Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

download Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

of 25

description

makalah

Transcript of Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    1/25

    1.1 Benih gigi

    Perkembangan setiap gigi individu dimulai dengan pembentukan suatu benih gigi.

    Benih gigi berasal dari 2 jarinngan embrio yaitu bagian yang berkembang dari lamina gigi

    yang berasal dari ektodermal dan bagian lain yang berasal dari mesenkim yang terletak

    dibawah ektodermal.

    Benih gigi dibentuk dari 3 organ pembentuk :a. Organ enamel; yang berkembang seperti tombol, tumbuh diatas lamina gigi

    (berasal dari ektodermal), dan berasal dari epitel, dimana lapisan

    didalamnya akan membentuk enamel.

    Kuntum dari sel epithelial (organ enamel) dibentuk sebagai hasil dari

    pembiakan sel-sel. Perkembangan selanjutnya, menghasilkan bentuk

    kuntum (bud), bentuk topi (cap), dan berbentuk lonceng (bell) dari organ

    enamel.

    b. Dental papilla (organ dentin); yang berkembang dari dasar jaringanmesenhim (jaringan pengikat permulaan) yang berasal dari mesenhim dan

    akan membentuk dentin dan tinggal disekitar ruang sentral dari dentin

    sebagai pulpa.

    c. Kantung gigi (organ periodontal); yang juga berkembang dari dasarmesenhim, yang berasal dari mesenhim dan akan membentuk struktur

    penyanggah gigi, semnentum, tulang alveolar dan selaput periodontal.

    Perkembangan organ enamel berfungsi untuk membentuk jaringan pengikat bawah,

    yang akan berkembang dan menjadi padat untuk membentuk dental papilla. Dengan cara

    serupa jaringan pengikat mengelilingi organ enamel dan dental pailla menjadi padat dan

    membentuk organ periodontal.

    Tidak semua gigi berkembang dalam waktu yang lama. Tanda-tanda pertama dari

    perkembangan gigi pada embrio ditemukan didaerah anterior mandibula waktu usia 5-6

    minggu, sesudah terjadi tanda-tanda perkembangan gigi di daerah anterior maksila

    kemudian berlanjut kea rah posterior dari kedua rahang.

    3

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    2/25

    Perkembangan dimulai dengan pembentukan lamina gigi. Dental lamina adalah

    suatu pita pipih yang terjadi karena penebalan jaringan epitel mulut (ektodemal) yang

    meluas sepanjang batas oklusal dari mandibula dan maksila pada tempat dimana gigi-gigi

    akan muncul kemudian. Dental lamina tumbuh dari permukaan sampai dasar mesenkim

    (Harshanur, 1991).

    2.1 Anatomi Gigi

    2.1.1 Struktur Jaringan Keras Gigi :

    Lapisan email, merupakan lapisan yang paling keras. Tulang gigi (dentin), di dalamnya terdapat saraf dan pembuluh darah. Rongga gigi (pulpa), merupakan bagian antara corona dan radiks. Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi. Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulangrahang.

    Akar gigi melekat pada tulang rahang dengan perantaraan semen gigi.

    Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetapmelekatpada gusi. Terdiri atas:

    - Lapisan semen, merupakan pelindung akar gigi dalam gusi.- Gusi, merupakan tempat tumbuh gigi.

    4

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    3/25

    1. Email / Enamel

    Enamel/email, sebenarnya bagian ini merupakan bagian gigi yang

    paling keras. Enamel inilah yang melapisi mahkota gigi dan mempunyai

    ketebalan yang bervariasi mulai bagian puncak mahkota dan akan semakin

    menipis ketebalannya pada dasar mahkota, tepatnya pada perbatasan mahkota

    dengan akar gigi.Email pada dasarnya merupakan jaringan keras yang

    melapisi mahkota gigi yangterbentuk dari sel-sel ameloblas. Enamel berasal

    dari jaringan ektoderm yanghanya dapat terbentuk di daerah mahkota dan

    penuh dengan garam-garam Ca.Enamel merupakan jaringan terkeras dari

    tubuh yang juga sangat peka terhadaprangsangan. Proses ameloblast didahului

    dentinogenesis. Enamel dapat berpoliferasi dengan mitokondria dan retikulum

    endoplasma. Antara email dandentin membentuk dentino cemento

    junction.Warna enamel gigi pun sebenarnya tidak putih mutlak, kebanyakan

    lebihmengarah keabu-abuan dan semi translusen. Kecuali pada kondisi

    enamel yangabnormal seringkali menghasilkan warna yang menyimpang dari

    warna normalenamel dan cenderung mengarah ke warna yang lebihgelap.Semakin menuju ke bagian dalam dari enamel, kekerasannya akan

    semakin berkurang. Bagian enamel ini pula yang menjadi awal terjadinya

    lubang pada gigi,karena sifatnya mudah larut terhadap asam, dan kelarutannya

    juga meningkatseiring dengan semakin dalamnya lapisan enamel. Untuk itu

    http://1.bp.blogspot.com/_wQ-5DNnXjEY/TSHHeEFS8eI/AAAAAAAABT0/2YnANHp7xqE/s1600/Struktur-Gigi1.jpg
  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    4/25

    kenapa kita seringmendengar anjuran untuk sering menggosok gigi adalah

    agar kondisi enamel gigikita bisa dicegah dari kondisi asam seminimal

    mungkin. Email tidak mempunyaikemampuan untuk menggantikan bagian-

    bagian yang rusak, oleh karena itu begitugigi erupsi maka terlepaslah ia dari

    jaringan-jaringan lainnya yang ada di dalamgusi/rahang. Akan tetapi ada hal-

    hal lain yang dapat memperkuat dirinya yaitu begitu erupsi, lalu terjadi

    perubahan-perubahan susunan kimia pada dirinyasehingga email akan lebih

    kuat menghadapi rangsangan-rangsangan yangditerimanya. Jadi bila email

    rusak sekali saja rusak harus ditambal karena ia tidak mempunyai kemampuan

    untuk menggantikan bagian-bagian yang rusak.

