Lap.penerangan

41

description

penerangan

Transcript of Lap.penerangan

Laporan Praktikikum : Praktikum Instalasi ListrikKelompok : 1 (Satu)Nama Praktikan : 1. Muhamad Tri Winarko 2. Annisa Anugra HJurusan : Teknik MesinProgram Studi : Teknik Konversi EnergiKelas : 2EDosen Pembimbing : Bp. Jannus, ST, MT.Bp. Ir. Benhur Nainggolan, MT.Tanggal penyerahan : Selasa, 30 April 2013

2

KATA PENGANTAR

Kami mengucap syukur kepada Yang Maha Kuasa atas selesainya

praktikum instalasi listrik ini, kemudian yang paling utama kepada para

dosen Bp. Jannus, MT dan juga Bp. Benhur Nainggolan, MT atas ilmu yang

telah diberikan kepada kami sehingga kami akhirnya dapat menyelesaikan

praktikum instalasi listrik ini dengan tuntas. Tidak lupa pula kepada

seluruh helper yang bertugas di Laboraturium Instalasi Listrik, Lab. Teknik

Konversi Energi Politeknik Negeri Jakarta yang telah menyediakan

waktunya untuk membantu kami menyediakan alat-alat yang kami

gunakan dalam praktikum ini. Terlebih kepada semua pihak dari teman-

teman sebaya ataupun sekelas yang saling bahu-membahu membantu

tugas praktikum ini yang akhirnya dimengerti oleh semua praktikan.

Laporan praktik instalasi ini ditulis hanya untuk memberikan hasil

analisa data maupun kesimpulan dari tujuan praktikum ini sebenarnya

yang nantinya pada bab selanjutnya akan dijelaskan.

3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................................................ 3

DAFTAR ISI............................................................................................................................................................ 4

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................................... 6

1.1 Latar Belakang................................................................................................................................... 6

1.2 Tujuan.................................................................................................................................................... 6

1.3 Pelaksanaan.........................................................................................................................................7

1.4 Standard Operational Procedur (SOP)....................................................................................7

BAB II LANDASAN TEORI..............................................................................................................................8

2.1 Arus Listrik............................................................................................................................................... 8

2.2 Tahanan Listrik.................................................................................................................................... 10

2.3 Daya Listrik............................................................................................................................................10

2.4 Bahan Instalasi Listrik beserta fungsinya...............................................................................11

2.5 Alat ukur beserta fungsinya..........................................................................................................15

BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM......................................................................................................16

3.1 Peralatan dan komponen yang dibutuhkan............................................................................16

3.2 Peralatan pendukung yang diperlukan saat praktek..........................................................17

3.3 Sketsa gambar rangkaian praktikum.........................................................................................17

3.4 Prosedur Percobaan............................................................................................................................20

3.4.1 Cara test ohmmeter.................................................................................................................... 21

3.4.2 Cara test megger..........................................................................................................................23

3.4.3 Cara test tegangan listrik.........................................................................................................24

3.4.4 Cara tes kWh meter....................................................................................................................25

BAB IV DATA HASIL PENGUJIAN............................................................................................................26

4.1 Form ohm meter..................................................................................................................................26

4.2 Form uji isolasi (magger)................................................................................................................ 26

4

4.3 Test sumber tegangan (PLN).........................................................................................................27

4.4 Tes KWH meter.................................................................................................................................... 27

BAB V ANALISA DATA................................................................................................................................. 28

BAB VI KESIMPULAN................................................................................................................................... 31

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................................33

5

BAB I

PENDAHULUAN

Program studi Teknik Konversi Energi adalah salah satu program

studi yang ada pada jurusan Teknik Mesin yang mempunyai keahlian pada

bidang mesin dan kelistrikan. Untuk memenuhi standar keahlian di bidang

listrik salah satunya adalah dengan melakukan praktikum instalasi listrik.

1.1 Latar BelakangPraktikum Instalasi listrik dilaksanakan untuk mengaplikasikan mata

kuliah teknik listrik, gambar teknik dan instalasi listrik. Sehingga

diharapkan mahasiswa Teknik Konversi Energi dapat mengetahui dan

melaksanakannya sendiri seperti yang didapati di bidang pekerjaanya.

