Mengetahui program Bimbingan Konseling unggulan dari sekolah yang

menjadi subyek observasi

Page 5: Laporan uas bk

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Guru memiliki hubungan erat dengan murid, karena guru memiliki kesempatan

untuk mengawasi tingkah laku dan kegiatanya. Kedudukan guru dalam pendidikan

yaitu memiliki wewenang sepenuhnya dalam mempelajari dan memehami siswa-

siswanya. Oemar hamalik (1990: 52-57) menyatakan bahwa dalam sistem dan

proses pendidikan manapun, guru tetap memegang peranan penting. Para siswa

tidak mungkin belajar sendiri tanpa bimbingan guru yang mampu mengemban

tugasnya dengan baik ( Anas Salahidin, 2010: 185). Walaupun pada saat ini konsep

CBSA telah banyak dilaksanakan dalam proses belajar mengajar di sekolah, guru

tetap menempati kedudukan tersendiri.

Seperti yang telah ditulis dalam Undang-undang Permendikbud nomor 111

tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan

pendidikan Menengah. Bahwa dalam pengembangan kompetensi hidup, siswa

memerlukan sistem layanan pendidikan di satuan pendidikan yang tidak hanya

mengandalkan layanan pembelajaran mata pelajaran/bidang studi dan manajemen,

tetapi juga layanan bantuan khusus yang lebih bersifat psiko-edukatif melalui

layanan bimbingan dan konseling. Dan siswa memiliki tingkat kecerdasan dan

emosi yang berbeda-beda, sehingga sangat diperlukannya bimbingan dan

konseling. Pada zaman sekarang proses bimbingan terhadap siswa sudah diambil

sepenuhnya oleh guru Bimbingan dan Konseling (BK). Tetapi dalam melakukan

bimbingan, penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah, juga perlu

melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas. Keberhasilan

program layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak hanya ditentukan oleh

keahlian dan ketrampilan para petugas bimbingan dan konseling, namun juga

sangat ditentukan oleh komitmen dan keterampilan guru mata pelajaran, wali kelas,

dan kepala sekolah.

Berikut ini adalah peran guru bimbingan konseling, guru mata pelajaran, wali

kelas, dan kepala sekolah dalam pelayanan bimbingan dan konseling :

Page 6: Laporan uas bk

4

1. Peran Guru Mata Pelajaran

a. Guru sebagai informator

Guru dalam kinerja darat berperan sebagai informator, berkaitan dengan

tugasnya membantu guru pembimbing atau konselor dalam

memasyarakatkan layanan bimbingan dan konseling kepada siswa pada

umumnya ( Fenti Hikmawati, 2011: 21).

b. Guru sebagai fasilitator

Guru berperan sebagai fasilitator terutama ketika dilangsungkan

layanan pembelajaran baik itu bersifat preventif ataupun kuratif.

Dibandingkan guru pembimbing, guru lebih memahami tentang

keterampilan belajar yang perlu dikuasai siswa pada mata pelajaran yang

diajarkan ( Fenti Hikmawati, 2011: 21).

c. Guru sebagai mediator

Guru sebagai mediator antara siswa dengan guru pembimbing. Misalnya

saat diminta untuk melakukan kegiatan identifikasi siswa yang memerlukan

bimbingan dan pengalihtanganan siswa yang memerlukan bimbingan dan

konseling kepada guru pembimbing atau konselor sekolah ( Fenti

Hikmawati, 2011: 21).

d. Guru sebagai kolaborator

Sebagai mitra seprofesi, yakni sama-sama sebagai tenaga pendidik

disekolah, guru dapat berperan sebagai kolaborator. Konselor disekolah,

misalnya dalam penyelenggaraan berbagai jenis layanan orientasi informasi

( Fenti Hikmawati, 2011: 21).

e. Guru sebagai ukuran kognitif

Tugas guru umumnya adalah mewariskan pengetahuan dan berbagai

keterampilan pada siswa. Hal-hal yag akan diwariskan itu tentu harus sesuai

dengan ukuran-ukuran yang telah ditentukan oleh masyarakat dan

merupakan gambaran tentang keadaan social, ekonomi, dan politik

masyarakat bersangkutan.