    2. DentinDentin merupakan bagian yang terluas dari struktur gigi, meliputi

    seluruh panjang gigi mulai dari mahkota hingga akar. Dentin pada mahkota

    gigi dentin dilapisi oleh enamel, sedangkan dentin pada akar gigi dilapisi oleh

    sementum. Bagian ini memegang peranan yang sangat penting yaitu sebagai

    pelindungdari ruang pulpa. Jadi sebenarnya bagian inilah yang menjadi

    pertahanan kedua gigi kita setelah enamel. Dentin membentuk bagian terbesar

    dari gigi dan merupakan jaringan yang telah mengalami kalsifikasi samaseperti tulang, tetapi lebih keras karena kadar garam kalsiumnya lebih besar

    80% dalam bentuk hidroksi apatit. Di dalam dentin terdapat odontoblas yang

    berasal dari mesenkim yang mensintesis glikosaminoglikans. Sel pada

    puncaknya yang menghadap dentin membentuk cellweb dengan junctional

    complex dan tonjolan sitoplasma. Di dalam dentin terdapat saluran-saluran

    kecil yang disebut sebagai tubulus dentin. Dentin muda yang baru terbentuk

    merupakan suatu lapisan yang berhubungan dengan pangkal tonjolan

    odontoblas dan disebut sebagai predentin. Di dalam dentin juga terdapat

    daerah-daerah kecil yang disebut ruang interglobular, yang hanya sebagian

    atau tidak sama sekali mengalami pengapuran. Pembentukan dentin bersifat

    siklis dan tidak teratur. Dentin peka terhadap rasa raba, panas, dingin dan

    konsentrasi ionhidrogen.

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    5/25

    3. PulpaPulpa gigi berada dalam jaringan keras yang meliputi dentin, enamel,

    sementum. Pulpa adalah jaringan lunak dari gigi, bentuk luar pulpa seperti

    membentuk mahkota. Pulpa gigi ini akan membentuk dentin. Bentuk garis

    luar pada saluran pulpa mengikuti bentuk akar gigi. Pulpa gigi berasal dari sel

    crest neural(ectomesenchyme). Proliferasi dan kondensasi sel-sel ini

    mengarah pada.

    pembentukan papilla gigi dari tempat dimana pulpa yang matang berasal.

    Pulpayang matang menyerupai jaringan konektif, dengan lapisan sel yang

    sangatkhusus, odontoblas, bersama dengan perifernya. Bungkus fisik pupla

    gigi,inervasi saraf sensor yang sering terjadi, serta komponen yangkayamikrosirkulatori membuat pupla gigi menjadi jaringan yang unik.

    Pengetahuanmengenai fungsi pulpa yang normal, komponen-komponennya

    serta interaksinyasangat diperlukan untuk memberikan kerangaka guna

    memahami perubahan yangterjadi dalam pulpa yang terkena penyakit.

    Bagian-bagian pada pulapa terdiri dari:

    1. Rongga pulpa : terdapat pada bagian korona gigi2. Tanduk pulpa : ujung dari ruang pulpa3. Saluran pulpa / saluran akar : dimana rongga pulpa terdapat pada bagian

    akar gigi

    4. Foramen apikal : ujung dari saluran pulpa (apeks)5. Suplementari canal : mempunyai 2 atau lebih cabang atauyang lebih

    dekat dengan cabang apikalnya.

    6. Orifice : pintu masuk saluran akar gigi

    4. Sementum

    Sementum adalah suatu jaringan mesenchymal terkalsifikasi yang

    membentuk lapisan luar akar gigi anatomis, yang berfungsi sebagai tempat perlekatan

    ligamentum periodontal ke gigi. Sementum terdiri dari 3 tipe, yaitu :

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    6/25

    a. Cellular sementum : Mengandung sementosit yang berada dalamlakuna,sehingga berhubungan melalui suatu sistem anastomosa

    kanalikuli.Sementum seluler ini ditemukan di daerah apikal dan region furkasi

    gigi.Ada 2 sumber serat kolagen dalam sementum yaitu Sharpeys fiber, dan

    kelompok serat yang merupakan bagian matrix sementum yang dibentuk

    oleh sementoblast. Sementum aseluler terletak pada lapisan paling dalamdan

    tidak memiliki sel.

    b. Acellular sementum : Menutupi semua bagian dari permukaan akar gigi yangberupa lapisan hyaline yang tipis, juga mempunyai garis incrementalyangberjalan secara parallel pada permukaan akar gigi. Terdiri atas Sharpeys

    fibers yang dimineralisasi

    c. Sementum intermediate ditemukan pada bagian sementodentinaljunction,sehingga dapat bersifat sebagai sementum maupun dentin. Bagian

    yangdekat enamel karakteristiknya seperti aprismatik enamel.Sementum

    menutupi dentin akar gigi mulai dari leher sampai ujung bawahnya,dan

    berfungsi untuk mengikat gigi pada membran periodontal. Sementum

    sepertitulang, merupakan jaringan labil yang bereaksi terhadap stress dan

    dalam keadaantertentu dapat mengalami resorpsi dan hiperplasi. Sementum

    memberi nutrisi pada gigi. Jaringan sementum tidak mengadakan resorpsi atau

    pembentukan kembalitetapi mengalami apposisi atau makin tua umur makin

    tebal lapisan semen, pembentukan semen ini berjalan dari arah selaput

    periodontal sebagai lapisan.Menurut Gottlieb, pengendapan semen terjadi

    terus mnerus selama hidup dan ini berhubungan dengan terjadinya

    pertumbuhan gigi.