1.2 TujuanTujuan diadakan praktikum instalasi listrik adalah ;

1. Mahasiswa dapat mengenal peralatan instalasi listrik dan

melaksanakan sesuai fungsinya.

2. Mahasiswa dapat melaksanakan hubungan pada listrik terminal

yang diinginkan.

3. Mahasiswa dapat menginstalasi penerangan sesuai dengan

peralatan dan komponen yang dibutuhkan.

4. Mahasiswa dapat menginstalasi distribusi tenaga untuk

penerangan

5. Mahasiswa dapat mengenal jenis-jenis kabel instalasi listrik.

6

1.3 Pelaksanaan Pelaksaan praktikum instalasi listrik Teknik Konversi Energi

dilaksanakan secara bertahap. Praktikum Instalasi listrik terbagi atas

tiga kelompok berikut:

1. Kelompok terminal papan hubung

2. Kelompok instalasi penerangan

3. Kelompok instalasi motor listrik

1.4 Standard Operational Procedur (SOP)1. Harus sesuai layout

2. Pengawatan kabel

a) Jumlah kabel dan panjang kabel.

b) Masukan kabel secara bersamaan jika ada gunakan pegas penarik

kabel.

c) Kupas kabel secukupnya kurang lebih 5 cm.

d) Hubungkan kabel sesuai dengan recana instalasi.

3. Test

a) Ohmmeter

b) Isolasi

c) PLN

4. Pasang KWH meter :

a) Memasang beban

b) Mencatat beban

c) Menghitung putaran, waktu dan membandingkan putaran

dengan beban.

7

BAB II

LANDASAN TEORI

Sebelum kita melangkah lebih jauh ada baiknya kita mengetahui teori

dasar listrik. Dalam dunia engineering, khususnya Teknik Listrik sangat

diperlukan pemahaman mengenai Instalasi Listrik. Untuk bisa

melakukan Instalasi Listrik di rumah-rumah, tentu saja harus paham

dahulu mengenai Intalasi Listrik Sederhana, dipelukan juga pemahaman

mengenai Teori dasar listrik seperti arus tegangan, dll.

Arus listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan

berkesinambungan pada konduktor akibat pebedaan jumlah elektron

pada beberapa lokasi yang jumlah elektonnya tidak sama, Satuan arus

adalah ampere.

Kuat arus listrik adalah arus yang tergantung pada banyak sedikitnya

elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang kawat dalam

satuan waktu.

2.1 Arus Listrik

Arus Listrik adalah mengalirnya elektron secara terus menerus dan

berkesinambungan pada konduktor akibat perbedaan jumlah elektron

pada beberapa lokasi yang jumlah elektronnya tidak sama. satuan arus

listrik adalah Ampere. Arus listrik bergerak dari terminal positif (+) ke

terminal negatif (-), sedangkan aliran listrik dalam kawat logam terdiri

dari aliran elektron yang bergerak dari terminal negatif (-) ke terminal

positif(+), arah arus listrik dianggap berlawanan dengan arah gerakan

elektron.

8

“1 ampere arus adalah mengalirnya elektron sebanyak 624×10^16

(6,24151 × 10^18) atau sama dengan 1 Coulumb per detik melewati

suatu penampang konduktor”

Formula arus listrik adalah:I = Q/t (ampere

Dimana:

I = besarnya arus listrik yang mengalir (Ampere)

Q = Besarnya muatan listrik, (Coulomb)

T = waktu, (detik)

Kuat Arus Listrik Adalah arus yang tergantung pada banyak

sedikitnya elektron bebas yang pindah melewati suatu penampang

kawat dalam satuan waktu.

Definisi : “Ampere adalah satuan kuat arus listrik yang dapat

memisahkan 1,118 milligram perak dari nitrat perak murni dalam satu

detik”.

Rumus – rumus untuk menghitung banyaknya muatan listrik, kuat

arus dan waktu:

Q = I x t

I = Q/t

T = Q/I

Dimana :

Q = Banyaknya muatan listrik dalam satuan coulomb

I = Kuat Arus dalam satuan Amper.

T = waktu dalam satuan detik.

“Kuat arus listrik biasa juga disebut dengan arus listrik”

“Muatan listrik memiliki muatan positif dan muatan negatif. Muatan

positif dibawa oleh proton, dan muatan negatif dibawa oleh elektro.