Hasil pengajaran adalah merupakan hasil interaksi antara unsur-unsur,

motivasi dan kemampuan siswa, isi atau materi pelajaran yang disampaikan

Page 7: Laporan uas bk

5

dan dipelajari oleh siswa , keterampilan guru menyampaikan dan alat bantu

pengajaran yang membantu pewarisan itu.

f. Guru sebagai agen moral

Guru bertindak sebagai agen moral masyarakat karena fungsinya

mendidik warga masyarakat agar melek huruf, pandai berhitung, dan

memiliki berbagai keterampilan kognitif lainnya.

g. Guru sebagai innovator

Semakin majunya ilmu pengetahuan teknologi, masyarakat senan tiasa

Berubah Dan Berkembang dalam semua aspek. Perubahan dan

perkembangan itu menuntut terjadinya inovasi pendidikan yang

menimbulkan perubahan yang baru dan kualitatif berbeda dari hal yang

sebelumnya.

h. Guru memegang peranan kooperatif

Dalam melaksanakan tugasnya guru tidak bekerja sendiri dan

mengandalkan kemampuan nya secara individual. Karena itu para gguru

harus bekerja sama, baik bekerja sama antar sesame guru, pekerjaan-

pekerjaan social, lembaga-lembaga kemasyarakatan maupun dengan

peraturan orang tua murid (Anas Salahudin, 2010: 185).

i. Sebagai Pembangkit Motivasi Belajar

Abin Syamsuddin dengan mengutip pemikiran Gage dan Berliner, guru

berkewajiban mempersiapkan dan mengorganisasikan lingkungan belajar

siswa untuk mensosialisasikan dirinya, dalam hubungan ini guru

mengemban peranan-peranan sebagai berikut:

1) Guru sebagai model

Anak atau siswa berkembang kearah idealism dan kritis, mereka

membutuhkan guru sebagai model yang dapat dicontoh dan

dijadikan teladan. Oleh karena itu guru harus mempunyai kelebihan,

baik pengetahuan, keterampilan, dan kepribadian. Kelebihan ini

tampak dalam disiplin yang tinggi dalam bidang-bidang intelektual,

emosional, kebiasaan-kebiasaa yang sehat, sikap yang demokratis,

terbuka dan sebagainya.

Page 8: Laporan uas bk

6

2) Guru sebagai perencana

Guru berkewajiban mengembangkan tujuan-tujuan pendidikan

menjadi rencana-rencana yang operasional. Tujuan-tujuan umum

harus diterjemahkan menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik dan

operasional. Dalam perencanaan harus melibatkan siswa sehingga

menjamin relefansinya dengan perkembangan, pertumbuhan dan

tingkat pengalaman mereka. Peranan ini menuntut agar perencanaan

agar direlevansikan dalam kondisi asyarakat, kebiasaan belajar

siswa, pengalaman dan pengetahuan siswa, metode belajar yang

serasi dengan materi pelajaran yang sesuai dengan minatnya.

3) Guru sebagai Pelaksana

Guru yang harus menciftakan situasi, memimpin, merangsang,

menggerakkan, dan mengarahkan kegiatan belajar sesuai rencana,

guru sebagai sumber dan konsultan.

4) Sebagai Evaluator

Guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik

dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga

dapat menentukan anak didiknya berhasil atau tidak.

5) Guru Mengetahui Murid Sebagai Individu

Tugas pertama guru dalam bimbingan adalah mengetahuai atau

lebih mengenal siswanya kegiatan bimbinga tidak akan berhasil

dengan baik mana kala guru kurang memahami siswa.

Menurut Djumhur (1975: 127-129) mengatakan bahwa diperlukan

pemahaman atau pengetahuan terhadap siswa tentang kebiasaannya dalam

belajar, bermain, kesehatan, asal-usul, teman-teman karibnya bahkan latar

belakan sosial ekonominya.

Page 9: Laporan uas bk

7

2. Peran Wali Kelas

Sebagai pengelola kelas tertentu dalam pelayanan bimbingan dan

konseling, Wali Kelas berperan :

a) Membantu guru pembimbing/konselor melaksanakan tugas-tugasnya,

khususnya di kelas yang menjadi tanggung jawabnya

b) Membantu Guru Mata Pelajaran melaksanakan peranannya dalam

pelayanan bimbingan dan konseling, khususnya di kelas yang menjadi

tanggung jawabnya

c) Membantu memberikan kesempatan dan kemudahan bagi siswa,

khususnya dikelas yang menjadi tanggung jawabnya, untuk

mengikuti/menjalani layanan dan/atau kegiatan bimbingan dan konseling

d) Berpartisipasi aktif dalam kegiatan khusus bimbingan dan konseling,

seperti konferensi kasus,

e) Mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan

konseling kepada guru pembimbing/konselor.