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    7/25

    3.1 Tahap Perkembangan Benih Gigi

    Tahap perkembangan adalah sebagai berikut (McDonald dan Avery, 2000;

    Finn, 2003):

    a. Inisiasi (bud stage)Merupakan permulaan terbentuknya benih gigi dari epitel mulut. Sel-sel

    tertentu pada lapisan basal dari epitel mulut berproliferasi lebih cepat daripada sel

    sekitarnya. Hasilnya adalah lapisan epitel yang menebal di regio bukal lengkung gigi

    dan meluas sampai seluruh bagian rahang atas dan bawah.

    b. Proliferasi (cap stage)Lapisan sel-sel mesenkim yang berada pada lapisan dalam mengalami

    proliferasi, memadat, dan bervaskularisasi membentuk papil gigi yang kemudianmembentuk dentin dan pulpa pada tahap ini. Sel-sel mesenkim yang berada di

    sekeliling organ gigi dan papila gigi memadat dan fibrous, disebut kantong gigi yang

    akan menjadi sementum, membran periodontal, dan tulang alveolar.

    c. Histodiferensiasi (bell stage)Terjadi diferensiasi seluler pada tahap ini. Sel-sel epitel email dalam (inner

    email epithelium) menjadi semakin panjang dan silindris, disebut sebagai ameloblas

    yang akanberdiferensiasi menjadi email dan sel-sel bagian tepi dari papila gigi

    menjadi odontoblasyang akan berdiferensiasi menjadi dentin.

    d. MorfodiferensiasiSel pembentuk gigi tersusun sedemikian rupa dan dipersiapkan untuk

    menghasilkan bentuk dan ukuran gigi selanjutnya. Proses ini terjadi sebelum deposisi

    matriks dimulai. Morfologi gigi dapat ditentukan bila epitel email bagian dalam

    tersusun sedemikian rupa sehingga batas antara epitel email dan odontoblas

    merupakan gambaran dentinoenamel junction yang akan terbentuk. Dentinoenamel

    junction mempunyai sifat khusus yaitu bertindak sebagai pola pembentuk setiap

    macam gigi. Terdapat deposit email dan matriks dentin pada daerah tempat sel-sel

    ameloblas dan odontoblas yang akan menyempurnakan gigi sesuai dengan bentuk dan

    ukurannya.

    e. Aposisi

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    8/25

    Terjadi pembentukan matriks keras gigi baik pada email, dentin, dan sementum.

    Matriks email terbentuk dari sel-sel ameloblas yang bergerak ke arah tepi dan telah

    terjadi proses kalsifikasi sekitar 25%-30%.

    3.1.1 Struktur Perkembangan Benih Gigi

    Tahap 1 - Inisiasi

    Tahap 2 - Proliferasi

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    9/25

    Tahap 3 - Histodiferensiasi

    Tahap 4 - Morfodiferensiasi

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    10/25

    Tahap 5Aposisi menurut Cate (1998) adalah :

    1. Ektodermis: Lapisan benih luar dari 3 lapisan benih primitif dari embrio yangsedang berkembang (saraf, kulit, email, membran mukosa mulut).

    2. Mesodermis: Lapisan benih tengah suatu embrio (antara ektodermis danendodermis).

    3. Lapisan Basal: Lapisan paling dasar dari epitelium.4. Membran Dasar: Suatu lembaran tipis yang mendasari epitelium.5. Bud: Suatu penebalan dari jaringan ektodermal.6. Epitelium: Lapisan sel tipis yang membatasi atau menutupi permukaan

    dalam atau luar tubuh.

    7. Jaringan Mesenkim: Jaringan ikat embrional yang mampu berkembangmenjadi berbagai macam jaringan ikat (tulang, tulang rawan, darah, jaringan

    limfe).

    8. Organ Enamel: Disebut juga sebagai dental organ, yaitu semacam selagregasi yang terlihat secara histologis pada perkembangan gigi. Terletak di

    atas kondensasi dari sel ektomesenkim yang disebut papilla gigi.

    9. Stellat Retikulum: Suatu jaringan yang bentuknya menyerupai bintang-bintang dan mensintesis glikosaminoglikan.

    10. Papilla Gigi: Jaringan yang sebagian masuk dalam organ email pembentukdentin yang kemudian akan menjadi jaringan pulpa.

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    11/25

    11. Kantung Gigi: Bagian yang ke depannya akan membentuk lapisansementum.

    12. Dental Lamina: Suatu penebalan jaringan epitel.13. Dental Epitelium Luar: Disebut juga enamel epitelium eksternal, yaitu

    semacam lapisan berbentuk sel- sel kubus pada batas luar (periferal) organ

    enamel pada masa perkembangan dan pertumbuhan benih gigi. Pertama kali

    terlihat pada saat bell stage.

    14. Dental Epitelium Dalam: Disebut juga enamel epitelium internal, yaitusemacam lapisan sel berbentuk kolom- kolom yang letaknya melingkar di

    dekat papilla gigi. Pertama kali terlihat pada waktu bell stage.

    15.

    Tulang Alveolar: Tulang yang memiliki fungsi sebagai penahan gigi geligi.