9

Satuan muatan ”coulomb (C)”, muatan proton +1,6 x 10^-19C,

sedangkan muatan elektron -1,6x 10^-19C. Muatan yang bertanda sama

saling tolak menolak, muatan bertanda berbeda saling tarik menarik”.

2.2 Tahanan ListrikTahanan aatau hambatan adalah sesuatu yang mengurangi arus

listrik. Arus listrik yang mengalir melalui konduktor akan mengalami

tahanan dari kawat penghantar (konduktor) itu sendiri. Besarnya

hambatan listrik di ukur dengan satuan ohm.

2.3 Daya ListrikDaya listrik adalah besarnya energi listrik yang diperlukan oleh

beban selama satu detik.

Rumus energi listrik adalah W= V x I x t

W = Energi (Joule)

V = Tegangan (Volt)

I = Kuat arus (Ampere)

t = Waktu (Sekon)

Karna (P) adalah energi selama satu detik berarti t= satu detik.

Sehingga rumus daya listrik adalah P = V x I.

10

2.4 Bahan Instalasi Listrik beserta fungsinya

NO Peralatan dan Fungsi

Gambar

1Kotak hubung, sebagai

terminal penyambungan kabel

2

Pipa L-bow, untuk

menyambung dua buah pipa

3Klem pipa, untuk menepelkan pipa

pada bidang

4Klem kabel, untuk

menepelkan kabel pada bidang

5Socket, untuk

menyambungkan arus listrik pada peralatan

listrik

11

6

Saklar dua arah, untuk menyalakan dan

mematikan sebuah lampu dari tempat yang

berbeda

7Saklar tunggal, untuk

menyalakan dan mematikan lampu, hanya satu tombol

8

Saklar seri, untuk menyalakan dan

mematikan lampu hanya terdapat dua

tombol

9

Kabel NYM, kabel yang digunakan untuk arus

yang lebih besar, dapat ditempatkan di daerah

lembab

10Kabel NYA, kabel yang digunakan untuk arus

yang kecil ditempatkan di lokasi perudaraan

11

MCB, untuk memutuskan arus, apabila arus yang

melewati MCB lebih besar dari kapasits

MCB nya

12

12Pipa PVC, tempat yang

digunakan untuk melindungi kabel NYA

13 Obeng, untuk membuka dan

mengencangkan baut

14 Tang kupas, untuk mengupas isolasi kabel

15 Tang potong, untuk memotong kabel

16Tang bulat, untuk membuat mata itik

pada kabel

17Mistar besi, untuk

mengukur kotak MCB dan lainnya

18 Kotak MCB, untuk melindungi MCB

13

19 Fitting, tempat dudukan lampu

20Lampu, sebagai

indikator adanya arus/penerang

21 Socket AC

2.5 Alat ukur beserta fungsinya

NOMOR Peralatan dan fungsinya

Gambar

14

1

Megger, untuk mengukur besar

tahanan isolasi dari suatu rangkaian

2

Avometer, untuk mengetahui peralatan

yang kita gunakan dalam keadaan baik

atau tidak

3kWh Meter, untuk

mengukur besar daya yang mengalir tiap jam

4Testpen, menguji ada tidaknya arus listrik

pada suatu konduktor

15

BAB III

METODOLOGI PRAKTIKUM

Dalam praktikum ini, banyak komponen-komponen peralatan yang

kami butuhkan, di antaranya adalah ;

3.1 Peralatan dan komponen yang dibutuhkan

NOMOR PERALATAN JUMLAH1 Kotak hubung 5 pcs2 Pipa L-bow 5 pcs3 Klem pipa 5/8” 30 pcs4 Klem kabel 30 pcs5 Socket 2 pcs6 Saklar dua arah 2 pcs7 Socket AC 1 pcs8 Kabel NYM 3x1,5 1,05 m9 Kabel NYM 2x2,5 0,6 m

10 Kabel NYA 2,5 L11 Kabel NYA 2,5 N12 MCB 6A 1 pcs13 MCB 4A 1 pcs14 MCB 2A 2 pcs15 Saklar tunggal 2 pcs16 Saklar seri 1 pcs17 Pipa PVC 5/8” 5,3 m18 Kotak MCB 1 pcs