3. Peran Kepala Sekolah

Kepala sekolah adalah penanggung jawab seluruh penyelenggaraan

pendidikan di sekolah memegang peranan strategis dalam mengembangkan

layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Secara garis besarnya,

Prayitno (2004) memerinci peran, tugas dan tanggung jawab kepala sekolah

dalam bimbingan dan konseling, sebagai berikut :

a) Mengkoordinir segenap kegiatan yang diprogramkan dan berlangsung

di sekolah, sehingga pelayanan pengajaran, latihan, dan bimbingan dan

konseling merupakan suatu kesatuan yang terpadu, harmonis, dan

dinamis.

b) Menyediakan prasarana, tenaga, dan berbagai kemudahan bagi

terlaksananya pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif dan

efisien.

Page 10: Laporan uas bk

8

c) Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap perencanaan dan

pelaksanaan program, penilaian dan upaya tidak lanjut pelayanan

bimbingan dan konseling.

d) Mempertanggungjawabkan pelaksanaan pelayanan bimbingan dan

konseling di sekolah.

e) Memfasilitasi guru pembimbing/konselor untuk dapat mengembangkan

kemampuan profesionalnya, melalui berbagai kegiatan pengembangan

profesi.

f) Menyediakan fasilitas, kesempatan, dan dukungan dalam kegiatan

kepengawasan yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah Bidang BK.

(Ahmad Sudrajat, pada www.tentangpendidikan.com)

Page 11: Laporan uas bk

9

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Data merupakan bagian penting dari suatu penelitian yang dilakukan. Mulai

dari analisis sampai ke pengambilan keputusan semuanya bergantung dari data

yang diperoleh. Dalam peneltian kali ini data yang diperoleh merupakan data

primer karena langsung dari pihak sekolah. Untuk lebih jelasnya alur penelitian

yang dilakukan seperti yang terlihat pada bagan berikut :

Studi literatur Observasi awal

Masalah

Konfirmasi Sekolah

Hasil dan Pembahasan

Laporan

Tahap akhir

Tahap

pelaksanaa

n

Tahap

persiapan

Menyiapkan Instrumen Penelitian

Pengumpulan Data

Bentuk Data

- Hasil Wawancara

- Data Rekapitulasi

Sekolah

Memilih Metoda

Page 12: Laporan uas bk

10

A. Tahap Persiapan

Tahap persiapan meliputi studi literature (kajian pustaka) dan observasi

awal ke beberapa sekolah. Setelah menemukan titik permasalahan dari hasil

studi pustaka dan observasi awal maka kemudian ditetapkan sekolah yang

akan menjadi objek penelitian. Adapun sekolah yang menjadi objek

penelitian kali ini yaitu :

Nama Sekolah : SMP Juara Bandung

Lokasi Sekolah : Komp Taman Indah Cipadung Panyileukan, Kota

Bandung Jawa Barat

Koordinat (-6.937271,107..710355 by google maps)

Jumlah Guru : 17 orang

Jumlah Guru BK : 1 orang

Jumlah Siswa : 147 orang

Jumlah Kelas : 6 kelas ( 25 siswa / kelas)

Sumber Dana : BAZIS, Pemerintah, Warga Sekitar

Tahap selanjutnya adalah pemilihan metoda pengumpulan data, dala

penelitian kali ini metoda yang dipilih adalah metoda wawancara dengan

teknis kegiatan mendatangi pihak sekolah dan mewawancarai dua orang

guru. Guru yang menjadi narasumber penelitian yaitu guru bimbingan

konseling untuk mengetahui bagaimana kegiatan bimbingan dan konseling

berjalan dan yang kedua yaitu wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang

secara umum mengkondisikan kesiswaan di sekolah tersebut. Untuk daftar

pertanyaan yang diajukan saat wawancara berlangsung terdapat dalam

lampiran.