    4.1Faktor-faktor yang mempengaruhi erupsi gigia) Faktor keturunan (genetik)

    Faktor keturunan dapat mempengaruhi kecepatan waktu erupsi gigi

    (Koch, dkk., 1991). Faktor genetik mempunyai pengaruh terbesar dalam

    menentukan waktu dan urutan erupsi gigi, termasuk proses kalsifikasi

    (Moyers, 2001). Pengaruh faktor genetik terhadap erupsi gigi adalah sekitar

    78% (Stewart, dkk., 1982; Moyers, 2001).

    b) Faktor rasPerbedaan ras dapat menyebabkan perbedaan waktu dan urutan erupsi

    gigi permanen. Waktu erupsi ggi orang Eropa dan campuran Amerika dengan

    Eropa lebih lambat daripada waktu erupsi orang Amerika berkulit hitam dan

    Amerika Indian (Moyers, 2001). Orang Amerika, Swiss, Perancis, Inggris,

    dan Swedia termasuk dalam ras yang sama yaitu Kaukasoid dan tidak

    menunjukkan perbadaan waktu erupsi yang terlalu besar (Stewart, dkk.,

    1982).

    c) Jenis kelaminWaktu erupsi gigi permanen rahang atas dan bawah terjadi bervariasi

    pada setiap individu. Pada umumnya waktu erupsi gigi anak perempuan lebih

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    12/25

    cepat dibandingkan laki-laki. Perbedaan ini berkisar antara 1 hingga 6 bulan

    (Clark, 1994).

    d) Faktor lingkunganPertumbuhan dan perkembangan gigi dipengaruhi oleh faktor

    lingkungan tetapi tidak banyak mengubah sesuatu yang telah ditentukan oleh

    faktor keturunan. Pengaruh faktor lingkungan terhadap waktu erupsi gigi

    adalah sekitar 20% (Moyers, 2001). Faktor-faktor yang termasuk ke dalam

    faktor lingkungan antara lain:

    1. Sosial ekonomiTingkat sosial ekonomi dapat mempengaruhi keadaan nutrisi,

    kesehatan seseorang dan faktor lainnya yang berhubungan (Stewart, dkk.,1982). Anak dengan tingkat ekonomi rendah cenderung menunjukkan

    waktu erupasi gigi yang lebih lambat dibandingkan anak dengan tingkat

    ekonomi menengah (Moyers, 2001).

    2. NutrisiFaktor pemenuhan gizi dapat mempengaruhi waktu erupsi gigi

    dan perkembangan rahang (Djoharnas, 2000). Nutrisi sebagai faktor

    pertumbuhan dapat mempengaruhi erupsi dan proses kalsifikasi.

    Keterlambatan waktu erupsi gigi dapat dipengaruhi oleh faktor

    kekurangan nitrisi, seperti vitamin D dan gangguan kelenjar endokrin.

    Pengaruh faktor nutrisi terhadap perkembangan gigi adalah sekitar 1%

    (Moyers, 2001).

    3. Faktor penyakitGangguan pada erupsi gigi permanen dapat disebabkan oleh penyakit

    sistemik dan beberapa sidroma, seperti down syndrome, cleidocranial

    dysostosis, hypothyroidism, hypopituitarism,beberapa tipe dari craniofscial

    synostostosis dan hemifacial atrophy

    4. Faktor lokalFaktor-faktor lokal yang dapat mempengaruhi erupsi gigi adaah

    jarak gigi ke tempat erupsi, malformasi gigi, adanya gigi berlebih, trauma

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    13/25

    dari benih gigi, mukosa gigi yang menebal, dan gigi sulung yang tanggal

    sebelum waktunya (Salzmann, 1975).

    5.1 Resorpsi Akar Gigi

    Dalam ilmu kedokteran gigi, resorpsi akar adalah pengrusakan atau

    penghancuran yang menyebabkan kehilangan struktur gigi. Hal ini disebabkan oleh

    kerja sel tubuh yang menyerang bagian dari gigi. Bila kerusakan meluas ke seluruh

    gigi, dinamakan resorpsi gigi. Kerusakan akar yang parah dapat terjadi bila kerusakan

    sudah mencapai pulpa, sehingga sangat sulit untuk dirawat dan biasanya memerlukan

    ekstraksi gigi. Resorpsi akar terjadi akibat diferensiasi makrofag menjadi odontoklas

    dan osteoklas yang akan meresorpsi sementum, permukaan akar, serta dentin akar.

    Tingkat keparahannya bervariasi dapat dilihat dari bukti-bukti berupa lubang

    mikroskopis yang dapat menyebabkan kehancuran pada permukaan akar

    (Nasution,2010).

    Resorpsi akar dapat disebabkan oleh tekanan pada permukaan gigi. Tekanan

    tersebut dapat berasal dari trauma, erupsi gigi ektopik yang mengenai gigi tetangga,

    infeksi, beban oklusal yang berlebihan, pertumbuhan tumor yang agresif, maupun

    yang tidak dapat diketahui penyebabnya atau idiopatik. Menurut Weiland penyebab

    yang paling utama adalah kekuatan ortodonti (Nasution,2010).

    Akar gigi dilindungi oleh sementum. Sementum merupakan struktur yang

    menyerupai tulang. Namun sementum lebih resisten terhadap resorpsi daripada

    tulang. Ada sejumlah gteori yang menjelaskan mengapa ini terjadi. Hipotesis yang

    paling umum adalah bahwa sementum lebih keras dan lebih termineralisasi

    dibandingkan dengan tulang. Sementum juga bersifat antiangiogenik, sehingga dapat

    mencegah aksesosteoklas. Walaupun demikian bila kekuatan besar diberikan pada

    apeks gigi sementum juga dapat mengalami resorpsi (Nasution,2010).

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    14/25

    6.1Gigi Persistensi

    Persistensi gigi adalah suatau kasus dimana gigi susu tetap bertahan pada lengkung gigi

    melebihi waktu normal sehingga menyebabkan gangguan erupsi dari gigipermanen

    penggantinya.