16

3.2 Peralatan pendukung yang diperlukan saat praktek

1) Obeng (-)

2) Obeng (+)

3) Tang potong

4) Tang pengupas

5) Tang kombinasi

6) Solder

7) Daun gergaji

8) Gergaji mesin pemotong kayu

9) Mesin bor pistol

10) Palu

3.3 Sketsa gambar rangkaian praktikum

Diagram Kotak

17

Diagram garis

18

Diagram pengawatan

Panel daya

19

Diagram instalas i

3.4 Prosedur Percobaan1. Gambarlah sketsa instalasi penerangan di panel dengan

menggunakan kapur tulis, dengan mengacu kepada ukuran-ukuran

yang telah tertera pada jobsheet.

2. Pasanglah dudukan saklar seri, saklar tunggal, saklar tukar, dudukan

stop kontak, junction box di atas panel dengan jarak yang telah

ditentukan pada jobsheet, lalu kencangkan dengan mur sekrup.

3. Pasang juga MCB 6A, 4A, 4A, 2A pada dudukan MCB yang ada di

dalam kotak MCB di atas panel yang sebelumnya telah dipotong

dengan menggunakan gergaji mesin.

4. Setelah itu lihat gambar pada job sheet bagian yang ada pipa

peralonnya. Lalu pasanglah pipa peralon diatas panel.

5. Sebelum dipasang di dudukannya pasanglah kabel di tiap – tiap

terminal baik itu di saklar tunggal, saklar seri, saklar dua arah, stop

kontak dan socket AC.

20

6. Setelah itu pasanglah saklar seri, saklar tunggal, saklar dua arah, stop

kontak yang telah terhubung dengan kabel pada tiap-tiap terminal

diatas dudukannya dan kabelnya dimasukkan ke pipa peralon yang

telah di pasang sebelumnya.

7. Lihat gambar pada jobsheet ikuti arah kabel nya, apabila ada kabel

yang tersambung, maka hubungkan kabel tersebut pada junction box

dengan cara disambung. Usahakan kabelnya dilebihkan sepanjang

ukuran dari junction box tersebut.

8. Setelah itu kabel yang sudah terhubung dengan peralatan-peralatan

listrik semuanya menuju ke kotak MCB baik itu kabel NYA (line dan

netral) maupun kabel NYM (line,netral,ground) dan beri tanda pada

masing-masing kabel.

9. Setelah itu Hubungkan kabel line pada tiap-tiap kelompok MCB

6A,4A,4A yang telah terpasang pada kotak MCB yang sebelumnya ke-

empat MCB tersebut telah di jumper, MCB yang 2A sisanya sebagai

cadangan. Dan kabel netral,ground dihubungkan pada bushbar yang

telah terpasang pada kotak MCB, lalu kencangkan bautnya dengan

menggunakan obeng yang sebelumnya kotak MCB tersebut telah

dilubangi dengan menggunakan solder untuk tempat masuknya pipa

dan kabel.

10. Setelah itu perhatikan panel instalasinya, pasanglah klem pipa dan

klem kabel dan isolasi sambungan yang ada pada junction box.

11. Lalu test lah instalasi penerangannya dengan menggunakan alat

megger, catatlah datanya.

12. Setelah dilakukan test megger lakukan test dengan menggunakan

ohm meter, catat hasilnya.

13. Dan yang terakhir pasanglah KWH meter beserta kelengkapannya

untuk pengujian setrum dari sumber PLN, cek-lah peralatan-

21

peralatan pada kelompok 1, kelompok 2, kelompok 3, apakah

berfungsi jika dialiri arus dari sumber PLN. Jika berfungsi semua,

Hidupkan semua kelompok beban lalu perhatikan putaran pada KWH

meter sampai sepuluh kali putaran, lalu catat waktunya. Dan catat

pula daya pada tiap-tiap lampu dan jumlahkan

3.4.1 Cara test ohmmeter

Mengkalibrasi ohmmeter terlebih dahulu.

Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel netral yang berada

didalam MCB, lalu ujung lainnya diletakkan di netral stopkontak A”’,

lalu dipindahkan ke lampu C’, lampu”, stopkontak AC, stopkontak B,

lampu A dan lampu D. Apabila didapatkan hasil 0Ω maka alat

tersebut dalam keadaan baik.

Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel grounding yang

berada didalam MCB, lalu ujung lainnya diletakkan di grounding

stopkontak A”’, lalu dipindahkan ke stopkontak AC, dan stopkontak B.

Apabila didapatkan hasil 0Ω maka alat tersebut dalam keadaan baik.

Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel line 6A yang berada

didalam MCB, lalu ujung lainnya diletakkan di line stopkontak A”’,

lalu dipindahkan ke lampu A, saklar tukar A’ dan saklar tukar A”’.

Apabila didapatkan hasil 0Ω maka alat tersebut dalam keadaan baik.

Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel line 4A yang berada

didalam MCB, lalu ujung lainnya diletakkan di line stopkontak B, lalu

dipindahkan ke lampu C’, lampu C’’, lampu D, saklar seri C, dan saklar

tunggal B’. Apabila didapatkan hasil 0Ω maka alat tersebut dalam

keadaan baik.

22

Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel line 4A yang

berada didalam MCB, lalu ujung lainnya diletakkan di line stopkontak

AC. Apabila didapatkan hasil 0Ω maka alat tersebut dalam keadaan

baik.

3.4.2 Cara test megger

Kabel dan alat-alat instalasi sudah terpasang sesuai dengan yang

seharusnya.

Belum menyambungkan kabel-kabel tersebut dengan tegangan dari

PLN.

Pada MCB terbuka (belum dimasukkan kabelnya ke dalam MCB)

untuk kabel linenya.

Untuk kabel grounding dan netral sudah dipasang ditembaga yang

ada dibagian atas dan bawah dalam kotak MCB.

Lalu mengetes satu persatu dengan alat megger.

Pertama kita menjepit bagian (+) megger ke line1, dan bagian( - )

megger ke kabel grounding. Lalu bagian (+) megger dipindahkan ke

line2 dan line3.

23

Untuk bagian kedua, menjepit bagian (+) megger ke line1, dan bagian

(-) megger ke kabel line2. Setelah line2 (+) megger dipindahkan ke

line3.

Untuk bagian ketiga, menjepit bagian (+) megger ke line2, dan bagian

(-) megger ke kabel line3.

Untuk bagian keempat, menjepit bagian (+) megger ke line1, dan

bagian (-) megger ke kabel netral. Setelah line1 mendapatkan hasil,

lalu (+) megger dipendahkan ke line2 dan line3. Setelah line2 (+)

megger dipindahkan ke line3.

Lalu yang terakhir menjepit bagian (+) megger ke netral, dan

bagian( -) megger ke kabel grounding.

3.4.3 Cara test tegangan listrik

Mengkalibrasi ohmmeter terlebih dahulu.

Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel line 4A yang berada

didalam MCB, lalu ujung lainnya diletakkan di line lampu D. Apabila

ditekan pada saklar D besar tahanannya berubah dari 0 ke tak

terhingga Ω berarti alat tersebut dalam keadaan baik.

24

Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel line 4A yang berada

didalam MCB, lalu ujung lainnya diletakkan di line lampu C’. Apabila

ditekan pada saklar C besar tahanannya berubah dari 0 ke tak

terhingga Ω berarti alat tersebut dalam keadaan baik.

Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel line 4A yang berada

didalam MCB, lalu ujung lainnya diletakkan di line lampu C”. Apabila

ditekan pada saklar C besar tahanannya berubah dari 0 ke tak

terhingga Ω berarti alat tersebut dalam keadaan baik.

Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel line 6A yang berada

didalam MCB, lalu ujung lainnya diletakkan di line lampu A. Apabila

ditekan pada saklar tukar A’ dan saklar tukar A” besar tahanannya

berubah dari 0 ke tak terhingga Ω berarti alat tersebut dalam

keadaan baik.

Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel line 4A yang berada

didalam MCB, lalu ujung lainnya diletakkan di line stopkontak AC.

Apabila ditekan pada saklar AC besar tahanannya berubah dari 0 ke

tak terhingga Ω berarti alat tersebut dalam keadaan baik.