B. Tahap Pelaksanaan

Penelitian ini dilaksanakan pada :

Page 13: Laporan uas bk

11

Kunjungan Pertama :

Hari : Jumat

Tanggal : 10 Desember 2016

Kunjugan Kedua :

Hari : Selasa

Tanggal : 13 Desember 2016

Data yang diperoleh kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan

mengenai program bimbingan koseling di SMP Juara Bandung. Untuk hasil

dan pembahasan terdapat dalam BAB IV.

C. Tahap Akhir

Tahap akhir dari penelitian ini yaitu penyusunan laporan kegiatan

penelitian dalam bentuk laporan tertulis.

Page 14: Laporan uas bk

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil observasi yang dilakukan di sekolah menengah pertama Juara Bandung

menunjukkan hasil bahwa sekolah ini masih tergolong muda yakni baru berdiri di

tahun 2010. SMP Juara bandung merupakan sekolah yang didirikan dari dana

bantuan BAZIS (Badan Amil Zakat Infak dan Sadaqoh) yang artinya segala bentuk

kegaiatan di SMP Juara Bandung berasal dari sumbangan. SMP Juara Bandung

sendiri awalnya berdiri melihat keprihatinan terhadap pendidikan yang ada di

Indonesia yang mana pendidikan hanya dinikmati oleh orang yang memiliki uang

saja sedangkan mereka yang dengan perekonomian terbatas terpaksa tidak sekolah

karena harus berjuan membantu perekonomian keluarga. Melihat kondisi inilah

kemudian dicanangkan suatu sekolah khusus bagi mereka yang kurang mampu.

SMP Juara Bandung yang dibiayai oleh BAZIS memiliki arti bahwa sekolah ini

dalam operasionalnya berlandaskan kepada agama islam sehingga siswa yang

diterima dari golongan kurang mampu disesuaikan dengan kriteria penerima zakat

dalam islam yakni mereka yang tergolong asnaf yang delapan. Meskipun demikian

fokus penerimaan siswa di SMP Juara Bandung ini adalah kepada masyarakat

islam yang tergolong fakir dan miskin. Dalam hal penerimaan siswa barupun SMP

Juara Bandung tidak melakukan TPA (Tes Potensi Akademik) dengan alasan setiap

siswa berhak mendapat pendidikan. Dalam penerimaan siswa baru ada beberapa

tahap yang dilakukan yang mana hal ini sangat berbeda dengan sekolah-sekolah

pada umumnya. Tahapan tersebut didasari karena pada masa sekolah siswa SMP

Juara Bandung tidak akan dipungut biaya sedikitpun karena telah dibiayai dari

BAZIS sehingga penyelesian yang dilakukan cukup ketat terutama pada komitmen

orangtua siswa, kemauan siswa dan kondisi ekonomi siswa. Setiap siswa yang

mendaftar harus dilengkapi dengan Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari

pemerintah terkait dan setelah melakukan sleksi administrative akan dilakukan

observasi ke lingkingan tempat tinggal calon siswa dan setelah lulus seiap seleksi

barulah siswa tersebut dinyatakan diterima di SMP Juara Bandung.

Page 15: Laporan uas bk

13

Melirik pada sarana dan prasarana sekolah khususnya yang mendukung pada

perkembangan psikologis siswa, SMP Juara Bandung dinilai cukup terstandarisasi

karena memiliki ruang kelas yang cukup besar dengan perbandingan siswa di setiap

kelas yang berjumlah 25 orang memiliki area ± 1,5 m2 untuk belajar. Infrastruktur

pendukung seperti lapangan olahraga, masjid, wc, juga sudah tersedia dengan

cukup baik. Ruang laboratorium sudah tersedia dengan baik akan tetapi dari segi

isi laboratorium belum terlalu lengkap.

Untuk kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) di SMP Juara Bandung sendiri

terdiri dari 17 orang yang meliputi kepala sekolah, wakil kepala sekolah, guru

agama, guru olahraga, guru BK, guru mata pelajaran dan penjaga sekolah. Untuk

guru mata pelajaran sendiri pada dasarnya sudah sesuai pada bidang keahliannya

dan semuanya berlatar belakang pendidikan. Sedangkan untuk tenaga tat usaha

merupakan lulusan adminidtrasi dan guru BK sendiri merupakan lulusan psikologi.