    6.1.1 Faktor penyebab :

    a. AnkilosisAdalah suatu keadaan dimana sebagian atau seluruh sementumakar gigi

    menyatuh dengan tulang alveolar pendukungnya. Gigi yang sering ankilosis

    adalah molar pertama dan ke dua gigi susu rahang bawah. Gigi yang ankilosis

    akan tetap bertahan pada temparnya dan menghalangi erupsi gigi permanen

    penggantinya.

    b. Lambatnya resorpsi akar gigi susuSetiap kali gigi tetap bergerak menuju permukaan, akar gigi susu berangsur

    memendek, sampai akhirnya bisa tanggal sendiri (ini disebut proses resorpsi

    akar). Akar gigi susu itu dari hari ke hari akan bertambah pendek (karena diserap

    oleh tubuh kita sendiri) seiring dengan pergerakan gigi tetap yang akan

    menggantikannya. Sampai pada saat pas akan digantikan gigi tetap, akar gigi

    susu ini sudah jadi demikian pendeknya dan jadi goyang sekali sehingga akan

    tanggal sendiri. Jadi, terjadi proses interaksi antara gigi susu dan gigi tetap

    penggantinya

    c. HypotirodismAdalah kekurangan hormon tiroid yang berperan untuk meransang metabolisme

    sel dan mengatur metabolisme tubuh secara keseluruhan. Serta mengontrol

    pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Kekurangan hormon tiroid menyebabkan

    persistensi gigi dalam waktu yang lama karena kekurangan hormon tiroid

    menyebabkan resorpsi akr gigi susu dan perkembangan tulang rahang terganggu.

    d. Malposisi benih gigi permanen.

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    15/25

    Benih gigi permanen kadang- kadang berada pada posisi abnormal misalnya

    horizontal, mesioangular, distoangular dan sebagainya. Arah erupsi gigi

    permanen yang menyimpang akan menyebabkan akar gigi susu tidak resorpsi

    sebagian atau seluruhnya sehingga gigi susu tetap bertahan pada lengkungangigi.

    6.1.2 Dampak persistensi gigi

    Adanya persistensi dapat menyebabkan gangguan erupsi gigi permanen pengganti,

    sehingga dapat menimbulkan bermacam-macam anomali, diantaranya sebagai

    berikut

    a. Gigi terbalik anteriorGigi terbalik anterior atau disebut gigitan silang atau oklusi terkunci. Anomali

    tersebut merupakan kelainan posisi gigi gigi anterior atas yang oklusi disebalah

    lingual gigi anterior bawah dan terkunci saat gigi dalam keadaan oklusi sentrik.

    Gigi anterior atas yang persistensi akan menghalangi jalanya erupsi gigi

    permanen penggantinya sehingga gigi permanen tumbuh mengarah ke arah luar

    (lingual).

    b. Gigi impaksiGigi impaksi adalah suatu keadaan diman gigi sama sekali tidak erupsi atauhanyah erupsi sebagian saja. Meskipun sudah waktunya erupsi sempurna.

    Impaksi ada 2 jenis yaitu :

    - Impaksi penuh ( terjadi pada gigi yang seluruhannya tertanam di dalamtulang )

    - Impaksi sebagian (terjadi pada gigi yang sebagian mahkotanya tertanam didalam tulang dan sebagiannya sudah menembus gingiva.

    Impaksi gigi permanen disbabkan karena adanya persistensi gigi sehingga erupsi

    gigi permanen penggantinya terhambat dan ahkirnya terpendam di dalam tulang

    rahang. Gigi permanen yang sering impaksi karena persistensi adalah gigi

    premolar.

    c. Gigi berjejal

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    16/25

    Istilah gigi berjejal digunakan untuk gigi-gigi yang kurang mempunyai tempat

    yang cukup pada lengkung rahang untuk membentuk susunan gigi- gigi yang

    normal.

    Persistensi menjadi salah satu penyebab kasus ini karena erupsi gigi permanenpengganti terhalang dan ahkirnya tumbuh di luar lengkung gigi. Gigi persistensi

    juga dapat menghambat pertumbuhan tulang alveolar sehingga meskipun gigi

    persistensi tersebut sudah dicabut, tmpat yang tersedia tidak cucukp untuk

    tumbuhnya gigi permanen penggantinya secara normal pada lengkung gigi

    sehingga gigi menjadi berjejal.

    Gigi berjejal dapat menyebabkan penumpukan sisasisa makanan yang terjebak

    pada celah- celah sempit sehingga sulit untuk di bersihkan yang dapt

    menyebabkan tingginya karies gigi.

    6.1.3 Perawatan Anomali pada Gigi Persistensi

    a. Gigitan terbalik anteriorPerawatan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :

    Tanpa Pesawat1. Tongue Blade

    Dapat digunakan untuk mengoreksi gigitan terbalik anterior

    pada satu gigi. Alat ini dipakai saat insisivus atas sedang erupsidan mengarah ke lingual insisivus bawah. Keuntungan cara ini

    adalah biaya murah dan waktu perawatan pendek. Kerugian

    perawatan ini yaitu besar dan arah kekuatan penekanan tidak

    dapat dikontrol dengan tepat sehingga kadang-kadang kekuatan

    yang digunakan terlalu besar dan akhirnya dapat menyebabkan

    gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan akar gigi.

    Keberhasilan perawatan ini tergantung pada kerjasama pasien

    dan orang tua dalam melakukan latihan ini sesuai waktu dan

    aturan yang telah ditetapkan.

    2. Mahkota Stainless SteelDapat digunakan untuk mengoreksi gigitan terbalik anterior

    pada satu gigi. Mahkota stainless steel dipasang terbalik pada

    gigi anterior atas yang palatoversi. Perawatan ini biasanya

    dapat mengoreksi gigitan terbalik anterior dalam waktu satu

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    17/25

    minggu dan diperoleh hubungan overjet dan overbite yang

    normal, namun mahkota ini tetap dipakai sampai satu minggu

    lagi untuk mencegah terjadinya rilep. Keuntungannya yaitu

    midah dilakukan karena dapat dipasang dalam satu kalu

    kunjungan saja. Kerugiannya yaitu mahkota stainless steel

    dapat lepas selama waktu perawatan bila daya rekat semen

    berkurang dan sulit dalam proses pemasangannya jika mahkota

    gigi insisivus baru erupsi sebagian.