Salah satu ujung ohmmeter diletakkan di kabel line 4A yang berada

didalam MCB, lalu ujung lainnya diletakkan di line stopkontak B.

Apabila ditekan pada saklar B’ besar tahanannya berubah dari 0 ke

tak terhingga Ω berarti alat tersebut dalam keadaan baik.

3.4.4 Cara tes kWh meter

Pada kWh meter terdapat 4 sambungan. Dua sambungan

dihubungkan ke lampu/beban 2 sambungan yang lain dihubungkan ke

MCB ( 1 sambungan ke netral, 1 sambungan yang lain ke jumper MCB 4

A)

25

Hidupkan MCB 6A, lampu-lampu atau beban yang berada di

kelompok 1 (MCB 6A) akan menyala. Ketika beban sudah menyala

semua, matikan kembali MCB 6A nya

Hidupkan MCB 4A, lampu-lampu atau beban yang berada di

kelompok 2 (MCB 4A) akan menyala. Ketika beban sudah menyala

semua, matikan kembali MCB 4A nya

Hidupkan MCB 4A, lampu-lampu atau beban yang berada di

kelompok 3 (MCB 4A / stop kontak AC) akan menyala. Ketika beban

sudah menyala semua, matikan kembali MCB 6A nya

Hidupkan semua MCB hingga semua beban/lampu menyala,

kemudian, hitung waktu putaran MCB jika putarannya ditentukan 10

putaran.

BAB IV

DATA HASIL PENGUJIAN

Form Check List

4.1 Form ohm meter

KelompokStop

kontakSaklar tukar

Saklar tunggal

Saklar seri

Lampu

I √ √ √II √ √ √ √III √ (AC)

√ = Nyala atau berfungsi dengan baik

4.2 Form uji isolasi (magger)Hasil test sebagai berikut :

26

Kelompok beban ArusTahanan isolasi

(MΩ)

1L1 – PE 190 MΩL1 – N 190 MΩL1 – L2 180 MΩ

2L2 – PE 190 MΩL2 – N 140 MΩL2 – L3 190 MΩ

3L3 – PE 180 MΩL3 – N 180 MΩL3 – L1 190 MΩ

- N – PE 190 MΩ

4.3 Test sumber tegangan (PLN)Hasil test sebagai berikut :

Kelompok beban Nama komponen Keterangan

1Stop kontak

Saklar tukar (A) Lampu pijar (A)

2Saklar tunggal (B)

Stop kontak (B) Saklar seri (C)

Lampu pijar (C) Saklar tunggal (D)

Lampu pijar (D) 3 Socket AC

√= Kondisi komponen peralatan instalasi listrik baik

27

4.4 Tes KWH meter

BAB V

ANALISA DATA

Dari praktikum instalasi listrik yang telah kami lakukan, kami

mendapatkan sejumlah data yang nantinya akan digunakan dalam

perhitungan daya pada laporan ini.

Dengan kami mengambil sampel 9 (sembilan) putaran pada kWh

meter dengan konstanta 900 putaran/kWh , maka kami mendapatkan

waktu sebanyak 1.02 menit atau 60.2 detik. Oleh karena itu, kami mencoba

membandingkan hasil praktek kami dengan teori yang coba kami

tunjukkaan, berikut analisanya,

1. Hasil pengukuran daya secara praktek dan teori

Secara teori dari hasil penjumlahan pada diagram daya, bahwa

kami menggunakan 6 (enam) buah lampu 100 Watt dan 1 (satu)

28

buah lampu 25 Watt sehingga daya yang terpakai secara teori

adalah 625 Watt

Adapun secara praktek didapatkan hasil perhitungan dengan

rumus mencari daya sebagai berikut,

Diketahui :

Jumlah putaran : 9 putaran

Konstanta putaran kWh : 900 putaran/kWh

Waktu (pada 9X putaran) : 60.2 detik

WATT = (3600 x 9)/(900 x 60.2) x 1000

= 598.0066445 Watt

Artinya prosentase daya praktek terhadap perhitungan secara teori

adalah 95.68% dan itu artinya perhitungan praktek yang kami

buktikan tidak berbeda jauh dengan daya praktek yang ada pada

diagram daya.