Beradasarkan hasil wawancara diperoleh kesan bahwa permasalahan yang

sering terjadi pada siswa SMP Juara Bandung adalah permasalahan remaja. Hal ini

terjadi karena memang secara rata-rata umur siswa di SMP Juara Bandung pada

masa pubertas. Bentuk permasalahan tersebut seperti mulai merasa suka ke lawan

jenis (umumnya terjadi pada perempuan) dan bagi siswa laki-laki lebih cendrung

pada penampilan dan pencarian jati diri mereka. Dari data guru bimbingan dan

konseling terlihat bahwa sebagian besar dari siswa laki-laki mulai mencari

pergaulan khas laki-laki dan dunia keras lainnya. Hal ini ditemukan oleh guru

bimbingan konseling dimana pada beberapa siswa laki-laki mulai memiliki minat

pada gengster (dilihat dari gambar yang dilukis dan gaya bergaul). Untuk

perkembangan masalah yang dihadapi sendiri mulai terlihat pada siswa yang

berada pada semester akhir atau kelas IX dimana mereka sudah mulai memikirkan

karir mereka kedepannya. Hal ini terbukti dengan munculnya bentuk pertanyaan

baru ketika dilaksanakannya bimbingan dan konseling yakni pertanyaan mengenai

bagaimana kalo ke sekolah ini, atau sekolah itu, bagaimana kalau seandainya

bekerja dan lain sebagainya.

Page 16: Laporan uas bk

14

Menanggapi permasalahan tersebut maka terdapat dua bentuk bimbingan yang

dilakukan oleh guru BK itu sendiri. Untuk permasalahan perempuan biasanya

diselesaikan dengan bentuk bimbingan pribadi sedangkan untuk permasalahan

laki-laki biasanya dilakukan bentuk bimbingan bersama/kelompok. Untuk

pengontrolan dan antisipasi sendiri guru BK di SMP Juara Bandung mendapat jam

khusus untuk berinteraksi dengan siswa selama satu jam pelajaran tiap minggunya

di setiap kelas.

Dilain pihak untuk pengontrolan diluar sekolah dan menyesuaikan pelaporan

peninjauan perkembangan siswa di luar sekolah maka guru BK di SMP Juara

Bandung memiliki program khusus yaitu parenting dimana setiap orang tua siswa

dipanggil ke sekolah secara bergantian atau guru datang langsung ke rumah siswa.

Program ini biasanya dilakukan dalam skala dua sampai lima orang siswa perbulan.

Program lainnya yang menjadi unggulan di BK SMP Juara Bandung adalah

penilaian kepada siswa berdasarkan core value yang ditandai dengan adanya

portofolio perkembangan setiap siswa dan hal ini menjadi pertimbangan yang besar

untuk akhir tahun ajaran. Adapun yang menjadi pertimbangan pada core value ini

adalah Religius, Cerdas, Sosial Emosional dan Self Control. Setiap siswa memiliki

catatan perkembangannya masing-masing dan pastinya catatan tersebut dipegang

oleh guru BK sendiri dan hanya diketahui oleh kepala sekolah sebagai kontrol dari

setiap siswa di sekolah.

Page 17: Laporan uas bk

15

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan hasil observasi pada laporan ini, Tim Penyusun

menyimpulkan bahwa permasalahan siswa yang biasa terjadi pada SMP

Juara meliputi permasalahan remaja seperti : salah paham dengan teman,

konflik remaja, adu domba antar siswa, cinta monyet, geng motor,

merokok,dan follow trend . untuk kelas Sembilan pada umumnya lebih

mengarah ke permasalahan karir serta konflik dengan keluarga prihal

pilihan karir.

Cara Menangani masalah-masalah diatas pada dasarnya melalui dua

jalan, yaitu bimbingan secara individu dan kelompok. Untuk masalah salah

paham dengan teman, konflik remaja , adu domba antar siswa, cinta monyet

dan konflik keluarga terkait karir dilakukan konseling per-individu yang

bermasalah. Lalu untuk masalah geng motor, merokok dan follow trend

dilakukan wawancara berkelompok untuk mengontrol sejauh mana siswa

terlibat.