    Menggunakan Pesawat1. Pelat Aktif

    Pelat aktif terdiri atas pelat dasar, klamer dan elemen aktif

    seperti lengkung labial, pegas, sekrup dan elastik. Pelat dasar biasanyaterbuat dari akrilik. Pada perawatan gigitan terbalik anterior, pelat

    diperluas sampai menutupi gigi-gigi posterior, sehingga dapat

    membuka gigitan. Gigitan yang terbuka memudahkan untuk

    menggerakkan gigi anterior atas kearah labial dengan menggunakan

    simple spring.Spring yang digunakan berdiameter 0,4 mm atau paling

    besar berdiameter 0,5 mm. Perawatan gigitan terbalik anterior dengan

    pelat aktif mudah dan menguntungkan. Jika dipakai terus menerus

    termasuk ketika makan, maka gigi akan cepat terkoreksi dengan

    sendirinya.

    2. Inclined Plane

    Inclided plane adalah dataran penuntun yang ditempatkan di

    regio anterior bawah untuk merawat gigitan terbalik satu atau dua gigi.

    Inclined plane terbagi dua yaitu tipe cekat dan lepas. Inclined plane

    tipe cekat yaitu penebalan akrilik dengan perluasan ke insisal dibentuk

    bersudut 45 derajat kemudian disemenkan pada gigi anterior bawah.

    Gigi anterior bawah tempat inclined plane disemenkan mencakup gigi

    insisivus tetapi dpat juga diikutsertakan gigi kaninus jika sudah erupsi

    sempurna. Pesawat ini sebagai anterior guide plane akan menuntun

    gigi anterior atas yang palatoversi bergerak ke labial. Inclined plane

    dapat menyebabkan trauma pada gigi anterior bawah maka sebaiknya

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    18/25

    tidak dipakai lebih dari dua minggu. Inclined plane tipe lepas yaitu

    pelat dengan penebalan akrilik di regio anterior sampai ke insisal gigi

    anterior bawah. Perluasan akrilik di bagian insisal dibuat miring kira-

    kira 45 derajat. Pesawat ini tetap dipakai sampai gigi anterior atas

    yang palatoversi terkoreksi kearah labial.

    b. Gigi Impaksi1. Tindakan Bedah untuk Erupsi Fisiologis

    Metode ini diindikasikan untuk gigi impaksi yang mempunyai

    inklinasi aksial normal sehingga apabila gigi tersebut erupsi, akan menempati

    posisi yang normal pada lengkung rahang.

    Teknik bedah untuk erupsi fisiologis gigi impaksi yaitu :

    Dilakukan Rontgenogram untuk mengetahui posisi gigi Eksisi seluruh mukosa dan periosteum yang menutupi mahkota gigi Pembuangan tulang yang menutupi mahkota gigi agar erupsi tidak

    terhalang

    Setelah mahkota gigi terbuka,follicle gigi sekitar mahkota dibuang Keringkan mahkota gigi yang terbuka dan daerah sekitarnya. Pilih

    mahkota gigi dari bahan celluloid yang sesuai. Mahkota celluloid

    diregangkan dengan menggunakan band streching pliers ( tang untuk

    meregangkan cincin ) yang dipanaskan, kemudian mahkota

    diadaptasikan sampai ke bagian servikal gigi impaksi. Bagian servikal

    mahkota celluloid yang berlebih dipotong.

    Mahkota celluloid disterilkan dengan cara dicuci menggunakan airhangat lalu direndam dalam iodine. Setelah dikeringkan, diisi dengan

    bahan antiseptik.

    Mahkota celluloid yang telah diberi bahan antiseptik dipasang kemahkota gigi dan dibiarkan selama seminggu atau 10 hari. Gigi secara

    perlahan akan erupsi secara fisiologis.

    2. Tindakan Bedah dan Perawatan Ortodonti

    Metode ini diindikasikan untuk gigi impaksi yang berada jauh dari

    posisi normal sehingga diperlukan perawatan ortodonti untuk menarik gigi

    tersebut agar erupsi pada lengkung gigi yang normal. Penarikan gigi secara

    ortodonti sebaiknya segera sesudah pembedahan. Tetapi bila tidak

    memungkinkan, selambat-lambatnya dilakukan dua sampai tiga minggu

    sesudah pembedahan. Perawatan ortodonti setelah pembedahan diawali

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    19/25

    dengan pemasangan alat bantu attachment. Alat bantu attachment berfungsi

    sebagai tempat mengikatkan alat ortodonti agar gigi impaksi dapat digerakkan

    ke lengkung gigi. Setelah alat bantu attachment dipasang, diperlukan alat

    ortodonti untuk penarikan gigi impaksi ke lengkung gigi yang normal. Salah

    alat yang dapat digunakan adalah kawat fleksibel A-NiTi yang diikatkan ke

    alat bantuattachment kemudian diikatkan ke lengkung kawat gigi.

    c. Gigi Berjejal Tanpa Pencabutan

    a) Slicing / pengasahanPengasahan diindikasikan untuk kasus gigi anterior berjejal

    dengan kekurangan tempat sekitar 3-4 mm. Besarnya

    pengasahan tidak boleh mengenai lapisan dentin dan harus

    disertai dengan frekuensi karies gigi yang rendah.

    b) Sekrup ekspansiAdalah alat ortodonti yang ditanam pada pelat akrilik dan

    berfungsi untuk memperlebar lengkung rahang dan lengkung

    gigi. Pemakaian sekrup ekspansi diindikasikan untuk kasus

    gigi berjejal dengan kekurangan ruang sekitar 5-6 mm.