2. Dari tes pengecekan dengan ohm meter dan megger dapat kami analisa

bahwa semua komponen berfungsi dengan seharusnya karena memiliki

nilai hambatan lebih dari 150 Megaohm. Sama halnya dari tes uji

29

WATT = (3600 x Jumlah Putaran) / (Konstanta x Waktu n Putaran) x 1000

tegangan, dapat dilihat juga bahwa semua komponen berfungsi dengan

seharusnya juga. Namun, hasil perhitungan daya secara teori sedikit

berbeda dengan hasil praktek, praktikum kami menghasilkan selisih

yang dapat dikatakan sedikit, adapun alasan permasalahan tersebut

diantaranya adalah :

1. Kemungkinan pada saat menghitung waktu yang dibutuhkan kami

kurang tepat menekan tombol start pada stopwatch dengan

putaran pada kWh meter, sehingga terjadi selisih perbedaan teori

dan praktek.

2. Banyaknya isolasi yang kami sambung yang menghubungkan antar-

kabel sehingga menambah nilai hambatan kabel pada rangkaian

listrik ini.

3. Kerja beberapa lampu yang ditunjukkan dengan nyala yang tidak

normal dengan daya yang sama pada lampu lainnya. Maksudnya,

ada beberapa lampu ketika kami menyambung dengan sumber

arus, beberapa lampu 100Watt ada yang menyala tidak normal

seperti lampu 100Watt lainnya. Dan hal ini mungkin yang

menyebabkan ada nilai atau selisih perbedaan daya pada praktek

dan teori yang kami tunjukkan.

30

BAB VI

KESIMPULAN

1. Dari hasil perhitungan teori dan praktek, kami dapat menyimpulkan

bahwa dari data tersebut tidaklah berbeda jauh dari perhitungan

secara teori maupun praktek. Sehingga kami dapat menduga tidak

terjadi kesalahan ataupun gangguan yang menyebabkan perbedaan

signifikan dari hasil perhitungan kami.

2. Dalam praktikum instalasi penerangan ini yang harus diperhatikan

adalah prinsip-prinsip dalam perencanaan instalasi listrik sesuai

Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) 1987, yaitu sebagai berikut ;

1. Keamanan.

2. Keandalan.

3. Kemudahan.

4. Ketersediaan.

5. Pengaruh lingkungan.

31

6. Ekonomi.

7. Keindahan.

3. Kita dapat mengetahui bagaimana cara pengujian secara ohmmeter

test magger dan sumber tegangan PLN.

4. Instalasi adalah bagian terpenting dari pendistribusian listrik di pabrik,

rumah, dll. Maka komponen-komponen instalasi seperti piping,

pemasangan kabel, junction box harus di maksimal pemakaiannya.

Perlu dan sangat di anjurkan pula keandalan dan kelayakan

komponen-komponen tersebut agar saat di uji tidak terjadi kesalahan

yang memungkinkan listrik tidak terdistribusi.

Saran :

1. Kami berharap keberadaan alat-alat di toolbox yang digunakan dalam

proses praktikum ini untuk kemudian dicek dan diperbaharui kembali

dengan yang lebih laik atau yang lebih baik.

2. Selanjutnya kami juga berharap kepada dosen pembimbing tugas

praktikum ini untuk lebih sering lagi mengawasi proses praktikum

kami di laboraturium karena terkadang ada suatu kondisi dimana

kami mendapatkan permasalahan dan butuh penjelasan akan tetapi

kami sendiri bingung mau bertanya kepada siapa dan akhirnya kami

menunda untuk bertanya dan melanjutkan pemangan komponen yang

lainnya sehingga artinya kami menunda suatu pekerjaan dan hal

tersebut yang sering memakan rentan waktu kerja kami di

laboraturium.

32

DAFTAR PUSTAKA

_____________. 2000. Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000). Jakarta : Badan Standarisasi Nasional Pendidikan.

http://digilib.mercubuana.ac.id/manager/file_skripsi/

http://andhy07.files.wordpress.com/2010/02/pedoman-penulisan- skripsi

http://mirror.kioss.undip.ac.id/pustaka-bebas/pendidikan/materi-kejuruan/elektro/transmisi/teknik_jaringan_listrik

http://dunia-listrik.blogspot.com/2008/12/puil-persyaratan-umum-instalasi-listrik.html

33