Adapun Program-Program unggulan SMP Juara adalah Parenting dan

core value.

B. Saran

Berdasarkan observasi yang telah Tim Penyusun Lakukan, Tim

Penyusun menyarankan agar pembaca dapat lebih menjaga tingkah laku

dihadapan para siswa, terutama siswa SMP. Karena salah satu permasalahan

yang biasa terjadi pada siswa SMP pada Observasi ini adalah follow trend.

Siswa cenderung meniru gaya orang dewasa tanpa mengetahui baik dan

buruknya. Salah satu contohnya adalah tidak merokok didepan siswa.

Page 18: Laporan uas bk

16

C. Lampiran

a. Lampiran Daftar Pertanyaan :

1) Pertanyaan untuk wakil kepala sekolah

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimanakah klasifikasi SDM di

SMP Juara Bandung?

………………………………......

2 Bagaimanakah klasifikasi guru BK

yang ada di SMP Juara Bandung?

……………………………………

3

Bagaimanakah keadaan sarana dan

prasarana kegiatan PBM di SMP

Juara Bandung?

……………………………………

……………………………………

4 Bagaimanakah kondisi lingkungan

dari SMP Juara Bandung?

……………………………………

5 Bagaimanakah kondisi siswa yang

belajar di SMP Juara Bandung?

……………………………………

6 Berapakah jumlah siswa keseluran

yang ada di SMP Juara Bandung?

……………………………………

7

Berapakah jumlah siswa dalam satu

kelas yang belajar di SMP Juara

Bandug?

……………………………………

……………………………………

8

Bagaimanakah tanggapan bapak

tentang bentuk kegiatan BK yang

telah berlangsung?

……………………………………

……………………………………

2) Daftar pertanyaan untuk guru bimbingan dan konseling

No Pertanyaan Jawaban

1 Berapa lama Bapak/Ibu mengajar di

SMP Juara Bandung?

………………………………......

…………………………………..

Page 19: Laporan uas bk

17

2

Berapa banyak interaksi yang

Bapak/Ibu lakukan dengan siswa

dalam satu minggu?

……………………………………

…………………………………...

3

Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu

dengan sarana dan prasarana yang

terdapat di SMP Juara Bndung?

……………………………………

……………………………………

……………………………………

4

Apa program unggulan yang

Bapak/Ibu canangkan dalam

menjalankan kegiatan bimbingan

dan konseling di SMP Juara

Bandung?

……………………………………

……………………………………

……………………………………

……………………………………

5

Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu

dengan keseharian siswa di SMP

Juara Bandung?

……………………………………

……………………………………

……………………………………

6

Bagaimana tanggapan siswa dengan

keberadaan guru bimbingan

konseling di SMP Juara Bandung?

……………………………………

……………………………………

……………………………………

7

Berapakah intensitas program

bimbingan yang dijalankan siswa

selama satu minggu?

……………………………………

……………………………………

8

Apakah jenis permasalahan yang

sering dilaporkan siswa ketika

melaksanakan program bimbingan?

……………………………………

……………………………………

……………………………………

9

Apa upaya yang Bapak/Ibu lakukan

untuk menangani permasalahan

siswa diluar sekolah?

……………………………………

……………………………………

……………………………………

10

Bagaimana bentuk relasi yang

terjadi antara pendidikan di sekolah

dan dilingkungan keluarga siswa?

……………………………………

……………………………………

……………………………………

Page 20: Laporan uas bk

18

11

Bagaimana dampak perubahan

prilaku siswa setelah menjalankan

program bimbingan dan konseling?

……………………………………

……………………………………

……………………………………

b. Lampiran Daftar Foto ketika melakukan observasi

Page 21: Laporan uas bk

19

Page 22: Laporan uas bk

20

DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar. 1990. Perkembangan Kurikulum: Dasar-Dasar dan

Perkembangan. Bandung: Mandar Maju

Hikmawati, Fenti. 2011. Bimbingan Konseling. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Salahudin, Anas. 2010. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV Pustaka Setia.

Djumhur. 1975. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: IKIP

Sudrjat, Akhmad. 2008. Peran Kepala Sekolah, Guru, dan Wali Kelas Dalam

Pelayanan Bimbingan Konseling. Di upload 13 Agustus, di unggah 21

Desember 2016 pukul 06.21