    Dengan PencabutanTindakan pencabutan merupakan salah satu cara perawatan

    untuk mengoreksi kasus gigi berjejal. Salah satu perawatan denganpencabutan untuk mengatasi gigi berjejal yaitu dengan seri ekstraksi

    atau pencabutan berantai. Seri ekstraksi diindikasikan untuk kasus gigi

    berjejal dengan kekurangan ruang lebih dari 4 mm serta didukung

    dengan analisa model dan Rontgen foto intraoral. Prosedur seri

    ekstraksi dilakukan dengan pencabutan gigi susu dan gigi permanen

    tertentu yang dilakukan secara kronologis.

    8.1 Hubungan orofasial dengan gigi geligi dalam stomatognathi

    Fungsi otot orofasial berperan penting dalam pembentukan oklusi yang ideal

    pada masa pertumbuhan anak. Otot orofasial yang dapat mempengaruhi

    perkembangan oklusi gigi adalah otot lidah, masseter dan buccinator, serta orbicularis

    oris. Triangular Force Concept merupakan konsep keseimbangan antara ketiga otot

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    20/25

    tersebut. Deteksi dini adanya ketidakseimbangan ketiga otot tersebut dapat mencegah

    terjadinya maloklusi pada anak.

    Aktifitas penelanan menghasilkan tekanan terhadap kompleks orofasial.

    Seseorang melakukan penelanan 2000-2400 kali selama 24 jam, sedangkan anak 800-

    1200 kali selama 24 jam. Hasil penelitian menunjukkan tekanan yang dihasilkan lidah

    selama penelanan adalah 40-700 g/cm2.5 Olehkarena itu, pola penelanan yang salah

    akan mempengaruhi kompleks otot orofasial (Garliner, 1976).

    Menurut Garliner, tiga otot yang mempengaruhi oklusi gigi selama penelanan

    adalah :

    1) otot lidah, yang berfungsi sebagai daya pendorong dan penahan dari dalammulut

    2) otot masseter dan buccinator, kedua otot tersebut akan teraktivasi setiapgerakan penelanan. Adanya kegagalan aktivasi otot disebabkan oleh posisi

    lidah yang salah.

    3) otot orbicularis oris, berperan untuk stabilisasi gigi-geligi yaitu sebagaipenahan alami gigi anterior. Keseimbangan antara ketiga otot tersebut disebut

    triangular force concept.Kompleks otot orofasial telah sempurna sejak lahir.

    Hal tersebut berguna bagi bayi untuk bertahan hidup dan mempelajari

    sekitarnya. Pola penelanan pada bayi disebut pola penelanan infantil. Ciri

    khas penelanan infantil ditandai dengan kontraksi aktif otot bibir, ujung lidah

    berkontak dengan bibir bawah, sedangkan otot lidah bagian posterior dan

    pharingeal sedikit berkontraksi. Otot lidah bagian posterior dan pharingeal

    maturasinya belum sempurna. Pola penelanan infantil

    akan berlangsung sampai anak berusia satu tahun atau setelah erupsi gigi

    insisif sulung. Posisi lidah terhadap relasi gigi insisif atas dan bawah selama

    penelanan akan mengganggu fungsi bibir. Penempatan ujung lidah diantara

    gigi insisif atas dan bawah saat penelanan, maka lidah akan menahan bibir

    bawah berkontak dengan gigi atas. Akibatnya adalah menghalangi fungsi

    orbicularis oris sebagai penahan stabilisasi, sehingga akhirnya otot tersebut

    menjadi lemah (Garliner, 1976).

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    21/25

    9.1Perkembangan Regio Orofacial9.1.2 Perkembangan Wajah

    Setelah ujung caput embrio membengkok di sekitar ujung anterior notochordadan mencapai panjang rata-rata 3mm (sekitar hari ke-25 setelah pembuahan), cavum

    oris primitivum (stomatodeum) akan berkembang sebagai suatu celah kecil yang

    dikelilingi oleh capsula otak di bagian atas, pericardium di bagian bawah, processus

    mandibula dan maxilla pada bagian samping (Dixon, 1993).

    Processus mandibula dengan cepat akan meluas ke medial untuk membentuk

    rahang bawah primitif dan memisahkan stomatodeum dari pericardium. Pada saat

    bersamaan, capsula otak akan terpisah dari cavum oris primitivum melalui

    pembentukan processus frontonasalis. Sel-sel crista neuralis akan bermigrasi dari

    posisi semula di bagian samping tubus neuralis dan membentuk lembaran sel jauh di

    dalam ectoderma embryonicum, bila sudah mencapai regio mata yang sedang

    berkembang, akan terpisah menjadi dua bagian. Aliran sel-sel ke anterior akan masuk

    membentuk mesoderma embryonicum dari processus frontonasalis, sedangkan

    perluasan posterior akan ikut membentuk mesoderma dari arcus pharyngeus.

    Pembesaran processus facialis embryonicum merupakan akibat proliferasi

    mesoderma embryonicum yang berkesinambungan, dimana akan terjadi pembentukan

    tulang-tulang. Batas-batas processus facialis dipisahkan oleh sulcus-sulcus atau

    lipatan yang terletak diantaranya. Sulcus terisi oleh processus yang kecepatan proses

    pertumbuhannya tidak sama, menyebabkan terbentuknya wajah khas seperti yang

    biasa kita temukan pada bayi (Dixon, 1993).

    Kegagalan processus facialis untuk tumbuh dengan akurat dan untuk saling

    bergabung satu terhadap yang lain, dimana melibatkan penggabungan atau penutupan

    selubung ectoderma yang berkontak dengannya, akan menimbulkan cacat

    perkembangan, dikenal sebagai celah wajah. Celah merupakan akibat terganggunya

    salah satu atau beberapa tahap penggabungan processus, termasuk induksi normal

    oleh sel-sel crista neuralis, beberapa keabnormalan pada tahap migrasi atau

    penggabungan mesoderma embryonicum (Dixon, 1993).

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    22/25

    Gambar 1. Gambar yang menunjukkan bagian-bagian ekstternal yang penting dari

    wajah sedang berkembang pada minggu kelima (Dixon, 1993).

    9.1.2 Perkembangan Labium Oris SuperiusPerkembangan labium oris superius pada manusia sampai sekarang ini masih

    belum diketahui dengan jelas dan bahkan ada dua pendapat yang saling berlawanan

    tentang apa peranan mesoderma maxillaris pada pembentukan labium oris ini. Salah

    satu pendapat tersebut diformulasi berdasarkan hasil penelitian klasik dari Frazer

    yaitu labium oris terbentuk seluruhnya dari processus maxillaris. Pendapat lain yag

    sudah diterima kalangan luas tentang perkembangan labium oris manusia adalah

    berdasarkan konsep klasik His, bersama-sama dengan pakar embriologi lainnya pada

    abad tersebut, menganggap bahwa bagian sentral labium oris, termasuk daerah

    cekungan yang disebut philtrum, berasal dari processus frontonasalis sedangkan

    bagian lateral berasal dari processus maxillaris (Dixon, 1993).

    Bagian tengah labium oris superius disebut juga sebagai philtrum, terbentuk

    sebagai suatu sulcus yang terletak tepat di bawah septum nasi. Philtrum mempuyai

    karakteristik berupa tonjolan mesoderma yang membentuk dua sulcus medianus(Dixon, 1993).

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    23/25

    9.1.3 Perkembangan PalatumPada tahap perkembangan ini, celah nasalis akan meluas ke belakang dan

    membentuk orifisium posterior sekunder yang mengarah ke stomatodeum. Jadi

    melalui cara inilah akan terbentuk cavum nasi primitivum. Cavum nasi dikelilingi di

    bagian bawah oleh perluasan ke mesial dari processus maxillaris dan juga oleh

    mesoderma frontonasalis (Dixon, 1993).

    Gambar 2. Diagram regio atas wajah pada embrio manusia berukuran 20 mm

    (minggu ketujuh) dilihat dari bawah (Dixon, 1993).

    Walaupun demikian mesenchyma maxillaris juga meluas ke medial di balikotak sedang berkembangan pada atap cavum oris primitivum. Perluasan mesoderma

    embyonicum dari setiap sisi akan bertemu di garis median dan kemudian mulai

    meluas ke bawah sebagai processus septal, berhubungan di bagian depan dengan

    septum nasi primer dari processus frontonasalis. Processus septal ikut membentuk

    sebagian besar septum nasi definitif (Dixon, 1993).

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    24/25

    Gambar 3. Diagram penampang koronal kepala embrio manusia yang menunjukkan

    processus palatinus dan maxillaris (Dixon, 1993).

    Palatum terbentuk dalam dua bagian, pertama palatum primer dan kedua

    palatum sekunder. Bagian bawah processus frontonasalis kadang-kadang disebut

    sebagai segmen intermaxillaris, ikut membentuk regio philtrum dari labium oris

    superium; segmen premaxillaris yang mengandung empat gigi incisivus dan sebuah

    processus kecil berbentuk segitiga yang meluas ke belakang sebagai palatum primer.

    Pada sekitar minggu perkembanga keenam, dua perluasan processus maxillaris akan

    tumbuh ke arah dalam dan ke bawah sebagai processus palatinus atau lereng yang

    nantinya akan terletak pada kedua sisi lingua yang sedang berkembang (Dixon,

    1993).

  • 5/25/2018 Makala Isu 1 Blog 9 Kelompok Yenis

    25/25

    Gambar 4. Gambar penampang koronal dari kepala embrio manusia dengan panjang

    22 mm pengukuran C.R. (minggu ketujuh). Processus palatinus terletak vertikal pada

    kedua sisi lingua (Dixon, 1993).

    Pada minggu kedelapan, processus palatinus akan menjadi horizontal, saling

    berkontak satu sama lain, akan bergabung tepat di bawah ujung bebas septum nasi.

    Dengan terjadinya perubahan orientasi dari processus palatinus, cavum oris

    primitivum akan terbagai menjadi tiga bagian: cavum nasi kiri dan kanan diatas

    palatum sedang berkembang pada kedua sisi septum nasi, dan cavum oris definitif

    yang terletak di bawah palatum. Pembentukan palatum ini biasanya mengakibatkan

    orifisium posterior dari cavum nasi bergeser ke belakang, sehingga orifisium ini tidak

    lagi membuka ke cavum oris tetapi malahan membuka ke bagian atas pharynx(nasopharynx) (Dixon, 1993).

    Baik septum nasi maupun palatum tampaknya berkembang dalam dua tahapan:

    a. Septum nasi primer berasal dari processus frontonasalis; palatum primer terbentukdari perluasan ke belakang processus frontonasalis

    b. Bagian septum nasi lainnya dan palatum sekundder terbentuk dari jaringanprocessus maxillaris yang terletak di belakang processus frontonasalis (Dixon,

    1993).

    Bagian-bagian wajah yang terbentuk dari processus frontonasalis mempunyai

    persarafan sensorik dari cabang-cabang n. opthalmicus cabang n. trigeminus (n.

    ethmoidalis dan n. nasalis externa). Sedangkan bagian yang terbentuk dari processus

    maxillaris mempunyai persarafan sensorik berupa cabang-cabang n. maxillaris

    cabang n. trigeminus (n. nasalis, n. nasopalatinus, n. palatinus dan n. infraorbitalis)

    (Dixon, 1993).